PROPOSAL PENCALONAN
Satu Keluarga Mahasiswa ITB Merangkai Titik Temu Menuju Indonesia Cemerlang
ANJAR DIMARA SAKTI 151 08 072
2012
CERIA -CEMERLANG UNTUK INDONESIA-
“Saya, Anjar Dimara Sakti, mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung angkatan 2008, mencalonkan diri sebagai Presiden Keluarga Mahasiswa ITB periode 2012-2013. Berikut merupakan penjelasan singkat dari latar belakang keresahan yang saya dan tim simpulkan, kemudian dijawab dengan aksi-aksi apa saja yang akan kami konkretkan dalam kepengurusan Kabinet KM ITB satu tahun ke depan.”
Pola berpikir esai: Analisis Kondisi Solusi Visi - Misi Rencana Program Kerja Program untuk Merangkul Himpunan dan Unit
1
Anjar CERIA
ANALISIS KONDISI KM ITB Kami memulai langkah kecil kami dari sebuah keresahan. Keresahan yang timbul akibat kondisi riil negeri ini yang masih jauh dari ideal. Sebagai institut terbaik bangsa, maka kita harus mengakui bahwa keadaan Indonesia saat ini, sedikit ataupun banyak, adalah hasil dari kontribusi mahasiswa terbaik bangsa. Oleh karena itu, perbaikan sendi-sendi kemahasiswaan di ITB haruslah dilakukan secara terus-menerus dan bersama-sama. Untuk itu, kami melakukan identifikasi kondisi, kemudian menganalisa dengan metoda SWOT terhadap Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung saat ini.
Strength (Kekuatan) Jika Bung Karno menyatakan akan mengguncang dunia dengan sepuluh orang pemuda, maka tidak berlebihan jika kami menyatakan bahwa sekitar 12.000 mahasiswa S1 ITB merupakan sumber daya manusia yang banyak, dan dengan kemampuan kognitif di atas rata-rata seharusnya mampu melakukan perubahanperubahan yang progresif. Institusi ini memiliki puluhan program studi yang artinya memiliki puluhan disiplin ilmu. Di samping itu, banyaknya unit budaya aktif menunjukkan bahwa ITB memiliki potensi yang beragam, baik berbasis keprofesian maupun latar belakang budaya. Berdiri secara resmi pada tahun 1996, dan sejak itu mereka bernaung di bawah sebuah lembaga independen, yaitu Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB). Terletak dekat dengan pusat pemerintahan, yakni kota Jakarta, membuat KM ITB memiliki kemudahan akses informasi sehingga lebih update dengan dinamisasi isu nasional dibandingkan dengan universitas-universitas lainnya di Indonesia.
Weakness (Kelemahan) KM ITB ada sebagai koordinator dari lembaga-lembaga mahasiswa di kampus ITB, namun lembagalembaga di kampus semisal Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) juga memiliki agenda masing-masing. Kegiatan berhimpun yang kurang menjunjung rasa persatuan dan kesatuan KM ITB, maupun egoisme pribadi berimplikasi pada hadirnya individu atau kelompok tertentu yang terkadang mengakibatkan desentralisasi. Desentralisasi ini yang kemudian berpotensi mencederai persatuan dan kesatuan gerakan mahasiswa ITB sebagai Keluarga Mahasiswa yang satu. Akibatnya, sinergisasi terhambat dan gerakan yang dilakukan terjadi secara sendiri-sendiri. Hal ini juga terjadi karena pengimplementasian konsensus KM ITB oleh Kongres Mahasiswa tidak berjalan sebagaimana yang disepakati, serta KM ITB yang belum mandiri finansial. Hingga tak jarang posisi tawar KM ITB menjadi lemah. Kelemahan lain yang krusial dan masih terus dikembangkan adalah mahasiswa ITB secara umum kurang bersaing dalam pengembangan teknologi jika dibandingkan dengan universitas-universitas besar di Indonesia, seperti UGM, ITS, dan UNIKOM.
2
Anjar CERIA
Opportunity (Kesempatan) Kami mencermati bahwa terdapat beberapa kelebihan-kelebihan eksternal ITB yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengoptimalkan kerja. Hal ini berhubungan dengan jaringan eksternal ITB yang cukup baik. Jaringan dan Ikatan Alumni (IA) ITB kuat dan tersebar, serta alumninya pun banyak yang berpengaruh di Indonesia. Selain itu, relasi dengan kampus dan instansi lain cukup baik, hal ini tecermin pada partisipasi dari kampus dan instansi tertentu yang relatif banyak pada setiap acara-acara besar ITB.
Threat (Ancaman) Ada beberapa hal yang harus disadari dan diantisipasi oleh KM ITB dan entitasnya, baik yang sifatnya kontinu maupun kontemporer. Hal tersebut antara lain: ITB Multikampus yang berpotensi membengkakkan effort dalam koordinasi kegiatan kemahasiswaan; kurangnya inisiatif komunikasi dari Rektorat ITB yang menyebabkan seringnya aspirasi massa kampus bertepuk sebelah tangan, serta transparansi Rektorat ITB yang lemah sehingga berbagai kebijakan sering dilakukan ketika mahasiswa tidak bisa berbuat banyak, seperti saat permasalahan “pelelangan” lahan parkir kepada swasta atau ITB 55 juta; dan isu-isu peralihan kekuasaan di berbagai lapisan pemerintah (Walikota, Gubernur, dan Presiden) yang membutuhkan opiniopini kritis dari lapisan masyarakatnya yang independen terhadap politik praktis.
3
Anjar CERIA
SOLUSI Berangkat dari keresahan dan berbagai analisis kondisi yang telah kami paparkan, diselaraskan dengan tujuan Organisasi Kemahasiswaan dala Konsepsi KM ITB, yakni: 1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab; 2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan berbangsa; 3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa; 4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas akademika; 5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus, maka untuk menjawab tantangan tersebut kami memiliki beberapa strategi untuk membangun kehidupan internal kemahasiswaan kampus yang lebih baik di antaranya: optimalisasi peran Kabinet KM ITB sebagai koordinator lembaga-lembaga kemahasiswaaan di ITB, mendukung dan mengawal Rencana Induk Pengembangan ITB 2025, meningkatkan awareness mahasiswa terhadap isu nasional dalam rangka penyolusian permasalahan bangsa, optimalisasi fungsi dan pelayanan mahasiswa, dan kaderisasi KM ITB yang terintegrasi.
1. Optimalisasi Fungsi Pelayanan Mahasiswa Salah satu aspek yang diperjuangkan dalam KM ITB adalah kebutuhan mahasiswanya. Oleh karena itu kabinet di sini memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya dengan mengeksekusi program yang saling sinergis. Adapun yang dimaksud kebutuhan berkonteks pada kebutuhan mahasiswa dalam aspek akademis (mencakup advokasi dan beasiswa), aktualiasi diri (mencakup pembentukan karakter kepemimpinan dan keprofesian), serta pengabdian kepada masyarakat dan bangsa. Namun dalam kenyataannya, pemenuhan kebutuhan ini mengalami ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply sumber daya dan program untuk memenuhinya. Adapun ketidakseimbangan ini disebabkan antara lain oleh kurang terfasilitasinya akses informasi, banyaknya permintaan pemenuhan kebutuhan yang belum sebanding dengan kemampuan, ataupun supply program atau sumber daya yang tidak tepat guna terhadap kebutuhan mahasiswanya. Adapun strategi optimalisasi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang dapat dilakukan adalah dengan:
Menyepakati bersama dengan lembaga terkait kebutuhan yang akan dipenuhi bersama
Forum silaturahmi rutin dengan lembaga untuk kesepakatan dan sharing inspirasi dalam pemenuhan bidang kebutuhan bersama
4
Anjar CERIA
Menyediakan akses informasi dan fasilitas terpusat dalam pemenuhan kebutuhan bersama
Menyuasanakan kampus sesuai dengan pemenuhan kebutuhan bersama
2. Optimalisasi Peran Kabinet KM ITB sebagai Koordinator Lembaga-lembaga Kemahasiswaan di ITB Dalam konsep organisasi KM ITB yang dijelaskan dalam konsepsi KM ITB bahwa kabinet KM ITB berfungsi sebagai koordinator gerakan mahasiswa bukan komander. Dalam arti setiap lembaga kemahasiswaan yang terdiri dari berbagai macam gerakan mahasiswa akan dikoordinasikan oleh KM ITB dalam bergerak, untuk satu arah tujuan yang sama. Namun realita menyatakan adanya kesulitan untuk mengoordinasikan lembaga kemahasiswaaan disebabkan oleh faktor internal seperti: kekurangpahaman massa kampus terhadap urgensi bergerak bersama dalam satu KM ITB, kaderisasi yang kurang baik sehingga nilai kemahasiswaan kurang diturunkan kepada kader barunya dan kekurangan kekuatan kepemimpinan untuk merepresentasikan massa lembaga serta faktor eksternal seperti tawaran bergerak dari ekstra lembaga. Adapun pada intinya, kekurangan koordinasi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan, permintaan dinamisasi gerakan dan pengembangan, serta supply sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan tersebut. Kebutuhan yang dimaksud adalah sesuatu yang diperlukan baik dari internal maupun eksternal lembaga untuk memenuhi salah satu kebutuhan dari lembaga maupun anggotanya. Adapun salah satu strategi optimalisasi kabinet untuk keseimbangan kebutuhan, permintaan, dan supply pergerakan adalah dengan: 1. Menyepakati bersama arah gerak KM ITB oleh setiap lembaga kemahasiswaan 2. Mendukung dalam pemenuhan kebutuhan dan permintaan sumber daya 3. Menyelaraskan setiap agenda lembaga 4. Mendukung akses informasi dan penyuasanaan agenda lembaga maupun kabinet KM ITB
3. Meningkatkan Awareness Mahasiswa terhadap Isu Nasional dalam Rangka Menyolusikan Masalah Bangsa Mahasiswa ITB kian lama kian terbatas pergerakannya. Salah satunya sangat terlihat dari “lifetime” yang diizinkan bagi seorang mahasiswa ITB hidup dengan titel mahasiswanya. Keterdesakan ini membuat sebagian dari mereka harus memilih fokus yang mereka ambil untuk mengaktualisasikan eksistensinya. Pecahnya fokus ini sangat berpotensi menurunkan awareness mahasiswa untuk turut campur dalam isu-isu nasional. Di sini KM ITB berperan dalam memfasilitasi dan berusaha agar isu nasional tetap menjadi perbincangan kampus dan juga mencetak alumni-alumni yang sadar akan keadaan bangsanya. Oleh karena itu, kabinet KM
5
Anjar CERIA
ITB seperti dalam konsepsi KM ITB memiliki fungsi memberikan pendidikan politik kepada mahasiswa ITB yang kemudian diejawantahkan dalam beberapa program bersama dengan program untuk menyolusikan masalah bangsa, antara lain:
Tim Satuan Tugas Inovasi Kampus
Forum kajian berbasis keilmuan
Sekolah Politik dan Pergerakan (Institute of Politics and Movement)
4. Kaderisasi yang Terintegrasi Setiap mahasiswa S1 ITB adalah anggota KM ITB. Maka sudah semestinya mahasiswa S1 ITB dikader sesuai dengan konsep KM ITB. Adapun konsep KM ITB tersebut telah tertuang dalam konsepsi KM ITB dan RUK KM ITB yang disusun oleh perwakilan lembaga kemahasiswaan dalam Kongres Mahasiswa KM ITB. Namun dalam keberjalanannya, pengimplementasian RUK tidak terkontrol keadaan dan proses transfer nilainilai yang dikandungnya. Sehingga pada kaderisasi yang kurang komprehensif, kader-kader yang dilahirkan sering kurang memahami dirinya sebagai bagian dari KM ITB. Adapun strategi agar kaderisasi KM ITB dan berjalan secara integral dan selaras antara lain:
Menyepakati bersama metoda pengimplementasian konsep kaderisasi lembaga sesuai RUK KM ITB
Mendukung keberjalanan kaderisasi lembaga dengan sharing kaderisasi dan penyelarasan agendanya dengan kaderisasi terpusat
Mendukung pemenuhan kebutuhan kaderisasi lembaga untuk pemahaman kaderisasi terpusat
Mengadakan kaderisasi terpusat KM ITB seperti PROKM, DDAT, dan DAT
5. Mendukung dan Mengawal Rencana Induk Pengembangan (RenIP) ITB 2025 Rencana Induk Pembangunan merupakan suatu grand design arah pengembangan institusi ITB jangka panjang 2025 yang dibentuk oleh tim MWA ITB. RenIP ini menjadi dasar atas dibuatnya kebijakan-kebijakan serta langkah strategis untuk mencapai visi ITB sebagai World Class University yang memiliki atribut atau unsur-unsur penting, di antaranya: 1. Leading in research 2. Excellence in education 3. Academic staff dan karyanya yang bermutu dunia 4. Research group & research center dan karyanya yang bermutu dunia
6
Anjar CERIA
RenIP ITB mengidentifikasi bahwa salah satu kunci sukses sebuah world class university adalah tanggung jawabnya yang besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia melalui riset dan pengembangan. Untuk itu, kedepannya, riset dan pengembangan harus dikelompokkan kembali; riset industry, riset science dan riset sosial masyarakat. Setiap bidang riset ini juga harusnya mendapatkan apresiasi yang cukup untuk membentuk kultur pengabdian masyarakat tersebut. Hal ini belum dipetakan secara baik oleh RenIP ITB. Selain itu, RenIP tidak membicarakan potensi lain dari mahasiswa yaitu potensi eksternal dan pencerdasan politik pada masyarakat. Padahal, jika ini bisa dipetakan dengan baik dan antara rektor dan dosen terjadi suatu komunikasi yang baik, maka tidak mustahil lingkungan di sekitar ITB bisa menjadi terberdayakan dengan baik dan meningkat daya juang hidupnya. Selain itu, juga bisa membantu rektorat untuk melaksanakan fungsi pengabdiannya pada bidang nonakademik. Dengan demikian KM ITB sebagai wadah berkumpul mahasiswa ITB untuk berkembang dan berkarya, memiliki peran dalam pencapaian visi ITB yang tertuang dalam RenIP. KM ITB mendukung RenIP ITB dan menjadikan arah pergerakan mahasiswa baik internal maupun eksternal selaras dengan cita-cita ITB dalam membangun bangsa. Namun tidak cukup dengan dukungan semata, KMITB sebagai wadah aktivitas mahasiswa pun memiliki peran dalam mengawal keberjalan RenIP ITB. Dapat dinyatakan bahwa KM ITB berfungsi sebagai komplemen bagi institusi ITB dalam mencapai visinya. Jika ITB memberikan titik tekan pada bidang riset dan pengembangan teknologi sebagai indikator kesuksesan RenIP, maka KM ITB menjadikan fungsi sosial dan politik mahasiswa ITB terhadap lingkungan sekitar sebagai pelengkap indikator kesuksesan tersebut, tanpa mengesampingkan fungsi riset dan inovasi mahasiswa.
7
Anjar CERIA
VISI Visi merupakan visualisasi dari kondisi apabila solusi yang kami paparkan dapat berjalan dengan baik. Visi saya untuk KM ITB setahun ke depan adalah “Satu Keluarga Mahasiswa ITB Merangkai Titik Temu Menuju Indonesia Cemerlang”. Visi ini terlahir dari mimpi saya dan tim terhadap KM ITB dan Indonesia. Visi ini dapat dipartisi menjadi beberapa frase berikut:
Satu Keluarga Mahasiswa ITB [1] Dalam frase ini tertuang mimpi kami terkait dengan cara mahasiswa ITB bergerak. Mimpi besarnya adalah setiap elemen KM ITB mau dan siap untuk bergerak bersama sebagai satu kesatuan dalam ikatan Keluarga Mahasiswa ITB. Gerakan bersama ini dapat berupa gerakan internal (dalam rangka memenuhi kebutuhan KM ITB) dan gerakan eksternal (dalam rangka memberi manfaat kepada masyarakat Indonesia). Nilai ini memang tidak secara eksplisit tertuang dalam RUK KM ITB, tetapi nilai ini merupakan nilai positif yang kita yakini bersama urgensinya. Perjuangan dalam mewujudkan nilai ini pun juga telah dimulai sejak beberapa kepengurusan KM ITB sebelumnya, dan kami ingin melanjutkan perjuangan tersebut.
Merangkai Titik Temu [2] [3] me·rang·kai v menyusun (mengatur) menjadi berangkai-rangkai; rang·kai n hubungan (kaitan, gandengan, dsb) beberapa benda; ti·tik n noktah (pd huruf, tanda, tanda baca, dsb): -- temu 1 titik tempat dua buah garis atau lebih dsb bertemu; Kami menyadari posisi Kabinet sebagai koordinator di KM ITB. Kabinet juga harus berfungsi sebagai inisiator. Sebagai koordinator, Kabinet harus mampu memahami setiap elemen KM ITB. Titik temu yang dirangkai adalah titik temu dari gagasan-gagasan besar yang dimiliki oleh setiap elemen KM ITB yang dikombinasikan dengan potensi dan karakter setiap elemen KM ITB pula.
Menuju Indonesia Cemerlang [4] [5] ce·mer·lang a 1 bercahaya atau bersinar sangat terang; berkilauan; 2 cerdas (tt otak); 3 ki indah sekali; elok sekali; 4 ki bagus (baik) sekali (tt hasil suatu pekerjaan dsb); Cemerlang merupakan suatu bentuk visualisasi mimpi kita terhadap Indonesia yang indah. Indah dengan keoptimisannya, kemandiriannya, kedaulatannya, dan inovasinya. Upaya mewujudkan Indonesia yang cemerlang ini kami lihat dalam dua lingkup yang berbeda. Dalam lingkup KM ITB, kita menyadari bahwa keberagaman KM ITB cukup representatif terhadap keberagaman Indonesia. Ketika elemen-elemen yang ada di dalam masyarakat KM ITB memiliki karakter yang unggul dan mampu berinteraksi secara unggul, maka KM ITB layak disebut sebagai model masyarakat Indonesia yang unggul. Dalam lingkup Indonesia, KM ITB dengan berbagai gerakannya memiliki potensi dan peran yang sangat besar untuk secara langsung memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia.
8
Anjar CERIA
MISI Kami menetapkan lima misi yang menurut kami dapat mendukung ketercapaian visi yang telah saya jelaskan di atas, antara lain: 1. Meningkatkan partisipasi aktif setiap elemen KM ITB dalam rangka pemenuhan kebutuhan bersama.
Dengan terbangunnya pola perilaku partisipasi aktif dari setiap elemen KM ITB, maka akan muncul interaksi saling memenuhi kebutuhan antara Kabinet dengan lembaga lainnya. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan setiap elemen KM ITB pun dapat dipenuhi secara bersama-sama.
Paradigma yang dibangun adalah “Apa yang bisa KITA lakukan & berikan untuk KITA.”
2. Membangun titik temu berlandaskan pemahaman potensi dan karakter.
Upaya membangun titik temu terhadap gagasan-gagasan yang beragam dan dinamis dari setiap elemen KM ITB dilakukan dengan memfasilitasi dalam bentuk wadah, akses, mediasi, dan perluasan wawasan.
Dengan tetap memperhatikan inisiatif lembaga, Kabinet mengupayakan inisiasi titik temu KM ITB dengan cara memahami potensi dan karakter setiap lembaga, termasuk di dalamnya adalah melakukan pendataan dan pengolahan data elemen KM ITB.
Kolaborasi potensi seluruh elemen KM ITB diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.
3. Meningkatkan nilai manfaat KM ITB kepada masyarakat.
Nilai manfaat didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan ketuhanan.
Perwujudan manfaat memperhatikan aspek kuantitas, kualitas, keluasan pengaruh, serta perubahan yang diakibatkan.
Membangun kepedulian untuk berbagi dari hal-hal yang kecil dan bermanfaat dalam koridor membangun bangsa.
Setiap elemen KM ITB memaksimalkan manfaat untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Mengupayakan agar karya mahasiswa dapat bermanfaat bagi masyarakat.
4. Mengintegrasikan pengembangan pribadi yang berkarakter kebangsaan kuat, berperikemanusiaan, dan religius.
9
Anjar CERIA
Adanya alur dan penjenjangan pembentukan karakter yang tepat agar efektif dan efisien.
Membangun kaderisasi yang terintegrasi dengan menanamkan nilai kebangsaan untuk membangkitkan keinsafan mahasiswa atas perannya di Indonesia, nilai kemanusiaan untuk meningkatkan kepedulian kepada masyarakat, dan nilai ketuhanan untuk memperkokoh landasan gerakan mahasiswa.
5. Memimpin Gerakan Sosial Politik Mahasiswa Indonesia.
KM ITB sebagai koordinator dengan positive trendsetter dalam gerakan mahasiswa.
KM ITB mampu memanfaatkan dengan baik potensi berupa kemudahan akses informasi ke Pemerintah, kekuatan kajian yang dapat dipertanggungjawabkan, dan bargaining position yang cukup tinggi dalam gerakan mahasiswa Indonesia di BEM Seluruh Indonesia.
Fokus gerakan ditentukan berdasarkan prioritas isu.
Mengedepankan pergerakan berbasis kajian mendalam oleh elemen KM ITB dengan bidang terkait melalui cara pergerakan yang cerdas dan inovatif.
10
Anjar CERIA
RENCANA PROGRAM KERJA Berikut merupakan program kerja unggulan yang kami rencanakan: A. Tim Satuan Tugas Inovasi Kampus Sistem Inovasi Nasional (SINAS) yang dirancang oleh kementerian Riset dan Teknologi Nasional dilatarbelakangi oleh kondisi terbatasnya kebermanfaatan teknologi dalam menjawab supply and demand di masyarakat. Dalam pelaksanaannya, faktor motivasi dan semangat menjadi elemen yang sangat penting, karena faktor tersebut menjadi mesin penggerak lahirnya inovasi-inovasi baru. Dewasa ini inovasi telah menjadi tuntutan zaman bagi bangsa yang ingin berkembang. Kolaborasi dari berbagai keprofesian pun juga telah menjadi aspek penting yang tidak dapat dikesampingkan. Di KM ITB, Kabinet sebagai koordinator seharusnya bertindak mampu sebagai inisiator dan turut membantu
-mengoordinasikan
upaya-upaya kolaborasi. Tim Satgas Inovasi Kampus inilah yang akan fokus untuk
menginisiasi
mengoordinasikan
& kolaborasi
antarelemen
KM
ITB
berlandaskan
pada
dengan
pemahaman
potensi dan karakter setiap elemen KM ITB.
B. Satu KM ITB dalam Kebersamaan Bentuknya berupa forum yang di dalamnya akan dirumuskan peran setiap lembaga pada momen2 tertentu. Momen yang dimaksud adalah hari-hari besar nasional dan dunia. Diharapkan terlahir suatu rencana kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan momen
tersebut.
pada
momen-
Bentuk
peran
kabinet dalam menjaga nilai2.
11
Anjar CERIA
C. Inspirasi Pasca Kampus Visi besar dari setiap perguruan tinggi di Indonesia adalah mencetak Alumninya yang berkualitas dan sukses dalam bermasyarakat. Inspirasi Pasca Kampus ini merupakan rangkaian kegiatan yang diadakan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk menyiapkan diri dalam menghadapi dunia pasca kampus. Program ini merupakan salah satu bentuk upaya pemenuhan RUK untuk profil mahasiswa tingkat empat.
D. Inspiration Talk Inspiration Talk merupakan suatu seminar/talkshow yang menghadirkan tokoh2 inspiratif. Inspiration Talk ini diselenggarakan secara berkala, dan tokoh yang diundang pun disesuaikan dengan isu yang diangkat pada waktu tersebut.
12
Anjar CERIA
E. Olimpiade KM ITB Secara kultural, event dua tahunan Olimpiade KM ITB telah menjadi budaya tersendiri di KM ITB yang
menurut
kami
harus
dipertahankan.
Namun
demikian,
belajar
dari
laporan
pertanggungjawaban kepengurusan yang lalu, seringkali yang menjadi masalah adalah kurangnya SDM pelaksana. Inovasi yang akan coba diangkat pada Olimpiade KM ITB tahun ini adalah dengan meningkatkan keterlibatan elemen-elemen KM ITB terkait. Kepanitiaan yang dibentuk oleh Kabinet KM ITB cukup menjadi koordinator utama yang mewadahi eksekusi Olimpiade KM ITB ini, dengan eksekusi untuk setiap bidang olahraga di lapangan nantinya akan diserahkan sepenuhnya kepada unit-unit terkait. Dengan demikian, diharapkan tuntutan terhadap SDM yang harus disediakan oleh Kabinet menjadi berkurang secara signifikan, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja panitia yang ada. Selain itu, diharapkan pola eksekusi Olimpiade KM ITB yang seperti ini mampu merangkul unit-unit terkait dan tentunya memperkokoh himpunan dan unit dalam ikatan satu KM ITB.
13
Anjar CERIA
PROKER KHUSUS MENGENAI CARA MERANGKUL HIMPUNAN DAN UNIT Pada dasarnya upaya yang kami rencanakan untuk merangkul himpunan dan unit sudah tertuang pada pemaparan proker di atas. Secara keseluruhan, Kabinet KM ITB setahun ke depan akan berupaya untuk meminimalisasi program kerja yang justru “menyibukkan” Kabinet sendiri dan mengesankan bahwa Kabinet tak ubahnya seperti lembaga-lembaga non-koordinator lainnya. Kabinet sebisa mungkin akan bertindak sebagai koordinator yang sesungguhnya dengan menekankan pada upaya-upaya elaborasi dan penguatan agenda-agenda lembaga di dalam KM ITB, serta meningkatkan peran dan partisipasi lembaga-lembaga pada agenda-agenda terpusat. Beberapa contoh upaya yang akan dilakukan antara lain:
Melibatkan unit-unit yang tergabung dalam rumpun Olahraga dan Kesehatan secara langsung dalam eksekusi Olimpiade KM ITB seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.
Mentransformasi peran Kementrian Kajian Strategis lebih ke arah koordinator kajian, bukan sekedar pengkaji utama. Peran kajian intensif yang mendalam diserahkan kepada lembaga-lembaga dengan bidang yang terkait dengan isu yang sedang dibahas, untuk kemudian dipaparkan dan dikaji bersama satu KM ITB. Dari sini diharapkan tumbuh rasa memiliki terhadap hasil kajian yang akan dijadikan sebagai landasan gerakan eksternal KM ITB.
Mengoptimalkan peran Tim Satgas Inovasi Kampus untuk lebih memahami potensi dan karakter elemen-elemen KM ITB secara mendalam, untuk selanjutnya dibangun titik temu dari potensi dan karakter yang telah dikenali. Dengan harapan kesediaan elemen-elemen KM ITB untuk berkolaborasi meningkat, dan upaya-upaya kolaborasi dapat dieksekusi dengan baik.
14
Anjar CERIA