budayanya
secara
linear
dalam
tahap
media
informasi
yang
seni
pertunjukkannya, ritualnya, dan lisannya berproses menuju media cetak dan media membaca, industri elektronika dari Negara maju telah menodong kita untuk menjadikan radio, televise, dan computer menjadi bagian dari kehidupan kita. Pada waktu bagian terbesar dari masyarakat kita belum menjadikan surat kabar sebagai sumber informasi pada pagi hari, sebagian besar dari rakyat Indonesia belum cukup terlatih dan belum terbiasa berpikir dengan refleksi melalui buku-buku, kita telah dipaksa untuk meletakkan televise di kamar dan ruang duduk kita, atau menjumpai radio dibalai-balai desa. Masyarakat dipaksa menyerap informasi tanpa cukup waktu untuk merefleksikan melainkan menangkap gambar-gambar yang bergerak cepat. Berbagai antitesis budaya dilemparkan kepada budaya kita melalui kebudayaan industri maju. Pada waktu para cendekiawan, kaum terpelajar, birokrat dan pengusaha, seniman kita telah mulai terbiasa membaca Koran, membaca buku, atau dengan kata lain, ketika
masyarakat mulai berlatih
merefleksikan masukan informasi lewat media, mereka telah diterpa oleh masukan-masukan media asing lewat media elektronika dan data-data computer. Budaya global memang sudah masuk negeri kita. Kita sudah menjadi bagian dari global village Marshall McLuhan.
Media dalam masyarakat budaya, memilki dua fungsi, yaitu : •
Sebagai media rekreasi Secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah kesenangan, berupa :
•
-
pengalaman kemanfaatan / benefit
-
social, seperti petunjuk / guidance
-
pengawasan / surveillance
-
pertukaran social / social exchange
Sebagai media social Media berfungsi sebagai wahana kebersamaan untuk memelihara integrasi komunitas. Di sini dorongan satisfaksi tidak menjadi factor utama
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB
IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
dalam mencari dan menggunakan media. Mereka (khalayak media social) lebih menekankan pada dorongan primer untuk menjadi bagian integral dari komunitas dan memberi toleransi pada satisfaksi.
Bersamaan dengan perkembangan media massa, konsep tentang kebudayaan massa pun berkembang. Konsep ini menjangkau hingga seluruh tingkatan aktivitas dan artefak popular, seperti : hiburan, tontonan, musik, buku, film dan sebagainya. Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsure masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah : •
Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis
•
Sebagai institusi public yang bekerja sesuai aturan yang ada
•
Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela
•
Menggunakan standar professional dan birokrasi
•
Media sebagai perpaduan kekuasaan dan kebebasan
Dalam penyampaian berbagai produk tayangan, media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen dari berbagai sosioekonomi, cultural dan lainnya. Produk media pun pada akhirnya dibentuk sedemikian rupa, sehingga mampu diterima oleh bnayak orang. Di sisi lain, media juga seringkali menyajikan berita, film, dan informasi lain dari berbagai Negara sebagai upaya media memberikan pilihan yang memuaskan bagi khalayak. Produk media, baik yang berupa berita, program keluarga, kuis, film dan sebagainya, disebut sebagai upaya massa yaitu karya budaya. Berdasarkan cirri yang demikian, maka seni hiburan ini banyak diproduksi media untuk menarik sebanyak mungkin khalayaknya. Hal ini tidak hanya dipengaruhi
kebutuhan
khalayak
kepentingan
komersial
media
massa
yang
kini
yang
heterogen,
masuk
sebagai
juga
adanya
industri
yang
membutuhkan dana besar melalui iklannya.
Budaya massa dibentuk disebabkan : PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB
IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1. Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo yang singkat, tidak sempat lagi berpikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Mereka memiliki target produksi yang ahrus dicapai dalam waktu tertentu. 2. Karena massa cenderung “latah’ menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media berlomba untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Budaya Populer (Popular Culture)
Apa sesungguhnya budaya popular itu ? terkadang orang dengan sederhana memahaminya sebagai budaya yang disukai banyak orang. Ukuran ‘popularitas’ dalam hal ini jelas bersifat kuantitatif dan serba relative.
Pengertian : •
Budaya popular mengacu kepada proses budaya yang berlangsung di antara masyarakat umumnya (general public) (Allan O’Connor)
•
Budaya popular merupakan kepercayaan-kepercayaan, praktik-praktik dan objek-objek melalui mana ia diorganisasikan, dan yang tersebar luas diantara populasi (Michael Schudson)
Bila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita akan senantiasa melibatkan telaah tentang aktivitas dan interaksi manusia dan juga tentang produk budaya. Produk budaya merupakan hasil rancangan/produksi dari sekelompok masyarakat/bagian masyarakat yang beraktivitas dan berinteraksi dalam kehidupan social. Kemudian bagaimana produk budaya itu sampai ke masyarakat? Produk yang bagaimana pula yang ‘dibutuhkan’ oleh sejumlah massa yang besar? Semua itu tidak akan ada tanpa melibatkan teknologi. Pertumbuhan teknologi adalah hasil peradaban manusia yang penting, yang PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB
IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
dapat menghasilkan produk budaya yang dibuat dalam jumlah besar (mass production). Berkat teknologi pula, produk budaya bisa disebarluaskan (dissemination). Saat ini, pemassalan produk adalah salah satu perkembangan penting dalam revolusi idustri. Dengan proses tersebut barang-barang bisa diproduksi dalam jumlah besar dengan biaya yang lebih rendah. Barang-barang yang diproduksi dalam jumlah besar ini kemudian distandardisasi. Dengan cara ini, selera missal bisa dinetralkan sampai pada batas-batas yang memuaskan semua lapisan masyarakat. Dari sini muncul penyeragaman produk budaya, yang pada akhirnya merupakan penyeragaman selera dan cita rasa. Karena produk budaya dihasilkan sebagai respon terhadap selera selera massal, seringkali dianggap identik dengan selera rendah. Mass atau masse mengacu ke mayoritas masyarakat Eropa yang tidak terpelajar dan nonaristokratik, terutama sekali masyarakat yang sekarang ini biasa kita sebut sebagai kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kaum miskin. Jadi, jika kaum elit dikaitkan dengan mereka yang ‘berbudaya’ maka kebudayaan massa dianggap milik masyarakat ‘tidak berbudaya’, ini jelas mengandung ejekan dan sikap merendahkan. Massa mengandung pengertian kelompok
manusia yang tidak
bisa dipilah-pilahkan,
bahkan semacam
kerumunan, di dalamnya tidak ada lagi individu. Kebudayaan massa diciptakan semata-mata untuk dikonsumsi kelompok masyarakat serupa itu. Dan budaya popular (popular culture ) adalah identik dengan budaya massa. Sebenarnya, setiap kali bila berbicara mengenai penyusupan atau pengaruh budaya asing, kita berbicara mengenai apa yang disebut kebudayaan massa. Kebudayaan popular banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu, seperti pementasan mega bintang, kendaraan pribadi, model rumah, perwatan tubuh dan sebgainya. Pemikiran tentang budaya popular menurut Ben Agger (1992) dapat dikelompokkan ke dalam empat aliran :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB
IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari 2. Kebudayaan popular menghancurkan nilai budaya tradisional 3. Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis 4. Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas.
Diantara sekian banyak produk budaya yang ada, objek-objek yang termasuk kebudayaan popular, meliputi : •
Materi-materi tertulis atau visual
•
Objek-objek yang bisa dibaca (readable)
Kesemuanya itu yang memungkinkan munculnya tradisi-tradisi interpretasi dan kritisisme. Dalam tahun-tahun berikutnya, tingkatan yang dipandang readable ini pun terus berkembang, sehingga meliputi hal-hal seperti : •
Penataan ruang
•
Barang-barang rumah tangga
•
Iklan
•
Makanan/minuman
•
Pakaian
•
Style kebudayaan kaum muda, dsb.
Ciri-ciri budaya popular : •
Instant
•
Memberikan pemuasan sesaat
•
Cenderung dangkal
•
Tidak
membutuhkan
banyak
usaha
atau
pengetahuan
untuk
menikmatinya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB
IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA