RENCANA AKSI BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA TAHUN 2010 - 2014
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala dapat diselesaikan. Rencana Aksi Kegiatan ini mencakup seluruh rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun yaitu sejak tahun 2010 – 2014. Dengan adanya Rencana Aksi Kegiatan, maka diharapkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan lebih terarah sesuai dengan rencana yang telah dituangkan di Rencana Aksi Kegiatan sehingga visi dan misi Balai Litbang P2B2 Donggala dapat tercapai. Menyadari keterbatasan dan kendala yang ada, maka saran-saran untuk perbaikan format dan substansi Rencana Aksi Kegiatan 2010 – 2014 sangat kami harapkan baik dikomunikasikan secara langsung, surat resmi maupun melalui e-mail. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini.
Donggala,
Januari 2014
Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala
Jastal, SKM, M.Si NIP 197001021995031001
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
A. Pendahuluan
1
1. Latar Belakang
1
2. Manfaat
3
3. Landasan Hukum
4
B. Analisis Situasi
6
1. Kondisi Saat Ini
6
2. Permasalahan
14
3. Antisipasi Permasalahan
16
C. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis
18
1. Visi
18
2. Misi
18
3. Tugas
18
4. Fungsi
18
5. Tujuan
19
6. Sasaran
19
D. Kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala
21
1. Target Rencana Indikator Kinerja
21
2. Rencana Kegiatan 2010 -2014
22
E. Simpulan dan Saran
33
1. Simpulan
33
2. Saran
33
iii
A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penelitian dan pengembangan kesehatan merupakan bagian yang diharapkan dapat berperan penting di dalam mendukung program pembangunan kesehatan, yaitu sebagai sumber data dan informasi terkini yang diperoleh secara shahih yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan kebijakan dalam pencapaian program nasional yang efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan perlu dilakukan secara benar untuk dapat memberikan output produk penelitian yang berhasil guna di dalam implementasinya pada sistem pembangunan kesehatan. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa litbangkes merupakan salah satu sumber daya kesehatan yang diperlukan untuk mendukung terselenggaranya upaya pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, kapasitas litbangkes diarahkan untuk memilih dan menetapkan iptek tepat guna yang diperlukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan kata lain, litbangkes diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar penetapan kebijakan dan program pembangunan kesehatan (evidence based policy), juga mendukung pelaksanaan upaya kesehatan. Sebagai salah satu unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan, Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2 Donggala) sampai saat ini telah memiliki peran yang strategis di dalam upaya mendukung pengendalian penyakit bersumber binatang, khususnya yang berkaitan erat dengan parasitik jaringan. Sejak terbentuknya Balai Litbang P2B2 Donggala yang sebelumnya bernama Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SLPV) kemudian berganti nama menjadi Unit Pelaksana Fungsional Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (UPF-PVRP) 1
dan berubah lagi menjadi Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) telah melaksanakan kegiatan penelitian dan survei penyakit bersumber binatang untuk dukung kegiatan program di tingkat kabupaten dan propinsi dan akan dikembangkan ke seluruh daerah di Sulawesi. Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SLPV) pertama kali diluncurkan oleh Dirjen P2M-PL Depkes RI pada tanggal 11 Agustus 1999 di Bapelkes Ciloto Jawa Barat (Surat Sekjend No. 01.01.35.IV.0892) kemudian berubah nama menjadi Stasiun Lapangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (SLP2B2). Pada tanggal 31 Agustus 2000 berdasarkan SKEP Kepala Badan Litbangkes Depkes RI No. KP.04.04.2.2.2423, SLP2B2 berubah nama menjadi Unit Pelaksana Fungsional Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (UPF-PVRP), dan terakhir berdasarkan SKEP Menkes RI No.1406/MENKES/SK/IX/2003 di tetapkan menjadi Loka Litbang Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) setingkat eselon IV A. Seiring dengan berkembangnya tugas pokok dan fungsi dan beban kerja yang semakin tinggi, maka sejak tanggal 24 September 2008, Loka Litbang P2B2 Donggala berganti nama dan meningkat kelembagaannya menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
(Litbang
P2B2)
Donggala
sesuai
SK
Menkes
nomor
895/Menkes/Per/IX/2008 setingkat eselon III B. Untuk meningkatkan perannya sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Kesehatan yang mempunyai tugas, fungsi dan kemampuan lebih spesifik dan mendalam, telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 895/Menkes/PER/IX/2008 pada tanggal 24 September 2008 tentang organisasi dan tata kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dengan unggulan pengendalian penyakit parasitik jaringan di Indonesia dan
2
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/V/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Litbang P2B2. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk dapat melaksanakan tugas, fungsi dan kemampuan sesuai dengan yang diharapkan, perlu disusun suatu acuan/pedoman bagi pelaksanaan tugas dan fungsi dalam setiap tahun anggaran, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan dapat dilaksanakan secara terarah, efektif dan efisien.
2. MANFAAT Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan rencana aksi setingkat kelembagaan eselon IV dan turunan substansi dari Rencana Aksi Program (RAP) Badan litbangkes sedangkan RAP merupakan turunan substansi dari RPJMN 20102014 dan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014. Rencana Aksi Kegiatan memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan institusi. Kemampuan yang dimaksud adalah membantu daerah dalam penyediaan data dan informasi yang akurat dalam mendukung pengendalian penyakit bersumber binatang dalam rangka mempercepat pencapaian visi Pembangunan di daerah. Rencana Aksi Kegiatan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun, berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu, RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi litbang prasyarat dan litbang evaluasi untuk program Kemenkes selama 2010-2014. RAK juga dapat menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes.
3
3. LANDASAN HUKUM a. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara b. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional c. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 d. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan e. UU No. 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 f. PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan g. PP. No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah h. PP No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan i. PP No. 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga j. Perpres No. 24 Tahun 2010 tentang Pengaturan Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. k. Permen PAN-RB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. l. Permen PAN-RB No. 35 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011. m. Permenkes Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinreja Kementerian Kesehatan. n. Permenkes No. 1144 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. o. Permenkes Nomor 920/Menkes/Per/V/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Litbang P2B2.
4
p. Keputusan Kepala LAN RI No. 239 Tahun 2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah q. Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional r. Kepmenkes No. 267 Tahun 2010 Tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat s. Kepmenkes No. 021 Tahun 2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
5
B. ANALISIS SITUASI 1. KONDISI SAAT INI Sampai dengan tahun 2010 berbagai upaya untuk mendukung Balai Litbang P2B2 Donggala untuk menjadi institusi unggulan dalam penelitian dan pengembangan penyakit parasitik jaringan di Indonesia terus dilakukan, meliputi pembangunan/ pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana, pengembangan SDM dan administrasi kepegawaian, peningkatan dan pemanfaatan produk litbang, pelayanan litbang kesehatan (PNBP) dan Penelitian dan pengembangan kesehatan ilmu pengetahuan dan teknologi. a. Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Upaya
pembenahan
baik
secara
kinerja
dan
administrasi
dalam
pembangunan/pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana di Balai Litbang P2B2 Donggala terus dilakukan. b. SDM dan Administrasi Kepegawaian Peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian harus disertai dengan peningkatan sumber daya baik manusia maupun sumber daya pendukung lainnya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penggerak utama dalam menunjang
pelaksanaan
program
kerjanya.
Upaya
yang
terpadu
dan
berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme SDM harus dilakukan sinergis dengan peningkatan mutu ilmiah penelitian kesehatan yang dilakukan. Sampai dengan tahun 2010, Balai Litbang P2B telah memiliki sumber daya manusia sebanyak 47 orang, yang terdiri dari PNS, CPNS dan satpam / cleaning services. Keadaan sumber daya manusia (SDM) Balai Litbang P2B2 Donggala berdasarkan status kepegawaian tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
6
Tabel 1. KEADAAN SDM BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BERDASARKAN STATUS KEPEGAWAIAN TAHUN 2010 No
Status Kepegawaian
Jumlah
%
1.
PNS
32
68,1
2.
CPNS
7
14,9
3.
Satpam dan Cleaning Services
8
17,0
47
100
Jumlah
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala mempunyai latar belakang pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat yaitu sebanyak 10 orang (21,27%), kemudian yang berlatar belakang pendidikan biologi sebanyak 5 (10,63%) dan D3 Kesehatan Lingkungan masing-masing sebanyak 4 orang (10,26%). Jumlah SDM yang telah menyelesaikan pasca sarjana sebanyak 9 orang.
7
Tabel 2. KEADAAN SDM DEFINITIF BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2010 NO.
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
%
1
S2 – Entomologi
2
5.13
2
S2 - Bio Molekuler
1
2.56
3
S2 - Perilaku & Promosi Kesehatan
1
2.56
4
S2 - Kesehatan Tropis
1
2.56
5
Kedokteran Hewan
2
5.13
6
S1 - Kesehatan Masyarakat
10
25,64
7
S1 – Biologi
5
12.82
8
S1 – Antropologi
1
2.56
9
S1 – Geografi
1
2.56
10
S1 – Ekonomi
2
5.13
11
S1 – Administrasi
3
7.69
12
S1 – Komputer
2
5.13
13
D3 - Kesehatan Lingkungan
4
10.26
14
D3 - Analisis Kesehatan
1
2.56
15
SMA/Sederajat
1
2.56
16
SMP
2
5.13
Jumlah
39
100
Pada tahun 2010, Balai Litbang P2B2 Donggala mendapatkan jatah untuk penerimaan CPNS pada akhir tahun 2010 sebanyak 7 orang. Sampai saat ini Balai Litbang P2B2 Donggala memiliki 6 orang pegawai dengan jabatan fungsional peneliti pertama. Peningkatan kemampuan pegawai yang sudah ada dilakukan dengan mengirimkan pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional. Adapun diklat teknis yang diikuti adalah Diklat Barang dan Jasa, Diklat Rancangan 8
Statistik, Diklat Metodologi Penelitian, Diklat Parasitik Jaringan, Diklat Keuangan dan Perpustakaan. c. Peningkatan / Pemanfaatan Penerapan Produk Litbang Sampai tahun 2010, beberapa penelitian yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam mendukung upaya pengendalian penyakit bersumber binatang, diantaranya: 1. Studi Epidemiologi Filariasis di wilayah Kab. Parigi Moutong dan Kab. Banggai. (anggaran DIPA tahun 2005) Hasil dari studi ini telah dimanfaatkan oleh Dinas Kab. Parigi-Moutong sebagai pedoman dalam pelaksanaan kebijakan pengobatan Massal di wilayah Kabupaten tersebut. 2. Pemberdayaan guru UKS dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kota Palu. (Anggaran DIPA tahun 2005) Hasil dari penelitian ini telah digunakan sebagai salah satu prioritas kebijakan pengendalian DBD dalam pertemuan Pokjanal DBD regional Sulawesi. 3. Kajian Demam Berdarah Dengue dengan berbasis sistem informasi geografis dalam mendukung sistem kewaspadaan dini di Kota Palu (analisis situasi tahun 2003-2005) (tahun 2005). Hasil penelitian ini juga diapresiasi dengan sangat baik oleh Dinas Kota Palu dan seluruh anggota Pokjanal DBD regional Sulawesi sebagai salah satu metode pendekatan yang efektif untuk penentuan prioritas pengendalian DBD di Kota kecil dan sedang. 4. Penelitian studi penularan virus dengue secara vertikal (transovarial) pada Aedes aegypti dan Aedes albopictus dalam hubungannya dengan kejadian demam berdarah dengue di Kota Palu dan Gorontalo menunjukkan bahwa penularan secara vertikal (transovarial) telah terjadi pada nyamuk Aedes aegypti di seluruh kelurahan di wilayah Kota Palu dengan transovarial infection rate dari masingmasing 15 sampel nyamuk per kelurahan yang diambil secara acak dari
9
keturunan F1 dan F2 dilapangan yang berkisar antara 7,14% (Birobuli Utara) sampai dengan 93,33% (Tanamodindi). Hasil pengujian yang dilakukan terhadap telur maupun larva nyamuk Aedes aegypti yang dikoleksi dari lapangan menunjukkan bahwa 2 dari 4 kelurahan di wilayah Kota Gorontalo juga menunjukkan adanya penularan transovarial dengan transovarial infection rate pada Kelurahan Libuo dan Kelurahan Ipilo berturut-turut 20% dan 15,38%. 5. Kunci Identifikasi bergambar nyamuk Anopheles dan Culex. (2008) Hasil inovasi ini merupakan inovasi dari pengembangan kunci bergambar sebelumnya yang telah diterbitkan oleh Ditjen P2M&PL maupun kunci bergambar hasil inovasi Dr. Damar Tribuwono yang telah terbit sebelumnya khususnya untuk kawasan Sulawesi. Kunci bergambar ini disambut dengan sangat baik oleh rekanrekan entomologist pelaksana program P2 Malaria dan Filariasis sebagai pedoman/pegangan yang singkat dan mudah untuk membantu identifikasi nyamuk. 6. Studi Epidemiologi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah (DIPA tahun 2008). Hasil studi ini telah benar-benar dimanfaatkan program dalam berbagai implementasi. Data prevalensi yang pada tahun sebelumnya (setelah proyek CSIADCP selesai pada tahun 2005) meningkat
kembali,
bahkan
selalu dibawah 1% akhirnya diketahui
sampai
diatas
2%.
Upaya
pengendalian
Schistosomiasis yang sebelumnya tidak lagi menjadi prioritas akhirnya kembali menjadi perhatian, baik oleh Pemda Kabupaten Poso dan Sigi Biromaru, Pemda Propinsi Sulawesi Tengah, maupun Ditjen P2&PL. Dalam penelitian ini juga berhasil dipastikan adanya daerah endemis Schistosomiasis ketiga di Indonesia, yaitu Dataran Tinggi Bada, setelah penemuan sebelumya di Dataran Tinggi Lindu (1937) dan Dataran Tinggi Napu (1972). Hasil ini telah menjadi dasar rekomendasi Ditjen P2&PL untuk melakukan kegiatan pengendalian Schistosomiasis di wilayah Dataran Tinggi
10
Napu dan Dataran Tinggi Lindu, bahkan tambah satu lokasi lagi di Dataran Tinggi Bada. Setelah penelitian tersebut, Loka Litbang P2B2 Donggala kemudian secara intensif mulai melakukan beberapa penelitian lanjutan mengenai berbagai aspek Schistosomiasis seperti Pengembangan Anti Moluskisida Jatropa gosiphyfolia yang menunjukkan keberhasilan dalam uji awalnya (DIPA tahun 2009), Studi Mikrohabitat Schistosomiasis (DIPA tahun 2009), Studi Dinamika Populasi Keong Oncomelania hupensis lindoensis (DIPA tahun 2009), Studi Pengetahuan Sikap dan Perilaku Schistosomiasis di wilayah Dataran Tinggi Napu, Sulawesi Tengah
(DIPA
Badan
Litbangkes
tahun
2010),
Studi
Epidemiologi
Schistosomiasis di Dataran Tinggi Bada (2010). Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, Balai Litbang P2B2 Donggala saat ini telah menjadi sumber data dan informasi nasional mengenai Schistosomiasis yang telah dimanfaatkan secara rutin oleh Sub-dit Filariasis dan Schistosomiasis Ditjen P2&PL, universitas dan bahkan telah berkontribusi di dalam penyusunan buku Schistosomiasis and Other Soils Transmitted Helminths In Asia-Pasific yang diterbitkan oleh WHO TDR. d. Pelayanan Litbang Kesehatan (PNBP) Sehubungan dengan fasilitas yang dimiliki Balai Litbang P2B2 Donggala, yaitu fasilitas asrama dan ruang pertemuan, sampai saat ini berbagai instansi, seperti Dinas Kesehatan propinsi Sulawesi Tengah, BPKP propinsi Sulawesi Tengah, Dikjar Kabupaten Donggala, STIMIK Bina Mulia, dsb. telah mempergunakan fasilitas tersebut untuk pertemuan pelatihan, konsinyasi, dan sebagainya. Untuk itu, Balai Litbang P2B2 Donggala terus melakukan pengembangan berdasarkan pagu yang tersedia disetiap tahunnya. Upaya perbaikan fasilitas juga dilakukan untuk dapat mengoptimalkan penerimaan bukan pajak tersebut.
11
e. Publikasi hasil penelitian dan pengembangan kesehatan Sampai dengan tahun 2010, berbagai penelitian terkait dengan penyakit bersumber binatang, seperti Malaria, Filariasis, Demam Berdarah Dengue, Schistosomiasis, Flu burung telah dilakukan. Penelitian ini disusun berbasis kepada adanya peningkatan kasus, kejadian luar biasa, ataupun resiko penularan penyakit bersumber binatang, maupun permintaan daerah untuk mengidentifikasi kasus. (daftar penelitian terlampir dalam lampiran 1). Sampai saat ini penelitian yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam upaya mendukung upaya pengendalian penyakit bersumber binatang, diantaranya : 1. Studi Epidemiologi Filariasis di wilayah Kab. Parigi Moutong dan Kab. Banggai. (anggaran DIPA tahun 2005) Hasil penelitian ini juga telah menarik perhatian International geospatial health forum, sehingga mereka mengundang Loka Litbang P2B2 Donggala untuk mempresentasikan hasil tersebut dalam oral presentation di 1st International conference of Geospatial Health di Lijiang China pada tahun 2007. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam Proceeding on 1st International conference of Geospatial Health. 2. Pemberdayaan guru UKS dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kota Palu. (Anggaran DIPA tahun 2005). Hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan dalam Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 5 No 1, April 2006 : 376 – 379. 3. Kajian Demam Berdarah Dengue dengan berbasis sistem informasi geografis dalam mendukung sistem kewaspadaan dini di Kota Palu (analisis situasi tahun 2003-2005) (tahun 2005). Hasil penelitian ini telah dipresentasikan dalam presentasi oral hari nyamuk nasional di tropical diseases center Universitas Diponegoro pada tahun 2005. 4. Kunci Identifikasi bergambar nyamuk Anopheles dan Culex (2008). Kunci tersebut telah kami sebar di lingkungan dinas kesehatan propinsi dan kabupaten
12
di kawasan sulawesi dan sebagian kalimantan. Hail inovasi ini juga telah dipresentasikan dalam poster session pada Seminar Hari Nyamuk Nasional di FK Universitas Hassanudin pada tahun 2008. 5. Studi Epidemiologi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah (DIPA tahun 2008). Hasil studi ini telah benar-benar dimanfaatkan program dalam berbagai implementasi. Secara berkala, delegasi Balai Litbang P2B2 Donggala telah beberapa kali mengikuti pertemuan Regional Network Asian Schistosomiasis and others soil transmitted helminths (RNAS+) yang diadakan. Beberapa publikasi yang telah dihasilkan diantaranya: Brief Schistosomiasis survey in Napu valley, Poso District, Central Sulawesi, Indonesia. Eukaryotik 3:20-23(2005); Schistosomiasis in Indonesia : Past and Present . Parasitology International 57:277-280(2008); Penularan Schisto-somiasis di Desa Dodolo dan Mekarsari Dataran Tinggi Napu, Sulawesi Tengah, Media litbangkes XX(3) :2010, dan sebagainya. f. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan Pembayaran gaji pegawai terdiri atas pembayaran gaji bulanan, kenaikan gaji baik reguler maupun berdasarkan ketetapan pemerintah, pembayaran susulan gaji, kekurangan gaji, pembayaran gaji ke-13 dan uang makan. Kegiatan pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan tersebut dilakukan secara rutin dengan mengacu kepada jumlah pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala. Sampai saat ini pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan tidak mengalami banyak kendala.
2. PERMASALAHAN Meskipun telah terdapat kemajuan dalam berbagai upaya penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang, namun kendala dalam
13
kegiatan operasional perkantoran dan laboratorium masih mengalami berbagai kendala. Kendala yang muncul diantaranya adalah : a. Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di Balai Litbang Donggala sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu melakukan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang, tetapi selama ini, penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian epidemiologi belum dilakukan penelitian berbasis laboratorium (biomolekuler).
Untuk kajian ekologi, masih dikaji berdasarkan penyakit. Belum pernah dilakukan kajian secara spesifik dari penyakit parasitik jaringan secara bersama-sama.
b. Sarana dan prasarana
Saat ini beberapa peralatan dan fasilitas laboratorium untuk berbagai uji baik skala laboratorium maupun lapangan telah dimiliki, namun demikian masih ada berbagai peralatan yang diperlukan untuk mendukung penelitian skala laboratorium yang lebih besar.
Kondisi alam daerah prioritas penelitian yang cukup berat, sehingga dalam setiap survei/penelitian membutuhkan kendaraan khusus (double gardant). Saat ini kendaraan operasional yang dimiliki berupa mobil Suzuki APV, Izusu Panther dan Daihatsu Hiline. Satu-satunya kendaraan double gardant, yaitu Daihatsu Hiline saat ini sudah tidak dapat memenuhi kebutuhkan survey lapangan dikarenakan adanya beberapa kegiatan survey dan penelitian dimedan berat yang seringkali dilakukan secara bersamaan. Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan kendaraan double gardant baru yang mampu untuk menerobos segala medan di area penelitian
Balai litbang P2B2 Donggala sudah sejak pertengahan tahun 2011 terhubung dengan internet, namun demikian jaringan telepon sampai saat ini masih
14
belum terpasang. Hal ini disebabkan jaringan telepon kabel terdekat sejauh 3,5 Km. Hal tersebut telah menyebabkan Balai Litbang P2B2 Donggala tidak dapat mengirim dan menerima faximile sendiri. Fasilitas faximile kemudian dititipkan di Kantor Telkom yang berjarak 35 Km dari kantor Balai Litbang P2B2 Donggala.
Sampai saat ini, listrik dan air pendukung utama kantor dan laboratorium masih sering mengalami masalah. Suplai energy PLN di Wilayah Sulawesi Tengah yang terbatas telah menyebabkan listrik sering padam. Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN setempat memang cukup bervariasi, dari mulai hanya dalam hitungan menit, sampai satu hari penuh. Hal ini sangat mengganggu aktifitas perkantoran, bahkan terutama aktifitas laboratorium. Saat ini Balai Litbang P2B2 Donggala memiliki 3 genzet (1 berukuran kecil dan 2 berukuran besar), namun demikian, kedua genzet besar yang besar tidak dalam kondisi bagus, sehingga sangat mengganggu aktifitas pada saat kondisi listrik padam.
Kompleks Balai Litbang P2B2 Donggala disuplai oleh satu sumber air dengan kedalaman 80 meter. Untuk dapat memompa air dengan kedalaman tersebut, dibutuhkan mesin pompa air dengan kekuatan yang cukup besar (submersible pump) untuk dapat memenuhi kebutuhan air di seluruh kompleks Balai Litbang p2B2 Donggala. Pada tahun anggaran 2010, Balai Litbang P2B2 Donggala telah mengadakan 1 buah submersible pump untuk menggantikan pompa sebelumnya yang telah rusak. Namun demikian, karena tegangan listrik yang tidak stabil, mesin pompa yang baru tersebut kembali rusak. Saat ini mesin masih menjalani perbaikan, sehingga saat ini pompa air diganti dengan pompa air biasa yang hanya mampu mengalirkan air dengan debit kecil. Saat ini dibutuhkan pompa air cadangan yang cukup besar yang
15
diharapkan dapat menggantikan pompa air utama apabila mengalami kerusakan. c. Sumber Daya Manusia
Sampai saat ini Balai Litbang P2B2 Donggala masih mengalami kekurangan tenaga teknis dan litkayasa serta tenaga administrasi, sehingga beberapa kegiatan masih rangkap dikerjakan peneliti.
3. ANTISIPASI PERMASALAHAN a. Penelitian
Penelitian berbasis laboratorium sudah mulai dilaksanakan meskipun belum murni penelitian laboratorium, tetapi masih gabungan antara penelitian epidemiologi dan laboratorium.
b. Sarana dan Prasarana
Pada tahun ini masih direncanakan pengadaan peralatan laboratorium untuk melengkapi peralatan laboratorium yang masih kurang pada pengadaan tahun 2010, khususnya peralatan imunologis, biologi molekuler dan peralatan ekstraksi tanaman. Meskipun demikian, kegiatan laboratorium imunologi dan biologi molekuler, serta pembuatan ekstraksi untuk pembuatan ekstrak uji untuk moluskisida, anthelmintik, dsb. diharapkan dapat dilakukan mulai pertengahan tahun 2010.
Untuk kendaraan operasional lapangan double gardant, Balai Litbang P2B2 Donggala telah mengusulkan kepada Sekretariat Badan Litbangkes. Namun demikian, permohonan atas kendaraan operasional baru dapat diusulkan untuk tahun anggaran 2013. Diharapkan pada tahun tersebut, kendaraan telah dapat dioperasionalkan sehingga kekurangan kebutuhan kendaraan untuk menembus medan berat telah dapat dipenuhi.
16
Untuk komunikasi dengan instansi induk dan berbagai pihak, meskipun jaringan telepon kabel belum dapat dipasang, saat ini sudah dapat diantisipasi melalui telpon seluler dari kepala balai/staf lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik cadangan, pada tahun 2013 akan diadakan 1 mesin genset yang memiliki kapasitas 50 KVA.
Sebagai pengganti pompa air submersible sebelumnya yang telah rusak, pada tahun 2010 diadakan pompa air submersible yang baru, namun demikian, dikarenakan pengaruh tegangan listrik, mesin rusak 1 bulan setelah digunakan. Saat ini mesin pompa telah selesai diperbaiki, namun belum bisa digunakan dikarenakan panel listrik penjaga tegangan belum dipasang. Pada bulan September diperkirakan mesin sudah terpasang. Saat ini untuk mengantisipasi suplai air ke kantor, digunakan mesin pompa air pengganti yang mampu mensuplai air dengan kapasitas minimum untuk kebutuhan kantor.
c. Sumber Daya Manusia
Sehubungan dengan masih kurangnya tenaga teknis, litkayasa dan tenaga adminsitrasi, pada tahun ini direncanakan akan dilakukan perencanaan usulan penambahan pegawai sesuai dengan kebutuhan, yaitu tenaga teknis, litkayasa dan tenaga administrasi pada tahun 2010.
17
C. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
1. VISI Visi Badan Litbang Kesehatan adalah sebagai lokomotif penelitian, pengawal kebijakan dan legimator program pembangunan kesehatan. Berdasarkan visi tersebut, maka Balai Litbang P2B2 Donggala mempunyai visi yaitu menjadi institusi unggulan (centre of excellent) penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang di Indonesia.
2. MISI Dalam mewujudkan visi tersebut, maka, Balai Litbang P2B2 Donggala memiliki misi sebagai berikut: a. Meningkatkan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. b. Meningkatkan pengembangan kapasitas kelembagaan melalui peningkatan sumber daya manusia dan sarana prasarana penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. c. Meningkatkan jejaring kerjasama dan penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.
3. TUGAS Melakukan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang.
4. FUNGSI a. Penyusunan
rencana
dan
program
penelitian
dan
pengembangan
pengendalian penyakit bersumber binatang. 18
b. Pelaksanaan kerjasama penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai keunggulannya. e. Penentuan karakteristik epidemiologi penyakit bersumber binatang. f. Pengembangan metode dan teknik pengendalian penyakit bersumber binatang. g. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang serta pelayanan masyarakat. h. Pengembangan jaringan informasi dan ilmu pengetahuan teknologi kesehatan. i. Pelaksanaan
diseminasi
dan
promosi
hasil-hasil
penelitian
dan
pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. j. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
5. TUJUAN Membantu daerah dalam meyediakan data dan informasi penyakit bersumber binatang berdasarkan evidence based dalam mendukung pengendalian penyakit bersumber binatang.
6. SASARAN Sasaran output Balai Litbang P2B2 Donggala adalah sebagai berikut: a. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang yang hasilnya berimplikasi kebijakan program kesehatan, bersifat inovatif dan mengarah pada standardisasi.
19
b. Tersedianya tenaga peneliti yang handal di Balai Litbang P2B2 Donggala menurut jumlah, kepakaran, jenjang fungsional serta jenjang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. c. Tersedianya fasilitas laboratorium, perpustakaan dan perangkat jaringan informasi Balai Litbang P2B2 serta sarana dan prasarana pendukung yang sesuai kebutuhan, baik jumlah maupun mutu. d. Terlaksananya jaringan kemitraan Balai Litbang P2B2 Donggala yang berlingkup regional dan nasional serta internasional. e. Terlaksananya pengembangan jaringan informasi melalui peningkatan aksesibilitas,
penerbitan
jurnal
ilmiah,
pemanfaatan
website
dan
perpustakaan. f. Terlaksananya peningkatan jumlah publikasi ilmiah secara regional, nasional dan internasional. g. Termanfaatkannya hasil litbang oleh pengambil keputusan/pelaksana program, kalangan ilmiah dan masyarakat
20
D. KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA 1. TARGET RENCANA INDIKATOR KINERJA Program utama Badan Litbang Kesehatan yaitu penelitian dan pengembangan kesehatan. Program yang diselenggarakan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala bertujuan untuk mendukung program utama tersebut khususnya program penelitian dan pengembangan teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Penetapan target rencana indikator kinerja bertujuan untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam melakukan manajemen kinerja secara baik serta untuk memperoleh ukuran keberhasilan yang digunakan bagi perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses dalam HAKI yang targetnya adalah 2 output setiap tahunnya. Dalam mendukung sasaran kinerja utama Badan Litbangkes tersebut, Balai Litbang P2B2 Donggala menetapkan indikator kinerja utama (IKU) yaitu jumlah produk/model/ prototipe/standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dan jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik pada publikasi Nasional. IKU tersebut sesuai dengan UPT ampuan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (PTIKM).
21
Tabel 3. TARGET RENCANA INDIKATOR KINERJA BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA TAHUN 2010 - 2014 KEGIATAN Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
OUTPUT
INDIKATOR
Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan Meningkatnya penelitian dan pengembang-an di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Jumlah Penelitian yang diproses dalam HAKI
1. Jumlah produk/model/ prototipe/standar/ formula di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional 3. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah II
TARGET 2010 2011 2012 2013 2014 0 0 0 0 0
1
1
2
2
2
2 0 0
2 0 0
1 1 0
2 0 0
2 0 0
2. RENCANA KEGIATAN 2010 - 2014 Rencana kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala sebagai Unit Pelaksana teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tidak terlepas dari pengembangan
program
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, maka dalam sepuluh tahun kedepan (2012 sampai 2021) Pengembangan Balai Litbang P2B2 Donggala dapat dirinci sebagai berikut: 22
a. Organisasi Letak Balai Litbang P2B2 Donggala yang strategis memungkinkan untuk mengembangkan organisasi induk dan pendukung organisasi. Organisasi induk (Balai Litbang P2B2 Donggala) diharapkan berkembang dengan adanya instalasi dan KPP yang terus dikembangkan jumlah dan fungsinya hingga tahun 2014 untuk meningkatkan fungsi organisasi.
b. Pengembangan SDM Proses peningkatan kualitas dan keterampilan serta untuk memantau hasil kegiatan yang akan dan telah dilaksanakan pegawai Balai litbang P2B2 Donggala, maka dilakukan pertemuan triwulan untuk memantau kegiatan pertriwulan. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala, dalam menyajikan hasil penelitian atau kajian informasi tentang penyakit bersumber binatang maka direncanakan adanya kajian ilmiah setiap bulan kepada setiap pegawai Balai. Kegiatan lain yang dapat meningkatkan keterampilan pegawai adalah dengan mengikuti Diklat, Seminar dan menyekolahkan pegawai kejenjang yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai. Materi diklat yang akan diikuti disesuaikan dengan kebutuhan instalasi yang bersangkutan, demikian pula halnya dengan seminar dan pendidikan yang akan diikuti. Diklat yang dapat diikuti dapat berupa diklat teknis dan fungsional termasuk mengikuti magang. Kegiatan diklat yang diharapkan sampai dengan tahun 2021 adalah : pelatihan dasar, diklat fungsional peneliti dan litkayasa, Pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan penunjang administrasi. Pelatihan dasar mencakup pelatihan entomologi, parasitologi, mikrobiologi, metodologi penelitian dan aplikasi statistik dan meta analisis. Pelatihan teknis laboratorium mencakup pemeriksaan sampel, tes elisa, uji PCR, GIS, pembuatan
23
ekstrak tanaman dan pengelolaan laboratorium serta pengelolaan tanaman obat. Pelatihan penunjang administrasi mencakup pelatihan pengelolaan barang inventaris, ketatausahaan/arsiparis, perpustakaan, editorial jurnal dan pengelolaan kepegawaian serta pengelolaan keuangan. Rencana pengembangan SDM terus diupayakan untuk meningkatkan cakupan pencapaian tugas pokok dan fungsi Balai Litbang P2B2 Donggala. Pengembangan diarahkan pada empat kegiatan yaitu Rekrutmen pegawai melalui pengisian formasi oleh Badan Litbang Kesehatan, Tugas belajar, Magang/Pendidikan dan Latihan dan keikutsertaan dalam simposium atau seminar ilmiah. Setiap tahun direncanakan ada penambahan pegawai berdasarkan kebutuhan keilmuan dan sampai tahun 2014 jumlah pegawai diharapkan menjadi 47 orang dengan rincian 10 orang diperoleh melalui rekrutmen pegawai baru (CPNS). Sedangkan pegawai yang telah ada akan dikembangkan dengan mengikuti pendidikan (Tugas belajar atau Izin belajar) sebanyak 15 orang yang direncanakan dilaksanakan secara bertahap sampai tahun 2014. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
24
Tabel 4. RENCANA PENGEMBANGAN SDM BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA RENCANA NO.
PENGEMBANGAN
TENAGA
2010 2011 2012 2013 2014 1.
S2 Entomologi
2
2
2
2
2
2.
S2 Kedokteran Tropis
1
2
2
2
2
3.
S2 Kesehatan Masyarakat
1
3
4
4
4
4.
S2 Ilmu Kes. Dasar dan Biomedis
1
1
1
1
5.
S2 Epidemiologi Komunitas
1
1
1
1
6.
S2 Parasitologi & Entomologi Kesehatan
1
1
1
1
7.
S2 Antropologi
1
1
8.
Dokter Hewan
2
2
2
2
2
9.
S1 Kesehatan Masyarakat
8
6
6
6
6
10.
S1 Biologi
5
5
5
5
5
11.
S1 Geografi
1
1
0
0
0
12.
S1 Antropologi
1
1
1
0
0
13.
S1 Ekonomi
2
2
2
2
2
14.
S1 Administrasi Negara
2
2
2
2
2
15.
S1 Komputer
2
2
2
2
2
16.
D3 Kesehatan Lingkungan
6
3
3
3
3
17.
D3 Perpustakaan
1
1
1
1
1
18.
D3 Analis Kesehatan
1
0
0
0
0
19.
SMEA
1
1
1
1
1
20.
SMP
1
1
1
1
1
25
c. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pembangunan
gedung
untuk
menunjang
pencapaian
kinerja
dalam
penyelenggaraan laboratorium dan penyediaan fasilitas penelitian bagi para peneliti merupakan tujuan utama yang diharapkan dalam pengembangan sarana dan prasarana di Balai litbang P2B2 Donggala. Pengembangan sarana dan prasarana dapat dilakukam dengan pembangunan/pengadaan gedung atau pengadaan peralatan baru. Selain itu pengembangan sarana dan prasarana juga dapat dilakukan dengan pemeliharaan/rehab sarana dan prasarana yang sudah ada sehingga dapat difungsikan secara maksimal dalam mendukung proses kegiatan penelitian penyakit bersumber binatang yang dilaksanakan pada Balai Litbang P2B2 Donggala. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, ada beberapa kegiatan pengadaan dan pemeliharaan yang akan dilaksanakan. Pada tahun 2010 direncanakan rehab gedung laboratorium parasitologi tahap I dan pada tahun 2011 dilanjutkan rehab tahap ke II. Pada Tahun 2011 juga dilakukan pembangunan gedung Bioling tahun I dan dilanjutkan tahap ke II pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012. Rencana pengadaan alata laboratorium dan sarana prasarana fasilitas perkantoran akan diadakan setiap tahun. Dengan semakin bertambahnya alat laboratorium, maka perlu dilakukan didukung dengan daya listrik yang memadai sehingga pada tahun 2013 direncanakan pengadaan instalasi jaringan listrik dan penambahan daya listrik. Kondisi daerah yang selalu Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN sangat mengganggu aktifitas perkantoran sehingga pada tahun 2014, direncanakan pengadaan 1 unit genset.
26
Tabel 5. RENCANA PENGADAAN DI BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA TAHUN 2010 - 2014
NO
JENIS PENGEMBANGAN
TAHUN PENGADAAN 2010 2011 2012 2013 2014
Gedung/Bangunan 1 2
Rehab Gedung Lab. Parasitologi Tahap I Pembangunan Gedung Biolingkungan Tahap I
3 4
Rehab Gedung Lab. Parasitologi Pembangunan Gedung Biolingkungan Tahap II
1 1
1
Jaringan 1
Pengadaan Instalasi Jaringan Listrik
1
Alat Laboratorium 1
Electrophoresis Class Set C
1
2 3
High Voltage UPS System 96 Whell Gen Amp PCR System
2 1
4 5
Compact Gel Documentation System Universal Oven With Fan
1 1
6
Optilab Camera Microscope (Microphograph + tube adaptor)
1
7
Micropipette
4
8 9
Analytical Balance Spektrofotometer
1 1
10 11 12 13 14 15 16
Autoclave Acid Storage Base Unit ELISA Reader Rotavapor Evaporasi Kandang Nyamuk Perkolator Corong Pisah Bulat 500 ml Perkolator Corong Pisah Panjang 1000 ml Perkolator Klem Statif Universal
1 1 1 1 3 1 1
17
9
4
27
18 19
Perkolator Statif Dasar Energi Perkolator Klem Bulat
1 2
20 21 22 23 24 25
Gavage Needles For Rat/Rodent Beker Glass 1000 ml Gelas Ukur 500 ml Gelas Ukur 1000 ml Boiling Flask Flat Bottom 5000 ml Boiling Flask Flat Bottom 10000 ml
1 3 3 3 5 4
26 27
Corong Kaca Pyrex 100 ml Mortar Set dia 13 cm
5 2
28 29 30 31
Mortar Set dia 13 cm Spatula Logam Laminator Air Flow Microwave Oven and Grill Function
2 10 1 1
32 33
Binocular Microscope Stereo Microscope
2 1
34 35
Ultra Low Temperature Freezer Centrifuge Mini Spin
1 1
36 37
Compound Biological Microscope Eletroforesis Power Suply
4 1
38 39 40 41 42 43
Mini Vertical Gel Aparatus USG Portable Water Mulitimeter Kit Salinity Refractormeter Hybridization Manifald Vacuum Pump Oil Rotavapor
1 1 1 1 1 1
44 45
Water Bath Water Distilling
1 1
46 47
Kandang Uji Bio Insektisida Desiccator With Porcelain Plate
2 3
48 49 50
Dissecting Microscope With Camera Motor Pestle Perkolator Kapasitas 250 ml
1 1 1
28
51 52
Perkolator Kapasitas 250 ml Haemocytometer
2 2
53 54 55 56 57 58
Insect Box PH Meter Soklet Tabung Nitrogen Cair Desicator Mini Spin Centrifuge
8 1 1 1 1 1
59 60
Glass Vacuum Filter Vacuum Pump
1
61 62 63 64
Timbangan Miligram Mikroskop Disecting Thermo Scientific Nano Drop Anemometer
1 1 1 1
65 66
Kulkas Transparan Kulkas RT
2 2
1
Fasilitas Perkantoran 1 2 3 4
Lemari Laboratorium Meja Laboratorium Kursi Laboratorium Mesin Pompa Air
2 3 6 1
5 6
AC Split Gorden
2
7 8
Lemari Rak Lemari Locker
9 10
Lemari Arsip/Penyimpanan Meja Kerja Kayu
2 12
11 12 13 14
Kursi Besi/Lipat Lemari Dokumen Meja Komputer Meja Kerja Pejabat Eselon IV
12
15 16
Absen Digital Tabung Pemadam Kebakaran
6 10
10
4 50
11
4
2 2 7 15 3 5 3 1 5
3
29
17 18
Genset Otomatis Exhaust Fan
1 3
19 20 21
Alat Penghancur Kertas Filling Cabinet Roll O Pact
1 3 1
Sarana Diklat 1
Lemari Pakaian
4
2 3
Kipas Angin Tempat Tidur
4 3
4 5
Gorden Spring Bed
45 5
Alat Olah Data dan Alat Studio 1
Printer
1
5
2 3
Laptop UPS
3 2
2 2
4 5
Server Mesin Ketik
1 2
2
7 8
Sound System Macro Lensa Camera
1 1
9 10 11 12 13 14
PC Unit Stavolt External Hard Disk Handycam Scanner Portable PC Touch Screen
2 2
2 4
2
5
2
2 1 1 1
d. Pengembangan penelitian dan survey Agenda penelitian Badan Litbangkes mencakup sembilan area, salah satunya adalah penelitian penyakit menular termasuk yang ditularkan oleh parasitik jaringan. Rencana penelitian Balai Litbang P2B2 Donggala sampai tahun 2014, akan dilaksanakan penelitian sebanyak 15 topik penelitian dan sebagian besar adalah
30
penelitian tahun jamak. Penelitian tersebut dilaksanakan di Sulawesi Tengah dan provinsi lainnya di Indonesia. Penelitian yang akan dilaksanakan pada tahun 2010 adalah 3 penelitian, 2011 akan dilaksanakan 6 penelitian, 2012 akan dilaksanakan 8 penelitian, 2013 akan dilaksanakan 2 penelitian, dan pada tahun 2014 akan dilaksanakan 2 penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. TOPIK PENELITIAN BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA TAHUN 2010 – 2014 NO
TOPIK PENELITIAN
TAHUN PELAKSANAAN
1
Studi Transovarial DBD
2010
2
Epidemiologi Schistosomiasis
2010
3
PSM dalam penemuan dan pengobatan Schistosomiasis
2010, 2011
4
Analis Gen Penyandi S. japonicum
2011
5
Pemetaan daerah endemis filariasis
2011, 2014
6
Penggunaan EIR dalam menilai penularan malaria
2011
7
Variasi genetik O.h. lindoensis
2011
8
Tanaman lokal yang berfungsi sebagai obat parasitik jaringan
2011
9
Pengembangan RDT schistosomiasis di Indonesia*)
2012 s/d 2014
10
Penggunaan molluskisida dalam pengendalian keong*)
2012 s/d 2013
11
Studi Kebijakan Pengendalian Schistosomiasis
2012
12
Studi efikasi obat anti malaria (konvensional dan molekuler)
2012
13
Seroprevalence Toksoplasmosis
2012
14
Peta Kerentanan Nyamuk Anopheles
2012
15
Faktor Risiko Kejadian Malaria
2012
16
Tanaman lokal yang berfungsi sebagai larvasida
2012
*) Penelitian berkelanjutan
31
e. Pembiayaan Pembiayaan diharapkan meningkat setiap tahun sekitar 10 %, sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
32
E. SIMPULAN DAN SARAN 1.
SIMPULAN a. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Balai Litbang P2B2 Donggala sampai tahun 2014, akan dilakukan melaui rekrutmen, tugas belajar dan pelatihan . b. Pengembangan sarana dan prasarana dilaksanakan melalui pengadaan dan pemeliharaan sarana. c. Perencanaan dana diharapkan meningkat setiap tahun seiring dengan kebutuhan penelitian dan pengembangan. d. Usulan kegiatan penelitian direncanakan dapat memecahkan berbagai permasalahan penyakit parasitik jaringan yang ada di Indonesia sesuai target yang ditetapkan dengan mengacu agenda riset Badan Litbang Kesehatan. e. Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan HaKI yang berupa data, prototype, model dan formula.
2. SARAN a. Agar penelitian dapat terealisasi sesuai dengan target yang direncanakan, diharapkan usulan sarana dan prasarana pendukung dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang direncanakan. b. Usulan perencanaan kegiatan dan pengembangan institusi Balai Litbang P2B2 dapat menjadi dasar acuan dan tidak mengalami perubahan mendasar.
33