PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
DAFTAR ISI Halaman
1. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 2. NERACA
1 2-3
3. LAPORAN LABA RUGI
4
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
5
5. LAPORAN ARUS KAS
6-7
6. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
8-26
Halaman 2
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. NERACA 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Catatan ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha (Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 353.365.585,pada tahun 2007) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Piutang hubungan istimewa Uang muka Persediaan Pajak dibayar dimuka Beban dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan Aset tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 99.798.020.098,- (2010) dan Rp. 93.569.555.985,- (2009) Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
2b,3 2f,4 2c,5
2010 Rupiah
2009 Rupiah
10,064,246,347 67,206,088,728
6,268,301,336 66,852,495,766
4,263,743,780 29,292,876,841 264,840,000 5,065,020,936 935,050,993 130,994,719 117,222,862,344
10,011,985,959 46,066,460,874 3,279,465 236,205,950 5,285,745,076 574,468,993 177,028,471 135,475,971,890
2j,23
4,001,342,572
3,034,893,108
2g,11 12
12,390,392,287 413,275,000 16,805,009,859 134,027,872,203
18,580,945,100 477,520,000 22,093,358,208 157,569,330,098
2d,6 7 2e,8 9 10
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 3
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. NERACA 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Catatan LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Utang hubungan istimewa Utang pajak Beban masih harus dibayar Bagian Utang sewa guna usaha yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban Jangka Pendek lain-lain Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang sewa guna usaha Kewajiban manfaat karyawan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham-nilai nominal Rp. 500 per saham Modal dasar 220.000.000 saham Ditempatkan dan disetor penuh 181.035.556 saham Agio saham Saldo laba Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
13 6 14 15
2010 Rupiah
2009 Rupiah
385,364,500 88,605,892 359,529,592 -
4,481,931,892 93,565,797 52,297,920
2g,16 17
208,833,324 330,150,999 1,372,484,307
214,059,968 347,572,233 5,189,427,810
2g,16 25
320,708,331 3,848,880,862 4,169,589,193
561,181,635 2,774,240,749 3,335,422,384
90,517,778,000 803,458,000 37,164,562,703 128,485,798,703 134,027,872,203
90,517,778,000 803,458,000 57,723,243,904 149,044,479,904 157,569,330,098
18 19
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 4
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Catatan PENDAPATAN BEBAN POKOK PENJUALAN
2009 Rupiah
2i,20
48,454,309,815
69,796,215,762
21
41,870,245,530
53,840,775,932
6,584,064,285
15,955,439,830
3,160,237,733 21,190,509,996 24,350,747,729
3,381,114,096 8,669,448,271 12,050,562,367
(17,766,683,444)
3,904,877,463
(5,621,417,272) 1,132,919,926 (195,441,007) 925,491,132 (3,758,447,221)
(13,874,754,766) 1,867,712,465 (213,363,744) (1,218,886,766) 12,025,759 (13,427,267,052)
(21,525,130,665)
(9,522,389,589)
(966,449,464) (966,449,464)
(842,341,705) (842,341,705)
(20,558,681,201)
(8,680,047,884)
(98) (114)
22 (48)
LABA KOTOR 22
BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi Jumlah Beban Usaha LABA (RUGI) USAHA
2i,23
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Rugi kurs - bersih Penghasilan bunga Beban bunga dan provisi bank Koreksi Pajak tahun lalu Lain-lain bersih Beban Lain-lain - Bersih RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan - Bersih
24
2j,25
RUGI BERSIH LABA (RUGI) PER SAHAM
2010 Rupiah
2l
Laba (Rugi) usaha Rugi bersih
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
Halaman 5
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Catatan
Saldo 31 Desember 2008
Modal Saham Rupiah
90,517,778,000
Agio Saham Rupiah
803,458,000
Saldo Laba Rupiah
68,213,647,348
Jumlah Ekuitas Rupiah
159,534,883,348
Pembagian Deviden
-
-
(1,810,355,560)
(1,810,355,560)
Rugi Bersih 2009
-
-
(8,680,047,884)
(8,680,047,884)
Saldo 31 Desember 2009 Rugi Bersih 2010 Saldo 31 Desember 2010
90,517,778,000 90,517,778,000
803,458,000 803,458,000
57,723,243,904
149,044,479,904
(20,558,681,201)
(20,558,681,201)
37,164,562,703
128,485,798,703
Halaman 6
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 2010 Rupiah ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan pelanggan Pembayaran kas untuk beban usaha pabrik Kas yang dihasilkan operasi Pembayaran pajak penghasilan badan & PPh 22 Pembayaran pajak pertambahan nilai - net masukan Penerimaan (Pembayaran) Pinjaman Karyawan Penerimaan dari asuransi Pembayaran bunga sewa guna usaha Penerimaan piutang hubungan istimewa Pembayaran kewajiban lain-lain Penerimaan pajak penghasilan 21, 23 & PPn Pembayaran utang hubungan istimewa Pembayaran beban pajak Penerimaan pendapatan lain-lain Pembayaran beban bank (impor) Arus Kas yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Pembayaran untuk uang muka Penerimaan bunga deposito dan jasa giro Penerimaan (Pembayaran) Jaminan Kenaikan (Penurunan) beban yang ditangguhkan Penambahan (Penurunan) Deposito Jangka Pendek Arus Kas yang Diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (Pembayaran) kepada pihak afiliasi Pembayaran Deviden Pembayaran utang sewa guna usaha Arus Kas yang Diperoleh dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan PENINGKATAN (PENURUNAN) ARUS KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
2009 Rupiah
56,708,593,507 (26,193,848,268) (26,037,226,891) 4,477,518,348 (935,050,993) (1,060,281,449) 32,645,000 52,830,753 (57,950,676) 3,279,465 (12,798,770) 265,963,795 (88,605,892) 925,491,132 (195,441,007)
73,286,645,751 (43,878,710,537) (10,186,912,367) 19,221,022,847 (574,468,993) (3,167,899,886) (14,000,000) (52,786,963) (2,334,291,526) (213,363,744)
3,407,599,706
12,864,211,735
(195,911,300) (28,634,050) 1,132,919,926 31,600,000 (46,033,752) (353,592,962)
(931,825,000) (205,970,950) 1,867,712,465 (268,500,000) (23,652,411,200)
540,347,862
(23,190,994,685)
4,622,464 (156,625,021)
49,400,282 (1,612,301,262) (219,825,057)
(152,002,557)
(1,782,726,037)
3,795,945,011
(12,109,508,987)
6,268,301,336
18,377,810,323
10,064,246,347
6,268,301,336
Halaman 7
2010 Rupiah
2009 Rupiah
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas Tidak Mempengaruhi Arus Kas : Perubahan sewa guna usaha menjadi aktiva tetap
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
158,000,000
-
Halaman 8
PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
1.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 64 tanggal 14 November 1981 yang dibuat di hadapan Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H. Notaris di Banjarmasin. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 40 tanggal 18 Mei 1990 Tambahan No. 1829, Tambahan No. 1830, Tambahan No. 1831. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dinyatakan dalam akta No. 50 tanggal 21 Juni 2000 dari Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, SH., termasuk mengenai perubahan nama Perseroan dari PT. Intan Wijaya Chemical Industy Tbk menjadi PT. Intanwijaya Internasional Tbk. Perubahan anggaran dasar tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan No.C-21257.HT.01.04.TH.2000 tanggal 25 September 2000. Terakhir perubahan anggaran dasar antara lain mengenai perubahan susunan pengurus yang dinyatakan dengan akta No. 208 tanggal 24 Juni 2010 dari Notaris Linda Kenari SH dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.10-21409 tanggal 20 Agustus 2010. Sesuai dengan Pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha manufaktur Formaldehyde. Pada saat ini produk Perusahaan terutama adalah Formaldehyde Resin (perekat kayu). Kantor pusat Perusahaan terletak di Wisma IWI lantai 5, Jln. Perjuangan Jalur Lambat Tomang Tol, Jakarta Barat. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di Jln. Trisakti (Komplek UKA), Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Perusahaan mulai berproduksi komersial sejak tahun 1987. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan juga diekspor ke beberapa negara yaitu Singapura, Philipina dan Hongkong, dengan proporsi pemasaran lokal dan ekspor sebesar 95% dan 5%.
b. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut : a. Komisaris Utama b. Komisaris c. Komisaris Independen
: Tn. Tamzil Tanmizi : Tn. Marzuki Tanmizi : Tn. I. Nyoman Sudjana
d. e. f. g.
: : : :
Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
Tn. Ong Triyono Tn. Tazran Tanmizi Tn. Trenggono Nugroho Ny. Ana Inderawati
Pada tahun 2010, rata-rata jumlah karyawan Perusahaan adalah 72 karyawan dan pada tahun 2009 sebanyak 66 karyawan.
Halaman 9
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value).
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah.
b. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas meliputi kas ditangan perusahaan, uang di bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan. Kebijakan Menejemen atas aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing: menyimpan uang dalam bentuk mata uang asing adalah merupakan “safety”. Aktiva dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam mata uang asing, sehingga tidak ada resiko kewajiban finansil yang mengancam.
c. Piutang Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan. Perusahaan tidak melakukan lindung nilai, karena kondisi moneter masih dalam keadaan stabil, tanpa goncangan. Apabila ada suatu situasi yang memungkinkan kerugian besar, atau kehilangan kesempatan besar dengan probability tinggi, maka menejemen akan melakukan sesuatu untuk melindungi. d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Seluruh transaksi yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Harga perolehan dinyatakan berdasarkan metode harga rata-rata tertimbang (weighted average method). Harga perolehan barang jadi terdiri dari beban bahan baku, tenaga kerja dan alokasi beban produksi tidak langsung. e. Persediaan (lanjutan) Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
f. Investasi Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.
Halaman 10
f. Investasi (lanjutan) Investasi jangka pendek dalam bentuk deposito USD, ditempatkan pada Bank Danamond dan Bank Artha Graha. Kedua bank tidak memiliki hubungan istimewa dengan PT. IntanWijaya Internasional, Tbk.
g. Aset Tetap 1) Pemilikan langsung Aset tetap diakui sebesar harga perolehan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan. Penyusutan dihitung dengan cara sebagai berikut :
Jenis Aset
Masa Manfaat ( tahun )
Tarif
Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan pengangkutan Peralatan kantor
20 10 5 dan 10 5
5% 10% 20% dan 10% 20%
Tanah dinyatakan harga perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi periode yang bersangkutan.
2) Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : a).
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
b).
Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.
c).
Masa sewa guna minimal dua tahun.
g. Aset Tetap (lanjutan) 2) Sewa Guna Usaha (lanjutan) Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Menurut metode capital lease, aset yang disewa guna usaha disajikan dalam akun " Aset Tetap " sedangkan kewajibannya dilaporkan dalam akun " Utang Sewa Guna Usaha ". Aset sewa guna usaha disusutkan dengan metode yang sama seperti aset yang dimiliki. h. Aset Lain-lain Kebijakan akuntansi tentang aset lain-lain yang mengandung amortisasi akan diamortisasi selama masa yang wajar yang ditentukan oleh manajemen sesuai dengan sifatnya. Pencatatan aset lain-lain yang tidak mengandung amortisasi dibukukan berdasarkan sifat dan sebesar nilai transaksi, dan dikreditkan berdasarkan sifat awal atau penyelesaian dari transaksi aset
Halaman 11
i.
Penurunan Nilai Aset Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan.
h. Penurunan Nilai Aktiva Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan.
j. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination). Beban diakui berdasarkan akrual.
k. Pajak Penghasilan Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung Pajak Penghasilan. Penangguhan Pajak Penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal, yang terutama menyangkut penyusutan, beban manfaat karyawan, penyisihan piutang ragu-ragu, serta transaksi sewa guna usaha.
l.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada usaha periode berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia, yaitu sebesar Rp. 8.991,- untuk US$ 1,00 per 31 Desember 2010 serta Rp. 9.400,- untuk US$ 1,00 per 31 Desember 2009. Perkiraan dalam mata uang asing dilaporkan dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI
m. Laba Per Saham Laba usaha dan laba bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. n. Manfaat Karyawan Perusahaan menghitung manfaat karyawan sesuai dengan peraturan Pemerintah yang tertuang pada Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tanggal 23 Maret 2003, mengenai Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, uang penghargaan dang anti kerugian. Untuk mennghitung besarnya kewajiban perusahaan ahir tahun periode pembukuan dilakukan dengan menggunakan jasa konsultan penilai yang mempunyai Ijin dari Pemerintah.
Halaman 12
3.
KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas 2010 Rp Kas Jakarta Banjarmasin Bank (Rp) Bank Artha Graha, Jakarta BNI 46, Banjarmasin Bank Mandiri, Jakarta Bank Mandiri, Jakarta BCA, Jakarta BNI 46, Jakarta Bank (US$) Bank Mandiri, Jakarta Bank Artha Graha, Jakarta BNI 46, Banjarmasin
4.
2009 Rp
913,119,600 79,401,339 992,520,939
914,484,822 41,771,399 956,256,221
1,129,003,697 32,061,789 157,856,215 57,463,767 260,483,412 189,949,547 1,826,818,427
478,531,841 19,405,190 61,752,982 56,177,517 45,496,941 661,364,471
1,053,367,129 746,884,348 5,444,655,504 7,244,906,981
1,929,011,224 2,721,669,420
10,064,246,347
6,268,301,336
4,650,680,644
INVESTASI JANGKA PENDEK Akun ini merupakan deposito berjangka dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang ditempatkan pada Bank Artha Graha sebesar US$ 5,302,451.07 atau Rp. 47.674.337.593,- dan dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 967.221.008,-. Pada Bank Danamon sebesar US$ 2,064,790.36 atau Rp. 18.564.530.127 tahun 2010. Pada tahun 2009 ditempatkan pada Bank Artha Graha sebesar US$ 4,963,961,47,- atau Rp. 46.661.237.818,- dan dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 907.714.428,-. Pada Bank Danamon sebesar US$ 2,051,440.80,- atau Rp.19.283.543.520,-. Kisaran tingkat bunga deposito untuk tahun 2010 dalam mata uang USD di Bank Danamon sebesar 0,75%, Bank Artha Graha sebesar 2,25% dan tingkat bunga deposito mata uang IDR di Bank Artha Graha sebesar 8%. Sebagian deposito tersebut digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit L/C pada PT. Bank Artha Graha untuk pembelian barang impor (lihat Catatan 28).
5.
PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari : 2010 Rp Piutang yang mempunyai hubungan yang istimewa PT. Wijaya Triutama Plywood Industry
4,263,743,780
2009 Rp
10,011,985,959
Halaman 13
Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2010 Rp 2,349,947,314 1,913,796,466 4,263,743,780
Sampai dengan 1 bulan > 2 bulan - 3 bulan > 4 bulan - 6 bulan > 7 bulan - 1 tahun > 1 tahun Jumlah
2009 Rp 3,311,849,764 6,700,136,195 10,011,985,959
Transaksi-transaksi perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
2010 Rp PT. Wijaya Triutama Plywood Industry
44,924,365,222
2009 Rp 25,499,442,380
Transaksi Penjualan barang jadi
Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut sekitar 92,71% dan 36,53% masing-masing dari jumlah penjualan untuk tahun 2010 dan 2009. Penjualan pada tahun 2010 dan tahun 2009 menggunakan kurs bank Indonesia yang berlaku. Perusahaan juga membeli/memenuhi kebutuhan arus listrik dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PT. Wijaya Triutama Plywood - dari hasil genset miliknya). Jumlah transaksi pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.647.347.840,- merupakan 100% kebutuhan arus listrik produksi. Pembelian arus listrik langsung dibayar via bank. 2010 2009 Rp Rp Pihak ketiga : PT. Unggul Summit Particle Board Industry 12,981,300,671 13,873,639,566 PT. Hendratna Plywood 7,315,878,881 7,649,893,480 PT. Gunung Meranti Raya Plywood 4,740,445,859 4,956,088,430 PT. Tunggal Yudhi Sawmill Plywood 4,683,640,206 4,891,093,431 PT. Sumalindo 544,492,645 566,363,114 Young Way Trading, Hongkong 122,637,240 198,034,500 PT. Indah Kiat 102,198,455 PT. Superchemie 71,361,280 PT. Goutama Sinar Batuah 26,103,528 PT. Daya Sakti Unggul Plywood 14,755,242,019 PT. Antang Permai 473,752,184 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp. 100 juta) 4,818,076 2,354,150 Jumlah 30,592,876,841 47,366,460,874 Cadangan Piutang Taktertagih
Rincian umur piutang sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Sampai dengan 1 bulan > 2 bulan - 3 bulan > 4 bulan - 6 bulan > 7 bulan - 1 tahun > 1 tahun Jumlah
(1,300,000,000) 29,292,876,841
(1,300,000,000) 46,066,460,874
399,920,900 178,055,801 28,714,900,140 29,292,876,841
966,479,253 7,831,279,402 13,856,417,706 23,412,284,513 46,066,460,874
Piutang usaha pada PT. Daya Sakti Unggul dihapuskan sebesar Rp. 14.140.717.613,- karena dinyatakan pailit berdasarkan Putusan Pengadilan No. 48/Pailit/2009/PN Niaga.Jkt.Pst tanggal 14 September 2009.
Halaman 14
Manajemen telah mencadangkan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 1.300.000.000,- tahun 2010 dan 2009. Piutang usaha dalam mata uang asing berjumlah US$ 3.732.245,65,- pada tahun 2010 dan US$ 5,965,792.22 pada tahun 2009. 6. PIUTANG (UTANG) HUBUNGAN ISTIMEWA Piutang (utang) hubungan istimewa merupakan saldo piutang kepada PT. Tanmizi Utama, pemegang saham perusahaan yang bukan dari transaksi usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar dan (Rp. 88.605.892,-) dan Rp. 3.279.465,-. 7. UANG MUKA Akun ini merupakan saldo uang muka pembelian aktiva tetap per 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar masing-masing sebesar 8. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari : 2010 Rp Barang jadi Barang baku dan pembantu Lain-lain Jumlah
2,267,848,951 2,611,106,500 186,065,485 5,065,020,936
2009 Rp 1,468,432,151 3,615,869,026 201,443,899 5,285,745,076
Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan bankers calause berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 10,250,000,-. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas resiko kebakaran dan resiko lainnya yang mungkin dialami Perusahaan.
9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA Pajak dibayar dimuka terdiri dari : Pajak Penghasilan : PPh Pasal 25 PPh Pasal 22 PPh Pasal 22-tahun 2006 PPh Pasal 25-tahun 2006 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
2010 Rp 215,120,320 719,930,673 935,050,993
2009 Rp 215,120,320 359,348,673 574,468,993
10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA Biaya dibayar dimuka terdiri dari : 2010 Rp
Asuransi Lain-lain Jumlah
2009 Rp
108,797,719 22,197,000
161,628,472 15,399,999
130,994,719
177,028,471
Lain-lain diatas adalah uang muka pada Depnaker dan Samafitro untuk tahun 2010 dan pada Edi (Annual Fee) dan Depnaker untuk tahun 2009.
Halaman 15 11. ASET TETAP Aktiva tetap terdiri dari : 2009 Rp Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Nilai Buku
Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris Aset Sewa Guna Usaha Peralatan transportasi
Nilai Buku
Kurang/Reklas Rp
-
2010 Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,819,500,811 2,189,051,238 111,097,501,085
158,000,000 37,911,300 195,911,300
1,053,000,000 112,150,501,085
195,911,300
6,186,731,261 75,396,699,838 9,618,152,647 2,170,522,239 93,372,105,985
218,622,353 5,688,087,055 193,852,781 12,101,924 6,112,664,113
-
6,405,353,614 81,084,786,893 9,812,005,428 2,182,624,163 99,484,770,098
197,450,000 93,569,555,985
115,800,000 6,228,464,113
-
313,250,000 99,798,020,098
158,000,000 158,000,000
18,580,945,100
2008 Rp Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Inventaris
Tambah/Reklas Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,977,500,811 2,226,962,538 111,293,412,385 895,000,000 112,188,412,385
12,390,392,287
Tambah/Reklas Rp
Kurang/Reklas Rp
2009 Rp
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,804,650,811 2,167,076,238 111,060,676,085
14,850,000 21,975,000 36,825,000
-
1,057,939,486 7,585,540,520 90,445,469,030 9,819,500,811 2,189,051,238 111,097,501,085
158,000,000 111,218,676,085
895,000,000 931,825,000
-
1,053,000,000 112,150,501,085
5,934,349,440 69,708,612,784 9,448,248,096 2,155,361,982 87,246,572,302
252,381,821 5,688,087,054 169,904,551 15,160,257 6,125,533,683
-
6,186,731,261 75,396,699,838 9,618,152,647 2,170,522,239 93,372,105,985
31,600,000 87,278,172,302
165,850,000 6,291,383,683
-
197,450,000 93,569,555,985
23,940,503,783
18,580,945,100
Halaman 16
Pembebanan penyusutan tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : 2010 Rp Harga pokok produksi Beban umum dan administrasi Beban penjualan Jumlah
2009 Rp
5,895,502,917 332,961,196 6,228,464,113
5,908,757,389 382,626,294 6,291,383,683
Beban penyusutan aset tetap pemilikan langsung berjumlah Rp. 6.112.664.113,- (2010) dan Rp. 6.125.533.683,- (2009) Beban penyusutan aset sewa guna usaha berjumlah Rp. 115.800.000,- (2010) dan Rp. 165.850.000,- (2009). Aset tetap kecuali hak atas tanah, diasuransikan terhadap resiko general dan bankers clause yang mungkin terjadi. Nilai pertanggungan US$ 10,250,000,- (lihat catatan no.8) dan kendaraan bermotor senilai Rp. 3.964.500.000,-. Menejemen Perusahaan mengasuransikan aktiva tetap terhadap resiko kerugian karena kebakaran dan lainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian. 12. ASET LAIN-LAIN Aset lain-lain terdiri dari :
Pinjaman karyawan Uang jaminan Jaminan sewa guna usaha Jumlah
2010 Rp 12,075,000 132,700,000 268,500,000 413,275,000
2009 Rp 44,720,000 132,700,000 300,100,000 477,520,000
13. UTANG USAHA Utang usaha terdiri dari : 2010 Rp
2009 Rp
Utang usaha (Rp) PT. Parna Raya PT. Goatama Sinar Batuah Binzar CV. Banjar Raya Tirta Dewi PT. Gaya Bhakti PT. Gerrindo Surya Makmur CV. Jaya Indah PT. Golden Triutama CV. Indra Purna Sub Jumlah
367,000,000 8,635,000 3,613,000 3,064,000 2,475,000 577,500 385,364,500
3,685,000 3,103,000 9,267,500 2,095,491,000 112,068,482 16,665,000 902,000 2,241,181,982
Utang usaha (US$) Superin Chemical Pte. Ltd., Singapore(US$ 238,378.65 ) Sub Jumlah Jumlah
385,364,500
2,240,749,910 2,240,749,910 4,481,931,892
Rincian umur dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2009 Rp sampai dengan 1 bulan > 2 bulan - 3 bulan > 4 bulan - 6 bulan > 1 tahun Jumlah
-
2008 Rp 1,844,890,000 9,524,557,231 1,005,849,770 12,375,297,001
Halaman 17
14. UANG MUKA PENJUALAN Uang muka yang diterima dari PT. Tunggal Agatis yang dimaksudkan untuk transaksi penjualan barang dagangan sebesar Rp. 1.135.897.505,- pada tahun 2006. 14. UTANG PAJAK Utang pajak terdiri dari : 2010 Rp Pasal 21 Pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
67,351,618 4,532,776 287,645,198 359,529,592
2009 Rp 60,829,910 1,373,300 31,362,587 93,565,797
15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Merupakan beban masih harus dibayar atas gaji sebesar Rp.52.297.920,- pada tahun 2009.
16. UTANG SEWA GUNA USAHA Utang sewa guna usaha terdiri dari : 2010 Rp PT. First Indo American Leasing Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Bagian jangka panjang Jaminan sewa guna usaha Bagian Jangka Panjang dan Jaminan
2009 Rp
261,041,655
475,141,603
(208,833,324) 52,208,331 268,500,000 320,708,331
(214,059,968) 261,081,635 300,100,000 561,181,635
Pada tahun 2008 perusahaan membeli kendaraan dari PT. Toyota Astra Financial Service dengan sewa guna usaha untuk masa 2 tahun yang diangsur bulanan termasuk bunga sebesar Rp. 6.042.000,-/ bulan, mulai bulan Feberuari 2008 sampai Januari 2010. Pada tahun 2009, perusahaan membeli kendaraan dari PT. Toyota Astra Financial dengan sewa guna usaha untuk masa 3 tahun diangsur bulanan termasuk bunga sebesar Rp. 22.232.000,-/bulan, mulai bulan April 2009 sampai Maret 2012.
Kewajiban sewa guna usaha dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi perusahaan untuk menjual dan memindahkan hak aset sewa guna usaha.
Jaminan sewa guna usaha merupakan hak opsi untuk membeli aset sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa guna usaha per 31 Desember 2010 2009 Rp Rp 2009 2010 272,825,956 2011 266,764,000 266,784,000 2012 66,716,000 66,676,000 Total 333,480,000 606,285,956 Dikurangi bunga (72,438,345) (131,144,353) Bersih 261,041,655 475,141,603 Dikurangi jangka pendek (208,833,324) (214,059,968) Jangka panjang tidak termasuk jaminan 52,208,331 261,081,635
Halaman 18
17. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK LAIN-LAIN Kewajiban jangka pendek lain-lain terdiri dari : 2010 Rp Kewajiban lancar lain-lain (US$) PT. Atlantic Intraco Sub Jumlah US$ Kewajiban jangka pendek lain-lain (Rp) UD. Gaya Bhakti Binzar UD. Jaya Diesel UD. Baja Karya PT. Karya Diesel CV. Sinar Kencana UD. Sinar Teknik CV. Mitra Sejati PT. Caraka UD. Jaya Indah Sub Jumlah Rp Utang dividen Jumlah Kewajiban jangka pendek lain-lain
2009 Rp -
15,130,000 6,991,722 5,197,800 4,900,000 3,443,000 3,057,442 1569500 1,553,500 648,748 42,491,712 287,659,287 330,150,999
3,360,000 26,794,492 10,905,800 3,993,000 1,110,942 936,500 143,000 648,748 7,398,000 55,290,482 292,281,751 347,572,233
18. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari :
Pemegang Saham Tahun 2010 Syamsinar Ngaisah Robert Tanmizi Tazran Tanmizi Marzuki Tanmizi Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) Jumlah Tahun 2009 Syamsinar Ngaisah Robert Tanmizi Tazran Tanmizi Marzuki Tanmizi Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan disetor (Nominal Rp 500)
Jumlah Rp
Persentase %
34,839,551 16,175,506 17,419,776 14,931,237 97,669,486 181,035,556
17,419,775,500 8,087,753,000 8,709,888,000 7,465,618,500 48,834,743,000 90,517,778,000
19,24 8,93 9,62 8,25 53,95 100
34,839,551 16,175,506 17,419,776 14,931,237 97,669,486 181,035,556
17,419,775,500 8,087,753,000 8,709,888,000 7,465,618,500 48,834,743,000 90,517,778,000
19,24 8,93 9,62 8,25 53,95 100
19. AGIO SAHAM Agio saham sejumlahnya Rp. 803.458.000,- pada tahun 2004 berasal dari saldo agio saham per 31 Desember 2003 dikurangi dengan pembagian saham bonus dengan perbandingan setiap 25 saham lama, mendapat satu (1) saham baru. Jumlah saham baru tersebut adalah 6.746.667 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 500,- per lembar, senilai Rp. 3.737.333.500,- dengan rincian sebagai agio saham per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut :
Saldo Agio Saham tahun 2003
Rp 4,176,791,500
Dikurangi penggunaan tahun 2004 Pembagian saham bonus dari agio saham dengan perbandingan setiap 25 saham lama akan mendapat satu (1) saham baru sejumlah 6.746.667 lembar saham senilai Jumlah Agio Saham
3,373,333,500 803,458,000
Halaman 19 20. PENJUALAN BERSIH Rincian penjualan bersih Perusahaan berdasarkan kelompok produk utama adalah sebagai berikut :
2010 Rp 36,605,091,370 4,252,851,060 3,119,246,605 1,813,950,514 1,149,332,089 618,349,006 569,758,340 321,038,331 4,692,500 48,454,309,815
Urea Formaldehyde Resin Melamine Formaldehyde Resin Formaline Glue Powder Resin Urea Formaldehyde Hardener One Step Low Formaldehyde Emission Concentrate Hexamine Amonia Water Phenol Formaldehyde Resin Jumlah
Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 adalah sebesar 92,71% dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 25.499.442.380,- atau 36,53% dari penjualan bersih.
2009 Rp 35,598,896,620 7,458,558,250 1,305,799,115 3,545,652,571 379,101,974 609,379,132 11,860,282,580 1,942,461,740 7,096,083,780 69,796,215,762
Rp. 44.924.365.222,- atau
Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut :
Persentase dari Total Penjualan
Jumlah Pembeli PT. Wijaya Triutama Plywood PT. Daya Sakti Unggul Plywood PT. Unggul Summit Jumlah
2010 Rp
2009 Rp
2010 %
2009 %
44,924,365,222
25,499,442,380
92.71
36.53
44,924,365,222
27,427,845,580 11,860,282,580 64,787,570,540
92,71
39.30 16,99 92,82
2010 Rp
2009 Rp
21. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian dari beban pokok penjualan adalah sebagai berikut :
Biaya Langsung Bahan baku Tenaga Kerja Biaya tidak langsung Biaya manufaktur Barang jadi Saldo awal Saldo akhir Beban Pokok Penjualan
31,295,178,186 1,145,142,685 10,229,341,459 42,669,662,330
41,661,734,385 1,531,947,740 10,744,474,087 53,938,156,212
1,468,432,151 (2,267,848,951) 41,870,245,530
1,371,051,871 (1,468,432,151) 53,840,775,932
Halaman 20
Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari bahan baku yang digunakan oleh Perusahaan : Persentase dari Total Pembelian
Jumlah Pemasok Superin Chemical (S), Pte, Ltd, Singapore PT. Goatama Sinar Batuah PT. Indowax Jumlah
2010 Rp 14,453,199,259 9,195,577,500 23,648,776,759
2009 Rp
2010 %
2009 %
11,912,985,552 19,518,603,500 31,431,589,052
58,39
36,49
37,15 95,54
59,79 96,28
2010 Rp
2009 Rp
-
22. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut : Beban Penjualan Perbaikan dan pemeliharaan Pengangkutan Gaji, upah dan tunjangan lainnya Telekomunikasi Asuransi Iklan dan promosi Alat-alat tulis Perjalanan dan transportasi Pajak dan perijinan Listrik dan air Penyusutan Lain-lain Sub-jumlah Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan tunjangan lainnya Penghapusan Piutang Penyusutan aktiva tetap Sewa kantor Perjalanan dan transportasi Listrik dan Air Beban manfaat karyawan Pajak dan perijinan Alat-alat tulis Asuransi Representasi Perbaikan dan pemeliharaan Administrasi saham Telekomunikasi Honorarium tenaga ahli Lain-lain Sub-jumlah Jumlah
1,851,636,423 810,695,993 144,888,600 66,974,359 28,195,315 139,850,917 13,198,216 27,444,500 25,320,000 19,730,810 32,302,600 3,160,237,733
1,847,917,305 861,302,833 232,835,509 70,972,291 65,642,085 96,386,600 37,913,478 24,737,400 44,200,500 18,221,645 80,984,450 3,381,114,096
2,831,349,099 14,140,717,613 332,961,196 488,280,000 504,859,143 341,265,923 1,074,640,113 343,264,602 185,970,030 164,631,954 188,148,951 156,966,011 138,573,741 64,658,360 27,513,260 206,710,000 21,190,509,996 24,350,747,729
3,192,685,246 1,300,000,000 382,626,294 488,280,000 511,846,530 265,504,743 1,089,335,326 308,911,812 223,058,882 173,581,495 314,039,669 146,862,469 110,220,651 95,520,154 27,500,000 39,475,000 8,669,448,271 12,050,562,367
Halaman 21
23. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan Lain-lain terdiri dari : Penghasilan Lain-lain Rugi selisih kurs Penghasilan bunga Penghasilan lain-lain Sub Jumlah Beban Lain-lain Provisi dan administrasi bank Bunga Pajak Sub Jumlah Beban Lain-lain Bersih
2010 Rp
2009 Rp
(5,621,417,272) 1,132,919,926 925,491,132 (3,563,006,214)
(13,874,754,766) 1,867,712,465 12,025,759 (11,995,016,542)
(136,738,616) (58,702,391) (195,441,007) (3,758,447,221)
(160,576,781) (52,786,963) (1,218,886,766) (1,432,250,510) (13,427,267,052)
Perusahaan telah mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp. 5.608.523.772,- dan Rp. 13.874.754.766,- pada tahun 2010 dan 2009 sebagai akibat penurunan kurs. Kurs mata uang asing per 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp. 8.991,- dan Rp. 9.400,24. PAJAK PENGHASILAN Pajak penghasilan terdiri dari : 2010 Rp Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah
(966,449,464) (966,449,464)
2009 Rp (842,341,699) (842,341,699)
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran Pajak Penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Rugi sebelum taksiran Pajak Penghasilan (21,525,130,665) (9,522,389,589) Ditambah (dikurangi) beda tetap : Penghasilan bunga (1,132,919,926) (1,867,712,465) Sebagian beban pajak dan perijinan 343,264,602 308,911,812 Sebagian beban asuransi 15,150,000 56,952,240 Sebagian beban pemeliharaan 109,084,549 74,838,304 Penghapusan Piutang Pajak dan Denda 1,218,886,766 Cadangan Piutang 1,300,000,000 Jumlah Koreksi Beda Tetap (665,420,775) 1,091,876,657 Ditambah (dikurangi) beda temporer : Penyusutan aktiva tetap Angsuran pokok sewa guna usaha Beban manfaat karyawan Jumlah Koreksi Beda Temporer Jumlah Taksiran penghasilan kena pajak
2,947,782,762 (156,625,021) 1,074,640,113 3,865,797,854 (18,324,753,586) -
2,138,852,943 (219,825,057) 1,089,335,326 3,008,363,212 (5,422,149,720) -
Halaman 22
Perhitungan beban pajak kini dan hutang (tagihan) pajak adalah sebagai berikut : 2010 Rp Pajak Penghasilan Dibayar Dimuka Pasal 25 Pasal 22 Jumlah pajak penghasilan dibayar dimuka Taksiran hutang (kelebihan) pajak penghasilan
215,120,320 719,930,673 935,050,993 (935,050,993)
215,120,320 359,348,673 574,468,993 (574,468,993)
2010 Rp (21,525,130,665)
Rugi sebelum taksiran penghasilan pajak Taksiran pajak penghasilan dengan tarif yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap : Penghasilan bunga Sebagian beban pajak dan perijinan Sebagian beban asuransi Sebagian beban pemeliharaan
2009 Rp
(283,229,982) 85,816,151 3,787,500 27,271,137 (166,355,194) -
Taksiran pajak penghasilan per laporan rugi laba
Pengaruh pajak atas beda temporer antara laporan komersial dan pajak sebagai berikut: 2010 Rp Pengaruh beda temporer pada tarif maximum 25% tahun 2010 dan 28% tahun 2009. Penyusutan aktiva tetap Angsuran pokok sewa guna usaha Beban manfaat karyawan Jumlah penghasilan pajak tangguhan Pajak Tangguhan tahun berjalan
Pengaruh beda temporer pada tarif maximum 30% Penyusutan aktiva tetap Angsuran pokok sewa guna usaha Beban manfaat karyawan Jumlah penghasilan pajak tangguhan Aktiva (kewajiban) Pajak Penghasilan tangguhan kumulatif
736,945,691 (39,156,255) 268,660,028 966,449,464 2007 Rp
884,334,829 (46,987,506) 322,392,034 4,018,256,948 5,177,996,305
2009 Rp
598,878,824 (61,551,016) 305,013,891 842,341,699 2006 Rp
641,655,883 (65,947,517) 20,577,542 596,285,908
Pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut : 2010 Rp Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Laba penjualan aktiva tetap Penyisihan beban manfaat karyawan Perbedaan akumulasi penyusutan untuk akuntansi dan fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Sewa guna usaha Jumlah Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan
2009 Rp
(29,400,000) 1,079,145,546
(29,400,000) 810,485,518
3,441,347,683 127,705,178 (617,455,835) 4,001,342,572
2,704,401,992 127,705,178 (578,299,580) 3,034,893,108
Halaman 23
25. DIVIDEN TUNAI Dalam rapat umum tahunan para pemegang saham yang diselenggarakan masing-masing pada 25 Juni 2009 dan tanggal 11 Juni 2008, para pemegang saham perusahaan menyetujui "Deviden Tunai sebesar Rp. 10,- (sepuluh rupiah) per saham" atau seluruhnya Rp. 1.810.355.560,- atas laba tahun buku per 31 Desember 2008. Tidak ada pembagian dividen untuk tahun 2007 karena Perusahaan mengalami laba sebesar Rp. 3.868.283.091,- hanya karena keuntungan selisih kurs sebesar Rp. 2.673.422.128,- sisanya Rp. 1.194.860.963,- adalah berasal dari pendapatan bunga deposito.
Jumlah saham ditempatkan dan disetor yang digunakan sebagai dasar pembagian dividen tersebut untuk tahun 2008 berjumlah 181.035.556 lembar saham. 26. MANFAAT KARYAWAN Sesuai dengan Undang - undang Nomor 13 tahun 2003 tanggal 23 Maret 2003, mengenai Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang penghargaan dan ganti kerugian. Manajemen menggunakan PT. Konsul Penata Manfaat Sejahtera untuk menghitung estimasi beban manfaat karyawan dan kewajiban yang akan dibayar oleh perusahaan apabila terjadi hal diatas dengan laporan No. 228/III/KPMS/2011/RPT tanggal 07 Maret 2011, adalah sebagai berikut :
Estimasi beban manfaat karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal - tanggal dan 2009.
Saldo awal tahun Penambahan (Pengurangan) bersih Jumlah
31 Desember 2010 2010 Rp 2,774,240,749 1,074,640,113 3,848,880,862
2009 Rp 1,684,905,423 1,089,335,326 2,774,240,749
27. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing beserta konversinya ke mata uang rupiah adalah sebagai berikut : 2010 Mata Uang Asing US$ Aset moneter - dalam dollar Bank Rekening koran Investasi jangka pendek Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah aset moneter Posisi Aset Moneter - Bersih
Konversi ke Mata Uang Rupiah Rp.
805,795.46
7,244,906,981
7,367,241.43
66,238,867,720
474,223.53 3,258,022.12 11,905,282.54 11,905,282.54
4,263,743,780 29,292,876,841 107,040,395,322 107,040,395,322
Kebijakan Menejemen atas aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing: menyimpan uang dalam bentuk mata uang asing adalah merupakan “safety”. Aktiva dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam mata uang asing, sehingga tidak ada resiko kewajiban finansil yang mengancam. Piutang perusahaan dalam valuta asing per 31 Desember 2010 dibukukan dengan kurs tengah Bank Indonesia (lihat catatan 2k).
Halaman 24
28. PERIKATAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai fasilitas kredit L/C dari PT. Bank Artha Graha sejumlah US$ 2,000,000,-.
29. INFORMASI SEGMEN USAHA Perusahaan hanya mempunyai satu segmen usaha yaitu industri formaldehyde resin (lem/perekat kayu) untuk konsumsi pabrik industri kayu lapis, particle board dan block board. Perusahaan juga tidak membagi kegiatan usahanya dalam segmen geografis, sehingga tidak ada informasi segmen usaha yang disajikan. Apabila ada segmen lain, maka berlaku kebijaksanaan umum sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia yang berlaku pada segmen yang bersangkutan. 30. REVISI PERNYATAAN STADAR AKUNTANSI KEUANGAN Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku untuk Perusahaan yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010: a. PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari instrument keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrument ekuitas; pengklasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa dating yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrument tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No.50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu ” dan diterapkan secara prospektif. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan. b. PSAK No.55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non –keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivative,kategori dari instrument keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai penetapan dari hubungan lindung nilai PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini mengantikan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.
Halaman 25
30. REVISI PERNYATAAN STADAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan) Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi PSAK 50 dan 55 dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya. Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 : a. PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”, yang menetapkan dasar-dasar keuangan bagi penyajian laporan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK 1 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 1 (1998) “Penyajian Laporan Keuangan”. b. PSAK 2 (Revisi 2009) “ Laporan Arus Kas”, yang memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas dari suatu entitas melalui laporan arus yang mengklasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas operasi. Investasi dan pendanaan selama suatu periode PSAK 2 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 2 (1994) “Laporan Arus Kas” c.
PSAK 4 ( Revisi 2009 ) “ Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan keuangan Tersendiri “, yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. PSAK 4 ( Revisi 2009 ) ini menggantikan PSAK 4 ( 1992 ) “ Laporan Keuangan Konsolidasian”.
d. PSAK 5 ( Revisi 2009 ) “ Segmen Operasi. Informasi – informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan penggunna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. PSAK 5 ( 2000 ) “ Pelaporan Segmen “. e. PSAK 25 ( Revisi 2009 ) “ Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan “, yang menentukan criteria dalam pemilihan dan perubahan kebiijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntasi, dan koreksi kesalahan. PSAK 25 ( Revisi 2009 ) ini menggantikan PSAK 25 ( 1994 ) “ Laba atau Rugi Bersih, untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntasi “. f. PSAK 48 ( Revisi 2009 ) “ Penurunan Nilai Aset”. Menetapkan prosedur – prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika asset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. PSAK 48 ( 1998 ) “ Penurunan Nilai Aset “
Halaman 26
31. KEADAAN EKONOMI Pada saat ini terjadi krisis global, dan mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami kesulitan untuk meneruskan usahanya. Kemudian pemerintah tengah menggiatkan pengawasan ketat terhadap : penebangan kayu, perdagangan ilegal, kelengkapan dokumen dan lain sebagainya. Masalah lingkungan hidup, ikut mengurangi penurunan produksi kayu.
Nilai yang dapat dipulihkan dari aktiva perusahaan tergantung pada hal-hal di luar kontrol perusahaan. Adalah tidak mungkin untuk menentukan dampak di masa yang akan datang dari keadaan ekonomi yang mungkin terjadi pada likuiditas dan pendapatan perusahaan, sebagai halnya juga pada pelanggan dan pemasok perusahaan. Dalam menghadapi kondisi ekonomi dan krisis global saat ini, manajemen Perusahaan tetap berhati-hati (prudent) dalam mengelola dan menjalankan usaha, dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurangi karyawan sehubungan dengan penurunan omzet perusahaan. b. Merelokasi sebagian pabrik dari Banjarmasin ke Pulau Jawa karena industri perkayuan (Plywood, Blockboard) telah bergeser ke Pulau Jawa. c. Melaksanakan pengembangan pasar untuk produk Glue Powder ke Pasar Ritel dan end User dengan kemasan 1 (satu) sampai 5 (lima) kg. d. Mencari terobosan market dengan diversifikasi produk berupa produk yang berfungsi dan mempunyai karakteristik sebagai glue. e. Meningkatkan efisiensi disegala bidang terutama dengan cara menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas.