REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
[email protected]
Pendahuluan Jagung sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia merupakan makanan pokok kedua setelah beras dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kebutuhan akan jagung terus meningkat, baik untuk pangan maupun pakan. Kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan nasional. Peningkatan kebutuhan jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas. Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor (Badan Litbang Pertanian, 2008). Impor jagung tentunya merugikan bagi petani dan sekaligus merupakan peluang untuk meningkatkan produktivitas jagung di Indonesia.
Ditinjau dari sumber daya yang dimiliki, Indonesia mampu
berswasembada jagung, dan bahkan mampu pula menjadi pemasok jagung di pasar dunia. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan berbagai dukungan terutama teknologi, investasi, dan kebijakan. Provinsi Bengkulu memiliki potensi untuk pengembangan produksi jagung. Luas panen jagung di Provinsi Bengkulu mencapai 22.215 ha dengan produksi 87.362 ton dan produktivitas 3,93 ton/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2012).
Salah satu cara yang dapat
ditempuh untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan menerapkan teknologi melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang dapat diterapkan dalam sistem budidaya jagung. Komponen PTT jagung tersebut adalah sebagai berikut: 1) penggunaan varietas unggul baru (VUB); 2) benih bermutu dan berlabel; 3) pemberian bahan organik; 4) penyiapan lahan; 5) pengaturan populasi tanaman; 6) pemupukan; 7) pembuatan saluran drainase; 8) pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara terpadu, serta 9) teknologi panen; dan 10) pasca panen. Ada korelasi positif antara jumlah komponen PTT yang diterapkan dengan produktivitas tanaman.
Hingga batas tertentu komponen PTT
diterapkan, semakin tinggi produktivitas yang dapat dicapai (Wibawa dkk., 2011). Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam usahatani jagung. Perubahan iklim yang semakin tidak menentu mengakibatkan perubahan status dan dominasi spesies Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
1
OPT yang pada akhirnya menstimulasi ledakan beberapa OPT. Pemilihan varietas yang tepat, yang toleran terhadap serangan hama dan penyakit, diharapkan dapat menurunkan resiko penurunan hasil secara signifikan. Rekomendasi Varietas Jagung Toleran Terhadap HPT Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam peningkatan produktivitas, produksi, dan pendapatan usahatani.
Varietas unggul adalah
galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah (Satoto, Darajat dan Wahyuni, 2008).
Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi setempat,
keinginan petani, dan permintaan pasar. Varietas unggul baru jagung terdiri dari varietas unggul baru hibrida dan komposit.
VUB hibrida adalah kelompok tanaman jagung yang
terbentuk dari individu-individu generasi pertama (F1) asal suatu kombinasi persilangan dan memiliki karakteristik potensi hasil tinggi, seperti Bima-7, Bima-9, Bima-10, Bima-11, dan Bima-12Q. Sedangkan VUB komposit adalah varietas jagung yang berasal dari dua varietas yang telah mengalami persilangan bebas atau acak (random mating) minimum lima kali meliputi Sukmaraga, Lamuru, Srikandi Kuning 1, Srikandi Putih 1, dan Anoman-1. Banyak varietas unggul yang telah dilepas untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan petani. Tiap varietas mempunyai spesifikasi tersendiri untuk dapat menampilkan potensi hasilnya, baik dari segi kesesuaian lahannya maupun ketahanannya terhadap Hama dan Penyakit Tanaman (HPT).
Banyak varietas yang telah dilepas dan dapat dipilih untuk
antisipasi terhadap berbagai kondisi lingkungan, terutama ketahanannya terhadap
HPT
(Tabel 1).
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
2
Tabel 1. Deskripsi Varietas Unggul Jagung No.
Varietas
Hibrida 1. C-1 2. C-2
Dilepas
Umur (hari)
Potensi Hasi (t/ha pipilan kering)
Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering)
Spesifikasi/Keunggulan Genetik
1983 1989
95 - 100 ± 92
8,1
5,8 6,4
Cukup tahan penyakit bulai Cukup tahan penyakit busuk batang dan bulai strain Filipina Tahan terhadap penyakit karat Toleran penyakit bulai, karat, dan hawar daun Toleran terhadap penyakit karat dan agak toleran terhadap penyakit bulai Agak tahan terhadap penyakit karat dan bulai Agak tahan terhadap penyakit karat dan bulai Tahan terhadap penyakit karat H. maydis dan H. turcicum, moderat tahan bulai, moderat toleran penyakit Rhizoctonia dan busuk tongkol Tahan terhadap penyakit karat H. maydis dan H. turcicum, moderat tahan bulai, moderat toleran penyakit Rhizoctonia dan busuk tongkol Agak toleran terhadap penyakit karat H. maydis dan H. turcicum, agak tahan bulai, agak toleran penyakit Rhizoctonia dan busuk tongkol
3. 4.
C-3 C-4
1992 1997
± 95 100 - 105
8,2 10,0
6,4 7,5
5.
C-5
1997
95 - 105
-
8,0
6.
C-6
1997
98 - 110
-
10,0
7.
C-7
1997
95 - 105
10,0 – 12,4
8,1
8.
C-8
2000
101 - 143
10,0 – 11,7
8,7
9.
C-9
2001
101 - 140
10,0 – 11,8
8,7
10.
C-10
2001
102 - 133
10,0 – 11,2
8,2
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
3
No.
Varietas
Dilepas
Umur (hari)
Potensi Hasi (t/ha pipilan kering)
Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering)
Hibrida 11. Pioneer 1
1985
± 100
-
5,6
12.
Pioneer 2
1986
± 100
10,0
6,3
13.
Pioneer 3
1992
± 98
9,0 – 10,0
6,4
14.
Pioneer 4
1993
± 98
9,0 – 11,0
6,9
15.
Pioneer 5
1993
± 95
9,0 – 10,0
6,8
16.
Pioneer 6
1996
96 - 116
10,0 – 12,0
9,04
17.
Pioneer 7
1996
100 - 113
10,0 – 11,31
8,75
18.
Pioneer 8
1996
100 - 118
10,0 – 11,96
8,79
19.
Pioneer 9
1996
100 - 113
10,0 – 11,7
8,98
20.
Pioneer 10
1999
93 - 117
10,0 – 11,0
7,66
Spesifikasi/Keunggulan Genetik Cukup tahan penyakit karat dan bulai strain Filipina Tahan terhadap penyakit karat dan bulai strain Filipina dan penyakit daun
Leaft Blight
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
Toleran penyakit bulai, karat, dan penyakit daun Toleran terhadap penyakit karat dan penyakit bulai Tahan terhadap penyakit karat, bulai, dan penyakit daun Toleran terhadap bulai, tahan terhadap busuk batang dan karat daun Cukup toleran terhadap penyakit bulai dan penyakit daun utaman lainnya Cukup toleran terhadap penyakit bulai, tahan terhadap karat daun Toleran terhadap penyakit bulai, tahan terhadap karat daun, dan busuk tongkol Tahan terhadap penyakit karat daun, cukup tahan terhadap busuk tongkol diplodia, bulai, busuk batang Pythium, hawar daun H. turcicum, dan agak rentan terhadap busuk batang bakteri
4
No.
Varietas
Dilepas
Umur (hari)
Potensi Hasi (t/ha pipilan kering)
Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering)
Spesifikasi/Keunggulan Genetik
Hibrida 21. Pioneer 11
1999
96 – 124
10,0 – 12,0
7,66
22.
Pioneer 12
1999
92 - 120
10,0 – 12,0
8,1
23.
Pioneer 13
1999
10,0 – 11,0
10,0 – 11,0
8,0
24.
Pioneer 14
1999
89 – 112
10,0 – 11,0
7,58
25.
Pioneer 15
2000
± 95
9,0 – 10,0
6,8
26.
Pioneer 16
2001
97 – 125
10,0 – 11,0
8,2
Tahan terhadap penyakit karat, agak rentan terhadap hawar daun H.turcicum, busuk tongkol diplodia, busuk batang Phytium, dan rentan terhadap bulai serta busuk batang bakteri Tahan terhadap penyakit karat daun, busuk tongkol diplodia, dan busuk batang bakteri; agak tahan terhadap bulai, hawar daun H.turcicum, dan busuk batang Phytium Agak tahan terhadap penyakit karat daun, bulai, busuk tongkol diplodia, busuk batang bakteri dan hawar daun H.turcicum; tahan terhadap busuk batang Phytium Agak tahan terhadap penyakit karat daun dan busuk batang bakteri; tahan terhadap bulai, busuk tongkol diplodia, hawar daun H.turcicum, dan busuk batang Phytium Tahan terhadap penyakit karat, bulai, dan penyakit daun Tahan terhadap busuk batang bakteri, cukup tahan terhadap karat daun, busuk tongkol Gibbrella, virus, dan bercak daun C. Zeamaydis;dan ketahanan sedang terhadap hawar daun H.turcicum dan busuk tongkol diplodia
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
5
No.
Varietas
Dilepas
Umur (hari)
Potensi Hasi (t/ha pipilan kering)
Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering)
Spesifikasi/Keunggulan Genetik
Hibrida 27. Pioneer 17
2001
97 – 122
11,0 – 12,0
8,0
28.
Pioneer 18
2001
95 – 118
10,0 – 11,0
7,3
29.
Pioneer 19
2001
98 – 122
10,0 – 11,0
8,0
30.
Pioneer 20
2003
90 – 110
10,9
6,0 – 10,0
Tahan terhadap hawar daun H.turcicum, bercak daun C. Zeaemaydis, busuk daun, bulai, dan virus; cukup tahan terhadap busuk tongkol diplodia; agak rentan terhadap busuk batang bakteri Tahan terhadap bulai, karat daun, busuk tongkol Gibberella dan diplodia, cukup tahan hawar daun H. turcicum, busuk batang bakteri dan virus; ketahanan sedang terhadap bercak daun C. Zeaemaydis Tahan terhadap bulai dan busuk tongkol Gibberella, cukup tahan hawar daun H. turcicum, bercak daun C. Zeaemaydis, dan busuk tongkol diplodia dan virus; ketahanan sedang terhadap karat daun serta agak rentan terhadap busuk batang bakteri Tahan terhadap penyakit karat, bulai, dan penyakit daun C. Zeaemaydis, dan ketahanan sedang terhadap karat daun; agak rentan terhadap hawar daun H. turcicum dan diplodia, virus kompleks dan perkecambahan tongkol; rentan terhadap busuk batang bakteri, bulai, dan busuk tongkol
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
6
No.
Dilepas
Umur (hari)
Potensi Hasi (t/ha pipilan kering)
Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering)
Spesifikasi/Keunggulan Genetik
Hibrida 31. Pioneer 21
2003
95 – 117
13,3
6,1
32.
Bisi 18
2004
100 – 125
12,0
9,1
33.
Bisi 16
2004
107 – 135
13,4
9,2
34.
Bisi 15
2001
± 99
12,8
8,2
35.
Bisi 1
1995
± 92
8,3
7,0
36.
Bisi 2
1995
± 103
13,0
8,9
37.
Bisi 3
1996
± 94
9,7
7,2
38. 39. 40. 41. 42.
SHS 1 SHS 2 SHS 11 SHS 12 BIMA 1
2002 2002 2004 2004 2001
± ± ± ± ±
13,0 12,6 11,14 11,49 8,0 – 9,0
9,0 9,7 9,63 9,39 7,3
43.
BIMA 2 Bantimurung BIMA 3 Bantimurung
2007
± 100
11,0
8,51
Tahan terhadap karat daun, bercak daun kelabu C. Zeaemaydis; ketahanan sedang terhadap busuk tongkol diplodia, virus, dan perkecambahan tongkol; agak rentan terhadap busuk batang bakteri dan bulai Tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun Tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun Tahan terhadap penyakit bulai dan karat daun Toleran terhadap penyakit karat daun dan agak tahan terhadap penyakit bulai Toleran terhadap penyakit bulai dan karat daun Tahan penyakit bulai dan toleran terhadap penyakit karat daun Peka terhadap bulai Peka terhadap bulai Tahan terhadap penyakit bulai Tahan terhadap penyakit bulai Agak toleran terhadap penyakit bulai, bercak dan karat daun Agak toleran terhadap penyakit bulai
2007
± 100
10,0
8,27
Toleran terhadap penyakit bulai
44.
Varietas
99 99 97 96 97
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
7
No. Varietas
Dilepas
Umur (hari)
Potensi Hasi (t/ha pipilan kering)
Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering)
Hibrida 45. BIMA 4
2008
± 102
11,7
9,6
46.
2008
± 103
11,4
9,3
Komposit 47. Sukmaraga
2003
105 – 110
8,5
6,0
48.
Lamuru
2000
90 – 95
7,6
5,6
49.
Srikandi Putih-1
2004
105 – 110
8,09
5,89
50.
Srikandi Kuning-1
2004
105 – 110
7,92
5,40
51.
Anoman-1
2006
± 103
6,6
4,6
BIMA 5
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
Spesifikasi/Keunggulan Genetik Peka bulai Peka bulai
bulai, tahan terhadap penyakit dan karat daun bulai, tahan terhadap penyakit dan karat daun
Cukup tahan terhadap penyakit bulai, bercak daun dan karat daun Cukup tahan terhadap penyakit bulai dan karat daun Tahan terhadap penyakit hawar daun dan karat daun; serta tahan terhadap hama penggerek batang Tahan terhadap penyakit hawar daun dan karat daun; serta tahan terhadap hama penggerek batang Agak tahan terhadap penyakit bulai, dan moderat terhadap hawar daun dan bercak daun kelabu
8
Hasil pengkajian yang dilaksanakan di kabupaten/kota menunjukkan bahwa ada beberapa varietas jagung yang adaptif dengan produksi yang cukup tinggi (6,5 ton pipilan kering), yaitu Lamuru, Bima 4, Bima 5, dan Sukmaraga. Pada umumnya, preferensi petani terhadap varietas jagung adalah karena memiliki beberapa keunggulan, seperti varietas yang produktivitasnya tinggi serta toleran terhadap hama dan penyakit utama dan dampak perubahan iklim.
Beberapa varietas jagung yang toleran terhadap hama dan penyakit
tanaman dan dampak perubahan iklim tersaji pada
Tabel 2.
Varietas-varietas tersebut
mempunyai potensi dan peluang untuk dikembangkan secara luas di Provinsi Bengkulu. Tabel 2. Varietas Unggul Jagung yang Toleran Terhadap HPT No.
Varietas
1.
Bima-4
Potensi Hasil (ton/ha pipilan kering) 11,7
Rata-Rata Hasil (ton/ha pipilan kering) 9,6
2.
Bima-5
11,4
9,3
3.
Lamuru
7,6
5,6
4.
Sukmaraga
8,5
6,0
5.
Anoman-1
6,6
4,6
6.
Pioneer 15
10,0 – 11,0
8,1
Keunggulan
Tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun Tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun Cukup tahan terhadap penyakit bulai, dan karat daun
Keterangan
Adaptasi luas Adaptasi luas
Ditanam pada dataran rendah, pada awal penghujan Cukup tahan terhadap Adaptif pada penyakit bulai, bercak lahan masam daun, dan karat daun Agak tahan terhadap Lingkungan bulai, dan moderat kering bercurah terhadap hawar daun hujan pendek dan bercak daun (800-1.200 mm/th) dan dataran rendah – tinggi (1.100 m dpl) Tahan terhadap penyakit Cukup luas bulai, karat daun, dan (musim kemarau busuk tongkol diplodia dan penghujan) dan virus; cukup tahan hawar daun H.turcicum; ketahanan sedang terhadap busuk batang bakteri dan busuk tongkol Gibberella, agak rentan terhadap bercak daun C.zene-maydis
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
9
No.
Varietas
7.
Pioneer 18
Potensi Hasil (ton/ha pipilan kering) 10,0 – 11,0
Rata-Rata Hasil (ton/ha pipilan kering) 7,3
Keunggulan
Keterangan
Tahan terhadap bulai, karat daun, busuk tongkol Gibberella dan diplodia, cukup tahan hawar daun H. turcicum, busuk batang bakteri dan virus; ketahanan sedang terhadap bercak daun C.
Cukup tahan terhadap kekeringan dan kerobohan
Zeaemaydis 8.
Bisi 15
12,8
8,2
Tahan terhadap penyakit bulai dan karat daun
Disampaikan pada acara: Rapat Koordinasi Pengendalian OPT/DPI Jagung Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 13 November 2013
Adaptasi baik terhadap musim kering dan musim hujan; dataran rendah – dataran tinggi (1.100 m dpl)
10