PROMOSI KEPARIWISATAAN INDONESIA DALAM PUISI INDONESIA MODERN
Drs. Puji Santosa, M.Hum. Drs. Pardi, M.Hum. Drs. Djamari Dra. Sri Sayekti Dra. Erli Yetti
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur 13220 Telepon: 021 4896558, 4894564 Faksimile: 021 4750407
BAB IV METODOLOGI
4.1 Batasan/Ruang Lingkup Batasan atau ruang lingkup penelitian ini terbatas hanya pada analisis puisi-puisi Indonesia modern yang bertema promosi kepariwisataan Indonesia dengan populasi data 500 puisi kepariwisataan, analisis konten dan estetika resepsi terhadap 30 puisi Indonesia modern yang ditulis oleh 30 penyair sastra Indonesia modern (Amir Hamzah, Mansur Samin, Hamid Jabbar, Slamet Sukirnanto, Taufiq Ismail, Dimas Arika Miharja, Surasono Rashar, Sensu Alfajrie Hamin, Isbedy Stiawan ZS, Ajip Rosidi, Dodong Djiwapradja, Lilik Mulyadi, Isma Sawitri, Sugiyanta, Abdul Hadi W.M., M. Junaedi, Aliemha, Anissa Al Hadis, Rina Kusmiarsih, Verrianto Madjowa, Ras Agaffar, Anshar Muadin S.T., Bambang Widiatmoko, W.S. Rendra, Didi Marsudi, Yoseph Arakei U.B.D., Zainal Abidin, Sanny Tomasoa, Said Agus Salim, dan Hasballah S.M. Saad) sebagai sampel utama, dan menganalisis harapan, pesan, dan kesan pembaca 10 kota di Indonesia (Padang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar, Mataram, Manado, dan Gorontalo) atas kehadiran puisi-puisi Indonesia modern yang bertema promosi kepariwisataan Indonesia. Analisis konten terhadap 30 puisi tersebut dipumpunkan pada masalah makna dan pesan utama.
Hasil analisis konten 30 puisi yang bertema promosi kepariwisataan
Indonesia dari 30 penyair sastra Indonesia itu kemudian makna dan pesan utamanya disosialisasikan kepada 300 permbaca (responden) yang berada di 10 kota di Indonesia tersebut. Ketiga puluh puisi yang dijadikan objek penelitian tersebut adalah: (1) “Batu Belah: Kabaran” (Amir Hamzah), (2) “Delitua” (Mansur
1
Samin), (3) “Bukittinggi” (Hamid Jabbar), (4) “Riau” (Slamet Sukirnanto), (5) “Perjalanan Menziarahi Raja Ali Haji” (Taufiq Ismail), (6) “Candi Muara Jambi” (Dimas Arika Miharja, (7) “Sungai Musi – Venesia dari Timur” (Surasono Rashar), (8) “Pantai Panjang di Batas Senja” (Sensu Alfajrie Hamin, (9) “Pugungrahardjo” (Isbedy Stiawan ZS), (10) “Di Menara Masjid Banten” (Ajip Rosidi), (11) “Pangandaran” (Dodong Djiwapradja), (12) “Topeng Monyet Jakarta” (Lilik Mulyadi), (13) “Piknik” (Isma Sawitri), (14) “Yogyakarta” (Sugiyanta), (15) “Madura” (Abdul Hadi W.M.), (16) “Kisah Pedagang Terapung” (M. Junaedi), (17) “Bukit Rawi” (Aliemha), (18) “Pesona Tanah Kutai” (Annisa Al Hadis), (19) “Bumi Khatulistiwa” (Rina Kusmiarsih), (20) “Bunaken Sea Garden” (Varrianto Madjowa), (21) “Bantimurung” (Ras Agaffar), (22) “Ceita dari Danau Poso” (Anshar Maudin ST), (23) “Wakatobi” (Bambang Widiatmoko), (24) “Sajak Pulau Bali” (W.S. Rendra), (25) “Legenda Putri Mandalika” (Didi Marsudi), (26) “Mari Kita ke Laut” (Yoseph Arakei U.B.D, (27) “Taman Laut” (Zainal Abidin), (28) “Seraut Wajah dalam Aneka Tari dari Maluku” (Sanny Tomasoa), (29) “Asmat” (Said Agus Salim), dan (30) “Kau Kunanti di Kaimana” (Hasballah S.M. Saad).
4.2 Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini adalah sebelas kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Padang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar, Mataram, Manado, dan Gorontalo. Di Jakarta dilakukan perumusan proposal, pengumpulan populasi data 500 puisi dari empat perpustakaan yang ada di Jakarta, yaitu (1) Perpustakaan Badan Pengembangaan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2) Perpustakaan Nasional, (3) Perpustakaan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, dan (4) Perpustakaan
2
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok. Di Jakarta pula dilakukan uji coba dan penyebaran 30 kuesioner yang dilengkapi dengan wawancara
kepada
beberapa
responden,
termasuk
pembaca
ahli
dan
narasumber. Di Jakarta dijadikan tempat pengumpulan data puisi, perumusan proposal, uji coba dan penyebarluasan 30 kuesioner, pengolahan data, penganalisisan data, seminar kecil hasil penelitian, dan penulisan hasil penelitian karena para peneliti bertempat tinggal dan bekerja di Jakarta dan sekitarnya. Jakarta sebagai tempat uji coba dan pengambilan sampel 30 responden, termasuk seorang pembaca ahli dan seorang narasumber penelitian dengan alasan kota Jakarta sebagai kota metropolitan banyak persoalan kepariwisataan yang tampaknya kurang promosinya. Sementara itu, sepuluh kota yang lainnya (Padang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar, Mataram, Manado, dan Gorontalo) tempat pengambilan 300 responden atau masing-masing kota diambil 30 responden sebagai perwakilan masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan, yaitu dari 16 Januari sampai dengan 15 November 2012. Persiapan penelitian, pengumpulan data puisi, penyusunan kuesioner, dan penyusunan pedoman wawancara diadakan pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April 2012. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dan wawancara di sepuluh kota provinsi wilayah Republik Indonesia dilakukan selama dua bulan (bulan Mei dan Juni 2012). Pengolahan data, klasifikasi data, dan penganalisisan data dilakukan selama tiga bulan (Juli, Agustus, dan September 2012). Penulisan laporan hasil penelitian dan seminarseminar kecil dilakukan selama satu bulan (Oktober 2012), dan revisi dan
3
penyerahan hasil laporan penelitian ini dilakukan selama satu bulan (November 2012).
4.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian adalah kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, kalimat, wacana, paparan, analisis, argumentasi, dan berbagai bentuk pemahaman lainnya. Secara konkret data yang dikumpulkan berupa teks puisi yang bertema promosi kepariwisataan Indonesia (500 puisi sebagai populasi data) dan kuesioner dengan sampel utama 30 puisi yang dibuat senarai kuesioner 50 pertanyaan, diujicobakan di Jakarta sebanyak 30 responden, dan hasil uji coba direvisi dan disebarkan kepada 300 responden di 10 kota wilayah Republik Indonesia, ditambah dengan wawancara kepada 10 orang pembaca ahli dan 10 orang narasumber. Data juga dikumpulkan melalui observasi di lapangan dan dokumen-dokumen lain yang dianggapnya perlu. Kendatipun demikian, penelitian ini juga dibantu dengan data kuantitatif, misalnya statistik, bagan, diagram, dan berbagai bentuk pengukuran lainnya dalam kaitannya dengan konteks sosial responden terhadap persoalan promosi kepariwisataan Indonesia, sosialisasi makna dan pesan utama 30 puisi promosi kepariwisataan Indonesia, serta harapan, pesan, dan kesan pembaca di 10 kota wilayah Republik Indonesia sebagai salah satu bentuk kampanye “sadar wisata”. Untuk memperoleh data di atas, penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa teks 500 puisi tentang kepariwisataan Indonesia, yang ditulis oleh 214 penyair sastra Indonesia modern dan terbagi menjadi 80 puisi kepariwisataan wilayah Sumatera, 220 puisi kepariwisataan wilayah Jawa, 45 puisi kepariwisataan
4
wilayah Kalimantan, 45 puisi kepariwisataan wilayah Sulawesi, 92 puisi kepariwisataan wilayah Bali dan Nusa Tenggara, serta 18 puisi kepariwisataan wilayah Kepulauan Maluku dan Papua. Dari 500 puisi kepariwisataan tersebut diambil sempel utama sebanyak 30 puisi (6%) untuk dianalisis konten akan makna dan pesan utamanya serta sebagai bahan pembuatan instrumen (kuesioner dengan 50 pertanyaan), dan sejumlah informan (300 responden, termasuk 10 orang pembaca ahli dan 10 orang narasumber) yang berada di 10 kota wilayah Republik Indonesia. Sementara itu, sumber data sekundernya adalah berbagai pembicaraan yang sudah dilakukan sebelumnya, baik artikel yang dimuat dalam buku-buku tentang kepariwisataan Indonesia, surat kabar, majalah, maupun informasi di internet tentang puisi dan kepariwisataan Indonesia. Sumber data sekunder ini dimanfaatkan sebagai upaya memperkuat validasi data primer.
4.4 Populasi dan Sampel Populasi diambil dari semua puisi-puisi Indonesia modern yang bertema kepariwisataan Indonesia (500 puisi yang ditulis 214 penyair) dan informan dari 10 kota di Indonesia. Lima ratus puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia ditemukan oleh tim peneliti (lihat lampiran I) dari beberapa buku kumpulan puisi (antologi, bunga rampai), baik antologi puisi yang ditulis oleh penyair tunggal maupun antologi puisi yang ditulis bersama. Dari lima ratus puisi kepariwisataan Indonesia itu kemudian ditentukan sebanyak 30 puisi dari 30 penyair sastra Indonesia modern. Pengambilan sampel dipilih dengan cara purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu keterwakilan masing-masing provinsi yang diambil satu puisi, kecuali Provinsi
5
Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Gorontalo yang tidak ditemukan puisi kepariwisataan Indonesia yang beredar secara nasional (terbatas yang ada di perpustakaan-perpustakaan di Jakarta). Kendatipun demikian, ketiga puluh puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia ini juga dipilih berdasarkan muatan makna dan pesan utama sebagai sarana sosialisasi atau kampanye “sadar wisata” agar hidup menjadi sehat, segar, gembira, dan bahagia. Sementara itu, informan yang dijadikan sampel penelitian sosialisasi makna dan pesan utama puisi dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu 10 orang narasumber, 10 orang pembaca ahli, 70 orang anggota komunitas sastra, 70 orang pegawai negeri sipil, 70 orang mahasiswa, dan 70 orang pencinta kepariwisataan Indonesia (duta-duta wisata 10 daerah di Indonesia).
4.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti, teks puisi, kertas, alat tulis, senarai kuesioner yang dirancang sebelumnya (7 poin isian keterangan tentang Responden, 15 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban tentang konteks sosial responden atas kepariwisataan Indonesia, 30 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban tentang sosialisasi makna dan pesan utama 30 puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia, dan 5 pertanyaan dan alternatif jawaban terbuka tentang harapan, pesan, dan kesan pembaca atas keberadaan puisi-puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia), dilengkapi dengan alat perekam (tape cecorder) untuk merekam pada saat mewawancarai beberapa responden, pembaca ahli, dan narasumber. Posisi peneliti sebagai instrumen penelitian terkait dengan ciri khas penelitian sastra yang berorientasi
6
pada teks, analisis konten, penyebaran kuesioner, dan wawancara dengan pembaca ahli dan narasumber. Teks puisi dipergunakan untuk menjaring pendapat, harapan, kesan, dan pesan dari responden, terutama bagi pembaca ahli dan narasumber. Kertas dan alat tulis dipergunakan responden, pembaca ahli, dan narasumber untuk mengisi dan menuliskan jawaban atas beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti yang tertulis dalam senarai kuesioner. Alat perekam digunakan oleh peneliti pada saat mewawancarai informan (responden, pembaca ahli, dan narasumber) dan mendokumentasikan secara lisan hasil wawancara dengan informan tersebut.
4.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pustaka dan observasi lapangan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara yang dipandu oleh senarai atau daftar pertanyaan dalam kuesioner dan kenyataan yang ada di lapangan. Metode pustaka digunakan untuk pengumpulan data
melalui
tempat-tempat
penyimpanan
dokumen
penelitian,
yaitu
perpustakaan, baik yang masih berupa naskah, buku, artikel surat kabar dan majalah, kliping guntingan koran dan majalah, maupun artikel yang terdapat di dalam internet. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data primer dan sekaligus data sekunder yang selengkap-lengkapnya tentang puisi-puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia. Sementara itu, teknik penyebaran kuesioner, wawancara,
dan
observasi
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
tingkat
keberterimaan masyarakat pada makna dan pesan utama 30 puisi tentang persoalan kepariwisataan Indonesia yang sehat, segar, menggembirakan, dan membahagiakan setiap insan. Pengumpulan data diawali dengan menemukan
7
sejumlah puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia, memilahkan atau mengelompokkan data ke dalam 6 wilayah koridor ekonomi Indonesia, dan menentukan sampel sebanyak 30 puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia, menganalisis makna dan pesan utama 30 puisi tentang persoalan kepariwisataan Indonesia,
membuat
mengevaluasi
dan
senarai
merevisi
kuesioner,
kuesioner,
mengujicobakan
menggandakan
kuesioner,
kuesioner,
dan
menyebarkan kuseioner kepada 300 responden yang berada di 10 kota wilayah Republik Indonesia yang dilengkapi dengan wawancara kepada pembaca ahli dan narasumber agar jelas keadaan dan kondisi masyarakat yang berterima atau tidak berterima terhadap makna dan pesan utama 30 puisi kepariwisataan Indonesia
tersebut.
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
mengajukan
pertanyaan sesuai dengan daftar kuesioner yang disediakan, kemudian responden diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam bahasa Indonesia. Data yang terkumpul dalam kuesioner dilengkapi dengan wawancara, lalu diklasifikasi untuk pengolahan data.
4.7 Metode dan Teknik Pengolahan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, dan sistematika sehingga diperoleh ketepatan dalam menginterpretasi data. Melalui metode ini peneliti akan mengamati, menganalisis, dan mendeskripsikan makna atau isi dan pesan utama 30 puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia, dan tingkat keberterimaan masyarakat 10 kota di Indonesia atas makna dan pesan utama 30 puisi
tentang
persoalan
kepariwisataan
Indonesia
yang
sehat,
segar,
menggembirakan, dan membahagiakan setiap insan. Dengan demikian, hasil
8
temuan penelitian secara lengkap akan diuraikan dan dideskripsikan berdasarkan objek dan data empiris yang ditemukan. Dalam hal ini metodenya merujuk pada metode yang integratif dan lebih secara konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis data kuesioner yang dilengkapi dengan hasil rekaman wawancara kepada 10 orang pembaca ahli dan 10 orang narasumber agar dapat dipahami makna, konsep budaya, signifikasi, dan relevansinya serta tingkat keberterimaan masyarakat 10 kota di Indonesia atas makna dan pesan utama 30 puisi tentang persoalan kepariwisataan Indonesia yang sehat, segar, menggembirakan, dan membahagiakan setiap insan sebagai sosialisasi atau kampanye “sadar berwisata”. Analisis data dalam penelitian ini berdasarkan pada pandangan Miles dan Huberman yang menyatakan ada tiga tahap utama—reduksi data, pajanan data, dan simpulan atau verifikasi—yang harus dilalui seperti yang diungkapkannya, “We concider that analysis consists of three concurrent flows of activity: data reduction, data display, and conclusion drawing/verification.”1 Penganalisisan data dalam penelitian ini berpijak pada pandangan kedua pakar tersebut dengan melakukan pengembangan dan modifikasi sesuai dengan kebutuhan melalui cara sebagai berikut. 1. Mencatat hasil pengisian kuesioner dari 300 responden dan hasil rekaman pada saat wawancara, sesuai dengan yang terdapat di dalam sumber data. 2. Mengidentifikasi data hasil pengisian kuesioner dari 300 responden dan hasil rekaman wawancara, khususnya yang berkaitan dengan tingkat keberterimaan masyarakat atas makna dan pesan utama yang terkandung 1
Mathew B. Miles dan Michael Huberman, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods (London: Sage Publication, Inc., 1984), Hlm. 21.
9
dalam 30 puisi Indonesia modern yang bertema kepariwisataan Indonesia yang sehat, segar, menggembirakan, dan membahagiakan setiap insan. 3. Memilah data yang sudah terkumpul dengan menggunakan teknik identifikasi. Data dapat diklasifikasi berdasarkan jenis respondennya: yaitu anggota komunitas sastra, masyarakat pencinta kepariwisataan (duta-duta kepariwisataan di daerah), pegawai negeri sipil, mahasiswa, pembaca ahli, dan narasumber. 4. Menemukan dan menguraikan data yang telah didapat untuk menjadi hasil temuan dalam penelitian ini, yaitu konteks sosial pembaca atas kepariwisataan Indonesia, tingkat keberterimaan masyarakat atas makna dan pesan utama 30 puisi tentang kepariwisataan Indonesia yang sehat, segar, menggembirakan, dan membahagiakan setiap insan, serta harapan, kesan, dan pesan masyarakat atas kehadiran puisi-puisi yang bertema kepariwisataan Indonesia. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangat bergantung pada teknik pemeriksaan yang digunakan peneliti. Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain, sebagai berikut. Pertama, perpanjangan keikutsertaan. Sebagai orang yang ikut dalam merancang dan melakukan instrumen penelitian, dalam penelitian kualitatif, keikutsertaan
peneliti
sangat
menentukan
dalam
pengumpulan
data.
Keikutsertaan ini tidak hanya dalam waktu singkat, tetapi juga dalam waktu lama yang membutuhkan perpanjangan sehingga derajat kepercayaan terhadap data yang dikumpulkannya lebih meningkat. Melalui teknik ini peneliti akan dapat mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang akan mengotori data, baik yang
10
datang dari diri sendiri maupun dari responden lain; disengaja ataupun yang tidak disengaja. Kedua, ketekunan pengamatan. Teknik ini bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Dalam hal ini peneliti dituntut untuk lebih teliti, rinci, dan berkesinambungan ketika melakukan pengamatan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Oleh karena itu, dalam teknik ini peneliti harus mampu menentukan penutur yang layak menjadi sumber data, kemudian menguraikan secara rinci bagaimana faktor yang ditelaah dapat dipahami. Ketiga, triangulasi. Teknik ini bertujuan memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan mengecek balik suatu informasi atau data pada sumber data dengan metode yang sama dan dalam waktu yang berbeda. Keempat, pengecekan rekan sejawat. Teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir kepada teman sejawat dalam bentuk diskusi analitik. Teknik ini bertujuan agar peneliti dapat mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran dalam mengisi jawaban kuesioner yang disodorkan oleh peneliti. Teknik analisis data penelitian ini dilakukan secara multidisipliner yang melibatkan sejumlah teori, seperti kritik objektif, analisis konten teks puisi, estetika resepsi, statistik, diagram, tabel, argumentatif, dan deskriptif. Analisis dilakukan sejak pengumpulan data pustaka dan lapangan, seperti yang telah dinyatakan di atas, dan kemudian dilanjutkan dengan analisis data itu sendiri. Data dianalisis melalui proses pengodean (coding) yang dideskripsikan dalam
11
bentuk kartu-kartu data. Proses pengodean merupakan suatu keputusan dalam memberikan tanda-tanda tertentu terhadap kesemestaan data. Dalam memberi kode data ini dibedakan menjadi kode terbuka (open coding), kode terhubung (axial coding), dan kode terpilih (selective coding) (Strauss dan Corbin, 2003:52). Setelah dilakukan pengodean, lalu dilakukan analisis secara induktif, deduktif, dan sekaligus induktif deduktif. Teknik analisis secara induktif dimulai dengan memberi penilaian terhadap data, lalu ditentukan kriteria penilaian data, dan akhirnya dibandingkan dengan sistem norma yang ada. Sebaliknya, teknik analisis data secara deduktif dimulai dari teori atau sistem norma yang ada, lalu menentukan kriteria penilaian data, dan akhirnya memberi penilaian terhadap data. Kombinasi induktif dan deduktif dilakukan untuk memberi penegasan data yang dipandang sangat urgen.
4.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Pengolahan Data Hasil analisis, interpretasi, dan evaluasi data disajikan dalam bentuk laporan hasil penelitian secara deskriptif, yaitu pemaparan hasil penelitian melalui kata-kata, kalimat, wacana, dan argumentatif yang tertulis. Penyajian secara kuantitatif berupa statistik, tabel, dan diagram, dapat dianggap bersifat sebagai pelengkap laporan hasil penelitian. Secara keseluruhan hasil penelitian disajikan dalam enam bab yang dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, dan lampiran.
12