PENERAPAN AKAD BA’I BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN RENOVASI RUMAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Perbankan Syari’ah
Oleh:
NAILIL ULFA 092503045 PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
ii
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, April 2012 Deklarator,
Nailil Ulfa 092503045
iv
ABSTRAKSI
Salah satu produk pembiayaan yang dimiliki BMT Hudatama Semarang adalah produk jual beli. Tujuan sebagai sarana untuk membantu nasabah/anggota yang kekurangan dana, dimana anggota dapat menentukan jangka waktu yang dikehendaki. Dalam penerapannya produk jual beli ini menggunakan akad ba’i bitsaman ajil, yaitu dimana pihak BMT berperan sebagai penjual dan pihak nasabah bertindak sebagai pembeli. Dimana nantinnya ada kesepakatan yang sudah ditentukan pada awal perjanjian. Pada pembiayaan akad ba’i bitsaman ajil ini perhitungannya adalah BMT mengambil keuntungan dari harga jual barang tersebut yaitu setara 25 % dari harga jual barang, dalam sistem pembayarannya nasabah dapat mengangsur sesuai pada awal kesepakatan antara kedua belah pihak.
v
PERSEMBAHAN
Kepada: 1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahnya. 2. Rasulullah Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah bagi umat manusia. Semoga kita semua mendapat syafaatnya. 3. Kedua orang tuaku H. An’im sumarno dan Hj. Nurul qomariyah yang telah sabar dan penuh kasih sayang dalam mengajarkan segala kebaikan kepadaq, juga dengan ketulusan doanya yang selalu menyertaiku dalam menjalani hidup ini, agar menjadi manusia yang berguna, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 4. Buat ke-2 adikku tersayang, khabib dan ain kalian adalah saudara terbaik nomor 1 di dunia ini. 5. Buat sahabat-sahabat terbaikku, mimah, lida dan cooking family, kalian semua tidak akan tergantikan. 6. Keluarga besar Mahasiswa D3 Perbankan syari'ah angkatan 2009. 7. Para pegawai Baitut Maal wa Tamwil Hudatama Semarang yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, penguasa alam semesta dan raja manusia karena segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Tak lupa kita panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul: ‘PENERAPAN AKAD BA’I BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN RENOVASI RUMAH DI BAITUL MAAL WA TAMWIL HUDATAMA SEMARANG’. Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan D III pada jurusan Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan tugas akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak DR. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, M.M, selaku Direktur Program D III Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
vii
4. Ibu Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag, selaku dosen pembimbing dari Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 5. Seluruh dosen pengajar Program Diploma III Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 6. Bapak Khoiridin, S.Pd selaku Manajer Utama Baitul Maal wa Tamwil Hudatama Semarang. 7. Para pegawai Baitul Maal wa Tamwil yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. 8. Sahabat-sahabatku semua di D III Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan dorongan dan doa. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Semarang, April 2012 Penulis
NAILIL ULFA
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. iv HALAMAN ABSTRAKSI ................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah .........................................................................
1
B. Pembatasan masalah................................................................................... 4 C. Rumusan masalah............................................................................ ....... . 5 D. Tujuan Penelitian...................................................................................
5
E. Manfaat Penelitian............ ... ..... ..... ..................................................
6
F. Telaah Pustaka ...................................................................................... 7 G. Metode Penelitian................................................................................... 7 H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 9
ix
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT HUDATAMA A. Sejarah BMT Hudatama......................................................................... 11 B. Visi dan Misi KJKS BMT Hudatama..................................................... 13 C. Baitul Maal Hudatama........................................................................... 13 D. Pengelolaan Usaha …… ........................................................................ 16 E. Struktur Organisasi................................................................................. 21 F. Persoalan yang di hadapi BMT Hudatama…………………………… 22 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat Ba’I bitsaman ajil.......... .23 1. Pengertian Ba’I bitsaman ajil............................................................ 23 2. Dasar Hukum................................................................................. 25 3. Rukun dan Syarat Ba’i bitsaman ajil ................................................27 B. Penerapan Akad Ba’I bitsaman ajil pada pembiayaan renovasi rumah di BMT Hudatama...................................................................................... 29 C. Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Biaya di BMT Hudatama Seemarang ............................................................................................. 36 1. Baitut tamwil Hudatama ...................................................................36 2. Baitul maal Hudatama...................................................................... 37 3. Analisa kontribusi pembiayaan BBA………………………………. 37 D. Perhitungan Keuntungan Dalam pembiayaan Renovasi rumah Pada Akad Ba’I Bitsaman ajil …………...............,.......................................................... 37
x
E. Analisis................................................................................................... 39 BAB V PENUTUP A Kesimpulan ................................................................................... 41 B. Saran ............................................................................................ 41 C. Penutup ............................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari’ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking. Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul system perbankan syari’ah itu sendiri. Bank syari’ah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tesedia jasa transaksi keuangan yang dijalankan sesuai dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syari’ah islam. 1 Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Dan mulai menunjukkan prospek baik sejak ditetapkan undang-undang nomor 7 tahun1992 tentang perbankan yang berdasarkan prinsip bagi hasil, kemudian dikuatkan dengan undang-undang nomor 10 tahun 1998. Hal ini memunculkan kesempatan untuk mendirikan lembaga-lembaga keuangan lain dengan
1
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, cet ke-1, 2002,
hlm. 13
1
2
prinsip syari’ah, seperti koperasi syariah asuransi syari’ah, gadai syari’ah, Baitul Maal Wat Tamwil dan lain sebagainya.2 Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah salah satu lembaga keuangan mikro yang berbasis syari’ah dimana dalam praktek operasionalnya menggunakan system bagi hasil. Kegiatan di BMT hamper sama dengan lembaga keuangan pada umumnya, yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Penyaluran dana yang dilakukan adalah memberikan pembiayaan kepada nasabah yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Badan hukum BMT sama dengan badan hukum koperasi dan berada dibawah pengelolaan kementrian koperasi dan UKM, sehingga BMT dapat juga disebut Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS). Struktur dan prosesnya pun sama dengan koperasi syari’ah. BMT Hudatama merupakan salah satu KJKS yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana, sedangkan kegiatan lainnya adalah sebagai lembaga amil zakat dengan mengelola zakat, infaq, dan shodaqoh untuk kesejah teraan ummat. Dari kedua kegiatan tersebut BMT Hudatama lebih memfokuskan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat melalui pemberian pembiayaan. Di BMT Hudatama pembiayaan merupakan transaksi yang sangat penting dalam menunjang stabilitas dana, karena dari sinilah BMT akan mendapatkan keuntungan yang nantinya akan dipakai untuk pemenuhan biaya operasional. 2
http://sejarah bank syari’ah. pada tgl 5 april 2012
3
Dibawah ini adalah akad-akad pembiayaan yang terdapat di BMT Hudatama : 1. Mudhorobah (MDA), adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal ( 100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola3 2. Musyarokah (MSA), adalah akad kerjasama permodalan usaha antara koperasi dengan satu atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah modal pada usaha tertentu untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil ssesuai kesepakatanesuai kesepakatan para pihak, sedang kerugian ditanggung secara professional sesuia dengan kontribusi modal.4 3. Ba’I Bitsaman Ajil (BBA), adalah suatu akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepati. Pembayaran dalam BBA dilakukan secara cicilan/angsuran.5 4. Al-ijaroh (IJR), adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.6 5. Murabahah (MBA), adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati7. 3
Syafi’I Antonio, M,Bank Syari’ah, Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,2001
hlm. 95. 4
Sumber data BMT Hudatama Semarang Ibid, hlm. 14 6 Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, 5
Hlm. 117
4
6. Qardhul Hasan (QH), adalah kegiatan transaksi dengan akad pinjaman dana non komersial dimana si peminjam mempunyai kewajiban untuk membayar pokok dana yang dipinjam kepada koperasi yang meminjamkan tanpa imbalan atau bagi hasil dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama. Dari beberapa akad yang ada diatas tersebut, yang paling sering di gunakan untuk transaksi pembiayaan di BMT Hudatama adalah akad Ba’iI Bitsaman Ajil/BBA, secara teori akad BBA adalah akad jual beli, seperti pembelian sepeda motor, barang dagangan, renovasi/rehab rumah dan lain sebagainya. Disini penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan Ba’I Bitsaman Ajil pada pembiayaan renovasi rumah, apakah tata caranya sama dengan pembelian sepeda motor dan pembiayaan modal kerja, karna banyaknya nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut. Maka dariitu penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis mengambil judul ‘’PENERAPAN AKAD BA’I BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN RENOVASI RUMAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG’’ B. Pembatasan Masalah Akad Ba’I Bitsaman Ajil adalah akad yang sering digunakan oleh BMT Hudatama Semarang. Sesuai dengan judul yang penulis ambil, maka dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah hal-hal yang berkenaan 7
Ibid, hlm. 117.
5
dengan pelaksanaan pembiayaan akad Ba’I Bitsaman Ajil (BBA) pada pembiayaan renovasi rumah. Kalaupun ada akad lain yang disebut nantinya hanya akan dipakai sebagai pembanding saja.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, diharapkan pembahasan selanjutnya dapat dijelaskan secara rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan akad Ba’I Bitsaman Ajil tersebut. Dan rumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan akad Ba’I Bitsaman Ajil pada transaksi pembiayaan untuk renovasi rumah di BMT Hudatama Semarang? 2. Bagaimana cara perhitungan keuntungan dalam pembiayaan renovasi rumah pada akad ba’I bitsaman ajil di BMT Hudatama Semarang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan akad Ba’I Bitsaman Ajil dalam transaksi pembiayaan renovasi rumah
6
2. Untuk mengetahui analisis perhitungan pada pembiayaan renovasi rumah dengan akad Ba’I Bitsaman Ajil di BMT Hudatama Semarang.
E. Manfaat Penelitian Melalui Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang mungkin baru terhadap situasi dan kondisi yang ada. Adapun penelitian yang ingin penulis lakukan adalah dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya
1. Bagi penulis Melatih bekerja dan berpikir kreatif dengan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama studi, serta memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negri Walisongo Semarang. 2. Bagi Akademik Diharapkan sebagai tambahan daftar pustaka yang dapat memberikan tambahan informasi bagi yang berkepentingan. 3. Bagi BMT
7
Agar dapat memperkenalkan eksitensi BMT di masyarakat luas dan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan yang dapat dijadikan tambahan untuk meningkatkan kinerja BMT dengan lebih baik.
F. Telaah Pustaka Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang membahas tentang akad Ba’I Bitsaman Ajil, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian yang di ajukan ini berbeda dengan tugas akhir terdahulu karna pada penelitian kali ini penulis lebih memfokuskan pada pembiayaan renovasi rumah, sedangkan pada penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada dominan akadnya.
G. Metode Penelitian Untuk menyusun Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut: 1. Metode pengumpulan data a. Observasi Metode ini merupakan pengumpulan-pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap obyek tertentu yang menjadi fokus penelitian serta mencatat tentang sesuatu yang
8
berhubungan tentang akad Ba’I Bitsaman Ajil di KJKS BMT Hudatama Semarang. b. Dokumentasi Yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, notulen rapat, agenda dan sebagainya.8 Dengan metode ini penulis memperoleh data mengenai akad Ba’I Bitsaman Ajil pada BMT Hudatama Semarang. c. Wawancara Wawancara adalah metode dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.9 Wawancara
dilakukan
terhadap
karyawan-karyawan
BMT
Hudatama khususnya pada kepala cabang, dan salah seorang yang menjadi nasabah di BMT Hudatama Semarang.
2. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang diteliti dengan melakukan pengamatan dan
8 9
Suharsini, Arikunto, prosedur penelitian, Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993, hlm. 202 Ibid, hlm.144
9
pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi.10 Dengan data ini penulis mendapatkan gambaran umum tentang Akad Ba’I Bitsaman Ajil yang ada di BMT Hudatama Semarang. b.Data sekunder Data
sekunder
merupakan
data
yang
mendukung
pembahasan dan diperoleh dari orang lain berupa laporan-laporan, buku-buku maupun surat kabar.11 Dengan metode ini penulis mendapatkan data lampiran, slip angsuran, modul panduan tentang produk-produk yang ada di BMT Hudatama Semarang.
3. Analisa Data Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisa data tersebut. Dan penulis dalam menganalisa menggunakan menggunakan teknik analisis deskriptip, yaitu data-data yang diperoleh dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar.
10
Suharsini, Arikunto, prosedur penelitian, Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993
hlm. 67 11
Ibid, hal. 115
10
H. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, kajian pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB 11 GAMBARAN UMUM TENTANG BMT HUDATAMA SEMARANG : sejarah
berdirinya BMT Hudatama Semarang, Visi dan Misi,
Produk-produk, struktur Organisasi, system pengelolaan usaha, dan kendala yang dihadapi di BMT Hudatama Semarang. BAB 111 PEMBAHASAN : Pengertian Ba’I Bitsaman Ajil, dasar hukum, rukun dan syarat Ba’I Bitsaman Ajil, penerapan akad ba’I bitsaman ajil pada pembiayaan renovasi rumah di BMT Hudatama, perkembangan anggaran pendapatan dan biaya di BMT Hudatama, Perhitungan keuntungan dalam pembiayaan renovasi rumah pada akad Ba’I Bitsaman Ajil di BMT Hudatama Semarang. BAB 1V PENUTUP : Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA : Lampiran-lampiran.
BAB II GAMBARANUMUM BMT HUDATAMA
A.
Sejarah Berdirinya BMT Hudatama BMT Hudatama adalah sebuah Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah ( KJKS ) yang, telah berdiri sejak tanggal 2 Oktober 1998 oleh sekelompok pemuda dari yayasan Al-Huda di lingkungan sekitar Masjid Al-Huda dan tokoh masyarakat yang peduli terhadap pemberdayaan Ekonomi rakyat. Pendirian ini didasari pada semangat pemberian solusi kepada masyarakat, terutama kepada usaha kecil dan menengah supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan mengembangkan pola kemitraan sehingga usaha kecil dan menengah dapat menjadi penyangga ekonomi bangsa. Dalam proses pendirian, BMT Hudatama menganut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, dan menggunakan badan Hukum koperasi dengan syarat-syarat yang harus terpenuhi, diantaranya yaitu pendiri minimal ada 20 orang, serta harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan dari anggota pada khususnya, atau masyarakat luas pada umumnya. Dan setelah melalui pendekatan dari beberapa pihak, maka terkumpullah para pendiri koperasi yang berjumlah 31 orang. Dalam memperoleh Badan Hukum, BMT Hudatama mengajukan perijinan ke Kendap Koperasi dan UKM kota Semarang (sekarang Kementrian Koperasi dan UKM).
11
Setelah dianggap memenuhi syarat, akhirnya pada tanggal 23 Maret 1999, BMT Hudatama secara resmi memperoleh badan Hukum yang dikeluarkan dengan LEGALITAS sebagai berikut: a.
Badan Hukum : 1233/BH/KWK/.11-30/111/99
b.
NPWP
: 1.997.283.5-503
c.
SIUP
: 1218/11.01/PK/X/2000
d.
TDP
: 11.01.2.52.00.547
e.
Ijin Domisili
: 500/151 Tanggal 25 Oktober 2000.1
Pada awal-awal beroperasi BMT Hudatama mendirikan kantor di jalan Tumpang Raya No.50, dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha BMT Hudatama pun berpindah ke tempat yang lebih strategis, yaitu di jalan no. 150 dan mendirikan 4 kantor cabangyang masing-masing berada di dekat pasar
Mangkang. BMT Hudatama pada awalnya didirikan dengan
modal dasar Rp 3.000.000 namun dengan seiring berkembangnya usaha asset yang dimiliki oleh BMT Hudatama sudah mencapai kisaran Rp 10 Milyar dan memiliki total lebih dari 4000 nasabah, baik itu nasabah simpanan ataupun pembiayaan. Tidak heran jika pada saat peringatan hari jadi kota Semarang yang ke-455, BMT Hudatama memperolehpenghargaan sebagai koperasi berprestasi dengan menjadi juara ketiga dan memperoleh dana bergulir.2
1 2
Sumber data modul BMT Hudatama Semarang Wawancara dengan Bp. Robi, manager BMT Hudatama tgl 13 April 2012
12
Kegiatan BMT Hudatama sebagai lembaga keuangan syari’ah tentunya tdak jauh berbeda dari Lembaga Keuangan lainnya, yaitu melakukan penghimpunan dana dan kegiatan menyalurkan dana.
B.
Visi dan Misi KJKS BMT Hudatama Semarang 1.
Visi BMT Hudatama Visi BMT Hudatama yaitu menjadi Lembaga Keuangan Syari’ah kebanggaan ummat yang amanah, sehat dan professional dengan mengembangkan pola kemitraan untuk pemberdayaan ekonomi ummat dalam kerangka dakwah.3
2.
Misi BMT Hudatama a.
Memberikan mutu layanan yang baik, amanah, professional, danresiko yang minimal.
b.
Meningkatkan peran pemberdayaan ekonomi masyarakat.
c.
Membantu dan memberikan solusi kepada usaha kecil dan menengah
dalam
permasalahannya.4
C.
Baitulmaal Hudatama5
3
Sumber data modul BMT Hudatama ibid 5 Modul BMT Hudatama Semarang 4
13
memecahkan
permasalahan-
Baitulmaal Hudatama adalah merupakan bagian dari KJKS BMT Hudatama yang mengkhususkan diri pada kegiatan sosial yang non profit margin. Kegiatan utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh, dan waqaf yang diterima dari masyarakat. 1.
Visi Menjadi baitulmaal kebanggaan ummat yang melakukan pemberdayaan berbasis masjid.
2.
Misi a.
Membangun Amil Ziswaq (Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Waqaf) yang professional, amanah dan inovatif.
b.
Membangun tata kelola Ziswaq yang sehat dan akuntabel.
c.
Memberikan informasi dan layanan Ziswaq yang prima kepada umat.
d. 3.
Melakukan pemberdayaan yang berbasis Masjid.
Tujuan a.
Terciptanya pemberdayaan ekonomi dengan Masjid sebagai basisnya.
b.
Meningkatkan taraf hidup dari Mustahik menjadi Muzakki.
c.
Membantu pemerintah dalam progam-progam pengentasan kemiskinan.
4.
Progam Pemberdayaan a.
BIKMAS (Bina Kemakmuran Masjid) 14
Bikmas adalah progam pemberdayaan berbasis Masjid agar rumah Allah senantiasa hidup dan terkumandangkan Adzan serta terjaga keberhasilannya. Progam ini diwujudkan dalam bentuk: 1.
Penempatan tenaga muadzin
2.
Penempatan tenaga kebersihan untuk Masjid dan
Mushola. 3.
Membantu / Mensubsidi operasional Ustadz Taman
Pendidikan Al Qur’an (TPQ/TPA).
b.
BIKUM (Bina Ekonomi Ummat) adalah progam pemberdayaan dimana diharapkan Mustahik bisa mandiri secara ekonomi. Progam ini diwujudkan dalam bentuk pelatihan-pelatihan; menjahit busana, pangkas rambut pria, serta pembinaan pedagang kecil dengan pembiayaan kebajikan (Qordhul Hasan).
c.
BIPUM (Bina Pendidikan Ummat) Bipum adalah program pendidikan untuk kaum dhuafa’ yang di berikan mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi, berwujud pemberian beasiswa berprestasi.
d.
BIKES (Bina Kesehatan Sosial)
15
BIKES adalah progam pemberdayaan kaum Dhu’afa yang diwujudkan dalam bentuk kesehatan dan sosial kemanusiaan.
D.
PENGELOLAAN USAHA Pada prinsipnya Manajemen BMT Hudatama dikelola secara syari’ah di mana segala aspek dalam berkegiatan didasarkan kepada moral dan kaidah islam. Kegiatan usaha dari BMT Hudatama pada prinsipnya adalah sama dengan lembaga keuangan pada umumnya yakni menyediakan jasa keuangan. Jasa keuangan yang dimaksud adalah menghimpundana dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk simpanan atau tabungan (funding) dan kemudian mengelola
dana
tersebut
untuk
disaluran
kepada
masyarakat
yang
membutuhkan dana dalam bentuk pembiayaan (lending). Dari dua kegiatan tersebut dapat dibedakan menjadi dua produk pokok yakni: 1.
Simpanan Di BMT Hudatama ada beberapa jenis simpanan yang ditawarkan dan masing-masing jenis memiliki kegunaan, perhitungan dan akad syari’ah yang berbeda-beda. Dibawah ini adalah jenis produk simpanan yang ditawarkan oleh BMT Hudatama:6 a. Sahabat (Simpanan Banyak Manfaat) / Sirela (Simpanan Sukarela) Adalah simpanan sukarela anggota dengan akad Mudharabah yang bisa diambil sewaktu-waktu dan mendapatkan bagi hasil setiap 6
Modul BMT Hudatama Semarang
16
bulan.
Anggota
akan
mendapatkan
buku
simpanan.Saldo
minimum Rp 10.000 dan administrasi penutupan rekening Rp 2000.Dan setoran awal minimum Rp 10.000. a.
Sisuka (Simpanan Berjangka) Adalah Simpanan yang dirancang untuk investasi jangka panjang atau orang awam biasanya mengenal sebagai deposito. Jangka waktu minimal adalah 3 bulan dengan setoran minimal Rp 1000.000 dan akan mendapatkan bukti warkat serta souvenir selama persediaan masih ada.
b.
Sisuqur (Simpanan Untuk Korban) Adalah simpanan dengan akad Wadi’ah yad-dlomanah yang dipersiapkan untuk ibadah korban.
c.
Simpok (Simpanan Pokok) Adalah simpanan yang diwajibkan bagi semua orang yang ingin melakukan kegiatan simpanan maupun pembiayaan di BMT Hudatama. Setoran simpok sebesar Rp 50.000 (bisa diangsur)dan tidak akan bisa ditambah ataupun dikurangi sesuai dengan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BMT yang diputuskan lewat RAT. Simpok tidak bisa diambil selama anggota masih memiliki Simpanan/Pembiayaan di BMT.Dan dapat diambil jika anggota mengundurkan diri.
17
d.
Simwa (Simpanan Wajib) Adalah simpananan yang diwajibkan bagi anggota yang sudah menyetorkan Simpok, yaitu sebesar Rp 5000/bulan atau dapat dibayarkan Rp 60.000 untuk 1 tahun.Simwa dapat disetorkan lebih namun tidak bisa dikurangi.Dapat diambil jika anggota sudah mengundurkan diri dan sudah mengambil Simpok.
e.
Simsus (Simpanan Khusus) Adalah simpanan yang bentuknya penyertaan modal kepada koperasi. Dalam istilah awam orang biasanya menganggap ini seperti saham dimana untuk simsus setoran minimalnya sebesar Rp 1000.000,- dan ini terbatas untuk bisa disetorkan saat awal tahun. Simsus tidak bisa diambil sebelum 1 tahun dan harus memberitahukan kepada BMT sebelum penyelanggaraan Rapat Khusus
Pendiri
dan
Pemodal
(RKPP)
untuk
dicarikan
pengganti.Simsus dapat diwariskan kepada ahli waris yang ditunjuk. 2.
Pembiayaan BMT Hudatama memberikan pembiayaan dalam bentuk: 7 a.
Pembiayaan modal kerja, seperti membeli barang dagangan, bahan baku, dan barang modal kerja lainnya.
7
Sumber data Brosur BMT Hudatama
18
b.
Pembiayaan investasi, seperti untuk membeli mesin, alat-alat, sarana transportasi, sewa tempat usaha dan lainnya.
c.
Pembiayaan Konsumtif, seperti membangun/merenovasi rumah, melengkapi perabot rumah dan sebagainya.
Akad yang digunakan dalam pembiayaan di BMT Hudatama: a.
Mudharabah (MDA), dimana pembiayaan dilakukan dengan BMT sebagai pemilik dana dan anggota/nasabah sebagai pengelola atau yang melakukan kegiatan usaha. Pembiayaan mudharabahini bersifat trusty financy (kepercayaan penuh) dimana BMT memberikan
kepercayaan
penuh
kepada
pengelola
untuk
menjalankan usaha berdasarkan modal yang diberikan, dan BMT tidak ikut campur dalam pengelolaannya. b.
Musyarakah (MSA), dimana prinsipnya hamper sama dengan mudharabah, hanya saja pada pembiayaan modal kerja modal kerja atau investasi yang dilakukan, pihak BMT dapat diikutsertakan dalam pengelolaannya.
c.
Murabahah (MBA), dimana BMT dapat membantu anggotanya dengan membiayai pembelian barang yang dibutuhkan modal usaha anggota tersebut. Harga jual kepada anggota adalah sebesar harga beli/pokok barang ditambah margin keuntungan yang disepakati sebelumnya antara BMT dengan anggotanya tersebut.
19
d.
Ba’I Bithaman Ajil (BBA), dimana prinsipnya hamper sama dengan Murabahah hanya saja pada akad BBA ini pembayaran dilakukan secara angsuran. Akad ini merupakan akad pembiayaan yang paling banyak digunaan di BMT Hudatama Semarang.
e.
Al-Ijarah (IJR), adalah akad yang diberikan atas dasar kewajiban sosial dan peminjaman tidak dituntut untuk mengembalikan kecuali modal pinjaman.
f.
Qardhul hasan (QH), adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban social dan peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan kecuali modal pinjaman.
Selain kegiatan diatas, BMT Hudatama juga melayani jasa pembayaran online berbagai macam tagihan bulanan, seperti tagihan listrik, tagihan telepon, dan lain sebagainya.
20
E. STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI BMT HUDATAMA 2012 RAT PEMBINA FUNGSIONAL Yayasan Al Huda PENGAWAS Ketua : Drs. H. Mahno Rahardjo Anggota : 1. Ir. H. Suharto MS 2. Drs. H. Suroto HS
PENGURUS : Ir. H. Mohammad Saleh,
Ketua M.Si Wakil Sekretaris Bendahara
: Ir. Hj. Lies Herawati : H. Nursodik, S.Pd : Dra. Hj. Suhermini, M.Si
PENGAWAS SYARIAH Ketua : DR. Drs. H. Haerudin, M.T Anggota : H. Syamsudin Salim, M.Ag
MANAJER UTAMA Khoirudin, S.Pd
MANAJER PEMASARAN Robi Riyanto, S.E
KEPALA CABANG MANGKANG Nur Malik S, S.Ag
KEPALA CABANG UTAMA SAMPANGAN Bubun Hoerudin, S.E
KABAG PEMASARAN David Budi Prasetya, S.E
Administrasi Dina
Teller Baitul Ulfa
Marketing Deni Ali
Marketing Asnal Ahmad Mudzakir
MANAJER OPERASIONAL Bancol Abdul Rahman, S.E
KEPALA CABANG TEMBALANG Tri Wiyanto, S.Sos
KEPALA CABANG SEMARANG BARAT Dayanaji Gati Pambudi, S.E
KEPALA BIDANG BAITUL MAAL Indah Kusumastuti, Amd
KABAG OPERASIONAL Suci Rahardian, S.E
Administrasi P. Aprilia, S.S
Administrasi Hani’am M, A.Md
Marketing Kristian Rio
Teller Giyarti
Marketing Eko Andri
Teller Nisa A.
Marketing Arief S, Amd
E.
PERSOALAN YANG DIHADAPI BMT HUDATAMA
1. Pengetahuan masyarakat tentang produk-produk BMT masih minim 2. Persentase NPF (No Performing Finance) atau pembiayaan macet masih tinggi 3. Pesaing yang sejenis semakin banyak yang membuat pasar semakin sempit.
23
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat Ba’i Bitsaman Ajil 1.
Pengartian Ba’i bitsaman ajil Ba’I Bitsman Ajil secara harfiah berasal dari tiga kata yaitu ba’i, tsaman,
dan ajil. Ba’i bermakna jual beli/transaksi, tsaman yaitu harga, dan ajil maknanya bertempo atau tidak tunai. Jenis transaksi ini sesuai dengan namanya adalah jual beli yang uangnya diberikan kemudian atau ditangguhkan. Tsaman ajil maknanya adalah harga belakangan. Maksudnya adalah harga barang itu berbeda apabila dilakukan secara tunai.1 Ada beberapa pengertian tentang ba’I bitsaman ajil (BBA), yang berpendapat tentang BBA antara lain: Syafi’I Antonio berpendapat bahwa ba’i bitsaman ajil adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam ba’I bitsaman ajil ini, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Ba’I bitsaman ajil ini dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan.2 menurut osman sabran, pembiayaan ba’I bitsaman ajil adalah suatu kontrak perjanjian oleh bank untuk membeli barang yang dikehendaki oleh 1
Http://pengertian ba’I bitsaman ajil. Tgl 12 April 2012 2 Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,2000, hlm.
101
23
24
si nasabah. Bank tersebut akan menjual barang yang dibelinya itu kepada nasabah tersebut dengan harga pokok dan keuntungan yang disepakati, dan si nasabah akan membayarnya secara tangguh, mengikuti masa tempo yang ditetapkan dan di bayar dengan jumlah tertentu secara berangsur-angsur.3 Sedangkan menurut prof. Dr.H. Veizal dan Andria, M.B.A, Ba’I Bitsaman Ajil adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dan nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yeng disepakati bersama. Lembaga keuangan akan mengadakan barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah dengan harga setelah di tambah dengan keuntungan yang disepakati. Dan nasabah membayar kepada bank atas harga barang tersebut (setelah dikurangi uang muka) secara angsuran selama jangka waktu
yang disepakati, dengan mmperhatikan kemampuan
mengangsur, ataupun arus kas usahanya.4 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Ba’i Bithaman Ajil merupakan suatu pembiayaan yang berskema jual-beli, antara BMT dan si nasabah yang pembayarannya dilakukan secara angsuran dengan BMT mengambil keuntungan dari harga barang yang telah disepakati. Adanya unsur penangguhan waktu menyebabkan perlunya jaminan pembayaran. Dalam
3
Osman sabran, urus niaga al ba’I bithaman ajil dalam mekanisme pembiayaan tanpa riba, Malaysia: UTM, 2000, hal. 4 4 Veithzal Riva’I dan andria permata, Islamic Financial Management, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2001, hal. 149
25
konsep ini dapat menggunakan surat-surat transaksi sebagai jaminan sampai lunasnya pembayaran.
2. DASAR HUKUM a. Al-Qur’an 1. Surat Al-baqarah (2): 35
ٌاءٌهاانذٌه امىىا التاء كهىا امىانكم بٍىكم با نبا طم اال ان تكىن تجا رة عه تزاض مىكم ‘’ Hai Orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu (larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain seperti membunuh diri sendiri, karna ummat merupakan suatu kesatuan), sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu ‘’ 5 2. Surat Al-baqarah (2): 282
و ا شهذ و ا ادا تباٌعتم والٌضا ر كااتب والشهٍذ
5
Al-qur’an dan terjemahannya, departemen Agama RI, hlm. 214
26
‘’Dan hendaklah kamu mendatangkan saksi apabila kamu berjual beli
janganlah orang yang menulis dan menjadi saksi itu menyulitkan’’ 6
saling sulit
Ayat di atas juga menjelaskan tentang jual-beli, apabila jual beli berbentuk hutang hendaklah transaksi tersebut dilaksanakan secara tertulis. Semua syarat ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman atau penipuan dikemudian hari.
b.Al-hadist.
عه ابً سعٍذ انخذ ري رضً ا هلل عىً ان رسى ل ا هلل صهى ا هلل عهًٍ و انً و سهم قا ) اوما ا نبٍع عه تزاض (رواي انبهٍقً وابه ما جً وصححً ابه حبا ن: ل
Dari Abu sa’id al khudri bahwa Rasulullah SAW. Pernah bersabda, ‘’sesungguhnya jual beli itu harus di lakukan suka sama suka’’ (HR. Al baihaqi dan Ibnu majah dan dinilai sahih oleh Ibnu hiban).
ثال ث فٍهه انبزاكت انى اجم وانمقارضت: ان انىبً صهى ا هلل عهًٍ وانً وسهم قا ل ) وخهط انبز بانشعٍز نهبٍت النهبٍع (رواي ابه ماجً عه صهٍب
6
Osman sabran, urus niaga al ba’I bithaman ajil dalam mekanisme pembiayaan tanpa riba, Malaysia: UTM, 2000, hal. 5
27
Dari Suhaib r.a bahwA Rasulullah pernah bersabda: ‘’ada tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan, yaitu jual beli secara tangguh, muqaradhah (nama lain dari mudharabah) dan mencampurkan tepung dengan gandhum untuk kepentingan rumah tangga dan bukan untuk di jual’’ (HR. Ibnu Majah No: 2280)7
3. RUKUN DAN SYARAT BA’I BITSAMAN AJIL a. Rukun Sebagai sebuah produk perbankan yang didasarkan pada perjanjian jual-beli, maka demi keabsahannya harus memenuhi rukun, antara lain sebagai berikut:8 1. Ada pihak ya ng berakad yaitu penjual dan pembeli. Para pihak yang berakad harus memenuhi persyaratan bahwa mereka cakap secara hukum dan masing-masing melakukannya dengan sukarela, tidak boleh ada unsure paksaan, kekhilafan, ataupun penipuan. 2. Adanya obyek akad yang terdiri dari barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang diharamkan/dilarang, bermanfaat, penyarahannya dari penjual ke pembeli dapat dilakukan, merupakan hak milik penuh
7
Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2000,
hlm. 102 8
Abdul ghafur anshari, Perbankan Syari’ah di Indonesia, Yogyakarta: gajah mada university press 2007, hal. 107-108
28
pihak yang berakad, sesuai dengan spefisikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang diterima pembeli. 3. Adanya sighat akad yang terdiri dari ijab dan qabul Sighat akad yang harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa berakad, antara ijab dan qabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang disepakati, tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal/kejadian yang akan datang. b. Syarat Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam ba’I bitsaman ajil adalah sebagai berikut:9 1. Penjual memberitahu harga barang kepada nasabah (harga pokok dan komponen keuntungan). 2. Kontrak harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3. Kontrak harus bebas dari riba. 4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang tersebut. 5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara hutang. Secara prinsip, jika syarat diatas tidak dipenuhi, maka pembeli memiliki pilihan 9
untuk melanjutkan pembelian seperti apa
Muhammad ridwan, konstrksi bank syariah, Yogyakarta: pustaka SM, 2007, hal. 79
29
adanya, kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual, atau membatalkan kontrak.
B. PENERAPAN AKAD BA’I BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN RENOVASI RUMAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG Dalam produk pembiayaan yang dikembangkan oleh BMT Hudatama salah satunya adalah pembiayaan renovasi rumah. Pembiayaan ini digunakan untuk membantu masyarakat atau nasabah guna meningkatkan kesejahteraan agar memiliki rumah yang layak huni, dengan cara membantu menyediakan kekurangan dana sesuai dengan kemampuan masing-masing pemohon. Dalam pembiayaan renovasi rumah ini penerapan akadnya menggunakan akad Ba’I bitsaman aji, yaitu dimana BMT menyediakan barang yang di pesan oleh si nasabah/ bisa juga BMT mewakilkan kepada si nasabah untuk membeli barang yang di butuhkannya dalam merenovasi rumah tersebut, dalam kesepakatan ini BMT menggunakan akad tambahan yaitu wakalah. Selain pembiayaan pada renovasi rumah, akad Ba’i bitsaman ajil juga menerapkan pada beberapa pembiayaan lainnya, antara lain: 1. Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan yang digunakan untuk menambah modal usaha, seperti pembelian barang dagangan, bahan baku, dan barang modal lainnya.
30
2. Pembiayaan investasi Pembiayaan investasi yaitu suatu pembiayaan yang diberikan kepada para nasabah untuk keperluan dalam jangka waktu yang panjang, seperti keperluan untuk membeli mesin, alat-alat, sarana transportasi, sewa tempat usaha dan lainnya. 3. Pembiayaan konsumtif Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk kebutuhan sendiri dan bersama keluarga, kebutuhan konsumtif dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok/dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, seperti membangun/merenovasi rumah, pembelian kendaraan (sepeda motor), dan melengkapi perabotan rumah. a. Manfaat dan resiko ba’I bitsaman ajil10 Sesuai dengan sifat bisnis, transaksi ba’i bitsaman ajil memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus di antisipasi. Bai’I bitsaman ajil memberi banyak manfaat kepada BMT, salah satunya adalah adanya keuntungan dari selisis harga beli dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, system perhitungan
10
106-107
ba’I
Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,2000, hlm.
31
bitsaman ajil juga sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di BMT. Di antara kemungkinan resiko yang harus di antisipasi adalah antara lain sebagai berikut: 1.
Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran
2.
Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.
3.
Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja di tolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya.
b. Skema ba’I bitsaman ajil Secara umum, aplikasi perbankan dari ba’I bitsaman ajil dapat di gambarkan dalam skema berikut ini.
32
Skema ba’i bitsaman ajil
1. Negoisasi & persyaratan 2. akad jual beli NASABA H
BANK 6. bayar
5. terim 3. beli barang
SUPLIER PENJUAL
4. kirim
barang
c. Prosedur pengajuan pembiayaan ba’i bitsaman ajil. Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan di BMT Hudatama haruslah mengajukan permohonan pembiayaan, dengan melampirkan syarat-syarat yang ditentukan oleh BMT, syarat yang harus dipenuhi tersebut adalah mengisi form permohonan pembiayaan dengan melengkapi berkas-berkas persyaratan, seperti fotokopy KTP suami dan istri, fotokopy kartu keluarga, rekening listrik/telpon, fotokopi surat jaminan (STNK+BPKB / PBB+SERTIFIKAT) dan bersedia di survey. d. kriteria pembiayaan yang di setujui dan yang tidak di setujui oleh BMT
33
Beberapa kriteria pembiayaan yang disetujui oleh bank adalah:11 1. calon nasabah harus mempunyai karakter yang bagus, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah tersebut
jujur
untuk
berusaha
memenuhi
kewajibannya
(membayar angsuran). 2. mempunyai pendapatan yang tetap/cukup. 3. Nilai jaminan (sesuai dengan ketentuan BMT) hal ini bertujuan untuk menjadi pengganti apabila si nasabah tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya. Sebelum bank menetapkan agunan sebagai jaminan, BMT akan melakukan survey tehadap agunan tersebut dengan cara meneliti dan mempelajari kelengkapan, dan keabsahan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh nasabah, setelah itu bagian marketing melakukan peninjauan setempat untuk mengetahui dan menilai keadaan fisik barang yang akan di jadikan jaminan, apakah sesuai dengan berkas dan dokumen yang diserahkan oleh si nasabah atau tidak. Dan pembiayaan yang tidak disetujui adalah yang tidak memenuhi kriteria yang ada di atas. e. Tujuan analisis pembiayaan
11
Wawancara dengan ibu indah kusuma, kabag baitul maal.
34
Analisis pembiayaan memunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan adalah pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, dan konsumsi yang kesemuanya di tujukan untuk taraf hiduf masyarakat. Sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan adalah: 1. Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam 2. Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan 3. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. f. Kendala yang di hadapi BMT dan cara mengatasinya Berdasarkan hasil wawancara di BMT Hudatama dalam memberikan pembiayaan kadang terdapat nasabah yang angsurannya kurang lancar dan macet, dalam kasus ini BMT Hudatama mempunyai beberapa cara dalam menghadapi nasabah yang angsurannya macet yaitu: 1. Melakukan Pendekatan Pendekatan
disini
dilakukan
dengan
cara
memberikan
pengarahan-pengarahan dan petunjuk kepada nasabah yang angsurannya macet, yaitu tentang resiko yang harus ditanggung dan denda yang dikenakan jika sampai terjadi keterlambatan pembayaran angsuran.
35
2. Memberikan surat peringatan Jika setelah dilakukan pendekatan dan si nasabah tersebut tetap tidak mau membayar angsurannya maka hal yang selanjutnya dilakukan oleh BMT Hudatama adalah memberikan surat peringatan, surat ini debirikan kepada si nasabah bahwa jangka waktu pengembalian sudah lewat dan nasabah masih mempunyai tunggakan angsuran selama tiga (3) bulan berturut-turut. Didalam surat peringatan ini terdapat tiga kali surat peringatan, yaitu surat peringatan pertama, kedua, dan ke tiga yang masingmasing memiliki jangka waktu 15 hari. 3. Surat somasi Jika sampai surat peringatan ke tiga dan si nasabah masih tidak bisa membayar angsurannya maka pihak BMT akan memberikan surat somasi yang isinya harus segera membayar hutangnya sesuai dengan apa yang sudah di perjanjikan di awal. 4. Penyitaan Jika setelah di berikan surat somasi dan si nasabah masih belum bisa melunasi hutangnya maka, angsuran tersebut di nyatakan macet dan si nasabah di nyatakan wanprestasi/cidera janji. Dan setelah usaha-usaha yang dilakukan oleh BMT tersebut mengalami kegagalan, maka BMT akan melaksanakan haknya
36
dengan cara melelang barang jaminan, untuk melunasi hutang si nasabah tersebut.
37
C. PERKEMBANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BIAYA DI BMT HUDATAMA SEMARANG
Berikut adalah anggaran pendapatan dan biaya secara keseluruhan di BMT Hudatama Semarang. 1. Baitut tamwil Hudatama
KETERANGAN Modal Hutang ke anggota Hutang ke non anggota Pendapatan tagguhkan
margin
Asset Piutang/ pembiayaan Pendapatan Biaya SHU
di
TAHUN2011 1.984.211.802,16
TARGET 2.976.317.703,92
% 50,00%
9.213.742.938,26
13.820.614.407,39
50,00%
6.814.315.448,25
10.221.473.172,38
50,00%
2.745.302.773;00
4.117.954.159,50
50,00%
20.757.572.962,12
31.136.359.443,18
50,00%
13.601.078.247,00
20.401.617.370,50
50,00%
3.047.606.160,10
4.4571.409.240,15
50,00%
2.969.019.038,83
4.453.528.558.25
50,00%
78.587.121,27
117.880.681,91
50,00%
38
2. Baitul Maal Hudatama KETERANGAN
SALDO 2011
Zakat Infaq Dana Kemanusiaan Waqaf Mobil Beasiswa Waqaf Tunai
112,216,712.02 22,341,435.47 12,580,189.37
PENERIMAAN
PENDAYASALDO 2012 % GUNAAN 184,024,099.76 127,915,743.75 168,325,068.03 50% 61,586,227.74 50,415,510.00 33,512,153.21 50% 7,415,094.69 1,125,000.00 18,870,284.06 50%
2,007,917.00 2,875,883.58 2,750,000.00
8,750,000.00 31,857,941.79 1,375,000.00
7,750,000.00 30,150,000.00 -
3,007,917.00 50% 4,313,825.37 50% 4,125,000.00 50%
3. Analisa kontribusi pembiayaan BBA periode 2010-2012 Tahun
Pendapatan BBA
Pendapatan BMT
Pendapatan BBA/BMT
2010
1.757.4467.546,21
3.567.677.436,12
49 %
2011
2.698.664.981,09
4.4571.409.240,15
63%
2012
2.887.439.742,89
4.519.831.953,09
61%
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa kontribusi pembiayaan ba’I bitsaman ajil terhadap pendapatan BMT mengalami perkembangan secara fluktuatif. D. PENRHITUNGAN KEUNTUNGAN DALAM PEMBIAYAAN RENOVASI RUMAH PADA AKAD BA’I BITSAMAN AJIL
39
Akad Ba’i bitsaman ajil merupakan produk pembiaayaan yang sering dipakai oleh BMT Hudatama Semarang, hal ini di karenakan minimnya resiko yang akan terjadi jika menggunakan produk ini, dan dalam produk pembiayaan renovasi rumah ini biasanya bank berlaku sebagai penjual barang dan nasabah sebagai pembeli. Berikut adalah contoh akad ba’I bitsaman ajil pada pembiayaan renovasi rumah Contoh: seorang nasabah ingin melakukan pembiayaan kepada BMT Hudatama untuk merenovasi rumahnya, pembiayaan yang di ajukan adalah sebesar Rp 15.000.000, jangka waktu pembayaran selama 36 bulan. Pada saat pra pemberian akad, BMT Hudatama melakukan analisis terdahulu terhadap calon nasabah dengan melihat berapa dana yang di butuhkan oleh nasabah, jangka waktu pengembalian, bentuk pekerjaan dan barang apa yang akan di jadikan jaminan, jika barang jaminan tersebut nilai jualnya lebih kecil dari jumlah pembiayaan, maka dana yang di berikan oleh bank kepada nasabah di kurangi sesuai dengan nilai dari barang jaminan tersebut. Setelah semua analisis tersebut terpenuhi, maka BMT bisa menyetujui pembiayaan yang di ajukan nasabah, dikurangi administrasi untuk simwa (simpanan wajib) sebesar Rp 10.000 dan simpok (simpanan
40
pokok) sebesar Rp 50.000, (dana tersebut adalah dana simpanan yang berarti si nasabah dapat sekaligus menjadi anggota BMT, dan hanya dapat di ambil setelah angsuran pembiayaan selesai atau jika anggota mengundurkan diri dari BMT). serta biaya materai sebesar Rp 6.500 untuk pembiayaan dibawah Rp 5.000.000 dan Rp 13.000 untuk pembiayaan diatas Rp 10.000.000. Perhitungan dari contoh di atas atas sebagai berikut: Dana dari BMT = Rp 15.000.000, Keuntungan yang di ambil setara 20 % - 30 % dari harga pembelian barang. Rp 15.000.000 x 25 % = Rp 3.750.000 (keuntungan BMT selama 36 bulan) Jadi Pembayaran yang harus di lakukan oleh nasabah setiap bulan adalan Rp 15.000.000 + Rp 3.750.000 = Rp 18.375.000 : 36 bulan = Rp 510.500 per bulan.
E. Analisis Setelah penulis meneliti dengan seksama tentang pembiayaan Ba’i bitsaman ajil. Maka dari itu untuk bisa membantu meningkatkan volume pendapatan di BMT Hudatama Semarang, penulis menganalisis berdasarkan analisis SWOT. Berikut rincian tentang analisis SWOT : 1) Kekuatan (strength)
41
a)
Dengan adanya pembiayaan ba’i bitsaman ajil akan sangat membantu
anggota/nasabah
yang
kekurangan
dana
untuk
merenovasi rumah mereka. b)
BMT Hudatama Semarang menggunakan strategi jemput bola untuk menarik angsuran anggota pembiayaan, sehingga hal ini sangat memudahkan anggota/nasabah karena tidak perlu datang ke kantor BMT Hudatama Semarang untuk membayar angsuran.
2) Kelemahan (weakness) a)
SDM yang kurang memahami tentang pemahaman bank syari’ah.
b)
Banyak anggota/nasabah yang angsurannya telat/macet.
3) Kesempatan (opportunity) a)
Banyak anggota/nasabah yang butuh dana. ini merupakan kesempatan bagi BMT Hudatama Semarang untuk menguasai pangsa pasar dengan pembiayaan ba’i bitsaman ajil.
b)
Membuka ATM Hudatama agar anggota tidak terlalu sulit apabila ada keperluan mendadak.
4) Ancaman (threatment) a)
Sekarang banyak muncul produk-produk yang sejenis dari lembaga keuangan lain dengan pencairan yang lebih mudah.
b)
Kemungkinan BMT Hudatama rugi juga besar. Misal, ada angsuran tidak lancar atau bahkan macet.
BAB 1V PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan mengenai uraian di atas, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Penerapan akad yang di gunakan dalam pembiayaan renovasi rumah yaitu akad ba’I bitsaman ajil, yang mana BMT selaku penjual dari barang yang di pesan oleh nasabah dengan mengambil keuntungan yang sudah di sepakati pada awal perjanjian antara ke dua belah pihak.
2.
Perhitungan akad Ba’i bitsaman ajil antara praktek dengan teori yang ada sudah sesuai menurut penulis.
B.
SARAN Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan pada BMT Hudatama semarang maka penulis memiliki saran sebagai berikut: 1.
Perlunya sosialisasi produk-produk di BMT Hudatama yang lebih gencar kepada masyarakat.
2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karyawan BMT Hudatama semarang melalui pelatihan-pelatihan.
41
42
3.
Keprofesionalan karyawan dalam bersungguh-sungguh untuk memajukan BMT Hudatama semarang perlu ditingkatkan.
4.
Hubungan karyawan dan anggota perlu dijaga dan dipertahankan.
C. PENUTUP Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayahnya yang tak terkira penulis ucapkan atas terselesainya Tugas Akhir yang penulis buat. Dari apa yang penulis goreskan diatas, penulis sadar semuanya masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena ”tiada gading yang tak retak”, begitu pula dengan Tugas Akhir yang penulis buat ini masih jauh dan sempurna, baik dari bobot ilmiah maupun dari segi kemampuan yang ada pada diri penulis, sehingga sebagai konsekuensi logis dan sikap bijak, saran dan kritik yang konstruktif dari pihak manapun sangat diharapkan
guna tercapainya kebaikan bersama dan
terwujudnya keseimbangan dalam memberikan informasi-informasi ilmiah. Semoga apa yang penulis tulis dalam tugas akhir ini dapat memberikan suatu manfaat kepada siapapun, khususnya pada generasi muda intelektual yang hanya ditangani merekalah perubahan dapat terwujud. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an dan terjemahannya, departemen Agama RI, hlm. 214. Antonio, M. Syafi’i, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001. Arikunto, Suharsimi, prosedur penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Brosur BMT Hudatama Semarang. Ghafur, Anshari, Abdul, Perbankan Syari’ah di Indonesia, Yogyakarta: gajah mada university press 2007. http://sejarah bank syari’ah. pada tgl 5 april 2012. Http://pengertian ba’I bitsaman ajil. Tgl 12 April 2012. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, cet ke-1, 2002. Ridwan, Muhammad, konstrksi bank syariah, Yogyakarta: pustaka SM, 2007. Riva’I, Veithzal, dan permata andria, Islamic Financial Management, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2001. Sabran, Osman, urus niaga al ba’I bithaman ajil dalam mekanisme pembiayaan tanpa riba, Malaysia: UTM, 2000. Sumber data Modul BMT Hudatama Semarang. Wawancara dengan ibu indah kusuma, kabag baitul maal tgl 16 April 2012. Wawancara dengan Bp. Robi, manager BMT Hudatama tgl 13 April 2012.