PT GRAND KARTECH LAPORAN KEUANGAN Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT GRAND KARTECH
DAFTAR ISI
Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Posisi Keuangan
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif
3
Laporan Perubahan Ekuitas
4
Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan
5-6 7 - 47
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Laporan No. : Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT GRAND KARTECH
Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT Grand Kartech tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan posisi keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT Grand Kartech tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun – tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Sebagaimana diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan No. 2, Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang direvisi berlaku efektif 1 Januari 2012 dan diaplikasikan baik secara prospektif atau retrospektif
HENDRAWINATA EDDY & SIDDHARTA
Sugito Wibowo AP.0128 15 Maret 2013
PT GRAND KARTECH LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2012
2011
ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak ketiga Piutang lain-lain : Pihak ketiga Pihak Berelasi Persediaan Pembayaran dimuka Pajak dibayar dimuka Uang jaminan
3e,3f,3l,5,29 3e,3g,29 3l,6 3e,29 3g 3d,27 3h,7 3i,3l,8 3o,9a
Jumlah aset lancar
6.796.956.931
17.185.875.397
46.845.727.842
33.597.587.646
453.133.417 554.907.000 124.991.913.346 8.344.896.057 164.179.900
386.426.290 112.311.380.282 14.331.835.201 1.072.056.738 119.179.900
188.151.714.493
179.004.341.454
1.825.288.632 1.408.750.000 36.546.185.102 866.588.333
1.459.457.074 24.710.721.111 868.154.728
Aset Tidak Lancar Aset pajak tangguhan Investasi Aset tetap - bersih Aset tak berwujud
3o,4,9d 3c,10 3j,11 3k,12
Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
40.646.812.067
27.038.332.913
228.798.526.560
206.042.674.367
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 1
PT GRAND KARTECH LAPORAN POSISI KEUANGAN - Lanjutan 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang bank Utang usaha: Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain: Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka penjualan Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Utang jangka panjang bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Bank
3e,3l,13,29 3l,29 3l,14 3d,27 3e,29 3l,15 3d,27 16 3e,17,29 3o,9b
64.146.431.741
29.672.568.905
29.544.448.414 17.429.368.352
41.955.851.430 12.111.670.316
4.196.689.715 1.408.750.000 41.679.276.092 199.497.742 6.882.093.409
5.334.237.539 71.263.880.374 26.252.711 1.014.169.396
3e,3l,13
4.522.314.203
720.789.196
170.008.869.668
162.099.419.867
17.708.474.994 4.930.022.083
21.000.000.000 3.658.057.235
-
3.000.000.000
22.638.497.077
28.378.846.431
19.200.000.000 16.951.159.815
6.000.000.000 10.285.197.265
36.151.159.815
16.285.197.265
228.798.526.560
206.042.674.367
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bank Liabilitas imbalan kerja Utang lain-lain Pihak berelasi
3e,3l,13 3m,4,18 3e,29 3d,27
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas Modal saham - nilai nominal @ Rp 1.000.000 Modal dasar - 76.800 saham (31 Desember 2011: 6.000 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh 19.200 saham (31 Desember 2011: 6.000 saham) Saldo laba
19
Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 2
PT GRAND KARTECH LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun-Tahun Yang Berakhir PadaTanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2012
2011
Penjualan bersih
3n,20
243.801.725.779
128.540.485.233
Beban pokok penjualan
3n,21
175.142.772.197
94.781.199.699
68.658.953.582
33.759.285.534
(20.262.942.010) (18.155.378.569) 54.972.569 (7.353.771.080) (672.908.988) (1.055.285.762)
(13.908.712.434) (14.463.193.839) 64.503.492 (3.463.427.334) 1.527.988.417 (166.995.441)
21.213.639.742
3.349.448.395
Laba kotor Beban penjualan Umum dan administrasi Pendapatan keuangan Beban keuangan Laba (rugi) selisih kurs Lain-lain bersih
3n,23 3n,24 3n,25 3n,26 3n,3l 3n
Laba sebelum manfaat (beban) pajak 3o,4 9c 9d
Manfaat (beban) pajak : Kini Tangguhan
(6.913.508.750) 365.831.558
LABA TAHUN BERJALAN BERSIH
1.538.828.694
14.665.962.550
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
(2.272.071.000) 461.451.299
-
-
JUMLAH BERSIH KOMPREHENSIF
14.665.962.550
1.538.828.694
LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
14.665.962.550
1.538.828.694
LABA BERSIH KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
14.665.962.550
1.538.828.694
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 3
PT GRAND KARTECH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun-Tahun Yang Berakhir PadaTanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Modal Saham Saldo per 1 Januari 2011
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
6.000.000.000
8.746.368.571
14.746.368.571
-
1.538.828.694
1.538.828.694
6.000.000.000
10.285.197.265
16.285.197.265
13.200.000.000
-
13.200.000.000
Pembagian dividen
-
(8.000.000.000)
(8.000.000.000)
Laba komprehensif bersih
-
14.665.962.550
14.665.962.550
19.200.000.000
16.951.159.815
36.151.159.815
Laba komprehensif bersih Saldo per 31 Desember 2011 Tambahan modal disetor
Saldo per 31 Desember 2012
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 4
PT GRAND KARTECH LAPORAN ARUS KAS Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2012
2011
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba sebelum manfaat (beban) pajak
21.213.639.742
3.349.448.395
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak menjadi kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi : Penyusutan Pembagian dividen Penyisihan uang jasa karyawan
3.904.863.515 (8.000.000.000) 1.271.964.848
1.450.827.759 1.902.037.583
(13.248.140.196) (621.614.127) (12.680.533.064) 5.986.939.144 1.072.056.738 (45.000.000) (12.266.931.025) 5.444.428.221 (29.584.604.282) 173.245.031 5.867.924.013 1.566.395
(12.887.012.287) (143.487.913) (76.625.182.690) (11.607.739.868) (1.033.202.861) (119.179.900) 38.878.732.332 (2.242.634.757) 52.025.751.825 (53) (1.101.415.141) 355.791.029
(31.510.195.047)
(7.797.266.547)
(6.913.508.750)
(2.272.071.000)
(38.423.703.797)
(10.069.337.547)
Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi : Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Pembayaran dimuka Pajak dibayar dimuka Uang jaminan Utang usaha Utang lain-lain Uang muka penjualan Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Aset tak berwujud
12
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Pajak Penghasilan
9c
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas Operasi
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
5
PT GRAND KARTECH LAPORAN ARUS KAS - Lanjutan Tahun-Tahun Yang Berakhir PadaTanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2012
2011
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Pembelian aset tetap
(15.740.327.506)
(15.813.869.686)
(15.740.327.506)
(15.813.869.686)
13 19 10
34.983.862.837 13.200.000.000 (1.408.750.000)
31.035.284.479 -
27
(3.000.000.000)
3.000.000.000
11
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan (pembayaran) utang bank Tambahan modal ditempatkan dan disetor Penambahan investasi Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) pihak berelasi Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
43.775.112.837
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
(10.388.918.466)
8.152.077.246
34.035.284.479
Kas dan Setara Kas - Awal tahun
5
17.185.875.397
9.033.798.151
Kas dan Setara Kas - Akhir Tahun
5
6.796.956.931
17.185.875.397
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 6
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir PadaTanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 1.
UMUM PT Grand Kartech (Perusahaan), didirikan berdasarkan Akta Notaris Albertus Sutjipto Budihardjoputra, S.H. No. 53, tanggal 18 Agustus 1990. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. C.2-3800.HT.01.01.TH.91 tanggal 9 Agustus 1991. Dan anggaran dasarnya telah diumumkan dalam tambahan No. 3566 dari Berita Negara RI tanggal 11 Oktober 1991 No. 82. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir berdasarkan akta No. 39 tanggal 17 Desember 2012 oleh Notaris Fathiah Helmi, S.H.di Jakarta mengenai pembagian dividen, peningkatan modal dasar, dan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-65694.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 21 Desembeer 2012. Perusahaan berkedudukan di Jl. Rawa Bali II No. 7, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta. Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan, jasa dan industri. Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan adalah : a. Impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal, selanjutnya bertindak sebagai perwakilan, leveransir, agen, grosir, supplier, dan distributor dari badan-badan dan perusahaanperusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. b. Jasa pemborong dalam bidang mekanikal, sipil, listrik di bidang komunikasi, jasa konsultasi di bidang mekanikal maupun sipil, jasa konstruksi, meliputi perpipaan konstruksi baja di bidang mekanikal maupun sipil, kelistrikan, instrumentasi baik untuk industri, gedung/bangunan maupun sarana infrastruktur lainnya, sampai siap untuk dilaksanakan (rancang bangun), termasuk pengadaan material, alat-alat dan barang yang dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi. c. Industri perakitan, pembuatan, perbaikan barang-barang elektrik, elektronik maupun mekanik Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Notaris Achmad Bajumi, S.H. No. 58 pada tanggal 21 Juni 2005, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : - Komisaris Utama - Komisaris - Direktur
2.
: Tn. Hadi Sutardja : Ny. Stella Respati Sutardja : Tn. Kenneth Sutardja, MSc.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.
7
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 2.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (ISAK) – Lanjutan a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan - Lanjutan SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: • PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK No.10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”. • PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”, yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 2007), “Properti Investasi”. • PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” dan PSAK No. 47 (1998), “Akuntansi Tanah”. • PSAK No.18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” yang menggantikan PSAK No. 18, “Akuntansi Dana Pensiun”. • PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. • PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman” yang menggantikan PSAK No. 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”. • PSAK No. 28 (Revisi 2010), “Akunta nsi Asuransi Kerugian” yang menggantikan PSAK No. 28 (Revisi 1996), “Akuntansi Asuransi Kerugian”. • PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. • PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Akuntansi Pertambangan Umum” yang menggantikan PSAK No. 33, “Akuntansi Pertambangan Umum”. • PSAK No. 34 (Revisi 2010), “Kontrak Konstruksi” yang menggantikan PSAK No. 34, “Akuntansi Kontrak Konstruksi”. • PSAK No. 36 (Revisi 2010), “Akuntansi Asuransi Jiwa” yang mengubah PSAK No. 36, “Akuntansi Asuransi Jiwa”. • PSAK No. 45 (Revisi 2011), “Organisasi Nirlaba” yang menggantikan PSAK No. 45, “Organisasi nirlaba”. • PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” yang menggantikan PSAK No. 46 (Revisi 2004), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. • PSAK No. 50 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. • PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham” yang menggantikan PSAK No. 53 (Revisi 1998), “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham”. • PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. • PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, yang menggantikan PSAK No. 56, “Laba per Saham”. • PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. • PSAK No. 61, “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”.
8
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 2.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (ISAK) – Lanjutan a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan - Lanjutan • PSAK No. 62, “Kontrak Asuransi”. • PSAK No. 63, “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”. • PSAK No. 64, “Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral” yang menggantikan PSAK No. 29, “Akuntansi Untuk Minyak dan Gas Bumi”. • ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”. • ISAK No. 15, “PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya”. • ISAK No. 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”. • ISAK No. 18, “Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”. • ISAK No. 19, “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi”. • ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan: Perubahan Dalam Status atau Para Pemegang Sahamnya”. • ISAK No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa – Pengungkapan”. • ISAK No. 23, “Sewa Operasi – Insentif”. • ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”. • ISAK No. 25, “Hak Atas Tanah”. • ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. b. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut efektif 1 Januari 2012: • PPSAK No. 7, “Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate”. • PPSAK No.8, “Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian”. • PPSAK No.9, “Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual”. c. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013: • PSAK No. 38 (Revisi 2011), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang menggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. • ISAK No. 21 (2010), “Perjanjian Konstruksi Real Estat”. d. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut namun efektif 1 Januari 2013: • PPSAK No. 10, “Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi”. Beberapa dari SAK dan ISAK yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Perusahaan telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi. Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Perusahaan atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan. 9
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012, yaitu sebagai berikut: a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK dan ISAK, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, termasuk standar baru dan yang direvisi ,yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain pemisahan antara ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali (KNP) pada bagian ekuitas. PSAK revisi ini juga memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, laporan laba rugi komprehensif, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi dalam masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya maka entitas menyajikan kembali laporan keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan. c. Penyertaan Saham dan Investasi pada Entitas Asosiasi
Penyertaan saham pada entitas dimana Entitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. (Lihat catatan 3d). 10
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING – Lanjutan c. Penyertaan Saham dan Investasi pada Entitas Asosiasi – Lanjutan Entitas menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009),“Investasi pada Entitas Asosiasi”. Entitas Asosiasi adalah suatu entitas dimana Entitas mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Entitas mempunyai pengaruh signifikan jika kepemilikan hak suara antara 20% dan 50%. Investasi entitas pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.Investasi pada Entitas Asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan (termasuk goodwill teridentifikasi pada saat perolehan) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan entitas atas aset bersih Entitas Asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Dalam hal ini, entitas menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam Entitas Asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif. Bagian entitas atas kerugian Entitas Asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika entitas mempunyai liabilitas konstruktif atau hukum untuk melakukan pembayaran liabilitas Entitas Asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut. Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian entitas atas hasil operasi dari Entitas Asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari Entitas Asosiasi, Entitas mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Entitas dengan Entitas Asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Entitas dalam Entitas Asosiasi. Laporan keuangan Entitas Asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Entitas. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang menggantikan PSAK No. 7 (Revisi 1999), “Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan dan laporan keuangan tersendiri entitas induk dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Perubahan ini juga memperkenalkan pengecualian dari persyaratan umum pengungkapan pihak berelasi atas transaksi dengan pemerintah dan entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (entitas berelasi dengan pemerintah).
11
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi - Lanjutan Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b. Suatu entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Entitas yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, berikutnya terkait dengan entitas lain). (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Entitas, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan paska kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas lain yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasikan dalam huruf a. (vii) orang yang didentifikasikan dalam huruf a (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi sebagaimana yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
12
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "InstrumenKeuangan: Penyajian dan Pengungkapan "; PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”; dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK tersebut dilakukan secara prospektif. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” dan ISAK No. 26 , “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. PSAK No.50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan di dalam laporan keuangan yang ada dalam revisi sebelumnya PSAK No. 50 (Revisi 2006) dengan beberapa tambahan pengaturan mengenai instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), instrumen atau komponen instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepada suatu entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset neto kepada entitas secara pro rata hanya pada saat likuidasi dan reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable financial instrument) dan instrument suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian pro rata aset neto hanya pada saat likuidasi. Sedangkan untuk pengungkapan dimasukkan dalam PSAK No. 60. PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualian untuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrak pembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan membolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajar dan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalan pengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan atas pengungkapan risiko likuiditas. Penerapan standar baru dan revisi tersebut berdampak pada pengungkapan, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. 13
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Aset Keuangan Pengakuan Awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Entitas menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: • Aset Keuangan yang Dinilai pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika aset keuangan diperoleh untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok ini. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok tersebut disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif termasuk dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi pada saat penjualan atau pelepasan lain. • Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Entitas mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo.
14
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Aset Keuangan - Lanjutan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan Setelah pengukuran awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE). Metode ini menggunakan SBE untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. • Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan dalam kelompok ini diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan SBE. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. • Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain, dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau sampai diturunkan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui kelaporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi.
15
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Liabilitas Keuangan Pengakuan Awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (utang lain-lain dan derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai efektif, mana yang sesuai). Entitas menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar dan dalam hal liabilitas keuangan tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Pengukuran Setelah Pengakuan Awal • Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai derivatif liabilitas instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok ini disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. • Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi Setelah pengakuan awal, selanjutnya liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
16
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan • Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi – Lanjutan Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, mengacu pada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lain. Penyesuaian Risiko Kredit Entitas menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit (counter party) antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Entitas terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.
17
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Penurunan Nilai Aset dan Keuangan – Lanjutan Entitas pada setiap akhir periode pelaporan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan. • Aset Keuangan Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Entitas menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif secara individual atas penurunan nilai. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat SBE awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan dimasa depan yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Entitas. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. • Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Entitas telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Entitas telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Entitas secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. 18
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan - Lanjutan Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Instrumen Derivatif Instrumen keuangan derivatif pada awalnya diakui berdasarkan harga wajar pada tanggal kontrak derivatif itu dimulai dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya. Metode untuk mengakui adanya keuntungan atau kerugian yang terjadi tergantung apakah derivatif itu ditujukan untuk instrumen derivatif, dan sifat dari objek yang dilindungi nilainya. Entitas mengelompokkan tujuan dari derivatif sebagai (1) suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau liabilitas yang telah diakui atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, liabilitas atau komitmen pasti tersebut, yang diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai atas nilai wajar); atau (2) suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau liabilitas yang telah diakui atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan (ii) dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai arus kas). Pada saat terjadinya transaksi, Entitas mendokumentasi hubungan antara instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Entitas juga mendokumentasikan penilaiannya, pada saat terjadinya dan secara berkesinambungan, apakah derivatif yang digunakan untuk transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam rangka saling menghapuskan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai. Nilai penuh dari derivatif lindung nilai dikelompokan sebagai aset atau liabilitas tidak lancar apabila jatuh tempo item yang dilindung nilai tersebut melebihi 12 (dua belas) bulan dan sebagai aset atau liabilitas lancar apabila jatuh tempo item lindung nilai tersebut kurang dari 12 (dua belas) bulan.
19
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Instrumen derivatif - Lanjutan (i) lindung nilai atas nilai wajar Perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai atas nilai wajar, dicatat didalam laporan laba-rugi komprehensif , bersamaan dengan perubahan yang terjadi pada nilai wajar aset atau liabilitas yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada resiko yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai atas nilai wajar diakui di dalam laporan laba-rugi komprehensif, di baris yang sama dengan perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui di dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain -bersih”. (ii) lindung nilai arus kas Bagian efektif dari perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai arus kas, diakui dalam bagian ekuitas, didalam akun “Cadangan Nilai Wajar”. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui segera di dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”. Jumlah yang di akumulasikan di ekuitas di reklasifikasi ke laporan laba-rugi komprehensif pada saat item yang dilindung nilai mempengaruhi laba atau rugi. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai arus kas diakui di dalam laporan laba-rugi, di baris yang sama dengan item yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui didalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”. Akan tetapi, ketika prakiraan transaksi yang dilindungi nilai menimbulkan aset nonkeuangan, keuntungan dan kerugian yang sebelumnya ditangguhkan di ekuitas akan dialihkan dari ekuitas dan dimasukan di dalam pengukuran awal harga perolehan aset tersebut. Ketika instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual, atau ketika lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang ada di ekuitas saat itu tetap berada di bagian ekuitas dan akan diakui pada saat prakiraan transaksi yang pada akhirnya diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif. Apabila prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi, keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah dicatat di bagian ekuitas segera dialihkan ke dalam laporan labarugi komprehensif, dalam akun “keuntungan / (kerugian) lain-lain-bersih”. Perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif apapun yang tidak ditujukan atau tidak dikualifikasikan sebagai akuntansi lindung nilai diakui segera dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih”.
20
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Reklasifikasi Instrumen Keuangan Entitas tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: i. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; ii. terjadi setelah Entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pelunasan dipercepat; atau iii. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Entitas. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif. f. Kas dan Setara Kas Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan Entitas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. g. Piutang Usaha Perusahaan menerapkan penyisihan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung dari piutang yang tidak tertagih yang diperoleh dari data umur piutang. h. Persediaan Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dan pemakaiannya menggunakan metode rata-rata (Average Method). Persediaan barang dalam proses dinilai berdasarkan pemakaian bahan baku, upah, dan biaya lainnya sesuai tahap penyelesaiannya.
21
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan i. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka di amortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. j. Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” dan PSAK No. 47 (1998), “Akuntansi Tanah”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 25 (2011), “Hak Atas Tanah”. Penerapan standar yang direvisi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Perusahaan telah memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama umur manfaat aset. Taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut: Nama Aset Tetap
Tahun
Bangunan Mesin Peralatan Inventaris kantor Instalasi telepon Kendaraan Instalasi listrik dan air conditioner
20 4-16 4 4 4 4-8 16
Pada setiap akhir tahun buku, manajemen mengkaji ulang nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak disusutkan, kecuali dapat dibuktikan bahwa tanah tersebut mempunyai umur manfaat tertentu. Beban-beban tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah atau umur ekonomis tanah (jika dapat ditentukan), mana yang lebih pendek. Beban-beban ini disajikan sebagai bagian dari “Beban Ditangguhkan” dalam kelompok aset takberwujud pada laporan posisi keuangan. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya; Biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya, dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. 22
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan j. Aset Tetap - Lanjutan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset dalam penyelesaian disajikan dalam “Aset Tetap” dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan untuk aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. k. Aset Tak Berwujud Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak berwujud” yang menggantikan PSAK No. 19 (Revisi 2000), “Aktiva Tidak Berwujud”. Aset takberwujud dapat diakui hanya apabila: i. kemungkinan besar akan diperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan ii. biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan atau jumlah yang diatribusikan ke aset tersebut saat pertama kali diakui, apabila dapat diterapkan. Perusahaan telah memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset takberwujudnya. Aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi secara sistematis selama umur manfaatnya. Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak perlu diamortisasi, namun secara tahunan wajib dilakukan perbandingan antara nilai tercatat dengan nilai yang dapat dipulihkan. Merupakan sertifikasi Boiler dari ASME (American Society of Mechanical Engineers) dan Program Komputer. Dinilai berdasarkan harga perolehan dan diamortisasi dengan metode garis lurus (Straight Line) selama empat tahun dan akumulasi rugi penurunan nilai. l. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK No. 10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata UangPelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”.
23
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan l. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing - Lanjutan Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Entitas. Standar revisi ini mengatur pengukuran dan penyajian mata uang suatu entitas di mana pengukuran mata uang harus menggunakan mata uang fungsional sementara penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional. Dalam menentukan mata uang fungsional, entitas mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: a. mata uang yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa, atau dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasanya; b. mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa; c. mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen utang dan ekuitas) dihasilkan; d. mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang fungsional dan mata uang pelaporan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat kedalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode tersebut. Laba atau rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif.
2012 USD SGD AUD EURO
2011 9.670 7.932 10.143 12.862
9.068 6.974 11.956 11.680
m. Imbalan Kerja Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 15,“PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.
24
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan m. Imbalan Kerja - Lanjutan Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan paska kerja manfaat pasti ditentukan dengan metode penilaian aktuaris “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui pada laporan laba rugi komprehensif apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau perubahan imbalan dari program yang ada diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang, setelah dikurangi retur dan potongan, diskon dagang dan rabat volume dan pajak pertambahan nilai (PPN). Kriteria pengakuan pendapatan juga harus dipenuhi yaitu pada saat barang telah dikirim kepada pelanggan atau jasa telah diserahkan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). o. Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkanPSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan” yang menggantikan PSAK No. 46 (Revisi 1997), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.
25
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan o. Pajak Penghasilan - Lanjutan Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya, diakui sebagai aset. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima dan/atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.
4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen Perusahaan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai pertimbangan, estimasi dan asumsi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat padaa set dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan dibawah ini.
26
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - Lanjutan Perusahaan mendasarkan estimasi dan asumsi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Pertimbangan, estimasi dan asumsi berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Menentukan Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada catatan 3e dan catatan 29. Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 29. Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 29.
27
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - Lanjutan Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Jumlah pemulihan atas aset tetap dan didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan. Menentukan Metode Penyusutan dan Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Properti Investasi Perusahaan mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap dan berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah minimal setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset serta perkembangan teknologi. Namun demikian, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 11 untuk aset tetap. Menentukan Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
28
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - Lanjutan Menentukan Pajak Penghasilan - Lanjutan Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks serta jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Perusahaan membuat analisis untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui. Perusahaan menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dan mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Perusahaan juga menelaah waktu yang diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan temporer dan menyesuaikan pengaruh atas pajak tangguhan yang sesuai. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 9. Estimasi Beban Pensiun dan Imbalan Kerja Penentuan liabilitas dan beban pensiun dan imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapan dalam catatan 18.
29
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 5.
KAS DAN SETARA KAS
2012
2011
Kas : Kas Jakarta Kas Surabaya Kas Karawang Kas Balikpapan
834.849.338 278.367.716 69.254.460 44.742.649
855.167.143 85.776.915 83.435.541
Bank : Rupiah Development Bank Of Singapore, Ltd., Indonesia PT Mandiri, (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. PT Bank Central Asia, Tbk. PT Bank Commonwealth, Tbk
895.698.720 125.017.730 112.624.104 13.981.205 4.694.000
78.340.428 21.535.699 12.691.959 91.817.018 4.896.000
Dolar Amerika Serikat PT Mandiri (Persero), Tbk Development Bank Of Singapore, Ltd., Indonesia PT Bank Central Asia, Tbk. PT Bank Internasional Indonesia, Tbk.
1.420.854.681 407.217.625 300.677.239 52.673.264
2.833.096.379 6.568.260.712 1.577.478.076 49.941.647
Deposito : Rupiah Development Bank Of Singapore, Ltd., Indonesia PT Bank Central Asia, Tbk.
1.295.800.000 -
1.383.200.000
Dollar Amerika Serikat Development Bank Of Singapore, Ltd., Indonesia PT Bank Central Asia, Tbk.
940.504.200 -
3.540.237.880
6.796.956.931
17.185.875.397
Jumlah
6.
PIUTANG USAHA Merupakan saldo piutang usaha sebesar Rp 47.853.768.259 dan Rp 33.597.587.646 tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
pada
Piutang usaha dijadikan sebagai agunan atas pinjaman kepada PT Bank Central Asia, Tbk, (Catatan 13). Manajemen berkeyakinan semua piutang dapat tertagih sehingga tidak terdapat penyisihan kerugian penurunan nilai. 7.
PERSEDIAAN
2012 Bahan baku Barang dalam proses Jumlah 30
2011
58.752.167.313 66.239.746.033
38.128.495.063 74.182.885.219
124.991.913.346
112.311.380.282
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 7.
PERSEDIAAN - Lanjutan Persediaan telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan risiko lainnya atas persediaan barang dan manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul atas persediaan yang dipertanggungkan. Persediaan senilai dijadikan sebagai agunan atas pinjaman kepada PT Bank Central Asia, Tbk, (Catatan 13).
8.
PEMBAYARAN DIMUKA
2012 Bahan baku Aset tetap Biaya
9.
2011
6.559.928.356 203.695.785 1.581.271.916
11.064.359.031 140.592.940 3.126.883.230
8.344.896.057
14.331.835.201
PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Dimuka
2012 -
Pajak Pertambahan Nilai
2011 1.072.056.738
b. Utang Pajak
2012
2011
Pajak penghasilan : Pasal 21 Pasal 23 & 26 Pasal 25 Pasal 29 Pasal 4 ayat 2 Pajak Pertambahan Nilai
588.088.739 116.852.634 45.758.483 4.726.125.881 819.969.991 585.297.681
416.991.270 127.722.461 10.423.662 436.570.343 22.461.660 -
Jumlah
6.882.093.409
1.014.169.396
31
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 9.
PERPAJAKAN - Lanjutan c. Perhitungan Fiskal
2012 Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Beda Tetap : Harga pokok penjualan Beban pajak Biaya marketing support Biaya Entertaiment Beban telepon Biaya iklan Biaya pemeliharaan kendaraan Perizinan Bunga pinjaman Pendapatan bunga Penyusutan (beda permanen) Beban lain-lain Beda Waktu : Beban penyusutan komersial Beban penyusutan fiskal Beban penyisihan uang jasa karyawan Realisasi pesangon
21.213.639.742
Laba Fiskal
2011 3.349.448.395
307.517.401 1.607.764.709 223.279.860 258.140.000 270.049.104 134.219.904 122.285.584 7.360.000 260.363.128 (54.972.569) 439.066.425 423.784.886
1.417.265.246 (64.503.491) 2.540.269.360
3.904.863.515 (2.735.291.081) 2.064.329.458 (792.364.610)
1.450.827.759 (1.507.060.147) 1.902.037.583 -
27.654.035.456
9.088.284.705
Taksiran Pajak Penghasilan Badan :
6.913.508.750
2.272.071.000
Jumlah taksiran pajak penghasilan badan
6.913.508.750
2.272.071.000
Kredit Pajak : Pajak Penghasilan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
813.367.894 930.917.642 443.097.333
1.112.389.977 610.579.222 112.531.458
Jumlah kredit pajak
2.187.382.869
1.835.500.657
Utang Pajak Penghasilan Pasal 29
4.726.125.881
436.570.343
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2012 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Entitas menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak.
32
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 9.
PERPAJAKAN - Lanjutan d. Pajak Tangguhan
31 Desember 2011
(Dibebankan)/ dikreditkan ke laporan laba rugi
31 Desember 2012
Penyusutan aset tetap Penyisihan manfaat karyawan
544.942.765 914.514.309
683.822.770 (317.991.212)
1.228.765.535 596.523.097
Aset pajak tangguhan - bersih
1.459.457.074
365.831.558
1.825.288.632
31 Desember 2010
(Dibebankan)/ dikreditkan ke laporan laba rugi
31 Desember 2011
Penyusutan aset tetap Penyisihan manfaat karyawan
559.000.862 439.004.913
(14.058.097) 475.509.396
544.942.765 914.514.309
Aset pajak tangguhan - bersih
998.005.775
461.451.299
1.459.457.074
10. INVESTASI Berdasarkan akta No. 31 tanggal 12 Nopember 2012 oleh Notaris Octariena Harum Wulan, SH., M.Kn di Jakarta, Entitas memiliki penyertaan saham di PT Kartech Netsu Teknik sebanyak 140.875 lembar saham (49%) dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 1.408.750.000.
2012 PT Kartech Netsu Teknik
1.408.750.000
33
2011 -
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 11. ASET TETAP
Saldo awal
Penambahan
2012 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo akhir
14.162.706.049 (14.162.706.049)
6.969.555.800 15.437.506.049 35.481.600 32.157.770 1.104.631 9.264.247.547 11.271.484.632 7.526.589.802
Biaya perolehan Tanah Bangunan Instalasi listrik Instalasi AC Instalasi telepon Kendaraan Mesin Inventaris Aset dalam penyelesaian
6.969.555.800 1.274.800.000 35.481.600 18.157.770 874.631 6.676.710.131 4.038.551.432 5.503.442.247
14.000.000 230.000 2.587.537.416 7.232.933.200 2.023.147.555
10.280.226.714
3.882.479.335
-
Jumlah
34.797.800.325
15.740.327.506
-
-
50.538.127.831
1.193.997.500 33.269.100 18.157.763 874.631 2.767.313.014 3.131.715.658 2.941.751.548
122.751.275 450.000 291.667 4.792 941.023.988 1.776.828.900 1.063.512.893
-
-
1.316.748.775 33.719.100 18.449.430 879.423 3.708.337.002 4.908.544.558 4.005.264.441
Jumlah
10.087.079.214
3.904.863.515
-
-
13.991.942.729
Nilai buku
24.710.721.111
Akumulasi penyusutan Bangunan Instalasi listrik Instalasi AC Instalasi telepon Kendaraan Mesin Inventaris
-
36.546.185.102
34
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 11. ASET TETAP - Lanjutan
2011 Saldo awal Biaya perolehan Tanah Bangunan Instalasi listrik Instalasi AC Instalasi telepon Kendaraan Mesin Inventaris Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan Bangunan Instalasi listrik Instalasi AC Instalasi telepon Kendaraan Mesin Inventaris Jumlah Nilai buku
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
6.969.555.800 1.274.800.000 35.481.600 18.157.770 874.631 4.046.525.126 3.073.078.658 3.565.457.054
2.630.185.005 965.472.774 1.937.985.193
-
6.969.555.800 1.274.800.000 35.481.600 18.157.770 874.631 6.676.710.131 4.038.551.432 5.503.442.247
18.983.930.639
10.280.226.714 15.813.869.686
-
10.280.226.714 34.797.800.325
1.130.257.500 32.819.100 18.157.763 874.631 2.254.860.380 2.979.246.468 2.220.035.613 8.636.251.455
63.740.000 450.000 512.452.634 152.469.190 721.715.935 1.450.827.759
-
1.193.997.500 33.269.100 18.157.763 874.631 2.767.313.014 3.131.715.658 2.941.751.548 10.087.079.214
10.347.679.184
24.710.721.111
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 3.904.863.515 dan Rp 1.450.827.759. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Aset tetap dilindungi dengan asuransi terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan yang memadai untuk menutupi. Sebagian bangunan dan mesin dijadikan sebagai agunan atas pinjaman kepada PT Bank Central Asia, Tbk, (Catatan 13).
35
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 12. ASET TIDAK BERWUJUD
2012 Harga perolehan Akumulasi amortisasi Jumlah
2011
3.743.528.024 (2.876.939.691)
3.213.570.524 (2.345.415.796)
866.588.333
868.154.728
13. UTANG BANK
2012
2011
Jangka Pendek : Development Bank Of Singapore, Ltd., Indonesia PT Bank Central Asia, Tbk
17.041.718.022 47.104.713.719
29.672.568.905
Jumlah
64.146.431.741
29.672.568.905
Jangka Panjang PT Bank Central Asia, Tbk
22.230.789.197
22.441.578.392
Jatuh tempo dalam satu tahun PT Bank Central Asia, Tbk
(4.522.314.203)
(720.789.196)
Jumlah pinjaman jangka panjang setelah dikurangi jatuh tempo dalam satu tahun
17.708.474.994
21.720.789.196
PT Bank Central Asia, Tbk Pinjaman kepada PT Bank Central Asia, Tbk terdiri dari : a) Fasilitas Kredit sebesar Rp 2.500.000.000 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 6,9% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 5 Desember 2012. b) Fasilitas Kredit Lokal sebesar Rp 10.000.000.000 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 10,25% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 19 september 2013. c) Fasilitas Time Loan Revolving I sebesar Rp 35.500.000.000 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 10% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 19 september 2013. d) Fasilitas Time Loan Revolving II sebesar USD 200.000 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 7% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 19 september 2013. e) Fasilitas Kredit Investasi I sebesar USD 106.615,20 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 6% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 15 Desember 2013. f) Fasilitas Kredit Investasi II sebesar Rp 10.000.000.000 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 10% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 13 Juni 2018. g) Fasilitas Kredit Investasi III sebesar Rp 8.000.000.000 dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 10% p.a.. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 13 Juni 2018. h) Fasilitas Kredit Investasi IV sebesar Rp 5.010.000.000 (outstanding sebesar Rp 3.000.000.000) dengan suku bunga atas pinjaman ini sebesar 10% p.a. Jangka waktu pinjaman ini sampai dengan 13 Juni 2018. 36
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 13. UTANG BANK - Lanjutan PT Bank Central Asia, Tbk - Lanjutan Agunan atas pinjaman kepada PT Bank Central Asia, Tbk adalah sebagai berikut: a) Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 48/Jatinegara, Jakarta Timur, terdaftar atas nama PT Prima Jabar Steel (pihak hubungan istimewa). b) Mesin dan peralatan atas nama PT Prima Jabar Steel (pihak hubungan istimewa). c) Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 142/Rawaterate, Jakarta Timur, terdaftar atas nama Perusahaan. d) Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 00161/Kutanegara, Karawang, terdaftar atas nama Perusahaan. e) Mesin dan peralatan atas nama Perusahaan (Catatan 11). f) Piutang dagang senilai Rp 7.500.000.000 (Catatan 6). g) Persediaan barang senilai Rp 10.000.000.000 (Catatan 7). h) Personal Guarantee atas nama Kenneth Sutardja (pemegang saham). Development Bank of Singapore, Ltd., Indonesia Berdasarkan Akta No. 30 tanggal 13 Juli 2012 dihadapan Notaris Veronica Nataadmadja SH., M Corp Admin, M Com ( Business Law) perusahan mendapat fasilitas perbankan dengan jangka waktu satu tahun sebagai berikut : a) Uncomitted short term credit facility maksimum sebesar USD 4.000.000 dalam bentuk : - Letter of credit - Uncommitted account receivables - Uncommitted trust receipt facility - Bank guarantee facility - Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) b) Uncommitted short term credit facility maksimum sebesar USD 69.300 dalam bentuk : - Letter of credit c) Uncommitted short term credit facility maksimum sebesar USD 69.300 dalam bentuk : - Letter of credit - Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) - Uncommitted trust receipt facility - Uncommitted account payables - Uncommitted revolving credit facility - Bank guarantee facility - Uncommitted export bill letter of credit Agunan atas pinjaman kepada Development Bank of Singapore, Ltd., Indonesia adalah sebagai berikut: a) Sebidang tanah dan bangunan dalam Sertifikat Hak Milik (SHM) nomor 1876/Jemur Wonosari, seluas 77M2, yang terletak di Jalan Jemursari No.15A, Kelurahan Jemur Wonosari,Kecamatan Wonosolo, Kotamadya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. b) Deposito milik PT Prima Jabar Steel. c) Deposito milik PT Grand Kartech. d) Persediaan dan persediaan barang atas nama PT Grand Kartech. e) Tagihan/piutang milik PT Grand Kartech. f) Jaminan pribadi yang diberikan tuan Kenneth Sutardja. 37
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 14. UTANG USAHA
2012 Lokal Impor
24.208.755.367 5.335.693.047 29.544.448.414
Jumlah
2011 20.786.054.650 21.169.796.780 41.955.851.430
15. UTANG LAIN-LAIN Merupakan saldo utang lain-lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing - masing sebesar Rp 4.196.689.715 dan Rp 5.334.237.539.
16. UANG MUKA PENJUALAN Merupakan saldo uang muka penjualan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing - masing sebesar Rp 41.679.276.092 dan Rp 71.263.880.374.
17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
2012 Beban bunga pinjaman pemegang Saham Asuransi kesehatan
199.497.742 -
Jumlah
199.497.742
2011 26.252.711 26.252.711
18. LIABILITAS IMBALAN KERJA Merupakan saldo cadangan penyisihan uang jasa karyawan sebesar Rp 3.658.057.235 - untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Utang uang jasa karyawan didasarkan pada penilaian perusahaan aktuaris independen PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera yang laporannya tertanggal 31 Desember 2011 dengan nomor laporan 0520/III/KPMS/2012/DRF. Metode yang digunakan adalah Projected Unit Credit dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut : Tingkat diskonto : 8% per tahun Tingkat kenaikan gaji : 9% per tahun Umur pension : 55 tahun Beban penyisihan uang jasa karyawan yang dibebankan di tahun 2011 adalah 2.247.823.919 (dibebankan pada beban administrasi dan umum catatan no. 25).
38
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 18. LIABILITAS IMBALAN KERJA – Lanjutan Perusahaan telah mencatat cadangan imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Cadangan imbalan kerja tersebut dihitung oleh aktuaria independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo akrual untuk imbalan kerja di atas berjumlah lebih kurang Rp 3.658.057.235 dan Rp 1.756.019.652 yang disajikan sebagai akun “Liabilitas tidak lancar - Liabilitas imbalan kerja” di Neraca. a. Liabilitas Imbalan Kerja
2012 Nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan Status pendanaan Biaya jasa lalu yang belum diakui Laba (rugi) aktuaria yang belum diakui Liabilitas imbalan kerja
2011
13.697.826.918 13.697.826.918 (82.550.429) (8.685.254.406)
10.107.938.678 10.107.938.678 (87.483.999) (6.362.397.444)
4.930.022.083
3.658.057.235
b. Beban Imbalan Kerja
2012
2011
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Amortisasi rugi (laba) aktuaria
1.193.299.555 606.476.321 4.933.570 259.620.012
873.995.722 683.895.377 4.933.570 339.212.914
Sub jumlah rugi (laba) Beban pemutusan pada tahun berjalan
2.064.329.458 -
1.902.037.583 345.786.336
Rugi (laba) imbalan karyawan
2.064.329.458
2.247.823.919
c. Perubahan liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut :
2012
2011
Saldo awal Beban imbalan pada tahun berjalan Pembayaran imbalan pasca kerja pada tahun berjalan Beban pemutusan pada tahun berjalan
3.658.057.235 2.064.329.458
1.756.019.652 2.247.823.919
(792.364.610) -
(345.786.336)
Jumlah
4.930.022.083
3.658.057.235
39
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 19. MODAL SAHAM Berdasarkan akta No. 39 tanggal 17 Desember 2012 oleh Notaris Fathiah Helmi, S.H.di Jakarta, pada tanggal 31 Desember 2012 terdapat peningkatan modal dasar Entitas sebesar Rp 76.800.000.000 terbagi atas 76.800 lembar saham, dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham dan ada pembagian dividen saham yang berasal dari kapitalisasi saham sebesar Rp 8.000.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2012 modal ditempatkan Entitas sebesar Rp 19.200.000.000 terbagi atas 19.200 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham. Susunan pemegang saham Entitas pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham Hadi Sutardja Stella Respati Sutardja Kenneth Sutardja, Msc. Jumlah
2012 Persentase Kepemilikan
Jumlah Saham
Jumlah (Rp)
37,50% 37,50% 25,00%
7.200 7.200 4.800
7.200.000.000 7.200.000.000 4.800.000.000
100,00%
19.200
19.200.000.000
Susunan pemegang saham Entitas pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
2011 Persentase Kepemilikan
Jumlah Saham
Jumlah (Rp)
Hadi Sutardja Stella Respati Sutardja Kenneth Sutardja, Msc.
37,50% 37,50% 25%
2.250 2.250 1.500
2.250.000.000 2.250.000.000 1.500.000.000
Jumlah
100,00%
6.000
6.000.000.000
20. PENJUALAN
2012
2011
Penjualan Klaim penjualan
243.841.925.779 (40.200.000)
128.542.021.553 (1.536.320)
Jumlah
243.801.725.779
128.540.485.233
40
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 21. BEBAN POKOK PENJUALAN
2012
2011
Persediaan bahan baku awal Pembelian bahan baku
38.128.495.063 108.553.179.351
21.583.887.211 118.023.688.076
Bahan baku yang tersedia untuk digunakan Persediaan bahan baku akhir
146.681.674.414 (58.752.167.313)
139.607.575.287 (38.128.495.063)
87.929.507.101 16.416.368.924 62.853.756.986
101.479.080.224 7.699.009.142 45.683.685.171
Jumlah biaya produksi Barang dalam proses awal Barang dalam proses akhir
167.199.633.011 74.182.885.219 (66.239.746.033)
154.861.774.537 14.102.310.381 (74.182.885.219)
Jumlah
175.142.772.197
94.781.199.699
Jumlah pemakaian bahan baku Upah langsung Biaya pabrikasi (Catatan 22)
22. BIAYA PABRIKASI
2012 Biaya pengerjaan diluar Biaya gaji dan pesangon Biaya proyek Penyusutan Ongkos kirim Listrik dan air Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan mesin Biaya asuransi (barang dalam perjalanan) Pesangon Jamsostek karyawan
37.669.236.239 14.424.038.164 5.194.860.050 2.663.682.341 1.218.242.343 923.148.741 356.530.829 350.964.687 28.041.092 25.012.500 -
Jumlah
62.853.756.986
41
2011 26.600.453.048 10.351.810.446 5.674.397.274 709.572.225 1.329.719.625 449.714.777 261.918.894 214.145.435 74.239.696 13.800.067 3.913.684 45.683.685.171
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 23. BEBAN PENJUALAN
2012 Komisi Gaji Perjalanan dinas Biaya sewa Jamuan Iklan Marketing support Biaya perbaikan dan pemeliharaan kendaraan Jumlah
2011
8.876.600.309 4.801.481.008 2.218.427.761 2.035.066.665 1.618.752.130 279.916.983 250.819.376 181.877.778
3.776.308.847 4.058.974.098 1.910.454.868 1.884.452.221 1.669.145.875 220.747.638 228.729.945 159.898.942
20.262.942.010
13.908.712.434
24. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
2012 Gaji Penyisihan imbalan kerja Pajak Audit dan konsultan Penyusutan Perjalanan dinas Provisi dan administrasi bank Amortisasi Keperluan kantor Telepon dan internet Asuransi Pemeliharaan lingkungan pabrik Perizinan Fotokopi dan cetakan Seragam dan sepatu kerja Pelatihan Umum Surat-surat kendaraan Pemeliharaan gedung Surat, materai dan benda pos Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan inventaris kantor Pajak bumi dan bangunan Software Biaya lain-lain Jumlah
42
2011
7.310.852.730 2.064.329.458 1.607.764.709 1.330.527.275 1.241.181.173 795.910.363 583.976.502 531.523.895 470.994.309 372.006.866 274.362.072 201.579.010 162.672.000 156.427.341 153.014.200 136.428.550 128.799.120 96.376.950 89.149.921 72.967.056 62.693.389 60.218.941 56.799.839 49.815.277 145.007.623
5.813.511.061 2.247.823.919 1.417.265.246 545.027.801 741.255.534 395.948.371 538.457.495 578.634.238 375.381.728 350.739.616 156.117.419 213.402.884 65.822.000 128.129.532 171.636.850 194.425.707 83.882.773 59.462.700 19.767.016 43.065.574 39.725.704 50.526.484 55.574.182 53.731.436 123.878.569
18.155.378.569
14.463.193.839
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 25. PENDAPATAN KEUANGAN
2012 Pendapatan bunga
54.972.569
2011 64.503.492
26. BEBAN KEUANGAN
2012 Bunga pinjaman bank
7.353.771.080
2011 3.463.427.334
27. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Diluar kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Semua transaksi material dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan pada laporan keuangan.
2012 Piutang lain-lain - pihak berelsi PT Prima Jabar Steel
2011
554.907.000
2012 Utang usaha-pihak berelasi PT Prima Jabar Steel
17.429.368.352
2012 Utang lain-lain - pihak berelasi PT Kartech Netsu Teknik
1.408.750.000
-
2011 12.111.670.316
2011 -
Sifat dan pihak - pihak berelasi Tn. Kenneth Sutardja merupakan pemegang saham Perusahaan. Berdasarkan perjanjian pinjaman pemegang saham tanggal 14 september 2011, perusahaan menerima pinjaman dari Tn. Kenneth Sutardja sebesar Rp 3.000.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga 10,25% per tahun dan jatuh tempo pada 14 September 2014.
43
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 28. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Liabilitas keuangan utama Perusahaan meliputi utang jangka pendek dan jangka panjang, utang bank, utang usaha dan lain-lain dan biaya masih harus dibayar. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk operasi Perusahaan. Perusahaan juga mempunyai berbagai aset keuangan seperti piutang usaha serta kas dan setara kas, yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya. Pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya. Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut: Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas Risiko suku bunga Perusahaan terutama timbul dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai suku bunga menimbulkan risiko suku bunga atas nilai wajar kepada Perusahaan. Tidak terdapat pinjaman Perusahaan yang dikenakan suku bunga tetap. Risiko mata uang Mata uang pelaporan Perusahaan adalah Rupiah. Perusahaan dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena utang bank, penjualan dan pembelian dalam mata uang asing (terutama dalam Dolar AS) atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing. Saat ini, Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing. Namun, harga produk utama Perusahaan akan berfluktuasi sesuai dengan harga yang diperdagangkan di pasar internasional yang didenominasi dalam Dolar AS. Keterkaitan dalam fluktuasi harga secara alamiah tersebut dipandang dapat mengurangi risiko mata uang Perusahaan. Risiko kredit Risiko kredit yang dihadapi oleh perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan, tetapi terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Perusahaan bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Perusahaan memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk tiap-tiap pelanggan. Selain itu, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih.
44
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 28. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN - Lanjutan Risiko kredit - Lanjutan Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai dengan syarat pembayaran, Perusahaan akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Perusahaan akan menempuh jalur hukum. Sesuai dengan evaluasi oleh Perusahaan, penyisihan spesifik dapat dibuat jika utang dianggap tidak tertagih. Untuk menekan risiko kredit, Perusahaan akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan yang terlambat atau gagal bayar. Pada tanggal neraca, eksposur maksimum Perusahaan terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada neraca. Perusahaan tidak memiliki konsentrasi risiko kredit. Risiko likuiditas Perusahaan mengelola profil likuiditas untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan menyediakan kas dan setara kas yang cukup, dan ketersediaan pendanaan melalui kecukupan jumlah fasilitas kredit yang diterima. Perusahaan secara teratur mengevaluasi arus kas proyeksi dan aktual dan jika perlu mencari kesempatan melakukan penggalangan dana melalui perolehan utang bank..
29. INSTRUMEN KEUANGAN Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada paragraf-paragraf berikut: Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya Nilai tercatat (berdasarkan jumlah nasional) kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainlain, dan biaya masih harus dibayar kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek. Nilai tercatat dari utang bank jangka panjang dengan suku bunga mengambang kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala.
45
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 29. INSTRUMEN KEUANGAN - Lanjutan Klasifikasi instrumen keuangan
Nilai Tercatat
Nilai Wajar
2012 Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain
6.796.956.931 46.845.727.842 1.008.040.417
6.796.956.931 46.845.727.842 1.008.040.417
Jumlah
54.650.725.190
54.650.725.190
86.377.220.938 46.973.816.766 5.605.439.715 199.497.742
86.377.220.938 46.973.816.766 5.605.439.715 199.497.742
139.155.975.161
139.155.975.161
Nilai Tercatat
Nilai Wajar
Liabilitas keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Jumlah
2011 Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain
17.185.875.397 33.597.587.646 386.426.290
17.185.875.397 33.597.587.646 386.426.290
Jumlah
51.169.889.333
51.169.889.333
51.393.358.101 54.067.521.746 5.334.237.539 26.252.711
51.393.358.101 54.067.521.746 5.334.237.539 26.252.711
110.821.370.097
110.821.370.097
Liabilitas keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Jumlah
46
PT GRAND KARTECH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan Pada dan Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah) 30. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca yang berdampak signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan.
31. PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang diselesaikan pada tanggal 15 Maret 2013.
47