Stock Call
PT Surya Citra Media Tbk 13 Januari 2016
On The Watch List Kami merekomendasikan HOLD untuk SCMA karena valuasi saat ini sudah mendekati harga wajar meskipun memiliki prospek yang masih bagus di tahun 2016. Kami melihat di tahun 2016 perusahaan FMCG akan cukup ekspansif dalam belanja iklan seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi. Saat ini nilai fundamental SCMA sudah tercermin di harga pasar pada Rp3.180/lembar dengan P/E sebesar 31,7x, dan EV/EBITDA 21,3x.
Hold(+2,6%) IDR 3.100 IDR 3.180 SCMA Media
Price (12/1/2016) Target Price Ticker Industry
Dimas Satria Hardianto
[email protected] 4,500
Improvement on GDP Growth — Kami masih positif akan pertumbuhan
4,000
ekonomi di tahun 2016 yang diproyeksikan menyentuh 5,2-5,5%. Seiring dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi, kami memprediksi daya beli akan meningkat dan sehingga konsumsi lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015. Peningkatan daya beli ini tentunya akan dimanfaatkan oleh perusahaan FMCG, otomotif dan retail untuk melakukan promosi produk mereka. Mengingat TV merupakan media promosi paling efektif, kami melihat pendapatan SCMA akan terdorong dengan peningkatan GDP.
3,000
Dominating The Audience Shares — Dua televisi teresterial SCMA (STCV, Indosiar) konsisten berada di 5 besar dalam all time audience shares. Indosiar dan SCTV memberikan alternatif pilihan yang terdiferensiasi sesuai dengan preferensi konsumen. Indosiar fokus pada talent show sedangkan SCTV fokus pada tayangan drama, FTV, dan sinetron.
3,500 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Jan-15
Apr-15
Jul-15
SCMA
Oct-15
Jan-16
Target Price
SCMA Description SCMA memiliki kegiatan bisnis di bidang penyiaran televisi, produksi in-house dan layanan multimedia lainnya. Dua anak perusahaan SCMA, yaitu SCTV dan Indosiar merupakan TV teresterial dengan jangkauan seluruh Indonesia.
Taking Advantages From In-House Production & Local Content — Program InHouse memberikan keuntungan bagi SCMA dari efisiensi biaya produksi, fleksibilitas tayangan program, dan juga kontrol kualitas. Selain itu dengan berakhirnya kontrak Liga Inggris di pertengahan Juni 2016 akan memberikan dampak pada eksposur dolar yang menurun. Investment Risk — risiko makroekonomi, risiko teknologi, risiko kompetisi, risiko regulasi.
Key Metrics Revenue EBITDA Net Income EPS ROA ROE P/E P/S P/B EV/EBITDA
Shareholders PT Elang Mahkota Teknologi Publik Direktur Komisaris
61,80% 38,13% 0,05% 0,02%
Stock Data
2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F 3.277 3.695 4.056 1.742 1.861 2.026 1.170 1.280 1.454
4.340 2.166 1.489
4.880 2.423 1.718
5.612 2.806 2.012
52-week range (IDR) Market Cap (IDR T) Shares O/S (IDR bn) JCI Weight Shares Float YTD Change Beta
2.285-4.040 48 14,62 0,9% 38,2% -1,9% 0,69
94 88 99 102 117 138 30,5% 31,9% 30,7% 29,0% 30,6% 33,2% 44,2% 45,9% 41,8% 37,9% 38,7% 39,9% 18,0x 6,7x 8,3x 12,0x
29,3x 35,2x 30,6x 26,5x 22,6x 10,4x 12,6x 10,7x 9,5x 8,3x 14,0x 14,9x 13,4x 11,6x 10,1x 20,1x 24,9x 20,7x 18,5x 16,0x Source: MCI Research, Bloomberg Your Trusted Professional 1
Industry Analysis Industri pertelevisian di Indonesia saat ini terdiri dari 15 TV teresterial yang dikuasai oleh 8 grup usaha dan 1 milik pemerintah. Delapan grup usaha tersebut antara lain MNC Media, Trans Media, Surya Citra Media, Visi Media Asia, Rajawali Corpora, Kompas Gramedia, dan Indika Group. MNC media (MNCN) memiliki RCTI, Global TV, MNC TV,dan iNews TV yang sebelumnya adalah SindoTV. Surya Citra Media (SCMA) memiliki 2 TV nasional , yaitu SCTV dan Indosiar. Visi Media Asia memiliki ANTV dan TVOne. Trans Media memiliki Trans7 dan Trans TV. Rajawali Corpora memiliki RTV. Kompas Gramedia memiliki Kompas TV, Media Group memiliki MetroTV, sedangkan Indika Group memiliki Net TV. Sejak berlakunya UU No.32 Thun 2002 tentang penyiaran, izin penyiaran TV teresterial yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya untuk stasiun TV lokal. Stasiun TV yang ingin melakukan siaran nasional harus melakukan siaran berjaringan antar beberapa stasiun TV lokal.
Exhibit 1. Indonesia Teresterial TV Launching Year NET. RTV Kompas TV Metro TV Trans 7 Trans TV TVOne ANTV Indosiar SCTV iNews TV Global TV MNC TV RCTI TVRI 1955
1965
1975
1985
1995
2005
2015
Source: MCI Research Televisi merupakan hiburan yang paling murah sekaligus media iklan yang paling efektif di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti jangkauan TV yang paling luas dibanding media lainnya, akses internet yang belum merata, faktor demografi dan geografi Indonesia, dan kelebihan audio visual TV yang tidak dimiliki oleh radio dan media cetak. Meskipun TV selama bertahun-tahun menjadi hiburan yang paling merakyat dan digemari masyarakat Indonesia, kami melihat tren kedepannya akan bergeser ke mobile entertainment seperti mobile gaming, video streaming dan portal media online. Kami melihat hal tersebut menjadi ancaman yang serius untuk TV Indonesia karena dengan penetrasi smartphone yang sangat tinggi, trend ini akan menyebabkan terjadinya peralihan budget iklan dari media TV ke media online.
Your Trusted Professional 2
Industry Analysis Dalam 5 tahun terakhir belanja iklan di TV secara rata-rata (CAGR) tumbuh 12%. Pada exhibit 2 terlihat bahwa TV masih menjadi media yang paling sering digunakan untuk pengiklan dalam 5 tahun terakhir mengingat penetrasi TV yang paling tinggi. Yang menarik adalah pertumbuhan iklan di internet selama 5 tahun terakhir tumbuh 73% CAGR. Trend penetrasi menurun terjadi untuk media cetak seperti koran, tabloid dan majalah. Kami melihat di tahun-tahun mendatang media cetak akan mengalami masa-masa yang sulit mengingat harga bahan baku yang mahal menyebabkan harga tabloid, dan majalah tidak ekonomis. Trend digitalisasi juga akan mempercepat meredupnya media cetak sehingga nantinya iklan akan lebih banyak beralih ke dunia maya.
Exhibit 2. Gross Advertising Spending (In Tn. IDR) 140 120 100 Internet 80
Radio Magazine
60
News Paper
40 20
66
43
50
58
73
2010
2011
2012
2013
2014
76
2015
TV
0
Source: BCG, CARAT Dentsu, Optimedia, Nielsen, SCMA
Exhibit 3. Media Penetration In 11 Cities (In %) 94 96 93 95
37 33 30 27
TV
25 21 18 16
Online
Radio 2012
2013
14 13 11 11
8 6 5 4
4 3 3 3
Newspaper
Tabloid
Magazine
2014
2015F
Source: Nielsen, SCMA Your Trusted Professional 3
Company Profile PT.Surya Citra Media Tbk (SCMA) adalah perusahaan induk yang menaungi 2 televisi teresterial swasta nasional, yaitu SCTV dan Indosiar. SCTV merupakan stasiun televisi swasta kedua (berdasarkan waktu mengudara) di Indonesia setelah RCTI. SCTV lahir pada tanggal 24 Agustus 1990 sebagai stasiun televisi lokal di Surabaya namun baru pada tanggal 1 Januari 1993, SCTV mendapatkan izin sebagai stasiun televisi nasional. Sejak tahun 1999 mayoritas saham SCTV dimiliki oleh SCMA. Saluran TV kedua yang dimiliki oleh SCMA adalah Indosiar. Indosiar awalnya didirikan dan dikuasai oleh Grup Salim pada 11 Januari 1995. Di awal siarannya, Indosiar banyak menyiarkan drama dan film Hongkong, China, Taiwan, Jepang, Korea dan juga kartun-kartun Jepang. Selain drama Asia, Indosiar juga mempopulerkan opera sabun di Indonsia melalui sinetron legendarisnya, yaitu Tersanjung dan Tersayang. Belakangan sejak tahun 2000an Indosiar mulai mengurangi tayangan import tersebut dan fokus pada program pencarian bakat buatan sendiri seperti AFI, Mama Mia, D’Terong, dan lain-lain. Pada awal Mei 2013 SCMA melakukan akuisisi terhadap Indosiar sekaligus membuat saham Indosiar delisting dari bursa. Di tahun yang sama juga, entitas pengendali SCTV, yaitu Elang Mahkota Teknologi (EMTK) mulai menyiarkan tayangan Liga Inggris melalui NEXmedia, SCTV dan juga Indosiar. EMTK memenangkan hak siar Liga Inggris untuk 3 tahun hingga 2016.
Exhibit 4. SCMA Milestone Pendirian PT Cipta Aneka Selaras (CAS)
Pendirian SCTV 1990
1999
1995
Pendirian Indosiar
2001
2002
Perubahan Nama CAS menjadi PT Surya Citra Media (SCM)
Pembelian 85% Saham PT Bangka Tele Vision (BTV) 2010
SCMA mengambil alih Kepemilikan SCTV sebesar 99,99%
SCM Membeli 51% Saham PT Surya Citra Pesona
Mendirikan PT Surya Trioptima Multikresasi Dengan Kepemilikan 60%
Penggabungan Usaha Indosiar Karya Mandiri (IKM) 2002
Peningkatan Kepemikan BTV menjadi 99%
2013
2010
2013
2014
SCM Membeli 51% Saham PT Screenplay produksi (Screenplay) dari EMTK
Source: SCMA
Your Trusted Professional 4
Investment Thesis Improvement on GDP Growth Kami melihat adanya korelasi yang positif antara pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan pendapatan SCMA. Korelasi positif ini timbul karena peningkatan pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada peningkatan daya beli dan konsumsi. Peningkatan konsumsi ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan FMCG, otomotif, retail dan jasa untuk melakukan promosi produk mereka. Selama 9 tahun ini terlihat sebuah pola yang cukup jelas antara pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga pertumbuhan pendapatan SCMA, dimana selama 8 tahun pertumbuhan pendapatan SCMA berhasil mengungguli pertumbuhan GDP Indonesia. Di tahun 2009 terjadi anomali dimana pertumbuhan pendapatan SCMA mengalami pertumbuhan negatif karena di tahun sebelumnya pertumbuhan pendapatan SCMA sangat tinggi, sekitar 30%. Kami memiliki pandangan yang positif akan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016. Beberapa argumen yang menguatkan persepsi kami yaitu inflasi yang terkendali di tahun 2015 memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneter, proses tender proyek infrastruktur yang lebih singkat dibandingkan tahun 2015, dan juga faktor ketidakpastian eksternal akibat FFR sudah mereda. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami melihat pendapatan SCMA dapat tumbuh minimal 7% di tahun 2015 dan di 2016 kami proyeksikan akan bertumbuh sekitar 12%.
Exhibit 5. GDP Growth vs SCMA Revenue Growth 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 -10% GDP Growth
Revenue Growth
Source: Bank Indonesia, SCMA
Your Trusted Professional 5
Dominating The Audience Shares Dengan hanya dua stasiun TV, SCMA berhasil mengumpulkan 29% dari ratarata pangsa pasar pemirsa TV. Jika dibandingkan dengan MNCN yang memiliki pangsa pasar 34%, jumlah ini memang lebih rendah, namun mengingat MNCN memiliki 3 stasiun TV, maka jelas bahwa SCMA memiliki posisi yang lebih kuat. Di tahun 2015, SCMA mampu menempatkan 70 program yang menempati top 10. SCTV memiliki posisi yang kuat di genre pencarian bakat, olah raga dan special event dengan menempatkan 7 program pencarian bakat, 9 program olah raga dan 8 special event di 10 besar pangsa pemirsa. Selain menempatkan program program hiburan di jajaran atas pangsa pasar pemirsa, siaran berita SCMA (Liputan 6) menjadi program news terbaik tahun 2015 menurut survei Nielsen. Tidak terafiliasinya perseroan dengan dunia politik menjadi suatu keunggulan karena pemberitaan disajikan lebih objektif dibandingkan dengan perusahaan media yang terafiliasi dengan politik.
Exhibit 7. Average Audience Shares—All Time, All Demographic 5+
Exhibit 6. Annual Audience Shares Rank 1 2
2
1
2
2
2
2
2
2
15%
2
16% 17%
19%
17% 16% 16% 16% 15% 17% 16%
16% 13% 3 4
3
3
4
3
14%
14%
12% 10%
4
11%
12% 10%
13%
9%
5 6
SCTV
6
6
Indosiar
SCTV
Indosiar
Source: SCMA, Nielsen
Source: SCMA, Nielsen
Exhibit 8. Top 10 Programs Based On Genre TV Station SCTV Indosiar RCTI ANTV MNCTV Trans TV Trans 7 Global TV TV One Metro TV TVRI
Special Variety Talent Children Children Series FTV Movies Music Sports Event Show Show (Series) (Variety) 6 2 1 1
3 4 3
9 1
1 5 1 3
1 3 3
2 3 2 2
3
1 6 2 1
6 3 1
Infotainment
Hard Religious Total News
4 3
1 1 2
2 2 4
2 1 2
2 2 4
1
1
1
2 1 2
1
1
2 1
1
1
1
36 27 34 8 11 2 5 2 0 0 2
Your Trusted Professional 6
Taking Advantages From In-House Production & Local Content Selama tahun 2015, Indosiar sukses mendapatkan rating yang tinggi dengan mengandalkan program buatan sendiri. Program in-house dilakukan dengan marathon sehingga ketika satu acara sudah selesai musimnya akan dilanjutkan dengan acara lain. Acara in-house Indosiar memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan acara impor seperti film Hollywood, serial drama Asia ataupun acara olah raga. Yang pertama, acara in-house dibuat secara tailor-made sehingga cocok dengan pangsa pasar pemirsa. Yang kedua, acara in-house lebih fleksibel dengan konten dan durasi sehingga ada kecenderungan variety show dan talent show dibuat selama mungkin untuk menghemat budget pengisi acara dan biaya produksi. Dengan program andalannya, Indosiar mampu memanfaatkan positioning mereka dengan sangat baik dengan mengincar kalangan sosioekonomi kelas menengah-bawah dan ibu rumah tangga yang menjadi pemirsa TV prime time dengan membuat program yang bertemakan kontes menyanyi dangdut. Program buatan sendiri yang menjadi unggulan dari Indosiar di tahun 2015 antara lain program pencarian bakat D’Academy, Bintang Dangdut Pantura, D’Academy Asia, dan Stand Up Comedy Academy Indosiar dan variety show D’Terong Show. Selain Indosiar, TV andalan SCMA, yaitu SCTV memiliki target penonton dan strategi yang berbeda untuk memaksimalkan pendapatan iklan. Program andalan SCTV adalah sinetron yang tayang setiap hari dan target utamanya adalah remaja perempuan. Sinetron SCTV diproduksi oleh PT Screenplay Produksi yang mayoritas sahamnya dimiliki SCMA. SCTV melakukan strategi yang menarik dengan memanfaatkan teknologi CGI (computer-generated imagery). Contohnya adalah ketika sinetron mengambil adegan outdoor, SCMA dengan sengaja menyorot billboard yang menampilkan iklan yang gambarnya dibuat dengan komputer. Selain sinetrron, acara oleh raga seperti Piala Presiden pada tahun 2015 juga menggunakan teknologi ini untuk tetap menampilkan iklan ketika pertandingan berlangsung. SCMA juga memonetisasi acara olah raga dengan sangat baik dengan cara membuat water break untuk tujuan menambah slot iklan selama 3 menit di tengah pertandingan.
Your Trusted Professional 7
Financials Analysis Exhibit 8. Revenue Contribution (FY14)
Exhibit 9. SCMA Earnings 3.0
4.5
4.06 3.69
2.5 2.0 Indosiar 37%
1.5
4.0
3.28
3.5 3.0
2.31
2.5
1.93
2.0 1.5
1.0
1.0
0.5
SCTV 63%
0.5 0.0
0.0 2010 Gross Profit
2011
2012
Operating Income
Source: SCMA, MCI Research
59.8% 43.9% 38.9%
68.7%
54.7%
53.2%
65.2%
63.5%
50.4%
50.0%
52.2%
50.1%
47.6%
47.3%
39.6%
35.7%
34.6%
35.8%
2012
2013
2014
2011 Gross Margin
Operating Margin
EBITDA Margin
Net Margin
Net Income
Revenue
Exhibit 11. Profitability Ratio
27.5%
2010
2014
Source: SCMA, MCI Research
Exhibit 10. SCMA Profit Margin 69.3%
2013
60.7%
35.7%
44.2%
45.9%
30.5%
31.9%
30.7%
2012
2013
2014
36.3%
41.8%
21.1%
2010
2011
ROA
Source: SCMA, MCI Research
ROE
Source: SCMA, MCI Research
Exhibit 12. SCMA Activity Ratio
Exhibit 13. SCMA Operating Period 169
7.02x 5.34x 4.36x 3.88x
5.04x 4.31x
5.40x 4.61x 3.84x
3.84x
3.39x
2010
3.27x
2011
Inventory Turnover
2012 ARTO
6.50x
6.41x
5.10x
5.32x
3.71x 3.43x
2013 APTO
3.20x
137 117 106 93 82
3.19x
2014 FATO
Source: SCMA, MCI Research
2010
147
106
110
105
94 83
94
97
71
67
2011
113 113
2012
55
56
2013
2014
Inventory Period
Collection Period
Payable Period
Operating Period
Source: SCMA, MCI Research
Your Trusted Professional 8
Financial Analysis Exhibit 14. SCMA Liquidity
Exhibit 15. Capital Structure 0.69x
3.78x
3.55x
3.64x
0.67x
3.91x 0.45x
3.22x
3.00x
2.85x
3.07x
0.36x 0.40x
0.41x
1.58x 1.67x
1.66x 1.36x
1.48x
0.44x
0.31x
0.30x
2012
2013
0.26x
1.52x
0.74x 2010
2010
2011 Current Ratio
2012 2013 2014 Quick Ratio Cash Ratio
2011
Debt To Asset Ratio
Source: SCMA, MCI Research
2014
Debt To Equity Ratio
Source: SCMA, MCI Research
Profitability — SCMA memiliki marjin kotor yang sangat tinggi dibandingkan dengan kompetitor. Selama 5 tahun SCMA konsisten memiliki marjin kotor sekitar 60%. Dibandingkan dengan emiten media, khususnya televisi, SCMA memiliki marjin operasional paling tinggi dibandingkan dengan kompetitor (MNCN, FY14: 39,06%), (VIVA, FY14:34,25%), (MDIA FY14: 35,77%). Marjin laba bersih SCMA juga merupakan yang tertinggi di industri media dan secara konsisten berada di level 35%. Marjin laba bersih yang tinggi ini diraih berkat neraca yang ramping karena penggunaan utang yang sedikit. Liquidity & Solvency — Keunggulan SCMA selain marjin laba yang tinggi adalah kemampuan mereka dalam mengelola likuiditas dan juga solvabilitas. SCMA menggunakan struktur modal yang konservatif dengan jumlah utang yang sangat rendah. Di akhir 2014 tercatat utang jangka panjang SCMA hanya mencapai Rp350 miliar dalam bentuk utang kepada perusahaan induk (EMTK). Selain itu SCMA tidak memiliki utang bank jangka pendek karena utang jangka pendek hanya terdiri dari bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo. Selain struktur modal yang ramping, kas yang dimiliki oleh SCMA sangat melimpah sehingga tidak ada kesulitan bagi SCMA untuk mendanai belanja modal di tahun -tahun mendatang. Kami melihat di tahun-tahun mendatang dengan kemampuan membayar utang yang sangat baik dan kas yang melimpah, setelah pelunasan utang jangka panjang SCMA akan menjadi perusahaan net cash.
Your Trusted Professional 9
Third Quarter Review Dalam Miliar Rupiah
Exhibit 16. Income Statement 9M14 9M15 % YoY 1Q15 2Q15
Sales COGS Gross Profit Operating Expenses Operating Income Interest Expenses Other Income (Expenses) Pretax Income Income Tax Net Income
3.105 3.206 3,3% 946 1.219 (1.123) (1.197) 6,6% (383) (417) 1.982 2.010 1,4% 563 803 (505) (502) -0,7% (147) (177) 1.476 1.508 2,1% 416 626 (52) 0% 48 14 -70,5% 8 6 1.473 1.522 3,3% 424 631 (371) (380) 2,5% (103) (156) 1.102 1.141 3,6% 321 476
Gross Profit Margin Operating Profit Margin Net Profit Margin Opex/Sales
63,8% 47,6% 35,5% 16,3%
62,7% 47,0% 35,6% 15,7%
-1,2% -0,5% 0,1% -0,6%
59,5% 44,0% 33,9% 15,5%
3Q15 1.041 (397) 644 (178) 466 0 466 (121) 345
65,8% 51,3% 39,0% 14,5%
61,8% 44,7% 33,1% 17,1%
% QoY -14,6% -4,6% -19,8% 0,5% -25,6% 0% -92,3% -26,2% -22,1% -27,5% -4,0% -6,6% -5,9% 2,6%
Exhibit 17. Average Audience Shares – All Demographic 5+ 20% 18% 16%
SCTV RCTI
14%
Indosiar 12%
Trans MNCTV
10%
ANTV 8%
Trans7 TvOne
6%
Global 4%
Metro Others
2% 0% 9M2012
9M2013
9M2014
9M2015
Source: SCMA
Your Trusted Professional 10
Exhibit 18. DCF Assumption
Valuation Kami menggunakan 2 metode dalam menentukan harga SCMA, yaitu menggunakan DCF dan juga relative valuation. Metode utama yang kami gunakan adalah DCF untuk merefleksikan nilai fundamental perusahaan sementara relative valuation digunakan sebagai pendukung analisis DCF untuk melihat positioning saham SCMA dibandingkan dengan peers. Selain relative valuation, analisis DCF juga didukung oleh 2 tabel sensitivitas untuk melakukan simulasi harga saham SCMA berdasarkan 2 skenario perubahan asumsi yang paling sensitif dalam menentukan harga saham SCMA. Kami melihat nilai fundamental SCMA saat ini sudah tercermin di harga pasar pada Rp3.180/lembar dengan P/E 31,7x, dan EV/EBITDA 21,3x. Saat ini SCMA diperdagangkan pada premium P/E sekitar 30% dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Premium ini dapat dijustifikasi mengingat marjin laba, ROA, dividend yield paling tinggi dibandingkan dengan peers di regional dan juga ROE yang diatas rata-rata industri. Kami merekomendasikan HOLD untuk SCMA karena potensi keuntungan hanya 2,6%.
Exhibit 20. Sensitivity Tables 1 (WACC vs Terminal Growth Rate) Discount Rate 10,0% 10,5% 11,0% 11,5% 12,0% 12,5% 2,50% 3.640 3.400 3.190 3.000 2.830 2.680 2,75% 3.750 3.500 3.270 3.070 2.900 2.740 3,00% 3.870 3.600 3.360 3.150 2.960 2.800 3,25% 4.000 3.710 3.450 3.230 3.040 2.860 Terminal 3,50% 4.130 3.820 3.550 3.320 3.110 2.930 Growth 3,75% 4.280 3.940 3.660 3.410 3.190 3.000 Rate 4,00% 4.430 4.080 3.770 3.510 3.280 3.070 4,25% 4.610 4.220 3.890 3.610 3.370 3.150 4,50% 4.790 4.380 4.020 3.720 3.460 3.230 4,75% 5.000 4.550 4.170 3.840 3.570 3.320 5,00% 5.220 4.730 4.320 3.970 3.680 3.420
13,0% 2.550 2.600 2.650 2.710 2.760 2.830 2.890 2.960 3.030 3.110 3.190
Risk Free Rate 8,0% Equity Risk Premium 5,0% Beta 0,69 Cost of Equity 11,5% Cost of Debt 13,7% % Equity 99% % Debt 1% WACC 11,4% Terminal Growth Rate 3,0% Source: MCI Research
Exhibit 19. DCF Valuation Output PV of FCF Explicit Period 11.769 PV of Terminal Value 33.840 Total PV of FCF 45.609 Cash 1.246 Investment 24 Debt (452) Equity Value 46.427 Price Per Share (Rounded) 3.180 Source: MCI Research
Exhibit 21. Sensitivity Tables 2 (Terminal Growth vs Sales Growth) FY15 Sales Growth Rate 2,50% 2,75% 3,00% 3,25% Terminal 3,50% Growth 3,75% Rate 4,00% 4,25% 4,50% 4,75% 5,00%
5% 2.970 3.040 3.120 3.200 3.290 3.380 3.480 3.580 3.690 3.810 3.940
7% 3.020 3.100 3.180 3.260 3.340 3.440 3.540 3.640 3.760 3.880 4.010
9% 3.080 3.150 3.230 3.310 3.400 3.500 3.600 3.710 3.820 3.950 4.080
11% 3.130 3.210 3.290 3.370 3.460 3.560 3.660 3.770 3.890 4.020 4.160
13% 3.180 3.260 3.340 3.430 3.520 3.620 3.720 3.840 3.960 4.090 4.230
15% 3.240 3.310 3.400 3.490 3.580 3.680 3.790 3.900 4.020 4.160 4.300
17% 3.290 3.370 3.450 3.540 3.640 3.740 3.850 3.970 4.090 4.230 4.370 Your Trusted Professional 11
Exhibit 22. Forward PE Band
Exhibit 23. 1 Year Price Return 20%
34.0x 30.9x 27.8x 24.7x 21.6x 18.5x 15.4x 12.3x 9.2x
15% 10% 5% 0% Jan-15 -5%
Apr-15
Jul-15
Oct-15
Jan-16 -5%
-10% -13% -15% -20% -25%
P/E Ratio
-1 Stdev
Average
+1 Stdev
-30%
Source: Bloomberg, MCI Research
Source: Bloomberg, MCI Research
Exhibit 24. Relative Valuation Summary Market Cap P/S EV / EBITDA P/E P/BV ROA ROE NPM Dividend (Tn) (TTM) (TTM) (TTM) (TTM) (TTM) (TTM) (TTM) Yield
Country
Company
India Indonesia Philippines Thailand Indonesia
Zee Entertainment Enterprise Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) ABS-CBN Corp BEC World Public Co Ltd Surya Media Citra Tbk (SCMA)
Average Minimum 25th Percentile Median 75th Percentile Maximum
16,1% 15,2% 3,8% 29,9% 30,7%
26,6% 21,6% 9,7% 50,5% 41,8%
20,2% 26,4% 7,2% 27,3% 35,8%
0,7% 2,5% 1,0% 2,0% 3,8%
Rp83,9 Rp25,0 Rp15,5 Rp24,6 Rp47,9
5,9x 5,3x 1,2x 13,0x 12,6x
22,3x 13,8x 6,7x 8,7x 22,8x
29,5x 20,2x 16,2x 19,4x 31,7x
9,6x 4,0x 1,6x 11,8x 14,9x
Rp37,2 Rp15,5 Rp22,3 Rp24,8 Rp39,7 Rp83,9
6,3x 1,2x 4,3x 5,6x 7,7x 13,0x
12,9x 6,7x 8,2x 11,2x 15,9x 22,3x
21,3x 16,2x 18,6x 19,8x 22,5x 29,5x
6,8x 16,2% 27,1% 20,3% 1,5% 1,6x 3,8% 9,7% 7,2% 0,7% 3,4x 12,3% 18,6% 16,9% 0,9% 6,8x 15,6% 24,1% 23,3% 1,5% 10,1x 19,5% 32,6% 26,7% 2,1% 11,8x 29,9% 50,5% 27,3% 2,5% Source: Bloomberg, MCI Research
Exhibit 25. Football Field Chart 52 Weeks Price DCF 10-13% WACC, 2%-5% Terminal Growth Rate 2015F P/E: 2014 P/E 2015F EV / EBITDA 2014 EV / EBITDA 2015F Price/Sales 2014 Price/Sales Rp0 Minimum to 25th Percentile
Rp1,000
Rp2,000
25th Percentile to 50th Percentile
Rp3,000
Rp4,000
50th Percentile to 75th Percentile
Rp5,000
Rp6,000
Rp7,000
75th Percentile to Maximum
Source: MCI Research Your Trusted Professional 12
Appendix 1. Income Statement Dalam Miliar Rupiah 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F Revenue COGS Gross Profit Operating Expenses Operating Income Interest Expenses Other Income (Losses) Pretax Income Income Taxes Net Income
3.277 3.695 4.056 4.340 4.880 5.612 (1.027) (1.285) (1.479) (1.562) (1.757) (1.983) 2.251 2.410 2.576 2.777 3.123 3.629 (651) (710) (672) (812) (913) (1.050) 1.642 1.759 1.917 1.965 2.210 2.579 (77) (47) (68) (61) (48) (48) 43 52 68 81 127 151 1.608 1.764 1.917 1.985 2.289 2.682 (391) (448) (469) (496) (572) (670) 1.170 1.280 1.454 1.489 1.718 2.012
Appendix 2. Balance Sheet Dalam Miliar Rupiah 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F Asset Cash & Equivalent Short Term Investments Accounts & Notes Receivable Inventories Other Current Assets Total Current Assets
1.066 1.043 1.246 1.961 2.328 2.585 0 0 0 0 0 0 1.003 995 1.270 1.128 1.269 1.459 267 375 462 359 404 456 90 182 222 222 222 222 2.426 2.570 3.200 3.670 4.223 4.723
Long Term Investments Net Fixed Assets Other Long Term Assets Total Long-Term Assets Total Asset Liabilities Accounts Payable Short Term Borrowings Other Short Term Liabilities Total Current Liabilities
0 0 0 0 0 0 710 725 762 696 633 579 702 715 766 766 766 766 1.412 1.440 1.528 1.462 1.399 1.345 3.837 4.010 4.728 5.132 5.622 6.068
Long Term Borrowings Other Long Term Borrowings Total Long Term Liabilities Total Liabilities
3 1 350 280 210 0 544 514 81 81 81 81 547 515 431 361 291 81 1.189 1.221 1.250 1.207 1.182 1.024
190 1 451 642
198 1 507 706
Equity Preferred Equity 0 0 Minority Interest 11 52 Share Capital & APIC 1.051 1.013 Retained Earnings & Other Equity 1.586 1.725 Total Shareholders Equity 2.648 2.789 Total Liabilities & Equity 3.837 4.010
231 102 487 819
359 0 487 846
404 0 487 891
0 0 0 32 32 32 1.013 1.013 1.013 2.433 2.880 3.395 3.478 3.925 4.440 4.728 5.132 5.622
456 0 487 943
0 32 1.013 3.999 5.044 6.068
Your Trusted Professional 13
Appendix 3. Statement Of Cash Flow Dalam Miliar Rupiah 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F CF From Operating Activities CF From Investing Activities CF From Financing Activities Net Change In Cash Beginning Cash Ending Cash
1.083 (140) (776) 168 898 1.066
1.271 (358) (936) (22) 1.066 1.043
1.179 2.063 1.791 2.050 (187) (135) (151) (174) (789) (1.214) (1.272) (1.619) 203 715 367 257 1.043 1.246 1.961 2.328 1.246 1.961 2.328 2.585
Appendix 4. Financial Ratio Financial Ratio 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F Profitability Ratio Gross Margin Operating Margin EBITDA Margin EPS ROA ROE DuPont Decompostion Net Margin Total Asset Turnover Financial Leverage Liquidity Ratio Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Activity Ratio Inventory Turnover ARTO APTO FATO Inventory Period Collection Period Payable Period Operating Period Solvency Ratio Debt To Asset Ratio Debt To Equity Ratio
68,7% 50,1% 53,2% 94 30,5% 44,2%
65,2% 63,5% 47,6% 47,3% 50,4% 50,0% 88 99 31,9% 30,7% 45,9% 41,8%
64,0% 45,3% 49,9% 102 29,0% 37,9%
64,0% 45,3% 49,7% 117 30,6% 38,7%
64,7% 45,9% 50,0% 138 33,2% 39,9%
35,7% 34,6% 35,8% 34,3% 35,2% 35,9% 0,85x 0,92x 0,86x 0,85x 0,87x 0,92x 1,45x 1,44x 1,36x 1,31x 1,27x 1,20x 3,78x 3,64x 3,91x 3,22x 2,85x 3,07x 1,66x 1,48x 1,52x
4,34x 3,65x 2,32x
4,74x 4,04x 2,61x
5,01x 4,29x 2,74x
3,84x 3,27x 5,40x 4,61x
3,43x 3,71x 6,50x 5,10x
3,20x 3,19x 6,41x 5,32x
4,35x 3,85x 4,35x 6,24x
4,35x 3,85x 4,35x 7,71x
4,35x 3,85x 4,35x 9,69x
94 110 67 137
105 97 55 147
113 113 56 169
83 94 83 94
83 94 83 94
83 94 83 94
0,31x 0,30x 0,26x 0,45x 0,44x 0,36x
0,24x 0,31x
0,21x 0,27x
0,17x 0,20x
Appendix 5. Company Structure PT. Surya Citra Media Tbk PT. Surya Citra Televisi
PT. Indosiar Visual Mandiri
PT. Screenplay Produksi
PT. Surya Trioptima Multikreasi
PT. Indonesia Entertainmen Group
PT.Amanah Surga Productions
PT. Animasi Kartun Indonesia
Your Trusted Professional 14
Research Danny Eugene Helen Vincentia Dimas Satria Hardianto Dida Fathdira Genio Bian Fadlillah Qudsi
Head of Research, Economic, Infrastructure, Construction, Banking, Cement Consumer Goods, Retail Plantation, Media, Textile Property Mining, Telco, Transportation Technical Analyst
[email protected]
+62 21 7917 5599
62431
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
+62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599
62035 62035 62035 62425 62425
Head of Sales, Trading & Dealing Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Client Care Institutional Client Care Equity Admin. HO Equity Admin. HO
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
+62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599
62037 62046 62178 62058 62402 62408 62441 62439 62411 62037 62037
Institutional Sales Hendry Kuswari Gunawan Sudrajat Ratna Wijayanti Suparman Rachmadian Iskandar Z Ety Sulistyowati Dewi Suryani Widianita Rinny Oktaviany Renita Anggreani Rahayu Kusumaningsih
Fixed Income Sales & Trading Tel. +62 21 7995 795, 7917 5559 -62 Fax. +62 21 7917 5965
Investment Banking Tel. +62 21 7917 5599 Fax. +62 21 7919 3900
Head Office Menara Bank Mega Lt.2 Jl.Kapten P.Tendean. Kav 12-14A, Jakarta 12790 021-7917 5599 , 021-7919 3900
Bandung Menara Bank Mega Lt.3 Jl.Gatot Subroto No.283 Bandung 40273 022-8734 0972 , 022-8734 0985
Jakarta - Pondok Indah Plaza 5 Pondok Indah, Blok D No.15 Lt.2 Jl. Margaguna Raya Radio Dalam Pondok Indah, Jakarta Selatan 12420 021-723 4437 , 021-7279 8140
Surabaya Ruko Embong Kemiri Square No.2G-2H (Ruko Asuransi PT.Asuransi Umum Mega) Jl.Raya Embong Kemiri, Embong Kaliasin Genteng, Surabaya 60271 031 547 1200 , 031-547 2492
Jakarta - Roxy Ruko Gading Bukit Indah Lt.2 Jl. Raya Bukit Gading Raya Blok A, No.26 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 021-4587 4243 , 021-4587 4246
Makasar Menara Bank Mega Lt.2 Kawasan Trans Studio Jl.Metro Tanjung Bunga, Makasar 90134 0411-811 8800 , 0411-811 8802
Jakarta - Kelapa Gading Ruko Gading Bukit Indah Lt.2 Jl. Raya Bukit Gading Raya Blok A, No.26 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 021-451 5717 , 021451 5720
Yogyakarta Gedung Bank Mega 3rd Floor Jl.Gejayan (Affandi) No.22 Yogyakarta 55281 0274 - 582 929 , 0274 582 931
DISCLAIMER This Document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors and strictly a personal view and should not be used as a sole judgment for investment. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Mega Capital Indonesia.
Your Trusted Professional 15