RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011
Tujuan Rakor Pangan :
Rakor pangan bertujuan mengsinkronisasikan kebijakan dan kegiatan seluruh pemangku kepentingan tentang pangan dan mengkoordinasikan seluruh usaha pencapaian swasembada pangan nasional berkelanjutan serta usaha menjadikan produk-produk unggulan sebagai primadona dunia. I.
Latar belakang : 1.
Perkembangan kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat, sementara Indonesia sesungguhnya memiliki potensi dalam memproduksi berbagai produk pangan merupakan peluang besar untuk menjadi negara swasembada pangan sekaligus memasok pangan dunia.
2.
Ketahanan pangan dunia tergantung pada 3 hal pokok, yaitu konsumsi (permintaan), produksi (penawaran) dan keterjangkauan. Pada sisi komsumsi, peningkatan konsumsi terjadi karena peningkatan jumlah penduduk dan kenaikan pendapatan. Pada sisi produksi (penawaran), peningkatan produksi dilakukan melalui penemuan teknologi/inovasi baru dan ketersediaan lahan. Pada sisi keterjangkauan, kenaikan biaya terjadi jika sisi permintaan lebih besar penawaran produksi, pada sisi ini keterjangkauan terganggu karena kenaikan produksi belum dapat memenuhi peningkatan konsumsi yang sangat cepat, baik karena peningkatan pendapatan maupun peningkatan penduduk juga karena gangguan produksi karena perubahan iklim, pemanfaatan bahan pangan untuk energi dan terbatasnya ketersediaan lahan.
3.
Perubahan pola pikir dan langkah aksi, merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi yang tidak hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara Pemerintah dan Swasta, dalam semangat Indonesia Incorporated.
4.
Untuk dapat memenuhi ketahanan pangan baik untuk Indonesia maupun dunia perlu dilakukan rapat koordinasi pangan, dimana berbagai pemangku kepentingan dapat mensinkronisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan pencapaian swasembada pangan dan peningkatan produksi.
1
5.
Sesuai dengan hasil Retreat Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Bogor, 19 April 2011 Kadin Indonesia akan mewujudkan komitmen untuk investasi di enam Koridor Ekonomi Indonesia : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali - Nusa Tenggara dan Papua – Kepulauan Maluku.
6.
Dalam menghadapi kebutuhan pangan bagi penduduk dunia yang terus meningkat, dari sekitar 6 milyar orang tahun 2009 akan menjadi sekitar 9 milyar orang pada tahun 2050, sehingga menurut perhitungan organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) produksi pangan dunia harus naik 70% dari produksi saat ini, sedangkan ketersediaan lahan pertanian dunia tidak bertambah. Maka perlu langkah strategis untuk mengantisipasi kekurangan pangan yang dapat menimpa setiap saat.
II. Target dan Pencapaian Feed Indonesia Feed The World I.
Kadin Indonesia pada awal tahun 2010 telah menyelenggarakan Feed Indonesia Feed The World I yang telah menetapkan 15 komoditas unggulan pangan nasional yaitu beras,jagung,kedelai,tebu gula, kelapa sawit, teh, kopi, kakao, udang, tuna, sapi, ayam, mangga, pisang dan jeruk, serta telah pula menetapkan target produksinya untuk tahun 2010 sampai tahun 2020. Untuk mengetahhu sejauhmana pencapaian target tersebut khususnya untuk tahun 2010, Kadin telah mengadakan evaluasi sebagai berikut : 1. Target Produksi dan Pencapaian Tahun 2010 :
Komoditas : Beras Jagung Kedelai Tebu Gula putih Gula rafinasi CPO Teh Kopi Kakao Mangga Pisang Jeruk
Target 2010 : 34,9 juta ton 16,5 juta ton 1,0 juta ton 37,9 juta ton 3,3 juta ton 1,5 juta ton 23,6 juta ton 154,5 ribu ton 754,1 ribu ton 855,0 ribu ton 2,2 juta ton 6,3 juta ton 2,5 juta ton
Bahan Pangan Penting
Pencapaian 2010: 36,3 juta ton 17,8 juta ton 0,9 juta ton 35,5 juta ton 2,7 juta ton 2,3 juta ton 19,8 juta ton 150,0 ribu ton 680,0 ribu ton 650,0 ribu ton 1,3 juta ton 5,8 juta ton 2,0 juta ton
2
Data hortikultura pada saat ini, adalah : Konsumsi Sayur : Tahun 2008 : 37, 59 kg/kapita/tahun. Tahun 2010 : 54,75 kg/kapita/tahun. Konsumsi Buah : Tahun 2008 : 31,93 kg/kapita/tahun. Tahun 2010 : 40,06 kg/kapita/tahun. Kebutuhan Konsumsi Standar FAO Karbohidrat : 55 % - 62 % Buah : 65,75 kg/kapita/th Sayur : 73,00 kg/kapita/th
Kondisi Indonesia : 76 % - 79 %. 40,06 kg/kapita/th 54,75 kg/kapita/th
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Hortikultura : 16,6 juta dari 42, 8 juta pertanian. PDB Hortikultura tahun 2009, mencapai Rp 89 Milyar, apabila dibandingkan dengan PDB Pertanian, maka : Hortikultura Tanaman Pangan Perkebunan
: 13,9 % (tahun 2010 naik menjadi 16,37 %) : 52,02 % : 17,71 %.
Swasembada Daging Sapi : Data sementara hasil sensus ternak Kementerian Pertanian dan BPS sudah mencapai 14,43 juta ekor. Hasil evaluasi populasi ternak sapi potong yang menjadi summber utama kebutuhan daging sapi tetrsebar diseluruh wilayah Indonesia, sehingga menjadi salah satu faktor kelemahan dalam mendistribusikan, hal ini sebagai salah satu faktor akibat konektivitas antara daerah produksi dengan pusat pasar belum memadai. Industri peternakan sebagai sumber swasembada daging perlu diambil langkah kebijakan oleh pemerintah secara khusus. Sehubungan dengan kondisi krisis pangan dunia yang cenderung berkelanjutan, Kadin Indonesia pada awal tahun 2010 telah membuat target produksi komoditas pangan strategis untuk tahun 2010 dan tahun-tahun mendatang. Khusus untuk tahun 2010 , data target dan pencapaian produksi seperti disajikan diatas.
3
Hasil evaluasi Kadin Indonesia : a. Beras dan jagung diatas target, sedangkan kedelai dan gula berada dibawah target; b. Seluruh produk pangan strategis kebutuhan impor meningkat; c. Hasil analisa selama 6 tahun berturut-turut menggambarkan bahwa kebutuhan komoditas pangan strategis antara lain sbb : Beras naik rata-rata sekitar 4,0 %; Jagung naik rata-rata sekitar 8,6 %; Kedelai naik rata-rata sekitar 6,0 %; Gula naik rata-rata sekitar 12,6 %; Beberapa Target dan Pencapaian Penerimaan Devisa Komoditas Pangan Strategis Tahun 2010 ( USD juta ) : Komoditas : Target : Minyak sawit 13.947,1 Teh 90,8 Kopi 950,4 Kakao 1.173,8 Udang 1.237,8 Tuna/Cakalang/Tongkol 340,4 Total : 17.740,3
Pencapaian : 8.197,9 178,5 814,9 1.635,6 989,7 186,2 12.002,8
Keterangan: -42% +96% -14% +39% -20% -43% +16 %
a. Dari seluruh rencana produk ekspor : teh dan kopi diatas target, sedangkan lainnya berada dibawah target yaitu, minyak sawit, kakao, udang dan tuna/cakalang/tongkol . b. CPO tidak mencapai target , karena diakibatkan tanaman kebun kelapa sawit masih banyak yang belum mencapai umur produksi (mature) dan masih adanya kendala penyediaan lahan pengembangan penanaman kebun baru yang beberapa tahun terakhir mengalami stagnan. c. Data sementara hasil Sensus Ternak Kementerian Pertanian dan BPS sudah mencapai angka 14,43 juta ekor. Hasil evaluasi populasi ternak sapi potong lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga menjadi salah satu faktor kelemahan dalam distribusinya, karena konektivitas antara daerah produksi dan pusat pasar yang belum baik. d. Perlu terus meningkatkan koordinasi dengan para pihak dalam rangka penyuluhan dan bimbingan serta pengembangan riset dan teknologi kepada para petani dan pekebun buah-buahan dan hortikultura karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam keanekaragaman
4
sumber hayati yang berpeluang besar di pasar dunia, namun belum dilakukan budidaya secara baik. III. Rakor Pangan Nasional. 1. Rakor Pangan Nasional diselenggarakan dalam rangka mendukung FIFTW II yang direncanakan akan diselenggarakan di Jakarta Convention Centre ( JCC ) , pada tanggal 7-10 Febuari 2012 yang akan dihadiri oleh sekitar 1000 peserta dan akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia pada Selasa, 7 Februari 2012 dan pada 8 Februari 2011 akan ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. 2. Bottlenecking pembangunan pangan yang selama ini dihadapi, tampaknya dalam tahun 2010 belum banyak berubah kearah perbaikan, sehingga usaha peningkatan produksi pangan didalam negeri dan ekspor beberapa komoditas strategis belum tercapai secara optimal. Bottlenecking dimaksud yaitu :
a. b. c. d. e. f.
Ketersediaan lahan ; Terbatasnya infrastruktur (konektivitas); Teknologi dan akses terhadap teknologi; Pembiayaan; Iklim Usaha; Diversifikasi pangan.
Kadin Indonesia perlu mengadakan Rapat Koordinasi Pangan Nasional untuk
3. Sebagai upaya mengatasi bottlenecking tersebut,
mensinergikan semua pemangku kepentingan , dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, meningkatkan penerimaan ekspor komoditas pangan strategis Indonesia yang sekaligus mengurangi impor komoditas pangan strategis yang telah mengeluarkan devisa cukup besar. 4. Rakor Pangan ini sebagai salah satu rangkaian kegiatan FIFTW II, akan dilanjutkan beberapa kegiatan strategis lainnya, berupa simposium dengan fokus mengurangi bottlenecking dibidang : ketersediaan lahan, infrastruktur, teknologi dan akses terhadap teknologi, pembiayaan, kesinambungan iklim usaha dan diversifikasi pangan. IV. Kebijakan dan Isu yang Akan Mempengaruhi Swasembada Pangan Nasional Berkelanjutan :
Pencapaian
1. Diluncurkannya kebijakan tentang “ Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI ) “ dengan
5
22 kegiatan ekonomi utama di 6 Koridor Ekonomi yaitu : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali Nusa Tenggara, Sulawesi Maluku Utara, dan Papua – Maluku. Untuk pelaksanaan MP3EI sampai dengan tahun 2025 , diperkiraan dana investasi sekitar Rp 4000 Triliun. Yang harus dipikul bersama antara Pemerintah termasuk BUMN, Masyarakat dan Perusahaan Swasta . 2. Peluang investasi sebesar USD 10 Milyar atau sekitar Rp 85,40
Triliun pasca pelaksanaan Forum Ekonomi Dunia Asia Timur 2011 yang diselenggarakan di Indonesia. Sebanyak 14 perusahaan multinasional diikat dalam Inisiatif Pengembangan Pertanian dalam kerangka World Economic Forum (WEF) di Indonesia dengan target peningkatan produktivitas produk pangan. Ke-14 perusahaan itu memastikan untuk membeli bahan baku dari petani. Target dari kemitraan itu adalah mewujudkan komitmen 20-20-20 , yakni meningkatkan produktivitas pertanian sebesar 20 persen; menurunkan emisi karbon dioksida 20 persen, dan mengentaskan warga dari kemiskinan 20 persen di daerah.
3. Perkiraan FAO dan Bank Dunia bahwa pada tahun 2025 akan terjadi krisis pangan dunia berkelanjutan. V. Masukan dari Hasil Diskusi dan Nara Sumber . 1. MP3EI merupakan landasan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan yang akan mensinergikan semua stakeholder ekonomi untuk melaksanakan 22 kegiatan ekonomi utama yang telah diidentifikasi guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan , meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat , yang akhirnya bermuara kepada pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang dituangkan kedalam Visi Indonesia 2025 yaitu : “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur“. 2. Strategi utama MP3EI adalah : Pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas, dan penguatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional. Telah ditetapkan 6 koridor ekonomi yaitu : a. Koridor Sumatera : “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”; b. Koridor Jawa : “ Pendorong Industri dan Jasa Nasional “; c. Koridor Kalimantan : “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang&Lumbung Energi Nasional”; d. Koridor Bali Nusa Tenggara : “Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional “;
6
e. Koridor Sulawesi Maluku Utara : “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional “; f. Koridor Papua-Maluku : “Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang sejahtera“. 3. Dalam rangka pencapaian Swasembada dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan, maka telah ditetapkan 4 Target Utama Pembangunan Pertanian 2010-2014 yaitu : (1) Peningkatan Produksi dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Diversifikasi Pangan; (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor; dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. 4. Untuk percepatan terwujudnya diversifikasi pangan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, antara lain : sagu di Papua, singkong , ubi jalar, sorgum, sukun, dsb. dibeberapa daerah lain perlu segera mendapatkan perhatian yang lebih serius dari pemerintah, pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
5. Ketahanan
pangan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung pencapaian kecukupan pangan keluarga dan individu masyarakat Indonsia. Untuk itu percepatan peningkatan produksi pangan Indonesia dari hulu hingga hilir harus segera diwujudkan untuk stabilisasi sosial, ekonomi nasional dengan mengurangi bottlenecking.
6. Pencapaian Swasembada Berkelanjutan tahun 2014 : padi, produksi 81,20 juta ton ( stok beras tahun 2014 ditargetkan 10 juta ton ) , dan jagung produksinya sebesar 29 juta ton; sedangkan pencapaian swasembada 2014 : kedelai produksi 2,7 juta ton; gula produksi 4,81 juta ton; daging sapi produksi 0,55 juta ton. Untuk pencapaian tersebut diperlukan dukungan : perluasan lahan baru 2 juta ha selama 2010-2014; penyediaan pupuk sesuai kebutuhan selama 5 tahun, urea 35,6 juta ton; SP-36 22.1 juta ton; ZA 6,3 juta ton; KCL 13,1 juta ton; NPK 45,9 juta ton; dan Pupuk Organik 62,2 juta ton. Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional perlu peningkatan diversifikasi pangan dengan perluasan konsumsi pangan berbahan lokal seperti singkong, ubi jalar dsb.; Skor Pola Pangan Harapan mencapai 93,3 ditahun 2014; dan konsumsi pangan pokok beras menurun 3% pertahun.
7. Pembiayaan Pembangunan Pertanian , ke depan perlu ditingkatkan untuk mendukung pencapaian swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional berkelanjutan serta terwujudnya program Feed Indonesia
Feed The World.
7
8. Ketersediaan lahan dan infrastruktur akan terus diusahakan oleh pemerintah dalam mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan serta mendukung Feed Indonesia Feed The World. 9. Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, pemerintah akan fokus kepada program hilirisasi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan , sehingga ekspor komoditas pangan startegis tidak lagi berupa bahan mentah, tetapi berupa barang jadi dan paling tidak barang setengah jadi . 10. Perbaikan secara berkelanjutan terhadap sistem distribusi pangan dalam negeri menjadi fokus pemerintah untuk 5 tahun ke depan dan peningkatan ekspor barang pangan olahan akan diperlancar dan ditingkatkan terus. 11. Dari sisi kebijakan perdagangan, khusuasnya mengenai harga pangan, pemerintah mempertimbangkan keseimbangan antara harga yang terjangkau konsumen dan layak bagi petani. 12. Menteri Pertanian menegaskan, bahwa dalam menghadapi bulan puasa, lebaran, natal dan tahun baru bahan baku pangan pada dasarnya tersedia dan terkendali kecuali kacang tanah. 13. Kelancaran distribusi pangan, terutama dalam menghadapi hari raya, natal dan tahun baru akan merupakan pekerjaan utama Kementerian Perhubungan. Perbaikan seluruh fasilitas perhubungan dan transportasi darat, laut dan udara akan terus diusahakan oleh pemerintah pada semua tingkatan. 14. Kebijakan ketahanan pangan nasional yang diprogramkan oleh pemerintah hendaknya diarahkan untuk terwujudnya kedaulatan pangan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kedaulatan pangan adalah hak mengendalikan ketersediaan pangan, sedangkan ketahanan pangan dikendalikan oleh pihak lain. 15. Dalam mencapai ketersediaan pangan ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu peningkatan produktifitas dan mutu benih atau bibit yang baik. 16. Pemerintah dan Pemerintah Daerah secara bersama-sama akan terus mengawal pelaksanaan pembangunan ekonomi di seluruh koridor ekonomi yang telah ditetapkan, dalam rangka mencapai Swasembada Pangan dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan.
8
VI. Kesimpulan : 1. MP3EI akan dipegang sebagai referensi dan acuan di dalam menyusun Roadmap Ededisi II dibidang Pembangunan Ketahanan Pangan ; 2. Peluang investasi Rp 85,40 Triliun akan dimanfaatkan didalam pelaksanaan hasil Rakor Pangan Nasional dan Feed Indonesia Feed The World II sehingga terjadi kemitraan yang saling menguntungkan antara perusahaan multinasional dengan para pengusaha nasional dan petani Indonesia dalam mencapai Swasembada Pangan Nasional Berkelanjutan. 3. Untuk mengantisipasi krisis dimasa selanjutnya, Kadin Indonesia bersama Pemerintah akan terus meningkatkan produksi pangan dalam negeri secara berkelanjutan. Pihak pengusaha anggota Kadin Indonesia secara konsisten akan melaksanakan hasil Rakor Pangan Nasional dan Feed Indonesia Feed The World II, khususnya akan aktif berpartisipasi di dalam proses peningkatan produksi pangan nasional, antara lain melaui pelaksanaan Food Estate yang saat ini sudah dimulai di Marauke dengan program MIFEE atau Merauke Integrated, Food and Energy Estate. Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Food Estate telah tersedia yang memungkinkan mengundang investor dari luar negeri dan dalam negeri. 4. Berdasarkan masukan dari para nara sumber yang pada umumnya para pengambil keputusan, yaitu para menteri terkait, maka Rakor Pangan Nasional menyimpulkan bahwa bottlenecking : ketersediaan lahan, infrastruktur, teknologi dan akses terhadap teknologi, pembiayaan, iklim usaha dan diversifikasi pangan, akan selalu berupaya untuk dapat diatasi secara bertahap dan konsisten oleh pemerintah.
Jakarta, 26 Juli 2011 Kamar Dagang dan Industri Indonesia Panitia Feed Indonesia Feed The World II
9