KUNJUNGAN KERJA SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PERTANIAN
KE BPTP MALUKU UTARA DAN BALITKA SULAWESI UTARA 23-25 April 2006
RANGKAIAN ACARA KUNJUNGAN Awalnya, kunjungan ini direncanakan hanya dua hari yaitu pada 23-24 April 2006 dengan tujuan utama ke Propinsi Maluku Utara untuk memberikan advokasi kepada Pemda bahwa di Propinsi ini telah dibentuk Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat yang bekerja untuk kepentingan pembangunan pertanian wilayah dan masyarakat. Setelah mempertimbangkan berbagai kepentingan antara lain Maluku Utara sebagai Propinsi baru dengan Ibukota di Ternate yang masih banyak hal yang harus ditata, termasuk rencana kepindahan letak Ibukota ke Pulau Halmahera (Kabupaten Sofifi) pada akhir 2006, maka acara untuk melakukan kunjungan ke Sofifi merupakan hal yang penting. Maka rangkaian acarapun ditetapkan yaitu diawali dengan kunjungan ke Kantor BPTP Maluku Utara, ke kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah, dan dilanjutkan pertemuan di aula Pemerintah Daerah Propinsi Maluku Utara. Siang hari dilanjutkan perjalanan ke Pulau Halmahera tepatnya di Kota Sofifi calon Ibukota Propinsi Maluku Utara. Di kota ini rombongan akan meninjau calon lokasi kantor BPTP, pembangunan kantor Gubernur, dan perkantoran lainnya. Acarapun bertambah ketika Kepala Balai Penelitian Tanaman Kelapa Sulawesi Utara, Dr.Hengky Novarianto mendengar adanya acara tersebut dan menghubungi Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Sudah barang tentu Pemda Sulawesi Utara, terutama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan akan merespon kedatangan Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian. Akhirnya kunjungan berlangsung mulai 23 – 25 April 2006 dengan susunan acara yang cukup padat. Acara kunjungan ini Sekjen
Deptan didampingi oleh Sekretaris Badan Litbang Pertanian, Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, dan Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
BPTP SEBAGAI KONSULTAN TEKNOLOGI PERTANIAN “GRATIS” Demikian salah satu harapan dari Sekjen Departemen Pertanian saat memberikan arahan dihadapan seluruh karyawan BPTP Malut dan dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Muzdalifa Ilyas. Acara pertemuan yang berlangsung sekitar hampir dua jam ini dipandu oleh Dr. Udin S Nugraha sebagai Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Sebelum Sekjen memberikan arahan, acara diawali dengan presentasi profil BPTP Malut oleh Drs. Mohammad Sukur sebagai Kepala Satuan Kerja Sementara Pengkajian Teknologi Pertanian (saat ini Kepala BPTP yang definitif belum ada ). Sekjen menyatakan kegembiraannya karena dalam waktu yang relatif singkat BPTP sudah dikenal Pemda. Sebagus apapun IPTEK yang dihasilkan tetapi bila tidak bisa dipertukarkan tidak banyak artinya, tidak bisa berkembang. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mencari dan mengkaji. Kita renungkan, apa yang bisa kita lakukan, diskusikan dengan Dinas teknis, dengan Bappeda dan sampaikan telaahan itu kepada Gubernur atau Wagub yang notabene berasal dari perguruan tinggi dan profesor lagi akan lebih dapat menangkap hasil karya para peneliti. Saya sangat berharap agar BPTP ini dapat berperan sebagai Konsultan di bidang IPTEK pertanian dan gratis bagi masyarakat. Sebagai konsultan tentunya tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, disini juga 1
hadir Kepala BPTP Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Kepala BPTP Maluku, di Sulawesi Utara ada Balai Penelitian Kelapa. Manfaatkan jaringan penelitian dan pengembangan yang ada termasuk perguruan tinggi. Jangan gampang puas, biasanya masyarakat pulau atau kepulauan seperti ini gampang puas, mengarah “ke sufi-sufian” . Oleh karena itu mari kita bangun pulau ini sehingga dapat bermanfaat bagi pulau lainnya. Belanda datang di Pulau Jawa, yang dibangun lebih dahulu adalah lembaga penelitian perkebunan Mari kita kerja dengan baik jangan terjebak pada eselonering, bekerjalah secara profesional, buktikan di lapangan bahwa kita bukan sekedar seminar saja. Mumpung seluruh elemen mendukung termasuk masyarakat, insya Allah. BUATLAH PERCONTOHAN BISNIS PERTANIAN DI KEBUN PERCOBAAN BACAN Mari kita renungkan visi dan misi BPTP ini, jangan-jangan yang membuat juga tidak tahu artinya, tidak tahu maksudnya, dan tidak tahu arahnya. Membuat visi jangan terlalu panjang 3 atau 4 kata cukup (bersama kita bisa) gampang ditangkap, gampang dimengerti oleh stakeholders kita. Kita sendiri tidak tahu, bagaimana dengan orang lain, lanjutnya. Visi kita dapat dikatakan berhasil apabila anak-anak di sini memiliki cita-cita ingin jadi peneliti !. Kritikan kedua berkaitan dengan Peta AEZ, jangan berhenti sampai di peta seperti ini, justeru atas dasar peta inilah sebagai petunjuk langkah kita untuk mendesign lebih lanjut. Hal lain yang tidak luput dari komentar Sekjen Deptan ini adalah pemanfaatan Kebun Percobaan Bacan yang luasnya 279 Ha. (Cukup mengejutkan Pak Sekjen menyebutkan angka luas Kebun Percobaan Bacan dengan tepat, beberapa hadirin mengangguk-anggukan kepala). Saya minta kepada Sekretaris Badan Litbang, ada 2-3 orang yang diberi tugas khusus untuk menekuni Kebun Percobaan
Bacan sehingga menjadi percontohan bisnis pertanian dengan bekerja sama dengan Pemda, Koperasi, investor lainnya. Jangan terjebak hanya dengan penelitian dan pengkajian saja, jangan hanya memberikan perhatian kepada para peneliti saja. Jangan-jangan yang memiliki ide, jiwa bisnis dan berhasil merancang Kebun Percobaan bukan peneliti tetapi yang berpendidikan SLTA. Buatlah rencana, libatkan Koperasi, Kopontren atau LM3.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah, Ir.Muzdalifa Ilyas memberikan penjelasan wilayah Maluku Utara, termasuk posisi Pulau Halmahera yang akan dikunjungi.
BPTP MALUKU UTARA, JANGAN MERASA SENDIRIAN Sekretaris Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono pada pertemuan di Kantor BPTP Maluku Utara memberikan penekanan bahwa BPTP hendaknya memanfaatkan jaringan penelitian dengan 29 BPTP lainnya juga dengan 33 Balai Penelitian Komoditas yang memiliki mandat nasional, sehingga BPTP dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, jangan dikerjakan sendiri dan jangan merasa sendirian. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian yang notabene atasan langsung BPTP. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian yang mendampingi Sekretaris Jenderal Deptan, mengingatkan bahwa terbentuknya BPTP Maluku Utara ini adalah suatu lompatan yaitu dari satuan kerja sementara menjadi BPTP. Ini menuntut kita dalam waktu yang relatif singkat harus dipersiap2
kan SDM yang cukup, setara dengan BPTP lainnya. Silakan Badan Litbang Pertanian mengusulkan relokasi tenaga pada pengadaan CPNS 2006 yang akan dilaksanakan bulan September 2006. Pada relokasi pada tahun 2005 yang realisasinya pada bulan ini telah direlokasi 5 orang S-1 dan 1 orang SLTA untuk memperkuat BPTP. Pada akhir pertemuan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah mengharapkan bahwa dengan meningkatnya status menjadi BPTP, kita tingkatkan kerja sama kita, juga dengan perguruan tinggi. Kita menunggu ide-ide dari BPTP untuk membangun dan mengembangkan pertanian wilayah. Kebutuhan pangan adalah 100.000 ton/tahun, saat ini masalah pangan hanya 30% yang mampu disediakan selebihnya harus mendatangkan dari luar propinsi (Sulawesi dan Jawa Timur). Masalah kedua adalah mahalnya transportasi antar pulau, sehingga beberapa komoditas lebih rendah dibandingkan dengan biaya transpor.
Sesuai pertemuan di ruang kerja Kepala Satker Sementara BPTP Malut, Sekjen Deptan memberikan arahan-arahan khusus kepada Sekretaris Badan Litbang Pertanian (kiri) dan Kepala Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (tengah).
RESPON PEMDA ATAS KEHADIRAN BPTP MALUKU UTARA Kali ini Asisten III Drs. H. Mahyudin Pora yang memimpin pertemuan bertempat di lantai III Kantor Gubernur. Pada kata sambutanya menyatakan bahwa kehadiran BPTP di Maluku Utara sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mudah-
mudahan lahan seluas 3,1 Ha hibah dari Pemerintah Propinsi Maluku Utara di Sofifi ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana perkantoran BPTP. Pertemuan dihadiri lebih dari 60 orang, terdiri dari para pejabat eselon II dan III lingkup Pemerintah Daerah Propinsi. Sebagai propinsi baru untuk mensetarakan dengan propinsi lain itu tergantung dari upaya kita, tergantung dari semangat kita, kata Sekjen Deptan dalam pidato arahannya. Kehadiran lembaga di bidang IPTEK Pertanian ini agar dimanfaatkan oleh Pemda untuk membangun pertanian modern, yaitu petani betul-betul menjadikan bidang usaha yang tidak kalah dengan bidang lain. Oleh karena itu, Kepala Dinas Pertanian kalau membuat program jangan budidaya, petani sudah pintar. Mungkin yang kita perlukan adalah wadah seperti kantor pemasaran bersama, pembuatan jalan usahatani, kita buat kemasan dari produk-produk pertanian (jahe, gula, kenari). BPTP harus mampu memberikan terobosan-terobosan IPTEK Pertanian. Ketika Visi sudah kita tetapkan, maka seluruh tenaga, pikiran, biaya kita arahkan untuk mewujudkan. Sebagai ilustrasi, Propinsi Gorontalo, seluruh energi difokuskan kepada Jagung mulai dari teknologi hulu sampai ke hilir, bahkan sampai dengan ekspor. PERJALANAN MENUJU HALMAHERA, OMBAK CUKUP BESAR DAN SINGGAH DI TIDORE Waktu tempuh dari Ternate ke Halmahera dperkirakan sekitar 1 jam dengan speed boat kapasitas penumpang 25 orang. Sekitar pukul 12.00 waktu setempat rombongan dari Deptan dan Badan Litbang Pertanian bersama Kepala BPTP Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, serta dari Karantina Ikan, Karantina Tumbuhan, Kepala Dinas Pertanian beserta jajarannya yang seluruhnya berjumlah sekitar 25 orang berangkat dari Pelabuhan Ternate. Ketika speed boat mulai berangkat, suasana gembira, saling canda. Kira-kira setelah 40 menit berlalu, ombak cukup 3
besar, beberapa penumpang sudah mengurangi pembicaraan, tiba-tiba salah satu mesin mati, sempat beberapa menit boat berhenti, ombak terasa semakin besar, mesin kembali dapat berfungsi kejadian ini berulang kali. Karena kondisi speed boat tidak layak untuk menghadapi ombak, akhirnya diputuskan untuk ganti speed boat dan singgah ke Pulau terdekat yaitu Pulau Tidore di Pelabuhan Goto.
Speed boat alat transportasi utama antar pulau. Cukup merepotkan bagi Ibu-Ibu, karena posisi kapal yang pinggir belum tentu yang akan berangkat duluan.
Perjalanan dilanjutkan dengan speed boat (4 mesin tempel). Sampailah di Pelabuhan Halmahera, dan diteruskan ke Sofifi sekitar 20 Km jalan darat. Dalam perjalanan menuju lokasi lahan yang akan dibangun kantor BPTP, terlihat beberapa kantor sudah selesai di bangun seperti Kantor Polda, Kanwil Departemen Agama, BKKBN, KPU, sedangkan Kantor Gubernur beserta perumahan dinas masih dalam tahap penyelesaian. Acara peninjauan lapang dipercepat karena hari sudah mulai sore dan hujan sudah turun. Akhirnya kembali dengan speed boat, perjalanan pulang kali ini lebih mnyeramkan karena selain ombak cukup besar juga hujan dan kabut mulai turun. Dengan kecepatan tinggi speed boat melaju, yang seharusnya secara normal waktu tempuh 1 jam, kali ini ditempuh dengan waktu 40 menit. Alhamdulillah sampai dengan selamat.
LOKASI CALON KANTOR BPTP SELUAS 3.1 HEKTAR YANG AKAN DIBANGUN SECARA BERTAHAP MULAI 2006 Tanah seluas 3.1 Ha, hibah dari Pemda telah di pagar kawat berduri, rencana pembangunan Kantor Gedung Utama akan dilaksanakan pada tahu 2006 ini dengan biaya sekitar 750 juta. Tahap berikutnya telah direncanakan pula dengan dana 5.5 Milyar yang meliputi ruang kerja peneliti/penyuluh, mess, rumah dinas, dan laboratorium. Dari denah keseluruhan, posisi lokasi Kantor BPTP cukup baik, dari jalan besar masuk sekitar 70 meter. Hasil diskusi di lapangan, ternyata masih ada sedikit masalah yaitu pembebasan tanah jalan masuk (8 m x 70 m) belum dilakukan. Secara kebetulan, pemilik tanah, rekanan yang mau membangun hadir pada saat itu, sehingga Sekretaris Badan Litbang dengan cepat dapat memberikan arahan dan memutuskan untuk pembebasan tanah tersebut. Mudah-mudahan Pak Sukur dan kawan-kawan di BPTP Maluku Utara ini dapat melaksanakan dengan baik rencana pembangunan pada 2006 ini, dan segera merencanakan untuk tahap berikutnya, saya menunggu usulan, kata Sekretaris Badan Litbang Pertanian. Jelaskan mana yang prioritas di dahulukan dan sesuaikan dengan kegiatan pengkajian yang akan dilakukan. Dan jangan lupa pengkajian jalan, pembangunan juga jalan.
Dilokasi yang akan dibangun, Sekretaris Badan Litbang Pertanian sedang memberikan arahan teknis kepada Kepala Satker dan pelaksana pembangunan kantor (tengah).
4
tanaman jarak cukup baik di Kebun Percobaan Muktiharjo Jawa Tengah, kalau memang layak bibit yang baik tersedia banyak. Tak lama kemudian ada perempuan yang menggendong kayu bakar, jangan-jangan disini layak untuk dikembangkan jarak pagar sebagai antisipasi pengganti kayu bakar sebagai upaya peletarian hutan juga. Komentar salah satu anggota rombongan. Letak Gedung Kantor Gubernur yang sedang dalam penyelesaian ada di bukit, sehingga pemandangan alam dan laut sangat indah untuk dinikmati
TUGASKAN PENELITI DI HALMAHERA INI UNTUK MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH PERTANIAN Setelah mengamati kondisi di Sofifi, maka Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian kembali menekankan pentingnya dilakukan perencanaan yang matang, sehingga kita memiliki arah ke depan. Saya minta kepada Badan Litbang Pertanian agar menugaskan penelitinya untuk melakukan studi, buat master plan pertanian, roadmap. Kalau tidak didahului dengan penelitian semacam ini kita akan jalan di tempat dan mengulang-ulang judul penelitian yang mengakibatkan pemborosan. Kita ini adalah aparatur pemerintah bekerja dari pajak rakyat. Pandai-pandailah mencari akar masalah. Lebih lanjut Sekjen Deptan ini menyampaikan perumpamaan “kita ini sering mengobati koreng berulang-ulang dan tidak sembuh-sembuh, padahal penyakit yang harus disembuhkan lebih dulu adalah penyakit diabetes”. Kita sering mempermasalahkan produktivitas rendah, padahal titik lemah ada pada harga dan pemasaran hasil. Cari masalah-masalah itu bersama dengan petani, tegasnya. BPTP harus bekerja seperti itu, jangan hanya terjebak pada teknologi saja, jangan mengulang-ulang, cari terobosan. Dalam perjalanan pulang dari Sofifi ke Pelabuhan Halmahera, melihat sepanjang jalan terdapat tanaman jarak pagar yang memang difungsikan sebagai pagar rumah, kebun dan pekarangan. Kita punya bibit
Pagi hari 25 April 2006 Sekjen Deptan berserta rombongan meninggalkan Ternate menuju ke Sulawesi Utara. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah (kanan) dan Kabag Tata Usaha, Ir. Idham sedang mengucapkan selamat jalan.
KONTRIBUSI BALAI PENELITIAN KELAPA MANADO DIPERTANYAKAN Terdapat waktu cukup lama yaitu sekitar 4 jam Sekjen Deptan meluangkan waktu untuk meninjau Kebun Percobaan, Laboratorium, dan berdiskusi dengan jajaran Pemda (Kepala Dinas Pertanian, Kepala Badan Ketahanan Pangan), para peneliti Balai Penelitian Kelapa (Balitka) dan BPTP, serta UPT Pusat lainnya (Karantina Hewan/Tumbuhan). Sayangnya Kepala Balitka Dr.Henky Novarianto jatuh sakit mendadak di Bandara Manado, ketika menjemput rombongan dan dilarikan ke rumah sakit. Oleh karena itu, sebelum acara dimulai Sekjen Deptan mengajak kita untuk mendo’akan kesembuhan Kepala Balitka yang telah mempersiapkan acara ini. Acara pertemuan dilaksanakan sekitar pukul 09.00 WITA. Pada kesempatan berdiskusi yang bertempat di Aula Balitka, Sekjen Deptan mempertanyakan kepada 5
hadirin: “sejauhmana kontribusi Balitka ini terhadap perkelapaan di Indonesia ?” Kelapa sudah tidak/kurang menarik lagi. Peranan Balitka menjadi penting karena mandat melakukan penelitian komoditas kelapa. Kalau Gubernur Sulawesi Utara ditanya oleh Presiden apa kontribusi Sulawesi Utara terhadap perkelapaan Indonesia dimasa yang akan datang ? Untuk menjawab itu semua, kita harus memiliki cetak biru, roadmap, dan tata ruang pembangunan pertanian wilayah khususnya perkelapaan, sehingga pertanian kita tidak compang-camping, kita tahu apa yang akan kita kerjakan. Kita punya banyak ahli, ini dikerjakan harus multi disiplin, jangan dikira sejarahwan tidak memiliki kontribusi. Saya mengarapkan teman-teman Dinas, Pemda, Bappeda, Balitka, dan BPTP membuat telaahan dan sampaikan kepada Gubernur. KOMISI TEKNOLOGI PERTANIAN PERLU DIBANGUNKAN Pada kesempatan diskusi, Kepala Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi Utara melaporkan kepada Sekjen Deptan bahwa setelah Kanwil Pertanian bubar, maka Komisi Teknologi Pertanian yang dulunya memiliki peran, sekarang sedang tiarap dan perlu dibangunkan. Bahwa teknologiteknologi komoditas unggulan daerah dari BPTP melalui Komisi ini diuji kelayakannya untuk menjadi Teknologi Rekomendasi. Sekarang ini hasil identifikasi terdapat 12 komoditas unggulan dan 1 ternak. Sekretaris Badan Litbang Pertanian memberikan respon positif terhadap laporan kepala Dinas Pertanian tersebut. Dalam waktu dekat akan ada surat dari Badan Litbang Pertanian untuk membangunkan Komisi Teknologi Pertanian ini. Di masing-masing Propinsi memang berbeda-beda kondisinya, ada yang diketuai oleh Kepala Bappeda, Kepala Badan Litbangda, dan sebagainya. Yang jelas sudah ada aturannya yaitu Peraturan Menteri Pertanian No.03/Kpts/HK.060/1/ 2005, tentang Pedoman Penyiapan dan Penerapan teknologi Pertanian. Di dalam Permentan tersebut peran Komisi Teknologi
Pertanian dinyatakan secara jelas bahwa paket teknologi yang bersifat spesifik lokasi dapat direkomendasikan oleh Komisi ini pada tahap pengembangan teknologi. Dan sacara Nasional ada yang namanya Komisi Penelitian Pertanian. Bahwa Permentan tersebut pada dasarnya memberikan jaminan terhadap teknologi pertanian yang telah dihasilkan melalui proses yang sesuai dengan kaidah dan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Salah seorang peneliti Balitka menjelaskan proses pembuatan VCO, khasiatnya, kadaluarsanya, dsb. Ketika menerangkan kalau pagi minum VCO kita tahan sampai siang tidak sarapan, kalau begitu Indonesia bisa cepat swasembada beras dengan minum VCO dong kata Pak Sekjen, sang peneliti tersipu-sipu yang diringi dengan tawa dari para haditrin.
Acara hampir berakhir, Gubernur Sulawesi Utara akhirnya bergabung dengan rombongan dan mengadakan pertemuan di ruang kerja Kepala Balitka. Cukup lama perbincangan dengan Sekjen dan jajaran Pemda. Dan diakhiri dengan makan siang bersama.
Gubernur Sulawesi Utara (kiri) bersama Sekjen Deptan menuju ke ruang pertemuan.
[ Laporan : dured/bbp2tp/04/06 ]
6