MENIMBANG PEMEKARAN NATUNA
GARDA NUSANTARA Bukan Berita Biasa
PROSESI KERATON DI TANAH MELAYU
( PERNIHAKAN PUTRI KEDUA, SOERYA RESPATIONO - WAGUB KEPRI ) EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014 EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
2
GARDA NUSANTARA
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
GARDA NUSANTARA
3
Pengajian & Tauziah
Ummi Anna Rohim
Pembuka Prosesi
J
umat pagi ( 24/01) sebelum membuka prosesi adat keraton Yogyakarta rangkaian Pernikahan Dwi Ajeng Sekar Respati SH., MKn. dan Anggy Auliawan SH., MH diawali dengan pengajian yang dimulai tepat pukul 9.00 WIB.
Seratus lima puluhan ibu-ibu dan anak-anak yang mengikut acara pengajian MT Amanatul Umah warga perumahan Dutamas, MT Humairah, Tajuid 165 Tabina ESQ165, Panti Asuhan Bina Umah, Graha Lansia, dan keluarga besar. Semua memenuhi tenda pengajian. Ibu-ibu ini duduk menghampar di lantai beralaskan permadani sajadah panjang. Semua yang hadir mengenakan seragam
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
4
GARDA NUSANTARA
gamis panjang warna putih lengkap dengan hijab berwana putih. Pengajian diawali dengan pembacaan salawat kepada Nabi Muhamad SAW, dan nyanyian Asmaul Husna yang dibawakan kelompok pengajian Tabina ESQ165 Batam.
suamai adalah istri yanag sholehah. Ciri istri ynag sholehah adalah istri ynag selalu tersenyum. Dalam berumah tangga sepaang suami-istri harus saling menjaga ego masing-masing dan saling mengalah.
Dwi Ajeng Sekar Respati sang calon mempelai putri hadir mengikuti acara mengenakan balutan gaun gamis putih legkap dengan selendang putih yang menutupi rambut mahkota hitamnya. Saat itu meski Sekar hanya mengunakan riasan tipis sederhana, tetapi saat tersenyum memancarkan kecantikan putri keraton.
“Dalam rumah tangga tidak ada lagi aku, tetapi kita, jadikan dirumah itu kita, bukan aku lagi “ terang Ibunda Arry Ginanjar ini.
Pegajian dihadiri oleh Istri gubernur Kepri Aisyah Sani yang duduk berdampingan dengan ibunda Sekar. Hj. Rekaveny Soerya dan oma Anna Rohim ibunda ketua umum ESQ Ary Ginanjar ESQ 165. Anna yang hadir mengenakan stelan gamis putih memberi tauziah dengan tema istri jadi istri harus sabar. “ Menjadi istri itu harus sabar dan penyayang, suami lebih senang memiliki istri ynag sabar ketimbang istri yanag pemarah, wanita diciptakan darai tulang rusuk ynag bengkok. Nah untuk meluruskan `tulang rusuk itu harus sabar “ teranag Umi Anna. Anna juga mengutip nasehat Rasulullah yang mengatakan, seindah-inadahnya pehiasan
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
Pernikahan yang menjadi dambaan setiap manusia adalah pernikahan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Istilah dalam bahasa Arabnya sakinah, mawadah, wa rahmah. “ Sakinah adalah ketika kita melihat kekurangan pasangan, namun menjaga lidah untuk tidak mencelanya, seorang istri harus mampu emnjaga perasaan suami. Meski kekurangan suami terlihat dengan jelas. Seorang istri harus menjaga perkataan yang bisa menyingung poerasaan suami. Mawadah adalah melihat kekurangan tetapi focus pada kelebihan. Istr harus focus pada kelebihan suami. Sedangkan wa rahmah adalah ketika istri mampu menjadikan kekurangan suami sebagai lading amal. Ketika suami marah istri harus melayani dengan sabar.” Terang Umi Anna Rohim menutup nasehatnya. (*)
GARDA NUSANTARA
Rangkaian prosesi Pernikahan Dwi Ajeng Sekar Respati dan Anggy Auliawan mengunakan adat keraton Yogyakarta.
5
Pemasangan Blekepete
Tanda Dimulainya Prosesi Pernikahan Adat Yogjakarta
S
erangkaian upacara ini berlangsung diawali dengan upacara persiapan pernikahan di kediaman Dr, H.M. Soerya Respationo S.H.,M.H. orangtua Dwi Ajeng Sekar Respati yang berada di Perumahan Dutamas Blok A-17 No 4 Batam Centre. Diawali ketika keluarga besar Romo Soerya keluar dari kediaman menuju gerbang tarup yang terletak di gerbang pintu masuk kediaman. “ Pintu gerbang dari rumah orangtua wanita dihias dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), Yang terdiri dari pohon pisang, buah pisang, tebu, buah kelapa dan daun beringin yang memiliki arti agar Pasangan pengantin akan hidup baik dan bahagia dimana saja. Pasangan pengantin saling cinta satu sama lain dan akan merawat keluarga mereka .” jelas Rudjito Pani sekretaris umum Panitia. Prosesi adat memasang blekepete didahului dengan
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
6
GARDA NUSANTARA
pembacaan doa dipimpin KH Didi Suryadi dari Ikatan persaudaran Mubaliq (IPM)Batam. Setelah itu Romo Soerya orang tua lakilaki mempelai perempuan naik ketangga yang telah disiapkan guna memasang blekepete, yaitu anyaman daun kelapa yang masih hijau dengan ukuran 50 cm X 200 cm di tarub (gapura/ regol) , blekepete “Bleketepe yang dipasang di Tarub dan mengelilingi area untuk pernikahan, merupakan perwujudan dari suatu tempat pensucian di kahyangan para dewa yang dinamakan Bale Katapi. Bale artinya tempat, Katapi dari kata tapi yang berarti membersihkan dan memilahkan kotorankotoran untuk kemudian dibuang. Dengan demikian pemasangan bleketepe dapat diartikan secara luas sebagai ajakan Bapak Ibu dan calon pengantin kepada semua orang yang terlibat di dalam upacara hajatan untuk berproses bersama mensucikan hati. Siapa saja yang diundang dan kemudian datang, masuk di dalam tempat yang sudah di kelilingi Bleketepe akan bersih secara lahir dan kemudian menjadi suci secara batin. Itulah
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
harapannya.” Jelas Rudjito pani Lebih jauh Rudjito pani menjelaskan jika harapan untuk menjadi suci itu terwujud, maka semua orang yang diundang masuk ke tempat upacara akan menjadi suci dan memancarkan cahaya kesucian yang disebut Nur Harapan agar semua orang yang terlibat dalam upacara perkawinan memancarkan Nur disimbolisasikan dengan pemasangan Janur atau daun kelapa muda disemua area upacara. Selain itu pemasangan Bleketepe juga dimaksudkan sebagai tolak Bala atau
GARDA nantinya merasakan NUSANTARA keindahan hidup dengan
7
kesabaran dan kerelaan berkorban terhadap sesama. Dua batang tebu wulung, berwarna keungu-unguan, besar dan lurus yang dipasang di kanan dan kiri tarub menyimbolkan sebuah harapan agar pengantin berdua berwibawa dan mempunyai pribadi yang lurus, tidak neka-neka. Padi dikanan kiri tarub menyimbolkan harapan agar pengantin berdua mengalami kemakmuran dan kesejahteraan lahir batin. sebuah doa permohonan agar dari awal hinga akhir upacara perkawinan tersebut terhindar dari mara bahaya dan segala yang jahat. Baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Di dalam tarub ini selain Bleketepe dan Janur, kelengkapan-kelengkapan lain yang diadakan menyimbolkan sebuah harapan yang pada intinya membawa kebahagiaan dan kemuliaan khususnya pada pengantin berdua.
“Daun Apa-apa dipasang di tarub menyimbolkan harapan agar tidak terjadi apa-apa atau sesuatu yang mengganggu kelancaran upacara perkawinan. Demikain pula daun alang-alang, agar tidak terjadi halangan suatu apa pun. Daun kara, harapannya adalah lir sakara-kara yang berarti hilang dan tersingkirkan segala aral melintang. Daun beringin symbol kebesaran dan aneka dedauan yang lain.” Jelas Rudjito Pani menambahkan
Prosesi selanjutnya Romo Soerya secara simbolis memasang Tuwuhan dengan membuka selubung pisang raja, padi, bunga setaman . Tuwuhan ini berarti tumbuhan. “Dua tundun utuh pisang raja, yang dipasang di kanan dan kiri pintu gerbang tarub menyimbolkan sebuah harapan agar pengantin berdua mempunyai keluhuran seperti layaknya raja, sabda pendhita ratu, bicaranya tidak boleh mencla-mencle.” Jelas Rudjito Pani Kelapa Gading adalah kelapa yang berwarna kuning bersih dan indah. Orang yang menanam kelapa gading harus rela setiap saat dipetik oleh orang lain untuk keperluan upacara, tanpa harus mengganti uang. Dua janjang kelapa gading yang dipasang di kanan kiri Tarub menyimbolkan sebuah harapan agar pengantin berdua
Setelah kanan, kiri dan atas pintu gerbang yang dipasangi Bleketepe, Janur, Tebu Wulung, Pisang Raja, Padi yang dipasang di kanan kiri pintu gerbang tarub maka terbentuklah sebuah pintu gerbang untuk memasuki area upacara yang telah dikelilingi Bleketepe. Simbolisasi dari Bale Katapi. Gerbang Tarub adalah gerbang yang bakal
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
8
GARDA NUSANTARA
dimasuki oleh pengantin berdua, menyimbolkan pula sebagai sebuah pintu untuk memasuki dunia baru, dunia hidup berumah tangga, yang tentu saja di dalamnya penuh dengan hal-hal baru, rintangan dan godaan yang kesemuanya perlu diatasi untuk menuju kemenangan dan kesucian. Prosesi selanjutnya setelah pemasangan blekepete Romo Soerya melaksanakan prosesi buang bucalan, yang terdiri dari tujuh macam barang yakni lima tumpeng berbeda warna. Disebut tumpeng panca warna karena tumpeng ini terdiri dari tumpeng berwarna merah, putih, merah muda, orange,dan hijau, juga ada jenang merah putih, gecok yang berisi hati ayam segar, aneka bumbu dapur, rokok kretek, sehelai daun sirih gulung, seiris buah bengkoang dan seiris jambu biji. “Prosesi ini bermakna menyatukan semua elemen alam untuk bersama-sama bersatu padu mendukung kelancaran prosesi adat.” Jelas Rudjito Pani.
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
Jumlah sesaji ini harus ganjil dan harus berjumlkah tujuh sebab tujuh dalam bahawa jawa berarti pitu yang bermakna kependekan dari pitulungan atau pertolongan. Maksudnya nyuwun pitulungan saking gusti ( mohon pertolongan dari Tuhan YME-red) disampaikan Sunardi sang pranata cara ( pemandu prosesi adat-red).
Prosesi Cethik Geni
Prosesi selanjutnya adalah Cethik geni, yakni menghidupkan / membuat api yang akan digunakan untuk menanak nasi dengan segala pirantinya, cethik geni dilakukan di daput tempat membuat segala macam makanan, cethik geni dilakukan terutama untuk mengawali menanak nasi dalam jumlah relatif banyak ( jawa : adang ). Nasi tersebut yang akan dipergunakan untuk menjamu para tamu, makan para panitia dan keluarga. Rudjito Pani menceritakan pada zaman dahulu, cehtik geni dilakukan dengan menggunakan batu berapi, caranya dengan
GARDA NUSANTARA
9
Untuk upacara cethik geni ini telah disediakan sumber api sepasang obor yang berada di dekat Anglo masak. Api obor ini berasal dari sumber api abadi Mrapen Purwodhadi Jawa Tengah.
membenturkan batu berapi dengan benda keras lainya, seperti batu atau besi, sehingga batu tersebut mengeluarkan percikan api, percikan api itu didekatkan pada benda yang mudah terbakar seperti daun kering, kapas atau benda lainya, ketika percikan dari batu berapi menyambar daun kering atau lainya maka api segera menyala dan pemangku hajat segera mengambil lentera ( minyak jarak ), lentera segera disulut dengan api tersebut, itulah awal mula disebut cethik geni selanjutnya, api lentera tersebut digunakan untuk sumber api memasak.
Prosesi ini juga sebagai tanda dimulainya proses masak-memasak yang dilakukan pemangku hajat untuk melayani tamu . Romo Soerya memantik api dan membakar kayu yang disiapkan di anglo. Setelah itu bunda Sekar Hj. Rekaveny Soery mengambil beras tiga bathok yang kemudian dicuci dengan guyuran air dari ayah Romo Soerya dalam tempat yang terbuat dari anyaman bambu. Beras yang sudah dicuci ini selanjutnya di adhang ( dituang ke kukusan untuk di masak atau dikukus-red), kukusan ini sudah berada di dandang khas jawa yang didalamnya sudah disi air sebagian, prosesi ini bermakna semoga masakan yang dimasak pemangku Hajat cukup untuk semua tamu yang hadir memberi restu mempelai. (*)
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
10
GARDA NUSANTARA
PROSESI SIRAMAN
Membersihkan Lahir & Bathin
Setelah prosesi adhangan pemangkui hajat selanjutnya melaksanakan prosesi siraman. Romo Soerya mencampurkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk prosesi siraman, di gentong yang telah disiapkan telah ada air, selanjutnya di tuangkan air dari 7 mata air yang berasal tujuh sumber air, bunga lima rupa dan kelapa hijau sepasang. Setelah semuanya lengkap sebagian air di ciduk dan diletakkan di bokor. Bokor ini diserahkan Romo Soerya kepada utusan yang Duto Tirto dipimpin Rudjito Pani dan pengiring lengkap untuk selanjutnya dihantarkan ke kediaman mempelai pria untuk digunakan dalam prosesi siraman mempelai pria. Air yang digunakan dalam prosesi ini diambil dari tujuh sumber mata air yang berbeda. Lima diantaranya berasal dari sumber air Sendang Trowulan Mojokerto Jawa Timur, sumber air Sendang Drajat di Alas Ketonggo Ngawi Jawa Timur ( lereng gunung Gunung Lawu ), Dari sumber air Sendang Pengging Solo, Sendang Puncak Gunung Tidar – Magelang Jawa Tengah . Sendang masjid Gede Plered DI Yogyakarta. Sedangkan 2 sumber mata air lainya yakni dari Pulau Penyengat sebagai sumbu masyarakat Melayu di Kepri dan sumber gunung Daik Pulau Lingga sebagai lokasi kerajaan Melayu tertua . Ketujuh air tersebut sebelumnya disimpan dalam ruas batang bambu, kemudian dituangkan satu persatu Romo Soerya ayahanda Sekar kedalam gentong. Setelah air bercampur baru ditaburi sekar setaman ( Bunga satu taman-red) yang melambangkan kehidupan bermasyarakat. Jenis bunga setaman yang ditabur yakni mawar merah dan putih,cempaka putih,kenanga serta melati. “Panca warna yang mensucikan ini bermakna rukun islam yang ada lima bisa mensucikan seseorang. Selanjutnya kedalam air di gentong di celupkan sepasang cengkir ( kelapa muda) yang harus dibenamkan hingga kedasar gentong, ini mempunyai makna artinya sepasang kelapa menyimbulkan dua hati yang diikat menjadi
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
GARDA NUSANTARA jumlah orang yang akan memandikan ditetapkan pitu (tujuh orang) yang berarti pitulungan. Siraman ini akan diakhiri oleh juru rias atau sesepuh (orang yang dituakan) dengan memecah kendi/klenthing dari tanah liat.
11
Perlengkapan dan sajen upacara siraman yang disediakan dalam upacara siraman terdiri atas: air dari 7 sumber mata air, air bersih dari sumber dipakai untuk memandikan calon pengantin agar menjadi murni/suci dan bersih lahir batin. Hal ini merupakan persiapan untuk menyambut kedatangan sang bidadari yang akan turun dari kahyangan (surga) untuk memberikan doa restu dan ikut mempercantik putrinya yang akan melangsungkan pernikahan. Kembang setaman (bunga sritaman), kembang setaman merupakan bunga-bunga yang tumbuh di taman seperti mawar, melati, kanthil dan kenangan. Bunga-bunga ini ditaburkan ke dalam air yang akan dipakai untuk supaya menjadi harum.
satu yang disucikan dengan lima rukun islam.” Jelas Untung Suyitno ketua 1 panitia prosesi adat. Rudjito Pani sekretaris umum panitia menceritakan kata siraman berasal dari kata siram yang berarti mandi. Siraman mengandung arti memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan murni/suci lahir batin. Upacara siraman dilakukan oleh para pinisepuh atau orang-orang yang telah tua dan dituakan, terutama orang yang telah mempunyai cucu atau setidak-tidaknya orang tua yang telah berputra dan mempunyai budi perilaku yang dapat dijadikan teladan karena akan diminta berkahnya. Untuk upacara siraman sebetulnya jumlah orang yang akan memandikan tidak dibatasi, semakin banyak semakin baik asal jumlahnya ganjil. Namun untuk menjaga agar calon pengatin tidak kedinginan maka
Setelah itu ada Konyoh Manca Warna, Konyoh merupakan lulur/bedak basah yang dibuat dari tepung beras dan kencur serta bahan pewarna. Manca atau panca (lima) warna (warna maksudnya lima macam warna. Jadi Konyoh Manca Warna artinya lulur yang terdiri dari lima macam warna, meliputi merah, kuning, hijau, biru dan putih. Konyoh ini berfungsi sebagai sabun yang dapat menghaluskan tubuh, selain itu ada Landha merang, santan kanil, air asem, Landha merang (abu merang yang direndam dalam air) yang berfungsi sebagai shampo, sanatan kanil (air perasan parutan kelapa yang kental) yang berfungsi untuk menghitamkan rambut dan air asem digunakan sebagai conditioner. Kemudian Dua butir kelapa yang sudah tua. Kedua kelapa ini sebagian sabutnya diikat menjadi satu dan dimasukkan ke dalam air yang sudah ditaburi kembang setaman. Setelah itu alas duduk, alas duduk calon pengantin dalam upacara siraman terdiri dari: Klasa bangka, yaitu tikar berukuran sekitar setengah meter persegi yang terbuat
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
12
GARDA NUSANTARA
dari pandan, Sehelai mori (kain putih) dan sehelai kain. Daun-daunan yang terdiri dari daun kluwih, daun kara, daun apo-apo. daun awar-awar daun turi, daun dhadhap srep, alang-alang, dan duri kemarung. Dlingo bengle, Empat macam kain motif bango tulak, yaitu kain yang tengahnya berwarna putih dan tepinya berwarna tua yaitu biru tua, kunjng, hijau, dan merah. Sehelai kain motif yuyu sekandang, yaitu kain lurik tenun berwarna coklat bergaris-garis
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
berwarna kuning. Sehelai kain motif pulo watu, yaitu kain lurik berwarna putih berlerek/bergaris hitam. Sehelai kain letrek berwarna kuning. Sehelai kain jingga atau berwarna merah tua. Sehelai mori berukumn dua meter kain putih polos ini dikenakan pada saat upacara siraman dan kain batik untuk alas sebelum memakai mori. Sehelai kain motif grompol dan sehelai kain motif nagasar Kain motif rompol dan nagasari ini bisa diganti dcngan motif Iain yang juga bermakna positif (baik), misalnya: motif sidamukti, sidaasih, semen raja, semen rama, sidaluhur. Sabun dan handuk Dimaksudkan untuk membersihkan dan mengeringkan badan. Kendhi atau klenthing Kendi ini berisi air bersih yang digunakan untuk menutup dan mengakhiri upacara siraman. Di sekitar area siraman juga ada Sajen Siraman, Sajen siraman meliputi Tumpeng Robyong, Tumpeng gundhul, Dahar asrep-asrepen, Satu sisir pisang raja dan satu sisir pisang pulut masing-masing berjumlah genap. Buah-buahan lengkap (pala gumantung,
pala kependem direbus, dan pala kesampa. Empluk-empluk diisi bumbu dapur lengkap. Satu butir telur ayam karnpung. Satu butir kelapa yang sudah dikupas. Satu tangkep (tangkup) gula kelapa. Juplak/damar/pelita, sama dengan sajen tarup. Kembang telon (kanthil, melati, kenanga). Tujuh macam jenang-jenangan. Jadah jenang dodol, wajik, kacang tanah yang masih ada kulitnya direbus. Satu ekor ayam jantan. Ayam jantan sebagai syarat Sajen siraman dan kerik ini setelah selesai dapat diberikan kepada periasnya.
Sungkeman
Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB saat Soerya Respationo dan ibunda Sekar Hj. Rekaveny Soerya duduk berdampingan di ruang tamu utama, di ruang ini juga hadir Gubernur Kepri M Sani didampingi istri dan sejumlah kerabat dekat. Sementara adikadik sekar menyaksikan prosesi dari awal hingga akhir. Sekar yang nampak anggun mengenakan kebaya hijau tua berkemben kain merah di padu dengan kain jarik. Rambutnya tergerai dihiasi bandana yang dijalin dari bunga melati. Wajahnya yang dipoles makeup. Eye shadow merah bata dikelopak mata dan
GARDA NUSANTARA
13
perona sewarna dengan kulit kedua pipi memancarkan kecantikan khas putri keraton Jawa. Berjalan perlahan keluar dari kamar langkahnya gemulai berhati-hati hingga dihadapan Romo Soerya Respationo, sebelum sungkem Sekar mengatupkan kedua belahtangannya dan membungkuk memberikan rasa hormat kepada orang tua yang dicintainya, selanjutnya dengan perlahan Sekar duduk bersimpuh, sambil memegang mikropon ditangan kiri dan selembar kertas ditangan kanan, Sekar yang saat itu seperti putri keraton menyampaikan maksudnya menghadap kedua orangtua. Sekar dalam bahasa jawa halus ( kromo inggil- red) menyampaikan maksudnya untuk sungkem kepada kedua orangtuanya dan meminta maaf atas semua ksalahannya selama ini, dan menyampaikan bahwa dirinya telah menemukan pujaann hati dan memohon ijin untuk dinikahkan. “ Kulo sowan marang penjenengan Romo soho ibu badhe sembah sungkem ….., kulo nyupun pangapunten kalian Romo soho ibu.” Suara Sekar bergetar terbata-bata menahan haru dan air matanya yang jatuh menetes dipipi. ( saya menghadap bapak dan ibu
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
14
GARDA NUSANTARA
berkmaksud sembah sungkem-red) Suasana haru ini membuat Romo Soerya yang selama ini tegar tampak berusaha menahan airmatanya, dua kali Romo Soerya tampak membetulkan kacamatanya. Jarijarinya mengepal seperti menahan perasan yang dalam. Ibunda Sekar Hj. Rekaveny Soerya yang duduk disebelah juga nampak haru, bahkan Gubernur Kepri M Sani dan istri pun terhanyut suasana haru ini, begitu juga semua yang hadir diruangan menyaksikan prosesi sungkeman. Sekar sempat menghentikan kalimatnya untuk mengatur nafas, Romo sempat meminta pendamping untuk memberikan tisu untuk menghapus air mata Sekar yang mulai menetes. Air mata Sekar makin tak terbendung saat Romo Soerya menjawap permintaan Sekar dan bersedia menikahkan Sekar dengan pujaan hatinya, Romo juga memberi nasehat kepada Sekar, suaranya bergetar menahan haru . Setelah mendengar nasehat Romo Soerya prosesi selanjutnya Sekar mencium kedua
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
GARDA NUSANTARA
15
kepala dan punggung Sekar, air mata semakin menetes saat Romo Soerya mengangkat wajah Sekar dan mencium dahi Sekar serta memberikan pelukan tanda kasih sayang orang tua.
lutut Romo Soerya, saat inilah tagisnya pecah , diciumnya tangan Romonya yang diletakkan diatas lutut dengan lembut, perlahan pipinya rebah di lutut dan airmatanya menetes tak terbendung. Dengan pengasih Romo Soerya menenangkan Sekar, tangannya membelai
Setelah sungkem kepada Romo Soerya, Sekar selanjutnya sungkem kepada ibundanya tersayang Hj. Rekaveny Soerya. Suasana kembali terasa mengharukan saat Ibunda dan putrinya berpelukan. Sekar juga diminta Romo Soerya untuk sungkem kepada Gubernur Kepri M Sani dan Istri, mata orang nomor satu di Kepri ini juga tampak berkaca saat Sekar dengan hormat melakukan sungkem kepada keduanya. Prosessi mengharukan menguras emosi ini hanya berlangsung sekitar 15 menit, sebelum melaksanakan prosesi siraman di samping kediaman.
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
16
GARDA NUSANTARA
Orang tua Sekar Romo Soerya Respationo dan Hj. Rekaveny beserta Gubernur Kepri M Sani dan istri lebih dulu menuju tempat prosesi berlangsung dan menunggu Sekar yang berganti busana. Di pondok yang disediakan. Selain kedua orangtua Sekar dan Gubernur Kepri M Sani, ada ketua Gerakan Sejuta Melayu Alfan Suhaeri yang nanti didaulat ikut memberikan prosesi siraman. Sekar sampai di tempat prosesi siraman dihantar kakak dan adik-adiknya, masih menggunakan jarik batik yang sama, kali ini kebaya yang dikenakan saat sungkeman diganti dengan kemben putih dengan ponco jalinan bunga melati. Rambutnya juga masih tergerai dengan banana rangkaian melati, Selanjutnya Sekar disambut kedua orangtuanya dan dibimbing menuju kursi kayu di taman yang telah dialasi dedaunan kering dan kloso bangka ( Tikar dari pandan berbentuk segi empat kecil. red) yang
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
bermakna kebersihan itu bersifat abadi hingga ajal menjemput. Prosesi siraman diawali Romo Soerya menyiram air dari gentong yang telah disiapkan perlahan diatas ubun-ubun Sekar, saat menguyur perlahan tangan kiri Romo mengusap kepala Sekar perlahan. Sementara ibunda Hj Rekaveny Soerya membantu Sekar mengusap lengan dan menyabuni perlahan. Selanjutnya Romo Soerya kembali menyiram perlahan air dengan gayung yang terbuat dari bathok kelapa yang bertangkai ke tangan Sekar untuk membersihkan tangan hingga lengan. Setelah itu Romo Soeryo mengguyurkan air perlahan kekaki Sekar. Selama proses ini Ibunda Sekar membantu mengusuap membersihkan semua bagian yang di siram. Terakhir Ibunda Sekar juga menyiram kaki
GARDA NUSANTARA
Sekar dengan air menggunakan gayung bathok yang sama. Setelah kedua orangtua Sekar berikutnya giliran kerabat tua Sekar yang menyiraman air, diawali kakek dan nenek, paman, dan
17
kerabat dekat. Setelah keluarga giliran Gubernur Kepri M Sani dan istri memberikan siraman, disusul oleh Ketua Gerakan Sejuta Melayu Alfan Suhaeri yang juga didaulat untuk memberi siraman.
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
18
GARDA NUSANTARA
Setelah prosesi siraman selesai, kedua orangtua Sekar Romo Soerya Respationo dan Hj. Rekaveny Soerya melakukan prosesi Pemaes. Kali ini Romo tidak lagi menggunakan air dari gentong dan gayung bathok kelapa, tapi menyiram Sekar perlahan dengan air kendi, Romo Soerya menyiramkan air perlahan di ketangan Sekar, Sekar menadahi air ini dengan kedua telapak tangannya yang digunakan untuk proses berwudhu. Ibunda Sekar dengan telaten membantu selama prosesi yang disebut Pemaes berlangsung. Setelah selesai kendi yang digunakan untuk menyimpan air Pemaes dipecahkan oleh Romo Soeryo bersama Hj. Rekavey bersama-sama tepat di depan kakin Sekar. Pecahnya kendi ini bermakna Sekar siap di nikahkan dan meneruskan keturunan keluarga. Setelah itu prosesi ngerik dilaksanakan (memotong rambut kecil –red). Romo Soerya memotong sehelai rambut dari ujung kepala dekat dahi kanan, sehelai unjung rambut sebelah dahi kiri, dan sehelai rambut darai
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
ujung yang menjuntai di belakang. Hasil potongan rambut ini diterima oleh ibunda Sekar Hj. Rekaveny Soerya dan disimpan kedalam sebuah kendil kecil terbuat dari kuningan. Setelah prosesi ngerik selesai selanjutnya prosesi bopongan ( gendhong di belakangred), Romo Soeryo mengendong Sekar diatas punggung melangkah menuju rumah kediaman. Dengan badan tegap Romo tak
GARDA NUSANTARA
19
kesulitan membopong Sekar hingga ke kediaman. “Prosesi bopongan ini bermakna memberikan pelajaran kepada ananda Dwi Ajeng Sekar Respati SH., M.Kn tentang kasih sayang orang tua itu akan terus ada sampai akhir hayat “ kata pranata cara Sunardi yang memandu selama prosesi berlangsung. Selama prosesi Siraman hingga Bopongan utusan pembawa air siraman yang dihantarkan ke kediaman mempelai pria telah kembali dan membawa balasan dari mempelai pria. Rudjito Pani sebagai pemimpin utusan membawa bokor berisi potongan rambut dari prosesi ngerik mempelai pria untuk disatukan dengan rambut milik mempelai perempuan. Prosesi ini sekaligus mengakhiri prosesi siraman.
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
20
GARDA NUSANTARA
Malam Midodareni J
umat malam harinya dilaksanakn prosesi adat midodareni, midodhareni berasal dari dua suku kata bahasa jawa yakni widodo yang berarti selamat dan dhareni berarti perempuan, makna kata ini merujuk kepada permohonan atau permintaan doa selamat di rumah pengantin perempuan.
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
Prosesi midodhareni dimulai pukul 20.00 WIB diawali dengan kedatangan keluarga mempelai pria ke kediaman mempelai perempuan, mempelai pria membawa seluruh keluarga besarnya untuk diperkenalkan kepada seluruh keluarga besar perempuan, saat proses ini mempelai pria tidak boleh memasuki kediaman mempelai perempuan. Anggy sang mempelai pria ditemani kerabatnya hanya boleh menunggu di kursi yang telah disediakan di gerbang pintu masuk kediaman mempelai perempuan. Orang tua Anggy Umy Rahyanti dan keluarga besarnya duduk di kursi saling berhadapan dengan keluarga besar mempelai perempuan.
GARDA NUSANTARA
Kedatangan keluarga besar Anggy ini diringi pengiring yang membawa seserahan untuk diserahkan kepada mempelai perempuan, Paman Anggy mewakili keluarga menyerahkan seserahan kepada Romo Soerya selaku orang tua mempelai perempuan. Seserahan ini diterima untuk
21
selanjutnya dibawa penggiring ke kediaman mempelai perempuan. Seserahan ini disebut uba rampe yang terdiri dari mas kawin sebesar Rp.999.999, seperangkat alat sholad dan uba rampae lainnya lengkap untuk akad nikah esok hari.
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
22
GARDA NUSANTARA
Prosesi selanjutnya Romo Soerya memberi nasehat kepada Anggy, nasehat ini disebut Catur Weda. Semua nasehat ini selain dibacakan juga ditulis dan diberikan kepada Anggy untuk diingat selama menjalani rumahtangga kelak. Disusul Ibunda Sekar Hj Rekaveny Soerya memberikan minum air putih kepada Anggy yang dihabiskan Anggy dalam satu kali tegukan, ini bermakna bahwa nasehat suci yang diberikan Romo Soerya telah diterima dan akan diingatnya sepanjang hidup. Isi catur Weda adalah
Esa : ( Pertama) Sesungguhnya, seorang pria yang sudah memperistri seorang wanita pilihan hatinya, sudah berubah, bukan lagi seorang yang sendirian. Anandapun nanti berubah, menjadi satu unit dengan istrimu. Ananda bukan lagi seorang perjaka yang hidup seorang diri, demikian pula istrimu. Ananda dan istri adalah dua orang yang bertubuh dua, namun berjiwa satu. Itulah sebabnya disebut “Garwo”, yang artinya “sigaraning nyawa”, yakni belahan jiwa. Sampai maut menjemputmu nanti, Ananda satu
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
dalam bersikap, berfikir, dan bertindak.
Dwi: ( Kedua ) Sejak Ananda beristri, hendaknya selalu menaruh hormat dan ikhlas dengan tulus hati kepada ayah dan ibu mertua ananda. Karna Ananda sudah satu jiwa dengan istrimu, maka ayah dan ibu mertuamu hendaknya ananda rengkuh seperti ayah dan ibu kandungmu sendiri.
Tri: ( Ketiga ) Selanjutnya Ananda sudah lepas dari
GARDA NUSANTARA
ayah dan ibumu, Ananda berdua sudah berdiri tegak sebagai manusia yang langsung bertanggung jawab kepada Tuhanmu, dalam mengatur hidupmu, sikap serta tingkah lakumu. Ananda harus mampu membentuk teman-teman sendiri, mampu “ Ajur-Ajer”, yang artinya luwes bergaul, sehingga Ananda dihargai sebagai warga masyarakat yang dihortmati, disayangi, dan direstui oleh segenap teman, sahabat dan kenalanmu dari bawah sampai atas.
Catur: (Kempat ) Hendaknya Ananda sebagai umat mulia didunia makin bertakwa kepada Allah SWT, mematuhi semua peraturan Allah yang Maha Besar, mengikuti segala petunjuk- petunjuk yang benar, dan senantiasa menjauhi segala laranganNya, agar hidupmu senantiasa tentram lahir batin, didekatkan pada keselamatan dan rizki, serta dijauhkan dari malapetaka dan kesusahan hidup. Setelah prosesi seserahan dilanjutkan dengan prosesi nebus kembar mayang, Kembar Mayang adalah sepasang rangkaian hiasan dari beberapa dan, buah dan bunga. Kembar Mayang dipercaya sebagai bagian dari sebuah ritual, sebuah sarana pada temu pengantin Jawa. “ Maknanya sebagai perlambang terbentuknya keluarga baru. Bunga
23
mayangnya merupakan bunga pinang yang sedang mekar, berurai indah dan berbau wangi. Sebenarnya kembang ini meniru penyelenggaraan kemeriahan, kesakralan, keagungan dan keindahan acara perkawinan para bangsawan atau penobatan raja. Karena dianggap baik dan penh makna, maka budaya ini kemudian menjadi keharusan yang bersifat sakral. Kembar mayang ( hati -red) ini juga melambangkan bersatunya dua hati dalam cinta sejati.” Jelas Rudjito Pani. Untung Suyitno mempimpin prosesi nebus kembar mayang ini, selaku yang dituakan ( guru- red). Untung meminta kepada muridnya Jati saroyo ( diperankan oleh Mujiono ) dan kedua cantriknya diperankan Nuryanto SH dan Saproni untuk menebus kembar mayang. Sedangkan yang berperan sebagai penjaga kembar mayang Jati Wiyoto (diperankan Joko) , dan kedua cantriknya ( diperankan Sulistiana serta Warsidi.) Pada akhir acara saat keluarga besar mempelai pria berpamitan akan pulang Romo Soerya memberikan seperangkat busana untuk dikenakan pada akad nikah esok hari.(*)
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
24
GARDA NUSANTARA
Akad Nikah Berlangsung Khidmad Putri kedua Wakil Gubernur Kepri HM Soerya Respationo, Dwi Ajeng Sekar Respati S.H., M.Kn.resmi dipersunting pria pujaan hatinya, Anggy Auliawan. S.H., M.Kn Kedua sejoli ini menggelar prosesi akad nikah di kediaman Soerya, Perumahan Taman Duta Mas, Batam Centre, Sabtu (25/1) pagi sekitar pukul 10.00WIB. EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
eluruh rangkaian prosesi akad nikah berlangsung lancar dan khidmat. Romo Soerya langsung bertindak sebagai wali nikah yang menikahkan sendiri putri keduanya itu. Di dalam tenda utama yang didirikan di halaman samping kediaman, Romo Soerya duduk berhadapan dengan mempelai pria, Anggy Auliawan. SH., MH. Di sebelah Soerya, duduk Gubernur Kepri HM Sani dan di depannya, persis di sebelah Anggy, duduk mantan Walikota Batam yang juga Ketua Lembaga S
GARDA NUSANTARA
Adat Melayu (LAM) Kota Batam Nyat Kadir. M Sani dan Nyat Kadir masing-masing bertindak sebagai saksi dari mempelai perempuan dan pria. Setelah Anggy sungkem tanda memberikan hormat kepada Romo Soerya, Acara ijab kabul dilangsungkan singkat. Anggy dengan lancar dan meyakinkan mengucapkan ijab kabul dalam satu kali tarikan napas dan langsung dinyatakan sah oleh kedua saksi. Anggy memberikan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang tunai Rp999.999. Selanjutnya, kedua mempelai menandatangani akta nikah yang kemudian diteruskan dengan penyerahan kutipan akta nikah dari Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batam Kota Zulkarnaen ke kedua mempelai sebagai tanda keduanya telah resmi menjadi sepasang suami-isteri. Gubernur Kepri M Sani menandatangani
25
akta nikah sebagai saksi 1 pihak mempelai perempuan sedangkan Nyat Kadir bertindak sesabagi saksi 2 dari pihak pengantin pria. Saat melaksanakan ijab Kabul Sekar masih dipingit dikediaman tidak menghadiri acara ijabkabul. Prosesin selanjutnya , Ustad Didik Riyadi memimpin doa dan dilanjutkan dengan pembacaan khotbah nikah oleh Ustad Nababan. Lalu giliran Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepri KH Azhari Abbasmenyampaikan nasehat perkawinan. Setelah prosesi ijab kabul, mempelai lakilaki kemudian pamit pulang di kediaman sementara yang juga berada di Perumahan Duta Mas. Selanjutnya, kedua mempelai mengikuti prosesi panggih, yakni mempertemukan keduanya dan dilanjutkan dengan duduk bersanding di pelaminan. Proses ini diawali dengan keluarnya Sekar dari kediaman diiringi pengiring
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
26
GARDA NUSANTARA
lengkap. Dibalud busana kebaya putih gading dengan jarit batik, dihiasi sanggul lengkap dengan ronce bunga melati, terpancar aura kecantikan putri keraton pengantin putri beranjak dari kediaman menuju pelaminan diiringi pengiring lengkap, langkahnya gemulai perlahan hingga ke tenda VIP utama. Setelah itu disusul mempelai pria Anggy yang juga mengekan busana dengan warna senada nampak gagah bak pangeran. Langkahnya tegap menuju tenda utama, saat tiba di gerbang tenda utama pembawa kembang mayang sepasang penggiring pengantin pria dan pengantin wanita melakukan rotasi temu kembang mayang, setelah itu baru Anggy diijinkan masuk ke pelaminan. Setelah keduanya bertemu sesaat seblum kepelaminan kedua pengantin
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
melaksanakan prosesi lempar beras kuning, saat inilah pertama kali pengantin pria bertemu dengan pujaan hatinya , tampak senyum bahagia Sekar saat melempar beras kuning kepada Anngy, begitu juga dengan Anggy. Prosesi selanjutnya sekar mencuci kaki Anggy, prosesi ini melambagkan bakti sang istri kepada suaminya, setelah itu keduanya menuju pelaminan untuk disandingkan. Setalah duduk dipelaminan Anggy melaksanakan prosesi menyiapkan makanan nasi kuning dan hati ayam yang dikepal membentuk bulatan kecil. Prosesi ini memberi makna bahwa suami bertanggung jawab menafkahi lahir dan batin kepada istrinya dilandasi hati yang tulus begitu juga sebaliknya. Dengan senyum bahagia nampak Sekar
GARDA NUSANTARA
27
menghabiskan nasi kuning dan hati ayam yang diberikan Anggy, berikutnya kedua mempelai minum bersama sebagai tanda suci siap menjalani bahtera rumah tangga dengan iklas. Selama prosesi ini dilangsungkan di tenda VIP dihadiri tamu terbatas, sejumlah tamu undangan penting yang bmenghadiri dan menyaksikan acara ijab Kabul langsung di tenda VIP antara lain Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah, dan sejumlah tokoh penting lainnya. Ribuan tamu hadir ditenda lainnya memberikan doa restu kepada kedua mempelai. Ribuan tamu diluar tenda VIP bisa menyaksikan dan mengikuti jalannya acara ijab kabul melalui video yang diputar di televisi LCD di sejumlah titik. Prosesi dilanjutkan dengan mengarak pasangan pengantin, Sekar dan Anggy tampak bahagia saat menaiki iring-iringan mobil pengantin terbuka, wajahnya sumringah melambai kepada setiap hadirin yang menyapa.
Resepsi di Swiss-Bel Hotel Harbor By
Kemeriahan juga berlanjut saat acara acara resepsi pernikahan Sekar-Anggy yang dihelat di Swiss-Bel Hotel, Harbour Bay, Sei Jodoh malam harinya . Ribuan tamu undangan yang berasal dari berbagai kalangan memenuhi ballroom Swiss-Bel Hotel Seijodoh. Acara resepsi dibuka dengan iringan pasukan ala keraton jogyakarta yang dipimpin cucuk lampah (Panglima pasukan -red ) lengkap 16 putri domas,
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
28
GARDA NUSANTARA
edan-edanan, punakawan, penari gambyong. Disusul kedua pengantin , sementara kedua orang tua pengantin dan keluarga besarnya mengiringi dibelakang. Dibalut busana pengantin jawa yang elegan kedua pengantin tampak bahagia saat prosesi menuju pelaminan , sementara kedua orantua serasi dengan balutan busana bernuansa merah. Begitu juga dengan seluruh penerima tamu dan penggiring. Setelah pengantin duduk disandingkan dipelaminan, acara dibuka dengan tari edanedanan disusul tari gamyong sebagai wujud melestarikan budaya jawa. Setelah itu wejangan disampaikan oleh sesepuh keluarga Anggy disusul nasehat dari Gubernur Kepri M Sani. Suasana makin meriah saat Yuni Shara muncul membawakan lagu, hadirin yang hadir tampak antusias berebut ingin mengabadikan melalui ponsel di dekat panggung hiburan, selain Yuni Shara, Gubernur Kepri H. M Sani juga menghibur yang hadir bernyanyi berduet dengan Ketua DPRD propinsi Kepri Nur Syafriadi. Tak ketinggalan Sekjen DPP PDIP Tjahyo Kumolo juga menghibur menyanyikan sebuah lagu, disusul Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah membawakan sebuah laku. “ Kami sangat puas acara berlangsung lancar, kami juga bangga teryata antuias
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
undangan yang datang ke acara resepsi melebihi yang diperkirakan, tak kurang dari 20 Ribu handai tauland yang hadir di SwissBel Hotel, Harbour Bay, Sei Jodoh” jelas Rudjito Pani di akhir resepsi. (*)
GARDA NUSANTARA
29
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
30
GARDA NUSANTARA
berpartisipasi memeriahkan acara pernikahan Sekar dan Anggy. Seni yang dipertunjukkan antara lain, kesenian Jawa seperti Reog, Kuda Lumping, Campur Sari, Tari Topeg Ireng, Jatilan, tektekan, Gamelan, dan lain sebagainya, ada juga gamelan dari Bali dan Barongsai. Masyarakat yang menyaksikan diperkirakan hingga 18 -20 ribu memenuhi semua panggung.
Pesta Rakyat
Saat prosesi pernikahan Sekar dan Anggy berlangsung di perumahan dutamas juga berlangsung pesat rakyat, pada 29 panggung kesenian ynag disipakan panitia. Semua panggung diisi oleh pentas seni sebagai wujud peran serta masyarakat paguyuban seBatam yang dengan sukarela
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
Panitia menyediakan kosumsi hingga 19 ribu nasi kotak. Semua acara ini dipusatkan di depan halaman Begitu besarnya partisipasi masyarakat dalam pesat ini terlihat dari begitu banyaknya panitia yang terlibat bukan hanya warga jawa, tetapi juga lintas suku dan agama, semua tokoh masyarakat bersdia menjadi panitia dan penerima tamu hingga terlibat selama persiapan prosesi hingga resepsi. Kebersihan dan keamanan disekitar
GARDA NUSANTARA
31
kediaman juga terlihat sangat rapi, bahkan ketika acara selesai dalam kurun waktu yang singkat semua sampah bersih, tak tersisa. Antusias ini juga ditunjukkan dengan ribuan karangan bunga ucapan selamat yang disampaikan seluruh lapisan masyarakat dan pengusaha. Karangan bunga berjajar rapi di sepanjang jalan protokol sejak simpang Jam hingga simpang Kara, juga pintu masuk perumahan Duta mas. Karangan bunga juga memenuhi sepanjang jalan menuju tempat resepsi di Swiss Bellhotel Harbor Bay. Karangan bunga ucapan berjajar sejak simpang Pasifik jodoh hinga jalan masuk ke pelabuhan internasional Harbor Bay. Sejumlah tokoh Nasional dan Tokoh Kepulauan Riau tampak memberikan ucapan selamat, Megawati, Puan Maharani, Jokowi, sejumlah Mentri, petingi Partai, Gubernur kepri, Seluruh SKPD Propinsi Kepri, Bupati , walikota, tokoh masyarakat, pengusaha dan tak terhitung banyaknya. (*)
(AEH/cakpur)
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014
EDISI KHUSUS | FEBRUARI 2014