PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI GORONTALO 2013
1
KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), menyebutkan bahwa penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggung jawab pemerintah diwujudkan antara lain dengan memantapkan sistim penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang meliputi aspekaspek penataan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan penyuluhan. Agar penyelenggaraan penyuluhan tercapai sesuai dengan yang diharapkan, perlu dibuat rencana tertulis yang disusun secara sistimatis, untuk memberikan arah, pedoman dan alat pengendali pencapaian tujuan. Rencana tertulis ini disebut dengan Programa Penyuluhan Perikanan dan merupakan acuan bagi para penyuluh perikanan di Provinsi Gorontalo dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Perikanan Tahun 2014. Penyusunan programa penyuluhan perikanan dilakukan melalui proses identifikasi program pembangunan perikanan instansi lingkup kelautan dan perikanan Kabupaten dan Provinsi, Kelembagaan pelaku utama dan/atau pelaku usaha. Khusus untuk tingkat desa, identifikasi keadaan, masalah dan tujuan digali secara langsung dari pelaku utama/pelaku usaha melalui metode identifikasi potensi wilayah atau Participatory Rural Appraisal (PRA) dan teknik lainnya. Sintesis kegiatan penyuluhan perikanan yang ada dalam program pembangunan perikanan menjadi prioritas dari Dinas Perikanan lingkup Kabupaten/ kota dan Provinsi dengan program kelembagaan pelaku utama untuk menghasilkan draft programa penyuluhan perikanan. Mekanisme penyusunan programa penyuluhan perikanan
tingkat
Kecamatan dilakukan oleh penyuluh perikanan bersama perwakilan pelaku utama melakukan rekapitulasi programa desa/kelurahan atau unit kerja tingkat kecamatan dimulai dari pemeringkatan malasah yang diahadapi oleh pelaku utama/pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan sehingga menghasilkan konsep programa penyuluhan kecamatan. Di tingkat
kabupten/kota rekapitulasi dilakukan oleh
penyuluh perikanan bersama perwakilan pelaku utama untuk menyusun konsep programa penyuluahn perikanan.
2
Programa Penyuluhan Perikanan Provinsi Gorontalo tahun 2014 disusun melalui pertemuan antara Dinas Instansi terkait tingkat Provinsi Gorontalo dengan BP4K Kabupaten / Kota serta Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota serta perwakilan pelaku utama/pelaku usaha perikanan. Pertemuan menghasilkan rangkuman data keadaan, tujuan, masalah, cara pencapaian tujuan dan merupakan landasan bagi penyuluh perikanan dalam membuat rencana kegiatan penyuluhan di tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2014. Diharapkan Programa Penyuluhan Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2014 ini dapat dilaksanakan dengan baik sebagaimana mestinya.
Gorontalo,
Desember 2013
Kepala Sekretariat Bakorluh PPK Provinsi Gorontalo
DR. ALWARITZ NGGOLE, MP PEMBINA UTAMA MUDA NIP: 196602041992032010
3
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
Tim Penyusun Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Provinsi Gorontalo
DPD HNSI Provinsi Gorontalo
OMAN HARINDA, S. Pi
__________
ZABIR DJ. MARDJUN, A. Md
__________
Sekretaris, WAHYUDIN TONTOIYO, A. Md __________ BUNGA M. MAHMUDY, A. Md
__________
Ir. SYAMSUL BAHRI, M.P
Gorontalo,
Desember 2013
Mengesahkan Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Provinsi Gorontalo DR. ALWARITZ NGGOLE, MP NIP: 196602041992032010
Mengetahui Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo
SUTRISNO, A. Pi, M. Si Nip. 196304251986031018
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………..……………………………………………………………………………………………………….ii LEMBARAN PENGESAHAN.………………………………………..…………………………………………………………………...iii DAFTAR TABEL…...........……………………………………………………………………………………………………………………iv DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………………………………….…………v I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………..1
II KEADAAN…………………………………………………………………………………………………………………………………....6 III MASALAH…………………………………………………………………………………………………………………………………..2 3 IV TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………………………27 V CARA PENCAPAIAN TUJUAN………………………………………………………………………………………………………30 VI PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………………34 LAMPIRAN – LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
Tabel
Teks
Halaman
0 1. Potensi Perikanan Tangkap WPP716 dan ZEE Laut Sulawesi…………………………………………………. 5 02. Potensi Perikanan Tangkap dan Budidaya Provinsi Gorontalo Tahun 2012…………………………….. 6 03. Data Potensi lahan Budidaya Perikanan Per Kab/Kota tahun 2012.......…………………………………. 6 04. Perkembangan produksi hasil perikanan Provinsi Gorontalo tahun 2007 s/d 2012………………… 7 05. Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama dan pendidikan yang ditamatkan di Provinsi Gorontalo tahun 2012 ……………………………......…………………………………... 10 06.. Data kelompok nelayan dan pembudidaya ikan yang dibina oleh Dinas Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2012....………………………………………………………………………………………………………..11 07. Data Produksi Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Ikan Yang
Pengembangan Usaha
Perikanannya dibina oleh Dinas Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2012............………………… 11 08 Data kelas kelompok perikanan Tahun 2012.......…………………………………………………………………... 12 09 Data Kelembagaan Penyuluhan Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2012.......………………………12 10. Belanja Langsung Untuk Diserahkan Ke Masyarakat Tahun 2014.…………………………………………. 16 11. Alokasi Anggaran Untuk Masing-masing Program dan Kegiatan TA 2014 Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo..........………………………………………………………………………………….. 17 12 Rekapan Hasil surevy Kebutuhan Sarana Produksi Di Beberpa Desa yang Menjadi sasaran
6
Program pembangunan Desa Nelayan Tangguh Tahun 2014……..………………………………………… 19
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Teks
Halaman
01
Tingkat Pendapatan Pembudidaya/Nelayan tahun 2012………………………………………………..8
02
Jumlah Nelayan Provinsi Gorontalo tahun 2012 ……………………………………………………………10
03
Jumlah armada Perikanan Tangkap Tahun 2012…………………………………………………………….14
7
I. PENDAHULUAN Pembangunan Perikanan harus berpihak kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha beserta keluarganya agar mampu menjadi motor penggerak perekonomian di pedesaan. Kegiatan penyuluhan salah satu faktor pendukung keberhasilan agar mereka dapat mengelola usaha perikanannya secara rasional, menguntungkan serta berkesinambungan. Tujuan pembangunan sektor perikanan dan kelautan dalam arti luas di Provinsi Gorontalo yaitu untuk meningkatkan produksi dan produktifitas, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di Pedesaan juga untuk memperluas kesempatan kerja. Program Pembangunan Perikanan Tahun 2014, merupakan kelanjutan dari Program Tahun 2013 yaitu pencapaian produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap yang rata-rata setiap tahunnya meningkat. Dalam rangka mendukung Program Perikanan tersebut diatas , telah disusun Program aksi penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang merupakan kelanjutan dari revitalisasi penyuluhan perikanan. Agar penyelenggaraan penyuluhan perikanan dapat dilaksanakan
secara produktif, efektif dan efesien, perlu disusun
dalam
bentuk rencana penyuluhan yang dikenal dengan Programa Penyuluhan Perikanan. Programa Penyuluhan Perikanan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis, untuk memberikan arah dan pedoman serta sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan ini harus dapat merespon aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan. Keterpaduan mengandung maksud bahwa programa
penyuluhan
disetiap
tingkatan
akan
saling
terpadu
dan
tetap
memperhatikan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; sedangkan kesinergian mengandung maksud bahwa programa disetiap tingkatan mempunyai hubungan yang saling mendukung dan selaras satu sama lain. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 Tentang pembiayaan, pembinaan dan pengawasan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan tanggal 8 Juni 2009; maka programa penyuluhan perikanan diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan perikanan spesifik lokalita yang strategis.
8
Disamping itu dapat mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya maupun produksi perikanan tangkap serta dapat meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam programa penyuluhan perikanan ini harus mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha serta dapat memberikan dukungan terhadap program pembangunan perikanan. Programa penyuluhan perikanan tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2014 ini disusun oleh perwakilan pelaku utama / pelaku usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Provinsi Gorontalo dengan memperhatikan Programa Penyuluhan Perikanan yang ada di tingkat Kabupaten / Kota Se Provinsi Gorontalo serta Kebjiakan dan program kegiatan dari unsur Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo tahun 2014. Programa penyuluhan perikanan ini telah dibahas pada tanggal 4 Desember 2013 oleh penyuluh perikanan serta perwakilan pelaku utama yang ada di Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo dengan hasil rumusan draf programa penyuluhan provinsi gorontalo tahun 2014 sebagai berikut: 1. menyetujui draft programa penyuluhan yang telah dibahas bersama yang ditanda tangani oleh perwakilan komisi kabupaten/kota dan kelompok jabatan fungsional bakorluh provinsi 2. perlu keterlibatan penyuluh dalam pendampingan dan pengawalan program di semua sektor 3. penguatan kelembagaan kelompok tani, pelaku hutan, peternak, nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar dalam bentuk data base yang valid 4. sosialisasi undang-undang no. 16 tahun 2006 dan turunan undang-undang dimaksud kepada pemerintah daerah dalam rangka penguatan kelembagaan penyuluhan di provinsi sampai di tingkat desa sehingga mendapat dukungan anggaran yang memadai untuk penyelenggaraan penyuluhan 5. dukungan anggaran di kabupaten/kota dalam upaya optimalisasi penyusunan programa di semua tingkatan 6. menetapkan jadwal evaluasi programa yang sudah dilaksanakan pada tahun berjalan sesuai dengan ketentuan.
9
II. KEADAAN 2.1. SUMBERDAYA ALAM 2.1.1. Letak Geografis Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang cukup strategis, yakni pada posisi 00°30’04” hingga 01°02’30” lintang utara (LU) dan 120°08’04” hingga 123°32’09” bujur timur (BT), memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut : -
Utara
: Laut Sulawesi,
-
Selatan
: Teluk Tomini,
-
Barat
: Provinsi Sulawesi Tengah, dan
-
Timur
: Provinsi Sulawesi Utara
2.1.2. Potensi Wilayah Wilayah Provinsi Gorontalo Memiliki Luas daratan 12.215,10 Km2 masing – masing wilayah administrasi terdiri dari : 1. Kota Gorontalo
: 64,79 Km2
2. Kab.Gorontalo
: 1.846.40 Km2
3. Kab. Boalemo
: 2.248,24 Km2
4. Kab. Pohuwato
: 4.490.71 Km2
5. Kab. Bone Bolango
: 1.984.40 Km2
6. Kab, Gorontalo Utara
: 1.580.58 Km2
Kondisi perairan laut teritorial Provinsi Gorontalo sebelah Selatan berhadapan dengan teluk Tomini merupakan bagian dari Wilayah Pengelolaan WPP 715 meliputi Perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Bone, sedangkan sebelah Utara berhadapan dengan Laut Sulawesi merupakan bagian Wilayah Pengelolaan WPP 716 meliputi Perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera. Luas perairan laut Provinsi Gorontalo keseluruhan adalah 50.500 Km2 dengan panjang garis pantai 655,8 Km, untuk Pantai selatan / Teluk tomini (438,1 km) dan Pantai utara/laut Sulawesi (217,7 km ). Dua wilayah WPP 715 dan 716 berpotensi
untuk perikanan tangkap dengan julmah potensi (produksi)
1.226.090 ton per tahun yakni untuk WPP Laut Sulawesi (WPP716) 630.470 ton /
tahun dan untuk WPP Teluk Tomini (WPP 716) 595.620 Ton /tahun. Tapi, jika kita
10
pisahkan berdasarkan potensi di wilayah ZEE laut Sulawesi sampai Samudra Pasifik (bagian Utara Papua) sebesar 487.600 ton per tahun atau 21,2 % dari total Potensi perikanan di wilayah ZEE Indonesia yaitu 2,3 juta Ton. Dari potensi perikanan tangkap yang ada tangkap di perairan Gorontalo diperkirakan hanya 92.200 ton pertahun dan pada tahun 2012 tingkat pemanfaatan 76.369 ton pada tahun 2011 atau sekitar 82 %, berarti 18 % belum termanfaatkan dengan baik. Selain itu potensi budidaya yang dimiliki Provinsi Gorontalo baik Budidya ikan air tawar, air laut maupun air payau seluruhnya berjumlah 35.870 Ha dengan tingkat pemanfaatan 5.151,5 Ha yang berarti 14% yang dimanfaatkan. Capaian rata-rata pendapatan nelayan tahun 2011 untuk provinsi Gorontalo yaitu Rp. 1.776.914 per bulan. capaian ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 102,41 % yaitu dari target Rp.1.735.068 per bulannya (berdasarkan RKPD 2011).; Sedangkan untuk capaian rata-rata pendapatan pembudidaya tahun 2011 yaitu sekitar Rp 1.533.200,-per bulannya atau sekitar 105,62 %
dari target yang
ditetapkan yaitu Rp. 1.451.565 per bulannya (berdasarkan RKPD 2011). Tabel 01.
Potensi Perikanan Tangkap dan Budidaya Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Potensi (Ton/Tahun)
NO
I.
II.
Komoditi Perikanan
WPP Teluk Tomini
WPP Laut Sulawesi
Jumlah
Potensi Perikanan Tangkap
595.620
630.470
1.226.090
1. Pelagis Besar
106.510
175.260
281.770
2. Pelagis Sedang / Kecil 3. Demersal 4. Udang Penaeid 5. Ikan Karang Konsumsi
379.440 88.840 900 12.500
384.750 54.860 250 14.500
764.190 143.700 1.150 27.000
6. Lobster 7. Cumi-Cumi
300 7.130
400 450
700 7.580
Potensi Perikanan Budidaya
339.268
1. Air Tawar
4.218
11
2. Air Payau 3. Air Laut
59.770 275.280
Total (Ton/Tahun)
1.565.358
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
Tabel 02. Realisasi Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Per Kab/Kota tahun 2011 Perikanan Budidaya (ton)
Perikanan tangkap (ton)
Kota Gorontalo Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo
2,522.2 4,306.8 35,913.5
14,441.0 10,055.0 10,139.0
Kabupaten Pohuwato
68,262.1
12,240.0
Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara
514.2 18,339.2
12,834.0 16,660.0
Total
129,858.0
76,369.0
Kabupaten/Kota
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
Tabel 03. NO 1 2 3 4 5 6
KAB/ KOTA Kab. Gtlo Boalemo Pohuwato B. Bolango Gorut Kota Gtlo TOTAL
Data Potensi lahan Budidaya Perikanan Per Kab/Kota tahun 2011 AIR TAWAR Potensi
Existing
(Ha)
(Ha)
310 35 70 375 210
1000
160 15 41.5 90
AIR PAYAU Potens i (Ha)
Potensi
Existing
Potensi
Existing
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
200 10.124
136 3.138
576
313
10900
JUMLAH
Existing
153,5
460
AIR LAUT
3587
120 5000 11.440 110 7.250 50
23970
9 310 419 1 365 0,5
1104,5
430,0 5235,0 21634,0 485,0 7826,0 260,0
169,0 461,0 3598,5 91,0 678,0 154,0
35.870
5.151,5
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
2.1.3. Keadaan Iklim Seperti daerah-daerah lain di Indonesia, Provinsi Gorontalo dikenal dua musim yaitu musim hujan dan Musim kemarau. Keadaan musim banyak dipengaruhi oleh arus angin bertiup diatas wilayahnya.
12
Pada Bulan November sampai dengan Bulan Maret, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari benua Asia dan Samudra Fasifik, setelah sebelumnya melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut terjadi musim penghujan. Sekitar bulan april, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan kadang-kadang kurang dan kadang - kadang lebih. Musim ini oleh para pelaut setempat dikenal sebagai musim Pancaroba. Sedangkan pada bulan Mei sampai dengan Agustus, angin bertiup dari arah timur yang berasal dari benua Australia kurang mengandung uap air. Hal tersebut mengakibatkan minimnnya curah hujan di daerah ini. Pada bulan agustus sampai dengan oktober terjadi musim kemarau. Sebagai akibat perubahan kondisi alam yang sering tidak menentu, keadaan musim hujan sering menyimpang dari kebiasaan. Keadaan cuaca rata- rata per bulan : - Kelembaban 70 – 85 % - Curah hujan 38 – 400 mm Rata – rata suhu dan penyinaran matahari per bulan - Maximum : 30.9 – 33.5°C - Minimum : 22.6 – 24.0°C 2.1.4. Jenis tanah. Menurut pengamatan secara visual jenis tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah podsolik merah kuning (PMK), lempung berpasir, latosal, meditran dengan kisaran PH 5,5-6,5
2.2. SUMBERDAYA MANUSIA Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo berdasarkan hasil pendataan petugas statistik pada bulan Desember 2011 adalah 1.062.164 Jiwa, yang terdiri dari 5.34.027 jiwa laki-laki dan 528.856 jiwa perempuan. Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas 465.062 jiwa (64,12 %), yang bekerja 445.210 jiwa dan pengangguran berjumlah 19.817 jiwa. Pencari kerja 24.448 orang.
Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama dan pendidikan
13
yang di tamatkan di Provinsi Gorontalo tahun 2012
No I
II
Uraian Angkata Kerja 1 Bekerja 2 Penganggur Bukan Angkatan Kerja 1 Sekolah Mengurus RT Lainnya Total
SD kebawah
SLTP
SLTA ke atas
Jumlah
282,848 275,785 7,063
59,985 55,282 4,703
122,194 114,143 8,051
465,027 445,210 19,817
144,285
65,401
50,530
260,216
4,609 108,573 31,103 427,133
15,131 35,973 14,297 125,386
3,402 27,258 9,870 172,724
23,142 171,804 55,270 725,243
2.2.1. Kelembagaan Pelaku utama dan Pelaku usaha Perikanan Untuk kelembagaan Pelaku utama dan Pelaku usaha Perikanan terdapat dua sumber data yang bersumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo dan data dihimpun dari BP4K Kabupaten dan Kota se Provinsi Gorontalo. Kelompok yang ada Di DKP Provinsi berjumlah 415 Kelompok sementara yang terdata di BAKORLUH PPK
Provinsi Gorontalo berjumlah 290 kelompok, dengan kelas
kelompok pemula berjumlah 284 dan madya berjumlah 6 kelompok. Tabel 04. Data kelompok nelayan dan pembudidaya ikan yang dibina oleh Dinas Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2011. No
Tahun
1
2007
Jumlah Produksi Ikan Kelompok Nelayan dan Pembudidaya (Ton) 21.259
Jumlah Produksi Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya (Ton) 120.962
Prosentase Produksi Kelompok Binaan 17,58
2
2008
25.686
141.721
18,12
3
2009
29.713
152.370
19,50
4
2010
40.786
165.984
24,57
5
2011
55.303
206.227
26,82
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
14
Tabel 05. Data Produksi Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Ikan Yang Dibina Pengembangan Usaha Perikanannya oleh Dinas Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2011. Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Gorontalo
Tabel 06. Data kelas kelompok perikanan Tahun 2011. KELAS KELOMPOK
NO
KAB/KOTA
JUMLAH KELOMPOK
JUMLAH ANGGOTA
PEMULA
MADYA
1 2 3 4 5 6
KAB. GORONTALO BONE BOLANGO GORONTALO UTARA BOALEMO KOTA GORONTALO POHUWATO
49 62 32 9 54 51
669 704 254 87 767 391
48 62 32 9 28 48
1
2 3
TOTAL
257
2872
227
6
UTAMA
KET.
0
Sumber: BAKORLUH Prov. Gorontalo
No
Tahun
Jumlah Kelompok Pembudidaya
1
2007
73
Jumlah Kelompok Nelayan 138
2 3 4
2008 2009 2010
60 50 85
214 272 285
274 322 370
5
2011
128
287
415
Total Kelompok 211
2.2.2. Kelembagaan Penyuluhan Perikanan Kelembagaan Penyuluhan di Provinsi Gorontalo berbetuk BAKORLUH di tingkat Provinsi dan sampai dengan Nopember 2012 mempunyai kelembagaan 5 BP4K dan 1 BP2KP, serta 75 BP3K
yang tersebar diseluruh Kabiupaten/Kota Se Provinsi
Gorontalo. Penyuluh perikanan yang ada terdiri dari penyuluh PNS, Penyuluh Honorer, Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) dan Penyuluh Swadaya yang seluruhnya berjumlah 79
orang. Kebijakan revitlisasi penyuluhan tidak hanya mengandalkan
kuantitas, tetapi juga kualitas penyuluh perikanan, baik yang berkaitan dengan aspek teknis maupun non teknis. Oleh karena itu disamping peningkatan kuantitas
15
diperlukan peningkatan kualitas penyuluh melalui pendidikan, pelatihan fungsional (pelatihan dasar peyuluh perikanan, pelatihan alih kelompok), pelatihan profesi dan pelatihan kewirausahaan.
Tabel 07. Data Kelembagaan Penyuluhan Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2012.
NO
KAB/KOTA
JMLH KECA MAT AN
JML H JML BP3 DESA K
BAKORLUH / PROVINSI
1 2 3 4 5 6
BP4K KT. GORONTALO BP4K KAB. GORONTALO BP2KP KAB. BOALEMO BP4K KAB. POHUWATO
9
8
49
18
18
168
7
7
84
13
13
PNS PPTK KJF PPL 4
SWA HONO DAYA RER
TRAM PIL
1 1
2 5
104
1
3
20 3
17
17
153
7
2
BP4K KAB. GORUT
11
11
118
5
3
75
75
67 6
34
10
11
1 2
2 14
AHLI
2
8
BP4K KAB. BON BOL
TOTAL
DIKLAT FUNGSIONAL PERIKANAN
JUMLAH PENYULUH PERIKANAN
23
79
7
2 1
1
8
9
2.3. SUMBERDAYA PENUNJANG 2.3.1. Sarana dan prasarana penunjang 1. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kwandang, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebanyak 5 buah, yaitu PPI Tilamuta, PPI Tabulo, PPI Tongo, PPI Tenda, PPI Gentuma. 2. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 13 buah, 3. Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Bandungan, luas areal 5 Ha, 4. Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Lamu, luas areal 3 Ha, 5. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), sudah terakreditasi. 6. Unit Layanan Taksi Mina Bahari (TMB) di 6 wilayah, yaitu Wilayah Kwandang, Tenda, Bongo, Tabulo, Lemito dan Inengo, dan 5 UPM (Unit Pelayanan Mitra) yaitu UPM Gentuma, UPM Anggrek, UPM Botumoito, UPM Tongo dan UPM Torosiaje.
16
7. Pabrik es sebanyak 5 unit, masing-masing berlokasi di PPP Kwandang kapasitas 10 ton per hari, PPI Tongo 5 ton per hari, PPI Tabulo 5 ton per hari, TMB Lemito 2,5 ton per hari, dan PPI Paguat kapasitas 10 ton per hari. 8. Pabrik pengolahan rumput laut, 9. SPDN, yang sudah ada sampai tahun ini berjumlah 5 Unit 10. Kapal pengawas perikanan sebanyak 5 unit. 11. Lembaga Keuangan 2.3.2. Program Pembangunan Perikanan Provinsi Gorontalo Tahun 2013 Keadaan maupun sasaran pembangunan perikanan di Provinsi Gorontalo untuk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8 : Program pembangunan perikanan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014
No
Uraian/Kegiatan
Target produksi (ton)
1
Produksi Perikanan Tangkap
94.549
2
Produksi Perikanan Budidaya Produksi perikanan Kelompok Nelayan/pembudidaya Konsumsi ikan (kg/kap/thn) Cakupan bina kelompok nelayan Pendapatan Nelayan /Tahun Pendapatan pembudidaya /Tahun) PDNT (Program Desa Nelayan Tangguh) Nilai Tukar Nelayan/ Pembudidaya
171.351
3 4 5 6 7 8 9
1. Program Perikanan Tangkap a) Penyediaan sarana dan prasarana tangkap b) Restrukturisasi armada tangkap c) Rehabilitasi dan optimalisasi PPI dan TP d) Penguatan kelembagaan nelayan 2. Program perikanan Budidaya a) Penyediaan sarana dan Prasarana Budidaya b) Pengembangan dan Penyediaan Bibit Unggul 17
82.133 49 467 2.074.539 1.773.855 10 105.50
c) Penguatan kelembagaan pembudidaya 3. Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
a) Pembangunan pabrik es b) Pengembangan/Penyediaan sarana dan prasarana CCS (Cool Chance System) c) Penguatan sistem informasi pasar di tingkat desa d) Penguatan kelembagaan pengolah hasil perikanan e) Pembangunan dan rehabilitasi pasar ikan tradisional f) 4.
Bimtek teknologi pengolahan hasil perikanan
Program Pengelolaan Wilayah Pesisir a) Pemberdayaan masyarakat/perempuan pesisir b) Pelayanan dan penguatan Taksi Mina Bahari c) Pembangunan listrik tenaga surya bagi desa-desa pesisir dan pulau-pulau kecil d) Pemberdayaan desa-desa pesisir
Tabel 9 : Program pembangunan Desa Nelayan Tangguh Tahun 2013
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KAB./KOTA GORUT
BOALEMO
KECAMATAN Sumalata Atinggola Wonggarasi Paguat Paguyaman Pantai
KAB. GTLO
Bilato
BONE BOLANGO
Bone Pantai
POHUWATO
DESA Bulontio Barat Dumolodo Wonggarasi Barat Bumbulan Bubaa Limbatihu Luluo Ilomata Uabanga Sogitia
Program pengembangan Desa Nelayan Tangguh menuju Desa Mandiri merupakan integrasi program yang melibatkan SKPD terkait (Ring Integrated Program) terdiri dari: -
BAPPEDA dan BKD untuk pengusulan program/kegiatan dan alokasi anggaran
-
Perikanan dan Kelautan untuk penyediaan sarana dan prasarana produksi, sertifkat tanah nelayan, kartu nelayan dan pelaksana program perikanan dan kelautan lainnya,
-
Dikpora dan Dikes untuk penyediaan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan serta pelaksana program pendidikan gratis dan kesehatan gratis, 18
-
Koperindag serta Bakorluh PPK untuk penguatan ekonomi dengan melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada nelayan
-
Dinas Sosial untuk sarana prasarana sosial dan pelaksana program/kegiatan sosial lainnya.
-
PU, BPMDK dan Hutamben untuk penyediaan infrastruktur dasar, sanitasi, air bersih, rumah layak huni dan energy serta pelaksana program penunjang lainnya
III. MASALAH Masalah dalam programa penyuluhan perikanan merupakan kesenjagan antara data potensial dengan data aktual yang terdiri dari factor yang bersifat perilaku dan non perilaku. . Faktor yang bersifat perilaku adalah factor-faktor yang berkaitann dengan PKS (Pengetahuan. Ketreampilan dan Sikap) dari pelaku utama / pelaku usaha, dan pelaku perantara. Faktor non perilaku factor – factor yang berkaitan dengan sumber daya alam dan faktor penunjang. Secara umum status pemanfaatan
19
potensi sumberdaya perikanan
Provinsi Gorontalo dapat digambarkan sebagai
berikut : Luas perairan laut Provinsi Gorontalo keseluruhan adalah 50.500 Km2 dengan panjang garis pantai 655,8 Km, untuk Pantai selatan / Teluk tomini (438,1 km) dan Pantai utara/laut sulawesi (217,7 km ).
Dua wilayah WPP 715 dan 716 berpotensi
untuk perikanan tangkap dengan jumlah potensi (produksi) 1.226.090 ton per tahun yakni untuk WPP Laut Sulawesi (WPP716) 630.470 ton / tahun dan untuk WPP Teluk Tomini (WPP 716) 595.620 Ton /tahun. Dari potensi perikanan tangkap yang ada potensi perikanan tangkap Gorontalo diperkirakan hanya 92.200 ton pertahun dan pada tahun 2011 tingkat pemanfaatan 76.369 ton pada tahun 2011 atau sekitar 82 %, berarti 18 % belum termanfaatkan dengan baik. Sedang dalam skala yang lebih besar untuk memanfaatkan potensi sumber daya perikanan yang ada di WPP 715 dan WPP 716 baru mencapai 0,63 %. Selain itu potensi budidaya yang dimiliki Provinsi Gorontalo baik Budidya ikan air tawar, air laut maupun air payau seluruhnya berjumlah 35.870 Ha dengan tingkat pemanfaatan 5.151,5 Ha yang berarti 14% yang sudah dimanfaatkan, dan sekitar 86 % luas potensi budidaya perikanan yang belum dimanfaatkan. Tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan yang belum optimal ini merupakan masalah dan bagaimana mengoptimalkannya untuk mencapai tujuan pemanfaatan yang diinginkan. Rumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan tidak lepas dari kemampuan pelaku utama, pelaku usaha, penyuluh dan kelembagaan pelaku utama serta sarana dan prasarana pelaku usaha dan petugas. Faktor-faktor tersebut disusun berdasarkan, masalah umum menyangkut mayoritas pelaku utama, pelaku usaha, organisasi pelaku utama dan petugas (penyuluh) secara khusus yang erat kaitannya dengan program pembangunan perikanan yang sedang berlangsung di wilayah kerja dengan kemampuan biaya, tenaga dan peralatan. Gambaran umum masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan di Provinsi Gorontalo sebagai berikut :
20
a. Masih rendahnya SDM (Kuantitas maupun kualitas) penyuluh perikanan. b. Masih rendahnya Pengetahuan, keterampilan dan Sikap (PKS) Pelaku Utama dan Pelaku Usaha tentang teknis Peningkatan Produksi Perikanan dan Kelautan. c. Masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman Pelaku Utama dan Pelaku Usaha tentang Pemanfaatan Suberdaya Alam yang berkelanjutan dan lestari serta ramah lingkungan. d. Masalah sosial yang berkaitan dengan perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha terutama masalah pendidikan sebagian besar masih di bawah SMP, masih
kurangnya
ketersediaan
sarana,
tenaga
kerja
terampil,
produksi/kualitasnya rendah. e. Masalah ekonomi yang berkaitan dengan modal usaha dan belum adanya jaminan harga dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan pihak terkait utamanya pada saat panen, harga merosot/turun. Beberapa masalah khusus
pelaku utama yang menjadi skala prioritas,
pelaku usaha dan petugas baik prilaku maupun non prilaku telah dirangkum dari programa penyuluhan Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo sebagai berikut : 1.
Peningkatan Jumlah dan Kompetensi penyuluh perikanan melalui diklat masih kurang.
2.
Pelaku utama / pelaku
usaha belum menguasai teknologi penangkapan,
penanganan mutu dan pengolahan produksi. 3.
Pelaku utama Belum menguasai teknologi Budidaya ikan yang baik (CBIB)
4.
Kurangnya
kesadaran
pelaku
utama
untuk
menumbuhkan
dan
mengembangkan kelompok. 5.
Penerapan usaha pelaku utama belum berwawasan lingkungan
6.
Modal dalam pengembangan usaha perikanan pelaku utama dan pelaku usaha berorientasi bisnis perikanan melalui kemitraan masih kurang
7.
Kerjasama keswadayaan dalam membangun infrastruktur perikanan belum ada
8.
Penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan tingkat Kabupaten / Kota belum sesuai harapan
9.
Penyelenggaraan penyuluhan perikanan belum berjalan sesuai prinsip-prinsip partisipatif
21
10. Kegiatan penyuluhan perikanan masih bersifat parsial dan belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai 11. Materi dan metode penyuluhan perikanan belum sepenuhnya mendukung pengembangan bisnis komoditi unggulan perikanan. 12. Pengelolaan usaha perikanan umumnya masih secara individu dan belum berkelanjutan, 13. Belum Terlaksananya monitoring, evaluasi pelaksanaan penyuluhan perikanan, secara efektif dan efisien
IV. TUJUAN Rumusan keadaan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, dengan tujuan perubahan perilaku pelaku utama, pelaku usaha dan petugas yang hendak dicapai bersama-sama pemerintah dan pelaku utama / pelaku usaha. Rumusan tersebut berupa keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak. Tujuan yang ditetapkan berdasarkan penetapan prioritas masalah yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus:
22
Secara umum tujuan yang dicapai oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya SDM (Kuantitas maupun kualitas) penyuluh perikanan. b. Meningkatnya Pengetahuan, keterampilan dan Sikap (PKS) Pelaku Utama dan Pelaku Usaha tentang teknis Peningkatan Produksi Perikanan dan Kelautan. c. Meningkatnya
pengetahuan dan pemahaman Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha tentang Pemanfaatan Suberdaya Alam yang berkelanjutan dan lestari serta ramah lingkungan. d. Peningkatan pendidikan, ketersediaan sarana, tenaga kerja terampil, kualitas produksi. e. Mengupayakan untuk menfasilitasi terbentuknya koperasi nelayan (pelaku utama) sehingga yang berkaitan dengan modal usaha dan adanya jaminan harga dan kerja sama yang saling menguntungkan dapat terlaksana. Beberapa tujuan khusus pelaku utama yang menjadi skala prioritas, pelaku usaha dan petugas baik prilaku maupun non prilaku telah dirangkum dari programa penyuluhan Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo sebagai berikut : 1.
Peningkatan Jumlah dan Kompetensi penyuluh perikanan melalui diklat.
2.
Penguasaan teknologi penangkapan, penanganan mutu dan pengolahan produksi bagi pelaku utama.
3.
Pelaku utama dapat menguasai dan melaksanakan teknologi Budidaya ikan yang baik (CBIB)
4.
Pelaku utama dapat menumbuhkan dan mengembangkan kelompok menjadi kelompok yang mandiri.
5.
Penerapan usaha pelaku utama yang berwawasan lingkungan
6.
Pelaku utama dapat mengakses perodalan dalam pengembangan usaha perikanan pelaku utama dan pelaku usaha berorientasi bisnis perikanan melalui kemitraan.
7.
Adanya kerjasama keswadayaan dalam membangun infrastruktur perikanan.
8.
Penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan tingkat Kabupaten / Kota yang sesuai ketentuan.
9.
Penyelenggaraan penyuluhan perikanan partisipatif
23
yang berjalan sesuai prinsip-prinsip
10. Kegiatan penyuluhan perikanan yang terintegrasi dan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai 11. Materi
dan
metode
penyuluhan
perikanan
sepenuhnya
mendukung
pengembangan bisnis komoditi unggulan perikanan. 12. Pengelolaan usaha perikanan dilakukan secara berkelompok dan berkelanjutan, 13. Terlaksananya monitoring, evaluasi pelaksanaan penyuluhan perikanan, secara efektif dan efisien
V. CARA MENCAPAI TUJUAN Untuk mencapai tujuan yang di harapkan dari programa penyuluhan perikanan Provinsi Gorontalo tahun 2013, perlu di manfaatkan secara optimal dan berkelanjutan semua potensi yang ada di Provinsi Gorontalo atau memberdayakan Penyuluh, Peneliti, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha serta pihak-pihak terkait. Cara pencapaian tujuan ini dituangkan dalam bentuk tabulasi/matriks sebagaimana terlampir. 5.1. Pemberdayaan Penyuluh Perikanan
24
Penyuluh perikanan yang ada di Provinsi Gorontalo berjumlah 79 orang tersebar di Kabupaten/Kota dengan bidang keahlian masing – masing untuk melancarkan kegiatan penyuluhan, dapat dibantu dengan pejabat structural. Adapun fungsi Penyuluh perikanan yang antara lain: 1. Menyusun programa Penyuluhan 2. Menyusun rencana kerja tahunan yang di jabarkan pada rencana kerja bulanan 3. Menyediakan, menyebarkan, pelayanan informasi bagi Penyuluh dan Nelayan. 4. Menyelenggarakan Pelatihan /Kursus bagi Penyuluh dan Nelayan 5. Membimbing, Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan Pelaku utama 6. Memberikan
pelayanan
teknis
pelaksanaan
Penyuluhan
(Pengkajian
/
demonstrasi) 7. Melaksanakan Monitoring dan penyuluh
evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan
dan pelaku utama.
8. Melaksanakan kebijakan otonomi daerah Provinsi Gorontalo dalam bidang Perikanan, 3.2. Pemberdayaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
di Provinsi Gorontalo sudah ada
sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan pelaku utama dalam meningkatkan produksi perikanan antara lain : 1. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kwandang, terletak di Desa Moluo Kecamatan Kwandang, luas areal 2 Ha, dilengkapi dermaga sepanjang 100 M, talud 100 M, lantai lelang,
instalasi air bersih, gedung kantor, gedung
pertemuan, dll. 2. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebanyak 5 buah, yaitu PPI Tilamuta, PPI Tabulo, PPI Tongo, PPI Tenda, PPP Gentuma. 3. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 13 buah, yaitu TPI Wonggarasi, TPI Dulupi, TPI Bongo, TPI Ilomata, TPI Luluo, TPI Paguat, TPI Bilato, TPI Lemito, TPI Marisa, TPI Inengo, TPI Bubaa, TPI Tutulo, dan TPI Taludaa. 4. Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Bandungan, luas areal 5 Ha, dilengkapi dengan hatchery in door, hatchery out door, kolam pendederan, kolam pembesaran calon induk, kolam induk, kolam air deras, jaringan pengairan, rumah
25
karyawan, asrama siswa, aula/gedung pertemuan, dll. Kapasitas produksi 1 juta ekor benih per tahun. 5. Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Lamu, luas areal 3 Ha, dilengkapi dengan hatchery in door, bak larva, bak pakan alami, bak induk, tandon air, gudang pakan, mess karyawan, dll. Kapasitas produksi 1 juta ekor benih per tahun. 6. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), sudah terakreditasi, yang selain mampu menguji mutu ikan juga memiliki peralatan untuk menguji kandungan logam berat. 7. Unit Layanan Taksi Mina Bahari (TMB) di 6 wilayah, yaitu Wilayah Kwandang, Tenda, Bongo, Tabulo, Lemito dan Inengo, dan 5 UPM (Unit Pelayanan Mitra) yaitu UPM Gentuma, UPM Anggrek, UPM Botumoito, UPM Tongo dan UPM Torosiaje. 8. Pabrik es sebanyak 5 unit, masing-masing berlokasi di PPP Kwandang kapasitas 10 ton per hari, PPI Tongo 5 ton per hari, PPI Tabulo 5 ton per hari, TMB Lemito 2,5 ton per hari, dan PPI Paguat kapasitas 10 ton per hari. 9. Pabrik pengolahan rumput laut, di Desa Pongongaila Kecamatan Pulubala, yang mengolah bahan baku rumput laut menjadi ATC (Alkaline Treated Cottonii) atau SRC (Semi Refined Carragenan) dengan kapasitas 100 ton per bulan. 10. SPDN, yang sudah ada sampai tahun ini berjumlah 5 Unit 11. Kapal pengawas perikanan sebanyak 5 unit. 12. Lembaga Keuangan
yang berkaitan dengan modal kerja (Modal Usaha
Perikanan) berupa Bank pemerintah dan Bank Swasta, Koperasi serta Lembaga Keuangan lainnya, yang tersebar di 5 Kabupaten dan 1 Kota. 5.2. Pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
1. BP3K mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Perikanan karena BP3K merupakan sentral berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan/Desa; 2. BP3K mempunyai fungsi yang sama dengan BP4K serta Bakorluh, hanya dalam skala yang lebih kecil yaitu wilayah Kecamatan. BP3K diwajibkan menyusun
26
perencaan, melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai rencana dan melaporkan atau mengevaluasi hasil kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; 5.3. Pemberdayaan Pelaku utama / pelaku usaha Keberhasilan pembangunan Perikanan di pedesaan sangat tergantung pada campur tangan pelaku utama untuk menunjang keberhasilan kegiatan usaha pelaku utama/pelaku usaha di pedesaan perlu dibentuk kelompok pelaku utama, sehingga kelompok tersebut dapat berfungsi sebagai kelas belajar, wahana kerja sama dan unit produksi.
27
VI. PENUTUP Demikian Programa ini disusun sebagai dasar pelaksanaan dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan serta merupakan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menjabarkan programa penyuluhan ke dalam rencana kerja tahunan penyuluh perikanan.
28