QUESTION & ANSWER MCA-Indonesia | Community Renewable Energy Grant (Window 3A) CfP Reference Question No. Received Date Release Date
No
: CfP/GP-W3A/001/2014 :1 : 5 Dec 2014 : 17 Dec 2014
Reference Instructions
Question
Answer
Subject: Project 1
What is your definition of "off-grid" here? Are standalone grids also included? For example, my company is interested in constructing a mini hydro power plant in Sumba. As you may already know, Sumba has a PLN grid but as a stand-alone system for the island itself, not connected to other islands. Will this case be eligible for the Window 3A? Apa definisi anda tentang “off-grid” disini? Apakah pembangkit lepas (stand-alone grids) juga termasuk dalam kategori tersebut? Sebagai contoh, perusahaan kami ingin membangun pembangkit minihidro di Sumba. Sebagaimana diketahui, jaringan PLN yang ada di Sumba adalah pembangkit lepas yang hanya digunakan untuk pulau itu sendiri dan tidak tersambung dengan pulau lainnya.
Off-grid in our definition is any electricity generation projects that are not connected to the electricity grid that owned by PLN (National Electricity Company). As long as your project is not connected to PLN’s grid, you can apply for Window 3A. Otherwise, you cannot apply to Window 3A. Dalam definisi kami “off-grid” adalah setiap proyek pembangkitan listrik yang tidak terkoneksi dengan jaringan listrik PLN. Selama proyek yang diajukan tidak terhubung dengan jaringan PLN, anda dapat mendaftarkannya untuk hibah Window 3A ini.
Apakah contoh tersebut termasuk yang layak (eligible) untuk Window 3A?
2
Page 3 of CfP
Projects under this CfP shall have installed net capacity between 300 kW and 3 MW, with minimum project size of 50 kW, could you please clarify about the understanding of minimum project size of 50 kW?
Page 3 of CfP (English version) states “Projects under this CfP shall have an installed net capacity of between 300 kW and 3 MW1. Applicants may aggregate Projects, as long as the minimum Project size is 300 kW and any one single power plant is no less than 50 kW. All aggregated RE facilities must be situated in the same GP District. For example, If you have 100 kW plants then you should have minimum of 3 units like this to achieve the minimum target of 300 kW (or 6 separate 50kW plants). As long as they will be at the same district that signed or will signed MoU with MCAIndonesia, or at districts which have border that signed or will signed MoU with MCAIndonesia.
Dalam CfP dinyatakan bahwa proyek yang diajukan harus terpasang kapasitas total antara 300 kW – 3 MW, dengan ukuran unit proyek minimal 50 kW.
Di halaman 3 CfP (versi Bahasa Inggris) dinyatakan bahwa “Proyek dalam CfP ini harus memiliki kapasitas net terpasang minimal 300 kW dan maksimal 3 MW. Peminat diperbolehkan menggabungkan beberapa unit pembangkitnya untuk mencapai nilai tersebut selama total kapasitas tergabung yang dihasilkan mencapai 300 kW, dan tiap unit pembangkit yang dibangun kapasitasnya tidak boleh kurang dari 50 kW. Hal ini dimungkinkan selama kabupaten telah atau
Mohon dijelaskan lebih lanjut pengertian dari ukuran kapasitas minimal 50 kW
akan menandatangani MoU dengan MCAIndonesia, atau kabupaten-kabupaten yang berbatasan yang telah atau akan menandatangani MoU dengan MCAIndonesia.
For non-electrical power generation project like biogas for cooking, can you inform me about the calculation of equivalency to the range of the electricity, so I can calculate the size or number of biogas to be submitted in my proposal
Organic materials have specific calorific values that can be converted by calculating them into electricity generation, heat, or fuel. Applicants should research and propose appropriate conversion ratios associated with their technology.
Untuk proyek dengan pembangkitan energi non listrik seperti biogas untuk memasak misalnya, mohon diinformasikan cara menentukan kesetaraannya dengan energy listrik agar saya dapat menghitung jumlah unit biogas yang harus dibuat untuk diajukan dalam proposal.
Bahan-bahan organik memiliki nilai/besaran kalori tertentu yang dapat dikonversi ke energy listrik atau panas. Peminat perlu melakukan riset dan mengajukan perbandingan yang tepat atas masing-masing teknologi yang digunakan.
3
4
Page 3 of CfP
How long the duration of this project?
Page 3 of the CfP states (English version): “MCA-Indonesia’s authority to disburse grants to eligible Projects was provided by the Compact and remains available until committed but MCA Indonesia cannot disburse grants later than April 1, 2018”. In addition, page 6 of the CfP states: Completion Timeline: Project must be reasonably
expected to be commissioned before 1st April, 2018.
Berapa lama durasi proyek ini?
5
Why are Central Kalimantan and South Kalimantan not considered as the locations for this project? We actually found the facts that there are rural places where no electricity needs fulfilled. That is why we thought this kind of project will be beneficial to be built in those areas, for example Pendang in Central Kalimantan as our proposed area. We do hope that you will reconsider this location to be developed for a better Kalimantan and Indonesia in the near future.
Mengapa provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan tidak termasuk dalam lokasi yang digunakan di proyek ini?
Pada halaman 3 CfP (versi Bahasa Inggris) disebutkan: “Otoritas MCA-Indonesia untuk menyalurkan dana hibah bagi proyek-proyek yang dianggap layak adalah bergantung pada keberlangsungan kesepakatan Compact, namun demikian MCA Indonesia tidak dapat lagi menyalurkan dana hibah setelah tanggal 1 April 2018”. Lebih lanjut lagi, pada halaman 6 CfP juga dinyatakan: “Periode Penyelesaian: Dengan cara yang masuk akal proyek harus direncanakan untuk berakhir sebelum tanggal 1 April 2018”. The geographic area identified by the CfP follows the previously agreed upon locations as captured by the Compact signed between the Government of Indonesia and the United States of America. The target provinces were jointly identified by both parties to meet appropriate development priorities and investment parameters and there is no expansion envisioned as part of this CfP.
Secara geografis area yang diidentifikasi dalam CfP ini mengikuti lokasi yang telah diidentifkasi sebelumnya dalam perjanjian Compact yang ditandatangani oleh
Kami memiliki fakta bahwa di daerah tersebut ada wilayah yang masih belum teraliri listrik. Hal ini menjadi dasar pemikiran kami bahwa pembangunan proyek seperti ini akan memberi manfaat bagi daerah tersebut, contohnya seperti wilayah Pendang di Kalimantan Tengah yang akan kami usulkan. Kami berharap bahwa anda dapat mempertimbangkan lokas-lokasi tersebut untuk pembangunan Kalimantan dan Indonesia di masa mendatang.
Pemerintah Republik Indonesia dan Amerika Serikat. Provinsi-provinsi yang menjadi target telah diidentifikasi secara bersama oleh kedua pihak agar memenuhi prioritas pengembangan dan parameter-parameter investasi yang layak, sehingga sejauh ini CfP ini belum merencanakan adanya pengembangan wilayah.