RELATIVITAS EINSTEIN TERHADAP WAKTU DITINJAU DARI AL-QUR`AN SURAT AL-MA’ÂRIJ AYAT 4 Oleh: Sri Jumini Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Quran Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran lebih mendalam tentang konsep kecepatan waktu dalam teori relativitas Einstein, yang ditinjau dari AlQuran Surat Al-Ma’ârij ayat 4. Dengan menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dicoba untuk menelaah dan menganalisis buku-buku yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. Pada penjelasan teori, digunakan teknik berpikir deduktif dan induktif. Dalam analisis, digunakan teknik komparatif (perbandingan), yaitu dengan membandingkan konsep sains dan konsep Al-Qur`an secara umum, dan membandingkan penafsiran isi surat AlMa’ârij ayat 4 terkait konsep kecepatan waktu. Hasil analisis menyatakan bahwa konsep kecepatan waktu dalam hal ini didefinisikan sebagai relativitas waktu/dilatasi waktu dalam teori relativitas khusus Einstein. Adanya kerangka acuan diam menjadi pokok penyebab relatifnya pengukuran waktu, hal ini tersirat dari hasil perbandingan penafsiran para mufassir Q.S Al-Ma’ârij ayat 4 terkait konsep kecepatan waktu, dalam tafsir Al-Maraghi, Al-Azhar dan AlMisbah. Jika suatu kerangka acuan bergerak relatif terhadap kerangka acuan lain yang diam, maka waktu yang dialami oleh seseorang dikerangka acuan yang bergerak tersebut akan berbeda waktu dengan waktu pada kerangka acuan yang diam. Tetapi hal ini hanya berlaku jika gerak tersebut mempunyai kecepatan yang mendekati cahaya. Kata kunci: Konsep kecepatan waktu, teori relativitas Einstein, Al-Ma’ârij ayat 4. A. PENDAHULUAN
aktivitas
kehidupan
manusia,
yaitu
Ilmu Pengetahuan yang berkembang
adanya keharusan terikat dengan aturan.
pada beberapa abad terakhir ini telah
Salah satu yang mengaturnya adalah
berhasil mengungkap banyak realitas dan
waktu. Tanpa disadari, waktu telah
sifat alam semesta (Hanafi, 2009 : 36). Tak
menjadi
terkecuali
dan
diperbincangkan. Kini konsep waktu
teknologi yang pengaruhnya sangat luas
dapat ditelusuri secara ilmiah melalui
terhadap kehidupan manusia. Ilmu fisika
cabang ilmu fisika yang kita kenal
sudah
dengan fisika modern.
termasuk
perkembangan
jelas
sains
mendukung
enginering,
kimia,
teknologi, biologi,
Dasar
persoalan
yang
yang
kukuh
seringkali
untuk
kedokteran dan lain-lain (Umar Yahdi,
mempelajari fisika modern diberikan
1996 : 4). Hal tersebut menurut Najamudin
dalam penyajian fisika klasik (Paul
-http:sumut.kemenag.go.tulisan_pengajar-
Tipler, 2001 : vii). Pembahasan dalam
yang paling dasar adalah pengaruh bagi
fisika klasik meliputi mekanika, listrik
Vol. I No. 02, November 2015
magnet, panas, bunyi, Fisika klasik
dilatasi
bersumber pada gejala-gejala perasaan
relativitas umum mempostulatkan bahwa
(John Gribbin, 2005 : 6). Optika dan
gravitasi membuat waktu menjadi relatif.
gelombang sebagai perbatasan antara
Waktu akan berjalan lebih lambat di
fisika klasik dan modern. Sedangkan
daerah yang gravitasinya lebih besar. Inti
Fisika Modern membahas tentang hal-
dari kedua teori ini adalah waktu yang
hal yang tidak dapat dijangkau oleh
bersifat relatif.
panca indera kita, misalnya atom dan lubang
hitam,
relativitas
kecepatan
waktu,
sedangkan
teori
Tidak dapat disangkal bahwa AlQur`an
merupakan
sentral
teofani
waktu termasuk di dalamnya yang
revelasi Islam. “Sentral teofani revelasi”
dibahas
ilmu,
atau pusat perwujudan Tuhan berupa
khususnya fisika, sains-teknologi yang
firman yang disampaikan melalui Nabi
puncaknya terjadi pada abad 20 yang
Muhammad dan penyampaian kehendak
baru
modern
Tuhan (Allah Swt “berbicara” kepada
merupakan perkembangan fisika dimulai
manusia melalui Al-Qur`an). Al-Qur`an
abad 20 yaitu penemuan teori relativitas
merupakan mukjizat yang bersifat abadi
dari Einstein. Relativitas waktu adalah
dan bersifat ilmiah yang sebenarnya
fakta yang terbukti secara ilmiah, hal ini
mengajak kepada setiap pembacanya
telah
untuk membahas, mengkaji dan meneliti
melalui
saja
revolusi
berlalu.
diungkapkan
Relativitas
Khusus
Fisika
melalui Einstein”
“Teori yang
ayat-ayat hakikat
dipublikasikan pada tahun 1905.
dalam
rangka
keilmiahan
yang
menemukan ditetapkan
Bunga Vicky dalam blog pribadi
sebagai ilmu (Agus Mulyono et al, 2006 :
http://bungavicky.blogspot.com, menyebut
3). Jadi tidaklah mengherankan apabila
bahwa Teori relativitas Einstein ini
Al-Qur`an mampu menegaskan kebenaran
adalah teori yang dikemukakan Albert
dan kesesuaiannya terhadap apa yang
Einstein yang terbagi atas 2 teori, yaitu
dihasilkan oleh penemuan-penemuan Ilmu
relativitas umum dan relativitas khusus.
pengetahuan yang bersifat kontemporer
Teori relativitas khusus menunjukkan
setelah ratusan tahun ditemukan oleh para
bahwa
“kecepatan
waktu
pakar dengan kajian, pembahasan dan
bersifat
relatif”.
benda
penalaran. Salah satu fenomena yang
bergerak dengan kecepatan mendekati
dihasilkan oleh para pakar tersebut
kecepatan cahaya maka waktu akan
adalah konsep-konsep fisika. Baik itu
mengalami pemoloran atau melambatnya
konsep fisika klasik maupun fisika
waktu, fenomena ini disebut dengan
modern.
214
membuat Bila
suatu
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
M. Quraisy Shihab (2007 : 588), menyatakan
di
dalam
Al-Qur`an,
menguraikan ilmu pengetahuan. AlQur`an
yang
dinyatakan
kepada
tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan
Muhammad (saw) pada abad ke 7
untuk
berisikan
mempergunakan
akal
pikiran
fakta-fakta
ilmiah
dalam mencapai hasil. Allah berfirman:
menakjubkan yang sedang ditelusuri di
¬! (#θãΒθà)s? βr& ( >οy‰Ïm≡uθÎ/ Νä3ÝàÏãr& !$yϑ¯ΡÎ) ö≅è%
abad ini. Para ahli ilmu pengetahuan
$tΒ 4 (#ρã¤6x tGs? ¢ΟèO 3“yŠ≡tèùuρ 4o_÷WtΒ
փɋtΡ āωÎ) uθèδ ÷βÎ) 4 >π¨ΖÅ_ ÏiΒ /ä3Î6Ïm$|ÁÎ/ ∩⊆∉∪ 7‰ƒÏ‰x© 5>#x‹tã ô“y‰tƒ t÷t/ Νä3©9
Artinya: “Katakanlah sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. (QS as-Sabâ` : 46). Terjemah
dari:
“katakanlah
hai
terkejut dan kerap terbungkam saat mereka diperlihatkan betapa terperinci dan akuratnya beberapa ayat dalam AlQuran
tentang
ilmu
pengetahuan
modern. Empat belas abad yang silam, Al-Qur`an telah terlebih dahulu memberi informasi tentang relativitas kecepatan waktu. Pada
awalnya
sebagian
besar
manusia didunia bahkan para ilmuwan sains, bersepakat bahwa waktu bersifat “absolut” yaitu tak terbatas dan tak bersyarat. Anggapan tersebut awalnya dibenarkan, karena pada hal yang sangat dasar, secara global tidak ada manusia yang
mengetahui
kapan
waktu
itu
Muhammad, ”Aku hanya menganjurkan
berawal dan kapan waktu itu berakhir,
kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah
karena itu merupakan rahasia Tuhan, hal
karena Allah berdua-dua atau bersendiri-
tersebut
sendiri,
Qur`an) menjelaskan bahwa Dia (Allah
kemudian
berpikirlah!.
melalui
Firman-Nya
(Al-
telah
Swt) tidak pernah menciptakan sesuatu
membentuk satu iklim baru yang dapat
tanpa awal dan akhir, kecuali Allah Swt
mengembangkan akal pikir manusia,
sendiri. Dalam Firman-Nya QS. Al-
serta menyingkirkan hal-hal yang dapat
Hadid ayat 3 disebutkan bahwa:
Demikianlah
Al-Qur`an
menghalangi kemajuannya. Satu dari hal yang paling luar biasa dalam Al-Quran adalah bagaimana ia
Relativitas Einstein
( ßÏÛ$t7ø9$#uρ ãÎγ≈©à9$#uρ ãÅzFψ$#uρ ãΑ¨ρF{$# uθèδ
∩⊂∪ îΛÎ=tæ >óx« Èe≅ä3Î/ uθèδuρ
215
Vol. I No. 02, November 2015
Artinya: “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”. (QS Al-Ḣadîd : 3)
Perkembangan sains saat ini selalu saja mendatangkan keajaiban-keajaiban baru. Sebuah teori yang semula dianggap benar, selalu mempunyai potensi untuk
Konsep waktu yang terkandung
kelak terbukti salah. Tidak terkecuali teori
dalam ayat tersebut yaitu, segala sesuatu
Einstein (Dyayadi, 2008: 1). Relativitas
hanya Allah lah yang tahu, termasuk
waktu merupakan pengembangan Teori
kapan waktu itu ada dan kapan waktu itu
relativitas Einstein yang terbukti secara
lenyap
ilmiah.
(berakhir)
karena
“Huwal
Salah
satu
Teori
yang
awwalu = Dia-lah yang awal” (Dia ada
dikemukakan oleh Einstein yang disebut
sebelum segala sesuatu hidup dan yang
sebagai
“Teori
relativitas
menghidupkan sesuatu), “wal akhiru =
Einstein”
adalah
sebuah
dan yang akhir, yang hidup kekal, Dia
menunjukkan
ada sesudah segala sesuatu yang hidup
kecepatan
dimatikanNya.
dapat
membuat waktu bersifat relatif”. Waktu
disadari bahwa Allah berada di luar
sebagai salah satu variabel fisis turut juga
batas-batas
ruang-
dipengaruhi oleh tidak adanya kerangka
waktu). Masih banyak lagi konsep waktu
acuan lain yang universal. Jika suatu
yang terdapat di dalam Al-Qur`an yang
kerangka acuan bergerak relatif terhadap
jika dikaitkan dengan peranan akal
kerangka acuan lain yang diam, maka
manusia untuk memahaminya, maka
waktu yang dialami oleh seseorang
akan
dikerangka acuan yang bergerak tersebut
Hal
ini
waktu
terjadi
juga
(dimensi
banyak
persepsi
yang
berbeda tentang konsep waktu. Penelitian penelitian
ini
merupakan
kualitatif,
adanya
waktu,
Khusus
teori
suatu
yaitu
yang konsep
“kecepatan
akan berbeda waktu dengan waktu pada jenis dengan
kerangka acuan yang diam. Tetapi hal ini hanya
berlaku
jika
gerak
tersebut
menggunakan metode library research
mempunyai kecepatan yang mendekati
dengan
cahaya.
menggunakan
pendekatan
deduktif-komparatif. B. HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu
tersebut
kemudian dikenal sebagai konsep dilatasi ANALISIS
1. Analisis Perbandingan Teori Relativitas Khusus Einstein dengan konsep kecepatan waktu menurut Al-Qur`an
waktu (relativitas waktu). Dari tahun 1889 sampai 1967, satuan waktu didefinisikan sebagai satu fraksi tertentu dari rata-ratanya lamanya siang hari (yaitu saat matahari bersinar), waktu
216
Perbedaan
rata-rata
antara
kedatangan
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
berturut-urut matahari pada titik tertinggi
massa ataupun kristal kwarsa (quartz).
dilangit.
Dari
Standar
yang
sekarang
sekian
banyak
kejadian
yang
digunakan, dibuat tahun1967 jauh lebih
berulang-ulang dalam alam, perputaran
teliti. Standar itu berdasarkan pada jam
(rotasi)
atomik, yang menggunakan beda energi
digunakan selama berabad-abad sebagai
dari dua tingkat energi terendah dari atm
standar
cesium.
dengan
panjangnya hari. Sebagai standar waktu
gelombang mikro pada frekuensi yang
sipil sampai sekarang masih dipakai
tepat, atom cesium mengalami transisisi
definisi satu detik (matahari rata-rata)
dari salah satu dari kedua tingkat energi
adalah 1/86.400 hari (matahari rata-rata).
ini ketingkat yang satunya. Satu sekn
Waktu yang didasarkan atas rotasi bumi
didefinisikan
yang
disebut waktu universal (Universal time-
melakukan
UT) (Halliday Resnick, I : 1985 : 12).
Ketika
ditembaki,
sebagai
diperlukan
waktu
untuk
bumi
pada
waktu
porosnya
untuk
menetapkan
9.192.631.770 siklus dari radiasi ini
Tinjauan
(Hug D. Young dan Roger A. Freedman,
peristiwa secara mutlak, tak gayut satu
2002, I: 4).
sama lain dengan gerak relatif antara
Standar untuk waktu. Ada dua segi
pengukuran
telah
waktu
suatu
peristiwa itu dan pengamatnya. Teori
dalam pengukuran waktu. Untuk sipil
relativitas
dan untuk beberapa keperluan ilmu
pengukuran ruang-waktu gayut satu
pengetahuan dibutuhkan waktu hari,
sama lain, yaitu gerak relatif antara
supaya kejadian-kejadian dapat disusun
peristiwa
secara
(Sumartono Prawirosanto, 1994 : 88).
berurutan.
Pada
kebanyakan
khusus
itu
mengungkapkan
dengan
pengamatnya
pekerjaan ilmiah yang dibutuhkan adalah
Hari merupakan makna yang paling
lamanya selang waktu (time interval)
umum, namun harus ditekankan bahwa
suatu kejadian berlangsung. Karena itu
kata itu lebih dari sekedar berarti siang
standar waktu harus dapat menjawab
hari,
pertanyaan
itu
terbenamnya
lama
terbenamnya
“Kapan
berlangsung
waktu
dan
Berapa
dan
bukan
waktu
matahari lagi.
Bentuk
antara sampai jamak
kejadiannya”. Kita dapat menggunakan
“ayyam” dapat berarti tidak hanya hari-
sembarang kejadian yang berulang untuk
hari tetapi juga waktu yang panjang
mengukur
Pengukuran
(Maurice
menghitung
Meskipun begitu, standar waktu yang
dapat
dihitung dengan acuan hari (1 hari = 24
menggunakan bandul osilasi, sistem egas
jam), masih saja sering digunakan untuk
waktu.
berlangsung pengulangannya.
Relativitas Einstein
dengan Kita
Bucaille,
2011:
180).
217
Vol. I No. 02, November 2015
mempermudah pengukuran waktu dalam
bahwa laju cahaya memainkan peranan
hal tertentu.
penting dalam relativitas seperti peranan
Pengaruh
kecepatan
terhadap
perbedaan waktu cukup berarti pada
konsep tak berhingga dalam Fisika Klasik (Yusmaan Wiyatmo, 2010 : 2).
(kecepatan
Relativitas waktu menyatakan hal-
mendekati cahaya, c). Menurut konsep
hal pokok, seperti yang terlihat pada
fisika, bila dua buah sistem bergerak
persamaan berikut:
kecepatan
yang
tinggi
serempak satu sama lain, maka semua hukum mekanika adalah sama dalam kedua sistem tersebut. Prinsip itu disebut
mengandung implikasi yaitu :
prinsip relativitas klasik, prinsip yang
1) Selang waktu antara kejadian yang
sama ini dituangkan dengan ide-ide dalam
terjadi dalam kerangka acuan bergerak
mekanika dan fisika klasik. Namun
selalu lebih singkat daripada selang
menurut teori relativitas khusus, dua
waktu yang berada dalam kerangka
kejadian yang diamati pada waktu yang
acuan yang diam.
sama oleh pengamat yang ada di kereta api,
tidaklah
simultan/sama
dengan
2) Kecepatan tertinggi
maksimal dan kecepatan sama
dengan
kecepatan
pengamat yang berada ditanah biasa.
cahaya. Artinya tidak boleh ada yang
Ukuran yang panajang dari setiap obyek
bergerak melampaui kecepatan cahaya. Fitur
yang ada dikereta api, bagi pengamat yang berada diluarnya lebih pendek. Ternyata
bahwa
dalam
kecepatan
alam
ini
terdapat
kelajuan
lain
mengenai
adanya
penjelasan
pertambahan
(2+2=4)
nilai
seperti
yang
berhingga tertentu yang tidak dapat
dikemukakan Newton jika benda bergerak
dilebihi yang dikenal sebagai
laju
dengan kecepatan rendah, jauh dari
pembatas. Laju pembatas ini adalah laju
mendekati kecepatan cahaya. Nilai dari
cahaya c, yakni laju terbesar suatu sinyal
pertambahan kecepatan tersebut tidak
dapat
klasik
berlaku jika gerak yang dilakukan benda
menganggap bahwa sinyal dapat di
mendekati kecepatan cahaya, Einstein
transmisikan dengan laju tak berhingga,
telah
tetapi alam menentang anggapan tersebut,
mengkaji pengukuran kuantitas fisis yang
dan
bergantung
ditransmisikan.
benar-benar
Fisika
kelihatan
fantastis
keberadaan sinyal seperti itu. Eksperimen memastikan kecepatan cahaya, c sebagai laju pembatas, sehingga dapat diartikan 218
menjelaskan
pada
Teori
pengamat
relativitas
seperti
ditunjukkan pada persamaan berikut: =
v +v v v 1+ c Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
Mekanika baru dari relativitas yang
berarti
menyiratkan kaitan yang sangat erat
sehingga
mengenai waktu perbedaan ini. Bilamana
seorang
masinis
yang
berada di dalam kereta api bergerak cepat membandingkan
penunjuk
waktunya
dengan penunjuk waktu yang ada di stasiun-stasiun yang dilewatinya, maka ditemukan bahwa ritme penunjuk waktu dalam kereta api lebih pendek daripada penunjuk waktu di stasiun-stasiun itu. Pada lain pihak akan tampak bagi kepalakepala stasiun, bahwa ritme penunjuk waktu
mereka
lebih
cepat
jika
dibandingkan dengan ritme penunjuk waktu masinis dalam kereta api itu. Efek tersebut memang kecil dan hanya dapat dideteksi bilamana kecepatan salah satu petunjuk waktu itu lebih mendekati
yang
penting
dari
cara
pertambahan kecepatan ala Einstein adalah bila kita perhatikan persamaannya maka kita akan mendapati bahwa kita tak akan pernah
dapat
menjumlahkan
dua
kecepatan yang lebih kecil daripada kecepatan cahaya untuk mendapatkan kecepatan relatif yang lebih besar daripada kecepatan cahaya. Bila kedua benda yang diamati, seperti pesawat ruang angkasa, kereta, atau benda apapun saling mendekat dengan kecepatan cahaya maka
1
dan
menjadi sama dengan c. Jadi, pembilang pecahan menjadi 2c. Namun Relativitas Einstein
1+
2)
menjadi
penyebut
, yaitu
pecahan
1 2
menjadi
, yaitu 1+1, yang anak kecil juga
tahu bernilai 2. Maka semua angka 2 saling meniadakan, dan kecepatan relatif v sama dengan c. Dalam mekanika Einstein, c+c = c (John Gibrin, 2005 : 53). Nilai
laju pembatas juga nilai
kelajuan maksimal c, ini merupakan salah satu tetapan alam yang sangat penting ilmu fisika dan memegang peranan utama dalam penelusuran konsep ruang-waktu serta
momentum-energi.
Nilainya
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Badan Umum Internasional mengenai Berat dan Ukuran adalah c = 299792458 m/s. Hal ini berarti satu meter adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang vakum selama selang waktu 1/299792458
kecepatan cahaya. Hal
1
1
2
(yang
detik (Anugraha, 2004 : 2). Dalam konversi satuan lain c = 2,998.105 km/detik dibulatkan menjadi 300.000 km/detik, adalah suatu besaran yang paling pokok di dalam Teori Einstein (Wisnu Arya Wardana, 2009 : 168). Pokok-pokok dari relativitas waktu merupakan penjabaran dari dua batu fondasi dari teori relativitas khusus adalah prinsip relativitas (Galileo) dan prinsip
konstanta
kecepatan
cahaya
(eksperimen Michelson-Morley). Prinsip relativitas
Galileo
hukum-hukum
berbunyi
mekanika
bahwa (seperti
219
Vol. I No. 02, November 2015
hukum-hukum yang mengatur benda
terhadap perpindahan peninjauan dari
jatuh) yang shahih menurut sebuah
kerangka inersial satu menuju kerangka
kerangka acuan
juga shahih dalam
inersial yang lain. Jika hukum-hukum
semua kerangka acuan yang bergerak
fisika itu dibedakan, maka perbedaan
beraturan (tanpa hakikat) terhadapnya.
tersebut dapat membedakan satu kerangka
Dengan
inersia dari kerangka lainnya atau dapat
kata
mengetahui,
lain,
mustahil
melalui
untuk
eksperimen-
membuat
satu
kerangka
yang
eksperimen yang melibatkan hukum-
bagaimanapun lebih “benar” dibandingkan
hukum
kerangka
kerangka lainnya. Inilah dua contohnya.
acuan kita bergerak atau diam terhadap
Misalnya, anda mengawasi dua anak yang
kerangka
yang
bermain menangkap bola sementara. Anda
didalamnya juga berlaku hukum-hukum
bertiga berada dalam sebuah kereta api
mekanika.
yang bergerak dengan kecepatan konstan.
mekanika,
Einstein
acuan
apakah
lainnya
memperluas
prinsip
Pengamatan anda mengenai gerak bola itu,
relativitas Galileo sehingga mencakup
tak
peduli
bagaimanapun
telitinya
semua hukum fisika, bukan hanya hukum-
pengamatan itu dilakukan, tidak dapat
hukum mekanika klasik. Secara khusus,
menceritakan kepada anda seberapa cepat
dia memasukkan hukum-hukum yang
(atau apakah) kereta tersebut bergerak. Hal
mengatur radiasi elektromagnetik, yang
ini dikarenakan hukum mekanika (hukum-
tidak dikenal semasa Galileo. Prinsip
hukum Newton) adalah sama dalam tiap-
relativitas Einstein yang telah diperbarui
tiap sistem inersia (Young dan Freedman,
menyatakan bahwa semua hukum alam
II, 2003: 650).
semua
Dalam bentuk lain, postulat pertama
kerangka acuan yang bergerak secara
ini menyatakan tidak ada kerangka acuan
beraturan terhadap satu sama lain dan
mutlak (absolut) sehingga gerak suatu
oleh karenanya tidak ada cara untuk
benda hanya bersifat relatif. “Kita tidak
membedakan gerak beraturan absolut
mungkin mengukur kecepatan mutlak
(atau diam absolut) (Gary Zukaf, 2003 :
suatu
164).
kecepatan
senyatanya
identik
dalam
benda,
yang
relative”
ada
hanyalah
(Budikase
dan
yang pertama berbunyi:
Nyoman Kartiasa, 2003 : 145). Langkah
Hukum fisika dapat dinyatakan dalam
profesional Einstein dalam melihat fakta-
persamaan yang berbentuk sama dalam
fakta
semua kerangka inersial. Semua hukum
ungkapan “Tuhan tidak mengenakan
alam bersifat tetap bentuknya (kovarian)
pakaian apapun!” yaitu katanya, “Tidak
Fondasi
220
selanjutnya,
identik
dengan
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
ada eter”. Teori relativitas khusus ini
sesuatu. Mekanika klasik adalah cerita
menyebutkan bahwa karena eter tidak
tentang
dapat dideteksi dan oleh karenanya,
diantaranya. Upaya Einstein selanjutnya
tidak bermanfaat, maka tidak ada alasan
adalah memecahkan teka-teki yang telah
untuk
bisa
sedikit terkuak (tetapi tanpa penjelasan)
dideteksi karena setiap upaya untuk
dalam eksperimen Michelson- Morley,
mengukurnya atau mengetahui sifatnya
yakni kekonstanan kecepatan cahaya.
yang
eksperimen
Yang kemudian dituangkannya dalam
Michelson-Morley, sama sekali gagal
postulat ke 2 yang berbunyi: Kelajuan
sekalipun hanya untuk menunjukkan
cahaya dalam ruang hampa sama
keberadaannya. Eter tidak bermanfaat
besarnya untuk semua pengamat, tidak
karena menurut persamaan-persamaan
bergantung
Maxwell,
pengamat itu.
menelitinya.
berpuncak
Eter tidak
pada
perambatan
cahaya
dapat
dianggap sebagai perambatan energi melalui
ruang
hampa
(in
vacuo)
objek-bjek
Teori
dan
kekuatan
pada
keadaan
relativitas
dan
mengabarkan
gerak
kuantum
keterlepasannya
dari
sekaligus sebagai pengganggu media
pengalaman yang mencirikan teori fisika
eter.
selama ini. Senyatanya gejala ini masih Einstein dengan jelas mengatakan apa
terus berlanjut. Sekalipun ada sebuah
yang disebutkan secara implisit dalam
hukum
persamaan-persamaan Maxwell tersebut.
mengaturnya, fisika menjadi semakin
(Maxwell
medan
abstrak ketika menambah ranah-ranah
“Medan-medan
pengalaman yang semakin luas. Prinsip
adalah
penemu
elektrmagnetik).
keniscayaan
kekonstanan
merupakan sebuah media (eter) dan tidak
menimbulkan persoalan. Tidak ada cara
terikat dengan media apapun, tetapi
untuk membuktikan kebenaran prinsip
merupakan
yang
tersebut dan juga hukum-hukum gerak
independen dan tidak bisa direduksi
klasik. Menurut hukum-hukum gerak
menjadi sesuatu lainnya”. Penegasan ini
klasik (dan akal sehat), kecepatan cahaya
dikuatkan oleh ketidakmampuan para
pasti sama dengan kecepatan cahaya itu
fisikawan
sendiri yang berasal dari sebuah sumber
untuk
mendeteksi
eter.
ditambah
atau
pengamat,
ketika
terkenal dengan idenya bahwa peristiwa-
,menuju
sumber
peristiwa fisik dapat dijelaskan sebagai
menjauhinya.
Dengan mengahiri
pernyataan
itu,
sejarah
mekanika
Relativitas Einstein
Einstein yang
cahaya
yang
elektromagnetik “tulis Einstein”, bukan
realitas-realitas
kecepatan
hukum
dikurangi
yang
kecepatan
pengamat tersebut
bergerak atau
Eksperimen 221
Vol. I No. 02, November 2015
memperlihatkan bahwa kecepatan cahaya
penumpang pada pesawat ruang angkasa
konstan bagaimanapun gerak pengamat,
itu, untuk bergerak pada laju c. Einstein
dan akal sehat sangat menentang temuan-
sendiri sebagai seorang siswa berumur 16
temuan eksperimen ini.
tahun bertanya “apa yang akan saya lihat
Dalil kedua Einstein ini segera
seandainya saya berjalan pada laju
mengatakan hasil berikut: Tidak mungkin
cahaya?”
untuk seorang pengamat inersia berjalan
setelah beberapa tahun kemudian bahwa
degan laju c, yakni laju cahaya dalam
cacat dasar dari pertanyan adalah bahwa
ruang hampa. Dapat dibuktikan bahwa
dia tidak dapat berjalan dengan laju c.
dengan
berjalan
mengimplikasikan
dengan sebuah
yang logis. Misalkan
Einstein
menyadari
hanya
c
Sumbangan teori relativitas, dalam
kontadiksi
hal ini adalah teori relativitas khusus
laju
bahwa pesawat
mampu
menampilkan
persamaan
ruang angkas “s” bergerak dengan laju
Maxwell, yang merupakan persamaan
cahaya relatif terhadap seorang pengamat
dasar
dibumi, sehingga v = c. Jika pesawat
bentuk yang kovarian. Konsekusnsi teori
ruang angkasa itu sekarang menyatakan
relativitas
sebuah lampu besar, maka dalil kedua
gelombang elektromagnet dalam ruang
sekarang menetapkan bahwa pengamat di
vakum sama dengan c (laju cahaya di
bumi E mengukur sinar lampu besar itu
ruang
akan bergerak juga dengan laju c. Jadi,
menunjukkan
pengamat ini mengukur bahwa sinar
elekromagnet,
lampu besar dan pesawat ruang angkasa
istimewa.
bergerak bersama-sama dan selalu berada
kelajuan cahaya sama dengan c, atau
pada titik yang sama dalam ruang. Tetapi
dengan kata lain, c merupakan suatu
dalil kedua Einstein juga mengatakan
besaran
bahwa sinar sinar lampu besar itu
persamaan Maxwell berlaku dalam semua
bergerak pada laju c bergerak relatif
kerangka inersial, yang oleh karena itu
terhadap
konsep ruang-waktu dan momentum –
pesawat
ruang
angkasa,
dalam
elektrodinamika,
khusus
hampa).
kelajuan
Beberapa
percobaan
bahwa tidak
Dalam
invarian.
dalam
ada
kerangka
kerangka
Selain
ruang angkasa itu tidak dapat berada
Kecepatan cahaya dalam ruang benar-
dititik yang sama dalam ruang. Hasil
benar tepat sama untuk tiap pengamat.
yang
dapat
Namun, memang benar bahwa cahaya
dihindarkan jika tidak mungkin bagi
merambat lebih lambat bila melewati zat
seorang pengamat inersia, seperti seorang
seperti kaca, air, atau bahkan udara. Jadi,
222
hanya
harus
sistem
energi
ini
mutlak
itu
inersial,
sehingga sinar lampu besar dan pesawat
bertentangan
yang
adalah
dalam
diganti.
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
bahasan
ini
“hanya
berlaku
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S Yûnus [10] : 5)
untuk
kecepatan cahaya melalui ruang kosong, yaitu hampa. Karena cahaya selalu merambat dengan kecepatan tetap untuk semua pengamat, maka cahaya menjadi alat dapat
Berdasarkan Q.S. Yûnus tersebut
menyatakan satu detik sebagai waktu
tersirat suatu pengertian bahwa: Matahari
yang
untuk
yang bersinar dan bulan yang bercahaya
menempuh jarak tertentu (dan ini,
telah ditentukan perjalanannya, dalam
nyatanya adalah cara waktu ditentukan,
pengertian ini tersirat juga suatu tantangan
yaitu sebagai sifat gelombang cahaya
untuk mengetahui atau mencari berapa
tertentu yang dipancarkan oleh atom
kecepatan perjalanan sinar dan kecepatan
sesium). Tidak ada bantahan terhadap
cahaya. Untuk memudahkan secara fisis,
hal ini. Pada kerangka acuan manapun,
pengertian kecepatan sinar sama saja
kita dapat memilih cahaya dari sumber
dengan kecepatan cahaya.
ukur
paling
modern.
diperlukan
manapun
dialam
Kita
cahaya
semesta
untuk
memang
membedakan
antara sinar dan cahaya, karena ini
menempuh jarak tertentu. Al-Qur`an yang turun pada abad 14 silam telah menjelaskan
Al-Qur`an
kekonstanan
merupakan isarat dari Allah SWT bahwa Al-Qur`an
merupakan
pengetahuan.
[!$u‹ÅÊ š[ôϑ¤±9$# Ÿ≅yèy_ “Ï%©!$# uθèδ
adalah sinar itu berasal dari sumber energi
ª!$# t,n=y{ $tΒ 4 z>$|¡Åsø9$#uρ tÏΖÅb¡9$# yŠy‰tã 5Θöθs)Ï9 ÏM≈tƒFψ$# ã≅Å_Áx ム4 Èd,ysø9$$Î/ āωÎ) šÏ9≡sŒ
yang
ilmu
cahaya dari Teori Einstein yaitu:
(#θßϑn=÷ètFÏ9 tΑΗ$oΨtΒ …çνu‘£‰s%uρ #Y‘θçΡ tyϑs)ø9$#uρ
Isyarat
sumber
dimaksud
(matahari), sedang cahaya berasal dari sumber pantulan
yang tak berenergi
(bulan). Terjemah
kalimat
“Allah
tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan
∩∈∪ tβθßϑn=ôètƒ
dengan hak”, mengandung arti bahwa
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
serupa isyarat tentang kuasa Allah akan
Relativitas Einstein
kuasa Allah berada di dalamnya, hal ini
kekonstanan kecepatan cahaya sebagai kecepatan
tertinggi
dialam
semesta.
Manusia tidak mungkin dapat mencapai dan menyamai kecepatan cahaya tersebut.
223
Vol. I No. 02, November 2015
Dalam beberapa hal, pengerucutan dengan
membandingkan
3 ayat Al-
Qur`an tertentu diperlukan dalam rangka memperoleh
pemahaman
konsep
c. Q.S. al-Ḣajj ayat 47
ª!$# y#Î=øƒä† s9uρ É>#x‹yèø9$$Î/ y7tΡθè=Éf÷ètGó¡o„uρ
#ø9r(x. É y7În/u‘ y‰ΨÏã $·Βöθtƒ āχÎ)uρ 4 …çνy‰ôãuρ ∩⊆∠∪ šχρ‘‰ãès? $£ϑÏiΒ 7πuΖy™
kecepatan waktu agar lebih mengena. Tiga ayat relativitas waktu pada teori relativitas khusus Einstein yang dimaksud adalah: a. Q.S. Al-Ma’ârij ayat 4.
5Θöθtƒ †Îû ϵø‹s9Î) ßyρ”9$#uρ èπx6Íׯ≈n=yϑø9$# ßlã÷ès? ∩⊆∪ 7πuΖy™ y#ø9r& tÅ¡÷Ηs~ …çνâ‘#y‰ø)ÏΒ tβ%x.
Artinya : “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”. (Q.S. al-Ma’ârij [70] : 4)
Artinya : “Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu”. (Q.S alḢajj [22] : 47) Ayat-ayat di atas mengatakan bahwa satu hari sama kadarnya dengan seribu tahun dan lima puluh ribu tahun menurut
Ayat ini dalam terjemah secara
perhitungan hari di bumi. Pengertian kata
umum memberi gambaran relativitas
seribu dan lima puluh ribu tahun disini
waktu Einstein bahwa dalam satu kasus
tidak menunjukkan batas waktu yang
tertentu, para pengamat yang bergerak
nyata, melainkan ia merupakan suatu
pada kecepatan yang berbeda akan
ungkapan masa yang sangat panjang.
menatap
peristiwa-peristiwa
secara
berbeda.
berubah dari sistem inersial yang satu ke
b. Q.S. as-Sajdah ayat 5:
ÇÚö‘F{$# ’n<Î) Ï!$yϑ¡¡9$# š∅ÏΒ tøΒF{$# ãÎn/y‰ãƒ
y#ø9r& νâ‘#y‰ø)ÏΒ ÿ…ç tβ%x. 5Θöθtƒ ’Îû ϵø‹s9Î) ßlã÷ètƒ ¢ΟèO ∩∈∪ tβρ‘‰ãès? $£ϑÏiΒ 7πuΖy™
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Q. S Assajdah/32 : 5)
224
Waktu menurut teori relativitas dapat
sistem
inersial
yang
lain.
Hal
ini
mengakibatkan waktu bukan merupakan sesuatu yang bersifat mutlak, melainkan bersifat relatif terhadap seorang pengamat yang melakukan pengamatan. Kerelatifan waktu itu dipengaruhi oleh gerak yang relative (Herman Weyk, 1920 : 173). Deskripsi waktu relatif dalam ayatayat di atas menggambarkan bahwa perbedaan sistem gerak yang dilakukan oleh
satu
pelaku
mengakibatkan
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
malaikat sendiri terbuat dari cahaya,
mencapai suatu sasaran. Hal ini berarti Al-
bergerak
Qur`an juga dengan jelas mengisyaratkan
merupakan hal yang sangat mudah,
adanya konsep kecepatan waktu yang
sehingga
bersifat
kecepatan cahaya.
relatif
dengan
menunjukkan
sistem gerak dalam dua kerangka acuan yang berbeda.
dengan
dapat
kecepatan
bergerak
cahaya
melampaui
Teori relativitas mengkaji pengukuran kuantitas fisis yang bergantung pada
Hukum yang demikian juga memberi
pengamat seperti juga pada peristiwa yang
tentang
diamati. Mekanika baru dari relativitas
perbedaan hitungan waktu takwim, standar
yang menyiratkan kaitan yang sangat erat
perhitungan waktu antara yang dilakukan
mengenai waktu. Uraian waktu fisis
manusia dan malaikat, serta perbedaan
menyatakan bahwa para pengamat yang
hitungan waktu takwim antara yang ada
bergerak dalam suatu kerangka acuan
pada malaikat di Bumi dan para malaikat
yang sama akan menatap suatu peristiwa
muqarrabin (yang dekat sisisi Allah).
acuan relatif singkat. Hal ini merupakan
penafsiran
kepada
manusia
Dari perbandingan kandungan Q.S.
hukum alam yang dapat terjadi pada setiap
al-Ma’ârij [70] : 4, Q.S. as-Sajdah [32] : 5
makhluk yang diam di bumi, dimana
dan Q.S. al-Ḣajj [22] : 47 diatas,
setiap makhluk hidup memiliki waktu
menjelaskan secara spesifik persamaan
yang relatif singkat karena Allah SWT
adanya relativitas waktu dan menjelaskan
telah menetapkannya sebagai zat yang
pula terdapat pebedaan diantara ketiganya,
Maha Kuasa atas segalanya.
yaitu mengenai perhitungan waktu bahwa satu hari bagi malaikat yang bergerak pada kecepatan tinggi sama dengan lima puluh ribu atau seribu tahun manusia. Karena dalam relativitas khusus dapat dibuktikan bahwa
jika
seorang
bergerak
pada
kecepatan cahaya maka bagi kita yang diam di bumi seharinya akan sama dengan kecepatan cahaya. Jelas bahwa perbedaan waktu dalam suatu kerangka acuan yang bergerak (malaikat) dengan kerangka acuan yang diam (manusia) adalah efek dilatasi
waktunya,
Relativitas Einstein
karena
2.
Analisis Perbandingan Konsep Kecepatan Waktu Dalam Teori Relativitas Einstein pada tafsir Surat Al-Ma’ârij Ayat 4.
Sesuai dengan metode muqarin yang digunakan, perbandingan penafsiran para mufassir satu dengan yang lain pada Surat Al-Ma’ârij ayat 4 (tentang konsep kecepatan waktu dalam teori Einstein) adalah sebagai berikut: a. Tafsir al-Maraghi Dalam
tafsir
Al-Maraghi
ditafsirkanara bahwa malaikat dan
malaikat225
Vol. I No. 02, November 2015
jibril As. Menaiki tangga-tangga itu
misalnya manusialah yang menaiki
ke tempat-tempat yang jika seorang
tangga itu dalam ukuran manusia,
penghuni dunia ingin naik ke sana,
timbangan pergantian siang dengan
tentulah
tangga
malam, menurut perjalanan matahari
kenaikan itu selama lima puluh ribu
perjalanan itu akan memakan waktu
tahun, akan tetapi para malaikat naik
50.000 tahun. Tetapi oleh malaikat
ke sana dalam waktu yang singkat.
waktu yang 50.000 tahun itu tembus
Disebutkannya waktu lima puluh ribu
dalam masa sehari saja.
ia
akan
berada
tahun bukanlah pembatasan bilangan.
Dapatlah kita ukur cepat dan
Tetapi yang dimaksud ialah bahwa
lambatnya
perjalanan
manusia.
maqam qudus ilahi amatlah jauh dari
Beberapa ratus tahun
yang lalu
maqam para hamba, karena para
perjalanan manusia dengan kapal
hamba itu terbenam dalam materi.
layar
Dan masih terdapat alam-alam yang
memakan
lebih halus dan lebih halus lagi,
Bertambah maju kepandaian manusia
derajat-derajatnya yang sebagiannya
dapatlah ditukar layar dengan kapal
di atas sebagian yang lain. Dan setiap
yang dilayarkan dengan kekuatan uap
alam itu lebih halus dari alam
(stom). Dengan betukar kepada uap.
sebelumnya. Dan semakin halus alam
Perjalanan sudah dapat dilangsungkan
tingkat tinggi, maka akan semakin
dalam masa dua bulan. Kemudian uap
kuat pula. Demikianlah seterusnya
berganti
(Ahmad Mushṭafâ Al-Maraghi, 1989 :
bertukar dengan motor, perjalanan
111).
Eropa- Indonesia hanya memakan
dari
Eropa waktu
dengan
paling
cepat
enam
motor.
bulan.
Setelah
waktu sebulan.
b. Tafsir al-Azhar Dalam tafsir Al-Azhar ditafsirkan
Pelayaran orang haji dari tanah air
bahwa malaikat-malaikat dan Jibril
ke Makkah di zaman purba, memakan
naik (menghadap) kepada Tuhan
waktu pergi dan pulang hampir satu
dalam
tahun. Begitu, angin baik. Kadang-
sehari
yang
kadarnya
limapuluh ribu tahun. Maksudnya:
kadang
lebih
malaikat-malaikat
bertukar
dengan
dan
Jibril
jika
lama. uap,
Kemudian dari
uap
menghadap Tuhan memakan waktu
bertukar dengan motor; umumnya
satu hari. apabila dilakukan oleh
perjalanan ke Jeddah memakan waktu
manusia, memakan waktu limapuluh
pukul rata 14 hari.
ribu tahun. Artinya ialah bahwa kalau 226
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
Kemudian itu sangatlah pesat maju
juga yang mengaitkannya dengan
kecepatan kapal terbang di udara,
malaikat
sehingga dengan kapal udara Boeing
menggambarkan betapa sulit dan jauh
perjalanan dari Jakarta ke Jeddah
serta
hanya memakan waktu tujuh atau
Thabathaba’i memahami al-Ma’ârij
delapan jam. Kecepatan kapal udara
dalam arti maqam para malaikat.
sudah
melebihi
kecepatan
serta
betapa
Ruh,
agung
untuk
Allah
swt.
suara.
Lima puluh ribu yang dimaksud
Maka kalau misalnya orang berjalan
diatas boleh jadi dalam arti waktu
kaki dari Jakarta menuju ke Selatan,
yang terasa lama, dan boleh jadi kadar
akan sampailah dia dalam masa
hari itu sama dengan lima puluh ribu
delapan jam ke Sukabumi, sedang
tahun dari tahun-tahun yang dikenal
kawannya
ke
dibumi ini. Menggambar hal tersebut
lapangan terbang sudah sampai lebih
dewasa ini sangatlah mudah, karena
dahulu
Itulah
hari bumi kita adalah diukur dengan
perkembangan
peredaran bumi mengitari dirinya
yang
di
dihantarnya
jeddah.
perumpamaan
dalam dua puluh empat jam, sedang
pengetahuan manusia didunia. kalau
ada bintang-bintang yang mengitari
sehari
dirinya dengan memakan waktu yang
penuh dari satu perhentian, dalam 12
sebanding dengan ribuan hari yang
jam dia akan sampai ke tempat yang
kita kenal itu. Namn demikian, itu
ditujunya,
bukan
Jadi dapatlah dipahami kiranya
manusia
berjalan
50 kilometer,
padahal
berarti
bahwa
makna
bagi malaikat dan Roh, yaitu Jibril,
tersebutlah yang dimaksud ayat ini.
mereka
Uraian
telah
naik
ke
langit
ini
hanya
sekedar
ingin
cakrawala, ruang angkasa ukuran
mendekatkan kepada pemahaman kita
50.000
tentang
tahun
perjalanan,
yang
perbedaan
ukuran
waktu
ditembusnya dalam masa sehari saja
antara sehari dan sehari (bagi dua hal
(HAMKA , 1983 : 100).
yang
c. Tafsir al-Mishbah
kurang Sayyid Quthub.
Dalam
Demikian
lebih
Al-Mishbah
Dalam suatu periode waktu (yaum)
ditafsirkan dijelaskan bahwa kata (al-
yang ukurannya lima puluh ribu
Ma’ârij) terambil dari kata ‘araja yang
tahun. Kata “yaum” berarti satu kurun
berarti naik. Ma’ârij adalah bentuk
waktu tertentu yang cukup berbeda
jamak dari mi’raj yakni alat yang
dari masa yang diartikan dengan kata
digunakan naik. Pelaku kata ta’ruj ada
“hari”
Relativitas Einstein
tafsir
berbeda).
bertentangan
dengan 227
Vol. I No. 02, November 2015
penafsiran awal yang tentu saja,
cahaya (dimensi malaikat) adalah 1000
mereka tidak memiliki pengetahuan
tahun cahaya (dimensi manusia). Maka 1
yang kita miliki sekarang terkait
tahun cahaya (malaikat) => 1000 x (1 x
dengan
365) = 365.000 tahun cahaya bagi dimensi
panjang
tahapan
dalam
manusia. Jika 1 hari (24 jam) = 50. 000
pembentukan alam semesta. Dari perbandingan penafsiran para
tahun cahaya (dimensinya malaikat) dalam
mufassir diatas, dapat diketahui bahwa:
hitungan manusia. Jadi kecepatan malaikat
terdapat “persamaan konsep sains”
adalah; (1000 x 365) x 50.000 tahun
tentang kecepatan waktu dalam teori
cahaya/hari = 18.250.000.000 cahaya/hari
Einstein dari ketiga tafsirnya yaitu
(24 jam). Jika satuan hari dikonversi ke
menekankan pada kata “naik” dan
satuan detik maka rumusnya : 1 hari => 86
“menurut perhitunganmu”. Secara lebih
400 detik (365 x 1000) 50 000 : 86 400 =
sederhana,
211 226,85 tahun cahaya /detik.
naik
adalah
perpindahan
Namun
secara vertikal. Jika berpindah dari titik
sejauh
ini
pengetahuan
A ke B, untuk mencapai B melalui
pengukuran kecepatan malaikat yang
proses
“perjalanan”,
dapat
berkaitan
dengan
“menurut
perjalanan
tersebut,
merupakan
dan
sebagai tambahan dalam hazanah ilmu,
artinya
agar manusia terus berfikir. Menelaah
“kecepatan”,
perhitunganmu”
dihitung
setiap yang tersirat dalam kalamNya.
menurut pengetahuan manusia. Dari pengetahuan tersebut kita pun
Adapun jumlah angka untuk kecepatan
dapat menghitung kecepatan malaikat,
malaikat yang telah terhitung, bukanlah
berdasar pengetahuan manusia dalam
menjadi tetapan dan bisa berubah sesuai
konteks “yaum”. Tahun cahaya adalah
dengan
satuan yang biasa digunakan untuk jarak
digunakan dalam perhitungan manusia.
antara bintang dan nilainya sama dengan
Begitu pula dalam uraian ketiga tafsir
jarak yang ditempuh cahaya dalam
diatas
selang waktu satu tahun.
menyebutkan bahwa waktu tempuh “1
konteks
yang
dan
metode
secara
yang
serempak
malaikat,
hari malaikat sama dengan 50.000 tahun
berdasarkan pengetahuan manusia akan
manusia” tidak dapat dijadikan acuan
kecepatan cahaya yaitu : 1 hari dalam
angka
dimensi manusia adalah 24 jam; waktu
berlaku sebagai “penggambaran waktu
satu hari itu, malaikat dapat mempuh jarak
yang lama dalam
50.000 tahun cahaya (dimensi malaikat)
Hal
menurut perhitungan manusia. 1 hari
banyaknya
Menghitung kecepatan
228
secara
tersebut
mutlak,
hanya
hitungan manusia”.
jelas
acuan
tetapi
adanya, yang
karena
digunakan
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
manusia untuk mengukur waktu dibumi,
dari efek relativistik dalam postulat teori
apalagi dengan perkembangan jaman
relativitas khusus Einstein.
yang
semakin
modern,
selalu
2. Al-Qur`an
Al-Ma’ârij
4
menutup
terus
membandingan Tafsir al-Maraghi, al-
memberi peluang terciptanya metode-
Azhar dan al-Misbah) menjelaskan
metode baru yang lebih canggih, untuk
konsep kecepatan waktu dalam teori
mengukur waktu dalam rangka mencapai
relativitas Einstein, bahwa perpindahan
hasil yang akurat secara ilmiah.
yang dilakukan malaikat dalam waktu
akan
tafsir-tafsirnya
ayat
memunculkan teknologi baru yang tidak kemungkinan
beserta
surat
(dengan
Perbedaan antara asal manusia dan
yang sangat singkat (50.000 tahun
malaikat juga dapat ditelaah dalam
perhitungan manusia = 1 hari waktu
ketiga
dan
tempuh malaikat) merupakan hal yang
malaikat dicipta dari bahan yang berbeda
sangat logis. Kecepatannya menurut
maka dimensinya pun berbeda, malaikat
perhitungan
di cipta dari cahaya, manusia dari tanah
dihitung
dan karena malaikat dicipta dari cahaya
cahaya/hari (24 jam) atau 211 226,85
maka kecepatan malaikat berkonstanta
tahun cahaya/detik, sedangkan konstanta
kecepatan bahan asal malaikat yakni
kecepatan
cahaya itu sendiri. sehingga sangat
km/detik dibulatkan menjadi 300.000
mudah bagi malaikat untuk melakukan
km/detik. Dengan kata lain cahaya
“perjalanan naik” menghadap Allah
(malaikat) melaju dengan kecepatan
Swt dengan waktu yang sangat singkat.
melampaui kecepatan cahaya adalah hal
Dalam tafsir diatas menjelaskan hal ini
yang sangat mudah.
tafsir
diatas.
Manusia
secara serempak meski dengan gaya bahasa penafsiran yang berbeda.
sebesar
cahaya
dapat
18.250.000.000
c
2,998.105
=
Lebih jauh, berdasarkan hasil kajian dan analisis dari kajian pustaka ini, maka disarankan:
C. Simpulan
1. Dalam mengkaji kandungan Al-Qur`an
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa:
Einstein
perkembangan
yang berhubungan dengan Sains dan teknologi,
sebaiknya
menggunakan
fakta-fakta ilmiah yang memang sudah
1. Konsep kecepatan waktu dalam teori relativitas
waktu”yaum”
sains
ditinjau
dari
didefinisikan
terbukti. Hal ini dilakukan agar realitas kebenaran
Al-Qur`an
dari
sisi
kemukjizatannya tetap terjaga.
sebagai relativitas waktu/dilatasi waktu
Relativitas Einstein
229
Vol. I No. 02, November 2015
2. Dalam
menelaah
Ilmu
Al-Qur`an
sebaiknya menggunakan metode yang
sebaiknya digunakan metode yang tepat
kiranya sesuai dengan kajian yang akan
agar
dianalisis. [ ]
pembahasan lebih jelas, dan
DAFTAR PUSTAKA Akrom, Muhammad. 2009. Cara Mudah Menaklukkan Fisika. Yogyakarta: Ihdina. Amrullah, Haji Abdulmalik Abdulkarim (HAMKA). 1984. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panjimas. Anugraha, Rinto. 2004. Perantara Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. __________. 2005. Persiapan Total Menghadapi Olimpiade Fisika Internasional MEKANIKA. Yogyakarta: Gava Media. Anwar, Chairil. “Sambutan” dalam Wisnu Arya Wardhana. Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur`an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Azhar, Saifudin. 2005. Penelitian. Yogyakarta: Pelajar.
Metode Pustaka
Breithaupt, Jim. 2001. Seri Siapa Dia? Einstein. Jakarta: Erlangga. Bucaille, Maurice. 2011. Sains dalam Al-Qur`an dan Injil Menguji Kitab Suci Dengan Pengetahuan Modern, Yogyakarta: Balqist. Budikase, E. dan Nyoman Kertiasa. 2003. Fisika 3 untuk Sekolah Menengah Atas Kelas 12 Menyongsong Kurikulum 2004. Edisi Revisi-cet 1. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Agama RI, 1984. Al-Qur`an dan Terjemahnya. Jakarta:
230
peyelenggaraan Qur`an.
penterjemah
Al-
__________, Alhidayah Al-Qur`an Tafsir Per kata Tajwid Kode Angka. Tanggerang: Kalim. Dyayadi. 2008. Alam Semesta Bertawaf. Yogyakarta: Lingkaran Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA Untuk Kelas XII Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi Semester 2. Jakarta: Erlangga. Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Gribbin, Jhon. 2005. Fisika Modern. Jakarta: Erlangga. Hafidz, Ahsin W Al. 2006. Kamus Ilmu Al-Qur`an Jakarta: Amzah. Hanafi, RMA. “Pengantar” dalam Wisnu Arya Wardhana. Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur`an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Jumini, Sri. 2012. Fisika Wonosobo: FITK UNSIQ.
Modern.
Kementrian Agama RI. 2010. Al-Qur`an dan Tafsirnya Edisi yang disempurnakan Jilid 10 juz 28-29-30. Jakarta: Kementrian Agama RI Kementrian Agama RI. 2012. Al-Qur`an Terjemah New Cordova. Bandung: PPA Darul Qur`an. Krane, Kenneth. 2008. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Relativitas Einstein
Vol. I No. 01, November 2015
Maraghi, Ahmad Mushtafa Al. 1989. Tafsir Al-Maraghi juz 29. Semarang: Taha Putra. Margono, S. 1996. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Melino, Anton M. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi. 2006. Fisika dan Al-Qur`an. Cet. I; Malang: UIN Malang Press.. Nafilah, Nuril Tsalits Uswatun, “Kembar Identik Tapi Usia Tak Sama”, Jurnal ilmiah, hal 1 diakses pada tanggal 21 januari 2014 Nata, Abuddin. 2000. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al Barry. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian Cetakan II. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Prawirosanto, Sumartono. 1994. Kamus Fisika Teori Kenisbian Khusus. Jakarta: Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD RI. Qattan, Manna’ Khalil Al. 2001. Studi Ilmu-Ilmu Qur`an. Cet. VI; Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa. Resnick, Halliday. 2985. Fisika Jilid 1 Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga. Rinto, Anugraha. 2004. Perantara Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Russel, Bertrand. 2006. Teori Relativitas Einstein. Penjelasan Populer Untuk Umum. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Relativitas Einstein
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir AlMishbah. Jakarta : Lentera hati Soedodjo, Peter. 2001. Azas – Azas Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Supardi, Bibit. 2004. Fisika Modern Astronomi. Jakarta: Erlangga. Thaltas, T. H dan H. Hasan Basri. 2001. Spektrum Saintifika Al-Quran. Jakarta: Bale kajian Tafsir Al-Quran Pase. Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik, terj. Bambang soegijono. Jakarta: Erlangga. Triyanta, “Medan Magnetik sebagai Efek Relativistik dari Gaya Coulomb dan Miskonsepsi yang Terkait dalam Pembelajaran Kemagnetan”, Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah, vol. 1, no.2, Mei 2009. diakses tanggal 21 januari 2014 Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta: Media Pusindo. Wardhana, Wisnu Arya. 2009. Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur`an. Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyatmo, Yusman. 2010. Fisika Modern. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka pelajar. Yahdi, Umar. 1996. Pengantar Fisika Mekanika. Jakarta: Guna Darma. Young dan Freedman. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Young, Hug D. dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepulh Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Yusuf, Kadar M. Studi Al-Qur`an. Cet. I; Jakarta: Amzah
231
Vol. I No. 02, November 2015
Zarqani, Az. 1998. Manahil Al-Irfan Fi Ulum Al-Qur`an. Beirut: Dar Al-Fikr. Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan Cetakan 1. Jakarta: ____. Ady. Relativitas Waktu Einstein Dan Al Qur`an. http://adiwarsito.wordpress.com/2011 /02/16/relativitas-waktu-einstein-danal-quran diakses pada 27 November 2013. Najamuddin. Waktu Dalam Perspektif Al-Qur`an. http:sumut.kemenag.go.idfilefileTULI SANPENGAJARhsbm1365445203.p df diakses pada tanggal 28 Maret 2014. Sugiyarti Camalina Menilik Filsafat Relativisme dan Implikasinya dalam
232
Pembelajaran Fisika”(15 Januari 2013) http://physicsasyic.blogspot.com/201 3/01/menilik-filsafat-relativismedan.html. diakses pada tanggal 17 januari 2014. Soedodjo, Peter. 2000. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi. Vicky, Bunga. Konsep Perjalanan Waktu dan Teori Relativitas Einstein,, , dari http://bungavicky.blogspot.com/2013/ 09/konsep-perjalanan-waktu-danteori.html diakses pada tanggal 20 november 2013 Zukaf, Gary. 2003. Makna Fisika Baru Dalam Kehidupan Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Relativitas Einstein