1
PROSES ENCODING DAN DECODING INTERVIEW FIRST SCHOOL OF INTERVIEW TERHADAP JOBSEEKER VALENSCA NATALIE DWITAMA Interview First School of Interview Plaza CIMB Niaga, lt.3A Jl. Jendral Sudirman Kav. 25 Jakarta Selatan – Indonesia e-mail :
[email protected] Dosen Pembimbing : Elsye Rumondang Damanik, SE.,M.Si
ABSTRAK The purpose of this study is to understand the process of message encoding and decoding to communication process; and to understand the process of creating Interview First Shool of Interview by PT. Bina Jasa Sumber Sarana. This study uses qualitative approach methodology. With purposive sampling technique, informants are determined with characteristics that are in line with research purpose. The results showed that the process of encoding and decoding to the job seeker is considered in accordance with the wishes and expectation of the job seeker when the trainer can effectively convey the content of the material. During the process of delivering and receiving the material can be supported by the presence, key elements such as the sender, the message, encoding, channel, receiver, decoding (translating the message) in accordance with field experience that is owned by the trainer and the student or job seeker. PT. Bina Jasa Sumber Sarana that have fact about there are many job seekers are still having trouble to get a job because of failure to interview, it was the reason to creating Interview First School of Interview. The message will be conveyed to the job seeker in the process, the sender and receiver must have the field to share their experiences and knowledge or understand about the message. It is concluded that the encoding process is needed to understand the language selection, the selection of communication media and the selection of appropriate communication. Decoding consists of three stages of description, interpretation and evaluation. (VND)
Keywords: Communication, Message, Sender, Receiver, Encoding, Decoding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami proses encoding dan decoding pesan pada proses komunikasi; dan memahami proses terciptanya Interview First School of Interview. Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif. Dengan teknik purposive sampling, informan ditentukan dengan karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa proses komunikasi encoding dan decoding terhadap job seeker dianggap sudah sesuai dengan harapan dan keinginan para job seeker ketika trainer secara efektif dapat menyampaikan isi materi. Selama proses penyampaian dan penerimaan materi dapat didukung dengan adanya, elemen kunci seperti pengirim, pesan, encoding,
2
saluran, penerima, decoding (menerjemahkan pesan) sesuai dengan field experience yang dimiliki oleh trainer dan student atau job seeker. Dengan adanya fakta yang didapatkan oleh PT. Bina Jasa Sumber Sarana bahwa masih banyaknya para job seeker yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan karena mengalami kegagalan interview maka didirikannya Interview First School of Interview. Untuk itu pesan yang akan di sampaikan kepada para job seeker dalam melakukan proses belajar mengajar dapat efektif, maka pengirim dan penerima harus memiliki bidang yang saling berbagi pengalaman atau pemahaman dan pengetahuan mereka berlaku untuk pesan yang sama. Hal ini menyimpulkan bahwa untuk memahami proses encoding dibutuhkannya pemilihan bahasa, pemilihan media komunikasi dan pemilihan bentuk komunikasi yang tepat. Decoding terdiri dari tiga tahapan keterangan, interpretasi dan evaluasi. (VND) Kata kunci: Komunikasi, Pesan, Pengirim, Penerima, Encoding, Decoding.
PENDAHULUAN Jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup besar jumlahnya, hal ini disebabkan sedikitnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi terus bertambah. Akibatnya terjadi ketidak seimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan orang yang akan bekerja. Berdasarkan data resmi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2013 yang lalu adalah 5,92% menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia menurun dibandingkan pada tahun 2012 (http://www.bps.go.id/). Banyaknya persaingan dalam dunia kerja dapat menyulitkan pencari kerja untuk bisa mendapatkan pekerjaan impiannya. Contohnya, suatu perusahan hanya membuka delapan posisi jabatan, sedang calon pelamar di perusahaan tersebut mencapai seratus orang. Dikarenakan hal tersebut maka para kandidat harus meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri, dilihat juga dari sulitnya para job seeker mendapatkan pekerjaan. Karena tanpa disadari bahwa hal tersebut lebih banyak ditentukan melalui interview kerja. Selain itu, seringkali ditemukan dilapangan bahwa banyak para job seeker yang tidak memiliki kemampuan atau soft skill dalam melakukan interview kerja. Kemampuan dasar soft skill dalam menghadapi proses interview kerja yang kurang disadari, membuat seorang job seeker mengalami kesulitan dan kegagalan dalam melalui tahapan interview. Bedasarkan data informasi yang didapatkan dari PT.Bina Jasa Sumber Sarana Konsultan dan Recruitment menyatakan 70% kegagalan yang dihadapi para job seeker tidak disebabkan oleh indeks prestasi yang rendah atau tidak cukup pintar, fakta ke dua 20% dari sisanya adalah tidak cocok dengan keahlian dan latar belakang pendidikan mereka dan fakta ketiga adalah hanya 10% dari job seeker yang memahami serta mempersiapkan diri untuk menghadapi interview kerja (www.interviewfirst.co.id). Dengan adanya fakta-fakta tersebut maka PT. Bina Jasa Sumber Sarana sebagai salah satu recruitment consultant menyadari kebutuhan para job seeker akan soft skill untuk menghadapi proses interview kerja. Sehingga hal tersebut memperkuat alasan untuk di dirikannya Interview First School of Interview. Interview First School of Interview memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberikan pelatihan soft skill mengenai persiapan menghadapi interview, serta trik dan tips agar sukses dalam menghadapi interview guna memasuki dunia kerja dan sukses dalam menggapai karir. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam proses interview sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan kegiatan komunikasi. Dalam
3
berkomunikasi, manusia melakukan proses pengolahan pesan yang berbagai aspeknya berasal dari lingkungan. Proses pengolahan tersebut mencakup diantaranya aktivitas “menangkap”, menyimpan, dan mengartikan pesan yang diterima lingkungannya untuk kemudian mengubahnya menjadi “komoditi” yang lebih berarti untuk dirinya. Proses komunikasi pada yang terjadi didalam Interview First School of Interview hakikatnya mengadopsi konsep West&Turner (2008:14) yaitu komunikasi sebagai arus informasi untuk pertukaran ide atau sebagai proses pembentukan kesatuan pemikiran antara pengirim pesan dan penerima pesan secara terus menerus. Berdasarkan definisi ini, bahwa untuk terjadi suatu komunikasi, pertama-tama diperlukan kesamaan pikiran antara pengirim pesan dan penerima pesan. Model West dan Turner ini juga bersifat heuristik (merangsang penelitian), karena memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Hasil pemikiran Belch tersebut sejalan dengan fakta bahwa faktor-faktor internal dan eksternal “berkontribusi” sangat signifikan dalam proses pengubahan pesan dari sumber ke penerima pesan. Setiap program atau kegiatan komunikasi diimplementasikan, maka akan muncul efek dari tindakan komunikasi itu. Efek tersebut terjadi setelah penerima (receiver) menerima pesan yang telah melalui serangkaian proses. Setiap individu penerima pesan akan mengalami efek yang berbeda-beda, seperti penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu informasi mengenai suatu produk atau jasa tertentu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju akan pentingnya menggunakan suatu produk atau jasa tertentu), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya), dan sebagainya. Proses pengolahan pesan dalam hubungan antar manusia ini menghasilkan respon dalam bentuk pesan maupun perubahan perilaku. Proses pengubahan pesan yang dalam konsep komunikasi dikenal dengan sebutan encoding dan decoding. Hal tersebut melibatkan proses penterjemahan bahasa verbal dan non verbal menjadi suatu pemikiran. Proses pengolahan pesan menjadi suatu pemikiran diantaranya dapat dituangkan melalui proses belajar dan mengajar dalam kelas antara student dengan trainer. Kondisi tersebut menggambarkan bagaimana terjadinya suatu proses encoding dan decoding, dimana lembaga atau institusi dalam proses komunikasi berusaha untuk memberikan pelatihan soft skill atau kebutuhan job seeker dan mengimplementasikannya kedalam jasa atau produk yang bermanfaat oleh job seeker. Berdasarkan uraian di atas maka tulisan dengan mengangkat judul “Proses Encoding dan Decoding Interview First School of Interview Terhadap Job Seeker” ini untuk memahami dan memperkaya wawasan dalam ilmu komunikasi terkhusus proses encoding dan decoding dalam dalam topik Integrated Marketing Communications (Komunikasi Pemasaran Terpadu). Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses encoding dan decoding yang terjadi antara Interview First School of Interview dengan job seeker? 2. Bagaimana gangguan atau noise yang terjadi dalam proses encoding dan decoding Interview First School of Interview? Tujuan Penelitian 1. Untuk memahami proses encoding dan decoding yang terjadi antara Interview First School of Interview dengan job seeker. 2. Untuk memahami gangguan atau noise yang terjadi dalam proses encoding dan decoding Interview First School of Interview.
4
Manfaat Akademis 1.
2.
Bagi mahasiswa/i yang mengambil jurusan Marketing Communication khususnya peminatan Public Relations, diharapkan berguna agar memberikan pengetahuan dan wawasan baru dalam pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya. Bagi BINUS University, penelitian ini dapat digunakan sebagai hasil karya mahasiswa yang ditujukan untuk peningkatan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa lainnya.
Manfaat Praktis 1. Bagi Interview First School of Interview, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kegiatan dari public relations untuk menjalankan strategi promosi kedepannya. 2. Bagi masyarakat luas, penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan dan sumber informasi khususnya mengenai strategi promosi Marketing Public Relations dalam mmbangun sebuah citra positif. Landasan Teori 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Teori Komunikasi Teori Proses Komunikasi Teori Model Komunikasi Teori Encoding Teori Decoding Teori Noise
Kajian Pustaka Penelitian sebelumnya yang mempunyai judul “Proses Encoding dan Decoding Interview First School of Interview Terhadap Job Seeker”. Di dalam penelitian tersebut membahas mengenai proses komunikasi yang sering dikaitkan elemen-elemen komunikasi. Yang terdiri dari sender, message, channel, receiver, encoding, decoding, response, noise, feedback. Elemen tersebut merupakan penghubung komunikasi dan informasi antara komunikator kepada komunikan baik internal dan eksternal perusahaan. Keberhasilan penyampaian pesan tersebut terjadi apa bila dalam proses encoding dan decoding dapat sesuai dengan urutan dan hal-hal yang bersangkutan dalam dua hal tersebut. Hubungan antara jurnal dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian juga mencari tahu proses pertukaran informasi yang melibatkan individu melalui source, sender,
medium, dan receiver. Dalam jurnal tersebut memaparkan kesamaan dalam teori komunikasi sebagai arus informasi untuk pertukaran ide atau sebagai proses pembentukan kesatuan pemikiran antara pengirim pesan dan penerima pesan. Pada jurnal yang berada Julie, N; Phillip,U (2013). Functions of Interpersonal Communication in Rendering Reference Services in Two University Libraries in Nigeria. Membahas Dua elemen umum dalam setiap pertukaran komunikasi yang melibatkan sender dan receiver. Sender adalah orang yang memiliki kebutuhan atau keinginan untuk menyampaikan ide atau konsep kepada orang lain. Receiver adalah individu kepada siapa pesan dikirim. Pengirim mengkodekan ide dengan memilih kata-kata, simbol, atau gerakan. Pesan yang tercipta adalah hasil dari encoding, yang mengambil bentuk bahasa verbal, nonverbal, atau tertulis. Pesan dikirim melalui media atau saluran, yang merupakan pembawa komunikasi. Media bisa menjadi percakapan tatap muka, panggilan telepon, e-mail, atau laporan tertulis. Penerima menerjemahkan pesan yang diterima ke informasi yang berarti.
5
METODE PENELITIAN 1. 2.
3. 4.
Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, data sekunder dan observasi. Data primer melalui wawancara mendalam pihak internal perusahaan yaitu head management, public relation, marketing communications dan tiga pihak eksternal yaitu perwakilan student interview first school of interview. Data Sekunder melalui dokumendokumen perusahaan. Observasi dilakukan selama 3 bulan dan peneliti menjadi bagian dalam perusahaan tersebut. Tahapan riset dilakukan dengan cara menanyakan pertanyaan (asking question), observasi (observation), dan mengkonstruksi jawaban (constructing answers). Keabsahan data dalam penelitian adalah melalui validitas data dan triangulasi.
HASIL DAN BAHASAN Proses Encoding dan Decoding Interview First School of Interview Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi metode, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara, observasi partisipan, dan pandangan peneliti sendiri. Proses encoding dan decoding yang dilakukan Interview First School of Interview terhadap jobs seeker meliputi tahapan-tahapan. Dilihat dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan yaitu proses encoding yang terjadi pada Interview First School of Interview sudah sesuai dengan tahapan teori proses encoding yang melibatkan tahapan memilih bahasa, memilih media dan memilih bentuk komunikasi yang sesuai sehingga penyampaian pesan dalam bentuk materi di dalam kelas antara trainer dengan student dapat berjalan dengan lancar. Proses encoding atau pengiriman pesan tersebut sudah dipaparkan oleh Bapak Kuswandana selaku Head of Management Interview First School of Interview bahwa proses belajar mengajar didalam kelas harus dibuat senyaman mungkin serta penggunaan media pendukung seperti buku, slide power point, ohp (overhead projector) dan internet dapat menunjang proses penyampaian materi sehingga para student dapat menerima materi menjadi informasi yang lebih berarti. Fakta juga ditemukan dilapangan ditemukan hasil wawancara dengan salah satu informan, menerangkan bahwa cara penyampaian pesan yang digunakan Interview First School of Interview saat kegiatan belajar mengajar menggunakan bahasa verbal dan non verbal, serta penyampaian pesan secara face to face dimana dalam penggunaan bahasa verbal dapat menyampaikan pesan dengan secara lisan ataupun tertulis pada kertas atau buku. Sedangkan bahasa non verbal yang digunakan merupakan pendukung saja berupa bahasa tubuh, tanda,dan tindakan/perbuatan. Kemudian dalam mengajar para trainer menggunakan bentuk komunikasi formal dan informal agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah. Jika dikaitkan dengan teori Dominick Proses encoding menimbulkan pengembangan pesan yang berisikan informasi atau pesan yang diharapkan dapat disampaikan oleh sumber atau pengirim pesan. Pesan-pesan dapat diberikan dalam berbagai bentuk dan bisa juga dalam bentuk simbol atau tanda. Pilihan kata sangat mempengaruhi efektivitas berlangsungnya komunikasi. Pemilihan yang tepat dari kata-kata atau simbol meningkatkan kemungkinan bahwa pengkodean dan komunikasi akan mengalir dengan lancar. Dalam fakta yang terjadi pada proses encoding pada Interview First School of Interview telah sesuai dengan teori yang ada. Bahwa dalam penyampaian materi didalam kelas pemilihan bahasa, media dan bentuk komunikasi dapat mempengaruhi kelangsungan proses belajar dan mengajar.
6
4.4.2
Decoding Setelah menganalisa hasil penelitian yang didapatkan melalui wawancara dan observasi, yang melibatkan pihak Interview First dan perwakilan dari student dapat diketahui bahwa para informan memiliki pendapat yang hampir sama yaitu pesan dan informasi yang berbentuk materi pembelajaran yang disampaikan oleh trainer dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh para student. Sehingga para student yang telah mengikuti proses belajar mengajar di Interview First School of Interview merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi proses interview. Seperti yang diungkapkan West dan Kesuksesan dalam penerimaan pesan tergantung pada faktor-faktor seperti sifat pesan, interpretasi receiver, dan lingkungan dimana ia diterima. Persepsi penerima mengenai sumber dan media yang digunakan untuk mengirimkan pesan juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi. Dapat digaris bawahi bahwa proses decoding yang sukses apabila penerima (student/ job seeker)telah melalui tiga tahapan yaitu : 1. Keterangan 2. Interpretasi 3. Evaluasi Sesuai dengan tahapan tersebut dan menurut salah satu informan nyatakan bahwa proses penerimaan materi saat proses belajar mengajar telah meliputi tiga hal tersebut. Trainer sebagai sender yang melakukan kegiatan belajar dan mengajar melakukan proses komunikasi. Dimana proses penyampaian pesan (materi) kepada penerima (student) menggambarkan proses encoding sedangkan proses penerimaan pesan atau yang disebut decoding terjadi saat materi disampaikan oleh trainer kepada student didalam kelas melalui tiga tahapan yaitu keterangan, interpretasi dan evaluasi. Tahapan pertama yaitu keterangan mengacu terhadap materi dan informasi apa saja yang diterima, didengar dan dibaca oleh student. Pada tahap interpretasi student menerima dan mengasumsikan untuk menlihat, mendengar dan membaca. Sedangkan evaluasi dimana student memberikan penilaian terhadap apa yang diasumsikan, didengar, dilihat dan dibaca. DuBrin mengemukakan dalam decoding , penerima menafsirkan pesan dan diterjemahkan menjadi informasi yang berarti. Kesuksesan komunikasi dikarenakan penerima (receiver) menafsirkan pesan sesuai dengan kebutuhan fisiologis dan motif. Jika dikaitkan dengan pendapat informan perwakilan dari student Interview First School of Interview maka penyampaian materi dapat di olah, diterima dan dimengerti oleh student dikarenakan memiliki tujuan yang sama bahwa mereka sebagai job seeker menginginkan dirinya untuk berhasil dalam melalui proses interview kerja. 4.4.3
Noise (Gangguan) Setelah menganalisa hasil penelitian yang didapatkan melalui wawancara dan observasi, yang melibatkan pihak Interview First dan perwakilan dari student dapat diketahui bahwa para informan memiliki pendapat yang hampir sama yaitu pesan dan informasi yang berbentuk materi pembelajaran yang disampaikan oleh trainer dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh para student. Sehingga para student yang telah mengikuti proses belajar mengajar di Interview First School of Interview merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi proses interview. Akan tetapi setelah melakukan wawancara lebih mendalam bahwa para student memiliki gangguan dalam proses belajar yaitu gangguan fisiologis dimana mereka merasa lelah dan lapar ketika mengikuti kelas hingga akhir. West dan Turner mengemukakan gangguan bersifat biologis terhadap proses komunikasi , gangguan tersebut muncul apa bila penerima pesan merasa lelah, sakit ataupun lapar. Untuk mengatasi hal tersebut trainer tidak memaksakan para student untuk terus belajar melainkan memberikan waktu untuk beristirahat sejenak untuk melanjutkan proses belajar dan mengajar tetap efektif. .
7
Saran Saran Akademis : 1. Bagi peneliti diharapkan dapat memperdalam penelitiannya mengenai proses
encoding dan decoding dalam terciptanya suatu produk. Pernyataan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pembahasan proses encoding dan decoding dapat dibahas dari beragam aspek salah satunya yang mungkin dapat diperoleh adalah salah satunya yang mungkin dapat diperdalam adalah pembahasan proses encoding dan decoding dari aspek isi pesan, misalnya Saran Praktis : 2. PT Bina Jasa Sumber Sarana perlu melalukan update dan evaluasi materi apa sajakah yang harus disampaikan Interview First School of Interview kepada student atau job seeker agar dalam proses belajar mengajar adanya pengembangan dalam materinya. 3. Interview First School of Interview harus melakukan inovasi untuk memperkenalkan dan mempromosikan produknya melalui event job fair guna kesuksesan dari strategi ataupun program yang dibuat dan sudah dijalankan karena hasil dari hal tersebut berguna bagi Interview First School of Interview dapat dikenal dikalangan masyarakat. 4. Interview First School of Interview dapat memberikan waktu istirahat dalam proses belajar mengajar agar para student tidak merasa lelah ataupun jenuh dalam menerima materi. 5. Interview First School of Interview dapat memperkenalkan produknya dengan bekerjasama melalui institusi pendidikan seperti universitas ataupun lembaga pendidikan lain sesuai dengan latarbelakang yang membutuhkan pelatihan soft skills persiapan menghadapi interview kerja.
REFERENSI Albig, William. (2005). Public Opinion, New York: Mc Graw-Hill Book Company, Inc. Ardianto, Elvinaro. (2011). Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Balaswamy B. (2006). Communication for Sustainable Development. New Delhi: Ashok Kumar Mittal. Belch, George & Michael Belch. (2004). Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. 6th ed. Newyork: MC. Graw-Hill. Belch, George & Michael Belch. (2011). Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. 9th ed. Newyork: MC. Graw-Hill. Berger,Arthur. A. (2011). Media and Communication Research Metods. California: SAGE Publications,Inc. Bungin, Burhan. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
8
Debasish, Sathya S. (2009). Business Communication. New Delhi: PHI Learning. Dennis L. Wilcox, Glen T. Cameron. (2009). Public Relations : Strategies and Tactics. 9th Edition. New York: Pearson International Edition. Djam’an Satori dan Aan Bandung:Alfabeta.
Komariah.
(2011).
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Dominick, Joseph. (2012). Dynamics of Mass Communication: Media in Transmition 12th ed. Dubrin, Andrew J. (2011). Essentials of Management. 9th ed. Mason: South Western. Effendy, Onong Uchjana. (2004). Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Everett, M. Roger. (2005). Communication of Innovation : A Cross Cultural Approach. London : The Free Press. Ghony, M. Djunaidi & Fauzan Almanshur. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Heath, Robert L. (2010). The SAGE Handbook of Public Relations. California: SAGE Publications,Inc. Kriyantono, Rachmat. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakata: Kencana. Morisan. (2008). Periklanan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa. Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mooij, Marieke D. (2010). Global Marketing and Advertising Cultural Paradoxes. California: SAGE Publication. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nafarin, M. (2007). Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta. Rizvi, Ashraf M. (2005). Effective Technical Communication. New Delhi: MC. Graw-Hill. Solomon, Michael. (2007). Consumer Behaviour Eroupean Perspective. 3th ed. Madrird: Prentice Hall. Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Suprapto, Tommy. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. Sekaran, Uma & Roger Bougie (2006). Research Methods for Business - A Skill Building Approach. 4th Edition. USA: John Willey & Sons, Inc.
9
Sekaran, Uma & Roger Bougie (2010). Research Methods for Business - A Skill Building Approach. 5th Edition. USA: John Willey & Sons, Inc. Vardiansyah, Dani. (2004). Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar: Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia. West, Richard; Tunner H. Lynn (2007). Introducing Communication Theory: Analysis and Apllication. 2th Edition. New York: Mc Graw Hill. West, Richard; Tunner H. Lynn (2008). Introducing Communication Theory: Analysis and Apllication. 3th Edition. New York: Mc Graw Hill.
Jurnal: Age, A I; Obinne, CPO; Demenongu, TS (2012). Communication for Suistainable Rular and Agricultural Development in Benue State, Nigeria, 34-39. Foltz, John; Wilson, Christine. (2007). Communicating in The Feed and Grain Business: Are You Getting What I’m Saying?, 18-24. Grafe, Ulmar, Doris, Dehling & Maximiliann. (2012). Multimodal Communication in a Noisy Environment: A Case Study of the Bornean Rock Frog Staurois Parvus, 11-18.
Hinner, Michael B. (2009) : Communication science: An integral part of business and business studies?, 18-45. Julie, N; Phillipip, U. (2013). Functions of Interpersonal Communication in Rendering Reference Services in Two University Libraries in Nigeria, 23-29. Oluga, S.O. (2010). Ambiguity in Human Communication: Causes, Consequences and Resolution, Vol 26, 37-46. Ramaraju, S. (2012). Psychological Perspectives On Interpersonal Communication, 68-73. Rajasekhar, Sadhya; Makesh, Deppa. (2013). Impact of Advertising on Brand Preferences of High of Involment Products, 13-15. Swidan, Sarah B; Hassabalah, Ahmed F. (2013). The Impact of Information Technology and Social Networks in the Intergrated Marketing Communication Process for Products and Services, 23-25.
Sumber Lain : http://search.proquest.com www.library.binus.ac.id www.interviewfirst.co.id http://www.bps.go.id/
10
RIWAYAT PENULIS Valensca Natalie Dwitama lahir di Jakarta pada 1 Desember 1992. Penulis telah menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam Bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran jurusan Public relations pada tahun 2014. Sebelumnya penulis pernah melaksanakan kerja praktek di PT. Bina Jasa Sumber Sarana sebagai Public Relations pada tahun 2014.