MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SINOPSIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RUMPANG DI KELAS V SDN JATISARI 3 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RANI HANDAYANI NIM. 1021.0517 PROGRAM STUDI PBSS INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
ABSTRAK Penelitian ini menelaah “Model Pembelajaran Menulis Sinopsis dengan Menggunakan Teknik Rumpang di Kelas V SDN Jatisari 3 Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan teknik rumpang dalam pembelajaran menulis sinopsis untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V sekolah dasar, dengan jumlah sampel dan populasinya sebanyak hasil karya 40 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi analisis yang langkah-langkahnya yaitu persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengajaran dan teknik pengolahan data terhadap hasil sampel. Hasil penelitian ini mengarahkan kepada simpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan yang dimiliki siswa pada awal pengajaran sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal menulis sinopsis dengan menggunakan teknik melengkapi cerita rumpang yaitu sebesar 3,68. 2. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah pengajaran menulis sinopsis dengan menggunakan teknik melengkapi cerita rumpang pada tes akhir sebesar 4,04. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis sinopsis dengan teknik melengkapi cerita rumpang memperoleh peningkatan kemampuan dan pengetahuannya. Terbukti dengan hasil dan mean awal sebesar 3,68 meningkat pada mean akhir menjadi 4,04. Jadi, kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis sinopsis dengan cerita rumpang meningkat sebesar 0,36. 3. Teknik ini menuijukkan keefektifan dalam pembelajaran menulis sinopsis untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini terbukti dan hasil pengolahan data yaitu, bahwa thitung lebih besar (2,12) danipada ttabel (1,66) dengan tingkat kepercayaan 95%. ini berarti bahwa Hipotesis teknik Rumpang dapat diterima. Saran-saran dari hasil penelitian ini sebagai berikut; (1) sebaiknya guru Bahasa Indonesia menggunakan teknik melengkapi cerita rumpang dalam pembelajaran menulis sinopsis, karena terbukti teknik ini efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis (2) guru harus dapat mengkondisikan kelasnya dengan fleksibel disesuaikan dengan keadaan (3) hendaknya kepala sekolah dapat menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang dan mendorong proses pembelajaran kearah yang lebih baik. (4) perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama, dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan lokasi yang lebih luas, serta dengan menggunakan teknik-teknik lain yang lebih bervariatif. (5) pengembangan instrumen penelitian hendaknya tidak terpaku pada satu instrumen saja, melainkan saling melengkapi antara instrumen yang satu dengan instrumen yang lainnya, seperti observasi, wawancara, kuisioner. Dari diharapkan kepdaa pihak-pihak terkait dan peneliti selanjutnya dapat menelaah berbagai kelebihan serta kekurangan dari hasil penelitian ini.
Kata Kunci : Menulis Sinopsis / Teknik Rumpang PENDAHULUAN Dewasa ini pengajaran mengarang sudah tidak asing lagi bagi para siswa, sebab telah diberikan oleh guru-guru bahasa Indonesia sejak dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan, akan tetapi masih banyak hasil karangan siswa yang belum mengikuti kaidah penulisan dengan benar, seperti halnya dalam karangan siswa sekolah dasar yang berbentuk sinopsis. Dalam menulis karangan secara singkat, urutan isi, dan membuat reproduksi atau mengembangkan karangan secara
ringkas berdasarkan gagasan-gagasan pokok belum terjalin secara sistematis. Melihat kenyataan ini, guru bahasa Indonesia hendaknya berupaya untuk mencari dan menemukan model serta teknik pengajaran yang dapat membantu siswa menjadi gemar untuk menulis karangan, sebab tidak selamanya suatu teknik cocok untuk digunakan kepada setiap materi pelajaran. Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang. Teknik rumpang ini menggunakan cerita yang mampu
mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, perasaan dalam berbagai ragam tulisan yang dapat dituangkan ke dalam karangan siswa. Pada dasarnya melalui cerita dapat membantu mendorong para siswa serta dapat membangkitkan minat pada pelajaran khususnya pelajaran bahasa Indonesia. Sudjana dan Riva’i (1991:70) mengemukakan “Cerita membantu siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam cerita serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ngingat isi bacaan dan buku teks.” Teknik rumpang merupakan media untuk dijadikan contoh dalam penyusunan karangan berbentuk sinopsis. Melalui teknik rumpang, siswa mampu membuat ringkasan cerita (sinopsis) yang baik. Dari segi penggunaan bahasa, cara ini efektif untuk memperkenalkan kata, kelompok kata, susunan kata, urutan kata dalam kalimat, susunan kalimat, dan lain-lain. Penelitian ini mencoba untuk menelaah model pembelajaran menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang untuk melihat keberhasilan penggunaan metode tersebut dan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami cerita tersebut. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Dalam kegiatan pengajaran atau pembelajaran interaksi peserta didik dengan para pendidik lebih bersifat formal dan berstruktur. Kegiatan interaksi telah mempunyai rencana pembelajaran yang berbentuk satuan pelajaran, telah disiapkan buku-buku, media, alat dan bahan serta sumber-sumber belajar lainnya. Proses pembelajaran telah memiliki langkah-langkah yang relatif baku, walaupun terbuka kesempatan untuk memodifikasi atau penyesuaianpenyesuaian. Oemar Hamalik mengemukakan dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran bahwa “Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi mengandung pengertian yang lebih luas, sedangkan latihan (training) lebih menekankan pada pembentukan keterampilan (skill)”. (Hamalik, 1995:55). Teknologi Pendidikan terdiri dari dua istilah yang mengandung pengertian sendiri. Teknologi adalah aplikasi kreatif daripada ilmu pengetahuan untuk maksud sesuatu yang praktis. Ilmu Pengetahuan adalah suatu body of knowledge yang telah di uji yang dapat diekspresikan dalam bentuk perangkat prinsip-prinsip umum (Hamalik, 1995:56).
Dari kedua batasan itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan. Pengertian Menulis Karangan Sinopsis 9 Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar setelah kemampuan dengar, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan ketiga kemampuan asa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai karena menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa, itu yang akan menjadi isi karangan sinopsis yang terjalin sedemikian rupa sehingga menjadi karangan sinopsis yang teratur dan padu. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang pahami oleh seseorang sehingga orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu (Tarigan, 1994:21). Menurut Suhendar dan Supinah (1992:2) menulis merupakan proses bahan bentuk pikiran dan angan-angan atau perasaan, dan sebagainya menjadi wujud lambang/tanda/tulisan. Dari kedua batasan itu dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung untuk mengekpresikan pikiran, perasaan, secara sistematis dan logis sehingga tulisannya mudah dipahami pembacanya. Hasil dari kegiatan menulis biasanya disebut karangan. Dalam kegiatan menulis karangan sinopsis terdapat kegiatan menyusun. Susunan itu terjadi pada isi dan wujudnya, yaitu bahasa yang tersusun berupa kata-kata dalam kalimat, susunan kata dalam paragraf, dan susunan paragraf dalam wacana. Jadi, pengertian menulis karangan sinopsis merupakan kegiatan memilih kata kemudian disusun menjadi kalimat yang pada akhirnya kalimat tersebut disusun menjadi paragraf. Demikianlah, karangan sinopsis tersusun dari kata, kalimat, hingga paragraf dan menjadi sebuah sinopsis yang utuh, mengandung makna dan dapat dibaca oleh orang lain. Terampil menulis tanpa terampil mengarang tidak berarti sebab tidak ada yang dinikmati pembaca. Sebaliknya, terampil mengarang belum tentu terampil menulis sebab dalam mengarang yang terlibat hanya ekspresi dan imajinasi belaka. Hal
ini dapat dilakukan baik melalui lisan maupun bahasa tulis. Jadi, terampil menulis berarti harus terampil mengarang karena karangan adalah hasil dari ekpresi pikiran, perasaan, dan sebagainya. Dengan kata lain, meningkas cerita merupakan bagian dari menulis, dan keduanya saling melengkapi. Pengertian Sinopsis (Meringkas) Hasil dari kegiatan merangkum adalah ringkasan. Ringkasan diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu uraian menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proposional antara bagian yang diringkas dengan ringkasannya. Menurut Setiawan Djuharie bahwa” Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan. Pada tulisan jenis rangkuman ini, urutan isi bagian demi bagian, dari sudut pandang (pendapat) asli pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan” (Djuharie, 2005:9). Ihtisar juga merupakan bentuk ringkas dan suatu uraian, namun dalam pembuatannya tidak perlu mempertahankan urutan isi dan suatu karangan secara proposional. Penulisan ihtisar langsung tertuju pada pokok permasalahan. Ihtisar sering disebut juga intisari dari suatu uraian atau karangan (Suherli, 2005:10). Dari ke dua pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan merangkum sama dengan meringkas atau disebut juga sinopsis, yaitu membuat ringkasan dari wacana atau cerita dengan memperhatikan urutan isi, dari sudut pandang atau pendapat asli pengarang. Berbeda halnya dengan ihtisar yang merupakan kegiatan meringkas tetapi tidak memperhatikan urutan isi dari sudut pandang pengarangnya. Pengertian Teknik Rumpang Melalui prosedur isian rumpang, pembaca diminta untuk dapat memahami wacana yang tidak lengkap (karena bagian-bagian tertentu dari wacana tersebut telah dengan sengaja dilepaskan) dengan pemahaman yang sempurna. Bagianbagian kata yang dihilangkan itu biasanya kata ken, diganti dengan tanda-tanda tertentu (garis mendatar putus-putus atau dengan tanda titiktitik). Penghilangan atau pelepasan bagian katakata dalam prosedur atau teknik rumpang mungkin juga tidak berdasarkan kata ke-n secara konsisten dan sistematis. Kadang-kadang pertimbangan lain turut menentukan kinerja pengosongan atau pelepasan kata-kata tertentu dalam wacana itu. Tugas dari pembaca adalah mengisi bagian-bagian yang dilepaskan itu dengan
kata yang dianggap tepat dan sesuai dengan tuntutan ringkasan dari wacana cerita. Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan yaitu jika dilihat dari jenisnya cerita rumpang termasuk salah satu jenis cerita integratif, dikatakan demikian, karena melalui cerita rumpang suatu keterampilan yang dimiliki anak didik akan terlihat lebih konprehensif. Metode Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Sukmadinata, 2005:52). Sebuah penelitian akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh data-data yang tepat, baik, dan relevan. Untuk mendapatkan data tersebut maka peneliti harus menggunakan metode dan teknik-teknik tertentu. Sukmadinata (2005:52) mengemukakan penelitian berdasarkan pendekatannya , yaitu: 1. Penelitian Kuantitatif 2. Penelitian Kualitatif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan masalah sebagaimana adanya yang terjadi pada saat penelitian berlangsung dengan cara mengumpulkan data, mengolahnya dan menganalisisnya dengan menggunakan analisis statistik. Teknik Penelitian Untuk membuktikan hipotesis, penulis mengumpulkan data secermat mungkin sehingga data yang diperoleh benar-benar valid. Secara garis besar, proses penelitian yang dilakukan peneliti meliputi: 1. langkah pesiapan; 2. perencanaan pengajaran; 3. pelaksanaan pengajanan; 4. teknik pengolahan data.
Teknik Pengolahan Data Alat yang digunakan untuk mengolah data dan menganalisa data adalah teknik statistik yang digunakan, meliputi: 1. memeriksa hasil karangan sinopsis siswa dan melihat perbedaan efektifitas masing-masing teknik terhadap prestasi siswa seorang demi seorang; 2. mencari mean masing-masing tes; 2
∑ fx (Sudjana, 1996:67) N 3. mencari Standar Deviasi ( σ ) Mxi =
2
rumus:
S
=
∑(X1 − X1) n −1
2
(Sudjana,
1996:93) 4. mencari perbedaan dua mean antara hasil pretes dan pos-tes d = IM1—M2I 5. mencari Standard Error
σ1(e ) + σ2(e ) N1 N 2 2
σ d =
2
(Sudjana,
1996:94) HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pendeskripsian data hasil pretes dan postes, penulis hanya mengambil lima sampel dari kelompok tinggi, lima sampel dari kelompok sedang, dan lima sampel dari kelompok rendah. Adapun alasannya karena secara umum ke lima belas data sampel siswa tersebut sudah dianggap mewakili data responden lainnya. Penentuan sampel siswa dikarenakan ada beberapa hasil pekerjaan siswa yang mendekati kemiripan, sehingga dirasa cukup diwakili oleh responden tertentu. adapun hasil penelitian tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. Analisis dan Data Hasil Tes Awal (Pretes) Dari hasil tes awal (pretes) di atas terlihat bahwa rata-rata nilai pada aspek penguasaan bahasa adalah 3,38 pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca adalah 3,13 dan pada aspek kesesuaian alur cerita adalah 4,55. Secara keseluruhan rata-rata nilai ke semua aspek di atas adalah sebesar 3,68. Untuk memperoleh nilai rata-rata tes awal (pretes) menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang digunakan penghitungan sebagai berikut: Mxl(e) =
∑ fx 147 ,35 = = 3 ,68 N 40
Dari penghitungan diatas diperoleh nilai rata-rata tes awal (pretes) menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang sebesar 3,68 dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa dalam menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang sudah cukup baik. Analisis dan Data Hasil Tes Akhir (postes) Dari hasil tes akhir (postes) di atas terlihat bahwa rata-rata nilai aspek penggunaan bahasa sebesar 3,83 Aspek penggunaan ejaan dan tanda baca sebesar 3,70 serta aspek kesesuaian alur cerita pada sinopsis dengan cerita pendek sebesar 4,60 Dengan rata-rata skor total dari setiap aspek sebesar 4,04. Untuk mengetahui nilai tertinggi dan nilai terendah berikut penulis urutkan dari mulai nilai tertinggi sampai nilai terendah, tanpa melihat subjeknya. Untuk mengetahui nilai rata-rata tes akhir menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang dihitung sebagai berikut: Mx1(e) =
∑ fx 161,67 = = 4,04 N 40
Dari penghitungan di atas diperoleh nilai rata-rata tes akhir sebesar 4,04 dengan nilai ratarata tersebut maka dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa dalam menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang menunjukkan adanya kenaikan pengetahuan yang cukup baik. Dari mean awal sebesar 3,68 dan mean akhir sebesar 4,04. Jadi dapat disimpulkan adanya peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran ini sebanyak 0,36 Pembuktian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang berbunyi “Teknik rumpang dalam pembelajaran menulis sinopsis dianggap efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa di Sekolah Dasar” digunakan analisis perbandingan antara thitung (CR) dengan ttabel yang terdapat pada taraf signifikan tertentu dan derajat kebebasan tertentu. Apabila ternyata thitung lebih besar dari ttabel, hal ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Artinya menerima hipotesis kerja apabila thitung lebih besar daripada ttabel dan menolak hipotesisi kerja apabila thitung lebih kecil dan pada ttabel. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai thitung sebesar 2,12 ini berarti thitung lebih besar dari ttabel (2,12> 1,66). Jadi, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang berbunyi “Teknik rumpang dalam pembelajaran menulis sinopsis dianggap efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa di Sekolah Dasar” dapat diterima.
Suherli
SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat diambil simpulan sebagai berikut: Analisis data terhadap hasil tes awal menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang yaitu sebesar 3,68 yang menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa dalam menulis sinopsis dengan menggunakan teknik melengkapi cerita rumpang sudah cukup baik. Nilai rata-rata tes akhir dalam menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang adalah 4,04. Dengan nilai rata-rata tersebut maka kemampuan akhir siswa dalam menulis sinopsis dengan menggunakan teknik rumpang menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan. Mean awal sebesar 3,68 dan mean akhir adalah 4,04. Jadi ada peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 0,36. Dalam pembelajaran menulis sinopsis dengan menggunakan teknik melengkapi cerita rumpang di kelas V menunjukkan efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa di sekolah dasar. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengolahan data yang menunjukkan bahwa t hitung ( 2,12 ) > t tabel (1,66 ) dengan tingkat kepercayaan 95%. ini berarti hipotesis “Teknik rumpang dalam pembelajaran menulis sinopsis dianggap efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa di sekolah dasar” dapat diterima. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1991) Dasar-dasar Evalusi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, S. (1999) Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. Keraf, Goris. (1997) Argumentasi dan Narasi. Nusa Indah, Jakarta. Natia, J. K. (1994) Bimbingan Mengarang. Aloka, Surabaya. Rusyana, Yus. (1986) Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Karunika, Jakarta. Sudjana. (1996) Bandung.
Metoda
Statistik.
Tarsito,
Suhendar dan Supinah. (1992) MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran Ujian Keterampilan Membaca dan Menulis. Pionir Jaya, Bandung.
dan Djuharie, S. (2005) Panduan Membuat Karya Tulis. Yrama Widya, Bandung.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Prof. Dr. (2005) Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sumardjo, Jakob. (2004) Menulis Cerita Pendek. Pustaka Latifah, Bandung. Tarigan dan Tarigan. (1990) Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Angkasa, Bandung.