Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 97-101
Artikel VI
HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1)
1)
Megawati Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan Nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, maka upaya perbaikan kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan, salah satu yaitu melalui perbaikan hygiene dan sanitasi makanan. Pelayanan makanan diberikan untuk mencapai pelayanan gizi pasien yang optimal dalam memenuhi kebutuhan gizi orang sakit, baik untuk keperluan Metabolisme tubuhnya, peningkatan kesehatan ataupun mengoreksi kelainan Metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien dirawat dan berobat jalan. Sehubungan dengan hal ini maka penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan dirumah sakit. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang, tetapi dapat juga menjadi kontaminasi terhadap bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyajian makanan terhadap tingkat kepuasan pasien di RSUD Anuntaloko parigi. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan Cross Sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita rawat inap diruangan penyakit dalam minimal 3 (tiga) hari perawatan dengan jumlah 40 pasien. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 40 responden yang diwawancarai yang mengatakan waktu penyajian makanan tepat waktu sebanyak 57,5% dan yang tidak tepat waktu sebanyak 42,5%, sikap penyaji makanan baik 55,0% dan yang kurang baik sebanyak 42,5%, dan kepuasan pasien yang menyatakan pelayanannya puas sebanyak 72,5% dan yang menyatakan pelayanannya tidak puas sebanyak 27,5%. Setelah dilakukan tabel silang antara variabel independent dan dependent menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien sedangkan untuk sikap penyaji makanan tidak ada hubungan yang bermakna dengan tingkat kepuasan pasien. Penelitian ini memberikan saran pelayanan pada pasien di instalasi gizi dirumah sakit serta diharapkan untuk menjaga kebersihan pada saat pengolahan dan penyajian makanan pada pasien dirumah sakit. Daftar Pustaka : 10 ( 1997 – 2010 ) Kata kunci : Waktu Penyajian, Sikap Penyaji, Tingkat Kepuasan PENDAHULUAN Sanitasi makanan sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti kegiatan berupa pelayanan medis yang diselenggarakan melalui
pendekatan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif. Untuk menunjang pelayanan medis bagi pasien yang diselenggarakan di Rumah Sakit, perlu adanya pengolahan makanan yang baik dan memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan. Di sisi lain makanan dan minuman juga mengandung potensi yang 97
Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 97-101
Artikel VI
membahayakan karena bahan yang bersifat merugikan tubuh manusia dapat melalui media makanan dan minuman yang dikenal sebagai sanitasi makanan (Food hygiene). Salah satu aspek pentingnya dalam sanitasi makanan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hygiene dan sanitasi pengolahan makanan termasuk kualitas peralatan yang digunakan baik dalam pengolahan bahan makanan maupun digunakan untuk penyajian kepada konsumen. Pelayanan makanan diberikan untuk mencapai pelayanan gizi pasien yang optimal dalam memenuhi kebutuhan gizi orang sakit, baik untuk keperluan Metabolisme tubuhnya, peningkatan kesehatan ataupun untuk mengoreksi kelainan Metabolisme dalan upaya penyembuhan pasien dirawat dan berobat jalan (Wijono, 1999). Rumah sakit merupakan sebagai tempat pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat ataupun dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran dan gangguan kesehatan, selain itu rumah sakit sangat penting dipandang dari sudut kesehatan, karena di rumah sakit tersebut dapat menimbulkan berbagai macam masalah, diantaranya : penyakit infeksi yang pada dasarnya membahayakan kesehatan masyarakat. Sehubungan dengan hal ini maka penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang, tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Rumah Sakit Umum Anuntaloko merupakan rumah sakit yang ada di Kabupaten Parigi Moutong, rumah sakit ini banyak dikunjungi oleh orang-orang atau masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada rumah sakit tersebut bahwa penyajian makanan belum terlaksana dengan baik, ini disebabkan sarana dan prasarana yang
tersedia belum memadai, hal ini akan berpengaruh terhadap penyajian makanan untuk pasien rumah sakit. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan rancangan Cross Sectional study, dengan maksud untuk mengetahui hubungan penyajian makanan terhadap tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Anuntaloko Parigi Kabupaten Parigi Moutong. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Anuntaloko Parigi Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 26 Mei 2010 sampai dengan tanggal 26 Juni 2010. Populasi dan Sampel 1. Populasi Semua penderita rawat inap diruangan penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Anuntaloko Parigi Kabupaten Parigi Moutong minimal 3 (tiga) hari perawatan dengan jumlah 40 pasien 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling Analisa Data 1. Analisis Univariat Analisis tabel sederhana, dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing – masing variabel yang diteliti baik variabel independent maupun variabel dependent dengan menggunakan program komputer. 2. Analisis Bivariat Analisis tabel silang dua variabel yaitu independent dan dependent, analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Uji yang digunakan untuk melihat hubungan variabel independent dan variabel dependent adalah uji statistik dengan rumus ” Chi square (x²)”. Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05 98
Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 97-101
Artikel VI
atau tingkat kepercayaan / keyakinan = 95 % HASIL 1. Hubungan waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien Tabel 1 Distribusi Waktu Penyajian Makanan dan Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Anuntaloko Parigi Tingkat Kepuasan Pasien Waktu Penyajian Puas Tidak Puas Makanan n n % n % Tepat Waktu
20
87,0
3
13,0
23
100,0
Tidak Tepat Waktu
9
52,9
8
47,1
17
100,0
29
72,5
11
27,5
40
100,0
Total Sumber : Data Primer
Tabel 1 memberikan informasi bahwa hubungan Waktu Penyajian Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien, sebagian besar yang menyatakan waktu penyajian makanan tepat waktu cenderung puas, sedangkan waktu penyajian makanan yang tidak tepat waktu menyatakan tidak puas. Responden yang menyatakan waktu penyajian makanan tepat waktu sebanyak 23 responden, cenderung menyatakan tingkat kepuasan pasien puas yaitu 20 responden ( 87,0%) dibanding yang menyatakan tidak puas yaitu 3 responden ( 13,0% ) dan yang
2.
P
menyatakan tidak tepat waktu sebanyak 17 responden, tingkat kepuasan pasien yang menyatakan puas sebanyak 9 responden ( 52,9 %) dan yang menyatakan tidak puas sebanyak 8 responden ( 47,1%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji “ Chi Square “ pada penelitian ini diperoeh X² hitung = 5,673 atau nilai P = 0,017 dengan taraf signifikan α = 0,05 berarti secara statistik dapat dilihat bahwa ada hubungan antara waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Anuntaloko Parigi.
Hubungan sikap penyaji makanan dengan tingkat kepuasan pasien Tabel 2 Distribusi Sikap Penyaji Makanan dan Tingkat Kepuasan Pasien Di RSUD Anuntaloko Parigi Tingkat Kepuasan Pasien Sikap Penyaji Puas Tidak Puas Makanan n n % n %
Baik Kurang Baik Total Sumber : Data Primer
17 12 29
77,3 66,7 72,5
5 6 11
Tabel 2 memberikan informasi bahwa hubungan sikap penyaji makanan dengan tingkat kepuasan pasien, sebagian besar yang menyatakan sikap
22,7 33,3 27,5
22 18 40
P 100,0 100,0 100,0
penyaji makanan yang baik cenderung tingkat kepuasan adalah puas, sedangkan sikap penyaji makanan yang 99
Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 97-101
kurang baik tingkat kepuasannya tidak puas. Responden yang menyatakan sikap penyaji makanan baik sebanyak 22 responden, cenderung menyatakan tingkat kepuasan pasien puas yaitu 17 responden ( 77,3%) dibanding yang menyatakan tidak puas yaitu 5 responden ( 22,7%), dan yang menyatakan sikap penyaji makanan kurang baik sebanyak 18 responden, tingkat kepuasan pasien yang menyatakan puas sebanyak 12 responden ( 66,7%) dan yang menyatakan tidak puas sebanyak 6 responden ( 33,3%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji “ Chi Square “ pada penelitian ini diperoleh X² hitung = 0,559 atau nilai P = 0,455 dengan taraf signifikan α = 0,05 berarti secara statistik dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara sikap penyaji makanan dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Anuntaloko Parigi. PEMBAHASAN 1. Hubungan waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Anuntaloko Parigi menunjukkan bahwa ada hubungan waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien. Ini membuktikan bahwa waktu penyajian makanan kepada pasien sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan terutama kepada pasien yang dirawat. Penelitian ini dari 40 responden yang diwawancarai yang menyatakan waktu penyajian makanan tepat waktu berdasarkan hasil penelitian sebanyak 23 responden ( 57,5% ) dan yang menyatakan waktu penyajian makanan tidak tepat waktu sebanyak 17 responden ( 42,5% ). Artinya bahwa dari 40 responden yang diwawancarai 57,5% penyajian makanan di RSUD Anuntaloko Parigi adalah tepat waktu (waktu penyajian makanan) dan hanya 42,5% yang tidak tepat waktu. Jika dilihat 100
Artikel VI
secara statistik ada hubungan waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Anuntaloko Parigi. Pada hasil penelitian ini untuk tabel silang yang dilakukan untuk melihat hubungan waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien yaitu waktu penyajian makanan tepat waktu sebanyak 23 responden, cenderung menyatakan kepuasan pasien pelayanannya puas yaitu 20 responden (87,0%) dibanding yang menyatakan tidak puas yaitu 3 responden (13,0%), dan yang menyatakan waktu penyajian makanan tidak tepat waktu sebanyak 17 responden, kepuasan pasien yang menyatakan pelayanannya puas sebanyak 9 responden (52,9% ) dan yang menyatakan tidak puas sebanyak 8 responden (47,1% ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari 23 responden yang menyatakan waktu penyajian makanan tepat waktu, (87,0% menyatakan kepuasan pasien pelayanannya puas dan 13,0% menyatakan pelayanannya tidak puas. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin bagus ketepatan waktu dalam menyajikan makanan maka semakin terlaksana dengan baik cara penyajian makanan di rumah sakit. 2. Hubungan sikap penyaji makanan dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Anuntaloko Parigi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap penyaji makanan dengan tingkat kepuasan pasien. Pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan sikap penyaji makanan dari 40 responden yang diwawancarai yang menyatakan sikap penyaji makanan baik sebanyak 22 responden (55,0%), dan yang kurang baik sebanyak 18 responden (45,0% ). Artinya bahwa dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa sikap penyaji makanan menurut responden 55,0% sudah baik. Responden yang menyatakan sikap penyaji makanan baik sebanyak 22 responden, cenderung menyatakan
Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 97-101
kepuasan pasien pelayanannya puas yaitu 17 responden (77,3%) dibanding yang menyatakan tidak puas yaitu sebanyak 5 responden (22,7%), dan yang menyatakan sikap penyaji makanan tidak baik sebanyak 18 responden, kepuasan pasien yang menyatakan pelayanannya puas sebanyak 12 responden (66,7% ) dan yang menyatakan tidak puas sebanyak 6 responden ( 33,3% ). Hal tersebut menunjukkan bahwa dari 22 responden yang menyatakan sikap penyaji makanan baik, 77,3% yang menyatakan kepuasan pasien pelayanannya puas dan 22,7% yang menyatakan pelayanannya tidak puas. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik sikap penyaji makanan dalam menyajikan makanan pada pasien semakin baik pula pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit utamanya pada instalasi gizi.
Artikel VI
Variasi Makanan yang di sajikan disetiap ruangan harus berbeda dengan ruangan lainnya sehingga bermanfaat bagi kesehatan pasien. DAFTAR PUSTAKA Agus S, dkk, 2009. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi. Kab. Parigi Moutong, Rekam Medik RSUD Anuntaloko Kab. Parigi Moutong Anwar. H, dkk, 1989. Sanitasi Makanan dan Minuman Pada Institusi Pendidikan Tenaga sanitasi, Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta. Depkes RI, 1999. Penyehatan Makanan dan Minuman, Jakarta. Dinas Kesehatan Parigi Moutong, 2009, Profil Dinas Kesehatan Parigi Moutong, Parigi. Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK / X / 2004. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Purnawijayanti. J, 1999. Sanitasi Hygienis dan Keselamatan Kerja Dalam Pengelolaan Makanan, Yogyakarta. Yuliarsih, 2002. Hygiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan, Jakarta. Sakung. J, dkk, 2009. Pedoman Penulisan dan Penilaian Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah, Palu. Wijono, 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, vol. 1, Airlangga university Pres.
KESIMPULAN 1. Ada hubungan bermakna antara waktu penyajian makanan dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi. 2. Ada hubungan bermakna antara sikap penyaji makanan dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi. SARAN 1. Diharapkan untuk menjaga kebersihan pada saat pengolahan dan penyajian makanan pada pasien di Rumah Sakit. 2. Bagi peneliti berikutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel – variabel lain yang berhubungan dengan penyajian makanan pada pasien. 3.
101