PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
Oleh: LATIFAH SUBEKTI NIM : 201 07 018
JURUSAH
JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TAHUN 2009
TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Keuangan Perbankan Islam
Oleh : LATIFAH SUBEKTI NIM : 201 07 018
JURUSAH
JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar Hal
Salatiga,13 Agustus 2010
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di - Salatiga
Assalamu'alaikum Wr.Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudara : Nama
: LATIFAH SUBEKTI
NIM
: 201 07 018
Judul
: PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TAHUN 2009
Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Pembimbing
Nafis Irkhami M.Ag NIP. 19731026 200312 1 002
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR
: PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TAHUN 2009
NAMA
: LATIFAH SUBEKTI
NIM
: 201 07 018
PROGRAM STUDI
: PERBANKAN SYARIAH (PS)
Telah dipertahankan di dalam sidang munaqasyah pada tanggal 24 Agustus 2010 dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md).
Salatiga, 31 Agustus 2010 Dewan Penguji, Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Imam Baihaqi, M.Ag NIP. 19571108 198703 1 001
Mochlasin, M.Ag NIP. 19710923 200604 1 002 Pembimbing
Nafis Irkhami M.Ag NIP. 19731026 200312 1 002
iv
MOTTO
Hidup ini terlalu berat untuk dijalani dengan salut hati, jangan pernah melihat atau mencari kesalahan atau kekurangan orang lain sementara sementara kita tidak lebih baik dari mereka karena pada saatnya nanti tidak ada yang bisa menyelamatkan diri kita selain diri kita kita sendiri. Mulai Mulailah ulailah dari diri sendiri!
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk : 1. Ayah, Ayah,Ibu tercinta, terima kasih untuk kasih sayang dan perhatiannya 2. Orang yang selalu dihatiku dan menemaniku (Mas Fatkh Fatkhur) tkhur) dan selalu memberikan dukungan moril maupun materiil 3. KakakKakak-kakakku dan keluarg keluarga terima kasih atas dukungan dan perhatiannya 4. KSPS BMT RAMA Salatiga 5. Bapak Faqih Nabhan, M.M dan Ibu
Ema Nur S, A.Md 6. Keluarga besar Dot.Com thanks for their help
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirah Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW sehingga Tugas Akhir ini yang berjudul, “Prosedur Realisasi Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) pada Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT RAMA Salatiga Tahun 2009” dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang membantu dalam penyelesaiannya. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H. Agus Waluyo, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Keuangan Perbankan Islam. 3. Bapak Nafis Irkhami, M.Ag, selaku Dosen pembimbing yang telah dengan ikhlas, sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan tugas akhir ini. 4. Bapak Faqih Nabhan, MM, Ibu Ema Nursetiawati, A.Md, selaku Manajer yang telah memberikan pengarahan dan izin kepada penulis, sehingga terwujud Tugas Akhir ini. 5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Perbankan Syariah STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis studi di STAIN Salatiga.
vii
6. Semua Staff KSPS BMT RAMA Salatiga yang telah banyak membantu demi kelancaran magang kami. 7. Ayah, Ibuku, dan kakak-kakakku tercinta yang telah membiayai dan memberi doa serta motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir. 8. Mas Fatkhur yang telah memberikan motivasi serta dorongan moril maupun materiil sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 9. Teman-teman yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini banyak kekurangan, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan penulis dimasa datang. Semoga dengan penulisan Tugas Akhir ini akan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Salatiga, 13 Agustus 2010
Penulis
viii
ABSTRAK
LATIFAH SUBEKTI (NIM. 201 07 018) PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TAHUN 2009
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur pengajuan permohonan pemberian pembiayaan, langkah-langkah pemberian pembiayaan, pertimbangan dan menyetujui suatu pembiayaan, serta bagaimana realisasi pembiayaan dan cara pengembaliannya. Perencanaan penyaluran pembiayaan harus dilakukan dengan baik agar tidak mengalami collaps yang mengakibatkan kerugian pada lembaga keuangan. Hal yang paling berpengaruh terhadap pembiayaan adalah bagaimana kebijakan mengenai prosedur pemberian pembiayaan akan membatu nasabah dalam usaha mengembangkan bisnisnya. Dan selanjutnya akan semakin banyak nasabah yang mengajukan kredit dan pengaruhnya terhadap pendapatan yang diperoleh KSPS BMT RAMA Salatiga akan meningkat. Dari hasil pengamatan data menunjukkan Prosedur pembiayaan yang berhasil diterapkan yaitu pada pembiayaan untuk pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil,Sehingga strategi pemasaran pembiayaan yang dijalankan KSPS BMT RAMA efektif diterapkan pada produk pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil. Kesimpulan penelitian ini adalah prosedur yang diterapkan sangat mudah, ringan dan tidak dipersulit. Langkah yang diambil atau ditempuh dengan tahapantahapan analisis dan evaluasi yang diperlukan data-data yang riil, dengan penuh kehati-hatian.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iv
MOTTO ..................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................
vii
ABSTRAK ..............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
5
C. Tujuan dan Keguaan ......................................................
5
D. Metode Penelitian ..........................................................
7
E. Sistematika Penulisan ....................................................
8
LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan ..................................................
10
B. Jenis Pembiayaan ...........................................................
14
C. Unsur-unsur Pembiayaan ...............................................
16
x
BAB III
D. Prinsip-prinsip Pembiayaan ............................................
17
E. Analisis Pembiayaan ......................................................
19
LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga .............
21
1. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga .......
21
2. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga..........................
23
3. Landasan Pendirian KSPS BMT RAMA Salatiga......
24
4. Struktur Organisasi KSPS BMT RAMA Salatiga ......
26
5. Tujuan KSPS BMT RAMA Salatiga .........................
30
6. Jenis-jenis Produk ....................................................
30
B. Data-data Deskriptif .......................................................
34
1. Perkembangan Organisasi KSPS BMT RAMA Salatiga .....................................................................
34
2. Prosedur Pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga .....................................................................
36
3. Perkembangan Simpanan Tahun 2009 di KSPS BMT RAMA Salatiga.........................................................
38
4. Perkembangan Pembiayaan Tahun 2009 di KSPS BMT RAMA Salatiga ............................................... BAB IV
39
ANALISIS A. Prosedur Realisasi Pengajuan Permohonan Pembiayaan..
41
B. Langkah-langkah Pemberian Pembiayaan .......................
45
xi
C. Realisasi Pembiayaan dan Prosedur Pengembalian Pembiayaan ................................................................... D. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Keberhasilan
Pembiayaan ................................................................... BAB V
49
52
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
57
B. Saran .............................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I Struktur Organisasi....................................................................
26
Gambar II Proses Pengajuan Pembiayaan ..........................................
44
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Komposisi Pendidikan Pengelola ............................................
xiv
34
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Perkembangan Simpanan ...........................................................
38
Grafik 2 Perkembangan Pembiayaan.........................................................
39
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah BMT merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang paling sederhana. BMT direkayasa sebagai lembaga ekonomi rakyat kecil yang berperan sebagai lembaga sosial sekaligus lembaga bisnis yang bersaing di pasar bebas (Ridwan, M, 2006: iv ) BMT (Baitul Maal wa Tamwil) berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentassyarufkan dana sosial, dan merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba. Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu pengertian yang menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Peran sosial BMT akan terlihat pada devinisi baitul maal. Sedangkan peran bisnis BMT terlihat pada definisi baitul tamwil sebagai lembaga sosial. Baitul maal memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) oleh karenanya, baitul maal ini harus didorong agar mampu berperan secara profresional menjadi LAZ yang mapan. Fungsi tersebut paling tidak meliputi upaya pengumpulan dana zakat infaq dan sedekah. Wakaf dan sumber dana-dana sosial lain, dan upaya persyaratan zakat kepada kepada golongan yang berhak, sesuai dengan ketentuan (UU No. 38 tahun 1999) sebagai lembaga bisnis, BMT mengembangkan usahanya pada pada sektor keuangan yakni, simpan pinjam anggota dan calon anggota (nasabah) serta
2
menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan pada tataran hukum di Indonesia, badan hukum yang paling mungkin untuk BMT adalah koperasi, baik serba usaha (KSU) maupun simpan pinjam (KSP) namun demikian sangat mungkin dibentuk perundangan tersendiri mengingat, sistem operasional BMT tidak sama persis dengan perkoperasian semisal LKM (Lembaga Keuangan Mikro) syariah dan lain-lain (Muhammd Riwan, 2004:126). BMT berdasarkan Pancasila dan UU 45 serta berlandaskan prinsip syariah Islam, keimanan keterpaduan (kaffah) kekeluargaan atau koperasi, kebersamaan kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang sah dan legal sebagai lembaga keuangan syariah BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mampu tumbuh dan berkembang, keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia dan akhirat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil (sosial dan bisnis) kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk meraih keasuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada uluran tangan pemerintah. Tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pola pengelolaanya harus profesional. Lembaga keuangan bank baik konvensional maupun syariah yang bersifat formal serta dipedesaan, umumnya tidak dapat menjangkau lapisan
3
masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi penanggulangan resiko dan biaya operasi serta identivikasi usaha dan pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha. Untuk menanggulanginya, dibentuklah lembaga keuangan yang berprinsip bagi hasil yaitu Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Kegiatan utama dari BMT adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Penyaluran dana yang kekurangan modal. Agar pemberian pembiayaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan maka dibuatlah prosedur kemudian merealisasikan dengan cara yamg sangat mudah dan tidak berbelit-belit, sebelum nasabah mengajukan permohonan pembiayaan, nasabah mengetahui prosedur yang telah ditetapkan oleh BMT. Terkait dengan pembiayaan yang diperlukan strategi atau cara agar masyarakat tertarik untuk mengambil pembiayaan di BMT seperti halnya dengan lembaga keuangan lainya, dalam memberikan pembiayaan BMT, mempunyai tahapan-tahapan yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajuan pembiayaan. Cara-cara dan prosedur yang diterapakan BMT dalam mengucurkan dana kepada lembaga keuangan pada umumnya. Dengan berlandaskan langkah-langkah dan prosedur-prosedur dalam pemberian pembiayaan yang disesuaikan pada aturan perbankan. Maka penulis akan membahas tentang prinsip dasar serta prosedur pemberian pembiayaan dalam perspektif perbankan. Sebagai bagian penting dari aktifitas BMT, kemampuan dalam menyalurkan dana sangat mempengaruhi tingkat performance lembaga. Hubungan antara tabungan dan pembiayaan dapat di
4
lihat dari kemampuan BMT untuk meraih dana sebanyak-banyaknya serta BMT untuk meraih dana secara baik, sehingga tidak terjadi dua kondisi yang berlawanan, yakni idle money/ illiquid. Idle money merupakan suatu kondisi dimana dana di BMT terlalu banyak yang menganggur, kondisi ini harus dihindari karena semakin banyak dana yang mengendap, maka biaya bagi hasil dananya akan semakin tinggi. Juga kondisi ini tidak segera diselesaikan akan berdampak pada rendahnya tingkat bagi hasil deposan, bagi deposan yang kritis, maka hal ini akan dapat mempengaruhi minat untuk menyimpan dananya di BMT. Pada tahun 2008 pekerjaan difokuskan pada upaya peningkatan kesehatan koperasi dengan meningkatkan efesien, penanganan pembiayaan bermasalah, peningkatan dana dan system kerja, pada tahun 2009 KSPS BMT RAMA berhasil menurunkan tingkat kerugian dari tahun 2006 sampai 99 %. Pada aspek penanganan penyaluran dana bermasalah, tahun 2007 berhasil dilakukan identifikasi dan penanganan, kendati masih terdapat peminjam tahun sebelumnya yang dikategorikan macet, pembiayaan yang disalurkan selama tahun 2008 dapat dikategorikan sebagai pembiayaan yang lancar. Hal ini dicapai dengan tingginya kesungguhan dan kedisiplinan seluruh pengelola KSPS BMT RAMA terhadap sistem dan mekanisme pembiayaan, walaupun demikian harus diakui bahwa tingginya pembiayaan bermasalah tahun lalu dan rendahnya simpanan pokok dan wajib menjadi kendala dalam peningkatan kinerja KSPS BMT RAMA selama tahun 2008. Dalam grafik 1 dan 2 telah dijabarkan dilihat dari simpanan dan pembiayaan bahwa simpanan
5
mengalami alur yang signifikan dan sangatlah berbeda dengan alur pembiayaan yang mengalami peningkatan. Dari uraian di atas maka penulis memberikan judul pada Tugas Akhir ini
“PROSEDUR REALISASI
PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KSPS BMT RAMA SALATIGA PADA TAHUN 2009 “.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok masalah dalam KSPS BMT RAMA? 1. Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) di KSPS BMT RAMA Salatiga? 2. Bagaimana
langkah-langkah
pembiayaan
dan
hal-hal
yang
dipertimbangkan dalam menyetujui pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga? 3. Bagaimana realisasi pembiayaan dan prosedur pengembalian pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga? 4. Faktor apa saja yang menjadi kendala atau hambatan yang mempengaruhi keberhasilan realisasi pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga?
C. Tujuan dan kegunaan 1. Tujuan a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dan realisasi permohonan pembiayaan BBA di KSPS BMT RAMA Salatiga.
6
b. Untuk mengetahui langkah-langkah pemberian pembiayaan dan halhal yang dipertimbangkan dalam menyetujui pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga. c. Untuk mengetahui bagaimana realisasi pembiayaan dan cara pengembalian pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga. d. Untuk mengetahui bagaimana kendala atau keberhasilan dalam realisasi pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga. 2. Kegunaan a. Bagi penulis 1) Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan dapat memprktikkan teori-teori yang telah diperoleh 2) Untuk menerapkan teori dengan melakukan praktik secara langsung di dunia usaha. b. Bagi STAIN 1) Dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kwalitas sistem mengajar. 2) Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk mahasiswa terkhusus pada mahasiswa DIII Perbankan Syariah (PS) c. Bagi BMT 1) Sebagai bahan masukan peningkatan pendapatan 2) Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan dan mengambil kebijakan yang efisien.
7
3) Untuk menjga nama baik BMT 4) Untuk mempersiapkan menghadapi pesaing
D. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Data dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Diskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara terperinci keadaan serta kondisi dari suatu objek penelitian. 2. Jenis Data yang digunakan a. Data primer adalah data yang berisi tentang produk-produk KSPS BMT RAMA Salatiga yang secara langsung ditemukan di BMT RAMA Salatiga b. Data sekunder adalah data-data lain yang diperoleh secara tidak langsung yaitu dari buku atau sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian 3. Teknik pengumpulan data a. Obsevasi langsung Observasi berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran akan tetapi observasi atau pengamatan mempunyai arti sempit yaitu pengamatan
dengan
menggunakan
indra
penglihatan
tanpa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keadaan KSPS BMT RAMA Salatiga
8
b. Metode dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan melihat dan mencatat dokumentasi atau catatan data yang terdapat di KSPS BMT RAMA Salatiga.
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar pelaporan hasil penelitian hasil penelitian diperoleh dari secara secara berkaitn yang saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan dan kegunaan D. Metode penelitian E. Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang : A. Pengertian pembiayaan B. Jenis pembiayaan C. Unsur-unsur pembiayaan D. Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan E. Analisis
9
BAB III LAPORAN OBYEK MAGANG A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA 1. Sejarah berdirinya KSPS BMT RAMA 2. Lokasi KSPS BMT RAMA 3. Landasan pendirian 4. Struktur organisasi 5. Jenis produk B. Data-data deskriptif 1. Perkembangan organisasi KSPS BMT RAMA Salatiga 2. Prosedur Pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga. 3. Perkembangan simpanan tahun 2009 4. Perkembngan pembiayaan tahun 2009 BAB IV ANALISIS Bab ini berisi tentang : A. Prosedur realisasi pengajuan permohonan pembiayaan. B. Langkah-langkah pemberian pembiayaan dan hal-hal yang dipertimbangkan. C. Realisasi pembiayaan dan prosedur pengembalian pembiayaan D. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasialan pembiayaan BAB V PENUTUP A. Saran B. Kesimpulan
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Pembiayaan Aktivitas yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen dana BMT adalah pelemparan dana atau pembiayaan yang sering juga disebut dengan lending finansing. Istilah ini dalam keuangan konvensional dikenal dengan sebutan kredit. Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Berdasarkan UU No 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan adalah : "Penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil." Sedangkan menurut PP No. 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah : "Penyeridaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan." Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin, aktivitas BMT, juga menganut Azas Syari'ah, yakni dapat berupa bagi hasil,
11 keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak dana yang menganggur. Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan cara membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya di lakukan kemudian hari dengan cara mengangsur sesuai dengan perjanjian. Kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Kredit dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasan ini pengertian pemberian kredit disamping dengan istilah pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syariah (Muhammad Ridwan, 2004:163). Sebenarnya pengertian kredit ada banyak dan yang disajikan penulis hanya sebagian saja dan berikut pengertiannya: 1. Menurut Jhonson, pembiayaan adalah kemampuan untuk memperoleh barang-barang atau jasa dengan memberikan janji akan membayarkan sejumlah uang seketika di minta pembayarannya atau suatu hari tertentu dikemudian hari (R. Latumaerissa, Julius, 1999:44). 2. Menurut
Mac
Leud
adalah
reputasi
pribadi
seseorang
yang
menyebabkan ia dapat membeli uang atau barang atau tenaga kerja dengan memberi pengati suatu janji pada suatu waktu di kemudian hari (R. Latumaerissa, Julius, 1999:44).
12 3. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk mengunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhammad, 2001:10). 4. Menurut UU Perbankan No 7 Tahun 1992 pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil (Muhammad Ridwan, 2004:163). Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berwujud uang atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan
uang,
misalnya
nasabah
menginginkan
bank
memberikan
pembiayaan untuk membeli sepeda motor. Kemudian terjadi perjanjian antara bank (shahibul maal) dengan nasabah yang diberikan pembiayaan (mudharib). Di dalam perjanjian pembiayaan mencangkup hak dan kewajiban masing-masing beserta jangka waktu pembiayaan dan bagi hasilnya. Sedangkan prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan. perbedaannya dengan program adalah program menyatakan apa yang harus di kerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya.
13 Persetujuan pembiayaan kepada setiap nasabah harus dilakukan melalui proses penilaian yang objektif terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan objek pembiayaan, sehingga memberikan keyakinan kepada semua pihak yang terkait, bahwa nasabah dapat memenuhi segala kewajibannya sesuai dengan persyaratan dan jangka waktu yang disepakati. Apabila terjadi sesuai hal yang kemudian menyebabkan ketidak mampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya, maka bank benar-benar telah menguasai jaminan sebagai jalan keluarnya. Persetujuan pembiayaan hanya dilakukan oleh pejabat yang mempunyai
wewenang
untuk
memutuskan
pembiayaan.
keputusan
pembiayaan harus didasarkan atas penilaian terhadap seluruh pembiayaan yang sedang dan akan di nikati pemohon secara bersamaan. Pengertian pemohon tersebut juga meliputi seluruh perusahaan dan perorangan yang terkait dengan pemohon yang sedang dan akan menikmati fasilitas pembiayaan dari bank. Besarnya wewenang tiap pejabat pemutus atau pemberi persetujuan pembiayaan harus di nyatakan secara tertulis dalam surat keputusan direksi. Proses pembiayaan adalah meliputi aplikasi, analisis permohonan pembiayaan, penyusunan struktur pembiayaan dan penyiapan dokumen pembiayaan, realisasi pembiayaan, pembinaan dan pengawasan serta penyelesaian pembiayaan. Masing-masing bertanggung jawab atas seluruh hubungan dengan nasabah, termasuk fungsi memperoleh sumber dana dari nasabah yang bersangkutan.
14 Kegiatan ini meluputi : memperoleh informasi keuangan seseorang, menganalisis
informasi,
mengorganisasi
dan
meringkas
informasi,
memberikan rekomendasi pemberian kredir, menjawab permintaan informasi dari lembaga lain.
B.
Jenis-Jenis Pembiayaan Jenis-jenis pembiayaan di bagi menjadi 3 macam, yaitu : 1. Pembiayaan dilihat dari tujuannya a. Pembiayaan Produktif Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi (Antonio, 2003:160). b. Pembiayaan Konsumtif Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Antonio, 2003:160). 2. Pembiayaan dilihat dari pengunaannya a. Pembiayaan Modal Kerja Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan seseorang dalam meningkatkan produksi baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun kualitatif yaitu meningkatkan kualitas mutu dan hasil produksi, untuk keperluan
15 perdagangan atau meningkatkan utility of place dari suatu barang (M. Syafi'i Antonio, 2003:160). b. Pembiayaan Investasi Pembiayaan
investasi
adalah
pembiayaan
untuk
memenuhi
kebutuhan barang-barang modal (Capital Goods) serta fasilitasfasilitas yang erat kaitannya (M. Syafi'i Antonio, 2003:161). 3. Pembiayaan di lihat dari akadnya a. Mudharabah Mudharabah merupakan akad kerja sama antara kedua belah pihak dimana shahibul mal sebagai pihak pertama dan menyediakan dana atau modal secara keseluruhan (100%), sedangkan mudharib merupakan pihak yang menjalankan usaha. Keuntungannya yang ada dari hasil usaha tersebut di bagi berdasarkan proporsi masingmasing pihak sesuai kesepakatan bersama. b. Musyarakah Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, dalam suatu usaha tertentu dimana masing-masing memberikan konstribusi dana berdasarkan atas kesepakatan bersama. Pembagian keuntungan yang ada berdasarkan atas proporsi masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan. c. Murabahah Murabahah
merupakan
berdasarkan
system
jual
akad beli,
penyediaan dimana
barang
bank
modal
memberikan
16 keuntungan investasi nasabah dan menjualnya kembali kenasabah dengan mengambil keuntungan tertentu yang ditetapkan (profit margin) sesuai dengan yang telah disepakati. d. Al-Qardhul Hasan Al-Qardhul Hasan merupakan pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kwajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut untuk
mengembalikan
apapun
kecuali
modal
pinjaman
(Muhammad, 2001:41).
C.
Unsur-unsur Pembiayaan Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas pembiayaan menurut Kasmir adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar kembali ke masa yang akan datang. 2. Kesepakatan Kesepakatan di tuangkan dalam akad kredit yang di tandatangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini merupakan masa pengembalian kredit yang telah di sepakati.
17 4. Resiko Yaitu resiko tidak tertagihnya suatu kredit yang disebabkan nasabah sengaja maupun tidak. Dan resiko ini menjadi tanggungan bank. 5. Balas Jasa Yaitu keuntungan yang diperoleh bank atas pemberian suatu kredit dikenal dengan bunga. Balasan jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank (Kasmir, 2004:74-76).
D.
Prinsip-prinsip Pemberian Pembiayaan Prinsip pemberian kredit meliputi 5 hal yang disebut dengan analisis 5 C kredit yaitu : (Kasmir, 2008 : 117 – 118) 1. Character Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon debitur. Hal ini dilakukan agar bank yakin bahwa orang yang akan diberikan kredit benar-benar orang yang dapat dipercaya. 2. Capacity Untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit yang di hubungkan dengan kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya, sehingga
bank-bank
bisa
mengembalikan pinjamannya.
menilai
kemampuan
nasabah
untuk
18 3. Capital Mengetahui sumber pembiayaan yang dimiliki oleh nasabah karena bisanya bank tidak bersedia memberikan kredit untuk membiayai suatu usaha 100%. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan oleh nasabah baik berupa fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. 5. Condition Yaitu kondisi ekonomi sekarang dan dimasa yang akan datang, hal ini sehubungan dengan prospek usaha dari nasabah. Selain 5 C juga terdapat penilaian dengan 7 P kredit meliputi : (Kasmir, 2008 : 119 – 120) 1. Personalitis Mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Yaitu pengklasifikasian nasabah berdasarkan modal, loyalitas serta karaternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
19 3. Perpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk produktif atau untuk tujuan perdagangan. 4. Prospect Untuk menilai usaha nsabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana pengembalian kredit diperoleh. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitabilitis Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam memperoleh laba. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan (Kasmir, 2004:93-94).
E.
Analisis Pembiayaan Berdasarkan beberapa informasi yang berkenaan dengan proses analisis dan evaluasi pembiayaan yang dilakukan oleh BMT antara lain :
20 1. Siapa sebenarnya nasabah calon peminjam? 2. Untuk keperluan apa pembiayaan tersebut akan digunakan? 3. Apa usaha dari calon debitur? 4. Apa yang dapat dijadikan pengamanan atas pembiayaan kepada calon debitur? 5. Bagaimana calon debitur sangup atau mampu mengembalikan pembiayaan yang diberikan?
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga 1. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga merupakan kota kecil yang memiliki keragaman, baik dari segi keagamaan maupun dari penduduk yang ada di Kota Salatiga. Dari keadaan tersebut sektor ekonomi pun berjalan dengan kompetitif, hal ini dapat dilihat dengan munculnya usaha-usaha baik dari warga muslim maupun non muslim. Dari sektor ekonomi kaum non muslim di Kota Salatiga sangat memegang peranan, terbukti dengan adanya minimarket sampai supermarket yang mayoritas dipegang oleh kaum non muslim. Melihat kondisi tersebut para cendikiawan dan pengusaha muslim tergugah untuk mengembangkan usaha kaum muslim. KSPS BMT RAMA didirikan dengan tujuan utama untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan umat. Dengan pembinaan sistem perekonomian yang baik dan mengunakan sistem syariah, tidak hanya
dapat meningkatkan
kesejahteraannya,
namun
juga dapat
menciptakan kondisi masyarakat ekonomi yang kuat diarahkan untuk ikut memikirkan anggota masyarakat lain yang lemah. Berdirinya BMT "RAMA" kira-kira pada akhir tahun 2001 yang di pimpin oleh Bapak H. Zahroni di bawah naungan Yayasan Al-Muttaqin. Dengan menindak lanjuti terbitnya Akte Notaris tanggal 31 Januari 2007
22
tentang pengesahan Badan Hukum, No. 518/03/BH/XVI.31/1/2007. Yang sebelumnya dengan nama BMT "RAMA" menjadi Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) "RAMA". Maka pada tanggal 1 Oktober 2007 dilakukan serah terima pengelolaan KSPS BMT RAMA yang diwakili oleh Bapak H. Zahroni kepada Pengurus KSPS BMT RAMA oleh Drs. Sutrisna, M.Pd., selanjutnya pada tanggal yang sama yaitu 1 Oktober 2007, dilakukan pengangkatan manajer dengan surat keputusan pengangkatan manajer No. P.02/RAMA/X/2007. Manajer yang diangkat untuk menjalankan operasional KSPS BMT RAMA mewakili pengurus adalah Bapak Faqih Nabhan, M.M. Pekembangan BMT "RAMA" sejak tahun 2001 sampai sekarang cukup baik, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya BMT yang berdiri diberbagai wilayah Salatiga. Berdirinya BMT "RAMA" diawali dengan berkumpulnya kurang lebih 20 orang yang terdiri dari pengurus, calon pengelola, dan masyarakat sekitar pada akhir tahun 2001. Dengan modal awal sebesar Rp. 10.000.000,00 berdirilah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) "RAMA", sebagai bentuk alternatif lembaga keuangan untuk masyarakat pengusaha kecil dan mikro serta menengah untuk mengatasi kesulitannya dalam pengembangan usaha melalui pemberian pinjaman yang tidak mengunakan sistem bunga. BMT dalam beroperasi menganut sistem bagi hasil sesuai dengan syariah Islam. Kegiatan BMT adalah untuk meningkatkan kwalitas dan pengembangan usaha kecil maupun menengah serta usaha-usaha lain yang
23
produktif, selain itu juga BMT berhak mengambil keuntungan sebagai haknya sesuai dengan syariah dan amanah. Visi KSPS BMT RAMA adalah menjadi lembaga yang mandiri dalam rangka menghantarkan masyarakat yang di ridhai oleh Allah swt, sedangkan misinya adalah membentuk lembaga yang profesional, amanah, jujur dan adil untuk membantuk meningkatkan taraf hidup masyarakat luas, khususnya dalam sumber daya ekonomi umat. KSPS BMT RAMA mempunyai sistem kerja sebagai berikut : a. KSPS di kelola dengan manajemen profesional dan Islami b. Dikelola dengan sistem syariah c. Administrasi pembukuan dan prosedur perbankan d. Aktif menjemput bola, beranjang sana dan berprakarsa e. Pengelola dipilih dari pribadi yang berbudi tinggi, jujur, amanah dan terlatih 2. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga Secara geografis KSPS BMT RAMA terletak di Kota Salatiga, tepatnya di Jalan Sudirman No. 21 A Salatiga. Letak KSPS BMT RAMA tergolong strategis karena berada di jantung Kota Salatiga. Lokasi bangunan KSPS berada di Masjid Al-Mutaqqin tepatnya di lantai 1 menghadap ke timur. Disebelah selatan KSPS berada sebuah perbelanjaan yakni Pasar Raya II Salatiga, di sebelah utara KSPS BMT RAMA terdapat Pasar Shopping Center yang memiliki potensi luar biasa untuk dapat mengembangkan dan mengenalkan produk keuangan syariah.
24
Tempat yang strategis menjadikan keuntungan sendiri bagi KSPS BMT RAMA karena tanpa melakukan pemasaran untuk pembiayaan telah banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan. Demikian gambaran singkat mengenai KSPS BMT RAMA baik dari letak maupun lokasi bangunan. 3. Landasan Pendirian Pendirian KSPS BMT RAMA berdasarkan pada dua landasan yaitu landasan idil dan landasan moril. a. Landasan idil KSPS BMT RAMA adalah sebagai berikut :
َ ُ َ ِْ! ِّ َّ ْ َ ُ َ ْ ِ ْ ِ ّ َ ُـ َّـ " ِ َ ِ ْ #ِ $ َّ ّ%ِ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S. Al-Maidah : 2)
'&( َ َ*ُـ ِ )ـ+ ِ% ,ِ -ِ !ْ.ِ ُ*/0. *ُ َ 1َ+ ُ2ُ 3ْ َ /14 5 #6ِ َّ 7#َّ+ # &80ِ9( *ُ .ِ َ2 َّ ّ%ِ *ُ :ُ;َْ+ ُُ ْ َ *ُ /1ِ = ٍ َ 5 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (Q.S. An-Nisa' : 29)
25
ً ّ َ ُـ َّـ ََّ*ُـBَ;َ>ـ1 ً@ْـAَ+ ـ.ِّ ُ2ُ 3ْ َـ/14 5 #6ِ َّ 7#َّ+ # Cِْ; ُ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Ali Imran : 130)
5 ـ1َِ+ Eٌِ @َ ـBَ ـA !ْ 1 GــHِ َ@ َِ &!ــ2 ) ـ ِ َ ـ;َ ٍ َ ـD ـ ُ َــ/2ُ %ِ ّ.( َّ Iِ َّ0ْ ََ1َ+ 5 8ِ ُJ Kِ6َّ Lِّ M 0َْ@ ً> . *ُ ُ> . Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. (Q.S. AL-Baqarah : 283) b. Landasan moril 1) Riba bersifat menindas dan dapat menyerang atau dapat menggunakan sistem pemerasan. 2) Riba memindahkan harta dari si miskin ke si kaya serta menambah jurang pemisah di antara keduanya. 3) Riba menciptakan suatu kelas yang menganggur, namun menerima pendapatan dari penumpukan harta kekayaan.
26
4. Struktur Organisasi
Rapat Anggota Tahunan
Pengawas Syariah
Pengawas Manajemen
Pengurus
Manajer
Akuntansi
Account Officer
Pendanaan
Pembiayaan
Teller
Administrasi
Keterangan : garis konsultatif : garis komando Sumber : dokumen KSPS BMT RAMASalatiga Fungsi dan tugas tiap-tiap bagian dapat diuraikan sebagai berikut : a. Rapat Anggota Tahunan Rapat anggota adalah lembaga tertinggi BMT yang wajib dihadiri oleh setiap anggota. Pelaksanaannya diatur dalam AD-ART. Rapat ini dilakukan
minimal
setahun
sekali.
Anggota
diambil
secara
musyawarah untuk mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang memiliki hak suara yang hadir
27
dalam rapat, pengesahan atau perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi, pemilihan, pengangkatan dan sekaligus pemberhentian pengurus dan pengawas baik pengawas syariah maupun manajemen, penetapan visi dan misi organisasi. b. Pengawas Syariah Pengawas Syariah bertugas memberikan masukan kepada pengurus untuk kemajuan BMT baik diminta atau tidak dan sebagai wakil dari anggota dalam melaksanakan hasil keputusan musyawarah tahunan. Amanah ini nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada anggota pada tahun berikutnya. c. Pengurus Pengurus adalah mandataris seluruh anggota yang bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan program pencapaian tujuan BMT. Selain itu pengurus bertanggung jawab melaksanakan keputusan rapat anggota, mengajukan rancangan rencana kerja dan anggaran pendapatan/belanja BMT, menyelenggarakan rapat anggota, mempertanggung jawabkan laporan keuangan serta memantau dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan BMT. d. Manajer 1) Memimpin jalannya BMT sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum yang digariskan oleh pengurus. 2) Membuat rencana kerja secara periodik (berkala), meliputi : a) Rencana pemasaran
28
b) Rencana pembiayaan c) Rencana biaya operasional d) Rencana keuangan 3) Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum yang digariskan oleh pengurus. 4) Membuat laporan secara periodik (berkala) kepada pengurus yang antara lain berupa : a) Laporan perubahan baru b) Laporan perkembangan perubahan c) Laporan keuangan e. Pengelola Pengelola adalah tenaga profesional yang melaksanakan kegiatan operasional program kerja yang menjadi tanggung jawab pengurus. Yang dapat dipilih menjadi pengelola BMT adalah mereka yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Memiliki sifat jujur, aktif, trampil, berdedikasi terhadap BMT, proaktif, sabar, dan istiqomah. 2) Mempunyai potensi untuk berprakarsa, belajar dan trampil mengoperasikan program kerja untuk mencapai tujuan BMT. 3) Memiliki wawasan keagamaan dan pergaulan sosial yang memadai untuk mampu mengaplikasikan konsep sistem syariah dalam mengoperasionalkan BMT dan perkembangan SDM anggota BMT. Pengelola terikat dengan kontrak kerja dan bertanggung
29
jawab sepenuhnya kepada pengurus. Dengan tujuan tersebut pengelola berhak mendapat imbalan dan bonus sesuai dengan kemampuan dan perkembangan BMT. Sehubungan dengan keterbatasan SDM pada KSPS "RAMA", maka ada beberapa bagian yang dirangkap oleh masing-masing personal, seperti bagian Teller, merangkap Accounting dan Administrasi, bagian pengalangan dana merangkap bagian pemasaran. Selain alat kelengkapan organisasi di atas, agar BMT dapat dan senantiasa sehat perlu pembinaan dan pengawasan. Pembinaan adalah semua usaha mengarahkan pengelolaan BMT yang dilaksanakan dengan tujuan, fungsi dan prinsip-prinsip BMT yang dilaksanakan dengan prinsip Bilhikmah wal mau'izatil hasanah. Sedangkan pengawas adalah kegiatan pemantauan dan pengawasan BMT yang dilakukan oleh pengurus BMT dan PINBUK bagi BMT di bawah binaan PINBUK. PINBUK adalah badan kerja dari Yayasan Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (YINBUK) untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan dan mengawasi BMT yang didirikan oleh ketua UMUM ICMI. Ketua umum MUI dan direktur utama BMI (Bank Muamalat Indonesia) pada tanggal 13 Maret 1995. Pengurus PINBUK dibentuk di pusat, Dati I dan Dati II yang merupakan perwakilan otonom dari YUNBUK, tetapi berhubungan kerja langsung dengan PINBUK PUSAT dan PINBUK Dati I sesuai dengan hirarkinya, dan sesuai dengan prinsip gerakan dan kemandirian.
30
Pembentukan ini dalam rangka pembinaan dan pengawasan BMT yang telah beroperasi. 5. Tujuan KSPS BMT RAMA a. Menggapai mardlotillah b. Menciptakan lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariah Islam sebagai sarana peningkatan kehidaupan sosial ekonomi umat c. Membebaskan umat khususnya para pengusaha kecil dan mikro dari kejeratan bunga dan rentenir. d. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menabung. 6. Jenis Produk a. Simpanan 1) Simpanan Mudharabah Umum Yaitu simpanan pihak ketiga yang disimpan di BMT dan BMT berkewajiban memelihara data tersebut yang oleh penyimpan sewaktu-waktu dapat ditarik. Dengan sistem mudharabah BMT menggunakan dana tersebut untuk pihak ketiga dan membagi hasil yang diperoleh kepada para penyimpan sesuai nisbah bagi hasil yang disepakati dalam akad pembukaan simpanan. 2) Simpanan mudharabah berjangka (Deposito) Yaitu simpanan pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutar kepada calon nasabah pembiayaan. nasabah menyimpan uang tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan mengharap bagi hasil.
31
3) Simpanan Pendidikan Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi biaya pendidikan yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan penarikan dananya digunakan untuk membiayai pendidikan 4) Simpanan Walimah/Pernikahan Yaitu simpanan yang dikhususkan untuk persiyapan niat suci, merupakan sarana mempersiapkan simpanan walimah atau pernikahan secara dini. Agar niat suci dapat terlaksana maka penaikan hanya dapat dilakukan saat benar-benar akan melakukan walimah/pernikahan. 5) Simpanan Haji dan Umroh Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi biaya pendidikan yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan penarikan dananya digunakan untuk membiayai pendidikan. 6) Simpanan Qurban Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk persiapan qurban. Simpanan ini bisa diambil pada saat akan melaksanakan qurban. 7) Simpanan Idul Fitri Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk persiapan idul fitri. Simpanan ini hanya bisa diambil saat menjelang hari raya idul fitri
32
8) Simpanan Aqiqoh Merupakan simpanan anggota atau calon anggota untuk persiapan aqiqoh. Simpanan ini bisa diambil pada saat akan melaksanakan aqiqoh. 9) Simpanan Amanah Yaitu rekening khusus untuk menerima setoran, shodaqoh, hibah, zakat mal, infaq, dan merupakan usaha KSPS BMT RAMAdalam hal baitul mal yang pengalokasiannya adalah sebagai berikut : a) 50% disalurkan dalam Al-Qardul Hasan yaitu pembiayaan kebijakan untuk usaha yang produksi bagi yang berhak. Dalam akad
ini
penerima
pembiayaan
hanya
berkewajiban
mengembalikan sebesar pokok pembiayaan tanpa tambahan apapun. b) 50% disalurkan untuk kegiatan sosial, misalnya untuk biasiswa yatim piatu, fakir miskin, pembangunan masjid dan bantuan sosial lainnya. b. Jenis-jenis Pembiayaan a) Pembiayaan Mudharabah Merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan BMT kepada anggota atau calon anggota dimana pengelola usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota atau calon anggota. Dari pembiayaan ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan. Dalam praktiknya pihak lembaga keuangan bertindak sebagai mudharib
33
yang menjalankan dan mengelola dana dari syahibul maal (penabung) sekaligus sebagai syahibul maal (pemilik modal) bagi penerimaan pembiayaan. b) Pembiayaan Ijarah Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara melunasinya bisa secara angsuran atau pada saat jatuh tempo. c) Bai' Bitsaman Ajil (BBA) Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha. Pada pembiayaan dengan skema BBA, terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin
keuntungan
(mark
up).
Pengembalian
pembiayaan
dilakukan secara angsuran, bisa harian, pekanan, atau bulanan. d) Murabahah Murabahah yaitu akan jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama. e) Musyarakah Merupakan pembiayaan modal infestasi atau modal kerja yang dalam praktiknya lembaga keuangan sebagai penyedia sebagian dari modal keseluruhan. Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai proporsinya dalam bentuk nisbah.
34
B. Data-Data Deskriptif 1. Perkembangan Organisasi KSPS BMT RAMA Salatiga a. Perkembangan SDM Untuk menjalankan operasionalnya KSPS BMT RAMA Salatiga memerlukan SDM.SDM yang ada pada BMT ini berjumlah 9 orang. Adapun komposisi pendidikan SDM pada KSPS BMT RAMA dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel I KOMPOSISI PENDIDIKAN PENGELOLA KSPS BMT RAMA SALATIGA No
Tingkat Pendidikan
Pria
Wanita
Jumlah
1
Sarjana
1
0
1
2
Ahli Madya
5
3
2
3
SLTA
3
2
1
9
5
4
Jumlah
Sumber data : KSPS BMT RAMA Salatiga
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa SDM "RAMA" ditinjau darii jenjang pendidikan Ahli Madya.jadi berdasarkan KSPS BMT RAMA memiliki karyawan lulusan Ahli Madya lebih banyak dibandingkan dengan lulusaan SLTA ataupun sederajatnya. b. Perubahan Manajemen KSPS BMT RAMA dalam operasinya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik jumlah nasabah maupun asset yang
35
dimilikinya. Melihat kondisi yang demikian, maka KSPS BMT RAMA mengadakan perubahan manajemen yaitu mengkomputerisasi perhitungan bagi hasil untuk nasabah deposito atau tabungan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat dan akurat. c. Pertumbuhan KSPS Pertumbuhan KSPS BMT RAMA dari tahun ketahun sebelumnya menunjukkan perkembangan, secara umum pada tahun 2009 KSPS BMT RAMA melaksanakan kegiatan dengan lancar. Terjadi hubungaan kerja yang baik antara pengurus, pengawas maupun pembina dalam bentuk koordinasi dan konsultasi pada rangkka meningkatkan kegiatan koperasi. Pada tahun 2009 pekerjaan difokuskan pada upaya peningkatan kesehatan koperasi dengan meningkatkan
efisiensi,
penaganan
pembiayaan
beermasalah,
peningkatan dana dan sistem kerja. Pada tahun 2009 KSPS BMT RAMA berhasil menurunkan tingkat kerugian dari tahun 2007 sampai dengan 98%. Pada
aspek
penanganan
penyaluran
dana
bermasalah,
tahun 2009 berhasil dilakukan identifikasi dan penaganan, kendati masih terdapat peminjam tahun sebelumnya yang dikategorikan macet. Pembiayan yang disalurkan selama tahun 2009 dapat dikategorikaan sebagai pembiayaan yang lancar. Hal ini dicapai dengan tingginya kesungguhan dan kedisiplinan seluruh pengelola KSPS BMT RAMA terhadap sistem dan mekanisme pembiayaan.
36
Walaupun demikian harus diakui bahwa tingginya pembiayaan bermasalah tahun lalu dan rendahnya simpanan pokok dan wajib menjadi kendala dalam peningkatan kinerja KSPS BMT RAMA selama tahun 2009. 2. Prosedur pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga a. Ketentuan umum pembiayaan 1) Sehat jasmani dan rohani 2) Mempunyai rekening simpanan di KSPS BMT RAMA minimal saldo Rp. 10.000,3) Pengajuan oleh anggota atau calon anggota secara langsung atas nama sendiri 4) Melengkapi administrasi pendaftaran meliputi : a) Foto copy KTP satu lembar b) Foto copy KTP pihak ketiga satu lembar c) Foto copy kartu keluarga d) Menyerahkan foto copy jaminan (untuk BPKB dilengkapi foto copy STNK dan gesek nomor rangka dan nomor mesin) e) Untuk surat dasaran pasar berlaku sampai dengan jatuh tempo surat dasaran tersebut. f) Jaminan bukan atas nama sendiri disertai surat kuasa bermaterai dan diketahui aparat setempat g) Mengisi formulir pengajuan yang telah disediakan
37
5) Angsuran pembiayaan dilakukan dengan cara: a) Angsuran Harian b) Angsuran Mingguan c) Angsuran Bulanan 6) Baik anggota atau calon anggota baru maupun lama harus bersedia disurvei 7) Jangka waktu pembiayaan paling lama dua tahun 8) Beban realisasi pembiayaan a) Biaya administrasi : 2,5%-3% b) Pembiayaan Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 20.000.000,- dikenakan biaya legalitas. c) Dapat
langsung
menjadi
anggota
dengan
membayar
Rp.10.000,- (sebagai simpanan wajib). d) Materai sesuai kebutuhan e) Biaya lain yang sah menurut syariah dan prinsip-prinsip koperasi. 9) Waktu pengajuan serta realisasi pembiayaan a) Berkas pengajuan yang sudah lengkap dan telah disurvei diterima paling lambat 1 minggu. b) Realisasi pembiayaan dilaksanakan 2 hari sesudah survei b. Pelunasan pembiayaan 1) Pelunasan pembiayaan dapat dilakukan oleh anggota atau calon anggota dengan persyaratan sebagai berikut :
38
a) Periode angsuran dapat dilakukan pada waktu tanggal realisasi. b) Pelunasan dapat dilakukan sebelum jangka waktu pembiayaan ketika anggota atau calon anggota memiliki dana untuk pelunasan dan hanya membayar pokoknya saja. 2) Cadangan resiko (CR) dimasukkan dalam buku angsuran serta setelah melunasi pembiayaan dengan tertib cadangan resiko dapat diambil oleh anggota. 3. Perkembangan Simpanan tahun 2009
Grafik 1 Perkembangan Simpanan Tahun 2009 Saldo Simpanan
300.000.000 250.000.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000 0 Jan
Feb
Mer
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
O kt
Nov
Des
bulan
Keterangan mengenai perkembangan Simpanan di KSPS BMT RAMA Salatiga dari grafik diatas adalah sebagai beikut : No.
Bulan
Jumlah nominal
1.
Januari
Rp.184.816.229.-
2.
Febuari
Rp.199.626.394,-
3.
Maret
Rp.183.023.228,-
4.
April
Rp.206.353.413,-
5.
Mei
Rp.263.021.640,-
6.
Juni
Rp.215.609.859,-
39
No.
Bulan
Jumlah nominal
7.
Juli
Rp.132.829.859,-
8.
Agustus
Rp.145.356.793,-
9.
September
Rp.160.216.877,-
10.
Oktober
Rp.162.902.577,-
11.
November
Rp.168.733.027,-
12.
Desember
Rp.197.778.227,-
4. Perkembangan Pembiayaan tahun 2009 Grafik 2 Pembiayaan Tahun 2009
Pembiayaan
200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000 0 Jan
Feb
Mer
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
O kt
Nov
Des
bulan
Keterangan mengenai perkembangan pembiayaan di KSPS BMT RAMA Salatiga dari grafik diatas adalah sebagai berikut :
No.
Bulan
Jumlah nominal
1.
Januari
Rp.133.234.800.-
2.
Febuari
Rp.139.429.965,-
3.
Maret
Rp.139.168.765,-
4.
April
Rp.145.310.465,-
5.
Mei
Rp.146.187.315,-
6.
Juni
Rp.149.843.115,-
7.
Juli
Rp.152.634.115,-
40
No.
Bulan
Jumlah nominal
8.
Agustus
Rp.160.755.415,-
9.
September
Rp.173.636.665,-
10.
Oktober
Rp.160.692.715,-
11.
November
Rp.173.178.815,-
12.
Desember
Rp.174.868.915,-
Karakter peserta pembiayaan a. Pedagang kaki lima b. Pedagang kios shopping center c. Pedagang kios Pasar Raya d. Masyarakat menengah kebawah Karakter produk pembiayaan a. Pembiayaan Mudharabah = 10 % b. Pembiayaan Ijarah = 15 % c. Bai' Bitsaman Ajil (BBA) = 40 % d. Murabahah = 20 % e. Musyarakah = 158%
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pengajuan Permohonan Pemberian Pembiayaan KSPS BMT RAMA Pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan merupakan kemampuan untuk memperoleh barang-barang atau jasa dengan memberikan janji akan membayarkan sejumlah uang seketika di minta pembayarannya atau suatu hari tertentu dikemudian hari. Sebelum membahas tentang prosedur pembiayaan khususnya di KSPS BMT RAMA, perlu diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. ada beberapa ciri dan unsur yang harus dipenuhi, di antaranya sebagai berikut : 1. Adanya suatu penyerahan uang atau barang, yang menimbulkan tagihan. 2. Didasarkan pada akad perjanjian saling mempercayai. 3. Terkandung kesepakatan pelunasn uang dan margin atau bagi hasil. 4. Didalam praktek dinyatakan dalam pejanjian. Selain berperan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dan menyalur dana, KSPS BMT RAMA juga melakukan deversifikasi untuk
42
meningkatkan pendapatan. Pendapatan KSPS BMT RAMA saat ini masih didominasi oleh pendapatan dari pembiayaan. Neraca KSPS BMT RAMA menunjukkan bahwa pembiayaan yang diberikan masih menduduki porsi terbesar dari pendapatan keseluruhan KSPS BMT RAMA di mana sumber pembiayaan utama untuk pembiayaan ini adalah dana pihak ketiga. Walaupun sektor pembiayaan mendatangkan keuntungan yang terbesar, namun kehati-hatian KSPS BMT RAMA dalam memberikan pembiayaan tetap terjaga. Dalam memberikan pembiayaan, tidak semua pengajuan permohonan di setujui oleh KSPS BMT RAMA sebab pembiayaan adalah bisnis yang beresiko dimana dapat kemungkinan pembiayaan yang diberikan tidak dapat ditagih. Untuk menghindari resiko kemacetan maka KSPS BMT RAMA mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap pembiayaan yang masuk, sehingga diharapkan pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan yang mempunyai kualitas yang baik. Prosedur yang diterapkan di KSPS BMT RAMA dalam memberikan pembiayaan cukup ketat. Guna memperoleh calon nasabah pembiayaan yang layak dari sisi KSPS, maka pihak KSPS melalui pejabat KSPS yang berwenang akan melakukan analisa dan evaluasi pada setiap permohonan pembiayaan. Dari sisi nasabah, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah menyampaikan permohonan pembiayaan, dalam hal ini pihak KSPS BMT RAMA telah mempersiapkan formulir yang digunakan untuk mengajukan pembiayaan, sedangkan nasabah yang hanya tinggal mengisi formulir tersebut. Selaian mengisi formulir dari KSPS maka pihak nasabah
43
dituntut untuk menyertakan persyaratan administratif sebagai kelengkapan formulir yang telah diisi. Kelengkapan administrasi tersebut di antaranya sebagai berikut : foto kopi KTP suami-istri dan pihak ketiga, foto kopi KK (Kartu Keluarga), foto kopi surat jaminan (sertifikat atau BPKB). Setelah melengkapi semua persyaratan administrasi, maka dokumendokumen tersebut akan diarsipkan oleh customer service. Bagian yang pertama kali mengurusi pengajuan pembiayaan dikhususnya di KSPS BMT RAMA adalah customer service. Setelah bagian customer service meneliti kelengkapan persyaratan maka bagian customer service akan menyerahkan berkas-berkas tersebut kepada bagian pembiayaan yakni manajer pembiayaan. dalam menentukan pembiayaan manajer pembiayaan dibatasi oleh adanya aturan bahwa manajer pembiayaan hanya berwenang memberikan atau memutuskan pembiayaan untuk pengajuan pembiayaan kurang dari Rp. 5 Juta Rupiah, untuk lebih dari pengajuan 5 juta maka keputusan di tentukan oleh pimpinan KSPS BMT RAMA. Dengan demikian setelah melakukan analisis dan evaluasi untuk pembiayaan lebih dari 5 juta, maka manajer pembiayaan akan menyerahkan berkas tersebut kepada pimpinan. Setelah melalui pimpinan berkas-berkas tersebut akan diserahkan pada bagian teller untuk direalisasi. Apabila terjadi penolakan makan akan diberikan kepada bagian customer service. Uraian di atas merupakan gambaran mengenai prosedur dalam pengajuan pembiayaan di KSPS BMT RAMA. Untuk lebih jelasnya penulis
44
akan mengambarkan sekema proses pengajuan pembiayaan di KSPS BMT RAMA. Gambar 2 Customer service Manajer pembiayaan -
Menganalisis Mengevaluasi Memutuskan untuk pembiayaan < 5 juta Pimpinan
Permohonan pembiayaan dikabulkan
Teller
Permohonan pembiayaan ditolak
Customer service
Dari uraian tentang prosedur pemberian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pengajuan pembiayaan di KSPS BMT RAMA cukup mudah dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya terutama lembaga keungan konvensional. Pada lembaga keuangan konvensional, penerapan prosedur pengajuan pinjaman relatif sulit untuk bisa dipenuhi persyaratannya. Hal ini biasanya terjadi pada calon debitur untuk usaha kecil dan menengah. Keterbatasan calon debitur untuk usaha kecil dan menengah terjadi dalam pemenuhan syarat-syarat administratif. Selain
45
mengenai persyaratan administrasi calon debitur juga di bentur dengan pemenuhan jaminan yang digunakan sebagai agunan. Sedangkan lembaga keuangan syariah khususnya KSPS BMT RAMA menerapkan sistem yang mudah dipenuhi oleh calon debitur terlebih untuk nasabah usaha kecil dan menengah. Seperti telah diuraikan di atas bahwa persyaratan pengajuan pembiayaan hanya meliputi foto kopi KTP suami-istri dan pihak ke tiga, foto kopi kartu keluarga (KK), dan foto kopi jaminan (sertifikat dan BPKB). Kemudahan yang diterapkan oleh pihak KSPS mempunyai tujuan untuk dapat berperan serta dalam membangun usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya. Atas dasar kepercayaan dan kemitraan diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah mampu mengembang amanah yang diembankan pada nasabah dan dengan kemudahan tersebut nasabah di tuntut untuk mengaja kepercayaan.
B. Langkah-Langkah Pemberian Pembiayaan Telah diuraikan di muka bahwa untuk menghindari resiko kemacetan pembiayaan KSPS BMT RAMA menerapkan proses seleksi sebelum menyetujui suatu permohonan pembiayaan. dalam hal ini manajer pembiayaan berperan
dalam
menganalisis
dan
mengevaluasi
suatu
permohonan
pembiayaan. Dalam proses analisis dan evaluasi tersebut ada beberapa informasi yang diperlukan oleh KSPS, antara lain : 1. Bagaimana dengan identitas nasabah calon peminjam diragukan atau tidak? 2. Untuk tujuan apa pembiayaan tersebut diajukan?
46
3. Apakah usaha atau proyek dari calon debitur bertentangan dengan syariah Islam atau tidak? 4. Berapa pendapatan yang diperoleh dalam peminjam dalam tiap bulannya? 5. Mampukah calon peminjam mengembalikan pembiayaan yang telah diberikan? 6. Bagaimana dengan jaminan yang diberikan calon peminjam untuk mengamankan pembiayaan tersebut? Beberapa informasi di atas dapat dijadikan dasar untuk menindak lanjuti proses seleksi permohonan pembiayaan dengan mengetahui beberapa informasi di atas, manajer pembiayaan dapat melakukan evaluasi dan analisis untuk menilai kualitas suatu pembiayaan dengan cara memperkirakan kemampuan dan kemauan nasabah. Bila diperkirakan nasabah mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang diberikan maka permohonan permbiayaan akan disetujui, sebaliknya permohonan pembiayaan akan di tolak apabila dari analisis diperkirakan nasabah tidak mampu dan atau mau mengembalikan pembiayaan yang diberikan. Untuk mengetahui kemauan dan kemampuan nasabah maka manajer pembiayaan mempertimbangkan aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif. Pada aspek kualitatif manajer pembiayaan membuat analisis mengenai prospek usaha yang dijalankan oleh calon debitur. Sedangkan pada aspek kuantitatif analisis di tuntut untuk dapat memperkirakan bagaimana keadaan laporan keuangan pada usaha yang dijalankan oleh calon debitur.
47
Dalam menganalisa ke dua unsur di atas, maka manajer pembiayaan juga akan memperhitungkan faktor-faktor interen dan eksteren dari usaha yang dijalankan oleh nasabah. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kekuatan (strenght), kelemahan (weaknes), peluang (opotunitiy), ancaman (threat) yang dihadapi oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi yang diperoleh dari faktor interen (manajemen, organisasi, perusahaan, produksi, pemasaran, SDM, teknologi dan sistem informasi). Sedang peluang dan ancaman adalah kondisi yang diambil dari faktor eksteren. Uraian-uraian di atas merupakan bentuk analisis dari sektor usaha yang dijalankan oleh calon debitur yang dilakukan oleh manajer pembiayaan. berikutnya akan diuraikan mengenai analisis yang lebih dalam terkait dengan individu atau perorangan dari calon debitur dan hal-hal yang terkait dengan pemenuhan jaminan sesuai dengan sistem yang dijalankan oleh KSPS BMT RAMA. Dalam memberikan pembiayaan pihak KSPS akan melakukan analisis dan evaluasi mengenai calon debitur yang berkenaan dengan karakter calon debitur. Dalam hal ini sifat atau karakter calon debitur yang akan diberikan pembiayaan harus benar-benar bisa di percaya. Keyakinan ini bisa tercermin dari latar belakang calon debitur baik latar belakang pekerjaan calon debitur maupun latar belakang yang bersifat pribadi, seperti cara atau gaya hidup yang biasa dipakai, keadaan keluarga, hobby dan sosial standingnya. Karakter merupakan
ukuran
untuk
menilai
"kemauan"
calon
debitur
untuk
48
mengembalikan pembiayaan yang diberikan. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha semaksimal mungkin untuk membayar pembiayaan yang diberikan oleh KSPS dengan berbagai cara, karena merasa bahwa telah mendapatkan amanah dari pihak KSPS untuk mengelola dana dan debitur memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Sedangkan untuk melihat kemampuan calon debitur dalam membayar pembiayaan dapat dihubungkan dengan kemampuannya dalam mengelola usahanya serta kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuan nasabah dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan terhadap nasabah. Hal ini sesuai dengan istilah capacity dalam prinsip pemberian kredit. Pihak KSPS BMT RAMA tidak memberikan pembiayaan 100 % terhadap usaha nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan, pihak pemohon juga harus pula menyediakan modal dari sumber lainnya atau modal sendiri atau dengan istilah lain capital. Hal ini bertujuan agar tercipta rasa tanggung jawab yang lebih terlebih terhadap usaha yang dijalankan karena tercipta rasa memiliki yang sepenuhnya terhadap usaha yang dijalankan. Dalam
memberikan
pembiayaan
KSPS
BMT
RAMA
juga
mempertimbangkan aspek jaminan atau colleteral, baik fisik maupun non fisik. Untuk menjaga keamanan dana yang disalurkan maka KSPS BMT RAMA menetapkan bahwa jaminan harus memiliki nilai nominal yang lebih dari pembiayaan yang diberikan. Pihak manajer pembiayaan akan menilai keabsahan jaminan tersebut, sehingga jika terjadi sesuatu maka jaminan yang
49
dititipkan akan dapat dipergunakan dengan cepat. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung pihak KSPS BMT RAMA dan resiko kerugian. Seorang analisis pembiayaan dituntut memiliki kejelian dalam melakukan analisis dan evaluasi permohonan pembiayaan, hal ini terkait juga dengan keadaan ekomoni. Melalui manajer pembiayaan KSPS BMT RAMA mencoba menganalisis permohonan pembiayaan yang terkait dengan usaha yang dijalankan calon nasabah. Analisis akan menilai bagai mana keadaan usaha nasabah dilihat dari kondisi ekonomi sekarang ini dan masa-masa yang akan datang.
C. Realisasi Pembiayaan dan Prosedur Pengembalian Pembiayaan. Setelah melalui berbagai rangkaian analisis yang telah penulis paparkan di atas, maka proses pemberian pembiayaan mencapai tahap akhir. Manajer pembiayaan akan memberikan keputusan apakah suatu permohonan pembiayaan layak atau tidak untuk menerima pembiayaan yang didasarkan pada analisis-analisis di atas. Pada penulisan di atas telah disebutkan bahwa manajer pembiayaan hanya berhak memutuskan setiap pengajuan pemberian pembiayaan untuk jumlah kurang dari 5 juta rupiah. Untuk pengajuan pembiayaan lebih dari 5 juta maka pimpinan yang akan memutuskan permohonan permbiayaan tersebut. Dengan berdasarkan analisis dari manajer pembiayaan seorang pimpinan akan memutuskan permohonan permbiayaan nasabah. Disamping hasil analisis manajer pembiayaan, pimpinan juga memiliki standar tersendiri dalam memenuhi pembiayaan nasabah. Standar-
50
standar tersebut berkenaan dengan usaha yang dijalankan nasabah baik dari segi hukum maupun sistem manajemen terhadap usaha yang dijalankan. Setelah pimpinan mengabulkan permohonan pembiayaan, maka berkas-berkas pengajuan pembiayaan tersebut akan diseahkan pada teller melalui manajer pembiayaan. begitu juga terdapat pembiayaan yang dibawah 5 juta manajer pembiayaan akan menyerahkan berkas-berkas tersebut pada teller. Setelah mendapat persetujuan manajer pembiayaan dan pimpinan maka pihak teller akan mengeluarkan pembiayaan sesuai pengajuan pembiayaan dan atau sesuai dengan yang disetujui oleh pihak KSPS BMT RAMA. Apabila terjadi penolakan, maka berkas-berkas tersebut akan diserahkan oleh customer service, bagian ini akan memberikan pemahaman kepada nasabah mengenai penolakan permohonan pembiayaan tersebut. Penolakan terhadap pengajuan pembiayaan biasanya didasarkan pada hal-hal sebagai berikut : 1) Kredibilitas pemohon yang disangsikan 2) Jenis usaha yang dilihat kurang prospek 3) Keabsahan jaminan 4) Nasabah telah memiliki pinjaman di lembaga keuangan lainnya Bagi nasabah yang permohonannya dikabulkan maka akan dibuat kesepakatan, kesepakatan tersebut berkenaan dengan bagaimana sistem pengansuran dan sistem bagi hasil. Untuk sistem pengansuran disesuaikan dengan
kemampuan
nasabah,
dengan
kesepakatan
beberapa
kali
pengangsuran, begitu juga dengan porsi bagi hasil, sebelum pengucuran dana maka akan terjadi tawar menawar antara pihak KSPS dengan calon debitur hal
51
ini ditujukan agar tidak ada yang terdholimi. Dengan tawar menawar akan terjadi kesepakatan mengenai bagi hasil atau marjin, kesepakatan ini pun didasarkan rasa suka sama suka atau Antharodhim Minnkum. Dari proses realisasi pembiayaan dapat ditarik kesimpulan bahwa realisasi pembiayaan di KSPS BMT RAMA tergolong mudah dan cepat. Dalam
proses
pemberian
pembiayaan
KSPS
BMT
RAMA
hanya
membutuhkan waktu maksimal 5 hari dari pengajuan pembiayaan, terlebih untuk nasabah lama biasanya memerlukan waktu 2 hari dari pemberkasan. Dilihat dari sistem yang diterapkan KSPS BMT RAMA dalam memberikan pembiayaan terdapat kelemahan, kelemahan tersebut dapat dilihat dari penerapan pencairan pembiayaan untuk jumlah tertentu, misalnya untuk jumlah pembiayaan lebih dari 10 juta pihak KSPS tidak mengunakan jasa notaris sehingga bila ditinjau secara hukum kedudukannya sangat kuat. Dalam perbankan konvensoinal untuk pinjaman lebih dari 10 juta mengunakan jasa notaris untuk melagalkan perjanjian, bila terjadi wanprestasi maka akan lebih mudah dituntut dimuka hukum. Selain itu pihak lembaga keuangan dapat dengan mudah dalam melakukan lelang terhadap agunan debitur sesuai perjanjian. Pada dasarkan kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pihak KSPS memiliki tujuan yang baik yaitu memudahkan nasabah dalam mendapatkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Bila dilihat dari jumlah nasabah pembiayaan di KSPS BMT RAMA, untuk permintaan pembiayaan lebih besar jumlah nominalnya kurang dari 5 juta. Sehingga keadaan ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
52
kelancaran pengembalian pembiayaan bila ditinjau secara hukum. Dalam merealisasikan pembiayaan pihak KSPS diharapkan lebih berhati-hati dan selektif dalam memberikan permbiayaan. Hal ini disebabkan dalam memberikan pembiayaan tidak hanya dibutuhkan kepercayaan terhadap debitur namun lebih dari itu KSPS dituntut untuk lebih bisa mengenal calon debitur lebih jauh lagi. Baik itu mengenai pribadi nasabah dan usaha yang dijalankan oleh nasabah.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Hambatan Pembiayaan Secara keseluruhan jumlah anggota dan calon anggota serta jumlah pembiayaan di KSPS BMT RAMA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun tanpa terkecuali untuk jumlah pembiayaan. 1. Faktor keberhasilan Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor : a. Bertambahnya pesaing Jumlah lembaga keuangan di Salatiga baik lembaga keuangan konvensional maupun syariah, setiap tahunya semakin bertambah. Sampai akhir tahun 2006, kurang lebih ada sekitar 100 lembaga keuangan yang beroperasi di wilayah Salatiga. Dengan penambahan ini iklim persaingan yang terjadi semakin ketat. Banyak dari lembagalembaga keuangan tersebut yang akhirnya menawarkan suku bunga yang sangat rendah untuk fasilitas pembiayaan yang diberikan. Kenyataan ini membuat KSPS BMT RAMA bergegas mencari
53
anggota dan calon anggota. Dengan bertambahnya jumlah anggota dan calon anggota penyimpan, akibatnya jumlah anggota dan calon anggota yang bisa menerima fasilitas pembiayaan pun juga akan meningkat. b. Bertambahnya dana dari pihak ketiga Sumber dana KSPS BMT RAMA, selain dari simpanan anggota juga berasal dari pinjaman pihak ketiga yaitu Dinas Perkoperasian dan bank-bank syariah. Dari tahun ke tahun dana ini semakin meningkat. Khususnya untuk dana dari Dinas Koperasi, peningkatan disebabkan bertambahnya
nasabah
yang
mengajukan
pembiayaan
serta
bertambahnya simpanan dari nasabah yang berada di berbagai wilayah Kota Salatiga sehingga dana menjadi meningkat secara bertahab. Serta meningkatnya simpanan pokok dan simpanan wajib khusus di tujukan bagi pengurus KSPS sehingga dapat meningkatkan pelayanan simpanan serta dapat meningkatkan profesionalisme yang dilakukan dengan mengikutkan pengelola atau pengurus pada pembayaran iuran. c. Keadaan ekonomi pada tahun yang bersangkutan Terpuruknya kondisi perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 ternyata belum bisa sepenuhnya pulih sampai saat ini. Harga BBM serta berbagai macam kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng, justru semakin melambung sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa menjangkaunya. Kondisi ini menyebabkan usaha sebagian masyarakat sulit berkembang.
54
Sehingga gairah masyarakat untuk pengajuan pembiayaan sangat meningkat. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada kelancaran dalam angsuran pembiayaan. Dengan demikian, dana yang masuk ke KSPS BMT RAMA pun semakin bertambah. d. Dalam bidang usahanya 1) Meningkatkan pelayanan simpanan pada anggota. Dilakukan dengan mengintensifikasikan layanan jemput bola dan sistem gelengan serta memindah kantor yang kelokasi yang mudah silihat dan dijangkau. 2) Meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan, seleksi pembiayaan, dan sistem jaringan yang kuat. 3) Menyempurnakan mekanisme kerja yng efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan koperasi yang sehat. 4) Meningkatkan kualitas sistem administrasi dengan mengupgrade software komputer lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan kelengkapan, akurasi data, dan kecepatan informasi. e. Peningkatan pembiayaan pada tahun 2009 Pada aspek penanganan penyaluran dana bermasalah, tahun 2009 berhasil dilakukan identifikasi dan penaganan, kendati masih terdapat peminjam tahun sebelumnya yang dikategorikan macet. Pembiayan yang disalurkan selama tahun 2009 dapat dikategorikaan sebagai pembiayaan yang lancar. Hal ini dicapai dengan tingginya kesungguhan dan kedisiplinan seluruh pengelola KSPS BMT RAMA
55
terhadap sistem dan mekanisme pembiayaan. Walaupun demikian harus diakui bahwa tingginya pembiayaan bermasalah tahun lalu dan rendahnya simpanan pokok dan wajib menjadi kendala dalam peningkatan kinerja KSPS BMT RAMA selama tahun 2009. Dari grafik satu dan dua telah dijabarkan dilihat dari simpanan dan pembiayaan, bahwa simpanan mengalami alur yang siknifikan dan sangatlah berbeda dengan alur pambiayaan yang mengalami peningkatan. 2. Faktor hambatan a. Semakin bertambahnya BMT yang bermunculan Dalam menghadapi era globalisasi yang sangat ketat masyarakat membutuhkan tatanan sistem ekomomi yang baik yang salah satunya adalah BMT. Banyak bermunculan BMT-BMT di Salatiga yang mengakibatkan persaingan antar BMT. b. Keterbatasan Karyawan dalam bidang pembiayaan Selian banyaknya pesaing yang merupakan hambatan bagi KSPS BMT RAMA adalah kurangnya karyawan yang menghandel pembiayaan dalam menjalani kegiatan operasional. c. Keterbatasan modal Modal awal yang di dapat KSPS BMT RAMA diperoleh dari pengurus yayasan itupun hanya sedikit dengan modal 10 juta rupiah saja dengan itu karyawan harus bisa mengatur biaya tersebut agar bisa seimbang.
56
d. Kredit Macet tahun sebelumnya Pada tahun-tahun sebelumnya banyak kendati yang dihadapi oleh KSPS BMT RAMA yaitu pembiayaan yang macet dimana banyak nasabah yang sukar mengembalikan pembiayaan yang nasabah ajukan. Nasabah-nasabah tersebut memudahkan apa yang dipertanggungjawabkan oleh masing-masing nasabah, sehingga karyawan sangat sulit untuk mengatasi pembiayaan bagi nasabah yang sulit diatur.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan oleh pihak penulis di KSPS BMT RAMA yang dituangkan dalam bab per bab mengenaii prosedur pemberian pembiayaan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai barikut : 1. Prosedur pengajuan pembiayaan prosedur yang diterapkan oleh KSPS BMT RAMA dalam proses pengajuan pembiayaan mudah, ringan dan tidak mempersulit calon debitur, nasabah calon debitur cukup hanya menghadap customer service dalam pengajuan pembiayaan, dalam pemberkasan
persyaratan
administratif,
calon
nasabah
dituntut
kelengkapannya dan keabsahannya (bisa menunjukkan bukti bahwa barang yang dijaminkan merupakan hak milik pribadi) untuk daapat diproses lebih lanjut. 2. Langkah-langkah pemberian pembiayaan, dalam menerima pembiayaan pihak nasabah harus menempuh tahapan-tahapan analisis dan evaluasi, dalam proses analisis dan evaluasi diperlukan penyajian data-data yang riil mengenai usaha yang dijlankan. 3. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menyetujui pembiayaan, pihak KSPS BMT RAMA bersikap dengan penuh kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan, setelah melalui proses analisis dan evaluasi dan dinyatakan
memenuhi
direalisasikan.
kriteria
permohonan
pembiayaan
akan
58
4. Realisasi pembiayaan dan cara pengembaliannya, setelah melalui proses analisis dan evaluasi dan dinyatakan memenuhi kriteria permohonan pembiayaan akan direalisasikan, sistem dalam pengembalian pembiayaan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama dilihat dari kemampuan nasabah, bahwa bagi hasil yang diberikan debitur disepakati dengan tawar-menawar, setelah terjadi kesepakatan akan dimasukkan dalam akad atau klausul perjanjian pembiayaan. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah sebagai berikut : -
Bertambahnya pesaing
-
Bertambahnya dana dari pihak ketiga
-
Keadaan ekonomi pada tahun lalu yang bersangkutan
-
Meningkatkan pelayanan simpanan pada anggota
-
Meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam permbiayaan
-
Menyempurnakan mekanisme kerja yang efektif dan efisien
B. Saran-saran 1. Perlunya penambahan karyawan di KSPS BMT RAMA, terutama bagi survei lapangan. Selain Itu pihak BMT dituntut untuk lebih berhati-hati dalam merealisasikan pembiayaan. 2. BMT diharapkan bisa memberi pengarahan terhadap usaha nasabah. 3. BMT diharap mampu menghimpun dana dari masyarakat untuk meningkatkan pembiayaan.
59
4. Perlunya peningkatan profesionalisme kerja bagi semua karyawan dan pengurus. 5. Perlunya menjalin rasa kekeluargaan dengan nasabah untuk melancarkan hubungan kerja sama. 6. Untuk meningkatkan penerapan kejujuran, hendaknya pihak BMT memberikan kajian yang menyangkut muamalah kepada anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi'i, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2003. Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Prersada, Jakarta, Cet. V, 2004. ______, Dasar-dasar Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Islam, UUI Press, Yogyakarta, 2001. __________, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah, UUI Press, Yogyakarta, 2001. R. Latumaerissa, Julius, Mengenai Aspek-Aspek Operasi Bank Umum, Bami Aksara, Jakarta, 1999. Ridwan, Muhammd, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta, UII Press, 2004.