Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Artikel V
UPAYA PEMBENTUKAN DESA SIAGA DI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH 1)
2)
3)
4)
Bernadeth Rante, Firdaus J Kunoli, Ngatimin, Arsunan Asin 1,2) Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan 2)3) FKM Universitas Hasanuddin ABSTRAK
Desa Siaga merupakan suatu konsep baru yang memerlukan pemahaman dan di dalam tatanan operasionalnya berpotensi menghadapi berbagai permasalahan dan memerlukan penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan kondisi spesifik daerah. Karena itu, sangat dibutuhkan komunikasi dua arah antara pemerintah Cq Depkes RI dan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menganalis beberapa faktor dan atau komponen yang berhubungan dengan pembentukan Desa Siaga dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan di desanya. Penelitian ini menggunakan desain “Studi potong lintang (Crossectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observational. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa ada hubungan yang bemakna antara Poskesdes, kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, surveilans berbasis masyarakat, pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat, dan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tanga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah,. Dalam mewujudkan Desa Siaga di wialayah Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Moutong Prpovinsi Sulawesi Tengah, maka disarankan untuk melakukan advokasi tentang Desa Siaga sebelum dibentuk Desa Siaga di satu desa yang direncakan akan dibentuk Desa Siaga, dalam pembentukan Desa Siaga terlebih dahulu dilengkapi Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) minimal enam variabel independen tersebut, desa yang akan dibentuk Desa Siaga satu tahun sebelumnya harus diprogramkan, terutama dalam pelatihan peningkatan kualitas sumberdaya manusianya, pembentukan Desa Siaga harus dilibatkan semua sektor (termasuk swasta, LSM, organisasi kewanitaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi keagamaan, dan Tokoh-Tokoh Masyarakat lain), perlu dilakukan penelitian khusus mengenai variabel Poskesdes karena variabel ini menjadi determinan utama dalam upaya pembentukan Desa Siaga, dan pembentukann Desa Siaga seyogianya mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat Daftar Pustaka : 25 (1985-2007) Kata Kunci : Desa Siaga dari misi tersebut. Kiranya telaah kritis yang dipaparkan oleh Prof Dr.dr. Hari Kusnanto (FK UGM ) : “ Desa Siaga bukanlah sekedar suatu hal yang berbentuk gedung atau baliho, akan tetapi lebih pada penggerakan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya promotif, preventif dan kuratif terhadap masalah kesehatan.
PENDAHULUAN Program Desa Siaga merupakan program yang baru bergulir dan memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak dan sasaran yang ingin dicapai adalah “ pada akhir Tahun 2008 seluruh desa telah menjadi Desa Siaga “ Hal ini tidak akan berjalan dan tercapai jika program yang dijalankan hanya sebatas actificial dan tidak mengangkat “ Roh “ 118
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Keberhasilan program Desa Siaga sangat ditentukan oleh penerimaan masayarakt terhadap program tersebut khususnya di wilayah Kabupaten Parigi , namun tentunya hal ini membutuhkan kerja keras seluruh stakeholder dengan melihat kondisi sosial budaya masyarakat setempat, hal ini sejalan dengan pernyataan dari Prof.Dr.dr Rusli Ngatimin,MPH. dalam “DOA” bahwa sehat itu bisa diterapkan dimana saja dengan cara yang berbedabeda dengan hasil yang sama. Pemerintah Sulawesi Tengah menetapkan target awal tahun 2006 yaitu 150 desa di wilayahnya sebagai Desa Siaga . Dalam kaitan itu masyarakat di 150 desa tersebut akan diberdayakan untuk mampu mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan secara mandiri. Kapala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah mengatakan tahun 2007 Pemerintah Sulteng mengembangkan 600 desa sebagai Desa Siaga, sedangkan tahun 2008 seluruh desa diharapkan sudah menjadi Desa Siaga Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong yang terdiri dari 14 Kecamatan pada tahun 2006 telah mengembangkan 32 desa menjadi Desa Siaga dan tahu 2007 ditambah lagi 30 desa menjadi Desa Siaga dan selanjutnya secara bertahap seluruh desa di Kabupaten Parigi Muotong akan dekembangkan menjadi Desa Siaga (Dinkes Kab Parimo,2007). Untuk Kecamatan Parigi Selatan terdapat 8 desa dengan jumlah penduduk 60.830. jiwa dengan jumlah rumah tangga 12.077. Gambaran kesehatan masyarakat secara umum di kecamatan Parigi Selatan dapat dilihat dari indikator kesehatan tahun 2005 , menunjukkan jumlah bayi lahir mati 5 orang, bayi mati 6 orang, jumlah balita mati 8 orang kematian ibu hamil 1 orang, dan bersalin 2 orang, malaria 395 orang, Tubersculosis 71 orang dan berat bayi lahir rendah 3 orang, BGM 21 orang,
Artikel V
PHBS (22 %) atau 285 RT dari 1260 RT yang dipantau (Dinas Kabupaten Parigi Moutong 2006). BAHAN DAN METODE Jenis penelitian Penelitian Kualitatif dengan pendekatan indep interview dilanjutkan dengan Focus Group Discution untuk mengetahui masyarakat terhadap persepsi pembentukan Desa Siaga. Dilakukan di Kecamatan Parigi Selatan di Kabupaten Parigi Moutong Analisis Data Analisis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan kerangka pendekatan kualitatif. Alasannya karena didalam metode penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan hubungan sumber daya masyarakat dalam pembentukan Desa Siaga. Didalam penelitian deskriptif, kerangka kerja peneliti tidak saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari satu masalah yang ingin dipecahkan Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti petunjuk (Miles dan Huberman, 1992, dalam Bung Tomo, 2004) yakni melalui tiga alur yaitu Reduksi data, Penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL Pada penelitian ini kelompok umur responden yang terbanyak antara 35 - 39 tahun (23,7 %) dan kelompok umur responden yang tersedikit umur di atas 50 tahun (1,9 %). Responden yang terbanyak adalah perempuan (56,2 %) dan responden laki-laki (43,8 %). tidak memiliki pekerjaan hanya (4,4 %) dan yang memiliki pekerjaan (95,6 %). Jadi yang terbanyak adalah responden yang mempunyai pekerjaan tetap. Jenis pekerjaan yang terbanyak adalah tani (48,4%) dan yang tersedikit adalah ABRI/POLRI hanya 3,3 %
119
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Artikel V
Tabel. 1 Hubungan POSKEDES dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga
POSKESDES
Sangat setuju
Raguragu
Setuju
Sangat tidak setuju n % 1 20,0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
Tidak setuju
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tdk setuju Sgt tdk Setuju
n 0 2 15 29 0
% 0 15,4 18,8 46,8 0,0
n 4 5 59 26 0
% 80,0 38,5 73,8 41,9 0,0
n 0 6 5 6 0
% 0 46,2 6,3 9,7 0,0
n 0 0 1 1 0
% 0 0 1,3 1,6 0,0
Jumlah
46
28,8
94
58,8
17 10,6
2
1,3
1
0,6
Total n 5 13 80 62 0
% 100,0 100,0 100,0 100,0 0,0
160
100,0
Sumber : Data primer Hasil uji memperlihatkan Pembentukan Desa Siaga yang dinilai 2 melalui uji Phi (φ) = 0,653. Nilai ini Pearson chi-squre = 68,136 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat memberi arti bahwa 65,3 % kontribusi signifikansi = 0,000. Dengan demikian variabel POSKESDES terhadap Upaya POSKESDES berhubungan dengan Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Upaya Pembentukan Desa Siaga. Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Besarnya hubungan antara variabel Provinsi Sulawes. POSKESDES dengan Upaya Tabel. 2 Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan KegawatdaruratanSehari hari dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga
KPKKSH
Sangat setuju
Raguragu
Setuju
Sngt. Setuju Setuju Ragu-ragu Tdk setuju Sgt tdk Setuju
n 0 2 2 29 13
% 0 7,7 8,3 35,4 50,0
n 2 20 13 49 10
% 100 76,9 54,2 59,8 38,5
n 0 4 8 2 3
Jumlah
46
28,8
94
58,8
17 10,6
Sumber : Data primer Hasil uji memperlihatkan Pearson 2 chi-squre = 42,535 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,000. Ini berarti variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Sehari hari berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga . Besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan 120 119
% 0 15,4 33,3 2,4 11,5
Tidak setuju n 0 0 0 2 0
% 0 0 0 2,4 0
2
1,3
Sangat tidak setuju n % 0 0 0 0 1 4,2 0 0 0 0 1
0,6
Total n 2 26 24 82 26
% 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
160 100,0
Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari hari dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga , yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,516 Nilai ini memberi arti bahwa 51,6% kontribusi variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Sehari hari terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Artikel V
Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Tabel. 3 Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana (KPB) dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga
Sangat setuju
KPB
Raguragu
Setuju
Tidak setuju
Sngt. Setuju Setuju Ragu-ragu Tdk setuju Sgt tdk Setuju
n 2 7 25 12 0
% 14,3 13,7 34,7 52,2 0
n 7 35 43 9 0
% 50,0 68,6 59,7 39,1 0
n 5 7 3 2 0
% 35,7 13,7 4,2 8,7 0
n 0 1 1 0 0
% 0 2,0 1,4 0 0
Jumlah
40
28,5
94
58,8
17 10,6
2
1,3
Sangat tidak setuju n % 0 0 1 2,0 0 0 0 0 0 0 1
0,6
Total n 14 51 72 23 0
% 100,0 100,0 100,0 100,0 0
160
100,0
Sumber : Data primer Hasil uji memperlihatkan Pearson Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan 2 chi-squre = 27,333 > nilai X standar = Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong 3,841 dengan tingkat signifikansi = Provinsi Sulawesi Tengah yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,413. Nilai ini 0,007.Dengan demikian ada hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan memberi arti bahwa 41,3 % kontribusi Bencana (KPB) dengan Upaya variabel Kesiapsiagaan terhadap Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Penanggulangan Bencana Upaya Pembentukan Desa Siaga di Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008. Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Besarnya hubungan antara variabel Tengah Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana (KPB) dan Upaya Tabel. 4 Hubungan PHBS dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga
n
%
n
%
N
%
n
%
Sangat tidak setuju n %
Sngt. Setuju Setuju Ragu-ragu Tdk setuju Sgt tdk Setuju
0 0 23 23 0
0 0 21,5 46,0 0
2 1 71 20 0
100,0 100,0 66,4 40,0 0
0 0 11 6 0
0 0 10,3 12,0 0
0 0 1 1 0
0 0 0,9 2,0 0
0 0 1 0 0
Jumlah
46
28,8
94
17
10,6
2
1,3
PHBS
Sangat setuju
Setuju
58,8
Sumber : Data primer Hasil uji memperlihatkan 2 Pearson chi-squre =14,173 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,290. Dengan demikian 119 121
Ragu-ragu
Tidak setuju
1
0 0 0,9 0 0 0,6
Total n
%
2 1 107 50 0
100,0 100,0 100,0 100,0 0,0
160
100,0
PHBS berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008.
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Artikel V
Besarnya hubungan antara terhadap Upaya Pembentukan Desa variabel PHBS dan Upaya Pembentukan Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Desa Siaga yang dinilai melalui uji Phi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi (φ) = 0,298. Nilai ini memberi arti bahwa Sulawesi Tengah. 29,8 % kontribusi variabel PHBS Tabel. 5 Hubungan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga
Sangat setuju
SBM
Raguragu
Setuju
Tidak setuju
Sngt. Setuju Setuju Ragu-ragu Tdk setuju Sgt tdk Setuju
n 3 9 18 12 4
% 27,3 47,4 22,8 33,3 26,7
n 3 8 52 22 9
% 27,3 42,1 65,8 61,1 60,0
n 5 2 6 2 2
% 45,5 10,5 7,6 5,6 13,3
n 0 0 2 0 0
% 0 0 2,5 0 0
Jumlah
46
28,8
94
58,8
17 10,6
2
1,3
Sangat tidak setuju n % 0 0 0 0 1 1,3 0 0 0 0 1
0,6
Total n 11 19 79 36 15
% 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
160
100,0
Sumber : Data primer Hasil uji memperlihatkan berhubungan dengan Upaya 2 Pearson chi-squre =24,317 > nilai X Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan standar = 3,841 dengan tingkat Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong signifikansi = 0,083. Dengan demikian Provinsi Sulawesi Tengah Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) Tabel. 6 Hubungan Pembiayaan Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM) dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga
SBM Sngt. Setuju Setuju Ragu-ragu Tdk setuju Sgt tdk Setuju Jumlah
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
n
%
n
%
n
%
n
%
0 18 28 0 0 46
0 21,7 37,8 0 0 28,8
3 58 33 0 0 94
100, 69,9 44,6 0 0 58,8
0 5 12 0 0 17
0 6,0 16,2 0 0 10,6
0 2 0 0 0 2
0 2,4 0 0 0 1,3
Sumber : Data primer Hasil uji memperlihatkan 2 Pearson chi-squre =16,738 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,033. Dengan demikian Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga. 119 122
Sangat tidak setuju n % 0 0 1 0 0 1
0 0 1,4 0 0 0,6
Total n
%
3 100,0 83 100,0 74 100,0 0 0 0 0 160 100,0
Besarnya hubungan antara variabel Pembiayaan Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM) dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,323.
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Artikel V
Nilai ini memberi arti bahwa 32,3% Siaga di Kecamatan Parigi Selatan kontribusi variabel Pembiayaan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Kesehatan Bersumber Masyarakat Sulawesi Tengah terhadap Upaya Pembentukan Desa Tabel.7 Resume Hasil Uji Hubungan Variabel Independen dengan Dependen di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Upaya Pembentukan Desa Siaga VARIABEL INDEPENDEN (Dependen) Jenis uji Chi-square Phi (φ) Arah Signif. hub.* 68,136 65,3 Searah POSKESDES 42,535 51,63 Searah KPKKSH 27,333 41,3 Searah KPB 24,317 39,0 Searah SBM 16,738 32,3 Searah PKBM 14,173 29,8 Searah PHBS Sumber : data primer * Penilaian arah hubungan didasarkan atas hasil uji chi-square (negatif atau positif) Tabel 6 memperlihatkan bahwa dari ke enam variabel independen yang dinilai hubungannya dengan variabel Upaya Pembentukan Desa Siaga,semuanya memberikan hubungan searah yang bemarkna. Tingkatan kemaknaan terdiri dari (POSKESDES, KPKKSH, KPB,SBM,PKBM, dan PHBS ).. PEMBAHASAN Poskesdes dengan 1. Hubungan Upaya Pembentukan Desa Siaga Poskesdes merupakan upaya kemandiarian masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes di suatu desa diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan upaya kemandirian masyarakat desa dalam bidang kesehatan. Bentuk upaya kemandirian tersebut yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Polindes (Pondok Persalinan Desa). Poskesdes memiliki kegiatan, yakni pengamatan penyakit (epidemi) terutama untuk penyakit
119 123
menular potensial menimbulkan ledakan kasus (Kejadian Luar Biasa/KLB) dan faktor risiko penyebab, status gizi,serta kesehatan ibu, penanggulangan penyakit, gizi, dan kesehatan ibu, kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan masalah kesehatan darurat lainnya, pelayanan pengobatan sesuai kompetensi (pengobatan dengan jenis penyakit ringan), dan promosi kesehatan khususnya masalah gizi keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan. Dalam tabel 1 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Poskesdes) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, 2 2 standar = X = 68,136 > nilai X 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,000 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Poskesdes dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008.
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Poskesdes dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,653. Nilai ini memberi arti bahwa 65.3 % kontribusi variabel Poskesdes terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 . Poskesdes mempunyai peranan dalam mendukung dan atau menopang terbentuknya Desa Siaga disuatu desa yang akan dibentuk Desa Siga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah . Berdasarkan informasi dari Ka. Puskesmas dan Camat Parigi Selatan bahwa akhir tahun 2009 semua desa di Kecamatan Parigi Selatan sudah terbentuk Desa Siaga dan berfungsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat di desa tersebut. 2. Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Kesehatan Kegawatdaruratan Sehari hari dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari hari merupakan pendukung dalam merealisasikan upaya pembentukan Desa Siaga disuatu desa yang akan dibentuk Desa Siaga. Bentuk penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan seharihari disatu Desa Siaga harus terlaksana sesuai dengan pelayanan kegawatdaruratan yang dibutuhkan di desa tersebut. Untuk itu, keterampilan dan kesiapsiagaan petugas di Desa Siaga harus memadai dan berkualitas serta senantiasa tanggap dalam melaksanakan kegawatdaruratan dari berbagai macam penyakit dan 119 124
Artikel V
musibah yang terjadi di desa tersebut. Dalam tabel 2 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi2 2 square, X = 42,535 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,000 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,516. Nilai ini memberi arti bahwa 51,6 % kontribusi variabel Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 . Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung dan atau menopang terbentuknya Desa Siaga disuatu desa yang akan dibentuk Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah . Berdasarkan infformasi dari Ka. Puskesmas dan Camat Parigi Selatan bahwa sumberdaya manusia dan atau tenaga yang terampil tentang
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
penanggulangan kesiapsiagaan kesehatan sehari-hari belum tersedia di empat desa yang akan dibentuk Desa Siaga yaitu Desa Olobaru, Desa Lemusa, Desa Boyantongo, dan Desa Sumbersari. Karena itu, perlu ada program pelatihan Kesiapsiagaan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari, di empat desa tersebut, dan tenaga yang akan dilatih juga diambil di desa tersebut. 3. Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga . Kesiapsiagaan penanggulangan bencana di suatu desa mutlak dibutuhkan karena bencana/musibah datangnya tak disangka-sangka dan atau sulit untuk di prediksikan. Karena itu, sumberdaya manusia di desa yang akan dibentuk Desa Siaga harus tersedia tenaga yang terampil dan punya dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana di desanya masing-masing. Kesiapsiagaan dan tanggapnya petugas dalam melaksanakan penanggulangan bencana harus dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai dari berbagai jenis bencana yang mungkin timbul dan yang pernah terjadi. Upaya dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana merupakan elemen yang penting dalam persyaratan pembentukan Desa Siaga. Karena Desa Siaga bukanlah sekedar suatu hal yang harus dibentuk gedung atau baliho, tetapi lebih kepada pergerakan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya promotif, preventif, dan kuratif terhadap permasalahan kesehatan dan permasalahan lainnya di desa tersebut. Tabel 3 memberikan informasi tentang hubungan antara 120 125
Artikel V
variabel independen (Kesiapsiagaan penanggulangan bencana) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, 2 2 standar = X = 27,333 > nilai X 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,007 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,413. Nilai ini memberi arti bahwa 41,3% kontribusi variabel Kesiapsiagaan penanggulangan bencana terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Aksi kesiapsiagaan penanggulangan bencana dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan dini, upaya tanggap darurat, terlaksananya tata laksana manajemen kedaruratan, KLB penyakit dan gizi buruk, serta pemberdayaan masyarakat desa untuk tahu dan ikut dalam kegiatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Kalau hal ini terpenuhi di suatu desa, maka desa tersebut memenuhi syarat untuk dibentuk Desa Siaga. Sesuai dengan observasi di lapangan (lokasi penelitian) tenaga ahli dalam hal ini belum tersedia. Untuk itu, keempat desa di Kecamatan Parigi Selatan (Desa Olobaru, Desa Lemusa, Desa Boyantongo, dan Desa Sumbersari), yang direncakan untuk dibentuk
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Desa Siaga diupayakan sumberdaya manusia yang ada di desa tersebut diberikan pelatihan tentang kesiapsiagaan penanggulangan bencana. 4. Hubungan PHBS rumah tangga dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga Dengan perilaku hidup bersih dan sehat dalam anggota rumah tangga diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi yang berpegang teguh kepada normanorma kesehatan sehingga terbina masyarakat yang sadar, mau serta mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman kesehatan yang dicapai antara lain dengan memanfaatkan potensi dirinya dan anggota dalam rumah tangganya bersikap hidup bersih dan sehat. Sesuai indikator Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa sebuah desa dikatakan menjadi Desa Siaga apabila masyarakat di desa tersebut telah memiliki, memahami, dan melaksanakan perilaku hidup sehat dan bersih minimal 80%. Dalam tabel 4 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Perilaku Hidup Besih dan Sehat) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi2 2 square, X = 14,173 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,290 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Perilaku Hidup Besih dan Sehat dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Perilaku Hidup Besih dan Sehat dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Artikel V
Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,298. Nilai ini memberi arti bahwa 29,8 % kontribusi variabel Perilaku Hidup Besih dan Sehat terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 . Sesuai dengan observasi dan wawancara terhadap responden dilokasi penelitian pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebagian besar responden belum melaksanakan norma-norma Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) tersebut. Untuk itu, promosi kesehatan tentang Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di desa yang akan dibentuk Desa Siaga perlu dilaksanakan secara terjadwal agar masyarakat di desa yang akan dibentuk Desa Siaga dapat memahami, merasa memiliki, sadar, dan mau melaksanakan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) untuk dirinya sendiri dan anggota keluarganya dalam suatu rumah tangga. 5. Hubungan Surveilans Berbasisis dengan Upaya Masyarakat Pembentukan Desa Siaga Upaya surveilans berbasis dan monitoring masyarakat merupakan kegiatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaporan mengenai hal-hal penting terkait dengan kesehatan, pengalokasian budget dan personil untuk investigasi ledakan kasus penyakit, respon cepat dan pengendalian, peningkatan sistem kewaspadaan kedaruratan dan pandemi. Tabel 5 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Surveilans Berbasis Masyarakat) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi121 126
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 2
2
square, X = 24,317 > nilai X standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,083 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Surveilans Berbasis Masyarakat dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Surveilans Berbasis Masyarakat dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,390. Nilai ini memberi arti bahwa 39,0 % kontribusi variabel Surveilans terhadap Berbasis Masyarakat Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 . Surveilans berbasis masyarakat pada Desa Siaga mutlak dibutuhkan karena kegiatan ini merupakan suatu kunci dalam mengetahui dan menentukan gejolak penyakit dan atau KLB penyakit, mengantisipasi masalah kesehatan dan masalah-masalah lainnya yang dapat mengganggu kehidupan, prikehidupan dan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. 6. Hubungan Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga . Untuk pendanaan kesehatan masyarakat mutlak bersumber dibutuhkan pada Desa Siaga, karena tidak semua jenis penyakit dan atau masalah-masalah kesehatan yang dianggarkan oleh pemerintah. Langkah-langkah pendanaan kesehatan oleh Pemerintah, yaitu peningkatan anggaran Nasional dan daerah, Penghapusan wajib stor hasil pelayanan kesehatan di daerah, meningkatkan transfer dalam 122 127
Artikel V
kesehatan dari pusat ke daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Dekonsentrasi (Dekon), meningkatkan anggaran promosi serta membentuk sistem jaminan kesehatan sosial bagi penduduk miskin. Dalam tabel 6. memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, 2 2 standar = X = 16,738 > nilai X 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,033 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,323. Nilai ini memberi arti bahwa 32,3 % kontribusi variabel pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 . Untuk mengkaji dana kesehatan yang bersumber dari masyarakat pada Desa Siaga perlu membentuk kelompok arisan. Kelompok inilah yang akan mengumpulkan dana sesuai dengan kemampuan masyarakat pada desa siaga tersebut. Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan yang tidak dibiayai oleh Pemerintah. Informasi tentang dana siaga pada tahap awal (2006) Pemerintah telah menyiapkan
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
anggaran sebesar Rp.18,8 milyar untuk 12.000 Desa Siaga, antara lain bagi penyediaan peralatan, pelatihan dan penyiapan sumberdaya. Diharapkan peranan pemerintah daerah untuk mensukseskan program Desa Siaga melalui konstribusinya dalam kegiatan operasional rutin Puskesdes (Depkes RI 2006). variabel 7. Resume hubungan independen dengan Dependen. Tabel 7 memperlihatkan resume hubungan antara variabel yang termasuk kebutuhan (Poskesdes,Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan Kesehatan sehari-sehari, Kesiapsiagaan penanggulangan Bencana, Perilaku Hidup Sehat dan Bersih,Surveilans Berbasis Masyarakat, dan Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat) dengan variabel Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Pararigi Moutong .Variabel tersebut memberi arah hubungan searah dan bermakna terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Keenam variabel tersebut masing-masing memberikan konstribusi. respon terhadap Poskesdes memberi kontribusi (65,3%) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga, Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdarutan Kesehatan hari-hari memberikan kontribusi (51,6 %) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga, Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana memberikan kontribusi (41,3 %) terhadap Upaya Pembetukan Desa Siaga,Surveilans Berbasis Masyarakat memberikan kontribusi (39,0%) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga, Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat memberikan kontribusi 123 128
Artikel V
(32,3 %), dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rumah tangga memberikan kontribusi (29,8 %) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga. Keenam variabel independen tersebut yang paling besar memberikan konstriusi terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga adalah variabel Poskesdes (65,3 %) sedangkan konstribusi yang keceil variabel perilaku hidup sehat dan bersih rumah tangga (29,8 %). Keterbatasan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini banyak kelemahanditemukan kelemahan, antara lain : 1. Masih ada beberapa variabel yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga menurut konsep Depkes RI misalnya Posyandu, Pos Obat Desa, Poliklinik Kesehatan Desa dan lain-lainnya, sedangkan pada penelitian hanya meneliti 6 yang dianggap sensitif dan memiliki hubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. 2. Penelitian ini menggunakan desain ” Crossectional study ” yang berarti menilai variabel independen maupun dependennya hanya sesaat padahal untuk menilai Upaya Pembentukan Desa Siaga tidak hanya dinilai sesaat melalui persepsi responden , tetapi mengukur fakta nyata melalui beberapa waktu (dibutuhkan desain kohort ). 4. Menurut konsep Depkes RI (2006) variabel yang terlibat dalam Upaya Pembentukan Desa Siga harus diketahui ferekwensi pelayanannya, kesiapsiagaannya, dan program yang sudah berjalan dan yang belum dijalankan, tetapi pada penelitian ini hanya meneliti variabel persyaratan dalam pembentukan Desa Siaga .
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Dari hasil analisis dengan menggunakan skala Likert memungkinkan dilakukannya uji multivariat melalui regressi berganda logistik untuk memperlihatkan adanya interaksi diantara variabel, namun pada penelitian tidak dilakukan, dan hanya menggunakan uji bivariat (chi-square) dengan ukuran korelasi Phi (φ) untuk menilai urutan besarnya hubungan antar variabel. KESIMPULAN Dari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan pada akhirnya ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara Poskesdes dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah 2. Ada hubungan antara Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari-hari dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah 3. Ada hubungan antara Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah 4. Ada hubungan antara Surveilans Berbasisi Masyarakat dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah 5. Ada hubungan antara Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah 6. Ada hubungan antara PHBS rumah tangga dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah
Artikel V
5.
124 129
SARAN 1. Dilakukan advokasi tentang Desa Siaga sebelum dibentuk Desa Siaga di satu desa yang direncakan akan dibentuk Desa Siaga 2. Dalam pembentukan Desa Siaga terlebih dahulu dilengkapi Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) minimal enam variabel independen tersebut 3. Desa yang akan dibentuk Desa Siaga satu tahun sebelumnya harus diprogramkan, terutama dalam pelatihan peningkatan kualitas sumberdaya manusianya 4. Pembentukan Desa Siaga harus dilibatkan semua sektor (termasuk swasta, LSM, organisasi kewanitaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi keagamaan, dan TokohTokoh Masyarakat) 5. Perlu dilakukan penelitian khusus mengenai variabel Poskesdes karena variabel ini menjadi determinan utama dalam upaya pembentukan Desa Siaga 6. Pembentukann Desa Siaga seyogianya mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat DAFTAR PUSTAKA Abdullah, 2007, Pedoman Kader Desa Siaga Provinsi Sulawesi Tengah (Kriteria Desa Siaga), Dinkes Prov. Sulteng, Palu Sjafii, 2006,Pedoman Ahmad Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2006, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi Edisi 4, Program Pascasarjarna UNHAS, Makassar Baharuddin, Nasirah dkk, 2007, Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta BPPSDM KES, 2007, Konsep Pemikiran dan Langkah-langkah Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan Dalam Persiapan
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130
Pelatihan Penyiapan SDM Kesehatan Desa Siaga(Gizi – net), (file:///F:DOKUMEN%20FOLD ER/Desa%20Siaga/Fullnews.c Tgl 19 gi.htm), diakses Februarui 2008 Bung Tomo, 2004, Promosi Deviasi Positif Dalam Status Gizi Anak Balita Pada Keluarga Miskin Dalam Masyarakat di Kabupaten Kendari, (Tesis, 2004), Program Pascasarjana UNHAS, Makassar Bustan M.N, 2000, Epidemiologi Kesehatan Darurat, FKM UNHAS, Makassar Dachroni, 2002, Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Depkes RI, Jakarta 2007, Desa Siaga Darmyanti, Dikembangkan, Sinar Harapan,(Www Google com), diakses 21 Januari 2007 Depkes RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga, Jakarta __________, 2006, Pergerakan dan Pelaksanaan Desa Siaga, Jakarta __________, 2006, Petunjuk Teknik dan Pengembangan Penyelenggaraan Poskesdes, Jakarta Dinkes, 2007, Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Kader dan Tokoh Masyarakat, Pemerintah Provinsi Sul-Sel, Makassar (http://www.google.co.id/searc hd?q=Pemberdayaan Masyarakat +PERGERAKAN+PEMBERDA YAAN–US:official &dient=firefox-a), diakses 19 Januari 2007 Gani Mustari H, 2007, Derajat Kesehatan di Era Otonomi Daerah untuk Mencapai Millinium
125 130
Artikel V
Developmant Goals Indonesia, (online), Vol 3 No,2 (http//olam.ed.asu.edu/epaa/), diakses, tgl 19 Januari 2008 Handoko, M, 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Kanisius, Yogyakarta Hartono Bambang, 2006, Rumah Tangga Sehat (Ayo Lakukan Hidup Bersih dan Sehat), Depkes RI, Jakarta Koeswora, 1986, Motivasi dan Penelitian, Angkasa, Bandung Notoatmodjo, S, 2005 Metologi Penelitian Kesehatan, Reneka Cipta, Jakaarta ___________, 2004, Promosi Kesehatan, Renika Cipta, Jakarta Ngatimin Rusli H.M, 2005, Ilmu Perilaku Kesehatan, yayasan “PK-3”, Makassar 2005, Promosi ____________, Kesehatan untuk Hidup Sehat, Yayasan “PK-3”, Makassar Ravioanto J, 1985, Produktivitas dari Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, Jakarta S, Fatizanolo, 2007, Desa Siaga Tekan Kematian Ibu-Balita, (Gizi – net), (file:///F:DOKUMEN%20FOLD ER/Desa%20Siaga/Fullnews.c Tgl 19 gi.htm), diakses Januaari 2008 Sarwono solita,1993, Sosiologi Kesehatan (Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya), Gadjah Mada University Press 2005, Statistiska untuk Sugiyono, Penelitian, CV Alfabeta, Bandung Wibisana Widyastuti, dkk, 1994, ARRIF (Pemoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Depkes RI, Jakarta