RAGAi\GAN PENGEMBAi\GAN TERTIB MEIIULIS DAN BERPIKIR
KREATIF,INOVATIF
Kisman Salifa
ldawati Garim
@
Badan Penerbit uNM
Ragangan Pengembangan Te.tib Menulis dan Eerpikir Krcatif,
lrpvatif
Hak Cipta @ 2015 oleh Kisman Salija & ldawati cadm Hak cipta dilindungi undang-undang Cetakan Pertama, 2015 Diterbitkan oleh Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar Hotel La Macca Lt. 1 Kampus UNM Gunungsari Baru Jl. A. P. Petta Rani
Makassatg0n2
Tlp./Fax. (0411) 855 199 ANGGOTA
lMPl
No. 011/SS12010
ANGGoTA APPTI No. 010/APPTn'/2011
Dilarang memperbanyak buku inidalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit
Ragangan Pengembangan Tertib Me0ulis dan Bepikh Krcatil Inovatil/
Kisman Salija & ldawati Garim - cet.1
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar Makassar 2015 117 hlm; 23 cm
ISBN : 978-602-9075-92-2
PRAKATA Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. karcna atas perkenan dan izin-Nya jualah semata, bahan ajar mahasiswa ini dapat diselesaika sesuai dengan target. Bahar ajar ini disusun berdasa.kan pengembangan salah satu materi dari silabus mata kuliah Menulis pada semester gasal pada Prognm Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Bahasa dan Sastra (IBS) Universitas Negeri Makassar (IJNlvf). Berdasarkan pengalaman dalam mengajatkan mata kuliah Menulis, pada umumnya mahas;swa mengalani kesuliian dalam menuangkan ide dnn gagasannya dalam bentuk tulis. Kesulitan yang dominan dikeluhkan adalah bagaimana memulai m€nulis. Mahasiswa memsa sangat berat dan tidak sanggup ketika sudah ingin memulai menulis. Padahal, mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik (guru) meski memiliki kompetensi dan performansi di bidang karya tulis, termasuk karya tulis ilmiah. Mahasiswa tidak pemah terhindar dafi tugas penulisan karya ilniah, apalagi menulis karya tulis akhir seperti skripsi. Keterampilan menulis wacana deskriptif sebagai fokus pengembangan bahan ajar ini dimaksudkan untuk membekali teori dan praktik menulis krit;s bagi mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menghadapi fenomena sehingga dengan monulis teks diharapkan mahasiswa dapat nenyalurkan aspirasi, gagasaq dan pendapatoya. Apalagi tugas-tugas membuaf karya tulis iLniah senantiasa digeluti mahasiswa dalam perkuliahan. Bahan ajar ini disusun secara sederhana dan pral'1is. Bahan ajar ini diperuntukkan bagi dosen dan mahasiswa. Bagi dosen, bahan ajar ini dijadikan pegangan untuk mengajarkan salah satujenis wacana
dalam mata kuliah (Keteranpilan) Menulis. Jadi, bahan ajar ini mcnjadi suplemen ketika materi perkoliahan membahas wacana argumentasi. Bagi mahasiswa, bahan ajar ini dapat dijadikan panduan penuntun untuk mengasah keterampilan menulis teks deskdptil Bahan ajar ini menyajikan, teori, contoh, dan praktik. Sesungguhny4 ket€rampilan menulis lebih menekankan pada latiban, latihan, dan latiha . Oleh karena itu, mahasiswa harus banyak berlatih agar terasah tajam naluri menulisnya. Bahan ajar ini dapat terwnjud dan berada di tangan pembaca
karena partisipasi dan dukungan berbagai pihak. Kepada kelua.ga penulis, istri dan anak, terima kasih atas pengertiannya karena waktu t
untuk keluarga telsita dalam mengeiakan bahan aiar ini. Karena itu. tanpa campur langannla- bahan ajdr ini mustatrild;paL dibuat penuli!
rrdat( dapat menyebutkan satu demi salu pihak
)ang
berpaaisipa\i-.selain ucapan lerima kasih yang riada rerhingga. Penulis menladari bahua bahan ajar irri ma.t".iurL
.Lescmply6-n.5"6u0. Larena
turur rJur-
kesempumaan hanJa milik Sang penc"ipra. Oleh
p€nuli5 sangal menghamptan kritik. saron, dan masutan untul menJadrkan bahan ajar ini 5cmat.in lebih bai(. penutis berharap iLu-_
bahan ajar ini bermanfaat bagi doser/guru, mahasiswa,/siswa, dai semua pembaca yang tertarik untuk. mengasah t"te.u,npii^,i menulisnya, kiususnya keterampilan menuirs wacana argum€ntasj.
Makassar, Novembor 2015
DAFTAR ISI
PRAKATA., DAFTAR ISI
BA3
I.
I
KONSEP Pf,MBELAJAXAN,....,.,.......
A. B. C.
D. E-
2
Pcngantar............... Tujuan dan Indikator Keberhasilan Pembelajamn _' 3 3 Materi Pembelajamn
1.
2. 3.
Teori Bahasa....... . Teori Belaiar Bahasa...
3
... .......... ....."
TeoriPengajamnBshasa.. ................-.._'- l0 RangkrmandanRefleksi......................... . -' l9 20
gvaluasi.................
21
BAB IT. PtrNGAJARAN BAIIASA....,.....,...,. Penulis
7
A. B.
C.
Pengantar...............-. Tujuan dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran.-............. Materi Pembelajaran Model Pembelajaran Terpadu.-.. ...
L
21
22
..
...
.. . "-'
23 23 21
2. ModelPemb€lajaranTemat;k.-.....-.. -.. -3. Model Pembelajaran yang Aktil Kreatil EfeLlif, dan Menyenatrgkan .. -...- ' l0 Il. Rangkuman dan Refleksi................... .. .. -... .. _ ' 34 8va1uasi.................
34
RAA III, RETORIKA MENULIS..,.....-..,
37 31
E.
A. B. C.
Pengantar.-....-........ Tujuan dan Ind ikator Keberhasila Pembelajaralr .'
Materi Pembelajaan
l.
2. 3. 4.
5-
6. D.
li
Pengertian Menulis
39 39
44
Tujuan Menutis....-
4',7
Manfaat Menulis... Asas Menulis .-...-..
49 50
Prinsip-pdnsip......-
CiriTulisanyangBaik...........-...-...
Ilangkuman dan Refl€ksi.........,.. I ivahusi .................
39
.. . ..
... .." -' ......
.-.- "'
51
56
5'l
BAB ry, MNNI]LIS TEKS DESKRIPSI
A. pensanrar...................... ..:......i..:....::.............. B. Tujuan dan Indikato. Keberhasilan p€mbelajaran ,.. C.
I). ,.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian Teks...... Teks Deskiipsi ....... Rangfuman dan Refleksi.......,.,-.-_,..............-.-...... Evaluasi...............,-
F.
C.
E.
73
Pengantar............ .. 73 Tujuan dan Indikator Keberhasilan pembelajaran ... 74 MateriPembelaiaran........,............,.............,............. Pen9enian......................... Komponen Pembelajamn Kontekstual......--....... Prinsip Pembelajaran Kontekstua|..................... Sk€nario Pembelajaran Kontekstual.............._... 5. Penerapan pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa daII Sastra Indonesia ....... Rangkuman dan Refleksi.--......,....,.........._....-........... Evaluasi...-.............
L
Perlgan|ar.....,,..,,,..,,.......,,,.,,.... Tujuan dan Indikator Keberhasilan pembelajaran ... Materi Pembelajaran 1. P€ngertian Ragangan a/jau OutLine........,.........._Manfaat Ragangan.
2.
l.
'75 '75
77 7'7
81
E2 8'7
88
4. Langkah Penyusunan Ragangan..........._............ 5. Pola Pelyusunan Ragangan............_.................. D. Rangkuman dan Refl eksi............,,.....,................-..... E. Evaluasi................. . . .
.
. . .
.
. .
.
. . . .
.
. . . . .
.
. . .
.
. . . .
.
. . .
.
. . .
.
. . .
.
.
KONSEP PEMBEIITJARAN BAHASA
A. Pengantar
89 89
89 90 94
r04 I05 l0E 109
.
II
Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi" mengingat bahasa mempakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik' seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar' Pembelajaran tenebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan bersinambung. Salah satu usaha unnrk rneningkatkal kompetensi keterampila.n berbahasa lndonesia yang baik dan benar melalui progran pendidikan di sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk itu, perlu pembaharuan kudkulum Kurikulurn 2013 dimncang wfuk menghasilkao lulusan yang memiliki kompetersi setiap pengetahuan, ketemmpilan, dan sikap secara uhrh. Hal ini penting dalam rangka antisipasi
Penulisan dan Bentuk Ragangan..._............__...... 94
DAIITAB PUSTAKA.
I
't1
BAB Vt. RAGANGAN A"IAU OATLINE ......
A. B. C.
61 61
64 70
2. 3. 4.
t).
59
6l
2.
BAA V. fEMBELAJARAN KONTEKSTUAL......................
A.
BAB
59
r
kobutuhan kompetensi abad 21 dan menlapkan genensi ernas 2045 (Nuh, 2013). Berhubungan dengan pemyataan 1e$ebut, pada konteks pembelajaran bahasa Indonesia lebih menekankan aspek keterarnpilad berbahasa yang meliputi menyimak' bcrbicara, mernbaca, dan menulis (listening, speoking, leading,
utul writing) secara komprehensil Pembelajaran keempat aspek bcrbahasa hdonesia kurang diminati oleh pendidik maupun pcssda didik karena selama ini pembelajaran Bahasa Indonesia tidok dilakukan dengan menggunakan pendekatan kodekstual' (Kompas, 7 Maret 2013). Hal ini berefek pada minat peserta didik unfirk
mcndalami pelajaran bahasa Indonesia sangat terbatas' Pcmbclajaran bahasa Indonesia lebih menekarkan pada hapalan tidok bcrcrienlasi pada pembelajaran bahasa Indonesia yang
sesungguhnya. Di antara mata pelajamn yang diujikan baik dalam.bentuk ujian akhir sekolah (UAS) dan ujian akhir nasional (JAN) yang diselenggarakan oleh pemerintah, nilai bahasa Indonesialah yang anjlok. Oleh karena itu, pembelajaran tidak hanya difokuskan pada kemamptran pengetahuan yang bersifat teoritis. telapi pengalaman belajar yang dirnilili pes; didil Iru senanLasa rerkair dengan permasalahan_permaJahan altual yang tedadi di lingkungan peserta didik. Pemyataan pandangan di atas bahwa pembelajaran bahasa rnesih didominasi pengetahuan sebagui fanu yarrg l]unyu dihleaf juga dikua*an dengan pan_dangan sftuktunJ l'ntuf
oengan pnnsip bahwa.'babasa adalah ujaran atau lisan... Menurut pandangan ini bahwa bahasa yang sesurgguhnya adalah bahasa lisan bukan bahasa tulis. prinsip initah yan! meiemabkan bahasa tulis, padahal balasa tulis atau tulisan Inertrpukan a.p"k dan pengetahuan lang membutuhkar komperensi l:::l"Inpt,-
3. Menjelaskan teori pengajaran bahasa, pendekatan, metode, dan teknik pengajarannya.
Setelah mempelajari bab I, diharapkan
I
akan memaparkan konsep pembelajaran oanasa, yang meliputi Konsep pembelajaran bahasa lang mencakup tentang teori bahasa, teori belajar but ara, aao i"oi pengajaran bahasa. Uraian ini diharapkan dapaf mernbekali pengeraiuar dan pemahaman mal
rybelala,"n
bahasa
sebasai,-.*JH::,JITb"["#::
Konsep pembetajaran bahasa sangar penring y,ll-" I:: oagt. manasrswa karena merupakan lalrgkrh aual unnrk menhami pembelajaran kebahasaan ada aspek tertentu pa;; akhimya.
B, Tujuan
dan Indikator Keberhasilan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari mated Bab I, meliputi: Menjelaskan tentalg teori bahasa 2. M€njelaskan tentang teori pembelajaran bahasa
l.
2
Re0angan p€ngombengan Tor bM€nutisdan B€eikk Krsatil
tnovllll
uaian mated pembelajaran pada
:
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan teori bahasa.
2.
Mahasiswa mampu meqjelaskan teoti wmbelajalan bahasa pengajaxan Mahasiswa mampu Menjelaskan bahasa, baik pendekatan, metode, dan teknik pengaj arannya
3.
teo
C. Materi Pembelajaran
l. Teori
daram penguasaan berbahasa
Materi Bab
baik
Bahasa
Pembelajaran dan pengajaran bahasa yang dilaksanakan
di
suatu negam didasarkan pada teori kebahasaan tertentu. Mcnuut Richards dan Rodgers (2001), secam gads besar tcrdapat tiga kelompok teori kebahasaan yang mendasari pembelaiaran dan pengajaran bahasa di dunia, yaitu teod atau podongan stuktual (structural riew), teori fimgsional U nctionalview), dan teori interaksional (interactional vieut). |l. Tcori struktural
Teori shultural berpendapat bahwa bahasa merupakan suatu sistem tentang lmsur-lmsur stnrltual yang saling berkaitan untuk mcnyatakan makna. Penganut teori ini berpendapat bahwa pombelajaran bahasa dilihat sebagai penguasaan r.rnsrt-rmsur structural, termasuk di dalamDya adalal fonologi, bentuk-bentuk grunatika- unsur-unsur leksikal. dan sebagairl a.
pq.n.rn p.n..mh.n.s ta. h M.h
lh rirh
gernli krdM ln6vd ?
Menurut penganut aliran ini, pembelajann dan pengajaaran bahasa memiliki ciri-ciri yaig dapat dijelaskan sebagai berikut.
L 2.
klausa, dan kalimat,
Berlandaskan pada laham behar iourisme
data.
Di sisi lain kelemahan aliran struktural diuaikan sebagai berikut (a) Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas, (b) Metode dritl and practice sangat memedukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan, (c) Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secan fisis dan mekanis padahal manusia bul€n mesin, (d) Kegramatikalan berdasa*an kiteda keumuman ' suatu kaidah yaog salah pm bisa benar jika dianggap umum, (e) Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam
Bahasa berupa ujaran
yang
melahirka.n metode langsung dengan pendekatan lisan/oral. Tulisan statusnya sejajar dengan geNtur.
Bahasa merupakan sistem tanda (signife dan signifiani) yang a$iter (tehendak penulis) dan konvensional.
Berkaitan dengan cid tanda, bahasa pada dasamya merupakan paduan dua unsur yaitu signilie dar. siqflifiant- Signife adLrlah unsur bahasa yang berada di balik tanda berupa konsep sang penutur dan yang biasa juga disebut makna. Sedangkan Jr?rrrarrt adalah wujud fisik atau berupa bunyi ujar. Bahasa merupakan kebiasaan
(rr?ril)
Berdasarkan sistem habit, dalam pengajaran bahasa diterapkan metode drill and practice yakni melakukan latihar terus menerus dan berulang-ulang sehingga lerbentuk kebiasaan. Urutan level-level gramatikal babasa Level gramatikal disusrm mulai dari yang terendah yaitu morfem hingga sampai pada level tertinggi belupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klaus4 dan kalimat. Tatann di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini. Keunggulan aliran struktural dijelaskan sebagai berikut a) aliran ini sukses membedakan konsep gmfem dan fonem. b) metode drill and practice membentuk keterampilan bcrhlhasa
6.
berpijak pada fakle' tidak mereka-teka
(slimulus-response).
temasuk dalam pengajaran bahasa. Teori stmktural
4.
e)
Proses berbahasa merupakan proses ungsang-tanggap
Ciri ini menunjulkan balwa hanya ujaran saja
3.
berdasarkan kebiasaan, c) kriteria ke$amatikalan berdasarkan keunuman sehingga mudah diterima masyrakat awam. d) level kegramatikalan tercusun rupi mulai dari morfem, kata, frase,
analisis bahasa, (f) Objek kajian terbatas, hanya sampai pada Ievel kalimat dan tidak menyentuh aspek komunikatif. b. Teori Fungsional Pada teori fungsional, bahasa dipandang sebagai alat untltk mengungkapkan makna yang sesuai dengan fungsi yang clikehendaki. Teori ini lebih menekankan unsur-unsur senantik dan komunikatif daripada unsur-unsur stnrktual dan gmmatikal'
Menurut pandangan ini, pembelajaran bahasa menjtikberatkan 'kandungan bahasa' yang lebih didasarkau pada firngsi dan makna ketimbang pada elemen-elemen struLtural dan gramatikal c.
Teori interaksional
Teori intemksionis, bahasa di$makan sebagai alat untuk mcrealisasikan hubmgan antar manusia. Dengan demikian, bahasa dilihat sebagai perwujudan usaha yang dilakukan oleh pcnggunaDya untuk melangsungkan interaksi sosial. Pandangan interaksionisme kaum ini menganggap baltwa
pcmcrolchan bahasa merupakan
hasil intemksi
lh rr.nL la d.n
antara
Anhlkkkrarili Ln.vdll 5
kemampuan mental pebelajar dengan lingkuagan bahasa (Ellis, 1986t129). Interaksi keduanya adalah manifestasi dari interaksi verbal yang aktual antara pebelajar dengan orang lain. Baradja
2,
(1990b:6) mengungkapkan bahwa penganut
Behaviorisme dai kata behave yang bera i berperilaku dan i,rne berarti aliran. Behaviorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas gagasai ]umltm (blue print) bal'rwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiahKarakteristik esensial dari pendekatan behavioisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, atau pun kejadian int€rnal lain dalam diri orang teruebut. Fokus behavioisme adalah respon terhadap berbagai tipe stimul$s. Pendukurg aliran ini adalah Ivan Pavlov dengan teo nya yang disebut classical conditioning, John B.
aliran interaksionisme bemnggapan tedadillya penguasaan bahasa, Bl maupun 82, adalah berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan yang dipajankan kepada pebelajar dan kemampuan intemal yang dimiliki pebelajar. Lebih jauh, dimgkapkan bahwa seorang anak yang sejak lahir sudah menguasai bahasa tertentu tanpa dihadirkannya masukan yang sesuai untuk keperluan itu. Pendekatan interaksionisme biasa juga disebut sebagai pendekatan procedural. Pendekatar ini menekankan interaksi antara faltor intemal dengan fahor ekstemal bersifat sentral. Titik awal pendekatan ini adalah kemampuan kognitif anak dalam menemukan sruktur bahasa sekitarnya. Baik pemahaman maupun produksi bahasa pada anak-anak dipandang sebagai system prosedur penemuan yang secara terus-menerus berkembang dan berubah. Sesungguhnya masih terdapat teori lain lagi yang tclah banyat diterapkan sejak akhir tahun 1980-an. yaitu teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) sebagai induk secara umum (Halliday & Matthiessen, 2004) dan teori genre secaxa khusus (Martin, 1993). Pada teori ini, bahasa selalu digunakan dalam wujud teks yang dilingkupi oleh konteks situasi dan konteks budaya. Mengajarkan bahasa berarti mengajarkan cara menggunakan bentuh-bentuk bahasa untuk mengungkapkan diri sendiri, dufa di sekitar, pengalarnan, serta nilai-nilai sosial atau nilai-nilai budaya.
di
Teori Belajar Bahasa
a. Behaviorisme
Watson yang dijuluki behavioris S-R (Stimulus-Respon). Edward Thomdike dengan teorinya Law of eJfect, dtt B. F. Skinner dengan teodnya yang disebut operan t condition. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran bergantung pada beberapa hal, sepefii; tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik peserta didik, media dan
l'asilitas pembelajann yang tersedia. Secara umum, langkahberlandaskan pada teori langkah pembelajaran behavioristik seperti yang dikemukakan oleh Suciati dan Imwan (2001), adalah sebagai berikut. (1) menentukar tujuau
yang
pembelaiaran, (2) menganalisis lingkungan kelas ultuk mengidentfikasi pengetaluan peseta didik. (3) menentukan materi pelajaran. (4). memecah mated pelajaran menjadi kecilkccil. (5) menyajikan materi pelaja-ran, (6) memberikan stimulLrs. (7) mengamah dan mengkaji respons yang diberikan pcscrta didik, (8) membe kan penguatan ataupun hukuman, (9) memberikan stimulus baru, (10) mengamati daD mengkaji rcspons yang diberikan peserta didik, (11) memberikan pcngualan lanjutan dan hukuman, (12) evaluasi hasil belajar.
b. Kognitivisme Dasar pemikiran kognitivisme adalih rasionalisme. Teod ini memiliki asumsi filosofrs bahwa learning is the \)ay it, which we learn yang artinya, pengetahuan sesorang diperoleh berdasarkan pemikiran sendiri. Belajar disebabkan karena kemampuan manusia dalam menafsirkan peristiwa,&ejadian yang
terjadi pada lingkungan.
Teori
kognitivisme berusaha menjelaskan bagaimana manusia berpikir dan bagaimana mental internal dalam diri manusia. Teori ini lebih mementingkan prcses belajar daripada hasil belajar kalena belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Piage! professor pisikologi di universitas Jenewa, Swiss, mengemukakan bahwa perkembangan kognitif (pengetahuan) merupakan pertumbuhan logika berpikir
dari bayi sarnpai dewasa. Piaget memiliki asumsi dasar bahwa kecerdasan manusia dan biologi organisme berfungsi dengan caia yang s.Lma. Keduanya adalah sistem terorganisasi yang secam konstan berintemksi denga[ lingktmgan. Teori belajar kognitif berasurnsi bahwa tingkah laku seseorang diteatukan oleh cara pandang dan pernahamannya terhadap keadaan berhubungan dengan tqiuan
yang Teori ini beryandangan bahwa belajar pada
belajamya. hakikatnya adalah suatu proses intemal yang mencakup ingatao, retensi, pengolahan informasi, emosi serta aspek-aspek kejiwaan
lairurya. Dalam proses belajar, hal yang terjadi mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan sttuktur kognitifyang sudah dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang beadasarkan pehamanan dan pengalaman sebelumnya.
Aplikasi teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran mengikuti prinsip-pdnsip di bawah ini. 1. Peserla didik bukan sebagai orang dewasa yang 'muda, dalam prcses berpikimya- Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia prasekolah dan awal sekolah dasar akan dapat melakukan proses belajar dengan baik. 3.
Keterlibatan peserta didik secara allif dalam belajar sangatlah dipertingkan, sebab dengan mengaktiltan peserta didik maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan serta pengalaman dapat terlaksana dengan baik.
4. Untuk
mellarik minat dan meningkatkan retensi belajar
perlu mengkaitkaa pengalaman atau inibrmasi baru deng:n struktur kognitif yang telah dimiliki seorang pembelajar.
dan retensi akan menirgkal apabila mateii pelajaran disusun dengan menggrurakan pola dan logika tetentu. (r. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada 5. Pemahaman
menghafal. 7. Adanya perbedaan individual pada diri peseta didik yang perlu diperhatikan karena hal ini akan memengaruhi keberhasilan belaiar peserta didik.
c.'l'cori Konstruktivisme Secara urnurn, karakleristik dari teori konstruLtivisme ldnluh I ) kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke hrrgian-bagian @eneral to specific), 2) pembelajaran lebih nrcnglrargai pada pemrurculal pefianyaan dan ide-ide peserta tlirlik. 3) kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumbcr data p.imer serta manipulasi bahan,4) peserta didik dipundang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan tsori-tcori tentang dirinya, 5) pengukL[an proses dan hasil belajar pcscrta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, clcngan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilahrkan pcscrta didik, serta melalui tugas-tugas pekefaan,6) poseta rlitlik-pcscrta didik banyak belajar dan berkerja di dalam gnrp nr()sc$.
Aplikasi teod konstuktivism.c dalam
proses
pembelajaran di sekolah-sekolah adalah sebagai berikut: 1. Belajar proses pemaknaan informasi baru. 2. Kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar.
J. Stategi belajar yang digunakan menentukan proses dan hasil belajar. L Belajar pada hakikatnya memilild aspek sosial dan budaya. 5. Kerja kelompok dianggap sangat berharga. 3.
Teori Pengajaran Bahasa
studi pun orientasirya pada pendekatan tujuaq demikian pula bidang studi Bahasa Indonesia.Oleh karena odentasinya pada tujuan, maka pembelajarannya pun penekanannya pada pencapaian tujuan. Misalrrya, unhrk pokok bahasan menulis, tuiuan pembelajaran yang ditetapkan ialah "Peserta didik mampu membuat karangar/cerita berdasarkan pengalama[ atau informasi dari bacaan". Dengan beldasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting ialah tercapainya tujuan, yakni peserta didik memiliki kemampuan mengararrg Adapun mengenai bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana metodenya, bagaimana teknik pembelajarannya, tidak merupakan masalah pcnting.
a. Pendekatan
Pendekatan
yang telah lama diterapkan
dalam
pembelajaran bahasa antara lain ialah pendekatan tujuan dan pendekatan strlrktual. Kemudian menprsul pendekatanpendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan komtmikatif (lskandar, 20 1 2).
1)
Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pernikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditelapkan itu dapal ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuaD pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan lultuk mencapai tujuan itu sendiri (Iskandar, 2012). Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kurikulum disuswr berdasaxkan suatu pendekatar. Sepefii kita kelahui, Kurikulum 1975 merupakan kuril'-ulum yang berodentasi pada pendekatan tuiuan. Sejalan dengan hal itu maka bidang-bidang
Demikian pula yang diajarkan pokok bahasan struktur, dcDgan tujuan "Peserta didik memiliki pemahaman mengenai bcntuk-bentuk kata bahasa lndonesia". Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran morfologi bahasa Indonesia' I'cnerapan pendskatan tujuan ini sedng dikaitkan dengan "cara holaiar tuntas". Dengan cam belajar tontas, belarti suatu kegiatan boloiar mengajar dianggap berhasil apabila sedikitnya 85% dad pelajaxan itu menguasai ,ilunlah peselta didik yang mengikuti minimal 75%o dari bahan ajar yang dibeikan oleh guru jika l,cncntuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif; sckurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik dapat rrrcngcrjakan atau dapat me[jawab dengan benar minimal 75% thri soal yang diberikan oleh guru maka pembelajaran dapat diunggap berhasil.
2)
PcndekltanStruktural
Menurut lskandar (2012) pendekatan
struktural rncrupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yung dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai sepelangkat kuiduh, norma, dan aturan. Atas dasar anggapan tersebul timbul pcmikiron bahwa pcmbelajaran bahasa harus mengutamakan
penguasaan kaidah-kairlah bahasa atau tata bahasa Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa perlu dititikberatkln pada pengetahuar
tentang slrullur bahasa yaog tercakup dalam fonologi,
morfologi, dan sintaksis dalam hal ini pengetaluan tentang polapola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih diutamakan Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan Dengan pedekatan sar.rktural, peserta didik akan menjadi cermat dalam menlustm kalimat karena mereka memahtlmi kaidah-kaidahnya' Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti di bawah ini. "Bajunya anak itu baru" . "Di sekolahan kami mengadakan pertandingan sepak bola"' ''Anak-anak iru lari-lati di halamar".
3)
PendekatanKomunikatif Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa pandangan tentang bahasa dan pembelajaran bahasa selalu mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia, akhir-akhir ini sedang digalakkan penerapan pendekatan komunikatif dan pendekaran terpadu- Peodekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dila[dasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipaodang sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi' yahri sebagai sarana unluk berkomunikasi lni berarti bahwa bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif. Menurut Littlewood (dalam Iskandar, 2012) pemikiran pendekatan komunikatif didasarkaa pada pemikiran bahwa:
pandangan yang Pcndekatdl komunikatif membuka diri bagi lebih luas tentang bahasa Hal ini terutama menyebabkan tata bahasa orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada bahasa' dan kosakata, tetapi juga pada fitrgsi komunikatif yang (2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan luas dalam pembelajaran bahasa' Hal itu menimbulkan cukup hanya kesadaran bahwa mengajarkan balrasa tidak dengan memberikan kepada peserta didik bagaimana juga harus beniuk-bentuk bahasa asing tetapi peserta didik mampu mengembangkan cala-cala menerapkan bentukb"ntuk ito sesuai dengan flurgsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waltr yang tepat' Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan Dalam kegiatan bcbcrapa alternatif teknik pembelajaran bahasa latihan' antara bclaiar mengaiar, kepada pesefia didik diberikan lnin scperti di bawah ini. ( I ) Mcmberikan informasi secara terbalas
(
l)
(llntoh:
(a) Mengidentifi kasi gambar
''
Ouu orang peseta didik ditugasi
mengadakan yang pcrcakapan Oetanya jawab) tentang benda-b€nda gambar yang disediakan oleh guru-
t"rdupui
A
dalam
I)crta-nyaan dapat mengenai wama'
iumlah' bentuk' dan
scbagainYa.
(b) Menemukadmenaari pasangan yang cocok
Guru memberikan gambar kepada
sekelompok gambar pcscrta didik yang masing-masing mendapat sebuah yang berbeda. Seorang peserta didik yang lain {di luar "f
gambar' pcrtanyaan kepada teman-temannya yang membawa
atau ciri-ciri .l"ngon tuluun untuk mengetahui identifikasi jawab itu gufn"bu, ynng mereka bawa Dari hasil tanya
peserta didik Gembawa duplikat) tersebut haxus dapat menemukan siapa di antara tema;r-temannya itu yang membara,a garnbar yang cocok dengan duplikat yang
(3) Mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah Contoh: Peserta didik mempunyai tencaoa akan mengunjungi sebuah kota yang menarik. Dia mempmyai jadwal bus. Mereka harus merencanakan perjalanan yang akan dilakukan yang memungkinkan mereka untuk mengunjrurgi b€berapa tempal (misalnya 5 tempat) dalam satu hari, dan menggunakan rraLlu sekurang-kurangnya sctengah jarn untuk tiap tempat. Peserta didik harus memilih
dibawanya. (c) Menemukan informasi yang ditiadakan Guru memberikan infomasi tetapi ada bagian-bagian yang sengaja ditiadakar Pesertra didik ditugasi mencari atau
melemukan bagian yang tidak ada itu. Melalui kelompok berpasangan, misalnya, peserta didik A mengajukan pefianyaan-pertanyatul kepada B, sehingga Si (A) dapat mengetahui gambax yang mam yang tidak ada pada gambar milik B. (2) Memberikan informasi dengan bebas (tanpa dibatasi) Conloh: (a) Mengomunikasikan contoh dar gambar Peserta didikA membawa sebuah model bentuk-bentuk yang diatur/disusun ke dalam (meujadi) sebuah contoh. Peserta didik B juga memba*a benhrk-bentuk yang sama. Mereka, A dan B, harus saling memberikan informasi sehingga B dapat mengetahui contoh yang ada pada A
daf1ar
tcmpat yang paling menarik bagi mereka.
(4) Menyusur informasi Contoh: Peserta didik diminta membayangkan bahwa mcreka akan mengadakan "camping" (berkemah) di gunung sclama tiga hari. Tiap anggota hanya boleh membawa
bamng kira-kira sebemt 11 kg. Kelompok-kelompoL itu harus menentulen apa saja yang akan mereka bawa, dengan melihat daffar barang yang patut dibawa, yang diberikan olch guru, dan mempersiapkan pembelaan apabila mereka ditcntang oleh kelompok lain. Latihanlatihan tersebut mcrupaka latihan penggunaan bahasa dalam aktivitas komunikasi yang bersifal fungsional di dalam kelas. Di $lmping itu, juga t€rdapal tipe aktivitas komunikatif yang luin, yakni aktivitas intemksi sosial, interaksi di dalam
dengan setepat-tepatnya.
(b) Menemukan perbedaan Peserta didik A dan B masing-masing mernprmyai sebuah gambar yang sama, kecuali beberapa bagian. Para peserta
didik harus mendiskusikan gambar tersebut
sehingga
menemukan perbedaannya. (c) Menlusun kembali bagian-bagian cerita Sebuah gambar cedta (tanpa dialog) dipotong-potong.
S€tiap anggota kelompok memegang satu bagian tanpa mengetahui bagian gambar yang dipegang oleh yang lain; kelompok itu harus menentukan urutan aslinya, dan men]'usun kembali ce ta itu.
m0sySrakat atau dalam pergaulan.
4)
I'ondckatan Saintilik
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatar bcrb0$is ilmiah al3]r scientilic yang meliputi: mengamati, msnlnyu, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan. lloriku( diuraikan langkah-langkah pembelajarcn scientilic ichogfli berikut: Matc pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yBng dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
l.
tertentu; bukar sebatas kira-kira, \hayalan, legenda, atau dongeng semata. 2. Perjelasan glln! rcspon peserta didik, dan inleraksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang s€ita-meta, pemikiral subjektif, atau penalaran yadg menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik beryikir secara kitis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran, 4. Mendorong dan mengimpirasi peserta didik mampu
berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesarnaan, dan tautan satu sama lain dari mated pembelajarao. 5. Meadorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menempkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajamn. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fal'ta empids yang dapat dipertanggungj awabkan. '7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namw menarik sistem penyajiannya. Diuaikan pula langkah-langkah pembelajaran pada setiap mnah, sebagai bedkut:
1. Ranah sikap menggamit
(menyentuh) transfomasi substansi atau materi ajar agar peserta didik "tahu mengapa."
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
didik 'lahu bagaimana". trarsfomasi substarsi peserta atau materi ajax agar didik "tahu apa." Hasil akiimya adalah peningkatan darl keseimbangan atau materi ajar agar peserta
3. Ranah pengetahuan menggamit
antara kemarnpuan
untuk menjadi manusia yang baik (sol sil,ls) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pcngetahuan untLrk hidup secara layak (hard skills) peserta didik menerapkan aspek kompetensi siLap, pengetahuan, dan keterampilan pada pendekatan ilmiah (scie tific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana langkahJangkah pembelajararmya, meliputi mengamati, mefflnya, menalar, mencoba, memb€ntuk jejadng untuk semua mata pelajaxan.
b. Metode Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran blhasa, yang mencakup pemilihan, penentuan' dan penl'usunan $ccora sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemtmgkinan pcngadaan remedi dan bagaimana pengembangannya- Pernilihan,
pcnontuan. dan penyusunan bahan ajar secara sistematis dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah diserap dan dikuasai oleh peserta didik. Semuanya itu didasarkan pada jelas bahwa suatu ficndckatan yang dianut.Melihat hal itu, nrctode ditentukan bedasarkan pendekatan yang dianut; dengan kut0 luin, pendekatan merupakan dasar penentu metode yang diguntkan. Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar' p€nyusunan serta kemungkinan pengadaan rcmedi dan pcngcmbangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah gulu nlc[ctupkan tujuan yang hendak dicapai Lemudian ia mulai mcmilih bahan ajar yang sesoai dengan bahan ajar te$ebut' Sosudah itu, guru menentukan hahan ajar yang telah dipilih itu, yrng sokiranya sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kcbutuhan serta latar belakang lingkungan peserta didik' Kcnrudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kcsukaran, yakni dari yang mudah berlanjut Pada yang lebih Nukur. l)i samping itu, guru merencanakan pula cafa
mengevaluasi, mengadakan remedi serta mengembangkar balan
l.
ajar telsebut.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya adalah: (a) metode tata bahasa/terjemahan, (b) metode membaca, (c) metode audiolingual, (d) metode leseptif/produktif, (e) metode langsung, (0 metode komunikatif, (g) metode integrative, (h)
metode tematik,
(i)
metode
kuantum, (i)
konstmklivistik, (k) metode parlisipatori,
metode
(1) metode kontekstual,
c. Teknik
Teknik pembelajaran merupakan cam
guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunahan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat bedalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi pesefia didik, sifatsifat peserta didik, dan kondisikondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat di$makan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut. Da uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal.Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yaag berbeda-beda pula. Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia:
'l'cknik pembelajaran menyimal! misalnya: (1) simakulong ucap, (2) simak-tulis (dikte), (3) simak-kerjakan, (4) simak-terka, (5) memperluas kalimaq (6) menyelesaikan ccrita, (7) membuat rangkuman, (8) menemukan benda, (9)
bisik berantai, (10) melanjutkan cerita, (11) paraphrase, (12) kata kunci. b. Tcknik pembelajaran berbicara' misalnya: (1) ulang-ucap. (2) lihat-ucapkan, (3) memedkan, (4) merjarvab pertanyaan, (5) bedanya, (6) pefianyaan menggali, (7) melanjutkan, (8) nrcnceritakan kembali, (9) percakapan, (10) paraprase, ( I l) reka cerita garnbar, (12) bermain peran. (13) wawancar4 ( I 4) memperlihatkan dan bercerita, c.'l'cknik pembelajamn membaca, misalnya: (l) membaca sulvey, (2) membaca sekilas, (3) membaca dangkal, (4) rnonrbaca nyaring, (5) membaca dalam hati, (6) membaca
kritis, (7) membaca teliti, (8) membaca pemahaman. rl. 'lcknik pembelajaran menulis: (l) menyalin kalimat, (2) trombuat kalimat, (3) meniru model, (4) menulis cerita rlcngan gambar berseri, (5) menulis catatan harian, (6) nrcnulis berdasarkan
rnclcngkapi
foto, (7) meringkas. (8) paraprase,
kalimat, (10) menyusun kalimat,
(9) (11)
nrcngembangkan kata kunci.
l.
llangkuman dan Refleksi
Kousep pembelajamn bahasa merupakan konsep pc[gclahuan kebahasaan yang meliputi t€ori balasa, teori hdlljar bahasa, dan teori pengajamn bahasa. Dasar pengetahuan kchlhasaan ini menjadi acuan bagi mahasiswa unhrk rrrcningkatkan pelgetahuan dibidang konsep pembelajaran blrlxr$a.
'Icori bahasa yang menjadi kajian pada bab ini hanya nrcmbohus tcntang tcori stuktur , teori imgsional, dan teori ilrtcmksionol.'l cori bolojar bahasa mengkaji tentang aliran-aliran
behaviorismc,
Semenlam
BAB II PENGAJARAN BAHASA
aliral kognitivisme. dan aliran konstnrktivisme.
teori
pengajaran bzrhasa
'
membahas tentang
pendekatan, mctode, dan teknik.
Pemahanan tentatg konsep pembelajarat bahasa ini bagi mahasiswa sangat diperlukan bagi calon guru. peneliti, atau profesi lainnya yang berkaittul dengan ilmu kebahasacn. Betapa
tidak, landasan tentang seluk beluk kebahasaan ini merupakan landasan lindamental dalam pengembangan teori kebahasaan scfta implikasinya atau penerapannya dalam bcrbagai aspek kebahasaan.
2.
Itvaluasi
Sctelah membaca rnateri dan menyimak penjelasan doscn, dibarapkan mahasis\a mamprL mengerjakan tugas bcrikut.
1.
2.
Tugas lndividu
a. b.
Jolaskanlah perkembangan tentang teori bahasa .lelaskatrlah tentang teori belajar pembelajaran bahasa
c.
Jelaskanlah leori pengajaran bahasa. baik pendckatan, metode, daD telnik pengajarannya.
-Bcntuklah kelompok yang terdiri
dari 3-5
orang
anggota kclonpok, kernudian buatlah makalah tentang pendckatan pengajaran bahasa berdasarkan
b.
l)cngajaran bahasa dapat dibatasi sebagai sLLltu p.oscs rtirr c ra mengajarkan bahasa kepada siswa. I)alam lx lirksinrdnnya, pengajaran bahasa ditandai oleh serangkaian Lrllirtlrn yang sistematis dan berkcsinambungan dengan rrrt llbrtlarr scjumlah komponc]1 pcndukung. Dalan pengaiaran t(,r,(l)ul. siswa ditempatkan scbagai subjek kegiatan. Adapun I'rrlrrrsrr rlitcmpatkan sebagai objck untuk diajarkan kepada siswa. N,lcrrrrrrrt llidayat (1987). ada dua faktor pentirg yang pcrlu ,lrlr.rtirrrbunrkan dalirm pengaiaran bahasa. yakni: hakikat bahan Iri Lrj:rlirn yang akan diajarkan. dan hakikat ptoses bolajar bahasa. '\rtirrrrr. pcngajaral bahasa tersebut harus menia*ab pertanyaan ''Aprr hirlran pelajaran yang akan diajarkan? Dan bagaimana I'r'r': pcngajararurya?" Ada seiumlah model yang dapat , I 1' r rr rrrklrr untuk merumuskan tahaplahap pengajaran bahasa. ll( lll'illr hc andaslumpukaD pada model pcngaiaran yang ada, \rr,lrr rlrrprrt mengembangkan tahap-tahap pengajaran bahasa r irrg s( sLriri dcngan kondisi yang ada di lapangan. l'cngcrtian pengajaran sudah mengalami pergeseran rrrrrkrrir sciring dengan perubahan cam pandang dan teo lrrrrrl:rsrlr yung ada saat ini. llnluk itu, pengertian pengajaran rl,rl:rrrr lontclis ini perlu dibatasi. Menuut Kaous Besar Bahasa lrr,[rrrtsirr. liclisi Kctiga (2003: l7), arti pengajaran adalah: (l) |lr():i(ri. (llrx. pcrbuatan mcngajar atau mengajarkan; (2) perihal l|r.Iltirirr: scllllir scsualu mengenai mengaiar; (3) peringatan ( IrlrrIIirIirrrlirrr, l)cngrhnriln )ang diala,ni atau diliha{nya) kllusus r
Tugas Proyek
a.
A. l'rngantar
perkembangan usia! Prescntasikan laporan hasil kerja kelonpok Anda dan kelompok lain menanggapinya!
rrrtrrl
nrcrrpcr'hrrilii kcsulitan bclajar yartg dialami nurid
atausiswa.
Arii mengajar
2,
adalah memberikan pelajaran kepada;
sedangkan alti pelajaran adalah hal'yang dipelajad atau diajarkaq latihan. Jadi, pengajaran dapat diartikan sratu proses
bahasa
3.
atau cara mengajar atau mengajarkan sesuatu kepada siswa.
Poerwadarminta (1976: 22) menjelaskan balrwa mengajar atau mengajarkan berasal dari kata ajar yang berarti hal (bararg)
apa yang dikatakan kepada omng lain supaya diletahui atau dituruti. Sedangkan mengajar adalah hal memberi pelajaran atau melatih. Ditinjau dari konteks pendidikan, pengajaran merupakan serangkaian kegiatan yang be.kesinambunga.n yang melibatkan sejurnlah komponen. antara lain: komponen guru. siswa. kurikulum, bahan ajar, metode, strategi, media, lingkungan" masya@kat, pemerintah dan keluarga. Dalam pengajaran di
kelas, kegiatan lebih diarahkan kepada
mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan (motivasi). Untuk itu, pemn guru dalam kegiatan mengajar adalah sebagai pengarah
(
of
),
penyedia fasilitas belajar (facilitator of leaming ) dan pemberi motivasi belajar ( motivator of leamirg ).
belajar
director
leaming
B. Tujuatr dan Indikatoi Keberhasilan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dari materi Bab I, meliputi:
1.
Menjelaskan model pembelajaran teryadu dalam pengajaran bahasa.
2.
Menjelaskan model tematik dalam pengajaran bahasa.
3.
Menjelaskan model pembelajaran yang aktif, keatil efektif, dan menyenargkan dalao pengajaran bahasa.
Setelah mempelajari uraian mated pembelajaran pada bab I, diharapkan : 1. Mampu menjelaskan model pembelajaran terpadu dalam pengajaran bahasa
Mampu meqielaskan model tematik dalam pengajaran Mampu menjelaskan model pernbelajaran yang alctil kreatif, efektif: dan menyenangkan dalam pengaiaran bahasa
(1.
M tcri Pembel4aran
l.
Model Pembelaj aran Terpadu
l)alam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, rlillrrdusi oleh pemikimn bahwa aspek-asp€k bahasa selalu rligunukun secara terpadu, tidak digunakan secan terpisah, aspek dcnri rspck.Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang rcngh[buogkan aktivitas anak, berinteraksi dengan lingkungan dun pcngalaman dalam kehidupaonya.Di kelas-kelas yang lebih llnggi (4...6 sekolah dasar), padajenjang SMPA4Ts, danjenjang llMA/MA pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa dlhcrihun sccara terpadu (integratif). Misahya:
t, M$nylm&k dan berbicara l,qrpeduan antara ketranpilan menlmak
dengan
kotmrrpilrm berbicam. Contoh: Guru menceritakan sebuah pgrhliw0. siswa menyimak cerita tersebut. Setelah selesai, lricrtl didik diberi waktu sejenak, kemudian gutu meminta iuluh scorung peserta didik menceritakan kembali isi cerita itu rlcngun buhasa (kalimat-kalimaQ peserta didik sendiri secara riDgkor. (bntoh lain, guru mempersiapkan dua atau tiga orang norerlo didik untuk mengadakan dialog, dengan rambu-rarnbu ylng dibcrik oleh guru. Selanjutnyapeseta didik yang lrcn rp{l tugas melakonkan dialog di depan kelas; rcnrcnlonrposcrta didik yang lain menyimak, Setelah selesai, n€icr(o didik dibcri waktu untuk berpikir, kemudian salah
dua tiga orang peserta didik
diminta mengemukakan isi atau kesimpulan dari dialog tersebut secam bergilir, atau dapat juga peserta didik diminta memberikan pendapatnya, tanggapannya lentang isi dialog tersebut. Dalam hal ini yang diutamakan ialah kemampuan peserta didik memahami apa yang mereka simak itu dan kemampuaa m€ngemukakan pikirannya. Karena yang mendapat kesempatao berbicara hanya bebelapa peserta didik' yang lain diberi kesempatan unhrk menyatakan pendapalnya nengenai dialog
seonmg atau
yang dilakukan oleh teman-lemannya yang mendapat kesempatan di depan kelas Dengan cara-cara temebul guru menadukan menyimak dan berbicara. b, Menyimak dan Menulis
Pelpaduan antam ketrampilan menyimak dengan ketampilan menulis. Contoh: Guru memperdengalkan rekaman sebuah drama atau sebuah cerpen. Peserta didik menlmak berapa kali drama./cerpen itu diperdengarkan, bergantung pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut.Set€lah selesai, peseda didik diberi waktu untuk menanvakan hal-hal yang tidak mereka mengerti.sesudah itu mereka diminta menjawab pertanyaanpertanyaan gulu tentang &ama,/cerpen itu SECARA TERTULIS, atau peserta didik menuliskan isi drama./cerpen secara ringkas dengan kalimat mereka sendiri.Dapat juga peserta didik diminta mendengarkan radio alau televisi pada acara tertentu, dan diminta membuat laporan TERTULIS hasil simakannya'Dalam hal ini guru harus jeli, memiliki acara-acara yang memungkinkan dilaksanakannya tugas tersebut oleh peserta didik.Dengan caracara di atas, guru memadukan pembelajalan menyimak dan menulis.
c, Mcmbnca dan MenYimak
Itcrpaduan antara ketainpilan membaca dengan diberi tctrampilan menyimak.Contoh: Seorang peseta didik ini ketentuantugss mcmbacakan suatu wacana' Dalam hal
oleh siswa' kc-tcntual membaca untuk orang lain harus dipahami waktu Siswo yang lain menyimak. setelah itu, sisl a diberikan diminta untuk untuk berpikir, kemudian tugas selanjutnya' siswa mungkin tertulis' mcnocritakan isi yang disimak secara lisan atau
lhlum hal ini, agar banyak siswa yang mendapat giliran yang rncnrbaca, naskah yalg dibaca sebaiknya naskah-naskah
pengrrmuman' pcndck dan bervadasi, seperti: informasi singkat' sebagainla. Dengan demikian maka alan ada
pcrinruh. dan cara{am hunynk naskah lang dibaca dan disimak Dengan tcr$cbut, guru memadukan mernbaca dan menyimak' d, Mcmbrct dar Menulis
I'crpaduan antaB ketampilan membaca
dengan
tugas kepada kctmmpilan menulis Contoh: Guru memberikan di luar ihwu untuk membaca cerila atau tulisao-tulisan yang lain ringkasa'n kclul, rJau meminta kepada mereka urtuk menuliskan hulil bacaan masing-masing Setelah merska menuliskan pesefta didik rlnghssan temebut, guru dapat meminta kepada atau dapat juga rrntuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka' peserta didik diberi richclurn mereka mengumpulkan, beberapa hasil pekerjaan lili tn untuk membacakan atau mengemukakanpemaduan antara rrrllning-masing. Dengan can-cara itu tedadi nrantbucq. menulis, dan bercerita' r,,
Mcnulis dan Bercerita
l)crpaduan antara ketrampilan menulis
lrclct tulpilon berbicara. Contohl
dengan
Grru membedkan tugas kepada
karangan di luar kelas' Selanjutny4 l(8cr|u didik untuk membuat purcrl tlitlik mcnceritakan isi karangannya' dan kemudian lnovatil 25 Rromom Panoambanqon Todlb [,]€nulls dan Bo0ikirK€atlf'
karangan itu dikumpulkan. Peserta didik dibagi dalam kelompok-
ketompok kecil, masing-masing beranggbtakan tiga atau empat orang.Tiap kelompok diberi tugas merencanakan dan menuliskan sebuah adegan yang diperankan. Pada jam yang telah disepakati bersam4 sebelum naskah diserahtan kepada guru, tiap kelompok diminta menceritakan apa yang telah mereka rcnaanakan dan mereka tulis.
f. Unsur dan keterampilan trerbahasa Perpaduan antara unsu bahasa dengan keteiampilan berbahasa.
Contoh: Pembelajaran kosakata dan stmktur bahasa selalu dipadukan dengan ketampilan berbahasa. Untuk mengajarkan makna kala (kata-kala baru), digunakan sebuah wacana yang memuat kata-kata yang akan diajarkan. Peserta didik diminta membaca wacana itu di dalam hati, kemudian diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Setelah itu kata-kata yang disiapkan untuk diajarkan dibicarakan atau didiskusikan maknany4 sinonimnya (kalau ada), dan sebagairya. Kemudian peserta didik diminta menggunakan kata-kata tersebut dalam kalimat secara tertulis.Dapat juga guru menggulakan kata-kata baru di dalam wacana untuk dikte.Pembelajaran struktur juga dipadukan denga.n semua keterampilan. Dengan cara-cara seperti dicontohkan di atas, melukiskan pemaduan anlam pembelajaran struktur, membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Cara yang lain dapat juga dengan teknik klos. Pemaduan bahasa dengan bidang studi yang lain seperti IPA, IPS, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan naskah atau tulisar tentang bidang studi yang dimaksud sebagai bahan bacaan. Atau dapat juga peserta didik ditugasi mengarang tentang sesuatu yang berkaitan dengan bidang studi dimaksud. Kaitan pembelajaran bahasa dengan bidang studi yang lain dapat dilakukan dalam hal:
ko$rk[tl. struktur, menulis, membac4 berbicar4 dan menyimak. l)cngrn kata lain, semua aspek balusa dapat dipadukan dengan hhlrrng stLrdi yang lai[. ltulah bebenpa contoh pemaduan dalam pcnrbcl[iaran bahasa lndonesia, Dalam pembelajaran bahasa ini, ltlrr bcbcrapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: (l) I'cmhclaiaran kosakata dan struktu harus selalu di dalam kontcks. Artinya, kata-kata atau struktur yang diajarkan tidak lcprs dari konteks kalimat atau wacana. (2) Sctiup aspek dalam bahasa diajarkan dengan memperhatikan lcnlll yang telah digariskan dalam silabus. Dengan mengacu fltdu tcma, sebenamya telah terjadi pemaduan dengan bidang sludi yang lain atau terjadi lintas bidang studi. ( l) Scliup kali pembelajarur selalu diawali dengan pengarahan ylng.jclas. (4) ltcnrbclajaran yang direncanakan dengan baik akan mcnbcrikar hasil yang lebih baik. 2, Morlcl Pcmbelajaran Tematik I
l) I'cngcrtian
Pcmbelajaran tematik merupakan suatu stategi Nlrh'JkljAran yang melibatkan bebempa mata pelajaran untuk nrrmhcrikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. K(.1(.rpuduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek l)loxc$ 0t{u waktu, ,rspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Sliutcgi Pembelajaran Tematik Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan |cnpnllmon belajar pesefia didik, misalnya, sebagai berikut ({l) l]crsahabat, menyenalgLan, tetapi tetap bemakna bagi peserta didik. (b) l)alam menanamkan konsep atau pengetahuan dan kc(crampilan, pes€rta didik tidak harus di-dltll, tetapi bclaiar mclalui pengalaman langsung dan
(.1 )
ir
menghuburgkannya dengan konsep lain yang sudah dipalami. Bentuk pcmbelaj'aran ini dikenal dcngan pembelajaran terpadu dan pembelajaannya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. (3) Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Sesuai dengan perkembangan fisik dai mental pescrta didik sekolah da*Lr, pembelajaran pada tahap ini harus mempunyai cid-ciri sebagai berikut. (a) Beryusat pada pesefia didik. (b) Memberikan pengalaman langsLrng pada pcserta didik. (c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitujelas. (d) Menyajikan konsep dari bcrbagai mata pelajaran dalam suatu proses pen,Lrclajaran. (e) Bersil'at fleksibel. (1) Flasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. (4) Keunggulan Pembelajaran Tematik Pembelajaran ternatik memi Ii k i kekuatan 4(eunggulan. di antaranya sebagai be.ikut. (a) Pcngalaman dan kegiatan belajar .elevan dengan tingkat pcrkembangan dat1 kebutuhan pescrta didik. (b) Menyenangkan karena bertolak dad minat dan kebutuhan pcse.ta didik. (c) Ilasil belajar akan bertalan lebih lama karena lebjh
I,)
11lirn Icma (a) Pcscrta didik mudab mcmusatkan pcrhatian pada satu tema atau topik tcrtentu, (b) Pcscfia didjk dapat meDrpclajari pengetahuan dan mcngembangkan berbagai kompeteNi mata pelajiLran dzrlam terna yang sama. (c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lcbih mendalam dan berkesan. (d) Kompelensi berbahasa dapat dikembangkan lcbih baik dcngan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pdbadi peserta didil. (c) Pesefla didik lebih merasakan mrurfaat dan makna bclajar karcna materi disajikan dalam konteks lerna yang.ielas. (l) Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomtmikasi dalam situasi yang nyata. misalnyal bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk
mengembangkan keterampilan
sekaligus untuk mempelajari mala pelajaran lain. 18)
i kali
bermakla (d) Mengembangkan keterampilad berpikir peserta didik (e) Menumbuhkan keterampilal sosial dalam bckcrja sama, tololatlsi, komudkasi. dan tanggap terhadap gagasan orang
lai[.
Curu dapat menghemat waktu karcna mata pclajar.m yang disajilan secara terpadu dapdt dipersiapkan sekaligus dan dibedkan dalam 2 atau
pedemuar. Waktr selebilnya dapat
digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan.
berkesan dan
dengan pcrma.alahan yang Jihadapi.
berbahasa,
iLtau pengayaan.
{t,} lLrl lrrl ynng Perlu
Diperhatikan dalam Pembelajaran
l llrlik
{r)
l'cnrbclaiara[ tematik dimaksudkan
agar
pclirlislnaan kcgiatan belajar mengajar meniadi lcbih bcrnrakna dan utuh.
(b) Dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan antara iain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan. (c) Pilih tema yang terdekat dengan anak. (d) Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema. (7) Langkallangkah Menyusun Pernbelajaran Tematik (a) Pelajari kompetensi dasar pada kelas dar semester yang sama dari setiap mata pelajaran.
(b)
Pilihlah tema yang dapat
mempeNatrkan
kompetensikompetensi tersebut untuk setiap kelas dan semester.
Pilihao Tema: Dili Sendili,
Keluarga, Lingkungafi, Tempal Umum, pengalama, Budi Pekerti, Kegemaran, Tumbuhan, Hiburan, Bindtang, fraksportati, Kesehata4 K3, Makanan, Pendidikafi, Pekerjaan, Peristiwa, pafiwisata,
Kejadian Sehari-hafi, Pertahian,
Negara,
Komunikasi, dsb. (c) Buatlah "Matriks Huburgan Kompetensi Dasm dengan Tema". Dalam langkah ini penyrsun memperkirakan dao menentrikan kompetensikompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran yang cocok dikembangkan dengan sebuah tema.
Langkah
ini
dilakukan rmtuk semua mata
pelajaran.
Pembelajaran
pcngctahuan
rultuk dibahas dan dikaji dalam
proses
di kelas sehingga mereka mendapatkan berbagai pcngalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan pcmbelajaran
kolnpetensinya.
Lebih dari itu, pembelajaran aLtif memungkinkan pesefta rlilik mengembangkan kemainpuar berpikir tingkat tinggi, rcpcrti menganalisis dan menyintesis, serta melakukan penilaian lcrhldap berbagai peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kchir.lupan sehari hari. Pembelajaran aktif memiliki pe$amaan tlcngnn model pembelaiaran self discovery learning, yakti pcnrhclajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk nrcncmukan kesimpulan sendiri sehingga dapar dijadikan sebagai nilli boru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan iclxlli.hrri.(lskandar, 2012) lhlum model pembelajaran aktif, guru lebih
nrcnrposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas nrcfirbcrikon kemudahan belajT (to facililarc learning) kepada porcrtl ditlik. Pesefia didik terlibat secara aktif dan banyak hcrpclnn dulam proses pembelajaran sedangkan guru Iebih lrutrynk nrcnrberikan araltan dan binbingan, serta mengatur
rirkullsi dun.jalannya
proses pembelajaran.
l$kondar (2012) menjelaskan bahwa Pembelajaran kreatif tnl.nrplklrn proscs pembelajamn yang mengharuskan guru rmtuk
3. Model Pembehjaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (JoJrjfdl
variasi kondisi eksternal darr intemal dengan melibatkan peserta (lidik secara aktif, keatit efektif, dan meny€nangkan sehingga pcmbelajaran bermakna. Pembelajaran aldif merupakan pcndekat n pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas pcscrla didik dalam mengakses berbagai ilformasi dan
L e ar,t itug)
yang aktif, keatif, efektil
dan menyenangkan adalah stategi pembelajamn yang menciptakan
rltpll
rrrcrnotivasi dan memunculkan keativitas peseta didik rr,lnrrrr pcmbclajaran berlangsung, dengan menggunakan h$ltcnrpn mck)do dan strategi yang bervariasi, misalnya, keda
lr'hrrnJnrk. bcrmain pemn,
dan
pemecahan
masalah.
l|r.rrrhr,hillrnn krcAtit' menuntut guru untuk mampu meEngsang
kreativitas peserta didik, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suahl tindakkan.Berpikir keatif selalu dimulai dengan berpikir kitis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Berpildr krealif harus dikernbangkan dalam proses pembelajaran, agar peserta didik terbiasa unhrk mengembangkan kreativitasnya. Pada urnumnya berpikir keatif memiliki empat tahapan
sebagaj berikut. Tahap pertama: persiapan, yaitu proses pengumpulan berbagai informasi Lmtuk dittji. Tahap kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis infomasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis lenebut msional. Tahap ketiga:Perpaduan unsur keteiampilan berbahasa iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat, dan rasional. Tahap keempatt verilikasi, yaitu pengujia.n kembali hipotesis untuk dijadilan sebuah rckomendari, konsep, atau teori.Peserta didik dikatakan kr€atif apabila mampu melakukan sesuatu yang menglasilkan sebuah kegiatan bam yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dan mewujudkannya dalam bentuk sebuah ha.sil karya baru. Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengaltarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalarn perenca.naan, pelaksanaan. dan penilaian pembelajaran.Seluruh peserta didik harus dilibalkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran sehingga suasana penbelajaran betul-betul kondusif, dan terarah pada tujuan dan pembenrulan kompetensi pesena didik. Pembelajaran efektif menurltut keterlibatan peserta didik secara aktif karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.Peserta didik harus
(lidorortg untuk menal'sirkan informasi yang disajikan oleh guru slrnpai informasi te$ebut dapat diterima oleh akal sehal Dalam pclaksanaannya, hal ini memerlukan proses perhrkaran pikiran, tliskusi, dan perdebatan dalam rangka peucapaian pemahaman ynng sama terhadap materi standar. Pembelajaran efektif pellu (lituniang oleh suasana dan lingkungan belajar yang rrrcmadai.Maka dari itu, guru harus mampu mengelola tempat bclliar dengan baik, mengelola peseta didik, mengelola kegiatan l)( nrbclajaranj mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sr
lllhor-sumber belajar.
Pembelajaran menyenangkrm
(joyfull
instruction) Irc rpakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat n(hrrrrh kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa rrthr lrcrasaan lerpaksa atallteAEkaD (t1ot under pressure). Dengatr lrrrlrr lirin. pembelajaran menyenangkat adalah adalya pola huhungun yang baik antaJa guru dengan peserta didik dalam prosr'r pcmbelalaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra lrr.lrrirrr pcserta didik, bahkan dalam hal teftenlu tidak menutup Ir,rrrrrrrplkirran guru belajar dad poserta didiknya. flal ini rlllrrrrrlrkinkan karena pesamya perkembangan teknologi hrlornxrsi tidak memungkinkan lagi guru untuk mendapa&an lnlinlmsi lcbih cepat dari peserta didiknya- Dalam hal ini perlu dl(,llhrkln suasana yang demokratis, dan tidak ada beban baik
hugl prrlrr rraupun pesefia didik dalam melakukan proses pr,rrlrt lrrirrlan. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang llrlycrn rglan guru harus mampu merancang pembelajaran rlongnrr llrik. mcmilih materi yang tepat, serta memilih dan
llll,llHclllhlllrgkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik tcutllr (tl)lirrxrl,
D. Rangkuman dan Refleksi Pengaiaran dapat diartikan pelatihan, penugasan, penyediaan kondisi, dan indoktrinasi unluk tujuan tertentu. Dalam pelaksanaannya, pengajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdapat antara pelatihan, penugasan. penyediaail kondisi dan indoktrinasi dengan komponen kurikulum, bahan ajar, metode, media, lingkungan, guru, siswa serta masyarakat u[tuk mencapai fujuan terlentu. Pengajaran bahasa ditujukan untuk meningkatkan potensi (kemampuan) siswa dalam menguasai suatu bahasa, baik secara lisan ataupun secara teft is. Untuk pengajamn bahasa Indonesia, siswa dihampkar untuk menguasai bahasa Indonesia. Oleh karena jtu, pengajaran bahasa IndoDesia dapat dipandang sebagai sera.ngkaian kegialan yang terpadu antara pelatihan. penugasan, penyediaan kondisi dan indoktrinasi dengtu1 komponen L-urikulum, bahan ajar, metode, media, lingkungan, guru, siswa seda masyaEkat rultuk peningkatan potensi sistva dalam menguasai bahasa lndonesia baik secara lisan ataupun tulisan.
E.
Evaluasi
Setelah membaca matei dan menyimak penjelasan dosen, diharapkan mahasiswa mampu mengeriakan tugas berikut. 1. Tugas Iudividu
a. Jelaskanlah definisi model pembelajaran teryadu dalam pengajaran bahasa.
b. Jelaskanlah pengertian model tematik dalam pengajaran bahasa.
Jelaskanlah model pembelajaran yang alrtif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam pengajaran bahasa.
l. lirglr I'roytk lk nlrrklah kclompok yang terdiri dari 3-5 orang anggota kr.lrrnrpok. kemudian buatlah model pengajaran bahasa helrlusalkan model peembelajaran terpadu, model t(.nlrtik, dan model joyful learning! h I'rcscntasikan laporan hasil kerja kelompok Anda dan [cloDrpok lain menanggapinya!
BAB III RETORIKA MENULIS
A. lr(ng{ntnr
l{ctorika adalah teknik pemakaian bahasa seni, ya.ng rlrrlusrrrklrn pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. f)ua lnl)cl pcnting dalam reto ka adalah; pelgetahual mengenai lrrrlltlrrr tlun penggunaan bahasa dengan baik. Studi tentang rcl rilrr nrompengaruhi kebudayaan Eropa mulai jaman kuno hur!.fin rL)od XVII M. Pada abad XVll, retorika dianggap tidak |lr.lllirlH lirgi. Pada abad XX kembali mengambil tempat lagi lr,hlPni cara untuk menyajikal berbagai macam bidang pr.upetulruan dalam bahasa yang baik dan efektif.
llclorika modem harusnya disampaikan secara ef'eklif dan r,lixicrr diur lebih ditekankan kepada berbahasa secara terhrlis, rh.rrgrrn ticlak mengabaikan kemampuan secara lisan. Berbahasa r$un clcktif diarahkan kepada hasil yang akan dicapai p$nrli$ dnn pembaca, bahwa amanat yang yang ingin rllrnrlprrihurr dapat ditedma dao utuh. Sedangkan secala efisien rllttrrlrttrllvrn bahwa alat atau cara yang dipergunakan unhrk tttr.trynrrrprrikan suatu amaoat dapat membawa hasil yang besar, rr,lrirrgp,n pcnulis dan pembicara tidak perlu mengr ang dan lrcrlchihirrr clalam penyampaian. Sehinnga reto ka modem lebih rrrr.rr;ietlcpankan bahasa tcrtulis tanpa mengesampingkan bahasa linrrrr.
I'rinsip-prinsip dasar retorika moden/ retodka krrrrgrsisi: l)cnguasaan secara aktif sejunlah besar kosa kata dikuasainya. Semakin besar jumlah kosa kata yang rliLrrusui sccala akti1, scmakin mampu rnemilih kata-kata yang l(.1)l t r0(u[ lllcnyumpaikrtn pikirun. lrrrlrrrsrr yung
r
Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabaiasaan yang memungkinkan penulis menperyirnikan bermacam-macam
ll
I
bentuk kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda. Kaidd.lr-k.1idah ini meliputi bidang lbnologi. morfologi, dal1
lrryrrrrll pcmbclajaran darj materi Uab
I I I '' r' /
sintaksis-
Mengenal dan menguasai bennacam-macam gaya bahasa, dan manpu menciptakan gaya yang hidup dan baru untuk lebih
memudabJian penyampaian
pikiran penulis.
Memiliki
kemanpuan penalaran yang baik, sehingga pikiran penulis dapat disajikan dalam suatll urutan ]ang teratLrr dan logis. Mengenal ketenlual-ketentuan teknis penyusunan komposisi tertulis, sehingga mudah dibaca dan dipahami, disamping bentuknya dapal nenarik pembaca. Ketentuan teknis disini din'raksudkan dengal: masalah pengetikan/ pencetakan, cara penyusruull bjbliogmli. cara metlgulip, dan sebagainya. Dengan demikan pencomkan komposisi dalam retorika modem akan meliputi bentuk karangar yang disebut: eksposisi, argumentasi, deskripsi, dan narasi. F,ksposisi adalah suatu bentuk retoika yarg tujuaDnya adalah men'lperluas pengetahuan pembaca. agar pen'tbaca tahu mengenai apa yang diuraikan. Argumentasi merupakan teknik untuk berusaha mengubah dan mempenganrhi sikap pembaca. l)eskripsi menggambarkan obyek urajan sedemikian rupa sehingga barang atau hal tersebut seolaholah berada di dcpan rnata pcmbaca. Narasi mcrupatriao teknik retorika untuk mcngisahkan kcjadian kejadian yang ingin
disampaikan penulis scdemikian rupa. sehingga pembaca mcrasakan seolah-olah ia sendiri yang mcngalami pcristiwa
(ltl lndik{tor Keberhasilan Pembelajaran
"iurtrt
l,,rl'
|
,I
1\
lll, mcliputi:
leIir,lrrskan pengertian mcnulis.
Itl, rlelirsliun luium menulis. Nlerjc laskan manfaat dalam n]cnulis. N,l( llii hsliiln asas-asas dalam menulis. Nlrnirlrsk:rn prinsip-prinsip dalam menulis. h
lerrjclrrskln ciri-ciri tulisan yang baik.
ii,
t(
rlr,
rr
|rlr nrcmpclaiari uraian materi pembelajaran ,
pzlda
rt,l, r rrr:
I N4irlririiswr mampu menjelaskzrn pengertian menulis. ' Irlrirsis$'l nrampu rncnjclaskan tujuan menulis. I NIirlll\is$ir nranrpu lrcniclaskan manfbat dalarn N
.l ',
rr
ri
rr
rrlis.
Nlrrlrirsiswa mampu menjelaskan asas-asas dalam rrx
r
rrr
lis.
NIrlr;rsiswa nrarnpu menjelaskan prinsip-prinsip ,l,rlrrrrrnrcnrrlis.
r,
Mrlrir\iswil marnpu menjelaskan cid-ciri tulisan yang l,rrrl
I Al t(r l l'(rnlx liliitriln I
I'r rrgrr
liln
N'lcnulis
lrllrrrrlr:r rlrrpat dikenali dari berbagai sudut pandang r, rl.Irlllll1, llir(lir lrirlrlrirnana scseoralg nemaDdang nenulis itu. '', ,,'r,rrrt' rrrrrrrltl.irr rncndclirisikan nenulis dari sisi tipe, ' L rrr, rr r.r tuillilll irlxu g. bungan dari dua atau tiga aspek r, r ,l,ut l)iri s(lli tipc dan clcnrcn nrlisan, Rivels (1987) rr, rrr lrrprrll,;rrr b:rll','rr:
Wriling is the exprcssion of ideas in consecutive waJ'- It is lhe abiliy to ettess self iit o pttlished literary form which tequires the utilization of a special vocabulary ani cerlairl re|inementt ol str ctarc.
I'trl ,lIr ir)t.nsil. hagaimana cara menyusun dan menarik Itr,1,,,rr,,r t iu lrrirr-lrrir ( Depdikbud. 2005: 45). Selanjutnya, Cie
,1,
tl',')'
| /) rror)ltrl:rka mengarang adalah kesel ruhan rangliaian r,rl 11r 'it r.eofirrl.l nrcngungkapkan gagasao dan penyampaian
l,I
rrr, I rlrrr l'.rlrrr,ur
Artinya: Menulis adalah mengungkapkan pendapat/ide secara terus menerus dan berkesinambungan; kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang baik dan dengan pemakaian kata yang tepat dan struktur yang benar. Dari definisi di atas, kita dapat membuat satu kesimpulan tentang unsur satu tulisan yaitu bentuknya tertulis, berisi buah pikiran, dan diungkapkan dalam bahasa baik dan benar.
Selanjutnya, Hedge (1988) mendefinisikan nerulis sebagai kegiatan Lmtuk mcngorganisasikan penggunaan sarana tatabahasa yang kompleks sepefii kosakat4 slruktur kaliotat yang
menghasilkan tulisan yarrg efektif. Menulis merupakan suatu kctcrampilan berbahasa dapat diartikan sebagai kemarnpuai seseonng untuk mengukapkan pikiran dan idenya kepada yang lain atau kepada dirinya sendiri melalui bahasa tulis.Lado (dalam 'larigan, 1993:21) mengcnrukakan bahwa frcnulis iaioh meru ulkatr atau me]ukiskan lamba:rgJambang grafiL yarg menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seo.ang, sehingga orang lain dapat membaca lambatg grafik tersebut kalau mcreka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan malinamakna, tctapi tidak 1nel1ggambarkan ketentuan+etentuaD bal'tasa. Menulis mempakan represenlasi (penulis) bagian dari ketentuanketentuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dun tulisan. Menurut Natia (1994:l), karangan ada.lah suatu proses kegialan pikiran seseoratg yang hcndak mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya kepada omng lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang meliputi cara pcnulis melahirkan isi kcsadannnva (gagasan, pcrasaan dan ungkapan
I
l li\ kcpada penbaca unluk dipahami.
l, r rlrrsrrr.ltarr uraian
di
atas dapat disimpulkan bahwa
rrlrrrrlr'. rrrlrrIrlr kcscluruhan rangkaian kegiatan
seseorang
rr, rrl rrrrl l.,rpkrrrr buah pikiran dan perasaannya kepada orang lain rt rrr l,1,,r,lrr rlilinyir scndiri mclalui bahasa tulis.Setiaf pcnulis 1r,,,'r.rrr,rrl rLrrl,kulrkar dengan jelas tujuan penulisall yang akan ,I r I r r r l\.nrnusan tnjuan pcnulisatr sangat penting dan r 1,,,r,.,lrl,rlul'ilr lcbilr dahulu karena hal ini mcrupakan tilik rl ,l,rl,Ur .,elrrrrrh kcgiatan mcnulis tcrscbut.Pcrumusan tujuan ',,1 Itr ,,'rl .ri .r,l,1Lirlr:ilirlu gambaran pcnulis dalarn kcgiatan mcnulis , r
r
'
r
r
r
r
'
,'rlrrl
rirr'1r\u:lln dan n'lellgenbangkan
karangan
[,rrl,( r)irrpulLn bcrbahasa.Kcmampuan mcmilih dan rr, rrt,"lrrlr t.rt' rc rrr. rl'!n menentukan tema karangan. Nl, rr,rlr:r rrilrrlnlr aktivitas seluruh otak yang menggunakan Ir l,'lr"'r ,,l,rl' lrrrr:rn (cnrosional) dan belahan otak kiri (loeika). lh
r' l,r',,r
r
\lrr\rlir. ,'l,rl, Lrtrrlln Lrntuk ketclampilan mcnulis mcliputi ftr','ri'irirrr t, tli !- tata bahasa, penyuntingan. penulisan l, rrrlrrlr lr rrr'lrtiirn cllrn tanda baca, sedangkan
aktivitas otak kiri !,rrlr , Ir,rrt,,rl. sp('nllrnitas. cmosi, wama, imajinasi. gairah, ada rrl,rrr l,,rrrr ,Irrr legcnrhiraan. A]
tll
l'r\,Irl,'r().
.1O1.2).
lrk rrrrlrs rrrr..r-rr|lrkan suatu keterampilan berbahasa yang 'r[lrl [ri,rlrrl,til. honrpleks, dan teryadu yang berupa lr Irr'rII||'L ||| Ir {l rIl firrrLl dirvuiudkan secara tertulis. Menulisjuga rrr rrrlrrl,.rrr l( l( rirnl)ililn )ilng nlenuntut penulis rntuk rrrlrl,rr,rrrrr lr rlr:ry,:ri ursLrr di luar kebahasaan ,tu sendiri ,.r'ang rrr, ll1'rrlr i::i rlrrlrrnr sruttl tLrlisan (Nurgiyanloro.
'rl,rrr
2001 :271).Retorika adalah seni
di dalam berkomunikasi
rlilrrjclls
secara
efektif.Jadi, retorika menulis adalah' seni yang menuqjukkan keterampilan yang menyebabkan seseorang mampu rmtuk mengungkapkan makna kornunikasi dalam belltuk tulisan yang baik
n I
Tulisar yang baik atau karangan yang baik dalam prosesnya mempertimbangkan empat hal, yakni (1) menentukan taxget pembaca, (2) sfuktur tulisan yang koheren, (3) ketunrasan
pengembangan masalah tulisan, dan (4) gaya tuiisan yang menarik. Proses menulis melibatkan beberapa fase. Fase tenebut meliputi, prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan) dan pascapenulisan (telaah dar rcvisi atau editing). Ketiga fase tersebut akan dijabarkan seperti berikut ili. 1. Pmmenulis adalah tahap persiapao untuk menulis.Tompkins dan Hosskison (2002:17) mengatakan bahwa pramenulis adalah tahap persiapan. Hal-hal yang dilalarkan pada tahap pramenulis adalah: memilih (2) mempeitimbargkan tujuan, bentuk, dan pembaca, serta (3) mengidentifikasi dan menyusun ide-ide. Tahap pramenulis sangat penting dan menentukan dalam tahap-tahap menulis selanjutnya. 2 Setelah kerangka karargan te$usun, penulis siap melakukat kegiatan menulis.Kegiatan menulis adalah mengungkapkan fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen, perasaan
(1)
dengan
topik,
jelas dan efektif kepada pembaca
(Kemf,
2004:34).Penulis rnenuangkan butir demi butir ide-idenya ke dalam tuiisan.Penulis fokus meouangkan ide-ide dengan tetap memperhatikan aspek-aspek teknis menulis sepefii stroktul, ejaan, dan tfirda baca. Penulis mengungkapkan ide dan
gagasan sekaligus memperhatikan bahasa dalan isi kamngan menyajikan bahasan topik atau ide utama tulisan. Ide utama di dalam tulisan dapat
karanga.nnya. Bagian
dcngan illustrasi, informasi, bukti, argumen, dan lllu$flll. Olch karena itu, penulis akan dituntut memiliki ll!,fu compele ce terhadap bahasa dan gagasamya serta l l|.n r l](: rlim hangkan tahap-tahap dalam menulis. l\rrcl ponulisan merupakan tahap penghalusan dan pny(lnlurnaan tulisan kasar yang kita hasilkan. Kegiatan ini tnr,lipuli pcnyuntingan dan merevisi. Penyrmtingan adalah pr,nrtrilisran dan perbaikan unsur mekanik karangalr seperti clnflr, (liksi. kalimat, alinea, gaya bahasa, dan konvensi pcnrrliurn lainnya. Adapun revisi lebih rnengarah perbaikan rlnrr pcnrcriksaan subtansi isi tulisan (k€rangan).
l'orguiaran menulis seringkali dikaitkan dengan fflUlirflrn struktur baiasa (Steely, 2008: 1). Hal ini rllllrr.rrrrknl stmktur bahasa selalu mendapatkan pembahasan di sll$ll lqLN nrenulis (n/rilirg). Pengaiaran struktur bahasa hrnlrinsi dlri tingkat kalimat hingga tingkat wacana. Paltridge I JIXM r I ) nrcngatakan bahwa furgsi-fungsi retoris yang terdapat ln(lh lirgk0t kalimat berbeda dengan fungsi-fimgsi retois pada llnl[[l wrcana. Steely mengungkapkan bahwa kemampuar tr.rlullr l)lda level kalimat kerap diartikan sebagai literasi hlhlllt, yrritu kcterbacaan suatu tulisan. Hal ini menandakan lnlltxnl-lulimat pen)'usun teks mengalir dengan lancar, tidak l{'llllrl rll olch konjungsi yang tidak tepat, atau belum lengkap. :r'lr |l l(.[s ditulis untuk mencapai suatu tujuan tetentu. I rrt0k mcncapai lujuan ini, penulisan teks harus rlt,,,,.,rrrri[nrr r.lcngan konteks sosial dan fungsi kebahasaan yang llrlrrLrr tli nrasyarakat. Hal ini rnenyebabkan kemampuan rrr,rrrrlrr pirtla lcvcl wacana tidak hanya berkaitan dengan Itrrtilull r kllimat yang berte ma, tetapi iuga sesuai dengan l"rrti,l,r sosiul pcDulisan teksnya. Konteks sosial ini memptmyai ,rlllr,Ir lcrsclldiri ydng harus dipatuhi aga.r tulisan yang dihasilkan
i
lirr
I 'rIsflrirn,
Di awal
pemelajaran kemaliran menulis, pembelajaran hanya dilakrkan pada level kalimai Narnun, seiring dengan perkembangan yang terjadipada bidang pengajaran bahasa, pemelajaran mulai memperhatikan otonomi pebelajar dan konvensi sosial yang berlaku. Otonomi pebelajar terlihat dari adanya kebebasan pebelajar dalam membuat tulisan, sedangkan konvensi sosial merupakan aturan penulisan yang harus ditaati agar tulisan yang dibuat berterima. Berdasarkan penjabaran di atas, pembelajaran menulis didefinisikan sebagai pembelajaran yang mengajarkan stmktur bahasa yang disesuaikan dengan konteks sosial dan fungsi kebahasaan yang berlaku di masyarakat agar tulisan yang dibuat berte ma Pembelajaran menulis yang memperhatikan otonomi pebelajar diwujudkan melalui penggunaan ancangan proses. Kegiatan menulis yang mendukung proses pembuatan tulisan pesertra didik dari prosespengumpulan ide sampai tulisan telah siap dikumpulkan dan diberi nilai olehpengajar. Prcses penulisan, seperti membuat buram, mengedit, dan mercvisi tulisan dan nembahas pengetahuan linguistik, seperti struktur dan fungsi retoris dengan penilaian yang menggunakan skema penilaian analitis, Jacobs (1989:103). Skema penilaian analitis Jacobs menilai tulisan berdasarkan lima aspek, yaitu isi, organisasi, kosakata, kalimat dan mekanik (kapilisasi dar tanda
rrrcrrrhcrikan anak didiknya banyak latihan menulis baik dalam I'r'lrrs maupun dalam bentuk pekerjaan rumah.
Mengapa seseorang menulis? Ada beberepa alasan rrrrgilpa omog menulis. Seseorang mungkin menulis untuk rllrprrt lcbihjelas mengenali dirinya sendiri. Orang lain mungkin rl('nulis ka.ena alasan ujian tulis, undangan hari ulang tahun dan 't'lrttgainya.
Dalam kaitannya dengan tugas menulis, Gere (1992) tujuadalasan orang menulis: (1) rrn rr5liclcntifikasi 6 rrrcrrglilarifikasi pemahamannya tentang satu konsep atau
gnplsln yang baru, (2) men$mgkapkan perasan dan |r.rrllrlamannya, (3) mencarat pengalarnannya untuk refleksi rrurvr tlcpan, (4) berbagi pengetahuan dengan orang lain, (5) rrrL.rlpcngaruhi orang lain akan pendapalnya, (6) menyelesaikan iirl r irliru peked aarurya. 'lcrkait dengan tujuan seseoramg menulis. Natia (1994: lll) rncngemukakan bahwa tujuan pembelajaran menulis di ,'r,holnh. scbagai berikut: lcrumpil mencari dan menemukan gagasan, ide atau topik yrrng cukup terbatas dan menarik unhrk dikembangkan rrrcnjadi cerita. Untuk mencapai tujuan itu harus dicari pengalanan, (2) $unber ide/sutrber gagasarmya: t)cngamatan (3) daya khayal, dan (4) pendapat dan
I
(l)
baca).
2.
kL:yakinan;
' Tujuan Menulis
Keterampilan menulis telah banyak dibicarakan dalam dunia pendidikan sekarang ini- Hal ini disebabkan karena masyarakal telah menyadari akan peran dan pentingnya keterampilan menulis bagi anak didik, Tidak heran jika para guru bahasa memberikan perhation khusus tentang keterainpilan menulis dalam proses belajar dan mengajar- Karena itu gtrru
Sctiap hari seseorang nengalami sesuatu, tillggal Ircngingat-ingat saja pengalaman yang lalu untuk rlilldikan topik karangan. Pengalaman merupakan sumber grgasan yang paling mudah digali untuk menyrsrm
t
hurungan.
lcrlln]pil mengembangkan gagasan, ide atau topik dan nrcnyusunnya mcniadi karangan yang dapat rlipcrtlnggungjawabkan. Tujuan ini sangat luas. Untuk rrrtrrurpoi ini pcrlu mcngcmbangkan topik, ide atau
dipilih menjadi karangan. Dikumpulkan lakta, contoh. ilfolmasi, sehinggajelas bagi pembaca; Terampil mengr.rngkapkan gagasan, ide atau topik yang dikembangkan dan disusur sebagai dengan bahasa yang efektil'. Jika berbahasa sering menggunakan kalimat. Karangan bukanlah yang lepas bebas, melainkan mcrupakan bagian dalam suatu mngkaian yang tertata secara gramatikal. Sebuah kalimal selallr berhubungan kalinrat yang scbclunnrya, Pengarang berusaha supaya kalimat itu lancar, berurulan susul-menyusul secara logis. I)i samping itu, pengarang juga betusaha menyusun kalimat yang cfcktif. Yang dimaksud dergan kalimat yang efektif ialah kajimat yang sanggup menyanpaikan peszln pcmbicara atau ponulis kepada penbacanya, sama sepeti apa yang climaksudkannya. Pesan irendaknya clapat diterima dcngan mudah, lengkap dan jelas, tidak berbelok gagasan yang telah
4.
'
r" rrrl' rlr:rsirrr
,
6.
Llntuk mclatih ketenmpilaD pesefia clidik menguraikan pengalaman yang diterima di sekolah maupun di masyarakat dalam bahasa tulis; Mendorong peserta didik belpikir sistematis karena pekerjaan mengarang melibatkan peserta didik berpikir teratur;
't.
Mendorong dan melatih peserta didik menjadi peseda didik yang berbakat mengarang.
sccara lisan tentang topik yang
akan
,1,1, rrrlrrrrrlikan;
rl, rrrrlr. bukan kegiatan yang mudah Prinsip ini rrlr ,\rrnrlkan agar kcterampilan men$iis dia'aikan dalam l,,rr' 1, \i r!. nlenyenangkan- Khusus bagi pelajar penula, rrr r, l,rr pcllrr mcndapalkan pengetalan terbimbing tentang l,,rrrlrr,risi scdcrhana agar mereka bergairah menulis. 1\l, llt'lIll(lirri pcngoreksian kesalahan mekanik Kesalahan r rt.r l, rlrr,rr. pcnyusurrall frasa daD tanda baca/eiaan sebagai .,1 rl',rt l,( l.:rtirtasan nercka hendaknya disikapi sebagai ., ,r,rlll y:rng waiirr. Kesalahan mekanik dan kebahasaan ,lrl,rl ,,rrrrrl'irn sctelah pcserta didjk lancar menulis; \rt,r,r lIIIs nrcnulis dan tugas membaca atau keterampilan l,rrrrrr,r lu rrrlaknya ada hubungan yang jelas. PembeJajaran rrlrrrrlr lrt rrlrrhnya nempunyai kcterkaitan dengan corita rrrrr| trl;rtr rlibaoa atau didengar. Dalam mengembangkan rxrl.r trlisirn, peserta didik diberi tugas membaca buku I,rrtrl'irhrrrr yrrrg relevan unluk memperkaya ungkapan d.ur rrr'
dan berlele-tele 5.
l'
lrLrr rrrcnulis hcndalnya diberi percakapan. Prinsip ini rrlr'rrrrrirlkan agar kegiatan menulis didabului delgan ",, 1,l r,rtrrrr bcrbicara tentang pengalaman, Pengetah$an, dan l, r., rrir:rr pcscrta didik, kaitannya dengan topik. Olch I rr, rr,r itrr. scbelum menulis perlu dibeli serangkaian
'
I
rl, rrttrIrrrrs lulisat
pesefta didik.
t lllrlllnnl Mcrtulis I
Prinsip-prinsip pembelajarzLn mcnulis scbagai berikut ini. Dalarn kegiatan menulis. pescrta didjk harus berdasar pada topik yiurg bermakra. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa topik yang dipilih mer-upakan topik djpal,anli dan digemari oleh peserta didik. Dengan demikian. mereka akan laDcat' dan tomotivasi untuk menyelesaikan tulisannya dcngan baik.
l\4crrlis rncnolong peserta didik Lmtuk menemukan gaya trrlr,,rrr ,r'llrlr lltlrriar nrcnulis ldalah belajar berpikir dalam cara r'rr, lltll(l) Arllcl0 rlalrtn l arigrn. 1993:1) Dari sudut pandang .lt ,rl,r1 llrrl.r rrlrrrrlrut rttcnulis dapat dirinci scbagai bcrikut: I Nl(ll lr:r (|'lrrl r))L:rongsxng scsuntu yang pernah diketahui' lr,rrrrlr' rrr,rrltcrr:ri sttitltl t()Pik nrcrringsilng kila nrcngcnrl
topik membangkitkan pengetahuan dan pengalaman
yamg
tcrsimpan dalam dasar 2. Menulis mcmbantu pengorganisasian pikiran kita, dal1 Drcnenrpatkannya dalatn sualu bentuk yang berdi sendiri.
Ada kalanya kita dapat merie ihkan konsep yang kabur atau kuang jelas untuk diri kita sendiri, hanya karena mengenai hal itu. 3. Menulis menjadikan pikiran kita siap untr djevaluasi. Kjta dapat mernbuat jarak dengan ide kila sendiri dan melihatnya lebih obicktifpada waktu kita menulisnya. 4. Menulis membantu kita menyerap dan menguasai iaformasi baru. Kita akan memahami banyak materi dengan lebih baik dan menyimpaurya lebih lamaiika kita menulis hal itu. 5. Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakal menulis mcrangsang pikiran kita unluk mengadakan hubungan. mencari perhatian dan menarik persamaan (analogi) yang tidak akan pemah tedadi scandainya kita tidak menulis. 6. MeDulis membantu kita memecahl
(2011.20 21)
menyebutkan enam manfaat menulis, yaitu: (l) sarana untuk mengungkapkan diri. (2) sarana untuk pemahaman, (3) membantu mengenbangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan haLrga diri. (4) meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkrurgan, (5) kctcrlibatan sccara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah, dan (6) mengembangkan suatu pemahanan tentang sesuatu dan kemampuan menggunalan bahasa. Lebih lanjut, di-jelaskan oleh Nuruddin (201 1:11) bahwa menuljs dapat mcmbuat perasafi dan kesehatan yang lebih baik. Mcngacu pada pcndapat Dr. Pennebaker bahwa menulis tentang
rr,rrr rIrrr Pcnrsaln lcrdalam tentang trauma yang dialami ,',,,,r'l',1..r11.:rr suirsana hati yang lebih baik, pandangan positif, ,lri, l'.i lr,rllr yrrrrg lcbih baik. 1,rl
I \!tr\ [l(.
ulis
Itl.rrrrrrrt Nuruddin (2011:39 46), kegiatan menulis ,,,' ,,,, t l,rl.,rr ir:rirs irsas menulis sebagai berikut.
| \.,. L.i.lirsrn (c/dri4, memberikan kemudahan
'
bagi
t" rrrl,'rlrr. trrlisan penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh r" r"lur, rr I rrlisan tidali menimbulkan salah taliir. Ide tidak ,|rirr riurir xtdu kabur. Mengutip pcndapat IIW Fowlr, .r. r, l^r.|el:rsrrn tumpak pada lulisal1 yang menggulakan kala ,,i,r,rrrr I'rrkrrrr kata khusus. Tulisan juga benifal konkrct rl,,,l ,,, ,rl):;lrrk). tunggal (bulan panjang lebar), pendek rl,rl ,rrr prrrrjirng). menggunakan bahasa sendiri (bukan l, ,l',r',,r ,r:iint). \ ,,, Lurrr|kasxn (conciseness) harus diperhatikan penulis u lrlirk r)cmbuang-buang waktu pembaca. Meskipun 'r' '1, rrrrl r,rrr hrrku berafii tulisaD harus perdek, melafukal r',l,rl rr( rlltunrkan bahasa yang berlebihan. TTidak ,", rrt,lr'rrrrlrrrlklLn kata secara scmcna-mena, tidak ',r'rrlrrlrrrrlt. trk berputar-putar dalam menyampaikan
j \ r'
trl)irlilll (oftectnes,\) dapat ncnyebabkan asurnsi t",r,rlr.. rrrt.rrgrrlanri titik kesamaa[ dengan pembaca. Suatu l,,
lrrr|rrs dapat mcnyampaikan butir gagasan kepada rrrlr.rr;r rlcngan kccocokan scpcrti yang dimaksud 1r r"rrrrllrrrrr. Artinya. tidak teriadi kcsalahan bcrasumsi 1,,,,1 ,t rrrertinthulkan kcsalalrartian oleh pembaca. \l rl',rrll\r. t)csrn pcnulis tidak dapat dipahami dengan baik 1,' rrrrlr .rrrr
,,1, l,
tt,rlril(1.
4.
Kesatupaduan (unity) gagas"i pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan menulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahkan dalam menangkap ide-ide penulis. lde-ide utama dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas. 5. Antarbagian tulisan harus b€rtautan satu sama lain - antaralinea atau kalimal (c ohe re nce 1- T auran.tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan yang disampaikan penulis. 6. Adanya penonjolan (emphasis) atau memiliki demjat perbedaan antaxbagian dalam h,lisan memberikan kemudahan kepada pembaca dalan menangkap tekanan ideide tertentu. Dengan demikian, ide-ide besar yang dimiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
5.
irlc
secara
teiatu dan sistemalis. Kuraig Iuntll|lrrrrryrr menulis tersebut disebabkan pombinaan Iurrnglyrr k"mo-pu* menulis. padahal, llntnrrtprrurr rnr:nulis itu hanla dapat dicapai melalui latihan kcnlumpuan
t rl tlt
rsil dan birrrbingan yang sistematis (Akhadiah dkk.,
lr,luI llctlrtsarkan prinsip-p6n"1o pembelajaran menulis di drr. {lllclrrkrkon huhua topl1 lang dipilih adalah topik \ang ,l.rr (lirnirtilti pcsena q;6;L. Se.ain iru. sebelum kegiatan llcldoknyl diawall dengal percakapan untuk ltt tmlthnrFlilkirn pcngelahuan dan pengalaman peserta didik. knrhclnilrnrr mcnrrlis.iuga he14u1*,.1a dinrjudkan dalam siruasi ylrt8 harn()nis dan rn.ny"nurrgkun. pengoreksian lltthlutt lrll bnhusa dan mekqnika tulisan hendaklva dilakukan rclrhlt lts..rlrt rliJil lancar \enulis oan ridak lagi mengalanri
dllttn{l
ttllli
llhr
llrulllnr
Prinsip-prinsip
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang lebih sulit jika dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya (menyimak, membaca, dao berbicara). A(inya, untuk mengbasilkan sebuah tulisan dibutrfikan beberapa kemampua[ yang meliputi: (l) informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan ditulis, (2) pengorganisasian informasi dalam kesatuan gagasan, (3) pellyajian infomasi secara runlut, dan (4) penulisan eiaan dan tanda baca yang benar. Kemampuankemampuan tersebut akan menenhrkan kemampuan peserta didik dalarn kegiatan menulis selaniutnya secara utuh. Masalah yang sering dilontarkan dalam pembelajaran menulis adalah kurang mampunya peserta didik menggunakan bahasa Indooesia yang baik dan benar. Hal tersebut dapat dilihat dalam pilihar kata yang kurallg tepat, kalimat yang kurang efektif, sr-rkar mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih
kata atau membuat kalimat, bahkan kurang
tr,n!(. rlxIrgklrn
mampu
ddlam mcnulis. Selanjutnya, kegiatan menulis hanhlttyl hcrhubLrngan de\gan cerita yang telah dibaca, rlkh lnr. (firn dialami peserta qidik
l, ('lrl lirlisrn y$ng Baik Klrlrngan adalah sebuu6 L-u tulis tapi tidak semua lrryr lttlis lcrkatcgori baik. Tulisan yang baik adalah tulisan firrl' rrurcruhi cirri-ciri tulis\o yang baik (.Chdractelistics ofa
t,'\hl lltltingr. Mc. Crimn'rqo
rrlrl.
(1980) nenyebutkan
4
syarat
l\rl(8ori tulisan yant baik yaitu: kesatuan (unity), LrIrrlllrtprtn (completeness), urutan (order), dan kepaduat
t,,r|r|r(]rtt:). Koslturn memberi gambaran bahwa dalam setiap Ir'|r,'rll t.r'(lilpilt hrnya satu pokok pikiran dan pokok pikiran
rrrl,rlr vIrS dikcmbanAkan dalam kalimat-kalimat setiap lrlrlrrl'lr Kclcngk{pan dapat dicapai jika ide pokok rIl'rr rrr:rkrrrr sccaro tunlas, tidak setengah_tengah. Urutan
ru rrlrrrrrlr lrulu pcnguruhtn/phgatuntn ide tulisan secara jelas
dan logis.Pengurulan ide paragaf dapat dilakukan berdasarkan laktu, ruzurg, klimaks. dan sebagriinya.Kepaduan/kohcrensi berani semutulya menyatu. Datam hal ini pamgraf-paragraf tulisan mudah dibaca dan dipahami karena kalimaGkalimat
penunjang dalam paragraph
diurut secara logis
dan
menggunalGn kata penanda transisi yang tepat. Merurut Enre 1994:14, tulisan yang baik memiliki ciri-
ciri sebagai berikuti 1. Memiliki keiujurar pcnulis. Kepribadi:ur penulis sebenamya tampak drri hasil menulis. Sikap.iujur penulis tampak dalam tulisan-tulisan yang dihasilkan. Sikap adil dalam merujuk pendapat orang lain dengan mencatwntan rujukan lampak pada tulisan. Tidak ada unsur kesengajaan dalam menjiplak tulisan-tulisan orang lain, kecuali faktor lupa yaDg dapat
2.
dianggap sebagai suatu kcwajaral1. Dihasilkan dari kerangka karangan. Karangan/tulisan yang baik dihasilkan dari perencanaan yang baik pula.
Perencanaan karangan memberikan keleluasaan penulis dalam mendaftar, rnenguru ran, dan menuargkan gagasan yang dimiliki ke dalam bentuk tuiisan. Tidak ada gagasan yang tertinggal- Tidak ada pula lompatanlompatan gagasan. Tulisan menjadi sistematis dan gagasan mudah dipahami pembaca.
3. Kemenarikan tulisan. Kenena kan tulisan dapat muncul dari kemasan judul dan isi bacaan. Prinsip-prinsip penLrlisan judol harus dipatuhi penulis. Misalnya judul harus memcenninkan isi karangan, jumlah kata yang proporsional dan menumbuhkan rasa penasaran. Ketcfiarikan pembaca akan memunculkan minat untuk membaca tulisan. 4- Kenunian gagasan- Kemanarikan tulisaniuga dilentukan oleh kemumian gagasrur./pikiran. Jika gagasarr/pikiran sudah banyak disampaikan oleh orang lain, akan muncul kc'jcrruhan. kebosanan" dan rasa basi bagi pembaca.'lirlisan
rrrr tr,l,rl, rrrcrrrlrtrilrrrr
I',
(htr l^rik yang crrkLrp untrrk rlibiurr
{lirl)ili nrcnuangkan gagasilt) yit
llrlr'.
tl:rri dalam kchjdupan Dyirt .
l, trrlIrrrltxrl|tirvir yrrrg tcrjadi I r : . rlirrr fursumbcr dari kajian pustaka drn " r
r
r r , r
Ir
r r r r
i
t( r1t rrl,rnt,irrrvir. Narrun. perlu diingat bahwa Ir rl',rrt'krlirr ltrrgirsan/pikiran yang bersumber dari tulisan rrr,rrr1. Lrrrr rrrr'nriliki konsekuensi, Penulis yang merujuk 1r ,l,l,rt'rrt 1r'rrrrlis Lrhrnx harlls mencatumkan niuna dan tahun
tl,'1,'rr l,( l'rrlrrr rrrcnrjuk dan mencantumkan dallar rujukan r,lr ,,rLrt lrr. tligrrrl.rkm daftar pustaka) di akiir tulisal. l" IrI'h,rrI',':'rr kt prxla pcnulis u(ama layak diberikan. t\l'lllllrLr l':r,lllrjrn/idc utama dan penjelas. Tulisan yang lrrtl rrr,rrrrlrLr llirllrslrn utama. Gagasan utama (main idea) ,lrl,rrrr ..rrrrrrr rlcrlLrlitil. induklil, ata campuran. Gagasan rrt,rlr,r rrrL ,lrrrLrlrrrlLan urelalui kalimat utama- Gagasan rrt,lrr,r rrrr ,lr;tlrrskan oleh gagasan pedelas. Cagasan 1r rr;r I
rliwujudkan melalui kalimat penjelas
\,ll\tt tntt, \t ltt t| (\\.
1., r,
l,rr rrrr
, r
I
'fulisan lerdiri atas berbagai "rlr"rr llirtlirsirl. , l. . hr ik bersil'a1 utama maupun penjelas, r
'
'
r r
r
'
I
, r
r r
r r r
r
l',rrrrlrr lrULrrI lrirrrya menyebar dan menjabarkan gagzsan, rrr I'rrrrL,rrr lr:rr rrs nrcnyalukamrya dengan baik. Kes.rtuan yrrlr,r'rrrr ,lrprrt nrcnrhcrikan pelrlahaman yang baik kepada h,
rrrlrlnr I'rt,rsiur lulislrn yang baik seharusnya
l,
rrrrrtrrtrrrr 1lrr11rrsrrrr/pikiran
memiliki yang batk. Penulis bukan hanya
rrlrr1,rI',rrl,.rrr Ilrllrsnr dalanr tulisan, melainlan harus rx rirlir rlj'r rr( rrltur'ulkNn gagasan. Hal irli bertujnan untuk rrr,rrrrr',rrrr rlrrrr nlrncr)tul(xn rulan pcnahaoarl pcmbaca \,llrrt,',,1 rrcr(rirrl llcsirn pcnulis dengan baik. Hubungan l,l,rlrlirr Ll:rlirrrr trrlisan rnutlak diperlukan. Hubungan l,I' lllfl|llr irri tliscbrrt kohcrcnsi dan kohcsi. Dalam Kamus llrrlrrrr,r lrrrirrrcrirr. krlrcrcnsi atlulah hubLrngan logis
antarkalinat daltrm sebuah paragraf. Ilubungan logis ini dibangun untuk mcnciptakan k'esatuan makna. Kalimatkalimat yang dirangkai dan dipisahkan dcngan tanda ritik (.) itri nremiliki hubungan yang dapat diterima dengan akal. Hubungan ini erat kaitannya delgan makna scbagai bertuk kalimat pcnjclas dari kalimat utama. Semakin crat dan logis hubungan kalimat akan sem?rl
pcmbaca atas rangkaian makna
8.
9.
10.
yalg tersaji.
Kohesi,
menurul KanLls Besar Bahasa Indonesia, adalal kete kalan antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana dengan penanda konjugasi, pengulangan, penyulihan, dan pelesapan. Selain rnemiliki hubungan logis antarkalimat, paragraf memiliki keterikatan unsur-uns$r pembangrur sebagai penanda. ljnsur--unsur ini memiliki keterikatan erat karena meruiuk pada acuan kalimat sebelumnya. Jika koherelsi mengacu pada rujukan makn4 acuan kohesi adalah unsur-unsur penanda stnrktur kalimat. Kelogisan lulisan menrpakan fnktor mudah tidaknya tulisann diterima pembaca. Jika tulisan dapat diterima akal. pembaca akan nenuntaskan bacaan. N:unun, iika banyak ditemukan tulisan yang tidal dapat dilerima akal, pembaca belum tentu akan menuntaskan bacaan- Dengan demikian, sia-sia saja usaha penulis dalam menyajikan gagasannya. Dalam sebuah lulisan terdapat berbagai sebaran gagasan. Jika penulis hendak memberikan perhatian klusus sebuah gagasan, dapat digunakan sebuah penekan-an. Penekanan pada bagian leflentu sebuah tulisan memberikan kenudahan pembaca dalam Denangkap gagasan yang dikhususkiur oleh penulis.
Bahasa yang sesuai dengan kelompok
pembaca.
I(cmampuan bahasa kclompok pcmbaca sclrarusnya menjadi perhatian bagi penulis. Gagasan pcnulis jika di-sampaikan dcngan bahasa yang tidak dipahami olch pcmbaca akln sir-
!,r
trrll1lr!1. pcnulis dapat memperkirakzur kemampuan (a) ditujukarl untuk ,'r,rl irirrl. r.(nrriil. atau dewasa atau (b) ditujukan untuk :;,
r ,rr,rrr tr.llrbrrea tulisannya, misalnya
I
.lr lrrl,r' hrJ:rng yang digelr.rti. Itrt,rlr,rrrrr o r kclonrpok pembdca. Ciri remkhir tulisan \'rrt l,,ll1, r.,rlu harus dipa.hami oleh pembaca. Harapannya, tr'rt, r,,rt ,r',irr yang dituangkan penulis dapat dipahami ,1, rrr'.tr lr;rrl olrh pembaca. .lika tidak dapat clipahami. I rrt,r,,r rirtirrltrung pcnulis dan pcambaca. Gagasao penulis rr,l,rl tlill)rt (litcrilrla penbaca dan pembaca nengal.uni l, rrrl'r:rrr rrrrrlcli diLn waktu. '., Lrrtrtryir. lulisan yang baikjuga mcmiliki cini-ciri ,lrrr',rr l(rilrrl Iulisan yang baik selalu bennakna afiinya r,rlr ,11r lr,Illr, liunpu n'tcnvatakan sesuatu yang mempunyai rrr rl rr.r lr.r1'rrr scscolirug dan membedkan bukti terludap apa 1,llr| ,lrl,,rrlkIl. ,r lrrlrurrr 1:rng baik selalu.jelas: apabila pembaca dapat rrr.rrrrrIrrrrrri clan menangkap benang merah sebuah trrlr',rrrr
l,
lrrir,urrr r'rrng baik sclalu padu dan utuh;
jika
pembaca
rlrr|;rl nlcngikutinya dengan mudah karcna ,
,lr,rrllrrrris:rsikan dcngan.jelas bcrdasarkan pcrcncanaall kcr;rrrgkrr karangan'rl'rrr lLrlrrirr lirrg baik selalu ekononis; memanlaaatkan \\,rl1Lr (1iIr lirlu kata dalam lrenulis sefta karangan atau
tilr.lrr
purlat dan menghindari kata'kata yang
lr rlrlrillrrr.
,l lulr'rr tr,lr
.,rrrrg baik solalu mengikuti kaidah gramatika;
irl tlurlt
,l rrr rrrli rlrrrirl.
nrcDllgun kan bahasa baku secai-a formal
D, Rangkuman dan Reflehsi
..I
Retorika maksudnya cara mengungkapkan ide. Rctorika dalam tuljsan tertuang dalam bentuk kelancaran ide, Iinicr tidalorya argunentasi. pola pclyaiian data pendukung, dan poia nrembuat simpulan,lari suaru i grmcrrllsi.
Dalam ka.ya ilmiah retorika yang dianggap mem;liki bobot ilmiah ialah tuljsan dengan rctorika linier. Wacana vang banya.k digunakan dalam karya ilmiah karcna memiliki pola retolika yarlg memenuhi unsur-unsur karya ilmiah ialah eksposisi
, , ,. ,
rrli:rn
tlalarn wacana eksposisi harus objektil: lrrl,ok pcrsoalan, dan ringkas (succinct). l' "l , \\ r( illrir irrsLrnlenlasi" bertujuan untuk menlakiikan ..rr rr,rrliLrrli pola piker penulis sehingga pembaca ,., r",r,,,r1,,rlr lrirrrtlangaDnr,a atau 1ne1lgikuti pandangtul ,1, I irrrl flrefirhurt tulisan argumentasi yang baik, penulis ,,r, rrrrrl,rr tlerrgarr thesis atau claim yang sifatnya , I \\.trrnir rrgumentasi ini merupakan wacana yang | ,,' rl ,lr1'rrrrrrkln dalam karya ilnriah dan dianggap ,, ,!,!! 1,,,1!,1 r.rrrlr lcbih kuat.
' , i
I ,
,,
,,
t,, r, r,l.r
dan argumcntasi.
Dalam bentuk tulisan, reto ka ini mcngacu pada jenis wacana. Setiap jenis wacana mempengaruhi sccara jelas bentuk retorika. pilihan kata, dilsi. dan lata bahasa yang digunakan penulis. I)alam aspek ini dikenal enrpat jonis wacana yaitu: (1) narasi. (2) deskripsi. (3) eksposisi, dan (.1) arguncntasi. Pada wacana narasi, penr-rlis bebas mcnggunakan gaya bahasa yang bersil'at subjektif dan berbunga-bunga. Cara neny.dikan alasan dalam tels umumnya bersifat kronologis. Dengan demikian gaya bahasa, diksi, I(osa-kata, dan pola lulisan sangat tergantung pada isi pikiran dan inajinasi pclulis.
Pada wacana deskripsi, penulis harus
I
lugas. adalah
rrlirr lttrltt irlu
I
, l. , r . t
mampu
memllngsikan panca indera secara cermat. menyajikan urutan persoalan berdasarkan sudut pandadg yang dianggap paling berperanan, dan mcmilih kosa-Lata yang bisa mempengaruhi panca indera. Gaya bahasa yang dipilih harulah obiektif dan
Pada wacana eksposisi. tujuan pcnulis
1,,1r rrcnrblca maleri dan menyimak penjelasan l,lr r.rt,l.llr rlrrhasis\,!a miunpu mcngcrjakan tugas
,1,
!
|
l, lr',1,,rrrIrlr prlgcrtian mcnulis? I lr l.irrLLlrtuirlrn ntcnulis? l, I r ,l.rrIrlr rrrrrrlirat clalam memrlis? l, lLr.l.rrrrIrlr rrsirs-asas dalam trlcnulis? l, l,r',l.,rrrLrlr grlinsip prinsip dalam menulis? l, lrr.l.,rrrl:rlr ciri cili tulisan yang baik?
rt'nr l'r 0t ( l{
I
menjelaskan, mengklarifik:rsi, dan memberi penegasa. te.hadap suatLL hal. Karena itu. tulisan dalarn bcntuk eksposisi memcrlukan banyak dukungan dala yang disajikal dalam benluk
kutipan, statistic, peibaldingan, contoh. atau sintesis. Karcna itu
lt' llr1ll.l,rlr l.rlollrlx)l( yang tcrdi|i dari 3-5 omng anggola lr Inrrlrrl, ktrrrrrrliiln carilah artike] dalam surat kabar. \rr,rll' r.rIrlr :rrtikcl tcNcblrt deogan utaian bcrdasarkan , rrr ,
'
rr r
trrlir;lrrr yirrrg l'llrik
l
l'r, i rt,r,,rl,iur lirpolirrr husil kcrja liclompok Anda I, l,rrrrlrrl, Irirr trrt trrttllqitpittvul
dan
BAB IV MENULIS TEKS DESKRIPSI
I l'l,oIlllllllr' l\lt rrrrlir
sertragai salah satu aspek keterampilan berbahasa
{hrrlllrrr {llrirrkon berdasarkan
porsi waktu yang seimbang, rurrrrrrr h rryrrllurrryu menulis sangat kuang diajarkan. Mengapa ,l,, tllr l" s[lirll sdtli alasarnya karena menulis dianggap l,trr,rrptlur bcftahasa yang paling sulit untuk dikuasai rll urr rlcn gun aspek keterampilan berbahasa lainnya. 'ltl,'lr,llr llrrrrrltr rrrr.r'rr|)rrkirn suatu proses yang panjang, dimulai dari tdltrl' [r{lN,[rlivr1, penulisan, pempihan sampai pada tahap Ir(.rtlhuluhkan ketrampilan dan kemampuan menulis, Fl{.rtl lolrllrl)ulln membuat raganan, mengembangkan gnrrlrrrlr. ilrur rrrcnrrlis karangan yang gamatikal, utuh, rurtut
llohllln.l,
rlal Illtr.tr,tr
l\,
lax (lillrDtut mampu menyampaikan pesan kepada .r{rp llrlr rrchlri papatan simbol grafis dan mampu, rnemilih, rl{h lt',ry(:irr rpl yang muncul dalam skemata topik yang rltlsrrrrrlllln (lllunl kalimat dan paragral Untuk hr.rlrrrhurgkln lopik, penulis dapat mengemukakan gagasan, lxrhlrrlrrl. lJ{.llslun, kcmauan, keinginar! atau informasi dari lr,r&ll Irrgnlrrrrrrrl lllau pengetahuan dalam interaksi sosial
r\rrrll t,. Ir)8ltr4lt). \{,rnll[ (lcllg n pcmyataar Syaf ie, Darmadi(I996: 21) ll rtlrlrlrllrr hnltwu mcnulis merupakan suatu prcses yang ltll.rrgyr[ullrr lunrbrng-lambang atau sejumlah huruf untuk rr, llr [|lIr, llrclrcrlol, drtn mengomunikasikan. serla dapat
rl.rlrrplrll .r'llu
rrrl)ilusi illou makn yang ingin disalurkan kepada lrrlll l\'rxll yuup, ilrgin tlis0tnpaikan tcrsebut dapal berupa
tulisan yang merrghibur, memberi i]lformasi, memcngaruhiJ dan menambah pengetahuan. Hasil kegiaian menulis seperti ini dapat belwujud tulisan argumentasi. eksposisi, deskripsi, nansi, dan pe$uasi. Menulis merupakan salait satu kenan'lpuan yang perlu
dimiliki oleh siswa sciak sekolah dasar sampai sekolah lanjutan Dengan memiliki kemampuan menulis, cakrawala berpikir kreatif dan kritis sis{'a dapat berkembang. Selain itu, kegiatan menulis harus rncmiliki kritcria penulisan agar tulisan tcrsebut el'ekdf. KeefektifaD tulisar dapat dinilai dari segi isi. pengorganisasian, kosakata, bahasa. dan trnda baca.
r.,,lr.r .rt.r. 1r rrr:i tclis hasil obscrvasi, tanggapin deskripsi, ,t t,'r,r ,1, |lrrrrrrsi. rlln teks cerita pcndek. Namun pada bab l\ rr lr rrlr'. hirril lrkirn ntembahas masalal teks desk psi saja.
ll I rloIr 'lrI lflrlilrtor
lrrlrr,rrr pt.rrrhcLLjarm dari materi Bab \1, hlr l:r ,krrrr pcrrgeltian reks.
I ' I I '
Pengembangan idc dan informasi litrgkat akurasi yang tinggi agar tidak ada kcraguan makna, peDggunaan tatabahasa yang konplcl(s ltretnbuat pembaca fokus pada penekanal yang
disanpaikan penulis. Pemilihan kosakala. tatabahasa. dan
akademik terutama dunia pendidikan. Teks yang dimaksud diperinci ke dalam berbagai icnis. seperti dcskripsi, pcnceritzurn (recount), proscdur, laporan, eksplanasi, diskusi, sumt, iklan, catatan haritm, negosiasi, piurtun, dongeng. anekdot, dan clll. Ntrmun tcks dalanr kLrrikrrltrn 20lll
lrl, rrtr'l;rskur pengertian teks deskpdsi. Nl, rti.hsl,xI ciri-ciri teks deskripsi. l\l,.rr1t.lrrsl,rrn IangkzrhJiurgkah mcnuiis teks deskripsi.
lrllrrJelrrskan prosedur teks deskripsi.
l,nl' |,lrlr.|,rt,l,Ir
I '
151).
artinya siswa marnpu menghasilkan karya yang diharapka:r bermanfaat bagi peserla didik maupun nranfaat bagi lingkungan
IV, meliputi:
',, r, Lrlr rrrr'rrrl)(]lujari uraian rnatcri pcmbelajaran pada
struktur kalimat soctua saksama menghasilakan gaya penulisan yang sesuai dengan tema dan hzLrapan pcmbaca (Hedge, 1988: Pernbelaiaran balusa lndonesia sclalu bersentuhan dengan teks, tetapj penbelajamn berbasis teks baru diketalkan dalam ku kulum2013. Dari implementasi pembelajann berbasis teks semoga akan mampu memberikan warna baru dalam pembclajaran bahasa Indonesia di era g1obal sckarang ini. Selain itu, dalam pembelajaran teks terutama teks tanggapall dcskripsi selalu berkaitao dengan kctcrampilan mcnulis. Keteraopilan menulis dari kompetensi berhahasa adalah kcmamprLan produktif
Kcbcrh.silan Pembelajaran
lr
l,rlr,r:,rrrrrr rrrirrnpu menielaskan pengetian teks.
l\lrrlr,r.rirrvlr ntampu menjelaskan pengertian tcl$ rl, ,kl, ,i.
| l\l,rlr.r.,r',Nll mnnrpu
menjelaskan
ciri-ciri
teks
,1,,lrrpri.
I
lt
L
rt
r rr'
r
r
rnampu ntenjelaskan langkah-langkah
r
r
rr
lr:;
teks
rLrr1",i
,1,
. \l{t,
i
lcls tlcskripsi. Nirlur',frwit rrrarnpu menjelaskan proscdur rru
'
r I r r r ' ,
l'.
rlr(.ln.ilr:lll
I l,rr,.Itanll I.k\
|...,,,
l,l
,r,l,rl,rlr r;rlu:r'r birlllrsa yang climcdiatan secara tulis
i tert( lU Ultuk mengungkapkan makta r'r .,,, L,l, I t,rtr. lll Irrl:r.'lclis r))cnpunlai sejunlah ciri. ,' , , tr .Lr.r lt,Il\r(.1. t(l,s rcr.LrpirluD scbLralr objck. tctapi ., , ,t r,,l t, 1., rr.rrl)irl,ltr slrtrrirrr ITllrirsa rli dalan wilayah r,t
|
, ,rI
'
r
r
r r
,
i
:
r :
i
bahasa sebagai system. (2) teks mempunyai tata organisasi yang kohesil,(3) teks mengurgkapkan makna. (4) teks tercipta pada
! ,, I ,,,. t.ks yang sama mempunyai pola yang sauna r., ,,,,,.rr,r lcrccrmin pada struktur teks jenis-jenis teks
sebuah konteks, (5) teks dapat dimediakan sec.ua tulis atau l, Lr'. li:rh$a teks dan u'acarra bcrbeda dalam hal
lisan (Wiraho, 2013: 77).
Terdapat beberdpa pendapal yang menganggap bah\ra leks dan wacana berbeda. Perbedaan ilu pada mumnya dilihat dari: (1) cara memediakaD, (2) ada tidaknya konteks. (3) kontms antara proses dan produk, serta (4) kontras antara benluk dan makna. Dilihat dad cara mcmcdiakan, teks dibedakan dengan wacana dalam hal bahwa teks dimediakan secara tulis, sedangkan wacana dinediakan secara lisan. Pendapat seperli itu menegaskan bahwa teks adalah serangkaian kalinat yang diungkapkan secara tulis yang ditandai oleh kohesi ganatikal; sedangkan wacana adalall penggunaan kalimat-kalirnal tersebut dalan bentuk tuturall lisan )-ang nenghasilkan koherensi g.amatikal. Berdasarkan konteks. dibcdakan babwa teks belum disertai konleks, sedangkan \\,acana berada dalam konteks. Teks diasosiasikao scbagai "a slrech of ILt guage inlerpreled fonnulb). ltlithoul @ntexl", sedangkan wacana diasosiasikan dengan ".r strech oJ language percieved to be meaning/ 1, unified, and purposive" (Cook dalam Wirarno, 2013). Wacana adalah teks yang djsertai konteks. Pada pandangan ini. rupanl'a konteks dianggap nrenentukan nrakna. Dari scgi produk dan proses. pcrsoalan terletatri pada penciptaannya. yajtu teks dilihat sebagai produk yang tcrjadi pada suatu *aktu dan wacana dilihat sebagai proses yang sedang berlangsung dalam waktu.Sebagai produk. tcks merupakan instantiasi hasil penotaan pola-pola granatika. Sebagaj proses. tcks merupakan scdang-berlangsungnya pemilihan leksikogramalika yang menunjukkan pola-pola penatairn terlentu untuk
menciptakan makna. Karena pola-pola ilu teratur dan berkembang dalam waklu teilentu. nruncullilh icris jcrris tcks.
bah*a
, r',1, I',(',.\. l'lda teks sebagai produk belum didapatkan ..,! ,,, ,, 1).rlil vit. pada wacana sebagai proses, pembaca , ,, ,,,,'l ,o rrrrrhnu dari proses interaksi antara diri pembaca dan , r ',,r' 'lrlrrr|rr Adapun dilihat dari segi betltuk dan nrakna, , r l,L, (,r( rrir bc|beda dalarn hal bahrva teks rnengacu secara ,,,,,,,1 l,tr,rrlrr l)cntuk flsik dari peristiwa komunikasi, scdangkan
'. ",, .r rt'rru sccrra ftmgsional
kepada makna scbagai hasil ,,,r,,trr, t:r:ri l,rrhrclap pcristiwa komunikasi terscbut dalam
r, : ,,' I
l'Llr:,tiwr komutrikasi itu dapat berupa
kotbah,
lr,Lrsirl\si jual beli, puisi. novel. postet, iklan. dan , ,r ' lrr I'rlrirl. lrrirr. tcks didelinisikan sebagai "a technical ' ', t,, ',lrl tt, th( vtrbal record of a communicative dcl" 'ir. ,,.i1 'l){).1) :ic(lirngkan wacana a alah "communicatiw '' ',\,,1rttt hutguLrgc in cortr:.l".Wacana tidak tampak ,, , t, ,l l, lirtji \lrcrna itu scndiri merupakan nanifestasi dari , r ,,,rI tirrlrIrl\ sicirra llsik. l, l,rh rlr:ii lrrrtLan di atas bahwa teks adalah satuan bahasa '''' ,", rrr''rrr,lrrrrt, rrrrrkna. pikiran, dan gagasan yang lengkap ,,, l,',rr,.l rLul lcl(s lidak selalu ber\!-ujud b:rlrasa tr.rlis. ' ,! ',,,r rl r l,r,,rr tiipirlranri. :nisalnya teks Pancasila yang ,,,.r ,l,l, r,,rl lr pir(lir saut upacara. Teks dapat ber*ujud baik ,, r' lr,rrrr. hrrhkan dalam nultimoda. teks dapat
'r
't,'r
'r,rrt,'rr , ' .,,r,,,1 li rl,rxlrirr irrtxlr tcks lisan atau tulis
dan
,, ,,rur,r ,r,'lrllr lL ls itrr scncliri mcrrriliki dua unslLr utana, .,,,, l,,rr, Lrtrir:ri rIrn kontcks budaya. Konteks siluasi t , r !, rr,r,rrr ri rrp'rrrr lrrllllrrirrn bahasa yang di dalamnya terdapat , !, r,r \ rrti rrr, l;rtirrtx lrrkrurgi llhimya tcks. yaitu adanya ',,ri, rtr . rr tlrhrirr, I'rltrsrr. i(lr) ylnl hcndak disarnprikan
,
,,,'1,
(,feld); sasaran atau partisipan yang dituju oleh pesan, pikiran, gaga,san, atau lrle ttu (.tenor); dan fofinat bahasa yang digunakan untuk menyampaikan ati,ru mengemas pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (r?.rdc). Terkait dengall fomat bahasa tersebut, teks dapat diungkapkan ke dalanr berbagai jenis. misalnya deskripsi, laporan, prosedur, ekspla.nasi, eskposisi. diskusi, naratif, cerita petualangan, anekdot, daII lainlai[ Konteks yang kedua adalah konteks situasi dan konteks bLrdaya masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat jenis-jenis
iner pakan konleks )ang terdekat yang menyefiai penciptaan teks, sedangkan konteks sosial atau konteks budaya lcbih bcrsifat institusional dan global. Fungsi sosial teks deskripsi adalah untuk mcnguraikan sesuatu secara individual menuut ciri-cili fisiknya. teks tersebut diproduksi.Konteks sitLrasi
rrr,
l' r,lr l,l
. ,[.]il'ri,)si nrcnjelaskan ciri-cirj fisik objek. seperti lr rrLrl,. ul.rlur_ rvanra. atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu , ,1 ,1r.1, rlcrrllrrrr linci.
'llrl t,rr l, l, I)t.sliripsi \,l.,t, r I struktllr yang menyusun tcks -,
akan sangat mudah mcmbcdakan tcks
., l,'rr.,rrrrt:r
rl,r
I Llrtrl.rrsi.
Rerikut ini ciri-cirinya: (a) Paragraf deskripsi mcnggalDbarkan sesuatu(b) Paragraf yang digambarkan dijelaskan secara sangat jelas dan rinci serta melibatkan kesan indera.
pcnyusunan ber-sistem dalam kelornpok
rrr, rrrrrrrt Lirirlnh alau standar yang telah ditctapkan.
lt, lr t,r,i birgien: bagian leks yang beisi
1
ini dengan teks lainnya.
deskripsi
lrlr; ;' r rrrlrrlrrrli sltLr koutuhan- J struktur tcrsebut yaitu: t,rt l,lirtrlrlirsi: pcncntu identitas seseorang, benda, dan
2. Teks Deskripsi
jelaskan dalam teks tcrschut. Ciri-ciri yang sangatjelas di teks deskripsi ini tentunya
nlembaca tcks deskipsi seolah-olah r.r'.,rl.rrn Irrrrgsrrug apa yang scdang dibahas di dalam
r,
r, t
Teks deskripsi adalah sebuah paragraf dimana gagasan utarnanya disanpaikan dengan cara menggambarkal secara -jelas objek. tempat. alau peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca. Sehingga pembaca seolah-olah mcrasakan langsung apa yang sedang diungkapkan dalam tcks tcrscbut. 'lujuan tcks berbeda clengan teks negosiasi. dimana tujuan teks deskripsi sangatjelas yaitu agar orang yang mernbaca suatu teks deskripsi seolah-o1ah sedang mcrasakan iangsung apa yang scdang di
,lrl,,r txrrl)iroir
r. r I
'
,
r
r r
r I r r r
r r rr
lentang
r ganrbaran bagian didalan teks tcrsebut.
l.l ,l'
l.rt,,r :u.rrtliri dibcdakan menjadi 3 macan yaitu: r,'r l,l . l)iuirgnr{ dcsk psi subjektil': suatu paragraf ,l.rrl'r'i rirrrg pcnggambaran objek nya mcnurut kesan r,rrr1' ,lirnilik i olch penulis teks.
,1,
rl,r
l'1, lnrrgral spatial: dalam teks ini objek yang ,lrl,rrrrrlrrrlk:rrr hanya berupa tempat, bcnda, nrang dan
,. r
l,I
lrrrrrrl,rrrl obicktif': leks
ini objek digambarkan
,,1.,r\r rr(.nunrt kcadaan ol'rjek yang sebenamya ;" ',.rrrrl';rlr;rrr opini dari pcnulis itu sendiri.
apa
tanpa
Adapun langkahJangkah mengarang mcnurut Seliawan Diuharie 12001: 571- melrpuii di barnJh ini.
melnilih toma atau topik karangan Langkah paling awal dalam ncmbuat suatu liaraDgan adalah menenlr.ikan tenla atau topik karangan. lcma diartikan pokok pikiran, sedangkan topik adalah pokok pembicaman. Apabila dilihat dari sudut scbuah karangan yarrg telah selesai tena adalah suatu amanat utana yang disampaikan oleh penuljs melalui karaigannya. Dalan kcnyataannya untuk menulis suautu karangiur, penulis hams memilih suaiu topik atau pokok pembicaraarr. I)cngan demikiaul, pada rvaktu menyusun sebual'l tema untuk untuk scbuah karangzur ada dua unsur yang paling dasar yaitu topik atau poltok pembicaraan darr tujuan yang hendak dicapai rnelalui topik terscbut. Bagi pengalang pemula, penentuan topik tulisan nrcrupakan sesuatu )/ang agak sulil dilakukan. I)alam menetapkan topik pe[ulis harus menguasai betul kira-kira pemasalahan apa yang akan ditulis. Jadi, agar topik benar-bcnar terw.iud piiihlah lopik yang benar-benar menaik perhatian. Ha1 ini sesuai dcngan pendalat Gorys Kernl' ( i 994: 1 1 1) bahwa; "Sebuah topik pertama{ama haruslah menarik perhatian peneilis sendir. lopik yang menarik perhatian penulis akan mcnrungkinkan pengr-rang berusaha lerus nenerus mercari datadata untuk mcmccahkan rnasalai yang dihadapinya, pemrlis akan didorong lclus-mcncrus agar dapat menyelesaikan tulisan itu dengan scbaik-baiknya." 1. Menentukatl atau
2. Menetapkan tlliuan
Sctiap kcgiatan yang dilaliukan lentu
meniliki lujuan.
Dcmikian halnya dengan mengarang/nenulis. Mcnetapkan tuiuan tulisiul adalah penting sebelum mcnrlis. Karcna tuilran sangat berpengaruh diilunr mc ctapkan bcntuk. plnilnlt, silill dlrl
,,
rLili\irrr. 'luiuan tulisan harus jclas suatu tulisan ,lrl1r(l si dcnlian tujuan y:urg jelas dan mungkin
, r, ,, t|l,r
,,,. ,, I'l r. . ,", .rt,rill,rr trlisiln vang buruk atau tidak dapat dipahami , , t ,"1'r'r lirli Nnelapan tujuar itu sangal membantu ,1
,,,!
,,,, ''
LL
rfr
r cngcnbangkan tulisannya
dan
dapat
,,1
'r ,ll,rlr lic|uda penulis. Dengan menetapkan tu'uan nrcntbaDtu penulis memperoleh gambaran ,, l|1..!r ,'rl rr lirng akan ditulisnya dan mernb;rngkitkan 'L I rrLrlr rrrlrl, nrcrangkaikan kata-kala yang lebihjelas
',,,,,,,t' rll..llr rrrlirrnrasi/bahan t ,,r'rl rr{ llrrt):ri trLiuan yang telah
ditetapkan, perlu
,, r ,1, ,,, lr rrl)ir kolcrangan-keterzrngan yang berhubungan ... , Irl r,r'.(l'Lrr. l(c-eiitlai nengumpulkatl bahan dapat r .,, 1 rt llr r'rrrrr obscrt'asi atau mengadakan pengamatan
' ' i , !., !,r' ,r,r t,r,'r(:, irtirU kcinginan scsuatu yaog diperlukan dan ! r,,,,l,l.,,,,Lrrrrlrt.r'pcrtrrlisan. , !
,,,1 Li,1
t .,
I,
r,rrrl l rr lrrlisan
,,ir,1
r llllrsillr rrtlirlah gads besar cerita yang
akan
' '.,,,,r ,,, t,,kl,r ,elrrrrrh ttrlisan- Sebeium menulis, seorang ..,r, r",1,' rrr,.rr{ IirIrLirrI licrangka tulisan. Kerangka tulisal r.,r ,,' tr,l,'rr.ur irlirr ircriln pcnulis tentang hal-hai apa saja ,i ',' ,1rr|1r., ,,lrirrggir ticngan menggunakan keraneka : , ,1t" ! ! rrt.r r.rr1' rrlrrrr ditulis scmakirl ielas dan terarah. .,,r,rrl Llrrlrurr rncoliurgkan isi pikirannya sekaligus ,, . r,, ,r'r r, rlr.rrrrr.i dirrr scntprrna tanpa scbuah kerangka ',, ,,, ll,l ,,', ,, ,rr,rr ,lL.rrlyrrn pcndapat Gorys Kcraf(1994:132) I , , ,rt,l,,r I\irrirrrjlirrl iulullh lcncanr keria yang mcnuat .,, l, ,r ,1,I r ' 1rrt Li[i ]lriln !ilng ltkrtr digarap." .
. .,',
5. Mengembangkan kcrangka karangan
Sctelah kenurgka
kaLrzurga-d
disusun. maka
lahap
sclanjutnya adalah mengembangkannya menjadi sebuah fulisnn yang utuh. Pengembangan kerangka karangan dilakukan satu persatu. I)alaln pcnulisan atau pcngenbangan kerangka karangan ada bcberapa unsur yang harus dipeahatikan dan unsur-unsut tersebui merupak.n penilaian baik tidaknya hasil karanga[ yang gagasan yang dibuat. Unsur-unsur tersebut adalah dikemukaka{ organisasi isi (uutan peristiwa), tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata serta penggluraan ejaan yamg tepat. Di dalam penuirngan isi gagasan yang dikemukakan pada sebu:rh tulisan, penulisan sangat dituntut untuk memiliki wawasan llras tentang apa yang ditulisnya sehingga isi tllisan benar-beniu hidup. NanuD demikian dalam pence taannya, penulis harus marnpu mengorganisasi isi sedemikian lupa sehingga isi cerita lidak tumpang tindih alau lidak dibicarakan berulang-ulang. Agar isi karangan mudah dipahami pcmbaca, gunakanlah tata bahasa yang baik, struktur kata dan kosakata yalg rnudah dipnhami pembaca. Hal yang lebil penting lagi adalah penggunaan kalimal yang efektil Kalinat efektif berarti kaiimat tersebut sederhana namrm memiliki makna yang luas. Lebih baik menggunakan kalimat yang pendek dan mudah dipahami daripacla kaljmat yang paniang tetapj rnembjngungkan pembaca. Agar tulisan nrudab dipahami pcmbaca, penggunaan ejaan juga harus perlu diperhatikan. Gunakan tanda
isi
r ,,,r, lr rrrr', rlrlitrrkkan pada bagian awal dan mana pula ,,,r. 1,.,,,, ,1,1, LrlliIr |rula bagian akhir.
',' lntqtrr\ir trrrrloh ptosedur yang dilakukan dalam 'r',,,', 'r ,1, rrLll,lLll t.l,r lirnggapan deskripsi dalarn pembelajaran l,{r,r .' l,rl,,,! .r,r :l{lirlLlh scbagai berikut: (1) ideilifikasi (2) lld.rlrl ., r ll) ,l(:il.ripsi b4ian. Setelah siswa meDbaca tcks l'nr'r,r, lr,,l,,rL .rir' Deskripsi
l,l . l ,r,
lirir I'rnlun beEsal da.i kata panlunlun dalam baiasa l\l,i riIl!l)ru )rng berarti "petu.lun". Dalam bahasa lawa
,1,f,,,.11 ..1,:r|,ri plrikrn. dalam bahasa Sunda dikenal sebagai
,t,.1,,,i,,r (Li,i Jrlrnr bah.t\a llatak dikcnal scbagai
urnpasa
l',r,, I lil,r,iliur lc iri alas empat larik (atau empal baris bila ,1,r,'l'.1{,,. t(liap b i! lcrdiri atas 8 l2 suku kata. bersajak rl,Ir il.ll'i[ t)('Lr r-l)-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a b-b atau , L, 1,.I I'x,,r,,,r p dn i|rlanya merupakan sastra lisan, tetapi
recara
.,
Li,,r,r1 (t,r,,,,rt)ri r!!.i'
I
, I'r
l
serampangao akaD berdampak ncgatif tcrhadap isi karangan. Bahkan penggunaan ejaan sccara tidak tcpat akan nenplitkan
rr,,Uj or,,,,i
r
p{!!!!lq!!l
rr.rirl,Lrfl l)lsrr
lr n'l(rr'l) l Ig trrln't(rrt'l) Ij durian
I
,,r r{rL, tdrt)irt hchirr ',fltrr\,r rirrIrri,ic!rl kcrnr ian. ', uIt,I ir 1.r,r Irir (liHrn kln untuk nrenriapkan rirna
pembaca untuk merrrahami isi tulisan. Untuk menyusun kcrangka
karangan. diperlukan bahan-bahan yang dapat digali dari pengalaman, irnajinasi buku buku, majalah, Koran, rlarlancara. dan lain-lain. Setelah bahan terkumpul, pokok pikiran tcrscbul kita susun dengan baik dan ticlak bolelr sembrlrngirr). Mrnu
, r(,Lli i dlns dua bagian. yaitu sa'npnan dan isi. Sampiran
,1, NL, ,,r
isi
baca padr ternprmlr ccbah pcnggrrnian ciaan
,
,rl,,lil, (lrir l)xris pcrLama. kcl?p kali berkailan dengan alam {,,tr rr !Ll,flr buda}a agraris masyarakat pendukungnya: ,",..,1,,\.r "rir. huian. dan hulu". dan biasanya tak punya 1",1,,",r',,o ,ldrs{i bagian kcdua }ang nrenyampaikan maksud , ,,,, LDrr L rrer)sr larkan rima/sajak. Dua baris terakhir ri!,rit,,rl.in r:i. )rrg rncrupakan lqiLran panrun 1e.sebut. I' rirrr ritr.rLrt,irk[] s lah satu jenis puisi lama yang dikenal luas
dan
,,,,,,. , ,r.,1 ,,. ,,t,,,,,..1.,, t\1nl.1,rir l,.r',rhir ri r.i p ,. n. lr,rlnr, 1,.,1 ]irlr t,rlrr: (irn hcl.i[" rinra .l$ irama yans ',,
'r , ll,'l,r
lt,rlr:r'..r lrrrl,,rr,.i.r W.rlrilrir l',
rf,lirlriiur ilrll
Kriteria leks tanggapal deskipsi dalam pembelajaralr bahasa Indonesia dalam kuriLulum 2dl3 adalah sebagai bcrikut. (l) mate.i pembelajaran atau teks berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan delgan logika atau pcnalaran teftentu; bukan sebalas kira-kira, khayalan. legenda, alau dongeng semata. (2) penjelasan guru, rcspon siswa. dan intcraksi edukatif guru dan siswa dalam penrbclajaran bahasa Indonesia terbebas dari prasangka yang sefia-mcrta, pcmikiran subjektif. atau penalaran yang mcnyinpang dari alur berpikir logis- (3)
Mendo.ong dal nenginspirasi ,sisvva mampu berpikir hipotetik dalam melakukan perbcdaan, kesamaan, dan tautan safu sama lain dari nrateri pcrnbclajaran bnhasa Indonesia- (4) Mendorong dan menginspirasi sis*a mampu memahami, menerapkan, dan nengenbalgkan pola berpikir yang lasional dan objcktif dalanr mersepon maleri pen-rbelajaran bahasa hrdolcsia. (5) bcrbasis
pada konscp, tcori. dan fakta empiris yang dapat dipcrtanggungjav/abkan. (6) tujuan pembelajaran dirumusk;m secara sederhana dan.ielas, namun nrenarik sistem pcnyajiannya.
l).
Rangkuman dan Refleksi
I rrr, rrrlrrr.rr lrr.rrrbrrt.:r tirkrrs pada penekanan yang .,,,,t,,,1 l, rr t" |[1r., l,l ,r,lrlrlr '.rtUrll hr'rrsir yang dimediakan secara tulis L.r,', I I I , I I I I trrl(. lU untuk ntcngungkapkan makna .L1,,,', l,,rr, 1,. lr.rt(.|{ Irrlrr Icks mcmpunyai sejunlah ciri. ,,',r', rlt ,,,1,r Lorrlrr.l. lc(s nrcrupakan sebual objek, tetapi ,,, {,r 'rl,.rr,rl t,.1. , rr.nrl)irk r saluan bahasa di dalam wilaya} 1.,i1,,, , , t, rr'.| .\'1,.r'r (:l) lcks ncmpunyai tata organisasi lang l,l,rr t) r, l . rrrt rrt,rr|ltlirrplian nltkna. (4) teks tercipta pada ., 1,,,,,1, l,,rr, l. (i) teks dupirl dinrcdiakan secara tulis atau r.
,..r,1,
. r
l, l, , .,rr'r.rrrr,r ,lr I r,
,
I
r, r1t,
,"1,"
r
,l,.
, r
I I
.
, , r
,
,
,Irt)si
rrrlrrlah scbuah paragraf dimana gagasal
..rrrr;,rriLrrrr (lcnSirn cara
menggambarlan secarajelas
rr Itrll tJfrisli\.!ir yang sedang meljadi bpik kepada lr rr1'1,.r ,,,,rrh,., scolah{lah merasakan langsung
", .,q"r 1,Ir1' rrl,rrrl,,lirrrrgkilpklm dalam teks tcrsebul Tujuan teks
r.'r",l,r,1,rt'lr l(.ks
cSosiilsi. dimana tujuan teks deskripsi .,., .'r I, l,r' \,Itll ;rl'rr ()ritI]!t tNng membaca suatrL teks deskripsi . 1,t, ,,1 rlr n!|llr)l rrrerirsulian langsung apa yang scdang di
. I , l.',,,lrL, tfl,: l.rlch
Dari uraian di atas terhadap sajian teks tznggapan deskripsi dalam pcmbelajanm bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu kemampuan yang pcrlu dimiliki oleh siswa sejal sekolah dasar sunpai sekolah ianiutan. Dcngan nrclniLiki kcmampuan mcnulis. cakrawala berpikir keatif dan Lritis siswa dapat berkembalg. Sclain itu, kegiatan menulis harus memiliki kriteria penulisan agar tulisan tersebut efektil. Keefiktif'an lrdisan dapat dinilai dari scgi isi, pengorganisasian, kosakata, bahasa, dan tanda bacu. Pengembang:ur ide di inlbrmasi tirgkal aliurasi yru1g tinggi ag:f tidak ada kerag[an makoa. penggunaan tatabahasa yang
,
',,r,
, ,,
t.
Lrlr
llr!.rrhrcr Dratcri dan menyimak penjelasan ,lrlr,1r rl'l,rrrr rtrrrlrasisr.r,a nlanlpu mengcriakan tugas
' t -ra. t 't'\ irltl I I , , l..urlirh llrr yil lt Anda kctnhui tentang tcks? lt ,,,.1rr,rrir l)(.txIrl)rt Ardl tcnlang teks deskprisi?
I r,L L, (iri ciri rLlsrlcskripsit l. I
L
t'
I rr l:Lrrt'l,rrlr , L.l..rrr
Lrnlll(irlt nrcl)ulis 1cl(s doskripsi'.)
1,r.,'rlrrr r..L.,h
strilri
BAB V I'IiM BELAIARAN KONTEKSTUAL
2. Tugas Proyek
c. d.
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-5 orang anggota. Kemudian buatlah teks deksripsi tentang perjalanan hidup tokoh masyarakat yang berasal dari daerah asal Anda? Presentasikan laporan hasil kerja kelompok Anda dan kelompok lain menanggapinya!
I l'r llllilllnr
llll,[Lntrur kontekstual merupakan suatu pendekatan ,n.F rxrrllntu lluru mengaitkan isi male pelajaran dengan l..r,l,r'rrr rlrurrn ry t . I)embelajamn ini memotivasi siswa untuk ,," r,ltrrrl,lrrlrl'urr pcDgctahuan yang diperoleh di kelas, dan li, ',, r,rturr!r t[rlurrr kchidupan siswa sebagai anggota keluarga,
-,'ra., l,'llr, l
t!,,l4oto lnasyarakat.
l',tr,
rrrlrrn kontekstual (CTL) adalah konsep belajar larp In rrrlrrrrtrr guru mengaitkan antara materi yang diajarkan ,Llt]dr 'rll {ri (lulin nyata siswa dan mendorong siswa membual hrl'lrllr nrlltir pcngetahuan yang dimilikinya dengan lFrlr,rlnrrt!l rlrrlrun kcl,idupan mereka sehari-hari, dengan lr*lrlxrtlflll llli[h komponen utana pembelajann afektil yaitu ll{lrl rlll!t{lla, hcrtanya, menemukmr, masyaratriat belajar, plrlrlr.lrrtr. rcll(ksi. dan penilaian yang sebenamya lNurhadi,
,t
! rt
blrrlllr (rlllarn Nurhadi, 2002:12) meflrmuskan tr.rlr'rltr ( ' I I. scb gui suatu proses pendidikan yang bertujuan Ittrtllrrlr,aswr rnclihat makna dalam bahan pelajaran yang lll}rrLtr ln.lIlN i rlertgan c.lra nrenghubungkannya dengan konteks hltl,hqr,rrr !(.lurri-l)lrri. yaitu dengan konteks lingkungan Fthrlllrl . '(rniullryil. drur budayanya. Untuk mencapai tujuan httrhlll. rlrl(.[r ( "1 1,, ukon menuntun siswa ke semua komponen Ll tlF I ll. yrrilu ntolakukan hubungan yang bermakna, lllrrlflIrrh r peltctljruut yung bctadi, mcngatur cara belajar itrllr t. lr.lfl iI| $lllrLl. lrcqrikir k[itis dan krcatif. menrelihata atau
me.awat p.ibadi siswa. mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian sebenarnya.' Dalam bab V ini, penulis akan membahas tentang pendekalan kontestual (contecstual leaning) berupa pengertian, komponen penrbelajaran kontckslual. prinsip pembelajaran kontekstual, dan skenario pembelajaran kontekstual serta penerapan pcndekatan kontektual dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembahasan pendekatan kontckstual ini diharapkan menjadi bagian yang tidak terpisahhan dari menulis tel<s deskipsi, karena pada prinsipnyadigunakan sebagai pcndekatan dalam menulis teks deksripsi.
B. Tujuan dan Indikator Keberhasilan pembelajaran Tujuao pembelaj:fan
dari
ateri Bab V. meliputi: Menjelaskan pengcrtian pendekatan kontckstual. Menielaskan komponen pernbelajaran kontekstual.
b. c. d. Mcnjelaskan c. Menjelaskan
f.
lrinsip pembelajaran kontekstual. skenario pembelajaran kontekstual.
Menjelaskan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelaj aran bahasa Indonesia.
Selelah mempclaja uraian materi pembelajaran pada bab V, diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan
pengertian
pendckatan kontekstual.
2. Mahasiswa mampu meljelaskan 3-
komponen pembelajaran kortekstual. Mahasiswa matnpu mcnjelaskan prinsip pembelajaran kontckstual.
4. Mahasiswa mampu mcnjelaskao pembelaiaran kontekstual.
skenario
,
N4irlr:tsiswa mampu
menjelaskan penerapan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Itrrrlckatan lrrrirrrcsia.
! \lnt,,r I'r rbrhjaran
i l.rr,
' l]. Johnson (dalan
Rusman 201l:187)
I l[1r'rliIr
hithwa pembelajaran konlekstual adalah sislem '',, lr I rltsl|g olak untuk menyusr.n pola-po1a yzurg ,,, .,rIr'll,rrrr Irlkna atau pembelajamn konlekslual. Suatu , ,,,', Iu rrrlrcliLiaran yang cocok dengan otak karena ''' ,,, 1,, rll,i'tl o)lkna yang rnenghubungkan muatan akademis , rrr I ,rrrtr.[s rlari kel'ridupan sehari-hari pesefla didik. r,,tL'i.. (dalarn Nurhadi. 2004: 189) nendcfinisikan | ,t", t t ,'utt \ltktl 'l'cLrching and Learning (C1L) memungkinkan r. ,rt,r rlr,lil rncnghubungkan isi mata pelajaran akademik r.,,r ,r L,rl.ks liclticlupan sehari-hari unfuk menemukan makna. , tl rr(rrlx.rluirs konteks pribadi pescrta didik lebih lanjut ,.' 1,,1'rr lr'rllbc|ilrn pcngalaman segar yang akar metangsang '.,1 lrrrrrr rrrcnialin hubungan baru unluk menemukan makna ',
'i,
rrntillit itu. IIowey R, Keegan (dalam Rusman,2011: rrrr.rrrlr.,linisikan C'l-L, sebagai pembelajamn yang
'',.,,,,"'l,l.rrrl.irrr tcril(linya proses belajar di mana pesefla didik ,,,. ',r'r,rrrrLrlrrn lx.rnuhanran dan kemampuan akadcmikrya dalam r-'l"r,,ri L,,ll(.ks dulilm dan luar sekolah unfuk memecahkan '." 'l,rlr rrrll lx.r'silirt simulatil' ataLpun nyata, baik sendiri-
''rlr r rrlrplrl
l)ctsllDll-san'ta,
l.Urt( l.st itl arlalirh proscs pengetahuan yang dibangun , t.lr lr, rrrrrhrrrrrrrrr nritnrrsia bcrdasarkan lingkLrngan nyata yang l.l,'1, lr,r'. tulrr(lll) kcsirrrglularr yang lcbih scrnpil. llal ini dapat
djartikan bah$'a pengetahuam bukanlah scpcrangkat fakla-fakta, konscp, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Peserla didik perlu dibiasakan untLk menecahkan masalah. menemukan sesuaflr yang bcrguna bagi didnya. dan bergelut dcngan ide-ide. Peserta didik harus nlengkonstruksikan pcngctahuan dibenak mereka scndiri. Esensi dari leori konstrultivisme adalah ide bahrra pescna didik harus menemukan dan mentransformasikan satu inlormasi kompleks ke situasi lain. dan;rpabila dikehendaki. i brmasi itu menjadi ntilik scndiri. Pcogctahuan bukal ah sLratu tiruan dari kcnyataat atalL realita. melainkan pengctahuan merupakan akibat dari suatu komtruksi kognitif kenyataan mclalui kegialan seseorang. Dalam proses konslruksi diperlukan beberapa kemampuan seperti (1) kemampuan mcngingat dan melgungkapkan kcmabali pengalanran. (2) kemampuan membandingkan. mcngambil keputusan mengenai pcrsarnaan dan perbedaan, dan (3) kemampr.un untuk lebih menyukai pcngalaman yang satu dari pada yang lainnya.
Ber.mgkat dari asuntsi bahwa petrbelajaran kontekstual sebagai suatu nrodcl pembelajaran yang mmberikan fasilitas tegr'atan belajar peserta didik untuk menca, mengolah dan menemukan pengalalnan belajar yang lebih bersit'at konkret terkait dengi r kehidupan nyata melalui kelerlibatan aktivitas peserta didik dalam mencoba, mclakukan. dan mengalami sendiri. Dengan denikian, pcrrbcla.jaran kootekstual tidak sekada. dilihat dari sisi produt, akan tetapi yang terpenting adalah bagaiman proses pembclajaran kontehstual dapat diaplikasikan dengan baik. Pembela.jaran kontekslual merupakan konsep belajar' yang dapat membantu gum mcngaitkan antara materi yang diajarkar dengan siluasi dunia nyata dis\\'a dan mendorong pcscrta didik membuat hubungan antara pengctahuan yang climilikinya dcngan pcncrapannya dalanr kchirlrrp;rn nrcrckrr
', ,, .,r11\rrir licluarga dan masyarakat (Nurhadi.
2004). ,.,,,1,r,rrl)(r[rrlt dimiLikinya pcngalam:rn belajar yang i Lr ' 'l l,,rt 1 |tscrta didik. tenlu saia diperlukan pembelaialan ' 1, l,rlr l,rr\irli nrcnrbeiikan keseDrpatan kepada peserta didik
'',t lr, rrolrrr rrr,:llkukan dan mengalami sendiri bahllan. r.,t,, tiL rrlrnglr yiug pasif sebagaimana penerima terhadap ylng disampaikan olch guru. ( lr.r,rtrr {1012:65) mengemukakan babwa CIL adalah j ,1, ,.r.llr \'irrrg nrcnyeluruh yang terdid atas bagian-bagi.u1 ,, l , rl .rrir r. iilr bagian-bagian itu saling berkaitan satu sama !,,,,,,, , rrirlir akan dihasilkan pengaruh yang mclcbihi hasil '
',, r
L rr
',,
r
l,rrrrrrrsi
1,1.
r
lrr
prrrla bagian-bagian yang seca€ tcrpisah.
1,,""t'("rrn l'enrbcla.iaran Kontckstuil
l! rrl\'Lrirulr l(ontekstLLal mcrupakan konsep belajar yang ... ,,Lr' ,rrI I' |r rrrur)gritkan anlara materi yang diajaikan delgan ., ,., , ,l,rr,r rrr-rrr pescrla didik dan mendorong peserta didik , ',,t ,fr lrrrlirrnlrirrr rnla(a pcngelahuan yang dimilikinya. Pada , trlr(rirl)in pcnrbclajaran kontekstual, mclibatkan tujdh ! ,,'ti 'Lr' i rl:rur:r. r.liantaranya adalah: l) Me jalin hubunganr,, r,',,r'.,' r,rrt' lrrrnakna. 2) Mengerjakan pekerjaarl-pekedaan ",! I' r rtr l) Mclirkukan proscs belajru yang diatur sendiri.4) r ',, ,,1,1 ,,,, Lol:rhrlusi. 5) Berpikir kritis dan kreatii 6) | ,,,l,rl,rr lrr!rrrrrrr sccam individual. 7) Mengupayakan , , , ',,,,, .lrrxhr. i
t
t
l'r t"1't' l'(ntlxlninr:rn Kontekstual
illrl)lunrntusinyir te tu saia memerlukan 1r'rrrlrlrrjrrrirrr !lng rlcnccnniDkan konscp dan
l!,rl,Ir ,
|
.",
Lonteksturl (("11.). Sclain merrriliki unsur pcrhc(lit,rn lcrLcnlu. yang lcntu "t' r,rr tIr'ir r|lr'rrriliLi lrcbcr:rprr ,1, 1r rrrlrl,rlrrr rrrr
'
alau scenado yang disesuaikan d6ngan ntodel yang akan diterapkan. Ada tujr.Lh prinsip yang harus dokembangkan oleh gurLr dalam proses pembelajaraD kontekstuai. yailu: (l) kontruklivisne (contructiri,en). (2) bcftanya (q uestioning)- (3)
'' ,,,'l .L.rl,,rr irtiur nrcnyaiil(an hasil kaya pada pembaca, . I lr. ,rtrll irrrdicns yang lain. lnkuiri adalah siklus .t' ,r rrrrrhiullrun pcngetahuan yang bermula dari .,r,,,,1,., ,, rrrrsi, l)d1irnya, investigasi, analisis, kemudian ! , . ',,, tt.'r rtrru konsep. Inkuiri diau'ali dengan ,.,,',,,,rr trrl rrcirrhani kolNep atau lenomera dan
tnenenrukan (inquni- (4) masyarzkat belajar (leaming communit.!), (5) pcnodelan (nodeliryl, (6) rcflcksi (reflet:tion), dan (7) penilaian scberarn,\e (duthenti( asscssament).
Kontruktivisme (L-onlruclittism) merupakal
]andasa11
lilosofi penrbelajaran kontekstual, bahrva pcngelahLran dibangui oleh manusia sedikit demi sedikit. yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (semp;t). Bertanya (questioning) adalah sual! stlategi yang digunakan secara aktif oleh pcscrta
didik unLLk rnenganalisis dar mcngeksplorasi gagasan-gagasan. Bertan!a merupakan strateci utan'ta pembelajaran yang bcrbasis konlckstual. Beftanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kcgiatan gum untuk mendorong. membimbing dan menilai ketehmpjlan bcrpjkir peserta didik dan menggali informasi, menginfomasikan apa yang sudah dikerLrhui. dan mengarahkal pada aspek yang belum dikctahuinya. Prjyatni (2002:2) menycbutkan birhu'a pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif. kreatif, dan produktif dari pcngalaman atau pengetahuan tcrdahulu dan dad pcngalaman belaiar yang bennakna. Siswa perlu dibiasakarl untuk memecahkat rnasalah. menemukan scsuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-idc. Siswa harus mengonstruksikan pengctahuan di bcnak rnereka
,r, rrr.r,.rl;rlr. (2) incngumpulkan data melalui , rlr rr(llJ'illrrlisis dan menyajikan hasil tdisan, l,tr'r.rr l)irl1ln. tabcl. dan karya lainnya, (4)
.,,., r
saja berimplikasi pada adanya pe.bedaan dalam membuat desaiil
.,,,t ,, ,1,rlirr nrchksanakan kegiatatl bcrmakna untuk ,. r',, Lll t(llrrirr. ltiyatni (2002:2) menjelaskan bah\a'a
' , .1',,,1,1.,r (1.Ir Lr'Sirltan mengamati, beflirnya. mengaiulQn ',, , ,,' rit rr:r (lripotcsis), mengumpdkan data, dar ,, ,,, L r,,,r ,,,llrrs:ri kcgiatan lerakhir. l, . r Ll,rt lrclLriur (ltdmi g comfiunit!). Hasil belaiat , , ,. l,,l,r lr rl'irl'i (.!/zr'1rL) zntarteman, antarlelompok. dan .." ,,r'lr \.rrll Iirlru kc mereka yang belum tahu. Dalan ,,,1 ,r l.l.rtiI irrrggota kelompok yang terlibat dalam . . ,,, rr.r.r.LrrrLrrI nlcrnbcri inlo rasi yang diperlukan oleh , ,, r.rr\ r ,Irrr .jugir nrcminla informasi yang dipcrluk:rn 1,
1
,,,- ,
i
l,rL.rrn\r I'cnlrdclan (nodellrg) yaitu dalam sebuah ,.r'lrr ,r,llr let('rrrrrrpilan alau pengctahuan lellentu. Ada r r ,,,r' ljr.ir (lilinr dan pemodclan pada dasarnya ,,, !,,
'l', rl .r r I'rlfrsrr ),rng dipikirkan, nendenorrstrasikan ,,,,,, Irrr rrrt rrJ'irrgirrlian Para peserta didikn,va untuk , , i,' ,1,,, rrr, IrrLrrl,:rrr rl)r yirng guru ingilkan agal peserta i, r,r t' rr.r ,lr,lrt,ll\rr rrrclakukan. I)cmodelan dapat berbel1tok ',.r
lr'llrl)(lliIr (1'nloh lcnlang konsef atat
sendiri.
Mencmukan (inquir), fi\ertryak^n bagian inti dari kcgiatan penbelajaran berbasis kontekstual. Pcngetahuan dan kctcrampilan yang diperolch peserta didiloerupi*an laktalirkta,yiurg ditcnlukur oleh peserta didik sendiri. Inkuiri terdiri atas siklus yang nenrpunyai langkah-langkrh r lirir Irin (t)
aktivilas
! ,,r ,' LLrL., t, rrrir:rfirrirl.lrl lrclljrr- menyarankan agar hasiL , r,lrr rr,rrr,Ir1r,r,'ItlrrLrri licfiir silnta Llcn!:arl orang lain. Hasil , ,,r ,, ,1,ttr r,'1, 1r ,lrrri brrl-regi pcngalaman antarteman, ,,,,'1,1,,0,1tr'1,
'
,,r . l ,r ,,
(liIr iullrrr vilng txhlr kc yang tidak
,I l,'rt, l.:rl ll rlilirksirrrrrk:rrr (Lllitnt
tahu.
kclolnpok
kclompok belajar yang anggotanya heterogen sehingga sehingga akan te{adi kerja sama antara sis\\'a ying pandai dengan siswa yang lanbat. Kegiatan masyarakat belajar difokuskan pada akti!itas be.bicara dan belbagai pengalaman dengan orang lain. Pri,vatni (2002:3) menyebutkan bahua aspek kerja sama dengan orang lain u11tuk mcnciptakan pembelajaran yang lebih baik adalah tLrjua penlbelajaran yang menel?pkan /ezrr"ning communit!Rcfleksi (/c/cclior) adalah cara bcrpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belal€ng tentaig apa-apa yang sudah kita lakukan di mirsa yang lalu. Rellcksi mcrupalian gamba.an tcrhadap kegialan atau pengctahuan yang baru saja diterima. Kunci dari itu semua adaiah, bagaimana pengetahuiur nengendap dibcnak pesena didik. Peserta didjk mcncatat hal yang sudah dipclajari dan nrelasakan ide-ide baru. Rcflcksi merupakan langkah url
menelarh, dan nerespons semua kejadian. aktivilas, atau pengalaman yang terjadi dalam pemb(]laiaran, dan membedkan masukau-nasukan pcrbaikan jika diperlukaur. Penilaian yang scbenarnya (aulhenlic ustt!.\scmcnt). nrcrupakan proscdur pr:nilaian pada penlbclrirrrirn k(nltkstrrul
,,,l
rrr,
rrrlrlikan gambaran perkembanga[ belajar pcscda
I l!l !\.r
l\.\,,.\,irrr(rr?/ adalah proses pengumpulan bcrbagai data
,,,,. l,'.,r rrrcrrrbcrikan gambarirn perkembangan belaiar pcscrta r,l,l ( i,Irbrlirl pcrkcmbangan belajar pcserta didik perlu t,t , 1 1lrr r'lrh !.uru agar bisa memaslikan bairrva peserta didik ,,, ,r1 rl.rrrrr plosos penbclajaran dengan benar. Pcnilaian yang l" r,,r n\ r rrcnrprkan tindaknn nenilai kompctcnsi sis{? secara ,, ,r r ,l,.ril'rn nrcnggunakan berbagai alat dan bcrbagai teknik , t,,rr,'lolio. lcmhar observasi, unjuk kcrja. dan sebagain,va.
t,
l,
pcnilirian yang nellLmjukkar pcngetahuan. r, r rrl)ilirr. rlen sikap siswa secara nyata- Penilaiaul yarrg ,lr
r
rri'rr tlilckankar pada penrbciajaran yang seharusnya ,,, sesuafLl bukan hanya ',rl, rrlu sisw:l iillar mampu mempelajari ,, rrr1rr.lclr inlblmasi pada aklir periodc. Kemajuan belajar , ', L ,lrrrilrri brrkan hanl-a yang berkaitan dcngan nilai tetapi ' 1.
l,
rr.rr
1,,1,
t,.r(ir Iroscs belaiarnya.
t \l(.n,"
io l'cmhclajaran Kontekstual
l'.tIlrrrrn sclialigus alat kontrol dalam
I
pelaksanaan
pcnrbelajaran kontckstual, pembelajaran dapat t,lrl rrl,;rrr sihrrgai belikut. I N4crrgcmhangkan pemikimn pcsefta clidik untuk rrclaliulian kegiatarl bclajar lebih bennakla apakah tlerrgln cam belerja scldiri, rnenemukan sendiri, dan nr( lgontruksi scndiri pengetahual dan keterampi]an rrl ,rrrlr:rrrgrrr
-virn
'.
g harus
dinriliki.
l\4clirksan:rkan scjauh mungkin kegiatan serrrrra topio
I
M(
vrng diajar-kan.
nlLL:rDbxngklr
rrrcrrrrrrr,.:rrl kan
.l
inquiri untr (
silat ingin lahu
dengan
pcrtallyaaDl)cttiuyean.
N4.llrit)trLrn n)irsyrakrt hclaiar, scpcrti kegiatan lcl,'rrr1rrk. rliskrrsi. l rrnvrr ja$:rh.
5. 6.
Menghadirkan model sebagai contoh pcmbelajaran, melalui illustrasi dan media ydng sebenarnya. Membiasakan peserta didik untuk melaksanakan refleksi dari setiap kegiatan pembelaiaran yang telah
dilakukan. 7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenamya setiap peserta didik. Untuk menunjang skenario pembelajaran kontekstual, maka pembelaj aran kontekstual hendaknya; 1. Nyalakan kegiatan utama pembelajaran, yaitu pemyataan kegiatan peserta didik merupakal gabungan antara kompetensi dasar, mated pokok dan
2. 3. 4.
indicator pencapaian hasil belajar. Merumuskan secarajelas tujuan umum pembelajaran Uraian rinci media dan sumber pembelajaran yang akan digunakan untuk merdukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan. Merumuskan scenario dari tahap ke tahap kegiatan yang harus dilakukan.
vlng dipelajari, (2)
permasalahan yang akan dipelajari harus icl.$, terarah, rinci, (3) pragmatika materi harus mengacu pada kcbcrmanfaatao secara konlrel, dan (4) memerlukan belajar
looperatif dan mandiri. Penerapan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sast6 lndonesia pada aspek membaca, berbicara, mendengarkan, dan
rlonulis baik dari segi berbahasa maupun bersastra dipaparkan scbagai berikut. 1
I
)
CTL dalam Pembelajaran Membaca Membaca menuut Komaruddin (2005:21) adalah mengeia atau melafalkan apa yang tertulis atau melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan rnelisankan atau hanya dalam hati). Membaca merupakan salah salu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Kegialan membaca tersusun da €mpat komponen, yaitu slrategi, kelancamn, pembac4 dan teks. Dalam pembelajaran membac4 guru dapat menciptakan masyarakat belajar di kelas. Masyarakat belajar berfungsi sebagai wadah bertukar pikiran, bertukar informasi, tatya
Penerapan
.jawab tentang berbagai permasalahan belajar yang dihadapi,
5, Penerapan pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran
tersebut.
Bahrsa dan Sastra Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan menanamkan bekal keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia bukan hanya rnemberikan pengetahuan. Penrbclajaran bahasa Indonesia harus dibuat semenarik mungkin agar siswa antusias mengikuti proses belqjar mengajar. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menghendaki sebuah proses pmgmatik, bukan teo tik
belaka. Pembelajaran yang memanfaatkan CTL
dan pada akhimya dicari solusi tentang permasalahan
sangat
diperlukar.
Memrut Endraswara (2003:58) pendekatan kontekstual memang cukup strategis karena menghendaki (1) terhayoti fakta
Curu seharusnya menjadi model yang mendemonshasikan tcknik membaca yarg baik di kelas. Guru juga harus nlemonitor pemahaman siswa. Memonitor pemahamalr penting untuk mencapai sukses membaca- Salah satu hal yang terkait dalam proses memonitor ini adalah kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang telah ditctapkan guru. Guru harus seimbang baik posisinya
scbagai pendamping siswa maupun kctcrampilan siswa dalam pemahaman bacaan.
pengembang
(2) Penerapan CTL dalam Pembelajaran Berbicara
Berbicara merupakan salah satu kompetensi dasar yang berusaha mengungkapkan gagasan melalui bahasa lisan. Berbicara merupakan kegiatan menghubungkan antara semata dengan kepercayaal did untuk tampil mengungkapkan gagasan. Suasara kelas memiliki peran dalam pembelajamn berbicaraPembelajaran di kelas dapat menggunakan teknik belajar
dalam konteks interaksi kelompok (cooperating). Curu membuat suatu kelompok belajara (leaming community). Dalarn komunitas tersebllt siswa berusaha untuk meogutankan pikirannya, berdisl-usi dengan teman. Konsep dasar dalam teknik ini adalah menyatukan pengalamanpengalamn dari masing-masing individu. Teknik ini memacu siswa untuk berkomentar, mengungkapkan gagasannya dalam komruritas belajar. Tahap pertama, siswa diberikan peluang wrtuk berbicara. Apabila terdapat kesalahan penggunaan bahasa, guru dapat memberikan pembenaran selaqjutnya, Menumbuhkan keterampilan berbicara, dimulai pada diri siswa. dengan menumbul
di
dilahrkan guru harus sesuai dengan fakta di kelas. Siswa yang pandai berbicara layak meldapatkan nilai tinggi dalam kompetensi berbioara dibandingkan siswa yang frekuensi berbicaralya rendah. (3) Penempatr CTL dalam Pembelajaran Mendengarkan Mendengarkan adalah proses menangkap pesan atau gagasan yang disampaikan melalui ujaran. Keterampilan mendengarkan membutubkan daya konsentrasi lebih tinggi dibanding membaca, berbicar4 dan menulis. Ciri-ciri mendengarkan adalah aktif rcseptif, konsentratif, kreatif, dan kritis- Pembelajaran mendengarkan dalam CTL mengharuskan guru untuk membiasakan siswanya untuk mendengarkan. Mendengarkan dapat melalui tuturan langsung maupun rekaman. Kemudian siswa diberikan instaumen untuk menjawab beberapa pertanyaan, Teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa pada keterampilan mendengarkan dapat menggunakan tekuik observasi. Observasi dilakukan gum dengan melihat dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan menyimak siswa. Proses perekaman dapat dilakukan guru menggunakan buku atau lembar observasi untuk siswa. Rekanrall observasi ini berisi perilaku siswa saat pembelajaran menyimak berlangsung dan pembelaj aran keterampilan yang lain. 'I eknik kedua adalah dengan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa dalam satu periode waktu tctentu, misalnya satu semester yang menggambarkan pcrkembangan siswa dalam keterampilan menyimak. Data yang didapat dari portofolio digunakan untuk mengetahui pcrkembargan belajar menf mak siiua. 'lcknik ketiga adalah jumal dalam mendengarkan. Jumal digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang bcrhubungan dengan topik-topik kunci yang dipahami,
Seorang
kcsulitan 6c.'c^,n sisr a terhadap pcmhclqiuatn nlcllyillnlk *t'"tn*irt rinwu itthtrrr nrcncapai
ff;ff;(4)
memadai seharusnya dapat melakukan peoilaian secara autentik tentar€ kegiatan memrlis siswanya. penilaian yang sebenarnya adalah penilaian berbasis siswa. penilaian guru
"i"" il*"o.tJ t-* dipelajari Jurnol dupnl hcrrtprr catatan siswa Yang lain Pembcluirrun M';nrrlir "--"*"" ar i datam p"nvu'poion gugur'n durum hcnmk :;::l:i:';J;; mcnulis il;; ,";;. ;'"* ;* ketcrampilan pcmhcluittrun menulis llii"T ".-ti"'^t* menulis krcatil Kclcnrmrrihn inrbrman ;;r" berpusat padu suru schLrBuilkril dalam ffi;;il; harrts. hcrpcrrn ;";;;;."" 'end!'i vang kepada ;'- hanva memberikan insrruksi ;.*'.il; penguatan io*, **u membual karangan krearil tanpa oda (linrv' atau
sebelumnYa
adalah rujuan pembelajaran konlcksrtrdl il .;il",ri.lo.n..uryang dipclaiari di dalam
:;#i"l;;;^--
Lonsep-koosep dipahami kenvataan al'rual vang dapat
teoretis itu dalam kenyataan dapal memberikan i**i--t"" ,.*u"tlu curu seharusnya mengunglapkan *ul'n i"Uu. untul sis\ a agar dapat c lL berwujud a;ut^i Komponen
ul-"^'- n"*."*"seP
Hil;".;;;"'ru apa )ang berusaha untuk menghubungkan i.fi"rc;
uaauh
siswa- Instrumeo
sehari-hari ,"i"'o$"i"l* -jtn"il-dengan realilas tugas .ll'" suru dapat berupa pemberian yang sebLrah diary i''.","ttti- t'egiatl sehari-trori dalamdoku,"en ponorolio ::'il ;il;;;",;;"' ijadiran sebuah hari itu' i::""',:";;;' ,.n#g upu )ans dipelajari pencanan d
proses apa ;arg dihadapi sena siswa permasalalan tersebut setelah melakukan periode tenentu g'ru dapar pada al'iim1a tutisan sis\ a tersebut dan memenuli sisr"a tersebut tetah dapat
r""""J** il;;;-; '#ff;,;;"1-l t""tOt- ****
fidffi;ffitan
kompetensi atau belum'
guru yang memiliki kompetensi
tentang kegiatan menulis siswa harus sesuai
dengan kompetensi siswa yang sesungguhnya. Gum harus membuat rubrik penilaian yang dapat mencakup semua aspek yang akan dinilai. Sebelum membuat rubdk, guru harus dapat membuat instrume[ yang mudah dimengerti oleh sis\ra, dan instrumen yal1g dapat membuat siswa beryikir kitis dan
kreatil Instrumen menulis yang dibuat guru harus dapat memfasilitasi siwa untuk menulis kreatill
1.
Rangkuman dan Rcfleksi
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas dunia
siswa sehingga siswa dapal membuat hubungan antam pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya. pembelajaran bahasa bukan haaya memberikan pemahaman berupa definisi melainkal siswa dituntut untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri. Guru harus memiliki stralegi yang
kitis dan kreatif. knplementasi Pembelajaran kontekstual
memacu siswa unhrk dapat berpikir
pada pembelajaran nembaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan dapat menbuat pembelajaran lebih keatif, dan menuntut siswa
untuk lebih berpikir kdtis. Artinya siswa dipacu lmtuk
menghubungkan antam materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru harus dapat menjadi model pada kompetinsi tcrtontu, sehingga siswa mendapatkan contoh atau model untuk nrcngambangkan konsep yang didapat. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran kontckstual akan membuat pembelajaran semakin menarik dan krculil' tanpa menghilangkan tujuan pembelajamn. Guru
"i",j*tii
,-i
\llrll(llr
lx trlhclrjaran scttu'ki'' hertrfiturirrs rrrcngikuti
bcrhn!lll seharusnva dapat mcnLiPtaklltl 'siswa
*r,ri"ggu Kerja oembelaiaran. !"."-vl"g u"it" antara pJril pclul\rrlrrl |cr\li(liLirrr
,*.f **i
2.
ur.u"
-"-pellancar
BAB VI RAGANGAN
\iL'lrgalr
proscs pcttrlirlilirttt
A. Pengantar Evaluasi
Setelah membaca materi dan mcnyinrrrk
pcnjelasan
dosen, diharapkan mahasiswa mampu nrcngclinkan
tugas
herikul.
1. Tugas
melalui bahasa tulis kepada pembaca rurtr.:k
dipahami
(wikipedia.org). Setiap menuiis karangan tentunya harus menrperl'Etikan dahulu bagaimana kerangka yang harus Individu
a. Jelaskan pengertian pendekatan kontekstual b. Jelaskan komponen pembelajarankontekstual c. .lelaskan p nsip pembclajarao kontekstual' d. Jelaskan skenario pembelaiaran kontekstual U-ttuntutt penerapan pendekatan kontekstual dalam
".
Karangan nerupakat karya tulis hasil dari kegiata.n seseorang untuk mengungkapkan gagasa.n dan menyampaikanya
pembelaj aran bahasa lndonesia'
2. Tugas ProYek yang terdiri dari 3-5 orang anggota K;;;# buatlal skenaio pembelajaran menulis cerpen .t"nnuo m"nggunuk- pendekalan kontekstual? il"";;;.lttr laporan hasil kerja kelompok Anda dan
dibentuk. Kerangka adalah suatu rencana yang memuat garisgaris besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, lerstruktur, dan leratur. Jika hendak menulis karangan, maka hamsiah ada kerangka karalrgannya. Kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau ra[cangan yang memuat garis besar atau jde suatu karya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstuktur. Tanpa adanya kerangka karangan ini, tentunya sebuah paragraf yang dihasilkan tidak men. liki struktu yang rapih dan bacaanya nengenbang ke mal a-mana.
a. Bentuklah kelompok ..
b
kelomPok lain menanggaPinYa
!
l]. Tujuan dan Indikator Keberhasilan pembelajaran Tujuan pembelajaran dari materi Bab Vl, meiiputi: 1. Menfelaskan pengertiall ragangan atar outline
2.
Menjelaskan manfaat kerangka karangan dalam
3. 4. 5.
menulis Mcnjelaskan penulisan dalam benhrk ragangan Men_jelaskan langkah penyusunan kerangka karangan Mcnjclaskan pola pcnyusunan kerangka karangan
matcri pcrybclaiaran pada Setelah mempelajari uraian bab
VI, diharaPkan
1.
2.
:
pcngcrliirn rcgangan Mahasiswa mamPu menjelaskan atau outline manlilal keraDgka Mahasiswa mamPu nenjelaskan karangan dalam menulis bentuk menjelaskan penulisan dalam
,- uJ"iir*"."-n" ragangan
4.
langkah PenYusunan Mahasiswa mampu menjelaskan
5.
kerangka karangan Mahasiswa mamPu
menjelaskan
Pola
PenyusLman
kerangka karangart
C. Materi Pembelaiann
1.
PeBgertian Raga\g
\
^t^u
Outli
e
dalam menulis Banval penulis mendapakan kesulitan
a 1 ang berharga
walrunl o*""*;:ni;*i;';'ing menghabiskanmengorganisasikan malerr I"..i*i- o*t,n"nu t*u un'ul ka€ntsan Unt'k mengatasi :::'::'}",;"i;il lumpulkan untuk agar
( menvarankan Wahab dan Lesrari less) dapat dan menggunakan mganean asar yang lerorganisir baik larangan ) ang berrsl mirterl menghasilkan "''"---S"lanlrrt mgangan (outline) tyu mtt""ul perlanyaan: Apa V yang Kamus Bahasa lndonesia edisi n"l"rig* l (lavang-lavang) dan
:ffi;;;-,"-J;,. ufn,,t;,.
;;;;;i
"r ;.ui*";;** ;iH-;';;fi;
i"f"t
f',mah; atau kerangka
;;;il;;;
ide vans ragansan Ragansan adalah daflar o*' rot:r' Disisi rain Smarrev dan ' bahwa: rasangan adalah stuktur
oi"initt*rto^
Ragangan alau atau butiryuti-g i"invu berupa bagian-bagian
i'i"'i"' ff;i;i;*;i;"'satakan materi rulisan dan penjelasannya ;;;- - ,r,.''Lru' ai mana kerangka karangan adalah ;;;;ta.-
butir isi karangan dalam tataan yang sistemafis. Tataan yang sistematis bertujuan agar menggambarkan organisasi isi kamngan. Butir-butir yang dibuat harus memiliki kaitan dengan butir-butir yang lain (Mulyati, 2015:80) Pada umumnya yang pertama diiakukan oleh penulis jika mau menulis adalah membuat sebuah rencana ke{a. Hal ini dirnaksudkan agar karangan yang mengalami pe6aikan dapat meacapai bentuk yang lebih sempuma. Untuk membuat perenca[aan seperti itu diperlukan sebuah metode yang teEtur, sehingga pada wa|1u menlusun bagian-bagian dad topik yang akan digarap dapat dilihal hubungan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lain (Dalman, 2015:69) Konsep pengorganisasian ragangan terbagi atas dua yakni menulis dengan nenggunaka.n ragangan (disebut rarrife, outline) daJ. menulis tanpa menggtmakan ragangan (tlisebut mental outline). Konsep tentang penggunaan outline daIafi menulis dikemukakan oleh beberapa orang, antam lain: Gere, 1992, Osihma dan Hogue, 1983. Selaqiutnya, pendukung teori yang tidak menggunakan ragangan (non-outline) saat menulis dan hanya menggunakan mental outline adalah Roloff dan Brosseit, (1979). Mereka berpendapat bdtwa (mentaloutline) dapat membantu untuk mengembangkan dan mengorganisasikan tulisan yang baik dan
efektil Pendapat (Gere. 1992 dan Osihma dan Hogue, 1983) di atas mendapat penguatan pandangan yarg dikemuhakan oleh (Wahab dan Lestari, 1999), bahwa seorang penulis yang telah selesai membuat ragangan yang baik maka dia dianggap telah berhasil menyelesailan tulisannya,{<arangannya sebesar 7502, dan gagasannya terorganisasi dengan baik pula. Membuat ragangan karangan merupakan stBtegi kegiatan gagasan awal; dolam hal ini materi yang telah diperoleh diorganisasikan bcrdasarkan tujuan pcnulisan. Ragangan berfungsi sebagai satu
rencana (blue
penulisan yrrrlg dijadikan scbagai dasar membuat ragangirn sebelum menulis dalam ""iasa cala yang lebih
print)
i,""* rX* "riu*
clcktif
akan menghasilkan suatu
itu'
ide arau pokok pikirrn lcrkait drngar ;;*";--;;nmembual menguraikan lujuh itstrnlri trntuk t"oi" i***'t Asumsi ittr *""i-- i-rt*,',, dalair pembelajaran mcnulis dalam kelas i"#"-- ."t"-t berikut: ( l) tugas-tugas mcnulis daPat didik ii*ut*- "r,ti -"tt"apai tujuan utama agar peserta untuk menshasilkan teks dalam bentuk ;fi;;;;; 't.'t, dan nemenuhi ;;;;** ;;; kohercn, terkontekstualisasi kesempalan p|n'.rlisan' (2) peserta didik diberi ;;;-l;d; berbagai bentuk dan fungsi dalam "]a*'-"-*r"t*an *iiit"'tii t.** menulis dalam kelas dirancang Lrntuk
metakukatr pcrencanaal)' moruhasilkan nrlisan )ang baik sepefli merancang lugas n"nnlro-i.^iun. pcn)'usunan dan revisi't4t mengupayalan agar semua tulisan Peserta lr"""Jit, yang nyata maupun didik dapat memenuhi tujuan komunikatif didik difokuskan Oi penilaian hasil tulisan pesefia didil diberi lor.f..i kesalahan secara integral {b) peserta "^au memb'at l'lisan rT) munulis secam kela' 'ntu[ kepada kehs dapat memberikan kesempatan lain unruk berdiskusi dan melakltan kegiatan selain itu' proses menulis vang efekivius lrrng:i untuk memudahkan penulis
*ort*r"
ri*".ii
:;;";"'; ;;;;ifu;; ;";;a; l;;..;;;"; i"""r*^" ir*" memiliLi ".""*"tn""i*tiskan
tulitarr sccam runlul dan sistenratis dilakukan' iengan sebuah kesiatan vans akan ugt tujuan vang ingin dicapai. tidak lebih baik dengan ragangan' akan terlihat
d"iL
il; il;;" r*"tg;;;#
*ar. e"gl* pota ufJilu t"tduput p*d'lan
"utul-,
agar tulisan lebih terarah
efeklif mempakan kerangka Kerangka kamlgan yang 'uugi't-uugi* atau butir-butir isi
T*;g"ttuitu" tataannya yang tur-g*-dut* tataan yallg sistematis Karenamenggambarkan .*i"'.,itii. t,". kerangka karangan sudah
nrfi, y-g
isi
karangan. Gambaran isi yang demikian menampal4
Kerangka karangan adalah rencana teralur tentang pembagian dan penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukm hubungan di antara gagasan yang ada dengan demikian, pengaraag dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis. Berdasarkan bentuknya, ragangan dapat dibedaka-n atas dua bennrk, yakni, ragangan topik (topic outline) dan ralangan kaJimat (sentence outline). Ragangan topik adalah kerangka yang
diredaksikan dengan kata atau fiase. Setiap bagian karangan dirurgkapkan dengan kata atau fiasa. pada wnumnya kata atau lrasa yang digunalan dalam lerangla karangar leni. ini adalai
Di sisi lain. ragangan lalimat diredaksikan dengan kalimat lengkap, bukan kata atau frase. Benhrk kerangka ini digunakan jika penulis ingin agar pokok pikiran utama diorgarisasikan secam sempuma sebelum mulai menulis karangan. Suriamiharja (1997) menjelaskan bahwa ragangan atau kerangka karangan sering juga disebut outline. Ke.angta karangan merupakan rencana kerja yang digunakan pemrtis dalam mengembangkan tulisaDnya. Kerangka karangan te$ebut rnerupakan pemyataan-pernyataan penting yang digunakan sebagai pedoman meojelaskan topik yang telah ditentukan. Dengan adanya kerangka karangan, penulis dapat menentukan tempat gagasan-gagasan yang direncanakannya. Selain itu, penulis semakin dinamis mencari ilustrasi yang tepat untuk kara benda- lrasa benda.
rrendukung ide-ide tersebut. Dari uraian tersebut, dapat disimpullan bahwa penyusunan kerangka karangan bertujuan mcnuntun penulis uartuk mengembangkan gagasa[-gagasarmya clalam rangka memaparkan masalah yang telah ditetapkan.
2,
Manfaat Kerangka Kerangan
dibentu sedemikian rupa Kemngka kamngan yang sudah karangan teontt'ngao dalam pembenlukan tento sebuah (1) Untuk memudahkan penulisan ,"*"Oug Ut (21 Unluk ug- m"njuai lebih sistematis dan rapih' dalam *.luar dari ide awat vang akan dibahas penulis akan digarap' (J) untuk mencesah dibaha' arau tipik bahasan )ang sudah informasi memudahkan penulis mencari l"'t"i,ril"t". faku' dan (s) karargan vang berupa data a.uu ide-ide vang akan 'en!"'o^gkun agar karangan meniadi lebih ditulis di dalam suaru kamngan vadadf dan menarik' kerangka larangan' Daoal disimpulkan' dcngan adanya ;udah menciptakan klirnaks vang berbedamembaca ".""1i.;;;t terpikar terus-meoerus unmk
.;; ;;iliki *t *t":
Hil; Tl".'li'*"J't t-:;,;-"#; '#,,'0#'l*ri,-'i" H;;;;;:;.
*i ,-*
ffi;:;;
t;nji'
d-;;
ffi :;t';;fitaca
berikutnya' dan melanjutkan pada halaman
3.
."r^r;;;;;;;
ini
karangan, dan
asas-asas umum
B.
c. L
a-
jatan pikimn
dalarn
pembenhrkan karangan'
a. Sistem Penulisan Kerangka Karangan karangan i"o"ni uaian sebelumnya' sebuah kerangka o'lli'?e) dan kerangla arou,ai-Jal- utat terang\a ropik {t'rpic oailrnel Keranska topik mempergunaLan ;ffi;;",;;;;; tup'oL-,"/r"".p htllan kalimat lengLap- dalam merumusxan kalimat at"*i". a"i*to- kerangka kalimat mempergunakan topik' subtopik lenlkap untuk memmuskan setiap #ii"-
r^t
t. II. TI.
3.
p€nulisan diumikan mengenai (1) sistem kanngan' (2) bentuk-b€ntuk kemneka
(3)
Contoh: Sist€m Penanda Ragangan ( ouiine codikg tystem)
?
Penulisan dan Bentuk Ragengan
Berikut
maupun sub-sub daxi subtopik tersebut. Melihat kenyataan di lapangan, beberapa penulis kadang menggunaakan kerangka model lain yakni kerangka kombinasi (cozrD ination outline) yajg memadukan kerangka topik deugan kerangka kalirnat. Untuk mengungkapkan ide/topik, subtopik atau subsubtopik dan urutan ide karangan maka digunakan system penanda ngangan hasil kesepakatan bersama komunitas Intemasional (Intemational corvension) yang dikutip oleh Salija (2004).
b.
i. ii.
iii. Kisman Salija (2004) Di bawah ini diconlohkan sebuah model ngangan topik yang dibuat dengan berpedoman pada buku ..pedoman penulisan Disertasi/Tesis PPS LNM Makassar" Subyek dan isi ragangan adalah Bahasa Tulis.
Topik
Cootoh: Ragaogan
I.
It.
(Pemakaian lata dan atau liase)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desaio Penelitian
RAB 1 PENDAHULUAN
l.
Jenis Penelitian
A. Latarbelakang R- Rumusan Masalah C. Dst
2-
Desain Penelitian
io" tt ...,ouont PUSTAKA DAN ', PIKIR KERANGKA A.
Tiniauan Pustaka Bahasa Konsep Pembelaiaran a. Teori Bahasa b. Teori Belajar Bahasa
I
c
2. -
Dst
Pengajaran Bahasa
a.
Terpadu M*etode Pembelajarul
dan Bcrbicara ta) \4en) imal tbt VenYimak dan Menulis b. N4odel Pembelaiaran lematik
.
3
c
Dst
Retorika Menulis a. Pengertian Menulis b. Tujuan Melulis
c'
Manfaat Menulis
d-
Asas Menulis
e' 4. 5.
6
Dst Menulis Teks DeskriPtif Pembelaj aran Kontekstual Ragangan (Oudine)
a b. c.
d B C
Sistim Penulisan Ragangan Sistem Penenda Ragangan
Bentuk Dst
Kerangka Pikir Hipotesis
A. B.
Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel C- Data dan Sumher Data D. Instrumel Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Pemeriksaan Keabsahan Data G. Teknik Analisis Data
BAB
A. 1.
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Menulis Teks Deskriptif yang Koltekstual Menggunakan Ragangan
a. b.
Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis Deskiprif Aktivitas Siswa Menulis Teks Deskiptifyang Kontekshal Respon Siswa 2. Menulis Teks Deskriptif tanpa Ragangan a. Keterlaksanaan Pembelajaran b. Analisis Deskiptif Attivitas Siswa Menulis Teks Deskiptifyarg Kontekstual Respon Siswa 3. Analisis Infercnsial Hasil Menulis karangan kelas Eksperimen dan konlrol a. Ujin Normalitas b. Uii Hipotesis
i. ii. iii.
i. ii. iii.
4.
Pembahasan
BAB
V
D. Dst.
KESIMPULAN DAN SARAN
Contoh: Ragangan Campuran
A. KesimPulan B. Saran-saran
Contoh: Ragangan Campuran (Ka1a./Frase dan Kalimat)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sumbcr: dad PLPG I-INM tentang IPPP
Contoh: Ragangan Kalinrtt Keluarga Kismao saliia bemama Kisman Saliia' tuJ *t.'..-"""a'lah nama pemberian orlr! 2 Salija adalah nama ibu kandungnya 22 Juni 1953 di Kalosi 3. Dia dilahirkan pada tanggal
;;;;i iu,-;-' -^.1"i'J"ii"*n "' i
E'nrekang
o.
i"i"'i"*
**"tan
di IrBS Salija arlalah mengajar
UI{M
B. "
i
i*]*;;;t ^ t
Kisman
I raututliii"fti'l*
24 di daerah Luwu Palopo'
November 1971
4.
A.
Pra Pembelajaran
L Mempersiapkan siswa unh* belajar 2. Melakukan kegiatan apersopsi
B.
Kegiatan Inti Pcmbelajaran 1. Penguasaan Materi Pelajaran a. Menunjukkan penguasaaD Dtate pelajaran b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
Idavrati Garim Istrinya yang cantik bernama nama sapaan bapaknya C*irn "aahh t"t* dikaruniabi 2 orang anak ,. laki-laki yg diberi Anak pefiamanya seorang Kisman nama Muh Faath Fauzi Inayah Fauzia eJnyu y-g t"dua bernama
.'-
INSTRUMEN PENILAIAN PI,PG
;;;;;;1"-"'t"
-enjadi
seorang Doktor dalam
Indonesia bidattg pendiditan bahasa
lergolonF keluarga kecil C. Kctuargc --,: Kisman'lda\ ali terdiri Jla:seorang bapak' seorang Keluarga mcrcka ibu dan 2 orang anak Samata Romang V"t"ftu tioggJ ai felurahan I'olong N<1. A1/85 Gowa
relevan c. Menyampaikan materi dengan jelas d. Mcngaitkal materi dengan rcalita kehidupan
2. Pendekatan/stateg i Pcmbelaj aran a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang aLan dicapai b. Mclaksanakan pembelajaran secam runtut c. Menguasai kelas d. Melaksanakan pembelajararl kontekstual e. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu l- Melibatkan siswa dalam pemamfaatan media
3.
a. Menggunakan media secara
' "'
z
Pemamfaatan Sunber Belajar
efektifdan efisien
b. Mcngbasilkan pesan yang menarik
c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
4.
I'cmbclajaran yang memicu dan memelihara kclcrlibrl,rn sisw,r
aktif siswa dalap belajar a. Menumbuhkan pertisipasi slswa terbuka terhadap respon U. ltlenunl*fan sitap belajar tt"eriaart dan antusisme siswa
Sislem Lekuk 1.
l.l
nn"""tiotot-
5 -
". Belajar Penilaian Proses dan Hasil selarna proses u.l4"aun*u t'"Irrajuan belajcr si"wa sesuai dengan tuJuan tr4"tutot utt pUtuian akhir
t.
b. "
1.2 1.2.1 1.2.2
2.
Penggunaan Bahasa
2.1
a.'d.n*gunulun
2.2
u.
hahasa lisan dan tulis secarajelas yang p"san dengan gaya bahasa
rll"nlutrrpuit*
2.2.1
sesuai
2.2.2
c. Penutup
SAMPEL MATERI PERLAKUAN (Model Ragangan Lurus: kombinasi angka-huruf dan angka)
Melakukan refleksi lanjut 2. Melaksanakan tindak 1.
cara PenulisannYa maka d€ngan 2 cara./sistem' Yaitu dr sepeni Yar-rg dicontohkan
Tema : Kenakalan Remaja Tujuan I MenBelalui pola perilalu remaja Judul : Mengatasi masalah kenakalan remaja di era modern 1
.
Pengertian
1.1 Pelgerlian Remaja dan ciri-cirinya 1.2 Pengertian kenakalan Remaja menumt para ahli 2. Penyebab terjadinya kenakan remaja
2.1 faktor intemal
:
krisis identitas b. kontrol diri yang lemah 2.2 fa.lrtor ekstemal : a. lingkungan keluarga b. teman / lingkrmgan pergaulan yang kurang baik c. komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik 3. Macam-macarn kenakalan temaja : 3.1 Penyalah gunaan alkohol, narkotika darl zat aditiflainnya 3.2 I'erkelahian peroiangan atau kelompok/masal 3.3 Kcbutkcbuton /balap liar a.
3.4 Air membantu kulit tetap kelihatan indah. Kulit 3
.4 Freesex dan Pemelkosaan
dan tindak 3 .5 Pembmuhan
kiminal lainnya
4. DamDak kenakalan remaja : burul +.t.-..iu ulun rn"rnilikj kepribadian )ang q.ioil,inau; atau dikucilkan oleh masyaralat 4.1 \4asa depan suram remala : 5. Cara menang$rlangi kenakalan 5.l l indakan Prevenlil cid umum remaja a. Mengenal dan mengetahui dialami O""tt*-kesulitan yang secara umum
i.
t"."t""* remaja
c. Usaha Pembinaan remaja 5.2 Tindakan RePresif
yang menaati tata cara dan aturan u.-Oiro1nun' n"^ju t-tarus berlaku terhadap pelanggaran yang t . ol."tofuft, p"f,ft"^uan hukuman
Air menjaga kesehatan ginjal Anda. 3.6 Air membantu meniaga fungsi normal saluran pencemaan. 3.5
4.
Tips Untuk Membantu Anda Lebih Banyak Mengkonsumsi Air Putih.
4.1 Menyediakar
i,i"i
,
t"ti,""
*engkoosumsi Banyat< Air PuLih
Manfaat Air Putih 1.1 Manfaat Melgkonsumsi Air Putih i. t""t"O* *"**gan Mengoosumsi 1.
2.1 Dehidrasi
2.2 Hilangnya Konsentrasi Keia Ginjal 2.3 Ku"n; MaksimalnYa A1 ot^"" ogar Anda Tetap Minum Cukul . i. tubuh' keseimbangan cairan dalam
u"i"t* i. t"t"-J-* :.i
,j
-*:"ga
ei. ouput fu"tUunto Me[gontrol Kalod' oO
-.-O-*
tot
anda menjadi lebih bertenaga-
Air
Minum Bila Anda Sedang Menyantap
Makanan.
4.2 Pilihlah Minuman Yang Anda Sukai, Anda Akan Minum Banyak Air Bila Anda Menpkainya. 4.3 Makananlah Banyak Sayur dan Buah-buahan. Kedua Jenis Makanan lni Mengandung Banyak Air dan 20% Dari jurnlah Air Yang Masuk ke Tubuh Kita Berasal Dari Makanan. 4.4 Bawalah Minuman Dalam Kemasan Setiap Anda Belpergian, atau 4.5 Pilihlah Minuman Sesuai Dengan Kebuhrhan Anda. Bila Anda Sedang Diet, Pilillah Minuman (sumber:
httBft 4qJ4ra.blqespa!9qq)
Tena : Tanah seluk-beluk air
tediri
dari banyak air-
dilakukan c. Tindakan kuratif dan rehabilitas
Tema : Air l rriuan : Mengelahui
anda
Tujuan
: Untt*
Longsor mengetahui penyebab dan darnpak Tanah
Longsor. Judul Ianah I ongsor 1tL) di Indonesia. 1. TL yang Terjadi di Indonesia
:
TL di Pulau Jawa I .1 .1. TL di DKI Jakarta 1.1.2. TL di Suabaya 1.2. TL di Sulawesi Selaran 1.2.1. TL di Makassar 1.2.2. TL di Maros 2. Penyebab TL di Indonesia 2.1. Faktor Alam 2.l.l Cuaca yang Extrim 1 .1
.
menarik agar pombaca teftarik membacanya. Setelah tema dipaskan, maka tak kan sukar memilih judul karangan te6ebut. Usahakao judul juga menarik.
2.1,2 Hujan Lebat dan Berkepanjangan 2.1.3 Banjir 2.1.4 Pengikisan Tanah oleh 2.1.5 GemPah Bumi
Air
2) Mengumpulkan bahan Setelah mendapatkan tem4 yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yarg berupa topik-topik yang
2.2. Kelalaian Manusia 2.2.1 Penebaogan Hutan Sembarangan 2 2-3 Kecerobohan Manusia 2.2.4 KetidakPedulian Manusia
berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah kamngan- Topik-topik tersebut a[tara lain, pengertian, lujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.
Dampak Yang Timbul Akibat TL 3.1. Transportasi Terhambal antat Pulau Tersendat 3 .2 Komunikasi Penduduk
3
.
3) Menyeleksi bahan
Hindari membahas topik yang tida penting pada karangan tersebut- Jangan mengulang hal yang sama pada paragraph yang
i.2- Korban Jiwa 3 .3 . Kerugian Materi
sama,
4) Mengembangkan kerangka karangan Jika sudah mendapatkan tema" iudul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.
3.4. Kerugian bagi Negara 4. Menanggulangi DamPak TL Air 4. 1 Penjagaan Area ResaPan 4.2 ProYek Pengerukan Sungai 4.3 Reboisasi Hutan Gundttl TL 4.4 Meniogkitkan Kepedulian terhadap tentang TL' 4.5 Memblri Penyuluhan kepada Masyarakat
5. Pola Penyusunan
5. SimPulan 4.
Pola susunan yang paling utama adalah pola alamiah dan pola logis. Pola alamiah dan suatu kerangka lcarangan biasanya
Langkah Penyusunan Kerangka Karangan
terus berusaha Dalam penulisan karangan' penulis aka:r sempuma dan dapal dipahami bagaimana ka.angan yang dia tulis ada beberapa .itt"a "f.it sang pembaca Oleh karena itu' pmulis lerulama irnnluf, ,ut''lt yang me
.kan hcrkcmhang. l'sahakxn datam pemilihan tcma
Kemngka Karangan
y:tng
dida- sarkan atas urutan-urutan kejadian, atau wutan-urutan tempatatau ruang. Sebalikaya pola logis rvalauprm masih ada sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu. a. Pola
Alamiah Susunan atau pola alamiah adalah suafu urutan unit-unit
kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Scbab ilu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau
manusia: atas. - barvah' keempat) dimensi dalam kehidupan seka-rang' ;"*tang - menyebemng, sekarang nanti- dulu -
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibatke sebab, pada pola yang pertama
timur - baral, dan sebagainya' b. Urutan walilu (Krcnologis) adalah urutan yang Urutan waktu atau urutan kronologis atau tahap-tahap kejadian' didasarkan pada runtunan peristiwa
dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusu akibatahbat yang mungkin teijadi. Urutan ini sangat efektif dalam
c. Urutan waktu (Spasial)
landasan yang Urutan ruang atau urutan spas:ial menjadi mempunyai pertalian pal-ing penting, bila topik yang diuraikan yang sangal emt dengan ruang atau tempat' d. Topik Yang Ada '-'-iit"iJp.r" p".alihar yang dapat dimasukkan daiam pola topik yang ada Suatu barang' alamiah adaiah urutan berdasarkan bagiaD-bagian tertenlu' bal. atau peristiwa s,rdah dikenal dengan hal tersebut secara lengkap' mau tidak U"i* dalam U"tt*-"r*i* itu harus dijelaskan bertdut-turutpenting t*, tirpa mempersoalkan bagian mana lebih tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya
"
^l"*t"-o-* -"r i-*t"i uJf"t*t", itu. e. Pola Logis
"'*";;"t*
suatu masalah dianggap sebagai sebab, yang kemudian
penulisan sejaxah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang djhadapi umat manusia pada umumnya. h. Urutan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalai dimulai dari suatu masalah tejientu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurarg-kurangnya uaian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari
tigc bagian utama. )airu deskripsi mengenai pcrisli\ a
atau persoalan tadi, kedu4 analisa mengenai sebab-sebab atau akibal_ akibat dari persoalan, dan akhimya aiternatif'-altematif untukjalao keluardaxi masalah yang dihadapi tersebut. i. Urutan Umum, Khusus Urutan ini menerangkan dari hal yang bersifat umum ke pada yang khusus pun sebaliknya. j . Urutan Familiaritas
unit-unit atau pola logis adalah suatu urutan sesuai dengan kemampuar dalam
keranela katangan
di sel'ikr
dan-menghubungkan kejadian-kejadian adalah: dengl akal budinya Macam-macam urutan logis Urutan Klimaks dan Anti Klimaks penulis yang Urutan ini timbul sebagai tanggapan suatu rangkaiai b"rp"odiriun bahwa posisi tertedr dari kedudukannya atau yang merupakan posisi yang paling tinggi dan klimaks paling meloniol Urutan yang merupakan kebalikan dari tenulis mulai suatu yang paling penting liui"'n topik "*t menuju kePada suatu suatu rangkaian dan berangsur-angsur kedudukan alau kepenlingannya lang paling rendah I. tJrutan Kausal
*""*i"""* I
utt*..
Urulan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal. Secan logis memang agak ganjil jika pengarang mulai menguraikan sesuatu yang tidak dikenalnya atau yang tidak dikenal pembaca. k. Urutan Akseptabilitas Urutao akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempenoalkan apakah suatu ba€ng atau hal yang sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka wutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh para pcmbaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para pembaca.
yang
itu sebelum menguraikan gagas- an-gagasan peoulis harus menlemukal'an -*"U"-atat"f, ot"tt p"*Uu"u' Sebab
diterima oleh pembacar dan vung t'i'*1u duput itu menjadi landasan pula bagi
;";; r;*;"!i[i*t *a*--e"e"sar
gagasan yang mungkin akan ditolak
E. Evaluasi Setelah membaca materi dan menyimak penjelasan dosen, dihaxapkan mahasiswa mampu mengedakan tugas bedkut.
itu' 1. Tugas
D. Rangkuman dan Refleksi atau garis besar' Jadi OLllline adalah Lerangka- regangan memual g'lJls Desal ourline merupalan rcncana penulisan )ang dan merupalan rangkatan long aran digarap Karangan adalah karya
;il;il
;;i;;;
i#:iilrlii.i.ii.i# "J"-u 'l't"muii' t"ldi tulis dari kegiatan seseomng mengrmgkup \T Fug*P karant'an adalah stlttru rencana ilh;;iffi. Jacti. kerangka a^" ka'ungan atau tulisan r""i:;:;fi;-;;;-'iaru pikiran pikiran utama dan penjelas lang .."'61"'sti"t"it dari meniadi '''- '"- Pokok bahasan' ["r*gku l'arangan
yang sudah dibenru sedemikian mpa keuntlrngan dalam pembeltukan kalangan (1) Untuk memudahkan penulisan sebuah
tentu saja nJrniliki i".""t"q di -,**y": rapih r2t Unruk agar menjaai lebih cisrematis dan ktLa' dari ide awal )ang alan dibahas dalam rii""n* 'tuati penulis akar digarap' (3) Untuk mencegah iie ata" topit bahasan vans sudah dibahas mencati itformasi r"i"ir-"t", foi u"uk memudahkan pen'lis auu l-alta dan.(5) suctu karangan lang berupa data pen'li' mengembangkan ide-ide )ang aLan agar karangan menjadi lebih dr,orr" ,li dotu suatu ktrangan
;;l;;
*,"t ilJ;;** :; ;;;; ;";;;" il*'.J-o-'"
variatif dan menarik'
Individu
a. Jelaskanlah pengertian ragangan atau outline
b. Jelaskanlah manfaat kerangka karangan dalarn rnenulis c. Jelaskanlah penulisan dalam bentuk ragangan d. Jelaskanlah langkah penyusruran kerangka karangan
Mahasiswa mampu meqjelaskan pola penyusunan kerangka karangan
2. Tugas Proyek a. Rrntuklah kelompok yang terdiri dari 3-5 omng anggota. Kemudian buatlah kararrg:m deskipsi aingan
b.
menggunakan salah satu model ragangan? Presentasikan laporan hasil k€rja kelompok Anda dan kelompok lain menanggapinya!
DAI'TAR PUSTAKA Adamsoq 2006."Teaching rtriting n.d: 1.
" dai
srtns ww\r,r.e-dukasi.net,
Alhadiah, Sabarti. 199711998. Menulis I. Jakarta: Universiras Terbuka.
Akhaidah, Sabaxti, dkk.l989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa lndonesia. Jakarta:pT. Gelora Aksara pratama
Alam, Rahmi Sinar. 2012. Penenpan Metode The Real Things Media dalart Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangaa Deskripsi Peseda didik Kelas X MAN 2 Sitju.Tesis tidak ditelrirtraz. Mekassar pps: LINM.
Alwasilah, Chaedar. 2010. CTL, Contextual Teaching awl Leaming. BarldJlJrrg: Kaifa
Brovlrl,
H.
Douglas. (2001). Teaching
by principle.
San
Fmnsisco: San Fransisco of University.
Brown, H. Douglas. 2004. Tecrching by Principles: An Intera.tive Apptoch to Language pedagogt. Setrt Fransisco: Pearson Longman.. Broran, H. Douglas. 2004. Languge Assessment atud Class Room Ptactices. New York: Pea$on Educatiorl inc
Brunner, Gisela dan Graefen. 1994a. Texte and Discurse. Methoden and. Farschungsergebnisse det Funldionleh P rugm at i k, Opladert'l'l estdeutscher Verlag.
Chaedar Alwasisal. 2012. Kontekstual
7e
aching and leatning
meniadikan kegiatan Belajar-mengajar mengisilkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa
Darmadi. Kaswan. 1996. Meningkatkan Yogyakarta: Andi Yogyakarta'
Ke
ampuan Menulis'
Taksonomi Degeng, Nyoman Sudana. 1998 IImu Pengajaran "v*iut"t. Jakata:Departemer P&K Dirjen Dikti Proyek Pendidikan' Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
"
Jakarta" Balai Depdikbud.2oo5 ,(am us Besar Bahasa Indonesia Pustaka.
Fulwiler, Toby dan Art Young2000. Language Conection :Writing and Reading Across the Curriculumlllions: National Conncil ofTeacher ofEnglish.l2 Ma/et 2009. hh lL/r, ad. co lostat e. e &t/b oo kt/l an guage c one ctions. Gay, L.R, et al. 2006. Education lesearch: Competencies fol Anab,sis end Application eight ad.lition. New Jersey: Pearson Prentice HalL
Gie, The Liang. 1992. Pengant Dunid Karang,mengaftrng: Balai Bimbingan Mengarang: y ogyakarta: Liberry. Gie, The Liang. 2002 . Terampil Mengarang. yogyakarta:Andi
lyriting
Bagi Djiwandono, Soenardi. 2011' Tes Bahasa Pegangan P engaj dr B ahds a Malang:lndeks
Gere, A,R. 1992. publishihg.
dan Pengajatan Douglas Brc\rn. 2008. Prinsip Pembelaiaran Balr.rsa. Pearson Education inc (copyright)'
Glass, Kathy Tuchman.2005.Curriculum Design.fot Ifistruction. Califomia: Corwin press.
Atts Instruction Ellis, Athur, dkk. 1989. Elenentqry Language Englewood ClilfNew Jersey: Prenlice Hall'
Flalliday
Bandung: Emilia- Emi. 2008. Menutis Tesis dqn Disertasi
Heatoq J.B. 1989. llriting English Lahguage Test. New york: Longman Group UK.
Alfabeta
Critical Emilia, Emi. 2010. Teaching llriting Dereloping learrers Bandung: Rizqi
Enre, Fachruddin Ambo 1994 Dasar'dasar Keterampilan
Menulis.Ilj'rrg
Pandang IKIP Ujung Pandang
Analisis Teks Eriyanto,20o3. Analisk lllacana' Pengantat Media. YokYakarta: LKiS
and Learning. Neu,
Iork: Macmillan Il/ritins
&
Christian Matthiessen. 2004. An h.ttroduction to Functional Grammar (.3rdEditiott). London: Amold.
Hedge, T. 1988. Writing. Oxpotd Oxpord University press.
Hergenlrahn, Matthew H. Olson. 2010. Teories OJ Leaming /Teor i Belujdr ). J *er:ta.. Kencana.
lskandar, Denny. 2012. "Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Balasa Indonesia". Makalah. diakses
pada tanggal
19 Mei 2014. portal Jumat.
UPl.edu,/Direktori,ryPBS/Juusan Bahasa dan Sasha Indonesia.
Fil
Jacobs,
e.
Pendidikan
Holly L. dklK. 1989. Testing ESL Composition: A
Mulyati Yeti. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka
M$fiqon,2012. Metodologi Penelitian Pen lidikan. Jaka{a: PT. Prestasi Pustakaraya.
Pratical Approach: Newbury Hause publishers lnc: London.
Natia, I.K. 1994. Brzbingan Mengarang. Surabaya: Arkola.
Eva. 2010. "Keefektifan Pendekalan Proses dalam Kadang, -Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Peserta didik Kelas X SMA Negeri 5 Makassar' Tesis tidak ditefiitk"n' Makassar: PPs IJNM. Keraf, Gorys. 2004. Gramedia
,4
rgumentasi dan Narasi Jakarta: PT
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Bina Putera Konsep Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Konlekstual dan Aplikasi. Bandutg: RafikaAditana'
Komaruddin Ukim dan Sukardjo 2009' Landasan Pendidikan' Konsep tlan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press Kunandar. 2009- Gwu Profesional, lmplementasi Kwikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam sertifikasi Guru. Jakafia Raiawali Pless'
R 1993. llriting Science: Litetacy and Discurstue Power. Lotdonl Washington D C : The
Mafiin, James
Farmer Press Strategi Masniah. 2004 Pembelajaran Menulis Deskripsi melalui 12 Pemetaan Semantik Peserta didik Kelas I SMP Negeri Kota Kendari. feris t idok diterbitkan Malang: PPs UM'
Nuh,
Muhammad. 2013. Sambutan Menreri Pendidikan dan Kebudayaan pada Petingdtan Hali Pendidikan Nasional Tahun 2013. Kamis,2 Mei 2Al3: Jakorta.
Nurgiyantorc, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa, Berbasis Kompetensi. Yokyakarta: BPFE. Nurhadi, dkk. 2003. Peubelajatan Kontekstual .Lth Penerapannya dalam KBK Malang: Universitas Negeri Malang
Nuhadi, dkk. 2004. Pembelajatan Kontektual dan Penerapannya Dalam r(Btr Malang: UM Press Nuruddin.201
l.
Pengantar Komunikesi Mdr.ia. Jakafta:PT Raja Grafindo Persada
and Hogue, A. 1983- llriting Academic English Lonclon: Addison lltesley Publishing Company. Inc
Oshima,
A.
Pranowo. 1996. Analisis Pengejatan Bahasa.\okytl<aria: Gadjah Mada university Press.
Reid. M. Joy. 1987. Teaching ESL
llriting. Wyomillg Prettce
Hall RegeDt. Itichard Jack. L dan Theodore S Rodge$.2001 Approaches and mcthods in language teaching 2nd cdition.
Riyanto, Yatim. 2010. Pandigma Baru Pembelajaran' Sebuah Referensi bag Pendidik
Syansuddin AR. 2009. ll/acana Bahasa Menguklthkan ldentitas Bargra. Bandung: Bumi Siliuangi.
Pembelajamn yang Efektif dan Berkualitas Jakarta: Penanda Media GrouP.
Tarigan, H.G. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Prcfesionalisme Gutu. Jakartai Raja Grapindo Pelsada
Tarigan, Henry cuntur. 1993. Menulis Sebagai Suatu
In Salija Kisman. 2004. The Efects Of IJsing Fotmal Outlines Ilriting Exposilio n.rJnive$y Malang Sharptes, A4 1986.
Holr
We Write. New York : Routledge'
Wacara' Stefan Titscher, Michael Mayer, dkk' Itaalisis Tel<s dan Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
B e r b a ha s a.
Bafidt$\gi A]irgkasa.
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Temple, C. dkk. 1988. The Beginnings of Massachusetts: AII;mand Bacon, Inc.
Ilriting.
BostoD,
&
Tompkins, Gail E. Kenneth Hoskisson. 1991. Language Art Content and Teachihg $rdegies. New York: McMillon College Publisher.
Suciati dan Praserya kawan . 2001' Teori Belajar dan Motivasi' lakarta : PAU-PPAI Universitas Telbuka
Tompkins, Gail E. l994.Teaching llriting Process ahd Product. NerM McMillon College Publisher.
Sugiyono. 2011. Melo de Penelitihn Kombinasi (Mixed Mothods) Bandung: Alfabeta.
Wahab,
Supamo dan Yunus. 2006. Ketera pilan Dqsat Menulis Jakarta:Universitas Terbuka
Widyaxtono, D. 2012. Tebnik Penulisan Kutipan, (http://didin.lecture.ub.ac.id/ keterampilan-
Supamo dan Muharnmad Yunus 2002 Keterdmpilan Dasar Menulis. Jakafta lJn| er -sitas Terbuka'
Yo.k:
A
dan Lestari, I.A. 1999. Menulis Karya Ilmiah.
Surabaya: Airlangga Universitas Press.
menulis/teknik-penulisan-kutipan), diakses pada September 2012.
I
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pendidikar.Jakafa: Gramedia Suriamiharja
,
Agus tlkk. 1997. Petturjuk Pral'tis Menulis'
Mediasa.rana Indonesia.
Bandung: IKIP
dkt.1996/199'l Pedoman Pelaksan'ran Penelitian Tindakan Kelas @TK). Yokyakartal IKIP Yokyakarta'
Suyanto,
Syaf ie, Imam. lgSS Retoriko dalam Memlis' Jakata: DePdikbud.
Wiratno ,Tri. 2013. "Pembel4iaran Bahasa Berbasis Teks dan Jenis-Jenis Teks". Makalah. Disajikan pada Sosialisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
llil]l11