RANCANGAN KHOTBAH IBADAH REMAJA DAN SEKOLAH MINGGU Dalam Rangka Hari Doa Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia
“Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung Jawab” (Ulangan 1:12, TB)
Santoso Tri Buwono, S.Th
Penerjemahan Perjanjian Lama
BahasaTagulandang Tagulandang adalah salah satu dari tiga pulau utama di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, dan Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Pulau ini dapat ditempuh dalam waktu 2 jam perjalanan dari Manado dengan kapal cepat. Menurut hasil sensus tahun 2010, Pulau Tagulandang bersama dengan Siau dan Biaro dihuni oleh sekitar 60 ribu penduduk yang mayoritasnya merupakan anggota sejumlah gereja. Dalam catatan sejarah, kekristenan sudah merambah ke wilayah ini sejak pertengahan abad ke-17 dan sampai sekarang kekristenan itu terasuh baik lewat kehadiran sejumlah denominasi dan organisasi gerejawi, terutama Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) yang memang hadir di seluruh desa dengan total 38 jemaat lokal dan 2 bakal jemaat.
2
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berkomunikasi dengan bahasa Tagulandang, sebuah dialek dari bahasa Sangir. Selain oleh masyarakat yang diam di Tagulandang dan Biaro, bahasa ini juga digunakan oleh sekitar 40 ribu warga yang berasal dari pulau ini yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia (terutama Jakarta, Surabaya, dan Manado).
Melayani umat dengan memakai bahasa yang ‘akrab’ di hati mereka adalah kerinduan gereja yang hadir di daerah ini. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan ini, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bekerja sama dengan Badan Pekerja Sinode GMIST dalam mengupayakan penerbitan Buki Susi: Pudadiandi Ko Wuhu, Perjanjian Baru (PB) ke dalam bahasa Tagulandang. Pekerjaan penerjemahan ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 lalu. Puji Tuhan, bertepatan dengan ibadah syukur Hari Doa Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies – UBS), 15 Mei 2014 telah diluncurkan Perjanjian Baru di dalam bahasa Tagulandang. Dalam ibadah syukur yang dilaksanakan di GMIST Efratha Haasi, Tagulandang tersebut, Tonni Supit, SE., MM., Bupati Sitaro dalam sambutannya berucap, “masyarakat penutur bahasa Tagulandang harus segera memiliki Alkitab lengkap. Karena dalam kehidupan saat ini yang serba tidak pasti, masyarakat sangat membutuhkan Firman Tuhan sebagai dasar pegangan hidupnya.” Semangat Bupati Sitaro disambut baik oleh pimpinan jemaat yang hadir dalam ibadah agar kerjasama ini dilanjutkan untuk menyelesaikan penerjemahan Perjanjian Lama (LAI) bahasa Tagulandang, sehingga masyarakat Tagulandang secepatnya dapat memiliki Alkitab dalam bahasa ibu mereka. Harapan ini disambut baik oleh LAI. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengetuk pintu hati Saudara untuk dapat bersama-sama menghadirkan Alkitab dalam bahasa Tagulandang. Mari kita wujudkan mimpi dan kerinduan umat Tuhan di Tagulandang. Dukungan berbagai pihak, baik berupa dana maupun doa, sangat diharapkan demi kelancaran pekerjaan ini. Untuk itu, mari kita doakan agar seluruh umat Tuhan di tanah air ikut terbeban menopang rencana penerjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Tagulandang ini.
B i a y a y a ng di but uhkan:
Penerjemah Rp. 362.474.000,
Pengetik
Rp. 48.360.000,-
Perjalanan/Cheking Rp. 336.000.000,
Administrasi/peralatan
Rp. 41.300.000,-
Sosialisasi
Rp. 78.813 400,-
Total Biaya Rp. 866.947.400,-
3
“Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung jawab” (Ulangan 1:12, TB).
Bacaan : Ulangan 1:9-18 Persiapan untuk Pelayan A. Selayang pandang Kitab Ulangan Kitab Ulangan adalah kitab kelima dari tenakh (Pentateukh) dan Kitab Taurat. Dalam bahasa Ibrani, disebut sebagai Devarim (”kata-kata”). Pada abad ke-6 s.M., diambil-alih dan diintegrasikan dalam karangan yang lebih panjang menjadi sebuah uraian sejarah Israel yang kemudian dinamakan ’Kitab Sejarah Deuteronomistis’. Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa, yang mengulas kembali dan memperbarui perjanjian Allah dengan bangsa Israel untuk angkatan yang baru. Isi kitab ini untuk mengingatkan bangsa Israel kembali tentang hubungan mereka dengan Allah, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan mereka di Tanah Kanaan.
Kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan. Isinya merupakan rangkaian pidato yang diucapkan Musa di depan bangsa Israel sewaktu mereka berada di Negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri perjalanan panjang melewati padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan. Saat itu, bangsa Israel sudah mencapai akhir dari pengembaraan mereka di padang gurun. Kini, mereka siap memasuki ’Tanah yang Dijanjikan’. Semua ini disampaikan kembali karena sebagian besar dari mereka adalah angkatan yang baru. Mereka tentu tidak banyak mengetahui banyak tentang perjalanan hidup bangsanya dengan baik. Apalagi berkaitan dengan hukum dan perjanjian dengan Allah.
4
Oleh sebab itu, Kitab Ulangan ini memuat kembali hal-hal penting seputar keberadaan mereka sebagai umat Allah. Misalnya: perjanjian,
hukum Taurat, kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan menyeberangi Laut Merah, pemberian Sepuluh Hukum yang Allah berikan di Gunung Sinai, serta Paskah. Musa adalah sebuah contoh utama dari kasih dan keadilan Allah! Bahkan para pemimpin khusus Allah bertanggung jawab untuk patuh. Ketidaktaatan selalu membawa konsekuensi. Menurut para ahli, Kitab Ulangan yang biasa dikenal sebagai tulisan Musa, ternyata berasal dari tangan lain. Bahan yang terdapat dalam Kitab Ulangan mencerminkan suatu keadaan masyarakat yang sudah berkembang, dibandingkan dengan zaman Musa.
Secara struktur, selain kitab ini sebagai kodeks (kitab hukum dan peraturan), kitab ini juga disebut sebagi Naskah Perjanjian, yaitu Perjanjian antara Allah dengan Israel umat pilihan-Nya. Kitab Ulangan juga mempunyai struktur sebagai rentetan tiga pidato, yaitu pidato Musa di Tanah Moab sebelum ia meninggal dengan garis besar sebagai berikut: -------
Prakata (Ul. 1:1-5) Pidato pertama : Perbuatan Allah (Ul. 1:6 – 4:40) Pidato kedua : Hukum Allah ((Ul. 4:44 – 26:19) Pidato ketiga : Perjanjian dengan Allah (Ul. 29 – 30) Kata penutup dan nyanyian Musa (Ul. 31:1 – 32:47) Kematian Musa (Ul. 32:48 – 34:12)
B. Penjelasan Ulangan 1:9-18 dan Tema Ulangan 1:9-18 merupakan bagian dari pidato Musa yang pertama. Pidato ini sebagai rangkaian persiapan yang dilakukan sebelum bangsa Israel berangkat dari Horeb menuju Kanaan, Tanah yang Dijanjikan Allah. Mengapa Musa perlu mempersiapkan bangsanya sebelum bangsa itu memasuki Kanaan? Pertama, Musa mengenal sekali bagaimana karakter bangsanya. Bangsa yang suka memberontak, suka hidup seenaknya, mudah mengeluh, dan berbagai karakter buruk lainnya. Karakter bangsa Israel yang unik ini
5
bukan diketahui Musa dalam waktu singkat. Ia memimpin bangsa itu dan bergaul akrab dengan mereka puluhan tahun lamanya. Tak heran apabila Musa sangat mengenal karakter bangsanya dengan baik.
Kedua, bangsa yang akan memasuki Kanaan saat itu adalah generasi bangsa Israel yang baru. Dan sebagai generasi yang baru, mereka tentu belum banyak tahu tentang jati diri mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Jadi, mereka perlu dibekali dengan pemahaman tentang bagaimana seharusnya hidup sebagai umat Allah; baik tentang hukum dan peraturan. Ketiga, Musa menyadari bahwa dirinya sudah tua. Ia tidak dapat memasuki Kanaan karena Allah sudah memberitahukan hal itu sebelumnya. Musa juga tahu bahwa waktunya untuk kembali kepada Penciptanya sudah dekat. Dengan demikian, bangsa Israel tidak dapat mengandalkan dirinya terus-menerus. Ditambah lagi, janji yang pernah Allah ucapkan makin digenapi. Buktinya, jumlah bangsa Israel makin lama makin bertambah banyak seperti banyaknya bintang di langit. Tak mungkin bagi Musa untuk memimpin bangsa itu seorang diri. Oleh sebab itu, Musa mengajak bangsanya untuk ikut ambil bagian dalam memikul tangung jawab tersebut. Caranya adalah dengan membuat struktur kepemimpinan yang berjenjang. Tiap jenjang kepemimpinan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam ranah dan wilayah yang berbeda-beda. Mereka memiliki wewenang untuk mengelola ranah dan wilayahnya masing-masing. Namun demikian, tiap jenjang kepemimpinan tersebut saling kait-mengkait. Artinya, meskipun tiap pemimpin bertanggung jawab atas wilayahnya masing-masing, namun mereka tetap memiliki relasi yang erat sebagai sebuah bangsa. Mereka diharapkan dapat saling melengkapi satu sama lain. Apabila salah seorang pemimpin yang paling rendah mengalami kesulitan, maka pemimpin di atasnya wajib turun tangan. Begitu seterusnya. Sebaliknya, tiap pemimpin yang lebih tinggi juga bertanggung jawab atas para pemimpin yang ada di bawahnya.
6
Dengan membuat struktur kepemimpinan yang demikian, maka roda perintahan atas bangsa yang besar itu akan menjadi lebih ringan. Apa-
bila hal ini berjalan baik, maka visi dan misi Allah melalui bangsa Israel, umat pilihan Allah itu, akan lebih mudah untuk diwujudkan.
Akan tetapi, memimpin umat Allah bukan hal yang main-main. Untuk itu, ada persyaratan yang wajib dipenuhi bagi seorang pemimpin, antara lain: bijaksana, berakal budi, berpengalaman, tegas, peduli, jujur, dll. Dengan begitu, tiap pemimpin akan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Di sinilah Musa menolong bangsanya untuk ikut memikirkan masa depannya. Mengapa? Karena pada kenyataannya, mereka adalah umat yang sudah Allah persatukan untuk menjadi bagian dalam rencana-Nya. Allah memang ingin melibatkan semua orang untuk berpatisipasi aktif dalam mewujudkan visi dan misi Allah di dunia. Baik melalui Musa, pada masa itu, maupun melalui kita semua, pada saat ini Allah tetap menginginkan hal yang sama hingga cinta kasih-Nya yang besar kepada seluruh ciptaan-Nya dapat menjangkau banyak orang. Keinginan Allah melalui pidato Musa ini memang perlu diberitakan terus menerus hingga semua orang dapat memikul visi dan misi Allah itu sebagai tanggung jawab bersama. Bukan hanya dia, juga bukan hanya aku, melainkan kita. Tanggung jawab ini memang milik kita besama.
Renungan untuk Pelayan
Sikap individual cenderung mewarnai kehidupan kita dewasa ini. Kepentingan pribadi kerap menjadi kebutuhan primer dan memiliki porsi yang lebih besar dari pada mengutamakan kepentingan bersama. Seolah-olah, tanggung jawab yang mengusung kepentingan bersama itu bukan milik tiap orang. Tanggung jawab tersebut dianggap hanya milik gereja dan para pemimpin saja.
Sikap hidup yang mengutamakan kepentingan pribadi ini tentu bertentangan dengan pola hidup kekristenan yang didasarkan pada pola hidup bersama sebagai sebuah persekutuan. Dalam pengertian ini, kita sebagai bagian dari persekutuan bukan semata-mata hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, melainkan juga memiliki tanggung jawab terhadap sesama. Bukankah dengan memikul beban secara bersama-sama maka beban itu akan menjadi ringan?
7
Galatia 6:2 juga menulis hal yang sama, yaitu ”Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Artinya, tiap orang yang tunduk pada hukum Allah dihimbau untuk memiliki sikap yang mau menolong sesamanya. Dengan mewujudkan hal itu, maka kita sudah ikut mewujudkan arti hidup dalam sebuah kebersamaan. Sikap seperti inilah yang perlu ditularkan secara terus menerus kepada tiap generasi. Harapannya, tiap generasi, baik tua maupun muda makin memaknai hidupnya sebagai sebuah persekutuan yang sudah dipersatukan di dalam Kristus. Dengan demikian, tiap orang akan merasakan bahwa ia dan sesamanya adalah bagian dari persekutuan. Ada perhatian, ada kepedulian. Ada tenggang rasa, ada rasa memiliki. Akan tetapi, mewujudkan hal tersebut memang tidaklah mudah. Apalagi ketika pola hidup individual sudah memberikan pengaruh yang tak kalah kuatnya. Ini adalah tantangan. Ini juga tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul. Gereja, dalam hal ini, memiliki andil yang cukup besar untuk membekali jemaatnya agar memahami tentang arti dan tanggung jawab sebagai anggota dari sebuah persekutuan Kristen. Gereja bisa melakukan banyak cara untuk mewujudkan hal itu. Salah satunya adalah dengan Gerakan Peduli Kasih. Gereja mengajak jemaatnya untuk berbagi dengan orang lain, seperti menabung. Hasilnya bisa digunakan untuk berbagi kasih dengan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Lalu, pertanyaannya kemudian adalah, siapakah gereja? Gereja adalah tiap orang yang sudah dipersatukan di dalam Kristus. Artinya, kita semua ikut memikul tanggung jawab untuk mewujudkan arti persekutuan bersama di dalam Kristus tersebut. Tua dan muda, miskin dan kaya. Semua generasi wajib berperan aktif memikul tanggung jawab ini.
Apabila tanggung jawab tiap orang sebagai bagian dari sebuah persekutuan makin bertumbuh, maka visi dan misi Allah yang mengasihi dunia akan nyata dalam kehidupan ini. Mari kita wujudkan arti kebersamaan ini sebagai tanggung jawab kita bersama.
8
BALITA A. Materi Pelajaran Tema : ”Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung jawab” (Ulangan 1:12, TB). Tujuan : -- Anak-anak dapat memahami arti persekutuan Kristen. -- Anak-anak mampu mewujudkan arti persekutuan dalam tindakan nyata. -- Anak-anak mau berbagi berkat yang Tuhan berikan. Judul pelajaran Nilai kristiani
B. Metode
: Arti Persekutuan Buatku : Kerja sama dan Berbagi
Pembelajaran secara aktif, partisipatif, bermain, dan cerita C. Pemberitaan Firman
1. Ajaklah anak-anak duduk melingkar sambil menyanyi (misalnya: Jalan Serta Yesus). Kemudian, buatlah permainan yang menolong anak-anak memahami arti sebuah persekutuan (misalnya: bergandengan tangan, saling bertukar teman, saling menyapa dan mengucapkan salam sambil berjabat tangan. Bisa juga dengan menyanyikan lagu ’I Want to be Your Friend’ untuk mengiringi permainan tersebut. Tekankan kepada anak-anak bahwa memiliki banyak teman itu sangat menyenangkan. Bersikap ramah, santun, dan menghargai orang lain adalah bagian penting dari sebuah relasi. Relasi yang baik juga mengutamakan kerja sama dan memiliki kesedian untuk saling menolong antara satu sama lain.
9
2. Ajaklah anak-anak menyanyikan lagu-lagu yang berisikan tentang kasih agar mereka makin mengerti tentang cara hidup dalam sebuah persekutuan. (Misalnya: Yesus Cinta Segala Bangsa atau Yesus Sayang Padaku. Ciptakan gerakan sederhana yang sesuai dengan syair lagu). 3. Setelah itu, pelayan anak bercerita dari Ulangan 1:9-18 dengan menggunakan Boneka/Wayang. Pelayan anak berperan sebagai dalang yang memainkan wayang. Pertama-tama, awali cerita dengan memukul tetabuhan, misalnya tamborin atau bunyi-bunyian lainnya. Kemudian, pelayan mulai bercerita dengan wayang berdasarkan skenario berikut: Skenario Dalam tiap percakapan, selingi dengan membunyikan tetabuhan. Logat bicara tiap wayang usahakan berbeda (jika memungkinkan, diselingi dengan bahasa daerah dari gereja setempat). Musa
: Wahai bangsa Israel! (bunyikan tetabuhan). Berkumpullah!
Orang 1 : Ada apa, ya? Kok Musa ingin kita berkumpul?
Orang 2 : Iya, ya. Kenapa Musa ingin mengumpulkan kita semua? Jangan- jangan …..
Orang 3 : Teman-teman, kalian tahu tidak mengapa Musa ingin kita berkumpul? (tanyakan juga kepada anak-anak beberapa kali). Musa
: Wahai bangsa Israel! Dengarkanlah aku!
Musa
: (Bunyikan tetabuhan) Ehem! Sebentar lagi, kita akan menuju Negeri yang Dijanjikan Tuhan. Namun, sebelum kita berangkat, aku ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian semua.
(Orang 1, 2, dan 3 berbisik-bisik)
10
Orang 1 : Hmmm…. Dari tadi kita juga sudah mendengarkan (orang 1 bicara sambil berbisik kepada temannya). Musa
: Saat ini, aku sudah tua. Aku tidak sanggup untuk memimpin kalian seorang diri. Aku membutuhkan bantuan kalian. Kalian bangsa Israel pasti mau menolong aku, kan?
Orang 2 : Ehmmm, kasih tahu nggak ya?
Orang 3 : Huss. Kita harus menolong Musa. Ia kan memang sudah tua. Dia membutuhkan bantuan kita. Musa
: Terima kasih, terima kasih. Aku tahu kalian pasti mau membantuku. Sekarang, aku akan memilih beberapa orang dari antara kalian. Mereka semua akan membantuku untuk memimpin bangsa Israel ini. Karena kalian ada dua belas suku, maka aku akan memilih dua belas orang.
Orang 1,2: Setujuuuuu!!! Musa
: Aku dan mereka akan bekerja sama untuk kita semua. Kami akan saling bahu membahu dan saling menolong agar beban kita menjadi ringan. Dua belas orang tersebut akan menolong kalian apabila kalian sedang sedih, terluka, dan kesal. Kalian semua boleh bercerita kepada mereka apa yang kalian rasakan. Dengan begitu, ikatan kasih yang kita miliki makin menjadi erat. Apa kalian setuju?
Orang 3 : Setujuuu!!!!
Orang 1 : Iya, setuju. Kita memang perlu bekerja sama agar beban kita ringan. ‘Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”! Musa
: Kalau begitu, pilihlah satu orang dari tiap suku kalian. Orang itu harus tegas, bijaksana, adil, suka menolong, dll.
Orang 2 : Baiklah! Kami akan rapat dulu ya. Kami akan memilih orang yang tepat. (orang 1, 2, 3 masuk).
11
Musa
: Aku senangggg sekali karena mereka mau menolongku. Kerja sama itu memang perlu. Aku dan kamu memang harus kerja sama.
Setelah cerita selesai, pelayan anak menutup cerita dengan mengajak anak-anak menyanyikan lagu ‘Kita Kerja Sama-Sama’.
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk Cerita Boneka/wayang ------
Siapkan 3 – 4 buah boneka/wayang, yaitu: Musa dan 3 orang Israel. (pelayan anak bisa membuat wayang dari kertas karton) Kertas warna-warni Stik es krim/ sedotan untuk gagang wayang Meja kecil dan gabus untuk menancapkan wayang kertas Tetabuhan seperti tamborin, gendang, dll.
4. Sebelum masuk ke dalam aktivitas, pelayan anak menceritakan bahwa hari ini adalah Hari Doa Alkitab. Kita bersyukur bahwa Alkitab sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa agar tiap daerah dapat membaca Alkitab dalam bahsa daerahnya masing-masing. Apakah proses ini akan terus berlangsung? Iya. Proses ini akan terus berlanjut sampai semua daerah dapat membaca Alkitab dalam bahasa daerahnya. Saat ini, LAI sedang menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Tagulandang di Sulawesi Utara. Proses ini tentu membutuhkan dana. Untuk itu, kita sebagai bagian dari sebuah persekutuan, kita bisa ikut mewujudkan hal itu dengan cara berbagi. Caranya? Kita diminta untuk menyisihkan uang jajan kita selama satu bulan. Nanti, uang itu akan kita berikan sebagai persembahan kasih agar saudara-saudara kita di Tagulandang dapat membaca Alkitab dengan bahasa daerahnya.
12
5. Aktivitas terakhir: ajaklah anak-anak Menghias Celengan Kertas. Pelayan anak sudah menyiapkan tiap bagian seperti pada contoh gambar. (Ukuran dan bahan disesuaikan dengan kondisi jemaat). Bagilah anak-anak dalam beberapa kelompok (misalnya, berdua, bertiga). Kemudian, mintalah anak-anak menghias celengan kertas yang sudah disiapkan dengan cara bekerja sama dan berbagi hiasan tambahan. Setelah selesai, mintalah agar anak-anak mulai
menabung pada celengan kertas tersebut. Katakan bahwa hasil celengan akan dikumpulkan untuk membantu proses penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Tagulandang.
Bahan yang diperlukan: -----
Kertas karton (alternatif: kain) Lem atau double tape Hiasan tambahan (bisa glitter, manik-manik, pensil warna kalau berbahan kertas) Tulisan Galatia 6:2
ANAK KECIL A. Materi Pelajaran Tema : “Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung jawab” (Ulangan 1:12, TB). Tujuan : ----
Anak-anak dapat memahami arti persekutuan Kristen. Anak-anak mampu mewujudkan arti persekutuan dalam tindakan nyata. Anak-anak mau berbagi berkat yang Tuhan berikan.
Judul pelajaran Nilai kristiani
: Arti Persekutuan Buatku : Kerja sama dan Berbagi
B. Metode : Pembelajaran secara aktif, partisipatif, bermain, dan cerita C. Penyampaian Firman
1. Ajaklah anak-anak berjalan melingkar sambil menyanyi (misalnya: Jalan Serta Yesus). Kemudian, buatlah permainan yang menolong
13
anak-anak memahami arti sebuah persekutuan (misalnya: bergandengan tangan, saling bertukar teman, saling menyapa dan mengucapkan salam sambil berjabat tangan. Bisa juga dengan menyanyikan lagu ‘Apa Kabar’ atau ‘I Want to be Your Friend’ untuk mengiringi permainan tersebut.
Tekankan kepada anak-anak bahwa memiliki banyak teman itu sangat menyenangkan. Bersikap ramah, santun, dan menghargai orang lain adalah bagian penting dari sebuah relasi. Relasi yang baik juga mengutamakan kerja sama dan memiliki kesedian untuk saling menolong antara satu sama lain.
2. Ajaklah anak-anak menyanyikan lagu-lagu yang berisikan tentang kasih agar mereka makin mengerti tentang cara hidup dalam sebuah persekutuan. (Misalnya: KC 184 ‘Bermacam-Macam Anak’ atau Yesus Sayang Padaku. Ciptakan gerakan sederhana yang sesuai dengan syair lagu). 3. Setelah itu, pelayan anak bercerita dari Ulangan 1:…… dengan bercerita secara interaktif. Pelayan anak memerankan Musa yang seolah-olah sedang berpidato. Tiap kali Musa menyebut: --------
‘bangsa Israel’, anak-anak menggoyangkan bahunya lalu mengangkat tangan ‘bersama’, anak-anak saling berpegangan tangan ‘semua’, anak-anak bertepuk tangan 3 kali ‘kita’, anak-anak menyahut, “Aku dan kamu adalah satu.” ‘dengarlah perkataanku’, anak-anak mengangguk-anggukkan kepala ‘menolong’, anak-anak menyahut “Yes, yes,yes.” ‘dua belas’, anak-anak menyahut dengan berhitung dari satu sampai dua belas
Skenario Wahai bangsa Israel (Musa berbicara sambil berjalan di dalam lingkaran dan menunjuk anak-anak). Dengarlah perkataanku.
14
Sebentar lagi, kita akan menuju Negeri yang Dijanjikan Tuhan. Namun, sebelum kita berangkat, aku ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian semua. Jadi, dengarlah perkataanku. Saat ini, aku sudah tua. Aku tidak sanggup untuk memimpin kalian seorang diri. Aku membutuhkan bantuan kalian. Kalian bangsa Israel pasti mau menolong aku, kan? Aku akan memilih beberapa orang dari antara kalian. Mereka semua akan membantuku untuk memimpin bangsa Israel ini. Karena kalian ada dua belas suku, maka kalian akan memilih dua belas orang. Satu orang dari tiap suku.
Aku dan mereka akan bekerja sama untuk kita semua. Kami akan saling bahu membahu dan saling menolong agar beban kita menjadi ringan.
Dua belas orang tersebut akan menolong kalian apabila kalian sedang sedih, terluka, dan kesal. Kalian semua boleh bercerita kepada mereka apa yang kalian rasakan. Dengan begitu, ikatan kasih yang kita miliki makin menjadi erat. Jadi, wahai! Bangsa Israel, dengarlah perkataanku ini. Sekarang, kalian boleh memilih orang-orang yang tepat. Syaratnya, orang itu bijaksana, adil, jujur, rela berkorban, dll. Kalian semua mau bekerja sama untuk saling menolong, bukan? sekarang, kita bangkit berdiri dan menyanyikan lagu ‘Kita Kerja Sama-Sama’. Nyanyikan beberapa kali dan anak-anak mencari teman baru dengan petunjuk: berdua, bertiga, bertujuh dst.
4. Mintalah anak-anak mencari potongan kertas yang bertuliskan kata-kata yang dapat menunjang kehidupan bersama sebagai sebuah persekutuan, misalnya kerja sama, berbagi, menolong, sabar, rela berkorban dll. Namun, juga berisikan tulisan yang tidak mencerminkan hidup dalam sebuah persekutuan, seperti membenci, mengganggu teman, berkelahi, dll. 5. Sebelum masuk pada kegiatan Aktivitas, pelayan anak mencerita-
15
kan bahwa hari ini adalah Hari Doa Alkitab. Kita bersyukur bahwa Alkitab sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa agar tiap daerah dapat membaca Alkitab dalam bahsa daerahnya masing-masing. Apakah proses ini akan terus berlangsung? Iya. Proses ini akan terus berlanjut sampai semua daerah dapat membaca Alkitab dalam bahasa daerahnya. Saat ini, LAI sedang menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Tagulandang di Sulawesi Utara. Proses ini tentu membutuhkan dana. Untuk itu, kita sebagai bagian dari sebuah persekutuan, kita bisa ikut mewujudkan hal itu dengan cara berbagi. Caranya? Kita diminta untuk menyisihkan uang jajan kita selama satu bulan. Nanti, uang itu akan kita berikan sebagai persembahan kasih agar saudara-saudara kita di Tagulandang dapat membaca Alkitab dengan bahasa daerahnya.
6. Aktivitas akhir, anak-anak akan Membuat Celengan Kertas. Pelayan anak menyiapkan potongan-potongan pola Celengan Kertas (terlampir). Lalu, bagilah anak-anak dalam beberapa kelompok. Mintalah mereka menempelkan tiap potongan dengan petunjuk dari pelayan. Bahan yang diperlukan: ----
Kertas karton (alternatif: kain) Lem atau double tape Hiasan tambahan (bisa glitter, manik-manik, pensil warna kalau berbahan kertas)
PRA REMAJA A. Materi Pelajaran Tema : “Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung jawab” (Ulangan 1:12, TB). Tujuan :
16
---
Anak-anak dapat memahami arti persekutuan Kristen Anak-anak merasakan indahnya persekutuan
--
Anak-anak mampu menciptakan suasana persekutuan yang indah melalui berbagai kegiatan
Judul pelajaran Nilai kristiani
B. Metode
: Indahnya sebuah Persekutuan : Kerja sama dan Berbagi
Pembelajaran secara aktif, partisipatif, bermain, dan cerita
C. Penyampaian Firman
1. Ajaklah anak-anak menyanyikan lagu ‘I Want to be Your Friend. Nyanyikanlah beberapa kali dan mencari teman baru (berdua, bertiga, betujuh, dst.). 2. Buatlah permainan yang bertemakan kerja sama. Bagilah anakanak dalam beberapa kelompok (satu kelompok beranggotakan 4-6 orang/sesuaikan jumlah anak). Mintalah masing-masing kelompok memilih pemimpin kelompok. Tekankan bahwa tiap anggota kelompok memiliki peran penting. Tiiap orang bertanggung jawab atas anggota kelompoknya. Cara bermain: ------
Bekali tiap kelompok dengan lidi atau potongan benang wol sebanyak anggota kelompok. Mintalah masing-masing kelompok untuk memindahkan bola-bola dalam beberapa ukuran dengan lidi/benang wol tersebut. Bola tidak boleh digeser, melainkan harus diangkat. Setelah permainan selesai, ajak tiap kelompok berdiskusi.
Mintalah mereka menuliskan hal-hal apa yang mereka pelajari melalui permainan tersebut. Berilah waktu beberapa menit. Kemudian tiap kelompok membacakan hasil diskusi.
17
3. Ajaklah anak-anak membaca Ulangan 1:9-18. Kemudian, pelayan anak menjelaskan bacaan Alkitab dengan point-point berikut: ------
Apakah yang melatarbelakangi Musa menyampaikan pidatonya kepada bangsa Israel; Apakah yang Musa inginkan dari bangsa Israel?
Apa syaratnya untuk memnuhi keinginan tersebut? Apa kaitannya dengan anak-anak saat ini?
Tekankan bahwa kehidupan bersama akan menjadi indah dan harmonis apabila tiap anggotanya mau memikul tanggung jawab bersama, seperti bersedia saling menolong, mau bekerja sama, mau berbagi, mau mendengarkan, saling menghargai dst.
4. Mintalah anak-anak membuat symbol yang menggambarkan sebuah persekutuan yang indah. Satu kelompok membuat symbol dalam tiga formasi. Misalnya, bergandengan tangan, saling mengaitkan tangan, seperti rantai, dll. 5. Pelayan anak menceritakan bahwa hari ini adalah Hari Doa Alkitab. Kita bersyukur bahwa Alkitab sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa agar tiap daerah dapat membaca Alkitab dalam bahasa daerahnya masing-masing. Apakah proses ini akan terus berlangsung? Iya. Proses ini akan terus berlanjut sampai semua daerah dapat membaca Alkitab dalam bahasa daerahnya.
18
Saat ini, LAI sedang menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Tagulandang di Sulawesi Utara. Proses ini tentu membutuhkan dana. Untuk itu, kita sebagai bagian dari sebuah persekutuan Kristen, kita bisa ikut mewujudkan hal itu dengan cara berbagi. Kita diminta untuk menyisihkan uang jajan kita selama satu bulan. Nanti, uang itu akan kita berikan sebagai persembahan kasih agar saudara-saudara kita di Tagulandang dapat membaca Alkitab dengan bahasa daerahnya.
6. Ajaklah anak-anak membuat sebuah kantong dari kain perca atau flannel. Pelayan anak menyiapkan potongan kain, jarum, dan benang. (apabila tidak memungkinkan, siapkan lem fox. Kain flannel bisa direkatkan dengan lem fox). Bentuk kantong sesuai kesepakatan komisi anak masing-masing (bisa kotak atau bundar). Kantong tersebut akan menjadi celengan untuk anak-anak. Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagu ‘Kita Kerja Sama-Sama’. Bahan yang diperlukan: --------
Kain perca atau flannel Kertas karton Gunting Pita atau tali Jarum jahit dan benang Lem atau double tape Hiasan tambahan (bisa glitter, manik-manik, pensil warna kalau berbahan kertas)
REMAJA
A. Materi Pelajaran Tema : “Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung jawab” (Ulangan 1:12, TB).
Tujuan : ---
Remaja memahami arti dan nilai sebuah persekutuan Kristen. Remaja melakukan hal-hal yang dapat membangun persekutuan yang indah melalui berbagai kegiatan seperti kerja sama dan berbagi dengan sesama.
Judul pelajaran : Indahnya sebuah Persekutuan Nilai kristiani : Kerja sama dan Berbagi
19
B. Metode 1. Ajaklah remaja menyanyikan lagu berjudul ‘Bahasa Cinta’. Kemudian, mintalah remaja untuk mengapresiasi syair lagu tersebut serta relevansinya terhadap hidup sebuah persekutuan.
Bahasa Cinta
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami Dekat padaMu ya Tuhanku Ajarilah kami bahasa cintaMu agar kami Dekat padaMu Andaikan aku pahami bahasa semua Hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati
Cinta itu lemah lembut sabar sederhana Cinta itu murah hati rela menderita
Andaikan aku dermakan segala milikku Tapi hanyalah cintaku sanggup membahagiakan
Panduan diskusi lagu: ----
Apakah yang kamu rasakan saat menyanyikan lagu ini? Gambaran apa yang kamu dapatkan saat membaca lirik lagu? Apa relevansinya saat lagu ini kamu terapkan di lingkunganmu? Khususnya, di lingkungan persekutuan remaja.
2. Setelah itu, Pembina memutarkan film pendek yang bertemakan kerja sama, seperti Video Motivasi Kerja Sama atau WoW Kerjasama Semut Rangrang yang diunduh dari YouTube.
Panduan diskusi film:
20
---
Gambaran apa yang kamu dapatkan dari film pendek tadi? Apa relevansinya film tersebut dalam sebuah persekutuan?
3. Kemudian, mintalah remaja mendiskusikan kaitan antara lagu ‘Bahasa Cinta’ dengan cerita dalam video.
Panduan diskusi film: ---
Adakah kaitan antara lagu ‘Bahasa Cinta’ dengan film pendek tadi dalam hidup persekutuan? Adakah hal lain yang perlu dikembangkan selain kedua hal tersebut?
4. Pembina mengajak remaja membaca Ulangan 1:9—18 dan menjelaskan bacaan Alkitab sesuai penjelasan di atas dan kaitannya dengan tema.
5. Setelah itu, Pembina member informasi bahwa hari ini adalah Hari Doa Alkitab. Kita bersyukur bahwa Alkitab sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa agar tiap daerah dapat membaca Alkitab dalam bahsa daerahnya masing-masing. Apakah proses ini akan terus berlangsung? Iya. Proses ini akan terus berlanjut sampai semua daerah dapat membaca Alkitab dalam bahasa daerahnya. Saat ini, LAI sedang menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Tagulandang di Sulawesi Utara. Proses ini tentu membutuhkan dana. Jika memungkinkan, Pembina dengan dibantu LAI menyiapkan sebuah tayangan tentang proses penerjemahan Alkitab berikut profile singkat tentang situasi masyarakat Tagulandang. 6. Diskusikan, hal-hal apa saja yang bisa remaja lakukan sebagai wujud tanggung jawab dan partisipasi mereka sebagai bagian dari sebuah persekutuan? Arahkan ide mereka untuk menggalang dana, salah satu caranya adalah dengan menabung dari uang jajan mereka selama satu bulan. 7. Pembina merangkum seluruh kegiatan dengan menekankan bahwa indahnya sebuah persekutuan, baik dalam lingkup kecil maupun lingkup yang lebih luas membutuhkan peran serta dari masing-masing anggotanya. Sekecil apa pun peran sari seseorang pasti akan berdampak luar biasa bagi hidup sebuah persekutuan. Jika satu orang terluka, maka semua orang akan terluka. Jika satu orang tersenyum, maka semua akan turut tersenyum.
21
8. Ajaklah remaja bergandengan tangan. Kegiatan ditutup dengan menyanyikan lagu ‘Kita Kerja Sama-Sama’.
22
LAMPIRAN GAMBAR
23
Aktifitas untuk Balita dan Kelas Kecil Pola 1
Galatia 6:2
Pola 2
Pola 3
Cara membuat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Cetaklah pola 1, 2, dan 3 (bisa membuat pola sendiri) dan guntinglah. Berilah lubang pada pola 1 untuk menggantungkan celengan. Gunting-guntinglah bagian yang diarsir dengan jarak 1cm tiap guntingan. Guntinglah bentuk persegi panjang pada pola 2 sebagai tempat memasukkan uang. Tekuklah tiap guntingan ke arah dalam, lalu berilah lem/ double tape. Rekatkan pada pola 1. Rekatkan pola 3 yang sudah diberi tulisan Galatia 6:2 pada pola 2. Berilah hiasan secukupnya.
Catatan: • untuk kelas kecil, anak-anak tinggal menghias dengan merekatkan hisan tambahan. • Untuk kelas kecil, sediakan potongan-potongan pola. Anak-anak sudah bisa merangkai dan menempelkan sendiri.
24
Guntingguntinglah bagian yang diarsir dengan jarak 1 cm tiap guntingan
Aktifitas untuk Pra-Remaja Cara membuat:
Galatia 6:2
Pola 1
1. Gunting-guntinglah kain flannel berbentuk persegi panjang. Masing-masing anak mendapat 2 potongan kain. 2. Jahitlah kedua potong kain pada satu sisi memanjang ketiga sisinya hingga membentuk sebuah kantong. 3. Tekuklah sedikit (0.5-1 cm) bagian atas kain pada bagian yang terbuka dan jahitlah. Masukkan benang wol atau pita sebagai tali untuk membuka dan menutup kantong. 4. Guntinglah pola 2 yang bertuliskan Galatia 6:2 dan rekatkan pada kantong. 5. Berilah hiasan tambahan secukupnya. Catatan: • Pelayan anak tetap memantau karena anakanak menggunakan jarum saat menjahit. • Jika tidak memungkinkan menggunakan jarum, gunakan lem yang bisa merekatkan kain, seperti lem fox.
Pola 2 Galatia 6:2
25
Cara membuat: 1. Cetaklah pola 1 dan 2, lalu guntinglah (ukuran disesuaikan kebutuhan) 2. Letakkan pola 2 dan stik es krim/sedotan di antara kedua pola 1 (lihat gambar). 3. Tambahkan pakaian dan rambut pada bagian kepala (pola 2) dan badan (pola 1). 4. Gambarlah mata, hidung dan mulut.
Pola 1
Diambil dari 17 Kreasi Boneka terbitan BPK Gunung Mulia.
26
Pola 2
Pola 2
Pola 1
Pola 1
LAMPIRAN LAGU
27
28
WALKING WITH JESUS Walking with Jesus, walking everyday, walking all the way. Walking with Jesus, walking with Jesus alone. Walking in the sunshine, walking in the shadow. Walking everyday, walking all the way, walking with Jesus, walking with Jesus alone. Jalan serta Yesus jalan serta-Nya setiap hari jalan serta Yesus serta Yesus s’lamanya Jalan dalam suka, jalan dalam duka jalan serta-Nya setiap hari jalan dalam suka, jalan dalam duka serta Yesus s’lamanya I WANT TO BE YOUR FRIEND I want to be your friend, A little bit more …3x A little bit, a little bit, a little bit more KITA KERJA SAMA-SAMA Kita kerja sama-sama, sama-sama buat Tuhan Kita kerja sama-sama, senang di hati Kerjaku, kerjamu, semuanya buat Tuhan Kita kerja sama-sama, senang di hati
29
Catatan
30
Catatan
31
Santoso Sri Buwono, S.Si (Teol). Nama kecil: Bunbun. Beliau lahir di Jakarta pada 70 November 1970. Saat ini bekerja sebagai Chief Editor Buku Anak dan Remaja di BPK Gunung Mulia. Selain sebagai penulis buku anak yang produktif beliau juga seorang koreografer. Mas Bunbun yang berasal dari Gereja Kristen Jawa Jakarta ini tinggal di Jl. Lancar V No.50, Sumur Batu, Jakarta Pusat.
32