Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
PROSES PEMBEKUAN UDANG PADA PRODUK PND STPP ”FIVE STAR” DENGAN METODE Individually Quich Frosen (IQF) DI PT. ISTANA CIPTA SEMBADA (ICS), BANYUWANGI JAWA TIMUR 1
Mutmainnatul Qomariyah1*, Ika Junianingsih1
Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan, Akademi Perikanan Ibrahimy, Situbondo (Diterima Februari 2012/Disetujui April 2012)
Abstrak Upaya pengawetan produk hasil perikanan khususnya udang banyak dilakukan dengan jalan pembekuan. Pembekuan dapat mengawetkan sifat-sifat alami udang karena pembekuan mampu mengakibatkan penurunan proses kimiawi, mikrobologi dan biokimia yang dapat mengakibatkan kerusakan atau pembusukan pada udang. Salah satu alat pembeku yang digunakan dalam proses pembekuan udang adalah IQF (Individually Quick Frozen) freezer. Pembekuan dengan IQF bertujuan agar tiap potong udang menjadi beku tanpa menempel satu sama lain. Penelitian ini menggunakan metode obervasi, partisipasi, dan wawancara untuk mengetahui proses pembekuan udang dengan IQF di PT. ICS. Proses pembekuan produk pembuatan produk udang PDN STPP IQF “FIVE STAR” adalah Penerimaan bahan baku : Wilayah A, meliputi potong kepala, pencucian I, kupas, pembelahan punggung dan pembuangan ususnya, lalu penimbunan sementara. Wilayah B, meliputi:pisau warna, sortasi size dan sortir final. Wilayah C, meliputi:perendaman (Soaking). Persiapan pembekuan, meliputi pengambilan udang rendaman, sortir final, pencucian ulang dan pembekuan yang melalui beberapa tahap. Tahap yang dilewati adalah: loading masuk IQF Tunnel Incline glazing Hard Conveyor udang masuk ruang Hardening keluar dari Hardening Tunnel. Kata kunci: pembekuan, Individually Quick Frozen, udang. Abstract Effort of preserving fishery products, especially shrimp much to do with the freezing. Freezing can preserve the natural qualities of shrimp due to freezing able to cause a decrease in chemical processes, mikrobologi and biochemicals that can cause damage or decay on shrimp. One of the tools used in the freezer shrimp are IQF freezing process (Individually Quick Frozen) freezer. IQF freezing with aims to make each piece of shrimp to be frozen without sticking to one another. This study uses observation, participation, and interviews to determine the freezing process IQF shrimps with PT. ICS. The freezing process of making products IQF shrimp products PDN STPP "FIVE STAR" is the raw material Admission: Region A, covering the head cut, I wash, peel, cleavage back and disposal of his intestines, then temporary reservoir. Area B, covering: the blade color, size sorting and final sorting. Region C includes: immersion (Soaking). Preparation freezing, involves taking shrimp marinade, final sorting, washing and re-freezing through several stages. Phase passed are: loading IQF Tunnel entrance Hard glazing Incline Conveyor shrimp out of the room entrance Hardening Hardening Tunnel. Keywords: freezing, Individually Quick Frozen, shrimp.
PENDAHULUAN Sektor perikanan ini diharap memberikan peranan yang lebih besar dalam kehidupan ekonomi, penambah devisa. Perbaikan pangan dan gizi masyarakat serta menyediakan lapangan kerja dalam upaya peningkatan nelayan (Moeljanto, 1992). Hasil perikanan termasuk udang banyak diproduksi dalam bentuk segar dan olahan. Sifat produk yang mudah mengalami kerusakan menuntut adanya berbagai adanya upaya untuk mempertahankan kesegaran dan nilai nurtrisi yang terkandung oleh udang tersebut. Pengawetan merupakan suatu upaya Alamat Korespondensi Penulis: Mutmainnatul Qomariyah Email:
[email protected] Alamat : Akademi Perikanan Ibrahimy, Pondok Pesantren salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo
yang ditunjukkan dalam meepertahankan produk dari kerusakan dari kegitan enzimatis dan mikrobiologi yang berakibat pada menurunnya mutu produk baik secara instriksik (Handiwiyoto, 1993). Upaya pengawetan hasil perikanan khususnya udang banyak dilakukan dengan jalan pembekuan menurut Afrianto dan Liviawati (1989), pembekuan dapat mengawetkan sifatsifat alami udang karena pembekuan mampu mengakibatkan penurunan proses kimiawi, mikrobologi dan biokimia yang dapat mengakibatkan kerusakan atau pembusukan pada udang. Pembekuan yang cepat dan menyimpan dengan fluktuasi suhu yang tidak terlalu besar, akan membentuk Kristal-kristal es 21
Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
kecil di dalam sel sehingga dapat mempertahankan jaringan dengan dengan kerusakan minimum pada membran sel (Murniyati dan Sunarman, 2000). Salah satu alat pembeku yang digunakan dalam proses pembekuan udang adalah IQF (Individually Quick Frozen) freezer. Pembekuan dengan IQF bertujuan agar tiap potong udang menjadi beku tanpa menempel satu sama lain. Proses pembekuan dengan freezer biasanya berjalan denga cara terus menerus (continous) dan tidak terpotong-potong (bateh proseess). IQF termasuk dalam proses pembekuan cepat yang memiliki thermal arres period (waktu yang diperlukan untuk mengubah suhu tubuh udang 0 0 dari 0 C sampai -12 C) kurang dari dua jam. Teknik pembekuan cepat ini dianggap lebih menguntungkan secara ekonomis karena hanya membutuhkan waktu relatif singkat untuk berada dalam freezer sehingga freezer dapat digunakan kembali. Selain itu, volume produksi udang beku yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dan memungkinkan pemakaian freezer secara maksimum. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode obserfasi, partisipasi, dan wawancara tentang proses pembekuan udang di PT. Istana Cipta Sembada (ICS) selama 2 bulan yaitu Juni – Agustus 2011. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah : Observasi Metode obserasi adalah melakukan tandakan pengamatan secara langsung dan melakukan pencacatan secara sistematis. Wawancara Metode wawan cara bersifat terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan kepada responden mengenai kegitan pembekuan di PT.Istana Cipta Sembada. Partisipasi Metode partisipasi ikut berperan aktif dalam semua kegiatan.partisipasi dilakukan terhadap semua rangkaian proses pembekuan udang. HASIL DAN PEMBAHASAN Diskripsi Produk Produk udang peeled and develied (PND) IQF “Five Star” adalah produk udang segar dalam keadaan tanpa kepala (headless), dengan pengupasan kulit secara menyeluruh, dituang ususnya dan melalui merendamkan dalam larutan STPP dan garam selama 2 jam. Sistem 22
pembukaannya menggunakan alat IQF (Individually Quick Frozen) freezer, yang produk akhirnya adalah berupa potongan udang beku tanpa menempel satu sama yang lain. Produk ini mempunyai banyak pilihan size yaitu size 21/26 sampai size 61/70. Sedangkan pemberian nama “Five Star” merupakan merek dagang dari produk peeled and develied (PND) STPP. Produk ini dikemas dengan menggunakan plastic/poly bay lalu dikemas lagi dalam master corton, dengan setiap meja berisi 10 poly bay. Proses Produksi Proses produksi adalah suatu alur kerja yang dilakukan oleh sebuah unit pengolahan dimulai dari penerimaan bahan baku hingga sampai produk jadi dengan memperhatikan mutu produk untuk kepuasan konsumen. Alur proses pembekuan produk PND IQF “FIVE STAR” secara keseluruhan sebagai berikut : Penerimaan Bahan Baku Kegiatan penerimaan bahan baku dimulai dari pembongkaran udang dari box yang berada didalam truk.masing-masing truk berisi 3 box. Lapisan es yang menutupi tumpukan udang dibersihkan atau dibuang terlebih dahulu kemudian udang di ambil dengan menggunakan keranjang dengan kapasitas 15 kg. Kemudian dimasukkan kedalam ruang udang kembali. Diruang penerimaan bahan baku, dilakukan sortasi kasar untuk memisahkan udang broken, gumpalan es dan bahan pengotor lain seperti kerikil, lumut, sekam, dan kotoran lainnya. Selanjutnya, udang dimasukkan kedalam keranjang berkapasitas 40 kg untuk dilakukan penimbangan. Sebelum ditimbang, udang ditiriskan terlebih dahulu dengan meletakkan keranjang berisi udang diatas pallet besi untuk mengurangi jumlah agan kandungan air pada udang ketika dilakukan penimbangan. Selama menunggu giliran untuk ditimbang, dilakukan pengecekan untuk mengetahui ukuran udang. Pengecekan dilakukan dengan mengambil sample sebanyak 1 kg secara acak pada setiap keranjangnya kemudian dihitung jumlahnya. Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui ukuran udang yang akan ditimbang. Setiap cek size yang dilakukan pada setiap keranjang tersebut dicatat pada nota penerimaan juga berisi tentang jumlah udang, jenis, tanggal penerimaan, nama supplier dan prosentase kenaikan beat udang. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan gantung,dengan berat pemimbangan setiap keranjang berkisar antara 35-37 kg. Adapun contoh nota timbang
Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
pembelian udang bisa dilihat pada lampiran 6.selanjutnya udang dimasukkan kedalam ruang proses melalui pintu khusus yang dilengkapi dengan pelastik curtain. Udang dalam keranjang tersebut diatasnya diberi label berisi berat udang dan nomor lot (lot number) yaitu kode untuk nomor urut supplier. Setelah semua peralatan sudah digunakan maka dilakukan pencucian dengan menggunakan air yang ditampung pada 2 bak yang ada diruang penerimaan dengan campuran kholorin sebesar 100 ppm. -
Potong kepala Setelah proses penimbangan selesai, keranjang berisi udang dikirim oleh bagian potong kepala (wilayah A) dan segera dilakukan pencacatan mengenai berat udang yang diterima, pencatatan jumlah ini untuk erros chek dengan bagian penerimaan dan untuk pembayaran gaji para karyawan borongan potong kepala. Selain pencacatan, tenaga kerja lain menyiram udang dalam keranjang tersebut dengan air dingin 0 bersuhu 5 C dengan campuran khlorin sebesar 200 ppm. Kemudian oleh karyawan harian pada bagian tersebut diantarkan kemeja-meja potong kepala lalu udang dalam keranjang ditumpah kan ke atas meja tersebut untuk dilakukan proses pemotongan kepala oleh karyawan borongan. Pemotong kepala tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan kuku buatan yang terbuat dari stainlees steel. Semua bentuk produk yang diproses oleh PT. ES melalui proses potong kepala, termasuk juga produk PND STPP (Five Star). Prosedur pemotongan kepala udang adalah sebagai berikut : 1. Memegang kepala udang pada bagian badan, menekan lou jari pada bagian pangkal kulit kepala udang lalu menekan kearah bawah. Sedangkan jari telunjuk mendorong ke atas bagian cucuk dengan gerakan sambil menarik kepala udang. Gerakan jari telunjuk berlawanan dengan ibu jari, kemudian kepala di tarik sehngga kulit kepala lepas bersama genjer dan kotoran dari kepala udang. 2. Menarik ruas kaki yang masih tertinggal dengan menggunakan ibu jari secara menyamping kearah depan hingga lepas. Cara pemotongan kepala udang yang benar adalah seperti tampak pada gambar 1.
Gambar 1. Cara pemotongan kepala udang
Selama kegiatan ini, suhu udang tetap O 0 dipertahankan yaitu 0 C sampai 5 C dengan memberikan es curah pada tumpukan udang. Untuk dengan size besar seperti size 50 dilakukan pemisahan, dengan size yang lebih kecil dengan menaruhnya di baskom plastik kecil berwarna putih selanjutnya dipindahkan ke dalam keranjang kapasitas 40 kg. Setelah hasil potong kepala terkumpul kemudian dilakukan O penyiraman dengan air dingin bersuhu 0 C 0 sampai 5 C dengan berkhlorinasi sebesar 50 pm. Selanjutnya udang di serahkan kebagian timbbun sementara dengan bantuan kereta dorong. Sedangkan kepala udang tersebut dimasukan ke dalan keranjang untuk limbah padat. -
Pencucian I Langkah selanjutnya adalah pencucian udang setelah dilakukan potong kepala (HL) mencuci udang dari kotoran yang masih melekat setelah kegiatan potong kepala dan juga untuk mengurangi kandungan bakteri pembusuk pada udang. Dalam perendamannya, proses ini membutuhkan alat pengaduk yang terbuat dari bahan stainlees steel yang berbentuk selinder menyerupai huruf T. Pengadukan dengan alat tersebut diharapkan agar tidak merusak tekstur tubuh udang. Selama menuggu untuk diproses selanjutnya, suhu udang dalam box penimbang tetap dipertahankan dengan cara memberi es curah pada box tersebut hingga suhunya berkisar antara 0 OC sampai 5 0C kadar khlorin sebesar 10 ppm, proses pencucian pada gambar 2.
23
Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
Gambar 2. Proses pencucian 1
-
Pengupasan. Dalam proses pengupasan ini melalui tiga tahap, yaitu : 1. Memegang udang pada bagian ekor dan ruas ke 6. lalu menarik 3 ruas kulit pertama atau ruas kulit 1,2 dan 3. caranya, adalah dengan cara memutar kulit dari bagian ruas kaki kearah atas, hingga bagian kaki dan kulit terlepes dari ruas badan. 2. Menarik ruas kulit 4, 5 dan 6 terlepas, kulit tersebut ditarik kebagian belakang ekor, posisi jari yang memegang ekor berubah menjadi memegang daging dengan posisi bagian perut menghadap keatas dan ujung ekor ditarik dengan hati-hati agr ekor tidak putus (gambar 3).
kedalam keranjang isi 40 kg, selanjutnya dibawa kemeja pisah warna dengan bantuan kereta dorong. Pisah warna adalah proses pengklasifikasian udang berdasarkan warnanya masing-masing. kegiatan pisah warna terdiri atas 3 sampai dengan 4 warna tergantung pada jenis udang dan permintaan buyer, untuk udang windu terdiri atas warna black, dark blue , ligh blue, dan brown. Sedangkan untuk white terdiri atas warna gray, light gray dan brown. Dalam kegiatan pisah warna ini terdapat bak berkapasitas 20 -30 kg dalam setiap mejanya untuk penempatan udang yang telah dipisah berdasarkan warnanya masing-masing. Dan juga terdapat keranjang berkapasitas 5 kg untuk udang yang broken baik broken putus atau broken merah. Cara pisah warna adalah dengan mencari warna yang mencolok dari tumpukan udang, misalnya udang windu berwarna hitam dan biru diambil, lalu di masukan kedalam keranjang. Sisa udang disebut dengan cakupan merupakan warna campuran yang tidak termasuk dalam warna domminan. Hasil cakupan di masukan kedalam keranjang cakupan. Dalam proses pisah warna ini harus dilakukan dengan hati-hati agar warna tidak tercampur. Untuk produk PND STTP IQF ’’five star” proses pemisahannya hanya tiga warna yaitu gray, light gray, dan brown karena jenis udang yang digunakan adalah udang white atau Vannamei. Proses pisah warna untuk produk PND STTP IQF “five star” dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Proses pengupasan
-
Timbang Sementara Seperti halnya penimbunan sebelumnya, udang-udang yang telah dibuang ususnya dimasukan kedalam box fiberglass yang berisi air dingin dengan suhu 2,4 0C dan kadar khlorin sebesar 10 ppm. Fungsinya adalah selain untuk membunuh bakteri pembusuk dalam tubuh udang juga mengtur pemasukan kebagian pisah warna. -
Pisah Warna Proses selanjutnya adalah pisah warna, yaitu dengan mengambil udang dengan menggunakan keranjang kapasitas 15 kg lalu dimasukan
24
Gambar 4. Proses pemisahan berdasarkan warna
Pada tahap pisah warna, suhu dingin udang selalu dijaga dengan cara menaburkan es curah diatas tumpukan udang tersebut. Pada proses ini juga diperlukan karyawan yang teliti dalam pemilahan warna udang.
Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
-
Sortasi Size Kegiatan sortasi dilakukan setelah udang yang sama warnanya dikumpulkan dari keranjang berisi udang yang sama warnanya dari meja pisah warna, kemudian ditaruh dimeja sortir untuk dilakukan sortasi. Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan udang berdasarkan ukuran sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari kegiatan sortir ini nantinya bisa mengarahkan sasaran produk seperti standar ukuran udang pada produk PND STPP IQF “five star” adalah 61/70 karena setiap produk mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain, seperti cek isi persatuaan berat produk dan sebagainya. Proses sortasi size pada produk PND STPP “Five Star” dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Proses sortasi size
Dalam ukuran ini juga dilakukan sortasi mutu/pemisahan udang Broken baik broken merah atau broken putus karena walaupun dalam pisah warna udang broken, udang broken dikhawatirkan masih tersisa sehingga perlu dilakukan pemisah udang broken lagi. Proses sortasi memerlukan keterampilan yang tinggi dan ketelitian agar size yang dibutuhkan tercapai. Selama kegiatan sortasi ini suhu udang tetap dijaga dengan memberikan es curah pada tumpukan udang. Seperti pada halnya pada pisah warna, sortasi size juga menggunakan beberapa bak untuk beberapa size udang. Setelah bak penuh dengan udang yang ukurannya sama, lalu salah seorang karyawan membawanya kemeja sortir untuk dilakukan sortasi final.
Sortasi Final Setelah bak penuh dengan udang yang ukurannya sama, lalu salah seorang karyawan membawanya kemeja sortir untuk dilakukan sortasi final. Kegiatan sortasi final ini dilakukan untuk menyempurnakan hasil sortasi sebelumnya.Prosedur yang dilakukan adalah mengecek udang persatuan 454 gram/l bs kemudian menghitung jumlahnya. Jumlah udang tersebut menentukan size yang dibutuhkan seperti contoh jika dalam 1 bs atau 454 gram tersebut berjumlah udang antara 61 sampai 70 maka udang –udang tersebut dikatakan dengan size 61/70 dan cek tersebut bisa dibuat untuk prodak PND STPP IQF ”Five Star”.Setelah pengecekan size selesai maka udang-udang yang sudah terklasifikasi berdasarkan ukuran diantarkan kewilayah soaking (wilayah c). Pembekuan Proses pembekuan untuk produk PND STPP IQF “Five Star” adalah melalui beberapa tahapan. Produk ini dibekukan dalam mesin IQF (Individually Quick Frozen) Freezer dengan ciri produk akhirnya adalah berupa potongan udang yang istilahnya adalah individual (sendiri). Tahapan-tahapan yang dilalui pada proses pembekuan produk PND STTP IQF “five star” adalah : Loading Setelah udang dicuci dengan bersih, lalu langkah selanjutnya adalah meletakkannya di meja persiapan loading, lalu diambil secara kontinu untuk ditata pada infeed conveyor. Penataan dilakukan dengan cepat, cermat dan padat, namun tidak menumpuk serta posisi udang dibentuk seperti huruf U atau yang sesuai agar penampakannya pada produk akhir terlihat menarik. Kegiatan ini berjalan secara terus menerus (kontinu) dan tidak terpotong kecuali ketika ada produk alin yang akan diproses. Dalam proses penataan, filth atau kotoran yan g masih melekat pada udang ataupun pada alat infeed seperti usus, kulit, es, genjer harus dibuang. Sedangkan untuk udang broken (merah atau putus) atau size terlalu besar atau kecil yang tidak sesuai standar maka dikeluarkan untuk diproses menjadi produk lain. Dalam proses ini ada maksimal 6 orang karyawan, dua orang yang bertugas mengambil udang di meja persiapan loading dan sisanya adalah menata udang tersebut pada infeed. Waktu yang dibutuhkan untuk melewati infeed ini adalah tiga menit. Proses loading dapat dilihat pada gambar 6. 25
Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
Gambar 6. Proses pembekuan
Setelah melawati infeed lalu udang dimasukkan pada ruang pendingin yaitu ruang IQF atau IQF tunnel yang dipasang plastik curtain sebagai pembatas infeed agar dapat menahan udara luar masuk (Purwaningsih, 2000). Dalam ruang ini melalui tiga tahapan yang masingmasing dilengkapi dengan tiga blower. Waktu yang diperlukan untuk melewati IQF tunnel adalah 9 menit deng suhu -40 0C. selanjutnya udang tersebut keluar dari IQF tunnel dalam keadaan beku. Untuk udang yang masih menempel maka dilepas dengan menggunakan alat berwarna putih yang masih tersedia (solet). Tahapan ini adalah melalui incline yang dibuat berpetak-petak dan mengarah ke atas. Tujuannya adalah agar udang yang keluar dari IQF tunnel bisa dilanjutkan pada proses glazing, dalam artian ketika udang mengarah ke atas, tidak berjatuhan dan akhirnya menumpuk.waktu yang dibutuhkan untuk melalui incline ini menuju proses glazing hanya beberapa detik saja. Selanjutnya udang bergerak menuju proses belt glazzer atau proses glazing. -
Glazing Peng-glazingan dilakukan dengan menggunakan mesin IQF, dengan kenaikan glazing 11% sampai 14% dengan memakai 7 sampai 8 kran. Penggunaan kran sangat berkaitan produk dengan ekstra weight-nya. Jika penggunaan kran banyak maka air yang diserap juga banyak begitu juga sebaliknya, hal tersebut sangat mempengaruhi terhadap penimbangannya. Air yang mengalir pada kran berasal dari air dingin yang mengalir dari water chiller menuju box timbun es kemudian ditambah dengan curah dan suhunya tetap dijaga atau 0 0 dipertahankan antara 0 C sampai 5 C, dan secara berkala karyawan pada bagian ini mengecek air 0 glazing yang meliputi suhu harus di bawah -5 C, kuantitas air dan es serta spuyer. Tujuan dari 26
proses glazing agar produk terhindar dari dehidrasi dan oksidasi pada saat penyimpanan. Setelah melewati proses glazing lalu udang jatuh pada head conveyor. Udang yang tidak beku sempurna, maka dikeluarkan ditaruh pada keranjang khusus untuk diproses ulang, sedangkan udang yang broken atau patah ketika dipisahkan (udang yang menumpuh dipisah lalu patah). Maka juga dikeluarkan untuk diproses ulang untuk menjadi produk broken. Udang yang masih menempel, dipisahkan agar produk akhir memang benar-benar berupa potongan individually udang. Jadi pada proses ini dibutuhkan karyawan yang mampu dan teliti dalam memperhatikan produk. Proses tersebut seperti tampak pada gambar 7.
Gambar 7. Proses glazing
Selanjutnya udang-udang tersebut masuk pada ruang hardening tunnel, yaitu ruang pendinginan ulang dengan waktu yang sama pada ruang IQF tunnel. Waktu yang dibutuhkan untuk melewati hardening tunnel ini adalah 4 menit dengan suhu -38C sampai-41C. Fungsi dari hardening tunnel ini adalah untuk menyempurnakan pembekuan setelah qlazing karena setelah udang keluar dari IQF tunnel dalam keadaan lengket (clumping) kemudian di qlazing, maka harus diproses pembekuan lagi dengan tujuan untuk mengeraskan produk akhir PND STPP IQF “Five Star”. Selama proses berjalan pintu ruang itu tidak boleh dibuka karena jika udara luar masuk akan menyebabkan kondensasi yang berakibat terjadi pembekuan di bagian evaporator hingga suhu menjadi drop karena tidak adanya sirkulasi dan akibat lain adalah bisa merusak mesin.
Proses Pembekuan Udang Pada Produk PND STPP ”FIVE STAR” dengan Metode Individually Quich Frosen (IQF) di PT. Istana Cipta Sembada (ICS), Banyuwangi Jawa Timur (Qomariyah, M., Junianingsih,I.) Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal : 21--27 ISSN: 2086-3861
Setelah ± 4 menit dalam ruangan tersebut, udang-udang keluar. Lalu udang dari hardening ini ditampung pada keranjang-keranjang kecil yang diletakkan pada tempat jatuhnya udang. Posisi berbentuk seperti huruf T agar bisa udang tertampung semua ada yang jatuh. Keranjang berkapasitas 5 kg tersebut dibuat penuh agar diharapka untuk 1 keranjang tersebut dengan 1 kali timbangan. Keranjang yang telah berisi udang diambil dan diganti dengan keranjang yang kosong. Lalu diserahkan pada bagian timbang untuk dilakukan proses penimbangan. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa proses pembekuan produk pembuatan produk udang PDN STPP IQF “FIVE STAR” adalah sebagai berikut : Penerimaan bahan baku : Wilayah A, meliputi potong kepala, pencucian I, kupas, pembelahan punggung dan pembuangan ususnya, lalu penimbunan sementara. Wilayah B, meliputi:pisau warna, sortasi size dan sortir final. Wilayah C, meliputi:perendaman (Soaking). Persiapan pembekuan, meliputi pengambilan udang rendaman, sortir final, pencucian ulang dan pembekuan yang melalui beberapa tahap. Tahap yang dilewati adalah: loading masuk IQF Tunnel Incline glazing Hard Conveyor udang masuk ruang Hardening keluar dari Hardening Tunnel. DAFTAR PUSTAKA (1) Afrianto, E., dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta: Kanisius. (2) Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid I. Jakarta : Liberty. 214 Hlm. (3) Ilyas, S. 1993. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan: Teknik Pembekuan Ikan. Jakarta : Departemen Pertanian. 150 Hlm. (4) Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta : Penebar Swadaya. (5) Murniyati, A.S., dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Yogyakarta : Kanisius. 220 Hlm. (6) Purwaningsih, S. 2000. Teknologi Pembekuan Udang. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. 112 Hlm.
27