EDISI 47-48/AGUSTUS-DESEMBER/2010
CAKRAWALA Sepenggal Cerita dari Stasiun Pagardewa BUDAYA KERJA Membangun Safety Kelas Dunia PELANGI Tour of India : Penuh Nuansa Cinta dan Religius
Rebranding,
Mantapkan Jati Diri Menuju The World Class Company
MANAJEMENMENYAPA
Menuju
DARIREDAKSI
World Class Company
Salam dari kami Menjelang pergantian tahun
H
arga minyak bumi yang tak terbendung terus naik, telah membuat permintaan gas - energi nomor dua setelah minyak bumi dalam hal pemanfaatannya -terus meningkat. Gas Bumi juga dipilih sebagai alternatif karena energi ini dianggap paling bersih lingkungan, berbiaya rendah, pemanfaatannya gampang, dan cadangannya
masih besar.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi PGN ke depan, sebagai penguasa pasar di bidang transmisi dan distribusi gas bumi di negeri ini. Tak heran, PGN terus memperkuat posisinya dengan berbagai strategi dan langkah bisnis yang telah disiapkannya. bahkan, PGN pun telah mencanangkan untuk menjadi perusahaan yang disegani di tingkat internasional sebagai perusahaan kelas dunia. Upaya PGN mewujudkan diri menuju perusahaan gas kelas dunia bukan sekadar mimpi menyusul kinerja perseroan yang terus meningkat. Di usia ke-45 tahun, perusahaan negara ini menghadapi berbagai tantangan sekaligus harapan. Tantangan itu adalah bagaimana upaya PGN dalam mewujudkan visi menjadi perusahaan gas kelas dunia sekaligus meningkatkan kinerjanya sebagai perusahaan negara yang kompetitif. Good corporate governance (GCG) diterapkan dan PGN secara continue, konsekuen melakukan transformasi. GCG itu rangkaian program yang paling utama agar proses check and balances bisa terjadi. Selain itu untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan ini tidaklah mudah. Perusahaan pun telah melakukan pembenahan di beberapa aspek. Terutama adalah peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) yang dimiliki perusahaan. Terkait dengan hal ini, PGN pun giat melakukan kaderisasi SDM untuk peningkatan kompetensi, yakni dengan mengadakan berbagai pelatihan pendidikan bagi para karyawannya. Namun, bukan hanya bidang keahlian yang dididik, mereka pun juga diberikan materi pengembangan diri sehingga menjadi kader yang professional. Saat ini transformasi PGN sangat bergantung pada sumber daya manusia. Pekerja PGN adalah aset perusahaan yang paling berharga dan merupakan kunci penggerak misi perusahaan menjalankan usaha secara terintegrasi untuk melayani negeri Direksi mengajak segenap insan PGN untuk bekerja dengan hati yang selalu digerakkan dan dimotivasi oleh nilai-nilai luhur serta tata nilai ProCISE (Professionalism, Continuous Improvement, Integrity, Safety, Excellent Service).
Pada tahun 2010, PGN mencatat kinerja yang baik di seluruh aspek utama bisnisnya. Pencapaian laba meningkat , kinerja keselamatan kerja baik, sementara berbagai prosedur baru telah diterapkan guna meningkatkan kualitas tata kelola. Dengan telah terbentuknya kerangka operasional yang efisien dan profesional, PGN berada pada posisi yang lebih baik untuk meraih pertumbuhan ke depan. Redaksi ingin mengucapkan terima kasih yang tulus atas kontribusi berbagai pihak bagi keberhasilan PGN di tahun 2010. Kami menghargai kepercayaan dari para pelanggan dan mitra usaha, dan berharap hubungan yang saling menguntungkan ini dapat terus berlanjut ke depan. Dukungan dan kerja keras seluruh jajaran karyawan telah menjadikan PGN lebih kokoh sebagai perusahaan yang dapat kita banggakan. Redaksi
EDISI 42/AGUSTUS-DESEMBER/2010
CAKRAWALA Sepenggal Cerita dari Stasiun Pagardewa BUDAYA KERJA Membangun Safety Kelas Dunia PELANGI Tour de India : Penuh Nuansa Cinta dan Religius
Rebranding,
Mantapkan Jati Diri Menuju The World
Foto: Group of People make Bridge Illustration: R.K
Susunan Redaksi Pelindung: Direktur Utama Pembina: Direksi & Sekretaris Perusahaan Pengarah: Kepala Divisi Komunikasi Korporat Ketua Penyunting: Manajer Humas & Media
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
3
CONTENT 5 Sajian Utama
Rebranding, mantapkan jati diri Menuju The World Class Company Kita, Rebranding dan Kultur Perusahaan Komunikasi, Kunci Keberhasilan Rebranding PGN
10 Cakrawala
Sepenggal Cerita dari Stasiun Pagardewa PGN Area Palembang dan Batam Raih Penghargaan Citra Layananan Prima 2010 PGN Raih Predikat Terpercaya GCG Award 2010 PGN Juarai Website BUMN Buoy Replacement Project Komitmen Manajemen dalam Safet Journey Manajemen Visit, Kunjungan Direktur ke SBU DW I, SBU DW II, SBU DW III, SBU TJSL
4
I
Beritagas
19 Berita CSR
PGN dan Masyarakat Pagardewa : Dari Pendidikan dan Kesahatan Gratis
20 Profil
Stasiun Pagardewa: Coba Simak Gumam Mereka
25 Budaya Kerja
Membangun Safety Kelas Dunia Keselamatan Kerja : I am Safe We are Safe Suatu Pagi: Saat Ledakan Gas Cikini
41 Pelangi
Mengapa Senyum begitu Mempengaruhi Service Tetap Semangat ! Rencanakan Tahun Depan dengan Semangat Tour of India : Penuh Nuansa Cintadan Relgius Di Balik Tombol Kemudi Formula 1
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
SAJIANUTAMA
Rebranding, Mantapkan Jati Diri Menuju The World Class Company DIrektur Utama PGN, Hendi Prio Santoso
P
GN terus berbenah. Meskipun kinerja dan performanya terus membaik, tapi langkah transformasi menuju jati diri sebagai the world class company terus dilakukan. Setelah mempertajam visi dan misi baru, seiring dengan penerapan prinsip manajemen modern (Good Corporate Governance, GCG) yang lebih mantap, PGN memacu diri menjadi lebih baik lagi, baik secara internal maupun eksternal. Langkah rebranding PGN ini telah dipersiapkan secara fundamental dan dalam proses yang matang.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
5
SAJIANUTAMA
Rebranding sendiri berasal dari kata Re yang berarti “kembali” dan Branding yang bermakna “penciptaan brand image” secara mendasar menuju kondisi yang lebih baik. Rebranding PGN merupakan langkah transformasi penciptaan citra baru perusahaan yang ditopang oleh manajemen yang lebih solid dan kinerja yang lebih bagus. Di antaranya ditempuh bukan saja melalui identitas, semangat dan harapan, tapi juga melalui unjuk kerja insan PGN yang lebih kondusif, dinamis, modern dan profesional. Di era persaingan global sekarang ini, jati diri perusahaan itu penting untuk diketahui oleh para
6
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
stakeholders. Bahwa jati diri PGN itu merupakan perusahaan berkelas dunia di bidang penyediaan dan pemanfaatan gas bumi. Namun, ”brand image” PGN itu belum menjadi top of mind di kalangan shareholders maupun stakeholders. Di sinilah pentingnya proses rebranding dilakukan. Sebuah proses yang harus didukung oleh public campaign yang pas, yang ditopang oleh kinerja dan performa perusahaan yang lebih baik secara berkelanjutan. Bukan hanya berhubungan dengan mutu produk, melainkan juga dengan kompetensi, komitmen dan integritas, melalui kultur kerja karyawan dan manajemen perusahaan yang lebih berkualitas. Kualitas kerja yang dilandasi oleh budaya kerja
“
SAJIANUTAMA
Dengan rebranding, PGN bertekad menjadi sebuah korporasi yang identik dengan penyediaan dan pemanfaatan gas bumi, yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, manajemen yang lebih solid, dan kontribusi yang terus meningkat secara berkesinambungan.
Oleh karena itu dukungan dari seluruh elemen di PGN menjadi keharusan untuk mengawal proses rebranding dan pengelolaannya. Hal ini penting karena brand baru PGN diharapkan menjadi milik bersama seluruh insan PGN, bukan milik golongan tertentu ataupun manajemen. Untuk itu masukan, kritik, dan saran rekan-rekan di PGN merupakan pemacu semangat bagi terciptanya brand PGN yang kuat dimata seluruh stakeholder maupun shareholder.
“
(perusahaan) “ProCISE” (Professionalism, Continuous Improvement, Integrity, Safety, Excellent Service) yang kini intensif digerakkan PGN.
Yang tidak kalah penting adalah seberapa fundamental langkah transformasi PGN itu bisa dijiwai dalam identitas, semangat dan harapan baru yang ditunjukkan dalam unjuk kerja yang lebih baik melalui penerapan nilai-budaya kerja ”ProCISE” tadi. Dengan rebranding, PGN bertekad menjadi sebuah korporasi yang identik dengan penyediaan dan pemanfaatan gas bumi, yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, manajemen yang lebih solid, dan kontribusi yang terus meningkat secara berkesinambungan. Diharapkan dengan berjalannya program rebranding secara konsisten dan berkelanjutan maka seluruh insan PGN akan mendapatkan manfaat dari reputasi positif yang terbentuk sejalan dengan program tersebut.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
7
SAJIANUTAMA
Kita, Rebranding, dan Kultur Perusahaan
B
rand adalah apa yang dipikirkan seseorang tentang sebuah produk , service atau sebuah perusahaan. Bisa jadi dia adalah sekumpulan nilai-nilai atau persepsi tentang sebuah produk dalam benak seseorang, bisa personality atau karakter. Contoh yang paling sederhana adalah ketika kita mengingat brand McDonald, makan dalam pikiran kita yang muncul adalah restoran cepat saji yang menjual ayam dan burger, bersih dan berstandar internasional. Itu adalah nilai-nilai yang dibawa dan dibangun oleh sebuah brand bernama Mc Donald. Atau kita ingat sebuah brand Mercedes, maka dalam benak kita akan muncul kata-kata, mewah, pretisius, jerman, kuat, mahal dan lain lain. Itu juga salah satu perwujudan dari brand : serangkaian nilai yang hidup dalam benak kita, yang dirancang-rancang secara sengaja oleh produk atau perusahaan.
Brand bukan sekedar identitas belaka apalagi sekedar logo. Bahwa tampilan yang paling gampang dan paling mudah diingat adalah “logo” memang benar, tapi itu hanyalah salah satu Penanggung jawab pemelihara perwujudan brand bukan hanya sekedar kasat seorang CEO, jajaran pemimpin, paling mata dari atau bagian-bagian komunikasi sebuah sebuah perusahaan, tapi semua. brand. Selebihnya, brand juga menyangkut serangkaian perilaku, kebudayaan bahkan visi sebuah perusahaan. Lalu kita sering mengenal kalimat “Rebranding”, atau perancangan kembali sebuah brand. Program ini sebenarnya adalah keinginan sebuah perusahaan untuk menetapkan dan menata kembali nilai-nilai yang menempel dalam identitas perusahaan. Nantinya, salah satu hasil dari rebranding itu adalah logo, namun dari sebuah logo itu, masih ada proses panjang yang masih terus dilakukan. Proses panjang itulah yang sering diistilahkan sebagai proses “branding”, penerapan nilai-nilai yang dibawa dalam penciptaan brand. Nilai-nilai dalam brand itulah yang akan ikut mempengaruhi dan mendasari seluruh operasi perusahaan.
8
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
Sebuah contoh sederhana, jika dalam sebuah perusahaan menetapkan bahwa salah satu nilai yang dibawa oleh sebuah Brand adalah “akurat”, maka seluruh operasi dalam perusahaan itu harus menjunjung tinggi nilai “akurasi” dalam seluruh proses kerja. Atau jika dalam salah satu karakter brand muncul kalimat “green oriented company” maka hampir dipastikan, bahwa seluruh operasi perusahaan akan berorientasi pada perhatian yang lebih kelingkungan hidup. Itulah brand : sekumpulan nilai, karakter yang menempel dalam identitas perusahaan. Brand juga punya nilai, nilainya bisa naik bisa turun, bisa dihargai bisa sangat murah, bisa pula sangat tinggi. Sebagai contoh, jika saja Toyota dilenyapkan seluruh pabriknya dan diberhentikan seluruh operasinya dan tinggal sebuah nama Toyota. Maka Toyota sebagai sebuah nama “Brand” bukanlah sekedar nama, Toyota adalah sebuah brand besar, yang masih mempunyai nilai yang sangat tinggi. Jika dia dijual hanya sebuah nama, maka nilainya bisa jadi sangat tinggi, bisa milyaran dollar. Jadi wajar jika persoalan brand, sekali lagi, bukan persoalan sebuah logo belaka, tapi menyangkut seluruh nilai-nilai yang harus kita pelihara dalam seluruh operasi perusahaan. Jika kepentingannya adalah sedemikian besar, lalu siapa yang bertanggungjawab terhadap baik tidaknya sebuah brand? Jawabannya adalah kita semua, tanggung jawab seluruh manusia yang terlibat dalam seluruh operasi perusahaan. Penanggung jawab pemelihara brand bukan hanya sekedar seorang CEO, jajaran pemimpin, atau bagianbagian komunikasi sebuah perusahaan, tapi semua. Karena masing-masing staf atau pegawai akan menjadi wakil sebuah brand atau membawa nilai-nilai brand, dimanapun mereka berada.
SAJIANUTAMA
Karena setiap brand membawa atau memiliki nilai-nilai, maka nilai-nilai itu perlu disebarluaskan, disosialisasikan, diterapkan dalam seluruh praktek diperusahaan seharihari. PGN sedang memulai proses “Rebranding”, proses ini adalah proses serius yang melewati beberapa tahap. Penciptaan brand harus sesuai dengan seluruh nilai yang diterapkan dalam operasi perusahaan, juga dengan visi perusahaan kedepan. Di proses rebranding ini, selalu
dilakukan research pendahuluan untuk meneliti sejauh mana PGN dipersepsikan stakeholder, atau pihak-pihak yang berhubungan dengan seluruh operasi perusahaan. Jika nanti akan muncul sebuah Logo baru, maka dia adalah perwujudan dari seluruh proses panjang yang telah dilewati. Logo itu bukan hanya akan mengubah penampilan PGN secara fisik, tapi juga akan mendorong perubahan pada sikap-sikap dan nilai-nilai yang lebih baik dan progresif. Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
9
SAJIANUTAMA
Komunikasi, Kunci Keberhasilan Rebranding PGN Pjs. Direktur Umum PGN, M. Riza Pahlevi
R
Pesan penting yang perlu disampaikan kepada teman-teman di dalam (internal) perusahaan adalah bahwa kita semua harus menjalani proses rebranding ini dalam rangka memantapkan pelaksanaan transformasi PGN yang lebih baik.
ebranding PGN bukan hanya berkait dengan kibaran logo, nama dan kinerja perusahaan, namun yang lebih penting adalah bagaimana PGN mampu memposisikan diri dalam konteks kehidupan usaha dan perekonomian nasional. Bagaimana seluruh karyawan, pemangku kepentingan (stakeholders), dan pemegang saham (shareholders) melihat PGN? Siapa itu PGN? Bukan apa-apa, karena selama ini memang masih ada beberapa pendapat yang berbeda-beda tentang siapa itu PGN.
menyampaikan komunikasi tentang siapa PGN itu masih kurang tepat.
Kalau bertemu dengan kalangan pasar modal dan keuangan, mereka menyebut PGN sebagai PGAS. Sementara itu, apabila bertemu dengan kalangan lembaga tinggi negara, mereka mengatakan PGN sebagai Perusahaan Negara (PN) atau Perum Gas. Sedangkan jika bertemu kalangan regulator, mereka mengatakan PGN itu ya PGN. Jadi, ada beberapa cara pandang tentang jati diri PGN. Makanya, ke depan kita ingin PGN lebih maju, tapi secara branding juga lebih kuat. Secara koorporat kita sudah lebih baik dari perusahaan lain. Masalahnya, banyak orang justru belum tahu jati diri PGN yang sesungguhnya, karena mekanisme atau cara kita dalam
Seperti ditegaskan dalam visi perusahaan, makna rebranding di PGN tentu bukan sekadar pernyataan visi itu. Lebih dari itu adalah bagaimana kita bisa menempatkan atau memposisikan diri bahwa kita memang benar-benar sebagai perusahaan kelas dunia. Untuk mencapai hal itu, tentu ada tahapan-tahapan atau proses yang harus kita bangun dan kita tumbuh-kembangkan dalam internal perusahaan. Juga, kita harus memberikan pemahaman tentang jati diri PGN sebagai world class company kepada pihak eksternal di luar perusahaan. Pandangan dari pihak luar terhadap PGN pun harus satu persepsi.
10
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
Secara sederhana, rebranding itu bisa dianalogikan seperti kartu nama atau media presentasi, yang merefleksikan siapa jati diri kita yang sebenarnya. Kemudian, didukung oleh bagaimana kita berkomunikasi atau berdialog serta menampilkan diri. Itu semua harus mencerminkan jati diri kita. Itulah sejatinya yang harus kita miliki, satu manual jati diri yang sama.
BERITACSR
Tentunya hal itu hanya dapat terwujud apabila seluruh karyawan PGN mau dan mampu melayani para shareholders dan stakeholders, terutama para pelanggan (juga masyarakat) dengan lebih baik. Dengan begitu, mereka merasa dihargai dan dihormati sehingga mereka juga akan menghargai dan menghormati PGN. Seluruh karyawan PGN memang memegang peran penting dan vital dalam mengkomunikasikan dan menerapkan nilai-nilai budaya dan etos kerja sebagai perusahaan kelas dunia dalam melayani para shareholders maupun stakeholders. Pesan penting yang perlu disampaikan kepada temanteman di dalam (internal) perusahaan adalah bahwa kita semua harus menjalani proses rebranding ini dalam rangka memantapkan pelaksanaan transformasi PGN yang lebih baik. Karena itu, transformasi bidang komunikasi merupakan
hal utama untuk dibangun, dilaksanakan serta ditumbuhkembangkan. Kita sudah melaksanakan transformasi di bidang penjualan, keuangan dan SDM. Namun, kalau bidang komunikasi belum berjalan dengan baik, tentunya proses rebranding dan transformasi PGN akan terhambat. Dengan melaksanakan rebranding, kita berharap akan terjadi peningkatan citra (image) baru bahwa PGN terus berusaha keras menuju world class company yang didambakan. Bukan hanya di lingkungan internal PGN, tapi juga di lingkungan eksternal perusahaan, di mata shareholders dan stakeholders. Dengan begitu, jika suatu saat seorang karyawan PGN ditanya bekerja di mana, maka dengan mantap dan bersemangat untuk menjawab: “Bekerja di PGN”. Orang atau masyarakat yang bertanya pun dengan mafhum akan mengatakan: “Oh, di perusahaan besar dan bagus itu ya.”
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
11
CAKRAWALA
Sepenggal Cerita Dari Stasiun Pagardewa Desa Pagardewa, akhir November 2010. Jarum jam di lengan kami menunjuk pukul 06.30. Pagi itu, seiring dengan beranjaknya sang mentari di ufuk timur, kami berdiri di depan pintu gerbang Stasiun Kompresor Gas Bumi Transmisi Sumatera-Jawa PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang berada di Pagardewa, sebuah desa yang berada di tengah belantara perkebunan karet dan kelapa sawit.
12
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
CAKRAWALA
S
epagi itu, sejumlah karyawan dengan pakaian kerja lapangan (wear pack) warna orange sudah berdatangan. Terlebih dulu mereka meregistrasi diri dengan cara menaruh lembar kartu karyawan di pos Satpam yang terletak persis di area pintu gerbang. Kemudian mereka absen terlebih dulu dengan meletakkan telapak tangan pada absensi elektronik di dekat pintu masuk kantor. Mereka pun lantas menyebar ke pos masing-masing (antara lain Bagian Kompresor, Metering dan Fasiliti-UmumLogistik). Mereka menggantikan tugas kerja koleganya yang telah bekerja semalaman, dari pukul 19.00 hingga 07.00. Begitu seterusnya, mereka akan bekerja selama 12 jam dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 19.00.
“
Tepat pukul 07.00, kami berada di Ruang Kontrol yang ada di gedung utama perkantoran Stasiun Kompresor Pagardewa. Salah seorang pimpinan, yakni Akur Pariaman (Kepala Sub Seksi Kompresor), memandu sebuah briefing harian yang mereka sebut Pre Job Meeting. Mereka duduk melingkar di lantai Ruang Kontrol yang berisikan seperangkat peralatan canggih guna memantau aliran gas yang masuk ke stasiun kompresor, lalu menyamakan tekanannya, dan menstabilkan salurannya pada jaringan pipa transmisi yang dialirkan menuju Jawa.
Sebuah Pre Job Meeting yang diikuti oleh beberapa karyawan Bagian Kompresor (operator, mekanik dan elektrik), Fasiliti-UmumLogistik dan Tenaga Ahli. Intinya, dalam Pre Job Meeting itu, mereka melakukan evaluasi pekerjaan hari sebelumnya dan membicarakan tugastugas hari itu, serta check list masalah yang harus segera diselesaikan.
Sebuah Pre Job Meeting yang diikuti oleh beberapa karyawan Bagian Kompresor (operator, mekanik dan elektrik), Fasiliti-Umum-Logistik dan Tenaga Ahli. Intinya, dalam Pre Job Meeting itu, mereka melakukan evaluasi pekerjaan hari sebelumnya dan membicarakan tugas-tugas hari itu, serta check list masalah yang harus segera diselesaikan. Lewat Pre Job Meeting itu pula pada akhirnya terbentuk budaya berdisiplin dan kebersamaan dalam bekerja (team work), selain memastikan perihal keselamatan dan keamanan kerja. Baik menyangkut diri karyawan, lingkungan kantor, maupun peralatan dan instalasi stasiun gas. Acara Pre Job Meeting yang berlangsung sekitar 30 menit itu diakhiri dengan doa bersama agar Tuhan senantiasa memberikan ketenangan hati dan pikiran segenap insan PGN yang bekerja di “garis depan” itu. Selanjutnya, mereka bergegas menuju pos dan tugas kerja masing-masing. Terutama bagi mereka yang bertugas di area instalasi, wajib mengenakan pakaian kerja lapangan lengkap dengan sepatu bot dan topi/helm keselamatan pelindung kepala. Maklum, manajemen PGN memang concern dalam penerapan budaya keselamatan kerja karyawan. Bahkan, kami melihat emblem bulat bertuliskan “ProCISE” melekat di bagian dada pada setiap pakaian kerja karyawan. Artinya, para karyawan berusaha betul menerapkan budaya kerja (perusahaan) PGN yang “ProCISE” (Professionalism, Continuous Improvement, Integrity, Safety, Excellent Service) itu dalam setiap perilaku kerja sehari-hari.
“
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
13
CAKRAWALA
Suatu langkah nyata penerapan prinsip keselamatan dan keamanan kerja (safety) dalam budaya perusahaan “ProCISE” PGN. Tidak hanya di Stasiun Pagardewa, tapi hal itu juga bisa dilihat di semua kantor dan lokasi kerja serta instalasi pipa gas PGN di berbagai wilayah di Indonesia. Karena demikian pentingnya safety, penerapannya tidak saja menjadi tugas utama bagian K3PL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
(professionalism), terus melakukan penyempurnaan kerja secara berkesinambungan (continuous improvement), berintegritas tinggi (integrity) dan memberikan pelayanan prima (excellent service) terkait lingkup pekerjaan masing-masing.
Begitulah perilaku yang mewarnai keseharian kerja segenap karyawan Stasiun Pagardewa. Implementasi prinsip safety mereka integrasikan dalam perilaku kerja profesional sesuai kompetensi dan bidang tugasnya
“Kalau tiba-tiba terjadi keadaan darurat, misalnya terjadi kebocoran atau kebakaran, itu bisa kami pantau dari layar-layar komputer yang ada di Ruang Kontrol. Dan kita tidak boleh panik. Alarm atau sirene tanda bahaya
Dengan mengenakan pakaian pelindung diri (personnel protective equipment), kami pun lantas berkeliling area, di antaranya ke instalasi kompresor dan metering. Beberapa papan bertuliskan “Dilarang Bersih dan rapih adalah bagian penting dari Merokok dan/atau Menyalakan Api” terpampang “budaya kerja industrial” modern 5R (Ringkas, jelas pada hampir setiap sudut area. Bisa Rapih, Resik [Bersih[, Rawat, Rajin). dimaklumi karena area Stasiun Pagardewa ini dipenuhi dengan aktivitas gas bumi yang sifatnya memang mudah terbakar. Penggunaan handphone juga Pengelolaan Lingkungan) melainkan juga menjadi tugas tidak diperbolehkan karena bisa mempengaruhi proses setiap insan PGN dalam setiap lingkup dan lingkungan kerja instalasi stasiun. Beberapa layar monitor CCTV kerja masing-masing. “Ya, prinsip safety itu harus terus pula memantau sudut-sudut area instalasi yang kami nomorsatukan dalam setiap diri karyawan dan vital. lingkungan kerjanya,” ujar Akur Pariaman.
14
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
CAKRAWALA
akan otomatis berbunyi. Kita keluar dari area mengikuti tanda arah yang sudah kami buat dan dibantu dengan panduan petugas stasiun, menuju meeting point yang aman. Konstruksi bangunan yang ada di area stasiun ini sudah dirancang sedemikian rupa dengan prinsip safety is our life,” tambah Akur. Satu hal yang perlu dicatat, hampir setiap sudut ruang dan area kerja di Stasiun Pagardewa pun terlihat bersih dan rapih. Ini juga menjadi kebiasaan perilaku kerja orang-orang di Stasiun Pagardewa yang berusaha menjaga lingkungan kerja yang bersih dan rapih sehingga tercipta suasana kondusif dalam bekerja. Ini memang agak “aneh”, sebuah Stasiun Gas Bumi yang berisikan mesin-mesin kompresor besar bertenaga tinggi dan dipenuhi instalasi pipa baja berukuran besar, ternyata terjaga kebersihan dan kerapihannya. Ini merupakan budaya kerja yang patut dicontoh. Bersih dan rapih adalah bagian penting dari “budaya kerja industrial” modern 5R (Ringkas, Rapih, Resik [Bersih[, Rawat, Rajin). Dan, papan bertuliskan 5R terpampang pula di beberapa sudut ruang dan area kerja Stasiun Pagardewa. Budaya kerja 5R ini senafas dengan budaya kerja 5S di Jepang, yakni Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke, yang artinya sama dengan 5R. Senafas pula dengan budaya kerja
di Amerika Serikat yang dikenal dengan sebutan 5C (Clear out, Configure, Clean, Conform, Custom). Juga di Jerman yang disebut budaya kerja 5A (Aussortieren Unnotiger Dinge, Auraumen, Arbeisplatz Sauber Halten, Anord¬nungen Zur Regelmachen, Alle Punkte Einhalten und Standig Verbesern). Sasaran pokok pengembangan budaya kerja industri modern ini adalah (antara lain): kualitas kerja dan keselamatan kerja. Hari pun beranjak siang. Beberapa karyawan Stasiun Pagardewa terlihat bergantian untuk “beristirahat”. Mereka bergegas menuju kantin yang sudah menyiapkan aneka menu makan siang. Ada di antara mereka yang kemudian menunaikan shalat dhuhur di sebuah masjid berukuran relatif besar yang lokasinya tak jauh dari kantin, yang berada di bagian barat area Stasiun Pagardewa. Setelah itu, mereka kembali ke bagian dan tugas kerja masing-masing untuk menggantikan teman kerja yang juga perlu rehat makan siang. Maklum, proses kerja Stasiun Kompresor itu memang terus berjalan dan karenanya harus selalu pula dijaga dengan cermat sesuai bagian dan tugas para karyawan. *** Pagardewa, sebuah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Di kalangan pelaku industri Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
15
CAKRAWALA
minyak dan gas bumi (migas), boleh jadi Desa Pagardewa sudah terkenal hingga seantero dunia. Ini bisa dimengerti karena di wilayah sekitar Pagardewa dan Muara Enim pada umumnya, memang dikenal sebagai salah satu sumber migas di Sumatera Selatan, dan bahkan di Indonesia. Namun bagi masyarakat awam, terlebih bagi kita yang tidak berdomisili di Muara Enim, barangkali tak mudah menemukan jejak desa yang berada nun jauh di pedalaman perkebunan karet dan kelapa sawit itu. Paling tidak, waktu tempuh PalembangPagardewa dengan kendaraan mobil
16
I
Beritagas
bisa mencapai 3-4 jam. Dengan motor bisa lebih cepat, sekitar 2,5 jam. Dari Palembang kita menuju Prabumulih. Kemudian bergerak ke arah Baturaja, sampai akhirnya di tengah perjalanan bertemu pertigaan di kota kecil Pagargunung. Dari situ kita menuju Karangagung, terus menelusuri jalan pedesaan dengan lebar sekitar 3 meter yang dibantu pengaspalannya oleh PGN hingga bertemu Pagardewa. Lokasi Stasiun Kompresor Gas Bumi PGN berada di Dusun II Desa Pagardewa, tak jauh dari lapangan dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Pagardewa yang sebagian bangunan sekolahnya juga
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
dibantu oleh PGN. Stasiun Kompresor Pagardewa, SBU Transmisi Sumatera-Jawa Operasi Wilayah I PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Begitulah nama yang tertera pada papan berukuran besar yang menancap kokoh di pintu gerbang kompleks Stasiun Kompresor Gas Bumi Pagardewa yang menghampar dalam area 8 hektar. Dikelilingi pagar kawat setinggi 3 meter. Terdiri dari bangunan kantor satu lantai yang luasnya kirakira 400 meter persegi, di mana Ruang Kontrol berada di dalamnya. Area sekitar 3 hektar ditempati oleh mesinmesin dan instalasi kompresor, metering
CAKRAWALA nonstop, kemudian mendapatkan libur penuh selama 1 minggu. Itu di luar jumlah personel Satpam yang sebanyak 40-an orang dengan pola kerja bergantian setiap 8 jam. Jumlah karyawan itu juga belum termasuk beberapa orang office boy dan cleaning service.
Jalur pipa Grissik-Pagardewa merupakan interlink dengan jalur pipa yang sudah beroperasi sejak 1998, yakni dari Corridor Block Grissik yang dieksploitasi oleh ConocoPhillips hingga Duri (Riau) yang membentang sepanjang 536 Km.
Stasiun Pagardewa yang mulai beroperasi sejak medio 2008 memiliki peran yang sangat strategis bagi PGN. Terutama dalam kaitannya dengan transmisi gas bumi Sumatera-Jawa yang total panjang pipanya mencapai lebih dari 1.000 Km. Dimulai dari lapangan gas ConocoPhillips di Grissik yang berada di wilayah utara Sumatera Selatan, gas yang berkapasitas dan bertekanan tinggi mengalir melalui pipa berdiameter 38 Inci sepanjang 196 Km hingga Stasiun Pagardewa. Dalam waktu bersamaan, mengalir pula pasokan dari lapangan gas Pertamina di Pagardewa dengan kapasitas dan tekanan lebih rendah.
dan perangkat pendukung lainnya. Area bagian barat yang berbatasan langsung dengan sempadan jalan desa, ditempati oleh bangunan mess karyawan, kantin, masjid, lapangan serbaguna dan lainnya. Sebanyak 60-an personel menopang kegiatan kerja Stasiun Pagardewa. Terdiri atas personel bagian kompresor, bagian metering, bagian mekanik, bagian elektrik, bagian instrumen kontrol, bagian pemeliharaan jaringan pipa, bagian fasiliti-umum-logistik dan tenaga ahli. Mereka bekerja selama 12 jam sehari. Bekerja selama 7 hari dalam sepekan, sepanjang 2 minggu
Pasokan gas dari ConocoPhillips dan Pertamina yang berbeda kapasitas dan tekanan tadi, lalu disamakan dan distabilkan melalui Stasiun Pagardewa, sebelum dialirkan ke Jawa. Stasiun Pagardewa dilengkapi dengan ultrasononic metering and analysis yang berfungsi sebagai penghitung aliran gas, analisa komposisi H2S dan hydrocarbon dewpoint. Stasiun Pagardewa, selain sebagai stasiun penerima, penyama tekanan dan stabilisasi transmisi, juga berfungsi sebagai back up jika terjadi suatu masalah di master control system (MCS). Pusat pengendali MCS Transmisi Sumatera-Jawa berada di Cilegon, Jawa Barat. Secara fisik, jaringan pipa transmisi gas Sumatera-Jawa layaknya ular raksasa yang merebahkan badannya di dalam tanah (on shore) dan dasar laut (off shore). Bermula dari Grissik yang berupa pipa tunggal on shore, membentang ke selatan hingga Pagardewa. Di Pagardewa, kemudian dibentangkan pipa kembar paralel (looping) sepanjang 270 Km on shore yang masing-masing berdiameter 32
Inci, menuju Stasiun Penerima dan Penyalur Terbanggi Besar (Lampung Tengah) hingga Stasiun Labuhan Maringgai yang berada di bibir pantai Lampung Timur. Di Labuhan Maringgai, pipa kembar itu lantas berpisah. Pipa pertama sepanjang 105 Km membujur di dasar laut (off shore) hingga Stasiun Bojonegara yang berlokasi di pinggiran pantai utara Cilegon, yang kemudian disambung dengan jaringan pipa on shore untuk distribusi di daerah operasional Cilegon dan sekitarnya. Sedangkan pipa kedua sepanjang 161 Km off shore hingga Stasiun Muara Bekasi yang berlokasi di pinggiran pantai utara Bekasi (Jawa Barat) dan berlanjut dengan pipa on shore sepanjang 34 Km ke Stasiun Rawamaju, kemudian disambung dengan pipa distribusi di daerah operasional Bekasi, Karawang dan Jakarta. Jalur pipa Grissik-Pagardewa merupakan interlink dengan jalur pipa yang sudah beroperasi sejak 1998, yakni dari Corridor Block Grissik yang dieksploitasi oleh ConocoPhillips hingga Duri (Riau) yang membentang sepanjang 536 Km. Juga interlink dengan jalur pipa yang telah beroperasi sejak 2003, yaitu Grissik-BatamSingapura sepanjang 470 Km. Dari Stasiun Pagardewa, gas bumi yang dialirkan melalui pipa transmisi Sumatera-Jawa sekitar 600-900 MMSCFD (million standard cubic feet per day) yang diperuntukkan buat melayani pelanggan (industri, komersial dan rumah tangga) di Cilegon dan sekitarnya serta Bekasi, Karawang dan Jakarta, yang masuk dalam wilayah operasional Strategic Business Unit (SBU) I PGN. Dalam 2010 ini SBU I diperkirakan menyumbang sekitar 65% sales PGN. Pendek kata, Stasiun Pagardewa demikian vital bagi transmisi gas Sumatera-Jawa, yang karenanya juga
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
17
CAKRAWALA bagi nafas PGN. Itu berarti, tanpa mengecilkan peran dan fungsi karyawan PGN yang lain, posisi dan kondisi karyawan yang ada di “garis depan” Stasiun Pagardewa sangatlah penting bagi denyut kehidupan PGN. *** Perjalanan hari memasuki petang. Jarum jam di lengan kami menunjuk pukul 18.30. Suasana pedalaman Desa Pagardewa pun sudah terasa sepi. Namun, pemandangan di area Stasiun Pagardewa terlihat terang benderang dengan gemebyar
PLN yang jaringan tiang dan kabelnya dibantu pengadaannya oleh PGN. Sewaktu awal menjadi pelanggan PLN, para warga Pagardewa pun mengaku bahwa sebanyak 75% uang mukanya dibantu oleh PGN. “Betul, PGN telah membantu kami. Selain pengaspalan jalan, PGN juga membantu pengadaan jaringan listrik dan air bersih buat warga masyarakat,” tutur Mustakim, seorang warga Dusun II Pagardewa. Detak malam memasuki pukul 18.55. Suara jangkrik, kodok, jenggeret dan binatang malam lainnya mulai
Sejak Stasiun Pagardewa beroperasi pada medio 2008, Desa Pagardewa sendiri juga sudah diterangi listrik PLN yang jaringan tiang dan kabelnya dibantu pengadaannya oleh PGN. sorot lampu yang bersumber dari genset yang ditempatkan di sisi timur area stasiun yang berbatasan dengan belantara perkebunan karet. Sementara itu, bagian selatan dan utara area stasiun berbatasan dengan beberapa rumah penduduk Dusun II Pagardewa. Sejak Stasiun Pagardewa beroperasi pada medio 2008, Desa Pagardewa sendiri juga sudah diterangi listrik
18
I
Beritagas
meramaikan kesunyian desa. Dalam keharmonian di awal malam itulah Pramono, Dedi Saputra dan kawankawan yang telah bekerja seharian sejak pukul 07.00 mulai digantikan oleh teman-temannya yang mendapat giliran tugas kerja malam hari, dari 19.00 hingga esok pagi 07.00. Pramono yang bertugas sebagai pelaksana pengoperasian kompresor, Dedi yang pelaksana metering, dan
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
kawan-kawan di bagian lain, bisa beristirahat di mess karyawan. Begitu pula dengan Tony H. Hutagalung dan 6 anak buahnya. Tony yang Kasubsi Operasi Pemeliharaan Jaringan Pipa itu membagi tugas kerjanya dalam 2 tim. Tim pertama menyusuri jalur pipa gas di sepanjang ROW (Right of Way) dari Stasiun Pagardewa ke arah Grissik (yang ada di utara) dari KP0 hingga KP98 (sejauh 98 Km), dan tim kedua menelusuri jalur pipa gas ke arah Stasiun Terbanggi Besar yang ada di selatan-tenggara dari
KP 0 sampai KP 82 (sejauh 82 Km). Mereka bekerja sedari pagi guna memastikan keamanan jaringan pipa dalam keadaan normal dan aman. Petang itu, Tony dan temantemannya sudah kembali pula ke mess karyawan, setelah dalam seharian menelusuri panjangnya jaringan pipa. Mess karyawan Stasiun Pagardewa terbilang bagus, mirip hotel kelas melati. Terdiri dari 2 bangunan, dengan jumlah 32 kamar. Masingmasing bangunan dilengkapi ruangan besar untuk santai bersama. Di situ ada televisi kabel, karaoke, beberapa peralatan fitness, fasilitas tenis meja, billiard, internet, dan lainnya. Tak
CAKRAWALA jauh dari bangunan mess juga ada masjid serta lapangan serbaguna (untuk volley, tenis, badminton dan futsal). Mess karyawan itu sendiri baru selesai dibangun dalam setahun terakhir ini. Lantas, bagaimana sebelum adanya mess karyawan itu? Mereka, para karyawan Stasiun Pagardewa yang mayoritas berusia muda itu, tinggal di sebuah rumah kontrakan empat kamar milik warga setempat. Bangunan rumahnya tidak terlalu besar, dan lokasinya agak jauh dari area stasiun. Dulu, di rumah
kontrakan itu, selama lebih dari setahun mereka tinggal berjubeljubel. Satu kamar diisi oleh tujuh orang, tidur berdesakan. “Tapi sekarang sih sudah enak, kami tinggal di mess dengan bangunan yang bagus dan fasilitas yang relatif memadai. Satu kamar isinya dua orang,” kata Pramono. Bagaimana pula dengan hiburan guna menghilangkan kepenatan setelah seharian menjalani rutinitas kerja? Dulu sebelum adanya mess karyawan, tentulah hanya hiburan televisi dengan program siaran yang terbatas. Maklum, kehidupan di pedalaman dusun yang dikitari oleh belantara perkebunan karet dan kelapa sawit
yang jauh dari keramaian, saat malam tiba suasananya juga langsung sepi. “Kalau mau melepas penat, ya sesekali kami harus pergi ke Prabumulih atau Baturaja yang menempuh waktu perjalanan sekitar 1 jam dengan kendaraan motor. Sambil menikmati suasana kota kecil yang hiburannya juga segitu-gitu saja, sekalian kami bisa cari makan di sana,” lanjut Sonny, yang sehari-hari bertugas sebagai pelaksana instrumen kontrol kompresor. Seiring dengan adanya mess dan beberapa fasilitasnya, karyawan juga mengaku bersyukur karena sejak Februari 2010 mulai
dengan sabar melayani aneka menu makanan yang disukai oleh hampir semua karyawan Stasiun Pagardewa. Selama dua tahun lebih, warung “Mbak Lili” itulah yang melayani mereka, dari sarapan pagi, makan siang hingga makan malam. “Saya senang karena para karyawan yang berasal dari berbagai daerah itu ratarata menyukai masakan yang saya sajikan,” ungkap Lili, yang berasal dari Medan itu. Menyusul kehadiran kantin karyawan, Lili lantas menutup warungnya, kemudian ia diminta oleh pengelola kantin untuk menjadi salah seorang karyawannya.
pula dihadirkan kantin untuk makan karyawan. Mereka mendapatkan jatah makan sehari tiga kali: pagi, siang dan malam. Di kantin itu tersedia menu makanan yang termasuk empat sehat. Dengan model prasmanan, karyawan bisa makan sekenyangnya.
Pelan tapi pasti, manajemen PGN memang semakin concern memberikan kepedulian nyata kepada segenap karyawannya sebagai human capital esensial bagi peningkatan kinerja perusahaan. Tidak hanya bagi karyawan yang bekerja dalam dinginnya ruang AC yang ada di kantor pusat dan kantor-kantor cabangnya, tapi juga bagi karyawan di lapangan yang berselimut terikpanas matahari dan derasnya guyuran hujan. Bukan hanya terkait dengan budaya keselamatan kerja, namun juga keamanan dan kenyamanan kerja. Tentu saja prinsip ini juga harus diberikan kepada para personel PGN yang ada di “garis depan” Stasiun Pagardewa.
Sebelum adanya kantin, karyawan harus mencari makan sendiri. Ini jelas merepotkan karyawan, selain juga menyita waktu. Padahal, mereka harus berkonsentrasi menunaikan tugas kerja mengawal operasional stasiun yang sangat vital itu. Beruntung ketika itu ada warung seorang warga, Lili Hairati Daulay, yang berlokasi di selatan area stasiun,
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
19
BERITACSR
PGN danVelutatet Masyarakat Pagardewa: Delenim
Erciduis Nonse
Dari Pendidikan Hingga Air Bersih
S
Cerita SDN II Pagardewa memang panjang. Dan, disebutsebut bahwa PGN turut andil dalam upaya peningkatan status SDN II yang berlokasi di Dusun II Desa Pagardewa yang berjarak sekitar 3 Km dari lokasi SDN I Pagardewa itu.
kondisi berubah menuju perbaikan. Manajemen PGN memberi bantuan berupa pembangunan 2 unit ruang kelas yang masing-masing berukuran 7x7 M2 serta sebuah MCK (mandi, cuci, kakus) yang relatif bagus. Maka, berubahlah tampilan SD ”kelas jauh” itu menjadi lebih baik. Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Muara Enim lalu menilai bahwa bangunan sekolah yang ada itu sudah pantas buat kegiatan pendidikan dasar. Akhirnya, Dinas Pendidikan merestui penyebutannya menjadi SDN II Pagardewa. ”Kini kami sudah mandiri, sudah memiliki nomor induk siswa sendiri, sehingga kami berhak menyelenggarakan ujian sendiri,” tutur Saidi, guru yang turut membidani kelahiran SDN II Pagardewa ini.
Embrio SDN II Pagardewa berdiri pada November 1997. Keberadaan sekolah itu dibangun sebagai salah satu fasilitas anak-anak keluarga transmigran asal Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jakarta di Dusun II Pagardewa. Semula, kegiatan belajar-mengajar dilangsungkan di Balai Desa. Kemudian, dibangunlah 3 ruang kelas dan 1 ruang untuk kantor/guru. Status mereka lantas disebut ”kelas jauh” dengan menginduk pada SDN Pagardewa yang sudah lama ada. Alumninya pun berjuluk lulusan SDN Pagardewa. Dua belas tahun kemudian, tepatnya dalam 2009,
Prestasi murid SDN II juga termasuk baik. Ada sebagian murid yang prestasinya malah melebihi SD induknya. Para lulusannya ada pula yang menjadi tentara, pegawai, guru dan lainnya. Lulusan SDN II pun kini banyak yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, tak sedikit pula lulusan SDN II itu yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena berbagai alasan. Mereka yang tidak meneruskan sekolah biasanya membantu orang tuanya mengurusi kebun karet atau lainnya.
enyum sumringah mengulum di bibir guruguru SDN II Pagardewa, Desa Pagardewa, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Maklum, karena kini SD yang sebelumnya disebut “kelas jauh” yang menginduk pada SDN Pagardewa ini, sudah mendapatkan status SDN II Pagardewa dari Dinas Pendidikan Muara Enim. Sedangkan SDN Pagardewa yang semula sebagai induknya menjadi SDN I Pagardewa.
20
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
BERITACSR pengaspalan jalan desa. Membentang beberapa kilometer dengan lebar sekitar 3 meter, membelah jalanan pedesaan dari pertigaan Pagargunung (kota kecil yang berada di jalur jalan raya PrabumulihBaturaja), masuk ke Karangagung dan membujur sepanjang jalan utama Pagardewa, hingga pelosok pedalaman sekitar Pagardewa. Sebuah perbaikan infrastuktur transportasi yang mampu membuka keterpencilan Desa Pagardewa dan meningkatkan mobilitas warga masyarakat.
Kini, menurut Saidi yang juga Bendahara SDN II Pagardewa itu, jumlah muridnya dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 sebanyak 230-an siswa/siswi. Selain berasal dari Dusun II Pagardewa, sebagian murid berasal dari desadesa di pedalaman perkebunan kelapa sawit. Jam sekolah dari pukul 07.30 hingga 12.30. Diasuh oleh seorang Kepala Sekolah, 4 orang guru tetap dan seorang pegawai, plus 3 orang guru honorer. Guru agama dan guru olahraga belum ada. Idealnya, menurut Saidi, sebuah SDN itu memiliki 9 orang guru tetap. Di Desa Pagardewa, PGN tidak hanya membantu meningkatkan taraf pendidikan warga masyarakat. Di sini, PGN juga membantu pembangunan infrastruktur listrik PLN, berupa pengadaan tiang-tiang dan jaringan kabel listrik yang membentang di sepanjang jalan Desa Pagardewa. Biaya awal warga masyarakat untuk berlangganan listrik PLN itu, sebesar 75% ditanggung pula oleh PGN. Sejak itulah rumahrumah warga Dusun II dan Desa Pagardewa umumnya, mulai diterangi oleh jaringan “listrik masuk desa” sebagai bagian penting dari wujud nyata kepedulian PGN kepada masyarakat. Maka kini, jikalau malam tiba, kesunyian pelosok Pagardewa itu sudah terobati dengan suasana yang terang-benderang. Menyusul kehadiran Stasiun Kompresor Gas Pagardewa, PGN juga memberi bantuan kepada masyarakat berupa
Kehadiran Stasiun Kompresor Gas Pagardewa pun membuka kesempatan kerja bagi warga masyarakat sekitar. Terutama untuk beberapa pos pekerjaan semisal tenaga sekuriti, office boy dan cleaning service. Bahkan kini, bertempat di depan pintu masuk mess karyawan Stasiun Pagardewa, PGN juga membuat sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Kapanpun warga memerlukannya untuk kebutuhan mandi dan memasak, bisa mengambil air bersih itu sesukanya. Di Pagardewa ini, pada hari-hari besar keagamaan, PGN selalu pula memberikan bantuan buat anak-anak yatim dan fakir miskin. Pun dukungan bagi penyelenggaraan acara-acara sosial-kemasyarakatan. Mustakim, seorang warga, mengaku bersyukur dengan kehadiran stasiun gas PGN di Pagardewa. “Rasanya, PGN sudah banyak membantu kami. Selain pengaspalan jalan, PGN juga membantu pengadaan jaringan listrik dan air bersih buat warga masyarakat serta pembangunan gedung sekolah dasar,” tutur Mustakim, yang berharap agar perusahaan lain yang beroperasi di Pagardewa juga mengikuti jejak kepedulian PGN. Di antara perusahaan yang dimaksud Mustakim adalah Pertamina dan Medco Energy. Kepedulian kepada masyarakat Pagardewa yang merupakan bagian dari stakeholders memang telah menjadi kebijakan penting dalam manajemen PGN. Bahwa PGN melihat aktivitas bisnisnya sebagai satu-kesatuan dengan konteks sosial-kemasyarakatan. Karena itu, hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar harus dijaga dan terus dibangun menjadi lebih baik. Pengabaian atas salah satu unsur pemangku kepentingan disadari bisa membawa dampak berantai yang bisa berakibat buruk bagi perusahaan. Kepedulian di bidang pendidikan, infrastruktur listrik, pengaspalan jalan maupun pengadaan air bersih, yang telah diberikan kepada masyarakat Pagardewa adalah wujud nyata dari prinsip PGN tersebut. Pada hari-hari mendatang, semoga kinerja PGN akan bertambah baik sehingga kepedulian kongkret kepada masyarakat (tidak terkecuali masyarakat Pagardewa) bisa semakin baik lagi.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
21
PROFIL
Stasiun Pagardewa
Coba Simak Gumam Mereka
S
eperti kita tahu, Stasiun Kompresor Gas Bumi PGN itu berada di Desa Pagardewa. Tepatnya di Dusun II Desa Pagardewa. Sebuah pedusunan yang dirimbuni oleh perkebunan karet dan kepala sawit yang berada nun jauh di pedalaman Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Berada di area seluas 8 hektar, operasional Stasiun Pagardewa ditopang oleh 60an personel, yang bertugas di bagian kompresor, metering, pemeliharaan jaringan pipa, fasilitasumum-logistik dan tenaga ahli. Ditambah 40-an orang Satpam serta beberapa office boy dan cleaning service. Di tengah kesunyian pelosok dusun itulah mereka mengawal operasional stasiun yang sangat vital bagi transmisi gas bumi Sumatera-Jawa yang beroperasi nonstop siangmalam itu. Bagaimana warna perasaan mereka dalam menunaikan tugas kerja di pelosok dusun itu? Berikut sekilas penuturan beberapa personel Stasiun Pagardewa yang kami jumpai di akhir November 2010 lalu.
AKUR PARIAMAN Kepala Sub Seksi Kompresor
S
tasiun Kompresor Pagardewa berfungsi menaikkan tekanan gas yang dipasok dari Pertamina yang ada di lapangan gas Pagardewa dengan kisaran tekanan 300 psig. Sementara PGN mengalirkan tekanan gasnya sebesar 850-900 psig sebagaimana pasokan dari ConocoPhillips yang ada di Grissik. Jadi, di Stasiun Pagardewa ini aliran gas dipantau, disamakan dan distabilkan tekanannya, lalu dialirkan ke Jawa. Pemantauan kerja kompresor harus terus dimonitor setiap waktu dengan menggunakan peralatan yang sudah canggih, komputerisasi dan digitalisasi. Sedangkan untuk kontrol area instalasi dilakukan setiap satu jam sekali oleh masing-masing bagian. Jika misalnya terjadi suatu masalah, maka bagian mekanik, elektrik dan instrumen segera bertindak untuk menyelesaikannya. Saya bertugas di Stasiun Pagardewa ini sejak 8 bulan lalu. Tapi, sebagai karyawan PGN, saya sudah melanglang dari Jakarta, Bekasi, Karawang, dan sekarang di Pagardewa. Bekerja di Pagardewa yang lokasinya di pelosok kampung dan jauh dari keramaian ini, bagi
22
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
PROFIL
PRAMONO S
Pelaksana Pengoperasian Kompresor Pagardewa ini juga sudah semakin baik. Pada awalnya, kami tinggal di sebuah rumah kontrakan milik warga Pagardewa ini, ada 4 kamar dan diisi oleh 30-an orang pekerja. Satu kamar berisi 7 orang, ya berdesak-desakan. Jaraknya sekitar 30 menit dari area stasiun. Jalan desa masih berupa tanah, kita berangkat kerja seperti off road. Jika musim hujan, waktu tempuh ke lokasi kerja menjadi hampir satu jam perjalanan. Sejak 2009, jalanan desa sudah bagus, pengaspalannya dibantu oleh PGN. Kini, kami pun tinggal di mess karyawan. Sejak awal 2010 makanan sudah pula disediakan kantin.
S
Sebelum ada kantin, kami mencari makan sendiri. Dan, hampir selalu makan di warung Mbak Lili yang ada di sekitar stasiun ini. Jadi, waktu itu, kalau pagi, siang dan malam, sebagian besar karyawan stasiun ini ya makan di warung Mbak Lili itu. Beberapa teman yang lain ada juga yang masak sendiri di kamar dengan rice cooker dan kompor listrik. Dan, sewaktu awal-awal bekerja di Pagardewa ini, bila lagi off seminggu, saya pulang ke tempat kos di Palembang. Kalau pulang ke Jawa Timur rasanya terlalu jauh.
aya lahir dan besar di Pasuruan, Jawa Timur. Lulusan Politeknik ITS Surabaya jurusan Teknik Kimia. Baru saja lulus, tahun 2007 saya diterima kerja di PGN, dan dtempatkan di Pagardewa. Waktu itu, stasiun masih dalam proses pengerjaan. Suasana di sini masih sepi. Kami sulit untuk bepergian ketika selesai kerja. Jalanan desa masih tanah, penerangan listrik belum ada. Jadi, selama bekerja, rasanya kami ini terkurung dalam kesunyian. Kadangkala bosen atau Untuk masalah tugas pekerjaan, tak ada masalah. Semua pekerjaan berjalan normal dan terkendali. Karena rutinitas jenuh. seperti ini yang kadang justru terasa jenuh. Untuk Ketika diterjunkan langsung ke dalam proyek pembangunan menghilangkan rasa jenuh, kami biasa ngerumpi sesama karyawan di mess yang rata-rata usianya sama dengan saya, stasiun transmisi Pagardewa ini, saya kaget. Ya karena masih 20-an tahun. Ya, sambil bermain billiard, berkaraoke saya baru lulus kuliah, tapi kok langsung ditugaskan untuk atau futsal dan volley. Kalau siang, untuk olahraga kita libatkan ikut menangani pembangunan dan pengoperasian mesin masyarakat sekitar biar kami lebih dekat dengan mereka. Di sini, kompresor yang besar dan vital ini. Bersyukur karena warga masyarakat bisa menggunakan fasilitas olahraga yang ada semuanya bisa berjalan lancar. Saya pun bangga menjadi di lingkungan mess. Bila benar-benar suntuk, biasanya kami salah satu pionir di Stasiun Pagardewa ini. Sekarang, semuanya sudah terbiasa. Apalagi kondisi Stasiun pergi refreshing ke Baturaja atau Prabumulih.
saya merupakan hal yang biasa saja. Dalam hal tugas dan tempat pekerjaan, saya sama sekali tidak ada masalah. Yang kadang-kadang timbul masalah justru karena jauh dari isteri dan anak-anak. Terlebih bila ada anak-anak yang sakit, rasanya ya sedih. Keluarga saya tinggal di Bekasi, Jawa Barat. Selama 2 minggu bekerja di Stasiun Pagardewa, saya biasa berada di lokasi kerja dan mess karyawan saja. Untuk menghilangkan kejenuhan, kami berbincang bersama teman-teman yang lain sambil nonton TV, karaoke, billiard, atau olahraga lainnya seperti tenis meja atau badminton. Perusahaan telah menyediakan fasilitas relatif lengkap di Stasiun Pagardewa ini. Untuk makan pun sekarang sudah ada kantin buat sarapan pagi, makan siang dan malam. Sebelumnya kami harus mencari sendiri untuk makan. Dulu kita makan di warung di sekitar sini. Kalau ada hal-hal mendesak, barulah kami keluar area. Biasanya ke Prabumulih atau Baturaja, dengan waktu tempuh sekitar
satu setengah jam. Bila waktunya libur (off), selama seminggu saya pulang ke Bekasi untuk berkumpul dengan keluarga. Saya bekerja di PGN sejak 1988 sebagai pekerja harian. Tahun 1992 menjadi sekuriti. Ada kesempatan menjadi karyawan tetap tahun 1994, setelah melalui tes saya diangkat tahun 1995. Ditempatkan di kantor operasi pemeliharaan Jakarta. Tahun 1998 dipindahkan ke Bekasi juga di bagian operasi pemeliharaan. Tahun 2001 saya disekolahkan ke Cepu, Jawa Tengah, selesai 2002. Kemudian bergabung dengan tim pemasangan pipa di Grissik. Tahun 2003 ditugaskan di Karawang di bagian operasi pemeliharaan. Tahun 2005 sekolah lagi di Cepu untuk bidang safety. Selesai sekolah kembali ke Karawang. Tahun 2008 sekolah lagi di Cepu dan setelah itu ditugaskan sebagai supervisor K3PL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan). Baru pada April 2010 saya ditempatkan di Stasiun Pagardewa ini.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
23
PROFIL
SONNY A Pelaksana Instrumen Kontrol Kompresor
S
aya lulusan Politeknik Negeri Jakarta. Menjadi karyawan PGN tahun 2007. Saya (dan Pramono) termasuk tim karyawan awal ketika hand over Stasiun Pagardewa dari kontraktor ke operator PGN. Saat itu, begitu banyak yang harus di-hand over, baik alat, teknologi maupun permasalahan yang ada. Semua itu harus bisa kami tangani sendiri. Jadi, kami langsung terjun ke lapangan dengan learning by doing. Itu pengalaman yang sangat baik, meski banyak mengalami stress. Makanya, pada masa-masa awal di sini, jika memasuki liburan atau off, seolah kami ini lepas dari beban berat. Sekarang kondisinya sudah jauh berbeda. Semuanya sudah dalam kondisi lebih baik. Bagi mereka yang berasal dari daerah jauh, ketika sedang off, biasanya pulang ke tempat kos di Palembang. Sementara saya yang orang Jakarta dan tinggal di Bekasi, memilih pulang ke rumah. Meski sedang libur, kami sesama rekan kerja tetap saling berkomunikasi. Prinsip kita dalam bekerja, ya harus menjunjung tinggi sikap saling mengerti. Supaya bisa bekerja bersama dengan lebih baik, dan tinggal di mess karyawan dengan enak pula. Hubungan kami dengan masyarakat sekitar juga berjalan baik. Kalau shalat Jum’at, kami yang beragama Islam biasa bergabung dengan masyarakat di masjid desa, bukan di masjid Stasiun Pagardewa. Ya, biar masjid di desa ini tidak sepi sewaktu shalat Jum’at tiba. Masyarakat di sini umumnya para transmigran dari Jawa. Sekali lagi, dalam hal pekerjaan, saya tidak ada masalah. Bahkan sebenarnya manajemen PGN memberikan kesempatan kepada kami untuk melanjutkan kuliah tingkat D4 di Cepu, Jawa Tengah. Saya sendiri yang baru D3, pengen sekali. Hanya saja, kami masih sulit untuk mengatur jadwal melanjutkan kuliah. Sekarang, saya nikmati saja kerja di Stasiun Pagardewa ini.
24
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
TONI HUTAGALUNG Kasubsi Operasi Pemeliharaan Jaringan
B
agian pemeliharaan jaringan memiliki tugas melakukan patroli rutin terhadap jaringan pipa transmisi. Di bagian ini ada 7 orang, termasuk saya, yang terbagi dalam 2 tim. Tim pertama bertugas menelusuri jaringan pipa Pagardewa menuju ke arah Grisik di wilayah utara sepanjang 98 Km (KP0–KP98), dan tim kedua menyusuri jaringan pipa Pagardewa-Terbanggi Besar di arah selatan-tenggara sepanjang 82 Km (KP0-KP82). Masing-masing tim ada 3 orang. Kami menjaga pipa dari gangguan apapun sehingga kami harus patroli setiap hari. Targetnya, dalam satu minggu, sepanjang jalur pipa tadi harus bisa kami kontrol. Begitu seterusnya, kami kembali lagi menelusuri jalur pipa dari titik awal. Dalam melakukan patroli, kami menggunakan mobil double gardan. Namun, kenyataan di lapangan bahwa tidak semua jalur dapat dikontrol dengan mobil. Makanya, kami harus menggunakan motor atau malah berjalan kaki. Khusus untuk jalur bermedan rawa, kami mengawasinya dengan berdasarkan tembus pandang saja, karena memang tidak bisa dilewati oleh motor apalagi mobil. Yang penting terlihat tidak ada kegiatan yang kemungkinan mengganggu jalur pipa. Untuk diketahui, bisnis PGN itu sangat mengandalkan jaringan pipa sehingga harus cermat dalam melakukan pengontrolan. Prinsipnya,
PROFIL tidak boleh ada sejengkal jalur pipa pun yang luput dari pengawasan. Kami menyarankan untuk pengawasan pipa bisa ditamah jumlah personelnya mengingat jaringan pipa gas bumi memutuhkan pengawasan yang cukup ketat. Selama ini, kami sudah bekerja keras meski rasanya belum bisa optimal. Maklum, jalur dan medannya sulit. Masalahnya pun terbilang banyak. Kami juga berharap agar bagian K3PL dan Humas PGN turun ke masyarakat untuk memberikan sosialisasi perihal jaringan pipa gas secara lebih intensif. Padahal, jika masyarakat punya pemahaman yang lebih baik mengenai jaringan pipa gas, tentulah hal itu akan memudahkan kami semua dalam bekerja, termasuk pekerjaan kontrol pipeline ini. Secara teknik pengontrolan, kami tidak ada masalah. Dengan lokasi kerja di daerah terpencil seperti Pagardewa ini, saya tidak ada masalah karena lengkapnya fasilitas yang disediakan oleh peusahaan. Hanya saja, seperti halnya yang dirasakan oleh teman-teman lain yang sudah berkeluarga, saya sering pula rindu keluarga. Makanya, kalau sedang libur, saya langsung pulang ke Batam, berkumpul dengan isteri dan anak-anak. Saya mulai kerja di PGN tahun 1997. Kali pertama ditempatkan di Medan. Tahun 2004 pindah ke Batam di bagian pelayanan pelanggan. Saya sempat disekolahkan ke Cepu selama 2 tahun. Tak lama setelah itu, di awal 2010 saya ditugaskan di Stasiun Pagardewa ini di bagian operasi pemeliharaan jaringan pipa
DEDY SAPUTRA SIRAIT Pelaksana Metering
S
aya lulusan Politeknik USU tahun 2007. Bekerja di PGN tahun 2009 dan kali pertama ditugaskan di Stasiun Labuhan Maringgai (Lampung) bagian metering. Dua bulan kemudian dipindahkan di Stasiun Pagardewa ini. Di bagian metering, tugasnya adalah mengontrol aliran distribusi gas mulai dari sumbernya sampai ke stasiun terakhir. Sumber pasokan gas untuk transmisi Sumatera-Jawa yang dikontrol melalui Stasiun Pagardewa ini berasal dari ConocoPhillips dan Pertamina. Tempat saya bekerja, baik di Labuhan Maringgai ataupun di Pagardewa ini, sama-sama terletak di pelosok dusun. Bahkan sekarang di Pagardewa ini, lokasi kerjanya berada di perkebunan “hutan” karet dan kelapa sawit. Sebelumnya, saya sempat dihantui rasa takut karena terbayang bahwa di dalam hutan itu masih banyak hewan liar dan mungkin masyarakatnya juga seram dan tidak bersahabat dengan pendatang. Tapi, masyarakat di sini biasa-biasa saja, bahkan cukup bersahabat. Saya menikmati tugas kerja di Stasiun Pagardewa ini. Saya berusaha keras untuk memberikan yang terbaik yang ada dalam diri saya buat menunaikan pekerjaan. Saya yakin, kalau kita bekerja dengan maksimal, hasilnyapun akan maksimal. Jadi kita jalani saja, toh nanti kita bisa memetik hasilnya. Saat libur (off) satu minggu, saya kembali ke kos-kosan di Palembang. Setiap tiga bulan sekali saya pulang ke Medan, untuk bertemu dengan orang tua
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
25
PROFIL
ENDANG SUPRIADI, Satpam Stasiun Pagardewa
D
i Stasiun Pagardewa ini saya sudah bekerja hampir tiga tahun. Dari awal stasiun beroperasi hingga sekarang. Kami merupakan karyawan kontrak (outsourcing) dengan pola perpanjangan kerja setiap tahun. PGN melakukan kontrak kerja dengan pihak PT Bima Jaya Security (BJS) selama tiga tahun ini. Pada Desember 2010, BJS habis masa kontraknya dengan PGN (Stasiun Pagardewa). Jika kontrak diperpanjang dan saya masih dipekerjakan, saya siap. Jika tidak, ya sudah, saya tidak bekerja lagi. Saya harus cari pekerjaan di tempat lain. Jumlah personel sekuriti di Stasiun Pagardewa ada 40-an orang. Kami dibagi menjadi tiga shift per 8 jam kerja.
K
eterlibatan saya dengan para karyawan PGN sudah berlangsung sejak awal pembangunan Stasiun Pagardewa di tahun 2007. Mereka yang terlibat dalam pembangunan stasiun biasa makan pagi, siang dan malam hari di warung saya. Selanjutnya, setelah stasiun beroperasi, hampir semua pekerjanya juga makan di tempat saya. Umumnya, mereka senang dengan menu makanan yang saya hidangkan. Untuk minuman, ya ada teh, kopi, jeruk dan lainnya. Jalan hidup saya ini mengalir saja. Awalnya, saya bekerja di sebuah perusahaan di Medan. Saya sendiri lahir dan besar di Medan. Tahun 2007, saya dipindahkan ke kantor cabang Baturaja (Sumatera Selatan). Lantas mau dipindahkan lagi ke kantor cabang Bengkulu. Saya kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaan itu, lalu membuka warung makan sederhana di sekitar stasiun ini. Dua tahun lebih saya membuka warung di sini. Selama itu pula warung saya bertambah ramai. Bukan hanya temanteman PGN saja yang biasa makan, tapi juga karyawan Medco dan Pertamina yang ada di wilayah Pagardewa ini. Juga warga masyarakat sekitar, banyak yang makan dan minum di warung saya. Namun, seiring dengan pembukaan kantin yang melayani makan para karyawan Stasiun Pagardewa, saya pun memutuskan untuk
26
I
Beritagas
Soal bekerja di daerah terpencil seperti di Stasiun Pagardewa ini, saya tidak ada masalah. Dan, dalam bertugas kerja, kami dibekali dengan peralatan sekuriti yang relatif bagus. Ada monitor televisi dan sarana komunikasi handy talky (HT). Tugas utama kami adalah menjaga keamanan stasiun dan jaringan pipa gas di sekitar stasiun. Kami harus terus memonitor keadaan. Setiap jam, kami pun melakukan kontrol areal lokasi. Setiap saat kami harus terus mengontrol dalam kondisi apapun. Hubungan kami dengan masyarakat sekitar cukup baik. Dan saya bersyukur, selama tiga tahun bertugas di sini, kami tidak pernah menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami berharap, semoga kerjasama antara PGN dengan BJS bisa terus berlanjut, dan bisa lebih menyejahterakan karyawan, baik yang organik maupun non-organik seperti saya ini
LILI HAIRATIDAULAY, Karyawan Kantin Stasiun Pagardewa menutup warung saya. Sebelum kantin dibuka, terlebih dulu pimpinan Stasiun Pagardewa meminta saya untuk bekerja pada PT Patra yang menjadi penyelenggara kantin. Ketika itu, saya menjawab bahwa saya perlu berpikir. Akhirnya, saya memilih menutup warung dan bekerja pada kantin, sejak hari pertama kantin dibuka pada Februari 2010. Ternyata, setelah menjadi karyawan di kantin saya disambut gembira oleh karyawan Stasiun Pagardewa. Saya sangat terharu, betapa mereka tetap menginginkan kehadiran saya. Dan, saya menikmati kerja sebagai salah seorang karyawan kantin ini. Bagaimanapun, saya masih menaruh harapan bagi hari esok saya. Kini saya sudah punya anak berusia 2,5 tahun lebih. Ayahnya sudah pergi, dan saya yang membesarkannya sendiri. Saya ingin masa depan anak saya jauh lebih baik dari nasib saya. Makanya, jika Tuhan mengizinkan, insya Allah suatu hari nanti saya bisa punya kantin seperti yang ada di Stasiun Pagardewa ini, di mana sekarang ini saya menjadi salah seorang karyawannya.
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
BUDAYAKERJA
Membangun Sistem Safety Kelas Dunia
S
ebagai pilot project pelaksanaan safety di PGN, SBU I membangun sistem safety dalam wujud piramida Central Safety Committee (CSC). Di puncak piramida, General Manager SBU I saat itu, Jobi Triananda menjadi Ketua CSC. Di bawahnya ada beberapa Kepala Departemen menjadi Ketua Komite (Komite Prosedur, Komite Risk Containment Audit dan Observasi, Komite Emergency Response, Komite Incident Investigation, Komite Management of Change, dan Komite Contractor Safety Management). Begitu seterusnya, para Manager dan Staf menjadi anggota Komite untuk secara aktif turut membangun sistem safety PGN, sekaligus memberikan contoh nyata dalam penerapannya. Keteladanan, terutama contoh nyata dari pimpinan, itu sangat penting. Semua pejabat dan bagian dalam SBU I memang berpartisipasi aktif dalam CSC. Sementara itu, untuk mempercepat program safety, dibentuk dua tim. Yaitu RCA (Risk Containment Audit) yang beranggotakan 120 orang, dan Observasi (biasa disebut STOP) yang beranggotakan 110 orang. Kegiatan RCA dan STOP harus melakukan observasi rutin (sebulan sekali) terhadap lingkungan kerja masing-masing, baik di kantor maupun lapangan. Tim harus meregistrasi dan melaporkan detil observasinya yang tercatat dalam kartu STOP, kemudian dimasukkan ke dalam database untuk dilakukan evaluasi: Divisi atau bagian-bagian mana saja yang masih memiliki kemungkinan risiko tinggi. Contoh, bila seseorang bekerja pada ketinggian tanpa pagar atau alat pengaman diri, itu
dikategorikan sebagai risiko tinggi (4-5). Untuk menurunkan risikonya maka pagar harus segera dibangun dan pekerja wajib mengenakan alat pengamanan diri.
Keteladanan, terutama contoh nyata dari pimpinan, itu sangat penting. Semua pejabat dan bagian dalam SBU I memang berpartisipasi aktif dalam CSC.
Intinya, PGN berupaya konsisten membangun “tradisi” observasi dan database, dengan mengadopsi sistem berkelas dunia. Selain itu, PGN juga menerapkan program HSED (Health and Safety Environment Day) sebagai penopang kokohnya sistem safety. Artinya, dalam keseharian kerja setiap karyawan/pekerja pun harus selalu melakukan observasi terhadap kondisi dan situasi lingkungan kerjanya. Setiap insan PGN harus memiliki kesadaran yang tinggi atas program safety ini bagi keselamatan dan keamanan diri dan lingkungan kerjanya. Mottonya: “I am safe, we are safe”. Kalau diri sendiri aman dan selamat, maka kolega, mitra kerja dan orang lain pun akan aman dan selamat. Kalau lingkungan kerja aman dan nyaman, maka perusahaan pun akan berjalan dengan aman dan nyaman. Jika perusahaan aman, maka aman dan nyaman pula karyawan/pekerja, para stakeholders dan masyarakat pada umumnya.
Edisi Agusrus - Desember 2010
I
Beritagas
I
27
BUDAYAKERJA
Keselamatan Kerja :
I am Safe, We are Safe
S
edia payung sebelum hujan. Kalau kita berkunjung ke kantor PGN Strategic Business Unit Wilayah Distribusi I Jawa Bagian Barat (SBU I) yang berada di Jalan Ridwan Rais (Jakarta Pusat), jangan kaget kalau kearifan peribahasa Nusantara itu benarbenar diterapkan demi keselamatan dan keamanan bersama. Maklum, menyesal kemudian karena kecelakaan kerja adalah sesuatu yang sama sekali tidak diharapkan. Lebih dari itu, bagi PGN, keamanan dan keselamatan kerja merupakan bagian integral dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Yang jelas, begitu kita memasuki pintu masuk kantor SBU I, petugas satpam dengan sopan menyilahkan kita mengisi buku tamu. Lengkap dengan jam kedatangan, berikut kartu identitas diri, dan keperluan kehadiran kita. Tidak terkecuali tamu itu adalah pegawai PGN sendiri (yang tidak berkantor di situ). Setelah itu, oleh petugas safety induction, kita diberikan
28
I
Beritagas
I
Edisi Agustus - Desember 2010
informasi seputar prosedur pengamanan diri (safety) bila tiba-tiba terjadi “keadaan darurat” di kantor SBU I. Jika terjadi korsleting listrik yang berakibat pada kebakaran kantor, gempa bumi atau kejadian emergency lain misalnya, semua orang yang ada di dalam kantor SBU I, baik karyawan yang tercatat dalam daftar absensi maupun tamu yang identitasnya tertera dalam buku tamu tadi, bisa diketahui kondisinya. Itulah salah satu langkah nyata penerapan prinsip Safety dalam budaya kerja (perusahaan) “ProCISE” (Professionalism, Continuous Improvement, Integrity, Safety, and Excellent Service) yang kini intensif dilaksanakan PGN. Tidak hanya di kantor SBU I, tapi juga di semua kantor dan lokasi kerja serta instalasi pipa gas PGN yang berada di bawah operasional SBU I yang dalam dua tahun terakhir menjadi motor (pilot project) penerapan budaya keselamatan kerja PGN. Operasional kerja
BUDAYAKERJA
SBU I antara lain melayani wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, Cirebon dan Banten. SBU I yang menopang sekitar 65% penjualan gas PGN itu membawahi 700-an orang pekerja. Sejak 2008 PGN memang sedang melakukan transformasi menuju predikat world class company, di mana salah satunya dilakukan melalui revitalilasi dan formulasi ulang budaya perusahaan dalam lima nilai utama korporat, yaitu: profesionalisme, penyempurnaan yang berkesinambungan, integritas, keselamatan kerja, dan pelayanan prima. Prinsip Safety merupakan bagian penting “ProCISE”. Bahkan, karena demikian pentingnya, maka pesan kunci yang diusung manajemen PGN adalah good safety is good business. Karenanya, PGN sangat concern dalam penerapan manajemen K3PL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengelolaan Lingkungan) sebagai pondasi utama perusahaan modern PGN. Menurut Jobi Triananda, General Manager SBU I pada waktu wawancara ddilaksanakan, PGN paham betul bahwa bisnis utamanya sebagai pemasok gas punya kemungkinan risiko tinggi, semisal terjadinya kebocoran, ledakan atau kejadian lainnya pada jaringan pipa gas. Tidak terkecuali keselamatan yang berhubungan dengan keseharian kerja di kantor. Dalam hal ini, pihak DuPont diminta jadi konsultannya. Setelah melakukan serangkaian konsultasi dengan DuPont, pemahaman PGN perihal safety pun menjadi semakin utuh. “Dulu, kami memandang safety itu hanya menjadi tanggungjawab bagian K3PL saja. Pandangan kami itu keliru. Untuk itu kini tegas kami katakan bahwa safety itu menjadi tanggungjawab semua orang dalam aktivitas kerja perusahaan, dari General Manager, Kepala Departemen, Manager, staf, outsourcing, kontraktor dan konsultan. Semua merupakan bagian safety dalam lingkungan kerja PGN,” kata Jobi. Kalau saja ada seorang tukang gali jalur pipa yang celaka atau bahkan meninggal misalnya, lanjut Jobi, itu pasti akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Karena itu, PGN melakukan perubahan paradigma mendasar atas pemahaman dan sistem safety secara lebih komprehensif.
Terhitung mulai Juli 2009, PGN bersama DuPont memang intensif menggaungkan safety kepada setiap karyawan dalam keseharian kerjanya. Setiap karyawan dituntut untuk mengobservasi hal-hal yang memungkinkan diri dan lingkungannya bisa celaka. Contoh, kalau ada kabel listrik tidak tertutup dengan baik dalam suatu ruang kerja dan hal itu memungkinkan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, jelas menjadi tanggungjawab penghuni ruangan itu untuk segera memperbaikinya. Pun bagi mereka yang bekerja di luar kantor, di instalasi pipa gas atau lokasi lainnya, harus melakukan hal yang sama. Kalaupun ketika itu keadaan suatu ruangan atau lokasi dirasakan tidak ada masalah, tetap saja harus dilakukan suatu pengamatan atau observasi secara rutin, misalnya sebulan sekali. SBU I membuat tingkatan risiko dari 1 sampai 5. Tingkatan 1-3 sebagai indikator berisiko celaka, sedangkan tingkatan 4-5 bisa mengakibatkan kematian. Untuk meminimalkan risiko semua karyawan harus diregistrasi dengan baik. Bangunan dan konstruksi kantor, termasuk ruang dan sarana kerja, harus dibuat aman dan nyaman. Di sinilah setiap orang harus berkontribusi bagi jalannya sistem safety pada lingkup dan lingkungan kerja masing-masing. Seluruh karyawan harus menjadi safety agent, dari General Manager hingga cleaning service, mesti menjadi penggerak moral atas keselamatan dan keamanan kerja. Bagaimanapun, manajemen PGN juga sadar bahwa untuk menuju pada tingkatan safety yang lebih baik, itu butuh waktu lama. Itu sebabnya, agar internalisasi prinsip safety bisa lekas mengkristal menjadi budaya kerja (perusahaan) PGN, maka semua orang harus mendukung dan menerapkannya. Selain prinsip safety menjadi tanggungjawab setiap orang dalam perusahaan, PGN juga membangunnya dalam sebuah manajemen safety yang sistemik. Sistem yang memandu orang-perorang dalam bekerja, dan orang-perorang yang memperkokoh bangunan sistem. Harapannya bahwa nantinya perilaku safety itu menjadi budaya kerja yang hidup dalam perusahaan (living corporate culture).
Edisi Agusrus - Desember 2010
I
Beritagas
I
29
BUDAYAKERJA
Suatu Pagi Saat “Ledakan Gas Cikini”
P
agi itu, Selasa 24 Agustus 2010, sekitar pukul 09.15, jalanan Cikini Raya, Jakarta Pusat, dalam kondisi padat lalu lintas. Lazimnya suasana Jakarta pada hari-hari kerja, deretan mobil dan motor terasa merambat. Di tengah kepenatan jalanan itulah tiba-tiba terjadi ledakan antara Hotel Menteng II dan sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina. Sesaat menyusul ledakan itu banyak warga terlihat panik. Bahkan, pengunjung hotel dan pekerja di sejumlah kantor di sekitar lokasi ledakan berhamburan keluar. Mereka takut karena mereka mengira ledakan itu berasal dari pipa gas bawah tanah. Ledakan yang cukup keras di beberapa titik itu membuat betonbeton penutup selokan di pinggiran trotoar di sempadan jalan menjadi berantakan. Aspal jalan juga banyak yang mengelupas. Namun, tidak ada korban jiwa. Kemacetan Jalan Cikini Raya pun tak terhindarkan. Berita
30
I
Beritagas
I
awam juga langsung menyebar, “Pipa aliran gas meledak.” Begitu pula dengan sejumlah situs internet dan radio memberitakan bahwa “Ledakan Gas Cikini” itu diduga bersumber dari pipa gas bawah tanah PGN. Pihak kepolisian sendiri sigap mengamankan tempat kejadian peristiwa dengan memasangi garis polisi. Dan bersyukur personel kepolisian bersikap bijaksana dengan mengatakan bahwa polisi belum tahu persis penyebab ledakan. “Kami masih melakukan penyelidikan atas ledakan yang tanpa semburan api ini,” kata seorang petugas Polsek Cikini. Lokasi “Ledakan Gas Cikini” itu sendiri tak jauh dari Kantor PGN, SBU Distribusi Wilayah I, yang berada di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, dekat Stasiun Kereta Api Gambir. Kebetulan pagi itu, beberapa petinggi SBU DW I JBB sedang melakukan rapat Table Top. Sebuah rapat yang membahas seputar implementasi budaya kerja PGN “ProCISE” (Professionalism, Continuous Improvement, Integrity, Safety, Excellent Service). Kebetulan pula rapat
Edisi Agustus - Desember 2010
Table Top yang langsung dipimpin oleh General Manager SBU DW I JBB pada waktu itu, Jobi Triananda, membahas seputar penerapan prinsip safety, baik keselamatan kerja yang terkait dengan pekerjaan insan PGN maupun warga masyarakat. ”Begitu ada laporan mengenai terjadinya ledakan, kami langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian,” ujar Jobi. Sekadar informasi, setiap SBU PGN dilengkapi dengan petugas khusus pengontrol keamanan jaringan pipa gas di lapangan. Selain itu, ada tim piket yang bekerja secara bergiliran selama 24 jam nonstop, setiap hari. Pendek kata, tim SBU I yang sudah tiba di lokasi kejadian langsung memeriksa kondisi jaringan pipa gas PGN. Ternyata, semuanya amanaman saja. Aliran gas berjalan normal. Jaringan pipa gas PGN tidak ada yang bocor, apalagi meledak. Untuk membuktikan lebih komprehensif, tim SBU I coba menggali tanah di sekitar jaringan pipa gas PGN, yang disaksikan
BUDAYAKERJA oleh kerumunan wartawan dan warga masyarakat. “Hasilnya, semua jaringan pipa gas PGN dalam kondisi aman,” tambah Cahyo Triyogo, Kepala Departemen Operasi dan Pemeliharaan SBU I (jabatan saat diwawancarai). Menurut Jobi, opini masyarakat yang langsung mengaitkan “Ledakan Gas Cikini” dengan pipa gas PGN, bisa dimaklumi. Pasalnya, image masyarakat bila terjadi sesuatu akibat gas, tinggal memilih kejadiannya di dalam rumah atau di luar rumah. Jika di dalam rumah asosiasinya hampir pasti pada tabung
membuktikan tidak ada masalah dengan jaringan pipa gas PGN. Tapi, hampir semua yang ada di lokasi kejadian tampak keheranan, ada apa dengan “Ledakan Gas Cikini” ini? Kalangan pers juga terus bertanya kepada tim PGN, apa penyebab ledakan ini? Manajemen dan petugas PGN di lapangan hanya bisa merespon bahwa PGN tidak mempunyai kewenangan untuk menjawab. Kepolisianlah yang akan memberikan keterangan setelah penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Puslabfor (Pusat Laboratorium dan Forensik) selesai. Dengan bantuan tim PGN yang dilengkapi dengan seperangkat gas detector, pihak Puslabfor kemudian memeriksa beberapa titik yang menjadi sumber ledakan. Disimpulkan bahwa sumber ledakan itu berasal dari biogas yang ada di bawah tanah. Itulah yang menjadi dasar fakta yang disampaikan oleh pihak kepolisian kepada pers. “Kemungkinan itu bersumber dari biogas. Di lokasi kejadian ledakan tidak ada jalur pipa gas PGN. Posisi jalur pipa
gas Elpiji Pertamina (terutama yang berukuran 3 Kg). Sedangkan kalau di luar rumah, opininya pada jaringan pipa gas PGN. “Karena ledakan di Cikini terjadi di luar rumah, maka opini masyarakat langsung merujuk pada pipa gas PGN,” lanjut Jobi. Meskipun Jobi memastikan bahwa pipa gas PGN aman, dia tetap minta tim SBU I untuk melakukan pengecekan terhadap jaringan pipa gas pelanggan. Salah satunya di Rumah Sakit Cikini dan sekitarnya. Pengecekan serupa dilakukan terhadap beberapa rumah
gas PGN berada di seberang jalan yang berjarak sekitar 15 dari lokasi ledakan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Hamidin. Sore harinya, selepas mengikuti Sidang Kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta, Menteri BUMN Mustafa Abubakar ikut bicara. Menurut Mustafa, delapan ledakan di sepanjang Jalan Cikini Raya bukan bersumber dari pipa gas PGN. “Ledakan itu disebabkan oleh biogas yang sudah lama terperangkap di dalam saluran air yang kotor atau got yang tertutup sehingga timbul tekanan dan menimbulkan ledakan,” kata Mustafa sembari menjelaskan dengan mengambil contoh lantai di rumah yang juga kerap meledak. “Kita bisa membayangkan satu tegel di rumah yang sudah lama, sering terkena hujan dan panas. Tegel itu lantas meretak ke atas dan kadang-kadang malah meledak,” lanjutnya. Biogas adalah gas yang menyeruak dari kotoran mahluk hidup. Hari itu, sepanjang pagi hingga siang, warga Jakarta memang dihebohkan oleh ”Ledakan Gas Cikini”. Namun,
pelanggan di seputaran lokasi kejadian. Dan sekali lagi, tidak ada masalah dengan jaringan pipa gas PGN. Hari pun beranjak siang. Suasana di lokasi kejadian semakin ramai. Puluhan wartawan terus beraksi dengan liputannya. Bahkan dilaporkan bahwa ada kemungkinan Menteri akan datang. Beberapa anggota DPR pun dilaporkan akan hadir. Juga Gubernur DKI Jakarta. Tentu saja para petinggi SBU I PGN tidak bisa menghindari suasana yang semakin gaduh itu. Meskipun, kalangan wartawan sudah tahu bahwa pemeriksaan yang dilakukan tim PGN
selepas tengah hari, kemacetan lalu lintas mulai terurai lancar. Meskipun begitu, hingga sore hari, banyak warga yang berdatangan untuk melihat lokasi ledakan yang menyisakan kerusakan beton penutup selokan yang ditandai dengan bentangan pita warna kuning bertuliskan “Police Line” itu. Bagaimanapun, kesigapan insan PGN dalam menerapkan prinsip Safety dalam kultur kerja “ProCISE” telah teruji. Dan, dalam menangani gangguan di lapangan, misalnya berkenaan dengan masalah kebocoran jaringan pipa gas, tim PGN dibekali SOP (Standard Operation Procedure). Bila ada laporan dari konsumen dan masyarakat, tim PGN yang dilengkapi dengan seperangkat gas detector segera terjun ke lokasi guna memastikan kebocoran atau ledakan semacam peristiwa di Cikini itu berasal dari instalasi PGN atau tidak. “Kita berusaha membuat jaringan pipa gas seaman mungkin walau kemungkinkan terjadinya risiko (misalnya kebocoran pipa gas) itu selalu ada. Namun, kita harus meminimumkan risiko itu sampai titik nol,” kata Jobi Triananda.
Edisi Agusrus - Desember 2010
I
Beritagas
I
31
CAKRAWALA
PGN Area Palembang dan Batam Raih Penghargaan Citra Pelayanan Prima 2010
P
GN melalui Area Palembang dan Batam berhasil meraih penghargaan Citra Pelayanan Prima 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas keberhasilannya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden Boediono kepada Achmad Cahyadi mewakili PGN SBU DW I JBB Area Palembang dan Herry Yusup mewakili PGN SBU DW III Sumbagut Area Batam di Jakarta, Rabu (15/12). Wakil Presiden Boediono berharap kepada para peraih penghargaan untuk terus meningkatkan pelayanan publik. “Ke depan, 15 tahun lagi kita berharap pelayanan publik sudah kian membaik,” kata Boediono. Cahyadi mengatakan penghargaan yang diraih oleh Area Palembang merupakan bukti nyata dari hasil kerja keras PGN khususnya area Palembang dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dan seluruh stakeholder. Citra Pelayanan Prima merupakan sebuah penghargaan kepada unit-unit birokrasi yang telah berhasil menciptakan inovasi dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan pelayanan. “Tahun ini ada 218 unit pelayanan publik yang diusulkan pimpinan 15 kementerian, 4 LPNK, POLRI, Kejaksaan Agung, 10 BUMN, dan 29 Provinsi yang mencakup 41 kabupaten/kota,” ungkap Meneg PAN & RB, EE Mangindaan. Berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Pusat dan rekomendasi Tim panel serta sidang Tim Penitia Penentu Akhir (Pantuhir) yang diketuai Menteri Negara PAN dan RB, pada 5 Oktober 2010, penerima piala CPP ini mendapat predikat amat baik sekali. Selain penerima piala CPP, sebanyak 121 unit pelayanan publik yang dinilai baik dan cukup baik,mendapat penghargaan piagam pratama dan madya yang diserahkan Menneg PAN & RB. Mangindaan mengatakan, program
32
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
pemberian penghargaan kepada unit pelayanan publik ini sudah dilakukan sejak 1995 dengan nama penghargaan Abdisatyabhakti. Pada 2002, namanya diubah menjadi penghargaan Citra Pelayanan Prima, yang bermakna gambaran tampilan sosok kinerja pelayanan yang sangat baik. Dalam penghargaan dua tahun sekali yang diberikan kepada unit-unit pelayanan, tahun ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kem-PAN dan RB) cukup ketat dalam menentukan dan memilih pemenang. “Harus dipahami bahwa reformasi birokrasi tidak bisa dilihat sebagai bagian yang parsial, namun merupakan bagian integral dari pembaharuan sistem administrasi negara, reformasi bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, hukum yang harus dilakukan bersama-sama,” ujar Menteri. ”Melalui penghargaan ini diharapkan dapat memberikan sentuhan motivasi secara langsung dari pimpinan pemerintahan tertinggi, yakni Bapak Presiden atau Wakil Presiden kepada aparatur, khususnya unit penyelenggara pelayanan publik untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik,” imbuhnya. (Dio/dari berbagai sumber)
CAKRAWALA
PGN Raih Predikat Terpercaya GCG Award 2010
P
GN berhasil meraih predikat “The Most Trusted Company” dalam acara penghargaan Good Corporate Governance Award 2010 yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan Majalah SWA. Bersama 15 perusahaan lainnya, PGN meraih rating “Terpercaya” untuk Indonesia Most Trusted Company 2010 based on Corporate Governance Perception Index dengan nilai 82,98.
Mengambil tema ”Good Corporate Governance sebagai Budaya“ penganugerahan dilaksanakan di Hotel ShangriLa, Jakarta, 12 Desember 2010. Acara tersebut dihadiri oleh perusahaan swasta dan publik yang termasuk dalam daftar emiten (26 perusahaan). Keduapuluh enam perusahaan tersebut merupakan peserta terakhir terpilih dari 28 peserta terseleksi. Riset dilaksanakan pada bulan April – November 2010 terhadap perusahaan public (emiten), BUMN, dan perusahaan lain di luar kategori emiten dan BUMN. Area pengamatan riset yang meliputi upaya menegakkan budaya perusahaan dan membudayakan prinsip umum
GCG (Transparansi,Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness). GCG tidak hanya sekedar memenuhi sisi kepatuhan (compliance), sisi keteraturan (sistem dan mekanisme), dan sisi pengendalian (monitoring and evaluation), namun juga telah diwujudkan dalam perilaku dan karakteristik perusahaan sebagai budaya yang menjadi salah satu asset dan faktor penentu keberlanjutan perusahaan. Penilaian CGPI dilakukan melalui empat tahapan, yaitu self-assessment, kelengkapan dokumen, penyusunan makalah, dan observasi. Pada tahap self-assessment tahun ini terdapat 13 cakupan penilaian, yakni komitmen, transparansi,akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, kemampuan bekerjasama, kejelasan visi, misi dan tata nilai perusahaan, moral dan etika, strategi dan kebijakan perusahaan, serta budaya. Hasil penilaian CGPI 2009 dari keempat tahapan yang telah dilakukan menetapkan 6 perusahaan dengan kategori Sangat Terpecaya, 15 perusahaan dengan kategori Terpecaya, 5 perusahaan dengan kategori Cukup Terpercaya. (Dio)
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
33
CAKRAWALA
PGN Juara Website BUMN 2010
W
ebsite sebagai salah satu media komunikasi dengan pihak eksternal,memegang pera penting dalam menyediakan informasi dan media komunikasi eksternal. Dalam rapat koordinasi bidang teknologi informasi antara Kementerian BUMN dan BUMN 2010 beberapa waktu lalu, PGN berhasil meraih Juara I Website dalam kategori user interface terbaik BUMN Listed. Rakor ini dihadiri sekitar 350 orang dari 142 BUMN dan Pejabat Kementerian BUMN dan dibuka oleh Sekretaris Kementerian BUMN. Rakor yang akan berlangsung hingga 30 November 2010 ini bertemakan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Strategi dan Sinergi BUMN . Menurut Imam Apriyanto Putro, Asdep Riset dan Informasi yang juga Penanggung Jawab Rakor TI 2010 ini, “Tema tersebut menyiratkan keinginan Kementerian BUMN agar Teknologi Informasi benar benar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Business Plan perusahaan. Dan itu tertuang dalam strategi yang diambil BUMN untuk mencapai visi dan misi perusahaan,” ujarnya. Dalam sambutannya, Mahmuddin Yasin, Sekretaris Kementerian BUMN, menyatakan bahwa Kementerian BUMN berupaya mendorong agar BUMN dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan tepat dan bijaksana. Implementasi teknologi informasi di BUMN diharapkan efisien dan efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan. Rakor Teknologi Informasi yang ketiga setelah dilaksanakan tahun 2007 dan 2009 ini menjadi Forum bagi BUMN untuk saling membagi pengalaman dan pengetahuan mengenai praktik terbaik dalam implementasi teknologi informasi. Hal ini diharapkan mampu mendorong inovasi dan pencapaian efektivitas yang lebih lagi untuk implementasi teknologi informasi di BUMN. Pada hari pertama Rakor ini akan tampil beberapa narasumber dengan topik menarik, yakni
34
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
Hadrian Sjah Razad, Direktur Pengembangan PT Sucofindo (Implementasi Teknologi Informasi dalam Corporate Strategy), Kuncoro Wibowo, Executive Vice President Information System PT Kereta Api Indonesia (Implementasi Teknologi Informasi dalam sinergi pada aplikasi Tiket Transportasi Antar Moda), dan Kemal Imam Santoso, Wakil Direktur Utama PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Implementasi platform Teknologi Informasi). Sedang di hari kedua, akan tampil Rully C. Iswachyudi, Direktur Komersial dan Teknologi Perum LKBN Antara (Marketing Communication dan Pemanfaatan Media Baru), Zaldy Ilham Masita, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (Penyelasan Strategi Supply Chain Management dengan Strategi Perusahaan) dan Renyati Latu, Corporate Strategy & Business Management Director PT Soho Group (Linking Strategy with Balance Scorecard Application for Competitive Advantage). Salah satu agenda penting dalam Rapat Koordinasi Teknologi Informasi tahun 2010 ini adalah pembentukan Forum Teknologi Informasi BUMN. Kementerian BUMN mengharapkan Forum tersebut akan mengintensifkan pertemuan pertemuan di kalangan pejabat TI BUMN untuk merumuskan landasan suatu tata kelola teknologi dan informasi di BUMN, sharring knowledge implementasi secara teknis dan perkembangan teknologi baru. Juga akan dilakukan penandatangan Komitmen Dukungan seluruh BUMN atas sub Portal BUMN dan Portal Kementerian BUMN meliputi Portal PKBL (pkbl.bumn.go.id), Portal EIS (eis.bumn.go.id), Portal SDM (sdm.bumn.go.id) dan Portal Aset (aset.bumn.go.id). Dalam penutupan diserahkan penghargaan website BUMN terbaik oleh Menteri Negara BUMN kepada Direksi BUMN. Penghargaan juga diberikan kepada BUMN teraktif dalam mengelola subportal BUMN dan pengisian dan pemutakhiran data di portal Kementerian BUMN. (Dio/dari berbagai sumber)
CAKRAWALA
Buoy Replacement Project Oleh: Anang Wahyudi, SST
P
ada pertengahan Oktober 2010, PGN SBU TSJ telah selesai melaksanakan pekerjaan penggantian buoy atau Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) pada jalur LBM-BJN dan LBM–MBK, sejumlah 8 unit buoy. Pemasangan buoy kali ini merupakan penggantian buoy lama yang telah rusak dan hilang. Buoy lama terbuat dari besi, sedangkan buoy pengganti terbuat dari plastik.
Selama ini, PGN SBU TSJ menghadapi kenyataan pahit bahwa buoy besi yang dipasang sejak proyek pipa transmisi dilaksanakan, ternyata dicuri orang, walaupun buoy itu berada di tengah lautan. Itu diketahui saat dilakukan inspeksi oleh tim offshore SBU TSJ, bahwa ada sisa-sisa bekas pemotongan tiang besi pada buoy tadi. Sang pencuri mengambil tiang buoy beserta lampu solar cell-nya, dengan las potong (cutting torch) dan meninggalkan body bagian bawah saja dengan manhole terbuka. Karena tutup manhole sudah hilang berikut baterai yang ada di dalamnya, maka dengan mudah buoy terisi air bila kehujanan atau terkena debur ombak yang masuk ke dalam body buoy, sehingga body buoy bisa tenggelam dan akhirnya hilang dari permukaan air.
Keadaan buoy ketika masih baik
!
Keadaan buoy ketika sudah dicuri tianganya
Sebelum berbicara lebih jauh perihal buoy, kita perlu tahu apa dan bagaimana buoy itu, apa fungsinya, apa syaratnya, dan sebagainya. Berikut penjelasannya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan tahun 2005 pasal 2 ayat 1, bahwa Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) terdiri dari beberapa jenis, yaitu: SBNP visual, SBNP elektronik, dan SBNP audible. Di antara fungsi dari SBNP adalah (antara lain) untuk: a. Menentukan posisi dan/atau haluan kapal. b. Memberitahukan adanya bahaya/rintangan pelayaran. c. Menunjukkan batas-batas alur pelayaran yang aman. d. Menandai garis-garis pemisah lalu lintas kapal. e. Menunjukkan kawasan dan/atau kegiatan khusus di perairan. f. Penunjukan batas negara. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Buoy: 1. Pra Desain dan Desain Buoy Sebelum diproduksi, buoy harus didesain dulu dengan ketentuan yang mengacu pada standar IALA (International Association of Lighthouse Authorities). IALA adalah organisasi nonprofit yang mengatur tentang rambu-rambu
36
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
!
CAKRAWALA keselamatan pelayaran di laut. Walaupun di dalam dokumen kontrak pekerjaan Penggantian Buoy telah disebutkan spesifikasi buoy yang diinginkan, namun itu harus dilihat sebagai guidance secara garis besar saja. Untuk desain detailnya, kontraktor harus melakukan desain ulang (pra desain) dan harus disubmit ke PGN untuk disetujui. Setelah gambar pra desain disetujui, barulah menjadi gambar desain resmi yang siap diproduksi. 2. Pembuatan Sinker, Rantai dan Body Buoy SINKER (PEMBERAT). Agar buoy yang terapung di laut bisa tetap pada posisi koordinat yang telah ditentukan, maka buoy harus diikat kuat pada sinker di bawah permukaan air. Sinker ini terbuat dari beton bertulang dengan spesifikasi khusus yang mempunyai berat sekitar 4 ton. Sesuai persyaratan, kualitas beton yang dipakai adalah tipe K-225. Mulai dari pembesian, pengecoran dan pengetesan mutu beton, harus sesuai dengan standar yang dipersyaratkan oleh Direktorat Perhubungan Laut, dalam hal ini Distrik Navigasi, yang secara intens harus mendapat pengawasan dan persetujuan dari PGN. Berikut foto saat pembuatan sinker buoy.
Slump Test Beton
!
Persiapan Tes Mutu Beton
!
RANTAI. Rantai buoy berfungsi untuk menahan pergerakan buoy agar bisa menyesuaikan dengan keadaan pasang surut air laut. Panjang rantai berbeda-beda antara lokasi satu dengan lokasi lainnya. Hal ini karena setiap lokasi mempunyai kedalaman laut yang berbeda-beda. Sebagai acuan, panjang rantai buoy ditentukan dengan cara mengalikan kedalaman dasar laut di lokasi termaksud dengan 1,5 kalinya. Jika kedalaman dasar laut 20 meter, misalnya, maka panjang rantai yang dibutuhkan adalah 1,5 x 20 = 30 meter. Selain itu, kelebihan panjang rantai juga dimaksudkan untuk memberi ruang gerak pada buoy agar bila tertabrak oleh kapal, buoy bisa bergeser dengan aman. Diameter rantai adalah 32 mm. BODY BUOY. Seperti halnya pembuatan sinker, pembuatan body buoy juga harus memenuhi standar-standar yang berlaku. Mulai dari pra desain, desain, sampai dengan proses produksi, harus mendapat persetujuan dari PGN sebagai user. Demikian pula untuk material yang dipakai. Semua harus memenuhi standar yang disyaratkan oleh PGN. Bahan PE (Poly Ethilene) yang dipakai tidak boleh bahan campuran, tapi harus bahan PE murni, sehingga terjamin mutunya. Berikut foto saat pemeriksaan bahan material yang harus murni.
Pemeriksaan Bahan Material PE yang ! Dipakai
Kemasan Bahan Material PE Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
37
CAKRAWALA 3. Pengetesan Dimensi dan Kestabilan Buoy Sebelum dipasang, buoy harus dites terlebih dulu kestabilannya, dicek dimensi dan ketebalannya. Jangan sampai saat akan dipasang di laut, ternyata buoy tidak bisa berdiri tegak alias miring. Untuk itu, setelah diproduksi buoy harus dites di kolam khusus dengan cara keseluruhan body buoy dan towernya diceburkan ke dalam air. Di situ akan terlihat kestabilannya. Bila buoy tidak bisa berdiri tegak di permukaan air atau berat sebelah, maka buoy tersebut harus di-reject. Berikut foto pengetesan kestabilan buoy di kolam.
Cek dimensi dan ketebalan
Test kestabilan buoy di atas air
!
4. Proses Pemasangan di Laut Setelah semua proses produksi selesai dengan baik, maka sebelum dipasang di laut, lokasi yang akan dipasangi buoy harus dilakukan survey ulang. Apakah pada koordinat tersebut keadaan geografisnya masih tetap seperti semula atau sudah ada perubahan. Survey dilakukan atas kerjasama kontraktor pemenang tender, PGN SBU TSJ dan Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok. Seperti diketahui, pemasangan buoy ini adalah penggantian buoy lama yang sudah rusak dan hilang, yang tentunya posisi buoy lama dan keadaan geografisnya sudah harus ada dalam DSI (Daftar Suar Indonesia). Dalam DSI yang sudah disiarkan ke seluruh dunia itu, nomor identitas buoy, nyala lampu dan peruntukannya, semua sudah tercantum dengan lengkap. Namun, untuk kepastian dan ketepatannya, lokasi tersebut harus di-survey ulang. Survey dilakukan dengan menggunakan sonar untuk mengetahui batymetri (kontur) dasar laut.
!
Berikut foto-foto saat survey batymetri tersebut.
Kapal yang digunakan survey batymetrri
Penyetelan alat survey batymetri !
!
Pengawas PGN berdiskusi 38
I
Beritagas
Pengawas PGN di ruang kemudi !
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
!
CAKRAWALA Setelah data batymetri dasar laut sudah didapat, data itu lantas digunakan untuk pelaksanaan pemasangan buoy. Proses pemasangan buoy itu sendiri harus menggunakan kapal khusus, yaitu Buoy Tender Vessel. Kapal ini memang didesain khusus untuk melakukan pekerjaan pemasangan dan perawatan buoy. Di dalam kapal sudah dilengkapi crane dengan kemampuan 20 ton, peralatan las, gerinda, blasting dan peralatan untuk pengecatan buoy. Jumlah keseluruhan awak kapal 27 orang. Bila ditambah dengan pengawas PGN 2 orang, perwakilan kontraktor 2 orang dan perwakilan Distrik Navigasi 3 orang, maka jumlah seluruh penumpang Buoy Tender Vessel adalah 34 orang. Pelaksanaan pemasangan buoy dimulai dengan proses loading buoy ke kapal pada tanggal 7-8 Oktober 2010. Setelah buoy beserta kelengkapannya (body, tower, sinker, rantai dan lampu buoy) masuk kapal, malam itu kapal pun siap berlayar menuju ke titik-titik yang sudah ditentukan. Dengan bantuan peralatan navigasi modern, kapal bisa dengan mudah diarahkan ke titik-titik yang diinginkan. Adapun peralatan navigasi yang dipakai adalah GPS, Echosounder, Kompas, Peta Laut dan lainnya. Hanya saja, karena cuaca agak kurang bagus, maka diputuskan bahwa kapal berangkat setelah subuh atau pukul 05.00 pagi.
Persiapan di atas kapal
!
Titik pertama yang dituju adalah buoy No.6 yang berada di perairan Muara Bekasi. Sebagaimana yang telah direncanakan, pemasangan buoy memang dimulai dari arah timur ke barat, yaitu dari perairan Muara Bekasi sampai perairan Labuhan Maringgai. Proses pemasangan buoy di laut dimulai dengan memasang tower buoy pada body bawahnya, kemudian pasang rantai ke body buoy dan sinker, lalu pasang lampunya. Setelah pemasangan baut selesai, dan untuk meminimalisir pencurian maka drat bawah dari bautbaut itu langsung “dirusak” sehingga tidak mudah dilepas dengan kunci biasa. Demikian juga pada rantainya. Setelah rantai dipasang pada sackle dan swivel, kemudian ujung drat penguncinya langsung dilas, sehingga diharapkan pengunci ini tidak akan kendor oleh guncangan gelombang dan ayunan body buoy di atas permukaan. Selain itu, dari segi material, diharapkan buoy plastic ini juga mengurangi minat orang untuk mengambil alias mencurinya, karena plastik lebih murah ketimbang besi. Itu harapannya. Kenyataannya…… mari kita lihat saja nanti. Di samping itu, tim operasional dan pemeliharaan pipa offshore akan melakukan pemantauan rutin terhadap buoy ini dengan catatan tetap memperhatikan cuaca di laut, demi keamanan dan keselamatan diri. ***
Penurunan Sinker !
Buoy dipasang di lautan
Penuruanan Buoy !
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
39
!
CAKRAWALA
D
engan sudah berjalannya Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) di seluruh Strategic Bussines Unit (SBU) Transmisi dan Distribusi yang tertata lebih baik dan di lengkapi dengan alat ukur yang di gunakan, ini semua berkat kerjasama semua Insan PGN dalam Pengelolaan Usaha yang salah satu tolak ukur keberhasilannya adalah tidak diinginkannya terjadi kecelakaan kerja (Zero Incident). Hal ini semua merupakan refleksi dari PGN Vision to Achieve Safety Excelence.
Komitmen Manajemen Dalam Safety Journey
Dalam perjalanan K3 ini (Safety Journey) ini peran penting Manajemen Lini sebagai pengerak utama dalam pelaksanaan tugas dan jawabnya sangat berperan penting agar semua langkahlangkah yang harus di lakukan untuk selalu menumbuh
40
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
CAKRAWALA
kembangkan pelaksanaan identifikasi resiko secara dini terutama oleh para pelaksana baik di lapangan mau pun tidak. Sebagaimana kita ketahui, peran serta semua lapisan di lingkungan perusahaan sangat di perlukan karena tanggungjawab K3 ini adalah tanggung jawab bersama di semua lini. Refleksi ini tentu perlu di evaluasi dan diukur baik aspek pelaksanaan kegiatan maupun perbaikannya yang terkait dengan semua program yang ditetapkan. Untuk mendukung semua kegiatan ini, peran manajemen puncak sangat besar dan diperlukan agar terlaksananya apa yang sudah di tetapkan dalam PGN VISION yaitu berupa komitmen bersama manajemen puncak untuk tetap konsisten tetap mendukung semua langkah dan kegiatan yang di perlukan untuk menjadikan K3 sebagai budaya yang selalu terpatri dalam sanubari semua
pengelola perusahaan. Salah satu kegiatan untuk mendemontrasikan Komitmen Manajemen Puncak, yaitu melakukan kunjungan keseluruh wilayah Pengelolaan Usaha yang khusus membicarakan masalah K3. Sesuai dengan program yang sudah di tetapkan untuk kegiatan ini, para Direktur melakukan kunjungan ke wilayah pengelolaan usaha di seluruh SBU Transmisi maupun Distribusi. Sesuai jadwal yang di tetapkan, terlaksanalah kunjungan ini berupa komunikasi langsung para Direktur dengan seluruh lapisan Insan PGN, Komunikasi khusus tentang K3 ini merupakan momentum perubahan segi pandang semua pihak akan pentingnya pencapaian Visi K3 yang sudah ditetapkan untuk selalu di jaga dan jadwalkan setiap tahun Direksi khusus bicara K3 dengan seluruh/perwakilan Insan PGN baik di operasional maupun non operasional.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
41
CAKRAWALA
Manajemen Visit Direktur Utama ke SBU TSJ
Forum diskusi antara Direktur Pengusahaan dengan Personil dari SBU DW III – Medan.
42
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
D
irektur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, pada pertengahan Agustus 2010, disela pengambilan gambar untuk publikasi media, melaksanakan manajemen visit di Stasion Bojonegara. Sebagai bentuk komitmen dari Manajemen Puncak terhadap penerapan safety dan komitmen komunikasi manajemen di lingkungan PGN, Direktur Utama juga berkesempataan untuk melakukan dialog dengan pejabat serta staf pelaksana di Bojonegara. Ia sangat terkesan dengan lingkungan kerja yang teratur dan profesional dan staf yang menguasai bidang yang menjadi tugas dan kewajibannya. Dalam kesempatan tersebut rekan-rekan pekerja juga dapat menyampaikan masukan dan saran secara lugas dan tajam namun dengan bahasa yang santun, konstruktif dan jelas. Diharapkan ke depan komunikasi seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga terwujud saling pemahaman antara seluruh pihak, baik manajemen tingkat atas sampai level bawah, sehingga akan memperkuat kinerja perusahaan. (Dio)
CAKRAWALA Direktur Pengusahaan melakukan tanya jawab dengan Pekerja Konstruksi, Operasi dan Staf K3.
Manajemen Visit Direktur Pengusahaan ke SBU DW I
Forum diskusi antara Direktur Pengusahaan dengan Personil dari SBU DW III – Medan.
K
unjungan Direktur Pengusahaan dan Tim K3PL beserta Pejabat dan Staf SBU DW I dalam rangka Management Visit K3 ke wilayah kerja SBU DW I pada tanggal 19 November 2010 sebagai bentuk KOMITMEN dari Manajemen Puncak terhadap penerapan safety di lingkungan PGN.
Direktur Pengusahaan melakukan sesi diskusi tentang K3PL dengan Personil dari SBU DW III.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
43
CAKRAWALA
“
Direktur Pengembangan Kunjungi Station Kalisogo
Diharapkan komitmen ini dapat terus meningkatkan keberlanjutan pelaksanaan budaya kerja yang mumpuni menuju PGN sebagai perusahaan kelas dunia.
“
G
una menunjukkan komitmen manajemen PGN terhadap “Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan” atau K3PL pada 16 Desember 2010 Direktur Pengembangan melakukan Management Safety Visit ke SBU II. Pada kesempatan pertemuan dengan para pejabat di Kantor Pusat SBU DW II Jabati (SBU II), Direktur Pengembangan menyampaikan penghargaannya atas perubahan sikap karyawan SBU II terhadap K3PL. Meskipun pelatihan K3PL baru dilakukan selama 6 bulan terakhir, tetapi seluruh karyawan SBU II sudah menjadikan K3PL sebagai kebutuhan dalam bekerja. Dilaporkan juga oleh GM SBU II, Melanton Ganap bahwa pada bulan November yang lalu telah dilakukan MERE berupa simulasi adanya kondisi darurat berupa pecahnya insulation joint pada pipa outlet station Kalisogo. Simulasi tersebut dinilai berhasil dengan baik karena terlihat
44
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
semua pejabat dan petuhas lapangan termasuk instansi kepolisian, pelanggan, rumah sakit dan pers terlibat dalam penanganan kondisi darurat. Pada kesempatan kunjungan ke offtake station Kalisogo, Direktur Pengembangan mendapat penjelasan tentang safety operation station. Station mulai dioperasikan pada bulan Juni 2010. Station tersebut merupakan relokasi dari offtake station Porong akibat adanya subsidence tanah bencana Lapindo. Pada saat ini rata-rata penyaluran sebesar 65 MMSCFD. Selama kunjungannya di Offtake Station Kalisogo, Direktur Pengembangan memberikan masukan sebagai tambahan keamanan pengoperasian antara lain tentang kondisi “Severity” di lingkungan Ruang Kontrol, lingkungan instalasi MRS dan lingkungan bangunan ruang control. Diharapkan komitmen ini dapat terus meningkatkan keberlanjutan pelaksanaan budaya kerja yang mumpuni menuju PGN sebagai perusahaan kelas dunia.
CAKRAWALA Direktur Pengusahaan , Tim Komite K3PL beserta Pejabat dan Staf SBU DW III melakukan foto bersama
K
unjungan Direktur Pengusahaan dan Tim K3PL beserta Pejabat dan Staf SBU III dalam rangka Management Visit K3 ke wilayah kerja SBU DW III pada tanggal 6 - 7 Oktober 2010 sebagai bentuk KOMITMEN dari Manajemen Puncak terhadap penerapan safety di lingkungan PGN.
Manajemen Visit Direktur Pengusahaan ke SBU DW III
Forum diskusi antara Direktur Pengusahaan dengan Personil dari SBU DW III – Medan.
Direktur Pengusahaan melakukan sesi diskusi tentang K3PL dengan Personil dari SBU DW III.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
45
PELANGI
Kunjungan Direktur Keuangan ke SBU TSJ Forum Diskusi antara Direktur Keuangan dengan Personil Stasiun Pagardewa.
Prosedur saat memasuki Stasiun: Setiap orang yang akan memasuki area stasiun akan dilakukan security check untuk menjamin keselamatan bersama
46
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
K
unjungan Direktur Keuangan dan Tim K3PL beserta Pejabat dan Staf SBU TSJ dalam rangka Management Visit K3 ke wilayah kerja SBU TSJ pada tanggal 21 - 22 Oktober 2010 sebagai bentuk KOMITMEN dari Manajemen Puncak terhadap penerapan safety di lingkungan PGN.
PELANGI
Kolonel Harland Sanders
Tetap Semangat! Rencanakan Tahun Depan Dengan Semangat
I
nilah kisah tentang Kolonel Harland Sanders, sang pemilik resep ayam Kentucky Fried Chicken atau KFC yang terkenal itu. Pasti Anda semua pernah merasakan kenikmatannya. Dia telah memasak dari usia tujuh tahun, oleh karena keadaaan yang membuatnya demikian. Di usianya yang ke 40, dia mulai memasak untuk orang yang berpergian dan singgah di bengkelnya tetapi dia belum mempunyai restoran. Selama sembilan tahun ia terus menyempurnakan resep yang dimilikinya. Dia memiliki resep ayam yang dibuatnya dengan menggunakan sebelas bumbu dan rempah-rempah, dengan resep masakan itu daging ayam menjadi sangat empuk, renyah dan gurih.
dengan resep seperti itu dengan julukan ayam Kentucky. Bagaimanakah perasaan Kolonel Sanders ketika dia berusaha menawarkan resep masakannya, tahun-tahun yang dijalaninya sebagai bukan siapa-siapa. Sampai ketika resep ayam masakannya menjadi terkenal dan menjadi pelopor di dunia. Jika dia menyerah dan berhenti maka mungkin kita tidak akan merasakan ayam Kentucky-nya Mr. Sanders.
Semangat adalah salah satu yang harus Anda miliki dalam menjalani hidup. Anda tidak tahu memang akan apa yang terjadi esok hari, tetapi dengan semangat yang Anda miliki, maka Anda akan mampu menghadapinya. Masalah akan tetap ada, tetapi bagaimana Anda Sanders tidak patah semangat, dia berkeliling dari kota ke kota untuk menawarkan resep ayam buatannya. Dia mencoba menyelesaikannya. Sebagai seorang karyawan Anda mengalami berbagai macam permasalahan pada pekerjaan menawarkan resep ayam buatannya dan gagal. Lebih dari 1000 dan dapat saja itu kali ia mencoba membuat Anda dan tercatat 1433 kali ia menjadi lelah dan Bagaimanakah perasaan Kolonel Sanders ketika dia berusaha tidak bersemangat. mencoba. Dan menawarkan resep masakannya, tahun-tahun yang dijalaninya Anda perlu untuk yang menerima tawarannya memotivasi diri sebagai bukan siapa-siapa. Sampai ketika resep ayam hanya rumah sendiri untuk tetap masakannya menjadi terkenal dan menjadi pelopor di dunia. makan kecil bersemangat. Jika dia menyerah dan berhenti maka mungkin kita tidak akan militer di merasakan ayam Kentucky-nya Mr. Sanders. daerah Buatlah Kentucky. perencanaan Perjuangannya Anda dengan membuahkan hasil, semangatnya tidak pernah berhenti. bersemangat dengan suatu harapan bahwa tahun depan Sekalipun Sanders baru memulai usahanya pada usia 66 tahun. akan lebih baik. Persaingan tidak akan berhenti, tapi dapat Semangat dan kegigihan dari Kolonel Sanders membuatnya terlihat berbeda antara karyawan yang bersemangat dan menjadi pendiri waralaba ayam goreng terkenal Kentucky Fried selalu berpikir kreatif dengan yang hanya menjalankan Chicken. Kolonel Harland Sanders adalah pelopor industri tugas sehari-hari. Jangan hanya menjadi biasa-biasa saja waralaba siap saji. Dan Kentucky Fried Chicken atau KFC telah dan berpikir ”yah..tahun depan akan sama saja dan tidak tumbuh menjadi salah satu yang terbesar di dunia dalam industri ada bedanya dengan tahun ini dan tahun-tahun kemarin.” tersebut. KFC berkembang pesat. Bukan saja hanya ada di negara Anda dapat menjalankan tugas-tugas Anda setiap asalnya Amerika, tetapi hampir di 80 negara di seluruh dunia hari, bahkan merencanakan tahun depan dengan lebih terdapat outlet Kentucky Fried Chicken. Yang kemudian banyak bersemangat dan tidak menyerah. Selalu ada harapan, restoran cepat saji yang sejenis mengikutinya. Bahkan apapun karena setiap permasalahan pasti ada solusinya. Tetap restorannya banyak orang tetap mengatakan ayam goreng semangat !!!
“
“
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
47
PELANGI
Tour of India : Penuh Cinta dan Religius Oleh : Irpan
M
umbai, mungkin kalau di Indonesia adalah kota Surabaya, Kota kedua terbesar di India, sangat padat dan panas, suhunya bisa mencapai 31-34 C0 , kemacetannya juga sangat mirip dengan orang Indonesia, drive style pengemudi kendaraaan bermotornya juga sama, tak heran jadi merasa “it’s feel like home”, tapi ada beberapa yang beda juga, seperti tidak adanya tukang parkir disana, tidak ada “angkot” atau “ojeg”, tidak ada asongan/pengamen di traffic lamp, hanya beberapa penjual bunga saja, entah perasaan saya saja atau terlalu berlebihan tapi saya merasa sedikit lebih aman dibanding Jakarta.
!
Setelah selesai sarapan sekitar jam 9.00 pagi waktu bagian India, kami berangkat menuju Elephant Caves, disebuah pulau tempat dimana umat Hindu di India dahulu melakukan ritual meditasi spiritual. Perjalanan ke Elephanta Caves di mulai dari gate of India, yang merupakan gerbang pada jaman penjajahan Inggris pada waktu itu, dibangun untuk melepas kepulangan Ratu Victoria dari India ke negaranya. Dengan diantar guide tour kita menuju ke Elephanta Caves dengan membeli tiket kapal kayu untuk menyeberang ke pulau tersebut, cukup lama juga menuju ke sana sekitar 1 jam perjalanan laut, sampailah kita di dermaga pulau Elephanta Caves, kemudian tersedia pula kereta “odong-odong” menuju ke dalam pulau. Kereta tiba di ujung pulau, cuaca sangat terik, lokasi gua
48
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
berada kurang lebih 1 Km, menaiki anak tangga yang berjumlah kurang lebih 101 anak tangga, fiewh.. ternyata saya kurang olahraga, dengan napas tersengal, kita beristirahat sejenak kemudian masuk kedalam gua dimana terdapat beberapa patung dewa dewi India, seperti Krishna, Shiva, dan lain lain. Tour guide mulai menceritakan sejarah dibangunnya gua tersebut satu persatu, dan ternyata ada beberapa yang mirip dengan sejarah umat hindu di Indonesia walaupun ada juga beberapa cerita yang berbeda. Lepas berfoto-foto di dalam gua, kami kembali turun ke ujung pulau, sambil membeli beberapa souvenir yang dijajakan di sepanjang perjalanan ke ujung pulau, cukup murah, asal berani menawar sampai serendah-rendahnya. Hebatnya para penjual souvenir tersebut cukup fasih berbahasa Inggris,
PELANGI maklum 700 tahun dijajah oleh negara tersebut, tapi kenapa kita tidak fasih berbahasa belanda yah? Atau mungkin kurang lama belanda menetap di Indonesia? Kembali ke Gate of India pukul 15.30 waktu setempat, makan siang dan kembali berburu “sari” di daerah Kolabba dekat stasiun Mumbai. Cukup ramai, mirip dengan pasar baru di Jakarta. Setelah perburuan sari selesai, makan malam di rumah makan muslim khas India, sampai jam 21.00 waktu bagian India. Lucunya restoran di sini untuk jam makan siang hanya buka dari pukul 12 siang sampai jam 3 sore, sedangkan makan malam baru mulai dibuka pukul 7 malam. Mumbai city Last day in Mumbai, walaupun perjalanan kemarin cukup melelahkan, setelah selesai sarapan pukul 9 pagi, kami langsung check out dari hotel dan berangkat, karena masih banyak tempat yang harus kami sambangi, tujuan pertama hari ini ke masjid haji Ali kemudian ke museum Mahatma Ghandi dan Museum Nasional Prince of Wales. Beberapa
menit sebelum sampai ke masjid Haji Ali, kami mampir sebentar ke daerah Dharby Ghout, jika di Singapura terdapat stasiun MRT Dharby Ghout, ini adalah Dharby Ghout yang sebenarnya. Dharby Ghout sendiri berasal dari 2 kata Dharby yang berarti pencuci dan Ghout yang berarti perkampungan/ wilayah. Dan sesuai dengan namanya ketika kami melihat dari jembatan, terlihat pemandangan orang-orang yang sedang mencuci baju dan sprei milik mereka yang berada di rumah susun di sekitar wilayah tersebut. Dengan menggunakan bak air yang terbuat dari semen, terlihat pula beberapa lembar sprei dan baju yang dijemur menggunakan tambang, melintang di atas lokasi tersebut. kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Masjid Haji Ali, dimana di dalam area masjid tersebut ada makam Haji Ali, saudagar kaya Pendatang dari Pakistan yang menetap di India dan meninggal disana ketika dalam perjalanan Haji. Mungkin kalau di Jakarta seperti Makam Mbah Priuk, atau di daerah Jawa seperti makam makam para Sunan. Terletak kurang
Dan sesuai dengan namanya ketika kami melihat dari jembatan, terlihat pemandangan orang-orang yang sedang mencuci baju dan sprei milik mereka yang berada di rumah susun di sekitar wilayah tersebut.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
49
PELANGI lebih 1 km dari pinggir laut, hanya sayangnya di tepi jalan menuju masjid banyak sekali sampah betebaran, lagi-lagi mirip dengan Jakarta. Sampai di sana kami berfoto-foto sebentar. Ada yang cukup unik disini, pengunjung diperbolehkan untuk membeli koin khusus yang dijual di kantin di dalam area masjid, untuk diberikan kepada pengemis yang ada disepanjang perjalanan menuju kawasan masjid. Selesai sampai di sana kami langsung menuju ke Mahalaksmi Temple, sebuah Candi Hindu yang berada di pinggir kota Mumbai, lokasi peribadatannya terletak di atas dan menaiki beberapa anak tangga. Dan di kanan kiri jalan menuju tempat peribadatan terdapat penjual bunga untuk ritual peribadatan. Hari ini jadwal benar-benar padat, lepas dari Mahalaksmi Temple kami langsung menuju ke museum Mahatma Ghandi. Gedung museum yang terdiri dari 3 lantai, setelah masuk ke dalam, lantai 1 merupakan ruang perpustakaan Mahatma Ghandi, lantai 2 adalah tempat foto foto memorial Mahatma ghandi dari Ghandi muda sampai akhir
50
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
hidupnya, lantai 3 adalah tempat boneka boneka figurin mahatma ghandi yang menggambarkan kejadian kejadian penting yang dialami oleh beliau, juga terdapat kamar tempat beliau beristirahat sambil menenun. cukup sepi memang, hanya beberapa turis bule yang terlihat sedang mengamati foto foto dan figurin Mahatma Ghandi. Sekitar setengah jam kita berada di Mahatma Ghandi museum, kemudian kita melanjutkan perjalanan menuju museum nasional Prince of Wales yang tidak terlalu jauh dari museum Ghandi. Mungkin ini adalah museum yang teramai dikunjungi pengunjung lokal yang pernah saya kunjungi di beberapa museum di Indonesia. Selisih harga tiket masuk antar pengunjung lokal dan turis lumayan besar, untuk pengunjung lokal hanya 25 rupee sedangkan untuk turis 300 rupee. Sampai dipintu masuk museum kami diberikan headset untuk mendengarkan penjelasan audio mengenai informasi benda benda yang terdapat didalam museum, cukup menarik walaupun tidak semua informasi bisa didengar di alat tersebut, hanya beberapa artefak.
PELANGI Ada hal yang membuat saya jadi berpikir pada saat mengunjungi museum nasional yang cukup ramai tersebut. Banyak sekali keluarga yang mengajak keluarganya, saya tidak tahu apakah museum merupakan tempat wisata yang termurah atau memang keluarga di sana besar rasa keingintahuannya untuk mengenal negaranya. Yang jelas setelah sampai di Indonesia nanti saya ingin juga rasanya mengajak keluarga saya di hari minggu untuk pergi ke museum, tidak melulu ke mall. Jam sudah menunjukan pukul 2 siang, “it’s time to have lunch” ujar guide tour. Kami diantar ke rumah makan khas India. Karena nama masakan yang belum kami mengerti dan kami ingin mencicipi semua masakan khas India, maka tiap orang memesan makanan yang berbeda dan kita saling tukar menukar makanan untuk mencicipi, seru juga. Selesai makan siang kembali kami melakukan perburuan oleh-oleh, walaupun uang saku sudah habis, ada saja souvenir yang menarik untuk dibeli, terpaksa gesek credit card, alhasil hutang nambah deh, yah ... kapan lagi ke India, terbesit pun kemarin tidak, kalau bukan karena reward yang diberikan
PGN mungkin India tidak akan pernah menjadi kenangan wisata buat kami. Selesai memburu buah tangan, sambil menunggu jadwal pesawat yang cukup larut sekitar jam 11.30 waktu bagian India, kami menghabiskan waktu di chowpatty beach. Ada yang seru loh ternyata disini, di tepi pantai yang berbatu, banyak pasangan yang tengah dimabuk asmara sedang bermesraan di pinggir laut, membuat iri saja. Sambil menikmati angin pantai yang panas kami duduk duduk di cafe dekat pantai, kurang lebih sekitar 1 jam, kami pun mencari rumah makan untuk makan malam di sekitar bandara. Tibalah saatnya kami harus kembali ke Indonesia tercinta, perjalanan udara yang cukup panjang dan badan yang sudah lelah membuat kami semua terlelap sampai tiba di bandara Changi, Singapura untuk transit, kemudian kami lanjutkan dengan penerbangan dari Changi ke bandara Soekarna Hatta. Alavidā India, Jaba taka hama phira milē gē Selamat Tinggal India, sampai jumpa lagi....
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
51
PELANGI
Dibalik Tombol Kemudi Mobil Balap Formula 1 1. Tombol MSG OK Merupakan tombol multifungsi digunakan untuk menset semua fungsi-fungsi yang terdapat didalam mobil. 2. Tombol Menu scroll buttons Tombol ini berfungi sebagai tombol untuk memilih menu-menu yang ada didalam mobil. 3. Tombol Differential adjustment Tombol ini berfungi untuk mengatur traksi dan grip pada ke empat roda, mengatur stabilitas pengereman dan juga mengatur sistim pada mobil pada saat berbelok. 4. Tombol Neutral switch Tombol ini berfungi untuk mengatur kembali settingan mobil ke posisi normal. 5. Tombol Front wing switch Tombol untuk mengatur dan menyesuaikan sudut sayap/ bumper depan mobil untuk meningkatkan downforce. 6. Tombol Radio LED Menyala dengan warna biru untuk menginformasikan kepada pengemudi tentang arahan-arahan dari pit. 7. Tombol Pit-to-car radio Fungsi nya untuk mematikan dan menghidupkan fungsi komunikasi radio 8. Tombol Fuel mix adjustment Mengatur campuran bahan bakar, baik untuk memelihara atau meningkatkan performa mesin, sesuai dengan yang diperlukan.
52
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
PELANGI
9. Tombol Throttle map override Mengatur katup mesin dan juga menyesuaikan dengan karakteristik yang sesuai dengan kondisi lintasan. 10. Tombol Overtake button Mengatur dan meningkatkan kecepatan mesin dalam sekejap ke posisi maksimal yaitu 18.000 rpm. Kecepatan ini dibutuhkan pada saat pembalap akan menyalip. 11. Tombol Pitlane speed limiter Mematikkan dan menghidupkan fungsi tombol pengontrol kecepatan pada saat berada di pitlane, seperti yang sobat semua ketahui bahwa didalam pitlane kecepatan mobil harus dikurangi apabila tidak di taati maka akan dikenai hukuman. 12. Tombol Engine breaking level Tombol ini difungsikan pada saat keadaan lintasan basah, yang bermanfaat untuk meningkatkan stabilitas belakang roda belakang mobil. 13. Tombol Tyre configuration Tombol yang berfungsi untuk mengoptimalkan pengaturan ban dan juga berfungsi untuk mengaktifkan lampu belakang pada saat keadaan hujan. 14. Tombol Master multifunction switch Memungkinkan pengemudi untuk mengakses sejumlah pengaturan sistem mesin mobil, kendali sayap depan/belakang, kendali “aero” yang berfungsi yang memantau dan memaksimalkan aliran udara mobil. Sebagai tambahan, harga untuk satu buah stir / kemudi mobil balap F1 adalah Rp. 368 juta.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
53
PELANGI
Pekerja Teladan Triwulan II 2010
Pekerja Teladan merupakan manifestasi dari kecintaan pekerja kepada perusahaan dan itu diperoleh melalui perjuangan yang gigih dan keras, dan ini sekaligus sebagai kebanggaan bagi yang memperolehnya. Prestasi merupakan tolok ukur utama dalam mencapainya. Berikut kesan dan pesan para Pekerja Teladan Triwulan II dan Triwulan III tahun 2010. Febrilian Hindarto 0007832301 Staf Hukum Korporasi Biro Hukum Korporat ”Alhamdullilah, serta terima kasih saya ucapkan atas kesempatan yang diberikan kepada saya, terutama kepada atasan dan rekan sekerja Hukum Korporat, semoga hal ini akan memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi ke depannya demi PGN tercinta. Let’go ProCISE”
Krisdyan Widagdo Adhi 0005802077 Staf Hub. Masyarakat & Media Divisi Komunikasi Korporat “Terima kasih untuk apresiasi serta kepercayaan dari rekan-rekan sekerja di Divisi Komunikasi Korporat dan bantuannya selama ini. Semoga PGN makin maju sesuai dengan visi dan misi yang telah digagas menjadi perusahaan dengan komunikasi, organisasi dan sistem kerja yang yang efektif, efisien dan terintegrasi”.
Ronald Hutagalung 0006772176 Staf Pendanaan dan Asuransi Divisi Keuangan Perusahaan ”Pertama-tama saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan di Divisi Keuangan Perusahaan yang telah memilih saya menjadi pekerja teladan tahun ini. Penghargaan ini akan mendorong saya untuk bekerja lebih keras lagi kedepan. Disamping itu saya juga berharap kedepan saya dapat lebih meningkatkan kontribusi pemikiran dan tenaga untuk lebih menigkatkan kinerja Perusahaan”. Andrie Oktafauzan Lubis 0004811976 Senior Supervisor Teknik Group CNG dan Gas Trading ”Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT dan berterimakasih kepada rekanrekan sekerja atas penghargaan, kepercayaan dan kesempatan yang diberikan. InsyaAllah ini akan memotivasi saya untuk terus memberikan yang terbaik bagi Perusahaan demi mencapai visi PGN menjadi Perusahaan Kelas Dunia. Dengan tantangan dan kesempatan yang ada di depan mata, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk terus meningkatkan daya saing, kekompakan dan kebersamaan dalam berkarya. Maju terus PGN”.
Rinaldi JD. Purba 0005792063 Staf Pengendalian & Info. Pencatatan Kewajiban serta Ekuitas Divisi Akuntansi “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan di Divisi Akuntansi atas penghargaan yang saya terima ini. Semoga hal ini dapat menjadi motivasi bagi saya untuk mengabdi dengan tulus dan memberikan kontribusi yang terbaik untuk PGN guna menjadi perusahaan kebanggaan bangsa”.
54
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
PELANGI Oktavianus Lede Mude Ragawino 0007822296 Staf Administrasi Kontrak Divisi Pasokan Gas ”Saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan di Divisi Pasoka Gas yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan Triwulan I Tahun 2010. Kita semua harus bisa membagi waktu dengan seimbang seiring banyaknya tuntutan yang datang. Semoga PGN semakin professional dan siap untuk selalu berubah kearah yang lebih baik”.
Victor Sahala M. Manurung 3097721709 Staf Pengendalian Pemb. SBU Distribusi Wilayah III ”Terima kasih kepada semua pihak yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Saya bangga dengan PGN yang sangat cepat berkembang, banyak mengalami perobahan, baik struktur organisasi, budaya, yang berdampak baik terhadap nilai jual kepada investor, dan pada kesejahteraan pekerja. Rekan-rekan sekalian, mari kita siapkan diri untuk memberikan kontribusi yang terbaik demi kemajuan PGN untuk mencapai Visinya sebagai perusahaan kelas dunia. Let’s go ProCISE “.
Pekerja Teladan Triwulan III 2010 !
Bondan Christiandinata 0005812085 Senior Spv Management Resiko Sekretariat KMR ”Puji syukur dan terima kasih saya aturkan kepada rekan-rekan sekerja yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan Triwulan III - 2010 ini. PGN sebagai Perusahaan Publik yang berkembang pesat telah menjadi acuan bagi berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai Insan PGN, kita semua mewakili image dari perusahaan sehingga sikap dan budaya PGN perlu dijunjung tinggi tidak hanya ketika sedang aktif bekerja dalam lingkungan perusahaan tapi juga ketika melakukan peran masingmasing sebagai individu ditengah masyarakat”.
Hafifah Taharudin 0089691352 Senior Spv Pengendalian KM Komite Knowledge Management
!
”Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan ridhoNya sehingga saya dapat bergabung di PGN hingga saat ini. Terima kasih kepada rekanrekan yang telah mendukung saya sehingga kita dapat bekerja sama dengan baik. Dari waktu ke waktu PGN telah menunjukkan perkembangan yang pesat dengan segala tantangannya. Hal ini tidak terlepas dari hasil kerja keras dan partisipasi seluruh Insan PGN. Mari kita ciptakan dan jaga kebersamaan yang lebih erat dengan semangat persahabatan. Semoga dengan ridhoNya juga, kita dapat mewujudkan cita-cita PGN yang berkelas dunia”. Dimas Haryo Dito 0005792060 Senior Spv Piping Engineer Divisi Perencanaan Enjiniring
!
“ Puji syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada rekan-rekan sekerja di Divisi Perencanaan Enjiniring yang telah memilih saya sebagai Pekerja Teladan Triwulan III tahun 2010. Memang kerja sama yang baik mendatangkan keberhasilan dalam bekerja dan berkarya. Terima kasih atas kepercayaan dan kebersamaan yang diberikan oleh rekan-rekan selama ini. Semoga PGN makin maju sesuai dengan visi dan misi yang telah digagas yaitu menjadi perusahaan kelas dunia dibidang pemanfaatan gas alam.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
55
PELANGI Zulfikar Ali Imran 0005792065 Staf Analisa Sistem Divisi Sis & Tek Info
!
“Puji syukur kepada Allah SWT serta terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya oleh rekanrekan di Divisi SISTI. Bekerja di PGN merupakan suatu kebanggaan bagi saya. Semoga dengan menjadi pekerja teladan akan lebih memotivasi saya maupun rekan-rekan kerja lain untuk dapat berkarya dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan dalam mencapai visi-nya menjadi perusahaan kelas dunia (world-class company)”.
Winda Wati 1007842226 Pelaksana Pengembangan SDM Keuangan dan SDM SBU I
!
”Terima kasih kepada semua rekan-rekan sekerja yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Saya bangga karena PGN telah menjadikan hidup saya lebih bernilai, banyak pengetahuan baru saya dapatkan yang menambah wawasan dan keterampilan saya. Tantangan yang dihadapi dalam bekerja membuat saya mengeksplor kemampuan yang ada menjadi lebih baik. Mari semua Insan PGN kita tingkatkan kinerja untuk menjadikan PGN “ World-Class Company”, “Why stay be good if u can be GREAT”
Sulis Indriyanto 0007802276 Staf Pengendali Adm Pemb Divisi Pembangunan
!
”Terima kasih kepada semua pihak yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Ini merupakan kehormatan sekaligus amanah bagi Saya. Namun ini semua tak terlepas dari kekompakan, kerjasama dan dukungan rekan-rekan Divisi Pembangunan khususnya dan seluruh Insan PGN pada umumnya. Semoga momentum ini dapat menjadi penambah semangat saya dan kita semua dan memajukan PGN dimasa mendatang”.
56
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
Gita Noviyanti 0004741954 Staf Rencana JPP Divisi Pengembangan Usaha ”Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT karena lingkungan kerja yang saya dapatkan sangat mendukung untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Saya berterima kasih kepada rekan-rekan sekerja yang memilih saya sebagai pekerja ! teladan. Saya berharap semoga PGN terus menjalankan program-program untuk meningkatkan kompetensi pekerjanya, sehingga kita siap bersaing secara global guna mencapai visi PGN, yaitu menjadi perusahaan kelas dunia.
Yatmoko Nugroho 0005822096 Pelaksana Jaringan Komputer & Telekom. Divisi Sis & Tek Info
!
Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada rekan-rekan sekerja yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan Triwulan III tahun 2010. Sesuai dengan visi perusahaan “Menjadi Perusahaan Kelas Duni dalam Pemanfaatan Gas Bumi”, dalam hal ini IT bukan hanya menjadi pendukung dalam bisnis gas PGN, melainkan harus menjadi Core bisnis gas PGN, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan gas kelas dunia lainnya. Mari kita bersama-sama memajukan perusahaan yang kita cintai ini”. Azhar Wijaya 3097741716 Pelaksana Penerimaan AR SBU Distribusi Wilayah III ”Puji syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada pimpinan manajemen dan pekerja di lingkungan SBU Distribusi Wilayah III yang telah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai Pekerja Teladan Triwulan III tahun 2010. Ini merupakan anugerah bagi ! saya, dan sekaligus merupakan amanah dari perusahaan untuk dapat melaksanakan dan memeberikan sumbangsih fikiran dan tenaga sesuai dengan nilai budaya dan prilaku Insan PGN yang tercantum dalam ProCISE. Semoga ini akan memberikan semangat dan motivasi kepada saya dan pekerja lainnya untuk bekerja lebih baik lagi dan menjadi pekerja telada berikutnya. Semoga PGN semakin Jaya”.
PELANGI !
Sutiah 1684600968 Pelaksana Kasir Area Cirebon Keuangan dan SDM SBU I ”Terima kasih kepada semua rekanrekan sekerja yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Banyak terjadi perubahan baik Struktur Organisasi maupun Sistem Kerja, terutama terkait dengan tugas saya sebagai kasir. Saya terbantu sekali sejak Pelanggan Rumah Tangga diarahkan untuk membayar gas di Bank, sehingga hanya pelanggan yang menunggak saja yang saya layani. Saya berharap kedepan PGN lebih memperhatikan pelanggannya, dan semakin mengedepankan layan prima kepada pelanggannya dan memperhatikan kesejahteraan Pensiunan”.
Jefryanto Pasaribu 1005822038 Pelaksana Pengadaan Brg & Jasa Dep Log & Adm Um SBU I
!
”Terima kasih kepada PGN pada umumnya dan SBU I pada khususnya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat belajar berbagai ilmu, khususnya pengadaan. Saya rasakan selama ini Perusahaan telah memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Semoga dengan visi dan misi yang baru yaitu menjadi Perusahaan Kelas Dunia di Bidang Pemanfaatan Gas Bumi, kompetensi setiap SDM nya juga akan lebih ditingkatkan dan pada gilirannya kesejahteraan pegawainya akan meningkat juga”.
Melalui ide-ide, pengetahuan, wawasan, keahlian, cara berpikir dan action merekalah PGN mampu mencapai apapun tujuan yang ditetapkannya.
!
Arif Istiadi 0009832381 Pelaksana Operasi & Pemeliharaan II SBU T S J ”Terima kasih kepada rekan-rekan sekerja yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Semoga penghargaan ini dapat lebih memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi untuk memberikan kontribusi yang lebih banyak lagi guna membantu PGN mencapai citacitanya yaitu menjadi Perusahaan Kelas Dunia. Mari rekan-rekan semua, kita bekerja bahu membahu guna membantu PGN mencapai visi-nya”.
Obrin Ambari 0007842325 Pelaksana Operasi & Pemeliharaan I SBU T S J
!
Puji syukur kepada Allah SWT dan terima kasih banyak kepada PGN dan rekan-rekan semua yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Semoga penghargaan yang diberikan ini dapat memotivasi saya dan rekanrekan PGN untuk bekerja lebih baik lagi di masa-masa mendatang dalam rangka membantu PGN mencapai visi yang telah dicanangkan. Mari rekan-rekan semua kita wujudkan visi tersebut ”menjadi world-class company”.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
57
PELANGI !
”Syukur Alhamdulillah saya aturkan kepada Allah SWT dan terima kasih kepada rekan-rekan semua yang telah memilih saya sebagai pekerja teladan. Semoga penghargaan yang saya terima ini dapat memacu semangat untuk senantiasa memberikan karya terbaik bagi kemajuan PGN kita tercinta. Mari rekan-rekan semua kita bekerja keras untuk membantu PGN mencapai visi-nya”.
Denny Hariyanto 2007832233 Pelaksana Pencatatan Meter Industri S B U II
!
”Terima kasih kepada semua pihak yang telah memilih saya menjadi pekerja teladan. Saya bangga menjadi bagian dari perusahaan yang bercita-cita menjadi perusahaan kelas dunia. Mudah-mudahan aprisiasi yang diberikan kepada saya ini akan lebih memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi dan menjadi mesin penggerak PGN menuju Perusahaan Kelas Dunia. Semoga PGN menjadi Perusahaan Kelas Dunia yang akan mengharumkan citra Indonesia “.
Nur Kholis 2099761747 Pelaksana & Pemelihara MR/S S B U II
”Terima kasih kepada semua pihak yang telah memilih saya menjadi pekerja teladan. Saya senang sekali bisa bekerja dalam tim yang memiliki semangat dan profesionalisme yang tinggi karena bisa memacu motivasi personil yang ada dalam tim. Keberhasilan personil dalam tim merupakan bentuk keberhasilan suatu sinergi tim tersebut. Semoga PGN berhasil mencapai visinya yaitu menjadi Perusahaan Kelas Dunia dibidang pemanfaatan gas bumi “.
”Syukur Alhamdulillah dan terima kasih saya sampaikan kepada semua rekan kerja yang telah mempercayakan dan memilih saya sebagai pekerja teladan di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.. Dalam bekerja saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini agar tercipta suatu kemajuan yang signifikan dan mampu menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Disiplin, semangat dan kerja keras merupakan persarat untuk mencapai visi perusahanan dimasa mendatang”.
I
Beritagas
I Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010
!
”Terima kasih kepada rekanrekan yang telah mempercayai dan memilih saya sebagai pekerja teladan pada Triwulan III tahun 2010. Semoga penghargaan ini dapat lebih memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi. Bekerja tidak akan lepas dari bingkai hubungan social. Dalam bekerja, aturan dan etika yang ada harus dipatuhi dan dijaga. Bekerja keras dan sungguh2 merupakan syarat mutlak bagi sebuah kemajuan. Oleh karena itu, mari rekan-rekan semua, kita luruskan niat, kuatkan motivasi, perhatikan etika & aturan yang ada, guna menunaikan amanah yg merupakan syarat kemajuan, kemajuan bagi PGN tercinta”.
Slamet Hariyanto 2081570896 Pelaksana Pemeliharaan Bak Valve S B U II
58
!
Ridwan Muharam 0007822298 Pelaksana Operasi & Pemeliharaan III SBU T S J
Novi Firmansyah K 0007822290 Pelaksana Manajemen Transportasi Gas SBU T S J
!
PELANGI
B
Mengapa Senyum Begitu Mempengaruhi Service?
anyak orang menganggap bahwa senyum merupakan hal yang tidak terlalu penting dan bisa diabaikan karena hanya bagian dari keramahtamahan. Namun sesungguhnya, senyum merupakan bagian yang penting bagi pergaulan, bagi bisnis anda khususnya dari sisi service. Menurut hasil penelitian, senyum mempunyai banyak manfaat. Beberapa manfaat dari senyum tersebut yang bisa dikaitkan dengan service, antara lain : Senyum Membuat Kita Menjadi Terlihat Lebih Atraktif / Menarik Dengan kita tersenyum kepada orang lain, hal tersebut pasti akan membuat penampilan kita menjadi lebih menarik, karena penampilan yang rapi dan menarik juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu service. Jika kita berpenampilan buruk dan asal-asalan, maka konsumen juga tidak akan mau untuk berhubungan dengan kita. Penampilan yang rapi memang diperlukan, tetapi meskipun penampilan kita terlihat begitu menarik tetapi kita selalu memasang muka masam, service yang kita lakukan tidak akan pernah berhasil. Karena itu, disamping penampilan yang menarik, senyum tetap diperlukan agar penampilan kita terlihat lebih menarik. Senyum Membuat Kita Terlihat Lebih Sukses Selain penampilan dan jasa yang ditawarkan, ada hal lain yang tidak boleh dilupakan dalam melakukan suatu service, yaitu calon konsumen akan merasa lebih percaya akan kualitas pelayanan yang ditawarkan jika kita terlihat begitu yakin dan berpenampilan layaknya seseorang yang sukses. Selain penampilan yang prima, gaya yang meyakinkan, dan
tata bahasa yang baik, senyum memang perlu dilakukan untuk membuat seseorang terkesan lebih sukses. Karena penampilan yang terkesan sukses dan meyakinkan biasanya akan menambah kepercayaan konsumen kepada pelayanan yang disediakan oleh perusahaan. Senyum Membuat Anda Cenderung Berpikir Positif Jika kita tersenyum, maka hati kita juga akan merasa lebih senang dan sanggup menerima segala keadaan yang ada. Di dalam menjalankan pelayanan kepada konsumen, memang terkadang kita juga menerima perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun jika kita berusaha untuk ikhlas dan tetap tersenyum serta tidak terus-menerus menggerutu, maka hal tersebut akan membantu kita untuk senantiasa berpikir positif menghadapi segala kenyataan yang ada. Dengan kita memiliki pemikiran positif terhadap keadaan yang ada, maka kita sanggup untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi dengan konsumen. Ketika kita sanggup menangani masalah yang ada dengan konsumen, maka konsumen akan merasakan bahwa pelayanan service yang diberikan oleh perusahaan kita sangat memuaskan. Senyum Mengubah “Mood” Seseorang Dalam menyediakan pelayanan, terkadang kita mengalami hal yang tidak menyenangkan dari konsumen, terutama jika ia sedang dalam mood yang tidak baik. Senyum merupakan cara yang baik untuk menjernihkan keadaan yang ada, karena ketika kita tidak terikut dengan mood konsumen, dan tetap tersenyum pada konsumen, maka hal itu dapat menjernihkan keadaan yang ada dan mengubah mood konsumen yang awalnya buruk menjadi lebih baik, maka ia juga akan merasakan kepuasan ketika memanfaatkan pelayanan dari perusahaan kita.
Edisi 47-48 I Agustus - Desember 2010 I Beritagas
I
59