Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT Ricky Putra Globalindo Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2010 dan 2009
Joachim Sulistyo & Rekan Registered Public Accountants
A member of The Leading Edge Alliance, A world-wide organization of accounting firms and business advisers
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Neraca Konsolidasi
1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
6 - 62
&
PT.RICKY PUTRAGLOBALINDOTbK. SPINMNG, KNITTING, GARMENT, EMB ROIDERY. PRINTING
R ICKY GROUP
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI TAHUN 2O1O PT RICKY PUTRA GLOBALINDO. TBK. Kami yangbertanda tangandi bawahini : 1. Nama Alamat Kantor AlamatDomisili Nomor Telepon Jabatan
PaulusGunawan Jl. SawahLio II No. 29 - 37 IakartaBarat Jl. PluitUtaraRaya30 Rt 009Rw 005 ( 021) 634-2330 DirekturUtama
2. Nama Alarnat Kantor AlamatDomisili Nomor Telepon Jabatan
VictorR. Franziskus Jl. SawahLio II No. 29 - 37 Jakarta Barat I(av Polri Jl. Blok N62Ptt.015Rw. 009 ( 021) 634-2330 DirekturKeuangan
menyatakanbahwa : 1. Beftanggung jawab atas peny'usunandan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaanl 2. Laporan I(euangan Konsolidasi Perusahaandan Anak Perusahaantelah disusun dan disajikansesuaidenganprinsip akuntansiyangberlaku umum; a. Semua informasi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaandan Anak Perusahaan telah dimuat secaralengkapdan benar ; b. Laporan I(euanganKonsolidasi Perusahaandan Anak Perusahaantidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkaninformasi atau fakta material; 3. Bertanggungjawab atassistempengendalianintern dalamPerusahaan. Demikian pernyataanini dibuat dengansebenamya.
Jakarta,27 Maret 20II
PaulusGunawan Direktur Utama
Victor R. Franziskus Direktur Keuangan
II JoachimSulistyo& Rekan Registered PublicAccountants I Nomor: 009/JSA-HO/LAI-RPG/III/201 KepadaYth, Pemegang Saham,DewanKomisarisdanDireksi PT Ricky PutraGlobalindoTbk
LAPORAN AUDITOR INDEPENDFN Kami telah mengauditneracakonsolidasiPT Ricky PutraGlobalindoTbk dan Anak Perusahaan tanggal3l Desember 2010dan2009,laporanlabarugi, laporanperubahan ekuitasdanlaporanaruskaskonsolidasiuntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.Laporankeuangankonsolidasiadalahtanggungjawab manajemenPerusahaan. Tanggungjawab kami terletak pada pemyataanpendapatatas laporankeuangan konsolidasiberdasarkan auditkami. Kami melaksanakan audit berdasarkanstandarauditingyang ditetapkanlnstitut Akuntan Publik Indonesia. Standartersebutmengharuskan kami merencanakan danmelaksanakan auditagarkami memperoleh keyakinan memadaibahwalaporankeuangankonsolidasibebasdari salahsaji material.Suatuauditmeliputipemeriksaan, atasdasarpengujian,bukti-buktiyangmendukungjumlah-jumlah dan pengungkapan dalamlaporankeuangan konsolidasi.Audit juga meliputi penilaianatasprinsip akuntansiyang digunakandan estimasisignifikanyang dibuatoleh manbjemen, sertapenilaianterhadappenyajianlaporankeuangankonsolidasisecarakeseluruhan. pendapat. Kami yakinbahwaauditkami memberikandasarmemadaiuntukmenyatakan Menurutpendapatkami, laporankeuangankonsolidasiyangkami sebutdi atasmenyajikansecaxa wajar,dalam semuahal yang material,posisi keuanganPT Ricky PutraGlobalindoTbk dan Anak Perusahaan tanggal3l Desember2010 dan2009,danhasil usaha,sertaaruskaskonsolidasiuntuktahunyangberakhirpadatanggaltanggaltersebutsesuaidenganprinsipakuntansiyangberlakuumumdi Indonesia.
I
Poltak Situmorangn "Xt# Ijin AkuntanPublikNo. 04.1.0950 2l Maret2}ll
Ijin UsahaKAP No.Kep-110 lKM.l I 2007 GedungGrahaMandiriLantai24.Jl. Imam BonjolNo. 61 JakartaPusat- 10310telp,(+52)21 3927208.3927212Fax.(+62)21 3927192 'Website : www.jsa-akuntan.com E-mail :
[email protected] A memberofThe LeadingEdgeAllience,A world-rvideorganizations ofaccountingfirms md business advisers
F
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009 ASET Catatan ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 3.978.989.129 (2010) dan Rp 4.014.363.220 (2009) Piutang lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa – setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 2.397.676.577 (2010) dan Rp 2.145.947.510 (2009) Pihak ketiga Persediaan – setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar Rp 1.550.588.377 (2010) dan Rp 1.656.086.473 (2009) Pajak dibayar di muka Uang muka pembelian Biaya dibayar di muka
2d, 2e, 4 2c, 2d, 2g, 5
2009 Rp
12.407.879.379
27.351.747.926
4.050.112.762
1.763.225.071
116.718.096.747
114.017.873.802
1.766.122.141 10.395.947.685
2.871.042.876 6.728.693.132
213.457.279.457 5.439.389.109 76.939.746.173 4.929.893.353
191.992.107.945 20.175.355.677 58.365.521.404 924.107.180
446.104.466.806
424.189.675.013
222.346.701
338.973.192
2c, 12
2h, 6 2p, 13a 7 2i, 8
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan Investasi jangka panjang setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai investasi sebesar Rp 450.000.000 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 150.568.735.338 (2010) dan Rp 142.215.922.855 (2009) Aset tidak berwujud Uang jaminan
2010 Rp
2p, 13d
2f
2j, 2k, 2l, 9
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
−
166.631.283.638 109.400.857 255.698.636
173.712.949.193 167.403.569 1.310.423.689
167.218.729.832
175.529.749.643
613.323.196.638
599.719.424.656
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 1
−
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009 KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS Catatan KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka penjualan Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun : - Pinjaman bank jangka panjang - Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik - Hutang sewa guna usaha
186.678.485.357 19.422.951.830 13.574.612.028 4.795.520.964 5.365.370.894 301.540.258
16
8.336.741.071
4.014.435.072
2k, 17 2k, 17
1.716.561.717 1.947.183.631
1.538.329.942 1.443.549.585
245.387.045.805
237.134.795.930
16 2k, 17 2p, 13d
13.722.779.246 3.442.370.539 468.570.852
5.985.564.928 287.046.169 1.713.188.462
2k, 17 2n, 18 2r, 19
3.061.561.899 − 9.259.973.049
− 19.088.915.438 8.198.807.460
29.955.255.585
35.273.522.457
2.713.771.107
2.861.905.342
320.858.755.000 5.055.754.000
320.858.755.000 5.055.754.000
Jumlah kewajiban jangka panjang HAK MINORITAS
2009 Rp
162.052.284.434 24.562.865.532 6.212.825.446 4.859.009.382 11.745.991.564 23.953.583.028
2d, 10 2c, 2d, 11 12 2p, 13b 14 15
Jumlah kewajiban jangka pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Pinjaman bank jangka panjang Hutang sewa guna usaha Kewajiban pajak tangguhan Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik Hutang obligasi Kewajiban imbalan pasca kerja
2010 Rp
2b, 20
EKUITAS Modal saham Modal dasar - 1.152.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 641.717.510 saham Tambahan modal disetor Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (akumulasi defisit) Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
21 22 2m 23
Jumlah ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS
(170.995.884) 50.000.000 9.473.611.025
50.000.000 (1.344.312.189)
335.267.124.141
324.449.200.927
613.323.196.638
599.719.424.656
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 2
(170.995.884)
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Catatan
PENJUALAN BERSIH HARGA POKOK PENJUALAN
2o, 24 2o, 25
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2o, 26 2o, 27
Jumlah beban usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan aset tetap – bersih 2j, 2k, 9 Penghasilan bunga Laba selisih kurs – bersih 2d Penghasilan sewa 2c Bunga, provisi bank dan cicilan fee ijarah 28 Amortisasi emisi obligasi 2n, 18 Amortisasi pendapatan ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa-balik 2k, 17 Pendapatan atas penjualan waste Beban penyisihan piutang ragu-ragu 2g Pemulihan persediaan usang dan lambat bergerak 2h, 6 Beban lain-lain – bersih Jumlah beban lain-lain – bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
2p, 13e 2p, 13e
Jumlah beban pajak – bersih LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2b, 20
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
2s, 29
2010 Rp
2009 Rp
580.322.384.348 (472.748.284.026)
507.954.594.194 (431.231.355.334)
107.574.100.322
76.723.238.860
(58.665.360.416) (29.104.591.069)
(39.550.987.594) (29.278.118.557)
(87.769.951.485)
(68.829.106.151)
19.804.148.837
7.894.132.709
331.941.665 343.454.894 5.903.063.157 1.214.396.364 (20.442.581.638) (170.865.988)
580.214.821 382.608.446 21.226.332.754 1.250.154.002 (27.840.288.205) (315.435.684)
1.909.891.478 10.316.598.318 (290.427.991) 105.498.097 (4.783.723.777)
1.845.995.929 4.883.188.318 (3.347.259.483) 564.757.914 (2.253.213.745)
(5.562.755.421)
(3.022.944.933)
14.241.393.416
4.871.187.776
(4.487.641.092) 1.127.991.119
(1.054.906.917) (102.608.699)
(3.359.649.973)
(1.157.515.616)
10.881.743.443
3.713.672.160
(63.820.229) 10.817.923.214
3.572.481.645
16,86
5,57
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 3
(141.190.515)
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
Saldo per 31 Desember 2008 Laba bersih Saldo per 31 Desember 2009 Laba bersih Saldo per 31 Desember 2010
Catatan
Modal disetor Rp
21, 22, 23
320.858.755.000 – 320.858.755.000 – 320.858.755.000
Tambahan modal disetor Rp 5.055.754.000 –
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Rp
Saldo laba (akumulasi defisit) Belum Ditentukan ditentukan penggunaannya penggunaannya Rp Rp
(170.995.884) –
5.055.754.000 –
(170.995.884) –
5.055.754.000
(170.995.884)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 4
50.000.000 – 50.000.000 – 50.000.000
(4.916.793.834) 3.572.481.645
Jumlah Rp 320.876.719.282 3.572.481.645
(1.344.312.189)
324.449.200.927
10.817.923.214
10.817.923.214
9.473.611.025
335.267.124.141
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 2010 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, direksi dan karyawan
2009 Rp
590.412.911.096 (545.990.032.565)
506.068.935.185 (422.049.981.611)
Kas dihasilkan dari operasi
44.422.878.531
84.018.953.574
Pembayaran bunga dan beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Pengeluaran lain-lain
(2.456.021.629) (5.349.905.565) (3.617.915.807)
(1.714.956.195) (4.589.098.802) (13.515.376.620)
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
32.999.035.530
64.199.521.957
343.454.894 496.934.100 6.095.000.000 (588.000.000) (6.248.412.334)
361.176.209 2.628.098.923 – (490.000.000) (6.400.451.216)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Hasil penjualan aset tetap Hasil penjualan dari transaksi jual dan sewa-balik Pembayaran dividen oleh anak perusahaan Perolehan aset tetap Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
98.976.660
(3.901.176.084)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Hasil dari pinjaman bank jangka pendek Pembayaran pinjaman bank jangka pendek Hasil dari pinjaman bank jangka panjang Pembelian kembali obligasi Penurunan hutang sewa guna usaha Pembayaran bunga dan beban keuangan
16.583.798.197 (35.621.956.074) 12.059.520.317 (19.088.915.438) (1.531.746.101) (20.442.581.638)
33.238.966.418 (49.120.187.777) 10.000.000.000 (11.140.218.574) (1.262.318.707) (26.345.988.031)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(48.041.880.737)
(44.629.746.671)
(14.943.868.547)
15.668.599.202
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
27.351.747.926
11.683.148.724
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
12.407.879.379
27.351.747.926
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi arus kas : - Perolehan aset tetap dari transaksi jual dan sewa-balik - Perolehan aset tetap dari sewa guna usaha
4.872.943.822 356.175.370
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 5
– –
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
1.
INFORMASI UMUM a.
Pendirian Perusahaan PT Ricky Putra Globalindo Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Sinta Susikto, S.H., No. 166 tanggal 22 Desember 1987, yang telah diubah dengan Akta No. 99 tanggal 10 Juli 1997 dari Notaris Raharti Sudjardjati, S.H. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7331.HT.01.04.Th.97 tanggal 30 Juli 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1997, Tambahan No. 4259. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Syarifah Chozie, S.H., MH, No. 20 tanggal 24 Juni 2008 mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas. Akta Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-42045.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17 Juli 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4 tanggal 13 Januari 2009, Tambahan No. 1072. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pembuatan pakaian dalam dan pakaian jadi (fashion wear ). Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan lokasi pabrik di Citeureup-Bogor dan Cicalengka-Bandung. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Sawah Lio II No. 29 – 37, Jakarta Barat. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1988. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Pada tahun 2005, Perusahaan membeli pabrik pemintalan benang yang terletak di Bandung seluas 60.170 M2, 60.000 spindle dengan kapasitas produksi sebesar 36.000 bale per tahun. Pembelian pabrik tersebut dibiayai dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Syariah I Ricky Putra Globalindo tahun 2005. Perusahaan memiliki divisi perdagangan di Pontianak, Makassar dan Samarinda yang bertujuan untuk memperluas pemasaran pakaian dalam dan pakaian jadinya di wilayah Timur Indonesia. Pada saat ini, Perusahaan mempunyai 2 bidang usaha, yaitu : 1. Pakaian jadi, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 produk utama, yaitu : a. Produk pakaian dalam pria dengan segmen produk utama untuk melayani pasar domestik, dengan merek Ricky, GT Man, Ricsony, GT Man Kid, GT Kid, GT Man Sport dan BUM Equipment. b.
Produk pakaian jadi, yang terdiri dari baju berlisensi internasional (dari Walt Disney, Warner Bros, Those Characters From Cleveland, Inc., Sanrio dan Mister Men Limited) dan merek sendiri.
6
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) a.
Pendirian Perusahaan (Lanjutan) c.
2. b.
Produk pakaian dalam dan pakaian jadi pesanan khusus pembeli, baik untuk pasar luar negeri maupun dalam negeri, seperti baju tidur, pakaian dalam wanita, t-shirt dan polo shirt.
Benang rajut yang terdiri dari benang rajut katun dan TC dengan variasi dalam berbagai ukuran.
Penawaran Umum Saham dan Obligasi Perusahaan Saham Pada tanggal 31 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-2994/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum atas 60.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Januari 1998 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 18 Juni 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-935/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 128.000.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Juni 1999. Pada tanggal 25 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat No. S-1953/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 374.400.000 saham. Saham-saham tersebut dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juli 2004 sejumlah 353.717.510 saham. Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 641.717.510 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Idonesia. Obligasi Pada tanggal 29 Juni 2005, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Suratnya No. S-1707/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi Syariah I Ricky Putra Globalindo tahun 2005 dengan jumlah sisa fee ijarah sebesar Rp 60.400.000.000. Obligasi tersebut dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Juli 2005.
7
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) b.
Penawaran Umum Saham dan Obligasi Perusahaan (Lanjutan) Obligasi (Lanjutan) Pada tanggal 31 Agustus 2007, Perusahaan telah membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan pada tahun 2005 sebesar Rp 30.000.000.000 dengan harga beli sebesar 100% dari nilai sisa fee ijarah. Selanjutnya Perusahaan memberlakukan Obligasi Syariah Ijarah yang dibeli kembali tersebut sebagai pembayaran kembali sebagian Sisa Fee Ijarah, sehingga Sisa Fee Ijarah menjadi Rp 30.400.000.000 dan pada tanggal 12 Oktober 2009 telah diterbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi yang baru sebesar Rp 30.400.000.000. Pada tanggal 10 Nopember 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali obligasi tersebut sebesar Rp 9.890.218.574 dengan harga beli sebesar 101% dari nilai sisa fee ijarah. Kemudian, pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali yang kedua dilakukan senilai Rp 1.250.000.000 dengan harga beli sebesar 100% dari nilai sisa fee ijarah. Pada tanggal 12 Juli 2010, Perusahaan telah melakukan pelunasan atas sisa obligasi yang telah jatuh tempo sebesar Rp 19.259.781.426.
c.
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Pada tanggal 31 Desember 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2010, sebagaimana dinyatakan dalam akta notaris Syarifah Chozie, S.H., No. 25 tanggal 23 Juni 2010 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris : Komisaris Utama Komisaris Komisaris independen
: : :
- Andrian Gunawan - Subandi Sihman - Sodikin Arsyad
Direksi : Direktur Utama Direktur
: :
- Paulus Gunawan - Tirta Heru Citra - Victor Richard Franziskus
8
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) c.
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2009, sebagaimana dinyatakan dalam akta notaris Syarifah Chozie, S.H., No. 9 tanggal 22 Juni 2009 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris : Komisaris Utama Komisaris Komisaris independen
: : :
- Andrian Gunawan - Subandi Sihman - Sodikin Arsyad
Direksi : Direktur Utama Direktur
: :
- Ricky Gunawan - Paulus Gunawan - Tirta Heru Citra - Victor Richard Franziskus
Pada 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut : Komite Audit : Ketua Anggota
: :
- Sodikin Arsyad - Tjiong Indra - Eddy Nachrowi
Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan masing-masing mempunyai rata-rata 4.611 dan 4.582 karyawan tetap (tidak diaudit). Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 2.472.829.000 dan Rp 2.315.869.450.
9
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50% secara langsung pada Anak-anak Perusahaan sebagai berikut :
Anak perusahaan
Domisili
PT Jasaricky Abadi
Medan
PT Ricky Jaya Sakti
Surabaya
PT Ricky Musi Wijaya
Palembang
PT Ricky Mumbul Daya
Semarang
PT Ricky Arta Jaya
Bandung
PT Ricky Hansen Cemerlang Jakarta
Anak perusahaan
Domisili
PT Jasaricky Abadi
Medan
PT Ricky Jaya Sakti
Surabaya
PT Ricky Musi Wijaya
Palembang
PT Ricky Mumbul Daya
Semarang
PT Ricky Arta Jaya
Bandung
Kegiatan usaha Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi
Kegiatan usaha Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi Perdagangan dan distribusi
2010 Tahun operasi komersial
Persentase kepemilikan %
Jumlah aset Rp
1995
99,92
5.428.236.281
1996
95,00
16.936.121.381
1997
99,80
9.135.469.747
1997
51,00
10.780.304.411
1997
99,80
13.922.945.497
2010
52,00
7.108.716.124
2009 Tahun operasi komersial
Persentase kepemilikan %
Jumlah aset Rp
1995
99,92
6.028.628.800
1996
95,00
10.955.521.308
1997
99,80
7.185.030.874
1997
51,00
10.148.049.087
1997
99,80
8.799.820.420
Pada tanggal 30 Agustus 2010, Perusahaan mendirikan Anak Perusahaan baru bernama PT Ricky Hansen Cemerlang dengan kepemilikan langsung sebesar 52% sesuai dengan akta notaris No. 142 dari Desman, S.H., M.Hum, M.M. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-46315.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 30 September 2010.
10
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah seperti dijabarkan di bawah ini : a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi ini telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan serta SE02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik bagi Industri Manufaktur. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan konsep dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost ), kecuali untuk beberapa akun disajikan dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct-method ) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi : - nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi, - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. b.
Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung dan/atau mempunyai hak untuk mengatur dan mengendalikan kebijakan manajemen serta operasional Anak Perusahaan. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dan Anak Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Dalam hal pengendalian terhadap Anak Perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu periode berjalan, maka hasil usaha Anak Perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian itu berakhir.
11
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b.
Prinsip-prinsip Konsolidasi (Lanjutan) Hak minoritas dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan tersebut.
c.
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Reformat 2007 ) “Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut : (i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries ), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies , subsidiaries dan fellow subsidiaries ); (ii) Perusahaan asosiasi (associated company ); (iii) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (iv) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan (v) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) dan (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi dan pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
12
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasi dalam Mata Uang Asing (1) Mata Uang Pelaporan Laporan keuangan konsolidasi dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perusahaan Induk. (2) Transaksi dan Saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca sebagai berikut :
1 Dolar Amerika Serikat 1 Dolar Singapura 1 Euro
2010 Rp
2009 Rp
8.991,00 6.980,61 11.955,79
9.400,00 6.698,52 13.509,69
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasi, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat. e.
Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
f.
Investasi Investasi Jangka Panjang Dalam Bentuk Saham yang Nilai Wajarnya Tidak Tersedia Investasi dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia, dimana Perusahaan mempunyai pemilikan kurang dari 20%, dicatat sebesar harga perolehan. Perusahaan memiliki saham pada PT Megah Moda Globalindo ("MMG") sebanyak 450 lembar (18%) atau sebesar Rp 450.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, MMG telah mengalami defisiensi modal, karenanya Perusahaan telah membukukan cadangan 100% atas penurunan nilai investasi untuk mencerminkan nilai yang dapat dipulihkan atas investasi dan mencatat investasi tersebut sebesar Rp Nihil.
13
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) g.
Piutang Usaha Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
h.
Persediaan Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi (berdasarkan kapasitas operasi normal). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Penyisihan untuk persediaan usang dan lambat bergerak ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
i.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
j.
Aset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (pengakuan awal) setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai aset. Biaya perolehan mencakup pengeluaran-pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh aset tersebut. Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya (cost model ). Nilai sisa, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah dan disesuaikan jika lebih tepat, pada setiap tanggal neraca, untuk memastikan bahwa nilai sisa, masa manfaat dan metode penyusutan tersebut telah mencerminkan manfaat ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut.
14
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j.
Aset Tetap (Lanjutan) Tanah yang tidak disusutkan. Aset tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian masing-masing aset tetap sebagai berikut : Tahun 20 10 – 16 5 5 5
Bangunan dan prasarana Mesin Peralatan kantor Peralatan pabrik Kendaraan
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode/tahun berjalan; sedangkan renovasi dan penambahan yang jumlahnya signifikan dan memperpanjang masa manfaat dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan. Nilai tercatat serta akumulasi penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi periode/tahun berjalan. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari neraca, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi periode/tahun berjalan. Aset dalam Penyelesaian Akumulasi beban konstruksi aset tetap dikapitalisasi sebagai konstruksi dalam penyelesaian. Beban tersebut direklasifikasi ke aset tetap pada saat proses konstruksi selesai dan aset siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal tersebut. k.
Sewa Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa (lease ). Pernyataan ini mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee , dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya.
15
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k.
Sewa (Lanjutan) Sewa Pembiayaan - Sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Lessee mengkapitalisasi sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan langsung ke operasi periode berjalan. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa. Transaksi Jual dan Sewa-balik Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan tangguhan yang harus diamortisasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa, dan dalam hal terjadi kerugiaan, harus diakui segera pada periode berjalan apabila penyewaan kembali merupakan sewa guna usaha pembiayaan atau keuntungan atau kerugian harus diakui segera apabila penyewaan kembali merupakan sewa-menyewa biasa. Sewa-Menyewa Biasa – Lessor Aset yang disewagunausahakan melalui sewa-menyewa biasa termasuk dalam aset tetap di neraca konsolidasi. Aset tersebut disusutkan selama estimasi masa manfaatnya seperti aset tetap lainnya yang sejenis. Pendapatan sewa diakui berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha.
l.
Penurunan Nilai Aset Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount ) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba konsolidasi pada periode terjadinya pemulihan.
16
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Transaksi Restrukturisasi Antar Entitas Sepengendali Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dicatat seolah-olah menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara biaya investasi dengan nilai buku aset bersih yang diperoleh, tidak termasuk saldo laba, dicatat sebagai "Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali" pada bagian ekuitas di neraca konsolidasi. n.
Biaya Emisi Obligasi Biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan emisi obligasi langsung dikurangi dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut. Biaya tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method ), selama umur obligasi yang bersangkutan.
o.
Pengakuan Penghasilan dan Beban Penghasilan dari penjualan barang putus di pasar lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan; pelanggan telah menerima barang dan terdapat keyakinan memadai bahwa piutang dari penjualan tersebut akan dapat ditagih. Penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis) .
p.
Manfaat (Beban) Pajak Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi konsolidasi kecuali untuk item yang langsung diakui di ekuitas, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di ekuitas. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku, atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan konsolidasi dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
17
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
q.
Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan suatu produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
r.
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja secara pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
s.
Laba Bersih per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
18
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t.
Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan kewajiban keuangan. i.
Aset Keuangan Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok berikut : • Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. • Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan setara kas (Catatan 2e), piutang usaha (Catatan 2g), piutang lain-lain dan aset keuangan tidak lancar lainnya Perusahaan dan Anak Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
19
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t.
Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) i.
Aset Keuangan (Lanjutan) • Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010. • Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2010.
ii.
Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan diklasifikasikan pada kelompok berikut : • Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
20
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t.
Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) ii.
Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2010, tidak ada kewajiban Perusahaan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. • Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan pinjaman bank.
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Berbagai macam risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan sehubungan dengan aktivitas yang dilakukan adalah risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan mencoba meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko tersebut. i.
Risiko Pasar Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Perusahaan terekspos risiko nilai tukar mata uang asing yang terutama timbul dari aset dan kewajiban moneter yang diakui dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsional entitas yang bersangkutan, terutama karena Perusahaan mempunyai pinjaman bank dalam mata uang dolar AS dalam jumlah yang besar. Disamping itu, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya pembelian bahan baku dan penjualan, sehingga Perusahaan harus mengkonversi Rupiah ke mata uang asing untuk memenuhi kewajiban dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan. Untuk mengelola risiko tersebut, Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan. Eksposur mata uang Perusahaan disajikan pada Catatan 35.
21
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) i.
Risiko Pasar (Lanjutan) Risiko Suku Bunga Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena sebagian pinjaman bank dilakukan dengan menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan. Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dijelaskan pada Catatan 10 dan 16.
ii.
Risiko Kredit Perusahaan memiliki risiko kredit, terutama berasal dari simpanan di bank, piutang usaha dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Sehubungan dengan simpanan di bank, Perusahaan mengelola risiko kredit dengan memonitor reputasi bank dan hanya bank-bank dengan reputasi baik yang dipilih. Terkait dengan piutang usaha yang sebagian besar berasal dari penjualan kredit, Perusahaan melakukan monitoring terhadap umur piutang dan melakukan penagihan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi risiko kredit. Tidak terdapat risiko konsentrasi kredit karena Perusahaan mempunyai banyak pelanggan tanpa ada pelanggan individu yang signifikan. Eksposur maksimum risiko Perusahaan atas risiko kredit adalah sebagai berikut : 2010 Rp Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain
12.407.879.379 120.836.531.667 12.120.549.296
2009 Rp 27.351.747.926 115.781.098.873 9.599.736.008
iii. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas timbul jika Perusahaan mengelola risiko likuiditas jika Perusahaan mengalami kesulitas mendapatkan sumber pendanaan. Manajemen risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas. Perusahaan mengelolah manejemen risiko likuiditas dengan melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
22
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
4.
KAS DAN SETARA KAS 2010 Rp Kas Bank : Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT CIMB Niaga Tbk PT Bank UOB (sebelumnya PT Bank Buana Indonesia Tbk) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank HSBC PT Bank Kosipa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dolar AS PT Bank Internasional Indonesia Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia [sebelumnya PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)] PT Bank Panin Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank OCBC NISP Tbk Euro Citibank N.A. Jumlah bank Deposito berjangka : Rupiah PT Bank Panin Tbk
2.869.430.674
2.411.543.525
6.650.256.760 781.133.176 685.139.497 273.789.472 165.054.286
6.951.899.927 3.759.233.812 1.253.238.404 119.442.655 931.859.031
60.374.473 51.211.339 29.131.819 27.144.017 932.000
134.509.891 − − 20.961.294 −
519.253.331
1.843.102.736
124.593.729 109.926.069 37.516.883 17.566.787
3.083.701.238 1.701.631.770 122.385.462 12.030.450
5.425.067
6.207.731
9.538.448.705
19.940.204.401
−
Jumlah kas dan setara kas
12.407.879.379
Tingkat bunga per tahun : Deposito berjangka : Rupiah
2009 Rp
−
5.000.000.000 27.351.747.926
7%
Efektif 1 September 2009, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) dilikuidasi dan berganti menjadi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Perubahan ini secara substansi tidak merubah keberadaan dana Perusahaan pada LPEI, dimana setiap saat Perusahaan dapat menarik dananya yang ada pada LPEI.
23
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
5.
PIUTANG USAHA a.
Berdasarkan pelanggan : 2010 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Uomo Donna Indonesia PT Taitat Putra Rezeki
Pihak ketiga : Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih
Jumlah – bersih b.
3.699.219.110 350.893.652
1.358.595.869 404.629.202
4.050.112.762
1.763.225.071
101.302.383.034 19.394.702.842
102.071.473.356 15.960.763.666
120.697.085.876 (3.978.989.129)
118.032.237.022 (4.014.363.220)
116.718.096.747
114.017.873.802
120.768.209.509
115.781.098.873
Berdasarkan umur (hari) : 2010 Rp Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo < 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih Jumlah – bersih
c.
2009 Rp
2009 Rp
80.864.261.648
53.813.649.900
28.204.802.972 3.607.542.140 4.137.681.616 7.932.910.262
40.699.201.552 11.665.685.413 7.126.570.423 6.490.354.805
124.747.198.638 (3.978.989.129)
119.795.462.093 (4.014.363.220)
120.768.209.509
115.781.098.873
Berdasarkan mata uang : 2010 Rp Rupiah Dolar AS Jumlah Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih Jumlah – bersih
24
2009 Rp
74.855.489.542 49.891.709.096
72.957.603.180 46.837.858.913
124.747.198.638 (3.978.989.129)
119.795.462.093 (4.014.363.220)
120.768.209.509
115.781.098.873
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
5.
PIUTANG USAHA (Lanjutan) Mutasi penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut : 2010 Rp Saldo awal Penambahan Pemulihan Saldo akhir
2009 Rp
4.014.363.220 26.164.926 (74.073.015)
1.154.179.544 2.860.183.676 −
3.966.455.131
4.014.363.220
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih atas piutang kepada pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 3.966.455.131 (2009 : Rp 4.014.363.220) adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dilakukan penyisihan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat tertagih di kemudian hari. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Piutang usaha Perusahaan sebesar Rp 15.000.000.000 (2010 dan 2009) telah dijaminkan atas fasilitas pinjaman jangka pendek dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan sebesar US$ 1.500.000 (2010 dan 2009) dijadikan jaminan atas pinjaman jangka pendek dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 10).
6.
PERSEDIAAN 2010 Rp Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu dan suku cadang Barang dalam perjalanan
Dikurangi : Penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak
103.640.588.643 46.913.561.259 47.603.230.745 16.325.829.057 524.658.130
86.124.001.098 43.304.905.211 47.743.550.777 15.301.271.900 1.174.465.432
215.007.867.834
193.648.194.418
(1.550.588.377)
Jumlah - bersih
213.457.279.457
25
2009 Rp
(1.656.086.473) 191.992.107.945
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
6.
PERSEDIAAN (Lanjutan) Mutasi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak adalah sebagai berikut : 2010 Rp Saldo awal Penambahan Pemulihan Saldo akhir
2009 Rp
1.656.086.473 − (105.498.096)
2.220.844.387 − (564.757.914)
1.550.588.377
1.656.086.473
Persediaan Perusahaan sebesar Rp 120.500.000.000 (2010 dan 2009) telah dijaminkan atas fasilitas pinjaman jangka pendek dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia; sebesar US$ 20.000.000 (2010 dan 2009) dijaminkan atas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dari PT Bank Internasional Indonesia (Catatan 10 dan 16). Sementara senilai 125% dari sisa jarah fee obligasi (2009) dijadikan jaminan atas hutang obligasi (Catatan 18). Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya yang mungkin timbul dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 119.172.635.150 (2009 : Rp 107.867.493.703). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan. Manajemen berpendapat penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak cukup untuk menutupi kerugian penurunan nilai persediaan.
7.
UANG MUKA PEMBELIAN 2010 Rp
2009 Rp
Bahan baku Tanah Mesin Jaminan L/C Lain-lain
47.291.205.662 15.252.460.514 10.652.188.045 2.033.262.323 1.710.629.629
28.251.655.950 15.252.460.514 13.456.672.400 887.102.911 517.629.629
Jumlah
76.939.746.173
58.365.521.404
26
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
8.
BIAYA DIBAYAR DI MUKA 2010 Rp Sewa Iklan Lainnya Jumlah
9.
2009 Rp
3.085.433.368 1.375.875.000 468.584.985
238.715.735 473.851.376 211.540.069
4.929.893.353
924.107.180
ASET TETAP 2010 Saldo awal Rp
Penambahan Rp
Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
25.536.130.650 60.629.661.822 173.736.430.963 10.564.085.510 5.585.678.518 23.754.331.416
− 131.580.708 1.764.430.772 942.484.048 1.238.302.399 608.933.599
− − 207.958.476 16.000.000 − 9.982.426.122
– 381.740.699 13.700.000.000 – – 301.000.000
25.536.130.650 61.142.983.229 188.992.903.259 11.490.569.558 6.823.980.917 14.681.838.893
13.700.000.000 2.040.812.470 381.740.699
− 6.550.000.000 241.800.000
− − −
(13.700.000.000) (301.000.000) (381.740.699)
− 8.289.812.470 241.800.000
315.928.872.048
11.477.531.526
10.206.384.598
–
24.966.052.993 84.027.014.718 8.076.168.821 2.465.440.799 20.261.085.026
3.033.311.169 9.238.485.992 1.051.868.701 917.233.986 1.651.544.122
− 68.182.708 11.200.000 − 9.016.694.607
1.855.208.333 564.952.165
856.250.000 700.195.828
Jumlah
142.215.922.855
17.448.889.798
Nilai Buku
173.712.949.193
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin Peralatan kantor Peralatan pabrik Kendaraan Sewa guna usaha Mesin Kendaraan Aset dalam pembangunan Jumlah Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin Peralatan kantor Peralatan pabrik Kendaraan Sewa guna usaha Mesin Kendaraan
− 9.096.077.315
Saldo akhir Rp
317.200.018.976
– 2.711.458.333 – – 180.600.000
27.999.364.162 95.908.776.335 9.116.837.522 3.382.674.785 13.076.534.541
(2.711.458.333) (180.600.000)
− 1.084.547.993
–
150.568.735.338 166.631.283.638
Aset dalam pembangunan sebesar Rp 241.800.000 merupakan pembuatan gedung kantor baru di Citeureup yang telah selesai pembangunannya dan mulai dipergunakan pada bulan Januari 2011.
27
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
9.
ASET TETAP (Lanjutan) 2009 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
−
−
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana
25.536.130.650
−
25.536.130.650
60.473.381.117
156.280.705
174.754.930.490
2.175.895.640
3.194.395.167
173.736.430.963
Peralatan kantor
10.002.174.689
611.498.321
49.587.500
10.564.085.510
Peralatan pabrik
2.879.273.831
2.706.404.687
23.992.137.689
242.945.091
Mesin
Kendaraan
− 480.751.364
60.629.661.822
5.585.678.518 23.754.331.416
Sewa guna usaha Mesin Kendaraan Aset dalam pembangunan Jumlah
−
13.700.000.000 1.714.498.425 381.740.699
507.426.772 −
− 181.112.727 − 3.905.846.758
13.700.000.000 2.040.812.470 381.740.699
313.434.267.590
6.400.451.216
315.928.872.048
Bangunan dan prasarana
21.955.053.035
3.010.999.958
Mesin
75.862.715.012
9.429.857.473
1.265.557.767
84.027.014.718
7.051.068.623
1.074.687.698
49.587.500
8.076.168.821
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung
Peralatan kantor Peralatan pabrik
−
−
24.966.052.993
1.821.776.466
643.664.333
18.200.407.959
2.494.826.820
Mesin
998.958.333
856.250.000
Kendaraan
286.069.115
387.550.686
108.667.636
564.952.165
Jumlah
126.176.048.543
17.897.836.968
1.857.962.656
142.215.922.855
Nilai Buku
187.258.219.047
Kendaraan
434.149.753
2.465.440.799 20.261.085.026
Sewa guna usaha −
1.855.208.333
173.712.949.193
28
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
9.
ASET TETAP (Lanjutan) Pengurangan aset tetap sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Harga perolehan Akumulasi penyusutan
10.206.384.598 (9.096.077.315)
3.905.846.758 (1.857.962.656)
Nilai tercatat aset dijual Harga jual Harga jual dari transaksi jual dan sewa-balik
1.110.307.283 (496.934.100) (6.095.000.000)
2.047.884.102 (2.628.098.923) −
Laba penjualan aset tetap Dikurangi : pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik Laba penjualan aset tetap, bersih
5.481.626.817 (5.149.685.152)
580.214.821 −
331.941.665
580.214.821
13.725.667.206 126.926.109 2.039.850.655
13.593.837.665 162.226.723 2.897.971.894
1.556.445.828
1.243.800.686
17.448.889.798
17.897.836.968
Pembebanan penyusutan sebagai berikut : Pemilikan langsung Harga pokok penjualan (Catatan 25) Beban penjualan (Catatan 26) Beban umum dan administrasi (Catatan 27) Sewa guna usaha Beban umum dan administrasi (Catatan 27) Jumlah
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Bogor, Medan, Surabaya dan Bandung dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan 30 (tiga puluh) tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2010 sampai 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Mesin spinning Perusahaan sebesar Rp 69.000.000.000 dan tanah beserta infrastrukturnya sebesar Rp 118.013.000.000 (2010 dan 2009) telah dijaminkan atas fasilitas pinjaman jangka pendek dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Catatan 10); sebesar Rp 99.678.000.000 (2010 dan 2009) dijaminkan atas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dari PT Bank Internasional Indonesia (Catatan 10 dan 16). Aset tetap berupa tanah dan bangunan RAJ, Anak Perusahaan, telah dijaminkan atas fasilitas pinjaman jangka pendek dari PT Bank Danamon Tbk (Catatan 10).
29
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
9.
ASET TETAP (Lanjutan) Pada tahun 2009, mesin pabrik di Citeureup digunakan sebagai jaminan hutang obligasi (Catatan 18). Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan pencurian dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 343.777.450.000 (2009 : Rp 344.259.525.000). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap sehingga Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai untuk aset tetap.
10. PINJAMAN JANGKA PENDEK 2010 Rp Perusahaan : PT Bank Internasional Indonesia Tbk - Fasilitas Pinjaman Promes Berulang - Rupiah - Dolar AS [US$ 2.881.823,81 (2010) dan US$ 1.585.206,77(2009)] - Fasilitas Trust Receipt [US$ 918.426 (2010) dan US$ 2.383.527,71 (2009)] Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia [Sebelumnya PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)] - Fasilitas modal kerja ekspor [US$ 7.944.574,25 (2010) dan (2009)] - Fasilitas L/C [US$ 3.603.474,86 (2010) dan US$ 3.214.469 (2009)] Anak Perusahaan : PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jumlah
2009 Rp
22.150.000.000
44.000.000.000
25.910.477.876
14.900.943.638
8.257.568.166
22.405.165.362
71.429.667.082
74.678.997.950
32.398.842.466
30.216.012.266
1.905.728.844
477.366.141
162.052.284.434
186.678.485.357
Perusahaan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) •
Pada tahun 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dan Letter of Credit. Fasilitas ini telah diperbaharui pada tanggal 4 Mei 2007 sehubungan dengan tambahan plafon, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dan L/C masing-masing menjadi sebesar Rp 50.000.000.000 dan US$ 3.700.000.
30
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
10. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Perusahaan (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (Lanjutan) •
Fasilitas telah diperpanjang setiap tahun, dan pada tanggal 20 Agustus 2008 dibuat Perpanjangan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Perjanjian Kredit tanggal 30 Juni 2009, disepakati hal-hal sebagai berikut : ›>Fasilitas pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut : - Fasilitas Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp 1.000.000.000; - Fasilitas Pinjaman Promes Berulang (PPB; Demand Loan ) I sebesar Rp 9.000.000.000; - Fasilitas PPB II sebesar maksimum Rp 10.000.000.000; - Fasilitas PPB III sebesar maksimum US$ 1.500.000; - Fasilitas PPB IV sebesar maksimum Rp 20.000.000.000; - Fasilitas PPB V sebesar maksimum Rp 10.000.000.000; - Fasilitas PPB VI dengan Sub Limit Fasilitas T/R sebesar maksimum US$ 3.500.000. ›>Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan : - Tanah dengan HGB No. 6/Tarikolot, HGB No. 7/Tarikolot, HGB No. 10/Tarikolot, atas nama PT 2 Ricky Putra Globalindo Tbk, dengan luas seluruhnya 128.265 M , dengan hak pertangungan sebesar Rp 99.678.000.000 (Catatan 9); - Tanah dengan HGB No. 3304/Pluit seluas 2.500 M2 , atas nama Ricky Gunawan, dengan hak pertanggungan sebesar Rp 28.497.000.000; - Jaminan fidusia atas piutang hasil penjualan ekspor yang berasal dari L/C Expor , dengan jumlah US$ 1.500.000 (Catatan 5); - Jaminan fidusia atas persediaan Perusahaan, dengan jumlah Rp 20.000.000.000 (Catatan 6); - Cash Collateral berupa setoran margin sebesar 10% ›> Fasilitas pinjaman dimulai sejak penandatanganan perjanjian ini dan berakhir pada tanggal 11 Desember 2009.
•
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit (Pinjaman Promes Berulang) dengan akta notaris Kelaswara Chandrakirana, S.H., No. 39 tanggal 27 Januari 2010, disepakati perubahan beberapa hal berikut : ›>Fasilitas pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut : - Fasilitas Pinjaman Promes Berulang (PPB; Demand Loan ) I sebesar Rp 24.000.000.000; sebagai pengganti PPB I, PPB II, PPB IV dan PPB V. - Fasilitas PPB II sebesar maksimum US$ 1.500.000; - Fasilitas PPB III sebesar maksimum US$ 3.500.000; dengan * Fasilitas Sub Limit L/C dan T/R sebesar maksimum US$ 3.500.000; ›>Jaminan sama dengan Perjanjian sebelumnya. ›> Fasilitas pinjaman dimulai sejak penandatanganan perjanjian ini dan berakhir pada tanggal 11 Desember 2010 dan telah diperpanjang hingga 11 Desember 2010 dengan Perubahan Perjanjian Kredit No. 0114/Prb PK/SCBC EJ/2010.
31
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
10. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Perusahaan (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (Lanjutan) ›> Suku bunga pinjaman adalah sebesar 12,5% per tahun untuk fasilitas PPB I dan 7% per tahun untuk fasilitas PPB II dan PPB III, dan dapat diubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pasar. Pada bulan Nopember 2010, PT Bank Internasional Indonesia Tbk telah membuka beberapa L/C dengan jumlah sebesar US$ 930.201,67, tetapi belum hingga tanggal 31 Desember 2010 belum digunakan oleh Perusahaan. •
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit (Pinjaman Promes Berulang) dengan akta notaris Kelaswara Chandrakirana, S.H., No. 16 tanggal 8 Desember 2010, disepakati perubahan beberapa hal berikut : ›> Fasilitas PPB I berubah dari Rp 24.000.000.000 menjadi Rp 29.000.0000.000; sementara fasilitas yang lain tetap. ›> Jatuh tempo seluruh fasilitas pinjaman akan berakhir pada tanggal 11 Desember 2011. ›>Jaminan sama dengan Perjanjian sebelumnya. ›> Suku bunga pinjaman adalah sebesar 11,5% per tahun untuk fasilitas PPB I dan PB (Catatan 14) dan 6,75% per tahun untuk fasilitas PPB II dan PPB III, dan dapat diubah sewaktu-waktu.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia [Sebelumnya PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)] Fasilitas Modal Kerja Ekspor • Pada tanggal 29 Juni 2006, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Modal Kerja Ekspor dengan jumlah maksimum sebesar US$ 6.000.000. Kredit diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit, dan berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 057/ADDPK/06/2007 tanggal 28 Juni 2007, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2008. • Berdasarkan Perubahan Kedua Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, S.H., SpN. No. 25 tanggal 25 Juli 2007, telah disepakati dan disetujui beberapa pasal perubahan sebagai berikut : ›> Jumlah pokok maksimum dinaikkan dari US$ 6.000.000 menjadi US$ 8.000.000. ›> Jaminan atas fasilitas yang telah diikat secara fidusia sebagai berikut : - Persediaan barang yang berolkasi di Citeureup dan Bandung dengan nilai penjaminan masing-masing sebesar Rp 60.000.000.000 dan Rp 60.500.000.000 atau jumlah total sebesar Rp 120.500.000.000; - Piutang dagang dengan nilai penjaminan Rp 15.000.000.000; - Mesin-mesin spinning dengan nilai penjaminan Rp 69.000.000.000;
32
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
10. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Perusahaan (Lanjutan) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia [Sebelumnya PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)] (Lanjutan) - Tanah-tanah berikut sarana pelengkap dan mesin-mesin yang berada di atasnya, yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung, Kecamatan Cicalengka, Desa Panenjoan, dengan total luas 54.990 M², yang terdiri dari sertifikat HGU No. 15-28/Panenjoan dengan Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 90.000.000.000 (Catatan 9); - Tanah-tanah dan bangunan berikut sarana pelengkap dan segala sesuatu yang berada di atasnya dengan total luas 2.518 M², yang terletak di Propinsi DKI Jakarta, Jakarta Barat, yang terdiri dari sertifikat HGB No. 621/Jembatan Lima seluas 2.340 M², Sertifikat HGB No. 538/Jembatan Lima seluas 178 M², dengan Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 21.007.000.000 (Catatan 9); - Tanah-tanah berikut sarana pelengkap dan segala sesuatu yang berada di atasnya, yang terletak di Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Citeureup, Desa Tarikolot, yang terdiri dari sertifikat HGB No. 16-20/Tarikolot dengan total luas 75.127 M², dengan Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp 7.706.000.000 (Catatan 9). • Berdasarkan Perubahan Ketiga Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 078/ADDPK/06/2008 tanggal 30 Juni 2008, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2009. • Berdasarkan Perubahan Keempat, Perusahaan telah mencairkan fasilitas kredit modal kerja ekspor sebesar US$ 180.085,94; dan selanjutnya berdasarkan Perubahan Kelima Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 064/ADDPK/06/2009 tanggal 30 Juni 2009, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2010, serta dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan dengan tata cara yang akan disetujui kemudian oleh Kreditur. Sehubungan dengan fasilitas yang diberikan, Perusahaan memiliki kewajiban untuk : - Mengasuransikan kekayaan dan usaha Perusahaan yang insurable terhadap risiko kebakaran dan risiko lain; - Menjaga persediaan barang dan piutang usaha minimal 110% dari debet fasilitas; - Melakukan penilaian ulang atas agunan minimal 1 (satu) kali dalam setahun; - Memelihara Debt to Equity Ratio sebesar maksimal 2,5 (dua setengah) kali; dan - Menjaga peringkat lingkungan hidup (PROPER) yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dengan peringkat baik sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia. • Berdasarkan Perubahan Keenam Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 254/ADDPPLC/09/2010 tanggal 1 September 2010, yang dibuat secara di bawah tangan, seluruh nama Kreditur dalam Perjanjian telah diubah menjadi Indonesia Eximbank.
33
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
10. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Perusahaan (Lanjutan) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia [Sebelumnya PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)] (Lanjutan) • Berdasarkan Perubahan Ketujuh Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 124/ADDPPLC/07/2010 tanggal 15 Juli 2010, yang dibuat secara di bawah tangan, disetujui beberapa perubahan sebagai berikut : - Tingkat bunga (prime lending rate ) sejak tanggal 1 Juli 2010 adalah sebesar 7,50% per tahun. - Jangka waktu fasilitas pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Agustus 2010. • Berdasarkan Perubahan Kedelapan Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 151/ADDPPLC/08/2010 tanggal 27 Agustus 2010, yang dibuat secara di bawah tangan, jangka waktu fasilitas pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2011. Tingkat bunga masing-masing sebesar 7,5% dan 8,5% untuk tahun 2010 dan 2009. Fasilitas L/C • Berdasarkan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, S.H., SpN. No. 51 tanggal 29 Juni 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Letter of Credit (L/C) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 1.500.000. Kredit diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit, dan berdasarkan Perubahan Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 058/ADDPPLC/06/2007 tanggal 28 Juni 2007, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang, dan telah jatuh tempo pada tanggal 29 Juni 2008. Pinjaman dijamin dengan piutang dagang dengan nilai penjaminan Rp 15.000.000.000 (Catatan 5). • Berdasarkan Perubahan Kedua Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris DR. H. Teddy Anwar, S.H., SpN. No. 26 tanggal 25 Juli 2007, telah disepakati dan disetujui penambahan jumlah pokok maksimum dari US$ 1.500.000 menjadi US$ 4.000.000. • Berdasarkan Perubahan Ketiga Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 079/ADDPPLC/06/2008 tanggal 30 Juni 2008, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang menjadi 29 Juni 2009. • Berdasarkan Perubahan Keempat Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 005/ADDPPLC/01/2009 tanggal 19 Januari 2009, telah dilakukan perubahan atas beberapa pasal dalam perjanjian. • Berdasarkan Perubahan Kelima Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor dengan akta notaris Siti Rahyana, S.H., No. 065/ADDPPLC/06/2009 tanggal 30 Juni 2009, jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang sampai dengan 29 Juni 2010.
34
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
10. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) Perusahaan (Lanjutan) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia [Sebelumnya PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)] (Lanjutan) • Berdasarkan Perubahan Keenam Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor No. 255/ADDPPLC/09/2010 tanggal 1 September 2010, yang dibuat secara di bawah tangan, seluruh nama Kreditur dalam Perjanjian telah diubah menjadi Indonesia Eximbank. • Berdasarkan Perubahan Ketujuh Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor No. 125/ADDPPLC/07/2010 tanggal 15 Juli 2010, yang dibuat secara di bawah tangan, jangka waktu fasilitas pinjman diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Agustus 2010. • Berdasarkan Perubahan Kedelapan Perjanjian Pembukaan dan Pembiayaan Letter of Credit Impor No. 152/ADDPPLC/08/2010 tanggal 27 Agustus 2010, yang dibuat secara di bawah tangan, jangka waktu fasilitas pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2011.
Anak Perusahaan PT Bank Danamon Indonesia Tbk Pada tahun 2004, PT Ricky Arta Jaya (RAJ), Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 2.000.000.000. Pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan atas nama RAJ (Catatan 9). Jangka waktu pinjaman adalah 1 tahun, dan telah diperpanjang setiap tahunnya yang terakhir jatuh tempo pada tanggal 9 Nopember 2011 dengan tingkat bunga 11,75% dan 13,5% per tahun masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009. Berdasarkan akta notaris DR Agus Santoso Suryadi, SH., MH., Msi., Mkenotariatan No. 6 tanggal 9 Desember 2010, telah disepakati dan disetujui perubahan perjanjian menjadi pinjaman modal kerja dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 2.500.000.000, dan fasilitas kredit rekening koran dengan batas maksimum Rp 1.000.000.000.
35
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
11. HUTANG USAHA Rincian per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : a.
Berdasarkan pemasok : 2010 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Uomo Donna Indonesia PT Taitat Putra Rezeki Pihak ketiga : Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah
b.
Berdasarkan mata uang : Rupiah Dolar AS Jumlah
c.
Berdasarkan umur hutang : Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo : < 30 hari 31 – 60 hari > 60 hari Jumlah
2009 Rp
2.377.540.379 1.374.709.514
810.290.772 798.674.076
20.808.482.884 2.132.755
17.278.326.267 535.660.715
24.562.865.532
19.422.951.830
9.497.715.972 15.065.149.560
7.751.695.291 11.671.256.539
24.562.865.532
19.422.951.830
6.830.689.295
6.817.112.702
11.114.859.516 2.860.175.377 3.757.141.344
6.247.756.435 2.327.390.148 4.030.692.545
24.562.865.532
19.422.951.830
12. PIUTANG DAN HUTANG LAIN-LAIN Piutang lain-lain terdiri atas : 2010 Rp
2009 Rp
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Megah Moda Globalindo Dikurangi : Penyisihan piutang lain-lain tak tertagih
4.163.798.717 (2.397.676.577)
5.016.990.386 (2.145.947.510)
Pihak ketiga
1.766.122.140 10.354.427.155
2.871.042.876 6.728.693.132
Jumlah – bersih
12.120.549.295
9.599.736.008
Hutang lain-lain terutama merupakan hutang yang timbul atas pembelian mesin, peralatan produksi tekstil dan hutang lainnya, yang berjangka waktu sama dengan atau kurang dari 1 (satu) tahun.
36
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
13. PERPAJAKAN a.
Pajak Dibayar di Muka 2010 Rp Perusahaan : Pajak penghasilan badan lebih bayar : - Tahun 2009 - Tahun 2008
4.993.868.517 −
Anak Perusahaan : Pajak pertambahan nilai
445.520.592
Jumlah b.
5.439.389.109
2009 Rp
4.993.868.517 15.181.487.160
− 20.175.355.677
Hutang Pajak 2010 Rp Perusahaan : Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final Pajak pertambahan nilai
Anak Perusahaan : Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final Pajak pertambahan nilai
Jumlah
37
2009 Rp
248.697.213 44.911.375 21.694.422 92.858.338 6.055.176 9.382.419 3.925.097.142
40.781.287 50.282.820 − 29.035.089 − − 4.121.459.988
4.348.696.085
4.241.559.184
66.653.925 26.759.288 36.832.231 193.409.253 186.658.600 −
44.478.925 1.300.000 22.187.741 297.918.819 2.700.001 185.376.294
510.313.297
553.961.780
4.859.009.382
4.795.520.964
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) c.
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba konsolidasi sebelum taksiran pajak penghasilan dengan taksiran laba fiskal sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Laba konsolidasi sebelum taksiran pajak penghasilan Dikurangi : Laba bersih anak perusahaan sebelum taksiran pajak penghasilan Laba sebelum taksiran pajak perusahaan Beda waktu : Penyusutan aset tetap Imbalan pasca kerja Laba atas transaksi jual dan sewa balik Laba penjualan aset tetap Angsuran sewa guna usaha Penyusutan sewa guna usaha Penyisihan piutang ragu-ragu Pemulihan penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak Jumlah beda waktu Beda tetap : Penyusutan aset tetap Perjamuan dan sumbangan Biaya pajak Bahan bakar dan transportasi Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final Penghasilan sewa Jumlah beda tetap
14.241.393.416
4.871.187.776
(1.791.715.666)
(1.817.243.616)
12.449.677.750
3.053.944.160
2.438.439.903 776.790.796 3.239.793.674 (1.135.559.104) (1.901.852.896) 1.491.479.161 277.893.993
(1.284.190.833) 1.578.469.628 (1.845.995.929) 937.530.790 (561.015.116) 1.177.563.595 3.347.259.483
(105.498.097)
(564.757.914)
5.081.487.430
2.784.863.704
− 526.701.836 835.761.321 1.442.688.429
470.540.405 344.471.991 79.606.185 565.380.723
(308.871.871) (1.214.396.364) 1.281.883.351
Laba kena pajak sebelum kompensasi rugi fiskal tahun sebelumnya Kompensasi rugi fiskal tahun sebelumnya (2008) Jumlah laba fiskal
18.813.048.531 − 18.813.048.531
38
(346.560.094) (1.250.154.002) (136.714.792)
5.702.093.072 (3.995.780.027) 1.706.313.045
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) c.
Pajak Kini (Lanjutan) 2010 Rp Taksiran pajak penghasilan 20% (2009 : 23%) :
3.762.609.706
Dikurangi : Pajak dibayar di muka : Pajak penghasilan pasal 22 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25
(3.547.437.140) (78.950.864) (130.166.526)
Pajak penghasilan badan kurang (lebih) bayar d.
2009 Rp
6.055.176
392.452.000
(2.799.937.056) (40.118.293) (2.546.265.168) (4.993.868.517)
Pajak Tangguhan Perhitungan aset (kewajiban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
1 Jan. 2010
2010 Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Des. 2010
Rp
Rp
Rp
Perusahaan : Penyusutan aset tetap
(3.505.672.289)
325.720.200
(3.179.952.089)
Sewa guna usaha
(2.503.076.352)
(102.593.434)
(2.605.669.786)
Penyisihan piutang tak tertagih
1.561.327.408
69.473.498
1.630.800.906
Imbalan pasca kerja
1.823.128.668
194.197.699
2.017.326.367
Laba atas transaksi jual dan sewa-balik
384.582.486
809.948.418
1.194.530.904
Penyisihan atas penurunan nilai investasi
112.500.000
Penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak
414.021.617 (1.713.188.462)
Anak Perusahaan : RMD
56.527.670
Jumlah
− (26.374.524) 1.270.371.857 (82.281.917)
(1.656.660.792)
Anak Perusahaan : JRA RMW RJS RAJ Jumlah
39
112.500.000 387.647.093 (442.816.605) (25.754.247)
(468.570.852)
131.920.436 14.381.898 74.773.264 61.369.924
(115.610.540) (516.711) 39.054.990 16.973.440
16.309.896 13.865.187 113.828.254 78.343.364
282.445.522
(60.098.821)
222.346.701
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) d.
Pajak Tangguhan (Lanjutan) 2009 Penyesuaian atas Dikreditkan perubahan tarif (dibebankan) ke pajak laporan laba rugi
1 Jan. 2009 Rp
Rp
Rp
31 Des. 2010 Rp
Perusahaan : Rugi fiskal
−
1.118.818.408
(119.873.401)
(998.945.007)
Penyusutan aset tetap
(3.829.288.151)
410.280.873
(86.665.011)
(3.505.672.289)
Sewa guna usaha
(2.976.079.089)
Penyisihan piutang tak tertagih Imbalan pasca kerja
318.865.617
154.137.120
(2.503.076.352)
811.454.042
(86.941.505)
836.814.871
1.561.327.408
1.599.932.612
(171.421.351)
394.617.407
1.823.128.668
947.611.244
(101.529.776)
(461.498.982)
126.000.000
(13.500.000)
621.836.427
(66.625.332)
(141.189.478)
169.255.125
(302.729.080)
Laba atas transaksi jual dan sewa balik
384.582.486
Penyisihan atas penurunan nilai investasi
−
112.500.000
Penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak Jumlah
e.
(1.579.714.507)
Anak Perusahaan : JRA RMD RMW RJS RAJ
139.151.074 56.122.170 (191.848) 67.037.832 45.988.708
Jumlah
308.107.936
− − − − − -
414.021.617 (1.713.188.462)
(7.230.638) 405.500 14.573.746 7.735.432 15.381.216
131.920.436 56.527.670 14.381.898 74.773.264 61.369.924
30.865.256
338.973.192
Beban (Penghasilan) Pajak 2010 Rp Pajak kini : Perusahaan Anak Perusahaan : JRA RMD RMW RJS RAJ Jumlah beban pajak kini
40
2009 Rp
3.762.609.706
392.452.000
158.119.750 95.811.496 152.059.510 240.475.021 78.565.609
167.949.320 121.018.412 136.924.111 198.144.240 38.418.834
4.487.641.092
1.054.906.917
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
13. PERPAJAKAN (Lanjutan) e.
Beban (Penghasilan) Pajak (Lanjutan) 2010 Rp Pajak tangguhan : Perusahaan Anak Perusahaan : JRA RMD RMW RJS RAJ
(1.270.371.857) 115.610.540 82.281.917 516.711 (39.054.990) (16.973.440)
Jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan
(1.127.991.119)
Jumlah beban pajak - bersih f.
3.359.649.973
2009 Rp 133.473.955 7.230.638 (405.500) (14.573.746) (7.735.432) (15.381.216) 102.608.699 1.157.515.616
Surat Ketetapan Pajak Perusahaan Pada tanggal 23 April 2010, Perusahaan meneruma Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No.00151/406/08/054/10 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak penghasilan badan lebih bayar dan laba fiskal tahun 2008 masing-masing sebesar Rp 14.829.619.059 dan Rp 1.174.567.835. Di samping itu, pada tanggal yang sama, Perusahaan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atas pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan pasal 21 dan pajak penghasilan pasal 26 dengan jumlah sebesar Rp 782.564.718. Perusahaan telah menerima pembayaran atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan, setelah dikurangi kekurangan pembayaran pajak untuk periode yang sama, sebesar Rp 14.047.054.341.
g.
Administrasi Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan dan Anak Perusahaan melaporkan pajak terhutang berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment ). Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 10 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak atau sampai dengan tahun 2013, mana yang lebih dahulu. Mulai tahun fiskal 2008, terjadi perubahan peraturan dimana Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak. Pada tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan peraturan, berkaitan dengan perubahan tarif pajak dari tarif progresif menjadi tarif tunggal 28% yang berlaku efektif untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010. Atas dasar tersebut, dengan diterapkannya tarif baru, jumlah penyesuaian atas saldo awal pajak tangguhan diakui pada laporan laba rugi tahun 2009.
41
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
14. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Biaya masih harus dibayar terutama merupakan biaya atas bunga obligasi dan cicilan fee ijarah, dan biaya telepon, listrik dan air.
15. UANG MUKA PENJUALAN Uang muka penjualan merupakan uang muka yang diterima atas penjualan benang per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG 2010 Rp Perusahaan : PT Bank PaninTbk - Fasilitas Pinjaman Investasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk - Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan )
7.059.520.317 15.000.000.000
Dikurangi : bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Jumlah bagian pinjaman jangka panjang
2009 Rp
10.000.000.000 −
22.059.520.317 (8.336.741.071)
10.000.000.000 (4.014.435.072)
13.722.779.246
5.985.564.928
PT Bank PaninTbk Pada tanggal 2 Desember 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman investasi jangka panjang sebesar Rp 10.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman itu adalah 3 (tiga) tahun sejak penandatanganan perjanjian, dan pembayaran akan dilakukan secara angsuran dengan sistem annuity . Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan APHT I sebesar Rp 11.316.000.000 atas tanah seluas 1.434 M², atas nama Paulus Gunawan. Tingkat bunga pinjaman ini bersifat dapat direview setiap saat. Tingkat bunga pinjaman untuk periode Desember 2009 - September 2010 adalah 12,5% per tahun, dan sejak Oktober 2010, tingkat bunga pinjaman berubah menjadi 11% per tahun.
42
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk •
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit dengan akta notaris No. 40 dari Kelaswara Chandrakirana, S.H., tanggal 27 Januari 2010, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Berjangka (PB; Term Loan ) sebagai berikut : ›> Jumlah Fasilitas Pinjaman Berjangka (PB; Term Loan ) sebesar maksimum Rp 20.000.000.000; ›> Pembayaran dilakukan sebesar Rp 1.000.000.000 per bulan dari 5 Agustus 2010 sampai dengan 5 Desember 2010, dan Rp 416.670.000 per bulan dimulai tanggal 5 Januari 2011 sampai dengan 5 Januari 2014; ›> Fasilitas pinjaman ini mempunyai jaminan yang sama dengan Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 10).
17. HUTANG SEWA GUNA USAHA Pada tahun 2007, Perusahaan telah melakukan transaksi jual dan sewa-balik atas 25 unit mesin Comber kepada Merchant Capital Investment Pte. Ltd (MCI), pihak ketiga. Selisih antara harga jual dan nilai buku aset sebesar Rp 5.537.987.788. Kemudian pada tahun 2010, Perusahaan kembali melakukan transaksi jual dan sewa-balik atas 25 unit kendaraan kepada PT BCA Finance dan PT Bank Victoria, pihak ketiga. Selisih antara harga jual dan nilai buku aset adalah sebesar Rp 5.149.685.152. Selisih tersebut diakui sebagai pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik dan diamortisasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan 5.149.685.152 5.537.987.788 sewa-balik (Catatan 9) (371.561.536) (3.999.657.846) Dikurangi : akumulasi amortisasi Jumlah – bersih Dikurangi : Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
4.778.123.616
1.538.329.942
(1.716.561.717)
(1.538.329.942)
3.061.561.899
Bagian jangka panjang
−
Amortisasi pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik sebesar Rp 1.909.891.478 (2010) dan Rp 1.845.995.929 (2009) dikreditkan pada bagian pendapatan lain-lain.
43
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
17. HUTANG SEWA GUNA USAHA (Lanjutan) Pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment ) di masa yang akan datang pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : 2010 2009 Rp Rp Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember : 2010 − 1.501.153.917 2011 2.432.790.439 303.910.372 2012 2.231.379.949 − 2013 1.555.342.633 −
Dikurangi : Bunga sewa guna usaha Kewajiban sewa guna usaha Dikurangi : Bagian lancar kewajiban sewa guna usaha
6.219.513.021 (829.958.851)
1.805.064.289 (74.468.535)
5.389.554.170 (1.947.183.631)
1.730.595.754 (1.443.549.585)
3.442.370.539
Kewajiban sewa guna usaha jangka panjang
287.046.169
18. HUTANG OBLIGASI 2010 Rp 19.259.781.426 − (19.259.781.426) −
Nilai nominal Pembelian kembali Pelunasan Biaya emisi yang ditangguhkan – bersih
−
Jumlah
2009 Rp 30.400.000.000 (11.140.218.574) − (170.865.988) 19.088.915.438
Beban amortisasi emisi obligasi pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 170.865.988 dan Rp 315.435.684 dialokasikan pada beban lain-lain. Pada tahun 2005, Perusahaan menerbitkan obligasi Syariah Ijarah I Ricky Putra Globalindo dengan jumlah sisa fee ijarah sebesar Rp 60.400.000.000, dimana jumlah tersebut dapat berkurang sehubungan dengan pembelian kembali (buy back ). Obligasi tersebut berjangka waktu 5 tahun, diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Pembayaran cicilan fee ijarah sebesar Rp 9.211.000.000 per tahun, dengan pembayaran setiap 3 bulan sejak tanggal emisi sesuai dengan tanggal pembayaran cicilan fee ijarah. Pembayaran cicilan fee ijarah pertama telah dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2005, sedangkan pembayaran cicilan fee ijarah terakhir dan pembayaran sisa fee ijarah akan dilakukan pada saat pelunasan yaitu tanggal 12 Juli 2010.
44
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
18. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan) Seluruh obligasi dijual sebesar nilai nominal dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat. Dana hasil penawaran umum obligasi setelah dikurangi biaya emisi digunakan untuk pembelian mesin. Obligasi tersebut dijamin dengan 2 bidang tanah milik Paulus Gunawan dan Andrian Gunawan dan/atau mesin pabrik perusahaan di Citeureup dan/atau persediaan barang jadi pakaian dalam sampai nilainya sekurang-kurangnya 125% dari sisa fee ijarah (Catatan 6 dan 9). Berdasarkan keputusan RUPOS tertanggal 8 Oktober 2009, diambil keputusan pelepasan 1 bidang tanah milik Paulus Gunawan. Sehubungan dengan Perjanjian Perwaliamanatan, dengan persetujuan tertulis dari Wali Amanat, Perusahaan diwajibkan melakukan batasan-batasan tertentu antara lain : • Tidak mengagunkan atau menggadaikan baik sebagian maupun seluruh hartanya yang jumlahnya melebihi 50% (lima puluh persen) dari total aset Perusahaan pada laporan keuangan terakhir; • Tidak melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen lain yang sejenis atau hutang baru secara langsung yang mempunyai tingkatan (rank ) lebih tinggi dari obligasi Syariah; • Tidak mengurangi modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan; • Tidak akan melakukan penggabungan dan/atau peleburan dan/atau transaksi material sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap • Tidak mengadakan perubahan dalam arti mengurangi sifat dan ruang lingkup usaha; • Tidak melakukan atau mengijinkan Anak Perusahaan melakukan penjualan atau pengalihan aset kecuali hal tersebut tidak mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan; • Tidak melakukan transaksi dengan pihak afiliasi atau mengijinkan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak afiliasi, kecuali bila transaksi tersebut dilakukan dengan persyaratan yang menguntungkan Perusahaan dan Anak Perusahaan; dan • Tidak memberikan pinjaman atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan saham pada pihak lain dan tidak mengijinkan Anak Perusahaan memberikan pinjaman atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan saham pada pihak lain, kecuali : - dilakukan sehubungan dengan kegiatan yang sesuai dengan bidang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan; - sehubungan dengan pembangunan fasilitas usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan; dan - masih memenuhi saldo kas dan setara kas minimal yang harus dipelihara sebesar pembayaran bunga untuk periode berikutnya. Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back ) untuk sebagian atau seluruh obligasi sebelum tanggal pembayaran kembali sisa fee ijarah 1 tahun setelah tanggal emisi. Pada tanggal 31 Agustus 2007, Perusahaan telah membeli kembali obligasi yang diterbitkan pada tahun 2005 sebesar Rp 30.000.000.000 dengan harga beli sebesar 100% dari nilai sisa fee ijarah. Selanjutnya Perusahaan memberlakukan Obligasi Syariah Ijarah yang dibeli kembali tersebut sebagai pembayaran kembali sebagian Sisa Fee Ijarah, sehingga Sisa Fee Ijarah menjadi Rp 30.400.000.000 dan pada tanggal 12 Oktober 2009 telah diterbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi yang baru sebesar Rp 30.400.000.000.
45
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
18. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan) Kemudian pada tanggal 10 Nopember 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali Obligasi Syariah Ijarah I yang diterbitkan pada tahun 2005 sebesar Rp 9.890.218.574 dengan harga beli sebesar 101% dari nilai sisa fee ijarah, atau dengan harga Rp 10.000.000.000; Perusahaan mencatat kerugian penebusan obligasi sebesar Rp 109.781.426. Selanjutnya pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali Obligasi Syariah Ijarah I yang diterbitkan pada tahun 2005 sebesar Rp 1.250.000.000 melalui pasar terbuka dengan harga beli sebesar 100%. Berdasarkan pemeringkatan yang diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia tanggal 5 Oktober 2009, peringkat obligasi Perusahaan adalah BBB- (Triple B Minus Syariah ; Stable Outlook ). Pada tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan telah melakukan pelunasan seluruh sisa hutang Obligasi Syariah Ijarah I sebesar Rp 19.259.781.426, beserta bunga obligasi sebesar Rp 734.279.167 dengan menyetor ke dalam rekening PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
19. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung dan membukukan kewajiban pasca kerja untuk seluruh karyawannya yang berhak memperoleh imbalan pasca kerja, sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000 dan telah direvisi dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di perusahaan. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan sehubungan dengan estimasi kewajiban tersebut. Kewajiban imbalan pasca kerja Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah dihitung oleh PT Jasa Aktuaria Pensiun dan Asuransi. Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya dan kewajiban adalah sebagai berikut : 2010 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Metode Perhitungan Tingkat Mortalitas Tingkat kecacatan Usia pension Periode laporan
: : : : : : :
9,5% per tahun 5% per tahun Projected Unit Credit TMI - 2 10% x TMI - 2 55 tahun 31 Desember 2010
46
2009 11% per tahun 5% per tahun Projected Unit Credit TMI - 2 10% x TMI - 2 55 tahun 31 Desember 2009
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
19. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) Mutasi kewajiban imbalan pasca kerja sebagai berikut :
1 Jan 2010 Rp Perusahaan Anak Perusahaan RMW JRA RAJ RMD RJS Jumlah
7.292.514.670
776.790.797
77.679.381,00 87.268.663 255.767.669 246.514.095 239.062.982
8.491.881 41.839.141 63.165.792 47.940.898 133.437.080
8.198.807.460
1.071.665.589
1 Jan. 2009 Rp Perusahaan Anak Perusahaan RMW JRA RAJ RMD RJS Jumlah
2010 Dibebankan ke laporan laba rugi Pembayaran Rp Rp − − − − − (10.500.000) −
2009 Dibebankan ke laporan laba rugi Pembayaran Rp Rp −
31 Des 2010 Rp 8.069.305.467 86.171.262 129.107.804 318.933.461 294.454.993 362.000.062 9.259.973.049
31 Des. 2009 Rp
5.714.045.042
1.578.469.628
52.715.295 76.398.501 199.734.296 187.064.949 204.735.235
24.964.086 40.870.162 56.033.373 59.449.146 62.727.747
− (30.000.000) − − (28.400.000)
77.679.381 87.268.663 255.767.669 246.514.095 239.062.982
6.434.693.318
1.822.514.142
(58.400.000)
8.198.807.460
47
7.292.514.670
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
20. HAK MINORITAS 2010
Saldo awal Rp Anak Perusahaan : RMD RAJ JRA RJS RMW RHC Jumlah
Investasi awal / (Dividen) Rp
Bagian laba (rugi) anak perusahaan dan pembagian dividen Rp
Saldo akhir Rp
2.607.738.513 8.046.320 760.786 242.513.119 2.846.604 −
(588.000.000) − − − − 376.045.536
93.281.855 344.274 211.420 31.873.507 964.110 (62.854.937)
2.113.020.368 8.390.594 972.206 274.386.626 3.810.714 313.190.599
2.861.905.342
(211.954.464)
63.820.229
2.713.771.107
Pada tahun 2010, RMD melakukan pembagian dividen tunai untuk atas saldo laba tahun 2009 sebesar Rp 1.200.000.000 dan bagian yang menjadi hak pemegang saham minoritas adalah sebesar 49% atau setara dengan Rp 588.000.000. 2009
Saldo awal Rp Anak Perusahaan : RMD RAJ JRA RJS RMW Jumlah
Dividen Rp
Bagian laba (rugi) anak perusahaan Rp
Saldo akhir Rp
2.961.609.024 7.918.536 474.252 238.500.345 2.212.670
(490.000.000) − − − −
136.129.489 127.784 286.534 4.012.774 633.934
2.607.738.513 8.046.320 760.786 242.513.119 2.846.604
3.210.714.827
(490.000.000)
141.190.515
2.861.905.342
Pada tahun 2009, RMD melakukan pembagian dividen tunai untuk atas saldo laba tahun 2008 sebesar Rp 1.000.000.000 dan bagian yang menjadi hak pemegang saham minoritas adalah sebesar 49% atau setara dengan Rp 490.000.000.
48
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
21. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan daftar dikeluarkan oleh PT Raya Saham Registra, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut :
Spanola Holding, Ltd PT Ricky Utama Raya Denzin International Limited Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah
Jumlah Saham
Persentase kepemilikan %
125.000.000 99.192.100 84.095.500 333.429.910
19,48 15,46 13,10 51,96
62.500.000.000 49.596.050.000 42.047.750.000 166.714.955.000
641.717.510
100,00
320.858.755.000
Jumlah nominal Rp
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia.
22. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini terdiri dari agio saham dan biaya emisi sebagai berikut : Jumlah Rp Penerimaan dari penawaran umum perdana saham kepada masyarakat pada tahun 1998 sebanyak 60.000.000 saham dengan harga penawaran Rp 600 per saham Nilai nominal saham yang dicatat sebagai modal disetor atas pengeluaran 60.000.000 saham Biaya emisi saham Jumlah
36.000.000.000 (30.000.000.000) (944.246.000) 5.055.754.000
23. SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANYA Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2008, dengan akte notaris No. 18 dari Syarifah Chozie S.H., memutuskan penggunaan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 50.000.000 sebagai dana cadangan.
49
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
24. PENJUALAN BERSIH 2010 Rp Garmen Lokal Pakaian dalam Pakaian luar Lain-lain Ekspor Pakaian dalam Pakaian luar Spinning Lokal Ekspor Jumlah
2009 Rp
206.460.795.755 64.854.225.811 27.508.533.097
193.513.075.151 45.220.292.908 26.391.872.630
12.803.749.389 69.828.807.715
16.628.143.206 41.300.458.906
148.118.313.345 50.747.959.236
117.403.864.920 67.496.886.473
580.322.384.348
507.954.594.194
Pada tahun 2010 dan 2009, tidak ada penjualan kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi.
25. HARGA POKOK PENJUALAN 2010 Rp
2009 Rp
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
283.367.723.149 67.626.416.885 99.973.350.383
223.656.507.230 59.783.982.576 75.187.587.753
Jumlah biaya produksi
450.967.490.417
358.628.077.559
43.304.905.211 (46.913.561.259)
35.629.898.477 (43.304.905.211)
447.358.834.369
350.953.070.826
86.124.001.098 42.906.037.202 (103.640.588.643)
134.478.703.003 31.923.582.603 (86.124.001.098)
472.748.284.026
431.231.355.334
Persediaan barang dalam proses : Awal tahun Akhir tahun Biaya pokok produksi Persediaan barang jadi : Awal tahun Pembelian Akhir tahun Beban pokok penjualan
Pada tahun 2010 dan 2009 tidak ada pembelian dari satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih konsolidasi.
50
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
25. HARGA POKOK PENJUALAN (Lanjutan) Rincian biaya pabrikasi adalah sebagai berikut : 2010 Rp Bahan pembantu Listrik, air dan telepon Biaya jasa maklon Penyusutan (Catatan 9) Pengiriman Pemeliharaan dan perbaikan Biaya administrasi dan provisi pembukaan L/C Imbalan pasca kerja (Catatan 19) Bahan bakar dan pelumas Asuransi Keamanan Perizinan Lain-lain Jumlah
2009 Rp
39.360.754.727 21.931.194.751 16.971.113.494 13.725.667.206 3.197.325.548 2.722.672.955 686.904.158 582.593.097 264.318.789 260.027.755 125.222.700 66.547.000 79.008.202
32.498.249.629 21.074.777.970 − 13.593.837.665 3.030.672.741 1.646.562.868 882.724.160 1.183.852.221 204.049.699 563.142.213 135.072.000 272.552.900 102.093.686
99.973.350.383
75.187.587.753
26. BEBAN PENJUALAN 2010 Rp Gaji dan tunjangan Iklan dan promosi Pengiriman/ekspedisi Royalti Bahan bakar dan pelumas Komisi penjualan Potongan penjualan Biaya administrasi penjualan Perlengkapan kantor Perjalanan dinas Tunjangan pajak penghasilan Air, listrik dan telepon Perijinan Pemeliharaan dan perbaikan Sewa Perjamuan dan sumbangan Penelitian, pengembangan dan jasa teknis Asuransi Penyusutan (Catatan 9) Lain-lain Jumlah
51
2009 Rp
16.567.674.097 13.993.603.916 7.308.214.714 6.257.858.820 2.687.200.156 2.388.951.439 2.163.389.383 1.975.659.193 526.722.789 508.042.953 493.374.864 342.186.191 336.080.906 301.391.248 170.178.337 167.913.200 133.474.528 127.093.498 126.926.109 2.089.424.075
14.292.856.034 6.501.918.727 5.246.044.644 3.014.456.695 1.678.085.580 2.706.714.647 1.620.070.599 912.094.874 400.326.367 332.968.599 108.573.957 226.713.467 180.461.875 437.172.933 178.063.415 128.327.995 234.396.742 85.031.431 162.226.723 1.104.482.290
58.665.360.416
39.550.987.594
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2010 Rp Gaji dan tunjangan Penyusutan (Catatan 9) Perjalanan dinas Pemeliharaan dan perbaikan Air, listrik dan telepon Asuransi Bahan bakar dan pelumas Tunjangan pajak penghasilan Perlengkapan kantor Sewa Perijinan Jasa profesional Biaya rumah tangga Imbalan pasca kerja Sumbangan dan perjamuan Pajak Keamanan Iklan Penelitian, pengembangan dan jasa teknis Lain-lain Jumlah
2009 Rp
11.932.084.716 3.596.296.483 2.517.102.796 1.524.624.737 1.321.287.401 1.126.850.090 979.711.988 825.887.325 557.286.532 636.578.173 462.090.370 413.788.127 402.833.850 441.131.592 440.927.691 366.606.575 93.438.000 73.131.940 42.707.680 1.350.225.003
12.963.311.752 4.141.772.580 784.184.492 1.250.416.138 1.340.048.433 792.124.645 884.348.249 949.529.502 612.780.390 819.384.204 716.486.036 1.066.760.137 346.890.595 587.106.722 389.838.891 343.007.541 77.656.000 55.501.327 11.444.728 1.145.526.195
29.104.591.069
29.278.118.557
28. BEBAN BUNGA, PROVISI DAN CICILAN FEE IJARAH 2010 Rp
2009 Rp
Beban bunga dari hutang dan cicilan fee ijarah : Bank Obligasi Sewa guna usaha
18.491.138.547 1.764.961.258 186.481.833
23.054.355.342 4.513.720.724 240.649.124
Jumlah beban bunga Provisi bank
20.442.581.638 −
27.808.725.190 31.563.015
20.442.581.638
27.840.288.205
Jumlah
52
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
29. LABA PER SAHAM DASAR Laba per saham dasar (LPS – dasar) dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. 2010 Rp Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar Laba (rugi) per saham dasar
2009 Rp
10.817.923.214 641.717.510
3.572.481.645 641.717.510
16,86
5,57
Pada tanggal neraca, Perusahaan tidak memiliki efek yang berpotensi menjadi saham biasa yang dilutif.
30. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN Nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : Nilai tercatat Nilai wajar Rp Rp Aset keuangan - Kas dan setara kas 12.407.879.379 12.407.879.379 - Piutang usaha 120.836.531.667 120.836.531.667 - Piutang lain-lain 12.120.549.296 12.120.549.296 - Aset tidak lancar lainnya 255.698.636 255.698.636 Jumlah Kewajiban keuangan - Hutang bank - Hutang usaha - Hutang lain-lain Jumlah
145.620.658.978
145.620.658.978
184.111.804.751 23.928.520.833 6.253.322.326
184.111.804.751 23.928.520.833 6.253.322.326
214.293.647.910
214.293.647.910
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya. Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat untuk kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, aset tidak lancar lainnya, hutang bank, hutang usaha dan hutang lain-lain mendekati nilai wajarnya karena bersifat jangka pendek.
53
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
31. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Taitat Putra Rezeki PT Uomo Donna Indonesia
Sifat hubungan istimewa Perusahaan
Transaksi
Perusahaan afiliasi Perusahaan afiliasi
Pembelian dan penjualan Pembelian dan penjualan
Transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga sebagai berikut : a.
0,33% dan 0,58% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi tahun 2010 dan 2009, merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dengan rincian sebagai berikut : 2010 Rp PT Uomo Donna Indonesia PT Taitat Putra Rezeki Jumlah
2009 Rp
2.097.829.717 90.162.600
2.934.911.926 −
2.187.992.317
2.934.911.926
Pada neraca konsolidasi, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai piutang usaha sebesar Rp 4.050.112.762 dan Rp 1.763.225.071 (Catatan 5) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. b.
12,24% dan 8,31% dari jumlah pembelian masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 merupakan pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dengan rincian sebagai berikut : 2010 Rp PT Uomo Donna Indonesia PT Taitat Putra Rezeki Jumlah
c.
2009 Rp
23.284.115.816 1.497.979.591
10.302.517.688 1.754.265.743
24.782.095.407
12.056.783.431
Perusahaan dan Anak Perusahaan menyewakan sebagian ruang kantor dan pabrik kepada PT Taitat Putra Rezeki dan PT Uomo Donna Indonesia sebesar Rp 1.025.618.172 dan Rp 1.001.932.356 masingmasing pada tahun 2010 dan 2009.
54
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
32. INFORMASI SEGMEN Perusahaan dan Anak Perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut : a. b. c.
Pabrikasi pakaian dalam dan luar Perdagangan Pabrikasi benang
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha : 2010 Pabrikasi pakaian dalam dan luar Rp
Perdagangan Rp
Pabrikasi benang Rp
Jumlah sebelum eliminasi Rp
Eliminasi Rp
konsolidasi Rp
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
228.760.825.900 113.699.454.091
152.699.946.271 −
198.861.612.177 66.939.592.878
580.322.384.348 180.639.046.969
− (180.639.046.969)
580.322.384.348 −
Jumlah pendapatan
342.460.279.991
152.699.946.271
265.801.205.055
760.961.431.317
(180.639.046.969)
580.322.384.348
14.675.025.476
3.216.060.718
2.623.568.426
20.514.654.620
(710.505.783)
19.804.148.837
HASIL Hasil segmen Penghasilan (beban) lain-lain : Laba penjualan aset tetap-bersih Penghasilan bunga Laba selisih kurs – bersih Penghasilan sewa Beban bunga dan provisi bank Amortisasi emisi obligasi Amortisasi keuntungan dari transaksi jual dan sewa balik Penjualan waste Beban penyisihan piutang ragu-ragu Pemulihan atas penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak Keuntungan (beban) lain-lain–bersih Taksiran pajak penghasilan Hak minoritas atas rugi bersih anak perusahaan Laba bersih Neraca : Aset segmen Kewajiban segmen INFORMASI LAINNYA Pengeluaran modal Penyusutan
223.741.665 264.677.147 1.845.022.995 1.214.396.364 (9.431.441.418) −
108.200.000 62.173.248 − − (258.384.148) −
− 16.604.499 4.058.040.162 − (11.497.727.020) (1.935.827.246)
331.941.665 343.454.894 5.903.063.157 1.214.396.364 (21.187.552.586) (1.935.827.246)
− − − − − −
331.941.665 343.454.894 5.903.063.157 1.214.396.364 (21.187.552.586) (1.935.827.246)
371.561.536 − (82.456.662)
− − (519.037.776)
1.538.329.942 10.316.598.318 311.066.447
1.909.891.478 10.316.598.318 (290.427.991)
− − −
1.909.891.478 10.316.598.318 (290.427.991)
105.498.097 (2.767.593.976) (2.492.754.560)
− 260.869.901 (866.895.413)
− 232.932.504 −
105.498.097 (2.273.791.571) (3.359.649.973)
− − −
105.498.097 (2.273.791.571) (3.359.649.973)
−
−
−
−
(63.820.229)
(63.820.229)
3.925.676.664
2.002.986.530
5.663.586.032
11.592.249.226
(774.326.012)
10.817.923.214
506.274.966.763 143.491.909.902
85.354.018.577 45.543.375.143
258.675.404.787 170.161.605.531
850.304.390.127 359.196.890.576
(236.981.193.489) (83.854.589.186)
613.323.196.638 275.342.301.390
8.721.839.953 6.149.061.008
1.075.353.629 813.372.797
1.680.337.944 10.486.455.993
11.477.531.526 17.448.889.798
− −
11.477.531.526 17.448.889.798
2009 Pabrikasi pakaian dalam dan luar Rp
Perdagangan Rp
Pabrikasi benang Rp
Jumlah sebelum eliminasi Rp
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
153.508.619.091 84.268.381.788
122.038.530.864 −
232.407.444.239 −
507.954.594.194 84.268.381.788
− (84.268.381.788)
507.954.594.194 −
Jumlah pendapatan
237.777.000.879
122.038.530.864
232.407.444.239
592.222.975.981
(84.268.381.788)
507.954.594.194
55
Eliminasi Rp
konsolidasi Rp
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 2009 Pabrikasi pakaian dalam dan luar Rp HASIL Hasil segmen Penghasilan (beban) lain-lain : Laba penjualan aset tetap-bersih Penghasilan bunga Rugi selisih kurs – bersih Penghasilan sewa Beban bunga dan provisi bank Amortisasi emisi obligasi Amortisasi keuntungan dari transaksi jual dan sewa balik Penjualan waste Rugi penjualan efek Beban penyisihan piutang ragu-ragu Beban penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak Keuntungan (beban) lain-lain–bersih Taksiran pajak penghasilan Hak minoritas atas rugi bersih anak perusahaan Laba bersih Neraca : Aset segmen Kewajiban segmen INFORMASI LAINNYA Pengeluaran modal Penyusutan
57.413.256.497
477.970.977 325.127.857 2.075.949.668 1.250.154.002 (9.228.195.725) − 1.845.995.929 − (3.347.259.483) 564.757.914 (2.125.914.597) (525.925.955) − −
Perdagangan Rp
Pabrikasi benang Rp
2.779.211.644
102.243.844 36.048.352 − − (60.204.029) − − − − − (210.331.590) (631.589.661) − −
Jumlah sebelum eliminasi Rp
Eliminasi Rp
konsolidasi Rp
(52.298.335.432)
7.894.132.709
−
7.894.132.709
− 21.432.237 19.150.383.086 − (18.551.888.451) (315.435.684)
580.214.821 382.608.446 21.226.332.755 1.250.154.002 (27.840.288.205) (315.435.684)
− − − − − −
580.214.821 382.608.446 21.226.332.755 1.250.154.002 (27.840.288.205) (315.435.684)
− 4.883.188.318 −
1.845.995.929 4.883.188.318 (3.347.259.483)
− − −
1.845.995.929 4.883.188.318 (3.347.259.483)
− 83.032.442 −
564.757.914 (2.253.213.744) (1.157.515.616)
− − −
564.757.914 (2.253.213.744) (1.157.515.616)
− −
48.725.917.084
2.015.378.560
(47.027.623.484)
343.075.544.956 164.395.545.810
43.117.050.391 26.413.104.907
2.567.683.470 6.804.117.611
644.409.704 945.476.769
− −
(141.190.515) −
(141.190.515) -
3.713.672.162
(141.190.515)
3.572.481.645
251.371.161.491 291.555.209.160
637.563.756.838 482.363.859.877
(37.844.332.182) (209.955.541.490)
599.719.424.656 272.408.318.387
3.188.358.042 10.148.242.587
6.400.451.216 17.897.836.967
− −
6.400.451.216 17.897.836.967
Segmen geografis Rincian penjualannya sebagai berikut : 2010 Rp Jakarta dan Jawa Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Eropa Asia Afrika, Timur Tengah dan Australia Amerika Serikat Amerika Latin Jumlah
56
2009 Rp
457.432.817.124 40.257.010.122 33.726.786.263 30.253.924.742 15.343.268.929 3.308.577.168 −
332.101.303.134 50.427.800.915 45.783.434.769 33.061.498.909 27.912.660.727 12.271.148.743 6.396.746.997
580.322.384.348
507.954.594.194
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
33. PERJANJIAN PENTING DAN PERIKATAN a.
Perusahaan melakukan perjanjian sewa-menyewa sebagian ruangan kantor dan pabrik serta peralatan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pendapatan sewa untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 Rp Rp PT Taitat Putra Rezeki PT Uomo Donna Indonesia PT Jasa Ricky Abadi PT Ricky Jaya Sakti Total
480.163.632 545.454.540 48.000.000 109.090.920
456.477.816 545.454.540 48.000.000 109.090.920
1.182.709.092
1.159.023.276
b.
Pada tanggal 1 Pebruari 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi dengan Fun Characters International PTE., Ltd. untuk merek dagang "Disney Winnie the Pooh" sejak 1 Pebruari 2009 sampai 31 Maret 2011. Atas Perjanjian tersebut, Perusahaan berkewajiban untuk membayar jaminan sebesar US$ 250.000 yang dicicil sebanyak 8 kali hingga Desember 2010. Selain itu, Perusahaan juga diwajibkan membayar royalti sebesar 15%-20% dari Net Invoiced Billings , serta Marketing Commitment sebesar 5% dari Net Invoiced Billings.
c.
Pada tanggal 7 Oktober 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi dengan Global Brands (Football) Pte., Ltd untuk merek dagang "FIFA" sejak 1 November 2008 hingga 31 Oktober 2010. Atas Penggunaan merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan membayar jaminan dengan jumlah sebesar US$ 50.000 ditambah 2% Net Invoiced Billing sebagai Advertising & Marketing Fund serta 5% Net Invoiced Billing sebagai Advertising & Marketing Commitment . Selain itu, Perusahaan juga berkewajiban untuk membayar masing-masing 12% dari Net Invoiced Billings sebagai Supply Fee dan Distribution Fee . Perusahaan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang perjanjian lisensi ini.
d.
Pada tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang “Marvel Heroes” dengan Marvel Characters, Inc. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2008. Atas penggunaan merek dagang tersebut, Perusahaan membayar imbalan awal sebesar US$ 30.000 yang dicicil selama 4 kali hingga tanggal 1 Oktober 2007. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 12% dari penjualan bersih yang dibayar kwartalan. Perjanjian lisensi ini telah berakhir pada tanggal 1 April 2009. Perusahaan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang perjanjian lisensi ini.
e.
Pada tanggal 13 Maret 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang “Strawberry Shortcake” dengan Those Characters From Cleveland, Inc. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 13 Maret 2007 sampai 31 Mei 2009. Atas penggunaan merek dagang tersebut, Perusahaan membayar imbalan awal sebesar US$ 32.000 yang dicicil selama 4 kali hingga tanggal 1 Pebruari 2008. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 10% dari penjualan bersih yang dibayar kwartalan.
57
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
33. PERJANJIAN PENTING DAN PERIKATAN (Lanjutan) Berdasarkan Amendemen perjanjian tanggal 10 Juli 2009, jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2011; dan Perusahaan membayar imbalan awal sebesar US$ 34.000 yang dicicil selama 5 kali sampai dengan tanggal 1 Nopember 2010. Selanjutnya, Perusahaan juga harus membayar Common Marketing Fund sebesar US$ 3.400 yang dicicil selama 5 kali secara kwartalan, dan royalti sebesar 1% dari penjualan bersih. f.
Pada tanggal 1 Maret 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang ”Scooby Doo” dengan Warner Bros. Consumer Products Inc. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Maret 2004 sampai 31 Agustus 2005 dan telah dilakukan perpanjangan kembali yang berakhir pada tanggal 30 Nopember 2009. Atas penggunaan merek dagang tersebut, Perusahaan membayar royalti sebesar 10% dari faktur yang dibuka. Pada tahun 2009, Perusahaan tidak melakukan perpanjangan atas perjanjian ini.
g.
Pada tanggal 16 Maret 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang ”Disney’s Princess” dengan PT Fun Character International. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 16 Maret 2004 sampai 31 Juli 2006 dan telah dilakukan perpanjangan kembali yang berakhir pada tanggal 30 Nopember 2008. Atas penggunaan merek dagang tersebut, perusahaan membayar : (i) Periode I, 1 Agustus 2006 sampai 30 September 2007, imbalan royalti yang sebesar Sin$ 25.000 yang dibayar pada saat penandatanganan perjanjian dan sebesar Sin$ 45.000 yang masing-masing dibayar pada tanggal 1 Desember 2006, 1 April 2007 dan 1 Agustus 2007. (ii) Periode II, 1 Oktober 2007 sampai 30 Nopember 2008, imbalan royalti sebesar Sin$ 44.000 yang masing-masing dibayar pada tanggal 1 Oktober 2007, 1 Februari 2008 dan 1 Juni 2008 serta sebesar Sin$ 43.000 yang dibayar pada tanggal 1 Oktober 2008. Pada tanggal 1 Desember 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang “Disney’s Princesses” dengan Fun Character International PTE., Ltd. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Desember 2008 sampai 31 Desember 2010. Atas penggunaan merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar jaminan sebesar Sin $ 252.000 yang dicicil selama dua tahun hingga tanggal 1 September 2010. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 15% − 20% dari Net Invoiced Billing . Pada tahun 2010, Perusahaan tidak melakukan perpanjangan atas perjanjian ini.
h.
Pada tanggal 11 Desember 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang "Mr Men and Little Miss Classc Style Guide" dan "Mr Men and Little Miss Kids Style Guide". Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Januari 2010 sampai 31 Maret 2012. Atas penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar US$ 20.000 sebagai uang muka, US$ 2.000 sebagai kontribusi marketing fund . Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 10% dari Penjualan bersih.
58
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
33. PERJANJIAN PENTING DAN PERIKATAN (Lanjutan) i.
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang Sanrio dengan karakter "Hello Kitty" untuk ukuran anak-anak dan remaja. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Januari 2010 sampai 31 Maret 2012. Atas penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar US$ 10.000 sebagai jaminan. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 6,5% dari harga retail.
j.
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang "Upin dan Ipin". Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 21 April 2010 sampai 20 April 2012. Atas penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar biaya lisensi sebesar RM 10.000 untuk 2 (dua) tahun dan 50% dibayarkan pada saat penandatanganan dan sisanya dibayar pada tanggal 21 April 2011. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 5% dari harga distributor dan dibayarkan 50% dari proyeksi penjualan selama 9 (sembilan) bulan pertama atau sebesar Rp. 60.000.000.
k.
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang "Transformers : The 3rd Movie". Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Oktober 2010 sampai 31 Desember 2012. Atas penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar US$ 62.000 sebagai uang muka. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 15% dari penjualan bersih.
34. STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan tetapi belum efektif pada tanggal 31 Desember 2010, dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan ini, yaitu sebagai berikut : a. Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 : • PSAK No. 1 (Revisi 2009), "Penyajian Laporan Keuangan". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 1 (Revisi 1998), "Penyajian Laporan Keuangan". • PSAK No. 2 (Revisi 2009), "Laporan Arus Kas". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 2 (1994), "Laporan Arus Kas". • PSAK No. 4 (Revisi 2009), "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 4 (1994), "Laporan Keuangan Konsolidasi". • PSAK No. 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen". • PSAK No. 7 (Revisi 2010), "Pihak-pihak Berelasi". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 7 (1994), "Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa".
59
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
34. STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF (Lanjutan) • PSAK No. 12 (Revisi 2009), "Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 12 (Revisi 1994), "Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset". • PSAK No. 15 (Revisi 2009), "Investasi pada Entitas Asosiasi". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 15 (1994), "Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi" dan PSAK No. 40 (1997), "Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi". • PSAK No. 19 (Revisi 2010), "Aset Tidak Berwujud". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 19 (2000), "Aset Tidak Berwujud". • PSAK No. 22 (Revisi 2010), "Kombinasi Bisnis". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 22 (1994), "Akuntansi Penggabungan Usaha". • PSAK No. 23 (Revisi 2010), "Pendapatan". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 23 (1994), "Pendapatan". • PSAK No. 25 (Revisi 2009), "Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 25 (1994), "Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi". • PSAK No. 48 (Revisi 2009), "Penurunan Nilai Aset". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 48 (1998), "Penurunan Nilai Aset". • PSAK No. 57 (Revisi 2009), "Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 57 (2000), "Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi". • PSAK No. 58 (Revisi 2009), "Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 58 (2003), "Operasi dalam Penghentian". • Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 7, "Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 4 (Revisi 2009), "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri". • ISAK No. 9, "Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 16 (Revisi 2007), "Aset Tetap" dan PSAK No. 57 (Revisi 2009), "Provisi, Liabilitias Kontinjensi dan Aset Kontinjensi". • ISAK No. 10, "Program Loyalitas Pelanggan". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 23 (Revisi 2010), "Pendapatan".
60
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
34. STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF (Lanjutan) • ISAK No. 11, "Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 58 (Revisi 2009), "Aset Tidak Lancar yang Tersedia untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan". • ISAK No. 12, "Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 12 (Revisi 2009), "Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama". • ISAK No.14, "Aset Tidak Berwujud - Biaya Situs Web". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 19 (Revisi 2010), " Aset Tidak Berwujud". b. Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 : • PSAK No. 10 (Revisi 2010), "Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing". Standar ini akan menggantikan PSAK No. 10 (1994), "Transaksi dalam Mata Uang Asing", PSAK No. 11 (1994), "Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing", dan PSAK No. 52 (1998), "Mata Uang Pelaporan". • ISAK No. 13, "Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri". Standar ini akan diadopsi sebagai pelengkap atas PSAK No. 10 (Revisi 2010), "Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran". Perusahaan dan Anak Perusahaan belum dapat menentukan dampak dari penerapan PSAK revisi ini dan PPSAK tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasi.
35. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING 2010 Mata uang Asing Aset Kas dan setara kas Piutang usaha kepada pihak ketiga
US$ EURO US$
2009 Ekuivalen Rupiah
Mata uang Asing
Ekuivalen Rupiah
98.379,69 453,76
884.531.799 5.425.067
719.452,30 459,50
6.762.851.656 6.207.731
5.549.072,31
49.891.709.096
4.982.750,95
46.837.858.913
50.781.665.962
Jumlah aset
61
53.606.918.300
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009
35. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan) 2010
2009 Ekuivalen Rupiah
Mata uang Asing Kewajiban Pinjaman bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga
Mata uang Asing
Ekuivalen Rupiah
US$
15.348.298,92
137.996.555.590
15.127.778,64
142.201.119.216
US$
1.675.581,09
15.065.149.560
1.241.623,04
11.671.256.539
Jumlah kewajiban Jumlah kewajiban - bersih
153.061.705.150
153.872.375.755
(102.280.039.188)
(100.265.457.455)
36. PENYAJIAN DAN PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2011.
62