Prolog ...
Hari itu ..
“A women’s heart is deeper than the ocean for a secret” (Kate Winslet)
Sore itu langit sedang mendung seperti hati caca yang gelisah tak menentu. Langit seakan tau apa yang sedang caca rasakan. Yah sekarang hari itu telah tiba, hari yang selalu caca coba untuk lupakan, hari yang selalu caca coba abaikan tapi bagaimanapun dan apapun yang caca lakukan ia tak akan pernah benar- benar bisa lari dari hari itu.
Hari ini caca harus menyaksikan kepergian seseorang yang berarti untuknya, seseorang yang entah akan menjadi miliknya yang sesungguhnya atau akan tetap menjadi seorang teman yang akan selalu punya tempat spesial di hati caca.
Caca benar-benar ingin meminta rifqih untuk tetap disini untuknya, tapi caca sadar jika dia melakukannya, hal itu sama saja akan menghancurkan mimpi rifqih. DIa sangat tahu tentang bagaimana rifqih sangat senang saat mendengar pengumuman kelulusan beasiswa itu beberapa waktu lalu. Akhirnya caca tetap membiarkan rifqih untuk pergi menggapai citacitanya dan caca ikut mengantar rifqih ke bandara.
“ca, panggilanku udah di umumkan” kata rifqih
Caca hanya diam, ia tak menanggapi perkataan rifqih
“ca, aku tahu ini sulit buat kamu, tapi aku harap kamu nggak menangisi kepergiaanku” tambah rifqih lagi
“kamu fikir ini gampang ki? Aku udah coba tapi aku belum siap liat kamu pergi ki!” balas caca
“iya ca, aku tahu ini sulit tapi aku juga tahu kalau kamu kuat. Kamu bisa kok ca jalani harimu tanpa aku” balas rifqi
Sekarang caca sangat ingin menangis tapi dia tidak ingin terlihat lemah di depan rifqih, dia tetap berusaha menahan air mata yang sedari tadi ingin tumpah dari tempatnya itu. Caca lalu bertanya kapan rifqih akan kembali? Rifqih menjawab pertanyaan caca dengan apa adanya sekalipun dia tahu caca pasti akan bertambah sedih setelah mendengar ucapannya.
“setahun lagi ca”jawab rifqih
“apa yang harus aku lakuin selama kamu pergi?” tanya caca lagi
“lakuin apa yang kamu mau ca! Aku nggak punya hak buat minta kamu nuggu aku balik dari Jerman. Terserah kamu mau nunggu aku atau mungkin lupain hal tentang aku. Itu hak kamu ca! Dan karena ini hidupmu maka kamu punya kebebasan untuk memilih.” Jelas rifqih pada caca
Mendengar hal itu caca sudah tidak tahan lagi untuk berpura-pura kuat di depan rifqih, seketika air mata yang sedari tadi di tahannya mengaliri pipinya yang putih itu. Rifqih mendekat dan memeluknya.
“good bye ca” sahut rifqih
Caca tetap diam, ia tak menjawab ucapan rifqih. Dia hanya terus menangis hingga rifqih menghilang di balik kerumunan orang orang di tempat itu.
Mereka adalah
“Saat hati berbicara maka ia sedang mengatakan yang sesungguhnya”
Walau bentuk hati itu kecil tapi hati adalah benda dalam diri seseorang yang paling menentukan bagaimana seseorang akan berprilaku, bagaimana sesorang akan menyayangi dan bagaimana seseorang akan mencintai. Hati tidak akan pernah bisa berbohong karena hati adalah benda tersuci pada setiap diri seseorang
Tapi kenapa setiap manusia hanya diciptakan dengan satu hati? Kenapa tidak seperti mata, telinga, kaki serta tangan yang setiap orang punya 2? Itu karena Tuhan sudah menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan dan DIA juga ingin agar setiap makhlukNYA saling melengkapi dalam setiap kekurangannya dengan kelebihan yang ada diantara mereka.
CACA
caca adalah seorang anak remaja perempuan. dia sekolah di salah satu SMA bergengsi di kotanya, SMA IMMIM PUTRI, SMA ini terletak di tengah-tengah kota Jakarta. Sekarang caca duduk di kelas XI IPA mungkin saat dengar jurusan IPA kebanyakan orang berfikir kalau caca ini jago fisika lah, jago kima lah atau mungkin jago dalam matematika. Tapi itu semua jauh dari kriteria seorang caca. caca yang satu ini adalah seorang anak jurusan IPA yang sangat lemah dalam pelajaran exact bahkan bagi nya ulangan dengan ketiga mata pelajaran itu adalah mimpi buruk yang harus selalu dia rasain sampe tamat dari SMA. Saat di tanya kenapa caca milih jurusan IPA ? caca dengan enteng berkata yah ini semua hanya karena nama gue ada dalam daftar nama anak-anak yang di pilih langsung oleh guru masuk di jurusan IPA.
Padahal pas penaikan kelas tepatnya saat caca belanja buat perlengkapan tahun ajaran baru, caca udah beli buku besar yang di pake sama anak-anak Akuntansi, niatnya yah emang gitu caca mau masuk jurusan IPS bahkan dalam perjalanan menuju sekolah dia udah tahu mau duduk dengan siapa nantinya.
Tapi pas tiba di sekolah pemberitahuan itu sampe sama caca dan yang caca jadiin alasan kenapa dia ngambil kesempatan itu karena dia berfikir seorang guru itu tahu batas kemampuan muridmuridnya termasuk caca dan keputusan itu tidak hanya pake satu suara tapi keputusan itu dibuat atas pertimbangan dari guru bidang exact, jadilah caca mengubah keputusannya yang bulat itu dan ngambil kesempatan yang ditawarkan.
Dalam hal berolahraga, Caca itu sangat hoby berolahraga cabang olahraga favoritnya adalah Basket. Jadi nggak heran kalo style caca bisa di kategorikan tomboy. Bahkan saking cintanya sama olahraga yang satu ini, liburan semester pun bisa caca habisin hanya dengan ngikutin pertandingan basket yang lagi diadakan saat itu.
Pernah suatu hari saat ujian semester udah selesai trus teman-teman dikelasnya lagi pada sibuk ngomongin rencana liburan mereka nantinya. Ada yang rencana mau hang out bareng, diving bareng, les music lah dan malah ada yang berencana mau keluar negri yang katanya sih mau ngunjungin sanak keluarganya disana.
Trus saat mereka heboh-hebohnya ngomongin hal itu caca yang sedari tadi juga ada disana nggak pernah sekalipun ikut nambahin atau sekedar ngomentarin topik yang sedang mereka bahas. Sampai ada teman yang nanya, Cha lo mau kemana liburan semester ini ? caca yang di
Tanya nggak langsung ngejawab malah senyam senyum tidak jelas yang bikin teman-temannya malah jadi penasaran. Boro boro ngejawab yang ada caca malah nyodorin selembaran yang sedari tadi dia baca dan teman-temannya berebut buat baca isi selembaran itu dan ternyata isinya adalah informasi tentang basketball competition yang akan diadain saat liburan semester tiba. Seketika teman-teman caca kompak berkata “udah gue dugaa” dan caca hanya nanggapin itu dengan cengar cengir.
Caca juga jago main gitar, jadi saat ada waktu kosong di kelas atau dimana aja yang penting ada gitar, dia pasti main gitar apalagi kalo udah ada Mega teman sekelasnya yang punya suara emas, asli deh! Suara mega itu kalau lagi nyanyi kereeen banget! Sampe diva-diva Indonesia aja kalah sama mega. Saking kerennya, mega itu kalau nyanyi bukan suara yang keluar tapi emas batangan. Gilaaa!! Keren kan? Udah deh akuin aja.
Oke next, soal prestasi caca dalam bidang akademik juga tidak diragukan lagi. Walaupun caca lemah dalam pelajaran hitungan tapi banyak hal yang menunjang nilainya dan caca tetap mampu bersaing di dalam kelasnya.
Soal beribadah? Caca juga terhitung taat beribadah, mungkin itu karena didikan dari papa dan mama nya dari kecil, jadinya tanpa di arahkan lagi caca tetap ingat kewajibannya untuk beribadah.
RIFQIH
Rifqih ini adalah teman semasa SD caca di SDN 5 ampera, Rifqih juga adalah cowo pertama yang bisa bikin caca merasakan kehilangan.
Tinggi, berkulit hitam manis, mancung, berdada bidang dan tegap pokoknya body-body altetik itulah Rifqih. Tapi ada hal yang paling nggak bisa caca lupa dari Rifqih, yaitu Rifqih hoby banget
pakai sendal jepit swallow kemana-mana, apalagi kalau jalan bareng caca dia jarang banget pakai sepatu seperti remaja cowok pada umumnya.
Pernah suatu hari saat Rifqih ngajak caca jalan-jalan dan itulah saat pertama kalinya mereka ketemu kembali setelah beberapa tahun lost contac.
Saat itu mereka janjian mau nonton dan kesepakatan nya Rifqih yang akan ngejemput caca di rumahnya, setelah beberapa menit menunggu handpone caca berdering ternyata panggilan masuk datang dari rifqih dia bilang udah ada di lorong depan rumah caca. Caca pun pamitan dan pergi, di depan lorong terparkir sebuah mobil honda freed putih dan ternyata mobil itu punya Rifqih. saat itu caca bengong liat rifqih turun dari mobil dan nyapa caca untuk pertama kalinya, caca hanya ngangguk lalu tersenyum.
Caca juga senang dengan style yang digunakan rifqih hari itu, dia menggunakan celana jeans abu-abu dan baju kaos hitam yang senada dengan celananya tapi saat caca lagi asik-asiknya liatin rifqih tiba-tiba caca ngerasa ada hal yang mengganggu penglihatannya, kalo diliat Dari kendaraan sampe celana memang bermerk tapi pas caca liat ke arah kakinya, Rifqih make sendal swallow hijau! Hal yang nggak pernah caca kira.
Kemana yah semua sendalnya? Batin caca, tapi caca nggak mau ambil pusing tentang hal itu yang penting dia udah bisa ketemu rifqih lagi dan ternyata hal itulah yang paling caca ingat dari Rifqih.
Tapi yang paling membuat caca kaget adalah perubahan fisik dari Rifqih sendiri, Rifqih yang sekarang itu beda banget sama rifqih waktu SD. Dulu rifqih itu banyakan diam tapi tetap bergaul juga sih, dekil, hitam, hoby make topi yah nggak jauh beda lah sama anak cowok zaman SD dulu dan kalau caca liat dia nggak akan pernah masuk dalam kategori cowok impian. Tapi pas ketemu kembali di masa yang berbeda semua berubah, Rifqih yang sekarang jadi lebih dewasa dan justru masuk dalam kategori cowok impian caca.
Kalau lagi makan, dia nggak pernah nyisahin makanan itu sedikitpun. Gimana mau nyisahin? makannya aja lahap banget seandainya piring itu adalah benda yang lunak dan nggak terlarang untuk dimakan? Udah deh pasti piring pun ludes kalau rifqih yang makan.
Kalau bicara soal hoby, rifqih juga termasuk anak yang punya banyak hoby. Tapi ada hoby yang paling dia tekunin dan mungkin sudah menjadi bagian dari hidupnya, Bermain game. Kalau udah ketemu game semua hal kayaknya nggak berarti lagi bagi dia, bahkan makan, minum dan tidur pun bisa dia lewatin yang penting ada game di sampingnya. Jadi game itu udah kayak pendamping hidupnya, gimana nggak? dia aja punya prinsip kayak gini “Don’t mind me, I’m just an open mindend guy who interested in gaming, computer and stuffs”.
tanpa penjelasan dari dia juga kita udah tahu kalau nantinya dia punya pacar, yah si pacar musti sabar aja karena cewek itu pasti jadi yang kedua bukannya yang pertama. Karena posisi yang pertama di hati dan fikirannya udah tentu game.
PENSIL
Pensil adalah alat tulis yang kita pakai sebelum mengenal pulpen. Pensil juga harganya sangat murah di bandingkan pulpen jadi biasanya 1 batang pulpen itu udah bisa dapat 2 batang pensil. (maaf sedikit promosi dulu hahahaha)
Hari itu suasana kelas di SDN 5 Ampera jauh lebih tenang dari biasanya. Karena murid kelas 2 sedang melaksakan ulangan harian dan yang jadi pengawas mereka adalah guru yang terkenal killer atau guru yang paling di takutin lah sama anak-anak, termasuk caca dan rifqih.
semua murid dengan serius mengerjakan soal-soal yang ada di papan tulis, tapi di sudut lain kelas, ada anak yang bukannya ngerjain soal malah sibuk balik kiri kanan entah apa yang sedang
anak itu cari. cari jawaban? Pastinya bukan. Gimana mau cari jawaban? Pensil aja dia nggak punya.
Anak itu adalah rifqih. Dia ternyata lupa bawa pensil, dia baru menyadari hal itu saat pak asiz guru yang paling di takuti itu bilang, selamat bekerja anak-anak dan kerjakan soal kalian dengan tenang. Saat itu rifqih baru buka tas buat nyari pensil tapi ternyata yang ada dalam tas nya hanya buku-buku dan video game dan nggak ada pensil sama sekali.
Dia baru ingat kejadian di rumahnya tadi pagi sebelum berangkat kesekolah dia ngerjain PR karena semalam dia main game sampe ketiduran. Setelah PR nya selesai dia kembali main game dan saat mobil jemputan sekolah datang dia segera pamitan sama mamanya dan berlari ke mobil hanya dengan buku di tangan kanan dan video gamenya di tangan kiri.
Aksa teman sebangku rifqih bertanya “lu kenapa nggak ngerjain soal dari tadi, malah bengong?” rifqih Cuma bilang dia lupa bawa pensil dan saat dia nanya Aksa punya dua pensil apa nngak? Aksa bilang cuma bawa satu pensil juga. Jadilah Rifqih berfikir mesti minjem sama siapa lagi? Tiba-tiba pandangan nya berhenti sama seorang anak perempuan yang bangkunya pas di depan bangku rifqih, yang rifqih tahu namanya adalah caca, dia adalah murid pindahan dan baru beberapa bulan dikelas ini tapi selama caca di sini rifqih tidak pernah bicara sama caca, ia dan hanya berani perhatiin caca dari jauh soalnya rifqih liat caca beda dari kebanyakan anak-anak perempuan dikelasnya.
Bukan karena caca sombong tapi yang ada rifqih segan soalnya teman-teman caca itu banyakan cowok mana lagi cowok-cowok itu adalah anak-anak yang terkenal nakal dikelas rifqih. Jadi kalau mau cari aman tunggu caca sendiri dulu baru deh bisa ngomong sama dia.
Tapi karena ini darurat jadinya rifqih nggak punya pilihan lain selain nanya ke caca apa dia punya dua pensil atau nggak
Dengan suara yang rifqih perkirakan nggak terdengar sama si guru killer, dia manggil caca
“hey..” kata rifqih tapi yang di panggil nggak balik-balik jadinya rifqih ngulang panggilannya. Entah panggilan yang keberapa barulah caca balik.
“aku ?” Tanya caca dengan sedkit berbisik soalnya takut ketahuan.
“yaiyahlah siapa lagi? Jawab rifqih sedikit kesal
“kenapa?” Tanya caca
“punya dua pensil nggak?” Tanya rifqih lagi
“punya kok, kamu nggak bawa pensil yah?” tebak caca dengan cepat
“iya, boleh minjam nggak?”Tanya rifqih setengah memelas
Caca lalu berbalik dan mengambil pensil dari tempat pensilnya yang bergambar ultraman lalu nyerahin pensil itu sama rifqih
“makasih yah” kata rifqih dengan muka senang dan caca hanya menjawab sama-sama lalu kembali bekerja.
Caca kembali ngerjain soalnya, caca nggak habis fikir kenapa masih ada juga anak seceroboh dia. Udah tahu yang ngajar hari ini itu adalah killer, masih juga lupa bawa pensil. Parah banget nih anak, fikir caca.
Setelah ulangan selesai rifqih nyari caca buat kembaliin pensil yang dia pinjam tapi kayaknya caca udah pulang jadilah rifqih menyimpan kembali pensil itu dan di hari-hari berikutnya rifqih udah nggak punya niat buat kembaliin pensil itu dan caca juga nggak pernah minta pensil itu dari rifqih.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, ternyata rifqih nyimpan pensil itu dengan rapi di kotak pensilnya dan kotak pensil itu di taruh di dalam laci meja belajarnya di bagian paling dalam. Jadinya nggak akan pernah ada yang tahu tentang hal ini,sama seperti perasaan dia ke caca yang selalu dia simpan sendiri dan nggak akan pernah ngebiarin orang lain tahu tentang apa yang dia rasa ke caca.
Yah memang, rifqih merasa ada yang berbeda di diri nya tepatnya di dalam hatinya saat pertama kali caca memperkenalkan dirinya di depan kelasnya beberapa minggu yang lalu. Setelah kejadian itu rifqih selalu senang memandangi caca dari jauh, memperhatikan caca bermain apalagi saat caca tertawa entah bagaimana dia juga bisa merasa senang dan tanpa rifqih sadari dia juga ikut tersenyum saat caca tertawa.
Saat itu rifqih belum tahu ada yang namanya cinta pada pandangan pertama dan saat itu rifqih juga masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang sedang dia rasakan.
Sampai suatu hari caca ke sekolah di temani oleh mamanya, nggak seperti hari-hari sebelumnya Caca nggak pernah diantar kesekolah apalagi diantar oleh mamanya. Rifqih heran dan merasa ada hal yang tidak beres, ternyata caca dan mamanya nggak langsung menuju kelas tapi mereka menuju ruang guru. Akhirnya caca dan mamanya keluar lalu menuju kelas dan ibu guru menyuruh kami duduk dengan rapi katanya ada yang ingin caca sampaikan. Akhirnya caca yang berdiri di depan kelas di temani mamanya itu pun berbicara, dia meminta maaf atas kesalahan yang mungkin dia perbuat selama dia bersekolah di tempat ini, dia juga minta maaf sama wali kelas kami.dan dari kalimat yang terakhir itulah rifqih tahu kalau caca akan pindah sekolah.
Caca berjalan dari bangku kebangku untuk salaman sekaligus minta maaf sama teman-teman dan saat tiba di bangku rifqih, caca nggak langsung salaman. Dia malah bilang ke rifqih untuk jaga pensil itu, awalnya dia kaget sekaligus malu tapi itu semua hilang saat caca akhirnya ketawa dan minta maaf atas hal yang dia perbuat yang mungkin pernah menyakiti hati
rifqih.Setelah itu caca pamitan lagi dan pergi bersama mamanya, sebelum keluar dari pintu kelas dia sempat menoleh ke rifqih dan tersenyum.
Itulah senyum terakhir yang rifqih liat dari caca, Entah kapan lagi aku akan melihat senyum itu, fikir rifqih. Hari ini caca pindah sekolah dia nggak lagi sekelas dengan rifqih, dan rifqih nggak tahu dia pindah karena apa dan dia pindah kemana.
Yang rifqih tahu saat melihat caca pergi, entah bagaimana caranya, dia merasa ada hal dalam dirinya yang ikut pergi bersama caca.