Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen PT Asia Pacific Fibers Tbk Dan Entitas Anak 31 Desember 2011 dan 2010
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Halaman Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
6
Laporan Arus Kas Konsolidasian
7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
9
Lampiran Informasi Keuangan Tambahan
1–7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 ASET Catatan
31 Desember 2011 Rp
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 141.986.246.529 pada tahun 2011 and Rp 61.489.504.295 pada tahun 2010 Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 330.163.685.573 pada tahun 2011 dan Rp 510.737.395.134 pada tahun 2010 Pihak ketiga Persediaan Uang muka pembelian Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Uang muka investasi dalam proyek perusahaan patungan Aset lancar lainnya
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
1 Januari 2010 (Disajikan kembali) Rp
3g,h,5 3g,h,6
31.177.273.662 3.000.000.000
87.892.873.462 1.000.000.000
62.235.591.207 3.500.000.000
3g,h,7 3g,h,7
454.265.227.439 268.722.447.175
422.111.905.807 268.722.447.175
280.404.228.582 268.722.447.175
3g,h,8 3i,9 10 3t,23a 3j,11
22.937.261.126 795.058.287.598 343.195.422.233 119.411.500.545 10.588.262.122
4.431.384.634 462.112.098.195 291.068.826.915 126.510.220.118 8.241.335.214
5.039.837.125 463.121.064.042 246.425.188.396 86.654.752.801 7.588.226.644
3g,h,12 3g,h,13
− 52.018.685.430
− 26.473.126.432
5.914.525.920 2.229.884.332
2.100.374.367.330
1.698.564.217.952
1.431.835.746.224
3g,h,14
317.368.061.827
425.918.780.239
426.365.868.504
3g,h,15
10.345.623.643
17.129.600.731
17.650.828.516
1.255.117.683.754 −
1.775.584.133.376 31.293.233.848
2.250.057.296.771 35.479.503.828
1.582.831.369.224
2.249.925.748.194
2.729.553.497.619
3.683.205.736.554
3.948.489.966.146
4.161.389.243.843
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak berelasi, setelah dikurangi penurunan nilai sebesar Rp 1.015.033.871.667 pada tahun 2011 dan Rp 50.101.533.106 pada tahun 2010 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.573.556.432.737 pada tahun 2011 dan Rp 8.977.105.835.012 pada tahun 2010 Aset pajak tangguhan
31 Desember 2010 (Disajikan kembali) Rp
3k,l,m,n,16 3t,23d
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 1
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
Catatan
31 Desember 2011 Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Utang terjamin Pinjaman jangka pendek Wesel bayar Utang usaha Pihak ketiga Utang pembelian aset tetap Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun : Pinjaman modal kerja Sewa pembiayaan Kredit pembiayaan Utang lancar lainnya
Jumlah liabilitas jangka panjang
1 Januari 2010 (Disajikan kembali) Rp
3p,17 3p,18 3p,19 3p,20
637.839.711.337 9.185.233.096.043 − −
431.987.380.441 9.107.034.576.501 324.161.880.678 182.150.784.488
408.047.983.987 9.435.139.803.808 333.553.849.154 188.752.488.371
3p,21 3p,22 3t,23b 3p,24
215.808.272.379 − 17.567.520.945 413.557.919.140
223.080.294.936 274.011.964 22.684.826.196 695.686.772.082
381.749.984.520 286.476.750 22.993.119.491 747.446.678.605
3p,26 3p,27 3p,28 3p,29
77.078.000.000 − 517.187.846 38.573.261.263
38.958.003.000 38.670.122.950 475.480.013 155.665.338.586
3.451.313.400 40.429.224.305 156.641.665 146.167.238.196
10.586.174.968.953
11.220.829.471.835
11.708.174.802.252
198.997.359.748 131.486.000.000 440.023.412 77.637.935.506 30.516.083.167
189.504.468.044 326.174.259.309 696.228.253 73.633.912.844 89.854.542.024
190.289.560.544 341.012.487.762 154.802.097 59.867.946.890 150.181.963.385
439.077.401.833
679.863.410.474
741.506.760.678
Jumlah liabilitas jangka pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun : Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Kredit pembiayaan Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan
31 Desember 2010 (Disajikan kembali) Rp
3p,25 3p,26 3p,28 3r,30 3t,23d
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 2
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
Catatan
31 Desember 2011 Rp
EKUITAS (DEFISIENSI) Modal Saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk seri B dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2011 dan 2010 Modal ditempatkan dan disetor penuh 219.696.000 saham Seri A dan 2.157.211.950 saham Seri C pada tahun 2011 dan 2010 Tambahan modal disetor Komponen ekuitas lainnya Saldo laba (akumulasi defisit) Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan pengunaannya Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan nonpengendali Jumlah ekuitas (defisiensi) JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
31 Desember 2010 (Disajikan kembali) Rp
1 Januari 2010 (Disajikan kembali) Rp
31 3o,32 3c
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 12.075.095.048
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 12.232.185.356
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053 11.119.632.355
33
8.280.000.000 (15.232.156.355.833)
8.280.000.000 (15.701.308.253.547)
8.280.000.000 (16.036.148.144.398)
(7.342.046.634.232) −
(7.811.041.441.638) (141.161.474.525)
(8.146.993.885.490) (141.298.433.597)
(7.342.046.634.232)
(7.952.202.916.163)
(8.288.292.319.087)
3.683.205.736.554
3.948.489.966.146
4.161.389.243.843
34
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 3
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Catatan
2011
2010 (Disajikan kembali) Rp
Rp PENDAPATAN USAHA Penjualan bersih Pendapatan usaha lainnya
3s,37 3s,38
5.577.223.233.050 4.673.888.541 5.581.897.121.591
4.461.605.599.646
3s,39
(5.191.343.118.311)
(4.130.212.671.366)
Jumlah pendapatan usaha BEBAN POKOK PENJUALAN
390.554.003.280
331.392.928.280
(120.468.271.917) (164.956.335.861)
(152.628.533.572) (164.568.310.006)
(285.424.607.778)
(317.196.843.578)
105.129.395.502
14.196.084.702
3s,43 3s,16 35 3c
185.188.989 − 755.425.253 (83.939.034.346)
239.465.297 763.636.367 3.912.505.783 391.404.862.775
16 12 44 45
− − (142.803.764.229) 6.804.776.757
(4.598.949.895) (5.914.525.920) (125.722.745.041) 4.555.364.474
LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
3s,41 3s,42
Jumlah beban usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Laba atas penjualan aset tetap, bersih Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih Laba (rugi) kurs, bersih Beban penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan Rugi investasi dalam proyek usaha patungan Beban bunga dan administrasi bank Pendapatan lain-lain, bersih Jumlah penghasilan (beban) lain-lain, bersih LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 3t 23c 23d
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan Jumlah penghasilan pajak LABA (RUGI) DARI OPERASI NORMAL Laba dari operasi yang dihentikan Keuntungan dari pelepasan Entitas Anak
4.455.449.431.196 6.156.168.450
46 3b,46
(218.997.407.576)
264.639.613.840
(113.868.012.074)
278.835.698.542
− 59.286.095.421
– 56.141.151.381
59.286.095.421
56.141.151.381
(54.581.916.653)
334.976.849.923
8.301.337.613 656.593.951.279
– −
LABA DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN
664.895.288.892
−
JUMLAH LABA TAHUN BERJALAN
610.313.372.239
334.976.849.923
Laba yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
609.369.397.980 943.974.259
334.839.890.851 136.959.072
610.313.372.239
334.976.849.923
257
141
Jumlah laba bersih tahun berjalan 3u,36
LABA PER SAHAM DASAR
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 4
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Catatan
2011 Rp 610.313.372.239
JUMLAH LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA : Selisih kurs penjabaran mata uang asing Pajak penghasilan terkait
3c 3t,23e
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya setelah pajak
2010 (Disajikan kembali) Rp 334.976.849.923
(209.453.744) 52.363.436
1.112.553.001 −
(157.090.308)
1.112.553.001
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
610.156.281.931
336.089.402.924
Jumlah pendapatan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
609.212.307.672 943.974.259
335.952.443.852 136.959.072
610.156.281.931
336.089.402.924
Jumlah pendapatan komprehensif
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 5
46
–
Hilang pengendalian pada Anak Perusahaan 5.586.506.149.053
–
–
–
5.586.506.149.053
–
–
5.586.506.149.053
–
–
Rp
–
–
–
–
–
–
–
–
4.950.019.100
–
12.297.019.236
–
–
(157.090.308)
12.454.109.544
–
1.112.553.001
11.341.556.543
–
–
(4.950.019.100) 11.341.556.543
Rp
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
(221.924.188)
–
–
–
(221.924.188)
–
–
(221.924.188)
–
–
8.280.000.000
–
–
–
8.280.000.000
–
–
8.280.000.000
–
–
8.280.000.000
Rp
Rp (221.924.188)
Ditentukan penggunaannya
Selisih restrukturisasi entitas sepengendali
6
Rp
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk
Rp
Kepentingan Nonpengendali
(39.952.146.244)
(361.748.208.237)
–
(6.534.055.593)
334.839.890.851
1.112.553.001
136.959.072
–
(140.217.500.266)
609.369.397.980
(157.090.308)
(15.232.156.355.833) (7.342.046.634.232)
(140.217.500.266)
609.369.397.980
–
–
140.217.500.266
943.974.259
–
(15.701.308.253.547) (7.811.041.441.638) (141.161.474.525)
334.839.890.851
–
(16.036.148.144.398) (8.146.993.885.490) (141.298.433.597)
(44.902.165.344)
(361.748.208.237)
(15.629.497.770.817) (7.745.293.531.009) (134.764.378.004)
Rp
Tidak ditentukan pengunaannya
Saldo laba (akumulasi defisit)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
2.283.248.477.500
–
Laba tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2011
–
Pendapatan komprehensif lainnya
2.283.248.477.500
–
Laba tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2010 (Disajikan kembali)
–
2.283.248.477.500
Pendapatan komprehensif lainnya
Saldo per 1 Januari 2010 (Disajikan kembali)
50
Koreksi tahun lalu
–
–
3f
Dampak penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
5.586.506.149.053
Rp
Rp 2.283.248.477.500
Tambahan modal disetor
Modal saham
Saldo per 31 Desember 2009
Catatan
Selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak
Komponen ekuitas lainnya
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(7.342.046.634.232)
–
610.313.372.239
(157.090.308)
(7.952.202.916.163)
334.976.849.923
1.112.553.001
(8.288.292.319.087)
(39.952.146.244)
(368.282.263.830)
(7.880.057.909.013)
Rp
Jumlah ekuitas (defisiensi)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
2011 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji Pembayaran kas operasi lainnya, bersih
2010 Rp
5.673.816.758.805 (1.067.788.023.128) (136.621.636.479) (308.982.916.599)
4.571.801.149.332 (1.266.559.784.992) (135.561.458.905) (544.180.971.694)
Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Pembayaran bunga dan administrasi bank Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak
4.160.424.182.599 180.331.211 (138.419.839.803) 1.101.259.119 (102.802.042.218) 64.828.470.645
2.625.498.933.741 252.699.933 (122.398.599.984) 989.928.087 (8.463.579.257) 65.773.176.658
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
3.985.312.361.553
2.561.652.559.178
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap Penambahan aset lancar lainnya Penambahan investasi jangka pendek Pemberian pinjaman kepada pihak berelasi Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga
(80.771.119.003) − (24.322.087.086) (2.000.000.000) (24.713.231.369) (6.047.211.930)
(32.157.279.361) 572.727.273 (24.127.214.000) − (147.401.627.178) −
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(137.853.649.388)
(203.113.393.266)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran utang bank Penerimaan pinjaman modal kerja Pembayaran pinjaman modal kerja Penerimaan utang kredit pembiayaan Pembayaran utang kredit pembiayaan
(3.759.896.128.247) 74.474.100.000 (227.601.948.781) 305.238.390 (519.739.797)
(2.349.271.697.000) 35.653.947.627 − − (274.216.087)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(3.913.238.478.435)
(2.313.891.965.460)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS PENGARUH SELISIH KURS SALDO ENTITAS ANAK YANG TIDAK DIKONSOLIDASI (Catatan 46)
(65.779.766.270 )
44.647.200.452
9.368.132.922
(18.989.918.197)
(303.966.452 )
−
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
87.892.873.462
62.235.591.207
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
31.177.273.662
87.892.873.462
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
2011 Rp AKTIVITAS PENDANAAN DAN INVESTASI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS : Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui utang kredit pembiayaan Kapitalisasi beban bunga menjadi utang tidak terjamin dan wesel bayar
2010 Rp
408.913.636
2.306.323.363
7.620.301.967
7.619.182.985
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan 8
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011 dan 2010 1. U M U M a. Pendirian dan Informasi Umum PT Asia Pacific Fibers Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, SH, notaris di Jakarta. Undang-undang diatas telah diubah dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6107.HT.01.01.TH.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3247 Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September 1990. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No.92 tanggal 24 Maret 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052618.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 50 tanggal 10 September 2009 oleh notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT Polysindo Eka Perkasa Tbk menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk. Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 10 Nopember 2009 dan diumumkan dalam Tambahan No. 21449 Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal 24 September 2010. Pada tanggal 4 Pebruari 2011, Perusahaan mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No. 2/B/II/PMDN/2011 tentang persetujuan pembatalan surat keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 249/II/PMDN.1997 tertanggal 2 Desember 1997. Kemudian, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melakukan ekspansi terhadap kapasitas fiber di Karawang melalui surat persetujuan No. 2/B/II/PMDN/2011 tanggal 24 Pebruari 2011. Proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2012. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahan adalah meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta industri tekstil lainnya. Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor perwakilan Perusahaan berlokasi di Gedung “The East”, Lantai 35, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1986. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan diluar negeri, diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia, Australia dan Timur Tengah.
9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 1. U M U M (Lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) Perusahaan turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar 2 (dua) lokasi pabrik yang terletak di Karawang dan Semarang, dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dalam upaya untuk mendukung kegiatan ini dengan lebih efektif, Perusahaan telah mendirikan yayasan yang bernama “Yayasan Asia Pasific Fibre” pada tanggal 15 Januari 2010. Persetujuan pendirian yayasan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU960.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 15 Maret 2010.
b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak •
Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan 12.000.000 sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia.
•
Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), dengan suratnya No S-1738/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 184.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember 1993.
•
Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, No S-2027/PM/1994, perihal perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham.
•
Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No S-778/PM/1996, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.104.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 10 Juni 1996.
•
Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM, dengan suratnya No S-2844/PM/1997, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 2.185.920.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 5 Januari 1998.
•
Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin. Wesel ini dicatat di Bursa Efek Luxembourg.
10
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) •
Pada tahun 1996, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Secured Floating Rate Notes sebesar US$ 50.000.000 dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.
•
Pada tahun 1997, PIFC, dengan Perusahaan sebagai penjamin, menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.
•
Sebelum Januari 2000, wesel bayar yang dikeluarkan oleh PIFC sudah tidak tercatat (delisted) dari Bursa Efek Luxembourg.
•
Mulai bulan Desember 2004, seluruh saham Perusahaan sejumlah 4.393.920.000 disuspensi sehubungan dengan tuntutan pailit terhadap Perusahaan dan keterlambatan menyerahkan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan. Saham-saham Perusahaan tetap disuspensi walaupun Perusahaan telah lepas dari pailit. Akan tetapi Perusahaan berusaha untuk keluar dari suspensi ini dengan menyerahkan rencana langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Kemudian, pada bulan Juli 2006, saham-saham Perusahaan telah diperdagangkan kembali.
•
Pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan konversi atas utang tidak terjamin sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan menerbitkan sebanyak 43.144.238.750 lembar saham dimana sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam waktu 1 tahun. Kemudian, pada bulan Oktober 2007, saham baru tersebut telah diperdagangkan.
•
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 21 Pebruari 2008, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock split) dengan rasio 20 berbanding 1 yang artinya 20 saham lama akan menjadi 1 saham baru. Reverse stock ini dilakukan agar saham Perusahaan lebih likuid dan sesuai dengan kinerja Perusahaan. Karena terdapat perubahan jumlah saham dan nilai nominal saham, maka Perusahaan harus melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, dan akta notaris untuk Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Maret 2008.
•
Selanjutnya, menurut akta notaris Sutjipto, SH No. 122 tanggal 27 Pebruari 2008 tentang perjanjian pembelian sisa saham hasil reverse stock Perusahaan, dinyatakan bahwa PT Trimegah Securities Tbk sebagai pembeli siaga. Disamping itu, jumlah saham hasil reverse stock telah diperdagangkan di Pasar Reguler pada tanggal 14 Maret 2008.
•
Pada tanggal 10 Oktober 2008, saham dari Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah tidak tercatat (delisted) di Bursa Efek Indonesia melalui surat keputusan No. S04741/BEI.PSR/09/2008 dan Peng-004/BEI.PSR/DEL/09-2008 akibat suspensi saham PT Texmaco Jaya Tbk dari perdagangannya dan masalah kelangsungan hidupnya.
11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 1. U M U M (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek, Wesel Bayar Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) •
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH, No 91 tanggal 24 Maret 2009, notaris di Jakarta, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C). Akta notaris ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada akhir periode (1 Pebruari 2012). Kemudian, berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn., No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012, notaris di Jakarta, program pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme/ MESOP) telah diimplementasikan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 45 per saham. Semua saham telah disetor penuh melalui rekening bank Perusahaan pada tanggal 20 Pebruari 2012 dan 21 Pebruari 2012, dan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P00033/BEI.PPR/03-2012 tanggal 7 Maret 2012.
•
Sejak tanggal 2 Desember 2009, saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia sudah diganti dengan menggunakan nama Perusahaan yang baru.
c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung. lebih dari 50% hak suara di Entitas Anak berikut ini : Entitas Anak
Lokasi
Kegiatan usaha
Operasi Komersial
Persentase kepemilikan %
Jumlah aset 2011 2010 Rp Rp (dalam jutaan) (dalam jutaan)
PT Texmaco Jaya Tbk (TJ)
Karawang
Perdagangan, pertenunan,perajutan dan pemrosesan
1972
92,00
*)
228.735
PT Texmaco Graha Busana (TGB), dimiliki TJ dengan kepemilikan 99%
Jakarta
Perdagangan tekstil dan produksi pakaian jadi dan asesoris
1994
91,08
*)
167
Polysindo International Finance Company BV. (PIFC)
Belanda
Jasa keuangan
1994
100,00
Polysindo (Mauritius) Ltd. (PML)
Republik Mauritius
Jasa keuangan
Pra-operasi
100,00
12
6.884.590
–
6.826.131
–
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 1. U M U M (Lanjutan) c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi (Lanjutan) *)
Tidak berlaku dikarenakan PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) dan PT Texmaco Graha Busana (TGB) sudah tidak dikonsolidasi (Catatan 46).
•
Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi 10.000 saham yang merupakan 100% kepemilikan di Polysindo (Mauritius) Ltd (PML). Saham yang diperoleh sejumlah US$ 10.000. Perbedaan antara harga perolehan dengan aktiva bersih dari PML sejumlah Rp 221.924.188 dicatat pada akun ”selisih restrukturisasi entitas sepengendali” sebagai bagian dari komponen entitas lainnya di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
•
Tidak terdapat transaksi antara Perusahaan dengan Polysindo (Mauritius) Ltd. dan Polysindo International Finance Company BV. selama tahun 2011 dan 2010. Perusahaan berniat untuk menutup kegiatan Entitas Anak tersebut bersama dengan proses restrukturisasi Perusahaan.
•
Terhitung bulan April 2008, operasional divisi fleece pada PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) telah dioperasikan oleh Perusahaan dengan sistem maklon.
•
Sejak semester kedua tahun 2004, PT Texmaco Graha Busana sudah menghentikan operasional bisnisnya.
•
Induk Perusahaan langsung adalah Damiano Investments BV., yang didirikan di Belanda.
d. Karyawan, Direksi dan Komisaris •
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : 2011
2010
Dewan Komisaris : Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris
: Bapak Robert Clive Appleby : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto Bapak Timbul Thomas Lubis SH : Bapak Antonitris Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Robert Mc Carthy
: Bapak Robert Clive Appleby : Bapak Dono Iskandar Djojosubroto Bapak Timbul Thomas Lubis SH : Bapak Antonitris Bapak Christopher Robert Botsford Bapak Robert Mc Carthy
: Bapak Vasudevan Ravi Shankar : Bapak Masjhud Ali Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Vinzenz Merkle
: Bapak Vasudevan Ravi Shankar : Bapak Masjhud Ali Bapak Seeniappa Jegatheesan Bapak Peter Stanley Grant Bapak Peter Vinzenz Merkle
Dewan Direksi : Direktur Utama Direktur
13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 1. U M U M (Lanjutan) d. Karyawan, Direksi dan Komisaris (Lanjutan) Bapak Peter Stanley Grant, salah satu Direktur Perusahaan, mengundurkan diri dari susunan Direktur berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 10 Pebruari 2011. •
Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK, Dewan Komisaris telah membentuk komite audit. Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : Ketua Anggota
: Bapak Timbul Thomas Lubis, SH : Bapak Drs. Heroe Pramono Bapak Djati Suara
•
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah Bapak Tunaryo.
•
Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan telah membentuk departemen internal audit untuk memenuhi ketentuan Bapepam-LK. Ketua internal audit adalah Bapak Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas.
•
Jumlah karyawan tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebanyak 3.366 dan 3.158 orang (Tidak Diaudit). Jumlah karyawan tetap Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebanyak Nihil dan 238 orang (Tidak Diaudit).
•
Imbalan berupa gaji yang diberikan kepada Komisaris dan Direktur untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 5.182.030.423 dan Rp 6.216.295.241. Tidak ada imbalan berupa manfaat pensiun, uang jasa karyawan dan manfaat khusus lainnya yang diberikan selama tahun 2011 dan 2010.
2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI a. Kelangsungan Hidup Fluktuasi dalam industri polyester sejak tahun 2010 masih berlanjut hingga kuartal ketiga di tahun 2011. Dua faktor utama yang turut berkontribusi didalam membaiknya kinerja Perusahaan pada tahun 2011 adalah tingkat permintaan PTA dan realisasi harga jual yang masih tinggi untuk barang jadi, sejenis kapas, yang merupakan pasokan pendek selama periode ini.
14
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Perusahaan memperoleh keuntungan dari tingginya tingkat produksi PTA selama periode ini. Harga bahan baku, Paraxylene dan MEG, melonjak pada tahun 2011 dan 2010. Pertumbuhan pada pasar domestik untuk produksi polyester melebihi perkiraan industri di tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan karena menurunnya pasokan kapas akibat tingkat produksi yang rendah pada tahun 2010 sehingga menyebabkan harga kapas yang sangat tinggi. Perusahaan telah memaksimalkan kapasitas pabriknya mendekati kapasitas penuh (full capacity). Disamping itu, Perusahaan juga telah merencanakan program pembelanjaan modal sebesar US$ 17 juta pada tahun 2011 yang bertujuan untuk meningkatkan volume produksi staple fiber guna mengambil keuntungan dari tingginya pertumbuhan industri benang pintal (spun yarn) dan benang filamen (filament yarn), dan juga untuk memperoleh nilai tambah dari produk tersebut. Beberapa proyek yang telah dimulai sejak tahun lalu, sudah mulai beroperasi dan menghasilkan produk yang diinginkan. Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan dana yang diperlukan untuk program belanja modal tersebut melalui fasilitas Third Loan Agreement. Dengan adanya lonjakan harga jual dan faktor penghematan biaya pada tahun 2011, Perusahaan berhasil mencapai total pendapatan usaha sebesar US$ 634 juta dan keuntungan kas sebesar US$ 78 juta. Dengan kata lain, Perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan lebih dari 30% atas total pendapatan usaha dan keuntungan kas dibandingkan dengan tahun 2010. Kebutuhan modal kerja juga mengalami peningkatan yang signifikan seiiring dengan adanya peningkatan pada faktor pendapatan usaha dan tingginya harga bahan baku. Damiano Investments BV., Belanda terus mendukung Perusahaan dengan memberikan fasilitas letter of credit sebesar US$ 80 juta. Disamping itu, Perusahaan juga terus menggunakan fasilitas prefinance untuk menjembatani tingginya tingkat pengadaan barang sehingga Perusahaan berhasil mengeliminasi tingginya total biaya pembiayaan. Dengan modal kerja yang ketat, Perusahaan juga telah menerima persetujuan dari kreditur utang tidak terjamin untuk melakukan kapitalisasi bunga yang telah jatuh tempo melalui penerbitan surat utang baru. Damiano Investments BV., Belanda juga telah membebankan biaya pendanaan yang wajar atas fasilitas letter of credit yang telah disediakan untuk Perusahaan selama tahun 2011 (18%). Permintaan produk polyester diperkirakan akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Namun, dengan mulai menurunnya harga kapas pada kuartal terakhir tahun 2011, tingkat margin untuk serat polyester akan mulai tertekan dan tetap berada dalam kisaran normal untuk masa yang akan datang. Pada kuartal kedua tahun 2012, ekspansi fiber diharapkan akan mulai beroperasi. Dengan keadaan pasar yang berfluktuasi, Perusahaan diharapkan dapat memiliki kinerja yang lebih baik di tahun 2012 dengan adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemegang saham mayoritas dan dengan adanya kondisi pasar yang semakin membaik.
15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Sampai bulan Maret 2012, Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) masih belum disetujui, terutama dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang memiliki sekitar 28% dari total utang terjamin karena beberapa kondisi dibawah SDRP yang belum disetujui oleh PPA. Perusahaan dan pemegang saham mayoritas terus meminta PT PPA untuk menyetujui restrukturisasi utang terjaminnya. Setelah proses restrukturisasi ini selesai, dan berakhir dengan perubahan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan yakin akan mendapatkan pinjaman modal kerja dari bank konvensional. Pokok-pokok utama isi SDRP tersebut adalah sebagai berikut : Diusulkan Tanggal Restrukturisasi Tingkat Suku Bunga Pinjaman atas Surat Utang Baru:
1 Juli 2007 Bunga akan terutang triwulanan di muka atas surat utang baru dan dihitung atas dasar jumlah pokok terutang selama triwulan yang bersangkutan dengan tingkat suku bunga per tahun masingmasing sebagai berikut Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9 0,0% 2,0% 2,0% 2,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0% 4,0%
Amortisasi:
Pembayaran-pembayaran pokok utang akan dilaksanakan pada akhir periode setiap 12 bulanan dimulai pada ulang tahun keempat Tanggal Restrukturisasi. Jumlah yang harus dibayar akan sebesar persentase berikut dari pokok utang yang telah direstrukturisasi Thn1 Thn2 Thn3 Thn4 Thn5 Thn6 Thn7 Thn8 Thn9 0% 0% 0% 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5%
Restrukturisasi Utang
Surat Utang Baru akan ditukar pada harga 10,73 cent per Dollar Amerika Serikat. 40,90% dari modal yang ditingkatkan akan dibagikan kepada para kreditur terjamin sebagai konversi utang ke saham (Debt/Equity Swap) sebagaimana disebutkan dalam SDRP.
Disamping itu, kondisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak pada tahun 2011 mencerminkan keadaan berikut : •
• •
Laba komprehensif bersih sebesar Rp 610.156.281.931. Didalam laba komprehensif ini termasuk rugi kurs yang belum direalisasi dari operasi normal sebesar Rp 74.570.901.424 dan laba kurs yang belum direalisasi dari operasi yang dihentikan sebesar Rp 23.295.545.656. Modal kerja negatif sebesar Rp 8.485.800.601.623. Defisiensi modal sebesar Rp 7.342.046.634.232.
16
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Operasional Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) : Pada tanggal 20 Oktober 2010, PT Hanil Bakrie Finance Company telah mengajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui surat No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST karena Entitas Anak tidak memenuhi liabilitasnya seperti yang tercantum di dalam Perjanjian Jual Beli yang telah dimuat didalam akta notaris No. 2 tanggal 6 Januari 2003. Dimana menurut perjanjian tersebut, sisa liabilitas sebesar US$ 1,68 juta harus dilunasi sebelum 15 Pebruari 2007. Dan sejak tahun 2004 sampai dengan 2008, PT Texmaco Jaya Tbk telah melunasi sebesar US$ 0,71 juta sedangkan sisanya belum dilunasi. Namun, sampai dengan sekarang, PT Texmaco Jaya Tbk belum juga memenuhi liabilitasnya. Pada tanggal 15 Nopember 2010, PT Texmaco Jaya Tbk telah mengajukan permohonan penangguhan pembayaran utang (“PKPU”) kepada Pengadilan Niaga untuk mempersiapkan Rencana Perdamaian guna merestrukturisasi utangnya. Pengadilan Niaga melalui keputusannya No. W10/U1/10507.Pdt.02.XI.2010.03 tanggal 24 Nopember 2010 mengabulkan permintaan Entitas Anak untuk penangguhan pembayaran utang (“PKPU”) dengan memberikan perpanjangan waktu untuk melunasi liabilitas utangnya (“PKPUS”) selama 45 hari, yang dimulai sejak tanggal 24 Nopember 2010. Namun, dengan persetujuan dari para krediturnya, Pengadilian juga memberikan perpanjangan waktu selama 180 hari (sampai dengan Juni 2011) kepada PT Texmaco Jaya Tbk untuk proses pengajuan Rencana Perdamaian Final kepada para krediturnya. Selama periode tersebut, PT Texmaco Jaya Tbk telah mengidentifikasi dan mengadakan negosiasi dengan beberapa calon investor untuk mendukung dan berpartisipasi di dalam Rencana Perdamaian yang diajukan. Meskipun telah terjadi negosiasi panjang dengan beberapa calon investor, namun tidak satu pun dari mereka yang mau berkomitmen untuk berinvestasi di dalam PT Texmaco Jaya Tbk dan menyelamatkannya dari kepailitan. Oleh sebab itu, PT Texmaco Jaya Tbk dianggap tidak dapat menyelesaikan Rencana Perdamaiannya dalam waktu yang telah ditentukan oleh Pengadilan. Dan sebagai konsekuensinya, Pengadilan Negeri Jakarta menyatakan PT Texmaco Jaya Tbk dalam kondisi pailit berdasarkan UU Kepailitan No. 37 tahun 2004 pasal 230 (1) dan 285 (3), dan mengirimkan putusannya pada tanggal 19 Agustus 2011 dengan mengacu pada putusan pengadilan No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. j.o. No: 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Pengadilan juga telah menunjuk Dr. Marsudin Nainggolan sebagai hakim pengawas dan sebagai tim kurator untuk memantau dan menegakkan proses likuidasi sesuai dengan hukum. Selanjutnya, kurator juga telah mengajukan verifikasi utang dan proses pendaftaran sesuai dengan ketentuan hukum dan utang yang terdaftar adalah sebagai berikut :
17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) a. Kelangsungan Hidup (Lanjutan) Operasional Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) (Lanjutan) : No. 1 2 3
Kelompok Kreditur preferen Kreditur terjamin Kreditur tidak terjamin Jumlah
Jumlah Utang 15.478.161.747,06 602.914.924.862,14 1.515.354.797.944,92 2.133.747.884.554,12
Jumlah Kreditur 4 3 47 54
Setelah proses verifikasi utang selesai, Pengadilan menyatakan bahwa PT Texmaco Jaya Tbk dalam kondisi pailit dan memerintahkan untuk dilikuidasi sesuai dengan keputusan Pengadilan No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 26 September 2011. Namun, karena divisi fleece masih beroperasi dibawah perjanjian maklon dengan Entitas Induk (PT Asia Pacific Fibers Tbk), maka Pengadilan menyetujui untuk melanjutkan operasional dari divisi fleece yang berlokasi di Karawang dengan tujuan untuk menjaga nilai dari aset pailit. Operasional dan arus kas dari PT Texmaco Jaya Tbk dimonitor oleh tim kurator yang telah ditunjuk oleh Pengadilan. Dengan demikian, Perusahaan tetap mengoperasikan divisi fleece berdasarkan Perjanjian Sewa/Maklon (Tolling / Rental Agreement). Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan anggapan Perusahaan berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Efek yang timbul akan dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasian pada saat diketahui dan dapat diperkirakan. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya sampai sekarang dengan dukungan prefinance dari pelanggan Perusahaan, fasilitas Letter of Credit dan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda serta melalui kepercayaan serta pengertian dari para suppliernya. Disamping itu, Damiano Investments BV., Belanda juga menegaskan bahwa ia akan memberikan bantuan kepada Perusahaan dalam memperoleh fasilitas Letter of Credit sampai Perusahaan dapat memenuhi fasilitas letter of credit dari bank atas namanya sendiri. Damiano Investments BV., Belanda telah menyediakan dana yang diperlukan untuk program belanja modal (capital expenditure) pada tahun 2010 melalui Third loan Agreement. Dengan kepailitan atau likuidasinya PT Texmaco Jaya Tbk hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap operasional PT Asia Pacific Fibers Tbk sekarang karena operasional dari PT Texmaco Jaya Tbk telah berhenti sejak tahun 2004. Lagipula, PT Asia Pacific Fibers Tbk juga tidak mempunyai kewajiban terhadap para kreditur dari PT Texmaco Jaya Tbk.
b. Restrukturisasi Utang Berikut adalah hal-hal yang terdapat pada “Proposal Restrukturisasi Utang Kreditur Tidak Terjamin” yang dibuat oleh Perusahaan : 18
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 2. KELANGSUNGAN HIDUP, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) b. Restrukturisasi Utang (Lanjutan) (i)
Pokok utang direstrukturisasi menjadi 2,961%.
(ii)
Beban bunga dan denda dihapuskan.
(iii)
Utang yang direstrukturisasi akan dilunasi selama periode 9 tahun.
(iv)
Kreditur tidak terjamin akan memperoleh 19,2% ekuitas dilusi penuh Perusahaan.
(v)
Tingkat suku bunga menjadi 2% setahun dan naik sampai dengan 4% setahun.
Perusahaan telah mengadakan perjanjian restrukturisasi dengan para kreditur utang tidak terjamin yang disetujui oleh para kreditur dan diratifikasi oleh Pengadilan. Dengan demikian, jumlah utang kepada kreditur tidak terjamin setelah restrukturisasi adalah sebesar US$ 18.670.630 ditambah utang bunga yang dikapitalisasi sampai dengan tahun 2011 sebesar US$ 3.274.381 sehingga jumlah seluruhnya adalah sebesar US$ 21.945.011. Perusahaan juga telah mengirimkan usulan restrukturisasi kepada para kreditur terjamin (SDRP). Kemudian pada bulan Maret 2007, Perusahaan mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) termasuk PPA, karena SDRP yang sebelumnya telah melampaui batas waktu yang ditentukan. Namun tidak ada respon dari PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) atas usulan ini. Usulan restrukturisasi telah didukung oleh Damiano Investments BV., Belanda sebagai pemegang mayoritas utang terjamin lainnya. Perusahaan telah melaksanakan semua langkah-langkah yang diharuskan ke arah diterapkannya Rencana Perdamaian (Composition Plan) sebagaimana disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Langkah-langkah tersebut meliputi penerbitan surat-surat utang baru sebagai ganti surat-surat utang tidak terjamin yang lama serta penerbitan saham-saham untuk pengurangan jumlah pokok utang sesuai dengan syarat-syarat didalam Rencana Perdamaian. Perusahaan telah menurunkan utang-utang tidak terjaminnya sesuai Rencana Perdamaian dan meningkatkan modal sahamnya sebagai tambahan modal disetor. Perusahaan telah menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong untuk bertindak sebagai Fiscal Agent, Paying Agent dan Trustee untuk surat utang tidak terjamin baru yang eurocleared. Pada bulan Januari 2012, Perusahaan juga telah menerima dan mendapatkan persetujuan untuk penundaan tanggal jatuh tempo atas Surat Utang Baru yang terkait dengan utang tidak terjamin dari Pebruari 2012 menjadi Pebruari 2015. PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) mengumumkan program penjualan aset dan saham Grup Texmaco, termasuk pabrik Perusahaan di Semarang dan pabrik Entitas Anak pada bulan Desember 2010. Namun, program tersebut kemudian dibatalkan. Saat ini, PT Asia Pacific Fibers sedang melakukan diskusi aktif dengan PPA untuk merestrukturisasi Perusahaan dan sedang menunggu jawaban dari PPA sesegera mungkin.
19
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 2. KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN, RESTRUKTURISASI UTANG DAN KONDISI EKONOMI (Lanjutan) c. Kondisi Ekonomi Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 berkembang dengan tingkat laju tercepat sejak krisis pada tahun 1997-1998, dengan pasar domestik yang luas diperkirakan dapat membantu melindungi negara dari gejolak ekonomi dunia yang telah menimpa beberapa negara tetangga yang lebih berorientasi pada kegiatan ekspor. Pendapatan kotor dalam negeri tumbuh sebesar 6,5% di tahun 2011, dan telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat dan menarik perhatian para investor. Investasi luar negeri tumbuh sebesar 20% dan mencapai US$ 20 juta di tahun 2011 serta mengindikasikan tingkat kepercayaan investor kepada Indonesia. FDI akan tetap kuat untuk jangka menengah setelah Moody’s Investors Service and Fitch Ratings memperbaiki tingkat kepercayaan kredit untuk investasi. Dengan tingkat inflasi yang cukup aman dibawah pengendalian dan diikuti dengan adanya penguatan mata uang rupiah terhadap US Dollar, akan membuat masyarakat umum untuk memperoleh pendapatan bersih setelah pajak yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan tingkat konsumsi di dalam negeri. Total ekspor Indonesia pada tahun 2011 tumbuh menjadi sebesar US$ 203,6 juta dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya sebesar US$ 157,8 juta. Kontribusi utama dari produk non-migas juga diikuti oleh produk kelapa sawit (CPO), karet, tekstil dan elektronik. Rupiah masih tetap kuat sepanjang tahun 2011 dan ditutup pada level Rp 9.068 per US Dollar dibandingkan Rp 8.991 per US Dollar pada Desember 2010. Indikasi mengenai adanya peningkatan pada biaya bahan bakar dan listrik pada tahun 2012 akan memicu tren inflasi. Peningkatan ini juga akan mempengaruhi margin yang akan diperoleh Perusahaan. Faktor pertumbuhan pendapatan kotor dalam negeri untuk kawasan Asia, India dan China, diperkirakan akan mengalami penurunan di tahun 2012 dengan adanya perlambatan perekonomian. Krisis keuangan di zona EU juga akan mempengaruhi ekonomi di kawasan Asean secara keseluruhan.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian dijelaskan di bawah ini. a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“PSAK”) dan interpretasinya (“ISAK”) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan BAPEPAM dan LK No. VIII G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran no. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik Industri Manufaktur dan Surat Keputusan No. 554/BL/2010 sehubungan dengan perubahan Peraturan No. VIII.G.7.
20
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia tanpa pengecualian. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Menurut PSAK No 1 (Revisi 2009), laporan laba rugi komprehensif konsolidasian harus disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menyajikan semua pendapatan dan beban dalam laporan tunggal (Single Statement). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010, jumlah kepentingan nonpengendali masing-masing sebesar Rp 141.161.474.525 dan Rp 141.298.433.597 di reklasifikasi sebagai bagian dari ekuitas. Dengan demikian, laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak per 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 telah disajikan kembali. Pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga mengumumkan bahwa Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) telah pailit dan insolven yang efektif per tanggal 26 September 2011. Terhitung tanggal tersebut, pengendalian atas Entitas Anak berada dibawah Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan hilang pengendalian atas Entitas Anak. Sebagai konsekuensinya, jumlah laba komprehensif dari Entitas Anak sampai dengan tanggal 19 Agustus 2011 akan diklasifikasikan sebagai “Operasi yang dihentikan” dan saldo kepentingan nonpengendali pada Entitas Anak sebesar Rp 140.217.500.266 dihapuskan dari laporan posisi keuangan konsolidasian dan dikoreksi ke saldo laba (akumulasi defisit). Sehubungan dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan keuangan konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, Perusahaan telah mengukur investasi pada Entitas Anak menggunakan metode biaya, yang mana pada tahun sebelumnya diperhitungkan dengan menggunakan metode ekuitas. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disusun dengan dasar pengukuran biaya perolehan, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, dengan mengelompokkan arus kas konsolidasian atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Indonesia Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disajikan dengan menggunakan Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain.
21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian. Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan nonpengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset bersih teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepentingan nonpengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan nonpengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. Sebelumnya, kepentingan nonpengendali diukur pada pengakuan awal pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali dalam biaya historis dari aset bersih yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Bila kerugian dari kepentingan nonpengendali melebihi kepentingannya dalam ekuitas entitas anak, kelebihan dan setiap kerugian lebih lanjut yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali kepentingan nonpengendali tersebut mempunyai liabilitas mengikat dan dapat menanggung rugi tersebut. Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat pada kepentingan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), ketika Perusahaan hilang pengendalian atas Entitas Anak, Perusahaan harus menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas Entitas Anak sebesar nilai tercatat pada saat hilangnya pengendalian. Perusahaan juga harus menghentikan pengakuan kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen pendapatan komprehensif lain yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali). 22
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (Lanjutan) Perusahaan telah memilih untuk menyajikan sebagai bagian yang terpisah dalam ekuitas, sisa saldo yang berkaitan dengan pengaruh transaksi modal tahun sebelumnya dari entitas anak dengan pihak ketiga.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan Entitas Anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Akun aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai berikut: 31 Desember 2011 Rp
Mata Uang Asing
US$ JPY HKD NOK CHF SGD GBP EUR
1 1 1 1 1 1 1 1
9.068 117 1.167 1.313 9.636 6.974 13.969 11.739
31 Desember 2010 Rp 8.991 110 1.155 1.330 9.600 6.981 13.894 11.956
Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan. Laporan keuangan Entitas Anak yang bertempat kedudukan di luar negeri, PIFC dan PML, masing-masing diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan konsolidasian, laporan keuangan Entitas Anak yang bertempat kedudukan di luar negeri dijabarkan dengan nilai Rupiah sebagai berikut : •
Akun-akun pada laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali akun ekuitas, dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
•
Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang periode berjalan.
Perbedaan yang timbul dari penjabaran disajikan setelah pajak sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak bereleasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Pihak-pihak berelasi adalah: (i) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut : • Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor. • Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor. • Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. (ii) Suatu entitas berelasi entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut : • Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). • Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). • Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. • Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. • Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. • Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (i). • Orang yang diidentifikasi dalam huruf (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada Catatan 47. e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Pada tahun 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan beberapa revisi standar akuntansi yang mulai berlaku untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: PSAK 1 PSAK 2 PSAK 3 PSAK 4 PSAK 5 PSAK 7 PSAK 8
(Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (Revisi 2009) : Segmen Operasi (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak berelasi (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
24
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Dibawah ini merupakan pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian atas beberapa revisi standar akuntansi tersebut. (i)
PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 1 mengatur penyajian laporan keuangan konsolidasian, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan konsolidasian, karakteristik laporan keuangan konsolidasian, seperti penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap PSAK, kelangsungan usaha, dasar akrual, materialitas dan agregasi, saling hapus, frekuensi pelaporan, informasi komparatif dan konsistensi penyajian. Juga memperkenalkan pengungkapan baru antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pengungkapannya.
(ii)
PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas. PSAK 2 mensyaratkan mengenai informasi mengenai perubahan historis atas kas dan setara kas dari entitas yang dinyatakan didalam laporan arus kas konsolidasian, dengan mengelompokkan arus kas selama periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Standar ini juga meminta untuk mengungkapkan pengaruh bersih dari perbedaan selisih kurs atas saldo kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kemudian, Entitas Induk dan Entitas Anak juga direkomendasikan untuk menyusun laporan arus kas konsolidasian dengan menggunakan metode langsung.
(iii) PSAK 3 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Interim. PSAK 3 mengatur penyajian minimum laporan keuangan konsolidasian interim, serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan konsolidasian lengkap atau ringkas untuk periode interim. Ketika laporan keuangan lengkap disajikan dalam laporan keuangan keuangan konsolidasian periode interim, maka bentuk dan isi dari laporan keuangan konsolidasian periode interim harus sesuai dengan persyaratan yang diminta di dalam PSAK 1 untuk laporan keuangan konsolidasian lengkap. (iv)
PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 4 mensyaratkan mengenai ketika Perusahaan menyajikan laporan keuangan konsolidasian, maka Entitas Induk harus menyajikan laporan keuangannya sebagai informasi tambahan di dalam laporan keuangan konsolidasian, dan investasi yang dilakukan oleh Entitas Induk pada Entitas Anak diperhitungkan dengan menggunakan metode biaya.
25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) (v)
PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi. PSAK 5 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi sifat dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian serta pengaruhnya terhadap aktivitas bisnis. Standar juga memperbaiki definisi dari segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi serta melaporkan segmen operasi tersebut. Standar mensyaratkan bahwa pendekatan manajemen yang digunakan di dalam penyajian informasi segmen harus sama dengan yang digunakan di dalam laporan internal. Ini tidak menyebabkan tambahan penyajian di dalam pelaporan segmen. Segmen operasional yang dilaporkan harus konsisten dengan yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional di dalam laporan internal. Dalam kasus ini, pengambil keputusan operasional adalah Direktur Utama.
(vi)
PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak berelasi. PSAK 7 mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, di dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar juga menjelaskan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak yang berelasi, sehingga memerlukan pengungkapan mengenai kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci tersebut di setiap kategorinya.
(vii) PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. PSAK 8 mensyaratkan bahwa entitas harus mengkoreksi laporan keuangan konsolidasiannya dengan peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan serta mengungkapkan mengenai suatu tanggal ketika laporan keuangan konsolidasian di otorisasi untuk diterbitkan dan mengenai peristiwa setelah periode pelaporan. Entitas tidak harus menyusun laporan keuangan konsolidasiannya dengan dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa asumsi kelangsungan usaha tidak memadai. (viii) PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan. PSAK 23 mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. (ix) PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. PSAK 25 mengatur mengenai kriteria untuk memilih dan mengubah kebijakan akuntansi, serta perlakuan dan pengungkapannya atas perubahan an kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan. Standar ini membutuhkan pengungkapan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian, termasuk mengenai penerapan atas standard dan interpretasi baru beserta revisinya.
26
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) (x)
PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset. PSAK 48 menetapkan prosedur-prosedur yang harus diterapkan oleh entitas agar aset yang dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset harus mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
(xi) PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Revisi PSAK ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Provisi diakui jika entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) akibat peristiwa masa lalu yang besar kemungkinannya atas kewajiban tersebut mengakibatkan arus sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi keluar dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. (xii) PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. PSAK 58 mensyaratkan ketika entitas berniat untuk menjual suatu aset tidak lancar, dan jika kemungkinan besar penjualan tersebut akan dilakukan dalam waktu 12 bulan, maka aset tersebut diklasifikasikan sebagai “Aset yang Dimiliki untuk Dijual” dan disajikan secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Liabilitas diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika secara langsung berhubungan dengan suatu pelepasan. Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai terendah antara nilai tercatatnya dengan nilai wajarnya setelah dikurangi dengan biaya untuk menjual sesegera mungkin sebelum diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Namun, beberapa aset yang dimiliki untuk dijual, seperti aset keuangan atau aset pajak tangguhan, terus diukur berdasarkan kebijakan entitas untuk aset-aset tersebut. Semua laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan ataupun pengukuran kembali atas operasi yang dihentikan disajikan secara terpisah di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jumlah tersebut, terdiri dari keuntungan atau kerugian setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan keuntungan atau kerugian setelah pajak dari pengukuran dan pelepasan aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Berikut adopsi beberapa revisi standar dan interpretasi yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan atas laporan keuangan konsolidasian : PSAK 12 (Revisi 2009) PSAK 15 (Revisi 2009) PSAK 19 (Revisi 2010) ISAK No. 7
: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama : Investasi pada Perusahaan Asosiasi : Aset Tak berwujud : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) ISAK No. 9 ISAK No. 10 ISAK No. 11 ISAK No. 12 ISAK No. 14 ISAK No. 17 f.
: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa : Program Loyalitas Pelanggan : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer : Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen keuangan : Pengakian dan Pengukuran. Dibawah ini merupakan pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian atas beberapa revisi standar akuntansi. (i) PSAK 26 (Revisi 2008),“Biaya Pinjaman”, yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atas pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dimana terdapat kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak untuk mengkapitalisasi bunga terhadap aset kualifikasiannya. (ii) PSAK 50 (Revisi 2006, Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK 50 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dari para pengguna laporan keuangan konsolidasian atas pentingnya instrumen keuangan terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu entitas. Standar ini menitikberatkan pada beberapa hal dibawah ini : •
Klarifikasi dari suatu klasifikasi instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh suatu entitas dikelompokkan sebagai suatu liabilitas atau ekuitas – Instrumen Keuangan diklasifikasikan dari perspektif penerbit sebagai aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen keuangan majemuk mungkin mengandung keduanya dari komponen liabilitas dan komponen ekuitas. Bunga, dividen, rugi dan laba yang berhubungan dengan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan atau biaya pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dikurangi secara langsung ke ekuitas setelah dikurangi dengan pajak penghasilan yang terkait.
28
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) •
Menggambarkan kondisi dimana aset dan liabilitas memungkinkan untuk saling hapus di laporan posisi keuangan konsolidasian – Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus ketika dan hanya jika terdapat hak hukum yang mengijinkan entitas untuk menyelesaikannya secara bersih.
•
Mewajibkan berbagai pengungkapan tentang instrumen keuangan, termasuk informasi tentang nilai wajarnya – PSAK 50 mensyaratkan pengungkapan mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan kepastian dari arus kas di masa yang akan datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan atas instrumen tersebut. Hal ini juga mensyaratkan pengungkapan mengenai sifat dan luas dari instrumen keuangan, tujuan bisnis yang dilakukan, risiko yang terkait dengannya, serta kebijakan manajemen untuk mengendalikan risiko tersebut.
(iii) PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. PSAK 55 menggambarkan prinsip-prinsip untuk mengakui dan mengukur beberapa macam instrumen keuangan yang berbeda. •
Pengakuan – PSAK 55 mensyaratkan semua aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, termasuk instrumen derivatif. Suatu aset keuangan atau liabilitas keuangan diakui pada saat entitas menjadi salah satu pihak di dalam kontrak instrumen.
•
Pengukuran – Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar harga perolehan. Selanjutnya, pengukuran tergantung pada kategori dari masing-masing instrumen keuangan tersebut. Hal ini diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif atau sebesar nilai wajarnya. Jika ada bukti obyektif mengenai adanya faktor penurunan nilai, maka nilai tercatat aset tersebut harus dikurangkan dan rugi penurunan nilai diakui.
Dalam penerapan PSAK 50 dan PSAK 55, Perusahaan dan Entitas Anak telah mengidentifikasi beberapa transaksi penyesuaian sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi dari Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak telah menentukan adanya kemungkinan penurunan nilai atas instrumen keuangan berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal tersebut. Perbedaan dalam penurunan nilai dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang telah berlaku sebelumnya dengan menyesuaikan saldo laba (akumulasi defisit) pada tanggal 1 Januari 2010. Perbedaan antara keduanya dihitung dengan pendekatan lama dan baru atas penurunan nilai adalah sebesar Rp 368.282.263.830 telah disesuaikan pada saldo awal dari saldo laba (akumulasi defisit) pada tanggal 1 Januari 2010. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak yakin bahwa penurunan nilai dari piutang lain-lain tidak dapat direalisasikan, sehingga aset pajak tangguhan yang timbul dari penurunan nilai tersebut tidak diakui.
29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Rincian dari penyesuaian penurunan nilai tersebut adalah sebagai berikut : 1 Januari 2010 Rp Piutang lain-lain (Catatan 8) : Dari Entitas Induk Dari Entitas Anak Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
286.606.568.916 75.141.639.321 6.534.055.593 81.675.694.914
Dampak dari penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
368.282.263.830
g. Aset Keuangan Aset keuangan meliputi kas dan instrumen keuangan lainnya. Aset keuangan, selain instrumen lindung nilai, diklasifikasikan ke dalam kategori berikut : Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Aset keuangan ditentukan ke dalam berbagai kategori oleh manajemen pada saat pengakuan awal, tergantung pada tujuan dilakukannya investasi tersebut. Penentuan aset keuangan dievaluasi kembali pada setiap tanggal pelaporan dimana pada tanggal tersebut, pemilihan klasifikasi atau metode penerapan akuntansinya harus taat terhadap ketentuan khusus dari standar akuntansi yang berlaku. Pembelian dan penjualan aset keuangan secara rutin diakui pada tanggal perdagangan. Semua aset keuangan yang tidak diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang terkait. Aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Hal ini timbul ketika entitas menyediakan uang, barang atau jasa secara langsung kepada debitur dan tidak bermaksud untuk memperdagangkan piutang tersebut. Dengan demikian, ini diklasifikasikan sebagai aset lancar, kecuali untuk yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian akan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang untuk selanjutnya akan diukur pada biaya perolehan setelah diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif serta dikurangi dengan rugi penurunan nilai, jika ada. Setiap perubahan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
30
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. Aset Keuangan (Lanjutan) Rugi penurunan nilai dibentuk ketika ada bukti obyektif bahwa entitas tidak dapat menerima semua pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan ketentuan asli dari piutang tersebut. Jumlah kerugian dari penurunan nilai ditentukan sebagai selisih antara jumlah aset yang tercatat dengan nilai kini dari estimasi arus kas. Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang disajikan sebagai kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi, aset lancar lainnya dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Kas dan setara kas mencakup saldo kas, bank, dan investasi likuid lainnya yang jatuh tempo dalam kurun waktu tiga bulan atau kurang, dan dapat dengan segera dikonversi menjadi uang tunai serta memiliki risiko yang tidak signifikan dari setiap perubahan nilai. Semua pendapatan dan biaya, termasuk rugi dari penurunan nilai, yang berkaitan dengan aset keuangan diakui dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank serta beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghasilan bunga tidak majemuk, pendapatan dividen dan arus kas lainnya yang dihasilkan dari aset keuangan yang dimiliki diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat diperoleh, yang terlepas dari bagaimana nilai tercatat dengan aset keuangan tersebut diukur. Penghentian dari pengakuan aset keuangan terjadi ketika hak untuk menerima arus kas dari instrumen keuangan berakhir atau ketika seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan secara substansial telah dialihkan.
h. Penurunan Nilai atas Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk penilaian penurunan nilai secara kolektif.
31
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) h. Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas di masa yang akan datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas di masa yang akan datang didiskontokan dengan mengunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yand diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penurunan nilai terkait akan dihapuskan ketika adanya prospek pemulihan di masa yang akan datang dan sebuah jamin dapat direalisasikan atau ditransfer ke Entitas. Jika pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut terpulihkan, maka pemulihannya harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
i.
Persediaan Barang jadi, barang dalam proses, bahan baku dan bahan pembantu diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Harga perolehan meliputi semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada proses produksi dan bagian yang sesuai atas overhead produksi terkait, berdasarkan kapasitas operasi normal. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan tersebut. Penyisihan penurunan nilai ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masingmasing jenis persediaan pada masa mendatang. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Jumlah setiap pemulihan kembali atas penurunan nilai persediaan yang timbul dari meningkatnya nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurang terhadap jumlah inventory yang diakui dan diakui sebagai beban pada periode pemulihan kembali terjadi.
j.
Biaya yang dibayar di muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
32
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) k. Aset Tetap Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke alokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke entitas dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap, kecuali tanah. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
20 10 – 20 5 5 5
Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan. Beban-beban tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode legal atas hak atas tanah atau umur ekonomis dari tanah tersebut, yang mana lebih pendek. Beban ditangguhkan ini disajikan dalam akun “Hak atas tanah yang ditangguhkan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah ulang setiap akhir tahun buku untuk memastikan bahwa nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi yang diterapkan telah konsisten dan sesuai dengan pola ekspektasi dan manfaat ekonomis dari aset tersebut. Penyusutan aset dimulai pada saat tersedia untuk digunakan, yaitu pada saat berada di lokasi dan dalam kondisi yang siap untuk melakukan operasional sesuai dengan yang dikehendaki oleh Manajemen. Penyusutan tidak berhenti pada saat aset tersebut tidak digunakan atau dihentikan dari penggunaannya, kecuali aset tersebut telah disusutkan penuh. Aset yang telah disusutkan penuh akan dipertahankan di dalam rekening ini sampai aset tersebut tidak lagi digunakan dan tidak ada biaya lagi untuk penyusutan atas aset tersebut. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang dapat diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan serta akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
33
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) k. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, sejak Perusahaan dan Entitas Anak memilih untuk menerapkan metode biaya
l.
Aset dalam penyelesaian Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi penyusutan akan direklasifikasi ke aset tetap ketika konstruksi telah diselesaikan dan aset sudah siap untuk digunakan.
m. Penurunan Nilai Aset Tetap Aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak telah ditelaah untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai ketika ada peristiwa atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak mungin diperoleh kembali. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil dan menghasilkan arus kas terpisah. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual netto dan nilai pakai aset.
n. Sewa Guna Usaha Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tersebut tergantung pada penggunaan suatu aset serta perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substantial, seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dalam sewa pembiayaan, entitas mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar aset sewaan atau jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum yang ditentukan pada saat awal sewa. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan sisa liabilitas. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Sewa kontinjensi dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
34
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Sewa Guna Usaha (Lanjutan) Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa entitas akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa, yang tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa operasional. Sewa operasional diakui sebagai biaya pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian berdasarkan masa manfaat dari sewa tersebut. Biaya yang berhubungan, seperti pemeliharaan dan asuransi, diakui sebagai biaya pada saat terjadinya. Entitas harus menentukan apakah di dalam suatu kontrak mengandung unsur suatu sewa secara substansial yang tergantung pada penggunaan dari aset secara khusus atau dari hak penggunaannya.
o. Beban Tangguhan Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997, Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima tahun. Berdasarkan Surat Keputusan BAPEPAM KEP–No.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara retrospektif dibukukan pada akun “Tambahan Modal Disetor”.
p. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan meliputi utang bank, utang terjamin, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, utang usaha, utang lancar lainnya, utang pembelian aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, utang kredit pembiayaan, utang tidak terjamin dan wesel bayar, pinjaman modal kerja dan utang sewa pembiayaan, diukur pada biaya perolehan yang telah diamortisasi dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Liabilitas keuangan diakui ketika entitas menjadi salah satu pihak yang ada di dalam perjanjian kontrak dari suatu instrumen keuangan. Semua beban bunga yang terkait diakui sebagai beban di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Utang bank, utang terjamin, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, utang tidak terjamin dan wesel bayar, dan pinjaman modal kerja diterima untuk mendukung pendanaan jangka pendek atas operasional. Hal ini diakui sebesar jumlah yang diterima, setelah dikurangi dengan biaya perolehannya secara langsung. Utang kredit pembiayaan dan utang sewa pembiayaan diukur pada saat nilai perolehan awal setelah dikurangi dengan faktor perhitungan pembayaran sewa kembali.
35
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) p. Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Utang usaha, utang lancar lainnya, utang pembelian aset tetap dan beban masih harus dibayar pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dan setelah itu diukur sebesar nilai amortisasi yang dikurangi dengan pelunasannya. Liabilitas keuangan dihapuskan dari laporan posisi keuangan konsolidasian hanya jika liabilitas tersebut dibatalkan atau kadaluarsa.
q. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar merupakan jumlah pada instrumen keuangan yang bisa dipertukarkan dalam transaksi saat ini dengan pihak-pihak yang tersedia, selain penjualan secara paksa atau likuidasi. Nilai wajar diperoleh dari harga pasar atau diskonto arus kas, yang mana yang lebih sesuai. Nilai wajar dikurangi estimasi penyesuaian kredit untuk aset dan liabilitas keuangan dengan waktu jatuh tempo kurang dari setahun diasumsikan akan mendekati nilai wajarnya. Nilai wajar dari liabilitas keuangan untuk tujuan pelaporan diestimasikan dengan cara mendiskontokan arus kas kontraktual di masa yang akan datang dengan tingkat bunga pasar kini atas instrumen keuangan yang serupa bagi entitas.
r.
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Hak karyawan atas uang jasa dan ganti rugi yang berhubungan dengan pengunduran diri karyawan secara suka rela harus diakui. Liabilitas yang estimasi dibuat sebagai hasil dari jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian dan dihitung sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada bulan April 2003. Perhitungan imbalan manfaat paska kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian yang belum diakui dan yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban entitas dibebankan dengan metode garis lurus selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut. Biaya jasa lalu diakui secara langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Kewajiban imbalan manfaat yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang telah disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
36
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) s. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada entitas dan pendapatan tersebut harus dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan secara khusus harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. (i) Penjualan barang – Pendapatan diakui pada saat risiko dan manfaat dari kepemilikan barang berpindah kepada pembeli, biasanya pada saat barang telah diserahkan kepada pelanggan. (ii) Pendapatan bunga – Pendapatan diakui sebagai pendapatan bunga berdasarkan metode efektif dari aset tersebut. (iii) Laba atas penjualan aset tetap – Pendapatan diakui pada saat hak atas suatu aset ditransfer kepada pembeli atau ketika kolektibilitas dari harga jual dapat diukur. Pendapatan diukur dengan mengacu pada nilai wajarnya dengan mempertimbangkan penerimaan piutang atas barang yang diproduksi oleh entitas. Beban diakui pada saat pemanfaatan jasa atau pada tanggal terjadinya.
t.
Pajak Penghasilan Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. Aset pajak tangguhan dibentuk dari perbedaan waktu atas pengakuan pendapatan dan beban dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan pajak. Perlakuan akuntansinya harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 mengenai Akuntansi untuk Pajak Penghasilan. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode berjalan.
u. Laba per Saham Dasar Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah ratarata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 2.376.907.950 saham.
v. Informasi Segmen Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen operasi yang diidentifikasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas : 1. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama). 37
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) v. Informasi Segmen (Lanjutan) 2. yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya, dan 3. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
4. KETIDAKPASTIAN ESTIMASI Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat. Estimasi dan asumsi yang mendasarinya direview dengan dasar kesinambungan. Revisi terhadap estimasi akuntansi diakui dalam suatu periode dengan merevisi estimasi dan efeknya di periode yang akan datang. Informasi tentang pertimbangan dan estimasi kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang memiliki efek signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut : Penurunan nilai Penurunan nilai diakui untuk jumlah dimana aset atau uang tunai yang menghasilkan jumlah unit tercatat melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Untuk menentukan jumlah yang dapat dipulihkan, manajemen memperkirakan arus kas di masa yang akan datang yang diharapkan dapat diperoleh dari masing-masing unit penghasil kas dan menentukan tingkat bunga yang sesuai untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas tersebut. Dalam proses pengukuran arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang, manajemen membuat asumsi tentang hasil operasional di masa yang akan datang. Asumsi ini berhubungan dengan kejadian dan keadaan di masa yang akan datang. Hasil yang sebenarnya dapat bervariasi, dan dapat menyebabkan penyesuaian yang signifikan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak di tahun berikutnya. Dalam beberapa kasus, penentuan tingkat diskonto yang berlaku melibatkan estimasi atas penyesuaian risiko pasar dan penyesuaian terhadap faktor risiko mengenai aset yang memadai. Pensiun dan imbalan kerja Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan Entitas Anak bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
38
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 4. KETIDAKPASTIAN ESTIMASI (Lanjutan) Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Umur manfaat dan penyusutan aset tetap Manajemen menentukan estimasi masa manfaat dari aset tetap dan biaya penyusutannya berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Ini adalah masa manfaat yang diekspektasi dan diterapkan di dalam industri dimana Perusahaan dan Entitas Anak melakukan bisnisnya. Hasil yang sebenarnya mungkin dapat bervariasi karena keusangan teknik. Perubahan di dalam tingkat kegunaan yang diharapkan dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai residu dari aset tersebut, dan biaya penyusutan di masa yang akan datang harus direvisi. Nilai wajar dari instrumen keuangan Manajemen menggunakan teknik penilaian untuk mengukur nilai wajar dari instrumen keuangan dimana penawaran pasar aktif tidak tersedia. Dalam menerapkan teknik penilaian, manajemen menggunakan data pasar, dan membuat estimasi serta asumsi dengan berdasarkan padanya, sejauh mungkin, sesuai dengan data yang dapat diobservasi bahwa pelaku pasar akan digunakan dalam penentuan harga instrumen. Bila data yang berlaku dipasar tidak dapat diobservasi, manajemen menggunakan estimasi terbaik dari asumsi yang akan dibuat oleh pelaku pasar. Estimasi ini dapat berbeda dari harga sebenarnya yang akan dicapai dalam melakukan transaksi pada tanggal pelaporan.
5. KAS DAN SETARA KAS 2011 Rp Kas : Rupiah Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Eropa Kron Norwegia
39
2010 Rp
380.467.288 305.003.811 57.615.945 27.559.862 1.455.663
371.157.705 297.715.747 19.989.884 6.468.082 1.474.349
772.102.569
696.805.767
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 5. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 2011 Rp
2010 Rp
Bank : Pihak ketiga : Deutsche Bank Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
10.280.801.879 13.127.799.840
11.470.996.970 66.609.289.906
PT Bank CIMB Niaga Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
1.623.533.799 782.916.521
926.269.108 109.599.211
PT Bank Central Asia Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
543.981.441 2.660.593.367
447.142.449 6.410.904.786
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rekening Rupiah Rekening Dolar Amerika Serikat
1.385.544.246 −
1.188.166.093 15.204.141
PT Bank Mandiri Tbk Rekening Rupiah
−
10.429.794
PT Bank Rakyat Indonesia Rekening Rupiah
−
8.065.237
Jumlah
30.405.171.093
87.196.067.695
31.177.273.662
87.892.873.462
•
Kas di bank umumnya memperoleh bunga berdasarkan suku bunga bank harian yang berkisar antara 0,50% sampai dengan 3,25% setahun untuk rekening Rupiah dan sebesar 0,20% sampai 0,75% setahun untuk rekening Dolar Amerika Serikat pada tahun 2011 dan 2010.
•
Tidak terdapat penempatan kas dan setara kas pada pihak yang berelasi.
6. INVESTASI JANGKA PENDEK
Pihak ketiga : Deutsche Bank, Jakarta •
2011 Rp
2010 Rp
3.000.000.000
1.000.000.000
Deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 2.000.000.000 merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 5,80% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 10 Desember 2012.
40
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 6. INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan) •
Deposito berjangka pada Deutsche Bank, Jakarta sebesar Rp 1.000.000.000 merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 6,25% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2012.
•
Deposito berjangka pada Deutsche Bank sebesar Rp 1.000.000.000 merupakan deposito berjangka waktu 1 (satu) tahun dengan suku bunga sebesar 6,25% setahun dan jatuh tempo pada tanggal 18 Mei 2011. Deposito berjangka ini telah dicairkan pada tanggal 18 Mei 2011.
•
Tidak terdapat penempatan investasi jangka pendek pada pihak yang berelasi.
7. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari : Pihak ketiga : 2011 Rp
2010 Rp
Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
402.220.760.561 52.044.466.878
433.723.129.561 49.878.280.541
Jumlah Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai
454.265.227.439 −
483.601.410.102 (61.489.504.295)
454.265.227.439
422.111.905.807
Bersih
Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2011 2010 Rp Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
41
346.873.104.949 106.326.774.872 231.312.702 154.718.271 679.316.645
333.253.690.703 86.776.831.570 2.081.383.534 − 61.489.504.295
454.265.227.439
483.601.410.102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 7. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Mutasi penyisihan penurunan nilai dari pihak ketiga adalah sebagai berikut : 2011 Rp Saldo awal Saldo Entitas Anak yang tidak dikonsolidasi Perubahan selama tahun berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
61.489.504.295 (61.489.504.295) − −
Saldo akhir
−
2010 Rp 60.376.201.419
1.294.556.295 (181.253.419) 61.489.504.295
Piutang usaha dari pihak ketiga merupakan piutang jangka pendek dan tidak dikenakan bunga. Seluruh jumlah piutang usaha kepada pihak ketiga telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha kepada pihak ketiga secara individual pada tanggal 31 Desember 2011, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang usaha dari pihak ketiga cukup memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga tersebut. Dan berdasarkan hasil penelaahan terhadap status dari piutang usaha kepada pihak ketiga secara individual pada tanggal 31 Desember 2010, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa penyisihan piutang usaha dari pihak ketiga cukup memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga tersebut karena adanya kesulitan keuangan dari para pelanggan Entitas Anak. Penambahan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 1.294.556.295 disebabkan karena adanya penambahan tidak tertagihnya piutang usaha dari pihak ketiga, dan disajikan sebagai beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 42). Pengurangan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 181.253.419 disebabkan karena pembalikan atas penyisihan penurunan nilai akibat adanya selisih kurs mata uang asing. Saldo nilai tercatat bersih pada piutang usaha dari pihak ketiga dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Rincian piutang usaha dari pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Rupiah Dolar Amerika Serikat US$ 50.084.099 pada tahun 2011 dan US$ 47.394.372 pada tahun 2010 Jumlah 42
2010 Rp
102.616.673
57.478.608.468
454.162.610.766
426.122.801.634
454.265.227.439
483.601.410.102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 7. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Pihak-pihak yang berelasi : 2011 Rp PT Multikarsa Investama PT Texmaco Jaya (dalam pailit) Jumlah Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai Bersih
2010 Rp
268.722.447.175 141.986.246.529
268.722.447.175 –
410.708.693.704 (141.986.246.529)
268.722.447.175 –
268.722.447.175
268.722.447.175
Rincian umur piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2011 2010 Rp Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
– – – – 410.708.693.704
– – – – 268.722.447.175
410.708.693.704
268.722.447.175
Mutasi penyisihan penurunan nilai untuk piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut : 2011 2010 Rp Rp Saldo awal periode Perubahan selama periode berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
–
Saldo akhir periode
–
141.986.246.529 –
– –
141.986.246.529
–
Piutang usaha dari pihak-pihak yang berelasi merupakan piutang usaha jangka pendek dan tidak dikenakan bunga. Penambahan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2011 sebesar Rp 141.986.246.529 disebabkan karena adanya penurunan nilai atas tidak tertagihnya piutang usaha dari PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), dan telah dieliminasi dengan laporan keuangan atas operasi yang dihentikan dari Entitas Anak (Catatan 46).
43
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 7. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang usaha kepada pihak-pihak yang berelasi, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajar. Penyisihan penurunan nilai tidak perlu dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada dibawah program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang usaha dari pihak yang berelasi tersebut akan dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai. Rincian piutang usaha dari pihak-pihak menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Rupiah
410.708.693.704
2010 Rp 268.722.447.175
Pada tahun 2011, seluruh piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan pinjaman modal kerja Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17 dan 26). Dan pada tahun 2010, seluruh piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas utang bank, pinjaman modal kerja Perusahaan serta pinjaman jangka pendek Entitas Anak yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17, 19 dan 26).
8. PIUTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga : Piutang dari potongan pembelian Piutang dari transaksi impor Piutang karyawan Piutang bunga dari deposito berjangka Lain-lain
Pihak ketiga lainnya : Uang muka operasional kepada : PT Wastra Indah PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk PT Wahana Perkasa Auto Jaya PT Sumatex Subur PT Texmaco Taman Synthetics Drapper Texmaco Inc. Co., Amerika Serikat Norfil Ltd., Inggris PT Bina Prima Perdana PT Jaya Perkasa Engineering Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore Dipindahkan
44
2011 Rp
2010 Rp
2.043.148.647 1.724.449.726 347.153.332 6.663.333 2.646.971.303
– 1.044.521.903 840.738.253 1.805.556 2.544.318.922
6.768.386.341
4.431.384.634
142.286.940.254 51.203.593.031 50.169.696.654 28.706.321.888 28.024.019.799 18.567.339.814 6.547.165.191 4.678.110.000 4.283.000.000 4.467.327.421
164.073.551.252 79.623.239.633 50.799.463.564 34.267.515.040 37.072.146.707 18.567.339.814 6.547.165.191 – – 4.467.327.421
338.933.514.052
395.417.748.622
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 8. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) 2011 Rp Pindahan PT Wismakarya Prasetya PT Perkasa Heavindo Engineering PT Raja Busana Mahameru PT Supermitory Utama Tbk PT Saritex Jaya Swasti PT Kreasi Kekar PT Devrindo Widya PT Perkasa Indobaja PT Perkasa Indosteel PT Wahana Jaya Perkasa PT Sarana Daycrown Industri PT Bina Peranan Busana PT Kreasi Indah Textile PT Mutiara Persada Inti Polysindo (UK) Ltd., Inggris Coastal Group Ltd, Afrika Selatan PT Ungaran Sari Garments Polysindo (USA) Inc., Amerika Serikat PT Elok Prima Mitra Busana PT Cipta Abadi Sejati PT Cipta Busana Jaya PT Citra Indah Textile PT Busana Perkasa Garments PT Mahkota Indah Sentosa
Jumlah Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai
2010 Rp
338.933.514.052
395.417.748.622
1.756.450.000 1.749.533.856 1.231.274.473 839.820.513 653.265.000 448.500.000 228.680.000 142.205.928 119.820.512 99.820.513 99.820.511 21.000.000 8.855.000 – – – – – – – – – − −
– 1.883.533.856 30.776.633.189 2.582.676.075 6.634.990.433 448.500.000 332.282.365 912.938.896 1.555.808.912 99.820.513 99.820.511 21.000.000 18.250.000 29.050.809.556 22.217.242.613 7.799.959.893 2.781.057.537 2.393.687.182 1.959.468.888 1.354.384.678 878.647.275 728.716.157 411.585.107 377.832.876
346.332.560.358 (330.163.685.573)
Bersih
16.168.874.785
Jumlah piutang lain-lain
22.937.261.126
510.737.395.134 (510.737.395.134) − 4.431.384.634
Piutang lain-lain dari perusahaan-perusahaan diatas merupakan pinjaman dan uang muka untuk tujuan modal kerja. Pinjaman dan uang muka ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu pembayarannya. Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut diatas belum dapat membayar utangnya kepada Perusahaan dan Entitas Anak karena masih mengalami kesulitan keuangan. Beberapa perusahaan-perusahaan pelanggan tersebut sudah tidak beroperasi dan masih berada dalam program restrukturisasi utang dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sampai bulan Maret 2012, proses restrukturisasi utang tersebut belum selesai.
45
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 8. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut : 2011 Rp Saldo awal Efek dari penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Saldo Entitas Anak yang tidak dikonsolidasi Perubahan selama tahun berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
510.737.395.134
147.254.392.372
– (180.299.495.716)
368.282.263.830 –
– (274.213.845)
Saldo akhir
2010 Rp
330.163.685.573
303.000.000 (5.102.261.068) 510.737.395.134
Penambahan dalam penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 303.000.000 diakui akibat adanya penambahan piutang lain-lain yang tidak tertagih, dan disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 42). Pengurangan dalam penyisihan penurunan nilai pada tahun 2011 sebesar Rp 274.213.845 merupakan pembalikan penyisihan penurunan nilai akibat dari tertagihnya piutang lain-lain, dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain, bersih pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 45). Pengurangan dalam penyisihan penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 5.102.261.068 merupakan pembalikan atas penyisihan penurunan nilai akibat adanya selisih kurs mata uang asing. Piutang lain-lain dari karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan pembayarannya dilakukan berdasarkan skedul pembayaran yang telah ditentukan. Seluruh piutang lain-lain telah ditelaah ulang untuk tujuan indikasi penurunan nilai. Berdasarkan penelaahan terhadap status dari piutang lain-lain secara individual, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai dari piutang lain-lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut. Rincian piutang lain-lain menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Rupiah Dolar Amerika Serikat US$ 61.152 pada tahun 2011 and US$ 12.474.966 pada tahun 2010 Jumlah
2010 Rp
352.546.420.272
403.006.361.000
554.526.427
112.162.418.768
353.100.946.699
515.168.779.768
Saldo nilai tercatat bersih dari piutang lain-lain dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. 46
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010
9. PERSEDIAAN 2011 Rp
2010 Rp
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu
318.102.818.554 61.491.214.627 254.941.869.304 160.522.385.113
178.376.709.962 43.375.132.437 95.368.506.633 144.991.749.163
Jumlah Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai
795.058.287.598 –
462.112.098.195 –
795.058.287.598
462.112.098.195
Bersih
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa tidak perlu membentuk penyisihan penurunan nilai. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, persediaan Perusahaan dilindungi oleh asuransi PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran dan resikoresiko kerugian lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 68.000.000 dan US$ 51.000.000, yang mana menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk menutup kerugiankerugian yang mungkin timbul. Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan Entitas Anak tidak dilindungi oleh asuransi kebakaran dan risiko lainnya. Pada tahun 2011, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan pinjaman modal kerja Perusahaan yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17 dan 26). Dan pada tahun 2010, seluruh persediaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan pinjaman modal kerja Perusahaan serta pinjaman jangka pendek Entitas Anak yang diperolehnya dari Damiano Investments BV., Belanda (Catatan 17, 19 dan 26).
10. UANG MUKA PEMBELIAN 2011 Rp Pihak ketiga : Pembelian aset tetap Pembelian persediaan Pembelian suku cadang turbin
Pihak ketiga lainnya : PT Wismakarya Prasetya Jumlah
47
2010 Rp
49.537.553.869 40.759.776.124 7.806.751.861
25.721.389.072 30.598.633.412 1.143.761.941
98.104.081.854
57.463.784.425
245.091.340.379
233.605.042.490
343.195.422.233
291.068.826.915
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 10. UANG MUKA PEMBELIAN (Lanjutan) Pada tahun 2011, total uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 49.537.553.869 merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan dengan total sebesar Rp 16.717.469.383 pada divisi benang filamen dan pembelian mesin dan perlengkapan untuk memproduksi fiber dalam rangka ekspansi dengan total sebesar Rp 32.820.084.486. Mesin dan perlengkapan tersebut akan diterima pada tahun 2012. Uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 25.721.389.072 merupakan uang muka yang berkaitan dengan pembelian mesin dan perlengkapan dengan total sebesar Rp 5.466.999.072 pada divisi benang filamen dan ekspansi Batch Poly (chip) dengan total sebesar Rp 20.254.390.000. Mesin dan perlengkapan tersebut telah diterima pada bulan April 2011 dan Mei 2011. Pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Wismakarya Prasetya merupakan kelebihan pembayaran atas jumlah yang tertera di dalam tagihan yang dianggap sebagai uang muka kepada PT Wismakarya Prasetya sehubungan dengan adanya perjanjian antara PT Wismakarya Prasetya dengan Perusahaan pada tanggal 16 Nopember 2006.
11. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Asuransi dibayar dimuka Sewa dibayar dimuka Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
9.809.638.122 778.624.000
7.830.955.214 410.380.000
10.588.262.122
8.241.335.214
12. UANG MUKA INVESTASI DALAM PROYEK PERUSAHAAN PATUNGAN Akun ini merupakan uang muka investasi Perusahaan dalam bentuk tanah yang akan digunakan untuk proyek perusahaan patungan (joint venture) dengan Eastman Kodak Company, Amerika Serikat dalam bidang produksi polyester chips dan fiber di Karawang – Jawa Barat. Jumlah uang muka tersebut adalah 17% dari jumlah modal perusahaan patungan yang ditempatkan. Kelanjutan dari joint venture ini sedang dipertimbangkan kembali oleh kedua belah pihak. Dan karena tidak ada kemungkinan akan dimulainya proyek perusahaan patungan ini, maka manajemen Perusahaan mempertimbangkan untuk membuat penurunan nilai di tahun 2010.
48
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 13. ASET LANCAR LAINNYA 2011 Rp Bank garansi Uang jaminan atas listrik Uang jaminan atas sewa Lain-lain Jumlah
2010 Rp
49.725.555.298 1.755.000.000 492.950.729 45.179.403
24.239.736.000 1.755.000.000 433.211.029 45.179.403
52.018.685.430
26.473.126.432
Berdasarkan perjanjian jual beli gas No. 001016.PK/HK.02/USH/2010 antara Perusahaan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) dan PT Wismakarya Prasetya, Perusahaan harus menyediakan bank garansi untuk memasok gas yang kira-kira setara dengan dua (2) bulan nilai konsumsi gas tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan telah menyediakan bank garansi (SBLC) melalui Deutsche Bank, Jakarta yang masing-masing sebesar US$ 2.915.282 ditambah Rp 14.248.812.000 (atau setara dengan US$ 4.486.611) dan US$ 1.466.368 ditambah Rp 7.124.400.000 (atau setara dengan US$ 2.258.760) yang merupakan konsumsi selama dua (2) bulan. Bank garansi memiliki jangka waktu selama sembilan (9) bulan, dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2012. Untuk memperoleh SBLC tersebut, pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan telah mendepositkan uangnya yang masing-masing sebesar US$ 5.483.630 dan US$ 2.696.000 di Deutsche Banks, Hong Kong sebagai jaminan melalui rekening Kyoa. Jaminannya kira-kira sebesar 120% dari nilai SBLC. Rincian aset lancar lainnya menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ 5.489.730 pada tahun 2011 dan US$ 2.696.000 pada tahun 2010) Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
2.237.815.332
2.233.390.432
49.780.870.098
24.239.736.000
52.018.685.430
26.473.126.432
14. PIUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI 2011 Rp PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) PT Multikarsa Investama
964.932.338.561 367.469.594.933
Jumlah Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai
1.332.401.933.494 (1.015.033.871.667)
Bersih
317.368.061.827
49
2010 Rp – 476.020.313.345 476.020.313.345 (50.101.533.106) 425.918.780.239
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 14. PIUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Piutang dari PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan AR International Limited, Hong Kong sebesar Rp 51.421.394.625 untuk pengembalian uang muka pembelian aset tetap (mesin dan peralatan) dan sisanya masing-masing sebesar Rp 316.048.200.308 dan Rp 424.598.918.720 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 merupakan pinjaman untuk uang muka gaji karyawan dan biaya lainnya. Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut : 2011 Rp Saldo awal Perubahan selama tahun berjalan : Penambahan penyisihan Pengurangan penyisihan
50.101.533.106 964.932.338.561 – 1.015.033.871.667
Saldo akhir
2010 Rp 50.101.533.106 − − 50.101.533.106
Penambahan penyisihan penurunan nilai pada tahun 2011 sebesar Rp 964.932.338.561 disebabkan karena adanya penurunan nilai atas tidak tertagihnya piutang dari PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), dan telah dieliminasi dengan laporan keuangan atas operasi yang dihentikan dari Entitas Anak (Catatan 46). Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang kepada pihak-pihak berelasi, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat diperkirakan telah mendekati nilai wajarnya. Tambahan atas penyisihan penurunan nilai tidak dibuat karena pihak yang berelasi, PT Multikarsa Investama, berada dalam program restrukturisasi utang dan penyelesaian atas piutang kepada pihak berelasi ini akan dilakukan ketika program restrukturisasi utang selesai. Rincian piutang hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Rupiah
1.332.401.933.494
2010 Rp 476.020.313.345
15. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 2011 Rp
2010 Rp
IBRA (PPA) : PT Bank Dharmala Rekening Rupiah
27.066.834
64.056.133
Dipindahkan
27.066.834
64.056.133
50
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 15. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA (Lanjutan) 2011 Rp Pindahan
2010 Rp
27.066.834
64.056.133
3.894.435.991 6.368.731.161
5.569.629.066 11.440.674.287
PT Bank Papan Sejahtera Rekening Rupiah
37.356.312
37.356.312
PT Bank Umum Nasional Rekening Dollar Amerika Serikat
17.477.845
17.329.433
555.500
555.500
10.345.623.643
17.129.600.731
PT Bank Putera Multikarsa Rekening Rupiah Rekening Dollar Amerika Serikat
PT Bank Asia Pacific Rekening Rupiah Jumlah
Karena Perusahaan dan Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi oleh Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN), maka keseluruhan saldo rekening bank dibatasi penggunaannya oleh IBRA. Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (IBRA) menghentikan izin operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang berelasi, pada tanggal 28 Januari 2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret 1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus 1998. Akibatnya, saldo sejumlah Rp 10.345.623.643 dan Rp 17.129.600.731 yang ada di bank tersebut disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya dalam aset tidak lancar di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Penurunan pada tahun 2011 merupakan penurunan atas saldo rekening bank yang dibatasi penggunaannya dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan telah kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa saldo rekening bank yang dibatasi penggunaanya tidak perlu diturunkan nilainya, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini akan dikompensasikan dengan pinjaman Perusahaan dan Entitas Anak pada saat penyelesaian restrukturisasi utang dengan para kreditur dan PPA. Oleh karena itu, saldo nilai tercatat bersih dari kas yang dibatasi penggunaannya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
51
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 16. ASET TETAP 2011
2010 (Disajikan kembali) Rp
Rp Nilai tercatat : Pemilikan langsung Aset sewa pembiayaan
9.800.327.704.159 −
10.706.451.678.368 30.142.094.300
Jumlah nilai tercatat
9.800.327.704.159
10.736.593.772.668
Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung Aset sewa pembiayaan
8.573.556.432.737 −
8.946.963.740.712 30.142.094.300
Jumlah akumulasi penyusutan
8.573.556.432.737
8.977.105.835.012
Nilai buku
1.226.771.271.422
1.759.487.937.656
28.346.412.332
16.096.195.720
1.255.117.683.754
1.775.584.133.376
Aset dalam penyelesaian Jumlah Rincian aset tetap adalah sebagai berikut : Pemilikan langsung : 2 0 1 1
Nilai tercatat : Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Akumulasi penyusutan : Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Nilai buku
Perubahan selama periode berjalan Pengurangan Reklasifikasi
Saldo awal (Disajikan kembali) Rp
Penambahan
111.712.279.573 218.670.462.740 10.316.220.766.066 25.122.643.741 29.946.833.126 4.778.693.122
– 1.902.915.564 50.112.277.471 408.913.636 600.000 –
74.863.284.378 94.149.737.607 774.373.118.009 8.158.435.806 18.321.607.678 4.778.693.122
– – 16.096.195.720 – – –
36.848.995.195 126.423.640.697 9.608.056.121.248 17.373.121.571 11.625.825.448 –
10.706.451.678.368
52.424.706.671
974.644.876.600
16.096.195.720
9.800.327.704.159
165.970.749.814 8.724.196.785.856 22.094.603.589 29.922.908.331 4.778.693.122
8.820.489.737 496.770.912.045 809.704.214 8.863.217 –
74.732.397.611 773.946.248.606 8.040.699.681 18.319.238.168 4.778.693.122
– – – – –
100.058.841.940 8.447.021.449.295 14.863.608.122 11.612.533.380 –
8.946.963.740.712
506.409.969.213
879.817.277.188
–
8.573.556.432.737
Rp
1.759.487.937.656
Rp
Rp
Saldo akhir Rp
1.226.771.271.422
52
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 16. ASET TETAP (Lanjutan) 2 0 1 0 Saldo awal Rp Nilai tercatat : Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Perubahan selama periode berjalan (Disajikan kembali) Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir Rp Rp Rp Rp
111.712.279.573 218.670.462.740 10.302.849.214.879 23.602.511.287 29.928.933.126 4.778.693.122
– – 13.371.551.187 2.671.632.454 17.900.000 –
– – – 1.151.500.000 – –
– – – – – –
111.712.279.573 218.670.462.740 10.316.220.766.066 25.122.643.741 29.946.833.126 4.778.693.122
10.691.542.094.727
16.061.083.641
1.151.500.000
–
10.706.451.678.368
155.760.850.234 8.228.272.341.404 22.769.194.569 29.903.718.627 4.778.693.122
10.209.899.580 495.924.444.452 476.909.020 19.189.704 –
– – 1.151.500.000 – –
– – – – –
165.970.749.814 8.724.196.785.856 22.094.603.589 29.922.908.331 4.778.693.122
8.441.484.797.956
506.630.442.756
1.151.500.000
–
8.946.963.740.712
Akumulasi penyusutan : Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan kantor Peralatan toko
Nilai buku
2.250.057.296.771
1.759.487.937.656
Aset sewa pembiayaan : 2011 Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
Akumulasi penyusutan : Mesin dan peralatan
Nilai buku
2010 Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
Akumulasi penyusutan : Mesin dan peralatan
Nilai buku
Saldo Awal Rp
Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
30.142.094.300
–
30.142.094.300
–
–
30.142.094.300
–
30.142.094.300
–
–
30.142.094.300
–
30.142.094.300
–
–
30.142.094.300
–
30.142.094.300
–
–
–
Saldo Awal Rp
– Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
30.142.094.300
–
–
–
30.142.094.300
–
–
53
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 16. ASET TETAP (Lanjutan) Aset dalam penyelesaian : 2011 Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
2010 Nilai tercatat : Mesin dan peralatan
Saldo Awal Rp
Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
16.096.195.720
28.346.412.332
28.346.412.332
Saldo Awal Rp
Perubahan selama periode berjalan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
Saldo Akhir Rp
16.096.195.720
16.096.195.720
–
–
16.096.195.720
–
–
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan kendaraan dengan rincian sebagai berikut : 2011 Rp
2010 Rp
Nilai buku Harga jual
– –
– 763.636.367
Laba penjualan aset tetap
–
763.636.367
Beban penyusutan dialokasikan pada : 2011 Rp Pemilikan langsung : Operasi normal Beban pabrikasi (Catatan 40) Beban umum dan administrasi (Catatan 42) Pendapatan (beban) lain-lain
Operasi yang dihentikan (Catatan 46) : Beban pabrikasi Beban umum dan administrasi Pendapatan (beban) lain-lain
Jumlah
502.656.246.277 798.585.385 −
501.535.394.142 496.098.719 4.598.949.895
503.454.831.662
506.630.442.756
111.647.141 19.982.046 2.823.508.364
– – –
2.955.137.551
–
506.409.969.213
54
2010 Rp
506.630.442.756
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 16. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tahun 2011 dan 2010, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi di Karawang. Kendal dan Pemalang yang masing-masing seluas 751.357,40 M² dan 1.265.486.40 M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 – 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan 2029. Untuk tanah milik Perusahaan yang berlokasi di Semarang seluas 78.111 M² jangka waktunya telah habis dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 November 2027. Sertifikat HGB seluas 76.428 M² masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada tahun 2002 dan 2001 penambahan tanah sebesar Rp 258.585.580 dan Rp 1.753.645.426 terdiri dari tanah yang berlokasi di Semarang seluas 24.120 M² dan di Karawang seluas 1.962.60 M². Sertifikat hak atas tanah tersebut masih dalam proses. Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan aset tetap dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Pada tanggal 31 Desember 2011, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar Rp 28.346.412.332 berhubungan dengan peningkatan kapasitas benang filament dan fiber Perusahaan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, persentase penyelesaian untuk proyek-proyek tersebut adalah sekitar 74% dan akan diselesaikan pada tahun 2012. Managemen yakin bahwa tidak ada indikasi halangan terhadap penyelesaian dari aset dalam penyelesaiannya. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010, mesin dan peralatan dalam penyelesaian sebesar Rp 16.096.195.720 berhubungan dengan pengembangan Perusahaan atas produk benang baru (merek SILKRA) dan meningkatkan kapasitas Batch Poly. Proyek ini telah diselesaikan pada bulan Agustus 2011 dan December 2011. Pada tanggal 31 Desember 2011 and 2010, seluruh aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap resiko kerugian dan resiko lainnya termasuk gempa bumi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 561.520.000 dan US$ 571.850.000 ditambah Rp 2.813.350.000. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kerugian-kerugian yang mungkin timbul. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai wajar atas tanah (762.538 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah sebesar Rp 228.498.206.000 dan nilai wajar atas bangunan (210.582 M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar Rp 145.565.456.000. Dan pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar atas tanah (1.119.661 M²) berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah sebesar Rp 315.500.995.000 dan nilai wajar atas bangunan (375.458 M²) berdasarkan NJOP adalah sebesar Rp 235.422.046.000. Berdasarkan laporan jasa penilai KJPP Wilson dan Rekan tanggal 30 Januari 2012, jumlah nilai pasar atas tanah, bangunan dan prasarana Perusahaan adalah sebesar Rp 444.212.000.000. Dan berdasarkan laporan jasa penilai Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 19 Januari 2012, jumlah nilai pasar atas mesin dan kendaraan Perusahaan di Karawang adalah sebesar US$ 274.860.902 (setara dengan Rp 2.492.438.659.336).
55
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 16. ASET TETAP (Lanjutan) Berdasarkan laporan jasa penilai Nirboyo A., Dewi A. & Rekan tanggal 20 Januari 2010, jumlah nilai pasar dari aset tetap Perusahaan (kecuali peralatan kantor) adalah sebesar US$ 591.782.199. Pada tahun 2011, seluruh tanah, mesin dan peralatan Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi terjamin dan pinjaman modal kerja yang diperoleh dari Damiano Investments BV., Belanda dan PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (Catatan 18 dan 26). Dan pada tahun 2010, seluruh tanah, mesin dan peralatan Perusahaan dan Entitas Anak digunakan sebagai jaminan atas pemegang utang obligasi terjamin, pinjaman modal kerja dan wesel bayar yang diperoleh dari Damiano Investments BV., Belanda dan PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) (Catatan 18, 20 dan 26).
17. UTANG BANK 2011 Rp Pihak yang berelasi : Damiano Investment BV., Belanda (US$ 70.339.624 pada tahun 2011 dan US$ 48.046.644 pada tahun 2010)
637.839.711.337
2010 Rp
431.987.380.441
Menurut pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 3 Maret 2006 dan 31 Agustus 2006 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), Pemberi pinjaman menyetujui untuk menyediakan fasilitas letter of credit dengan jumlah keseluruhan sebesar US$ 50.000.000. Dengan demikian, Perusahaan juga dapat menggunakan nama pemberi pinjaman sebagai penjamin untuk membuka Letter of Credit di Barclays Bank Plc, Hong Kong (Barclays). Disamping itu, Perusahaan juga membayar biaya pendanaan sebesar 2,25% sebulan atas jumlah penggunaan fasilitas di Barclays kepada Damiano Investments BV., Belanda. Kemudian, berdasarkan pembaharuan perjanjian pinjaman tanggal 1 Januari 2009 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), maka sejak tanggal 3 April 2009, semua fasilitas “Letter of Credit di Barclays” dipindahkan ke “Deutsche Bank AG : Fasilitas Letter of Credit”. Total biaya pendanaan yang dibebankan oleh Damiano Investments BV., Belanda untuk fasilitas ini adalah sebesar 1,50% per bulan. Fasilitas Letter of Credit ini selalu berubah sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk pembelian bahan baku. Berdasarkan perubahan perjanjian terakhir pada tanggal 8 April 2011 antara Perusahaan (Peminjam), Damiano Investments BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitorong Agent), Pemberi pinjaman setuju untuk meningkatkan fasilitas Letter of Credit dari jumlah sebesar US$ 50.000.000 menjadi US$ 80.000.000.
56
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 17. UTANG BANK (Lanjutan) Fasilitas yang tersedia per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sejumlah US$ 76.934.921 dan US$ 50.717.707. Dan Letter of Credit yang telah digunakan oleh Perusahaan untuk membeli bahan baku sejumlah US$ 70.339.624 (setara dengan Rp 637.839.711.337) pada tahun 2011 dan US$ 48.046.644 (setara dengan Rp 431.987.380.441) pada tahun 2010. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, biaya pendanaan atas fasilitas Letter of Credit yang telah dibukukan masing-masing sebesar Rp 91.061.129.517 dan Rp 73.156.430.350, dan disajikan sebagai bagian dari beban bunga dan administrasi bank di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44). Seluruh utang bank dari Damiano Investments BV., Belanda dijamin dengan piutang usaha dan persediaan milik Perusahaan (Catatan 7 dan 9). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
18. UTANG TERJAMIN 2011 Rp
2010 Rp
Obligasi : A. 13% Guaranteed Secured Notes US$ 122.526.000
1.111.065.768.000
1.101.631.266.000
453.400.000.000
449.550.000.000
C. 9.375% Guaranteed Secured Notes US$ 250.000.000
2.267.000.000.000
2.247.750.000.000
D. 11.375% Guaranted Secured Notes US$ 260.000.000
2.357.680.000.000
2.337.660.000.000
6.189.145.768.000
6.136.591.266.000
1.302.583.907.331 263.478.302.712 9.976.649.920 350.609.346.911
1.302.583.907.331 261.241.003.494 10.160.902.370 331.044.642.263
1.926.648.206.874
1.905.030.455.458
B. US$ 50.000.000 Secured Floating Rate Notes
PT Bina Prima Perdana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rupiah US$ 29.055.834 EUR 849.872 YEN 3.001.711.400
57
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 18. UTANG TERJAMIN (Lanjutan) 2011 Rp
2010 Rp
Banks Damiano Investments BV., Netherland (Eks. PT Bank Finconesia) EUR 7.471.539
87.708.321.891
89.328.151.552
Damiano Investments BV., Netherland (Eks. Union Europeene de CIC. ,Singapore) EUR 5.941.395
69.745.974.836
71.034.069.241
Damiano Investments BV., Netherland (Eks. Credit Agricole Indosuez., Singapore) US$ 12.117.088
109.877.757.060
108.944.741.260
29.952.487.042
29.698.148.543
297.284.540.829
299.005.110.596
Damiano Investments BV., Netherland (Eks. Bangkok Bank, Singapore) US$ 3.303.097
Tim Pemberesan (TP) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk US$ 78.628.322 Rupiah EUR 1.426.173 CHF 45.902
Jumlah
713.001.627.708 41.968.807.083 16.741.818.216 442.327.333
706.947.246.882 41.968.807.083 17.051.019.567 440.670.915
772.154.580.340
766.407.744.447
9.185.233.096.043
9.107.034.576.501
Pada tanggal 30 Nopember 2001, Perusahaan telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Perusahaan. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Perusahaan dan MOA ini secara otomatis dihentikan. Kemudian, pada tanggal 14 Maret 2007, Perusahaan telah mengirimkan kembali usulan restrukturisasi yang baru kepada para kreditur terjamin (SDRP) untuk merestrukturisasi utang terjaminnya termasuk obligasi. Sampai dengan bulan Maret 2012, belum diperoleh persetujuan dari para kreditur terjaminnya, terutama dari PPA (28% dari total utang terjamin) masih belum memberikan keputusan soal penyelesaian restrukturisasi utang. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan mengajukan Secured Debt Restructure Plan (SDRP) kepada kreditur terjaminnya yang terdiri dari pemegang obligasi terjamin dan PPA. SDRP ini belum disetujui oleh PPA hingga Maret 2012, dimana hal tersebut telah disetujui oleh Damiano Investments BV., Belanda. Damiano Investments BV., Belanda memiliki sekitar 93% utang terjamin yang berupa obligasi dan bank selain PPA. Pada bulan November 2010 dan Desember 2010, PPA mengumumkan program “Penjualan aset dan saham Grup Texmaco” yang meliputi pabrik di Semarang. Namun karena beberapa alasan di bulan Desember 2010, program ini kemudian dibatalkan. 58
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 18. UTANG TERJAMIN (Lanjutan) A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122.526.000. Pada bulan Juni 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Wesel ini akan jatuh tempo pada tahun 2001. Pada bulan Mei 1996, Perusahaan menawarkan kepada para pemegang Unsecured Notes untuk menukarkan wesel mereka ke Guaranteed Secured Notes dengan tingkat bunga 13% per tahun dan jatuh tempo pada tahun 2001 yang terdaftar pada Bursa Efek Luxembourg dan diterbitkan oleh PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin. Seluruh pemegang Unsecured Notes menukar Unsecured Notes menjadi Secured Notes, kecuali pemegang Unsecured Notes sebesar US$ 2.474.000. Pada bulan Agustus 1997, Perusahaan membayar sebagian Unsecured Senior Notes dengan tingkat bunga 13% sejumlah US$ 1.250.000. B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50.000.000. Pada bulan Pebruari 1996, PIFC menerbitkan Secured Floating Rate Note sebesar US$ 50.000.000, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg dengan tingkat bunga 3% di atas LIBOR per tahun yang jatuh tempo pada tahun 1999. C. 9,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250.000.000. Pada bulan Juli 1997, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 9,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2007. Dana dari wesel ini digunakan untuk mendanai sebagian dari program pengembangan yang baru tahap I. D. 11,375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260.000.000. Pada bulan Juni 1996, PIFC menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat pada Bursa Efek Luxembourg, dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin dengan tingkat bunga 11,375% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2006. Dana dari wesel ini digunakan untuk melunasi utang bank dan utang lainnya. Saat ini, wesel-wesel tersebut di atas tidak tercatat pada Bursa Efek Luxemburg dan dijamin oleh hak gadai dengan jaminan real property, aset-aset bergerak (selain dari persediaan) dan hasil dari penjualan jaminan tersebut secara pari-passu dengan wesel bayar dan liabilitas lainnya dari Perusahaan (Catatan 16). Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi utang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 utang Perusahaan berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Akan tetapi, pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003. 59
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 18. UTANG TERJAMIN (Lanjutan) Perusahaan tidak mengakui adanya beban bunga atas utang terjamin sejak tahun 2004 dimana Perusahaan masih dalam proses restrukturisasi, dan utang bunga tidak akan diperhitungkan nantinya. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan mempunyai utang bunga sebesar Rp 380.648.007.290, dan disajikan sebagai bagian dari biaya yang masih harus dibayar di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Rincian utang terjamin menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Dollar Amerika Serikat (USD 805.630.342 pada tahun 2011 dan 2010)
2010 Rp
7.305.455.942.522
7.243.422.406.179
Euro Eropa (EUR 15.688.978 pada tahun 2011 dan 2010)
184.172.764.863
187.574.142.730
Yen Jepang (JPY 3.001.711.400 pada tahun 2011 dan 2010)
350.609.346.911
331.044.642.262
442.327.333
440.670.916
1.344.552.714.414
1.344.552.714.414
9.185.233.096.043
9.107.034.576.501
Franc Swiss (CHF 45.902 in 2011 and 2010) Rupiah Jumlah
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
19. PINJAMAN JANGKA PENDEK 2011 Rp
2010 Rp
Fasilitas Pinjaman Modal Kerja : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Hong Kong (US$ 18.587.500) Cabang Pekalongan Cabang Karawang
− − −
167.120.212.500 53.122.755.829 88.695.795
PT Bank Dharmala
−
8.000.000.000
Dipindahkan
−
228.331.664.124
60
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) 2011 Rp
2010 Rp
Fasilitas Pinjaman Modal Kerja (Lanjutan) PT Bina Prima Perdana (Lanjutan) Pindahan
−
228.331.664.124
PT Bank Putera Multikarsa
−
1.197.490.480
Catora International BV., Belanda (US$ 400.000 pada tahun 2010)
−
3.596.400.000
Damiano Investments BV., Belanda (US$ 200.000 pada tahun 2010)
−
1.798.200.000
Jumlah fasilitas modal kerja
234.923.754.604
Fasilitas Letter of Credit : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Duta PT Bank Putera Multikarsa (US$ 1.670.669,38)
− − −
28.175.026.153
−
43.196.014.550
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (US$ 1.906.484)
−
17.141.197.649
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (US$ 198.595 dan Rp 27.115.346.119)
−
28.900.913.875
Jumlah lain-lain
−
46.042.111.524
Jumlah fasilitas letter of credit
−
89.238.126.074
Jumlah
−
324.161.880.678
Jumlah
15.020.988.397
Lain-lain :
Pinjaman kepada PT Bina Prima Perdana (BPP) merupakan pinjaman pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Dharmala dan PT Bank Putera Multikarsa yang telah jatuh tempo dan administrasinya telah dialihkan ke BPPN. Kemudian sesuai dengan skema restrukturisasi utang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, utang Entitas Anak dengan BPPN telah dialihkan kepada BPP pada tahun 2002. Untuk pengalihan tersebut, BPP menerbitkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. 61
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Pada tanggal 30 Nopember 2001, Entitas Anak telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Entitas Anak. Akan tetapi, hal ini belum dilaksanakan oleh Entitas Anak dan MOA ini secara otomatis dihentikan. Pada tanggal 26 Pebruari 2004, BPPN mengeluarkan pernyataan pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Di dalam surat tersebut dinyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai holding company tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo tanggal 18 Agustus 2003. Pada tanggal 27 Pebruari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan, dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan. Berikut adalah informasi penting sehubungan dengan pinjaman : a. Fasilitas Kredit Modal Kerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Entitas Anak tidak mencatat beban bunga pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 50.280.187.912 ditambah US $ 9.031.692,27, yang disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. PT Bank Dharmala Entitas Anak tidak mencatat beban bunga pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Dharmala sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar Rp 7.856.714.054, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. PT Bank Putera Multikarsa Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Putera Multikarsa sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar Rp 98.149.297, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
62
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (Lanjutan) Catora International BV., Belanda Pada tanggal 27 Januari 2006, Entitas Anak memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 500.000 dari Catora International BV., Belanda (“CIBV”) untuk pembelian bahan baku (impor dan lokal) dan memenuhi kebutuhan operasional seperti pembayaran gaji, tagihan listrik dan lain-lain. Fasilitas kredit modal kerja ini dibebani bunga sebesar 18% per tahun dengan jatuh tempo pembayaran pada tanggal 31 Agustus 2006, dan dijamin dengan persediaan senilai US$ 750.000. Kemudian, fasilitas kredit modal kerja tersebut telah diamandemen pada bulan Agustus 2006 untuk menyediakan tambahan fasilitas kredit dengan total fasilitas menjadi senilai US$ 750.000 dan jatuh tempo pembayaran akhir adalah pada tanggal 31 Mei 2007. Entitas Anak telah membayar US$ 200.000 pada tanggal 14 Agustus 2007, US$ 100.000 pada tanggal 13 September 2007, dan US$ 50.000 pada tanggal 9 April 2008. Kemudian, loan ini dipindahkan kepada Bapak Marimutu Sinivasan sesuai dengan perjanjian pengalihan tertanggal 29 Juli 2008. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak belum membayar sisa pinjamannya sebesar US$ 400.000 yang telah jatuh tempo karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas. Disamping itu, Entitas Anak belum memperbaharui perjanjian pinjaman ini. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar US$ 149.946 (setara dengan Rp 1.348.164.450), dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 19 Agustus 2011, beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Catora International BV., Belanda sebesar US$ 51.333 (setara dengan Rp 425.399.333), dan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan Entitas Anak dari operasi yang dihentikan (Catatan 46). Dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Catora International BV., Belanda sebesar US$ 81.111 (setara dengan Rp 736.238.222), dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44). Damiano Investment BV., Belanda Berdasarkan perjanjian tanggal 8 Januari 2008 antara Entitas Anak (Peminjam), dan Damiano Investment BV., Belanda (Pemberi Pinjaman), dan PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), pemberi pinjaman setuju untuk menyediakan fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 1.000.000. Bunga atas pinjaman ini sebesar 25% per tahun dan harus dibayar kembali selama 6 bulan setelah disetujui atau pada bulan Agustus 2008. Pada tanggal 14 Agustus 2008 dan 1 September 2008, Entitas Anak telah membayar masing-masing sebesar US$ 700.000 dan US$ 100.000. Dan pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak belum membayar sisa pinjaman masing-masing sebesar US$ 200.000 tersebut karena kesulitan keuangan atau masalah arus kas.
63
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (Lanjutan) Damiano Investment BV., Belanda (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga masing-masing sebesar US$ 174.194 (setara dengan Rp 1.566.177.417), dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 19 Agustus 2011, jumlah beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Damiano Investments BV., Belanda sebesar US$ 35.645 (setara dengan Rp 287.763.423), dan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan Entitas Anak dari operasi yang dihentikan (Catatan 46). Dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 December 2010, jumlah beban bunga atas pinjaman jangka pendek dari Damiano Investment BV., Belanda sebesar US$ 56.327 (setara dengan Rp 553.146.917), dan disajikan pada beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44).
b. Fasilitas Letter of Credit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Pada bulan Agustus 2000, Entitas Anak memperoleh fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan maksimum kredit sebesar US$ 100.000.000 untuk mengimpor bahan baku, supplies bahan pembantu untuk tekstil dan industri kimia. Fasilitas Letter of Credit dari BNI yang dijamin BPPN tersebut telah dihentikan oleh BNI pada bulan Maret 2003. Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar Rp 17.414.256.284 ditambah US$ 56.730,30, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar Rp 22.512.136.671 plus US$ 89.072,89, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Duta dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dikategorikan sebagai Utang BPPN/PPA dengan Jaminan.
64
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 19. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) b. Fasilitas Letter of Credit (Lanjutan) PT Bank Putera Multikarsa Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari pinjaman jangka pendek kepada PT Bank Putera Multikarsa sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi utang, dimana pada saat restrukturisasi utang, beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar US$ 73.997,97, dan disajikan sebagai bagian dari biaya masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Fasilitas Letter of Credit dari PT Bank Putra Multikarsa dikategorikan sebagai Utang BPPN tanpa jaminan. Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan pinjaman jangka pendek dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Seluruh pinjaman jangka pendek tersebut di atas dijamin dengan piutang usaha, persediaan, aset tetap, jaminan pribadi direksi Entitas Anak dan penggadaian saham Entitas Anak sejumlah 5.000.000 lembar (Catatan 7, 9 dan 16).
20. WESEL BAYAR 2011 Rp PT Bina Prima Perdana : Dollar Amerika Serikat (US$ 5.000.000) Rupiah Nilai nominal
Lain-lain : Dollar Amerika Serikat (US$ 11.141.085) Jumlah Dikurangi : wesel bayar yang jatuh tempo dalam satu tahun Wesel bayar jangka panjang
−
44.955.000.000
−
37.026.286.647
−
81.981.286.647
−
100.169.497.841
−
182.150.784.488
−
(182.150.784.488 )
−
65
2010 Rp
–
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 20. WESEL BAYAR (Lanjutan)
Tingkat bunga diskonto : Rupiah Dollar Amerika Serikat
2011 Rp
2010 Rp
− −
18.75% 10.50%
Akibat dihentikannya operasi beberapa bank pemegang wesel bayar ini pada tahun 1999, administrasinya telah dialihkan kepada BPPN. Sesuai dengan skema restrukturisasi utang yang termuat dalam Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001, pada tahun 2002 utang Entitas Anak berdasarkan program restrukturisasi dengan BPPN telah dialihkan kepada perusahaan induk (holding company) untuk divisi tekstil yang baru dibentuk (NewCo) yaitu PT Bina Prima Perdana. Untuk pengalihan tersebut, PT Bina Prima Perdana mengeluarkan Exchangeable Bond (EB) kepada BPPN. Wesel bayar tersebut di atas tidak mempunyai jaminan. Bertindak sebagai arranger dari wesel bayar ini adalah PT Asia Kapitalindo Securities. Pada tanggal 26 Februari 2004, BPPN mengeluarkan surat pemberitahuan default kepada PT Bina Prima Perdana. Surat tersebut menyatakan bahwa PT Bina Prima Perdana sebagai perusahaan induk divisi tekstil telah gagal membayar kupon Exchangeable Bond (EB) yang jatuh tempo pada tanggal 18 Agustus 2003. Pada tanggal 27 Februari 2004, BPPN dibubarkan oleh Pemerintah. Permasalahan-permasalahan yang sedang ditangani oleh BPPN dan belum terselesaikan dialihkan kepada suatu lembaga baru pemerintah yang disebut Perusahaan Pengelola Asset (PPA) dibawah pengawasan Menteri Keuangan. Entitas Anak tidak mengakui adanya beban bunga dari wesel bayar sejak tahun 2004 karena Entitas Anak sedang dalam proses restrukturisasi utang, dan beban bunga tidak akan diperhitungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010, Entitas Anak memiliki utang bunga sebesar US$ 732.349 ditambah Rp 3.082.246.608, dan disajikan sebagai bagian dari biaya yang masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan wesel bayar dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Wesel bayar diatas dijamin dengan aset tetap Entitas Anak (Catatan 16). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
66
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 21. UTANG USAHA Akun ini terdiri dari: Pihak ketiga : 2011 Rp Pemasok lokal Pemasok luar negeri Jumlah
2010 Rp
146.206.580.414 69.601.691.965
110.708.669.156 112.371.625.780
215.808.272.379
223.080.294.936
Rincian umur utang usaha kepada pihak ketiga yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2011 2010 Rp Rp Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan – 3 bulan > 3 bulan – 6 bulan > 6 bulan – 1 tahun > 1 tahun Jumlah
173.755.827.533 25.492.631.181 3.230.837.254 4.464.633.683 8.864.342.728
140.797.703.928 22.153.838.109 4.763.942.026 3.833.188.907 51.531.621.966
215.808.272.379
223.080.294.936
Rincian utang usaha kepada pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp
2010 Rp
35.088.919.356
117.868.634.044
178.214.810.634
99.719.215.335
Euro Eropa (EUR 136.455 pada tahun 2011 dan EUR 419.905 pada tahun 2010)
1.601.842.214
5.020.384.712
Dollar Singapura (SGD 32.654 pada tahun 2011 dan SGD 20.022 pada tahun 2010)
227.728.473
139.772.963
Yen Jepang (Yen 3.779.861 pada tahun 2011 dan Yen 1.431.156 pada tahun 2010)
442.243.747
157.427.188
215.575.544.424
222.905.434.242
Rupiah Dollar Amerika Serikat (US$ 19.653.155 pada tahun 2011 dan US$ 11.091.004 pada tahun 2010)
Dipindahkan
67
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 21. UTANG USAHA (Lanjutan) 2011 Rp Pindahan Poundsterling Inggris (GBP 16.660 pada tahun 2011 dan GBP 11.788 pada tahun 2010) Swiss Franc (CHF 1.154 pada tahun 2010)
215.575.544.424
222.905.434.242
232.727.955
163.781.365
−
Total
2010 Rp
215,808,272,379
11.079.329 223.080.294.936
Utang usaha pihak ketiga pemasok lokal dan luar negeri merupakan utang atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Utang ini tidak dikenakan bunga dan tidak ditentukan jangka waktu pelunasannya. Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Tidak terdapat utang usaha yang dijaminkan.
22. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP Akun ini merupakan utang atas pembelian mesin yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan Entitas Anak : 2011 2010 Rp Rp Pihak ketiga : Juki Singapore Pte. Ltd., Singapore (US$ 30.476) 274.011.964 − Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan utang pembelian aset tetap dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
68
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Di Muka 2011 Rp Lebih bayar atas pajak penghasilan badan 2008 2009 2010 2011 Pajak pertambahan nilai Jumlah
2010 Rp
− − 35.940.392.206 36.167.173.650 47.303.934.689
939.157.520 19.081.272.984 36.127.382.770 − 70.362.406.844
119.411.500.545
126.510.220.118
b. Utang Pajak 2011 Rp Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan pasal 4(2) Pajak pertambahan nilai Denda pajak Jumlah
2010 Rp
944.064.792 585.759.082 2.311.914.393 − 13.725.782.678 −
2.184.914.372 1.096.242.154 2.331.116.769 14.072.093 15.110.236.740 1.948.244.068
17.567.520.945
22.684.826.196
c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran laba (rugi) fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Rp Rp Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan Eliminasi dengan operasi yang dihentikan
(113.868.012.074) − (1.110.367.644.627)
278.835.698.542 (5.898.258.382) −
Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan
(1.224.235.656.701)
272.937.440.160
69
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan) 2011 Rp Penyesuaian fiskal terdiri dari: Beda tetap : Beban yang tidak diperkenankan/ (penghasilan kena pajak final) : Beban penyisihan penurunan nilai Perjamuan dan representasi Sumbangan Beban pajak Penghapusan utang Penghasilan bunga
Beda waktu : Beban penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan Liabilitas imbalan pasca kerja
Taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan sebelum kompensasi kerugian tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya jumlah taksiran akumulasi rugi fiskal Taksiran pajak penghasilan badan
2010 Rp
(274.213.845) 933.029.594 173.375.000 21.806.504.613 (3.095.834.930) (185.188.989)
303.000.000 995.746.157 1.330.326.800 19.984.675.315 (2.857.939.005) (232.252.259)
19.357.671.443
19.523.557.008
218.295.231.725 (310.582.360) 19.159.732.318
228.903.442.854 (326.928.800) 12.733.171.392
237.144.381.683
241.309.685.446
(967.733.603.575) (1.572.588.299.302) (2.540.321.902.877) –
533.770.682.614 (2.115.037.888.998) (1.581.267.206.384) –
Pajak dibayar dimuka : Pajak penghasilan pasal 22
(36.167.173.650)
(35.940.392.206)
Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan Perusahaan
(36.167.173.650)
(35.940.392.206)
Taksiran lebih bayar pajak penghasilan badan Entitas Anak
–
(186.990.564)
Laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang dilaporkan pada SPT pajak penghasilan badan adalah sebesar Rp 548.419.183.287. Atas perbedaan tersebut, Perusahaan tidak melakukan pembetulan SPT.
70
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan Perhitungan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak maksimal sebesar 25% pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 31 Desember 2010 Rp
2 0 1 1 Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rp
Tidak dikonsolidasi Rp
Pada tanggal 31 Desember 2011 Rp
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Perusahaan : Akumulasi rugi fiskal Penyisihan penilaian Beban penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan Liabilitas imbalan pasca kerja
395.316.801.596 (395.316.801.596) (106.405.425.764) 1.931.332.943 14.619.550.797
239.763.699.123 (239.763.699.123) 54.573.807.932 (77.645.590) 4.789.933.079
− − − − −
635.080.500.719 (635.080.500.719) (51.831.617.832) 1.853.687.353 19.409.483.876
(89.854.542.024)
59.286.095.421
−
(30.568.446.603)
Entitas Anak : TJ TGB Entitas Anak di luar negeri
31.129.463.036 163.770.812 −
(2.983.656.808) − 52.363.436
(28.145.806.228) (163.770.812) −
− − 52.363.436
Jumlah – Entitas Anak
31.293.233.848
(2.931.293.372)
(28.309.577.040)
52.363.436
Jumlah liabilitas pajak tangguhan, bersih
(58.561.308.176)
56.354.802.049
(28.309.577.040)
Jumlah – Perusahaan
Pada tanggal 31 Desember 2009 Rp
2 0 1 0 Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rp
(30.516.083.167)
Pada tanggal 31 Desember 2010 Rp
Aset (liabilitas) pajak tangguhan : Perusahaan : Akumulasi rugi fiskal Penyisihan penilaian Beban penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan Liabilitas imbalan pasca kerja Jumlah – Perusahaan
615.881.612.845 (615.881.612.845) (163.631.286.477) 2.013.065.143 11.436.257.949
(220.564.811.249) 220.564.811.249 57.225.860.713 (81.732.200) 3.183.292.848
395.316.801.596 (395.316.801.596) (106.405.425.764) 1.931.332.943 14.619.550.797
(150.181.963.385)
60.327.421.361
(89.854.542.024)
71
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2009 Rp
2 0 1 0 Dikreditkan (dibebankan) pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rp
Pada tanggal 31 Desember 2010 Rp
Entitas Anak : TJ TGB
35.315.733.016 163.770.812
(4.186.269.980) –
31.129.463.036 163.770.812
Jumlah – Entitas Anak
35.479.503.828
(4.186.269.980)
31.293.233.848
(114.702.459.557)
56.141.151.381
(58.561.308.176)
Jumlah liabilitas pajak tangguhan, bersih
Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan aset pajak tangguhan dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Pengakuan aset pajak penghasilan yang ditangguhkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah berdasarkan perkiraan dari manajemen akan hasil di masa mendatang termasuk perkiraan atas tingkat produksi dan harga komoditi atas produk Perusahaan dan Entitas Anak, waktu dan sifat penyelesaian atas liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak serta strategi perencanaan pajak. Berdasarkan perkiraan tersebut, manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat merealisasikan aset pajak tangguhannya yang timbul dari rugi fiskal kumulatif. Oleh karena itu, manajemen membentuk penyisihan penilaian yang masing-masing sebesar Rp 635.080.500.719 dan Rp 395.316.801.596 yang dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. •
Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak efektif terhadap laba (rugi) sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut : 2011 2010 Rp Rp Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba Entitas Anak sebelum pajak penghasilan Eliminasi dengan operasi yang dihentikan
(113.868.012.074) − (1.110.367.644.627)
Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan (1.224.235.656.701)
72
278.835.698.542 (5.898.258.382) − 272.937.440.160
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak Tangguhan (Lanjutan) 2011 Rp Kerugian (keuntungan) pajak pada tarif 25% Rugi (laba) pajak pada tarif 25% Pengaruh pajak atas beban yang tidak diperkenankan (penghasilan kena pajak final) :
2010 Rp
(306.058.914.175)
68.234.360.040
241.933.425.893
(133.442.670.653)
4.839.392.861
4.880.889.252
Penghasilan pajak Perusahaan Penghasilan pajak Entitas Anak
(59.286.095.421) −
(60.327.421.361) 4.186.269.980
Jumlah penghasilan pajak – dari operasi normal Jumlah beban pajak – dari operasi yang dihentikan (Catatan 46) Jumlah penghasilan pajak – dari Entitas Anak di luar negeri
(59.286.095.421)
(56.141.151.381)
Jumlah penghasilan pajak
(56.354.802.049)
2.983.656.808 (52.363.436)
− − (56.141.151.381)
e. Penghasilan (Beban) Pajak
Beban pajak penghasilan kini : Perusahaan Entitas Anak
Penghasilan (beban) pajak tangguhan : Perusahaan Entitas Anak
Jumlah penghasilan pajak – dari operasi normal Jumlah beban pajak – dari operasi yang dihentikan (Catatan 46) Jumlah penghasilan pajak – dari Entitas Anak di luar negeri Jumlah penghasilan pajak
2011 Rp
2010 Rp
– –
– –
–
–
59.286.095.421 –
60.327.421.361 (4.186.269.980)
59.286.095.421
56.141.151.381
59.286.095.421
56.141.151.381
(2.983.656.808) 52.363.436 56.354.802.049
73
– − 56.141.151.381
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak a. Perusahaan •
Pada tanggal 24 Nopember 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Nopember 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00058/407/10/092/11, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 10.359.423.414. Kelebihan bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2011 dengan kekurangan bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Nopember 2010 sebesar Rp 48.621.160. Dan sisa kelebihan bayar sebesar Rp 10.310.802.254 telah diterima pada tanggal 19 Desember 2011.
•
Pada tanggal 24 Nopember 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Oktober 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00026/207/10/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 48.621.160. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Desember 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Pertambahan Nilai pada bulan Nopember 2010.
•
Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan September 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00051/407/10/092/11, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 8.759.215.905. Kelebihan bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan September 2011 dengan kekurangan bayar pajak lainnya untuk tahun 2009 sejumlah Rp 8.712.581. Dan sisa kelebihan bayar sebesar Rp 8.759.215.905 telah diterima pada tanggal 20 September 2011.
•
Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Agustus 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00021/207/10/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 26.108.522. Utang pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 9 September 2011.
•
Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juli 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00020/507/10/092/11, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.
•
Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Juni 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/507/10/092/11, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.
74
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 24 Agustus 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Mei 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00018/507/10/092/11, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.
•
Pada tanggal 18 Mei 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan April 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00035/407/10/092/11, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 13.552.130.826. Kelebihan bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kekurangan bayar Pajak lainnya untuk tahun 2010 sejumlah Rp 99.079.275. Dan sisa kelebihan bayar sebesar Rp 13.453.051.551 telah diterima pada tanggal 9 Juni 2011.
•
Pada tanggal 18 Mei 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Maret 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00010/207/10/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.621.560. Utang pajak tersebut telah dilunasi pada tanggal 9 Desember 2011.
•
Pada tanggal 28 April 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00018/501/09/511/11, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.
•
Pada tanggal 28 April 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00008/503/09/511/11, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.
•
Pada tanggal 28 April 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00018/540/09/511/11, Perusahaan tidak mempunyai tambahan utang pajak.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00006/406/09/092/11, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 18.732.214.219. Kelebihan bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kekurangan bayar Pajak lainnya untuk tahun 2009 sejumlah Rp 4.445.402.669. Dan sisa kelebihan bayar sebesar Rp 14.286.811.350 telah diterima pada tanggal 31 Mei 2011.
75
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 175.063.304. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00011/203/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 247.399.209. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00005/204/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.470.055.683. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 4(2) untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00008/240/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 989.042.079. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00008/277/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 29.348.684. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00112/207/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 6.543.266. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
76
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Pebruari 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00111/207/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 12.784.716. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 28 Maret 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Januari 2009. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00110/207/09/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 1.332.826. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009.
•
Pada tanggal 16 Pebruari 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Pebruari 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00021/407/10/092/11, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 13.416.773.900. Kelebihan bayar pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Pebruari 2011 dengan kekurangan bayar Pajak lainnya untuk tahun 2010 sejumlah Rp 291.202.973. Dan sisa kelebihan bayar sebesar Rp 13.125.570.927 telah diterima pada tanggal 25 Pebruari 2011.
•
Pada tanggal 16 Pebruari 2011, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Januari 2010. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00003/207/10/092/11, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 66.860.404. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Pebruari 2011 dengan kelebihan bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Pebruari 2010.
•
Pada tanggal 30 September 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2006. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00015/204/06/092/10, Perusahaan mempunyai kelebihan bayar pajak sebesar Rp 8.844.864.229. Selain itu, Perusahaan juga menerima bunga sebesar Rp 4.245.534.829. Total sebesar Rp 13.090.399.058 telah diterima pada tanggal 24 Nopember 2010. Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan. Jika peninjauan kembali tersebut diterima dan disetujui, maka Perusahaan harus mengembalikan jumlah diatas berikut denda keterlambatan untuk mengembalikannya. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat ditentukan.
77
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 23. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
Surat Ketetapan pajak (Lanjutan) a. Perusahaan (Lanjutan) •
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00014/204/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 20.552.395.501. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008. Kemudian pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat ditentukan.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 23 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00023/203/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 2.019.141.457. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008. Kemudian pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat ditentukan.
•
Pada tanggal 21 April 2010, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Penghasilan pasal 21 untuk tahun 2008. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. 00019/201/08/092/10, Perusahaan mempunyai tambahan utang pajak sebesar Rp 901.815.396. Utang pajak tersebut telah dikompensasikan pada bulan Mei 2010 dengan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2008. Kemudian pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum dapat ditentukan.
g. Administration •
Sebagai catatan, Pajak Pertambahan Nilai untuk periode Desember 2010 sampai dengan Agustus 2011 sedang dalam tahap pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dan sampai dengan tanggal laporan selesai, hasilnya belum ditentukan.
•
Menurut Undang-Undang Perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunannya berdasarkan perhitungan sendiri. Pihak fiskus dapat melakukan penilaian kembali dan memperbaharui pajaknya dalam kurun waktu 5 tahun sejak tanggal pajak tersebut terutang.
•
Pada tanggal 23 September 2008, Pemerintah Republik Indonesia telah menyetujui perubahan perundangan mengenai pajak penghasilan.yang efektif sejak tanggal 1 Januari 2009. Perubahan tersebut meliputi diantaranya, perubahan tarif pajak dari 30% di tahun 2008 menjadi 28% di tahun 2009 dan menjadi 25% di tahun 2010. Sebagai tambahan, dampak perubahan tarif pajak penghasilan pada tahun 2009, revisi juga akan dibuat pada pajak tangguhan yang sebelumnya sudah ditetapkan untuk mencerminkan pengurangan dari tarif pajak efektif tersebut. 78
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 24. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2011 Rp Bunga Listrik Transportasi Gaji Sewa Lain-lain Jumlah
2010 Rp
381.616.791.445 18.663.345.797 6.783.594.689 3.173.520.697 1.212.470.894 2.108.195.618
654.113.644.431 21.916.392.167 8.305.844.335 8.652.370.380 1.097.865.207 1.600.655.562
413.557.919.140
695.686.772.082
Biaya bunga atas utang terjamin, pinjaman jangka pendek dan wesel bayar merupakan beban bunga yang telah diakui sejak tahun 2001, 2002, dan 2003, dimana seluruh jumlah tersebut belum dibayarkan dan hutang bunga sampai dengan tahun 2000 telah dihapuskan berdasarkan MOA. Beban bunga setelah tahun 2003 tidak dicatat oleh Perusahaan dan Entitas Anak karena proses restrukturisasi belum selesai. Pada bulan Pebruari 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengajukan tuntutan dalam Pengadilan Tinggi Jawa Tengah terhadap Entitas Anak untuk pengembalian utang listrik selama bulan Desember 2003 sampai dengan September 2004 sebesar Rp 2.821.800.525. Sampai dengan tanggal 19 Agustus 2011, utang tersebut belum dibayarkan oleh Entitas Anak. Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan biaya yang masih harus dibayar dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Rincian biaya masih harus dibayar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Rupiah Dollar Amerika Serikat (US$ 278.033 pada tahun 2011 dan US$ 19.789.653 pada tahun 2010 Jumlah
2010 Rp
411.036.714.332
517.758.001.414
2.521.204.808
177.928.770.668
413.557.919.140
695.686.772.082
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
79
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 25. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR 2011 Rp The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (US$ 21.945.011 pada tahun 2011 dan US$ 21.077.129 pada tahun 2010)
198.997.359.748
2010 Rp
189.504.468.044
Perusahaan telah mengambil langkah untuk implementasi Rencana Perdamaian (Composition Plan) yang telah disetujui oleh para kreditur tidak terjamin Perusahaan dan diratifikasi oleh Pengadilan Niaga. Pada tanggal 29 September 2006, utang tidak terjamin yang terdiri dari Bank, PT Bina Prima Perdana, sewa guna usaha dan wesel bayar sebesar US$ 18.670.630 telah direstrukturisasi ke dalam wesel bayar dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate Notes) dan berada dibawah pengawasan (Custodian) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, utang tidak terjamin setelah restrukturisasi masing-masing sebesar US$ 21.945.011 (setara dengan Rp 198.997.359.748) dan US$ 21.077.129 (setara dengan Rp 189.504.468.044), terdiri dari utang pokok US$ 18.670.630 (setara dengan Rp 169.305.272.840 untuk tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 167.867.634.330 untuk tanggal 31 Desember 2010) ditambah dengan utang bunga yang dikapitalisasi sebesar US$ 3.274.381 (setara dengan Rp 29.692.086.908) pada tahun 2011 dan US$ 2.406.499 (setara dengan Rp 21.636.833.714) pada tahun 2010. Utang tidak terjamin tersebut akan dilunasi selama 9 tahun dari tanggal restrukturisasi dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pengembalian 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5%
Suku bunga utang restrukturisasi adalah sebagai berikut : Tahun Suku Bunga 2006 2007 2008 2009 dan seterusnya
2% p.a. 2% p.a. 2% p.a. 4% p.a.
80
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 25. UTANG TIDAK TERJAMIN DAN WESEL BAYAR (Lanjutan) Berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Pemberi Pinjaman) pada tanggal 30 Januari 2009, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda tanggal angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut : Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat Pengembalian 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5%
Kemudian, berdasarkan hasil rapat antara Perusahaan (Peminjam) dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Pemberi Pinjaman) pada tanggal 23 Desember 2011, Pemberi pinjaman setuju untuk menunda kembali tanggal angsuran pokok pinjaman atas utang tidak terjamin dan wesel bayar untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan mengganti tanggal angsuran pokok utang menjadi sebagai berikut : Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tingkat Pengembalian 5,0% 17,5% 17,5% 17,5% 20,0% 22,5%
Seluruh utang tidak terjamin dan wesel bayar dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, beban bunga atas utang tidak terjamin dan wesel bayar masing-masing sebesar Rp 7.554.663.403 dan Rp 7.403.114.841, dan disajikan sebagai bagian dalam beban bunga dan adminstrasi bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44). Nilai wajar dan nilai tercatat atas liabilitas keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut : Nilai Wajar Rp The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Pada tanggal 31 Desember 2011 Pada tanggal 31 Desember 2010
181.540.893.506 169.659.438.050
Nilai Tercatat Rp
198.997.359.748 189.504.468.044
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian. 81
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 26. PINJAMAN MODAL KERJA 2011 Rp Pihak yang berelasi : Damiano Investments BV., Belanda (US$ 23.000.000 pada tahun 2011 dan US$ 40.610.862 pada tahun 2010) Jumlah Dikurangi : Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
2010 Rp
208.564.000.000
365.132.262.309
208.564.000.000
365.132.262.309
(77.078.000.000)
(38.958.003.000)
131.486.000.000
326.174.259.309
Berdasarkan Rencana Perdamaian yang telah disetujui oleh para kreditur, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 15.000.000 kepada Perusahaan. Suku bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut adalah 9% setahun sampai dengan diimplementasikannya Rencana Perdamaian. Setelah Rencana Perdamaian diimplementasikan, tingkat suku bunga dan pembayaran pokok pinjaman akan mengikuti surat utang baru atas pinjaman yang direstrukturisasi. Namun, pinjaman modal kerja tersebut telah dilunasi penuh oleh Perusahaan pada tahun 2011. Disamping pinjaman modal kerja diatas, Damiano Investments BV., Belanda juga telah memberikan tambahan pinjaman modal kerja sebesar US$ 10.687.669,23 kepada Perusahaan dengan suku bunga sebesar 15% setahun. Bagian dari pinjaman modal kerja ini sebesar US$ 6.777.924,23 telah dilunasi oleh Perusahaan pada tahun 2011. Damiano Investments BV., Belanda juga memberikan pinjaman uang muka sebesar US$ 3.336.000. Kemudian, berdasarkan perjanjian penghentian uang muka pada tanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments BV., Belanda setuju untuk memindahkan pinjaman uang muka tersebut ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja. Berdasarkan perjanjian penghentian uang muka pada tanggal 1 Januari 2008, Damiano Investments BV., Belanda juga setuju untuk memindahkan jumlah pokok utang atas fasilitas prefinance dari Catora International BV., Belanda beserta bunganya masing-masing sebesar US$ 4.000.000 dan US$ 2.399.255 ke dalam perjanjian pinjaman modal kerja. Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Agustus 2008 dan 19 September 2008, Perusahaan mendapatkan tambahan pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda masing-masing sebesar US$ 700.000 dan US$ 155.000.
82
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 26. PINJAMAN MODAL KERJA (Lanjutan) Sepanjang tahun 2009, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 1.625.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement diatas. Sebagian dari pinjaman modal kerja ini yaitu sebesar US$ 1.257.839 telah dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun 2009 dan sisanya sebesar US$ 367.161 dibayarkan oleh Perusahaan pada tahun 2010. Sepanjang tahun 2010, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 4.333.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement atas belanja barang modal. Pinjaman ini telah dibayarkan secara bertahap sejak bulan Pebruari 2011 sampai dengan Juni 2011. Sepanjang tahun 2011, Damiano Investments BV., Belanda juga telah menyediakan pinjaman modal kerja sebesar US$ 8.500.000 sebagai bagian dari Third Loan Agreement atas belanja barang modal. Pinjaman ini akan dibayarkan oleh Perusahaan pada bulan Desember 2012. Seluruh pinjaman modal kerja dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, beban bunga atas pinjaman modal kerja dari Damiano Investment BV., Belanda masing-masing sebesar Rp 40.178.444.642 dan Rp 39.470.011.450, dan disajikan sebagai beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44). Nilai wajar dan nilai tercatat atas liabilitas keuangan jangka panjang adalah sebagai berikut : Nilai Wajar Rp
Nilai Tercatat Rp
Damiano Investments BV., Belanda 31 Desember 2011 : Jatuh tempo dalam satu tahun Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 31 Desember 2010 : Jatuh tempo dalam satu tahun Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
75.009.509.860
77.078.000.000
122.055.330.344
131.486.000.000
38.632.756.444
38.958.003.000
309.784.959.246
326.174.259.309
Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang ditentukan dengan cara memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metode suku bunga efektif tetap yang tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Pada tahun 2011, pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda menggunakan piutang usaha, persediaan dan aset tetap Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 7, 9 dan 16). Dan pada tahun 2010, pinjaman modal kerja dari Damiano Investments BV., Belanda menggunakan piutang usaha dan persediaan Perusahaan sebagai jaminan (Catatan 7 dan 9).
83
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 27. UTANG SEWA PEMBIAYAAN Perusahaan Sewa Pembiayaan PT Perjahl Leasing Indonesia PT Piranti Mulia Bisnisindo PT Hanil Bakrie Finance Corporation PT Koexim Mandiri Finance PT GE Astra Finance
Jenis aset
2011 Rp
Mesin pabrik Mesin pabrik Mesin pabrik Mesin pabrik Mesin pabrik
– – – – –
11.092.358.618 10.476.194.790 8.723.702.065 5.415.629.769 2.962.237.708
–
38.670.122.950
–
(38.670.122.950)
Jumlah Dikurangi : Utang sewa pembiayaan yang jatuh Tempo dalam satu tahun Utang sewa pembiayaan jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
–
2010 Rp
–
Pada tanggal 31 Desember 2010, suku bunga dan periode sewa pembiayaan adalah sebagai berikut : Penyewa PT Hanil Bakrie Finance Corporation PT Koexim Mandiri Finance PT Perjahl Leasing Indonesia PT Piranti Mulia Binisindo PT GE Astra Finance
Suku bunga
Jatuh tempo
SIBOR + 2 % SIBOR + 2,55% SIBOR + 2,8125% SIBOR + 2% SIBOR + 4,75% untuk tahun 1999, SIBOR + 2,75% dari tahun 2000 sampai dengan 2002
2007 2004 2003 2005 2002
Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa yang akan datang per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : 2011 Rp
2010 Rp
Jumlah pembayaran minimum Dikurangi : Bunga sewa pembiayaan
– –
43.978.549.340 (5.308.426.390)
Utang sewa pembiayaan Dikurangi : Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang Jatuh tempo dalam waktu satu tahun
–
38.670.122.950
–
(38.670.122.950)
84
–
–
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 27. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Pada tahun 2007, PT Koexim BDN Finance (dahulu PT Koexim Mandiri Finance) mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Jakarta untuk pengembalian aset sewa pembiayaannya. Pada tahun 2010, PT Hanil Bakrie Finance Corporation bersama dengan PT Koexim BDN Finance (dahulu PT Koexim Mandiri Finance) mengajukan tuntutan pailit melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada Entitas Anak. Dan pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengumumkan bahwa Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) telah dinyatakan pailit dan insolvensi. Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan utang sewa pembiayaan dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Nilai tercatat dari utang sewa pembiayaan tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya. Rincian utang sewa pembiayaan menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut : 2011 Rp Dollar Amerika Serikat (US$ 4.300.981 pada tahun 2010)
–
2010 Rp 38.670.122.950
28. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN 2011 Rp
2010 Rp
Utang kredit pembiayaan : PT Andalan Finance Indonesia PT Astra Sedaya Finance PT Staco Estetika Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service
414.935.216 289.934.102 252.341.940 −
601.574.600 79.245.841 415.331.575 75.556.250
Jumlah utang kredit pembiayaan
957.211.258
1.171.708.266
Dikurangi : Utang kredit pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun PT Andalan Finance Indonesia PT Staco Estetika Sedaya Finance PT Astra Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service
(206.567.540) (185.176.985) (125.443.321) −
(186.639.384) (163.234.379) (50.050.000) (75.556.250)
Jumlah utang utang kredit pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun
(517.187.846)
(475.480.013)
Utang kredit pembiayaan – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
440.023.412
696.228.253
85
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 28. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Honda All New CRV) dengan harga beli sebesar Rp 200.200.000 dan suku bunga efektif sebesar 8,25% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Agustus 2008 sampai dengan 30 Juli 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 29.195.845 dan Rp 79.245.841. Berdasarkan perjanjian tanggal 28 Desember 2009, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Toyota Astra Financial Services untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar Rp 164.850.000 dan suku bunga efektif sebesar 6,00% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 30 Desember 2009 sampai dengan 30 Nopember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp Nihil dan Rp 75.556.250. Berdasarkan perjanjian tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Staco Estetika Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Fortuner) dengan harga beli sebesar Rp 513.000.000 dan suku bunga efektif sebesar 12,83% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 28 Mei 2010 sampai dengan 28 April 2013. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 252.341.940 dan Rp 415.331.575. Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar Rp 137.547.400 dan suku bunga efektif sebesar 10,04% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 Nopember 2013. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 91.836.615 dan Rp 133.141.400. Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Innova) dengan harga beli sebesar Rp 137.547.400 dan suku bunga efektif sebesar 10,04% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 Nopember 2013. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 91.836.615 dan Rp 133.141.400. Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Andalan Finance Indonesia untuk membeli sebuah mobil (Toyota Fortuner) dengan harga beli sebesar Rp 346.385.800 dan suku bunga efektif sebesar 10,03% setahun, yang dibayar secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 10 Desember 2010 sampai dengan 10 Nopember 2013. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang kredit pembiayaan masing-masing sebesar Rp 231.261.986 dan Rp 335.291.800. Berdasarkan perjanjian tanggal 16 Juni 2011, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Isuzu Elf) dengan harga beli sebesar Rp 185.598.390 dan suku bunga efektif sebesar 10,24% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 19 Juli 2011 sampai dengan 19 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo utang kredit pembiayaan sebesar Rp 158.471.324. 86
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 28. UTANG KREDIT PEMBIAYAAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian tanggal 20 Juni 2011, Perusahaan memperoleh kredit pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance untuk membeli sebuah mobil (Toyota Avanza) dengan harga beli sebesar Rp 119.640.000 dan suku bunga efektif sebesar 10,74% setahun, yang dibayarkan secara cicilan setiap bulannya terhitung dari tanggal 22 Juli 2011 sampai dengan 22 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo utang kredit pembiayaan sebesar Rp 102.266.933. Jumlah beban bunga atas utang kredit pembiayaan yang telah dibayar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 136.723.195 dan Rp 74.093.904, dan disajikan pada beban bunga dan administrasi bank pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 44). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka panjang – utang kredit pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 ditentukan dengan memperhitungkan nilai kini pada saat tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dengan menggunakan metorde suku bunga pasar yang efektif tersedia pada Perusahaan. Tidak ada perubahan nilai wajar yang dibukukan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama tahun berjalan sebagai liabilitas keuangan yang dinyatakan sebesar nilai amortisasi pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
29. UTANG LANCAR LAINNYA 2011 Rp Pihak ketiga : Uang muka pensiun Pengangkutan Uang muka pelanggan Asuransi Lain-lain
Pihak ketiga lainnya : PT Citra Indah Textile PT Bima Peranan Busana PT Perkasa Heavyndo Engineering PT Waniaindah Busana Tbk PT Texmaco Micro Indoutama PT Kreasi Kekar
Jumlah
16.758.187.956 7.358.516.613 3.560.869.965 2.256.989.205 8.638.697.524
40.345.843.127 16.023.169.568 24.024.047.064 12.024.244.707 8.788.133.170
38.573.261.263
101.205.437.636
− − − − − −
39.491.541.493 13.653.484.229 1.062.557.586 128.200.000 80.457.768 43.659.874
−
54.459.900.950
38.573.261.263
87
2010 Rp
155.665.338.586
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 29. UTANG LANCAR LAINNYA (Lanjutan) Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan utang sewa pembiayaan dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya (Catatan 46). Nilai wajar dari liabilitas keuangan jangka pendek tidak ditentukan secara individual karena nilai tercatatnya dipertimbangkan telah mendekati nilai wajarnya.
30. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 mengenai aturan besarnya kompensasi disertai ketentuan yang mendasari pemberian kompensasi tersebut, yang mengharuskan entitas untuk membayar uang jasa dan kompensasi sehubungan dengan pengunduran diri karyawan atas dasar jumlah tahun masa kerja dan gaji, apabila pengunduran diri memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Kemudian pada bulan April 2003, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 menggantikan Keputusan No. KEP-150/Men/2000. Sehubungan dengan hal ini, pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan membukukan liabilitas imbalan pasca kerja. Jumlah yang diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut : 2011 Rp Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Kerugian kurtailmen dan penyelesaian Jumlah (Catatan 42)
2010 Rp
11.549.756.128 8.726.173.129 2.105.357.669 717.541.289
10.608.116.016 6.492.026.116 1.665.322.019 440.035.650
23.098.828.215
19.205.499.801
Jumlah yang diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang merupakan liabilitas Perusahaan terhadap imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut : 2011 Rp Nilai kini liabilitas Biaya jasa lalu yang belum diakui Kerugian aktuarial yang belum diakui Liabilitas bersih
88
2010 Rp
136.932.453.215 (17.735.309.474) (41.559.208.235)
115.172.146.697 (19.840.667.143) (21.697.566.710)
77.637.935.506
73.633.912.844
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 30. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) Mutasi liabilitas bersih di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut : 2011 Rp Saldo awal Saldo Entitas Anak yang tidak dikonsolidasi Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan Saldo akhir
2010 Rp
73.633.912.844 (14.139.865.271) (4.954.940.282) 23.098.828.215
59.867.946.890 − (5.439.533.847) 19.205.499.801
77.637.935.506
73.633.912.844
Perhitungan aktuaria tersebut di atas telah dihitung oleh aktuaris PT Sienco Aktuarindo Utama pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan menggunakan asumsi sebagai berikut : Tingkat diskonto Tingkat mortalita Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun normal Tingkat kemungkinan pengunduran diri Metode pendanaan
: 6,90% per tahun untuk tahun 2011 dan 8,90% per tahun untuk tahun 2010 : The 1980 Commissioners’ Standard Ordinary Mortality Table. : 8% per tahun untuk tahun 2011 dan 2010 : 10% pada usia 20 tahun dan menurun sampai dengan usia 54 tahun : 1% dari tingkat mortalita : Projected Unit Credit
Manajemen telah menelaah asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut telah memadai dan juga berpendapat bahwa provisi atas uang jasa telah memadai untuk menutup liabilitas yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan No. 13/2003.
31. MODAL SAHAM Berdasarkan akta notaris Januar Tirtaamidjaja, SH, No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984, modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 15.000.000.000 yang terdiri dari 600 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000.000 per lembar. Modal ditempatkan sebesar Rp 7.500.000.000 atau sebanyak 300 lembar saham dan yang telah disetor penuh sebesar Rp 1.500.000.000 atau sebanyak 60 lembar saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 100 tanggal 27 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana perubahan Modal Dasar dari semula Rp 8.500.000.000.000 menjadi Rp 16.000.000.000.000 dan Modal Ditempatkan dan Disetor dari semula Rp 2.196.960.000.000 menjadi Rp 4.174.224.000.000. Berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 12 tanggal 4 Juli 2006 tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham dengan akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 111 tanggal 21 Juni 2006, para pemegang saham telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut :
89
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 31. MODAL SAHAM (Lanjutan) • •
•
Modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 4.174.224.000.000. Alokasi 83.484.480.000 lembar saham baru (seri C) dengan nilai nominal Rp 2 per saham berdasarkan konversi utang menjadi modal. Saham baru sebesar 43.144.238.750 lembar untuk kreditur tidak terjamin dan pemberi fasilitas modal kerja baru sedangkan sisanya sebanyak 40.340.241.250 lembar saham untuk kreditur terjamin. Membukukan agio saham hasil konversi saham menjadi modal sebesar Rp 5.574.513.535.500.
Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusannya No. C-25038.HT.01.04.TH.2006 tanggal 28 Agustus 2006 dan telah didaftarkan di Departemen Industri dan Perdagangan No. 233/BH-1/IX/2006 tanggal 1 September 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006, modal dasar Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terdiri dari 247.145.100.800 lembar saham dengan pengelompokkan sebagai berikut : • • •
17.000.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham. 146.660.620.800 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. 83.484.480.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 2 per saham.
Dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 2.283.248.477.500 yang terdiri dari 4.393.920.000 lembar saham seri A dan 43.144.238.750 lembar saham seri C. Pada bulan Pebruari 2008, Perusahaan melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan reverse stock yang dilakukan dengan rasio 20 berbanding 1. Dan menurut akta notaris Sutjipto, SH, No. 91 tanggal 21 Pebruari 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Modal saham Perusahaan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas 12.357.255.040 lembar saham dengan pengelompokan sebagai berikut : • • •
850.000.000 lembar saham seri A dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham. 7.333.031.040 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. 4.174.224.000 lembar saham seri C dengan nilai nominal Rp 40 per saham.
Akta notaris tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusannya No. AHU-10588.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 3 Maret 2008. Modal ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya sebesar Rp 4.174.224.000.000 (26%) terbagi atas : • • •
219.696.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 2.196.960.000.000. 1.890.975.522 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.890.975.522.000. 2.157.211.950 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 40 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 86.288.478.000.
90
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 31. MODAL SAHAM (Lanjutan) Dan susunan pemegang saham pada tanggal 21 Pebruari 2008 menurut akta notaris adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham Saham seri A Saham seri B Saham seri C Jumlah
Jumlah lembar Saham 219.696.000 1.890.975.522 2.157.211.950 4.267.883.472
Persentase Kepemilikan % 5.15 44.30 50.55 100.00
Jumlah Rp 2.196.960.000.000 1.890.975.522.000 86.288.478.000 4.174.224.000.000
Menurut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 24 Maret 2009 yang telah dikukuhkan dalam akta notaris Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, No 91 tanggal 24 Maret 2009, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C). Akta notaris ini ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009. Berdasarkan rencana Perusahaan yang telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia melalui surat tertanggal 17 Maret 2009, program ini akan diimplementasikan pada periode sebagai berikut : Periode I II III IV V VI VII
Periode Implementasi 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2009 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2009 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2010 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Oktober 2010 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 April 2011 5 (lima) hari bursa dimulai dari 3 Oktober 2011 5 (lima) hari bursa dimulai dari 1 Pebruari 2012
Program tersebut telah diimplementasikan pada tanggal 5 Maret 2012 berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn., No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012. Akta notaris tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-0018443.AH.01.09 Tahun 2012 tanggal 29 Pebruari 2012 (Catatan 55). Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan catatan pemegang saham yang dikeluarkan oleh Kantor Administrasi Saham, PT Datindo Entrycom adalah sebagai berikut :
91
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 31. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Pemegang Saham
Jumlah lembar Saham
2011 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Rp
Saham Seri A: PT Multikarsa Investama Publik (masing-masing dibawah 5%)
131.394.719 88.301.281 219.696.000
Saham Seri B:
–
5,53 3,71 9,24 –
1.313.947.195.000 883.012.805.000 2.196.960.000.000 –
Saham Seri C: Damiano Investments BV., Belanda Lain-lain Yang belum diambil
Jumlah
Pemegang Saham
1.427.211.220 526.952.223 203.048.507 2.157.211.950
60,04 22,17 8,55 90,76
57.088.448.800 21.078.088.900 8.121.939.800 86.288.477.500
2.376.907.950
100,00
2.283.248.477.500
2010 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Rp
Jumlah lembar Saham
Saham Seri A: PT Multikarsa Investama Publik (masing-masing dibawah 5%)
131.394.719 88.301.281 219.696.000
Saham Seri B:
–
5,53 3,71 9,24 –
1.313.947.195.000 883.012.805.000 2.196.960.000.000 –
Saham Seri C: Damiano Investments BV., Belanda Lain-lain Yang belum diambil
Jumlah
1.436.211.220 517.952.223 203.048.507 2.157.211.950
60,42 21,79 8,55 90,76
57.448.448.800 20.718.088.900 8.121.939.800 86.288.477.500
2.376.907.950
100,00
2.283.248.477.500
92
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 31. MODAL SAHAM (Lanjutan) Saham Seri C yang belum diambil merupakan saham baru yang belum ditukarkan oleh kreditur (melalui The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong – custodian). sehingga nama pemegang sahamnya belum didaftarkan di PT Datindo Entrycom (administrator saham). Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, SH, Spn, No. 111 tanggal 16 Agustus 2002, sebagian saham PT Multikarsa Investama sebanyak 2.454.081.290 saham (atau 122.704.064 saham setelah penggabungan saham) telah dijual kepada PT Bina Prima Perdana. Namun menurut catatan yang dibuat oleh PT Datindo Entrycom masih terdaftar atas nama PT Multikarsa Investama. Bapak Seeniappa Jegatheesan adalah Direktur Perusahaan untuk tahun 2011 dan 2010 dengan kepemilikan saham masing-masing sejumlah 2.388 lembar saham dari jumlah modal disetor. Saham baru seri C (2.157.211.950 lembar saham) yang dikeluarkan sebagai hasil dari konversi utang menjadi modal telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 1 Oktober 2007.
32. TAMBAHAN MODAL DISETOR 2011 Rp Selisih antara nilai nominal dengan hasil penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat di tahun 1990 Biaya emisi saham
Selisih antara nilai nominal dari hasil konversi utang ke modal di tahun 2006 Jumlah
2010 Rp
25.800.000.000 (13.807.386.447)
25.800.000.000 (13.807.386.447)
11.992.613.553
11.992.613.553
5.574.513.535.500
5.574.513.535.500
5.586.506.149.053
5.586.506.149.053
Menurut usulan restrukturisasi (Rencana Perdamaian), Perusahaan telah menerbitkan sebanyak 16.780.718.747 lembar saham seri C kepada para kreditur utang tidak terjamin dan 26.363.520.000 lembar saham seri C untuk Damiano Investments BV., Belanda, sehubungan dengan konversi utang menjadi saham sebesar Rp 5.660.802.013.000. Berdasarkan perubahan anggaran dasar Perusahaan tanggal 4 Juli 2006 melalui akta notaris Aulia Taufani, SH, No. 12, Perusahaan telah mencatat saham yang diterbitkan sebesar Rp 5.660.802.013.000, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 86.288.477.500 dan tambahan modal disetor sebesar Rp 5.574.513.535.500.
93
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 33. CADANGAN UMUM Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam akta No. 351 tanggal 23 Juni 1997 dan akta No. 402 tanggal 24 Juni 1996 dari Adam Kasdarmadji, SH, notaris di Jakarta, disetujui penyisihan cadangan umum sebesar Rp 8.280.000.000 dari saldo laba, guna memenuhi ketentuan pasal 61 Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pada tahun 2011 dan 2010, Perusahaan tidak membuat tambahan cadangan karena akumulasi defisitnya.
34. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Pada tahun 2011 dan 2010, kepentingan nonpengendali merupakan kepentingan nonpengendali atas liabilitas bersih dari Entitas Anak yang terdiri dari : Saldo per 31 Desember, 2010 Rp Kepentingan nonpengendali (8% kepemilikan di PT Texmaco Jaya Tbk)
Bagian laba dari laba bersih Entitas Anak Rp
943.974.259
(141.161.474.525) Saldo per 1 Januari 2010 Rp
Kepentingan nonpengendali (8% kepemilikan di PT Texmaco Jaya Tbk)
(141.298.433.597)
Penghapusan karena hilang pengendalian Rp
140.217.500.266
Bagian laba dari laba Bersih Entitas Anak Rp
136,959,072
Saldo per 31 Desember, 2011 Rp
− Saldo per 31 Desember 2010 Rp
(141.161.474.525)
Pengurangan pada tahun 2011 merupakan pengurangan kepentingan nonpengendali dimana laporan keuangan Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) tidak dikonsolidasi pada tahun 2011 akibat Entitas Anak dinyatakan pailit dan insolvensi sehingga Perusahaan kehilangan pengendaliannya. Sebagai konsekuensinya, saldo kepentingan nonpengendali dihapuskan dari laporan posisi keuangan konsolidasian dan dikoreksi ke saldo laba (akumulasi defisit).
35. PENYELESAIAN ATAS KLAIM ASURANSI, BERSIH •
Akun ini berkaitan dengan penyelesaian klaim asuransi atas persediaan yang rusak atau hilang. Penyelesaian klaim tersebut telah diterima oleh Perusahaan pada tahun 2011 dan 2010 yang masing-masing sebesar Rp 755.425.253 dan Rp 3.912.505.783.
94
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 36. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba bersih yang digunakan dalam perhitungan laba per saham
2011 Rp
2010 Rp
2.376.907.950
2.376.907.950
610.313.372.239
334.976.849.923
257
141
Laba bersih per saham dasar
37. PENJUALAN BERSIH 2011 Rp Lokal Yarn Fibre Chips Fleece (Knitting) Bonded (Coating) Lain-lain
Ekspor Yarn Fibre Fleece (Knitting) Chips PTA Bonded (Coating)
Jumlah
2010 Rp
1.909.504.926.661 1.971.954.154.015 491.565.571.862 18.132.138.775 1.744.343.436 4.200.966.101
1.497.045.636.355 1.462.683.852.276 419.610.560.478 7.232.632.142 – 2.542.385.738
4.397.102.100.850
3.389.115.066.989
915.855.123.426 108.085.709.087 12.003.304.053 104.395.872.630 39.219.695.987 561.427.017
840.406.886.152 95.320.757.623 10.888.875.360 64.408.933.664 55.300.955.040 7.956.368
1.180.121.132.200
1.066.334.364.207
5.577.223.233.050
4.455.449.431.196
Pada tahun 2011 dan 2010, total penjualan bersih fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar Rp 32.441.213.281 dan Rp 18.178.206.884 merupakan penjualan kepada pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan sistem maklon. Pada tahun 2011 dan 2010, tidak ada penjualan kepada pihak yang berelasi. Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat penjualan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.
95
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 38. PENDAPATAN USAHA LAINNYA
Barang pembantu rusak Produk tidak standar dan lainnya Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
2.237.655.637 2.436.232.904
4.972.687.954 1.183.480.496
4.673.888.541
6.156.168.450
Pada tahun 2011 dan 2010, pendapatan usaha lainnya dari fleece, bonded dan garment sebesar Rp 950.229.762 dan Rp 1.183.480.496, yang merupakan pendapatan usaha lain dari pihak ketiga. Produk ini diproduksi oleh PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) berdasarkan basis maklon. Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat penjualan kepada pihak yang berelasi. Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat pendapatan usaha lainnya yang diterima dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha.
39. BEBAN POKOK PENJUALAN 2011 Rp Bahan baku yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi (Catatan 40) Jumlah beban produksi Persediaan barang dalam proses Pada awal tahun Pada akhir tahun
3.672.391.133.526 75.657.541.860 1.600.066.004.148
2.574.384.087.292 74.138.354.796 1.494.954.178.131
5.348.114.679.534
4.143.476.620.219
43.375.132.437 (61.491.214.627) 5.329.998.597.344
Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Pada awal tahun Pembelian Pada akhir tahun
178.376.709.962 1.070.629.559 (318.102.818.554)
Beban pokok penjualan
2010 Rp
5.191.343.118.311
45.066.289.569 (43.375.132.437) 4.145.167.777.351
145.296.009.825 18.125.594.152 (178.376.709.962) 4.130.212.671.366
Pada tahun 2011 dan 2010, bahan baku yang digunakan mencakup bahan baku yang digunakan untuk produk fleece, bonded dan garment masing-masing sebesar Rp 2.691.635.441 dan Rp 8.160.290.605. Pada tahun 2011 dan 2010, tidak ada pembelian dari pihak yang berelasi.
96
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 39. BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan) Pada tahun 2011, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian : 2011 Rp
Persentase
1.401.115.819.978 995.286.186.528 864.533.325.752
PT Cipta Karya PT Polychem Indonesia Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland
32,34% 22,97% 19,96%
Pada tahun 2010, pembelian dari pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian : 2010 Rp 843.553.991.778 757.957.408.160 640.590.376.932
Kolmar Petrochemicals AG. Switzerland PT Cipta Karya PT Polychem Indonesia
Persentase 28,66% 25,75% 21,76%
40. BEBAN PABRIKASI 2011 Rp Beban penyusutan aset tetap (Catatan 16) Bahan pembantu Listrik dan gas Pengangkutan Biaya proses (jasa maklon) Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Asuransi Lain-lain Jumlah
2010 Rp
502.656.246.277 468.832.467.906 471.496.246.793 56.486.548.059 21.319.629.246 19.097.030.479 18.931.653.066 8.084.094.174 33.162.088.148
501.535.394.142 437.837.934.567 432.101.629.875 45.878.191.743 18.414.449.509 16.700.296.422 14.917.028.808 7.338.079.221 20.231.173.844
1.600.066.004.148
1.494.954.178.131
Pada tahun 2011, biaya proses (jasa maklon) sebesar Rp 21.319.629.246 merupakan biaya proses kepada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) sebesar Rp 1.964.544.819, kepada PT Multikarsa Investasma sebesar Rp 19.154.680.113 dan kepada pihak ketiga sebesar Rp 200.404.314. Dan pada tahun 2010, biaya proses (jasa maklon) sebesar Rp 18.414.449.509 merupakan biaya proses kepada PT Multikarsa Investama (Catatan 47).
97
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 41. BEBAN PENJUALAN 2011 Rp Beban ekspor Pengangkutan Pemasaran Iklan dan promosi Lain-lain Jumlah
2010 Rp
46.661.178.057 43.138.746.528 26.086.114.253 163.472.625 4.418.760.454
65.167.592.420 43.171.035.948 42.055.866.702 285.464.360 1.948.574.142
120.468.271.917
152.628.533.572
42. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2011 Rp Gaji, upah dan tunjangan Imbalan pasca kerja (Catatan 30) Beban pajak Perjalanan bisnis Jasa profesional Sewa Komunikasi Peralatan kantor Sumbangan dan tanggung jawab sosial Perbaikan dan pemeliharaan Perjamuan dan representasi Beban penyusutan aset tetap (Catatan 16) Listrik dan air Asuransi Penyisihan atas penurunan nilai (Catatan 7 dan 8) Lain-lain Jumlah
2010 Rp
68.805.923.743 23.098.828.215 22.554.257.427 10.105.942.803 7.842.431.490 6.693.625.053 4.164.471.558 2.330.130.408 2.134.875.000 1.302.463.878 1.028.679.594 798.585.385 705.664.631 159.580.031 – 13.230.876.645
65.570.824.861 19.205.499.801 20.793.495.368 10.482.279.166 9.089.565.594 6.738.025.687 3.992.603.096 3.318.422.181 1.330.326.800 1.516.283.825 1.066.187.320 496.098.719 938.511.609 524.153.639 1.597.556.295 17.908.476.045
164.956.335.861
164.568.310.006
43. PENGHASILAN BUNGA 2011 Rp 185.188.989
Bunga dari jasa giro dan deposito berjangka
98
2010 Rp 239.465.297
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 44. BEBAN BUNGA DAN ADMINISTRASI BANK 2011 Rp
2010 Rp
Beban bunga atas : Pinjaman modal kerja (Catatan 26) Utang tidak terjamin dan wesel bayar (Catatan 25) Pinjaman jangka pendek (Catatan 19) Utang kredit pembiayaan (Catatan 28)
40.178.444.642 7.554.663.403 − 136.723.195
39.470.011.450 7.403.114.841 1.289.385.139 74.093.904
Jumlah beban bunga Biaya pendanaan atas utang bank (Catatan 17) Beban administrasi bank
47.869.831.240 91.061.129.517 3.872.803.472
48.236.605.334 73.156.430.350 4.329.709.357
142.803.764.229
125.722.745.041
Jumlah
45. PENDAPATAN LAIN-LAIN, BERSIH
Penghapusan utang Rabat pada pembelian bahan kimia Penerimaan dari penurunan nilai tahun lalu (Catatan 8) Pengakuan utang dari verifikasi PKPU Lainnya Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
3.095.834.930 1.561.609.258 274.213.845 − 1.873.118.724
3.300.834.607 1.058.169.021 − (485.439.510) 681.803.356
6.804.776.757
4.555.367.474
46. OPERASI YANG DIHENTIKAN Pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengumumkan bahwa PT Texmaco Jaya Tbk (Entitas Anak) dalam kondisi pailit dan insolvensi. Dimana efektif pada tanggal tersebut, Entitas Anak menjadi berada dibawah pengendalian Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan kehilangan pengendaliannya atas Entitas Anak. Pengadilan juga sudah menunjuk Hakim Pengawas dan tim Kurator untuk menjaga nilai aset pailit dan memonitor operasional serta arus kas dari Entitas Anak. Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), ketika Entitas Induk kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Entitas Induk harus menghentikan pengakuan aset dan liabilitas pada Entitas Anak pada nilai tercatat ketika pengendalian hilang, serta menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian.
99
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 46. OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan) Pendapatan dan beban, keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan operasi Entitas Anak yang dihentikan dieliminasi dengan laba atau rugi Perusahaan dari operasi yang normal, dan disajikan terpisah di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Laba operasi dari PT Texmaco Jaya Tbk sampai dengan tanggal hilangnya pengendalian (19 Agustus 2011) adalah sebagai berikut : 1 Januari 2011 – 19 Agustus 2011 Rp Pendapatan usaha Beban pokok penjualan
− (3.020.370.741) (3.020.370.741)
Rugi kotor Beban usaha : Beban penjualan Beban umum dan administrasi
(17.320.754) (5.445.677.285) (5.462.998.039)
Jumlah beban usaha Rugi usaha
(8.483.368.780)
Penghasilan (beban) lain-lain : Penghasilan bunga Laba kurs, bersih Beban penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan (Catatan 16) Beban bunga dan administrasi bank Pendapatan lain-lain, bersih
2.280.014 23.295.545.656 (2.823.508.364) (731.248.134) 25.294.029
Jumlah penghasilan lain-lain, bersih
19.768.363.201
Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak (Catatan 23e)
11.284.994.421 (2.983.656.808)
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
8.301.337.613
100
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 46. OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan) Nilai tercatat atas aset dan liabilitas pada PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) pada tanggal 19 Agustus 2011 adalah sebagai berikut : 19 Agustus 2011 Rp Aset lancar : Kas dan setara kas Piutang lain-lain Persediaan Uang muka pembelian Pajak dibayar dimuka
303.966.452 196.758.067 2.845.608.129 423.489.363 339.495.152
Jumlah aset lancar
4.109.317.163
Aset tidak lancar : Piutang kepada pihak berelasi Rekening bank yang dibatas penggunaannya Aset tetap Aset pajak tangguhan
85.489.206.408 6.591.339.242 134.791.745.656 28.309.577.041
Jumlah aset tidak lancar
255.181.868.347
JUMLAH ASET
259.291.185.510
Liabilitas jangka pendek : Pinjaman jangka pendek Wesel bayar Utang usaha Utang pembelian aset tetap Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang lancar lainnya
314.218.794.246 175.161.697.557 44.718.432.196 260.815.747 2.984.313.824 199.290.216.311 36.807.798.043 128.303.203.594
Jumlah liabilitas jangka pendek
901.745.271.518
Liabilitas jangka panjang : Liabilitas imbalan pasca kerja
14.139.865.271
Jumlah liabilitas jangka panjang
14.139.865.271
JUMLAH LIABILITAS
915.885.136.789
JUMLAH LIABILITAS BERSIH
(656.593.951.279)
101
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 46. OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan) Laporan keuangan PT Texmaco Jaya Tbk (Entitas Anak) untuk periode 1 Januari 2011 sampai dengan 19 Agustus 2011 disusun oleh Entitas Anak (Tidak Diaudit) Karena Perusahaan hilang pengendalian pada Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk), maka Perusahaan mengakui liabilitas bersih Entitas Anak sebesar Rp 656.593.951.279 sebagai keuntungan dari pelepasan Entitas Anak, dan disajikan setelah pajak penghasilan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sampai saat ini, yang telah dilakukan oleh tim kurator adalah menyelesaikan proses verifikasi utang dan dalam waktu dekat akan melakukan tender untuk menjual aset tetap berupa mesin dan peralatan pabrik yang berada di Pemalang. Dengan kepailitan atau akan dilikuidasinya Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) hanya memiliki pengaruh kecil terhadap operasional PT Asia Pacific Fibers Tbk (Entitas Induk), karena operasional normal dari Entitas Anak telah berhenti sejak tahun 2004. Disamping itu, dengan adanya liabilitas bersih Entitas Anak dan pelepasan Entitas Anak tersebut, PT Asia Pacific Fibers Tbk sebagai Entitas Induk tidak mempunyai kewajiban atas penyelesaian utang kepada para kreditur dari Entitas Anak dan juga Perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan atas pelepasan Entitas Anak ini di kemudian hari.
47. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Rincian sifat, hubungan dan jenis transaksi dengan pihak-pihak berelasi : Nama pihak-pihak yang berelasi Damiano Investments BV., Belanda PT Multikarsa Investama PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit)
Sifat relasi Pemegang saham Pemegang saham Perusahaan afiliasi
Transaksi Pinjaman, pemegang saham Transaksi maklon Pinjaman, maklon
Transaksi dengan pihak yang berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan dengan pihak berelasi, yang meliputi antara lain :
2011 Rp
2010 Rp
Persentase terhadap jumlah Aset/ Liabilitas Pendapatan/ Beban 2011 2010 % %
Piutang usaha
268.722.447.175
268.722.447.175
7,29
6,80
Piutang kepada pihak berelasi
317.368.061.827
425.918.780.239
8,61
10,79
102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 47. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Transaksi dengan pihak yang berelasi (Lanjutan)
2011 Rp Utang bank Utang terjamin
Beban pabrikasi
2010 Rp
637.839.711.337
431.987.380.441
5,79
3,63
6.024.541.854.608
5.840.580.166.660
54,64
49,08
968.784.155
74.234.451.831
0,00
0,62
208.564.000.000
365.132.262.309
1,89
3,07
21.119.224.932
18.414.449.509
0,37
0,45
Biaya yang masih harus dibayar Pinjaman modal kerja
Persentase terhadap jumlah Aset/ Liabilitas Pendapatan/ Beban 2011 2010 % %
48. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan rincian sebagai berikut : 2 0 1 1 Mata uang Asing
2 0 1 0 Ekuivalen Rp
Mata uang asing
Ekuivalen Rp
Aset US$ SGD EUR NOK
1.861.084 8.262 2.348 1.108
16.876.313.539 57.615.945 27.559.862 1.455.663
8.168.470 2.863 541 1.108
73.442.713.791 19.989.884 6.468.082 1.474.349
Piutang usaha : Pihak ketiga
US$
50.084.099
454.162.610.766
47.394.372
426.122.801.634
Piutang lain-lain
US$
61.152
554.526.427
12.474.966
112.162.418.768
Aset lancar lainnya
US$
5.489.730
49.780.870.098
2.696.000
24.239.736.000
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
US$
704.258
6.386.209.006
1.274.386
11.458.003.720
Kas dan setara kas
Jumlah aset
527.847.161.306
103
647.453.606.228
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 48. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING (Continued) 2 0 1 1 Mata uang Asing
2 0 1 0 Ekuivalen Rp
Mata uang asing
Ekuivalen Rp
Liabilitas Utang bank
US$
70.339.624
637.839.711.337
48.046.644
431.987.380.441
Utang terjamin
US$ EUR YEN CHF
805.630.342 15.688.978 3.001.711.400 45.902
7.305.445.942.522 184.172.764.863 350.609.346.911 442.327.333
805.630.342 15.688.978 3.001.711.400 45.902
7.243.422.406.179 187.574.142.730 331.044.642.262 440.670.916
Pinjaman jangka pendek
US$
−
−
22.963.248
206.462.566.302
Wesel bayar
US$
−
−
16.141.085
145.124.497.841
11.091.004 1.431.156 20.022 11.788 419.905 1.154
99.719.215.335 157.427.188 139.772.963 163.781.365 5.020.384.712 11.079.329
30.476
274.011.964
Utang usaha : Pihak ketiga
Utang pembelian aset tetap
US$ YEN SGD GBP EUR CHF US$
Biaya yang masih harus dibayar US$
19.653.155 3.779.861 32.654 16.660 136.455 −
178.214.810.634 442.243.747 227.728.473 232.727.955 1.601.842.214 −
−
−
278.033
2.521.204.808
19.789.653
177.928.770.668
Utang tidak terjamin dan wesel bayar
US$
21.945.011
198.997.359.748
21.077.129
189.504.468.044
Pinjaman modal kerja
US$
23.000.000
208.564.000.000
40.610.862
365.132.262.309
Utang sewa pembiayaan
US$
−
4.300.981
38.670.122.950
Utang lancar lainnya
US$
3.151.011
3.656.241
32.873.261.972
− 28.573.367.192
Total liabilitas
(9.097.885.377.737)
(9.455.650.865.470)
Liabilitas bersih
(8.570.038.216.431)
(8.808.197.259.242)
49. INFORMASI SEGMEN Pada tahun lalu, informasi segmen dilaporkan berdasarkan segmen bisnis dan geografi. Namun, efektif 1 Januari 2011, standar revisi mensyaratkan bahwa segmen operasi harus diidentifikasi berdasarkan informasi yang dikaji ulang oleh para pengambil keputusan operasional, yang digunakan untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian segmen operasinya. Perusahaan dan Entitas Anak melaporkan segmen seperti yang tertuang di dalam PSAK No. 5 (Revisi 2009) yang berdasarkan divisi operasional, yang sama dengan segmen bisnis di dalam standar sebelumnya yaitu : 1. 2. 3. 4.
Industri kimia dan serat sintentis Pertenunan dan perajutan Perdagangan tekstil Jasa keuangan 104
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 49. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan divisi operasional. Jumlah yang dilaporkan untuk tahun lalu disajikan kembali untuk kesesuaian dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009).
2011 (Dalam ribuan Rupiah)
Industri kimia dan serat sintetis Rp 000
Pertenunan dan perajutan Rp 000
Perdagangan tekstil Rp 000
Jasa keuangan Rp 000
Eliminasi Rp 000
Total Rp 000
PENJUALAN SEGMEN : Penjualan eksternal Dalam negeri Luar negeri Penjualan antar segmen
4.380.949.278 1.167.556.401 2.009.782.637
20.826.712 12.564.731 217.800
− − −
− − −
− − (2.010.000.437)
4.401.775.990 1.180.121.132 −
Jumlah penjualan segmen
7.558.288.316
33.609.243
−
−
(2.010.000.437)
5.581.897.122
HASIL Hasil segmen
390.554.003
Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan
(285.424.608)
Laba usaha
105.129.395
Beban lain-lain, bersih
(218.997.407)
Rugi sebelum pajak penghasilan
(113.868.012)
Penghasilan pajak
59.286.095
Rugi dari operasi normal
(54.581.917)
Laba dari operasi yang dihentikan
8.301.338
Keuntungan dari pelepasan Entitas Anak
656.593.951
Laba bersih tahun berjalan
610.313.372
Pendapatan komprehensif lainnya setelah pajak
(157.090)
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan
610.156.282
LAPORAN POSISI KEUANGAN :: Aset segmen
(3.691.174.745)
(16.288.068)
−
(6.884.589.967)
6.908.847.043
(3.683.205.737)
Liabilitas segmen
10.993.824.773
20.258.019
−
6.909.256.545
(6.898.086.966)
11.025.252.371
INFORMASI LAINNYA : Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
(80.755.719)
(15.400)
(503.399.598)
(55.234)
105
− (2.955.138)
−
−
(80.771.119)
−
−
(506.409.970)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 49. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
2010 (Dalam ribuan Rupiah)
Industri kimia dan serat sintetis Rp 000
Pertenunan dan perajutan Rp 000
Perdagangan tekstil Rp 000
Jasa keuangan Rp 000
Eliminasi Rp 000
Total Rp 000
PENJUALAN SEGMEN : Penjualan eksternal Dalam negeri Luar negeri Penjualan antar segmen
3.386.708.290 1.055.437.532 1.622.317.294
8.557.672 10.902.106 –
– – –
– – –
– – (1.622.317.294)
3.395.265.962 1.066.339.638 –
Jumlah penjualan segmen
6.064.463.116
19.459.778
–
–
(1.622.317.294)
4.461.605.600
HASIL Hasil segmen
331.392.928
Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan
(317.196.844) 14.196.084
Laba usaha Penghasilan lain-lain, bersih
264.639.614
Laba sebelum pajak penghasilan
278.835.698
Penghasilan pajak
56.141.151
Laba bersih tahun berjalan
334.976.849
Pendapatan komprehensif lainnya
1.112.553
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan
336.089.402
NERACA : Aset segmen
(4.981.712.833)
(6.786.485) (228.734.601) (6.826.130.171)
8.094.874.124
(3.948.489.966)
Liabilitas segmen
10.965.130.909
10.657.558 2.034.164.805
(7.959.847.686)
11.900.692.882
6.850.587.296
INFORMASI LAINNYA : Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
(32.157.279) (501.766.788)
– (4.863.655)
–
–
–
(32.157.279)
–
–
–
(506.630.443)
Operasional Perusahaan dan Entitas Anak dilakukan di dalam lima (5) area geografis. Proses divisi industri kimia, serat sintetis, pertenunan dan perajutan dilakukan di Indonesia.
106
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 49. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Pendapatan usaha berdasarkan pasar geografis Tabel dibawah ini menunjukkan distribusi dari pendapatan usaha Perusahaan dan Entitas Anak dari pihak eksternal berdasarkan pasar geografisnya : 2011 Rp 000
2010 Rp 000
Indonesia Asia Amerika Eropa Australia Afrika
4.401.775.990 475.800.284 343.447.850 214.393.046 76.647.326 69.832.626
3.395.265.961 368.642.422 440.283.219 192.344.228 38.255.286 26.814.484
Jumlah
5.581.897.122
4.461.605.600
Tabel berikut ini menunjukkan bahwa nilai tercatat dari segmen aset tidak lancar dan penambahan aset tetap berdasarkan area geografis dimana aset tersebut ditempatkan adalah sebagai berikut : Nilai tercatat dari aset tidak lancar 31 Desember 1 Januari 31 Desember 2011 2010 2010 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Indonesia
1.582.831.369
2.249.925.748
2.729.553.498
Penambahan aset tetap 31 Desember 31 Desember 2011 2010 Rp 000 Rp 000 80.801.119
32.157.279
50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU Manajemen membuat penyesuaian untuk mengkoreksi beberapa hal dibawah ini : a. Akun penambahan biaya pengeluaran saham pada Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sebesar Rp 4.950.019.100. b. Kelebihan nilai tercatat atas aset tetap Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) pada tahun lalu sebesar Rp 39.952.146.244 dengan rincian sebagai berikut : • Tanah senilai Rp 1.630.736.937 • Bangunan senilai Rp 5.527.493.699 • Mesin senilai Rp 32.793.915.608 Menurut PSAK No. 25, jumlah koreksi kesalahan sebesar Rp 44.902.165.344 yang berhubungan dengan kesalahan tahun sebelumnya harus dilaporkan dengan mengkoreksi saldo awal dari saldo laba (akumulasi defisit) yang tidak ditentukan penggunaannya dan merupakan bagian dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk.
107
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 50. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN LALU (Lanjutan) Ringkasan dari akun-akun yang disajikan kembali adalah sebagai berikut : Dilaporkan sebelumnya Rp Aset tetap : Pada tanggal 1 Januari 2010 Pada tanggal 31 Desember 2010 Akumulasi defisit – yang tidak ditentukan penggunaannya : Pada tanggal 1 Januari 2010 Pada tanggal 31 Desember 2010
Disajikan kembali Rp
2.290.009.443.015 1.815.536.279.620
2.250.057.296.771 1.775.584.133.376
15.976.645.979.054 15.641.806.088.203
16.021.548.144.398 15.686.708.253.547
51. KOMITMEN DAN KONTINJENSI •
Direktorat Jenderal Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan pengadilan pajak atas pengembalian sejumlah Rp 13.090.399.058 pada tanggal 24 Nopember 2010. Jika Peninjauan Kembali yang diajukan dimenangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka Perusahaan harus mengembalikan jumlah terutang beserta bunga yang harus dibayarkan sampai dengan tanggal pengembalian. Sampai dengan tanggal selesainya laporan, hasilnya belum dapat ditentukan.
•
Efektif tanggal 19 Agustus 2011, Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) menjadi berada dibawah pengendalian Pengadilan, dan menyebabkan Perusahaan kehilangan pengendaliannya. Pengadilan juga sudah menetapkan Hakim Pengawas dan tim kurator untuk menjaga aset pailit dan memonitor operasional dan arus kas Entitas Anak tersebut. Liabilitas bersih Entitas Anak pada tanggal tersebut adalah sebesar Rp 656.593.951.279. PT Asia Pacific Fibers Tbk yang merupakan Entitas Induk tidak ada kewajiban atas utang kreditur dari Entitas Anak tersebut.
•
Berdasarkan surat koresponden dengan PT Bina Prima Perdana tanggal 8 Agustus 2011, PT Bina Prima Perdana mengajukan klaim terhadap Perusahaan selaku pemberi garansi atas beberapa pinjaman yang diberikannya kepada Entitas Anak. Namun, manajemen Perusahaan menyatakan bahwa garansi (promisory note) tersebut tidak pernah didaftarkan oleh PT Bina Prima Perdana selama proses verifikasi utang yang dilakukan oleh kurator PT Asia Pacific Fibers Tbk (formerly PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) dalam proses pailit pada tahun 2005, dan sebagai konsekuensinya, klaim dari PT Bina Prima Perdana tersebut adalah tidak sah. Disamping itu, proses restrukturisasi hutang tidak terjamin PT Asia Pacific Fibers Tbk telah selesai dilakukan.
108
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 52. PERJANJIAN PENTING Perjanjian Maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dan maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk untuk periode 12 bulan dan dapat diperbaharui. Perjanjian ini dibuat karena PT Texmaco Jaya Tbk tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk melayani permintaan dari pelanggan. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya yang terdiri dari biaya maklon, sewa gedung dan sewa mesin kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Biaya maklon diperhitungkan berdasarkan hasil produksi. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk untuk periode tiga (3) bulan dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard dengan hasil produksi minimum sebesar 100.000 yards kepada PT Texmaco Jaya Tbk setiap bulannya. Dan pada tanggal 23 Oktober 2009, Perusahaan setuju untuk memperpanjang perjanjian maklon/sewa untuk periode tujuh (7) bulan dari tanggal 1 November 2009 sampai dengan 30 Juni 2010. Berdasarkan pembaharuan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk pada tanggal 15 Juli 2010, Perusahaan setuju untuk perpanjangan periode selama lima belas (15) bulan yang dimulai dari tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2011 dan dapat diperbaharui. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 1,20 per yard untuk periode tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 September 2010 dan US$ 0,75 per yard untuk periode dari tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan 30 September 2011. Kemudian, berdasarkan perjanjian maklon dengan PT Texmaco Jaya Tbk pada tanggal 10 Januari 2011, Perusahaan setuju untuk perpanjangan periode selama lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Desember 2016 dan dapat diperbaharui untuk periode tiga (3) tahun kemudian. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan harus membayar biaya maklon sebesar US$ 0,30 per kgs dan minimal sebesar US$ 50.000 setiap bulannya. Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit) Berdasarkan perjanjian sewa tanah tanggal 15 Juni 2009 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa tanah yang digunakan untuk 950 meter saluran pipa gas, 1.500 meter saluran pipa air, 800 meter untuk fasilitas air pompa dan 1.000 meter kabel listrik. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu tiga puluh (30) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2040. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 100.000.000 setiap bulannya. Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 30 Maret 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang selama sepuluh (10) bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 43.200.000 setiap bulannya. Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 17 Nopember 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa gudang selama tiga (3) bulan yang dimulai dari tanggal 17 Nopember 2011 sampai dengan 17 Pebruari 2012. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 9.000.000 setiap bulannya. 109
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 52. PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Perjanjian sewa gudang dengan PT Texmaco Taman Synthetics Berdasarkan perjanjian sewa tanggal 1 Agustus 2011 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Taman Synthetics, Perusahaan setuju untuk menyewa gudang guna menempatkan peralatan laboratorium selama lima (5) tahun yang terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2015. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 99.000.000 setiap bulannya. Perjanjian Gas Turbin dengan PT Wismakarya Prasetya Berdasarkan perjanjian tanggal 14 Agustus 2006 antara Perusahaan dengan PT Wismakarya Prasetya yang mengacu pada pembelian tenaga listrik, uap dan gas dan berdasarkan notulen rapat tanggal 22 April 2010 tentang kesepakatan harga beli, dimana Perusahaan telah menyetujui untuk menaikan harga beli sesuai kenaikan harga gas alam dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Perusahaan harus membayar tagihan atas tenaga listrik, uap dan gas sesuai pemakaiannya. Sebagai tambahan, Perusahaan harus menanggung biaya pemeliharaan turbin sesuai dengan jam yang digunakan sebagai bagian biaya pembelian listrik. Perjanjian ini berlaku untuk periode lima (5) tahun, dan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2015.
53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan memiliki beragam eksposur risiko yang berasal dari instrumen keuangan, sedangkan Entitas Anak tidak lagi dipengaruhi risiko keuangan karena sejak semester kedua tahun 2004, Entitas Anak telah menghentikan kegiatan operasionalnya. Disamping itu, pada tanggal 19 Agustus 2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat juga telah mengumumkan bahwa Entitas Anak (PT Texmaco Jaya Tbk) sudah dalam kondisi pailit dan insolvensi sehingga tim kurator akan menjaga aset pailit, dan memonitor operasional serta arus kas dari Entitas Anak tersebut, dimana Perusahaan sebagai Entitas Induk telah kehilangan pengendaliannya atas Entitas Anak tersebut. Tipe utama resiko yang ada adalah risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Manajemen risiko dari Perusahaan memfokuskan secara aktif pada pengamanan atas arus kas jangka pendek dan jangka menengah dengan meminimalkan risiko pada pasar keuangan. Perusahaan tidak aktif berpartisipasi di dalam perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi atau untuk mengambil pilihan. Risiko keuangan yang paling signifikan bagi Perusahaan akan diuraikan dibawah ini. a. Risiko pasar Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko pasar melalui penggunaan instrumen keuangan dan terutama pada risiko nilai tukar dan risiko suku bunga yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan aktivitas investasi.
110
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) a. Risiko pasar (Lanjutan) (a) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Kebanyakan transaksi Perusahaan dilakukan dalam beberapa mata uang asing. Eksposur terhadap nilai tukar mata uang asing timbul karena penjualan dan pembelian Perusahaan yang didominasi dalam mata uang US Dollar dan mata uang lainnya, selain Rupiah. Perusahaan juga mempunyai kas dan setara kas dalam mata uang US Dollar. Untuk mengurangi risiko Perusahaan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan selalu memonitor arus kas dalam mata uang asingnya. Aset dan liabilitas keuangan yang dinyatakan dalam mata uang asing, dilaporkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, dan rinciannya disajikan pada catatan atas aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing (Catatan 48). Kebijakan Perusahaan untuk mengelola aset keuangannya dalam mata uang asing dilakukan dengan menyediakan dana untuk menyelesaikan liabilitas keuangan dalam mata uang asing. Pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas keuangan dalam mata uang asing telah melebihi jumlah aset keuangan yang masing-masing sebesar Rp 8.570.038.216.431. Hal ini disebabkan karena adanya utang terjamin milik Perusahaan yang belum selesai direstrukturisasi yaitu sebesar Rp 7.840.670.381.629. Dengan demikian, selisih lebih liabilitas keuangan diatas aset keuangan tanpa mempertimbangkan faktor utang yang belum direstrukturisasi tersebut diatas adalah sebesar Rp 729.367.834.802. Jumlah ini menggambarkan nilai yang akan dibayarkan saat jatuh tempo.
(b) Risiko Suku Bunga Kebijakan Perusahaan untuk meminimalkan eksposur risiko arus kas pendanaan jangka panjang. Bunga atas pinjaman jangka panjang biasanya dalam tingkat tetap (fixed interest rates). Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai bunga dengan tingkat bunga tetap (fixed interest rates) atas pinjaman kepada pihak bank, pihak ketiga dan pihak berelasi, dimana tidak ada risiko tingkat bunga pada Perusahaan.
b. Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan. Eksposur Perusahaan terhadap risiko ini berasal dari beragam instrumen keuangan, seperti jaminan atas piutang dan uang muka penjualan baik yang berasal dari pelanggan maupun dari pihak yang berelasi.
111
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b. Risiko kredit (Lanjutan) Perusahaan terus memonitor pelanggan dan pihak lainnya yang kemungkinan gagal dalam memenuhi liabilitasnya, dengan cara mengidentifikasi baik secara individu maupun secara grup, serta berkaitan dengan ketersediaan informasi lainnya di dalam memonitor risiko kredit. Perusahaan mempunyai kebijakan hanya akan melakukan kegiatan transaksi dengan pihak yang yang mempunyai prospek di masa depan. Selain itu, untuk penjualan tertentu, penerimaan uang muka atas penjualan harus dilakukan untuk mencegah timbulnya risiko tersebut. Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan sesuai dengan nilai tercatat pada aset keuangan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, bersih Piutang lain-lain, bersih Aset lancar lainnya Piutang kepada pihak berelasi, bersih Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset keuangan
31.177.273.662 3.000.000.000 722.987.674.614 22.937.261.126 52.018.685.430 317.368.061.827 10.345.623.643 1.159.834.580.302
(a) Kas dan setara kas serta investasi jangka pendek Pertimbangan terhadap risiko kredit untuk kas dan setara kas serta investasi jangka pendek dapat diabaikan, karena pihak yang terkait adalah bank yang mempunyai reputasi dengan kualitas rating kredit eksternal yang tinggi. Perusahaan secara aktif memonitor saldo kas dan setara kas secara mingguan. (b) Piutang usaha Sehubungan dengan piutang usaha, Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik secara individual maupun secara grup. Piutang usaha Perusahaan terdiri dari banyak pelanggan. Berdasarkan informasi historis, tingkat kegagalan dalam pelunasan piutang dari para pelanggan adalah kecil karena pembayaran dari pelanggan biasanya diterima oleh Perusahaan dalam batas waktu kredit. Lagipula, penjualan Perusahaan dalam jumlah yang signifikan biasanya dilakukan dengan penerimaan uang muka terlebih dahulu dari pelanggan (prefinance). Dengan demikian, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa kualitas kredit atas saldo piutang usaha tidak diperlukan adanya penurunan nilai.
112
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b. Risiko kredit (Lanjutan) (b) Piutang usaha (Lanjutan) PT Adetex berutang kepada Perusahaan sebesar Rp 682 juta yang telah jatuh tempo lebih dari 12 bulan. Saat ini, perjanjian untuk proses maklon sedang didiskusikan dengan mereka untuk dilakukan penyesuaian dengan jumlah piutang mereka
(c). Piutang lain-lain Dalam piutang lain-lain, Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap risiko kredit dari para pelanggan baik secara individual maupun secara grup. Berdasarkan informasi historis tentang tingkat kegagalan dari para pelanggan, manajemen mempertimbangkan bahwa kualitas kredit dari piutang lain-lain, bersih tidak perlu dilakukan penurunan nilai.
(d). Piutang dengan pihak berelasi Piutang dengan pihak berelasi disini merupakan piutang kepada PT Multikarsa Investama (related party). Manajemen Perusahaan menyatakan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena PT Multikarsa Investama sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi selesai.
(e) Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Manajemen Perusahaan menyatakan tidak ada indikasi penurunan nilai yang dapat diukur dari estimasi arus kas di masa yang akan datang, karena Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Disamping itu, nilai tercatat akan disesuaikan pada waktu restrukturisasi.
c. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi saat Perusahaan tidak dapat memenuhi liabilitasnya pada saat jatuh tempo. Risiko ini melekat di dalam operasional Perusahaan yang dapat dipengaruhi oleh institusi spesifik dan situasi pasar dunia. Pada kondisi normal, Perusahaan mengelola kebutuhan likuiditasnya dengan cara memonitor jadwal pembayaran utang jangka pendek secara hati-hati yang diakibatkan karena adanya bisnis harian. Kebutuhan likuiditas di monitor di berbagai waktu, hari-demi-hari, minggu-demi-minggu, berdasarkan proyeksi 90 harian.
113
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 53. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) c. Risiko Likuiditas (Lanjutan) Liabilitas keuangan lancar yang akan jatuh tempo termasuk utang bank untuk pengadaan bahan baku telah sepenuhnya dicakup di dalam aset lancar Perusahaan yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Pinjaman jangka panjang lainnya memiliki tingkat suku bunga dan jadwal pembayaran yang pasti, yang telah dianggarkan sepenuhnya dalam perkiraaan arus kas tiga (3) bulanan. Perusahaan tidak memiliki liabilitas yang sudah jatuh tempo baik jangka pendek maupun jangka panjang, kecuali utang berjamin yang sedang dalam proses restrukturisasi Pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas keuangan Perusahaan disajikan sebagai berikut : 2011 Rp Utang bank Utang terjamin Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang kredit pembiayaan Pinjaman modal kerja Utang tidak terjamin dan wesel bayar Utang lancar lainnya
637.839.711.337 9.185.233.096.043 215.808.272.379 413.557.919.140 957.211.258 208.564.000.000 198.997.359.748 38.573.261.263
Jumlah liabilitas keuangan
10.899.530.831.168
54. KEBIJAKAN MANAJEMEN MODAL Tujuan Perusahaan mengelola risiko modal adalah untuk menjaga kemampuan Perusahaan dalam melanjutkan usahanya sebagai suatu entitas yang mempunyai kelangsungan hidup, dan untuk memastikan struktur permodalan yang optima serta pengembalian kepada pemegang saham. Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : 2011 Rp Jumlah pinjaman Dikurangi : Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
2010 Rp
10.230.634.167.128 (31.177.273.662 (3.000.000.000) (10.345.623.643)
Utang bersih
10.186.111.269.823
Jumlah defisiensi Gearing ratio
114
10.599.971.352.461 (87.892.873.462 ) (1.000.000.000) (17.129.600.731) 10.493.948.878.268
(7.342.046.634.232)
(7.952.202.916.163)
(139% )
(133% )
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 54. KEBIJAKAN MANAJEMEN MODAL (Lanjutan) Jumlah pinjaman tersebut termasuk utang terjamin yang belum direstrukturisasi sebesar Rp 9.185 triliun. Perusahaan akan merestrukturisasi utang ini pada tingkat yang berkelanjutan dimana tahap negosiasi dengan kreditur terjamin termasuk PPA/BPP sedang berlangsung. Jika usulan Perusahaan mengenai konversi utang menjadi modal diterima, maka hal ini akan memperbaiki struktur modal gearing Perusahaan.
55. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN •
Berdasarkan perjanjian sewa gudang tanggal 2 Januari 2012 antara Perusahaan dengan PT Texmaco Jaya Tbk (dalam pailit), Perusahaan setuju untuk menyewa mesin chiller selama satu (1) tahun yang terhitung sejak tanggal 2 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Sebagai konsekuensinya, Perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 5.000.000 per bulan.
•
Berdasarkan akta notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn, No. 107 tanggal 23 Pebruari 2012, Pemegang Saham setuju untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui pemberian hak opsi kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). Saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor (sebanyak 118.845.397 lembar saham seri C) dengan nilai nominal Rp 40 per saham. Harga pelaksanaan dari program tersebut adalah Rp 45 per saham, dan saham-saham tersebut telah disetor penuh pada tanggal 20 Pebruari 2012 dan 21 Pebruari 2012. Saham-saham tersebut juga telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia melalui pengumuman No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 tanggal 5 Maret 2012 dan No. Peng-P-00033/BEI.PPR/032012 tanggal 7 Maret 2012. Komposisi pemegang saham pada tanggal 5 Maret 2012 adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham
Jumlah lembar Saham
Persentase Kepemilikan %
Jumlah Rp
Saham Seri A: PT Multikarsa Investama Publik (masing-masing dibawah 5%)
131.394.719 88.301.281 219.696.000
Saham Seri B:
–
5,26 3,54 8,80 –
1.313.947.195.000 883.012.805.000 2.196.960.000.000 –
Saham Seri C: Damiano Investments BV., Netherland Lainnya MESOP Yang belum diambil
Jumlah
1.434.255.172 537.605.796 118.845.397 185.350.982 2.276.057.347
57,47 21,54 4,76 7,43 91,20
57.370.206.880 21.504.231.840 4.753.815.880 7.414.039.280 91.042.293.880
2.495.753.347
100,00
2.288.002.293.880
115
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 56. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU a. Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan interpretasinya (“ISAK”) baik revisi maupun baru. Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: • • • • • • • •
PSAK 10 (Revisi 2010) PSAK 16 (Revisi 2011) PSAK 18 (Revisi 2010) PSAK 24 (Revisi 2010) PSAK 26 (Revisi 2011) PSAK 28 (Revisi 2011) PSAK 30 (Revisi 2011) PSAK 33 (Revisi 2011)
• • • • • • • • • •
PSAK 34 (Revisi 2011) PSAK 36 (Revisi 2011) PSAK 45 (Revisi 2011) PSAK 46 (Revisi 2010) PSAK 50 (Revisi 2010) PSAK 53 (Revisi 2010) PSAK 55 (Revisi 2011) PSAK 56 (Revisi 2011) PSAK 60 PSAK 61
• PSAK 62 • PSAK 63 • PSAK 64 • ISAK 13 • ISAK 15 • ISAK 16 • ISAK 18 • ISAK 19 • ISAK 20 • ISAK 22 • ISAK 23 • ISAK 24 • ISAK 25 • ISAK 26
– Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing. – Aset Tetap. – Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya. – Imbalan Kerja. – Biaya Pinjaman. – Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian. – Sewa. – Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum. – Kontrak Konstruksi. – Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. – Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. – Pajak Penghasilan. – Instrumen Keuangan : Penyajian – Pembayaran Berbasis Saham – Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. – Laba Per Saham. – Instrumen Keuangan : Pengungkapan. – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. – Kontrak Asuransi. – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. – Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambahan Sumber Daya Mineral. – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. – Perjanjian Jasa Konsesi. – Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi. – Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 : Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. – Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya. – Perjanjian Konsensi Jasa : Pengungkapan. – Sewa Operasi – Insentif. – Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. – Hak atas Tanah. – Penilaian Ulang Derivatif Melekat. 116
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 56. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) b. Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) telah menerbitkan beberapa Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan interpretasinya (“ISAK”) baik revisi maupun baru. Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013: • ISAK 21
– Perjanjian Kontrak Real Estat.
Saat ini Manajemen Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari beberapa standar akuntansi dan interpretasinya yang baru maupun yang revisi terhadap laporan keuangan konsolidasian.
57. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN Perusahaan menerbitkan laporan keuangan konsolidasian. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk (induk Perusahaan saja) pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 7 disajikan untuk tujuan analisa hasil usaha Entitas Induk saja. Informasi keuangan tambahan PT Asia Pacific Fibers Tbk berikut ini harus dibaca bersamaan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Asia Pacific Fibers Tbk dan Entitas Anak. Menurut PSAK No. 4 (Revisi 2009), Entitas Induk telah mengukur investasi pada Entitas Anak dengan menggunakan metode biaya, yang sebelumnya diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Dengan diterapkannya PSAK No. 4 tersebut menghasilkan penyesuaian sebesar Rp 1.929.673.610.257 yang dibukukan pada akun akumulasi defisit awal tahun 2010.
58. PENYAJIAN DAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian atas laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 21 Maret 2012.
117
Lampiran -1 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 ASET
31 Desember 2011 Rp ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 141.986.246.529 pada pada tahun 2011 and Rp Nihil pada tahun 2010 Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 330.163.685.573 pada tahun 2011 dan Rp 510.737.395.134 pada tahun 2010 Pihak ketiga Persediaan Uang muka pembelian Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Uang muka investasi dalam proyek perusahaan patungan Aset lancar lainnya
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak berelasi, setelah dikurangi penurunan nilai sebesar Rp 1.015.374.640.487 pada tahun 2011 dan Rp 50.101.533.106 pada tahun 2010 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Investasi pada Entitas Anak Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.573.556.432.737 pada tahun 2011 dan Rp 8.977.105.835.012 pada tahun 2010
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
31 Desember 2010 (Disajikan kembali) Rp
1 Januari 2010 (Disajikan kembali) Rp
30.990.690.495 3.000.000.000
87.356.159.090 1.000.000.000
61.535.283.406 3.500.000.000
454.265.227.439 268.722.447.175
422.111.905.807 410.708.693.704
279.109.672.287 410.708.693.704
22.937.261.126 795.058.287.598 343.195.422.233 119.411.500.545 10.588.262.122
4.115.422.435 458.311.330.390 290.672.668.878 124.902.276.343 7.830.955.214
5.180.509.523 457.252.353.016 245.937.124.918 84.688.222.794 6.657.155.331
− 52.018.685.430
− 26.473.126.432
5.914.525.920 2.189.069.332
2.100.187.784.163
1.833.482.538.293
1.562.672.610.231
341.518.011.387 10.345.623.643 293.709.800
1.301.732.278.186 10.291.395.798 168.193.709.800
1.297.995.314.444 10.579.437.205 168.193.709.800
1.255.117.683.754
1.677.799.396.413
2.147.549.051.438
1.607.275.028.584
3.158.016.780.197
3.624.317.512.887
3.707.462.812.747
4.991.499.318.490
5.186.990.123.118
Lampiran -2 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI) 31 Desember 2011 Rp LIABILITIAS JANGKA PENDEK Utang bank Utang terjamin Utang usaha Pihak ketiga Pihak yang berelasi Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun : Pinjaman modal kerja Kredit pembiayaan Utang lancar lainnya
Jumlah liabilitas jangka pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun : Utang tidak terjamin dan wesel bayar Pinjaman modal kerja Kredit pembiayaan Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan
Jumlah liabilitas jangka panjang
31 Desember 2010 (Disajikan kembali) Rp
1 Januari 2010 (Disajikan kembali) Rp
637.839.711.337 9.185.233.096.043
431.987.380.441 9.107.034.576.501
408.047.983.987 9.435.139.803.808
215.808.272.379 − 17.567.520.945 413.557.919.140
178.428.588.562 1.218.619.613 18.337.551.362 491.360.573.180
337.456.069.142 − 19.852.961.889 540.447.343.900
77.078.000.000 517.187.846 37.870.049.132
38.958.003.000 475.480.013 43.279.993.064
3.451.313.400 156.641.665 32.608.169.328
10.585.471.756.822
10.311.080.765.736
10.777.160.287.119
198.997.359.748 131.486.000.000 440.023.412 77.637.935.506 30.568.446.603
189.504.468.044 326.174.259.309 696.228.253 58.478.203.188 89.854.542.024
190.289.560.544 341.012.487.762 154.802.097 45.745.031.796 150.181.963.385
439.129.765.269
664.707.700.818
727.383.845.584
Lampiran -3 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 LIABILITIES AND EKUITAS (DEFISIENSI) 31 Desember 2011 Rp EKUITAS (DEFISIENSI) Modal Saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk seri B dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2011 dan 2010 Modal ditempatkan dan disetor penuh 219.696.000 saham seri A dan 2.157.211.950 saham Seri C pada tahun 2011 dan 2010 Tambahan modal disetor Saldo laba (akumulasi defisit) Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan pengunaannya
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
31 Desember 2010 (Disajikan kembali) Rp
1 Januari 2010 (Disajikan kembali) Rp
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
8.280.000.000 (15.195.173.335.897)
8.280.000.000 (13.862.323.774.617)
8.280.000.000 (14.195.588.636.138)
(7.317.138.709.344)
(5.984.289.148.064)
(6.317.554.009.585)
3.707.462.812.747
4.991.499.318.490
5.186.990.123.118
Lampiran -4 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
2011
2010 (Disajikan kembali) Rp
Rp PENDAPATAN USAHA Pendapatan bersih Pendapatan usaha lainnya
5.577.223.233.050 4.673.888.541
4.455.449.431.196 6.254.259.196
Jumlah pendapatan usaha
5.581.897.121.591
4.461.703.690.392
(5.194.841.458.938)
(4.132.801.446.187)
BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
Jumlah beban usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Penyelesaian atas klaim asuransi Laba (rugi) kurs, Bersih Beban bunga dan administrasi bank Laba atas penjualan aset tetap Rugi investasi dalam proyek perusahaan patungan Pendapatan (beban) lain-lain, bersih
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain, bersih LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan
Jumlah penghasilan pajak LABA (RUGI) BERSIH DARI OPERASI NORMAL Kerugian dari pelepasan Entitas Anak JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR
387.055.662.653
328.902.244.205
(120.468.271.917) (164.956.335.861)
(151.230.661.906) (152.914.237.900)
(285.424.607.778)
(304.144.899.806)
101.631.054.875
24.757.344.399
185.188.989 755.425.253 (83.939.034.346) (142.803.764.229) − − (1.100.064.527.243)
232.252.259 3.912.505.783 369.581.472.402 (124.400.348.814) 572.727.273 (5.914.525.920) 4.196.012.778
(1.325.866.711.576)
248.180.095.761
(1.224.235.656.701)
272.937.440.160
− 59.286.095.421
– 60.327.421.361
59.286.095.421
60.327.421.361
(1.164.949.561.280) (167.900.000.000)
333.264.861.521 –
(1.332.849.561.280)
333.264.861.521
(561)
141
–
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK 4 (Revisi 2009)
Saldo per 31 Desember 2011
Rugi komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2010 (Disajikan kembali)
Laba komprehensif tahun berjalan
–
–
–
–
–
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
–
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
–
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
–
Selisih penjabaran laporan keuangan
Saldo per 1 Januari 2010 (Disajikan kembali)
–
2.283.248.477.500 5.586.506.149.053
Rp
Rp
Dampak penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
Saldo per 31 Desember 2009
Tambahan modal disetor
Modal Saham Rp
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
1.112.553.001
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
4.950.019.100 (12.454.109.544 )
–
–
(4.950.019.100) 11.341.556.543
Rp
Selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak
–
–
–
–
–
221.924.188
–
–
(221.924.188)
Rp
Rp
Rp
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk
1.936.955.776.513
–
(368.282.263.830)
1.929.673.610.257
1.112.553.001
(368.282.263.830)
333.264.861.521
333.264.861.521
(1.332.849.561.280) (1.332.849.561.280) 8.280.000.000 (15.195.173.335.897) (7.317.138.709.344)
–
8.280.000.000 (13.862.323.774.617) (5.984.289.148.064)
–
8.280.000.000 (14.195.588.636.138) (6.317.554.009.585)
–
–
–
8.280.000.000 (15.764.262.148.821) (7.880.057.909.013)
Rp
Tidak ditentukan pengunaannya
Saldo laba (akumulasi defisit) Selisih restrukturisasi Ditentukan entitas sepengendali penggunaannya
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir apda tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN
Lampiran -5
Lampiran -6 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 2011 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran gaji Pembayaran kas operasi lainnya, bersih
2010 Rp
5.673.816.758.805 (1.067.788.023.128) (136.621.636.479) (308.935.167.494)
4.570.849.739.332 (1.266.227.673.615) (127.789.231.195) (551.713.916.479)
Kas yang diperoleh dari operasi Penghasilan bunga Beban bunga dan administrasi bank Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak
4.160.471.931.704 180.331.211 (138.419.839.803) 1.101.259.119 (102.802.042.218) 64.828.470.645
2.625.118.918.043 247.828.786 (122.261.988.548) 989.928.087 (8.463.579.257) 65.955.290.106
Kas bersih diperoleh dair aktivitas operasi
3.985.360.110.658
2.561.586.397.217
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap Penambahan investasi jangka pendek Pembayaran piutang kepada pihak berelasi Pembayaran piutang lain-lain Penambahan aset lancar lainnya
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(80.771.119.003) − (2.000.000.000) (24.713.231.369) (6.047.211.930 ) (24.322.087.086))
(32.157.279.361) 572.727.273 − (147.208.316.171) − (24.127.214.000)
(137.853.649.388)
(202.920.082.259)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran utang bank Penerimaan pinjaman modal kerja Pembayaran pinjaman modal kerja Penerimaan utang kredit pembiayaan Pembayaran utang kredit pembiayaan
(3.759.896.128.247) 74.474.100.000 (227.601.948.781 ) 305.238.390 (519.739.797)
(2.349.271.697.000) 35.653.947.627 − − (274.216.087)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(3.913.238.478.435)
(2.313.891.965.460)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(65.732.017.165 )
44.774.349.498
9.366.548.570
(18.953.473.814)
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
87.356.159.090
61.535.283.406
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
30.990.690.495
87.356.159.090
PENGARUH SELISIH KURS
Lampiran -7 INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
2011 Rp AKTIVITAS PENDANAN DAN INVESTASI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS : Perolehan aset tetap pemilikan langsung melalui utang kredit pembiayaan Kapitalisasi beban bunga menjadi utang tidak terjamin dan wesel bayar
2010 Rp
408.913.636
2.166.176.545
7.620.301.967
7.619.182.985
Consolidated Financial Statements and Independent Auditors’ Report PT Asia Pacific Fibers Tbk And Its Subsidiaries December 31, 2011 and 2010
CONTENTS
Board of Directors’ Statement Independent Auditors’ Report Page Consolidated Financial Statements Consolidated Statements of Financial Position
1
Consolidated Statements of Comprehensive Income
4
Consolidated Statements of Changes in Equity
6
Consolidated Statements of Cash Flows
7
Notes to Consolidated Financial Statements
9
Schedule Supplementary Financial Information
1–7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010 ASSETS
Notes
December 31, 2011 Rp
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables, net after allowance for impairment of Rp 141,986,246,529 in 2011 and Rp 61,489,504,295 in 2010 Third parties Related parties Other receivables, net after allowance for impairment of Rp 330,163,685,573 in 2011 and Rp 510,737,395,134 in 2010 Third parties Inventories Purchase advances Prepaid taxes Prepaid expenses Advances for investment in a joint venture Other current assets
Total non–current assets TOTAL ASSETS
January 1, 2010 (As Restated) Rp
3g,h,5 3g,h,6
31,177,273,662 3,000,000,000
87,892,873,462 1,000,000,000
62,235,591,207 3,500,000,000
3g,h,7 3g,h,7
454,265,227,439 268,722,447,175
422,111,905,807 268,722,447,175
280,404,228,582 268,722,447,175
3g,h,8 3i,9 10 3t,23a 3j,11
22,937,261,126 795,058,287,598 343,195,422,233 119,411,500,545 10,588,262,122
4,431,384,634 462,112,098,195 291,068,826,915 126,510,220,118 8,241,335,214
5,039,837,125 463,121,064,042 246,425,188,396 86,654,752,801 7,588,226,644
3g,h,12 3g,h,13
− 52,018,685,430
− 26,473,126,432
5,914,525,920 2,229,884,332
2,100,374,367,330
1,698,564,217,952
1,431,835,746,224
317,368,061,827 10,345,623,643
425,918,780,239 17,129,600,731
426,365,868,504 17,650,828,516
1,255,117,683,754 −
1,775,584,133,376 31,293,233,848
2,250,057,296,771 35,479,503,828
1,582,831,369,224
2,249,925,748,194
2,729,553,497,619
3,683,205,736,554
3,948,489,966,146
4,161,389,243,843
Total current assets NON–CURRENT ASSETS Non-trade receivables from related parties, net after allowance for impairment of Rp 1,015,033,871,667 in 2011 and Rp 50,101,533,106 in 2010 Restricted cash in banks Property, plant and equipment, net after accumulated depreciation of Rp 8,573,556,432,737 in 2011 and Rp 8,977,105,835,012 in 2010 Deferred tax assets
December 31, 2010 (As Restated) Rp
3g,h,14 3g,h,15
3k,l,m,n,16 3t,23d
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 1
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010
LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY) Notes
December 31, 2011 Rp
CURRENT LIABILITIES Bank Loans Secured Debts Short term loans Notes payable Trade payables Third parties Liabilities for purchase of property, plant and equipment Taxes payable Accrued expenses Current maturity of long-term liabilities: Working capital loans Obligation under finance lease Credit financing payables Other current liabilities
Total non–current liabilities
January 1, 2010 (As Restated) Rp
3p,17 3p,18 3p,19 3p,20
637,839,711,337 9,185,233,096,043 − −
431,987,380,441 9,107,034,576,501 324,161,880,678 182,150,784,488
408,047,983,987 9,435,139,803,808 333,553,849,154 188,752,488,371
3p,21
215,808,272,379
223,080,294,936
381,749,984,520
3p,22 3t,23b 3p,24
− 17,567,520,945 413,557,919,140
274,011,964 22,684,826,196 695,686,772,082
286,476,750 22,993,119,491 747,446,678,605
3p,26 3p,27 3p,28 3p,29
77,078,000,000 − 517,187,846 38,573,261,263
38,958,003,000 38,670,122,950 475,480,013 155,665,338,586
3,451,313,400 40,429,224,305 156,641,665 146,167,238,196
10,586,174,968,953
11,220,829,471,835
11,708,174,802,252
198,997,359,748 131,486,000,000 440,023,412 77,637,935,506 30,516,083,167
189,504,468,044 326,174,259,309 696,228,253 73,633,912,844 89,854,542,024
190,289,560,544 341,012,487,762 154,802,097 59,867,946,890 150,181,963,385
439,077,401,833
679,863,410,474
741,506,760,678
Total current liabilities NON–CURRENT LIABILITIES Long-term liabilities - net of current maturity : Unsecured Debts and Notes Payable Working capital loans Credit financing payables Employees’ benefit liabilities Deferred tax liabilities
December 31, 2010 (As Restated) Rp
3p,25 3p,26 3p,28 3r,30 3t,23d
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 2
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010
LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY) Notes
December 31, 2011 Rp
EQUITY (DEFICIENCY) Capital stock Authorized 12,357,255,040 shares at Rp 10,000 par value per Series A, Rp 1,000 par value per per Series B and Rp 40 par value per Series C in 2011 and 2010 Issued and paid up 219,696,000 Series A and 2,157,211,950 Series C in 2011 and 2010 Additional paid-in capital Other components of equity Retained earnings (accumulated deficit) Appropriated Unappropriated Equity attributable to the owners of the Company Non-controlling interests Total equity (deficiency) TOTAL LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)
December 31, 2010 (As Restated) Rp
January 1, 2010 (As Restated) Rp
31 3o,32
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 12,075,095,048
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 12,232,185,356
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053 11,119,632,355
33
8,280,000,000 (15,232,156,355,833)
8,280,000,000 (15,701,308,253,547)
8,280,000,000 (16,036,148,144,398)
(7,342,046,634,232) −
(7,811,041,441,638) (141,161,474,525)
(8,146,993,885,490) (141,298,433,597)
(7,342,046,634,232)
(7,952,202,916,163)
(8,288,292,319,087)
3,683,205,736,554
3,948,489,966,146
4,161,389,243,843
34
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 3
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the years ended December 31, 2011 and 2010
Notes
2011
2010 (As Restated) Rp
Rp OPERATING REVENUES Net sales Other operating revenues
3s,37 3s,38
Total operating revenues 3s,39
COST OF GOODS SOLD
(5,191,343,118,311)
(4,130,212,671,366)
(152,628,533,572) (164,568,310,006)
(285,424,607,778)
(317,196,843,578)
105,129,395,502
14,196,084,702
3s,43 3s,16 35 3c
185,188,989 − 755,425,253 (83,939,034,346)
239,465,297 763,636,367 3,912,505,783 391,404,862,775
16 12 44 45
− − (142,803,764,229) 6,804,776,757
(4,598,949,895) (5,914,525,920) (125,722,745,041) 4,555,364,474
(218,997,407,576)
264,639,613,840
(113,868,012,074)
278,835,698,542
− 59,286,095,421
– 56,141,151,381
59,286,095,421
56,141,151,381
(54,581,916,653)
334,976,849,923
PROFIT FROM OPERATIONS
Total other income (charges), net PROFIT (LOSS) BEFORE INCOME TAX 3t 23c 23d
Total tax income Profit (loss) from continuing operations Profit from discontinued operations Gain from disposal of Subsidiary
4,461,605,599,646
(120,468,271,917) (164,956,335,861)
Total operating expenses
TAX INCOME (EXPENSE) Current period Deferred
5,581,897,121,591
331,392,928,280
3s,41 3s,42
OTHER INCOME (CHARGES) Interest income Gain on sale of property, plant and equipment Insurance claim settlement, net Gain (loss) on foreign exchange transactions, net Depreciation expenses of unused property, plant and equipment Loss on investment in joint venture Interest expense and bank charges Miscellaneous income, net
4,455,449,431,196 6,156,168,450
390,554,003,280
GROSS PROFIT OPERATING EXPENSES Selling expenses General and administrative expenses
5,577,223,233,050 4,673,888,541
46 3b,46
8,301,337,613 656,593,951,279
– −
Profit from discountinued operations
664,895,288,892
−
NET PROFIT FOR THE YEAR
610,313,372,239
334,976,849,923
Net profit attributable to : Owners of the Company Non-controlling interests
609,369,397,980 943,974,259
334,839,890,851 136,959,072
610,313,372,239
334,976,849,923
257
141
Total net profit for the year 3u,36
EARNING PER SHARE
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 4
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (Continued) For the years ended December 31, 2011 and 2010
Notes
2011 Rp 610,313,372,239
NET PROFIT FOR THE YEAR OTHER COMPREHENSIVE INCOME Foreign currency translation Related income tax
3c 3t,23e
Total other comprehensive income, net of tax
2010 (As Restated) Rp 334,976,849,923
(209,453,744) 52,363,436
1,112,553,001
(157,090,308)
1,112,553,001
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
610,156,281,931
336,089,402,924
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME ATTRIBUTABLE TO : Owners of the Company Non-controlling interests
609,212,307,672 943,974,259
335,952,443,852 136,959,072
610,156,281,931
336,089,402,924
Total comprehensive income
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 5
–
Profit for the year
–
Reclassified due to lost of controls 5,586,506,149,053
–
–
–
5,586,506,149,053
–
–
5,586,506,149,053
–
–
Rp
–
–
–
–
–
–
–
–
4,950,019,100
–
12,297,019,236
–
–
(157,090,308)
12,454,109,544
–
1,112,553,001
11,341,556,543
–
–
(4,950,019,100) 11,341,556,543
Rp
Equity adjustment from translation
(221,924,188)
–
–
–
(221,924,188)
–
–
(221,924,188)
–
–
8,280,000,000
–
–
–
8,280,000,000
–
–
8,280,000,000
–
–
8,280,000,000
Rp
Rp (221,924,188)
Appropriated
6
Rp
Total equity (deficiency) attributable to the owners of the Company
Rp
Non-Controlling Interest
(39,952,146,244)
(361,748,208,237)
–
(6,534,055,593)
334,839,890,851
1,112,553,001
136,959,072
–
(157,090,308)
(140,217,500,266)
609,369,397,980
(15,232,156,355,833) (7,342,046,634,232)
(140,217,500,266)
609,369,397,980
–
–
140,217,500,266
943,974,259
–
(15,701,308,253,547) (7,811,041,441,638) (141,161,474,525)
334,839,890,851
–
(16,036,148,144,398) (8,146,993,885,490) (141,298,433,597)
(44,902,165,344)
(361,748,208,237)
(15,629,497,770,817) (7,745,293,531,009) (134,764,378,004)
Rp
Unappropriated
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements
2,283,248,477,500
–
Profit for the year
Balance as of December 31, 2011
–
Other comprehensive income
2,283,248,477,500
–
Other comprehensive income
Balance as of December 31, 2010 (As Restated)
2,283,248,477,500
Balance as of January 1, 2010 (As Restated)
46
50
Prior years’ adjustments
–
–
3f
Effect of First Time Adoption of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
5,586,506,149,053
Rp
Rp 2,283,248,477,500
Additional paid-in capital
Capital stock
Balance as of December 31, 2009
Notes
Difference in the equity transaction of subsidiaries
Retained earnings (accumulated deficit)
Difference on restructuring among under common control companies
Other components of equity
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the years ended December 31, 2011 and 2010
(7,342,046,634,232)
–
610,313,372,239
(157,090,308)
(7,952,202,916,163)
334,976,849,923
1,112,553,001
(8,288,292,319,087)
(39,952,146,244)
(368,282,263,830)
(7,880,057,909,013)
Rp
Total equity (deficiency)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the years ended December 31, 2011 and 2010
2011 Rp CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipt from customers Payment to suppliers Payment of salaries Other operating cash payments, net
2010 Rp
5,673,816,758,805 (1,067,788,023,128) (136,621,636,479) (308,982,916,599)
4,571,801,149,332 (1,266,559,784,992) (135,561,458,905) (544,180,971,694)
Cash provided by operations Interest received Interest expense and bank charges paid Cash receipt from insurance claim settlement Payment of income tax Refund of income tax
4,160,424,182,599 180,331,211 (138,419,839,803) 1,101,259,119 (102,802,042,218) 64,828,470,645
2,625,498,933,741 252,699,933 (122,398,599,984) 989,928,087 (8,463,579,257) 65,773,176,658
Net cash provided by operating activities
3,985,312,361,553
2,561,652,559,178
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Payment to acquire property, plant and equipment Proceed from sale of property, plant and equipment Increase of other current assets Payment of non-trade receivables from related parties Payment of other receivables Increase of short-term investments Net cash used in investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Payment of bank loans Receipt of working capital loans Payment of working capital loans Receipt of credit financing payables Payment of credit financing payables Net cash used in financing activities NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE BALANCE OF UNCONSOLIDATED SUBSIDIARY (Note 46)
(80,771,119,003) − (24,322,087,086) (24,713,231,369) (6,047,211,930) (2,000,000,000)
(32,157,279,361) 572,727,273 (24,127,214,000) (147,401,627,178) − −
(137,853,649,388)
(203,113,393,266)
(3,759,896,128,247) 74,474,100,000 (227,601,948,781 ) 305,238,390 (519,739,797)
(2,349,271,697,000) 35,653,947,627 − − (274,216,087)
(3,913,238,478,435)
(2,313,891,965,460)
(65,779,766,270 )
44,647,200,452
9,368,132,922
(18,989,918,197)
(303,966,452 )
−
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
87,892,873,462
62,235,591,207
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
31,177,273,662
87,892,873,462
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 7
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) For the years ended December 31, 2011 and 2010
2011 Rp ADDITIONAL SCHEDULE OF NON–CASH INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES : Acquired of property, plant and equipment direct acquisition through credit financing payables Capitalization of interest expenses to unsecured debts and notes payable
2010 Rp
408,913,636
2,306,323,363
7,620,301,967
7,619,182,985
The accompanying notes to consolidated financial statements are an integral part of the consolidated financial statements 8
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2011 and 2010
1. G E N E R A L a. Establishment and General Information PT Asia Pacific Fibers Tbk (“the Company”) was established within the framework of the Domestic Capital Investment Law No. 6 year 1968, as amended by Law No. 12 year 1970 based on notarial deed No. 22 dated February 15, 1984 of Januar Tirtaamidjaja, SH, notary public in Jakarta. The above Laws were subsequently amended by the Limited Liability Company Law of Republic of Indonesia No. 40 year 2007 dated August 16, 2007. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on decision letter No. C2– 6107.HT.01.01.TH.84 dated October 26, 1984 and was published in Supplement No. 3247 of State Gazette No. 72 dated September 7, 1990. The Article of Association has been amended based on notarial deed No. 92 dated March 24, 2009 of Sutjipto, SH, notary in Jakarta to adjust the Company’s Article of Association with BapepamLK No. IX.J.1 dated May 14, 2008 concerning the Principles of Association of Public Offering of Conduct Equity Securities and Public Companies. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on decision letter No. AHU0052618.AH.01.09.Tahun 2009 dated August 14, 2009. The Articles of Association have been amended several times. The latest amendment of the Company’s Articles of Association was based on notarial deed No. 50 dated September 10, 2009 of Sutjipto, SH, notary public in Jakarta, concerning the change in the Company’s name from PT Polysindo Eka Perkasa Tbk to PT Asia Pacific Fibers Tbk. The deed was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic Indonesia based on his decision letter No. AHU-54294.AH.01.02.Tahun 2009 dated November 10, 2009 and the publishment in Supplement No. 21449 of State Gazette No. 77 dated September 24, 2010. On February 4, 2011, the Company obtains the approval from the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) in his letter No. 2/B/II/PMDN/2011 with regard to the cancellation of approval from the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) in his letter No. 249/II/PMDN.1997 dated December 2, 1997. Further, the Company has received the approval of the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) for the expansion of the Fibre capacity in Karawang side through the approval letter No. 2/B/II/PMDN/2011 dated February 24, 2011. This project is scheduled to begin in the second quarter of 2012. In accordance with Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of the Company’s activities are mainly to engage in the manufacturing of chemical and synthetic fiber, weaving and knitting, and other activities related to the textile industry. The Company is domiciled in Kendal, Central Java with its plants located in Kendal, Central Java and Karawang, West Java. The Company’s representative office is located at East Building, 35th Floor, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E-3 No. 1, Jakarta. The Company started its commercial operations in 1986. The Company’s products are marketed both domestically and internationally, including Europe, United States of America, Asia, Australia and the Middle East.
9
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
1. G E N E R A L (Continued) a. Establishment and General Information (Continued) The Company has many ongoing social activities in the local environs of its two plant location in Semarang and Karawang which the purpose of this activity is to improve the livelihood of the surrounding communities. In order to carry out these programes more effectively, the Company has established a foundation, “Yayasan Asia Pacific Fibre” on January 15, 2010. The deed was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic Indonesia based on decision letter No. AHU-960.AH.01.04.Tahun 2010 dated March 15, 2010.
b. Public Offering of Shares, Notes Payable of the Company and its Subsidiaries •
On December 14, 1990, the Company offered 12,000,000 shares to the public through the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges, now known as Indonesian Stock Exchange.
•
On October 8, 1993, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM), in his letter No. S-1738/PM/1993, for its limited offering of 184,000,000 shares through rights issue with preemptive rights to stockholders. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on November 1, 1993.
•
On December 15, 1994, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of BAPEPAM, in his decision letter No. S-2027/PM/1994, for the change of par value from Rp 1,000 to Rp 500 per share.
•
On May 20, 1996, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of BAPEPAM, in his decision letter No. S-778/PM/1996, for its offering of 1,104,000,000 shares through rights issue II with preemptive rights to stockholders. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on June 10, 1996.
•
On December 11, 1997, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of BAPEPAM, in his decision leter No. S-2844/PM/1997, for its offering of 2,185,920,000 shares through rights issue III with preemptive rights to stockholders. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges on January 5, 1998.
•
In 1994, the Company issued US$ 125,000,000 Unsecured Senior Notes which are listed in Luxembourg. In 1996, the Company offered to the holders of the said unsecured notes to exchange their notes with US$ 125,000,000 Guaranteed Senior Notes issued by PIFC with the Company as the guarantor. These notes were listed in the Luxembourg Stock Exchange.
10
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
1. G E N E R A L (Continued) b. Public Offering of Shares, Notes Payable of the Company and its Subsidiaries (Continued) •
In 1996, PIFC, with the Company as a guarantor, also issued US$ 50,000,000 Secured Floating Rate Notes and US$ 260,000,000 Guaranteed Secured Notes which were listed in the Luxembourg Stock Exchange.
•
In 1997, PIFC, with the Company as a guarantor, issued US$ 250,000,000 Guaranteed Secured Notes which were listed in the Luxembourg Stock Exchange.
•
Prior to January 2000, the above notes issued by PIFC were delisted from Luxembourg Stock Exchange.
•
Beginning December 2004, all of the Company’s outstanding shares totaling 4,393,920,000 shares were suspended regarding the the bankruptcy proceeding against the Company and delay in submitting the required consolidated financial statements. The Company’s shares were still suspended after the Company remove their bankruptcy. However, the Company took efforts to remove its suspension which includes submitting Company’s future plan of actions. Further in July 2006, all of the Company’s shares resumed trading.
•
In 2006, The Company converted the unsecured debt amounted to 43,144,238,750 shares as part of the implementation of Composition Plan which have been approved and ratified by the Commercial Court. Based on the condition issued by Indonesian Stock Exchange, the new shares can not be traded for 1 (one) year. Further in October 2007, the new Company’s shares were traded.
•
Based on the Extraordinary General Stockholders Meeting (RUPSLB) held on February 21, 2008, the stockholders approved the reverse stock split (split down) with a ratio of 20:1 wherein 20 old shares will become 1 new share. Reverse stock splits are conducted for the Company’s shares to be more liquid and in line with the Company’s performance. Due to the changes in the Company’s number of shares and par value, the Company amended its Articles of Association and the notarial deed regarding the changes of the Company’s Article of Association had been approved by the Minister of Justice and Human Rights on March 3, 2008.
•
Further, based on the notarial deed of Sutjipto, SH, No. 122 dated February 27, 2008 regarding shares purchase as the result of reverse stock split named PT Trimegah Securities Tbk as “Stand by Buyer”. In addition, all shares from reverse stock were traded on March 14, 2008.
•
On October 10, 2008, the Subsidiary’s shares (PT Texmaco Jaya Tbk) have been delisted from the Indonesian Stock Exchange based on its letter No. S-04741/BEI.PSR/09/2008 and Peng004/BEI.PSR/DEL/09-2008 due to the suspension of the trading shares and going concern problem of the Subsidiary.
11
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
1. G E N E R A L (Continued) b. Public Offering of Shares, Notes Payable of the Company and its Subsidiaries (Continued) •
Based on the Extraordinary General Stockholders Meeting (RUPSLB) held on March 24, 2009 and based on notarial deed No. 91 dated March 24, 2009 of Sutjipto, SH, notary in Jakarta, the stockholders approved the issuance of 118,845,397 new authorized shares series C (5% of issued and paid-up capital) without preemptive rights, for providing stock options to the Company’s management and employees (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). The notarial deed was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on his decision letter No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 dated August 14, 2009. As per the Company’s schedule that was reported to Indonesian Stock Exchange dated March 17, 2009, its programe will be implemented at the latest period (February 1, 2012). Further, based on the notarial deed No. 107 dated February 23, 2012 of Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notary in Jakarta, the Management Employee Stock Option Programme / MESOP) has been implemented with the execution price of Rp 45 each. All shares under MESOP have been fully paid up through the Company’s bank accounts dated February 20 and 21, 2012. It has been registered in the Indonesian Stock Exchange through announcement No. Peng-P00032/BEI.PPR/03-2012 dated March 5, 2012 and No. Peng-P-00033/BEI.PPR/03-2012 dated March 7, 2012.
•
Since December 2, 2009, the Company’s shares in the Indonesian Stock Exchange have been changed with the new Company’s name.
c. Consolidated Subsidiaries The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries : Subsidiaries
Domicile
Nature of Business
Commercial Operations
Percentage of Ownership %
Total Assets 2011 2010 Rp Rp (in million) (in million)
PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) Karawang
Trading, weaving, knitting and processing
1972
92.00
*)
228,735
PT Texmaco Graha Busana (TGB)-99% owned by TJ Jakarta
Trading of textile and producing ready to wear garments and accessories
1994
91.08
*)
167
Polysindo International Finance Company BV. (PIFC)
Netherlands
Financial services
1994
100.00
Polysindo (Mauritius) Ltd. (PML)
Republic of Mauritius
Financial services
Preoperating
100.00
12
6,884,590 6,826,131
–
–
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
1. G E N E R A L (Continued) c. Consolidated Subsidiaries (Continued) *) Not applicable due to PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) and PT Texmaco Graha Busana (TGB) deconsolidation (Note 46). •
In 2001, the Company acquired 10,000 shares which represent 100% ownership in Polysindo (Mauritius) Ltd. The shares were acquired for the amount of US$ 10,000. The difference between the acquisition cost and the net assets of PML amounted to Rp 221,924,188 was recorded as “difference on restructuring among companies under common control” account as part of the other components equity in the consolidated statements of financial position.
•
There were no transactions between the Company and Polysindo (Maurutius) Ltd and Polysindo International Finance Company BV. during 2011 and 2010. The Company intends to close the operation of its subsidiaries along with the restructure of the Company.
•
Since April 2008, PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) operations (Fleece division) are conducted by the Company with tolling basis.
•
Since the second semester of 2004, PT Texmaco Graha Busana has halted its business operations.
•
The Company’s immediate parent Company is Damiano Investments BV., incorporated in Netherland.
d. Employees, Directors and Commissioners •
The members of the Company’s board of commissioners and directors as of December 31, 2011 and 2010 are as follows : 2011
2010
Board of Commissioners : President Commissioner Independent Commissioners Commissioners
: Mr. Robert Clive Appleby : Mr. Dono Iskandar Djojosubroto Mr. Timbul Thomas Lubis SH : Mr. Antonitris Mr. Christopher Robert Botsford Mr. Robert Mc Carthy
: Mr. Robert Clive Appleby : Mr. Dono Iskandar Djojosubroto Mr. Timbul Thomas Lubis SH : Mr. Antonitris Mr. Christopher Robert Botsford Mr. Robert Mc Carthy
: Mr. Vasudevan Ravi Shankar : Mr. Masjhud Ali Mr. Seeniappa Jegatheesan Mr. Peter Vinzenz Merkle
: Mr. Vasudevan Ravi Shankar : Mr. Masjhud Ali Mr. Seeniappa Jegatheesan Mr. Peter Stanley Grant Mr. Peter Vinzenz Merkle
Board of Directors : President Director Directors
13
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
1. G E N E R A L (Continued) d. Employees, Directors and Commissioners (Continued) Mr. Peter Stanley Grant, one of the Directors of the Company, resigned from the Board of Directors based on the resolution passed at the Extraordinary Shareholder’s Meeting held on February 10, 2011. •
Audit Committee is appointed based on BAPEPAM regulation No. IX.1.5 regarding the forming and work guidance audit committee to comply with BAPEPAM-LK regulation Board of Commissioners has formed Audit Committee. The members of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2011 and 2010 are as follows : Chairman Member
: Mr. Timbul Thomas Lubis, SH : Mr. Drs. Heroe Pramono Mr. Djati Suara
•
The Company’s corporate secretary as of December 31, 2011 and 2010 is Mr. Tunaryo.
•
In February 2009, the Company formed an internal audit department based on BAPEPAM-LK regulation. The head of internal audit is Mr. Yohanes Baptis Galuh Adjar Pamungkas.
•
The total number of the Company’s permanent employees as of December 31, 2011 and 2010 were 3,366 and 3,158 persons, respectively (unaudited). As of December 31, 2011 and 2010, the Subsidiary’s permanent employees were Nil and 238 persons, respectively (unaudited).
•
Compensation representing salary was given to Commissioners and Directors for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 5,182,030,423 and Rp 6,216,295,241, respectively. No contribution to retirement benefits, entitlement benefits and any other special benefits were given during the year 2011 and 2010.
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS a. Going Concern The buoyancy in the Polyester Industry which began in the year 2010 continued though the third quarter of 2011. The two main factors for the strong performance of the Company in 2011 were the demand for PTA remained high and high selling price realization for its finished goods as cotton was in short supplies during this period.
14
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued) a. Going Concern (Continued) The Company benefitted most by producing PTA in this period. The raw material, Paraxylene and MEG prices spiked in 2011 from 2010 levels considerably. The domestic market growth of polyester exceeded industry forecast in 2011. This was mainly due to shortage of cotton on account of low crops in 2010 and the resultant very high price of cotton. The Company operated its plant to its near full capacity. The Company has also initiated further capital expenditure programme of around US$ 17 million during 2011 for increase the volume staple fiber to take advantage of growth in the spun yarn industry and filament yarn and also value added products. Some of the projects initiated in the previous year have come on stream and are yielding the desired results. Damiano Investments BV., Netherland has been providing the requisite funds for the above mentioned capital expenditure through Third Loan Agreement. With the spurt in the selling price and the savings in the costs levels in 2011, the Company could achieve a sales turnover of around US$ 634 million and cash profit of around US$ 78 million registering a growth of over 30% in the sales revenue and higher Cash profits over 2010 levels. The working capital applications have also increased significantly with the increased sales revenue and higher raw material price levels. Damiano Investments BV., Netherland continued to support the Company with the letter of credit working capital of around US$ 80 million. Though the Company continued with the prefinance facility for bridging the high procurement levels, it could successfully eliminate the high cost source of pre-finance. As the working capital remained tight, Company sought and received the approval of its unsecured creditors for the capitalization of the interest due on the New Notes. Damiano Investments BV., Netherland has also charged a reasonable fee on the letter of credit facility provided by them for the year 2011 (18%). The demand for polyester products is expected to remain strong in the near future. However, with the easing of price of cotton from the last quarter of 2011, the margin levels for the polyester fiber will come under pressure and remain at the normal levels in the future. From the second quarter of 2012, the fiber expansion is expected to come on stream and barring unforeseen circumstances, the Company is expected to perform well in the year 2012 with the continued support of its majority shareholders and with the buoyant market conditions.
15
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued) a. Going Concern (Continued) Until March 2012, the Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) is not approved by, particularly by PT Persusahaan Pegelola Asset (PPA) which owned about 28% of the total secured debt as some of the terms under the SDRP are not agreed by PPA. The Company and its majority stake holders continue to request PT PPA for its consent to the restructuring of its secured debt. Upon completion of this restructuring, and the consequent reorganization of its consolidated statements of financial position, the Company is confident of securing a formal working capital lending from a conventional banking sources. The major terms of the Secured Debt Restructuring Plan (SDRP) are as follows: Proposed Restructuring Date Interest on New Notes
July 1, 2007 Interest shall be payable on the New Notes quarterly in arrears and calculated on the outstanding principal amount of the New Notes during the quarter at the per annum rates shown in the table below : Yr1 Yr2 Yr3 Yr4 Yr5 Yr6 0.0% 2.0% 2.0% 2.0% 4.0% 4.0%
Amortisation
Yr8 Yr9 4.0% 4.0%
Principal repayment shall be made at the end of each 12-month period beginning on the fourth anniversary of the Restructuring Date. The amount payable shall be equal to the percentages of the restructured principal amount shown in the table below: Yr1 Yr2 Yr3 0% 0% 0%
Debt Restructuring
Yr7 4.0%
Yr4 5.0%
Yr5 17.5%
Yr6 17.5%
Yr7 Yr8 Yr9 17.5% 20.0% 22.5%
New Secured Notes will be exchanged at 10.73 Cents per US$ 1. 40.90% of the expanded equity will be allotted to the Secured Creditors as per the Debt /Equity swap indicated in the SDRP
In addition, the Company and its Subsidiaries’ consolidated financial condition in 2011 showed the following : •
• •
Total comprehensive income amounting to Rp 610,156,281,931. In total comprehensive income includes unrealized loss on foreign exchange transactions from continuing operations of Rp 74,570,901,424 and unrealized gain on foreign exchange transactions from discountinued operations of Rp 23,295,545,656. Negative working capital amounting to Rp 8,485,800,601,623. Capital deficiency amounting to Rp 7,342,046,634,232.
16
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued) a. Going Concern (Continued) Subsidiary’s Operations (PT Texmaco Jaya Tbk): On October 20, 2010, PT Hanil Bakrie Finance Company submitted its bankruptcy proposal at the Central Jakarta’s Commercial Court (Pengadilan Niaga Jakarta Pusat) with registered No. 71/PAILIT/2010/PN. NIAGA.JKT.PST due to non fulfillment of the obligation by PT Texmaco Jaya Tbk based on the Sale and Purchase Agreement which is stated in notarial deed No. 2 dated January 6, 2003. Accordingly the outstanding amount of US$ 1.68 million is repayable before February 15, 2007. Between 2004 up to 2008, PT Texmaco Jaya Tbk had repaid amounting to US$ 0.71 million and the balance is still outstanding. However up to now, PT Texmaco Jaya Tbk has not fulfilled its obligation. On November 15, 2010, PT Texmaco Jaya Tbk has applied for Suspension of Payment (PKPU) to the Commercial Court in order to present a Peace Plan for the restructure of its loans. Commercial Court in its decision letter No. W10/U1/10507.Pdt.02.XI.2010.03 dated November 24, 2010 to granted the request for Suspension of Payment (“PKPU”) providing the temporary postponement of debt obligation payment (“PKPUS”) for 45 days, commencing on November 24, 2010. With the approval of its creditors, the court further granted extension of time for a period of 180 days time (up to end June 2011) to PT Texmaco Jaya Tbk to submit the final Peace Plan to its creditors. During the period, PT Texmaco Jaya Tbk identified and held negotiations with the prospective investors to support and participate in the peace plan proposed by the Subsidiary. Despite prolonged negotiations with several investors, none of them came forward with a commitment to invest in PT Texmaco Jaya Tbk and bail out the Subsidiary from bankruptcy. In the absence of any investor, PT Texmaco Jaya Tbk could not finalize the composition plan within the time stipulated by the Court. Consequent to this, the Commercial Court of Jakarta declared PT Texmaco Jaya Tbk bankrupt on pursuant to section 230 (1) and 285 (3) of the Indonesian Bankruptcy law 37 0f 2004 and delivered its verdict on 19th August 2004 as per Court order 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Jo No: 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. The Court also appointed Dr. MARSUDIN NAINGGOLAN as the supervisory Judge and a team of Receivers (Curators) to monitor and enforce the liquidation process as per the law. Subsequently, the Curators had conducted debt verification and registration process as per the provisions of the law and the final registered debt is as follows:
17
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued) a. Going Concern (Continued) Subsidiary’s Operations (PT Texmaco Jaya Tbk) (Continued) : Sl No 1 2 3
Details Preferred Creditors Secured Creditors Unsecured Creditors Total
Amounts in Rupiah 15,478,161,747.06 602,914,924,862.14 1,515,354,797,944.92 2,133,747,884,554.12
No of Creditors 4 3 47 54
Subsequent to completion of debt verification, the Court had declared PT Texmaco Jaya Tbk insolvent and ordered liquidation of the bankrupt estate – vide Court order no 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST dated September 26, 2011. As the Fleece division was still operating under tolling arrangement by its parent Company (PT Asia Pacific Fibers Tbk), the Court had approved continued operation of fleece division at Karawang with a view to maintain the value of the bankrupt assets. The operation and the cash flow of PT Texmaco Jaya are monitored by the team of receivers appointed by the Court. Accordingly, the Company continues to operate the fleece division through Tolling/Rental Agreement. The accompanying consolidated financial statements have been prepared on a going concern basis, and do not include any adjustment that might result from the outcome of these uncertainties. Related effects will be reported in the consolidated financial statements as they become known and can be estimated. To date, the Company, in running its operations is supported through the letter of credit facility and other working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland and through the confidence and support of its suppliers and customers. In addition, Damiano Investments BV., Netherlands confirmed that it will provide the assistance to the Company in obtaining letter of credit facilities until such time that the Company can secure a credit facility from banks on its own. Damiano Investments BV., Netherland has also provided the requisite funds for the Company’s capital expenses programmes in 2010 through its Third Loan Agreement. The bankruptcy / liquidation of PT Texmaco Jaya Tbk will have little impact on the operations of PT Asia Pacific Fibers Tbk now as the operations of PT Texmaco Jaya Tbk had stopped since year 2004. Moreover, PT Asia Pacific Fibers Tbk has no obligations to the creditors of PT Texmaco Jaya Tbk.
b. Debt Restructuring The following are the salient features of the “Unsecured Restructure Proposal” of the Company:
18
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued) b. Debt Restructuring (Continued) (i) New Principal amount to be restructured to 2.961%. (ii) Interest and penalty will be waived. (iii) The restructured principal amount will be repaid over a period of 9 years. (iv) The unsecured creditors will get on equity ownership of 19.2% of diluted equity shares of the Company. (v) The rate of interest will be 2% p.a. progressing to 4% p.a. The Company has executed the restructuring agreement with the unsecured creditors as approved by the Creditors and ratified by the Court. Accordingly, the total unsecured loans after the restructuring stands at US$ 18,670,630 plus unpaid capitalized interest for 2011 of US$ 3,274,381 or amounted to US$ 21,945,011. The Company has also submitted restructuring proposal to the secured creditors (SDRP). Further, in March 2007, the Company reissued the SDRP proposal to all of its secured creditors, including PPA, as the earlier SDRP proposal has time barred. However, no response has been received from PPA on the proposal. The proposal has the support of Damiano Investment BV., Netherland, the majority holder of the other secured debts of the Company. The Company has taken all the required corporate actions towards the implementation of the Composition Plan (“Peace Plan”) as approved by the unsecured creditors of the Company and ratified by the Commercial Court. The steps involve the issuance of the new debts secured or unsecured in exchange of the old unsecured debts and issuance of shares for the reduction of the principal amount of debts as per the terms of the Composition Plan. The Company has reduced its unsecured debts as per the Composition Plan and increased its share capital as additional capital pending allotment to the creditors. The Company has appointed The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong to act as its Fiscal Agent, Paying Agent and Trustees for its new unsecured notes which are eurocleared. In January 2012, the Company also sought and got the approval of its Unsecured New Note Holders for the extension of its maturity from February 2012 to February 2015. PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) announced a sale programme of Texmaco Group assets and shares, including that of the Semarang site of Company and Subsidiary (TJ), in December 2010. However the programme was later cancelled and called off. PT Asia Pacific Fibers Tbk has been in active discussion with PPA for the restructure of the Company and awaiting their response of PPA in this regard.
19
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
2. GOING CONCERN, DEBT RESTRUCTURING AND ECONOMIC CONDITIONS (Continued) c. Economic Condition Indonesia’s economy grew in 2011 at its fastest pace since the 1997-1998 Asian crisiss, with the country’s vast domestic market helping to shield it from the global economic turmoil battering its more export-oriented neighbours. The GDP expanded 6.5% in 2011, affirming Indonesia’s position as one of Asia’s fastest-growing economies and highlighting its appeal to its investors. Foreign Direct Investment grew 20% to a record level of US$ 20 billion in 2011 indicating the investors’ confidence in the country. FDI is likely to remain robust over the medium term after Moody’s Investors Service and Fitch Ratings recently upgraded Indonesia’s credit rating to investment grade. With inflation reasonably under check and the strong rupiah vis-à-vis US$ will leave the general public with a reasonable disposable income which can boost the domestic consumption. Indonesian exports in 2011 grew substantially to US$ 203.6 billion as compared to US$ 157.8 billion in 2010. The main non oil contributors are CPO followed by rubber, textiles and electronic. The rupiah remained strong throughout 2011 and closed at Rp. 9,068 per US$ as compared to Rp 8,991 per US$ as at December 2010. There are indications that the fuel and power costs are slated to increase in 2012 which will trigger the inflationary trend. These increases will also affect adversely the margins of the company. The other major economies in Asian region-India and China have already downsized its GDP growth estimated for 2012 with slowing down of these economies. The financial crisis in EU Zone will also impact all Asian economies.
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The significant accounting policies that have been used by the Company and its Subsidiaries in the preparation of these consolidated financial statements are summarized in subsequent paragraphs. a. Basis of Preparation of Consolidated Financial Statements The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements have been prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”) and its interpretations (“ISAK”) established by the Indonesian Institute of Accountants (IIA), Regulation No. VIII G.7 of BAPEPAM AND LK regarding the Guidelines on Presentation of Financial Statements included in Appendix of the Decree of the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (Bapepam-LK) No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2010 and the Circular Letter No. SE-02/PM/2002 regarding Guidelines on Presentation and Disclosures of Financial Statements for Publicly Listed Manufacturing Companies and the Decision Letter No. KEP554/BL/2010 regarding the changes of the Regulation No. VIII.G.7.
20
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) a. Basis of Preparation of Consolidated Financial Statements (Continued) The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements are in compliance with the applicable PSAK without exception. The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011 have been prepared in accordance with PSAK No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”. In accordance with PSAK No. 1 (Revised 2009), the consolidated statements of comprehensive income has been presented in these consolidated financial statements. The Company and its Subsidiaries have been elected to present all items of income and expense in the single statement. As of December 31, 2010 and January of 1, 2010, the noncontrolling interests of Rp 141,161,474,525 and Rp 141,298,433,597, respectively have been reclassified as part of the equity. Accordingly, the consolidated statements of financial position of the Company and its Subsidiaries as of December 31, 2010 and January 1, 2010 have been restated. As of August 19, 2011, the Commercial Court had declared that the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is bankruptcy and insolvency effective on September 26, 2011. Effective this period, the Subsidiary becomes subject to the control of the Court, and causing the Company loss its controls. Consequently, the total comprehensive income from Subsidiary up to August 19, 2011 is classified as “Discountinued Operations” and the outstanding of non-controlling interests balance from Subsidiary of Rp 140,217,500,266 has been written-off from the consolidated statements of financial position and adjusted into retained earnings (accumulated deficit). In relation to the PSAK No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”, the Company has measured investment in subsidiaries using cost method, which were previously accounted for using equity method. The Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements have been prepared on the historical cost basis of accounting, except for the certain accounts are prepared based on the other measurement that are more fully described in the accounting policies below. The consolidated financial statements are prepared under the accrual basis of accounting, except for the consolidated statements of cash flows. The consolidated statements of cash flows have been prepared using the direct method, present receipts and disbursements of cash and cash equivalents classified operating, investing and financing activities. The reporting currency used in the preparation of these consolidated financial statements is Indonesian Rupiah. All figures presented in the notes to the Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements are expressed in fully Rupiah amounts, unless otherwise stated.
21
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) b. Principles of Consolidation The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities. The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition and up to the effective date of disposal, as appropriate. Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company. All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation. Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity. Effective January 1, 2011, the interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the non-controlling interests’ proportionate share of the fair value of the acquiree’s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of non-controlling interests is the amount of those interests at initial recognition plus non-controlling interests’ share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income is attributed to non-controlling interests even if this results in the non-controlling interests having a deficit balance. Previously, the non-controlling interest is measured on initial recognition at the non-controlling interests’ proportionate share in the historical cost of the identifiable net assets of the acquiree. Where the losses applicable to the non-controlling interests exceed their interest in the equity of the subsidiary, the excess and any further losses attributable to the non-controlling interest are charged against the majority interest except to the extent that the non-controlling interest has a binding obligation to, and is able to, make good the losses. Changes of the Company interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Company and its subsidiaries interests and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognized directly in equity and attributable to owners of the Company. According to PSAK No. 4 (Revised 2009), when the Company losses control of a Subsidiary, the Company should derecognizes the assets (including any goodwill) and liabilities of the Subsidiary at their carrying amount at the date when the control is lost. Also, derecognizes the carrying amount of any non-controlling interests in the former Subsidiary at the date when control is lost (including any component of other comprehensive income attributable to them).
22
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) b. Principles of Consolidation (Continued) The Company has carried forward and opted to present as a separate item within equity, the remaining balance related to the effect of prior year’s capital transactions of the subsidiary with third parties.
c. Foreign Currency Transaction and Balances The Company and its Subsidiaries’ books and records are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the date of the transactions. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies at consolidated statements of financial position date are translated into Rupiah at the middle rate of Bank Indonesia at that date as follows : December 31, 2011 Rp
Foreign currency
US$ JPY HKD NOK CHF SGD GBP EUR
1 1 1 1 1 1 1 1
December 31, 2010 Rp
9,068 117 1,167 1,313 9,636 6,974 13,969 11,739
8,991 110 1,155 1,330 9,600 6,981 13,894 11,956
Gains or losses arising from foreign exchange transactions are credited or charged to the consolidated statements of comprehensive income in the current period. The financial statements of Subsidiaries domiciled outside of Indonesia, i.e. PIFC and PML, maintain their accounting records in US Dollar. For consolidation purposes, the financial statements of foreign domiciled subsidiaries are translated into Rupiah as follows : •
Accounts in the Statements of financial position, except for equity accounts, are translated at the exchange rate as of the consolidated statements of financial position date.
•
Profit and loss items are translated at the average rates of exchange for the year.
The difference resulting from translation is presented net of tax as part of other comprehensive income in the consolidated statements of comprehensive income.
23
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Transactions with Related Parties The Company and its Subsidiaries enters into transactions with related parties as defined in PSAK 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosure”. Related party is principally defined as follows: (i) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person : • Has control or joint control over the reporting entity ; • Has significant influence over the reporting entity ; or • Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of reporting entity. (ii) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies : • The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). • One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). • Both entities are joint ventures of the same third party. • One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. • The entity is a post-employment defined benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity. • The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (i). • A person identified in (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity). All significant transactions and balances with related parties, whether or not conducted under normal terms and conditions similar to those with third parties are disclosed in Note 47.
e. New Accounting Standards to Existing Standards In 2011, the Company and its Subsidiary adopted for the first time the following revised accounting standards which are mandatory for accounting periods beginning on or after January 1, 2011 : PSAK 1 (Revised 2009) PSAK 2 (Revised 2009) PSAK 3 (Revised 2010) PSAK 4 (Revised 2009) PSAK 5 (Revised 2009) PSAK 7 (Revised 2010) PSAK 8 (Revised 2010)
: : : : : : :
Presentation of Financial Statements Statements of Cash Flows Interim Financial Reporting Consolidated and Separate Financial Statements Operating Segments Related Party Disclosures Events After the Reporting Period
24
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued) PSAK 23 (Revised 2010) PSAK 25 (Revised 2009)
: :
PSAK 48 (Revised 2009) PSAK 57 (Revised 2009) PSAK 58 (Revised 2009
: : :
Revenue Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors Impairment of Assets Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets Non Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations.
Discussed below are the impacts on the consolidated financial statements of these revised accounting standards. (i)
PSAK 1 (Revised 2009) : Presentation of Financial Statements. PSAK 1 regulates presentation of consolidated financial statements that is among others, the objective, component of consolidated financial statements, characteristic of consolidated financial statements, such as, fair presentation and compliance with PSAK, going concern, accrual basis, materiality and aggregate, offseting, reporting frequency, comparative information, and consistency. Also introduces new disclosures such as, among others, judgments and estimations, capital management, other comprehensive income, departures from accounting standards and other disclosures.
(ii)
PSAK 2 (Revised 2009) : Statements of Cash Flows. PSAK 2 requires the provision for information about the historical changes in cash and cash equivalents of an entity by mean of a consolidated statements of cash flows which classified as a cash flow during the period from operating, investing and financing activities. Also, this standard requires to present the effect of net foreign exchange differences from cash and cash equivalent separately from operating, investing and financing activities. Further, the entity are also recommended to prepare the consolidated statements of cash flows using the direct method.
(iii) PSAK 3 (Revised 2010) : Interim Financial Reporting. PSAK 3 prescribes minimum presentation of interim financial statements, and also the principles of recognition and measurement in the full set or condensed set interim consolidated financial statements. When a full set of consolidated financial statements are presented in the interim financial report, the form and content of those interim consolidated financial statements is required to conform to the requirement of PSAK 1 for a complete set of consolidated financial statements. (iv)
PSAK 4 (Revised 2009) : Consolidated and Separate Financial Statements. PSAK 4 requires when the Company publish a consolidated financial statements, so the parent Company presents its financial statements as the supplementary information in the consolidated financial statements, and parent Company’s investment in subsidiary is accounted for using the cost method.
25
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued) (v)
PSAK 5 (Revised 2009) : Operating Segments. PSAK 5 requires the entities to disclose the information that enables for users of consolidated financial statements to evaluate the nature and impact of consolidated financial statements and its effects to business activities. Standard also improve the definition of operating segments and the procedures used to identify and report the operating segments. Standard requires the "management approach" that used in the presentation of segment information using the same base as well as in the internal reporting. It is not cause the additional presentation of the reported segment. The operating segment was reported in consistent with the internal reporting provided to operational decision-makers. In this case, the operational decision-makers are Board of Directors
(vi)
PSAK 7 (Revised 2010) : Related Party Disclosures. PSAK 7 requires disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances including commitments, in the consolidated financial statements. Standard also provide an explanation that members of key management personnel is a related party, thereby necessitating disclosures of key management personnel compensation for each category.
(vii) PSAK 8 (Revised 2010) : Events After the Reporting Period. PSAK 8 is to prescribe when an entity should adjust its consolidated financial statements for events after the reporting period and the disclosures that an entity should give about the date when the consolidated financial statements were authorized for issue and about events after the reporting period. An entity should not prepare its consolidated financial statements on a going concern basis if events after the reporting period indicate that the going concern assumption is not appropriate. (viii) PSAK 23 (Revised 2010) : Revenue. PSAK 23 identifies the circumtances in which the criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue may be recognized, and prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events, and also provides practival guidance on the application of the criteria on revenue recognition. (ix) PSAK 25 (Revised 2009) : Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors. PSAK 25 prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the treatment and disclosure of changing in accounting policies, changes in accounting estimates and correction of errors. This standard results in the inclusion of new disclosures in the notes to consolidated financial statements, such as the adoption of new and revised standards and interpretations.
26
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued) (x)
PSAK 48 (Revised 2009) : Impairment of Assets. PSAK 48 prescribes the procedures to be employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the asset is describes as impaired and this revised PSAK requires the entity to recognize an impairment loss. This revised PSAK also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.
(xi) PSAK 57 (Revised 2009) : Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets. The revised PSAK is applied prespectively and provides that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to the consolidated financial statements to enable users to understand the nature, timing and amount related to the informations. Provisions are recognized when the entity has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a post event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation. (xii) PSAK 58 (Revised 2009) : Non Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations. PSAK 58 is to prescribe when the entity intends to sell a non-current asset, and if sale within 12 months is highly probable, the asset is classified as “held for sale” and presented separately in the consolidated statements of financial position. Liabilities are classified as “held for sale” and presented as such in the consolidated statements of financial position if they are directly associated with a disposal group. Assets classified as”held for sale” are measured at the lower of their carrying amounts immediately prior to their classification as held for sale and their fair value less costs to sell. However, some “held for sale” assets such as financial assets or deferred tax assets, continue to be measured in accordance with the entity’s accounting policy for those assets. Any profit or loss arising from the sale or remeasurement of discontinued operations is presented in a single amount in the statements of comprehensive income. This amount, which comprises the post-tax profit or loss of discountinued operations and the post-tax gain or loss resulting from the measurement and disposal of assets classified as held for sale. The adoption of the following revised standards and interpretations did not have any significant impact on the financial statements. • • • •
PSAK 12 (Revised 2009) PSAK 15 (Revised 2009) PSAK 19 (Revised 2010) ISAK No. 7
– Interests in Joint Venture. – Investments in Associates. – Intangible Assets. – Consolidation – Special Purpose Entities.
27
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. New Accounting Standards to Existing Standards (Continued) • ISAK No. 9 • ISAK No. 10 • ISAK No. 11 • ISAK No. 12 • ISAK No. 14 • ISAK No. 17 f.
– Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities. – Customer Loyalty Programs. – Distributions of Non-Cash Assets to Owners. – Jointly Controlled Entities : Non-Monetary Contribution by owners. – Intangible Assets – Web site Cost. – Interim Financial Reporting and Impairment
Financial Instruments Effective January 1, 2010, the Company and its Subsidiaries’ adopted the PSAK 50 (Revised 2006), Financial Instruments : Presentation and Disclosures and PSAK 55 (Revised 2006), Financial Instruments : Recognition and Measurement. Discussed below are the impacts on the consolidated financial statements of these revised accounting standards. (i) PSAK 26 (Revised 2008), Borrowing Costs, which contains the accounting treatment for borrowing costs and requires the entity to capitalize borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction of qualifying assets as part of the cost of that asset. This standard also requires entities to recognize other borrowing costs as an expense. This standard had no impact on the consolidated financial statements since it is the Company and its Subsidiaries’ policy to capitalize interest on qualifying assets. (ii) PSAK 50 (Revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosure. PSAK 50 is intended to enhance consolidated financial statements users’ understanding of the significance of financial instruments to the entity’s financial position, performance and cash flows. These standards addresses this in the following ways: a. Clarifying the classification of a financial instrument issued by an enterprise as a liability or as equity - Financial instruments are classified, from the perspective of the issuer, as financial assets, financial liabilities and equity instruments. Compound financial instruments may contain both a liability and an equity component. Interest, dividends, losses and gains relating to financial liabilities are recognized as income or expense in consolidated statements of comprehensive income. Distributions to holders of equity instruments are debited directly to equity, net of any related income tax benefit.
28
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) f.
Financial Instruments (Continued) b. Prescribing strict conditions under which assets and liabilities may be offset in the statements of financial position - Financial assets and financial liabilities are offset when and only when there is a legally enforceable right to set off and the entity intends to settle on a net basis. c. Requiring a broad range of disclosures about financial instruments, including information as to their fair values – PSAK 50 requires disclosure about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity and subsidiaries’ future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments. It also requires disclosure about the nature and extent of an entity’s use of financial instruments, the business purposes they serve, the risks associated with them, and management’s policies for controlling those risks. (iii) PSAK 55 (Revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurement. PSAK 55 prescribes principles for recognizing and measuring the different types of financial instruments. Recognition – PSAK 55 requires that all financial assets and all financial liabilities be recognized in the consolidated statements of financial position, including derivatives. A financial asset or liability is recognized when the entity becomes a party to the instrument contract. Measurement – Financial assets and liabilities are initially recognized at cost. Subsequent measurement depends on the category of the financial instrument. It can be measured either at amortized cost using the effective interest method or at fair value. If there is objective evidence of impairment, the carrying amount of the asset is reduced and an impairment loss is recognized. In adopting PSAK 50 and PSAK 55, the Company and its Subsidiaries identified the following transaction adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 concerning the transition provision for the First Adoption of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006) as issued by the Indonesian Institute of Accountants. As at January 1, 2010, the Company and its Subsidiaries determined any possibility impairment of financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between this impairment and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is adjusted to the retained earnings (accumulated deficit) as at January 1, 2010. The difference between the two balances based on the old and new approach for impairment computation amounting to Rp 368,282,263,830 was credited to the opening balance of Retained Earning (accumulated deficit) as at January 1, 2010. The Company and its Subsidiaries’ management believes that the impairment of other receivables can not be realized, therefore the deferred tax assets arising from the impaiment of other receivables were not recognized.
29
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) f.
Financial Instruments (Continued) Details of adjustment of such allowance are as follows : January 1, 2010 Rp Other receivables (Note 8) : From the Company From the Subsidiary Owners of the Company Non-controlling interest
286,606,568,916 75,141,639,321 6,534,055,593 81,675,694,914
Total Effect of First Time Adoption of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
368,282,263,830
g. Financial Assets Financial assets include cash and other financial instruments. Financial assets, other than hedging instruments, are classified into the following categories: financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments and available-for-sale financial assets. Financial assets are assigned to the different categories by management on initial recognition, depending on the purpose for which the investments were acquired. The designation of financial assets is re-evaluated at every reporting date at which date a choice of classification or accounting treatment is available, subject to compliance with specific provisions of applicable accounting standards. Regular purchases and sales of financial assets are recognized on their trade date. All financial assets that are not classified as at fair value through profit or loss are initially recognized at fair value plus any directly attributable transaction costs. Financial assets carried at fair value through profit or loss is initially recognized at fair value and transaction costs are expensed in the consolidated statements of comprehensive income. Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in the active market. They arise when the entity provides money, goods or services directly to a debtor with no intention of trading the receivables. They are included in current assets, except for maturities greater than 12 months after the consolidated statements of financial position date which are classified as non-current assets. Loans and receivables are subsequently measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment loss, if any. Any change in their value is recognized in the consolidated statements of comprehensive income.
30
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g. Financial Assets (Continued) Impairment loss is provided when there is objective evidence that the entity will not be able to collect all amounts due to it in accordance with the original terms of the receivables. The amount of the impairment loss is determined as the difference between the assets’ carrying amount and the present value of estimated cash flows. The Company and its Subdiaries’s financial assets categorized as loans and receivables, are presented as Cash and Cash Equivalents, Short-term Investments, Trade Receivables, Other Receivables, Non-trade receivables from Related Parties, Other Current Assets and Restricted Cash in Banks in the consolidated statements of financial position. Cash and cash equivalents are defined as cash on hand, demand deposits and short-term, highly liquid investments with original maturities of three months or less that are readily convertible to known amounts of cash and which are subject to insignificant risk of changes in value. All income and expenses, including impairment losses, relating to financial assets that are recognized and presented as part of interest expense and bank charges and general and administrative expenses in the consolidated statements of comprehensive income. Non-compounding interest, dividend income and other cash flows resulting from holding financial assets are recognized in profit or loss when earned, regardless of how the related carrying amount of financial assets is measured. Derecognition of financial assets occurs when the rights to receive cash flows from the financial instruments expire or are transferred and are substantially all of the risks and rewards of ownership have been transferred.
h. Impairment of financial assets The entity assesses at each consolidated statements of financial position dates whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. For loans and receivables carried at amortized cost, the entity first assesses whether objective evidence of impairment exists individually significant, or collective for financial assets that are not individually significant. If the entity determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.
31
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of financial assets (Continued) If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate. The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in the consolidated statements of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the financial asset. Loans and receivables, together with the associated allowance, are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the entity. If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the consolidated statements of comprehensive income.
i.
Inventories Finished goods, work in process, raw materials and indirect materials are carried at the lower of cost and net realizable value. Cost is determined by the average method. Cost includes all expenses directly attributable to the manufacturing process as well as suitable portions of related production overheads, based on normal operating capacity. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale. An allowance for impairment is determined on the basis of estimated future usage or sale of individual inventory items. The amount of any write-down of inventories to net realizable value and all losses of inventories are recognized as an expense in the period the write-down or loss occurs. The amount of any reversal of any write-down of inventories, arising from an increase in net realizable value, is recognized as a reduction in the amount of inventories recognized as an expense in the period in which the reversal occurs.
j.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited using the straight-line method.
32
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Property, Plant and Equipment Initially, an item of property, plant and equipment is measured at its cost, which comprises its purchase price and any cost directly attributable to bringing the assets to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management, and also include the initial estimate of the costs of dismantling and removing the item and restoring the site on which it is located. Subsequent expenditures such as replacement and major inspection are added to the carrying amount of the asset when it is probable that future economic benefits will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of those parts that are replaced or any remaining carrying amounts of the cost of the previous inspection is derecognized. The costs of day-to-day servicing of an asset are recognized as an expense in the period in which they are incurred. Depreciation is recognized on straight-line basis to write down the depreciable amount of property, plant and equipment, except land. The estimated useful lives of the assets are as follows: Years Buildings and improvement Machinery and equipment Transportation Office equipment Store equipment
20 10-20 5 5 5
Land is stated at cost and is not depreciated. Certain cost associated with the acquisition or renewal of legal titles on the landrights are deferred and amortized using the straight-line method over the legal term of the landrights or economic life of the land, whichever is shorter. These deferred costs are presented under “Deferred Charges for landrights” in the consolidated statements of financial position. The residual values, useful lives and depreciation method are reviewed at each reporting date to ensure that such residual values, useful lives and depreciation method are consistent with the expected pattern of economic benefits from those assets. Depreciation of an asset begins when it is available for use, i.e. when it is in the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management. Depreciation does not cease when the assets become idle or is retired from active use unless the asset is fully depreciated. Fully depreciated assets are retained in the accounts until they are no longer in use and no further charge for depreciation is made in respect of those assets. When an asset is disposed of or when no future economic benefits are expected from its use or disposal, the cost and accumulated depreciation and impairment losses, if any, are removed from the accounts. Any resulting gains or losses from derecognition of an item of property, plant and equipment is included in the consolidated statements of comprehensive income.
33
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Property, Plant and Equipment (Continued) The Company and its Subsidiaries’ property, plant and equipment are carried at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any, since the Company and Subsidiaries adopt the cost method.
l.
Contruction in Progress Construction in progress is stated at cost and presented as part of property, plant and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property, plant and equipment account when the contruction is substantially completed and the asset is ready for its intended use.
m. Impairment of Non-financial assets The Company and its subsidiaries’ property, plant and equipment are tested for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. For purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows. An impairment loss is recognized for the amount by which the asset’s carrying amount exceeds its recoverable amount. The recoverable amount is the higher of an asset’s net selling price and value in use.
n. Leases Based on PSAK 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this revised PSAK, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases. Under a finance lease, the entity shall recognize assets and liabilities in consolidated statements of financial position at amounts requal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payments, each determined at the inception of the lease. Minimum lease payments shall be apportioned between the finance charge and the reduction of the outstanding liability. The finance charge shall be allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. The contingent rents shall be charged as expenses in the periods in which they are incurred. The finance charges are reflected in the consolidated statements of comprehensive income.
34
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) n. Leases (Continued) Capitalised leased assets (presented under the account of property, plant and equipment) are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term, if there is no reasonable certainty that the entity will obtain ownership by the end of the lease term. Leases, which do not transfer substantially all the risks and benefits of ownership of the asset, are classified as operating leases. Operating lease payments are recognized as expense in the consolidated statement of comprehensive income on straight-line basis over the lease term. Associated costs, such as maintenance and insurance, are expensed as incurred. The entity determine whether an arrangement is, or contains a lease based on the substance of the arrangement is dependent on the use of a specific asset or assets and arrangement conveys a right to use the asset.
o. Deferred Charges Expenses related to the issuance of the Company’s shares to the public were deferred and amortized over a ten-year period using the straight-line method. In 1997, the Company opted to amortize the remaining balance of this account over five years. Based on BAPEPAM’s decision letter KEP-No.06/PM/2000 dated March 13, 2000, the share issuance costs were retroactively recorded into “Additional Paid-in Capital”.
p. Financial Liabilities Financial liabilities include Bank Loans, Secured Debts, Short-term Loans, Notes Payable, Trade Payables, Other Current Liabilities, Liabilities for purchase of property, plant and equipments, Accrued Expenses, Credit Financing Payables, Unsecured Debts and Notes Payables, Working Capital Loans and Obligation under finance lease, which are measured at amortized cost using the effective interest rate method. Financial liabilities are recognized when the entity becomes a party to the contractual terms of the instrument. All interest-related charges are recognized as an expense in the consolidated statements of comprehensive income. Bank Loans, Secured Debts, Short-term Loans, Notes Payable, Unsecured Debts and Notes Payables, and Working Capital Loans are raised for support of short-term funding of operations. They are recognized at proceeds received, net of direct issue costs. Credit financing payables and Obligation under Finance Lease are measured at initial value less the capital element of lease repayments.
35
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) p. Financial Liabilities (Continued) Trade Payables, Other Current Liabilities, Liabilities for Purchase of Property, Plant and Equipments, and Accrued Expenses are initially recognized at their fair value and subsequently measured at amortized cost less settlement payments. Financial liabilities are derecognized from the consolidated statements of financial position only when the obligations are extinguished either through discharge, cancellation or expiration.
q. Determination of Fair Value Fair value is defined as the amount at which the financial instruments could be exchanged in a current transaction between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction, other than in a forced sale or liquidation. Fair values are obtained from quoted prices, discounted cash flow models, as appropriate. The face values less any estimated credit adjustments for financial assets and liabilities with a maturity of less than one year are assumed to approximate to their fair values. The fair value of financial liabilities for disclosure purposes is estimated by discounting the future contractual cash flows at the current market interest rate available to the entity for similar financial instruments.
r. Employees’ Benefit Liabilities Employee entitlements to service and compensation payments relating to the employee’s separation, gratuity and compensation are recognized. A provision is made for the estimated liability as of the consolidated statements of financial position date and is calculated based on the Manpower Law No. 13/2003 issued by the Government of Republic Indonesia in April 2003. The cost of providing post-employment benefit is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the entity’s defined benefit obligations is recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. The benefit obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost.
36
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Revenue and Expense Recognition Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the entity and the revenue can be reliably measured. The following specific recognition criteria must also be met before revenue is recognized: (i) Sale of goods – Revenue is recognized when the risks and rewards of ownership of the goods have passed to the buyer, i.e. generally when the goods are delivered to the customers. (ii) Interest income – Revenue is recognized as the interest accrues taking into account the effective yield of the asset. (iii) Gain on sale of property, plant and equipment – Revenue is recognized when the title to the assets is transferred to the buyer or when the collectibility of the entire sales price is reasonably measured. Revenue is measured by reference to the fair value of consideration received or receivable by the entity for goods supplied. Expenses are recognized upon utilization of the service or at the date they are incurred.
t.
Income Tax Income tax is computed on the basis of taxable income for the period. Deferred income tax is provided for the timing differences in the recognition of income and expenses for financial reporting and income tax purpose. The accounting treatment is in conformity with the Statement Financial Accounting Standard (SFAS) No. 46 concerning Accounting for Income Taxes. Deferred tax is accounted for using the current tax rate or substantially applicable tax rate at the consolidated statements of financial position date. Deferred tax are charged or credited to the consolidated statements of comprehensive income in the current period.
u. Basic Net Profit per Share Basic profit per share is computed by dividing net profit by the weighted average number of shares outstanding during the year. The weighted average number of shares as of December 31, 2011 and 2010 was 2,376,907,950 shares, in both years.
v. Segment Information Segment information is presented based upon identifiable operating segments. An operating segment is a component of an entity : 1. that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity) ;
37
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) v. Segment Information (Continued) 2. whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance ; and 3. for which discrete financial information is available.
4. ESTIMATION UNCERTAINTY The preparation of the consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standard required management to make judgments, estimates and assumption that effect the application of accounting policies and amounts reported in the consolidated financial statements. Actual results may differ from these estimates. Estimates and underlying assumptions are reviewed on an on going basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in with the estimates are revised and in the future period effected. Information about critical judgments and estimates in applying accounting policies that have the most significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statements are as follows : Impairment An impairment loss is recognized for the amount by which the assets or cash-generating unit’s carrying amount exceeds its recoverable amount. To determine the recoverable amount, management estimates expected future cash flows from each cash-generating unit and determines a suitable interest rate in order to calculate the present value of those cash flows. In the process of measuring expected future cash flows management makes assumptions about future operating results. These assumptions relate to future events and circumstances. The actual results may vary, and may cause significant adjustments to the Company and Subsidiaries’ assets within the next financial year. In most cases, determining the applicable discount rate involves estimating the appropriate adjustment to market risk and the appropriate adjustment to asset-specific risk factors. Pension and employees’ benefit The determination of the Company and its Subsidiaries’ obligations and cost for pension and employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.
38
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
4. ESTIMATION UNCERTAINTY (Continued) Actual results that differ from the Company and its Subsidiaries’ assumptions which effects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line basis over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company and its Subsidiaries believe that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the actual results or significant changes in the Company and its Subsidiaries’ assumptions may materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefit expense. Useful lives and depreciation of property, plant and equipments Management determined the estimates the useful lives of these property, plant and equipment and depreciation expense based on the expected utility of the assets. These are common life expectancies applied in the industries where the Company and its Subsidiaries conducts its business. Actual results may vary due to technical obsolescence. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Fair value of financial instruments Management uses valuation techniques in measuring the fair value of financial instruments where active market quotes are not available. In applying the valuation techniques, management makes maximum use of market inputs, and uses estimates and assumptions that are, as far as possible, consistent with observable data that market participants would use in pricing the instrument. Where applicable data is not observable, management uses its best estimate about the assumptions that market participants would make. These estimates may vary from the actual prices that would be achieved in an arm’s length transaction at the reporting date.
5. CASH AND CASH EQUIVALENTS 2011 Rp Cash on hand : Rupiah US Dollar Singapore Dollar Euro European Norwegian Krone
39
2010 Rp
380,467,288 305,003,811 57,615,945 27,559,862 1,455,663
371,157,705 297,715,747 19,989,884 6,468,082 1,474,349
772,102,569
696,805,767
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
5. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued) 2011 Rp
2010 Rp
Cash in banks : Third Parties : Deutsche Bank Rupiah account US Dollar account
10,280,801,879 13,127,799,840
11,470,996,970 66,609,289,906
PT Bank CIMB Niaga Tbk Rupiah account US Dollar account
1,623,533,799 782,916,521
926,269,108 109,599,211
PT Bank Central Asia Tbk Rupiah account US Dollar account
543,981,441 2,660,593,367
447,142,449 6,410,904,786
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rupiah account US Dollar account
1,385,544,246 −
1,188,166,093 15,204,141
PT Bank Mandiri Tbk Rupiah account
−
10,429,794
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Rupiah account
−
8,065,237
Total
30,405,171,093
87,196,067,695
31,177,273,662
87,892,873,462
•
Cash in banks generally earn interest at rates based on daily bank deposit rates with rates ranging from 0.50% to 3.25% per annum for Rupiah accounts and 0.20% to 0.75% per annum for US Dollar accounts in 2011 and 2010.
•
No cash and cash equivalents are placed with the related parties.
6. SHORT TERM INVESTMENTS
Third party : Deutsche Bank, Jakarta •
2011 Rp
2010 Rp
3,000,000,000
1,000,000,000
In 2011, time deposit with Deutsche Bank, Jakarta of Rp 2,000,000,000 represents one year time deposit with interest rate of 5.80% per annum, due on December 10, 2012.
40
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
6. SHORT TERM INVESTMENTS (Continued) •
In 2011, time deposit with Deutsche Bank, Jakarta of Rp 1,000,000,000 represents one year time deposit with interest rate of 6.25% per annum, due on May 20, 2012.
•
In 2010, time deposit with Deutsche Bank, Jakarta of Rp 1,000,000,000 represents one year time deposit with interest rate of 6.25% per annum, due on May 18, 2011. The time deposit is liquidated on May 18, 2011.
•
No short-term investments are placed with the related parties.
7. TRADE RECEIVABLES This account consists of : Third parties : 2011 Rp
2010 Rp
Local debtors Foreign debtors
402,220,760,561 52,044,466,878
433,723,129,561 49,878,280,541
Total Less : Allowance for impairment
454,265,227,439 −
483,601,410,102 (61,489,504,295)
454,265,227,439
422,111,905,807
Net
A summary of the aging of trade receivables from third parties based on the date of invoice is as follows : 2011 Rp Up to 1 month > 1 month – 3 months > 3 months – 6 months > 6 months – 1 year > 1 year Total
41
2010 Rp
346,873,104,949 106,326,774,872 231,312,702 154,718,271 679,316,645
333,253,690,703 86,776,831,570 2,081,383,534 − 61,489,504,295
454,265,227,439
483,601,410,102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
7. TRADE RECEIVABLES (Continued) Changes in the allowance for impairment from third parties are as follows : 2011 Rp 61,489,504,295 (61,489,504,295)
Beginning balance Balance of unconsolidated subsidiary Movement during the year : Addition Deduction
− −
Ending balance
−
2010 Rp 60,376,201,419 − 1,294,556,295 (181,253,419) 61,489,504,295
Trade receivables from third parties are short-term and non interest bearings. All amounts of trade receivables from third parties have been reviewed for indication of impairment. Based on the review of the status of individual trade receivables from third parties as of December 31, 2011, the Company’s managements believe that there is no requirement of allowance for impairment as the amounts are fully collectible. And based on the review of the status of individual trade receivables from third parties as of December 31, 2010, the Company and Subsidiaries’ managements believe that the impairment of trade receivables from third parties are adequate to cover possible losses on uncollectible receivables from third parties because of the financial difficulties of the Subsidiary’ customers. Additions in allowance for impairment in 2010 of Rp 1,294,556,295 was due to additional uncollectible receivables from third parties, and are presented as part of general and administrative expenses in the consolidated statements of comprehensive income (Note 42). Deduction in allowance for impairment in 2010 of Rp 181,253,419 was a reversal of allowance for impairment due to the difference of foreign exchange rate. The net carrying value of trade receivables from third parties is considered a reasonable approximation of fair value. The details of trade receivables from third parties based on currencies are as follows : 2011 Rp Rupiah United States Dollar US$ 50,084,099 in 2011 and US$ 47,394,372 in 2010 Total 42
2010 Rp
102,616,673
57,478,608,468
454,162,610,766
426,122,801,634
454,265,227,439
483,601,410,102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
7. TRADE RECEIVABLES (Continued) Related parties : 2011 Rp PT Multikarsa Investama PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) Total Less : Allowance for impairment Net
2010 Rp
268,722,447,175 141,986,246,529
268,722,447,175 −
410,708,693,704 (141,986,246,529)
268,722,447,175 −
268,722,447,175
268,722,447,175
A summary of the aging of trade receivables from related parties based on the date of invoice is as follows : 2011 2010 Rp Rp Up to 1 month > 1 month – 3 months > 3 months – 6 months > 6 months – 1 year > 1 year Total
– – – – 410,708,693,704
– – – – 268,722,447,175
410,708,693,704
268,722,447,175
Changes in the allowance for impairment of trade receivables from related parties are as follows : 2011 Rp
2010 Rp
–
–
Beginnning balance Movement during the year : Addition Deduction
141,986,246,529 –
– –
Ending balance
141,986,246,529
–
Trade receivables from related parties are short-term and non interest bearings. Additions in allowance for impairment in 2011 of Rp 141,986,246,529 due to the impairment loss on uncollectible trade receivables from PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), and has been eliminated with the discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46).
43
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
7. TRADE RECEIVABLES (Continued) Based on the review of the status of the trade receivables from related parties, management believes that the carrying value is a reasonable approximation of fair value. The impairment was not provided since the related party, PT Multikarsa Investama, is under debt restructuring program and the settlement of the receivables from related party will be done when the debt restructuring is completed. The details of trade receivables from related parties based on currencies are as follows : 2011 Rp Rupiah
410,708,693,704
2010 Rp 268,722,447,175
In 2011, all trade receivables are used as collateral for the Company’s bank loans and working capital loans that were received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17 and 26). And in 2010, all trade receivables are used as collateral for the Company’s bank loans, working capital loans and the Subsidiary’s short-term loans that were received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17, 19 and 26).
8. OTHER RECEIVABLES 2011 Rp Third parties : Receivables from purchase discounts Receivables from import clearance Receivables from employees Interest receivables on time deposit Others Other third parties : Operational Advances to : PT Wastra Indah PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk PT Wahana Perkasa Auto Jaya PT Sumatex Subur PT Texmaco Taman Synthetics Drapper Texmaco Inc. Co., United States of America Norfil Ltd., England PT Bina Prima Perdana PT Jaya Perkasa Engineering Commonwealth Holdings Pte. Ltd., Singapore Carried forward
44
2010 Rp
2,043,148,647 1,724,449,726 347,153,332 6,663,333 2,646,971,303
− 1,044,521,903 840,738,253 1,805,556 2,544,318,922
6,768,386,341
4,431,384,634
142,286,940,254 51,203,593,031 50,169,696,654 28,706,321,888 28,024,019,799 18,567,339,814 6,547,165,191 4,678,110,000 4,283,000,000 4,467,327,421
164,073,551,252 79,623,239,633 50,799,463,564 34,267,515,040 37,072,146,707 18,567,339,814 6,547,165,191 – – 4,467,327,421
338,933,514,052
395,417,748,622
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
8. OTHER RECEIVABLES (Continued) 2011 Rp Brought forward PT Wismakarya Prasetya PT Perkasa Heavyndo Engineering PT Raja Busana Mahameru PT Supermitory Utama Tbk PT Saritex Jaya Swasti PT Kreasi Kekar PT Devrindo Widya PT Perkasa Indobaja PT Perkasa Indosteel PT Wahana Jaya Perkasa PT Sarana Daycrown Industri PT Bina Peranan Busana PT Kreasi Indah Textile PT Mutiara Persada Inti Polysindo (UK) Ltd., England Coastal Group Ltd., South Africa PT Ungaran Sari Garments Polysindo (USA) Inc., United States of America PT Elok Prima Mitra Busana PT Citra Abadi Sejati PT Cipta Busana Jaya PT Citra Indah Textile PT Busana Perkasa Garments PT Mahkota Indah Sentosa Total Less : Allowance for impairment
338,933,514,052
395,417,748,622
1,756,450,000 1,749,533,856 1,231,274,473 839,820,513 653,265,000 448,500,000 228,680,000 142,205,928 119,820,512 99,820,513 99,820,511 21,000,000 8,855,000 − − − − − − − − − − −
– 1,883,533,856 30,776,633,189 2,582,676,075 6,634,990,433 448,500,000 332,282,365 912,938,896 1,555,808,912 99,820,513 99,820,511 21,000,000 18,250,000 29,050,809,556 22,217,242,613 7,799,959,893 2,781,057,537 2,393,687,182 1,959,468,888 1,354,384,678 878,647,275 728,716,157 411,585,107 377,832,876
346,332,560,358 (330,163,685,573)
Net
16,168,874,785
Total other receivables
2010 Rp
22,937,261,126
510,737,395,134 (510,737,395,134) − 4,431,384,634
Other receivables from the above companies represent the loans and advances for working capital purposes. The loan and advances are not subject to interest and have no terms of repayment. Until now, these companies above are unable to pay their payables to the Company and its Subsidiaries due to their financial difficulties. Some of the companies have already stopped operations and are still under the restructuring program with PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA). As of March 2012, the debt restructuring process has not yet been completed.
45
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
8. OTHER RECEIVABLES (Continued) Changes in the allowance for impairment are as follows : 2011 Rp Beginning balance Effect of First Time Adoption of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) Balance of unconsolidated subsidiary Movement during the year : Addition Deduction
510,737,395,134
147,254,392,372
– (180,299,495,716)
368,282,263,830 –
– (274,213,845)
Ending balance
2010 Rp
330,163,685,573
303,000,000 (5,102,261,068) 510,737,395,134
Additions in allowance for impairment in 2010 of Rp 303,000,000 was recognized due to additional uncollectible other receivables, and are presented as part of the general and administrative expenses in the consolidated statements of comprehensive income (Note 42). Deductions in allowance for impairment in 2011 of Rp 274,213,845, was a reversal of allowance for impairment due to the collectible, and are presented as part of the miscellaneous income, net in the consolidated statements of comprehensive income (Note 45). Deductions in allowance for impairment in 2010 of Rp 5,102,261,068, was a reversal of allowance for impairment due to the difference of foreign exchange rate. Other receivables from employees represent advances to employees. These advances are not subject to interest and the payments are made based on terms of repayment schedule. All amounts of other receivables have been reviewed for indication of impairment. Based on the review of the status of individual other receivables, the Company and its Subsidiaries’ managements believe that the impairment of other receivables are adequate to cover possible losses on uncollectible other receivables. The details of other receivables based on currencies are as follows : 2011 Rp Rupiah United States Dollars US$ 61,152 in 2011 and US$ 12,474,966 in 2010 Total
2010 Rp
352,546,420,272
403,006,361,000
554,526,427
112,162,418,768
353,100,946,699
515,168,779,768
The net carrying value of other receivable are considered a reasonable approximation of fair value. 46
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
9. INVENTORIES 2011 Rp
2010 Rp
Finished goods Work in process Raw materials Indirect materials
318,102,818,554 61,491,214,627 254,941,869,304 160,522,385,113
178,376,709,962 43,375,132,437 95,368,506,633 144,991,749,163
Total Less : Allowance for impairment
795,058,287,598 –
462,112,098,195 –
795,058,287,598
462,112,098,195
Net
Based on the review of the physical condition of the inventories at the end of each year, the Company and its Subsidiaries’ management believes that no allowance for impairment is deemed necessary. As at December 31, 2011 and 2010, the Company’s inventories were covered by insurance with PT Asuransi Rama Satria Wibawa against fire loss and other risks totaling of US$ 68,000,000 and US$ 51,000,000, respectively, which in the opinion of the management were adequate to cover losses arising from such risks. As at December 31, 2010, the Subsidiaries’ inventories were not covered by insurance against fire loss and other risks. In 2011, all inventories were used as collateral for the Company’s bank loans and working capital loans that were received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17 and 26). And in 2010, all inventories were used as collateral for the Company’s bank loans, working capital loans and the Subsidiary’s short-term loans received from Damiano Investments BV., Netherland (Notes 17, 19 and 26).
10. PURCHASE ADVANCES 2011 Rp Third parties : Purchase of property, plant and equipments Purchase of inventories Purchase of turbine’s spareparts
Other third party : PT Wismakarya Prasetya Total
47
2010 Rp
49,537,553,869 40,759,776,124 7,806,751,861
25,721,389,072 30,598,633,412 1,143,761,941
98,104,081,854
57,463,784,425
245,091,340,379
233,605,042,490
343,195,422,233
291,068,826,915
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
10. PURCHASE ADVANCES (Continued) In 2011, total purchases advance of property, plant and equipments of Rp 49,537,553,869 represents the balance in connection with the purchases machineries and equipments with total amounts of Rp 16,717,469,383 in filament yarn division and the purchases of fiber machineries and equipments for expansion with total amounts of Rp 32,820,084,486. The machineries and equipments will be received in 2012. And in 2010, total purchase advances of property, plant and equipments of Rp 25,721,389,072 represent the balance in connection with the purchases of machineries and equipments with total amounts of Rp 5,466,999,072 in filament yarn division and the expansion for Batch Poly (chips) with total amounts of Rp 20,254,390,000. The machineries and equipments had been received in April 2011 and May 2011. The payment made by the Company to PT Wismakarya Prasetya in excess of the invoice amount in treated as advance payment to PT Wismakarya Prasetya in line with the agreement between PT Wismakarya Prasetya and the Company on November 16, 2006.
11. PREPAID EXPENSES 2011 Rp
2010 Rp
9,809,638,122 778,624,000
7,830,955,214 410,380,000
10,588,262,122
8,241,335,214
Prepaid insurance Prepaid rent Total
12. ADVANCES FOR INVESTMENT IN A JOINT VENTURE This account consist of advances for the Company’s investment in land to be used for a joint venture project between the Company and Eastman Kodak Company, USA to manufacture special types of polyester chips and fiber in Karawang - West Java. Total advances represents 17% of the joint venture’s subscribed capital. However the necessity for continuing with the joint venture is being assessed by both joint venture partners. As there is no possibility of the start-up this venture, it is thought fit to provide impairment for this equivalent amount in 2010.
48
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
13. OTHER CURRENT ASSETS 2011 Rp Bank guarantee Security deposit for electricity Security deposit for rental Others Total
2010 Rp
49,725,555,298 1,755,000,000 492,950,729 45,179,403
24,239,736,000 1,755,000,000 433,211,029 45,179,403
52,018,685,430
26,473,126,432
Based on the purchase and sale gas agreement No. 001016.PK/HK.02/USH/2010 between the Company, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) and PT Wismakarya Prasetya, the Company should provide the bank guarantee for gas supplies equivalent to approximately two months consumption value and the balance of gas. As of December 31, 2011 and 2010, the Company provided the bank guarantee (SBLC) through Deutsche Bank, Jakarta for an amount equal to US$ 2,915,282 plus Rp 14,248,812,000 (or equivalent with 4,486,611) and US$ 1,466,368 plus Rp 7,124,400,000 (or equivalent with US$ 2,258,760), respectively representing 2 month’s consumption. The bank guarantees have terms of 9 (nine) months and will due on September 30, 2012. In order to obtain the SBLC, the Company deposited an amount equal to US$ 5,483,630 and US$ 2,696,000 as of December 31, 2011 and 2010 in Deutsche Bank, Hong Kong as collateral through Kyoa account. The collateral represents approximately 120% of SBLC amount. The details of other current assets based on currencies are as follows :
Rupiah United States Dollar (US$ 5,489,730 in 2011 and US$ 2,696,000 in 2010) Total
2011 Rp
2010 Rp
2,237,815,332
2,233,390,432
49,780,870,098
24,239,736,000
52,018,685,430
26,473,126,432
14. NON-TRADE RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES 2011 Rp PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) PT Multikarsa Investama
964,932,338,561 367,469,594,933
Total Less : Allowance for impairment
1,332,401,933,494 (1,015,033,871,667)
Net
317,368,061,827
49
2010 Rp − 476,020,313,345 476,020,313,345 (50,101,533,106) 425,918,780,239
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
14. NON-TRADE RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES (Continued) Receivables from PT Multikarsa Investama derived from the cash receipts from AR International Limited, Hong Kong of Rp 51,421,394,625 due to refund on advances for purchase of property, plant and equipment (machinery and equipment) and the remaining balance represent advance payments for expenses of Rp 316,048,200,308 and Rp 424,598,918,720 as of December 31, 2011 and 2010 respectively represent advance payments for salary and other expenses. Changes in the allowance for impairment are as follows : 2011 Rp Beginning balance Movement during the period : Addition Deduction
50,101,533,106 964,932,338,561 –
Ending balance
1,015,033,871,667
2010 Rp 50,101,533,106 – – 50,101,533,106
Addition in allowance for impairment in 2011 of Rp 964,932,338,561 were recognized as additional of allowance for impairment due to the uncollectible non-trade receivables from PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), and and has been eliminated with the discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46). Based on the review of the status of the non-trade receivables from related parties, management believes that the carrying value is a reasonable approximation of fair value. The impairment was not provided since the related party, PT Multikarsa Investama, is under debt restructuring program and the settlement of the due from related parties will be done when the debt restructuring is completed. The details of non-trade receivables from related parties based on currencies are as follows : 2011 Rp Rupiah
1,332,401,933,494
2010 Rp 476,020,313,345
15. RESTRICTED CASH IN BANKS 2011 Rp
2010 Rp
IBRA (PPA) : PT Bank Dharmala Rupiah account
27,066,834
64,056,133
Carried forward
27,066,834
64,056,133
50
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
15. RESTRICTED CASH IN BANKS (Continued) 2011 Rp Brought forward
2010 Rp
27,066,834
64,056,133
3,894,435,991 6,368,731,161
5,569,629,066 11,440,674,287
PT Bank Papan Sejahtera Rupiah account
37,356,312
37,356,312
PT Bank Umum Nasional US Dollar account
17,477,845
17,329,433
555,500
555,500
10,345,623,643
17,129,600,731
PT Bank Putera Multikarsa Rupiah account US Dollar account
PT Bank Asia Pacific Rupiah account Total
As the Company and Subsidiary are under restructuring process with the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA), the aggregate balances of cash in banks were restricted by IBRA. The Indonesian government through IBRA suspended the bank operating licences of PT Bank Putera Multikarsa, a related party, on January 28, 2000, PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific and PT Bank Papan Sejahtera on March 13, 1999; and PT Bank Umum Nasional on August 21, 1998. As a result, the balance of cash as of December 31, 2011 and 2010 amounting to Rp 10,345,623,643 and Rp 17,129,600,731, respectively, is shown as restricted cash in banks under non-current assets in the 2011 and 2010 consolidated statements of financial position. Deduction in 2011 represents the deduction of restricted cash in banks which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The Company and its Subsidiaries’ management determined that the restricted cash in banks do not need impaired, because the outstanding balance of restricted cash in banks will be settled upon the Company and its Subsidiaries’ loans repayment or upon completion of the restructuring program with creditors and PPA. The net carrying value of the restricted cash in banks is considered a reasonable approximation of fair value.
51
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT 2011 Rp
2010 Rp
Carrying cost : Direct acquisition Assets under finance lease
9,800,327,704,159 −
10,706,451,678,368 30,142,094,300
Total carrying cost
9,800,327,704,159
10,736,593,772,668
Accumulated depreciation : Direct acquisition Assets under finance lease
8,573,556,432,737 −
8,946,963,740,712 30,142,094,300
Total accumulated depreciation
8,573,556,432,737
8,977,105,835,012
Book value
1,226,771,271,422
1,759,487,937,656
28,346,412,332
16,096,195,720
1,255,117,683,754
1,775,584,133,376
Contruction in progress Total
The details of property, plant and equipment are as follows : Direct acquisition : 2 0 1 1 Beginning (As Restated) Rp Carrying cost : Land Building and improvement Machinery and equipment Transportation equipment Office equipment Store equipment
Accumulated depreciation : Building and improvement Machinery and equipment Transportation equipment Office equipment Store equipment
Book value
Changes during the current period Addition Deduction Reclassification Rp
Rp
Rp
Ending Rp
111,712,279,573 218,670,462,740 10,316,220,766,066 25,122,643,741 29,946,833,126 4,778,693,122
– 1,902,915,564 50,112,277,471 408,913,636 600,000 –
74,863,284,378 94,149,737,607 774,373,118,009 8,158,435,806 18,321,607,678 4,778,693,122
– – 16,096,195,720 – – –
36,848,995,195 126,423,640,697 9,608,056,121,248 17,373,121,571 11,625,825,448 –
10,706,451,678,368
52,424,706,671
974,644,876,600
16,096,195,720
9,800,327,704,159
165,970,749,814 8,724,196,785,856 22,094,603,589 29,922,908,331 4,778,693,122
8,820,489,737 496,770,912,045 809,704,214 8,863,217 –
74,732,397,611 773,946,248,606 8,040,699,681 18,319,238,168 4,778,693,122
– – – – –
100,058,841,940 8,447,021,449,295 14,863,608,122 11,612,533,380 –
8,946,963,740,712
506,409,969,213
879,817,277,188
–
8,573,556,432,737
1,759,487,937,656
1,226,771,271,422
52
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued) 2010
Carrying cost : Land Building and improvement Machinery and equipment Transportation equipment Office equipment Store equipment Accumulated depreciation : Building and improvement Machinery and equipment Transportation equipment Office equipment Store equipment
Book value
Changes during the period (As Restated) Addition Deduction Reclassification Rp Rp Rp
Beginning Rp
Ending Rp
111,712,279,573 218,670,462,740 10,302,849,214,879 23,602,511,287 29,928,933,126 4,778,693,122
– – 13,371,551,187 2,671,632,454 17,900,000 –
– – – 1,151,500,000 – –
– – – – – –
111,712,279,573 218,670,462,740 10,316,220,766,066 25,122,643,741 29,946,833,126 4,778,693,122
10,691,542,094,727
16,061,083,641
1,151,500,000
–
10,706,451,678,368
155,760,850,234 8,228,272,341,404 22,769,194,569 29,903,718,627 4,778,693,122
10,209,899,580 495,924,444,452 476,909,020 19,189,704 –
– – 1,151,500,000 – –
– – – – –
165,970,749,814 8,724,196,785,856 22,094,603,589 29,922,908,331 4,778,693,122
8,441,484,797,956
506,630,442,756
1,151,500,000
–
8,946,963,740,712
2,250,057,296,771
1,759,487,937,656
Assets under finance lease : 2011
Carrying cost : Machinery and equipment
Accumulated depreciation : Machinery and equipment
Book value
2010
Carrying cost : Machinery and equipment
Accumulated depreciation : Machinery and equipment
Book value
Beginning Rp
Addition Rp
Changes during the current period Deduction Reclassification Rp Rp
Ending Rp
30,142,094,300
–
30,142,094,300
–
–
30,142,094,300
–
30,142,094,300
–
–
30,142,094,300
–
30,142,094,300
–
–
30,142,094,300
–
30,142,094,300
–
–
–
Beginning Rp
–
Addition Rp
Changes during the current period Deduction Reclassification Rp Rp
Ending Rp
30,142,094,300
–
–
–
30,142,094,300
30,142,094,300
–
–
–
30,142,094,300
30,142,094,300
–
–
–
30,142,094,300
30,142,094,300
–
–
–
30,142,094,300
–
–
53
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued) Construction in progress : 2 0 1 1 Beginning Rp Carrying cost : Machinery and equipment
Addition Rp
16,096,195,720 28,346,412,332
2 0 1 0
–
–
16,096,195,720
Ending Rp
28,346,412,332
Changes during the current period Addition Deduction Reclassification Rp Rp Rp
Beginning Rp Carrying cost : Machinery and equipment
Changes during the current period Deduction Reclassification Rp Rp
16,096,195,720
–
–
Ending Rp
16,096,195,720
Deduction on the property, plant and equipment represents sale of transportation equipment as follows: 2011 Rp
2010 Rp
Book value Selling price
– –
– 763,636,367
Gain on sale of property, plant and equipment
–
763,636,367
2011 Rp
2010 Rp
Depreciation expenses are allocated to : Direct acquisition : Continued operations : Manufacturing expense (Note 40) General and administrative expenses (Note 42) Other income (charges)
Discountinued operations (Note 46) : Manufacturing expense General and administrative expenses Other income (charges)
Total
502,656,246,277 798,585,385 −
501,535,394,142 496,098,719 4,598,949,895
503,454,831,662
506,630,442,756
111,647,141 19,982,046 2,823,508,364
− − −
2,955,137,551
−
506,409,969,213 54
506,630,442,756
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued) In 2011 and 2010, the Company own several pieces of land located in Karawang, Kendal and Pemalang amounted to 751,357.40 and 1,265,486.40 square meters, respectively with certificate Building Use Right (Hak Guna Bangunan or HGB) for a period of 20 – 30 years which will be expired between 2006 and 2029. For the ownership certificate of the land were located in Semarang of 78,111 square meters have been extended up to November 29, 2027. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the certificate of landrights since all the landrights were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership. In 2002 and 2001, the addition of land of Rp 220,685,580 and Rp 1,753,645,426 consist of land located in Semarang of 24,120 square meters and in Karawang 1,962.60 square meters. The ownership certificate processing of the land is still in progress. Deduction in 2011 represents the deduction of property, plant and equipments which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). Machinery and equipment construction in progress as of December 31, 2011 of Rp 28,346,412,332 are connected with the increasing of the Company’s filament yarn and fiber capacity. Up to December 31, 2011, the percentage of completion for this project is approximately 74% and will be completed in 2012. Management believes that there is no impediment to the completion of the contruction in progress. Machinery and equipment construction in progress as of December 31, 2010 of Rp 16,096,195,720 are connected with the Company’s development in the new product yarn (SILKRA’s branded) and the Company’s Batch Poly capacity. These have been completed in August 2011 and December 2011, respectively. As of December 31, 2011 and 2010, all of the Company and its Subsidiaries’ property, plant and equipment, except land were insured with PT Asuransi Rama Satria Wibawa from loss and other risks including earthquake valuing in total US$ 561,520,000 and US$ 571,850,000 plus Rp 2,813,350,000, respectively. The Company and its Subsidiaries’ management, the sum insured as stated above is adequate to cover possible losses arising from such risks. As of December 31, 2011, the fair value of land (762,538 sqm) based on NJOP (Tax Object Market Value) is Rp 228,498,206,000 and the fair value of building (210,582 sqm) based on NJOP is Rp 145,565,456,000. And as of December 31, 2010, the fair value of land (1,119,661 sqm) based on NJOP (Tax Object Market Value) is Rp 315,500,995,000 and the fair value of building (375,458 sqm) based on NJOP is Rp 235,422,046,000. Based on the appraisal’s report of KJPP Wilson and Rekan dated January 30, 2012, total market value of the Company’s land, building and improvement were Rp 444,212,000,000. And based on the appraisal’s report of Nirboyo A., Dewi A. & Rekan dated January 19, 2012, total market value of machinery and transportation equipment in Karawang is US$ 274,860,902 (equivalent to Rp 2,492,438,659,336).
55
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
16. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued) Based on the appraisal’s report of Nirboyo A., Dewi A. & Rekan dated January 20, 2010, total market value of the Company’s property, plant and equipment (except for office equipments) are US$ 591,782,199. In 2011, All of the Company’s land, machinery and equipment are used as collateral for secured bond holders and working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland and PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) (Notes 18 and 26). And in 2010, All of the Company and Subsidiaries’ land, machinery and equipment are used as collateral for the secured bond holders, working capital loans and notes payable from Damiano Investments BV., Netherland and PT Bina Prima Perdana (BPP) / PT Perusahaan Pengelola Asset (PPA) (Notes 18, 20 and 26).
17. BANK LOANS 2011 Rp Related Party : Damiano Investment BV., Netherland (US$ 70,339,624 in 2011 and US$ 48,046,644 in 2010)
637,839,711,337
2010 Rp
431,987,380,441
According to the amendment loan agreement dated March 3, 2006 and August 31, 2006 between the Company (Borrower), and Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), the lender agreed to provide the Letter of Credit facility in the aggregate principal amount of US$ 50,000,000. Accordingly, the Company can also use the lender name as guarantor for opening Letter of Credit in Barclays Bank Plc, Hongkong (Barclays). In addition, the Company should pay a financing fee of 2.25% per month on the aggregate amounts of the facility in Barclays to Damiano Investments BV., Netherland. Further, based on the amendment loan agreement dated January 1, 2009 between the Company (Borrower), and Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), from April 3, 2009 onwards, any and all references to “Barclays Letter of Credit Facility” shall be moved to “Deutsche Bank AG : Letter of Credit Facility”. The fee charges by Damiano Investments BV., Netherland on this facility was 1.50% per month. The Letter of Credit facility always changed based on the Company’s requirements for purchasing of raw materials. Based on the last amendment loan agreement dated April 8, 2011 between the Company (Borrower) and Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), the lender agreed to increase the Letter of Credit facility in the aggregate principal amount from US$ 50,000,000 to US$ 80,000,000.
56
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
17. BANK LOANS (Continued) The availability of facility as of December 31, 2011 and 2010 were US$ 76,934,921 and US$ 50,717,707, respectively. And the letter of credit is used by the Company to purchase of raw materials totaling US$ 70,339,624 (equivalent to Rp 637,839,711,337) in 2011 and US$ 48,046,644 (equivalent to Rp 431,987,380,441) in 2010, respectively. For the years ended December 31, 2011 and 2010, a fee on Bank Loan has been recognized in the amount of Rp 91,061,129,517 and Rp 73,156,430,350, respectively, and is presented as part of interest expense and bank charges accounts in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44). All bank loans from Damiano Investments BV., Netherland are collateralized by the Company’s trade receivables and inventories (Notes 7 and 9). The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value.
18. SECURED DEBTS 2011 Rp
2010 Rp
Bonds : A. 13% Guaranteed Secured Notes US$ 122,526,000
1,111,065,768,000
1,101,631,266,000
453,400,000,000
449,550,000,000
C. 9.375% Guaranteed Secured Notes US$ 250,000,000
2,267,000,000,000
2,247,750,000,000
D. 11.375% Guaranted Secured Notes US$ 260,000,000
2,357,680,000,000
2,337,660,000,000
6,189,145,768,000
6,136,591,266,000
1,302,583,907,331 263,478,302,712 9,976,649,920 350,609,346,911
1,302,583,907,331 261,241,003,494 10,160,902,370 331,044,642,263
1,926,648,206,874
1,905,030,455,458
B. US$ 50,000,000 Secured Floating Rate Notes
PT Bina Prima Perdana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rupiah US$ 29,055,834 EUR 849,872 YEN 3,001,711,400
57
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
18. SECURED DEBTS (Continued) 2011 Rp
2010 Rp
Banks Damiano Investments BV., Netherland (Ex. PT Bank Finconesia) EUR 7,471,539
87,708,321,891
89,328,151,552
Damiano Investments BV., Netherland (Ex. Union Europeene de CIC, Singapore) EUR 5,941,395
69,745,974,836
71,034,069,241
Damiano Investments BV., Netherland (Ex. Credit Agricole Indosuez, Singapore) US$ 12,117,088
109,877,757,060
108,944,741,260
29,952,487,042
29,698,148,543
297,284,540,829
299,005,110,596
Damiano Investments BV., Netherland (Ex. Bangkok Bank, Singapore) US$ 3,303,097 Tim Pemberesan (TP) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk US$ 78,628,322 Rupiah EUR 1,426,173 CHF 45,902
Total
713,001,627,708 41,968,807,083 16,741,818,216 442,327,333
706,947,246,882 41,968,807,083 17,051,019,567 440,670,915
772,154,580,340
766,407,744,447
9,185,233,096,043
9,107,034,576,501
On November 30, 2001, the Company entered into Definitive Memorandum of Agreement (MOA) with the noteholders regarding the restructuring plan of the Company. However, it has not yet been executed by the Company, and the MOA automatically terminated. However, on March 14, 2007, the Company has issued a new SDRP (Secured Debt Restructure Proposal) to its secured creditors for the restructure of its Secured debts including the bonds. Up to March 2012, the Company has not obtained the approval from the secured creditors, particularly from PPA (28% of total secured debt) has not given their decision on restructuring settlement. In July 2007, the Company submitted a Secured Debt Restructure Plan (SDRP) to its secured creditors comprising of secured bond holders and PPA. However, PPA has not approved this SDRP till March 2012, though the same is being supported by Damiano Investments BV., Netherland. Damiano Investments BV., Netherland currently hold approximately 93% of the secured bonds and banks, other than PPA. In November 2010 and December 2010, PPA announced a “Sale of Texmaco Assets and Shares” programme which includes the fixed assets held as security by PPA in the CompanySemarang’s site. However for some reasons in December 2010, the programme was called-off and cancelled. 58
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
18. SECURED DEBTS (Continued) A. 13% Guaranteed Secured Notes, US$ 122,526,000. The Company issued US$ 125,000,000 Unsecured Senior Notes in June 1994 carrying an interest rate of 13% per annum. The notes are due for repayment in 2001. In May 1996, the Company offered to the holders of the said unsecured notes to exchange their notes with 13% Guaranteed Senior Notes due in 2001 which were listed in Luxembourg Stock Exchanges and issued by PIFC with the Company as the guarantor. All holders of the unsecured notes exchanged their notes with the new secured notes except for the holders of unsecured notes amounting to US$ 2,474,000. In August 1997, the Company paid part of the 13% Unsecured Senior Notes amounting to US$ 1,250,000. B. Secured Floating Rates Notes, US$ 50,000,000. In February 1996, PIFC, with the Company as a guarantor, issued the US$ 50,000,000 Secured Floating Rate Notes which were listed in Luxembourg Stock Exchanges with carrying an interest rate of 3% above LIBOR and were due in 1999. C. 9.375% Guaranteed Secured Notes, US$ 250,000,000. In July 1997, PIFC, with the Company as a guarantor, issued the US$ 250,000,000 Guaranteed Secured Notes due in 2007 which were listed in Luxembourg Stock Exchange with carrying an interest rate of 9.375% per annum. The proceeds from issuance of these notes were used to finance a portion of phase I of the Company’s expansion program. D. 11.375% Guaranteed Secured Notes, US$ 260,000,000. In June 1996, PIFC, with the Company as a guarantor, issued the US$ 260,000,000 Guaranteed Secured Notes due in 2006 which were listed in Luxembourg Stock Exchange. The notes carry an interest rate of 11.375% per annum. The proceeds from issuance of these notes were used to pay off other debts and loans. Currently all these notes have been delisted from Luxembourg Stock Exchanges and are secured by liens of the collateral, which consist of real property, moveable assets (other than inventories) and proceeds of collateral on a pari-passu basis with the other notes payable and obligations of the Company (Note 16). Loans to PT Bina Prima Perdana (BPP) represent loans from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk which had been defaulted and transferred to IBRA. Further, pursuant to debt restructuring scheme in Master Restructuring Agreement (MRA) dated May 23, 2001, in 2002 the Company’s debts to IBRA have been transferred to BPP. For this transfer, BPP issued Exchangeable Bond (EB) to IBRA. But, on February 26, 2004, IBRA issued a letter of default notice to PT Bina Prima Perdana. The letter stated that PT Bina Prima Perdana as the textile holding company had failed to pay the Exchangeable Bond (EB) coupons due on August 18, 2003.
59
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
18. SECURED DEBTS (Continued) The Company did not recognize the interest expenses on secured debts since 2004 since the Company is under restructuring process, and the interest payable will not be counted. As of December 31, 2011 and 2010, the interest payable of Rp 380,648,007,290 was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position. The breakdown of secured debts by currency is as follows: 2011 Rp United States Dollar (USD 805,630,342 in 2011 and 2010)
2010 Rp
7,305,455,942,522
7,243,422,406,179
European Euro (EUR 15,688,978 in 2011 and 2010)
184,172,764,863
187,574,142,730
Japan Yen (JPY 3,001,711,400 in 2011 and 2010)
350,609,346,911
331,044,642,263
442,327,333
440,670,915
Rupiah
1,344,552,714,414
1,344,552,714,414
Total
9,185,233,096,043
9,107,034,576,501
Swiss Franc (CHF 45,902 in 2011 and 2010)
The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value.
19. SHORT–TERM LOANS 2011 Rp
2010 Rp
Working capital loan facility : PT Bina Prima Perdana : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Hong Kong Branch (US$ 18,587,500) Pekalongan Branch Karawang Branch
− − −
167,120,212,500 53,122,755,829 88,695,795
PT Bank Dharmala
−
8,000,000,000
Carried forward
−
228,331,664,124
60
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
19. SHORT–TERM LOANS (Continued) 2011 Rp
2010 Rp
Working capital loan facility (Continued) PT Bina Prima Perdana (Continued) Brought forward
−
228,331,664,124
PT Bank Putera Multikarsa
−
1,197,490,480
Catora International BV., Netherlands, (US$ 400,000 in 2010)
−
3,596,400,000
Damiano Investments BV., Netherlands, (US$ 200,000 in 2010)
−
1,798,200,000
Total working capital loans
−
234,923,754,604
PT Bina Prima Perdana : PT Bank Duta PT Bank Putera Multikarsa (US$ 1,670,669.38)
−
28,175,026,153
−
15,020,988,397
Total
−
43,196,014,550
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (US$ 1,906,484)
−
17,141,197,649
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (US$ 198,595 and Rp 27,115,346,119)
−
28,900,913,875
Jumlah lain-lain
−
46,042,111,524
Total letter of credit facility
−
89,238,126,074
Total
−
324,161,880,678
Letter of Credit facility :
Others :
Loans to PT Bina Prima Perdana (BPP) represent loans to PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Dharmala and PT Bank Putera Multikarsa which have been default and transferred to IBRA. Pursuant to the debt restructuring scheme of the Master Restructuring Agreement (MRA) dated May 23, 2001, the Subsidiaries’ debts to IBRA are to transferred to BPP in 2002. For this transfer, BPP issued Exchangeable Bond (EB) to IBRA.
61
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
19. SHORT–TERM LOANS (Continued) On November 30, 2001, the Subsidiary entered into Definitive Memorandum of Agreement (MOA) with the bondholders and IBRA for restructuring plan of Subsidiary. However, it has not yet been executed by the Subsidiary and the MOA could be automatically terminated. On February 26, 2004, IBRA issued a letter of default notice to PT Bina Prima Perdana. The letter stated that PT Bina Prima Perdana as the textile holding company has failed to pay the Exchangeable Bond (EB) coupons due on August 18, 2003. On February 27, 2004, IBRA was dissolved by the Government. The outstanding or unfinished affairs under the handling of IBRA were transferred to a company called PT Perusahaan Pengelola Assets (Assets Management Company) for further management and restructuring process under the supervision of the Ministry of Finance. The significant information relating to the loans are as follows : a. Working Capital Loan Facility PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables of amounting to Rp 50,280,187,912 plus US$ 9,031,692.27, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.
PT Bank Dharmala The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from PT Bank Dharmala since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables of Rp 7,856,714,054, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.
PT Bank Putera Multikarsa The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from PT Bank Putera Multikarsa since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payable of Rp 98,149,297, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.
62
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
19. SHORT–TERM LOANS (Continued) a. Working Capital Loan Facility (Continued) Catora International BV., Netherlands On January 27, 2006, the Subsidiary obtained a short term working capital loan facility amounting US$ 500,000 from Catora International B.V., Netherlands (“CIBV.”) for the purchase of raw materials (import and local) and to meet some of critical operational expenses such as wages, electricity etc. This facility bears interest rate 18% p.a. with the final repayment due on August 31, 2006, and is secured by inventories under fiduciary in favour of CIBV. at a minimal amount of US$ 750,000. The facility had been amended on August 2006 to provide the Subsidiary with total credit facility up to US$ 750,000 and the final repayment due on May 31, 2007. During 2007, the Company has paid US$ 200,000 on August 14, 2007 and US$ 100,000 on September 13, 2007. During 2008, the Subsidiary has paid US$ 50,000 on April 9, 2008. Subsequently, the loan was assigned in favour of Mr. Marimutu Sinivasan as per the assignment agreement dated July 29, 2008. As of December 31, 2010, the Subsidiary has not paid the remaining working capital loan amounting to US$ 400,000 which is already due because of financial difficulties and cash flow problem. This agreement has not yet been renewed. As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables were US$ 149,946 (equivalent with Rp 1,348,164,450), and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position. For the period ended August 19, 2011, interest expense of short-term loans from Catora International BV., Netherland amounted to US$ 51,333 (equivalent to Rp 425,399,333) and was presented as part of discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46). And for the year ended December 31, 2010, interest expense of short-term loans from Catora International BV., Netherland amounted to US$ 81,111 (equivalent to Rp 736,238,222) and was presented as part of interest expenses and bank charges in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44).
Damiano Investment BV., Netherlands Based on the loan agreement dated January 8, 2008 among the Subsidiary (Borrower), Damiano Investments BV., Netherland (Lender), and PT Ferrier Hodgson (Monitoring Agent), the lender agreed to provide working capital loan facility in the aggregate principal amount of US$ 1,000,000. The interest chargeable in this loan is 25% per annum, repayable in six (6) months after the date of execution or due on August 2008. On August 14, 2008 and September 1, 2008, the Subsidiary has paid US$ 700,000 and US$ 100,000 respectively. As of December 31, 2011 and 2010, the Subsidiary has not paid the remaining balance of US$ 200,000 respectively due to financial difficulties or cash flow problem.
63
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
19. SHORT–TERM LOANS (Continued) a. Working Capital Loan Facility (Continued) Damiano Investment BV., Netherlands (Continued) As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables were US$ 174,194 (equivalent with Rp 1,566,177,417), and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position. For the period ended August 19, 2011, interest expense on short-term loans from Damiano Investment BV., Netherland amounted to US$ 35,645 (equivalent to Rp 287,763,423) and was presented as part of discountinued operations financial statements from Subsidiary (Note 46). And for the year ended December 31, 2010, interest expense on short-term loans from Damiano Investment BV., Netherland amounted to US$ 56,327 (equivalent to Rp 553,146,917) and was presented as part of interest expenses and bank charges in the consolidated statements of income (Note 44).
b. Letter of Credit Facility PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) In August 2000, the Subsidiary obtained Letter of Credit facilities from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) with a maximum credit of US$ 100,000,000 for importing raw materials, supplies and consumable goods for textile and chemical industries. The Letter of Credit Facility provided by BNI guaranteed by IBRA, was stopped by BNI in March 2003. The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary had interest payables of Rp 17,414,256,284 plus US$ 56,730.30, respectively, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position.
PT Bank Duta and PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from PT Bank Duta and PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia since 2004 due to the Subsidiary is under the restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary had interest payables of Rp 22,512,136,671 plus US$ 89,072.89, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position. The Letter of Credit facilities from PT Bank Duta and PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia are categorized as BPPN/PPA secured debt.
64
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
19. SHORT–TERM LOANS (Continued) b. Letter of Credit Facility (Continued) PT Bank Putera Multikarsa The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the short-term loan from PT Bank Putera Multikarsa since 2004 due to the Subsidiary is under restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary had interest payables of US$ 73,997.97, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position. The letter of credit facilities from PT Bank Putra Multikarsa is categorized as BPPN/PPA unsecured debt. Deduction in 2011 represents the deduction of short-term loans which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value. The above short-term loans are collateralized by the Subsidiary’s trade receivables, inventories, property, plant and equipment, personal guarantees of the directors of the Subsidiary, and a pledge of 5,000,000 shares of the Subsidiary (Notes 7, 9 and 16).
20. NOTES PAYABLE 2011 Rp PT Bina Prima Perdana : US Dollar (US$ 5,000,000) Rupiah
2010 Rp
– –
44,955,000,000 37,026,286,647
–
81,981,286,647
Others : US Dollar (US$ 11,141,085)
–
100,169,497,841
Total Less : currently maturing of notes payable
– –
182,150,784,488 (182,150,784,488 )
–
Long-term notes payable
65
–
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
20. NOTES PAYABLE (Continued)
Discounted interest rate : Rupiah US Dollar
2011 Rp
2010 Rp
– –
18.75% 10.50%
Due to the suspension of the bank operations as noteholders in 1999, the loans have been transferred to IBRA for administration. Pursuant to the debt restructuring scheme of the Master Restructuring Agreement (MRA) dated May 23, 2001, the Subsidiary’s debts to IBRA are to be transferred to a new holding company (NewCo), BPP in 2002. For this transfer, PT Bina Prima Perdana issued Exchangeable Bond (EB) to IBRA. The above notes payable are unsecured. The arranger of the notes payable is PT Asia Kapitalindo Securities. On February 26, 2004, IBRA issued a letter of default notice to PT Bina Prima Perdana. The letter stated that PT Bina Prima Perdana as the textile holding company has failed to pay the Exchangeable Bond (EB) coupons due on August 18, 2003. On February 27, 2004, IBRA was dissolved by the Government. The outstanding or unfinished affairs under the handling of IBRA were transferred to a company called PT Perusahaan Pengelola Assets (Assets Management Company) for further management and restructuring process under the supervision of the Ministry of Finance. The Subsidiary did not recognize the interest expense incurred from the notes payable since 2004 due to the Subsidiary is under restructuring process, and the interest payables will not be counted. As of December 31, 2010, the Subsidiary has interest payables of US$ 732,349 plus Rp 3,082,246,608, and was presented as part of accrued expenses in the consolidated statements of financial position. Deduction in 2011 represents the deduction of notes payable which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The above notes payable are collateralized by the Subsidiary’s property, plant and equipment (Note 16). The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value.
66
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
21. TRADE PAYABLES This account consist of : Third parties : 2011 Rp Local suppliers Foreign suppliers Total
2010 Rp
146,206,580,414 69,601,691,965
110,708,669,156 112,371,625,780
215,808,272,379
223,080,294,936
A summary of the aging of trade payables to third parties based on the date of invoice is as follows : 2011 Rp Up to 1 month > 1 month – 3 months > 3 months – 6 months > 6 months – 1 year > 1 year Total
2010 Rp
173,755,827,533 25,492,631,181 3,230,837,254 4,464,633,683 8,864,342,728
140,797,703,928 22,153,838,109 4,763,942,026 3,833,188,907 51,531,621,966
215,808,272,379
223,080,294,936
The details of trade payables to third parties based on currencies are as follows : 2011 Rp
2010 Rp
35,088,919,356
117,868,634,044
178,214,810,634
99,719,215,335
European Euro (EUR 136,455 in 2011 and EUR 419,905 in 2010)
1,601,842,214
5,020,384,712
Singapore Dolar (SGD 32,654 in 2011 and SGD 20,022 in 2010)
227,728,473
139,772,963
Japan Yen (Yen 3,779,861 in 2011 and Yen 1,431,156 in 2010)
442,243,747
157,427,188
215,575,544,424
222,905,434,242
Rupiah United States Dollar (US$ 19,653,155 in 2011 and US$ 11,091,004 in 2010)
Carried forward
67
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
21. TRADE PAYABLES (Continued) 2011 Rp Brought forward Great British Poundsterling (GBP 16,660 in 2011 and GBP 11,788 in 2010) Swiss Franc (CHF 1,154 in 2010)
215,575,544,424
222,905,434,242
232,727,955
163,781,365
−
Total
2010 Rp
215,808,272,379
11,079,329 223,080,294,936
Trade payables to third parties local and foreign suppliers represent payables for purchase of raw materials and indirect materials. These are non-interest bearing with clear terms of repayments. The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value. There are no collateral on the trade payables.
22. LIABILITIES FOR PURCHASE OF PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT This account represents liabilities for purchase of machinery in relation to the Subsidiary’s project expansion : 2011 2010 Rp Rp Third party : Juki Singapore Pte. Ltd., Singapore 274,011,964 (US$ 30,476) − Deduction in 2011 represents the deduction of liabilities for purchase of property, plant and equipment which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value.
68
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION a. Prepaid Taxes 2011 Rp Overpayment of corporate income tax 2008 2009 2010 2011 Value added Tax Total
2010 Rp
− − 35,940,392,206 36,167,173,650 47,303,934,689
939,157,520 19,081,272,984 36,127,382,770 − 70,362,406,844
119,411,500,545
126,510,220,118
b. Taxes Payable 2011 Rp Income tax article 21 Income tax article 23 Income tax article 26 Income tax article 4(2) Value added tax Tax Penalty Total
2010 Rp
944,064,792 585,759,082 2,311,914,393 − 13,725,782,678 −
2,184,914,372 1,096,242,154 2,331,116,769 14,072,093 15,110,236,740 1,948,244,068
17,567,520,945
22,684,826,196
c. Corporate Income Tax A reconciliation between profit (loss) before income tax as shown in the statements of comprehensive income and estimated taxable profit (loss) which was calculated by the Company for the years ended December 31, 2011 and 2010 are as follows : 2011 Rp
2010 Rp
Profit (loss) before income tax as per consolidated Statements of comprehensive income Profit before income tax of the Subsidiaries Elimination with discountinued operations
(113,868,012,074) − (1,110,367,644,627)
278,835,698,542 (5,898,258,382) −
Profit (loss) before income tax of the Company
(1,224,235,656,701)
272,937,440,160
69
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) c. Corporate Income Tax (Continued) 2011 Rp Fiscal adjustments consisted of : Permanent difference : Non deductible expenses/(non taxable income) : Allowance for impairment Entertainment and representation Donation Tax expense Payables’ written-off Interest income
Timing differences : Depreciation expense of property, plant and equipment Amortization of deferred charges Employees’ Benefit Liabilities
Estimated taxable profit (loss) for the year before fiscal loss carry forward Fiscal loss carry forward Total estimated accumulated taxable loss Estimated corporate income tax
2010 Rp
(274,213,845) 933,029,594 173,275,000 21,806,504,613 (3,095,834,930) (185,188,989)
303,000,000 995,746,157 1,330,326,800 19,984,675,315 (2,857,939,005) (232,252,259)
19,357,571,443
19,523,557,008
218,295,231,725 (310,582,360) 19,159,732,318
228,903,442,854 (326,928,800) 12,733,171,392
237,144,381,683
241,309,685,446
(967,733,703,575) (1,572,588,299,302)
533,770,682,614 (2,115,037,888,998)
(2,540,322,002,877)
(1,581,267,206,384)
–
–
Prepaid taxes : Income tax article 22
(36,167,173,650)
(35,940,392,206)
Estimated overpayment of corporate income tax of the Company
(36,167,173,650)
(35,940,392,206)
Estimated overpayment of corporate income tax of the Subsidiaries
–
(186,990,564)
Taxable profit for the year ended December 31, 2010 as reported in the 2010 corporate income tax return amounted to Rp 548,419,183,287. For this discrepancy, the Company did not make any correction to the corporate income tax return.
70
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) d. Deferred Tax The calculation of deferred tax assets and deferred tax liabilities with the maximum tax tariff of 25% in 2011 and 2010 are as follows :
As of December 31, 2010 Rp
2 0 1 1 Credited (charged) to the consolidated statements of comprehensive income Deconsolidation Rp Rp
As of December 31, 2011 Rp
Deferred tax assets (liabilities) : The Company : Accumulated taxable loss Valuation allowance Depreciation expense of property, plant and equipment Amortization of deferred charges Employees’ benefit liabilities Total – the Company The Subsidiaries : TJ TGB Foreign Subsidiaries Total – the Subsidiaries Total deferred tax liabilities – net
395,316,801,596 (395,316,801,596)
239,763,699,123 (239,763,699,123)
− −
635,080,500,719 (635,080,500,719)
(106,405,425,764) 1,931,332,943 14,619,550,797
54,573,807,932 (77,645,590) 4,789,933,079
− − −
(51,831,617,832) 1,853,687,353 19,409,483,876
(89,854,542,024)
59,286,095,421
−
(30,568,446,603)
31,129,463,036 163,770,812 −
(2,983,656,808) − 52,363,436
(28,145,806,228) (163,770,812) −
− − 52,363,436
31,293,233,848
(2,931,293,372)
(28,309,577,040)
52,363,436
(58,561,308,176)
56,354.802,049
(28,309,577,040)
As of December 31, 2009 Rp
2 0 1 0 Credited (charged) to the consolidated statements of comprehensive Income Rp
(30,516,083,167)
As of December 31, 2010 Rp
Deferred tax assets (liabilities) : The Company : Accumulated taxable loss Valuation allowance Depreciation expense of property, plant and equipment Amortization of deferred charges Employees’ benefit liabilities Total – the Company
615,881,612,845 (615,881,612,845)
(220,564,811,249) 220,564,811,249
395,316,801,596 (395,316,801,596)
(163,631,286,477) 2,013,065,143 11,436,257,949
57,225,860,713 (81,732,200) 3,183,292,848
(106,405,425,764) 1,931,332,943 14,619,550,797
(150,181,963,385)
60,327,421,361
(89,854,542,024)
71
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) d. Deferred Tax (Continued) 2 0 1 0 Credited (charged) to the consolidated statements of comprehensive income for the year Rp
As of December 31, 2009 Rp The Subsidiaries : TJ TGB Total – the Subsidiaries Total deferred tax liabilities – net
As of December 31, 2010 Rp
35,315,733,016 163,770,812
(4,186,269,980) −
31,129,463,036 163,770,812
35,479,503,828
(4,186,269,980)
31,293,233,848
(114,702,459,557)
56,141,151,381
(58,561,308,176)
Deduction in 2011 represents deduction of deferred tax assets which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The recognition of the Company and its Subsidiaries’ deferred tax assets is based on management’s estimates of the results of future operations including an estimate of output levels and commodity prices for the Company and its Subsidiaries’ products, the timing and extent of the reversal certain of the Company and its Subsidiaries’ deferred tax liabilities, and certain tax planning strategies. Based on these estimates, management believes that the Company will not realize its deferred tax asset arising from accumulated taxable loss. Accordingly, the management had made a valuation allowance of Rp 635,080,500,719 and Rp 395,316,801,596 at December 31, 2011 and 2010, respectively. •
A reconciliation between the total tax expense (income) and the amounts computed by applying the effective tax rate to loss before income tax is as follows : 2011 Rp
2010 Rp
Profit (loss) before income tax as per consolidated statements of comprehensive income (113,868,012,074) Profit before income tax of the Subsidiaries − Elimination with discountinued operations (1,110,367,644,627)
278,835,698,542 (5,898,258,382) −
Profit (loss) before income tax of the Company
272,937,440,160
72
(1,224,235,656,701)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) d. Deferred Tax (Continued) 2011 Rp Tax loss (benefit) at tax rate 25% Taxable profit (loss) at tax rate 25% Tax effect of non-deductible expense (non-taxable income)
2010 Rp
(306,058,914,175)
68,234,360,040
241,933,425,893
(133,442,670,653)
4,839,392,861
4,880,889,252
Tax income of the Company Tax expense of the Subsidiaries
(59,286,095,421) −
(60,327,421,361) 4,186,269,980
Total tax income – from continuing operations Total tax expense – from discountinued operation (Note 46) Total tax income – from Foreign Subsidiaries
(59,286,095,421)
(56,141,151,381)
Total tax income
2,983,656,808 (52,363,436) (56,354,802,049)
− – (56,141,151,381)
e. Tax Income (Expense)
Continuing operations : Current income tax : The Company Subsidiaries
Deferred tax income (expense) : The Company Subsidiaries
Total tax income – from continuing operations Total tax expense – from discountinued operations (Note 46) Total tax income – from Foreign Subsidiaries Total tax income
2011 Rp
2010 Rp
– –
– –
–
–
69,804,825,950 –
60,327,421,361 (4,186,269,980)
69,804,825,950
56,141,151,381
59,286,095,421
56,141,151,381
(2,983,656,808) 52,363,436 56,354,802,049
73
– – 56,141,151,381
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) f.
Tax Assessment Letter a. Company •
On November 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period November 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00058/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 10,359,423,414. The overpayment of Value Added Tax has been compensated in December 2011 with the November 2010 Value Added Tax liability amounted to Rp 48,621,160. And the remaining of its overpayment amounted to Rp 10,310,802,254 had been received on December 19, 2011.
•
On November 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period October 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00026/207/10/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 48,621,160. The tax liability had been compensated in December 2011 with the overpayment of November 2010 value added tax.
•
On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period September 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00051/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 8,767,928,486. The overpayment of Value Added Tax has been compensated in September 2011 with the other tax liabilities for fiscal year 2009 with totalling amount of Rp 8,712,581. And the remaining of its overpayment amounted to Rp 8,759,215,905 had been received on September 20, 2011.
•
On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period August 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00021/207/10/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 26,108,522. The tax liability had been paid on September 9, 2011.
•
On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period July 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00020/507/10/092/11, the Company had no additional tax liability.
•
On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period June 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00019/507/10/092/11, the Company had no additional tax liability.
74
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) f.
Tax Assessment Letter (Continued) a. Company (Continued) •
On August 24, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period May 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00018/507/10/092/11, the Company had no additional tax liability.
•
On May 18, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period April 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00035/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 13,552,130,826. The overpayment of Value Added Tax has been compensated in May 2011 with the other tax liabilities for fiscal year 2010 with totalling amount of Rp 99,079,275. And the remaining of its overpayment amounted to Rp 13,453,051,551 had been received on June 9, 2011.
•
On May 18, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period March 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00010/207/10/092/11, the Company had an additional tax liability of Rp 1,621,560. The tax liabilities had been paid on December 9, 2011.
•
On April 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 21 assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00018/501/09/511/11, the Company had no additional tax liability.
•
On April 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 23 assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00008/503/09/511/11, the Company had no additional tax liability.
•
On April 26, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 4 (2) assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00018/540/09/511/11, the Company had no additional tax liability.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Corporate Income Tax assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00006/406/09/092/10, the Company had an overpayment of Rp 18,732,214,019. The overpayment of Corporate Income Tax has been compensated in May 2011 with the other tax liabilities for fiscal year 2009 with totalling amount of Rp 4,445,402,669. And the remaining of its overpayment amounted to Rp 14,286,811,350 had been received on May 31, 2011. 75
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) f.
Tax Assessment Letter (Continued) a. Company (Continued) •
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 21 assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00019/201/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 175,063,304. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 23 assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00011/203/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 247,399,209. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 26 assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00005/204/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 1,470,055,683. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 4 (2) assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00008/240/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 989,042,079. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal year 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00008/277/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 29,348,684. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period December 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00112/207/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 6,453,266. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax. 76
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) f.
Tax Assessment Letter (Continued) a. Company (Continued) •
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period February 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00111/207/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 12,784,716. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On March 28, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period January 2009. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00110/207/09/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 1,332,826. The tax liability had been compensated in May 2011 with the overpayment of 2009 corporate income tax.
•
On February 16, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period February 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00021/407/10/092/11, the Company had an overpayment of Rp 13,416,773,900. The overpayment of Value Added Tax has been compensated in February 2011 with the other tax liabilities for fiscal year 2010 with totalling amount of Rp 291,202,973. And the remaining of its overpayment amounted to Rp 13,125,570,927 had been received on February 25, 2011.
•
On February 16, 2011, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued a Value Added Tax assessment letter for fiscal period January 2010. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00003/207/10/092/11, the Company had additional tax liability of Rp 66,860,404. The tax liability had been compensated in February 2011 with the overpayment of February 2010 Value Added Tax.
•
On September 30, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 26 assessment letter for fiscal year 2006. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00015/204/06/092/10, the Company had an overpayment of income tax article 26 of Rp 8,844,864,229. In the other that, the company also received the interest of Rp 4,245,534,829. Its totaling of Rp 13,090,399,058 had been received on November 24, 2010. The Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak) have filed a Review Petition (PK) against the verdict of refund. If Review Petition is accepted and approved, the Company has to refund the above amount along with accrued interest. But until the date of report finished, the result has not been determined yet.
77
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
23. TAXATION (Continued) f.
Tax Assessment Letter (Continued) a. Company (Continued) •
On April 21, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 26 assessment letter for fiscal year 2008. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00014/204/08/092/10, the Company had additional tax liability of Rp 20,552,395,501. The tax liability had been compensated in May 2010 with the overpayment of 2008 corporate income tax. Further on July 7, 2010, the Company submits the objection letter to the Indonesian Tax Authorities. Until the date of report finished, the result has not determined yet.
•
On April 21, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 23 assessment letter for fiscal year 2008. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00023/203/08/092/10, the Company had additional tax liability of Rp 2,019,141,457. The tax liability had been compensated in May 2010 with the overpayment of 2008 corporate income tax. Further on July 7, 2010, the Company submits the objection letter to the Indonesian Tax Authorities. Until the date of report finished, the result has not determined yet.
•
On April 21, 2010, the Indonesian Tax Authorities (Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua) issued an Income Tax Article 21 assessment letter for fiscal year 2008. Based on the Indonesian Tax Authorities letter No. 00019/201/08/092/10, the Company had additional tax liability of Rp 901,815,396. The tax liability had been compensated in May 2010 with the overpayment of 2008 corporate income tax. Further on July 7, 2010, the Company submits the objection letter to the Indonesian Tax Authorities. Until the date of report finished, the result has not determined yet.
g. Administration •
It is noted that value added taxes for fiscal period December 2010 up to August 2011 is under examination by the Tax Authorities, and until the date of report finished, the result has not been determined yet.
•
Under the taxation laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The tax authorities may access or amend taxes within 5 years of the taxes becoming payable.
•
On September 23, 2008, the Government of the Republic of Indonesia approved the new revised Income Tax law effective January 1, 2009. The revision includes among others, changes the effective tax rate from 30% in 2008 to 28% in 2009, and to 25% in 2010. In addition to the impact on the current income tax for 2009, the revision will also impact the deferred income tax previously set up to reflect the reduction in effective tax rate. 78
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
24. ACCRUED EXPENSES 2011 Rp Interest Electricity Transportation Salary Rent Others Total
2010 Rp
381,616,791,445 18,663,345,797 6,783,594,689 3,173,520,697 1,212,470,894 2,108,195,618
654,113,644,431 21,916,392,167 8,305,844,335 8,652,370,380 1,097,865,207 1,600,655,562
413,557,919,140
695,686,772,082
The accrued interest of certain secured debts, short-term loans and notes payable represent interest expenses accrued from the year 2001, 2002 and 2003, while all the unpaid and accrued interest up to 2000 according to the MOA had been waived. The interest expense after the year 2003 has not been recorded by the Company and its Subsidiaries due to the restructuring process that has not yet been completed. In February 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) had filed a petition in The Hight Court of Central Java (Pengadilan Tinggi Jawa Tengah) to the Subsidiary for the recovery of their outstanding amounting to Rp 2,821,800,525 on electricity bill for December 2003 up to September 2004. Until August 19, 2011, the outstanding payable has not yet paid by the Subsidiary. Deduction in 2011 represents the deduction of accrued expenses which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The details of accrued expenses based on currencies are as follows : 2011 Rp Rupiah United States Dollar (US$ 278,033 in 2011 and US$ 19,789,653 in 2010) Total
2010 Rp
411,036,714,332
517,758,001,414
2,521,204,808
177,928,770,668
413,557,919,140
695,686,772,082
The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered reasonable approximation of fair value.
79
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
25. UNSECURED DEBTS AND NOTES PAYABLE 2011 Rp The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (US$ 21,945,011 in 2011 and US$ 21,077,129 in 2010)
198,997,359,748
2010 Rp
189,504,468,044
The Company has taking steps to implement the Composition Plan (Rencana Perdamaian) as approved by the unsecured creditors of the Company and ratified by the Commercial Court. On September 29, 2006, the unsecured creditors comprising of Banks, PT Bina Prima Perdana, Leasing, and Notes stand at US$ 18,670,630 was restructured into Fixed Rates Notes under custodian of The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Hong Kong. As of December 31, 2011 and 2010, the total restructured unsecured debt were US$ 21,945,011 (equivalent to Rp 198,997,359,748) and US$ 21,077,129 (equivalent to Rp 189,504,468,044), respectively which are comprising of principal notes at US$ 18,670,630 (equivalent to Rp 169,305,272,840 for the year ended December 31, 2011 and Rp 167,867,634,330 for the year ended December 31, 2010) plus unpaid capitalized interest of US$ 3,274,381 (equivalent to Rp 29,692,086,908) in 2011 and US$ 2,406,499 (equivalent to Rp 21,636,833,714) in 2010. The notes are repayable over a period of 9 years from the date of restructure as below : Years
Rate of return
2009 2010 2011 2012 2013 2014
5.0% 17.5% 17.5% 17.5% 20.0% 22.5%
The interest rate for the restructured debt is as below : Years
Interest Rate
2006 2007 2008 2009 and onwards
2% p.a. 2% p.a. 2% p.a. 4% p.a.
80
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
25. UNSECURED DEBTS AND NOTES PAYABLE (Continued) Based on the Minutes of Noteholders’ Meeting between the Company (Borrower) and The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Noteholder) dated January 30, 2009, the Noteholder shall defer the redemption dated of the unsecured debt and notes payable for 3 (three) years by revoking and replacing the table of redemption dates below : Years
Rate of return
2012 2013 2014 2015 2016 2017
5.0% 17.5% 17.5% 17.5% 20.0% 22.5%
Further, based on the Minutes of Noteholders’ Meeting between the Company (Borrower) and The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (Noteholder) dated December 23, 2011, the Noteholder shall defer the redemption dated of the unsecured debt and notes payable for 3 (three) years by revoking and replacing the table of redemption dates below : Years
Rate of return
2015 2016 2017 2018 2019 2020
5.0% 17.5% 17.5% 17.5% 20.0% 22.5%
All unsecured debts and notes payable are denominated in US Dollar. For the years ended December 31, 2011 and 2010, the interest charges on the unsecured debts were Rp 7,554,663,403 and Rp 7,403,114,841, respectively, and are presented as part of interest expense and bank charges in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44). The fair value and the carrying amount of the long-term financial liabilities are as follows : Fair value Rp The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited As of December 31, 2011 As of December 31, 2010
181,540,893,506 169,659,438,050
Carrying amount Rp
198,997,359,748 189,504,468,044
The fair value of long-term financial liabilities have been determined by calculating their present value at the consolidated statements of financial position date, using fixed effective market interest rates available to the Company. No fair value changes have been included in consolidated statements of comprehensive income for the period as financial liabilities are carried at amortized cost in the consolidated statements of financial position.
81
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
26. WORKING CAPITAL LOANS 2011 Rp Related Party : Damiano Investments BV., Netherland (US$ 23,000,000 in 2011 and US$ 40,610,862 in 2010) Less : Current maturity of long-term liabilities Long-term liability – net of current maturity
208,564,000,000 (77,078,000,000) 131,486,000,000
2010 Rp
365,132,262,309 (38,958,003,000) 326,174,259,309
According to the Composition Plan approved by the creditors, Damiano Investments BV., Netherland has provided US$ 15,000,000 working capital loans for the Company. The interest chargeable on this loan is 9% per annum till the implementation of the Composition Plan. Upon implementation of the Composition Plan, the rate of interest and repayment of the principal amount are as per the terms of the “New Notes / Loan restructure”. The working capital loans have been fully paid by the Company during 2011. In addition to the above working capital loan, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 10,687,669.23 as working capital loans to the Company with interest rate of 15% per annum. The part of these working capital loans with totalling of US$ 6,777,924.23 have been repaid by the Company in 2011. Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 3,336,000 as advances. Based on the termination agreement dated January 1, 2008, Damiano Investments BV., Netherland agreed to reclassify the advances into a working capital loan agreement. Based on the termination deed dated January 1, 2008, Damiano Investments BV., Netherland also agreed to reclassify outstanding amounts of principal and its interest from Catora’s pre-financing facility amounting to US$ 4,000,000 and US$ 2,399,255, respectively into a working capital loan agreement. Based on the third loan agreement dated August 14, 2008 and September 19, 2008, the Company obtained additional working capital loan from Damiano Investments BV., Netherland amounting to US$ 700,000 and US$ 155,000, respectively.
82
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
26. WORKING CAPITAL LOANS (Continued) During the year 2009, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 1,625,000 as a part of the Third Loan Agreement. The part of these short-term working capital loans with totaling of US$ 1,257,839 have been repaid by the Company in the 2009 while the remaining balance of US$ 367,161 was repaid by the Company in 2010. During the year 2010, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 4,333,000 as part of the Third Loan Agreement for the Company’s capital expenditure. It has been repaid by the Company during February 2011 until June 2011. During the year 2011, Damiano Investments BV., Netherland has also provided US$ 8,500,000 as part of the Third Loan Agreement for the Company’s capital expenditure. It will be repaid by the Company in December 2012. All working capital loans are denominated in US Dollar. For the years ended December 31, 2011 and 2010, the interest charge on the working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland were Rp 40,178,444,642 and Rp 39,470,011,450, respectively, and are presented as part of interest expense and bank charges in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44). The fair value and the carrying amount of the long-term financial liabilities are as follows : Fair value Rp
Carrying amount Rp
Damiano Investments BV., Netherland December 31, 2011 : Current maturity of long-term liabilities Long-term liability – net of current maturity
75,009,509,860 122,055,330,344
77,078,000,000 131,486,000,000
December 31, 2010 : Current maturity of long-term liabilities Long-term liability – net of current maturity
38,632,756,444 309,784,959,246
38,958,003,000 326,174,259,309
The fair value of long-term financial liabilities have been determined by calculating their present value at the consolidated statements of financial position date, using fixed effective market interest rates available to the Company. No fair value changes have been included in consolidated statements of comprehensive income for the period as financial liabilities are carried at amortized cost in the consolidated statements of financial position. In 2011, working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland are collateralized by the Company’s trade receivables, inventories and property, plant and equipments as collateral (Notes 7, 9 and 16). And in 2010, working capital loans from Damiano Investments BV., Netherland are collateralized by the Company’s trade receivables and inventories as collateral (Notes 7 and 9).
83
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
27. OBLIGATION UNDER FINANCE LEASE Type of asset Lessors PT Perjahl Leasing Indonesia PT Piranti Mulia Bisnisindo PT Hanil Bakrie Finance Corporation PT Koexim Mandiri Finance PT GE Astra Finance
2011 Rp
Machinery Machinery Machinery Machinery Machinery
2010 Rp
– – – – –
11,092,358,618 10,476,194,790 8,723,702,065 5,415,629,769 2,962,237,708
Total
–
38,670,122,950
Less : Current maturity of long-term liabilities
–
(38,670,122,950)
Long-term liability – net of current maturity
–
–
As of December 31, 2010, the interest rate and lease period are as follows : Lessor PT Hanil Bakrie Finance Corporation PT Koexim Mandiri Finance PT Perjahl Leasing Indonesia PT Piranti Mulia Binisindo PT GE Astra Finance
Interest rate
Period ended
SIBOR + 2 % SIBOR + 2,55% SIBOR + 2,8125% SIBOR + 2% SIBOR + 4,75% for 1999 SIBOR + 2,75% from 2000 until 2002
2007 2004 2003 2005 2002
The future minimum lease payments under finance lease as of December 31, 2011 and 2010 are as follows : 2011 Rp
2010 Rp
Total minimum lease payments Less : amount representing interest
– –
43,978,549,340 (5,308,426,390)
Obligation under finance lease Less : Current maturity of long-term liabilities
– –
38,670,122,950 (38,670,122,950)
Long-term liability – net of current maturity
–
84
–
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
27. OBLIGATION UNDER FINANCE LEASE (Continued) In 2007, PT Koexim BDN Finance (formerly PT Koexim Mandiri Finance) had filed a petition to the Hight Jakarta Court for recovery of leased equipment. In 2010, PT Hanil Bakrie Finance Corporation with PT Koexim BDN Financing (Formerly PT Koexim Mandiri Finance) had filed a petition to the District Jakarta Court. And on August 19, 2011, the Commercial Court of Central Jakarta declared that the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is in state of bankruptcy and insolvency. Deduction in 2011 represents the deduction of obligation under finance lease which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The fair value of these obligation under finance lease is not individually determined as the the carrying amount is considered a reasonable approximation of fair value. The details of obligation under capital lease based on currencies are as follows : 2011 Rp United States Dollar (US$ 4,300,981 in 2010)
–
2010 Rp
38,670,122,950
28. CREDIT FINANCING PAYABLES 2011 Rp Credit financing payables: PT Andalan Finance Indonesia PT Astra Sedaya Finance PT Staco Estetika Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service Total credit financing payables
2010 Rp
414,935,216 289,934,102 252,341,940 −
601,574,600 79,245,841 415,331,575 75,556,250
957,211,258
1,171,708,266
Less : current maturity of credit financing payables : PT Andalan Finance Indonesia PT Staco Estetika Sedaya Finance PT Astra Sedaya Finance PT Toyota Astra Financial Service
(206,567,540) (185,176,985) (125,443,321) −
(186,639,384) (163,234,379) (50,050,000) (75,556,250)
Total current maturity of credit financing payables
(517,187,846)
(475,480,013)
440,023,412
696,228,253
Credit financing payables – net of current maturity
85
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
28. CREDIT FINANCING PAYABLES (Continued) Based on agreement dated August 5, 2008, the Company obtained a credit financing from PT Astra Sedaya Finance for purchasing of a car (Honda All New CRV) amounting to Rp 200,200,000 with interest rate of 8.25% per annum, repayable in monthly installments from August 30, 2008 up to July 30, 2012. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were Rp 29,195,845 and Rp 79,245,841, respectively. Based on agreement dated December 28, 2009, the Company obtained a credit financing from PT Toyota Astra Financial Services for purchasing of a car (Toyota Innova) amounting to Rp 164,850,000 with interest rate of 6.00% per annum, repayable in monthly installments from December 30, 2009 up to November 30, 2011. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were Rp Nil and Rp 75,556,250, respectively. Based on agreement dated May 24, 2010, the Company obtained a credit financing from PT Staco Estetika Sedaya Finance for purchasing of a car (Toyota Fortuner) amounting to Rp 513,000,000 with effective interest rate of 12.83% per annum, repayable in monthly installments from May 28, 2010 up to April 28, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were Rp 252,341,940 and Rp 415,331,575, respectively. Based on agreement dated December 14, 2010, the Company obtained a credit financing from PT Andalan Finance Indonesia for purchasing of a car (Toyota Innova) amounting to Rp 137,547,400 with effective interest rate of 10.04% per annum, repayable in monthly installments from December 10, 2010 up to November 10, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were Rp 91,836,615 and Rp 133,141,400, respectively. Based on agreement dated December 14, 2010, the Company obtained a credit financing from PT Andalan Finance Indonesia for purchasing of a car (Toyota Innova) amounting to Rp 137,547,400 with effective interest rate of 10.04% per annum, repayable in monthly installments from December 10, 2010 up to November 10, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were Rp 91,836,615 and Rp 133,141,400, respectively Based on agreement dated December 14, 2010, the Company obtained a credit financing from PT Andalan Finance Indonesia for purchasing of a car (Toyota Fortuner) amounting to Rp 346,385,800 with effective interest rate of 10.03% per annum, repayable in monthly installments from December 10, 2010 up to November 10, 2013. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding credit financing payable balances were Rp 231,261,986 and Rp 335,291,800, respectively. Based on agreement dated June 16, 2011, the Company obtained a credit financing from PT Astra Sedaya Finance for purchasing of a car (Isuzu Elf) amounting to Rp 185,598,390 with effective interest rate of 10.24% per annum, repayable in monthly installments from July 19, 2011 up to June 19, 2014. As of December 31, 2011, the outstanding credit financing payable balance was Rp 158,471,324.
86
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
28. CREDIT FINANCING PAYABLES (Continued) Based on agreement dated June 20, 2011, the Company obtained a credit financing from PT Astra Sedaya Finance for purchasing of a car (Toyota Avanza) amounting to Rp 119,640,000 with effective interest rate of 10.74% per annum, repayable in monthly installments from July 22, 2011 up to June 22, 2014. As of December 31, 2011, the outstanding credit financing payable balance was Rp 102,266,933. The interest expenses incurred on this credit financing for the years ended December 31, 2011 and 2010 were Rp 136,723,195 and Rp 74,093,904, respectively, and is shown as part of the interest expense and bank charges in the consolidated statements of comprehensive income (Note 44). The fair value of the long-term financial liabilities – credit financing payables as of December 31, 2011 and 2010 have been determined by calculating their present value at the consolidated statements of financial position date, using fixed effective market interest rates available to the Company. No fair value changes have been included in consolidated statements of comprehensive income for the period as financial liabilities are carried at amortized cost in the consolidated statements of financial position.
29. OTHER CURRENT LIABILITIES 2011 Rp Third parties : Advance receipt from customers Freight Insurance Advance receipt for pensiun Others
Other third parties : PT Citra Indah Textile PT Bima Peranan Busana PT Perkasa Heavyndo Engineering PT Waniaindah Busana Tbk PT Texmaco Micro Indoutama PT Kreasi Kekar
Total
16,758,187,956 7,358,516,613 3,560,869,965 2,256,989,205 8,638,697,524
24,024,047,064 16,023,169,568 12,024,244,707 40,345,843,127 8,788,133,170
38,573,261,263
101,205,437,636
− − − − − −
39,491,541,493 13,653,484,229 1,062,557,586 128,200,000 80,457,768 43,659,874
−
54,459,900,950
38,573,261,263
87
2010 Rp
155,665,338,586
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
29. OTHER CURRENT LIABILITIES (Continued) Deduction in 2011 represents the deduction of other current liabilities which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control (Note 46). The fair value of these short-term financial liabilities is not individually determined as the carrying amount is considered reasonable approximation of fair value.
30. EMPLOYEES’ BENEFIT LIABILITIES On June 20, 2000, the Ministry of Manpower issued Decree No. KEP-150/Men/2000 regarding the settlements of work dismissal and determination of separation, appreciation and compensation payment by entities, which requires companies to pay their employees gratuity and compensation benefits in case of employees resignation based on the employee’s number of years of service and salaries provided the conditions set forth in the decree are met. In April 2003 The Government of the Republic Indonesia issued Labour Law No. 13/2003 replacing the Decree No. KEP-150/Men/2000. In relation to this, as of December 31, 2011 and 2010, the Company has recorded employees’ benefit liabilities as follows. Amounts recognized in consolidated statements of comprehensive income in respect of the employees’ benefits are as follows : 2011 Rp Current service cost Interest costs Past service cost Losses on curtailments and settlements Total (Note 42)
2010 Rp
11,549,756,128 8,726,173,129 2,105,357,669 717,541,289
10,608,116,016 6,492,026,116 1,665,322,019 440,035,650
23,098,828,215
19,205,499,801
The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the Company’s obligation in respect of the employees’ benefits is as follows : 2011 Rp Present value of obligations Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial losses Net liability
88
2010 Rp
136,932,453,215 (17,735,309,474) (41,559,208,235)
115,172,146,697 (19,840,667,143) (21,697,566,710)
77,637,935,506
73,633,912,844
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
30. EMPLOYEES’ BENEFIT LIABILITIES (Continued) Movements in the net liability recognized in consolidated statements of financial position are as follows : 2011 Rp Beginning of the year Balance of unconsolidated subsidiary Benefits payment Amount charged to income Ending of the year
2010 Rp
73,633,912,844 (14,139,865,271) (4,954,940,282) 23,098,828,215
59,867,946,890 − (5,439,533,847) 19,205,499,801
77,637,935,506
73,633,912,844
The above actuarial assessment was made by PT Sienco Aktuarindo Utama as at December 31, 2011 and 2010 using the following assumptions : Discount rate Mortality rate Salary growth rate Normal retirement age Probability of resigned Fund method
: : : : : :
6.90% p.a. in 2011 and 8.90% p.a. in 2010 The 1980 Commissioners’ Standard Ordinary Mortality Table. 8% p.a. in 2011 and 2010 10% in 20 years old and decline until 54 years old 1% of mortality rate Projected Unit Credit Method
Management had reviewed the assumptions used and is in the opinion that the assumptions are reasonable and believed that the provision for severance provided is adequate to cover the potential liability required by Labour Law No. 13/2003.
31. CAPITAL STOCK Pursuant to the notarial deed of Januar Tirtaamidjaja, SH, No. 22 dated February 15, 1984, the authorized capital amounts to Rp 15,000,000,000 consisting of 600 shares with a par value of Rp 25,000,000 each. Issued capital amounts to Rp 7,500,000,000 or 300 shares and fully paid up capital amounts to Rp 1,500,000,000 or 60 shares. Pursuant to the General Shareholders Meeting with notarial deed of Aulia Taufani, SH, No. 100 dated December 27, 2002, the shareholders agreed to approve the changes in the Company’s Articles of Association to increase the authorized capital from Rp 8,500,000,000,000 to become Rp 16,000,000,000,000 and issued and paid-in capital from Rp 2,196,960,000,000 to become Rp 4,174,224,000,000. Pursuant to the notarial deed of Aulia Taufan, SH, No. 12 dated July 4, 2006 regarding the amendment of the Company’s Article of Association and the Extraordinary Shareholders’ Meeting with notarial deed of the same notary No. 111 dated June 21, 2006, the shareholders approved the following :
89
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
31. CAPITAL STOCK (Continued) • • •
The authorized capital of the Company amounts to Rp 16,000,000,000,000 and issued and fully paid up capital amounts to Rp 4,174,224,000,000. The allocation of 83,484,480,000 new shares (series C) par value Rp 2 each with to regard to the debt to equity conversion. The new shares of 43,144,238,750 shares for the unsecured creditors and new working capital lender and 40,340,241,250 shares for secured creditors. To record the paid in capital in excess of par value from debt to equity conversion of Rp 5,574,513,535,500.
The deed was approved by the Minister of Justice and Human Right in his decision letter No. C-25038 HT.01.04.TH.2006 dated August 28, 2006 and registered in the Department of Industry and Trade under No. 233/BH-1/IX/2006 dated September 1, 2006. As of December 31, 2006, the authorized capital of the Company amounted to Rp 16,000,000,000,000 consisting of 247,145,100,800 shares with the following classifications. • • •
Series A of 17,000,000,000 shares with par value of Rp 500 each. Series B of 146,660,620,800 shares with par value of Rp 50 each. Series C of 83,484,480,000 shares with par value of Rp 2 each.
Issued and fully paid up capital was Rp 2,283,248,477,500 consisting of Series A of 4,393,920,000 shares, and Series C of 43,144,238,750 shares. In February 2008, the Company amended its Articles of Association in connection with the reverse stock split with ratio 20 : 1. Based on the notarial deed of Sutjipto SH No. 91 dated February 21, 2008 regarding the changes of the Articles of Association, the authorized capital of the Company amounts to Rp 16,000,000,000,000 consisting of 12,357,255,040 shares with following classifications : • • •
Series A of 850,000,000 shares with par value of Rp 10,000 each. Series B of 7,333,031,040 shares with par value of Rp 1,000 each. Series C of 4,174,224,000 shares with par value of Rp 40 each.
The deed was approved by the Minister of Justice and Human Rights in his decision letter No. AHU10588.AH.01.02 Tahun 2008 dated March 3, 2008. Issued and fully paid in capital amounted to Rp 4,174,224,000,000 (26%) consist of : • • •
219,696,000 shares with par value of Rp 10,000 each or totaling Rp 2,196,960,000,000. 1,890,975,522 shares with par value of Rp 1,000 each or totaling Rp 1,890,975,522,000. 2,157,211,950 shares with par value of Rp 40 each or totaling Rp 86,288,478,000.
90
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
31. CAPITAL STOCK (Continued) The composition of stockholders as of February 21, 2008 based on notarial deed is as follows :
Stockholders
Numbers of Shares
Shares Series A Shares Series B Shares Series C Total
Percentage of ownership %
Total Rp
219,696,000 1,890,975,522 2,157,211,950
5.15 44.30 50.55
2,196,960,000,000 1,890,975,522,000 86,288,478,000
4,267,883,472
100.00
4,174,224,000,000
Based on the Extraordinary General Stockholders Meeting (RUPSLB) held on March 24, 2009 and based on notarial deed No. 91 dated March 24, 2009 of Sutjipto, SH, notary in Jakarta, the stockholders approved the issuance of 118,845,397 new authorized shares series C (5% of issued and paid-up capital) without preemptive rights, for providing stock options to the Company’s management and employees (Management Employee Stock Option Programme / MESOP). The notarial deed was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on his decision letter No. AHU-0052619.AH.01.09.Tahun 2009 dated August 14, 2009. Based on the Company’s schedule that was reported to PT Bursa Efek Indonesia dated March 17, 2009, these programme will be implemented in the period as follows : Period I II III IV V VI VII
Implementation Period 5 (five) trading days starting from April 1, 2009 5 (five) trading days starting from October 1, 2009 5 (five) trading days starting from April 1, 2010 5 (five) trading days starting from October 1, 2010 5 (five) trading days starting from April 1, 2011 5 (five) trading days starting from October 3, 2011 5 (five) trading days starting from February 1, 2012
It has been implemented on March 5, 2012 based on the notarial deed of Aryanti Artisari, SH, M.Kn. No. 107 dated February 23, 2012. The deed was approved by the Minister of Justice and Human Rights in his decision letter No. AHU-0018443.AH.01.09.Tahun 2012 dated February 29, 2012 (Note 55). The composition of stockholders as of December 31, 2011 and 2010 based on the stockholder’s list issued by the Stock Administrative Office, PT Datindo Entrycom, of listed shares of the Company is as follows :
91
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
31. CAPITAL STOCK (Continued)
Stockholders
Numbers of Shares
2011 Percentage of ownership %
Total Rp
Shares Series A: PT Multikarsa Investama Public (below 5% each)
131,394,719 88,301,281 219,696,000
Shares Series B:
–
5.53 3.71 9.24 –
1,313,947,195,000 883,012,805,000 2,196,960,000,000 –
Shares Series C: Damiano Investments BV., Netherland Others Unsettled
Total
Stockholders
1,427,211,220 526,952,223 203,048,507 2,157,211,950
60.04 22.17 8.55 90.76
57,088,448,800 21,078,088,900 8,121,939,800 86,288,477,500
2,376,907,950
100.00
2,283,248,477,500
2010 Percentage of ownership %
Total Rp
Numbers of Shares
Shares Series A: PT Multikarsa Investama Public (below 5% each)
131,394,719 88,301,281 219,696,000
Shares Series B:
–
5.53 3.71 9.24 –
1,313,947,195,000 883,012,805,000 2,196,960,000,000 –
Shares Series C: Damiano Investments BV., Netherland Others Unsettled
Total
1,436,211,220 517,952,223 203,048,507 2,157,211,950
60.42 21.79 8.55 90.76
57,448,448,800 20,718,088,900 8,121,939,800 86,288,477,500
2,376,907,950
100.00
2,283,248,477,500
92
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
31. CAPITAL STOCK (Continued) Unsettled shares series C represent the creditors that have not exchanged with the new shares (through the Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited – the custodian). These shareholders’ name is not yet registered in PT Datindo Entrycom (share administrator). According to notarial deed of DR. H. Teddy Anwar, SH. Spn. No. 111 dated August 16, 2002, the part of PT Multikarsa Investama’s shares of 2,454,081,290 (or after reverse stock 122,704,064 shares) were sold to PT Bina Prima Perdana. However, based on the data issued by PT Datindo Entrycom, the shares are still registered under the name of PT Multikarsa Investama. Mr. Seeniappa Jegatheesan, director of the Company for 2011 and 2010, has ownership of 2,388 shares of the paid-in capital. The new shares series C (2,157,211,950 shares), are issued as the results of the debt to equity conversion had been traded in the Indonesian Stock Exchange since October 1, 2007.
32. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL 2011 Rp Paid-in capital in excess of par value from Public offering in 1990 Shares issuance cost Subtotal Paid-in capital in excess of par value from Conversion of debt to equity in 2006 Total
2010 Rp
25,800,000,000 (13,807,386,447)
25,800,000,000 (13,807,386,447)
11,992,613,553
11,992,613,553
5,574,513,535,500
5,574,513,535,500
5,586,506,149,053
5,586,506,149,053
As per the Composition Proposal (Rencana Perdamaian) the Company is issuing 16,780,718,747 shares series C to unsecured creditors and 26,363,520,000 shares series C for Damiano Investments BV., Netherland in regard to debt to equity conversion of Rp 5,660,802,013,000. Further, based on the amendment of the Company’s articles of association dated July 4, 2006 by notary deed No. 12 of Aulia Taufani, SH, the Company has recognized the advance for future stock subscription of Rp 5,660,802,013,000 as issued and paid-in capital amounted to Rp 86,288,477,500 and as additional paid-in capital amounted to Rp 5,574,513,535,500.
93
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
33. APPROPRIATION FOR GENERAL RESERVE Based on the annual general stockholders’ meeting as stated in notarial deed No. 351 dated June 23, 1997 and No. 402 dated June 24, 1996 of Adam Kasdarmadji SH, notary public in Jakarta, the stockholders agreed to appropriate a general reserve aggregating to Rp 8,280,000,000 from retained earnings in accordance with article 61 of the Corporate Law No. 1 year 1995 for Limited Liability Companies. In 2011 and 2010, the Company was exempted from reserving additional amounts due to its accumulated deficit.
34. NON-CONTROLLING INTERESTS In 2011 and 2010, the non-controlling interest represents the non-controlling interest in net assets of Subsidiary derived from : Balance as of December 31, 2010 Rp Non-controlling interests (8% ownership in PT Texmaco Jaya Tbk
Equity in net Profit of Subsidiary Rp
943,974,259
(141,161,474,525)
Balance as of January 1, 2010 Rp Non-controlling interests (8% ownership in PT Texmaco Jaya Tbk
(141,298,433,597)
Written-off due to lost control Rp
Balance as of December 31, 2011 Rp
140,217,500,266
−
Equity in net profit of Subsidiary Rp
136,959,072
Balance as of December 31, 2010 Rp
(141,161,474,525)
Deduction in 2011 represents the deduction of non-controlling interests which financial statements were no longer consolidated in 2011 due to the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is stated at bankruptcy and insolvency so it caused that the Company have lost of control. Consequently, the amount has been written-off from the consolidated statements of financial position and adjusted to retained earning (accumulated deficit).
35. INSURANCE CLAIM SETTLEMENT, NET •
This account represents the settlement of insurance claim on inventory loss from damage or inventory loss from theft. The settlement received by the Company in 2011 and 2010 amounting to Rp 755,425,253 and Rp 3,912,505,783, respectively.
94
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
36. BASIC NET PROFIT PER SHARE 2011 Rp Weighted average number of shares outstanding Net profit for computing the earnings per share
2010 Rp
2,376,907,950 610,313,372,239
2,376,907,950 334,976,849,923
257
141
Basic net profit per share
37. NET SALES 2011 Rp Local Yarn Fibre Chips Fleece (Knitting) Bonded (Coating) Others
Export Yarn Fibre Fleece (Knitting) Chips PTA Bonded (Coating)
Total
2010 Rp
1,909,504,926,661 1,971,954,154,015 491,565,571,862 18,132,138,775 1,744,343,436 4,200,966,101
1,497,045,636,355 1,462,683,852,276 419,610,560,478 7,232,632,142 – 2,542,385,738
4,397,102,100,850
3,389,115,066,989
915,855,123,426 108,085,709,087 12,003,304,053 104,395,872,630 39,219,695,987 561,427,017
840,406,886,152 95,320,757,623 10,888,875,360 64,408,933,664 55,300,955,040 7,956,368
1,180,121,132,200
1,066,334,364,207
5,577,223,233,050
4,455,449,431,196
In 2011 and 2010, net sales of fleece, bonded and garment were Rp 32,441,213,281 and Rp 18,178,206,884, respectively consists of sales to third parties. The product is manufactured by PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) based on the tolling basis. In 2011 and 2010, no sales were earned from sales to related parties. In 2011 and 2010, no sales to third parties exceeded 10% of the operating revenues.
95
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
38. OTHER OPERATING REVENUES
Indirect materials damage Product non-standard and others Total
2011 Rp
2010 Rp
2,237,655,637 2,436,232,904
4,972,687,954 1,183,480,496
4,673,888,541
6,156,168,450
In 2011 and 2010, other operating revenues of fleece, bonded and garment were Rp 950,229,762 and Rp 1,183,480,496, respectively represent the other operating revenues to third parties. The product is manufactured by PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) based on the tolling basis. In 2011 and 2010, no sales were earned from sales to related parties. In 2011 and 2010, no sales to third parties exceeded 10% of the operating revenues.
39. COST OF GOODS SOLD 2011 Rp Raw materials used Direct labour Manufacturing expense (Note 40) Total manufacturing cost Work in process At beginning of year At end of year
3,672,391,133,526 75,657,541,860 1,600,066,004,148
2,574,384,087,292 74,138,354,796 1,494,954,178,131
5,348,114,679,534
4,143,476,620,219
43,375,132,437 (61,491,214,627)
Cost of goods manufactured
5,329,998,597,344
Finished goods At beginning of year Purchases At end of year
178,376,709,962 1,070,629,559 (318,102,818,554)
Cost of goods sold
2010 Rp
5,191,343,118,311
45,066,289,569 (43,375,132,437) 4,145,167,777,351
145,296,009,825 18,125,594,152 (178,376,709,962) 4,130,212,671,366
In 2011 and 2010, raw material used included the raw material used for fleece, bonded and garment product were Rp 2,691,635,441 and Rp 8,160,290,605, respectively. In 2011 and 2010, no purchases from related party.
96
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
39. COST OF GOODS SOLD (Continued) In 2011, purchases from third parties exceeded 10% of total purchases are as follows : 2011 Rp PT Cipta Karya Persada PT Polychem Indonesia Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland
Percentage
1,401,115,819,978 995,286,186,528 864,533,325,752
32.34% 22.97% 19.96%
In 2010, purchases from third parties exceeded 10% of total purchases are as follows : 2010 Rp Kolmar Petrochemicals AG, Switzerland PT Cipta Karya Persada PT Polychem Indonesia
843,553,991,778 757,957,408,160 640,590,376,932
Percentage 28.66% 25.75% 21.76%
40. MANUFACTURING EXPENSES 2011 Rp Depreciation expense of property, plant and equipment (Note 16) Indirect materials Electricity and gas Freight Processing fee (tolling) Rental Repair and maintenance Insurance Others Total
2010 Rp
502,656,246,277 468,832,467,906 471,496,246,793 56,486,548,059 21,319,629,246 19,097,030,479 18,931,653,066 8,084,094,174 33,162,088,148
501,535,394,142 437,837,934,567 432,101,629,875 45,878,191,743 18,414,449,509 16,700,296,422 14,917,028,808 7,338,079,221 20,231,173,844
1,600,066,004,148
1,494,954,178,131
In 2011, processing fee (tolling) of Rp 21,319,629,246 represent the processing fee to PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) amounted to Rp 1,964,544,819, PT Multikarsa Investama amounted to Rp 19,154,680,113 and other parties amounted to Rp 200,404,314. And in 2010, processing fee (tolling) of Rp 18,414,449,509 represents the processing fee to PT Multikarsa Investama (Note 47).
97
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
41. SELLING EXPENSES 2011 Rp Export charges Freight Marketing expenses Advertising and promotion Others Total
2010 Rp
46,661,178,057 43,138,746,528 26,086,114,253 163,472,625 4,418,760,454
65,167,592,420 43,171,035,948 42,055,866,702 285,464,360 1,948,574,142
120,468,271,917
152,628,533,572
42. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2011 Rp Salaries, wages and benefits Employees’ benefits (Note 30) Tax expenses Business traveling expenses Professional fees Rent Communication Stationery Donation and Corporate Social Responsibility Repairs and maintenance Entertainment and representation Depreciation expense of property, plant and equipment (Note 16) Electricity and water Insurance Allowance for impairment (Notes 7 and 8) Others Total
2010 Rp
68,805,923,743 23,098,828,215 22,554,257,427 10,105,942,803 7,842,431,490 6,693,625,053 4,164,471,558 2,330,130,408 2,134,875,000 1,302,463,878 1,028,679,594
65,570,824,861 19,205,499,801 20,793,495,368 10,482,279,166 9,089,565,594 6,738,025,687 3,992,603,096 3,318,422,181 1,330,326,800 1,516,283,825 1,066,187,320
798,585,385 705,664,631 159,580,031 – 13,230,876,645
496,098,719 938,511,609 524,153,639 1,597,556,295 17,908,476,045
164,956,335,861
164,568,310,006
43. INTEREST INCOME 2011 Rp Interest from current account and time deposits
185,188,989
98
2010 Rp 239,465,297
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
44. INTEREST EXPENSE AND BANK CHARGES 2011 Rp
2010 Rp
Interest expense on : Working capital loans (Note 26) Unsecured debts and notes payable (Note 25) Short term loans (Note 19) Credit financing payables (Note 28)
40,178,444,642 7,554,663,403 − 136,723,195
39,470,011,450 7,403,114,841 1,289,385,139 74,093,904
Total interest expense Fee on bank loans (Note 17) Bank charges
47,869,831,240 91,061,129,517 3,872,803,472
48,236,605,334 73,156,430,350 4,329,709,357
142,803,764,229
125,722,745,041
Total
45. MISCELLANEOUS INCOME, NET
Payables’ written-off Rebate on purchasing chemicals Collectible of prior year’s impairment (Note 8) Payables recognized from PKPU’s verification Others Total
2011 Rp
2010 Rp
3,095,834,930 1,561,609,258 274,213,845 − 1,873,118,724
3,300,834,607 1,058,169,021 − (485,439,510) 681,803,356
6,804,776,757
4,555,367,474
46. DISCOUNTINUED OPERATIONS On August 19, 2011, the Commercial Court of Central Jakarta declared that PT Texmaco Jaya Tbk (Subsidiary) is in state of bankruptcy and insolvency. Effective this period, the Subsidiary becomes subject to the control of the Court, causing the Company loss its control in the Subsidiary. The Court has been appointed team curator for saving the asset value of the bankruptcy and monitor the Subsidiary’s operations and cash flows. In accordance with PSAK No. 4 (Revised 2009), if the Company losses control of a Subsidiary, therefore the Company should derecognizes the assets and liabilities of the Subsidiary at the their carrying amounts at the date when control is lost and derecognizes the carrying amount of any noncontrolling interests in the former Subsidiary at the date when control is lost.
99
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
46. DISCOUNTINUED OPERATIONS (Continued) Revenue and expenses, gains and losses relating to the discountinuation of this Subsidiary have been eliminated from profit or loss of the Company’s continuing operations and are shown as a single line item on the face of the consolidated statements of comprehensive income. PT Texmaco Jaya’s operating profit or loss until the loss of control on August 19, 2011 are summarized as follows : 2011 Rp Operating revenues Cost of goods sold
− (3,020,370,741) (3,020,370,741)
Gross loss Operating expenses : Selling expenses General and administrative expenses
(17,320,754) (5,445,677,285) (5,462,998,039)
Total operating expenses Loss from operations
(8,483,368,780)
Other income (charges) : Interest income Gain on foreign exchange transactions Depreciation expenses of unused property, plant and equipment (Note 16) Interest expense and bank charges Miscellaneous income, net
2,280,014 23,295,545,656 (2,823,508,364) (731,248,134) 25,294,029 19,768,363,201
Total other income, net Profit before income tax Tax expenses (Note 23e)
11,284,994,421 (2,983,656,808)
Total comprehensive income for the year
8,301,337,613
100
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
46. DISCOUNTINUED OPERATIONS (Continued) The carrying amounts of assets and liabilities in PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) as of August 19, 2011 are as follows : As of August 19, 2011 Rp Current assets : Cash and cash equivalents Other receivables Inventories Purchase advances Prepaid taxes
303,966,452 196,758,067 2,845,608,129 423,489,363 339,495,152 4,109,317,163
Total current assets Non-current assets : Non-trade receivables from related party Restricted cash in banks Property, plant and equipment, net Deferred tax assets
85,489,206,408 6,591,339,242 134,791,745,656 28,309,577,041
Total non-current assets
255,181,868,347
TOTAL ASSETS
259,291,185,510
Current liabilities : Short-term loans Notes payable Trade payables Liabilities for purchase of property, plant and equipment Taxes payable Accrued expenses Current portion of obligation under finance lease Other current liabilities
314,218,794,246 175,161,697,557 44,718,432,196 260,815,747 2,984,313,824 199,290,216,311 36,807,798,043 128,303,203,594
Total current liabilities
901,745,271,518
Non-current liabilities : Employees’ benefit liabilities
14,139,865,271
Total non-current liabilities
14,139,865,271
TOTAL LIABILITIES
915,885,136,789
TOTAL NET LIABILITIES
(656,593,951,279) 101
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
46. DISCOUNTINUED OPERATIONS (Continued) The financial statements of PT Texmaco Jaya Tbk (Subsidiary) for the period January 1, 2011 up to August 19, 2011 were complied by the Subsidiary (Unaudited). Since the Company losses control of a subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk), the Company recognized the net liabilities of the Subsidiary totaling of Rp 656,593,951,279 as gain on disposal of Subsidiary and were presented after the taxation in the consolidated statements of comprehensive income. Until now, the progress of the curator team is completing the debt verification and in the near future, they will make a tender to sell the Subsidiary’s property, plant and equipments that was consists of factory’s machineries and equipments in Pemalang. The bankruptcy or liquidation of Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) will have little impact to PT Asia Pacific Fibers Tbk (parent Company) now, as the operations of the Subsidiary had stopped since year 2004. However, with the existence of net liabilities in Subsidiary and disposal of Subsidiary, PT Asia Pacific Fibers Tbk as parent Company do not have an liabilities regarding the settlement of the Subsidiary’s liabilities to the other creditors, and also the Company do not get the gain regarding the disposal of Subsidiary in the future.
47. NATURE AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIES Nature of relationships and transaction with related parties : Nature of relationship
Name of related parties
Transaction
Damiano Investments BV., Netherland Stockholder PT Multikarsa Investama Stockholder PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) Affiliated Company
Loans, shareholder Tolling arrangement Loans, tolling arrangement
Related Parties Transactions In the normal course of business, the Company and Subsidiaries entered into certain transactions with related parties, including the followings :
2011 Rp
2010 Rp
Percentage to total Assets/ Liabilities Revenue/Expenses 2011 2010 % %
Trade receivables
268,722,447,175
268,722,447,175
7.29
6.80
Non-trade receivables from related parties
317,368,061,827
425,918,780,239
8.61
10.79
102
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
47. NATURE AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIES (Continued) Related Parties Transactions (Continued)
2011 Rp Bank loans Secured debts
Manufacturing expense
2010 Rp
637,839,711,337
431,987,380,441
5.79
3.63
6,024,541,854,608
5,840,580,166,660
54.64
49.08
968,784,155
74,234,451,831
0.00
0.62
208,564,000,000
365,132,262,309
1.89
3.07
21,119,224,932
18,414,449,509
0.37
0.45
Accrued expenses Working capital loans
Percentage to total Assets/ Liabilities Revenue/Expenses 2011 2010 % %
48. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY The Company and Subsidiaries’ financial assets and liabilities in foreign currencies as of December 31, 2011 and 2010, are as follows : Foreign Currency
2 0 1 1 Equivalent in Rupiah Rp
Foreign Currency
2 0 1 0 Equivalent in Rupiah Rp
Assets : US$ SGD EUR NOK
1,861,084 8,262 2,348 1,108
16,876,313,539 57,615,945 27,559,862 1,455,663
8,168,470 2,863 541 1,108
73,442,713,791 19,989,884 6,468,082 1,474,349
Trade receivables : Third parties
US$
50,084,099
454,162,610,766
47,394,372
426,122,801,634
Other receivables
US$
61,152
554,526,427
12,474,966
112,162,418,768
Other current assets
US$
5,489,730
49,780,870,098
2,696,000
24,239,736,000
Restricted cash in bank
US$
704,258
6,386,209,006
1,274,386
11,458,003,720
Cash and cash equivalents
527,847,161,306
Total assets
103
647,453,606,228
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
48. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY (Continued) Foreign Currency
2 0 1 1 Equivalent in Rupiah Rp
Foreign Currency
2 0 1 0 Equivalent in Rupiah Rp
Liabilities Bank loans
US$
70,339,624
637,839,711,337
48,046,644
431,987,380,441
Secured Debts
US$ EUR YEN CHF
805,630,342 15,688,978 3,001,711,400 45,902
7,305,445,942,522 184,172,764,863 350,609,346,911 442,327,333
805,630,342 15,688,978 3,001,711,400 45,902
7,243,422,406,179 187,574,142,730 331,044,642,262 440,670,916
Short-term loan
US$
−
−
22,963,248
206,462,566,302
Notes payable
US$
−
−
16,141,085
145,124,497,841
11,091,004 1,431,156 20,022 11,788 419,905 1,154
99,719,215,335 157,427,188 139,772,963 163,781,365 5,020,384,712 11,079,329
30,476
274,011,964
Trade payables : Third parties
US$ YEN SGD GBP EUR CHF
19,653,155 3,779,861 32,654 16,660 136,455 −
178,214,810,634 442,243,747 227,728,473 232,727,955 1,601,842,214 −
Liabilities for Purchasing Property, Plant and Equipment
US$
Accrued expenses
US$
278,033
2,521,204,808
19,789,653
177,928,770,668
Unsecured Debts and Notes Payable
US$
21,945,011
198,997,359,748
21,077,129
189,504,468,044
Working capital loan
US$
23,000,000
208,564,000,000
40,610,862
365,132,262,309
Obligation under finance lease
US$
−
4,300,981
38,670,122,950
Other current liabilities
US$
3,151,011
3,656,241
32,873,261,972
−
−
− 28,573,367,192
Total liabilities
(9,097,885,377,737)
(9,455,650,865,470)
Net liabilities
(8,570,038,216,431)
(8,808,197,259,242)
49. SEGMENT INFORMATION In prior years, the segment information reported was based on business and geographical segments. However, effective January 1, 2011, the new standard requires that operating segments be identified based on the information reviewed by the chief operating decision maker, which is used for the purpose of resources allocation and assessment of their operating segments performance. The Company and Subsidiaries’ reportable segments under PSAK 5 (Revised 2009) are based on their operating division ; which is similar to the business segment under the previous standard : 1. 2. 3. 4.
Chemical industry and synthetic fibre Weaving and knitting Textile and trading Finance Service
104
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
49. SEGMENT INFORMATION (Continued) The following are segment information based on the operating divisions. Amounts reported for the prior year have been restated to conform to the requirements of PSAK 5 (Revised 2009) :
2011 (In Thousands Rupiah)
Chemical Industry and Synthetic fibre Rp 000
Weaving and knitting Rp 000
Textile and Trading Rp 000
Finance Service Rp 000
Elimination Rp 000
Total Rp 000
SEGMENT SALES : External sales Local Export Inter segment sales Total segment sales
4,380,949,278 1,167,556,401 2,009,782,637
20,826,712 12,564,731 217,800
− − −
− − −
− − (2,010,000,437)
4,401,775,990 1,180,121,132 −
7,558,288,316
33,609,243
−
−
(2,010,000,437)
5,581,897,122
RESULT Segment result
390,554,003
Unallocated operating expenses
(285,424,608)
Profit from operations
105,129,395
Other charges, net
(218,997,407)
Loss before income tax
(113,868,012)
Tax income
59,286,095
Loss from continuing operations
(54,581,917)
Profit from discountinued operation
8,301,338
Gain from disposal of Subsidiary
656,593,951
Net profit for the period
610,313,372
Other comprehensive income
(157,090)
Total comprehensive income
610,156,282
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION : Segment assets
(3,691,174,745)
(16,288,068)
−
(6,884,589,967)
6,908,847,043
(3,683,205,737)
Segment liabilities
10,993,824,773
20,258,019
−
6,909,256,545
(6,898,086,966)
11,025,252,371
OTHER INFORMATION : Capital expenditures Depreciation and amortization
(80,755,719)
(15,400)
(503,399,598)
(55,234)
105
− (2,955,138)
−
−
(80,771,119)
−
−
(506,409,970)
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
49. SEGMENT INFORMATION (Continued)
2010 (In Thousands Rupiah)
Chemical industry and synthetic fibre Rp 000
Weaving and knitting Rp 000
Textile and Trading Rp 000
Finance Service Rp 000
Elimination Rp 000
Total Rp 000
SEGMENT SALES : External sales Local Export Inter segment sales Total segment sales
3,386,806,380 1,055,437,532 1,622,317,294
8,459,581 10,902,107 –
– – –
– – –
– – (1,622,317,294)
3,395,265,961 1,066,339,639 –
6,064,561,206
19,361,688
–
–
(1,622,317,294)
4,461,605,600
RESULT Segment result
331,392,928 (317,196,844)
Unallocated operating expenses
14,196,084
Profit from operations Other income, net
264,639,614
Profit before income tax
278,835,698 56,141,151
Tax income
334,976,849
Net profit for the period Other comprehensive income
1,112,553
Total comprehensive income
336,089,402
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION : Segment assets
(4,981,712,833)
(6,786,485) (228,734,601) (6,826,130,171)
Segment liabilities
10,965,130,909
10,657,558 2,034,164,805
6,850,587,296
8,094,874,124
(3,948,489,966)
(7,959,847,686)
11,900,692,882
OTHER INFORMATION : Capital expenditures Depreciation and amortization
(32,157,279) (501,766,788)
– (4,863,655)
–
–
–
(32,157,279)
–
–
–
(506,630,443)
The Company and its Subsidiaries’ operations are located in five (5) principal geographical areas. Processing of chemical industry, synthetic fibre and Weaving and knitting divisions are located in Indonesia.
106
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
49. SEGMENT INFORMATION (Continued) Sales by geographical market The following table shows the distribution of the Company and its Subsidiaries’ sales from external customers by geographical market, regardless of where the goods were produced : 2011 Rp 000
2010 Rp 000
Indonesia Asia America Europe Australia Africa
4,401,775,990 475,800,284 343,447,850 214,393,046 76,647,326 69,832,626
3,395,265,961 368,642,422 440,283,219 192,344,228 38,255,286 26,814,484
Total
5,581,897,122
4,461,605,600
The following table shows the carrying amount of segment non-current assets and additions to property, plant and equipment by geographical area in which the assets are located : Carrying amount non-current assets December 31, January 1, December 31, 2011 2010 2010 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Indonesia
1,582,831,369
2,249,925,748
2,729,553,498
Additions to property, plant and equipment December 31, December 31, 2011 2010 Rp 000 Rp 000 80,801,119
32,157,279
50. RESTATEMENT OF THE PRIOR YEARS’ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The management makes adjustments to correct the followings : a. The additional shares issuance cost on the Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) amounted to Rp 4,950,019,100. b. The overstated of book value on prior years’ property, plant and equipment of the Subsisiary (PT Texmaco Jaya Tbk) amounted to Rp 39,952,146,244 with details below. • Land amounted to Rp 1,630,736,937. • Building amounted to Rp 5,527,493,699. • Machineries amounted to Rp 32,793,915,608. According to PSAK No. 25, the total amount of correction of errors amounted to Rp 44,902,165,344 that related to prior period should be reported by adjusting the opening balance of unappropriate retained ernings (accumulated deficit) and as part of the equity attributable to the owners of the Company.
107
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
50. RESTATEMENT OF THE PRIOR YEARS’ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) The summary of the restatement of accounts are as follows : As previously Reported Rp Property, plant and equipments : As of January 1, 2010 As of December 31, 2010 Accumulated deficit – unappropriated : As of January 1, 2010 As of December 31, 2010
As Restated Rp
2,290,009,443,015 1,815,536,279,620
2,250,057,296,771 1,775,584,133,376
15,976,645,979,054 15,641,806,088,203
16,021,548,144,398 15,686,708,253,547
51. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES •
The Directorat Jenderal Pajak has filed a Review Petition against the verdict of the tax court for the refund of Rp 13,090,399,058 on November 24, 2010. If the Review Petition filed by the Directorat Jenderal Pajak is won, then the entire refund amount became payable along with the accrued interest till the date of refund. Until the date of report finished, the result has not been determined yet.
•
Effective August 19, 2011, one of Subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) becomes subject to the control of Court, causing the Company to lose its control. The Count has already set a Supervisory Judge and curator team to maintain and monitor the operation of bankruptcy assets and cash flows of the Subsidiary. Net liabilities at the date of lost its control is Rp 656.593.951.279. PT Asia Pacific Fibers Tbk as parent Company do not have obligation regarding the creditors’ payables of Subsidiary.
•
Based on the correspondence letter from PT Bina Prima Perdana dated August 8, 2011, PT Bina Prima Perdana claims the Company regarding the guarantor of the Subsidiary’s loans. However, the management of the Company mentioned that the above guarantees (promissory note) were not registered by PT Bina Prima Perdana during the debt verification by the curator of PT Asia Pacific Fibers Tbk (formerly PT Polysindo Eka Perkasa Tbk) during its bankruptcy process in 2005, and consequently, the above claims of PT Bina Prima Perdana were not valid. In addition, the restructuring process of unsecured debt in PT Asia Pacific Fibers Tbk has been completed.
108
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
52. SIGNIFICANT AGREEMENT Tolling Agreement with PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) On April 1, 2008, the Company arranged the tolling / rental agreement with PT Texmaco Jaya Tbk for a period of twelve (12) months and can be renewed. This agreement is prepared because PT Texmaco Jaya Tbk does not have the necessary working capital to service the orders from its customers. Based on this agreement, the Company should pay the conversion charges that consisting of tolling fee, building and machinery rental to PT Texmaco Jaya Tbk each month. The tolling fees are calculated based on the production results. On August 3, 2009, the Company arranged the amendment of tolling agreement with PT Texmaco Jaya Tbk for a period of three (3) months and can be renewed. Based on this agreement, the Company should pay the tolling fee of US$ 1.20 per yard with the minimum production results of 100,000 yards to PT Texmaco Jaya Tbk each month. And on October 23, 2009, the Company renewed the tolling / rental agreement for seven (7) months from November 1, 2009 up to June 30, 2010. On July 15, 2010, the Company arranged the amendment of tolling agreement with PT Texmaco Jaya Tbk for fifthteen (15) months from July 1, 2010 up to September 30, 2011 and can be renewed. Based on this agreement, the Company should pay the tolling fee of US$ 1.20 per yard for the contract period from July 1, 2010 up to September 30, 2010, and US$ 0.75 per yard for the contract period from October 1, 2010 up to September 30, 2011. Further, based on the latest amendment of tolling agreement with PT Texmaco Jaya Tbk dated January 10, 2011, the Company agreed to extend for five (5) years from January 1, 2011 up to December 30, 2016 and can be renewed for three (3) years later. Based on this agreement, the Company should pay the tolling fee of US$ 0.30 per kgs and at least US$ 50,000 per month. Warehouse Agreement with PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy) Based on the land rental agreement dated June 15, 2009 between the Company and PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the land for 950 meters of gas pipe, 1,500 meters of water pipe, 800 meters of water pump facility and 1,000 meters of electricity cable. This agreement is valid for thirty (30) years from January 1, 2010 up to December 31, 2040. As consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to Rp 100,000,000. Based on the warehouse rental agreement dated March 30, 2011 between the Company and PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the warehouse for ten (10) months from March 1, 2011 up to December 31, 2011. As consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to Rp 43,200,000 per month. Based on the warehouse rental agreement dated November 17, 2011 between the Company and PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the warehouse for three (3) months from November 17, 2011 up to February 17, 2012. As consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to Rp 9,000,000 per month.
109
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
52. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Warehouse Agreement with PT Texmaco Taman Synthetics Based on the rental agreement dated August 1, 2011 between the Company and PT Texmaco Taman Synthetics, the Company agreed to rent the laboratory equipments for five (5) years from August 1, 2011 up to July 31, 2015. As consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to Rp 99,000,000 per month. Gas Turbine with PT Wismakarya Prasetya Based on the agreement dated August 14, 2006 between the Company and PT Wismakarya Prasetya regarding purchase of electric power, steam and gas and based on the Minutes of Meeting on April 22, 2010 regarding power purchase price, the Company agrees to increase the power purchase price due to Natural gas price increases from PT Perusahaan Gas Negara (Persero). The Company should pay the monthly electricity, steam and gas based on their consumption. Additionally, the Company would incur the cost of maintenance of turbines as per the standard running hours as a part of cost of purchase of electricity. This agreement is valid for a period of 5 years, and due on April 22, 2015.
53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT The Company is exposed to various risks in relation to financial instruments, while the Subsidiaries are not exposed to such risks anymore because since the second semester of 2004, the Subsidiary has discontinued its business operations and on August 19, 2011, the Commercial Court of Central Jakarta declared that the subsidiary (PT Texmaco Jaya Tbk) is in state of bankruptcy and insolvency so the curator team will keep the bankruptcy assets and monitor the Subsidiary’s operational and cash flows, and the Company as parent Company has lost its control over the Subsidiary. The main types of risks are market risk, credit risk and liquidity risk. The Company’s risk management focuses on actively securing the Company’s short-to medium-term cash flows by minimizing the exposure on financial markets The Company does not actively engage in the trading of financial assets for speculative purposes nor does it take options. The most significant financial risks to which the Company is exposed to are described below. a. Market Risk The Company is exposed to market risk through its use of financial instruments and specifically to currency risk and interest risk which result from both their operating and investing activities.
110
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) a. Market Risk (Continued) (a) Foreign Currency Risk Most of the Company’s transactions are carried out in the other currencies. Exposure to currency exchange rates arise from the Company’ sales and purchases are denominated in United States Dollars (US$) and currencies other than Indonesian rupiah. The Company also holds United States Dollar-denominated cash and cash equivalents. To mitigate the Company’s exposure to foreign currency risk, non-Indonesian rupiah cash flows are monitored. Foreign currency denominated financial assets and liabilities, translated into Indonesian Rupiah at the middle rate at the consolidated statements of financial position date, and the details are stated in Financial Assets and Liabilities in Foreign Currency (Note 48). The Company’s policy is to manage the financial asssets denominated in foreign currencies are available to settle the financial liabilities denominated in foreign currencies. At December 31, 2011, the financial liabilities denominated in foreign currencies are in excess of financial assets denominated in foreign currencies at amount of Rp 8,570,038,216,431. It due to the Company’s secured debts around of Rp 7,840,670,381,629 has not yet restructured. If the above mentioned are not considered, the excess of financial liabilities over the assets will be around Rp 729,367,834,802. This is a manageable level as the loans are repayable over a period of time. (b) Interest Rate Risk The Company’s policy is to minimize interest rate risk exposure on long-term financing. Longer-term borrowings are therefore usually at fixed rates. At December 31, 2011, the Company have applied the fixed interest rate for their loans from bank, third parties and related parties. Hence there is no interest rate risk for the Company.
b. Credit Risk Credit risk is the risk that counterparty fails to discharge an obligation to the Company. The Company is exposed to this risk for various financial instruments, for example by granting receivables and advances to customers and related parties.
111
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit Risk (Continued) The Company continuously monitors defaults of customers and other counterparties, identified either individually or by group, and incorporate this information into its credit risk controls. The Company’s policy is to deal only with creditworthy counterparties. In addition, for a certain proportion of sales, advance payments are received to mitigate risks. The Company’s maximum exposure to credit risk is limited to the carrying amount of the financial assets as shown on the face of the consolidated statements of financial position, as summarized below. 2011 Rp Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables, net Other receivables, net Other current assets Non-trade receivable from related parties, net Restricted cash in banks Total financial assets
31,177,273,662 3,000,000,000 722,987,674,614 22,937,261,126 51,998,685,430 317,368,061,827 10,345,623,643 1,159,814,580,302
(a) Cash and cash equivalents and short-term investments The credit risk for cash and cash equivalents and short-term investment are considered negligible, since the counterparties are reputable banks with high quality external credit ratings. The Company actively monitoring the cash and bank balances on weekly basis
(b) Trade receivables In respect of trade receivables, the Company is not exposed to any significant credit risk exposure to any single counterparty or any group of counterparties. The Company’s trade receivables consist of many customers. Based on historical information, the customer default rates in the settlement of receivables is low due to the settlement from customers are normally received by the Company with in the credit term. Moreever, the Company’s significant portion of the sales are on cash before delivery or a portion of the sales are collected a front (prefinance). Thus, the Company’s management noted that the outstanding of trade receivables have not impaired.
112
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit Risk (Continued) (b) Trade receivables (Continued) PT Adetex owes the Company of Rp 682 million which is due for more than 12 months. Currently an arrangement for tolling is being organised with them to adjust the above receivables from them.
(c) Other receivables In respect of other receivables, the Company is not exposed to any significant credit risk exposure to any single counterparty or any group of counterparties. Based on historical information about customer default rates, management consider the credit quality of other receivables have not impaired.
(d) Non-trade receivables from related parties Non-trade receivables from related party represent the receivables from PT Multikarsa Investama (related party). The Company’s management stated that there is no impairment indication that could be counted from the estimated cash flow in the future, due to PT Multikarsa Investama is still in the debt restructuring process with PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). In addition, the said value will be suitably adjusted at the time of restructuring.
(e) Restricted Cash in Banks The Company’s management noted that there is no impairment indication that could be counted from the estimated cash flow in the future, due to the Company is still in the debt restructuring process with PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). In addition, the said amount will be suitably adjusted at the time of restructuring.
c. Liquidity Risk Liquidity risk is the risk that the Company’s ability to meet its obligations when they fall due. The risk is inherent in the Company’s operational and can be affected by a range of institution-specific and market-wide events. In the normal course, the Company manages its liquidity needs by carefully monitoring scheduled debt servicing payments for current financial liabilities as well as other cash outflows on a day-today business. Liquidity needs are monitored in various time bands, on a day-to-day and week-toweek basis, as well as on the basis of a rolling 90-day projection.
113
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
53. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Liquidity Risk (Continued) The current financial dues including the bank loans for the procurement of raw materials, of the Company are fully covered by the current assets of the Company which can be converted into cash within a short period. The other long-term loans have fixed interest servicing and repayment schedule, which are fully budgeted in the 3 (three) monthly cash flow estimates. The Company does not have any over due liability either short-term or long-term, except for secured debts that is still under the restructuring process As at December 31, 2011, the Company’s financial liabilities are presented below. 2011 Rp 637,839,711,337 9,185,233,096,043 215,808,272,379 413,557,919,140 957,211,258 208,564,000,000 198,997,359,748 38,573,261,263
Bank loans Secured debts Trade payables Accrued expenses Credit financing payables Working capital loans Unsecured debts and notes payable Other current liabilities Total financial liabilities
10,899,530,831,168
54. CAPITAL MANAGEMENT POLICIES The objective when managing capital is to safeguard the Company and Subsidiaries’ ability to continue as a going concern, and to ensure optimal capital structure and shareholder returns. The gearing ratios as at December 31, 2011 and 2010 are as follows : 2011 Rp Total borrowings Less : Cash and cash equivalents Short-term investments Restricted cash in banks
2010 Rp
10,230,634,167,128 (31,177,273,662 (3,000,000,000) (10,345,623,643)
Net debt
10,186,111,269,823
Total deficiency Gearing ratio
114
10,599,971,352,461 (87,892,873,462 ) (1,000,000,000) (17,129,600,731) 10,493,948,878,268
(7,342,046,634,232)
(7,952,202,916,163)
(139% )
(133% )
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
54. CAPITAL MANAGEMENT POLICIES (Continued) The total borrowings include the unrestructured secured debts of approximately Rp 9.185 trillion. The Company endevours to restructure this debt to a sustainable level and for which the negotiations are underway with its secured creditors including PPA/BPP. If the proposal of the Company which includes debt to equity swap and waiver of the past interest amounts is accepted by its creditors, it will considerably improve the capital gearing structure of the Company.
55. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD •
Based on the warehouse rental agreement dated January 2, 2012 between the Company and PT Texmaco Jaya Tbk (under bankruptcy), the Company agreed to rent the chiller machinery for one (1) years from January 2, 2012 up to December 31, 2012. As consequently, the Company should pay the rental expenses amounted to Rp 5,000,000 per month.
•
Based on the notarial deed of Aryanti Artisari, SH, M.Kn. No 107 dated February 23, 2012, the stockholders agreed to used their option right regarding the Management Employee Stock Option Programme (MESOP). It was connected with the notarial deed of Sutjipto, SH No. 91 dated March 24, 2009 regarding the issuance of 118,845,397 new authorized shares series C (5% of issued and paid-up capital) without preemptive rights at par value of Rp 40 each. The execution price at March 5, 2012 is Rp 45 each, and the shares have been fully paid-up on February 20, 2012 and February 21, 2012. The shares also registered in the Indonesian Stock Exchange through announcement No. Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012 dated March 5, 2012 and No. Peng-P00033/BEI.PPR/03-2012 dated March 7, 2012. The composition of stockholders as of March 5, 2012 is as follows : Stockholders
Numbers of Shares
Percentage of ownership %
Total Rp
Shares Series A: PT Multikarsa Investama Public (below 5% each)
131,394,719 88,301,281 219,696,000
Shares Series B:
–
5.26 3.54 8.80 –
1,313,947,195,000 883,012,805,000 2,196,960,000,000 –
Shares Series C: Damiano Investments BV., Netherland Others MESOP Unsettled
Total
1,434,255,172 537,605,796 118,845,397 185,350,982 2,276,057,347
57.47 21.54 4.76 7.43 91.20
57,370,206,880 21,504,231,840 4,753,815,880 7,414,039,280 91,042,293,880
2,495,753,347
100.00
2,288,002,293,880
115
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
56. PRONOUNCEMENT OF NEW ACCOUNTING STANDARDS a. The Indonesian Institute of Accountants (“IIA”) has issued new or revision of the following the Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”) and its interpretation (“ISAK”). The accounting standards which will be effective or applicable on the Company financial statements covering periods beginning on or after January 1, 2012 : • • • • • • • •
PSAK 10 (Revised 2010) PSAK 16 (Revised 2011) PSAK 18 (Revised 2010) PSAK 24 (Revised 2010) PSAK 26 (Revised 2011) PSAK 28 (Revised 2011) PSAK 30 (Revised 2011) PSAK 33 (Revised 2011)
• • • • • • • • • •
PSAK 34 (Revised 2010) PSAK 36 (Revised 2011) PSAK 45 (Revised 2010) PSAK 46 (Revised 2010) PSAK 50 (Revised 2010) PSAK 53 (Revised 2010) PSAK 55 (Revised 2011) PSAK 56 (Revised 2011) PSAK 60 PSAK 61
• • • • •
PSAK 62 PSAK 63 PSAK 64 ISAK 13 ISAK 15
• ISAK 16 • ISAK 18 • ISAK 19 • ISAK 20 • ISAK 22 • ISAK 23 • ISAK 24 • ISAK 25 • ISAK 26
– The Effects of changes in Foreign Exchange Rates. – Property, Plant and Equipment – Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans. – Employee Benefits. – Borrowing Costs – Accounting for Casuality Insurance Contract – Leases – Stripping Cost Activity and Environmenal Management in the Public Mining – Construction Contracts. – Accounting for Life Insurance Contract – Financial Reporting for Non-Profit Organization – Income Taxes. – Financial Instruments : Presentation. – Share-based Payment. – Financial Instruments : Recognition and Measurement – Earnings per shares – Financial Instruments : Disclosures. – Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance. – Insurance Contract – Financial Reporting in Hyperinflationary Economies. – Exploration and evaluation of Mineral Resources – Hedge of Net Investment in Foreign Operation. – The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction. – Services Concession Arrangements – Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities. – Applying the restatement approach in PSAK 63 : Financial Reporting in Hyperinflationary Economies – Income Taxes – Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders. – Service Concession Arrangements : Disclosures – Operating Leases – Incentives – Evaluating the Substance of Transactions involving the Legal Form of a Lease – Land Rights – Reassessment of Embedded Derivatives 116
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) December 31, 2011 and 2010
56. PRONOUNCEMENT OF NEW ACCOUNTING STANDARDS (Continued) b. The Indonesian Institute of Accountants (“IIA”) has issued new or revision of the following the Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”) and its interpretation (“ISAK”). The accounting standards which will be effective or applicable on the Company financial statements covering periods beginning on or after January 1, 2013 : • ISAK 21
– Agreements for the Constructions of Real Estate
The Company’s management is currently evaluating the possible impact on these new or revised accounting standards and interpretations on its consolidated financial statements.
57. SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION The Company published consolidated financial statements. The supplementary financial information of PT Asia Pacific Fibers Tbk (Parent Company only) in schedule 1 until schedule 7 that has been prepared in order to analyse parent Company only’s result of operations. The following supplementary financial information of PT Asia Pacific Fibers Tbk (Parent Company only) should be read in conjuction with the consolidated financial statements of PT Asia Pacific Fibers Tbk and its Subsidiaries. According to PSAK No. 4 (Revised 2009), parent Company has measured the investment in subsidiary using the cost method, which was previously measured using the equity method. With the adoption of PSAK No. 4 resulted the adjustment of Rp 1,929,673,610,257 which is recorded in the beginning of accumulated deficits in 2010.
58. PRESENTATION AND RESPONSIBILITY OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The Company’s directors are responsible for the preparation and presentation of the consolidated financial statements that was completed and authorized for issue on March 21, 2012.
117
Schedule -1 SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010 ASSETS December 31, 2011 Rp CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short term investments Trade receivables, net after allowance for impairment of Rp 141,986,246,529 in 2011 and Rp Nil in 2010 Third parties Related parties Other receivables, net after allowance for impairment of Rp 330,163,685,573 in 2011 and Rp 330,437,899,419 in 2010 Third parties Inventories Purchase advances Prepaid taxes Prepaid expenses Advances for investment in a joint venture Other current assets
Total current assets NON–CURRENT ASSETS Non-trade receivables from related parties, net after allowance for impairment of Rp 1,015,374,640,487 in 2011 and Rp 50,234,341,481 in 2010 Restricted cash in banks Investment in subsidiaries Property, plant and equipment, net after accumulated depreciation of Rp 8,573,556,432,737 in 2011 and Rp 8,070,101,601,075 in 2010
Total non–current assets TOTAL ASSETS
December 31, 2010 (As Restated) Rp
January 1, 2010 (As Restated) Rp
30,990,690,495 3,000,000,000
87,356,159,090 1,000,000,000
61,535,283,406 3,500,000,000
454,265,227,439 268,722,447,175
422,111,905,807 410,708,693,704
279,109,672,287 410,708,693,704
22,937,261,126 795,058,287,598 343,195,422,233 119,411,500,545 10,588,262,122 − 52,018,685,430
4,115,422,435 458,311,330,390 290,672,668,878 124,902,276,343 7,830,955,214 − 26,473,126,432
5,180,509,523 457,252,353,016 245,937,124,918 84,688,222,794 6,657,155,331 5,914,525,920 2,189,069,332
2,100,187,784,163
1,833,482,538,293
1,562,672,610,231
341,518,011,387 10,345,623,643 293,709,800
1,301,732,278,186 10,291,395,798 168,193,709,800
1,297,995,314,444 10,579,437,205 168,193,709,800
1,255,117,683,754
1,677,799,396,413
2,147,549,051,438
1,607,275,028,584
3,158,016,780,197
3,624,317,512,887
3,707,462,812,747
4,991,499,318,490
5,186,990,123,118
Schedule -2 SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010
LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY) December 31, 2011 Rp CURRENT LIABILITIES Bank Loans Secured Debts Trade payables Third parties Related party Taxes payable Accrued expenses Current maturity of long-term liabilities: Working capital loans Credit financing payables Other current liabilities
Total current liabilities NON–CURRENT LIABILITIES Long-term liabilities- net of current maturity : Unsecured Debts and Notes Payable Working capital loans Credit financing payables Employees’ benefit liabilities Deferred tax liabilities
Total non–current liabilities
December 31, 2010 (As Restated) Rp
January 1, 2010 (As Restated) Rp
637,839,711,337 9,185,233,096,043
431,987,380,441 9,107,034,576,501
408,047,983,987 9,435,139,803,808
215,808,272,379 − 17,567,520,945 413,557,919,140
178,428,588,562 1,218,619,613 18,337,551,362 491,360,573,180
337,456,069,142 − 19,852,961,889 540,447,343,900
77,078,000,000 517,187,846 37,870,049,132
38,958,003,000 475,480,013 43,279,993,064
3,451,313,400 156,641,665 32,608,169,328
10,585,471,756,822
10,311,080,765,736
10,777,160,287,119
198,997,359,748 131,486,000,000 440,023,412 77,637,935,506 30,568,446,603
189,504,468,044 326,174,259,309 696,228,253 58,478,203,188 89,854,542,024
190,289,560,544 341,012,487,762 154,802,097 45,745,031,796 150,181,963,385
439,129,765,269
664,707,700,818
727,383,845,584
Schedule -3 SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) December 31, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010 LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY) December 31, 2011
December 31, 2010 (As Restated) Rp
January 1, 2010 (As Restated) Rp
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
8,280,000,000 (15,195,173,335,897)
8,280,000,000 (13,862,323,774,617)
8,280,000,000 (14,195,588,636,138)
(7,137,138,709,344)
(5,984,289,148,064)
(6,317,554,009,585)
3,707,462,812,747
4,991,499,318,490
5,186,990,123,118
Rp EQUITY (DEFICIENCY) Capital stock Authorized 12,357,255,040 shares at Rp 10,000 par value per Series A, Rp 1,000 par value per Series B and Rp 40 par value per Series C in 2011 and 2010 Issued and paid up 219,696,000 Series A and 2,157,211,950 Series C in 2011 and 2010 Additional paid-in capital Retained earnings (accumulated deficit) Appropriated Unappropriated
Total equity (deficiency) attributable to the owners of the Company TOTAL LIABILITIES AND EQUITY (DEFICIENCY)
Schedule -4 SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the years ended December 31, 2011 and 2010 2011
2010 (As Restated) Rp
Rp OPERATING REVENUES Net sales Other operating revenues
5,577,223,233,050 4,673,888,541
4,455,449,431,196 6,254,259,196
Total operating revenues
5,581,897,121,591
4,461,703,690,392
COST OF GOODS SOLD
GROSS PROFIT OPERATING EXPENSES Selling expenses General and administrative expenses
Total operating expenses PROFIT FROM OPERATIONS OTHER INCOME (CHARGES) Interest income Insurance claim settlement, net Gain (loss) on foreign exchange transactions, net Interest expense and bank charges Miscellaneous income (expense), net Gain on sale of property, plant and equipment Loss on investment in joint venture
Total other income (charges), net PROFIT (LOSS) BEFORE INCOME TAX TAX INCOME (EXPENSE) Current period Deferred
Total tax income NET PROFIT (LOSS) FROM CONTINUING OPERATIONS
Loss from disposal of Subsidiary TOTAL COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) FOR THE YEAR BASIC EARNING (LOSS) PER SHARE
(5,194,841,458,938) (4,132,801,446,187) 387,055,662,653
328,902,244,205
(120,468,271,917) (164,956,335,861)
(151,230,661,906) (152,914,237,900)
(285,424,607,778)
(304,144,899,806)
101,631,054,875
24,757,344,399
185,188,989 755,425,253 (83,939,034,346) (142,803,764,229) (1,100,064,527,243) – –
232,252,259 3,912,505,783 369,581,472,402 (124,400,348,814) 4,196,012,778 572,727,273 (5,914,525,920)
(1,325,866,711,576)
248,180,095,761
(1,224,235,656,701)
272,937,440,160
– 59,286,095,421
– 60,327,421,361
59,286,095,421
60,327,421,361
(1,164,949,561,280) (167,900,000,000)
333,264,861,521 –
(1,332,849,561,280)
333,264,861,521
(561)
141
–
Adjustment in relation to the implementation of PSAK 4 (Revised 2009)
Balance as of December 31, 2011
Total comprehensive loss for the year
Balance as of December 31, 2010 (As Restated)
Total comprehensive income for the year
–
–
–
–
–
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
–
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
–
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
–
Equity adjustment from translation
Balance as of January 1, 2010 (As Restated)
–
2,283,248,477,500 5,586,506,149,053
Rp
Rp
Effect of First Time Adoption of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006)
Balance as of December 31, 2009
Additional paid-in capital
Capital stock Rp
1,112,553,001
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
4,950,019,100 (12,454,109,544 )
–
–
(4,950,019,100) 11,341,556,543
Rp
Rp
Appropriated
Rp
Unappropriated
Retained earnings (accumulated deficit)
Rp
Total equity (deficiency) Attributable to the owner of the Company
–
–
–
–
–
221,924,188
–
–
1,936,955,776,513
–
(368,282,263,830)
1,929,673,610,257
1,112,553,001
(368,282,263,830)
333,264,861,521
333,264,861,521
(1,332,849,561,280) (1,332,849,561,280) 8,280,000,000 (15,195,173,335,897) (7,317,138,709,344)
–
8,280,000,000 (13,862,323,774,617) (5,984,289,148,064)
–
8,280,000,000 (14,195,588,636,138) (6,317,554,009,585)
–
–
–
(221,924,188) 8,280,000,000 (15,764,262,148,821) (7,880,057,909,013)
Rp
Difference on restructuring among under Difference in common the equity Equity control transaction of adjustment from translation companies subsidiary
PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the years ended December 31, 2011 and 2010
SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION
Schedule -5
Schedule -6 SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF CASH FLOWS For the years ended December 31, 2011 and 2010 2011 Rp CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipt from customers Payment to suppliers Payment of salaries Other operating cash payments, net
2010 Rp
5,673,816,758,805 (1,067,788,023,128) (136,621,636,479) (308,935,167,494)
4,570,849,739,332 (1,266,227,673,615) (127,789,231,195) (551,713,916,480)
Cash provided by operations Interest received Interest expense and bank charges paid Cash receipt from insurance claim settlement Payment of income tax Refund of income tax
4,160,471,931,704 180,331,211 (138,419,839,803) 1,101,259,119 (102,802,042,218) 64,828,470,645
2,625,118,918,042 247,828,786 (122,261,988,548) 989,928,087 (8,463,579,257) 65,955,290,106
Net cash provided by operating activities
3,985,360,110,658
2,561,586,397,216
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Payment to acquire property, plant and equipment Proceed from sale of property, plant and equipment Increase of short-term investments Payment of non-trade receivables from related parties Payment of other receivables Increase of other current assets
Net cash used in investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Payment of bank loans Receipt of working capital loans Payment of working capital loans Receipt of credit financing payables Payment of credit financing payables
Net cash used in financing activities NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
(80,771,119,003) − (2,000,000,000) (24,713,231,369) (6,047,211,930 ) (24,322,087,086))
(32,157,279,361) 572,727,273 − (147,208,316,171) − (24,127,214,000)
(137,853,649,388)
(202,920,082,259)
(3,759,896,128,247) 74,474,100,000 (227,601,948,781 ) 305,238,390 (519,739,797)
(2,349,271,697,000) 35,653,947,627 − − (274,216,087)
(3,913,238,478,435)
(2.313.891.965.460)
(65,732,017,165 )
44,774,349,498
9,366,548,570
(18,953,473,814)
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
87,356,159,090
61,535,283,406
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
30,990,690,495
87,356,159,090
EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE RATE
Schedule -7 SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION PT ASIA PACIFIC FIBERS Tbk (PARENT COMPANY ONLY) STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) For the years ended December 31, 2011 and 2010
2011 Rp ADDITIONAL SCHEDULE OF NON–CASH INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES : Acquired of property, plant and equipment direct acquisition through credit financing payables Capitalization of interest expenses to unsecured debts and notes payable
2010 Rp
408,913,636
2,166,176,545
7,620,301,967
7,619,182,985