>. ISBN: 978-979-17047-5-5
STEMAN 2014
,
I
PROSIDING
i
!
Seminar Nasional Teknologi Manufaktur 2014 (STEMAN 2014)
Tema: Teknologi Manufaktur Sebagai Pendorong Produk Industri Nasional
Bandung, 19-20 Agustus 2014 RINEKAMAYA Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Jl. Kanayakan No. 21 Oago Bandung - 40135
Penyelenggara:
tI""- ...
':.(>', pol man
-
Pir/rginExwlerre
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BAN DUNG Jln. Kanayakan 21, Dago-Bandung 40135 Homepage -http://www.polman-bandung.ac.id Telepon : (022) 250 0241, Fax: (022) 2502649 E-mail:
[email protected]
.
STEMAN 2014
ISBN: 978-979-17047-5-5
Seminar Nasional Teknologi Manufaktur 2014 (STEMAN 2014) Tema: Teknologi Manufaktur Sebagai Pendorong Produk Industri Nasional Bandung, 19-20 Agustus 2014, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung RINEKAMAYA
Editor: Siti Aminah, S.T., M.T. Nuryanti, S.T., M.Sc. Dewi Idamayanti, S.Sc., M.T.
Desain Sampul: Pramudiya Tri Hartadi
Hak Cipta (C) pad a Penulis. Hak Publikasi pada Politeknik Manufaktur Negeri Bandung disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial, Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini Pemegang Hak Publikasi prosiding ini tidak bertanggung prosiding ini.
(pOLMAN Bandung). Artikel pada prosiding ini dapat digunakan dan dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut penulis. dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit dan Penulis. jawab atas tulisan dan opini yang dinyatakan oleh penulis dalam
STEMAN 2014
ISBN 978-979-17047-5-5
KATA PENGANT AR Prosiding ini berisi makalah-makalah yang dipresentasikan pada STEMAN2014, yaitu seminar dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-37 Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (pOLMAN Bandung) dalam bidang Rekayasa dan Teknologi Manufaktur di Indonesia. STEMAN2014 memilih tema Teknologi Manufaktur Sebagai Produk Industri Nasional. Tujuan utama dari seminar ini adalah: 1. Meningkatkan kontribusi akademisi dan profesional dalam pengembangan rekayasa dan teknologi manufaktur. 2. Sebagai media diskusi dan pertukaran informasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang rekayasa dan teknologi manufaktur. 3. Membangun komunikasi dan jaringan antara perguruan tinggi, industri, lembaga penelitian dan pihak lainnya yang terkait. Topik-topik yang dibahas di dalam seminar dan prosiding ini 1. Rekayasa dan Teknologi Manufaktur untuk Pertanian, Otomotif, Elektronika, Lingkungan, Mitigasi Bencana, Terbarukan, Industri Kecil, dll. 2. Perancangan dan Pengembangan Produk Manufaktur 3. Teknologi Material & Metalurgi 4. Proses dan Teknologi Manufaktur 5. Mesin dan Peralatan Industri Manufaktur 6. Sistem Manufaktur 7. Sistem Kendali dan Mekatronika Industri Manufaktur 8. Sosio-Manufaktur 9. Topik-topik lainnya yang terkait dengan rekayasa dan
meliputi: Pertambangan, Energi Alternatif
dan
teknologi manufaktur
Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan pertukaran informasi bagi para akademisi, peneliti, praktisi industri, pemerintah dan stakeholder lainnya dalam pengembangan rekayasa dan teknologi manufaktur. Panitia STEMAN 2014 menerima Extended Abstract sebanyak 75 hasil penelitian dari mahasiswa dan dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Jenderal Achmad Yani, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Trunojoyo Madura, Politeknik Merlimau dan Kolej Komuniti Jasin, Malaysia, dan UPT. Balai Pengolahan Mineral Lampung-LiPI. Setelah melalui seleksi dan evaluasi oleh tim reviewer dan dewan editor, panitia memutuskan sebanyak 70 makalah dapat diterima untuk dipresentasikan dalam STEMAN2014. Hasil dari seminar nasional ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk mendukung terbentuknya industri manufaktur nasional yang unggul dan meningkatnya daya saing bangsa.
STEMAN 2014
ISBN 978-979-17047-5-5
SUSUNAN PANITIA STEMAN 2014 Komite Program : Ketua Anggota 1 '
!
1'1
Direktur POLMAN Para Wadir POLMAN
Tim Pengarah : Prof. Dr. Ir. lsa Setiasyah Toha, M.Sc. (Direktur POLMAN Bandung) Prof. Dr. Ir. Yatna Yuwana M. (Dekan FTMD - ITB) Prof. Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, SE., M.S. (Universitas Indonesia) Dr. Zainal Arief, S.T., M.T. (Direktur PENS Surabaya) Tim Penelaah : Prof. Dr. Ir. Isa Setiasyah Toha, M.Sc. (pOLMAN Bandung/ITB) Prof. Dr. Ir. Yatna Yuwana M. (FTMD ITB) Engr. Dr. Md Saidin Wahab (UTHM - Malaysia) Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng., Ph.D. (PENS - Surabaya) Dr. Ismet P. Ilyas, BSMET, M.Eng.Sc. (pOLMAN Bandung) Dr. Carolus Bintoro, MT. (Politeknik Negeri Bandung) Dr. Ing. Yuliadi Erdani, M.Sc. (pOLMAN Bandung) Dr. Beny Bandanadjaya, ST., MT. (pOLMAN Bandung) Dr. Noval Lilansa, MT. (pOLMAN Bandung) Dr. Amang Sudarsono (PENS - Surabaya) Dr. Ali Ridho (PENS - Surabaya) Dr. Dipl. Ing. Ahmad Taqwa, MT. (POLSRI-Palembang) Pelaksana: Ketua Anggota
Emma Dwi Ariyani, S.Psi., M.Si. Adies Rahman Hakim, ST., MT. Agus Surjana Saefudin, ST., MT. Dewi Idamayanti, ST., MT. Nuryanti, S.T, M.Sc. Reza Yadi Hidayat, ST., MT. Roni Kusnowo, ST., MT. Supriyadi Sadikin, S.IP., M.Si. Siti Aminah, ST., MT. Wiwik Purwadi, ST., MT. Yoyok Setiyo Pamuji, ST. Kiki Sri Nur Endah, ST. Ratih Suhartini, S.Pd. Yati Yulia, S.AP Elis Siti Munawaroh, S.AP Idan Sukmara Pramudiya Tri Hartadi Engkos Koswara
Alamat Sekretariat : Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Sdri. Ratih Suhartini Jl. Kanayakan No. 21 Dago Bandung - 40135 Tel. 022 - 2500241 ; Fax. 022 - 250 2649 Email: steman@polman·bandung.ac.id Homepage: stem an .polman-bandung. ac. id
11
STEMAN 2014
ISBN 978-979-17047-5-5
DAFTAR ISI Kata Pengantar
.
Susunan Panitia
ii
Daftar Isi.....................................................................................
iv
Keynote Speaker Universitas Indonesia Prof. Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, SE., M.S. Dirjen Kerjasama Industri Internasional Ir. Agus Tjahajana, SE., M.Sc.
Kementerian
Perindustrian
Chief Operation Officer PT Astra Otoparts-Winteq Direktur - PT Federal Izumi Mfg. Reiza Treistanto Abstrak Makalah Peserta
BIDANG KAJIAN : REKAYASA DAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR PERTAMBANGAN, OTOMOTIF, ELEKTRONIKA, DLL
UNTUK PERTANIAN,
Aplikasi Metode Perancangan Pahl-Beitz pada Perancangan Lini Produksi Iman Apriana .. . . . .. . .. . . . .. .. .
2
Design for Sustainability (DFS) and Design for Environment Automotive industry SKH Muhammad Bin SKH Abd Rahim.
8
(DfE) Practices in
Pembuatan dan Pengujian Model Pahat Insert dari Baja 34CrNiMo6 Melalui Proses Pack Carburizing Umen Rumendi. 15 Pengaruh Temperatur dan Dwell Time Degassing terhadap Porositas Gas pada Aluminium JIS AC4C dengan Metode Gravity Casting Balqis Mentari Efendi.
21
The Optimization Of Power Conversion From Wind Energy Norhana Binti Safee.
27
Modifikasi Vessel Nissan CWB45-ALDN45 untuk Peningkatan Kapasitas Angkut Unit Truck Herman Budi Harja. 32
IV
.,~
STEMAN 2014
ISBN 978-979-17047-5-5
Kajian Pengaruh Jenis Pasir, Temperatur Tuatig, dan Jumlah Deoksidasi Alumunium terhadap Porositas Gas dalam Proses Gravity Sand Casting pada Nozzle Cup Material 13 Ade Rachman. 38
Pengembangan Sistem Pengendali Suhu pada Heater Reaktor Auger untuk Proses Pirolisis Cepat Cangkang Sawit /zarul Machdar . . . .. . . .. . .. . . . .. . . . . .. . . . . .
48
Perencanaan strategis persediaan peralatan kebencanaan berdasarkan siklus kebencanaan Muhammad Dirhamsyah.....
54
Perancangan Ulang Tool Holder Untuk Alur Dovetail Pada Ragum Palm an 125 Menggunakan Metode DFMA Somantri......................................................................................
57
Perbaikan Rancang-Bangun Kopling-Dog Pengendali Roda Traktor- Tangan Polman Bandung Haris Sayoko, Isa Setiasyah Toha
63
Perancangan Coren-Baja Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak Simulasi Coran Solidcast 8.2.5 Studi Kasus pad a Produk Link Track 8eny 8andanadjaja . .
71
BIDANG KAJIAN : PERANCANGAN
DAN PENGEMBANGAN
PRODUK MANUFAKTUR
Implementasi Surfaces 3D Scanner Menggunakan Metode Triangulation untuk Reverse Engineering Obyek Sederhana 8010 Dwiartomo.
dan Tesselation
78
Analisis Simulasi Reinforced Thermoplastic Pipe Dengan Metoda Elemen Hingga Melalui Pendekatan Pipa Multilayer Menggunakan Perangkat Lunak Rekayasa Asep Indra Komara , . . . .. . .. . . . . .. .. .. . . . . . . . 86
Optimasi Bentuk Pisau Penghancur Lirnbah Tempurung Kelapa Berbentuk Piringan Bertakik untuk Mendapatkan Berat Optimum Aji Gumilar
92
Perancangan dan Pembuatan Prototipe Mesin Pengolah Air Bersih Sistem Mobile untuk Keadaan Darurat Air Yuliar Yasin Erlangga.................................................... . 98
v
ISBN 978-979-17047-5-5
STEMAN 2014
Perancangan Konstruksi Portable Bridge dan Alat Bantunya untuk Mobil Perkebunan (Wintor) dengan Mekanisme Lipat Adies Rahman Hakim "......... 105
BIDANG KAJIAN : TEKNOLOGI MATERIAL METALURGI Perbaikan Ketangguhan Meterial Baja Cor Paduan NI-CR-MO Melalui Proses Tempering Ganda Beny Bandanadjaja. 112 Simulasi Proses Perlakuan Panas Permukaan untuk Mendapatkan Waktu Pemanasan yang Sesuai Oyok Yudianto. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 116
Pengaruh Laju Pendinginan dan Bahan Paduan terhadap Pembentukan Ketahanan Aus Besi Cor EN-JN2019 Kus Hanaldi.
Karbida M3Cdan 121
Kajian Faktor-Faktor yang Memberi Kesan Proses EDM terhadap AISI H13 Mohamad Shahril Bin Ibrahim.............................................................
126
A Study On Types Pineapple Leaf Fibers (PALF) Reinforced Polylactide Nurul Hayati Binti Jamil..
131
(PLA)
Analisis Struktur Mikro dan Kekerasan Permukaan Baja ST 37 Carburized melalui Proses Dekarburasi Oleh Air Muhammad Hilmi Wahhab................................................................. 137 Riserless Casting of FCD 500 in Green Sand Mold Wiwik Purwadi...............................................................................
145
Analisis Kakisan Air pada Logam dalam Sistem Aliran Dandang Noor Azlan Bin Ngasman ..
152
Kajian Prestasi Mata Alat Karbida Bersalut Semasa Melarik Keluli AISI H13 Menggunakan Bendalir Pemotong Azlan Shah Bin Kamaruddin 158
Analisa Uji Keausan Material ST 37 Hasil Carburizing dan Hardening dengan Menggunakan Mesin Uji Keausan Horizontal Tri Sugeri Gumilar Permana.. .... .. ..... . . . . . . . . .... . . . ... . . .. . . . .. . . . . . . . .. . . .. . . .. . .....
163
Analisa Perbandingan Kekerasan, Distribusi Kekerasan dan Struktur Mikro Material ST 37 pad a Proses Karburasi dengan Metoda Single Quenching dan Direct Quenching Gerri Rinaldi............................................ . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . .. . . . .. . . ... . .. . 169 VI
ISBN 978-979-17047-5-5
STEMAN2014
ANALISA PERBANDINGAN KEKERASAN PERMUKAAN, DISTRIBUSI KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO MATERIAL ST 37 PADA PROSES KARBURASI DENGAN METODA SINGLE QUENCHING DAN DIRECT QUENCHING. Gerri Rinaldi, Umen Rumendi, Po\iteknik Manufaktur Negeri Bandung J\ Kana)'akan No. 21 - Dago, Bandung - 40l3S
Phone/Fax: 022. 250 0241 /2502649 Email: ~erririna\di(/I.yahon.com
ABSTRAK Karburasi adalah salah satu proses perlakuan panas. Proses karburasi adalah metode penambahan karbon untuk meningkatkan kualitas baja karbon rendah, dengan tujuan meningkatkan nilai kekerasan. Ada beberapa metode dari proses karburasi diantaranya yaitu single quenching, direct quenching, dan double quenching '. ~~to~a umum atau yang sering digunakan pada proses karburasi adalah single quenching. Pada penehha~ I.m mgm menganalisa dan membandingkan hasil dari metoda single dandirect quenching. Karakteristik yang dibandingkandarihasilkarburasidenganmetodasingle quenching dan metodadirect quenchingmeliputi kekerasanpermukaan, distribusi kekerasan, dan strukturmikro. Penelitian ini menggunakan spesimenujibajakarbomendah St 37 dengan proses solid pack carburizingdanmedia karburasi arang batok kelapa. Karburasi dengan metode single quenching dilakukan pada suhu 930°C dalam tungku dengan holding time 4 jam, kemudian didinginkan didalam tungku (furnace quenching) ataus/ow cooling. Tahapselanjutnyadarimetodasingle quenchingadalah proses pengerasan dengan suhu 870°C di dalam tungkudenganholding time I jam, kemudian quenching kedalam air. Karburasi dengan metodadirect quenchingdilakukan pada suhu 930°C dalam tungku dengan holding time 4 jam, kemudian didinginkan hingga suhu 870°C dalam tungku dan setelahituquenching secara langsung kedalam air. Hasil dari penelitain inimenunjukanbahwa kedua metoda karburasi tersebut mempunyai karakteristik yang sarna yang meliputi kekerasanpermukaan, distribusi kekerasan, dan stukturmikro. Dengan hasil tersebut metode direct quenching dapat lebih baik digunakan pada proses karburasi karena dapat mereduksi waktu proses dan biaya.
Kata kunci: karburasi, single quenching, direct quenching, bajakarbonrendah St 37, kekerasan, strukturmikro, pack carburizing 1.
dianalisa dan dibandingkan dengan proses karburasi menggunakan metoda pendinginan single quenching . Dengan kedua metoda pendinginan tersebut kemungkinan akan didapat karakteristik yang mirip dari suatu material uji yang sarna. Material uji yang akan digunakan untuk penelitian adalah baja karbon rendah St 37. Karakteristik yang dianalisa dan dibandingkan meJiputi kekerasan, distribusi kekerasan, dan struktur mikro. Untuk itulah diperlukan analisis perbandingan proses karburasi suatu material baja karbon rendah dengan dua metoda karburasi tersebut sehingga dapat mengetahui karakteristikkarakteristiknya. Dari penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan referensi untuk metoda karburasi yang efektif, efisien, dan tepat.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Karburasi merupakan proses perlakuan panas yang umumnya dilakukan pada baja dengan kandungan karbon dibawah 0,3%, proses ini mampu mendifusikan karbon pada baja karbon rendah dengan kedalaman antara 0,2-1,2 mm. Terdapat beberapa metoda pendinginan (quenching) untuk proses karburasi, metoda pendinginan yang sering dilakukan untuk proses karburasi adalah metoda single quenching. Akan tetapi pada metoda single quenching memiliki tahapan proses yang panjang dan waktu yang lama. Pada penelitian ini ingin menganalisa metoda lain dari proses karburasi yaitu dengan metoda direct quenching. Metoda direct quenching memiliki tahapan yang lebih singkat dibandingkan dengan metoda single quenching pada proses karburasi. Tetapi karakteristik suatu material baja yang dilakukan proses direct quenching belum diketahui. Sehingga pada penelitian ini proses karburasi dengan metoda direct quenching akan
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu adanya pengkajian mengenai karakteristik kedua metoda karburasi yang meliputi kekerasan permukaan, distribusi kekerasan, dan struktur mikro.
169
ISBN 978-979-17047-5-5
STEM AN 2014 1.3 Tujuan Pcnulisan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan kekerasan pennukaan, distribusi kekerasan, dan struktur mikro material uji hasil karburasi dari kedua proses pendinginan.
karbon rnonoksida (CO) akan bertambah banyak. Sehingga reaksi kimia selanjutnya yang terbentuk adalah sebagai berikut : 2CO ~ CO,+C Atom karbon -(C) yang dihasilkan dari rekasi di ataskemudian larut ke dalarn fasa austenit melalui proses difusi. Sedangkan CO2 yang dihasilkan dan reaksi di atas akan kembali bereaksi dengan atom karbon pada medium dan menghasilkan 2CO. Lalu diikuti kembali dengan penguraian CO2,,, C pada permukaan logam dan demikian seterusnya. Pa"ld Pi'akLHdJYL1~ pr\J~~~ pemben.uk.,n CO2 Jl.1il ('0 seperti di at as berlangsung sangat lambut. Maka untuk mernpercepat proses pembentukan CO2 dan CO. ditambahkanlah ke dalarn medium suatu katalis atau energizer. Energizer yang dapat digunakan adalah BaCO), BaCI, BaO. cso. K~CO:. N(l~CO:. K~SO~. dan K~FE(CN),. Puda temperatur tinggi, energizer berfungsi untuk mempercepat pembentukan gas CO menurut reaksi berikut. BaC03=> BaO'" CO2 C01+ C ~2CO Ga; CO yang tetjadi kemudian larut ke dalam fasa austerrit atau bereaksi dengan Fe. Berikut adalah reaksi yang terjadi. 3Fe + 2CO => FejC -'- CO2 Gas CO2 yang terbentuk kemudian bereaksi dengan BaO dan membentuk BaC03• Maka BaC03 senantiasa ada selama proses sehingga reakst-reaksi di atas dapat berjalan terus. iv1ekani~llle proses carhllrizing dapat uilihat pada
2. TINJAUA!\ PUSTAKA 2.1 Karburasi
(Carburizing)
Carburizing adalah proses pengerasan lapisan pt:"rn11.!lnH'1"'I:,:!j~ (.~r:-'1g~~n (:~lP~l"!lt?~~.0.ift!~:ikRr karbon padil rentang temper»t IIr !"~J(A IISff'l!ife) dimana baja berada dalam fasa austenit dengan sel satuan FCC (Face Centered Cubic). Carburizing pada
umumnya diterapkan pada jenis-jenis baja yang tidak mudah dikeraskan dengan cara pendinginan tQuenchings langsung karena dipengaruhi oleh kandungan karbon yang kecil yaitu di bawah 0.3%, seperti pada baja karbon rcndah. Agar baja tersebut dapat ditingkatkan kekerasan pada permukaannya, maka pengubahan komposisi baja dilakukan dengan cara mendifusikan karbon pada permukaannya. Proses carburruns; pada priusipnya dilakukan dengan cara memanaskan baja terse but sampai temperatur austenit. Pada urnumnya dilakukan pada temperatur sekitar 815 - 955 "C (1500 - 1750 OF) dengan media yang memiliki karbon potensial yang tinggi, sehingga terjadi difusi atom-atom Iql.rhl'l!1
,11;i
haja. Proses
karbon
ll'1p(l;~~ 1.:".rhl?",
dari
perrnukaan
memungkinkan
dikeraskan
hr;'r1'1 r".rrrmkaan
di fusi ini akan menghasilkan
ke haja
permukaan dengan cara quenching.
gradien
inti, tersebut
yang hisa
r,mb"21
(),
'I
2.2 Proses-proses Carburizln ... [; Ctlrbi.ir;;::iii~0. dapar dilakukan dalam lingkungan gas (gas carburizingv; karburasi eair(/iqllid carburizingi, dan campuran padar (pack carburizingv. Dalam proses carburizing; karbon bebas berdifusi ke lapisan permukaan baja yang memiliki L::lt1(illPg~)n karbon ynng rendah Kandungan karbon di permukuan dapat mencapai kandungan karbon potensial dari medium. Walaupun demikian, kandungan karbon tidak dapat melewati batas kelarutan dalam fasa logam tersebut.
(~ hCIC'~lq
._ co,
('.
2('0
c
II,
2.3.1
Temperatur
-+
drn~all('
('0:
I
C
+
III. Rl."al'l 2CO UCUjtOUl till
Gambar 2.1 Mekanisme
0:
(( J pAtLI Il,nl.oc,,,,hu Im~\ll
co:
2('0
dcmlMI t ,,,,,l.\ ,utIli
1\'1kinh
II
l>rreu:.i, '
l{'O J1
~)lIo.t<'lIC"1Upc1l1hu hll)l:}n 1(" a).."u hctlbfll\l ~c pennukaan 1M),,! 2("0" ("t("():
Proses Pack Carburizing Carburizing
dan Holding
Time Pack
Carburlzlng
Pada proses pack carburizing biasanya dilakukan pada temperatur 815 - 955 oC (1500 - 1750 "F), dimana baja berada dalam fasa austenit. Seiring dengan peningkatan temperatur, total kandungan karbon akan meningkat karena kelarutan karbon dalam austenit juga semakin meningkat. Biasanya distorsi juga sermg terjadi seiring dengan
(Kal hurisasf Padat) Saat pernanasan, oksigen (02) dari udara di sekitar sumber karbon bereaksi dengan medium karbon mernbentuk karbon dioksida (C02), dalam bentuk reaksi kimia sebagai berikut : c 02~ CO2 C'C).~yan~ terbenruk kernudian bereaksi kernbali dengan karbon dari medium dengan reaksi sebagai berikut: CO2.!.. C ~ 2CO Dengan meningkatkan ternperarur, kesetimbangan rp:,kc.;; akan
nprgpc.;(,"1' kp 1.:'\11(\11c.;ehingga
peningkatan
temperarur
terurama
pada benda kerja
berbentuk tipis dan kompleks. Lama wakru penahanan (holding time) bergantung pada kedalaman difusi karbon yang diinginkan. Tujuan dari holding time yaitu untuk mendifusikan karbon secara homogen pada permukaan bcja.
kadar
170
ba}I
ISBN 978-979-17047-5-5
STEMAN 2014
yang keras cukup tebal cenderung untuk mengelupas. Untuk mengurang kegetasan tersebut maka perlu dilakukan proses temper. Tempering adalah proses pemanasan kembali baja hasil pengerasan dengan tujuan .untuk mengurangi kegetasan dan meningkatkan ketangguhan baja tersebut. Fenomena transformasi fasa yang disebabkan oleh adanya difusi atom karbon yang keluar dari fasa martens it. Temperatur pemanasan untuk proses temper berada pada rentang J OO°C- 600°C atau dibawah temperature eurectoid. Temperatur temper yang berbeda akan menghasilkan sifat dan struktur yang berbeda pula.
Semakin lama holding time, semakin dalam difusi karbon yang terjadi, seperti yang ditunjukkan pada gambar2.2.
.., .¥
is
'-'
____
.
.
I
J
Dt~a,,:.
2.6 Difusi Mekanisme yang menyebabkan terjadinya migrasi atom karbon dari permukaan baja ke bagian inti pada proses carburizing adalah difusi. Difusi adalah pergerakan atom relatif terhadap tetangganya dalam suatu fasa di bawah pengaruh energi termal dan perbedaan konsentrasi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya difusi adalah energi dan waktu. Difusi pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 mekanisme, yaitu difusi interstisi dan difusi subtitusi (vacancy). Mekanisme yang terjadi pada proses carburizing adalah difusi interstisi, karena atom C mengisi posisi interstisi. •
Gambar 2.2Pengaruh Holding Time Terhadap Kedalaman Difusi Pada Bajafl] 2.4 Quenching Quenching adalah proses pendinginan cepat suatu komponen logam dari temperatur austenisasi ke temperatur dimana fasa yang kita inginkan dapat terbentuk, pada baja umumnya adalah struktur mikro martens it. Quenching dikatakan berhasil jika telah mendapatkan struktur mikro, kekerasan, kekuatan maupun ketangguhan yang diinginkan dengan tetap meminimalisasi tegangan sisa, distorsi, dan kemungkinan terjadinya retak (cracking). Setelah proses karburasi, baja di-quench dari temperatur austenite untuk mendapatkan kekerasan yang diinginkan. Metoda pendinginan setelah proses karburasi dapat dengan metoda single quenching atau direct quenching.
1"
2.4.1
Setelah dilakukan pendinginan lambat dari temperature karburasi (930°C), kemudian dilakukan proses pemanasan kembali pada temperatur diatas titik kritis baja (temperatur austenite) dan dilukakan proses quenching. Permukaan baja menjadi keras dan kasar, sedangkan pada inti akan menjadi halus dan keras. Metoda ini dilakukan untuk memperbaiki proses difusi dari atom-atom karbon agar gradient
komposisi lebih ha/us. 2.4.2
2.7 Case Depth Beberapa definisi mengenai lapisan carburizing antara lain: I. Total Case Depth adalah jarak yang
hasil
diukur tegak lurus terhadap permukaan baja yang relah atau sebe/um mengalami proses
2.
Direct Quenching
Pada proses ini di/akukan pendinginan langsung pada quenchant dari temperature karburasi atau pendinginan langsun dari media karburasi. Permukaan baja menjadi keras, sedangkan pada inti keras tapi butiran tidak teratur. Efek lain yang timbul adalah kemungkinan adanya pengelupasan pada benda kerja. Dengan parameter yang sarna metoda direct quenching menghasilkan kekerasan yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan metoda single quenching.
I~I
Gambar 2.3(a) Difusi Vacancy, (b) Difusi Interstisi'"
Single Quenching
3.
pengerasan menuju ke inti material di mana ditemukannya kekerasan awal dari material. Effective Case Depth adalah jarak yang diukur tegak lurus terhadap permukaan baja yang telah menjalani proses pengerasan ke titik di mana kekerasan yang dicapai adalah 550 VH. PELAKSANAANPENELITIAN
3.1 Preparasi Spesimen Uji Pad a penelitian ini spesimen uji yang digunakan berbentuk balok dengan dimensi 60x20x I0 mm. Pembuatan spesimen uji dilakukan di workshop jurusan Teknik Manufaktur, mesin yang digunakan pada pembuatan spesimen uji yaitu mesin milling dan mesin gerinda datar. Penelitian ini menggunakan 6 spesimen uji dengan perincian:
2.5 Tempering Pada umumnya tempering dilakukan karena baja hasil proses pengerasan memiliki kekerasan yang tinggi akan tetapi sangat getas dan jika lapisan 171
STEMAN
2014
ISBN 978·979·17047·5·5 Tahap seianjutnya adalah proses hardenlt spesimen yang telah dikarburasi, temperatur unn hardening870°C didalam tungku pemanas dengr waktu 1 jam, Spesimen ditempatkan didalam ken tahan panas yang diisi dengan arang kay Pendmginan (quenching) pada proses hardenu dilakukan dengan wafer quenching. Gambar 3 merupakan siklus atau diagram proses dari metoi single quenching pada tahap hardening.
l.Spesimen as if is: untuk metaiografi dan uji kekerasan (Rockwelll. 2.spesimen as carburizcd with single quenching: untuk metalografi, uji kekerasan (Rockwell), dan uji distribusi kekerasan (Vickers), 3.Speslmen as carburized with direct quenching: untuk meraiografi, lIJI kekerasan (Rockwell). dan uji distribusi kekerasan (Vickers) 3.2
Karakterisasi
Awal Spesirnen
Uji
Sill):'" Quel/ching.
Karakterisasi awal yang digunakan pada spesimen uji adalah penzuiian kekerasan makro dengan menggunakan Rockwell hardness B dengan beban indentor
HarJel/ing
bola baja 01/16", Hal
100 kgf berbentuk
tersebut dilakukan untuk mengetahui kekerasan dari spesimen uj i sebelum dilakukan proses perlakuan panas,
3.3 Persiapan
Media Karbon
Pada penelitian irn, media karbon yang digunakan merupakan campuran dari arang batok kelapa ditambah energizer berupa barium karbonat (8aC03). Arang batok terlebih dahulu dihaluskan hingga berbentuk granular berukuran sekitar
l x L, : H1lH. G~iJLuJ.. menghasilkun kedalaman
gil.lnuLil
penetrasi
dipilih karbon
·,1 .d'~'1Jl'!'
hardening
tl.,t;t11
3.3.2
yang
lebih tinggi dibandingkan bentuk lainnya. Setelah itu dilakukan pencampuran arang batok kelapa dengan 8aC03 10% wt, kemudian dimasukkan pada kotak sernentasi. :L~.l Karburncl Padar rtl'Jlgan Metoda Single
Direct
Metol
QlIl'IIching
r.llO'("'*"'9Tlmr
(lrl>l/n~il/g
Gambar
3.3Diagram
3.3.3
Proses
Setelah
proses direct quenching
Tempering
proses karburasi dengan meto dan direct quenchir Selanjutnya dilakukan proses tempering pa kedua spesimen terse but.
single Diagram
dengan
Pada proses karburasi padat dengan metoda dire spesimen ditempatkan didalam kot tahan panas yang telah diisi dengan media karbi (arang batok kelapa) yang telah dicampur deng, energizer IO%wt. Seianjutnya kotak tahan pan diternpatkan pada tungku pemanas, karbun dilakukan pada temperatur 930"C dengan waktu jam. Kemudian turunkan temperatur tung pemanas menjadi 870°C dengan holding time jam. Pendinginan (quenching) pada proses dir, quenching dilakukan dengan water quenchit. Gambar 3.3 merupakan siklus atau diagram pros dari metoda direct quenching yang dilakukan pa penelitian ini.
Pada proses karhurasi padat dengan metoda single terdapat 2 tahap proses, yaitu tahap karburasi dan hardening. Pada tahap karburasi dilakukan pada temperatur 930°C didalam tungku peruanas. dengan waktu 4 Jam. Spesimen duempatkan diuatarn kotak tahun panas atau kolak sementasi yang telah diisi dengan media karbon (arang batok kelapa) yang telah dicampur dengan energizer, Kemudian ditutup rapat dengan dilapisi semen tahan api agar gas yang dihasilkan tidak 1-.~:U"1. P':;iJ,liii~ii,aii ('i",,,,l<./;;/lK) hasi] karbu.asi dilakukan dcngun [urnacc quenching atau SI0H' cooling. Pada gambar 3.1 merupakan siklus atau diagaram proses dari metoda single quenching pada tahap karburasi yang dilakukan pada penelitian ini.
Gambar3.1
Padat
quenching
quenching
QI/('I/(III11,'.( •
Karburasi
Direct Quenching
QuenchiJlg
Single
proses single quenching-
Gambar3.2Diagram
proses single quenching-
carburizing
in
dilakukan
quenching
ISBN 978-979-17047-5-5
STEMAN 2014 4.1.1
Proses tempering dilakukan dengan temperatur 200°C selama 1 jam, kemudian pendinginan dilakukan secara perlahan atau didiarnkan di udara (air quenching).
Spesimen Awal (HRB)
Titik ke-
71.1 (129 HV) 71.3 (129 HV) 71.1 (129 HV) 71.2 (129 HV) 71.2 (129 HV) 71.12 (129 HVl
1 2
3.5 Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan yang dilakukan spesimen uji penelitian ada 2, yaitu pengujian secara makro dan mikro. Pengujian kekerasan secara makro bertujuan untuk mengetahui kekerasan permukaan pada material. Sedangkan pengujian kekerasan secara mikro dilakukan untuk mengetahui distribusi kekerasan secara spesifik pada beberapa titik dari permukaan hingga ke inti. I. Pengujian Kekerasan Makro Pengujian makro dilakukan menggunakan alat Rockwell hardness tester dengan metoda Rockwell B dan C sesuai dengan standar ASTM E 18 "Standard Test Methods for Rockwell Hardness of Metallic Materials ". Metode ini menggunakan beban 100 kgf dan 150 kgf dengan indentor intan berbentuk kerucut dengan sudut 120°. Metode Rockwell B dan C sesuai bila digunakan untuk baja karbon rendah, medium, atau tinggi. 2. Pengujian Kekerasan Mikro Pengujian distribusi kekerasan mikro menggunakan alat Vickers hardness tester dengan metode sesuai dengan standar ASTM E 92 "Standard Test Method for Vickers Hardness of Metallic Materials ". Metode ini menggunakan beban 1000 grf dalam waktu ) 0 detik. Indentor yang digunakan adalah intan berbentuk piramida dengan sudut 136°. Jejak yang dihasilkan berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala pada mikroskop pengukur jejak. ANALISA DAN PENGOLAHAN
(Surface Hardness)
Pengujian kekerasan makro dilakukan menggunakan Rockwell B dengan pembebanan sebesar 100 kgf dan Rockwell C dengan pembebanan 150 kgf. Setiap sample dilakukan penjejakan sebanyak 5 kali. Berikut hasil pengujian kekerasan makro yang didapatkan. Tabel4.1 KekerasanPermukaan
3.4 Pengamatan Struktur Mikro Pada pengamatanstruktur mikro untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dilakukan beberapa persiapan pada spesimen uji diantaranya pengampelasan, pemolesan, dan pengetsaan. Kemudian persiapan selanjutnya adalah pengampelasan spesimen uji, agar mendapatkan permukaan yang bebas goresan. Hal yang paling penting saat proses pengampelasan adalah kehalusan permukaan, kerataan, dan kesejajaran.
4.
KekerasanMakro
3 4 5 Rata -rata
Single QllenchingCarburized (HRB)
Single QllenchingHardened (HRC)
Direct Quenching (HRC)
91 (190 HV)
67 (903 HV)
64 (798 HV)
66.8 (895 HV) 65.8 (856 HV)
89.4 (182 HV) 91.9 (194 HV) 99.2 (235 HV)
63.5 (783 HV) 63.9 (795 HV)
66 (863 HV)
65.5 (846 HV)
62.7 (760 HV) 65.66 (855.4 ffirl
98.2 (226 HV) 93.94 (205.4 RVI
63.6 (786 HV) 64.1 (801.6 HVl
Data yang disajikan pada tabel 4.1 berupa data kekerasan dari spesimen awal, sampel setelah single quenching-carburized, single quenchinghardened, dan karburasi dengan metoda direct quenching. Dari tabel diatas, dapat diamati bahwa kekerasan rata-rata spesimen awal adalah 129 HV. Untuk nilai kekerasan permukaan sampel setelah single quenching-carburized sebesar 205,4 HV. single quenching-hardened sebesar 855,4 HV, dan untuk direct quenching sebesar 801,6 HV. Persentase kenaikan nilai kekerasan sampel setelah single quenching-carburized adalah 59,2 %, single quenching-hardened adalah 563, I%, dan direct quenching adalah 521,4%. Dala Kekerasan Permukaan !QI.(I
(~IO
ion :;;
-1)(1
-:-:-:~
:: MO
-o .\mgif QIlt'Hc!IIJ!g. C(1riJlin.~;d
~ '00 ~ lOiJ
-'~
DATA
••••
:,Xl
~lI!(.!iI·O,,("/(;Jl'le
. U;jJ'dt:Ju'ti
.100
o
o
o
o
•.•.•. D;rwi
QUOI(liillg
JI>()
o
4.1 Analisa Kekerasan Pegujian kekerasan dilakukan dengan dua metoda yaitu pengujian kekerasan makro dan pegujian kekerasan mikro. Pengujian kekerasan makro digunakan untuk pengujian kekerasan permukaan sampel, yang bertujuan mengetahui kekerasan permukaan yang mewakili area yang lebih luas. Sedangkan pengujian kekerasan mikro digunakan untuk pengujian case depth hardness, yang bertujuan untuk mengetahui kekerasan sampel dari permukaan sampai kedalaman tertentu.
TIl!kk
Gambar4.1 Grafiknilaikekerasanpermukaan Dari data pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 didapat bahwa kekerasan permukaan sampel karburasi dengan metoda single quenching cenderunglebih besar dibandingkan kekeresan permukaan sampel karburasi dengan metoda direct quenching.
173
'
STEMAN 4.1.2
ISBN 978-979-17047-5-5
Depth
KckcrasanMikro(Case
Setelah
Pengujian kekerasan mikro dilakukan untuk dapat mengetahui kekerasan sampel dari permukaan sampai kedalaman tertentu. Pengujian kekerasan yang diiakukan menghasilkan nilai case depth dan nilai effective case depth. Berikut hasil pengujian kekerasan mikro yang didapatkan.
dapat dilihat distribusi
900 850 800 750 -700 i650 ';;"600 ~550 [':500 11) 7,450 ~400 350 300' 250 200
Single Quenching dan Direct Quenching --
900
Effcctiv« Case Deplh
850
t-•..,
~700
s:
650
",-, 6\JG
.::: ~550
~500 ~450 ~400
V\ .~
1\ •••..
~~-= J *_ ~
_Sample I Single Quenching
350 300 .l5u
karburasi
metoda
Data Kekerasan Single Quenching sebeJum dan setelah Tempering --Effective Case Depth
F ?-•. ,
~
1
_Sample Single
g
Q.uenChil1 sebelum tempering
•
_Sample} Single Quenching setelah Tempering
o N c:i
o '
0 Il:>
c:i
g 8 ~
fii
fil
o rl rl rl rl Kedalaman (mm)
Grafikdistribusikekerasansingle
Setelah
co,
dilakukan
-
_
proses karburasi
dapat dilihat distribusi
Co~yang
-
_
("'I
dengan metoda
direct quenching, kemudian dilakukan proses tempering pada metoda tersebut. Dari gambar 4.4
dandirect
kekerasan
karburasi
metoda
single quenching sebelum dan setelah tempering. Setelah proses tempering kekerasan material tidak
Pada garnbar 4.2 merupakan grafik hasil pengujian kekerasan mikro case depth hardness. Dari data diatas, dapat dilihat bahwa untuk kedua metoda karburasi terjadi penurunan kekerasan dari permukaan meuuju ke inti. Hal tersebut menunjukan adanya pcrilaku perlakuan pana:; perrnukaan, dimana bagian permukaan sampel akan memiliki kekerasan yang lebih tinggi daripada bagian kedalaman tertentu dan inti. Hal tersebut diakibatkan oleh terdifusinya atom karbon yang terkandung riCll1!11 tll'1~kll atan kotak sementasi menuju permukaan sarnpel. sehinggaa rerjadi gradasi kandungan karbon pacta sampel dari permukaan sampai kedalaman tertentu dan inti. Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada proses karburasi dengan metoda single dan direct quenching ini, terjadi proses dekarburasi, karena proses dekarhurasi ditandai dengan peningkatan nilai kekerasan pada sub-permukaan, jib dibandingkan dengan kekerasan pada permukaan diatasnya!". Proses dekarburasi terjadi akibat adanya peningkatan kadar karbon pada kedalaman tertentu, atau pengurangan kadar karbon pada
permukaan akibat aJanya ga"
-
• Kedalarnan (mm) Garnbar 4,2(.irafik disrribusi kekerasan quenching sebelum dan setelah tempering
quenching
~,
kekerasan
0
8 c:i
I
dengan metoda
g ci~ 6 ~ c::i ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ e-i ~ o
200
Gambar4.1
proses karburasi
single quenching sebelum dan setelah tempering. Setelah proses tempering kekerasan matenal mengaiami penurunan, sesuai dengan literatur.
Data Kekerasan
800 750
dilakukan
single quenching, kemudian dilakukan proses tempering pada metoda tersebut. Dari gambar 4.3
Hardness)
I'
,
2014
mengalami penurunan tetapi cenderung naik kekerasannya. Hal tersebut mungkin terjadi karena butiran yang tidak teratur atau tidak merata akibat metoda direct quenching. Data Kekerasan Direct Quenching sebe\um dan setelah Tempering --
900 850 800 :; 7~'J ~ 700 .::: 650
'~"
~ ~
Effective Cast!
Depth
-.-SuJljplL~
Direct Quenching sebelum
600 550
Tempering -_Sample 2 Direct Quenching setelah " Tempering
SOO
450 400 350 300
ISO 200 000000000000 ON"1"'DOOON"1"'COOON
ooooo""':""':""':""':""':C'iN
Kedalaman
berlebihan
Gambar4.3Grafik quenching sebelum
pada tungku. Gas tersebut berperan dalam proses dekarburasi rnenurut persarnaarmya, Dari data yang didapatkan bahwa karburasi dengan metoda direct quenching cenderung lebih tinggi nilai untuk distribusi kekerasannya dibandingkan I4 nC'ne111 mC'tochL
(rnm)
distribusi kekerasan dan setelah tempering
direct
4.2 Analisa Struktur Mikro Pengamatan menggunakan pengamatan i74
struktur mikro pada penelitian 1111 zat etsa nital 3%. Sebelum struktur mikro, telah dilakukan
ISBN 978-979-17047-5-5
STEMAN2014 preparasi terlebih dahulu, berupa pengampelasan, pemolesan, dan pengetsaan. Pengujian struktur mikro dilakukan padasampel uji kedua metoda karburasi. Pengujian ini dilakukan agar dapat mengetahui perubahan dan perbandingan struktur mikro permukaan sampel. Berikut adalah hasil uji struktur mikro yang telah dilakukan. Gambar 4.5 merupakan hasil sampel yang telah dilakukan proses pack carburizing dengan metoda single quenching yang belum di-hardening. Berikut adalah struktur mikro permukaan dan bagian inti sampel assingle quenching-carburized.
400x
400
(b) Struktur Mikro Bagian Tengah
Gambar 4.6Struktur Mikro sampel 2 as single quenching-hardening(a) Bagian Permukaan (b) Bagian Tengah
(b)
Struktur
Mikro
Dari hasil pengamatan struktur mikro yang ditunjukan pada gambar 4.6 (a), struktu rmikro pada bagian permukaan material yang terbentuk dari hasil proses hardening adalah struktur martensite halus (warna hitam) yang tersebar merata sampai kedalaman tertentu. Sementara pada bagian tengah atau inti material yang ditunjukan pad a gambar 4.6 (b) terdapat struktur pearlite dan cementite. Gambar 4.7 merupakan hasil sampel yang telah dilakukan proses pack carburizing dengan metoda direct quenching. Berikut adalah struktur mikro permukaan dan bagian inti dari sampelas direct quenching.
Bagian
Gambar 4.5Struktur Mikro sampel I as single quenching-carburizing(a) Bagian Permukaan (b) Bagian Tengah
400x
Gambar 4.5 (a) actalah gambar struktur mikro untuk area permukaan dari sampel as single quenching-carburizing dan gambar 4.5 (b) merupakan gambar struktur mikrountuk area tengah atau inti dari sampelas single quenchingcarburizing. Dari hasil pengamatan struktur mikro yang ditunjukan pada gambar 4.5 (a), bagian permukaan material sudah menunjukkan adanya difusi karbon pada permukaan sample sehingg amembentuk struktur pearlite (wamahitam) dan cementite garis putih. Sementara pada bagian tengah atau inti material yang ditunjukan pada gambar 4.5 (b) terdapat pearlite (wamahitam) dan ferrite (warnaputih). Gambar 4.6 merupakan hasil sampel yang telah dilakukan proses pack carburizing dengan metoda single quenching setelah proses hardening. Berikut adalah struktur mikro permukaan dan bagian inti dari sampelas single quenching-hardening.
(b)
Struktur
Mikro
Bagian
Gambar 4.7Struktur Mikro sampel 3 asdirect quenching(a) Bagian Permukaan (b) Bagian Tengah
175
, STEMAN
ISBN 978-979-17047-5-5
2014
Dari hasil pengamatan struktur mikro yang ditunjukan pada gambar 4.7 (a), struktur mikro pada bagian permukaan material yang terbentuk dari metoda direct quenching adalah struktur martensite (warnahitarn) yang tersebar cukup merata dan Iebih terlihat jelas ditandat dengan bentuk jarum-jarum. Sementara pada bagian tengah atau inti material yang ditunjukan pada gambar 4.7 (b) terdapat struktur pearlite (wanahitam) yang lebih banyak dan terlihat jelas dibandingkan as single quenching dan juga terdapat cementite (garis warna putih). 5.
KESIMPULAN
(3] Totten,
[4] Canale,
3.
3.
[6] Sharma,
[2] Brooks,
International. Romesh C.
1996. Principles of Heat Treatment of Steels. New Delhi: New
Age International.
[7] ASTM E 1X-03. 20D3. Standard Test Method/or Vickers Hardness of Metallic Materials.
DAN SARAN
Amerika:
ASTM International.
[8] ASTM E 92-00. 2000. Standard Test Method for Vickers Hardness of Metallic Materials.
permukaan awal baja St 37 adalah 129 HY. Setelah dilakukan proses karhurasi dengan metoda single quenching terjadi peniugkatan kekerasan menjadi 855,4 HV, sedangkan dengan metoda direct quenching kekerasan menjadi 801,6 HY. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuk.m. proses pack carburizing dengan metoda single dan direct quenching memiliki karakteristik yang hampir sarna, meliputi kekerasan dan struktur mikro. Proses pack carburizing dengan metoda direct quenching lehih efektif dan efisien terhadap waktu dan biaya dengan kualitas yang sama dibandingkan dengan metoda single quenching terhadap fungsi kekerasan.
[9] Fahrudin,
II UJ Bird,
[ll]Sanjaya,
Arnerika: ASTM International, Ely. 2005 .. , Pack Carburizing dengan Media Arang Batok pada Baja Karbon Rendah untuk Dies dan Punch Proses Stamping Profil Lingkaran: Studi Kasus di Alpa Sparepart", Bandung: Institut Teknologi Bandung. C.R.: dkk. 1992. Metallography and Microstructures Volume 9. Amerika: ASM International. M Dimas. 2012. " Pengaruh Waktu
pada Proses High Concentration Carburizing terhadap Karakteristik Baja Sc.\f 440 pada Koniponcn Pin Rantai Tipe Timing Chain ". Depok: Universitas [12]Munawir,
lebih lanjut pada struktur mikro hasil tempering untuk mengetahui penyebab meningkatnya kekerasan Setelah tempering pada metoda direct
[13J
quenching.
[14]Adwan,
Untuk pengernbanzan lebih lanjut dapat pula dilakukan analisis mengenai kedua metoda karburasi ini dengan pengujian yang lain. Sebaiknya dilakukan pula analisis pengerasan pada material baja lainnya.
Indonesia. Khairil.
Karburasi pada Logam dan Pendinginan (Quenching). hftp:llsekolah007.blogspot.caI20J 31041k grburasi-l1ada::.lQg{!m-fi!mpendinginan.html. 23 Februari 2014. .Carburizing.httpu/muhumm adrohan. wordpress.com/20 1011J/261 carburizing! 20 Maret 2014. Niko N. 2013. "Analisis Proses Pack Carburizing dengan Campuran Media Karbon Sekam Padi + lU%, 2U% Dan 3U% BaCo3 untuk Meningkatkan Kekerasan Permukaan Baja 5,,41 ". Bandung: Bandung.
DAFTAR PUSTAKA [I] Callister Jr.. W.D. and David G. Rethwisch. 2009. Materials science and engineering an introduction 8th edition. New York: John ,)
Faliure Analysis of· Heat Treated Steel Components. Ohio: : ASM International.
5.2 Saran I. I'erlu dilukilktii"! pengamatan
2.
ASM International. L.C.F., dkk. 2008.
[5] Krauss, George. 1990. Steels: Heat treatment and Processing Principles. Ohio: ASM·
5.1 Kesimpulan I. Kekerasan
2.
E. 2002. Handbook of Residual Stress and Deformation of Steel. Ohio:
George
Wiley & Sons. Charlie R., dkk. 1991. Heat Treating Volume 4. Amerika: ASM 1nternational.
176
Politeknik
Manufaktur
Negeri
,I