rsBN 978 - 602 - 294 - 107 -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SASTRA DAN BUDAVA MENGGELI DAN MEMBERDAYAKEN PO?ENSI SESTRA DEN BUDEYE SEBaGEI PENEGUH fiEREfiTER BENGSA
DALAM MEM6KN6I
*INDONESIE
EMES 2045"
;i.
DENPASAR, 27 - 28 MEr 2016
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA 2016
1
DAFTAR ISI IIALAMAN
JUDT]L......
...........i
PENGAI\TAR............. DAFTAR rsr............. KATA
...................ii
..............iii
KIDI.ING INTERAKTIF DI PANGGI-ING ELEKTRONIK : ALIH WAHANA SASTRA BALI TRADISIONAL DT RADIO DAN TELEVISI...,....... ................ I I Nyoman Darma Putra
TANBIH HARMONI DALAM BINGKAI ISLAM DAN KEARIFAN TRADISI ..............22 Angga Pusaka Hidayat S
TRATEGI KONSERVASI NILAI.NILAI KEARIFAN LOKAL
B
ERORIENTASI
LINGKUNGAN.............
.........
rr
Asep Yusup Hudayat
PERANAN TINGGALAN ARKEOLOGI DALAM MEMBENTUK JATI DIRI BANGSA4s Coleta Palupi Titasari CERPEN *ADILA" DALAM PERSPEKTIF A. J. Eka Yusriansyah
GREIMAS.
......56
POTENSI KARYA SASTRA ARAB SEBAGAI PENEGUH KARAKTER BANGSA ...........67
INDONESIA................ Eva Farhah
AKTUALISASI NILAI-NILAI BUDAYA DALAM TRADISI SEMKAL PADA UPACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT MELAYU DI SUNGAI PASIR ,............,,.79 TANJUNG BALAI KARIMUN Evadila
TANGGAPAN PUBLTK ATAS TEKS I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani
LASKARPELANGI..
.........90
NILAI PROFESIONALISME DAN NASIONALISME DALAM CERITA THE
ENEMY
......104
I Gusti Ayu Gde Sosiowati PENCITRAAN DALAM VARIASI BAHASA PADA WACANA POLITIK.................. 113 I Gusti Ngurah Parthama
UNGKAPAN TRADISIONAL: MAKNA DAN FUNGSINYA DALAM MENJAGA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ............. ...,.,.,......123 I Ketut Darma Laksana
lil
If
AKTIVITAS GERA TIMBUL DI BANJAR INTARAN SANUR DILIIIAT ,EMS KOLEKSI NASKAH LONTARNYA................ ..... furay4 Anak Agung Gede Bawa, I Wayan Sukersa,I Made Wijana,
133
Ratna Erawati
DI GUNTING INDRAKILA DALAM KAKAWIN ARJIINAWIWAHA: KAJTAN EKOSEMIOTrK............ .............144 Jirnaya
MAGI DAN ETIOLOGI DALAM HIKAYAT MAHAMJA BIKMJII,A SAKTI,...I54 Nama
ALAM DALAM SASTRA TRADISIONAL GEGURITAN BALI. Ngurah Sulibra, Ni Ketut Ratna Erawati, dan Ni Luh Nyoman seri Malini
.,.165
AGAMA ISLAM DALAM SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL STUDI KASUS DI DALAM TEKS USADHA MANAK.... .,...,.....,....173 Nuarca PANJANG "BU AMINAH" KARYA W.S
RENDRA...
....... 185
Sudewa
KOMPARASI BAIIASA INDONESIA DAN BAIIASA INGGRIS: STRATEGI AAN DALAM KOMUNIKASI LINTAS BAHASA DAN BUDAYA DI ru{ SANUR, DENPASAR, BALI..... ........... 193 DStr4 I Nengah Sudipa, I Made Rajeg dan I Ketut Wandia KEHIDUPAN MELALUI METAFORA LINGUISTIK DAN KONSEPTUAL BAHASA BALI.....
...210
REVOLUSI DALAM KARYA-KARYA TERAKHIR MADE SANGGRA229
NTISATUA SEBAGAI WADAH PELESTARIAN BA}IASA BALI DAN
Ihila M.
Sutika
BUDAYA BANGSA DALAM GENDING RARE SEMUT-SEMUT API261
I(ARAKTER DALAM KAKAWIN
B MHMAND
IU P UMNA
..........,.....
27 3
DAN DINAMIKANYA DALAM BAHASA MELAYU DI BALI............285
iv
MEMAKNAI BATIK BLITAR I-INTUK PEMAHAMAN JATI DIRI DAERAH.............602 Rochtri Agung Bawono dan Zuraidah
MAKNA DAN NILAI _NILAI WATAWATAANGKE: SASTRA LISAN ETNIS
MtrNA.......
.........610
Salniwati
LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA: DARI NOVEL KE FILM... .............623 Sri Jumadiah
PERAN PANTUN TUNruK AJAR MELAYU KARYA TENAS EFFENDY DALAM ..........,,...634 PEMBENTUKAN KARAKTER
BANGSA
Sri Rahayu, Alber
KOMI.]NIKASI HIPERPERSONAL DI MEDIA SOSIAL: KAJIAN SOSIO-KULTURAL
MEDrA......
.........645
Sukri
KAJIAN SISTEM TRANSTVITAS TEKS SURAT AL INSAN SEBAGAI WUJUD IDENTITAS BUDAYA DALAM MEMBANGI.IN KARAKTER BANGSA................ ,...655 ZulHaeri MENINGKATKAN PEMAHAMAN MA}IASISWA TERHADAP WARISAN BUDAYA MELALUI PERKULIAHAN SEJARAH KEBUDAYAAN
rNDONESIA................ Zuraidah
vlt
.........66s
Seminar Nasional Sastra dan Denpasar, 27-2tI0.dei
PrcddL Semiut Denprrr
MEMAKNAI BATIK BLITAR UNTUK PEMAHAMAN JATI DIRI
penggil
DAERAH
batik
Rochtri Agung Bawono dan Zuraidah lProdi Arkeologi, Fak. Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Jl. p. Nias t3 Denpasar Bali 80114 Telp/Fax : (03 6 1 ) 224121, E-mail :
[email protected]
I
yang leb
berked terhad4
Abstrak
menggu
lndustri batik di Blitar sejak tahun 2007 mengalami perkembangan gairah yang baik. Beberapa pusat industri batik berbasis kerakyatan motif-motif khas dan beragam yang selalu mencerminkan ciri daerah sehi diminati masyarakat sekaligus sebagai cinderamata ketika berkunjung ke Blitar. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pesan yang tersembunyr pada Blitar untuk memahami jati diri Kota Blitar. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi pustaka, sedangkan metode pengolahan menggunakan analisis kualitatif, analisis simbolik, dan komparatif. Berdasarkan tiga pusat industri batik yang dijadikan objek pengamat*'. batik tutur Blitar, batik Djojokoesoemo, dan batik Blitar diketahui bahwa motif batik Blitar diciptakan berdasarkan kekayaan motif batik yang diwr kekayaan sumber daya alam dan hasil bumi, keberadaan benda-benda hasil i keberadaan lingkungan buatan, dan kekayaan budaya daerah. pemitihan motif yang diproduksi pada batik Blitar tidak semuanya mampu pemahaman terhadap jati diri daerah karena hanya dipengaruhi oleh pangsa dan kemudahan dalam proses produksi. Motif-motif yang bersumber pada batik yang diwariskan dan kekayaan budaya daerah menyimpan makna dan moral yang mendalam sehingga sesuai dengan jati diri atau karakter daerah Blitar.
Kata Kunci: Batik Blitar, mahta, motif hias, danjati diri.
fashioni
lebih tet banyak
mengqr objek
I
r
karena
penged sehingg ZuraidC
l pening[
batik
s
terseh dan gtr
terseh
I.
klasikt
PENDAHULUAN Batik merupakan salah satu budaya adiluhung bangsa Indonesia yang
mendapat pengakuan resmi dari Unesco sebagai warisan dunia pada
oktober 2009 sehingga pemerintah menetapkan tanggal tersebut sebagai Hai Nasional. Pengakuan dan penetapan tersebut mendorong perajin barik bergairah untuk memproduksi karena permintaan masyarakat yang semakin
Demikian juga kebijakan pemerintah yang lebih leluasa dalam kegiatm
motif I me.mbe
kepada
2. ltll
kedinasan telah mengizinkan masyarakat menggunakan busana batik
pusah 602
ISBN 978 - 602 - 294 - tgil
ISBN
J
Nasional Sastra dan Budaya ,27-28 Mei 2016
ijas yang lebih formal di samping juga mendorong peningkatan produksi
Permintaan tersebut juga mencakup pemilihan ragam motif dan wamabatik
l4lebih
modern sebagai pengembangan motif-motif tradisional yang sudah lama
Hmbang.
Sentuhan terampil para perajin juga memberikan kontribusi besar
ndudap perubahan dan pengembangan seni batik di Indonesia. Minat masyarakat
mrgunakan
ffiion
ffi
busana batik bahkan sudah merambah pada generasi muda sebagai
atau gaya yang tren dengan motif-motif yang lebih elegan dan warna yang
terang. Bahkan sebagian besar sekolah dan kantor pemerintahan juga telah
Lryak
yang menggunakan seragam batik sehingga perajin semakin berkreasi
mgembangkan motif. Peminat batik juga berasal dari pelancong
fick
atau pengunjung
wisata di berbagai daerah. Batik tersebut dijadikan cinderamata (souvenir)
heaa memiliki motif-motif
yang khas dan menunjukkan ciri daerah tertentu. Ide
IQsmbangan motif batik khas daerah berasal dari potensi daerah
*ingga
atau masyarakat
menghasilkan batik yang berbeda dengan daerah lainnya (Bawono dan
kaidah,2014\. Khusus daerah Blitar, pengembangan usaha batik semakin mengalami
mhgkatan seiring
hilik
sshingga menawarkan banyak pilihan bagi peminatnya. Pembuatan motif
lrsebut didasarkan
dn
banyaknya motif yang ditawarkan dari setiap sentra industri
atas kekayaan sumberdaya lingkungan, sumberdaya manusia,
sumberdaya budaya di Blitar (Bawono danZwaidah, 2015). Ragam motif hias
ursebut tidak semuanya memiliki nilai-nilai kfrusus (makna) seperti halnya batik Hesik tradisional yang setiap goresannya memiliki maksud dan harapan tertentu. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pesan yang tersembunyi berdasarkan
Dtif
batik untuk memahami jati diri Kota Blitar. Manfaat penelitian yaitu
mernberikan pemahaman motif batik yang berkharakter dan berjati diri khususnya tepada generasi muda sehingga semakin bangga ketika mengenakan batik tersebut.
L
METODE Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi
psaka.
Observasi merupakan pengamatan langsung kepada industri batik yang
ISBN 978 - 602 - 294 - t07
-|
503
Seminar Nasional Sastra det Denpasarr zT-Zt
mewakili kekhasan motif dan konsistensi terhadap perkembangan banik yaitu batik tutur Blitar, batik Joyokoesoeman, dan batik Blitaran. Ketige
i
dg [iu! !dtq
batik tersebut memiliki beberapa motif yang dibuat dan dipertahankm menjadi penanda kepemilikan motifrrya. Penulis melakukan wawancara
btu
pemilik usaha dan perajin terhadap pemilik industri batik tersebut. Sturli berupa pencarian literatur-literatur untuk menunjang data lapangan
G
Efr
sebagai pendukung analisis guna memecahkan permasalahan.
frul udl
Metode pengolahan data antara lain kualitatif, simbolik, dan (perbandingan). Analisis kualitatif dilakukan terhadap data yang sudah
ilrEE ffiGn dr Sr
berdasarkan kualitasnya dan dipilah untuk mendapatkan jawaban
Analisis simbolik dipergunakan untuk mengetahui gambaran motif-motif digunakan pada batik dan mengetahui makna yarug terkandung pada
bep b&c
motifnya. Analisis komparatif bertujuan membandingkan perbedaan motif makna pada setiap batik yang dihasilkan oleh ketiga industri batik yaitu
Itr
batft
Blitar, batik Djojokoesoemo, dan batik Balitar.
XcH-
3. IIASIL
trtu pd die
Kebangkitan seni batik di Blitar terjadi pada tahun 2007 dengan kegiatan pencarian kesejarahan dan identitas batik gaya Blitar yang
tersiryr
Museum Leiden Belanda dan diperkirakan dibuat pada tahun 1902. Batik
o[.tU
akhirnya disebut Batik Tutur Blitar oleh Wima Bramantya dengan motif
bdt
binatang yang disamarkan dengan bentuk yang khas. Batik tersebut
berbl
makna
politik etis pada
masa
Blil-
Kolonial Belanda sehingga mempengaruhi
motif antara lain kuda terbang (masyarakat ulama/bangsawan muslim pribumi)
dr
mtil
krn
{. I
burung (kaum terpelajar pribumi) yang digambarkan lebih besar dibandi bentuk singa (simbol Kolonial Belanda). Bentuk atau motif binatang yang tersebut ditindaklanjuti oleh Edi Dewa melalui Dewan Kesenian Kabupaten
BliE
(DKKB) dengan mengembangkan Batik Tutur Blitar dengan tambahan beberry
M
Gadhg
InCE
Galih Dempo, Gambir Sepuh, Simo Samaran, Celeret Dubang,Winih Semi, Jab
flrer
Watu, Tanjung Manila, Mupus Pupus, Mirong Kampuh Jinggo, dan Gunung
SEtr!
-I
ISB
tanaman dan fenomena alam yang terdapat di Blitar antara lain motif Cinde
604
ISBN 978 - 602 -294 - 107
Prosiding Seminar Nasional Sastra dan Budaya I)enpasar, 27-28 Mei 2016 Menyan. Batik Tutur Blitar tersebut dianggap sebagai budaya bertutur melalui
media gambar yang awalnya didasarkan pada kekayaan cerita-cerita fabel (binatang)
di dinding Candi Panataran. Penggambaran tersebut memiliki
pesan
moral bagi siapa saja yang melihatnya k*rususnya kepada generasi muda (Bawono dan Zuraidah,2016). Gairah pembuatan batik juga diikuti oleh Adib Arifianto dengan mendirikan
Batik Djojokoesoemo di Desa Garum Blitar pada tahun 2010. Ia juga belajar ke Kraton Yogyakarta sejak 2003 hingga 2007 sehingga sangat memahami gaya batik
klasik Yogyakarta. Teknik batik yang pakai yaitu menggunakan canting dan menghindari cap (stamp). Proses pembuatan batik Djojokoesoemo masih menggunakantatacara yang berlaku pada pembuatan batik di Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Motif-motif yang telah diciptakan dan dikembangkan oleh industri
batik Djojokoesomo, antara lain, batik Koi Panataran, Batik Kopi Djojokoesomo,
batik cengkeh Djojokoesoemo, Singobarong Djojokoesoemo, dan motif Gunung
Kelud. Setiap motif yang digoreskan pada batik Djojokoesoemo memiliki kandungan makna yang sangat mempengaruhi pemakainya, dimana sebelumnya
pembeli selalu diberikan penjelasan secara detail maksud dan makna setiap motifnya (Rosalia dan Nahari; 2012;
B aw ono
dan Zur aidah, 20 1 5).
Sentra indushi batik di Blitar lainnya yaitu batik Balitar yang dikembangkan
oleh Nanang Pramadi dengan belajar secara mandiri pada beberapa sentra industri
batik di Solo dan Yogya sejak 2006. Batik Balitar menggali dan mengembangkan berbagai motif baik kekayaan alam berupa flora maupun fauna yang ada di wilayah
Blitar antara lain motif Grebeg Pancasila, motif Sekarjagad, motif Koi motif pisang, dan motif Bendo geritan
4.
(B
Sejodo,
awono dan Zur aidah, 201 5).
PEMBAHASAN Blitar memiliki kekayaan motif batik yang dikembangkan oleh para perajin
atau seniman melalui sentra-sentra industri batik. Setiap sentra industri batik
memiliki motif khas dan selalu menjadi andalan memutar roda ekonomi untuk mendapatkan keuntungan material. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa
sentra industri yang memiliki panggilan nurani untuk mempertahankan batik
ISBN 978 - 602 - 294 - t07
-r
505
Prosiding Seminar Nasional Sastra dan Budayt Denpasar, 27-28 Mei 2015
Pror$al
Semir Denpl
walaupun tidak memberikan keuntungan maksimal karena pengerjaannya yaag
rumit dan menbutuhkan waktu lama. Kekayaan motif hias yang dikembangkan oleh beberapa perajin/senimn
batik tersebut jika dirunut berdasarkan sumber inspirasinya berasal dari sumber
c.
yry
daya lingkungan, manusia, dan budayanya serta memiliki makna simbolik berbeda antara lain sebagai berikut.
a.
Kekayaan sumber daya alam dan hasil bumi
Kekayaan dan keindahan lingkungan hidup sangat memengarfi terciptanya motif batik yang beraneka ragam, bahkan batik-batik klasik
o
tradisional juga bertema tentang sumber daya lingkungan. Motif
hd
menjadi inspirasi yang hampir merata di wilayah Blitar karena ikan
Hi
menjadi ikon Blitar. Batik Djojokoesoemo mengembangkan motif
Kd
Panataran dan
Koi Djojokoesoemo yang bermakna kedudukan atau
d-
derjt
dengan lambang kewibawaan dan tanggungjawab, sedangkan batik Batrirr
menciptakan
motif Koi Sejodo yang bermakna keharmonisan dr
keseimbangan.
mfl,
Kemelimpahan hasil bumi di Blitar juga menginspirasi penciptaan antara lain batik Djojokoesoemo membuat
motif Cengkeh
Djojokoesc
dan motif Kopi Djojokoesomo yang bermakna kerjasama, kepedulian
mi
tinggi, tanggung jawab, keadilan, dan disiplin, sedangkan batik menciptakan motif Blimbing, motif Nanas, motif Pisang,
motif
dan motif Kolobendu dengan makna yang tidak terlihat jelas karena
memperlihatkan hasil bumi daerah Blitar. Batik Djojokoesoemo
j
menciptakan batik bermotif Gunung Kelud sebagai salah satu
kesuburan tanah Blitar akibat letusannya, bermakna keagungm kekuatan.
b.
Keberadaan benda-benda hasil industri
C.
Blitar juga memiliki pusat kerajinan mainan anak, antara lain, kendmg onthong-onthong yang telah dikirim ke berbagai daerah di
Nusantra
kerajinan hasil indushi tersebut juga dijadikan inspirasi batik sehingga melahirkan
606
motif Sekarjagad dan Koi Sejodo, walauptm rsBN978 -602-294-Lfil
ISmr
Prosiding Seminar Nasional Sastra dan Budaya Denpasar, 27-28 Mei 2016
sebagai motif utama tetapi kedua benda kerajinan tersebut mengisi bidang
sebagai
motif pendukung. Motif tersebut tidak memiliki makna tertentu
selain kekayaan industri yang ada di Blitar. c.
Keberadaan lingkungan buatan Kekayaan lingkungan buatan berupa makam Bung Kamo dan aktivitas manusianya menginsipirasi batik Balitar untuk menciptakan motif Gerebeg
Pancasila yang merupakan gabungan
5 sudut bintang belimbing,
lima
gunungan, dan lima kawung yang bermakna kerjasama dan gotong royong. Kekayaan motif batik yang diwariskan
Batik-batik klasik tradisional yang dimiliki lndonesia sering diproduksi di pusat-pusat kebudayaan antara lain, Yogyakarta, Surakarta, cirebon serta
wilayah Pesisir utara Pantai Jawa sehingga mewariskan kekayaan motif yang beranekaragam. Motif-motif tersebut juga menjadi sumber inspirasi
perajin untuk menciptakan motif baru dengan sedikit perubahan desain.
Batik Djojokoesoemo masih memproduksi motif Sidomulyo
dan
Parangrusak Yogyakarta dengan sedikit perubahan. Batik Balitar juga memproduksi motif Sekarjagad yang sering dijumpai pada batik keraton.
Motif yang dikembangkan tersebut menggunakan nama yang sama dengan motif sebelunnya dan memiliki makna yang sama.
rutur Blitar
Berbeda dengan motif
yang mengadopsi motif-motifnya dari
batik koleksi Museum Leiden di Belanda dengan bentuk-bentuk binatang antaru
lain singa, kuda terbang, burung, ayam, dan kupu-kupu serta
ditambah dengan sulur tanaman. Penamaan motif diubah sesuai makna dan maksud tutur (petuah) yang sengaja diciptakan. Motif tersebut antara lain Cinde Gading, Galih Dempo, Gambir Sepuh, Mupus Pupus, Simo Samaran, Tutur Prumpun, Gobog, dan masih banyak lainnya. Kekayaan budaya daerah
Kekayaan budaya
juga mampu menginspirasi batik
Djojokoesoemo
menciptakan motif singobarong Djojokoesoemo yang berasal dari kesenian
Singo Barong di Blitar yang dipadukan dengan sulur pohon dan bunga
ISBN 978 - 602 - 294 - t07
-
1
607
.t
pys5idirC Seminar Nasional Sastra dan Budr5n Denpasar, 27 -28 Mei 20lf
PrGi
Semi Denp
wijayakusuma. Makna yang dikandung dalam motif Singobarong yain kemuliaan, kerja keras, kewibawaan, dan pantang menyerah.
Bawo
di Btitar dan makna 1q batik memiliki jati diri tentang Blitar. Baft
Berdasarkan sumber inspirasi penciptaan batik terkandung di dalamnya, tidak semua
yang bersumberkan pada kekayaan yang diwariskan dan kekayaan budaya
memiffi
nilai jati diri tentang Blitar, terutama batik Singobarong Djojokoesoemo karEn dapat digunakan sebagai karakter manusia atau masyarakat Blitar yang bekerjr keras dan pantang menyerah. Motif-motif yang lainnya lebih banyak
menjelaskr
tentang kekayaan yang dimiliki Blitar bukan merujuk pada jati diri, antara
hi1
motifkoi, motifbelimbing, motif anggrek, motifkopi, motif cengkeh, motifpisrnE:
Rod
motif kolobendu, motif kendang, dan motif onthong-onthong.
5.
SIMPULAN Keragaman motif batik Blitar berkembang seiring dengan minat masyaraht
pada batik yang berciri kedaerahan tetapi tidak semuanya memiliki makna tentmg
jati diri daerahnya. Setiap sentral industri batik memiliki motif
khas dengm
inspirasi penciptaan yang bersumber pada sumberdaya lingkungan, manusi4 dm budaya. Hanya terdapat sebagian kecil batik Blitar yang mampu menunjul&m
jatidiri
kedaerahan yaitu
motif Singobarong Djojokoesoemo yang menyimpa
makna wibawa, bekerja keras, mulia, dan pantang menyerah.
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan harus mampu memfasiliasi berkembangnya industri batik terutama batik bermotif yang menampilkan jatidiri kedaerahan. Bagi para seniman dan perajin batik harus mampu menggali
potmi
budaya khususnya motif-motif candi untuk dikembangkan sebagai motif batik
ymg
bermakna dan berfiloso fi.
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih kami tujukan kepada Rektor Universitas Udayana
da
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas udayana yang menfasilitasi mendapatkan dana skim Penelitian Hibah Bersaing pada 2015, sertl
Dekan Fakultas Sastra dan Budaya yang telah memberikan kemudahm administras i. Matur sul<sma.
608
ISBN 978 - 602 - 294 - 107 -
I
ISBI
Prosiding Seminar Nasional Sastra dan Budaya Denpasar, 27 -28 Mei 2016
DAFTAR PUSTAKA Bawono, Rochtri Agung dan Zuraidah. 2014. "Identifikasi dan Modifikasi Motif Hias pada Benda Cagar Budaya Periode Majapahit Sebagai Desain Pengembangan Usaha Batik". Laporan P enelitian. Universitas Udayana. 2015. "Identifikasi dan Modifikasi Motif Hias pada Benda Cagar Budaya Periode Majapahit Sebagai Desain Pengembangan Usaha Batik". Laporan P en e lit
i
an. Universitas Udayana.
2016. "Batik Tutur Blitar: Transfomasi Pesan Moral dari Dinding Candi menjadi Sehelai Kain". Prosiding Seminar Nasional dan Telonlogi 2016. Universitas Udayana.
Rosalia, Ravika dan
Inty Nahari. 2012. "Batik
www. ej ournal.unesa. ac.
rsBN 978 - 602 -294 - t07 -I
id Unduh:
I0
April
Kabupaten Blitar"
20 I 6.
509