[I.29] POTENSI DAN PEMANFAATAN SERANGGA PENYERBUK UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR Erniwati, S. Kahono, D. Peggie, H. Nugroho, dan P. Lupiyaningdyah
Pusat Penelitian Biologi LIPI
1
LATAR BELAKANG • Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa ¾ Berbagai cara intensifikasi telah dilakukan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit tetapi belum optimal. optimal ¾ Serangga penyerbuk dapat meningkatkan produksi kelapa sawit. ¾ Walaupun kumbang Elaeidobius kamerunicus telah digunakan sebagai penyerbuk sawit, tetapi serangga lain juga dapat menyerbuki sawit (Waterhouse & Norris 1987), dimana setiap lingkungan perkebunan kelapa sawit memiliki keanekaragaman penyerbuk tersendiri.
• Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi ¾ Pengetahuan tentang peran, potensi dan pemanfaatan penyerbuk di setiap daerah (dalam hal ini Penajam Paser Utara) diperlukan sebagai dasar pengembangan pengelolaan penyerbukan yang optimal.
• Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi
¾ Koleksi spesimen dengan sweeping net, insect collection kit, dsb. ¾ Sensus pada bunga jantan dan betina mekar: estimasi populasi Æ counter, stop watch, loupe, dsb. ¾ Pengamatan perilaku Æ pada bunga jantan dan betina Æsiang dan malam ¾ Pengamatan morfologi di laboratorium Æ identifikasi dan karakterisasi jenis sebagai penyerbuk kelapa sawit, sawit juga musuh alaminya. alaminya ¾ Penentuan karakterisasi fungsi dan tingkat potensinya sebagai penyerbuk. 2
PERMASALAHAN
• Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan
litbangyasa
Penyerbukan oleh serangga dapat meningkatkan produksi sawit: ¾ Apakah fruit set kelapa sawit belum optimal terbentuk sehingga perlu ditingkatkan frekuensi penyerbukannya ? ¾ Apakah ada penyerbuk kelapa sawit selain kumbang E. kamerunicus ? ¾ Bagaimana tingkat potensinya sebagai penyerbuk tersebut ? ¾ Bagaimana pemanfaatan penyerbukan buatan yang sudah dilakukan ?
2
METODOLOGI • Ruang Lingkup Kegiatan ¾ Ekologi penyerbukan kelapa sawit yang dilakukan di lapangan dan laboratorium.
• Fokus Kegiatan
¾ Bunga jantan dan betina mekar. mekar ¾ Serangga di bunga jantan dan betina mekar.
• Desain Penelitian
¾ Lapangan: koleksi, pengamatan langsung dan sensus. ¾ Laboratorium: identifikasi dan karakterisasi sebagai g p penyerbuk. y
• Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan
¾ Koordinasi: Dinas Pertanian PPU, PKL, Kelompok Tani, dan petani kelapa sawit. ¾ Mencari dan menentukan lokasi penelitian, bunga kelapa sawit jantan dan betina mekar; dan mengukur fruit set (persentase buah berkembang dari hasil penyerbukan dan sebaliknya). ¾ Koleksi, identifikasi dan karakterisasi jenis-jenis penyerbuk. ¾ Pengamatan perilaku dan sensus populasi pada bunga jantan dan betina.
• Perkembangan dan Hasil Kegiatan
¾ Buah sawit yang berkembang (hasil penyerbukan) sebanyak 64,9%. 64 9% Diduga 35,1% 35 1% buah yang gagal berkembang dapat diminimalkan dengan meningkatkan populasi penyerbuk. ¾ Ditemukan setidaknya 3 jenis lebah penyerbuk spesialis bunga bagian permukaan, yang dapat dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai penyerbuk sawit. ¾ Ditemukan aplikasi penyerbukan buatan dengan cara yang menyebabkan terbunuhnya satu generasi (anakan) kumbang E. kamerunicus atau hilangnya kesempatan kumbang dewasa bereproduksi. 4
SINERGI KOORDINASI
• Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan ¾ ¾ ¾ ¾
PEMDA: Dinas Pertanian Æ sosialisasi: rencana, hasil, dan program lanjutan PT. STN PKL Æ s.d.a. Kelompok Tani: APKASINDO Æ s.d.a. Petani kelapa sawit Æ s.d.a.
• Nama lembaga yang diajak koordinasi
¾ PEMDA: Dinas Pertanian PPU ¾ PT. STN PKL PPU ¾ Kelompok Tani: APKASINDO desa Api-api (kec. Waru) dan Labangka (kec. Babuluh) PPU. PPU
• Strategi pelaksanaan koordinasi ¾ Diskusi dalam pertemuan informal
• Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan ¾ Koordinasi sebelum sampai saat pelaksanaan penelitian telah dilakukan dengan baik bersama dengan berbagai pihak yang terlibat langsung. ¾ Koordinasi sosialisasi hasil belum dilaksanakan secara optimal karena waktu pelaksanaan penelitian dan proses data memerlukan waktu paling panjang sebelum kesimpulan diperoleh. Pelaksanaan koordinasi pasca penelitian akan dilakukan secara lebih lengkap kepada berbagai pihak yang terkait seperti tersebut di atas.
5
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN • Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan ¾ Disampaikan dalam forum ilmiah dan juga sosialisasi kepada pihak terkait: Dinas Pertanian PKL, Pertanian, PKL PT, PT Kelompok Tani, Tani dan petani sawit. sawit
• Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan
¾ Tidak melakukan penyerbukan buatan yang salah atau yang dapat menurunkan populasi kumbang E. kamerunicus dan serangga penyerbuk penting lainnya. ¾ Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan penyerbuk kelapa sawit sehingga populasinya akan meningkat. ¾ Pemanfaatan penyerbukan oleh kumbang E. kemerunicus dan jenis penyerbuk lainnya akan meningkatkan frekuensi penyerbukan pada bunga sawit sehingga jumlah buah yang berkembang lebin banyak sehingga produksi kelapa sawit akan meningkat.
• Data D t (jumlah (j l h dan d demografi) d fi) pihak ih k yang memanfaatkan f tk hasil h il kegiatan k i t
¾ Pihak yang (akan) memanfaatkan penelitian ini: peneliti penyerbuk sawit, Dinas Pertanian, PKL, Perusahaan Sawit, Kelompok Tani Sawit, dan petani sawit.
• Signifikansi pemanfaatan
h il kegiatan hasil k i t
yang dirasakan pihak penerima manfaat
¾ Hasil kegiatan ini dapat menunjukkan kepada petani, PKL kelapa sawit, kelompok Tani Kelapa Sawit, dan berbagai pihak lainnya bahwa produksi kelapa sawit di kawasan penelitian belum optimal dan masih dapat ditingkatkan melalui mekanisme penyerbukan penyerbukan. ¾ Penelitian ini juga berhasil mengungkapkan adanya 3 jenis lebah yang bersama-sama dengan kumbang E. kamerunicus melakukan penyerbukan. 6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Rancangan Pengembangan ke depan ¾ M Mencarii faktor-faktor f kt f kt li k lingkungan alami l i (biotik (bi tik dan d abiotik) bi tik) serta t perilaku il k manusia i yang berpengaruh pada perubahan populasi kumbang E. kamerunicus di PPU. ¾ Mencari cara mengembangkan populasi lebah berpotensi sebagai penyerbuk kelapa sawit di PPU. ¾ Mengembangkan g g penyerbukan p y buatan dengan g memanfaatkan “buangan g serbuksari” tanpa merusak habitat/tempat berkembang stadium muda kumbang E. kamerunicus.
• Strategi Pengembangan ke depan
¾ Mengajukan dana penelitian Sinas 2013. ¾ Mengajukan dana penelitian ke berbagai sumber donor lain yang memungkinkan.
• Tahapan Pengembangan ke depan
¾ Tahapan pengembangan penelitian ke depan dengan skala prioritas untuk dilakukan berturut-turut adalah: (1) Mencari faktor-faktor lingkungan alami (biotik dan abiotik) serta perilaku manusia yang berpengaruh pada perubahan populasi kumbang E. kamerunicus di PPU; (2) Mencari cara mengembangkan populasi lebah berpotensi sebagai penyerbuk kelapa sawit di PPU; dan (3) Mengembangkan penyerbukan buatan dengan memanfaatkan “buangan serbuksari” tanpa merusak habitat/tempat berkembang stadium muda kumbang E. kamerunicus.
7
FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN
PKL-Kel. Tani
Dintan PPU
PKL-Kel. Tani
Kel. Tani
•Koordinasi K di i dg d pihak ih k terkait t k it
•Pelaksanaan & Hasil kegiatan g N
E. kamerunicus
T. melina
1500 1000 500 0 pagi
siang Waktu Pengamatan
sore
0
0
0
1
01
0 0
1
0
0 0 A. koschevnikovi
1648
2 1
A. florea
2000
1
T. laeviceps
2327
3
T. itama
2226
3
T. melina
2500
Jml. Individu
E s tim a s i J m l . In d iv id u
A. florea
4
E. kamerunicus
T. laeviceps
5 4 4 3 3 2 2 1 1 0
sore siang pagi
Nama
BJ
BB
*
1
E. kamerunicus
√√√√
√√√√
++++
2
A. koschevnikovi
√√
√
++
3
A. florea
√√√
√
+++
4
A. cerana
√√
√
++
5
T. laeviceps
√√
√√
+++
6
T. melina
√√
√√
+++
7
T. itama
√√
√
++
Keterangan: √√√√ = sering berkunjung; √√√ = sedang; √√ = jarang; √ = sesekali; ++++ = penyerbuk sangat potensial; +++ = potensial; ++ = cukup potensial; * Kriteria penggolongan tingkat potensi jenis serangga sebagai penyerbuk berdasarkan kriteria Dafni (2009) dan Kahono (dalam persiapan).
•Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Pelatihan 8
TERIMA KASIH Erniwati, S. Kahono, D. Peggie, H. Nugroho, dan P. Lupiyaningdyah
9