PROSES PERHITUNGAN PERSEDIAAN PADA CV PARAHYANGAN EXPRESS CAB KARAWANG
Nama NPM Kelas
: Rosiana Arifah : 42209141 : 3DA03
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang pesat menuntut perusahaan untuk meningkat kinerja baik dari memproduksi dan memasarkan sebuah produk. Barang yang di produksi pasti ada juga stock persediaan. Persediaan adalah untuk menunjukkan adanya barangbarang yang ingin dijual atau yang masih dalam proses produksi 1.2 Materi Kerja Praktek Materi yang dibahas mengenai persediaan yang ada di CV Parahyangan Ekspress
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Kerja Praktek 1. Untuk mengetahui prosedur permintaan barang , pemakaian sparepart dan ATK. 2. Untuk mengetahui proses perhitungan persediaan 1.3.2 Manfaat Kerja Praktek 1. Bagi Penulis a. Menambah wawasan mengenai persediaan di CV Parahyangan Ekspress b. Mengembangkan ilmu yang didapat di kelas untuk kemudian diaplikasikan ke dalam dunia kerja. c. Melatih mental mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang nyata 2. Bagi Perusahaan a. Dapat membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya. b. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara perusahaan dan Universitas Gunadarma 3. Bagi Pembaca Laporan kerja praktek ini diharapkan dapat digunakan sebagai media informasi bagi pembaca
BAB IV PEMBAHASAN 4.2 Pembahasan 4.2.1 Persediaan Pengertian persediaan menurut PSAK no. 1 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2 Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3 Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
4.2.2 Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga persediaan pada tingkat optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut Adapun tujuan pengendaliaan persedian yaitu sebagai berikut: 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsummen) 2 Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi 3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan 4. Menjaga agar pembeli yang membeli dalam jumlah yang kecil dapat dihindari 5. Menjaga upaya penyimpana dalam emplacement tidak menumpuk
4.2.3 Fungsi Persediaan Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efesiensi a.
Persediaan dalam Lot size
Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment ) kembali b.
Persediaan cadangan Persediaan ini timbul berkenaan dengan ketidkpastiaan
c.
Persediaan antisipasi Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga
d.
Persediaan pipeline Persediaan ini dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point)
e.
Persediaan lebih Persedian yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang terjadi.
4.2.4 Faktor Persediaan Terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan yaitu sebagai berikut: a. Faktor waktu b. Faktor ketidakpastiaan waktu c. Faktor ketidakpastiaan pengguna d. Faktor ekonomis
4.2.5 Biaya – biaya dalam Persediaan Semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Komponen biaya dalam persediaan 1. Biaya Pembeliaan Biaya yang dikeluarkan untk membeli barang 2.
Biaya Pengadaan Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesui asal usul barang yaitu biaya pemesanan: a. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar b. Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk persiapan memproduksi barang
3.
Biaya Penyimpanan Semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpana barang. Biaya ini meliputi a. Biaya memiliki persediaan b. Biaya gudang c. Biaya kerusakan dan penyusutan d. Biaya asuransi e. Biaya kadaluarsa f. Biaya administrasi dan pemindahan
4.
Biaya Kekurangan Persediaan a. Kuantitas yang tidak dapat diperoleh b. Waktu pemenuhan c. Biaya pengadaan darurat
4.2.6 Proses Perhitungan 4.2.6.1 Harga Pokok Persediaan Harga pokok persediaan barang dagangan terdiri dari harga beli ditambah semua pengeluaran termasuk biaya-biaya pengakutan, bea masuk, cukai serta asuransi 4.2.6.2 Metode Penentuan harga Pokok Persediaan 4.2.6.2.1 Identifikasi Khusus Metode identifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya Contoh 2010 2010 Februari 1 Persediaan 200 kg @ Rp 40.000,00 = Rp 8.000.000,00 9 Pembelian 300 kg @ Rp 42.000,00 = 10 Pengeluaran 15 Pembelian 400 kg @ Rp 45.000,00 = 18 Pengeluaran 24 Pembelian 100 kg @ Rp 50.000,00 = 1.000 kg
Rp 12.600.000,00 400 kg Rp 18.000.000,00 300 kg Rp 5.000.000,00 Rp 43.600.000,00
700 kg
4.2.6.2.2 Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO) Harga pokok persediaan akan dibebankan dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok terakhir. Dengan menggunakan data diatas, persediaan akhir dan harga pokok penjualan dalam cara MPKP (FIFO) dihitung sebagai berikut:
A. Metode Fisik Misalnya perhitungan fisik atas barang-barang dalam gudang pada tanggal 28 Februari 2010 menunjukkan jumlah 300 kg terdiri dari: Pembelian 24 Februari 100 kg @ Rp 50.000,00 = Rp 5.000.000,00 Pembelian 25 Februari 200 kg @ Rp 45.000,00 = Rp 9.000.000,00 Jumlah 300 kg Rp14.000.000,00
B Metode Buku (Perpetual) Apabila digunakan metode buku maka setiap jenis persediaan akhir dibuatkan kartu persediaan yang terdiri dari beberapa kolom yang digunakan untuk mencatat mutasi persediaan. Kartu barang produk cat dengan cara MPKP /FIFO akan nampak sebagai berikut: Tabel 4.2 Metode Buku Produk Cat (MPKP) Diterima Tanggal 2010 Februari 1
Dikeluarkan
Q
Hrg / kg
Jmlh (000)
300
42.000
12.600
Q
Hrg / kg
Saldo
Jmlh (000)
9 10 400
45.000
200 200
40.000 42.000
8.000 8.400
100 200
42.000 45.000
4.200 9.000
18.000
15 18 100 24
50.000
5.000
Q
Hrg / kg Jmlh (000)
200 200 300
40.000 40.000 42.000
8.000 8.000 12.600
100 100 400
42.000 42.000 45.000
4.200 4.200 18.000
200 200 100
45.000 45.000 50.000
9.000 9.000 5.000
4.2.6.2.3 Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP?LIFO) Barang yang akan dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir yang disusul dengan yang masuk sebelumnya. A. Metode Fisik Misalnya pada tanggal 28 Februari 2010 diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang dalam gudang yang hasilnya menunjukkan jumlah persediaan sebanyak 300 kg. Harga pokok persediaan barang sebanyak 300 kg itu dihitung sebagai berikut: Persediaan 1 Februari 200 kg @ Rp 40.000,00 = Rp 8.000.000,00 Pembelian 9 Februari 100 kg @ Rp 42.000,00 = Rp 4.200.000,00 Jumlah 300 kg Rp12.200.000,00 Harga pokok penjualan = Rp 43.600.000 – Rp 12.200.000 = Rp 31.000.000
B. Metode Perpetual Tabel 4.3 Metode Buku Produk Cat (MTKP)
Tanggal 2010 Februari 1
Q
9
300
Diterima Harga/kg Jumlah (000) Q
42.000
12.600
10 15
400
45.000
100
50.000
300 100
42.000 40.000
12.600 4.000
300
45.000
13.500
18.000
18
24
Dikeluarkan Harga/kg Jumlah (000) Q
5.000
Saldo Harga/kg Jumlah (000) 200 200 300
42.000 40.000 42.000
8.000 8.000 12.600
100 100 400 100 100 100 100 100
40.000 40.000 45.000 40.000 45.000 40.000 45.000 50.000
4.000 4.000 18.000 4.000 4.500 4.000 4.500 5.000
4.2.6.2.4 Rata-rata Tertimbang Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. Perhitungan untuk persediaan akhir dan harga pokok penjualan adalah sebagai berikut: A.
Metode Fisik Misalnya barang-barang yang ada dalm gudang pada tanggal 25 Februari 2010 dihitung berjumlah 300 kg Persediaan akhir dihitung sebagai berikut: Februari 1 Persediaan 200 kg @ Rp 40.000,00 = Rp 8.000.000,00 9 Pembelian 300 kg @ Rp 42.000,00 = Rp 12.600.000,00 15 Pembelian 400 kg @ Rp 45.000,00 = Rp 18.000.000,00 24 Pembelian 100 kg @ Rp 50.000,00 = Rp 5.000.000,00 1.000 kg Rp43.600.000,00 Harga pokok rata-rata tertimbang: Rp 43.600.000 = Rp 43.600,00 per kg 1.000 Persediaan barang 28 Februari 2010: 300 kg @ Rp 43.600,00 = Rp 13.080.000,00 Harga pokok penjualan: Rp 43.600.000,00 – Rp 13.080.000,00 = Rp 30.520.000,00
B. Metode Perpetual Tabel 4.4 Metode Buku Produk Cat (Rata-rata Bergerak)
Tanggal Q 2010 Februari 1 9
300
Diterima Harga/kg Jumlah (000) Q
42.000
12.600
10 15
400 400
45.000
300 100
50.000
41.200
16.480
18.000
18 24
Dikeluarkan Harga/kg Jumlah (000) Q
5.000
44.240
13.272
Saldo Harga/kg Jumlah (000)
200
40.000
8.000
500
41.200
20.600
100
41.200
4.120
500
44.240
22.120
200
44.240
8.848
300
46.160
13.844
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil kerja praktek dan pembahasan mengenai persediaan dan harga pokok persediaan. Istilah persediaan adalah untuk menunjukkan adanya barang-barang yang tujuaannya untuk dijual kembali melalui kegiatan perusahaan yang normal serta barang yang masih dalam proses produksi. Nilai persediaan barang dagangan memegang peranan penting dalam proses mempertahankan pendapatan dan biaya untuk satu periode tertentu. Hal-hal yang terkait dalam perhitungan harga pokok persediaan terdiri dari harga beli ditambah semua pengeluaran termasuk biaya-biaya pengakutan, bea masuk, cukai serta asuransi. Biaya-biaya yang jumlahnya kecil dapat dikeluarkan dari harga pokok barang yang merupakan biaya operasi periodik. Metode yang digunakan dalam penentuaan harga pokok persediaan yaitu, Identifikasi khusus, Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO), Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO) dan Rata-rata Tertimbang 5.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan kesimpulan tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. CV. Parahyangan Express Cab. Karawang sebaiknya tetap mempertahankan menggunakan metode buku dalam pencatatan persediaan lebih akurat dibanding menggunakan metode fisik. 2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO) metode ini lebih efektif dibanding metode Identifikasi Khusus atau yang lainnya karena dengan metode ini dapat menguntungkan rentabilitas perusahaan, menguntungkan likuiditas & solvabilitas perusahaan, persediaan akhir sesuai dengan harga yang aktual, serta arus pembebanan harga pokok sesuai dengan arus fisik barang.