8
ISBN 978-602-71432-1-0
KoNTekS
KONFERENSI NASIONAL TEKNIK SIPIL
PROSIDING KoNTekS 8 Kota Bandung Tahun 2014 Volume 1 : Struktur - Manajemen Konstruksi Infrastruktur - Lingkungan Peran Rekayasa Sipil dalam Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Berkelanjutan Untuk Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Diselenggarakan oleh:
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
UNIVERSITAS U DAYANA
UNS
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
PROSIDING KoNTekS 8 Peran Rekayasa Sipil dalam Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Berkelanjutan Untuk Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Volume 1 : Struktur - Manajemen Konstruksi Infrastruktur - Lingkungan
Bandung Tahun 2014
Buku Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS) ke-8 “Peran Rekayasa Sipil dalam Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Berkelanjutan Untuk Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia” Buku Prosiding Volume 1, Cetakan Pertama, 16 Oktober 2014 ISBN 978-602-71432-1-0
Buku ini resmi diterbitkan oleh Jurusan Teknik Sipil - Institut Teknologi Nasional Bandung atas kerja sama dengan konsorsium Perguruan Tinggi: Universitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Trisakti - Universitas Pelita Harapan - Universitas Udayana Universitas Sebelas Maret - Universitas Kristen Maranatha - Universitas Tarumanegara Dilarang menjual dan menggandakan buku prosiding ini tanpa izin dari Konsorsium Perguruan Tinggi Penyelenggara KoNTekS
DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................
i
Daftar Isi ...........................................................................................................
ii
Kata Pengantar ................................................................................................
viii
Kata Sambutan Ketua Panitia KoNTekS 8 ......................................................
ix
Kata Sambutan Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta .......................................
x
Kata Sambutan Rektor Itenas Bandung ..........................................................
xi
KELOMPOK PEMINATAN TRANSPORTASI
hal.
MENENTUKAN PARAMETER FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN KENDARAAN PADA MASA REKONSTRUKSI JALAN Dewa Ketut Sudarsana Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono dan Ludfi Djakfar
TR – 1
RELOKASI FASILITAS PARKIR PADA BADAN JALAN UNTUK MEMPERTAHANKAN KAPASITAS SUATU JALAN (STUDI KASUS: JL. KEPATIHAN DAN JL. DALEM KAUM, KOTA BANDUNG) Melly Permata Sary dan Angga Marditama Sultan Sufanir
TR – 7
PEMODELAN PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN BERDASARKAN KONDISI EKONOMI A.R. Indra Tjahjani
TR – 13
PERANCANGAN WESEL EMPLASEMEN DAN PENENTUAN TRASE JALAN REL BERBASIS CAD DAN GIS Iskandar Muda Purwaamijaya
TR – 21
STUDI PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN KOMODITAS SEBAGAI IDENTIFIKASI POTENSI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI BARANG Juang Akbardin
TR – 29
PEMODELAN PEMILIHAN ANTARA MOBIL PRIBADI PARKIR INAP DAN TAKSI PADA BANDARA INTERNATIONAL MINANGKABAU DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE Titi Kurniati dan Abdurrahman Fasha
TR – 46
THE INFLUENCE OF THE DRIVER'S HABIT WHILE USING CELLPHONE TO THE TRAFFIC ACCIDENT ON SOME ROAD AT PEKANBARU CITY Abd. Kudus Zaini
TR – 55
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN PEMADU MODA DI BANDARA ADISUCIPTO YOGYAKARTA I Wayan Suweda dan Eka Tamar Agustini
TR – 64
KONSISTENSI DMF, JMF DAN TRIAL MIX AC-BC PADA JALAN KRUENG GEUKEH - BEUREUNGHANG KAB. ACEH UTARA Herman Fithra
TR – 73
ii
CORDON PRICING BAGI PENGGUNA MOBIL PRIBADI DENGAN VARIASI NILAI KECEPATAN AKTUAL (STUDI KASUS DI RUAS JALAN M.T. HARYONO, PURWOKERTO) Gito Sugiyanto, Nursyamsu Hidayat dan Paulus Setyo Nugroho
TR – 82
NILAI KEMAUAN MEMBAYAR UNTUK MENGURANGI RISIKO KECELAKAAN LALULINTAS MOBIL PENUMPANG MENGGUNAKAN MODEL UTILITAS Dwi Prasetyanto Sudiatmono dan Elkhasnet
TR – 90
EVALUASI ARUS KECEPATAN LALU LINTAS RUAS JALAN TANAH ABANG RianiAdella Affandi dan Budi Hartanto Susilo
TR – 98
EFEKTIVITAS PERPARKIRAN DI GEDUNG LOGIN MEGASTORE JL. ABC BANDUNG Chandra Krama Putra dan Budi Hartanto Susilo
TR – 108
STUDI KARAKTERISTIK BIAYA PERJALANAN ANGKUTAN BARANG DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Hakzah, Lawalenna Samang, Muhammad Isran Ramli dan Rudy Djamaluddin
TR (T) - 1
ANALISIS SIKLUS MENGEMUDI PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA MAKASSAR Muhammad Arafah, Mary Selintung, Muhammad Isran Ramli, dan Sumarni Hamid Aly
TR – 118
STUDI KARAKTERISTIK PERJALANAN BERBELANJA KE PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR Mubassirang Pasra, M. Saleh Pallu, Muhammad Isran Ramli, dan Sakti Adji Adisasmita
TR (T) - 7
PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN JF. Soandrijanie L
TR – 126
ANALISA KOMPARATIF DESAIN PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE AASHTO DENGAN BINAMARGA 2013 Fadly Ibrahim, Johan Halik dan Andi Alifuddin
TR – 135
POTENSI PENERAPAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN ANPA BAYAR DI YOGYAKARTA Imam Basuki dan Benidiktus Susanto
TR – 141
EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR Latupeirissa Josefine Ernestine dan Jonie Tanijaya
TR – 148
PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KOTA YOGYAKARTA Benidiktus Susanto dan Irfan H. Purba
TR – 157
PERENCANAAN MODEL FISIK PERISTIWA GERUSAN DI BAHU JALAN RAYA Sanidhya Nika Purnomo dan Wahyu Widiyanto
TR – 163
ANALISIS BANGKITAN PERGERAKAN OLEH PEKERJA MENUJU TEMPAT KERJA Heriadi, Renni Anggraini dan Cut Mutiawati
TR – 172
PERBAIKAN TATA KELOLA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN TRANS JOGJA Imam Basuki
TR – 180
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN KONDOTEL ADHIKAPURA DI JALAN SUNSET ROAD, PROVINSI BALI Putu Alit Suthanaya
TR – 187
MODEL PANJANG JARAK PERJALANAN KENDARAAN RINGAN DI KOTA MAKASSAR Muhammad Isran Ramli dan Achmad Irfan Nur
TR – 196
iii
PENGARUH PENAMBAHAN KARET BAN DALAM BEKAS SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP SIFAT MARSHALL HRA ( HOT ROLLED ASPHALT) Bintang Salempang Lololaen dan P. Eliza Purnamasari
TR – 204
EVALUASI KERUSAKAN JALAN (STUDI KASUS DI JL. DR WAHIDIN - KEBON AGUNG, SLEMAN DIY) Hendrick Amsal H. Simangunsong dan P. Eliza Purnamasari
TR – 212
STUDI TINGKAT KEKUATAN BUNYI KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MIKROLET DI KOTA MAKASSAR Muralia Hustim, Muhammad Isran Ramli dan Nurul Husna
TR – 221
STUDI MODEL EMISI KENDARAAN PENUMPANG BERBASIS EKSPERIMENTAL LAPANGAN Sumarni Hamid Aly, Muhammad Isran Ramli, dan Muralia Hustim
TR – 228
KONSISTENSI KRITERIA UTAMA PADA PEMILIHAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DI BIDANG PERKERETAAPIAN INDONESIA Herman, Wimpy Santosa dan Ade Sjafruddin
TR – 235
KELOMPOK PEMINATAN GEOTEKNIK
hal.
BIDANG LONGSOR DATAR VS BIDANG LONGSOR LINGKARAN SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN PERKUATAN LERENG Rina Yuliet
G-1
BAMBOO-GEOTEXTILE COMPOSITE REINFORCED FOUNDATION BEDS Anwar Khatib
G-9
STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA RUMUS EMPIRIS INDEKS KOMPRESI (CC) Terta Nugrahanto, Niken Silmi Surjandari dan Amirotul MHM
G - 19
STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA RUMUS EMPIRIS PARAMETER KUAT GESER DARI NILAI N-SPT Firman Nugraha, Niken Silmi Surjandari dan Amirotul MHM
G - 28
KORELASI NILAI CPT DAN SPT PADA LOKASI RING ROAD UTARA YOGYAKARTA Sumiyati Gunawan
G - 36
POTENSI LONGSOR BERDASARKAN HUJAN BULANAN MAKSIMUM DI DESA SUMBERSARI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI Heny Pratiwi, Niken Silmi Surjandari, Noegroho Djarwanti dan Rintis Hadiani
G - 46
PENGENDALIAN PEMBUATAN CONTOH TANAH YANG DIPADATKAN DI LABORATORIUM UNTUK MENDAPATKAN KADAR AIR DAN BERAT ISI KERING SESUAI YANG DITARGETKAN Aniek Prihatiningsih, Gregorius Sandjaja Sentosa dan Djunaidi Kosasih
G - 57
STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI AKIBAT HUJAN 2 HARI BERURUTAN (Studi Kasus Desa Pagah, Hargantoro, Wonogiri) Janu Widayatno, Niken Silmi Surjandari, Noegroho Djarwanti dan Rr. Rintis Hadiyani
G - 66
STUDI PENGARUH CAMPURAN GARAM DAN KAPUR PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG KELANAUAN Febry Mandasari dan Sri Wulandari
G - 72
STUDI PENGARUH NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR GARAM DAPUR (NACL) Irwan Lie Keng Wong
G - 80
iv
EFEK RASIO KAPUR-ABU AMPAS TEBU PADA KUAT TEKAN BEBAS TANAH EKSPANSIF John Tri Hatmoko dan Hendra Suryadharma
G - 89
PENGARUH FILTRASI AIR PADA TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR+ABU SEKAM PADI Yulianto, F.E., Ma’aruf, A.M dan Mochtar, N.E
G - 96
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP NILAI CBR SUBGRADE JALAN PADA TANAH LEMPUNG Andriani dan Eli Hermanto Gulto
G - 103
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK REMAH KARET TERHADAP NILAI CBR TANAH DASAR (SUBGRADE) PADA TANAH LEMPUNG Gerald, C., Kirman dan Amelia M.
G - 109
ANALISIS PERBAIKAN DAYA DUKUNG APRON TERMINAL 3 BANDARA SUKARNO-HATTA DENGAN METODA CONTROLLED MODULUS COLOUMN Ruwaida Zayadi dan Lukman Pradan
G - 117
PEMANFAATAN LIMBAH ABU TERBANG PLTU MPANAU SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG Irdhiani dan Sriyati Ramadhani
G - 125
PENGGUNAAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN SEMEN PORTLAND UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LANAU Sigit Dwi Prasetyo dan Sri Wulandari
G - 134
KELOMPOK PEMINATAN MATERIAL
hal.
METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG A. Arwin Amiruddin
MAT – 1
PERILAKU MEKANIKA DAN SAMBUNGAN KAYU KELAPA (GLUGU) LAMINASI IGL Bagus Eratodi, Andreas Triwiyono dan Nor Intang
MAT – 7
KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DAN AGREGAT KASAR BATU KAPUR KRISTALIN I Made Alit Karyawan Salain, I Nyoman Sutarja dan A. A. Made Eryantha
MAT – 16
PEMANFAATAN ABU SISA PEMBAKARAN BATUBARA BERUPA BOTTOM ASH 2 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU K-400 Kg/Cm Harmiyati
MAT – 20
PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH VARIASI SUBSTITUSI ABU CANGKANG KERANG DAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT 10-30% TERHADAP WAKTU IKAT SEMEN DAN KUAT TEKAN BETON Nursyamsi dan Rahmadsyah Yazid Putra
MAT – 35
REKAYASA MATERIAL FLY-ASH DENGAN METODE REFLUX SEBAGAI CEMENTITIOUS UNGGUL DAN RAMAH LINGKUNGAN Erwin Rommel, Dini Kurniawati dan Saiful Ansori
MAT – 43
PENGARUH PENGGUNAAN SOLID MATERIAL ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADA KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER Angelina Eva Lianasari, Anggun Tri Atmajayanti, Bernadus Henri Efendi dan Nico Parulian Sitindaon
MAT – 52
v
STUDI PENELITIAN PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK ATK & ANTI STRIPPING AGENT TERHADAP NILAI STABILITAS & DURABILITAS PADA CAMPURAN ACWC YANG TAHAN TERHADAP RENDAMAN AIR Feliks P. dan Amelia M.
MAT – 59
PERBANDINGAN PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LATASTON (HRS) DENGAN ASPAL PEN 60/70 DAN ASBUTON (BNA) BLEND 75:25 Wahyu Purnomo, Latif B. Suparma, Wukirsari I. Apriadi dan Ardilson Pembuain
MAT – 68
PEMBUATAN ECO BETON DARI LIMBAH AMPAS TEBU DAN TANDAN KOSONG SAWIT Harmiyati
MAT – 77
KAJIAN PENGGUNAAN LIMBAH ABU AMPAS TEBU SEBAGAI FILLER PENGGANTI TERHADAP NILAI STRUKTUR DAN CAMPURAN SUPERPAVEPERMEABILITAS Miftahul Fauziah dan Fauzan Ranski
MAT – 87
KAJIAN SPENT CATALYST RCC-15 SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA PAPERCRETE Ridha Aulia dan Bernardinus Herbudiman
MAT - 95
STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN LIMBAH BAN SEBAGAI TULANGAN BETON Agus Maryoto
MAT – 104
PENGARUH PLASTIK POLYETHYLENE PEREPHTALATE PADA HRS-WC JF Soandrijanie L dan Leo Pandu Triantoro
MAT – 110
PENGARUH NANOSILIKA TERHADAP PENGEMBANGAN KEKUATAN PADA HIGH PERFORMANCE CONCRETE Jonbi
MAT – 118
PERILAKU BALOK PROFIL KANAL (C) FERRO FOAM CONCRETE AKIBAT BEBAN LENTUR Mochammad Afifuddin dan Abdullah
MAT – 125
PEMANFAATAN ABU DASAR (BOTTOM ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PASIR PADA BETON MUTU NORMAL Surya Pradita, Zulfikar Djauhari dan Alex Kurniawandy
MAT – 132
PEMBUATAN LANTAI RUMAH BERBASIS SEMEN (UBIN) SEBAGAI BAHAN BANGUNAN HIJAU (GREEN BUILDING MATERIAL) BERSERAT SABUT KELAPA DENGAN TEKNIK BASAH DAN TEKNIK PRESS Harianto Hardjasaputra, Phillo Putra Guntur, Gino Pranata, Jack Widjajakusuma, Sunnie Rahardja dan Denny Iskandar
MAT – 140
KAJIAN EKSPERIMENTAL BETON RIGAN DENGAN TAMBAHAN ADMIXTURE DAN KAPUR Rahmi Karolina, Syahriza dan M. Agung Putra
MAT – 147
KEKUATAN TEKAN DAN LENTUR SAMBUNGAN BAUT, PASAK BAMBU DAN PAKU BATANG LAMINATED VENEER LUMBER (LVL) KAYU SENGON Achmad Basuki dan Sholihin As'ad
MAT – 152
KELOMPOK PEMINATAN SUMBER DAYA AIR
hal.
STUDI EKSPERIMENTAL POROSITAS MATERIAL DASAR SUNGAI Jazaul Ikhsan
SDA – 1
vi
DETEKSI KERENTANAN AIRTANAH PADA PERTAMBANGAN NIKEL KABUPATEN MOROWALI Andi Rusdin, Zeffitni, Yassir Arafat
SDA – 9
REALOKASI AIR IRIGASI BENDUNG PENGASIH DI KULONPROGO Bambang Sulistiono dan Anggi Hermawan
SDA – 15
AN EVALUATION OF HYDRAULICS CONDITION IN PROGO RIVERS POST ERUPTION 2010 OF MOUNT MERAPI Puji Harsanto
SDA – 20
ANALISIS SEBARAN EROSI LAHAN DAN UPAYA KONSERVASI DAS DENGAN SISTEM VETIVER Azmeri
SDA – 26
ANALISA DROUGHT UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK 2020 DI PULAU BENGKALIS Sayed Iskandar Muda
SDA – 36
KAJIAN KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN PADA SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS USU MEDAN Ivan Indrawan
SDA – 43
EVALUASI KEANDALAN MODEL PREDIKSI DEBIT INFLOW WADUK AKIBAT PERUBAHAN IKLIM BERBASIS STATISTICAL LEARNING Gusfan Halik
SDA – 50
KAJIAN POTENSI SUNGAI UNDA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM SARBAGIKU (DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, KLUNGKUNG) I Putu Gustave Suryantara Pariartha
SDA – 60
PERMASALAHAN HIDRAULIK TEMPAT WUDHU PADA MASJID-MASJID DI KOTA PURWOKERTO Wahyu Widiyanto dan Sanidhya Nika Purnomo
SDA – 68
MUKA AIR TANAH PERMUKAAN DI WILAYAH KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW 03 DAN RW 04 Ginardy Husada
SDA – 76
ANALISIS TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KERAGAMAN BUTIRAN MATERIAL DASAR SUNGAI (STUDI KASUS TERHADAP ANAK-ANAK SUNGAI JANGKOK DI PULAU LOMBOK) Yusron Saadi dan IB Giri Putra dan Agus Suroso
SDA – 87
ANALISIS BUTIRAN SEDIMEN PADA SUNGAI JANGKOK DAN TEMBIRAS HILIR I.B Giri Putra, Yusron Saadi dan Agus Suroso
SDA (T) - 1
PENGARUH DEBIT TERHADAP PERGERAKAN SEDIMEN DASAR SUNGAI PALU Petra R. Kalawawo
SDA – 95
PEMANFAATAN LIMBAH KARET PADA “DOUBLE Z ARMOUR” UNTUK SUBMERGED BREAKWATER Gun Gun Gunawan dan Yessi Nirwana Kurniadi
SDA – 101
EVALUASI KINERJA IRIGASI DARI ASPEK KONSISTENSI EFISIENSI IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI PANDRAH. BIREUEN, ACEH Maimun Rizalihadi, Amir Fauzi dan Reza Tanzil
SDA – 108
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR DI PULAU LOMBOK Muh. Bagus Budianto, Humairo Saidah dan Lilik Hanifah
SDA – 117
vii
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014
STUDI KARAKTERISTIK BIAYA PERJALANAN ANGKUTAN BARANG DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Hakzah1, Lawalenna Samang2, Muhammad Isran Ramli3 dan Rudy Djamaluddin4 1
Mahasiswa S3, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis K, Km 10 Makassar Email:
[email protected] 2 Guru Besar, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis K, Km 10 Makassar Email:
[email protected] 3 Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis K, Km 10 Makassar Email:
[email protected] 4 Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis K, Km 10 Makassar Email:
[email protected]
ABSTRAK Pengembangan prasarana sistem angkutan barang mempunyai posisi vital dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam konteks tersebut, studi ini bertujuan menganalisis salah satu karakteristik utama transportasi barang yaitu biaya perjalanan angkutan barang yang bersifat perjalanan antar kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Survei wawancara terhadap operator angkutan barang berbasis kuesioner dilakukan untuk mengetahui karakteristik-karakteristik angkutan barang yang meliputi karakteristik operator, karakteristik kendaraan angkutan, karakteristik perjalanan, dan karakteristik komoditi. Survei wawancara dilakukan terhadap operator angkutan barang yang melintasi poros Parepare – Makassar, suatu rute utama angkutan barang di Provinsi Sulawesi Selatan selama seminggu. Data survei dianalisis dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif untuk memahami fenomena karakteristik angkutan barang yang ada. Lebih jauh, analisis biaya perjalanan angkutan barang dilakukan dengan membangun model hubungan biaya dan jarak tempuh perjalanan angkutan barang dengan menggunakan pendekatan model regresi. Hasil analisis memperlihatkan bahwa biaya perjalanan angkutan barang siginifikan ditentukan oleh komponen biaya gaji operator, biaya BBM dan biaya pemeliharaan kendaraan. Pemodelan biaya operasional angkutan barang memberikan tingkat signifikansi model yang cukup baik, baik dari sisi jenis moda angkutan, maupun dari sisi jenis komoditi yang diangkut. Hasil-hasil ini memberikan dasar dan ekspektasi untuk analisis lanjutan terhadap pembangunan model pemilihan moda perjalanan angkutan barang yang lebih komprehensif untuk perjalanan angkutan barang di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada studi-studi lanjutan. Kata kunci: model regresi, biaya perjalanan, angkutan barang, Sulawesi Selatan
1.
PENDAHULUAN
Dalam rangka implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI, 2011), pembangunan dan pengembangan infrastruktur sistem angkutan barang mempunyai posisi vital. Dalam konteks memahami perilaku dan karakteristik pengembangan dan pembangunan infrastruktur angkutan barang, diantaranya karakteristik atau perilaku berbagai pihak pemangku kepentingan dalam sistem transportasi barang, model kebutuhan angkutan barang, konsep pembiayaan infrastruktur angkutan barang dan lain-lain, beberapa studi di bidang angkutan barang diIndonesia telah dan masih dilakukan. Sebagian besar penelitian dilakukan untuk kasus perilaku angkutan barang di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Diantaranya adalah Ridwan (2012) untuk pula Jawa, dan Syahminan dkk. (2011a, 2011b, dan 2012) untuk pulau Sumatera, serta Mahmudah, dkk (2012) untuk pulau Kalimantan. Secara khusus penelitian tentang perilaku dan karakteristik sistem angkutan barang di Provinsi Sulawesi Selatan masih sedikit dilakukan dan belum dieksplorasi secara mendalam. Ppenelitian terdahulu yang mencoba mencermati karakteristik angkutan barang di Sulawesi Selatan (Sulsel) hanya difokuskan pada pengembangan pelabuhan petikemas di Sulawesi Selatan (Idrus dkk., 2012; Dewa dkk., 2012).
TR (T) - 1
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014
Untuk mengeksplorasi perilaku dan karakteristik sistem angkutan barang di Sulawesi Selatan, penulis telah mencoba memotret karakteristik angkutan barang yang beroperasi di wilayah Mamminasata Metropolitan Area, Sulawesi Selatan (Hakzah, dkk., 2013a dan 2013c) serta karakteristik perjalanan angkutan barang yang melintasi poros Makassar – Parepare, di bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan (Hakzah, dkk., 2013b). Lebih jauh, karakteristik nilai dan biaya muat angkutan barang berdasarkan jenis moda angkutan dan jenis komoditi yang diangkut juga telah berhasil dideskripsikan (Hakzah, dkk., 2014). Sebagai tindak lanjut hasil-hasil penelitian tersebut. dalam rangka berkontribusi terhadap pengembangan sistem angkutan barang di Provinsi Sulawesi Selatan, maka studi ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik biaya operasional angkutan barang, dan memodelkan hubungan biaya operasional angkutan barang terhadap panjang jarak perjalanan, untuk kategori data jenis moda angkutan dan jenis komoditi yang diangkut pada perjalanan angkutan barang yang melintasi poros Makassar – Parepare, salah satu poros utama pada jaringan angkutan barang di Sulawesi Selatan.
2.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan pada studi ini adalah data hasil survei wawancara karakteristik angkutan barang yang beroperasi pada poros Makassar – Parepare, salah satu poros utama pada jaringan angkutan barang di Sulawesi Selatan. Data hasil survei ini sebagian telah dielaborasi dan dianalisis sebagian secara bertahap sebagaimana pada Hakzah, dkk. (2013b; 2014). Survei angkutan barang ini meliputi survei wawancara terhadap berbagai aspek dalam sistem angkutan barang yang ada, yang dilakukan selama 24 jam selama 5 hari yang dimulai dari pukul 06:00 am hingga pukul 06:00 am pada hari berikutnya. Survei dilaksanakan dengan menggunakan formulir survei yang telah dirancang dan diuji coba sebelumnya. Metode wawancara terhadap operator kendaraan barang dilakukan dengan menghentikan kendaraan angkutan ke bahu jalan untuk kemudian sopir atau operatornya diwawancarai sesuai dengan item pertanyaan pada kusioner. Adapun item-item pertanyaan pada kusioner adalah meliputi: asal-tujuan perjalanan, waktu keberangkatan, estimasi biaya dan waktu perjalanan, jenis dan kuantitas komoditi yang diangkut, dan jenis kendaraan angkutan barang serta nilai muatan yang diangkut, dan lain-lain. Data yang ada selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis terhadap fenomena biaya operasional angkutan barang secara statistik, baik dari sisi jenis moda angkutan, maupun dari sisi jenis komoditi yang diangkut. Lebih jauh, studi juga melakukan pemodelan biaya operasional angkutan barang terhadap jarak tempuh perjalanan dengan menggunakan pendekatan model regresi linear tunggal.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Biaya Operasional Angkutan Barang Berdasarkan hasil survey angkutan barang yang telah dilakukan pada koridor Makassar – Parepare dan kompilasi data yang telah dilakukan, maka diperoleh gambaran karakteristik biaya operasional angkutan barang sebagaimana disajikan pada Gambar 1 berdasarkan sudut padang jenis moda nagkutan yang digunakan, dan pada Gambar 2 berdasarkan jenis komoditi angkutan barang yang diangkut.
Biaya Operasional BBM
3,4 & 5 As
Biaya Operasional Jembatan Timbang Biaya Operasional Gaji
2 As
Biaya Operasional Pemeliharaan Kendaraan
PickUp 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90% 100%
Gambar 1. Model dan derajat kebebasan dengan ujung batang merupakan ujung kaku
TR (T) - 2
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014
Barang Umum Niaga Lainnya
Biaya Operasional BBM Hasil Industri, Elektronik dan Otomotif
Biaya Operasional Jembatan Timbang
Hasil Pertanian dan Kehutanan
Biaya Operasional Gaji
Hasil Pertambangan, Material Konstruksi dan Bahan Kimia
Biaya Operasional Pemeliharaan Kendaraan
Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2. Model dan derajat kebebasan dengan ujung batang merupakan ujung kaku
Gambar 1 dan Gambar 2 memperlihatkan bahwa terdapat 3 (tiga) jenis biaya operasional angkutan barang (yaitu : biaya operasional BBM, biaya operasional gaji operator, dan biaya operasional pemelihraan kendaraan) yang mendominasi besaran biaya operasional angkutan barang di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun biaya tambahan namun dalam proporsi yang tidak besar adalah biaya operasional dalam bentuk pembayaran tarif di jembatan timbang. Berdasarkan jenis moda angkutan yang digunakan, terlihat pada Gambar 1 bahwa biaya gaji operator mempunyai porsi yang lebih besar dibanding biaya BBM dan biaya pemeliharaan. Hal serupa terjadi pada jenis moda truk 2-As, dimana proporsi biaya BBM dan biaya pemeliharaan kendaraan relatif sama. Namun demikian, pada jenis moda truk 3-4-5-As, biaya pemeliharaan kendaraan justru lebih dominan terhadap biaya BBM dan biaya gaji operator, dimana kedua jenis biaya tersebut relatif sama porsinya. Pada Gambar 2, terlihat bahwa dominasi antar ketiga jenis biaya yang dominan tersebut saling bergantian memiliki proporsi yang tinggi pada sudut pandang jenis komoditi yang diangkut. Pada jenis komoditi hasil laut, perikanan dan peternakan, jenis komoditi hasil industri, elektronik dan otomotif, dan jenis komoditi barang umum niaga lainnya, biaya gaji operator lebih dominan terhadap jenis biaya lainnya. Namun demikian, pada jenis komoditi hasil pertanian dan kehutanan biaya BBM justru lebih dominan. Lain halnya pada jenis komoditi hasil pertambangan, material konstruksi dan bahan kimia, dimana biaya pemeliharaan kendaraan lebih mendominasi biaya operasional angkutan barang yang ada.
Model Biaya Operasional terhadap Jarak Perjalanan Berdasarkan Jenis Moda Angkutan Barang Hasil-hasil pemodelan hubungan antara biaya operasional angkutan barang terhadap jarak tempuh perjalanan dengan menggunakan pemodelan regresi linear tunggal berdasarkan data kategori jenis moda yang digunakan, disajikan secara visual pada Gambar 3, dan nilai-nilai parameter model regresi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai-nilai parameter model regresi berdasarkan jenis moda Kategori Model Moda Pickup Moda Truk 2 As Moda Truk 3-4-5 As
Nilai Parameter Model 461.729 2.680,5 605.264 3.233,5 450.451 4.708,0
Koefisien Determinasi (R2) 0,9026 0,9223 0,8811
Tabel 1 dan Gambar 3 memperlihatkan bahwa hasil-hasil pemodelan hubungan antara biaya operasional angkutan barang dan jarak tempuh perjalanan untuk kategori jenis moda anggkutan mempunyai tingkat signifikansi yang cukup baik, dimana semua model mempunyai nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati 1 (satu), yaitu berada pada interval nilai 0,8 – 0,9. dengan menggunakan pemodelan regresi linear tunggal sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Lebih jauh terlihat pada Tabel 1 dan Gambar 3 bahwa biaya operasional angkutan barang dengan moda truk 3-4-5 As memiliki kelandaian garis model yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan dua kategori model lainnya. Hal ini diindikasikan dengan nilai parameter model untuk jenis moda truk 3-4-5 As yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis moda truk 2 As dan moda pickup. Adapun untuk kedua jenis moda tersebut terakhir, terlihat bahwa TR (T) - 3
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014
kelandaian garis model untuk jenis moda truk 2 As sedikit lebih tinggi dari kelandaian garis model jenis moda pickup. Hal-hal ini mengindikasikan bahwa biaya operasional angkutan barang dengan menggunakan moda truk 34-5 As lebih tinggi dari dua jenis moda lainnya. Demikian pula untuk biaya operasional moda truk 2 As lebih tinggi dari biaya operasional moda pickup. Dengan kata lain, semakin besar kapasitas mesin dan kapasitas muat moda yang digunakan, maka semakin besar pula biaya operasional yang diperlukan dalam pengoperasiannya. 3,500,000
Biaya Operasional (Rp)
Biaya Operasional (Rp)
3,500,000 3,000,000
2,500,000 y = 2680.5x + 461729 R² = 0.9026
2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000
3,000,000 y = 3233.5x + 605264 R² = 0.9223
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000
0
0 0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
0
Jarak Tempuh (Km)
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Jarak Tempuh (Km)
a. Pickup
b. Truk 2-As
Biaya Operasional (Rp)
3,500,000 3,000,000
2,500,000 2,000,000
y = 4708x + 450451 R² = 0.8811
1,500,000 1,000,000 500,000 0 0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Jarak Tempuh (Km)
c. Truk 3-4-5-As Gambar 3. Model dan derajat kebebasan dengan ujung batang merupakan ujung kaku
Model Biaya Operasional terhadap Jarak Perjalanan Berdasarkan Komoditi Angkutan Barang Hasil pemodelan biaya operasional angkutan barang terhadap jarak tempuh perjalanan berdasarkan data kategori jenis komoditi yang diangkut, disajikan secara visual pada Gambar 4, dimana nilai-nilai parameter model regresi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai-nilai parameter model regresi berdasarkan jenis komoditi Kategori Model per jenis komoditi Laut, perikanan & pertenakan Tambang, Konstruksi & B.Kimia Pertanian dan kehutanan Elektronik, lokomotif & industri Niaga umum lainnya
Nilai Parameter Model 298.310 3.219,9 397.443 4.996,8 243.164 3.421,5 657.557 2.949,7 239.014 4.329,5
Koefisien Determinasi (R2) 0,9409 0,9333 0,9095 0,9349 0,9419
Tabel 2 dan Gambar 4 memperlihatkan bahwa hasil-hasil pemodelan biaya operasional angkutan barang terhadap jarak tempuh perjalanan untuk kategori jenis komoditi yang diangkut mempunyai nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati 1 (satu) yang mengindikasikan bahwa model-model mempunyai tingkat signifikansi yang cukup baik dengan menggunakan pemodelan regresi linear tunggal disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 dan Gambar 4 lebih jauh memperlihatkan pada bahwa model biaya operasional angkutan barang untuk jenis komoditi hasil tambang, konstruksi dan bahan kimia cenderung memiliki kelandaian garis model yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan 4 model jenis komoditi lainnya. Hal ini diperlihatkan oleh nilai parameter model untuk jenis komoditi hasil tambang, konstruksi dan bahan kimia yang lebih tinggi terhadap nilai parameter model untuk jenis komoditi lainnya. Kemudian disusul oleh garis model jenis komoditi barang niaga umum lainnya, jenis TR (T) - 4
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014
komoditi pertanian dan kehutanan, jenis komoditi hasil laut, perikanan, dan peternakan, dan jenis komoditi elektronik, otomotif dan industry, secara berurutan. Perbedaan-perbedaan kelandaian gari model biaya operasional ini mengindikasikan bahwa jenis komoditi hasil tambang, bahan konstruksi dan bahan kimia mempunyai biaya operasional pengangkutan yang tertinggi diantara semua jenis komoditi yang diangkut, disusul kemudian oleh jenisjenis komiditi lainnya sesuai urutan ketianggian kelandaaian garis model. 3,500,000
Biaya Operasional (Rp)
Biaya Operasional (Rp)
3,500,000 3,000,000
2,500,000 y = 3219.9x + 298310 R² = 0.9409
2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000
0
0 0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Jarak Tempuh (Km)
Jarak Tempuh (Km)
a. Hasil laut, perikanan dan peternakan
b. Hasil tambang, konstruksi dan bahan kimia 3,500,000
Biaya Operasional (Rp)
3,500,000
Biaya Operasional (Rp)
y = 4996.8x + 397443 R² = 0.9313
3,000,000
3,000,000 y = 3421.5x + 243164 R² = 0.9095
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000
3,000,000 y = 2949.7x + 657557 R² = 0.9349
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000
0
0 0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Jarak Tempuh (Km)
Jarak Tempuh (Km)
c. Hasil pertanian dan kehutanan
d. Barang elektronik, otomotif dan hasil industri
Biaya Operasional (Rp)
3,500,000 3,000,000
y = 4329.5x + 239014 R² = 0.9419
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 0 0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Jarak Tempuh (Km)
e. Barang umum niaga lainnya Gambar 4. Model dan derajat kebebasan dengan ujung batang merupakan ujung kaku Hasil-hasil pemodelan biaya operasional angkutan barang terhadap jarak perjalanan baik dari sisi jenis moda maupun dari sisi jenis komoditiangkutan sebagaimana telah disajikan pada Tabel 1, Tabel 2, Gambar 3, dan Gambar 4 memberikan fenomena bahwa nilai biaya operasional angkutan barang sangat variatif, tergantung pada jenis moda yang digunakan dan jenis komoditi yang diangkut. Hal ini mengindikasikan adanya suatu perilaku pemilihan jenis moda angkutan yang sensitif terhadap jenis komoditi angkutan yang menjadi pertimbangan-pertimbangan para pemilik barang ataupun para agen pengirim barang dalam melakukan operasinalisasi angkutan barang di Provinsi Sulawesi Selatan. Indikasi adanya perilaku pemilihan moda angkutan barang ini perlu dielaborasi lebih jauh termasuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan moda para pemangku kepentingan di bidang angkutan barang di Sulawesi Selatan.
TR (T) - 5
Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) Institut Teknologi Nasional - Bandung, 16 - 18 Oktober 2014
4.
KESIMPULAN
Studi ini telah mengeksplorasi salah satu karakteristik utama transportasi barang yaitu biaya perjalanan angkutan barang yang bersifat perjalanan antar kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Melalui suatu survei wawancara terhadap operator angkutan barang berbasis kuesioner dilakukan terhadap operator angkutan barang yang melintasi poros Parepare – Makassar, suatu rute utama angkutan barang di Provinsi Sulawesi Selatan selama seminggu, karakteristik-karakteristik angkutan barang yang meliputi karakteristik operator, karakteristik kendaraan angkutan, karakteristik perjalanan, dan karakteristik komoditi telah dapat dideskripsikan dengan baik. Lebih jauh, model biaya perjalanan angkutan barang terhadap jarak tempuh perjalanan angkutan barang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan model regresi, dengan indikasi signifikansi model regresi yang cukup baik. Biaya gaji operator angkutan, biaya operasional BBM, dan biaya pemeliharaan kendaraan merupakan 3 (tiga) komponen biaya operasional angkutan barang yang dominan secara komprehensip terhadap total biaya operasional angkutan barang di Sulawesi Selatan. Besaran nilai-nilai biaya operasional angkutan barang cukup sensitif terhadap jenis-jenis moda angkutan yang digunakan dan jenis-jenis komoditi barang yang diangkut. Hasil-hasil pemodelan mengindikasikan bahwa semakin besar kapasitas moda semakin besar biaya operasional angkutan barang, dimana jenis moda angkutan truk 3-4-5 As merupakan moda yang mempunyai biaya operasional tertinggi. Berdasarkan jenis komoditi, biaya operasional angkutan barang tertinggi dimiliki oleh jenis komoditi hasil tambang, bahan konstruksi dan bahan kimia. Hasil-hasil pemodelan biaya operasional angkutan barang yang diperoleh pada studi ini menjadi salah satu masukan dalam membangun model pemilihan jenis moda perjalanan angkutan barang di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada studi-studi lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA) Dewa, S., Ramli, M.I., Pallu, M.S., Dan Alham, D., (2012) Framework On Efficiency Of Container Port Development In South Sulawesi-Indonesia In Multi-Modal Transportation, Proceeding Of The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi. Hakzah, Samang, L., Djamaluddin, R., Dan Ramli, M. I., (2013a) Model Distribusi Atribut Waktu Sistem Angkutan Barang di Mamminasata Metropolitan Area, Jurnal Rekayasa Transportasi Vol. 02, No. 01, Hal. 161-168. Hakzah, Samang, L., Ramli, M. I., dan Djamaluddin, R., (2013b) Karakteristik Angkutan Barang Antar Kota Di Provinsi Sulawesi Selatan, Prosiding Seminar Nasonal 2013 Teknik Sipil UMS, Surakarta, 21 Mei 2013. Hakzah, Ramli, M. I., Djamaluddin, R., dan Samang, L., (2013c) Time Behavior Properties of Freight Transportation in South Sulawesi-Indonesia using Polynomial Regression Model, Proceeding of the 10th Conference of the Eastern Asia Society for Transportation Studies. Hakzah, Samang, L., Ramli, M. I., dan Djamaluddin, R., (2013c) Analisis Nilai dan Biaya Angkut Komoditi pada Transportasi Barang di Provinsi Sulawesi Selatan, Prosiding Seminar Nasonal Sains dan Teknologi 2013 LP2M UNUD,Denpasar-Bali, 18 – 19 September 2014. Idrus, M., Samang, L., Adisasmita, R., Sitepu, G., Dan Ramli, M.I., (2012) A Study On The Container Yard Utilization Of The Major Ports In Indonesia Eastern Region, International Journal Of Engineering & Technology IJET-IJENS Vol. 12, No. 03, Hal. 96-100. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, (2011) Masteplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Kemenko Perekonomian RI. Mahmudah, S., Danang, P., Malkamah, S., Priyanto, S., Zuidgeest, M., (2012) Study Of Modal Competition For CPO Transportation In Central Kalimantan, International Journal Of Civil & Environmental Engineering, Vol. 12, No. 04, Hal. 17-24. Ridwan, M., (2011) Studi Komparatif Angkutan Barang Menggunakan Moda Laut Dan Darat di Pulau Jawa, Jurnal Teknik, Vol. 32, No. 3, Hal. 329-245. Syahminan, M., Sumi,T., Ooeda,Y., And Ramli, M.I., (2011a) Prospect Of Railway System Development To Support Coal Transportation In Sumatra Island – Indonesia. Proceedings Of The 13th International Summer Symposium Of Japan Society On Civil Engineering. Syahminan, M., Ramli, M.I., Oeda,Y., And Sumi, T., (2011b) Study On Departure Time Choice Model Of Truck Operator For Coal Transport In Sumatra Island, Proceedings Of The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru. Syahminan, M., Ramli, M.I., Oeda,Y., And Sumi, T., (2012) A Study On Inter-Island Freight Transport By Trucks Incorporating Ferry In Java-Sumatera Islands In Indonesia, Proceeding Of The 4th International Conference On Transportation And Logistic.
TR (T) - 6