REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Robert Jao Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Atma Jaya Makassar
[email protected] Abstract This study aims to determine whether there are significant differences between the abnormal returns before and after the stock split as well as whether there are significant differences between trading volume activity before and after the stock split.The research was conducted on 29 companies listed in Indonesian Stock Exchange that the stock-split in 2011-2013. This study uses analysis Paired Sample T Test and Wilcoxon Sign RankTest with the observation period (event window) is 31 days which is t=-15 (15 days before the stock split), t=0(the event date) and t=15 (15 days after stock split).The study states that the first hypothesis is nosignificant difference between the abnormal returns before and after the stock split. While the second hypothesis is suggests that there are significant differences between trading volume activity before and after the stock split. Keywords:Stock Split, Abnormal Return, Trading Volume Activity.
PENDAHULUAN
melakukan investasi melalui pembelian
A. Latar Belakang Masalah
saham perusahaan tersebut.
Harga saham suatu perusahaan pada
Kenaikan harga saham yang terlalu
tingkat tertentu dapat menjadi sangat
tinggi akan menyebabkan pembelian
tinggi, yang dapat diidentifikasi dari
saham mengalami penurunan dan harga
tingginya nilai earning per share (EPS).
saham perusahaan tersebut menjadi statis
Hal
ini
terjadi
karena
adanya
(tidak fluktuatif). Harga saham yang statis
perusahaan
yang
disebabkan karena tidak semua investor
bersangkutan memiliki prospek yang baik
mampu untuk membeli saham dengan
di masa datang, sehingga saham yang
harga
ditawarkan
investor
kecenderungan
oleh
perusahaan
yang
bersangkutan kepada publik memiliki harga yang tinggi.
yang
terlalu
tinggi,
terutama
perorangan
yang
memiliki
tingkat dana terbatas. Perusahaan perlu mengambil suatu
Kenaikan harga saham tersebut
langkah untuk menghindari munculnya
dapat dinilai sebagai suatu kondisi yang
kondisi tersebut dengan menempatkan
menguntungkan bagi perusahaan, namun
kembali harga saham pada jangkauan
di sisi lain para investor mengeluarkan
tertentu.
tambahan
menurunkan harga saham pada kisaran
modal
yang
besar
untuk
Perusahaan
harus
berusaha
28
harga yang menarik minat investor untuk
oleh kenyataan bahwa perusahaan yang
membeli. Salah satu langkah yang dapat
melakukan
diambil perusahaan agar saham yang
perusahaan yang memiliki kinerja yang
dijual dapat menarik minat investor
baik (Jogiyanto, 2007:401). Menurut
adalah melalui stock split.
Copeland
stock
(1979)
split
merupakan
dalam
Stock split (pemecahan saham)
(2007:401),
adalah memecahkan selembar saham
memerlukan
menjadi n lembar saham, di mana harga
dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan
perlembar saham baru setelah stock split
dengan prospek yang bagus mampu
adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
menanggung biaya tersebut dan sebagai
Langkah ini dimaksudkan untuk membuat
akibatnya pasar akan bereaksi positif
perdagangan saham suatu perusahaan
terhadap stock split. Apabila stock split
menjadi lebih aktif karena harga saham
dinilai oleh investor sebagai peristiwa
tersebut mengalami penurunan.
yang positif, maka harga saham akan
PT
Bank
biaya
stock yang
split harus
Indonesia
mengalami peningkatan dan selanjutnya
mengumumkan
akan meningkatkan return yang diterima
pelaksanaan stock split dengan harga
para pemegang saham. Dengan demikian,
saham awal Rp500,00 per saham menjadi
stock split akan meningkatkan kekayaan
Rp250,00 per saham. Guna memperluas
atau kesejahteraan para pemegang saham.
(Persero)
Rakyat
pelaksanaan
Jogiyanto
Tbk
basis pemegang saham BRI, sekaligus
Hasil penelitian yang
dilakukan
memberikan sinyal positif bahwa BRI
oleh Sutrisno dkk (2000) menunjukkan
akan terus tumbuh sesuai amanah Rapat
bahwa stock split mempengaruhi harga,
Umum Pemegang Saham Luar Biasa
volume
perdagangan
(RUPSLB)
spread,
tetapi
tahun
2010,
BRI
telah
tidak
dan
persentase
mempengaruhi
melakukan pemecahan nominal saham
varians dan abnormal return baik ditinjau
(stock split) dengan perbandingan 1:2
secara individual maupun sebagai sebuah
pada tanggal 11 Januari 2011.
portofolio. Penelitian yang dilakukan oleh
Investor melihat peristiwa stock split
sebagai
yang
bahwa perusahaan yang mengumumkan
baikkarena
pemecahan saham tidak mempengaruhi
mendeskripsikan optimisme perusahaan
harga saham disaat hari pengumuman
atas laba di masa yang akan datang.
tersebut.
menghasilkan
suatu
informasi
Carlos dan Bacon (2009) menyatakan
berita
Alasan sinyal yang positif ini didukung
29
Hasil
penelitian
Aduda
dan
2. Untuk
menguji
apakah
terdapat
Caroline (2010) yang meneliti reaksi
perbedaan trading volume activity
pasar terhadap stock split menunjukkan
sebelum dan sesudah stock split.
bahwa ada suatu peningkatan di volume perdagangan
dari
saham
yang
KAJIAN PUSTAKA DAN
diperdagangkan ketika pemecahan saham
HIPOTESIS
tersebut diumumkan, terutama terjadi di
A. Landasan Teori
hari sekitar tanggal pemecahan saham.
Signaling Theory
Hasil penelitian Lestari dan Sudaryono
Signalling theory (Brigham dan
(2008) menunjukkan bahwa tidak ada
Houston,2001) merupakan suatu tindakan
perbedaan
terhadap
yang diambil manajemen perusahaan
likuiditas saham (TVA) sebelum dan
yang memberi petunjuk bagi investor
sesudah stock splitpada perusahaan tidak
tentang
bertumbuh, besar maupun kecil.
memandang prospek peningkatan return
yang
signifikan
bagaimana
manajemen
masa depan yang substansial. Signalling theory menekankan kepada pentingnya
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian
informasi
yang
dikeluarkan
oleh
ini adalah sebagai berikut:
perusahaan terhadap keputusan investasi.
1. Apakah terdapat perbedaan abnormal
Menurut Jogiyanto (2007:392), informasi
return sebelum dan sesudah stock
yang
split?
pengumuman akan memberikan signal
2. Apakah terdapat perbedaan trading
bagi
dipublikasikan
investor
dalam
sebagai
suatu
pengambilan
volume activity sebelum dan sesudah
keputusan investasi. Jika pengumuman
stock split?
tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas,
oleh pasar.
maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk
menguji
apakah
terdapat
Trading Range Theory
perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split.
Trading range theory merupakan suatu
tindakan
mempertahankan
perusahaan harga
saham
untuk pada
rentang yang optimal. Harga saham yang
30
terlalu rendah seringkali diartikan bahwa
ditunjukkan dengan adanya perubahan
kinerja perusahaan tersebut kurang baik.
dari harga sekuritas yang bersangkutan.
Namun, bila harganya terlalu tinggi dapat mempengaruhi
kemampuan
investor
Stock Split
untuk membeli saham sehingga saham
Menurut Jogiyanto (2000) dalam
menjadi kurang likuid dan membuat
Latifah
harga saham sulit untuk meningkat lagi.
memecahkan selembar saham menjadi n
Ketidak-likuidan
suatu
yang
lembar saham, di mana harga per lembar
diperdagangkan
di
modal
saham baru setelah stock split adalah
saham pasar
disebabkan oleh dua hal yaitu saham yang
(2008),stock
split
adalah
sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
diperdagangkan harganya terlalu tinggi
Suatu pengumuman yang masuk
dan jumlah saham yang beredar di pasar
ke bursa saham akan mempengaruhi pasar
terlalu sedikit (Husnan, 1996) dalam
untuk bereaksi. Jika suatu pengumuman
Baskoro (2009).
mengandung
Event Study
content), maka pasar akan melakukan
informasi
(information
Tandelilin (2003:127) menyebutkan
reaksi pada waktu pengumuman tersebut.
bahwa event study sebagai penelitian
Reaksi pasar ini tercermin dari harga
yang
pasar
mengamati
dampak
dari
yang
berubah-ubah.
disebabkan
harga
Jogiyanto
pengumuman yang masuk dan akan
(2007:410), event study merupakan studi
mengevaluasi kandungan informasi yang
yang mempelajari reaksi pasar terhadap
terdapat pada pengumuman tersebut.
suatu
Menurut
peristiwa
yang
digunakan
memproses
dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman. Event study dapat
pasar
ini
pengumuman suatu informasi terhadap saham.
karena
Hal
menguji
Abnormal return merupakan selisih
suatu
antara return yang sebenarnya (actual
pengumuman dan dapat digunakan untuk
return) dengan return yang diharapkan
menguji efisiensi pasar dalam bentuk
(expected
setengah
kandungan
Ruback,1983) dalam Muktiyanto (2005).
informasi bermaksud untuk melihat reaksi
Return yang sebenarnya (actual return)
pasar
suatu
adalah return yang telah terjadi dan dapat
dapat
dihitung berdasarkan data historis. Actual
kandungan
informasi
kuat.
Pengujian
terhadap
peristiwa
untuk
Abnormal Return Saham
dimana
dari
pengumuman reaksi
ini
return)
(Jensen
dan
return merupakan selisih harga saham
31
sekarang
terhadap
harga
saham
rata TVA antara sebelum dan sesudah
sebelumnya Return ekspektasi (expected
pemecahan saham merupakan ukuran
return)
yang
besar kecilnya akibat yang ditimbulkan
diharapkan akan diperoleh investor di
oleh adanya pemecahan saham terhadap
masa depan. Berbeda dengan actual
volume perdagangan saham. Pemecahan
return, expected return sifatnya belum
saham yang digunakan oleh perusahaan
terjadi.
Return ini dihitung dengan
ketika harga sahamnya dinilai terlalu
menggunakan metode ekspektasi yaitu
tinggi akan mempengaruhi kemampuan
mengalikan masing-masing hasil masa
investor
depan dengan probabilitas kejadiannya
mempunyai nilai jika terdapat perubahan
dan
dalam volume perdagangan sahamnya.
merupakan
menjumlahkan
return
semua
produk
perkalian tersebut.
untuk
membelinya
akan
Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga
Volume Perdagangan Saham Volume
perdagangan
saham
saham menjadi lebih besar dan akan
merupakan salah satu indikator yang
menarik investor untuk memiliki saham
digunakan untuk melihat reaksi pasar
tersebut atau menambah jumlah saham
terhadap kejadian atau informasi yang
yang diperdagangkan.
berkaitan dengan suatu saham. Volume perdagangan saham juga dapat digunakan
B. Kerangka Pemikiran Teoritis
untuk mengukur tingkat likuiditas saham.
Perusahaan melakukan stock split
Likuiditas saham merupakan kemampuan
agar harga saham dapat dijangkau semua
untuk bertransaksi dalam jumlah besar,
investor. Selain itu stock split bertujuan
dengan waktu yang singkat dan biaya
untuk meningkatkan volume perdagangan
yang rendah (Ramantha,2006).
saham dan menempatkan harga saham
Perubahan diukur
volume
dengan
perdagangan
aktivitas
volume
pada rentang tertentu agar saham tetap likuid.
Bagi
investor
stock
split
dapat
memberikan
perdagangan saham yang diukur dengan
diharapkan
Trading Volume Activity (TVA).
TVA
peningkatan return masa depan. Kerangka
merupakan jumlah lembar saham yang
pemikiran teoritis penelitian ini dapat
diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul
digambarkan sebagai berikut.
dan
Nasuhi,2000)
dalam
Ambarwati
(2008). Besar kecilnya perubahan rata-
STOCK SPLIT
Abnormal Return
32
Lyoudri et al konsisten terhadap hipotesis likuiditas di mana stock split berlangsung STOCK SPLIT
Trading Volume Activity
Gambar1. Kerangka Pemikiran Toeritis
Menurut signaling theory, stock split yang dilakukan perusahaan dapat memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa
informasi
penelitian menunjukkan
bersifat
good
penelitian
bahwa
(2000)
stock
split
teori-teori
terdahulu,
dan
maka
hasil
hipotesis
dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut. H1 = Terdapat
perbedaan
abnormal
antara
returnsebelum
dan
sesudah stocksplit.
news
ditandai dengan adanya abnormal return
dkk.
mempengaruhi volume perdagangan.
Stock split dapat memberikan yang
Sutrisno
Berdasarkan
C. Hipotesis
depan.
untuk tujuan menstabilkan harga. Hasil
H2 = Terdapat perbedaan antara trading volume
disekitar tanggal stock split dan informasi
activity
sebelum
dan
sesudah stock split.
yang bersifat bad news ditandai dengan tidak adanya abnormal return disekitar tanggal stock split. Sedangkan menurut trading
range
theory,
Stock
split
METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
merupakan salah satu cara yang dapat diambil perusahaan agar harga saham tidak terlalu tinggi dan berada pada suatu rentang optimal sehingga saham tetap likuid. Likuiditas perdagangan saham yang dapat diukur dengan trading volume
seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.Sampel penelitian
yang ini
digunakan adalah
dalam
perusahaan
yangmelakukan pemecahan saham pada periode 2011-2013.
activity. Likuiditas saham meningkat jika TVA mengalami peningkatan, sebaliknya
B. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini
likuiditas saham menurun jika TVA mengalami penurunan. Hasil penelitian Lyoudri et al (2006) menunjukkan reaski pasar terhadap stock split adalah positif dan dianggap sebagai good news. Selain itu, hasil penelitian
adalah
data
dokumenter
sedangkan
sumber data merupakan data sekunder. Data
berupa
data
perusahaan
yang
melakukan aktivitas stock split, data historis
tentang
harga,
dan
volume
33
perdagangan saham secara harian dan
Pi(t-1) : harga saham ke-I pada
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
periode sebelumnya.
selama periode pengamatan. Data tersebut diperoleh
dengan
mengakseswww.idx.co.id
b. Menghitung return pasar (market return)
dan
Rmt =
www.duniainvestasi.com.
IHSGt -IHSG(t-1) IHSG(t-1)
Keterangan: C. Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel 1)
Rmt
: return market.
IHSGt
: indeks
IHSG(t-1): indeks
pasar
yang dilakukan oleh para manajer
periode
perusahaan
1(sebelumnya).
dengan
memecahkan
selembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar
c. Menghitung
estimasi
return
Keterangan:
Rata-rata abnormal return (average
E(Rit)
: expected sekuritas
Average abnormal return merupakan
periode ke-t.
yang
αi
dihitung
dengan
langkah
βi
a. Menghitung
return
untuk
: koefisien slope yang
Ri,t =
sekuritas ke-i.
yang
sesungguhnya (actual return) Pi,t - Pi,(t-1) Pi,(t-1)
Keterangan: : actual return sekuritas ke-i pada periode ke-t. Pi,t
: intercept
pada
merupakan beta dari
berikut.
Ri,t
ke-i
sekuritas ke-1.
sedang dianalisis secara harian yang dapat
yang
return
abnormal return).
return
t-
E(Rit) = αi + βi Rmt
sebesar1/n dari harga sebelumnya.
abnormal
pada
diharapkan (expected return)
saham baru setelah stock split adalah
rata-rata
pada
periode estimasi ke-t.
Peristiwa stock split Stock split adalah suatu aktivitas
2)
pasar
Rmt
: return
market
pada
periode estimasi ke-t.
d. Menghitung abnormal return ARit = Rit − E(Rit) Keterangan:
: harga saham ke-I pada periode ke-t.
34
ARit
Rit
: abnormal
return
dapat dihitung dengan rumus sebagai
saham i pada periode
berikut.
peristiwa ke-t.
a. Menghitung TVA atau aktivitas
: actual
return
yang
terjadi untuk saham ke-i
pada
periode
peristiwa ke-t. E(Ri,t) : return
volume perdagangan saham TVA=
saham perusahaan i yang diperdagangkan pada hari t saham perusahaan i yang tercatat di BEI pada hari t
b. Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan (meanTVA)
ekspektasi
saham
ke-i
mean TVAt =
pada
periode peristiwa ke-t. e. Menghitung average abnormal
Keterangan : meanTVAt : rata-rata
AARt =
perdagangan
ARit n n
: average
: jumlah
abnormal TVAit
: jumlah
ke-t. : jumlah sekuritas yang
perdagangan.
oleh
pengumuman
D. Teknik Analisis Data
peristiwa.
Penelitian ini adalah event study, abnormal
yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar
return saham i pada
terhadap
periode peristiwa ke-t.
informasinya
Rata-rata
aktivitas
aktivitas
volume
terpengaruh
3)
emiten
yang diamati.
return untuk periode
ARit : jumlah
per
hari.
Keterangan:
N
aktivitas
volume
return
AARt
TVAit n
peristiwa
(event)
dipublikasikan
yang sebagai
volume
suatu pengumuman. Event window yang
perdagangan saham (mean trading
digunakan dalam penelitian ini adalah
volume activity).
selama 31 hari yaitu 15 hari sebelum
Mean trading volume activity adalah
tanggal stock split dan 15 hari setelah
rata-rata perdagangan investor yang
tanggal stock split, sedangkan tanggal
digunakan untuk melihat adanya
stock split merupakan hari ke-0. Periode
reaksi
pengamatan dalam penelitian ini adalah 1
pasar
modal
terhadap
informasi yang dipubikasikan yang
Januari 2011 sampai 31 Desember 2013.
35
Event Date
pada periode 2011-2013 sebanyak 29 perusahaan.
-15
0
15
B. Statistik Deskriptif
Event window
Nilai maskimum untuk abnormal
Gambar 2.Event Window dan Tanggal
return sebelum stock split sebesar 0,0205
Pengumuman(Event Date) Stock Split
dan setelah stock split sebesar 0,0190.
Langkah-langkah dalam teknik analisis
Nilai minimum abnormal return sebelum
data :
stock split sebesar -0,0175 dan sesudah
1) Melakukan
uji
untuk
stock split sebesar -0,0269. Nilai rata-rata
average abnormal return dan mean
abnormal return sebelum stock split
trading volume activity
sebesar 0,001156 dan setelah stock split
2) Melakukan
normalitas
uji
hipotesis
untuk
sebesar
-0,002337.
Standar
deviasi
average abnormal return dan mean
sebelum stock split sebesar 0,0067204
trading volume activity. Apabila data
dan setelah stock split sebesar 0,0080138.
berdistribusi normal maka dalam uji
Nilai
maskimum
untuk
TVA
hipotesis menggunakan teknik uji
sebelum stock split sebesar 0,0730 dan
beda rata-rata sampel berpasangan
setelah stock split sebesar 0,0177. Nilai
Paired Sample T-Test. Data yang
minimum TVA sebelum stock split
tidak
sebesar 0,0001 dan sesudah stock split
berdistribusi
normal
menggunakan teknik uji beda rata-rata
sebesar
sampel
uji
TVAsebelum stock split sebesar 0,010337
peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Signed
dan setelah stock split sebesar 0,002131.
Rank Test).
Standar deviasi sebelum stock split
berpasangan
adalah
0,0000.
Nilai
rata-rata
sebesar 0,0152317 dan setelah stock split sebesar 0,0035141.
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi
dalam
penelitian
ini
C. Hasil Uji Normalitas
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
Berdasarkan uji normalitas yang
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
dilakukan terhadap data AAR, diperoleh
2013.Sampel
hasil seperti yang terlihat dalam tabel
penelitian
ini
adalah
perusahaan yangmelakukan stock split
berikut.
36
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas (Average Abnormal Return) One-Sample Kolmogorov-Sminrov Test Sebelum
Sesudah
Kolmogorov-Sminrov Z
0,844
1,015
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,475
0,254
Sumber: Output SPSS Tabel
1
menununjukkan
memiliki nilai signifikan sebesar 0,475 dan 0,254 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
Test yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T-Test (Average Abnormal Return) Sebelum
dilakukan terhadap data mean TVA, diperoleh hasil seperti yang terlihat dalam tabel berikut.
Sesudah
Kolmogorov-Sminrov Z
0,844
1,015
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,475
0,254
Sumber: Output SPSS Berdasarkan pada tabel 3 maka untuk penentuan
Berdasarkan uji normalitas yang
kriteria
hipotesis
dapat
disimpulkan bahwa nilai P-value lebih besar dari α (5%) yaitu 0,201 ≥ 0,05. Jadi berdasarkan
nilai
probabilitas
dapat
disimpulkan bahwa AAR sebelum stock
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Mean Trading Volume Activity) One-Sample Kolmogorov-Sminrov Test Sebelum Sesudah Kolmogorov-Sminrov Z
1,348
1,465
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,053
0,027
Sumber: Output SPSS
normalitas terlihat bahwa data mean TVA stock
split
sebesar
split dan AAR sesudah stock split adalah tidak berbeda secara nyata. Trading Volume Activity Dari hasil
perhitungan statistik
diperoleh hasil output Wilcoxon Signed Rank Test yang dapat dilihat pada Tabel 4
Pada Tabel 2 tentang hasil uji
signifikan
diperoleh hasil output Paired Sample T-
data
AAR sebelum dan sesudah stock split
sebelum
Dari hasil perhitungan statistik
memiliki 0,053
nilai yang
berikut. Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test (Mean Trading Volume Activity) Sesudah - Sebelum -4,152 0,000
menunjukkan bahwa data TVA sebelum
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
stock split berdistribusi normal. Data
Sumber: Output SPSS Berdasarkan pada Tabel 4 maka
mean TVA sesudah stock split memiliki nilai
signifikan sebesar 0,027
yang
menunjukkan bahwa data TVA sebelum stock split tidak berdistribusi normal. D. Pengujian Hipotesis Abnormal Return
dapat didilihat bahwa nilai Pvalue lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,000 ˂ 0,05. Jadi berdasarkan
nilai
probabilitas
dapat
disimpulkan bahwa mean TVA sebelum stock split dan mean TVA sesudah stock split adalah berbeda secara nyata. 37
E. Pembahasan
sejalan dengan hasil penelitian yang
Abnormal Return
dilakukan
Berdasarkan
menganalisis kandungan informasi stock
T-test,
split dan likuiditas saham didapatkan
menunjukkan hipotesis alternatif ditolak
bahwa terjadi penurunan likuiditas setelah
dan hipotesis nol diterima. Artinya bahwa
stock splitdan hasil penelitian Lestari dan
pasar modal tidak bereaksi terhadap
Sudaryono (2008) menunjukkan bahwa
peristiwa stock split yang ditunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan
dengan tidak adanya perbedaan yang
terhadap likuiditas saham (TVA) sebelum
signifikan
dan sesudah stock split pada perusahaan
paired
antara
uji
(2003)yang
beda
menggunakan
hasil
Kurniawati
sample
average
abnormal
return (AAR) saham sebelum stock split
tidak bertumbuh, besar maupun kecil.
dengan average abnormal return (AAR) saham sesudah stock split. Hasil mendukung
teori yang memotivasi stock split yaitu
penelitian hasil
Hasil penelitian ini sesuai dengan
ini
tidak
trading range theory. Trading range
penelitian
yang
theory yang menyatakan bahwa stock
dilakukan oleh Kurniawati dan Lyroudi
split
yang menyatakan stock split sebagai good
perdagangan saham yang ditunjukkan
news. Hasil penelitian ini mendukung
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno
perdagangan saham sebelum dan sesudah
dkk (2000) menunjukkan bahwa stock
stock
split hanya mempengaruhi harga, volume
perdagangan pada saat sebelum dan
perdagangan dan persentase spread, tetapi
sesudah
tidak
investor
mempengaruhi
varians
dan
akan
meningkatkan
adanya
perbedaan
split.
stock
likuiditas
Perbedaan
split
melihat
ini
volume
volume
dikarenakan
perusahaan
yang
abnormal return baik ditinjau secara
melakukan stock split sebagai perusahaan
individual
yang mempunyai kinerja yang bagus
maupun
sebagai
sebuah
portofolio.
sehingga mampu melakukan stock split
Hasil penelitian ini medukung
dan
menanggung
split
tersebut.
Caroline (2010) yang meneliti reaksi
transaksi terhadap saham yang melakukan
pasar terhadap stock split menunjukkan
stock split yang mengakibatkan volume
bahwa ada suatu peningkatan di volume
perdagangan setelah stock split meningkat
perdagangan
dengan kata lain terdapat perbedaan
diperdagangkan.
saham
Penelitian
ini
yang
akan
stock
penelitian yang dilakukan oleh Aduda dan
dari
Investor
biaya
melakukan
tidak
38
signifikan antara volume perdagangan
B. Saran
sebelum dan sesudah stock split.
1. Bagi para pemegang saham, dalam melakukan keputusan investasinya,
KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Tidak
terdapat
sebaiknya memperhatikan kebijakan
perbedaan
yang
signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hal ini dikarenakan informasi stock split merupakan
informasi
umum
dan
bukan sebagai asymmetry information yang
merupakan
prinsip
dari
2. Terdapat perbedaan yang signifikan trading
volume
activity
sebelum dan sesudah stock split. hal ini
disebabkan
investor
menilai
perusahaan mempunyai kinerja yang baik
sehingga
melakukan
investor transaksi
akan yang
menyebabkan volume perdagangan saham
seperti
pengumuman
saham
karena
pemecahan
dengan
adanya
informasi pemecahan saham tersebut investor sebagai
dapat acuan
menggunakannya untuk
mengambil
keputusan investasi yang tepat guna memperoleh keuntungan. Selain itu,
signaling theory.
antara
yang dikeluarkan oleh perusahaan
perusahaan
tersebut
meningkat.
investor
hendaknya
mempertimbangkan
faktor-faktor
eksternal seperti faktor ekonomi dan politik, kondisi pasar, karena hal ini secara
tidak
langsung
akan
mempengaruhi harga saham. 2. Bagi peneliti selanjutnya: Peneliti
selanjutnya
diharapkan
menggunakan model pengukuran lain agar mendapatkan hasil dengan sudut pandang yang berbeda seperti Mean adjusted model, dan Market adjusted model.
DAFTAR PUSTAKA Aduda, J. O., & Chemarum, C. (2010). Market Reaction to Stock Splits: Empirical Evidence From The Nairobi Stock Exchange. Dalam African Journal of Business & Management, 1: h: 165-184. Ambarwati, S. D. A. (2008). Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian
Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham pada Perusahaan Manufaktur dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Dalam Jurnal Siasat Bisnis, 12 (1): h: 2738 Baskoro, R. A. (2009) Pengaruh Stock Split terhadap Komposisi Kepemilikan Institusi dan Likuiditas Perdagangan pada
39
Bursa Efek 2002-2005.
Indonesia
Periode
Carlos, G. D. A., & Bacon, F. W. (2009). The Impact of Stock split Announcements on Stock Price: A Test of Market Efficiency. Dalam ASBBS, 16 (1): h: 1-14. Hendrawijaya, M. (2009). Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi pada perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham antara tahun 2005 – 2008 di BEI. Jogiyanto. (2007). Teori Portofolio dan Investasi, Yogyakarta : BPFE. Kurniawati, I. (2003). Analisis Kandungan Informasi Stock split dan Likuiditas Saham: Studi Empiris pada Non-synchronous Trading. Dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 6 (3): h: 264275. Latifah, N. P. (2008). Analisis Pengaruh Stock split Terhadap Perubahan Laba. Dalam Fokus Ekonomi, 3 (1): h: 48-59. Lestari, S., & Sudaryono, E. A. (2008). Pengaruh Stock split: Analisis Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dengan Memperhatikan Pertumbuhan dan
Ukuran Perusahaan. Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10 (3): h: 139-148. Lyroudi, K., Dasilas, A. & Varnas, A. (2006). The Valuation Effects of Stock splits in Nasdaq. Dalam Manajerial Finance, 32 (5): h: 401-414. Muktiyanto, A. (2005). Pengaruh Faktorfaktor Akuisisi Terhadap Abnormal Return (Studi pada Perusahaan Akuisitor di BEJ Antara Tahun 1992 sampai 1997). Dalam Jurnal Siasat Bisnis, 10 (1): h: 57-72. Ramantha, I. W. (2006). Pengaruh Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham terhadap Bid-ask Spread pada SahamTeraktif di Bursa Efek Jakarta. Dalam Jurnal Aplikasi Manajemen, 4 (3): h: 479485. Sutrisno, W., Yuniartha, F. & Susilowati, S. (2000). Pengaruh Stock split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Dalam Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 2 (2): h:1-13. Tandelilin, E. 2003. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE. www.duniainvestasi.com www.idx.co.id
40