Rektor Lepas PNS Tenaga Kependidikan Purna Tugas UNAIR NEWS – Pegawai Negeri Sipil (PNS) tenaga kependidikan di lingkungan Kantor Manajemen UNAIR yang memasuki usia 58 tahun, dilepas. Hal itu dilakukan karena telah memasuki usia purna tugas. Tercatat sebanyak 19 orang yang purna tugas pada tahun ini. Acara pelepasan tersebut dilaksanakan di Aula Garuda Mukti pada, Jumat (25/11). Mewakili staf kependidikan yang purna tugas, Akhwan S.H menyampaikan banyak terima kasih kepada UNAIR yang telah menjadi tempat pengabdian selama ini. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa pihak UNAIR juga telah memberikan bekal berupa beragam pelatihan dan cek kesehatan sebelum memasuki masa purna tugas. “Mewakili bapak ibu yang pensiun, kami mengucapkan banyak terima kasih. Tidak lupa juga beribu terima kasih atas pelatihan kewirausahaan dan banyak pelatihan yang diberikan kepada kami,” jelasnya. Di akhir sambutannya, mantan Kepala Sub-Direktorat Pendidikan tersebut berharap, setelah memasuki masa purna tugas, ia dan beberapa purna tugas lainnya bisa terus mendapat perhatian dari pihak universitas. “Semoga bapak Rektor bisa terus membimbing kami. Saya juga berharap bagi yang sudah pensiun tetap semangat, jangan malah loyo,” serunya. Hadir di tengah para staf yang purna tugas, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., mengatakan bahwa purna tugas itu sebuah kepastian. “Pensiun itu pasti. Bahkan orang hidup juga akan pensiun dari hidup. Ini adalah bagian rahmat Allah. Anggap saja pensiun ini bagi-bagi tugas. Agar lebih bahagia,” terang Prof. Nasih.
Dalam sambutannya, Prof. Nasih juga tidak lupa memberikan banyak wejangan lainnya. Terlebih mengenai waktu dan kelonggaran yang akan dirasakan para purna tugas. Guru Besar FEB UNAIR tersebut menyarankan agar tetap memaksimalkan waktu sebaik mungkin. “Sekarang bapak ibu punya banyak waktu yang bisa digunakan untuk banyak hal. Lakukan itu,” Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nasih juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada para purna tugas, terlebih mereka dulu adalah orang-orang yang bekerja saat Prof. Nasih masih duduk di bangku kuliah. “Dulu saat kami mahasiswa, bapak ibu juga yang membantu kami mengurusi keperluan administrasi. Ini adalah amal jariah bapak ibu sekalian,” kenang Prof. Nasih.(*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila
Budaya Sebagai Bahasa Universal Pemersatu Bangsa UNAIR NEWS– Himpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (HIMPUNI) bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) menggelar acara Dialog Budaya di Ruang Kahuripan, Kampus C UNAIR, Kamis (24/11). Acara dihadiri oleh puluhan akademisi dengan mengangkat tema Merajut Indonesia Melalui Budaya Guna Memperkuat NKRI. Acara tersebut menghadirkan empatpembicara.Ketua HIMPUNI Nur Sidiq, Anggota Dewan Pengawas RRI Dwi Hernuningsih, Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR Puji Karyanto, S.S., M.Hum, dan Direktur Universitas Brawijaya Televisi Riyanto. Mengawali pembicaraan, Nur Sidiq mengungkapkan bahwa seluruh alumni perguruan tinggi di Indonesia memiliki kewajiban dan rasa tanggung jawab atas keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). “Sebagai insan akademis, kita memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga keutuhan NKRI yang kokoh. Sehingga kita merasa perlu memberikan sumbangsih berupa ide-ide dan gagasan,” ujarnya. Kendati keberadaan alumni tidak berada di parlemen ataupun pemerintahan, Nur Sidiq menegaskan bahwa peran alumni akan sangat dibutuhkan. “Kita tidak berada di parlemen, kita tidak berada di pemerintahan, tapi secara moral kita memiliki dukungan yang kuat,” kata dia. “Secara singkat, kita rasa bahwa kita ini sebuah negara. Sebuah bangsa tidak akan lepas dari yang namanya gangguan, ancaman, baik dari luar atau dari dalam sendiri. Salah satu untuk menyatukan kekuatan kita ini adalah melalui budaya,” jelasnya terkait kondisi Indonesia terkini. Seraya mengamini, Dwi Hernuningsih menambahkan bahwa Indonesia dapat disatukan melalui budaya, salah satunya adalah melalui seni. “Saya ingin mempertegas, bahwa budaya, salah satunya adalah seni, itu adalah bahasa universal yang tidak membedakan bagaimana latar belakang orang. Melalui seni, kita bisa menyatu, bisa berkumpul bersama,” serunya. Mewakili dari akademisi, Puji Karyanto mengungkapkan bahwa slogan Bhineka Tunggal Ika itu sudah ditanamkan dan selalu ditemui dalam kehidupan kampus. “Kita kan dari universitas. Kalau berbicara universitas,
sebenarnya sudah berbicara tentang kebhinekaan. Karena ada kata versi, itu artinya bhineka, uni itu artinya satu. Jadi, kebhinekaan itu selalu ada di sekitar kita. Tapi jangan lupa, kesatuannya ada di pendidikan,” pungkasnya. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Binti Q. Masruroh
IDSC, Ajang Internasional Menemukan Ide Stabilitas Finansial UNAIR NEWS ̶ Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga menyelenggarakan call for paper dan Internasional Development Student Conference (IDSC), pada Senin (21/11). Tahun lalu, ajang ini masih dalam lingkup nasional, sedangkan tahun ini dibuka untuk lingkup internasional. Kali ini, IDSC mengangkat tema “Realizing the ASEAN Financial Stability Amidst Global Economic System Dynamics”. Kerentanan sektor finansial lebih tinggi dibandingkan dengan sektor nonfinansial menjadi latar belakang pentingnya mengkaji bagaimana kestabilan finansial di era masyarakat ekonomi ASEAN ini. “Banyak konferensi tentang MEA, berbagai upaya menghadapi MEA. Namun, IDSC lebih terfokus pada kestabilan finansial karena sektor finansial sangat volatile (mudah berubah,red) dan menarik untuk dikaji.” Jelas Zakka Farisy, Ketua acara yang juga mahasiswa jurusan Ekonomi Islam.
Para Juara Call for Paper IDSC 2016 dalam Awarding Night di Aula Fajar FEB UNAIR (Foto : Istimewa) Call for paper ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri. Dari keseluruhan peserta yang mendaftar, terpilih 15 tim terbaik untuk mempresentasikan gagasannya. Tiga dari peserta terpilih berasal dari luar negeri, yaitu Nina Greig-Towers dari Australia, Sinatrya Shrestha dari Nepal, dan Valencia Joshua Brent S dari Filipina. Pada hari kedua, Selasa (22/11), presentasi secara keseluruhan menggunakan Bahasa Inggris. Tak sedikit penonton yang terlihat mengapresiasi kemampuan berbahasa Inggris para peserta. Tidak hanya itu, gagasan yang dikemukakan pun bervariasi dan kreatif. “Berbagai ide yang dipaparkan merujuk pada stabilitas finansial. Salah satu dari ide yang dipaparkan adalah menyamakan currency. Upaya ini dirasa mampu menstabilkan finansial antar negara,” ujar Adindha, salah satu penonton.
Esok harinya, Rabu (23/11), peserta diajak ke wisata Bromo untuk melihat sunrise. Tidak hanya jalan-jalan, para peserta juga menjalin keakraban satu sama lain. Sebelumnya, pada hari pertama mereka saling mengenalkan budaya daerah masing-masing di welcome party. Setelah field trip, panitia dan peserta melakukan awarding night di Aula Fajar FEB UNAIR. Pada saat itu, diumumkan pemenang dari call for paper. Hasilnya, tim Ajeng Pratiwi dari Universitas Negeri Jember di daulat sebagai juara I. Tim Iqbal Makbul Taher dari Universitas Indonesia meraih juara II, sedangkan juara III diraih oleh Tim Mohammad Zeqi Yasin dari Universitas Airlangga. Ada juga penghargaan Best Delegate yang diperoleh Muhammaf Mulfi dari Universitas Brawijaya, Best Speaker diperoleh Rahmah Yulia Dari Universitas Airlangga, dan Best Paper diraih tim Fajriansyah Hendra dari Institut Pertanian Bogor. Dengan berakhirnya awarding night, Zakka Farisy berharap, kegiatan ini mampu menjadi prime mover kegiatan-kegiatan bertaraf internasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus mendukung visi Universitas Airlangga menuju 500 World Class University.(*) Penulis : Siti Nur Umami Editor : Dilan Salsabila
Mari Bekerja untuk Mencari RidhoNya UNAIR NEWS – Bekerja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Melalui bekerja, manusia bisa mendapatkan hasil jerih payah berupah upah untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Namun, bekerja tidak hanya memenuhi kepuasan duniawi melainkan juga bekal hidup di akhirat. Hal itulah yang disampaikan dalam pengajian rutin sivitas akademika Universitas Airlangga pada Rabu (23/11). Pengajian yang digelar di Ruang Adi Sukadana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR kali ini, disampaikan oleh ustaz Prof.Dr. Abdullah Shahab, M.Sc. Dalam ceramahnya, ustaz Abdullah Shahab menyampaikan bahwa setiap manusia harus memiliki tujuan hidup. “Tujuan hidup kita tak lain harus mencari Ridho Allah SWT. Maka dari itu kita bekerja tujuannya untuk mencari Ridho dari Allah SWT,” jelas Guru Besar ITS tersebut. Ustaz
Abdullah
Shahab
juga
menyampaikan
bahwa
bekerja
merupakan perintah Allah SWT. Dalam hal ini manusia diharuskan melakukan sebuah pekerjaan untuk mencari RidhoNya. “Memang sulit untuk bekerja dengan niat mencari Ridho Allah SWT. hampir sepenuhnya hati kita digelayuti oleh hal-hal yang berbau duniawi,” paparnya. Uztaz Abdullah Sahab juga menambahkan bahwa bekerja secara ikhlas dengan mencari RidhoNya, maka dapat dipastikan dapat membawa kepuasaan bagi setiap diri manusia. “Kalau kita bekerja secara ikhlas mencari RidhoNya, kita bisa punya teman baik, kita bisa punya investasi untuk akhirat, dijauhkan dari sifat marah, dengki dan fitnah,” tambahnya. Tidak hanya itu, ustaz Abdullah Shahab dalam ceramahnya juga mengatakan, sebagai manusia harus memiliki manfaat bagi orang lain. Bekerja pun demikian, dengan bekerja diharapkan bisa meberikan kontribusi manfaat bagi sesama. (*) Penulis : Faridah Hari Editor: Nuri Hermawan
Bantu Tekan Angka Penderita, UNAIR Perpanjang Kerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia UNAIR NEWS – Pengabdian masyarakat adalah salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu bentuk pengamalan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sivitas akademika Universitas Airlangga adalah turut menanggulangi penyakit kanker di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, bersama pengurus Yayasan Kanker Indonesia cabang Jatim yang diketuai Nina Soekarwo telah memperpanjang masa kerja sama dengan melakukan penandatanganan naskah kesepahaman (MoU) antara keduanya, Rabu (23/11). Masa kerja sama ini berlaku sampai tahun 2021, setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2011 hingga 2016. Acara penandatanganan naskah kerja sama dilangsungkan di Aula Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jatim, Surabaya. Dalam rangkaian acara itu, dilantik pula pengurus baru YKI cabang Jatim. Beberapa tokoh penting yang turut hadir dalam acara itu antara lain Gubernur Jatim, Sekretaris Daerah Pemprov Jatim, serta Konsulat Jenderal Jepang dan Amerika. Sebagai organisasi nirlaba, YKI telah memiliki 96 cabang dari Sabang hingga Merauke. YKI bekerjasama dengan beberapa pihak dalam melakukan tindakan penanganan terhadap penyakit kanker, yakni Pemprov Jatim, BPJS Kesehatan Divisi Regional, dan sivitas akademika UNAIR.
Dalam sambutannya, Nina mengatakan bahwa penyakit kanker bisa berdampak kurang baik pada penderita maupun keluarga. Dampak yang dimaksud adalah gangguan psikologis dan kecemasan yang dialami penderita maupun keluarga. “Selama ini penanganan penyakit kanker terkenal dengan biaya yang mahal. Belum lagi dengan gangguan psikologis dan kecemasan yang dialami oleh penderita maupun keluarga. Oleh karena itu, YKI berpartisipasi agar masyarakat dapat melakukan pencegahan,” ujar Nina. Dalam kesepakatan tersebut, ada empat poin yang tercantum dalam naskah kerja sama. Pertama, pemberdayaan dan peningkatan aktivitas jejaring penanganan kanker di Jatim. Kedua, pengembangan sumber daya manusia melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan magang di cabang-cabang YKI. Ketiga, mengembangkan sistem rujukan untuk pembuatan dan pengelolaan data pasien kanker di Jatim. Keempat, pengembangan penelitian kanker di Jatim. Kiprah UNAIR dalam membantu penanggulangan penyakit kanker bersama YKI tak diragukan. Menurut Prof. Nasih, banyak akademisi dari UNAIR yang menjadi relawan, tenaga medis, tenaga sosial, maupun tenaga psikologis untuk membantu meringankan beban penderita. Melalui perpanjangan masa kerja sama, Rektor UNAIR berharap, keterlibatan UNAIR dalam kegiatan YKI mampu menekan angka penderita kanker di Indonesia, khususnya di Jatim. “Harapannya, kita bisa berkontribusi lebih baik lagi sesuai bidang yang kita miliki. Kita memiliki ilmu, pengalaman, dan pengetahuan. Di sana, kita bisa mendarmabaktikan ke masyarakat. Tentu itu adalah bagian kecil saja dari kebutuhan yang diperlukan YKI,” ujar Rektor. Gubernur Jatim mengapresiasi atas dilantiknya pengurus baru serta perpanjangan kerjasama YKI dengan beberapa pihak. Mengingat, kesehatan adalah faktor penting dalam pembangunan
peradaban bangsa. “Kesejahteraan masyarakat bisa diukur kalau kesehatan dan pendidikannya baik. Pendidikan yang baik berbanding lurus dengan kesehatan yang sejahtera. Sehingga Jatim, menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai priotitas dalam pembangunan,” kata Soekarwo. Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor III UNAIR, Direktur Sarana dan Prasarana Lingkungan, Ketua I YKI, relawan YKI, dan pihak terkait. Acara dilanjutkan dengan seminar berkaitan dengan penanggulangan kanker. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S
Kampus India Belajar Strategi Bisnis di Magister Manajemen FEB UNAIR NEWS – Reputasi Universitas Airlangga (UNAIR) di level internasional tidak diragukan lagi. Salah satu buktinya, pada Senin (21/11) hingga Jumat (25/11), sebanyak dua belas mahasiswa dan seorang dosen dari Doon Business School (DBS) India berkunjung ke Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Tujuan mereka adalah melakukan pengayaan di bidang strategi dan manajemen bisnis lintas perspektif budaya. Kaprodi MM FEB Dr. Gancar Chandra Premananto SE, MSi., mengungkapkan, program ini bertajuk International Class Program Strategic Journey. Kali ini, pihaknya sudah menyiapkan program khusus bagi para pelajar asing tersebut.
Ini juga merupakan program internasional perdana yang secara spesifik membahas tentang Manajemen Strategi. Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan penuh fakultas, Direktorat Pendidikan, dan International Office and Partnership (IOP). Harapannya, program dengan DBS ini menjadi embrio untuk ditawarkan kepada sekolah bisnis lain dari luar negeri. “Semoga semakin banyak mahasiswa ilmu bisnis asing yang datang ke MM FEB. Dengan demikian, reputasi internasional bisa makin tinggi. Terutama, dengan telah diakuinya MM oleh lembaga akreditasi internasional ABEST21,” kata Gancar. Selain mendapat kuliah umum dari para pakar dari UNAIR, mahasiswa dan mahasiswi India itu juga melaksanakan city tour yang edukatif di sejumlah tempat. Antara lain, ke House of Sampoerna, Petrokimia Gresik, sentra belajar membatik Jemursari, Kenjeran, dan lain sebagainya. Pada hari terakhir, mereka diminta untuk melakukan presentasi kasus dan menikmati pertunjukkan seni. Sementara itu, Navajyoti Singh Negi, PhD, dosen pendamping rombongan dari DBS mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan riset mendalam sebelum memilih UNAIR sebagai tujuan belajar. “Kami melihat UNAIR memiliki karakter dan potensi yang besar di bidang pengembangan ilmu manajemen strategi. Yang berkaitan dengan khazanah kebudayaan Indonesia,” kata dia saat ditemui Rabu pagi (23/11) di House of Sampoerna. Salah satu mahasiswa dari DBS bernama Sameer Chhetry mengapresiasi semua rangkaian kegiatan yang sudah ditata pihak MM FEB. “Kami bisa menerima banyak gambaran tentang bisnis dan manajemen strategi dengan baik,” urai dia. Sehari sebelumnya, atau pada Selasa (22/11), para mahasiswa India dan mahasiswa FEB UNAIR mengikuti sesi kuliah umum. Secara berurutan, pematerinya adalah Prof. Bambang Tjahyadi, menyampaikan tentang “Strategic Thinking for Non Profit Organization”, disambung oleh Dr. Gancar C. Premananto tentang
“5 C’s in the mind of Strategist”. Juga, materi ” Strategy for Change Managemen” dari Dian Ekowati, PhD dan “Big Data Analysis for Strategic Purpose” oleh Dr. Ing. Hendro Wicaksono. Dari India, Navajyoti Singh Negi, PhD, menutup dengan “Cross Cultural in Strategy Setting”. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Mahasiswa Pascasarjana Bisa Berprestasi di Kampus
Pun UKM
UNAIR NEWS – Ada yang menarik dalam gelaran Student Week yang dihelat oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Meja pada 12 November lalu. Seorang mahasiswi Sekolah Pascasarjana mengikuti pertandingan tenis meja “Rektor Cup” di kategori tunggal putri. Perempuan bernama Septin Mauludiyana itu pun berhasil meraih peringkat ketiga. Mahasiswi Prodi Imunologi itu membuktikan, para mahasiswa UNAIR dari berbagai jenjang bisa ikut dalam kegiatan UKM kampus dan berprestasi. “Sejak kecil, saya memang suka tenis meja. Meski masih dalam tahap amatir. Beberapa waktu lalu, adik saya yang lagi kuliah di Fakultas Kedokteran memberi info tentang Student Week ini. Alhamdulillah, bisa ikut dan berprestasi,” ungkap dia. Dia sendiri memiliki minat untuk ikut UKM Tenis Meja. Namun, selama ini dia berdomisili di Malang. Maka itu, keinginan untuk bergabung di UKM secara aktif itu masih menjadi
pertimbangan baginya. Meski demikian, dia memastikan, jika pertandingan serupa dilaksanakan kembali, alumnus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya ini bakal berpartisipasi kembali. Di tempat terpisah, Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana UNAIR Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes, drh mengungkapkan, mahasiswa Pascasarjana memang selalu diberi ruang berkegiatan di kampus. Yang secara esensi, tidak berbeda dengan mahasiswa S1 kebanyakan. “Kampus tidak mengkotak-kotakan. Apa yang diraih Septin adalah buktinya,” papar dia. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Gali Ilmu di Lapangan, Mahasiswa PDD Banyuwangi Adakan ‘My Trip My Education’ UNAIR NEWS – Mahasiswa dituntut untuk lebih proaktif dalam mencari informasi dan relasi untuk kelancaran karirnya kelak setelah lulus menjadi sarjana. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan melalui perkuliahan, studi literature dari jurnaljurnal ilmiah, mahasiswa juga dituntut untuk dapat melakukan observasi langsung ke lapangan sehingga pengetahuan dunia kerja sebagai faktor penting yang harus diperhatikan dalam belajar sebagai mahasiswa. Menurut Diansanto Prayoga S.KM.,M.Kes., Pembina Banyuwangi Public Health Assosiation (B-PHA) dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait dunia kerja, maka Divisi Career Preparation B-PHA sebagai himpunan mahasiswa (hima) prodi Ilmu
Kesehatan Masyarakat PDD Banyuwangi mengadakan kegiatan My Trip My Education (MTME) di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti) dan Wisata Bhakti Alam di Tutur, Kab. Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (8/11). “Sejumlah 100 orang mahasiswa yang terdiri dari perwakilan angkatan 2014, 2015 dan 2016 yang didampingi oleh dosen dan bagian kemahasiswaan UNAIR PDD Banyuwangi bersama-sama mengunjungi dua lokasi sasaran tersebut,” tegasnya.
PESERTA kegiatan kunjungan MTME IKM PDD Universitas Airlngga di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk di Pasuruan, Salasa (8/11). (Foto: Laili Zarah M.) Menurut Nur Risca Azizah (20), ketua pelaksanaan kegiatan, kegiatan MTME ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat di PDD Banyuwangi untuk menambah dan meningkatkan bekal keilmuan dan pengetahuannya, khususnya mengenai penerapan ilmu kesehatan lingkungan, ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3), ilmu promosi kesehatan dan ilmu gizi di lapangan, yang didukung dengan penguasaan teori yang didapat selama proses belajar di kelas.
Studi ilmu K3 dan kesehatan lingkungan di PT Nippon Indosari Corpindo itu dipandu oleh narasumber Soffahmi Pratama Susanti, staf departemen Quality Assurance (QA) dan Quallity Control (QC). Ia merasa bangga dan senang mendapat kunjungan mahasiswa Universitas Ailangga ini. Karena itu ia berharap kunjungan di perusahaan ini bisa menjadi sebuah proses edukasi yang berkelanjutan. Rochmad Ardiansyah P, (19), wakil ketua panitia menambahkan bahwa sepulang dari kegiatan MTME ini para peserta diharapkan mampu memahami lebih mendalam tentang bagaimana bentuk-bentuk aplikasi ilmu kesehatan masyarakat secara langsung. “Agar tidak hanya berpacu pada teori semata,” kata Rochmad. (*) Penulis: Siti Mufaida Editor : Bambang Bes
“Sang Ksatrya Mahapurusha” Juara Sayembara Naskah Wayang Lakon Airlangga UNAIR NEWS – “Sang Ksatrya Mahapurusa”, naskah wayang karya Amri Bayu Saputra, S.Sn., terpilih sebagai yang terbaik atau juara I dalam Sayembara Penulisan Naskah Wayang Lakon Airlangga. Sayembara tersebut dilaksanakan oleh Universitas Airlangga dalam memeriahkan peringatan Dies Natalis ke-62, dan diumumkan panitia pada Sabtu (19/11) malam bersamaan dengan pementasan wayang kulit Airlangga dengan lakon “Airlangga Sumbaga Wiratama”, di halaman parkir kampus B. Seperti diketahui, sayembara penulisan naskah wayang Airlangga itu dilaksanakan dalam rangkaian Festival Wayang Airlangga,
dalam rangka Dies Natalis ke-62 UNAIR. Dengan diumumkannya pemenang sayembara maka usai sudah Festival Wayang Airlangga, yang sebelumnya juga diadakan seminar bertajuk ”Wayang Airlangga: Varian Baru dalam Jagat Pewayangan Indonesia” di Aula Siti Parwati FIB UNAIR, Sabtu (19/11) paginya. Karena itu, sebelum pementasan “Airlangga Sumbaga Wiratama” Sabtu (19/11) malam itu, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., langsung menyampaikan hadiah-hadiahnya kepada para pemenang sayembara penulisan naskah. Juara I sayembara ini memperoleh hadiah uang sebesar Rp 12 juta. Dalam penilaian Dewan Juri yang diketuai Dr. Sri Teddy Rusdy, SH., M.Hum., antara nilai juara I dengan juara II hanya terpaut selisih nilai tipis sekali. Ini menunjukkan adanya kompetisi visi yang ketat. Dari lima orang juri, Juara I mengumpulkan nilai 1.185. Sedangkan Juara II yang dimenangkan oleh Aneng Kiswantoro, M.Sn memperoleh nilai 1180. Hanya berselisih 5 (lima) poin. Aneng Kiswantoro menulis naskah berjudul ”Sumilaking Medang Kahuripan”. Sedangkan juara III dimenangkan oleh Tatag Taufani Anwar dengan karya naskah berjudul “Airlangga Nurapati”. Dengan demikian Amri, Juara I asal Kabupaten Sidoarjo ini, berhak atas hadiah uang sebesar Rp 12 juta. Sedangkan Juara II meraih hadiah uang sebesar Rp 10 juta, kemudian juara III menerima hadiah sebesar Rp 8 juta. Menurut anggota dewan juri Dra. Adi Setijowati, M.Hum., yang juga Ketua Panitia Sayembara Penulisan Wayang Lakon Airlangga ini, sayembara ini diikuti 12 peserta dari berbagai daerah. Diantara peserta sayembara tersebut ada yang berprofessi sebagai dalang, seniman, sastrawan Jawa, serta peminat wayang. Menurut kajian tim juri yang dipimpin Dr. Sri Teddy Rusdy, keunggulan naskah Amri Bayu Saputra sebegai juara I karena beberapa pertimbangan. Misalnya, garapannya sederhana dan
bertumpu pada pakeliran tradisi, kemudian ia menyertakan garapan sulukan wayang secara lengkap dengan partitur notasinya. Amri juga menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Ia bahkan juga menyertakan gendhing-gendhing iringan wayang. ”Dengan dasar garapan tradisi tersebut memudahkan bagi siapapun pengrawit (niyaga) untuk dapat mengiringi bentuk pakeliran, selain itu garapan tradisi secara pakem jangkep juga memudahkan bagi siapapun untuk mempergelarkannya lakon ini,” demikian kesimpulan dewan juri. Seperti diketahui, sebelum diadakan sayembara penulisan naskah wayang lakon Airlangga ini, panitia juga telah menyelenggarakan diskusi. Wacana dalam diskusi ini dimaksudkan untuk membekali para calon peserta sayembara dalam menuliskan naskahnya. Dalam diskusi itu menghadirkan arkeolog dan sejarawan dari UI dan UNAIR. (*) Penulis : Bambang Bes
Pertahankan Reputasi Siswa yang Diterima, Tiga Sekolah Kunjungi UNAIR UNAIR NEWS – Ingin mempertahankan reputasi jumlah siswanya yang dapat lolos diterima kuliah di Universitas Airlangga (UNAIR) tahun akademik 2017 nanti, 216 siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kabupaten Gresik, berkunjung ke UNAIR, Senin (21/11) kemarin. Tujuan yang utama, agar sejak dini mengetahui secara langsung seluk-beluk proses penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2017, baik secara nasional (SNMPTN dan SBMPTN) maupun
secara intern UNAIR (jalur Mandiri). Dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Drs. Suswanto, MM., ia menyampaikan rasa bangganya bahwa tahun lalu siswa-siswi dari SMA Negeri 1 (SMANSA) Gresik merupakan sekolah peringkat terbanyak IV yang siswanya diterima di UNAIR. Seperti diketahui, peringkat I SMA Negeri 5 Surabaya (166 siswa), peringkat II SMA Negeri 2 Surabaya (155 siswa), dan peringkat 3 SMA Negeri 15 Surabaya (132 siswa). Sedangkan SMA Negeri 1 Gresik di urutan keempat dengan diterima 128 siswa. ”Karena itulah lebih dari dua pertiga siswa kelas XII kami ini ingin menggali informasi yang sejelas dan sedetil mungkin, ibaratnya mulai dari A hingga Z, tentang bagaimana penerimaan mahasiswa baru di UNAIR khususnya. Jadi punya gambaran lengkap, dan harapan kami bisa mengantarkan anak-anak semakin banyak yang bisa diterima masuk UNAIR,” tambah Enny Suryantari, SPd, Wakil mengantarkan siswanya.
Kepala
Sekolah
yang
juga
turut
RATUSAN siswa-siswi Madrasah Aliyah Ma’arif NU Assa’adah,
Kabupaten Gresik, yang berkunjung ke UNAIR 7 November 2016 lalu. (Foto: BE Santoso) Minat tinggi ingin masuk UNAIR itu terbaca dari saat tanyajawab (dialog). Tercatat sebelas siswa mengajukan pertanyaan dalam tiga sessi dialog dengan nara sumber dari Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR Drs. Imam Siswanto, M.Si. Yang dipertanyakan mulai dari prestasi akademik, sertifikat prestasi non-akademik, pilihan jurusan IPA dan IPS, reputasi IPK (Indeks Prestasi Komulatif) alumninya, dsb. Sebelumnya juga berkunjung ke UNAIR antara lain oleh ratusan siswa-siswi SMA Negeri IV Bojonegoro (9/11) yang diterima di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), dan Madrasah Aliyah Ma’arif NU Assa’adah Gresik (7/11) yang diterima di gedung Student Center (SC). Tujuan mereka juga sama, ingin mengetahui secara langsung dan sejak dini tentang informasi penerimaan mahasiswa baru di UNAIR tahun akademik 2017. (*) Penulis: Bambang Bes