I.88 Optimasi dan Scalling up Sistem Bakteriofiltrasi Menggunakan Limbah Sekam Padi untuk Kegiatan Budidaya Biota Laut Ariani Hatmanti
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI 2012
LATAR BELAKANG • Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa Akuakultur Intensif Akumulasi Pakan
Sistem resirkulasi
Kendala : konsentrasi ammoniak, nitrat dan fosfat tinggi
Penggantian air berkala BAKTERIOFILTRASI Tidak efisien
Bakteri Media Karbon
KARBON —> cuka, gula pasir, etanol, asam asetat MEDIA LEKAT —> batuan, pecahan genteng, batu apung, dll KARBON + MEDIA LEKAT = BIOPOLIMER/BIOPELLET (produk yang sudah ada, mahal karena produk impor)
Merupakan limbah yang melimpah dan selalu tersedia setiap saat tanpa mengenal musim Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
SEKAM
Digunakan dalam sistem RCO Bakteriofiltrasi
LATAR BELAKANG • Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi Sekam filter, tempat melekat bakteri, sumber karbon, formulasi Bakteri mencari, menapis, memanfaatkan, memformulasi Sistem bakteriofiltrasi merancang, membuat, mengoptimasi, meng-up grade • Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi
Sistem RCO Bakteriofiltrasi
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
2
PERMASALAHAN
• Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa 1. Dapatkah sekam menjadi alternatif pengganti biopolimer untuk biofilter sistem resirkulasi air laut dalam kegiatan budidaya? 2. Dapatkah sistem bakteriofiltrasi ini di-scale up? 3. Dapatkah sistem bakteriofiltrasi ini dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya biota laut (ikan dan non-ikan)?
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI • Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan ini difokuskan pada optimasi sistem bakteriofiltrasi agar diperoleh produk air laut dengan kondisi optimal untuk mendukung kegiatan budidaya biota laut, peningkatan skala sistem bakteriofiltrasi dan pemanfaatannya. • Fokus Kegiatan Ketahanan Pangan (Perikanan Budidaya)
• Desain Penelitian (1) Optimasi sistem bakteriofiltrasi menggunakan limbah sekam padi + bakteri fosfat, nitrat dan ammoniak skala akuarium; (2) Peningkatan skala (scalling up) sistem bakteriofiltrasi dalam bak budidaya di UPT Mataram; (3) Pemanfaatan sistem bakteriofiltrasi untuk budidaya abalon/ teripang di UPT Mataram. Penelitian di Laboratorium dan Lapangan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
METODOLOGI • Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan Tahap (1) Melakukan optimasi sistem bakteriofiltrasi menggunakan limbah sekam padi di laboratorium budidaya Puslit Oseanografi LIPI Ancol; Tahap (2) Melakukan scalling up (peningkatan skala) sistem bakteriofiltrasi di UPT LPBIL Mataram; Tahap (3) Melakukan aplikasi sistem bakteriofiltrasi untuk budidaya teripang/abalon (pengujian keberhasilan dan optimasi); Tahap (4) Melakukan alih teknologi sistem bakteriofiltrasi dari tim peneliti ke tenaga lokal di UPT LPBIL Mataram; Tahap (5) Melakukan pemeliharaan sistem bakteriofiltrasi di UPT LPBIL Mataram oleh tenaga lokal. • Perkembangan dan Hasil Kegiatan OPTIMASI SKALA LABORATORIUM Sekam yang digunakan 1/3 volume fluidizer Kultur bakteri yang digunakan 5ml/600L air laut
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
5
METODOLOGI
SCALLING UP SISTEM BAKTERIOFILTRASI Tujuan : 1. Membandingkan hasil scale up dari sistem yang ada sebelumnya. 2. Membandingkan sistem bakteriofiltrasi (sekam+bakteri) dengan tanpa bakteriofiltrasi. 3. Melihat pengaruh sistem bakteriofiltrasi terhadap biota ikan kerapu. Menggunakan pipa PVC Sekam yang digunakan 1/3 volume fluidizer Dibantu dengan penambahan bioball Kultur bakteri yang digunakan 45ml/2000L A2
A1
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
6
METODOLOGI PEMANFAATAN UNTUK BUDIDAYA TERIPANG Tujuan : Melihat pengaruh penggunaan sistem bakteriofiltrasi pada budidaya teripang Hasil Penelitian : menggunakan sistem bakteriofiltrasi hasil scalling up sistem bakteriofiltrasi dapat digunakan untuk budidaya teripang, dengan penyempurnaan dalam cara pemeliharaan teripang
B1
B2
teripang sebaiknya tetap dipelihara seperti biasa (menggunakan waring), pakan dan kotoran lebih mudah dibersihkan dan diukur panjang beratnya normal : air diganti setiap hari SRB : air tidak perlu diganti dalam jangka waktu lama
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
7
METODOLOGI PEMANFAATAN UNTUK BUDIDAYA ABALON Tujuan : 1. Membandingkan sistem bakteriofiltrasi (sekam+bakteri) dengan filtrasi menggunakan koral. 2. Melihat pengaruh sistem bakteriofiltrasi pada budidaya abalon. Hasil Penelitian : menggunakan sistem hasil scalling up sistem bakteriofiltrasi dapat digunakan untuk budidaya abalon normal : air diganti total tiap 2 hari C1 C2 SRB : air tidak diganti selama periode pembesaran (3 bulan) bersih, tanpa terkena penyakit, yang non SRB 4 ekor mati
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
8
SINERGI KOORDINASI • Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Satker (Puslit Oseanografi LIPI) merupakan penanggung jawab program yang mempunyai sistem koordinasi dengan program penelitian dalam hal kesekretariatan, administrasi keuangan dan konsultasi substansi. UPT Mataram sebagai pelaksana di daerah, merupakan unit pengguna dan pengembang sistem bakteriofiltrasi di daerah NTB. • Nama lembaga yang diajak koordinasi UPT Loka Pengembangan Bio Industri Laut Mataram
• Strategi pelaksanaan koordinasi Mendukung Industri Hulu, mendukung Pengembangan Potensi Unggulan Daerah, serta mendukung Pengembangan Ilmu-Metode. Hasil penelitian ini direncanakan diaplikasikan untuk budidaya teripang dan abalon di UPT LPBIL Mataram. • Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Koordinasi dengan satker telah berjalan dengan baik. Koordinasi dengan UPT Mataram sebagai mitra kerja telah berjalan dengan baik. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
9
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN • Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Mendukung Industri Hulu, Mendukung Pengembangan Potensi Unggulan Daerah, serta mendukung Pengembangan Ilmu-Metode. Aplikasi untuk budidaya teripang dan abalon di UPT LPBIL Mataram Pengembangan dan perluasan pemanfaatannya untuk masyarakat pembudidaya di wilayah NTB, dengan UPT Mataram sebagai penanggung jawab teknisnya.
• Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Hibah atas alat sistem bakteriofiltrasi kepada UPT LPBIL Mataram • Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan 1 (satu) pihak pemanfaat, 4 (empat) buah sistem untuk dua jenis biota • Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Penggunaan sistem RCO Bakteriofiltrasi menurunkan biaya operasional pengadaan air laut bagi kegiatan budidaya biota laut
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
10
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN • Rancangan Pengembangan ke depan 1. Penyempurnaan sistem dilakukan dengan melakukan penelitian lanjutan dengan pendanaan RISTEK atau lainnya, koordinasi dengan pihak pengguna (stakeholder) 2. Pendaftaran paten Generasi 1 pendaftaran paten no. P00201100779 , tanggal 29 November 2011 Generasi 2 sedang dalam proses drafting • Strategi Pengembangan ke depan DUKUNGAN dana RISTEK berkelanjutan. Bersinergi dengan Satker, Pusinov LIPI, UPT LPBIL Mataram, pengusaha, pembudidaya, dan pihak terkait lainnya. • Tahapan Pengembangan ke depan 1. Penyempurnaan sistem. 2. Sosialisasi kepada stakeholder (pembudidaya biota laut, BBL, penampung biota laut untuk ekspor, dll) 3. Pendaftaran paten. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
11
FOTO KEGIATAN Foto Koordinasi dengan pihak terkait
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
12
FOTO KEGIATAN Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
13
FOTO KEGIATAN Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Pelatihan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
14
TERIMA KASIH Tim Peneliti : 1. Ariani Hatmanti, S.Si., M.Si. 2. Prof. Drs. Ruyitno Nuchsin, M.Sc. 3. Drs. Muswerry Muchtar, M.Sc. 4. Suratno, S.Si. 5. Supono, S.Si.