,,)\
Tim Promotor: Promotor
: Prof. Dr. Tech. Ir. Danang Parikesit, M.Sc.
Co-Promotor
: Prof. Dr. Ir. Siti Malkhamah,
(Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia)
M.Sc.
(Ketua Program Pascasarjana Fakultas Teknik UGM)
Co-Promotor
: Prof. Ir. Sigit Priyanto, (Ketua Program Msn
Co-Promotor
M.Sc., Ph.D.
UGM)
: Dr. Ir. Mark Zuldgeest (Assosiciate Professor University of Twente/ University of Cape Town)
Dewan Penguji: Ketua
Prof. Dr. Ir. Siti Malkhamah,
M.Sc.
(Ketua Program Pascasarjana Fakultas Teknik UGM)
Anggota
Imam Muthohar,
S.T., M.T., Ph.D.
(Pengelola Program Msn
Anggota
UGM)
Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng. (Kepala Pusat Studi Transportasl dan Logistik UGM)
Anggota
Dr. Ir. Bambang Riyanto, DEA (Ketua Program Magister Teknik Sipil UNDIP)
Anggota
Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo (Wakil Ketua Program Studi S2/S3 Teknik Sipil UGM)
\"
...1.
I.
PENDAHULUAN
A. Transportasi sehingga
Latar Belakang Masalah
merupakan
pertumbuhan
pembangunan
prasyarat pembangunan
ekonomi
infrastruktur
memerlukan
ekonomi
transportasi
et
(Kreutzberger
0/,
dan
2006a).
Pertumbuhan ekonomi juga akan meningkatkan jumlah ton-krn dari transportasi
barang. Dari semua sub-sektor
pertumbuhan transportasi tahun barang
ke depan yang
Perhubungan
barang di Indonesia,
barang per tahun mencapai 4.7% dalam 5
(Business Monitor,
menggunakan
jalan
2009).
Namun transportasi
mencapai
91,25%
Darat Republik Indonesia, 2006; Lubis
et 0/;
(Ditjen 2005).
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi lainnya (The Asia Foundation dan LPEM-UI, 2008). Biaya transportasi dan kondisi infrastruktur mempengaruhi contoh,
kinerja logistik dan daya saing suatu negara. Sebagai
pelayanan
yang buruk
tingginya biaya transportasi menempatkan
transportasi juga
dari logistik
di Indonesia akibat
barang dan buruknya infrastruktur
telah
Indonesia pad a peringkat 75 dan 59 dari 150 negara
yang disurvei oleh Bank Dunla untuk kinerja logistik nasional pada tahun 2010 dan 2012 (Bank Dunia, 2010; 2012). Selain itu, biaya logistik nasional Indonesia yang mencapai 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jauh lebih tinggi dibandingkan
1
rata-rata dunia
(10%-20%), bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata biaya logistik di negara berkembang lainnya di Asia (15%-25%). Akibatnya, daya saing perdagangan
Indonesia
relatif
lebih
rendah
dibandingkan
dengan negara Asia lainnyahttp://transportasLbappenas.go.idD. Industri minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) memegang
peranan yang sangat penting
bagian dari pembangunan
setidaknya
ekonomi, yaitu menciptakan
.
untuk
tiga
lapangan
kerja, sebagai motor penggerak pembangunan regional, dan sebagai penghasil devisa utama non-migas (Menko Perekonomian,
2009).
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki perkebunan kelapa sawit yang terbesar
keempat
di
Indonesia
dengan
luas
total
mencapai
1.687.969,104 Ha (Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, 2009). Ekspansi perkebunan memburuknya
kelapa
sawit
ini
juga
berdampak
pada
kondisi jalan nasional dan provinsi yang digunakan
sebagai jalur utama untuk proses produksi dan distribusi CPO. Dinas Pekerjaan
Umum
Provinsi
Kalimantan
Tengah
(2007)
mencatat
bahwa lebih dari 50% jalan nasional (1.707,57 km) dan jalan provinsi (1.050,26 km) dalam kondisi rusak berat yang diakibatkan oleh truk dengan diketahui
muatan
Berdasarkan hasil survei di lapangan
bahwa truk tangki yang bermuatan
hingga 20 ton, diijinkan
berleblh.
sementara
muatan
CPO mencapai
sumbu terberat
hanya 8 ton. Kondisi ini tidak
12
jalan
yang
hanya berdampak
pada
2
kerusakan infrastruktur pelayanan
jalan tetapi juga mengakibatkan
transportasi,
lamanya waktu
seperti
tempuh,
rendahnya
dan tingginya
kecepatan
buruknya kendaraan,
biaya transportasi
barang
pada wilayah tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode perencanaan
transportasi
barang yang terlntegrasi
dengan model
lokasi spasial dan konsep antar moda dengan mempertimbangkan karakteristik pemangku transportasi
yang dimiliki suatu wilayah serta melibatkan berbagai kepentingan
(stakeholders)
untuk
mewujudkan
sistem
memformulasikan
suatu
barang yang efisien.
B. Penelitian
ini
Tujuan Penelitian bertujuan
metodologi
untuk
menciptakan
transportasi
mempertimbangkan
perencanaan barang
karakteristik
untuk
transportasi regional suatu
regional
untuk
yang efisien
dengan
wilayah.
Secara khusus,
tujuan penelitian ini adalah: 1)
Untuk
mengidentifikasi
mempengaruhi
Untuk
penting
yang
efisiensi transportasi barang regional dengan
mempertimbangkan 2)
faktor-faktor
karakteristik yang dimiliki suatu wilayah;
memformulasikan
metodologi
untuk
perencanaan
transportasi barang regional dengan mengaplikasikan konsep antar moda dan model spasial dalam rangka mencapai sistem transportasi yang efisien;
3
3)
Untuk mengidentifikasi tepat
untuk
jenis dan lokasi infrastruktur
mendukung
mobilitas
barang
yang yang
berkelanjutan. C. 1.
Kebaruan Hasil Penelitian
Mengembangkan barang
metodologi
regional
dengan
perencanaan
transportasi
mempertimbangkan
faktor
transportasi dan spasial sebagai input dan regulasl/kebijakan pemerintah
sebagai
transportasi
antar
mempertimbangkan indikator
batasannya, moda
pada
untuk skala
efisiensi dari sistem transportasi
perjalanan
regional
yang
biaya umum (generalized costs) sebagai
Penelitian ini juga telah mengidentifikasi waktu
memodelkan
sebagai
faktor
yang
yang optimum. biaya dan total mempengaruhi
efisiensi transportasi barang. 2.
Membangun GIS-geodatabase untuk wilayah studi Provinsi Kalimantan Tengah yang dapat digunakan dan diaplikasikan langsung
dalam
program
komputer
untuk
pemodelan
transportasi (ArcGIS, FlowMap, dll.) 3.
Model perencanaan transportasi dewasa ini umumnya
barang yang berkembang
mempertimbangkan
lokasi industri
atau kegiatan ekonomi sebagai data eksternal (exogenous) dalam pemodelan transportasi
(Southworth,
2002, Holguin4
Veras and Thorson 2000, Holguin-Veras et ai, 2001. Metode baru
ini mempertimbangkan
internal
yang
melekat
lokasi spasial sebagai data
(endogenous)
pada
pemodelan
transportasi. 4.
Pemodelan
transportasi
pemodelan
yang
dapat
berbasis
dikelompokkan
perjalanan
menjadi
(trip-based)
dan
pemodelan transportasi yang berbasis komoditas (comoditybased).
Pemodelan
yang
berbasis
perjalanan
lebih
menekankan pada penelusuran jumlah dan rute perjalanan kendaraan
(Holguin-Veras
et ai, 2000, 2001, 2002, 2003,
2005, 2007, 2008). Sementara pemodelan transportasi yang berbasis
komoditas
lebih fokus
pada pemodelan
jumlah
komoditas yang diangkut (Holguin-Veras et ai, 2000, 2001, 2002, 2003, 2005; Ahanotu et ai, 2003; Celik, 2004, 2007). Metode
yang dikembangkan
ini mengintegrasikan
kedua
pemodelan transportasi tersebut. 5.
Model perencanaan transportasi barang yang dikembangkan oleh Southworth and
Holguin-Veras ,et al (2001),
transportasi metode
yang terdiri perencanaan
dikembangkan
5
(2002), Holguin-Veras and Thorson (2000)
dalam
merupakan
pemodelan
atas beberapa tahapan. Adapun transportasi
penelitian
barang
yang
ini lebih efisien
karena
tahapan untuk pemodelan distribusi,
pemilihan
moda dan
rute dilakukan secara bersamaan (simultan). D.
Manfaat Penelitian
Penelitian disertasi ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yang antara lain: 1.
Sebagai metode perencanaan transportasi barang (terdiri atas 10 tahap) yang dapat diaplikasikan pada skala regional terutama untuk mengatasi masalah pembangunan yang berkaitan dengan perencanaan transportasi
dan penentuan yang diperlukan
jenis
dan
lokasi
suatu wilayah
infrastruktur
sehingga dapat
mendorong pembangunan ekonomi regional; 2.
Sebagai metodologi
yang dapat digunakan dalam penentuan
lokasi industri dengan mempertimbangkan
rencana tata ruang
wilayah. Metode ini dapat menghasilkan model transportasi yang lebih realistis karena lokasi kegiatan ekonomi/industri menghasilkan
arus
barang
dan
selalu
berkembang
yang secara
dinamis, dapat dimodelkan dengan lebih baik; 3.
Data digital yang dibangun dalam format GIS geodatabase dalam penelitian
ini dapat digunakan untuk keperluan
maupun pengembangan pemodelan komoditas
perencanaan
lain di Provinsi
Kalimantan Tengah.
6
II. A.
HASIL PENELITIAN
Metodologi PerencanaanTransportasi BarangRegional Metodologi
transportasi lampiran atas
yang
dikembangkan
untuk
perencanaan
barang regional adalah seperti yang diilustrasikan pada
1. Secara umum metodologi yang dikembangkan ini terdiri
10 tahapan yaitu: 1) Seleksi komoditas dengan model RI; 2)
Survei observasi dan pengumpulan
data awal; 3) Survei Revealed
Preference (RP) mengenai produksi dan distribusi komoditas dengan mewawancarai komoditas
pemilik/pengirim
dengan
mewawancarai
(Carriers;) karakteristik mewawancarai database
barang
(Shippers);
pengangkut
barang/supir
perjalanan dan atribut transportasi
Shippers dan Carriers; 4) Membangun
menggunakan dan pemetaan
Validasi
model spasial; 7) Pemodelan transportasi Pengecekan
lokasi geografi
GC; 9}
Selain
perencanaan transportasi
GIS Geo-
menggunakan ArcGIS; 6)
Identifikasi
(identifikasi jenis dan lokasi infrastruktur alternatif/skenario.
dengan
ArcGIS; 5) Pernodelan' spasial dengan
simulasi
ArcGIS; 8)
distribusi
menggunakan
masalah/bottlenecks
transportasi);
mengembangkan
10) Aplikasi
metodologi
untuk
regional, penelitian ini juga membangun
GIS-geodatabase (Tabel 2.1) yang dapat diaplikasikan langsung dalam program
komputer
FlowMap, dll.
7
untuk pemodelan
transportasi
seperti ArcGIS,
Tabel 2.1 Data GIS (geo-database) yang dibangun
dalam penelitian
ini
No.
Data
Format
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Perkebunan kelapa sawit dan atribut Jaringan jalan dan atribut Jaringan sungai dan atribut Sungai centerline Peta pelabuhan umum Peta pelabuhan khusus Peta kabupaten Peta kecamatan Peta desa Peta guna lahan dan atribut Jalan kereta api dan atribut (link 1A,1B,2,3,4A, and 4B)
Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database Geo-database
2010-2012 2010-2012 2010-2012 2010-2012 2010-2012 2011-2012 2010-2012 2010-2012 2010-2012 2010-2012 2012
Adapun spesifikasi
pemodelan
transportasi
barang
regional
ini adalah sebagai berikut: 1.
Fungsi utilitas dalm bentuk
linear diekspresikan
dalam
bentuk
persamaan: Vm = Po
+ Pl
Fare
+ P2 TTime + P3
Climate
Biaya umum (Generalized Cost) diformulasikan Ci)' = TC:,:,T Ij
+ TTn:,T. Ij
sebagai berikut:
VaT
Vm
: utilitas untuk moda transportasi
Cij
: generalized
m
cost (Rp)
TCiJ,T : tarif mod a dari i ke j pada link r untuk mod a m (Rp), VaT
: nilai waktu (Rp/jam)
8
TT!':·r
: total waktu perjalanan
tJ
dari i kej pada link r untuk
moda m (jam) ~o, ~1'
:
~2 '~3
Climate 2.
konstanta
yang didapatkan
: pertimbangan
Probabilitas
pemilihan
moda
dengan model multinomiallogit
transportasi
p .
=
Pemodelan
dikalkulasi
exp(-Vroad)
p . = mtx
tertentu
musim
berikut:
=------~~~~~
nver
3.
pengguna moda terhadap
p
road
dari model
(exp(-Vroad)+
exp(-Vriver)+exp(-Vmix)
(exp( -Vroad)+
exp(-Vriver) exp( -Vriver)+
exp(-Vmix) (exp(-Vroad)+exp(-Vriver)+
transportasi
exp(-Vmix))
exp(-Vmix))
barang dilakukan dengan menggunakan
program (software) ArcGIS versi 9.3.1 and 10.1. 4.
Biaya umum (GC) yang didapatkan yang dibayarkan
untuk
(factory) sampai tujuan
mengangkut
= "'\"'~
L
t=l
9
barang
akhir (outlet) termasuk
yang dihitung sbb: GC opt
dari model adalah biaya total
GC(factory-outlet)
dari tempat
asal
biaya transfer,
B. Survei
Hasil Survei Lapangan
observasi
(asal-tujuan)
dimaksudkan
untuk
mendapatkan data lalu lintas harian rata-rata, fluktuasi lalu lintas serta jenis kendaraan pengangkut CPO. Survei dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2011 di Kabupaten Kotawaringin
Timur dan
Kotawaringin
pelabuhan
Barat. Lokasi ini dipilih
karena memiliki
penting sebagai outlet CPO di wilayah tersebut
yaitu pelabuhan
Bagendang dan Bumiharjo. Sedangkan survei Revealed Preference terhadap
pengangkut
CPO telah
Kotawaringin Timur dan Kotawaringin
dilaksanakan
di
Kabupaten
Barat pada bulan Juli 2011.
Jumlah total responden yang diwawancarai adalah 295 orang supir pengangkut CPO (carriers). Data yang diperoleh dari survei RP ini adalah jenis truk tanki dan komposisinya, kecepatan, dan berat total truk yang bermuatan sebagaimana dipresentasikan Survei RP kepada pemilik/pengirim
pada Tabel 2.
barang (shippers) telah dilakukan
di Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Gunung Mas, Pulang Pisau, dan Kapuas. Survei dilakukan pada bulan Mei s.d. Oktober 2011 dengan 56 perusahaan sebagairesponden.
10
Gambar 2.1 Traffic counting truk tangki CPOdi pelabuhan Bagendang dan Bumiharjo
Tabel 2.2 Karakteristik kendaraan dan perjalanan Lokasi Pelabuhan Deskripsi Jenls
(Bumihario)
Kotawaringin Timur (Bagendang)
komposisi
Kapasitas < 8 Ton (84.24%)
Kapasitas < 8 Ton (45.30%)
roda
Kapasitas > 8 Ton (15.76%) 1.2 (truk sedang)
Kapasitas > 8 Ton (54.70%) 1.2 (truk sedang)
dan
Kotawaringin
truk tanki Konfigurasi
truk
tanki Berat
truk
tanki
bermuatan Kecepatan truk tanki
Jarak pengangkutan
11
Barat
1.2.2 (truk besar)
1.2.2 (truk besar)
22.120 T (mak)
20.570 T (mak)
7.880 T (min)
9.760 T (min)
12.042 T (rerata)
13.688 T (rerata)
45 kph (mak)
47 kph (mak)
16 kph (min)
19 kph (min)
30.42 kph (rerata)
34.18 kph (rerata)
0-60 km 60-80 km 80-100 km 100-140 km 140-170 km
60-100 km 100-120 km 120-140 km 140-160 km 160-220 km
Berdasarkan hasil survey RP didapatkan
juga grafik yang
menggambarkan hubungan antara jarak dan total waktu transportasi serta hubungan antara jarak dan biaya transportasi. Hubungan antara jarak
(x) dan
Kotawaringin
total
waktu
transportasi
(V) untuk
Kabupaten
349
(R2= 0,884)
dan untuk
Barat adalah V=0,732
XO.
Kabupaten Kotawaringin Timur V=0,031 hubungan antara Kotawaringin
(R2=O,899). Sedangkan
.
jarak (x) dan biaya transportasi (V) di Kabupaten
Barat adalah V=798,3x1,119
Kotawaringin Timur V=772,9i·116 C.
972
XO.
(R2=0,99S) dan Kabupaten
(R2 = 0,984).
Pemodelan Transportasi dan Spasial Tahun 2010 - 2013 Studi
kasus
pemodelan
transportasi
CPO di
Kalimantan Tengah selama periode tahun 2010-2013
Provinsi
adalah upaya
yang dllakukan untuk mempresentasikan dan membuktikan integrasi pemodelan spasial dan transportasi. simulasi jaringan transportasi menggunakan
software
mempertimbangkan
Studi-studi
ini menggunakan
(freight network simulations), terutama
ArcGIS
versi
9.3.1
dan
10.1,
biaya umum (GC) sebagai indikator
dan
efisiensi
sistem transportasi yang optimal. Semua data yang dibutuhkan untuk pemodelan spasial dan transportasi dibangun dalam format GIS geodatabase dengan mempertimbangkan Kerangka
dasar
data primer dan sekunder.
pengembangan
model
seperti
yang
diilustrasikan pada Gambar 2.2. 12
Gambar 2.2 Kerangka dasar pengembangan model tahun 2010 - 2013
Adapun jaringan transportasi, jumlah pelabuhan, dan jumlah pabrik CPO untuk pemodelan tahun 2010 s.d. 2013 adalah seperti yang terdapat pada Tabel 2.3.
13
Tabel 2.3 Jaringan dan infrastruktur transportasi yang disimulasikan dalam model Tahun
2011
Jaringan transportasi
--
Jumlah pelabuha
Jumlah pelabuha
numum
n khusus
Jalan, sungai,
Jumlah pabrik CPO
2
0
277
4
11
281
Antar moda jalan-sungai
2013
Jalan, sungai, kereta api, Antar moda [alan-sungal, Antar moda jalan-kereta
api,
Antar moda kereta apl-sungal, Antar moda jalan-kereta
Pengembangan mengintegrasikan
api-sungai
model
tahun
2010
dimaksudkan
untuk
model spasial ke dalam pemodelan transportasi.
Model yang dikembangkan pada tahun 2011 dan 2012 memasukkan transportasi antar moda yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam penerapan konsep antar moda ke dalam pemodelan spasial dan transportasi.
Sedangkan model yang dibangun
pada tahun 2013
adalah untuk memprediksi kondisi transportasi yang mungkin terjadi akibat pembangunan jalan kereta api dengan mempertimbangkan biaya umum (GC) sebagai indikator dari sistem transportasi. Data yang diperoleh dari pemodelan spasial dan transportasi menggunakan analisis jaringan ArcGIS 9.3.1 dan 10.1 adalah: a) jumlah dan lokasi pabrik CPO; b) lokasi tltlk transfer (handling)
; c)
14
akses dari pabrik CPO ke jaringan transportasi; d) rute terpendek dari pabrik CPO ke tujuan akhir; e) matriks asal-tujuan; dan f) biaya umum (GC) sebagai
indikator
kinerja
transportasi.
Perbandingan
biaya
umum (GC) untuk berbagai jaringan transportasi adalah sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar 2.3.
E:
Perbandingan Biaya Umum (GC) untuk Berbagai Jaringan Transportasi
Q.
S
1,500,000 1,000,000 500,000
1;;
8 "t:I QJ
-
•!::!
E
- - .
/-
Jalan-
Jalan-KA
Jalan-KA-
1,028,076
1,236,682
Sunzal 1,082,790
497,974
653,198
433,555
Jalan
QJ
c:
Sunaal
QJ
C)
• Maksimum 11,124,153 • Rerata
I
736,599
Gambar 2.3 Biaya umum (Generalized Cost) untuk berbagai jaringan transportasi
Dengan yang
tersedia
mendatang,
mempertimbangkan serta
kemungkinan
penggunaannya
transportasi di
maka biaya umum (GC) rerata yang terendah
intermoda Jalan-Kereta Api-Sungai.
15
semua jaringan
masa adalah
S.
KESIMPUIAN
A. 1.
DAN SARAN
Kesimpulan
Metodologi yang dikembangkan untuk perencanaan transportasi barang regional ini secara umum terdiri dari atas 10 tahapan. Metode perencanaan ini mernpertlmbangkan
faktor transportasi
dan spasial sebagai input dan regulasi/kebijakan
pemerintah
sebagai batasannya, untuk memodelkan transportasi antar mod a pada skala regional dengan mempertimbangkan
biaya umum
(generalized
costs)
sebagai
dari
sistem
transportasi
yang
optimum.
juga
telah
indikator
efisiensi
Penelitian
ini
mengidentifikasi biaya dan total waktu perjalanan sebagai faktor yang mempengaruhi efisiensi transportasi barang. 2.
Penelitian ini juga membuat/membangun dapat digunakan komputer
dan diaplikasikan
untuk
pemodelan
GIS-geodatabase yang
langsung dalam program
transportasi
seperti
ArcGIS,
FlowMap, dl/. 3.
Data yang diperoleh
dari pemodelan transportasi
dan spasial
menggunakan analisis jaringan (network analysis) ArcGIS adalah: a) jumlah dan lokasi pabrik CPO; b) lokasi titik transfer (handling); c) akses dari pabrik CPO ke jaringan
transportasi;
d) rute
terpendek dari pabrik CPO ke tujuan akhir; e) matriks asal-tujuan; dan f) biaya umum (GC) sebagai indikator kinerja transportasi.
16
4.
Studi kasus pemodelan transportasi
CPO di Provinsi Kalimantan
Tengah selama periode tahun 2010-2013 adalah upaya yang dllakukan untuk mempresentasikan
dan membuktikan
integrasi
pemodelan spasial dan transportasi. Dengan mempertimbangkan semua jaringan transportasi yang tersedia Ualan, sungai, kereta api, jalan-sungai,
jalan-kereta
api, jalan-kereta
kereta api-sungai) serta kemungkinan
api, dan [alan-
penggunaannya di masa
mendatang, maka biaya umum atau GC rata-rata yang terendah adalah intermoda jalan-kereta api-sungai.
B. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya 1.
Secara umum biaya transportasi biaya eksternal. diperhitungkan
terdiri atas biaya internal dan
Pada penelitian
ini, biaya eksternal
belum
sehingga disarankan agar penelitian selanjutnya
dapat mengembangkan model dengan mempertimbangkan
biaya
eksternal khususnya biaya yang terkait dengan kerusakan jalan dan kecelakaan. 2.
Transportasl
intermoda
belum diimplementasikan yang
sebenarnya,
perpindahan
17
yang dimodelkan
pada penelitian
ini
di lapangan. Oleh karena itu kondisi
khususnya
yang
mod a (transfer/handling
terkait
dengan
fasilitas
points), biaya transfer
(handling
cost) serta penalty
fee,
memerlukan
pengembangan
dan analisis yang lebih mendalam di masa mendatang. 3.
Untuk mencapai tujuan seperti yang tercantum dalam Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS),terutama dalam mendukung pergerakan barang yang efektif dan efisien, metodologi
perencanaan
dikembangkan
dalam penelitian
perencanaan transportasi
transportasi
regional
ini dapat diaplikasikan
yang untuk
barang di daerah (provinsi) lainnya
atau untuk komoditas lain yang berbeda di Provinsi Kalimantan Tengah.
18
61
• t
I
1 I I
I I I
t I I
i I I I
t I
• "
I'
t I I
•
I I t I
I !
1 I I
t
, I I I I
I I
t:-~--~ -
, • 1 1 I
}----
-
f t I'
i I
~---. ~
o
N
~------------------------------------------~.n
~----------------------------------------------------------------------
I
,
I
I
I I I
,
I I
I
I I
,
I
,
! t I
,
I I
,
I I
I
I
,
I
I
N i->
-..;
A :l'~'"
~'P,a1
;t..
.
~.:~
Peta jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Tengah (GIS-geodaabase)
00:1261 S2J.:ST)000162
Prepa~.By,~ ~M.iiJmtJd.h
:-~~orRold --Lgeol~
'.'-. -. -Merlai_
~PQIf
"t
• Lege~d
2D!\o"
-.., ::"",",,~_m
Pro;odiOo:~~T~~
".0
N
t:~~~~~~~:2
N N
Spo
I?oit
6
Peta jaringan sungai di Provinsi Kalimantan Tengah (G/S-geodaabase)
07l261523,1STKfOOT82
Prepared By : Noor Mal\mudah
071261?23.'Sll(jOOI82
Pr<pan>d br' Noor l.Iahmudah
~~_POr:I:
.;f,.
--
L~a.~nd
L&J
IV
4;)'
"IQ'..
A ~~~.
Peta rencana jaringan jalan rei di Provinsi Kalimantan Tengah (GIS-geodaabase)
q7/2111~3ISTKIOO1&2
P",paiodBy,FIOor~ah
"~~~~
'*+~~
>+-+~""3
~~~
-+:t~lB
·~~1~
.~. ~Pcrt
4~"""
~end
..
N
MAp OFRAILWAY$IlElV'J()~·· III CENmAL.l<.6,Llr.wIT~·
DAFTAR PUSTAKA Ahanotu, 0, N, Fischer, M, J, and Louch, H, W, 2003, Developing a commodity flow database from transea rch data, Transportation
Research Board (TRB)Annual Meeting Beuthe, M, and Bouffioux, C, 2008, Analysing qualitative attributes of freight transport from stated orders of preference experiment, Journal of Transport Economics and Policy, Volume 42, Part 1, pages 105-128 Bontekoning, V, M, Macharis, C, and Trip, J, J, 2004, Is a new applied transportation research field emerging?-A review of intermodal rail-truck freight transport literature, Transportation Research Part A 38 (2004), pages 1-34 Business Monitor, 2009, Indonesia Freight Transport Report,
http;//www.reportbuyer.com/transport travel/country overview s transport travel! indonesiaJreighCtransporcreporcq3_2009_1.html (22 April 2010) Central Bank of Indonesia, 2009, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah. http://www.bi.qo.id!web/id!(23 December 2009) Central Bureau of Statistics of Central Kalimantan Province, 2008, Kalimantan Tengah dalam Angka , Palangka Raya Celik, H, M and Guldmann, J, M, 2007, Spatial interaction modelling of interregional commodity flows, Socio-Economic Planning Sciences 41, pages 147-162, Elsevier Celik, H, M, 2004, Modelling freight distribution using artificial neural networks, Journal of Transport Geography 12 (2004), pages 141148, Elsevier De La Barra, T, 1989, Integrated Land Use and Transport Modelling, Cambridge University Press, Melbourne, Australia De Jong, G, Gun, H, F, and Walker, W, 2004, National and international freight transport models: an overview and ideas for
24
Transport Reviews 24 (1), pages 103 - 124. http://eprints.whiterose.ac.uk/2015 (16 June 2009) Diaz, J, 5, 2007, Transport Economics Theory, Elsevier, Amsterdam Directorate General of Agro-Industry and Chemistry, (2009), Road Map Industri Pengolahan CPO, Department of Industry, Jakarta. Available at http://www.scribd.com/doc/30646059/Roadmapfurther development,
Cpo (5 May 2010) Direktorat Transportasi, Bappenas, 2010, Biaya Transportasi Logistik Indonesia Paling Mahal.
http://transportasi.bappenas.go.id/index.php?option= com content&view=article&id=183:biaya-logistik-indonesiapaling-mahal&catid=56:berita-kegiatan<emid=55 (24 March 2010) European Commisions, the FREIGHTVISIONProject. http://www.treightvision.eu/ (2 December 2009) Fernandez, J,E, de Cea, J, and soto A,O, 2003, A Multi-modal supplydemand equilibrium model for predicting intercity freight flows, Transportation Research Part B 37, pages 615-640 Friedrich, F, M, Haupt, T, Noekel, K, 2003, Freight modelling: data issues, survey methods, demand and network models, CD-ROM in Proceedings of 10th International Conference on Travel Behaviour Research, Lucerne Fries, N, and Patterson, Z, 2008, Carrier or mode? The dilemma of shippers' choice in freight modelling, Conference paper STRC8th Swiss Transport Research Conference, Monte Verita / Ascona, October 15 -17,2008 Gorman, M, F, and Conway, D, G, 2005, Logistics costs based estimation of freight transportation demand, Transport Research Forum. Hensher, D, A and Button, K, J, 2004, Handbook of Transport Geography and Spatial Systems, Elsevier, Amsterdam Holguin-Veras, J, Thorson, E, and Zorilla, J, C, 2008, Commercial vehicle empty trip models with variable zero order empty trip
25
probabilities, Network and Spatial Economics, 001 10.1007/s11067-008-9066-7, Springer Science + Business Media Holguin-Veras, J, and Patil, G, 2007, An integrated commodity-based empty trip for freight origin-destination synthesis models,
Transportation Research Record: Journal of the Transportation Research Board No. 2008, pages 60-66 Holguin-Veras, et all 2005, An investigation on the aggregate behavior offirm relocations to New Jersey (1990-1999) and the underlying market elasticities, Networks and Spatial Economics 5: (2005), pages 293-331 Holguin-Veras, J, Zorrilla, J, C, and Thorson, E, 2005, Modeling commercial vehicle empty trips: theory and application, XVI
International Symposium of Traffic and Transportation Theory
ttsttt; pages 585-608, Elsevier Holguin-Veras, J, and Thorson, E, 2003, Practical implications of modeling commercial vehicle empty trips, Transportation Research Record 1833, pages 87-94 Holgur'n-Veras, J, 2002, Revealed Preference analysis of commercial vehicle choice process, Journal of Transportation Engineering, Vol. 128, No.4, July/August 2002, pages 336-346, ASCE Holguin-Veras, J, et aI, 2001, An assessment of methodological alternatives for a regional freight model, Appendix I: literature review on freight transportation demand modelling, New York Metropolitan Transportation Council Report, New York, NY.
http://www.utrc2.orq/research/assets/6/reqionalfreiqht2.htm/(1 April 2009) Holguin-Veras J, and Thorson E, 2000, Trip length distributions in commodity-based and trip-based freight demand modelling: investigation of relationships, Transportation Research Record No.1707, pages 37-48 Jonkeren, 0, Jourquin B, and Rietveld P, 2009, Modal-split effects of climate change: The effect of low water levels on the competitive
26
position of inland waterway transport in the river Rhine area, Transportation Research A (2009), Elsevier (in Press) Jourquin, B, Rietveld, P, and Westin, K, 2006, Towards Better Performing Transport Networks, Routledge, axon Kreutzberger, E, Macharis, C, and Woxenius, J, 2006, Intermodal versus unimodal road freight transport, in Towards Better Performing Transport Networks, Routledge, axon, pages 17 - 42 Kreutzberger, E, Macharis, C, Vereecken, L, and Woxenius, J, 2003, Is intermodal freight transport more environmentally friendly than all-road freight transport? A Review, NECTARConference No 7, Urnea, Sweden, June 13-15, 2003 Lem, L, L, 2002, Promoting Economic Development by Improving Transportation Infrastructure for Goods Movement, U.S. Economic Development Administration, USA Lubis, H, A, Prasetyo, L, B, B, Elim, S, and Yahan, 2003, Multimodal freight transport network planning, Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 5, pages 666-681 Mahmudah, N, 2011, Pemodelan Transportasi Barang Regional untuk Crude Palm Oil (CPO) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Final Report of Dissertation Grant FY2011, Institute for Research and Community Service (LPPM) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (unpublished) Menendez, L, G, Zarzoso, I, M and De Miguel, 0, P, 2004, Determinants of mode choice between road and shipping for freight transport: Evidence for four Spanish exporting sectors, Journal of Transport Economics and Policy, Volume 38 Part 3, pages 447-466 Norojono, a and Young, W, 2003, A Stated Preference Freight Mode Choice Model, Transportation Planning and Technology, Vol. 26, No.2, pages 195-212, Routledge Ortuzar, J and Willumsen, L, G, 1994, Modelling Transport, John Willey and Sons, West Sussex
27
Provincial Government of Central Kalimantan, 2009, Perkebunan di Kalimantan Tengah. http://www.kalteng.go.id!(20 December 2009) Provincial Development Planning Agency, 2009, Rencana Umum Tata Ruang Kawasan dan Kota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya Rich, J, Holmblad, P, M and Hansen, C, 0, 2009, A weighted logit freight mode-choice model, Transportation Research Part E, Elsevier (in Press) Rodrigue, J, P, Slack, B, and Comtois, C (2004), Intermodal Transportation. http://oeople.hofstra.edu/qeotrans/enq/ch3en/ conc3en/ch3c5en.html (28 May 2009) Southworth, F, 2002, Freight Transportation Planning: Models and . Methods, Book Chapter, K.G. Goulias (Ed) CRCPress, USA. Stead, D and Banister, D, 2006, Decoupling transport growth and economic growth in Europe, in Towards Better Performing Transport Networks, Routledge, axon, pages 136 - 156. Tavasszy, 2006, Freight modelling: an overview of international experiences, TRBConference on Freight Demand Modelling: Tools for Public Sector Decision Making, September 25-27, 2006, Washington DC. The Asia Foundation and LPEM-UI, 2008, Biaya Transportasi Barang Angkutan, Regulasi, dan Pungutan Jolon di Indonesia, The Asia Foundation, Indonesia, Jakarta The Coordinating Ministry for Economic Affairs, 2009, The 5th
Indonesia Palm Oil Conference and Price Outlook 2010. http://www.ekon.qo.id/(23 December 2009) The World Bank, 2010, Logistics Performance Index. http://info.worldbank.org/etools/tradesurvevl(5 May 2010)
28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama Tempat Tanggal Lahir Kebangsaan Pekerjaan Alamat Rumah Telepon E-mail address Website Suami Anak Bahasa
: NOOR MAHMUDAH : Kuala Kapuas, 03 Oktober 1970 : Indonesia : Dosen PNSdpk (Kopertis Wilayah XI) : Perum Green Garden M-78 Yogyakarta :0274-6497249,08121570387 : [email protected] [email protected] : http://www.linkedin.com/pub/noormahmudah/25/165/3 : Hagus Bintarto, S.T., M.M. : Phalita Nurhandini Ariibah : Indonesia, Inggris, dan Belanda
RIWAYAT PENDIDIKAN 1977 1983 1986 1989
-1983 -1986 -1989 -1994
1999 - 2000 2007 - 2013
29
: SD Negeri Selat 2 Kuala Kapuas : SMP Negeri 2 Kuala Kapuas : SMA Negeri 1 Kuala Kapuas . : Sl Teknik Sipil Transportasi Universitas Gadjah Mada, Indonesia : S2 Transportation and Road Engineering IHE - TU Delft, Belanda : S3 Program Studi Teknik Sipil Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Indonesia
BEASISWA DAN HIBAH PENELITIAN 1999 - 2000 Beasiswa Netherlands Fellowships Programme 2007 - 2010 BPPSDIPA DIKTI 2008 Beasiswa Netherlands Fellowships Program 2009 Hibah World Class Research University UGM 2009 - 2010 Beasiswa Sandwich DIKTI untuk Graduate Internship di University of Twente Beasiswa dari University of Twente untuk 2010 World Conference on Transportation Research Hibah Disertasi Doktor UGM 2011 Beasiswa Penyelesaian Disertasi S3 UGM 2012 PUBLIKASIILMIAH 1. Mahmudah, N, Parikesit, D., Malkhamah S., Priyanto, S., Zuidgeest, M, 2012, Study of Modal Competition for CPO Transportation in Central Kalimantan, International Journal of Civil and Environmental Engineering UCEE-UENSVol. 12 No. 04 ISSN:2077-1258 (Online), 2227-2763 (Print). 2. Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah S., Priyanto, S, 2012, Study of Regional Transportation for CPO in Central Kalimantan, Proceedings of the 15th International Symposium of FSTPT, 23 25 November 2012, STTDBekasi. 3. Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah S., Priyanto, S, 2011, Pengembangan Metodologi Perencanaan Transportasi Barang Regional, Jurnal Transportasi Vol.ll No.3, Desember 2011, pp 173 -182 (Terakreditasi). 4. Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah S., Priyanto, S., Zuidgeest, M, 2010, Regional Freight Transportation Planning: An Overview of Developing Methodology, Proceeding of Malaysian Universities Transportation Research Forum and Conferences 2010 (MUTRFC2010), 21 December 2010, Universiti Tenaga Nasional, Putrajaya, Malaysia, pp 99-116.
30
5.
6.
7.
8.
31
Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah 5., Priyanto, 5., Zuidgeest, M, 2011, Modeling Freight Transportation for Crude Palm Oil in Central Kalimantan, Proceeding of. the 3rd International Conferences of European Asian Civil Engineering Forum (EACEF) 2011, 20-22 September 2011, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, pp 49-54. Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah 5., Priyanto, 5, 2011, Pengembangan Metodologi Transportasi Barang Regional, Proceedings of the 14th International Symposium F5TPT, 11-12 November 2011, Pekanbaru. Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah 5., Priyanto, 5, 2010, Regional Freight Transportation Model for Crude Palm Oil (CPO) in Central Kalimantan, Jurnal Transportasi Vol.l0 No.3, Desember 2010, pp 213-224 (Terakreditasi). Mahmudah, N., Parikesit, D., Malkhamah 5., Priyanto, 5, 2010, Regional Freight Transportation Model for Crude Palm Oil (CPO) in Central Kalimantan, Proceedings of the 13th Symposium of FSTPT,9 October 2010, Unika Soegljaparanata, 5emarang.