EKSISTENSI MONUMEN KRESEK UNTUK MENUMBUHKAN RASA NASIONALISME PADA MASYARAKAT DESA KRESEK KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN THE EXISTENCE OF KRESEK MONUMENT TO BE IMPROVE NATIONALISM FOR KRESEK PEOPLE OF WUNGU SUBDISTRIC MADIUN REGENCY Eka Cahyanti Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Email:
[email protected] ABSTRACK: A nation must have people and long history in fighting for their nation’s independence. People must have sense of love and having to their nation and vice versa. Indonesian people must have big nationalism sense to their nation, because there is a term that a big nation is a nation that can admiring and respect the struggle of their heroes. But, recently the Indonesian nationalism sense weakened day by day. This research conducted with the aim to know people’s nationalism sense in Kresek Village, Wungu District, Madiun Regency with the existence of Kresek Monument.
Keywords: Kresek Monument, Nationalism ABSTRAK: Sebuah Negara pasti mempunyai rakyat dan sejarah panjang dalam meperjuangkan kemerdekaannya. Rakyat harus memiliki rasa mencintai dan memiliki terhadap negaranya dan begitu sebaliknya. Bangsa Indonesia harus memiliki rasa nasionalisme yang besar terhadap negaranya, karena terdapat istilah bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai perjuangan para pahlawan bangsa. Namun, dewasa ini rasa nasionalisme bangsa Indonesia makin lama mulai terkikis seiring berjalannya waktu. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui rasa nasionalisme masyarakat Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun dengan keberadaan Monumen Kresek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejarah yang ada dibalik Monumen Kresek yaitu peristiwa pada tahun 1948 terjadinya
pemberontakan PKI . Kedua, nilai nasionalisme yang terkandung dalam Monumen Kresek yaitu nilai rela berkorban, patriotisme, cinta tanah air dan kesetiaan dalam melestarikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, masyarakat maupun pemerintah berupaya dalam melestarikan nilai nasionalisme yang terdapat dalam Monumen Kresek. Kata Kunci: Monumen Kresek, Nasionalisme
Sebuah Negara pasti mempunyai rakyat dan sejarah panjang dalam meperjuangkan kemerdekaannya. Sebuah rakyat harus memiliki rasa mencintai dan memiliki terhadap negaranya dan begitu sebaliknya. Rasa saling mencintai dan memiliki disebut dengan nasionalisme. Rasa nasionalisme timbuh karena adanya kesadaran, kehandak untuk bersatu dan hidup bersama sebagai suatu bangsa yang maju, merdeka, berdaulat dan demokratis untuk mencapai, memelihara, mengabdi identitas, kemakmuran dari sebuah Negara tersebut. Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti Negara. Nasionalisme adalah loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsadan negaranya yang ditujukan melalui sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat (Yuliastuti, 2011:39). Demikian juga dengan bangsa indonesia yang memiliki rasa kecintaannya terhadap negaranya. Melihat begitu panjangnya sejarah Negara ini dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Bangsa indonesia harus memiliki rasa nasionalisme yang besar terhadap negaranya. Rasa nasionalisme bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara, karena terdapat istilah bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai perjuangan para pahlawan bangsa. Namun, dewasa ini rasa nasionalisme bangsa Indonesia makin lama mulai terkikis seiring berjalannya waktu. Lunturnya rasa nasionalisme disebabkan terpengaruh
oleh era modernisasi dan era globalisasi yang membuat setiap
individu dengan cepat mengikuti perubahan mengenai hal-hal yang baru. Seperti halnya masyarakat yang ada di desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun ini yang sedikit melupakan sejarah yang begitu berarti bagi Negara ini yaitu keberadaan sebuah monumen. Monumen Kresek merupakan bangunan bersejarah yang dibangun untuk mengenang suatu peristiwa sejarah di Madiun
yang sering disebut dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1948. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksut untuk menggambarkan rasa nasionalisme
masyarakat
dan
menumbuhkan
rasa
nasionalisme
melalui
keberadaan Monumen Kresek dan keberadaaan monumen tersebut. Nasionalisme adalah loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya yang ditujukan melalui sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat (Yuliastuti, 2011:39). Sedangkan nasionalisme ada beberapa
macam
bentuk
diantaranya
Nasionalisme
Kewarganegaraan
(nasionalisme sipil), Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme, Nasionalisme romantic, Nasionalisme budaya, Nasionalisme kenegaraan, Nasionalisme agama (Listyarti, 2007:28—29). Menurut Hertz (dalam Listyarti, 2007: 27) menyatakan bahwa nasionalisme mengandung empat unsure, diantaranya hasrat untuk mencapai kesatuan; untuk mencapai kemerdekaan; hasrat untuk mencapai keaslian; dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Dan dalam kenyataannya unsur-unsur tersebut merupakan factor penting terhadap adanya suatu bangsa. Adanya kesamaan nasib, keinginan dan cita-cita bersama menjadi sebuah negara yang dapat melindungi dan mewujudkan cita-cita bersama.
METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, Dalam
pendekatan ini data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata atau lisan yang bersumber dari manusia atau referensi. Dan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya masyarakat dan pemerintah setempat dalam melestarikan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam monumen Kresek tersebut. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan data statistik. Sedangkan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Kresek Desa ini memiliki luas 421 ha/m2 yang wilayahnya berbukit dengan tingkat kemiringan tanah 10 derajat ,suhu rata-rata tiap harinya 330 C. Desa Kresek berbatasan langsung dengan Kelurahan Wungu di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bodag, sebelah timur berbatasan dengan Desa Bolo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Brumbun (Profil Desa Kresek Tahun 2013). Desa Kresek dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih langsung oleh rakyat atau masyarakat Desa Kresek. Penduduk Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun ini rata-rata bekerja sebagai petani dan buruh tani. Selain itu, ada juga yang bekerja sebagai karyawan swasta, peternak, pedagang dan lainnya. Mayoritas penduduk Desa Kresek menganut agama islam. Struktur Bentuk Monumen Kresek Monumen Keganasan PKI Tahun 1948 atau yang lebih sering disebut dengan Monumen Kresek ini terdapat di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun. Dan Monumen Kresek ini memiliki luas 3,3 ha, di dalam area Monumen ini ada beberapa macam bentuk patung yang memiliki makna sendirisendiri. Ada 4 (empat) patung di dalam Monumen Kresek ini, diantaranya patung 5 (lima) orang anak yang memakai seragam sekolah berada di depan pintu gerbang masuk Monumen, Patung ini memperlihatkan seseorang yang tinggi besar bermuka bengis, kejam sedang membawa golok yang diayuhkan ke arah seorang ulama yang sedang berlutut, ada relief yang menggambarkan kronologi atau peristiwa Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1948 dan dituliskan juga pesan kepada generasi muda bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) itu tidak benar dan harus tetap waspada terhadap musuh-musuh pancasila juga harus selalu menjaga pancasila dan UUD NRI 1945, patung yang terakhir adalah patung mayat yang bergelimpangan yang diatasnya terdapat prasasti yang menuliskan namanama para korban kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI). Peristiwa Sejarah yang Terjadi dibalik Monumen Kresek di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Peristiwa sejarah yang terjadi dibalik Monumen Kresek adalah peristiwa pembrontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Peristiwa bersejarah di Madiun itu terjadi pada tahun 1948. Pada saat itu Partai Komunis
Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Musso dan Amir Syarifuddin melakukan pemberontakan di wilayah Madiun. Wilayah madiun dipilih sebagai tempat dalam melakukan aksinya karena wilayah Madiun sangat strategis, jauh dari pusat pemerintahan. Temuan data di atas sama halnya dengan pendapat yang dipaparkan oleh Andreson (2003:49) yang menyebutkan bahwa kota Madiun berkembang sebagai suatu pusat komunikasi utama, yang tidak hanya dihubungkan dengan adanya jalan raya trans Jawa dan jalan kereta api yang menghubungkan Surabaya dan Jawa Barat, namun juga karena memiliki banyak persawahan, daerah-daerah perkebunan, dan adanya pelabuhan di Pacitan di pantai selatan. Partai Komunis Indonesia (PKI) sebelum melakukan pemberontakan telah menyiapkan kekuatannya untuk meberontak. Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menghimpun kekuatan, di dalam menghimpun kekuatan bersenjata orangorang komunis membentuk organisasi kelaskaran yang tersiri dari Pesindo, Laskar Merah, Laskar Buruh, Laskar Rakyat, Laskar Minyak, TLRI (Tentara Laut Republik Indonesia), sampai ke TNI-Masyarakat. Kemudian saat Kementrian Pertahanan dikuasai oleh kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh menteri Pertahananan Mr. Amir Sjarifuddin, maka laskar yang dibentuk tadi mendapatkan fasilitas dan perlengkapan lainnya (Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, 1995:109). Kemudian orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI) juga menarik batalyon TNI, dan sampai tahun 1947 kekuatan bersenjata Partai Komunis Indonesia mencapai 25 batalyon serta 35% TNI telah berada dibawah pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada saat kekosongan pemimpin TNI di Jawa Timur, orang-orang Komunis melakukan pemindahan pasukannya untuk mendekati Madiun. Peristiwa tersebut bermula tanggal 18 September 1948 yang pada saat itu terdengar beberapa suara tembakan yang menandakan dimulainya pemberontakan, setelah mendengar suara tembakan tersebut pasukan dari Partai Komunis Indonesia segera melakukan aksinya dengan menduduki daerah-daerah vital yang ada di Madiun. Para pejabat ditangkap dan dipenjara. Bersamaan dengan peristiwa diatas di proklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia dan pembentukan Pemerintah Front Nasional, kemudian dilanjutkan mengibarkan bendera Merah (Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, 1995: 119).
Musso mengambil alih pimpinan Pemerintah Front Nasional dan kemudian mengadakan pidato yang isinya menyerah pemerintahan RI. Aksi yang dilakukan oleh PKI semakin brutal, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan penculikan terhadap tokoh daerah kemudian dipenjara dan menjadi tawanan dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Temuan di atas selaras dengan pendapat Departemen Penerangan RI (1996:21) yang menyatatakan bahwa para tokohtokoh partai yang bukan PKI dijadikan sasaran terornya, sedangkan aksi kerusuhan lainnya yang dilakukan oleh PKI diwarnai oleh penculikan, pembunuhan, dan teror bersenjata. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dilakukan di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun. Menurut hasil wawancara peristiwa tersebut bermula saat para gerombolan Partai Komunis Indonesia (PKI) berlari dengan para korban tawanannya karena mereka dikejar oleh tentara siliwangi, saat mereka menghindari kejaran tentara siliwangi tersebut di tengah perjalanan tepatnya saat berada di Desa Kresek mereka belok menuju arah rumah seorang warga yang bernama Sumo Rajiman. Setelah berada dirumah tersebut seluruh korbannya dibunuh semua, akan tetpi ada salah satu korban yang masih hidup karena pura-pura telah meninggal yaitu Suyud. Setelah melihat tawanannya tidak bernyawa semua tanpa dicek satu persatu akhirnya gerombolan Partai Komunis Indonesia (PKI) ini lari. Melihat para Partai Komunis Indonesia telah pergi akhirnya Suyud melarikan diri dengan cara menceburkan diri kesungai dan selamat hingga Partai Komunis Indonesia (PKI) ini tertangkap semuaya. Disisi lain Belanda mengetahui kalau di Desa Kresek ada Markas Partai Komunis Indonesia dan akhirnya rumah yang dijadikan pembantaian tadi dibakar oleh Belanda. Temuan paparan di atas selaras dengan pendapat Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (1995: 122) menyatakan para tawanan di tembak mati secara massal di pinggir sebuah kali di Desa Kresek, Dungus. Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Monumen Kresek di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam Monumen Kresek tersebut meliputi: a) Rela Berkorban
Sikap rela berkorban tersebut ditunjukan oleh para pejuang dalam mempertahankan pancasila. Mereka rela berkorban mempertarukan nyawanya demi keutuhan pancasila dan UUD NRI 1945. Para korban ini rela mati ditangan Partai Komunis Indonesia (PKI) demi ideologi pancasila. b) Cinta Tanah Air Cinta tanah air disini bisa dilihat dari kesetiaan para pejuang yang tetap teguh mempertahankan ideologi pancasila dibandingkan ideologi komunis. Mereka memperlihatkan sikap tidak setuju jika ideologinya diganti. Apabila ideologi pancasila diganti maka Negara ini akan carut marut dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. c) Anti Partai Komunis Indonesia (PKI) Anti terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) karena Partai Komunis Indonesia (PKI) itu kejam, tidak manusiawi dalam memperlakukan orang. Selain itu PKI juga nyata-nyata menentang dan menyerang pemerintahan RI, PKI juga secara nyata ingin mengganti Negara ini menjadi berideologi komunis. Keganasan Partai Komunis Indonesia (PKI) dilihat dari banyaknya korban yang dibunuh secara tidak manusiawi karena para korban ini menolak adanya ideologi komunis masuk ke Indonesia. d) Kesetiaan dalam menjaga Pancasila dan UUD NRI 1945 Sikap setia dalam menjaga pancasila dan UUD NRI 1945 ini terlihat dari sulitnya para pejuang dalam mempertahankan ideologi Pancasila dan UUD NRI 1945. Jadi kita sebagai masyarakat yang sudah merdeka sudah menjadi kewajiban kita dalam meneruskan perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan ideologi pancasila hingga sampai saat ini masih tetap ada. Kita harus bisa melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari supaya pancasila tetap lestari. e) Patriotisme Sikap kepahlawanan yang terkandung dalam Monumen Kresek ini dilihat dari sikap para korban serta perjuangan para pejuang yang gugur dalam pemberontakan tersebut yang berusaha sekuat tenaga dalam mempertahankan ideologi Pancasila hingga bisa ada sampai sekarang ini tanpa harus digantikan dengan ideologi lainnya.
Upaya Masyarakat Desa Kresek Kec. Wungu Kab. Madiun dalam Melestarikan Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Monumen Kresek di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Upaya-upaya
yang dilakukan oleh masyarakat
berkaitan dengan
pelestarian Monumen serta nilai yang terkandung di dalamnya. Masyarakat berupaya menjaga kelestarian Monumen Kresek dengan cara ikut menjaga kebersihan serta ikut menjaga keberadaan Monumen Kresek. Hal lain yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kresek dalam melestarikan nilai nasionalisme dengan memasang bendera merah putih dihari-hari peringatan seperti memperingati G/30 S PKI yang diperingati tanggal 30 September masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang, kemudian keesokan harinya masyarakat memasang atau mengibarkan bendera dalam memperingati hari kesaktian pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Upaya yang dilakukan masyarakat Desa Kresek ini sama seperti yang dikemukakan oleh Azha (diakses 7 November 2013) bahwa bendera merupakan salah satu identitas bangsa. Di balik wujudnya sebagai benda mati, tersirat sebuah kisah bagaimana perjuangan para pahlawan dalam merebut dan memerdekakan sebuah negara. Pertumpahan darah dan air mata mengisi perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan sebuah bendera, merah putih. Upaya lain juga dilakukan oleh pemuda desa dalam melestarikan nilai dengan mengadakan perlombaan volly antar pemuda desa yang dilakukan di area Monumen Kresek, hal ini dilakukan dengan tujuan supaya para pemuda bisa lebih menghargai jasa pahlawan dan lebih meningkatkan rasa nasionalismenya dengan diadakan kegiatan tersebut di area Monumen Kresek. Selain itu kegiatan ini dilakukan dengan tujuan mempererat tali persaudaran serta memperkokoh rasa kebersamaan dan kerukunan bisa terjaga. Upaya Pemerintah dalam Melestarikan Nilai-Nilai Nasionalisme yang Terkandung dalam Monumen Kresek di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Dalam hal ini terdapat pula beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, baik Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan maupun dari Pemerintah Kabupaten.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kresek dalam melestarikan nilai nasionalisme yang ada di Monumen Kresek ini ditunjukkan dengan memberikan arahan dan memberikan sosialisasi terhadap masyarakatnya akan pentingnya menjaga dan melestarikan Monumen Kresek serta menjaga dan melestarikan nilai yang terkandung di dalamnya. Masyarakat dihimbau untuk ikut menjaga kebersihan di sekitar area Monumen. Selain itu masyarakat juga diminta untuk mempunyai rasa saling memiliki Monumen tersebut sehingga keberadaan Monumen Kresek tetap bisa terjaga. Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Desa dengan membentuk sebuah kelompok yang diberi nama kelompok Sadar Wisata, kelompok ini tercetus karena adanya keterkaitan dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Madiun. Kelompok Sadar Wisata ini beranggotakan masyarakat Desa Kresek, kelompok ini dibentuk untuk menjaga dan melestarikan Monumen Kresek. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Wungu dalam melestarikan nilai-nilai nasionalisme dengan memberikan sosialisasi terhadap perangkat Desa Kresek mengenai pentingnya menjaga Monumen Kresek dan pentingnya melestarikan nilai nasionalisme yang ada dalam Monumen Kresek. Pemerintah Kecamatan juga memberikan pemberitahuan secara tertulis mengenai pemasangan atau pengibaran Bendera Merah putih di hari-hari tertentu. Selain itu pemerintah Kecamatan juga sangat mendukung dengan di adakannya atau dilaksanakannya upacara memeperingati hari kesaktian pancasila yang dilakukan di area Monumen oleh seluruh jajaran di Kabupaten Madiun. Hal ini dapat menumbuhkan rasa nasionalisme kepada seluruh peserta upacara dan melestarikan nilai tersebut supaya tidak hilang seiring berjalannya waktu. Seperti yang dikemukakan oleh Pramuaji (diakses 17 November 2013) yang menyatakan upacara bendera dilakukan dengan tujuan untuk memupuk jiwa nasionalisme dan patriotisme. Selain dijadikan tempat untuk upacara, di sekitar area Monumen Kresek juga disediakan tempat untuk perkemahan pramuka, dengan adanya tempat tersebut nilai nasionalisme bisa tertanam dalam diri para peserta yang melakukan perkemahan. Kemudian Pemerintah Kecamatan Wungu juga menginginkan pada saat pembacaan surat mob, hal itu bukan hanya simbol atau formalitas saja, akan
tetapi semua masyarakat bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat melestarikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Upaya lain dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun, hal ini terlihat dari Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Parwisata Kabupaten Madiun yang berupaya untuk selalu melestarikan nilai nasionalisme yang ada pada Monumen Kresek. Dalam hal ini bidang pariwisata mempunyai beberapa program yang berkaitan dengan pelestarian nilai nasionalisme, program tersebut diantaranya membuat paket wisata dengan biaya yang sangat murah untuk anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tujuan kunjungannya salah satunya ke Monumen Kresek. Dengan adanya program tersebut anak-anak bisa mengetahui sejarah yang melatar belakangi dibangunnya Monumen Kresek dan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme setelah mengetahui sejarah yang ada.Selain itu, untuk anak Sekolah Dasar (SD) ada jam kunjung tertentu ke Monumen Kresek. Kemudian
bidang
pariwasata
juga
membentuk
kelompok
yang
beranggotakan masyarakat Desa Kresek, kelompok tersebut diberi nama Kelompok Sadar Wisata. Kelompok ini dibentuk untuk mengembangkan keberadaan Monumen Kresek serta melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya termasuk nilai nasionalismenya. Selain itu sarana dan prasarana yang ada di area Monumen Kresek selalu diperbaiki dan ditambah fasilitasnya lainnya yang sebelumnya tidak ada. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa peristiwa sejarah yang terjadi dibalik Monumen Kresek adalah peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1948, yang di dalam Monumen Kresek terkandung nilai-nilai nasionalismenya, kemudian masyarakat serta pemerintah yang ada berusaha untuk melestarikan nilai nasionalisme tersebut supaya nilai itu tetap ada. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan kepada masyarakat Desa Kresek untuk bersama-sama selalu menjaga dan melestarikan nilai nasionalisme
yang terkandung dalam Monumen Kresek, kemudian untuk Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun yang mengelola Monumen Kresek supaya selalu melanjutkan pembangunan dan tidak berhenti sampai disini.
DAFTAR RUJUKAN Andreson, David Charles. 1974. The Military Aspects of The Madiun Affair. Terjemahan oleh Dwi Pratomo Yulianto dan Lilik Suryo Nugrohojati. 2003. Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo. Azha. 2013. Upacara Bendera (Sebuah Formalitas Tanpa Roh), (Online), (http://satdaka.blogspot.com/2013/05/makna-upacara-dihari-senin.html, diakses 7 November 2013). Depertemen Penerangan RI. 1996. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Listyarti, Retno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. 1995. Bahaya Laten Komunisme di Indonesia Jilid I Perkembangan Gerakan dan Penghianatan Komunisme di Indonesia (1913-1948). Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI. Pramuaji, 2010. Indonesia Raya- Refleksi Semangat Sumpah Pemuda, (Online), (http://thepramuajiajay.blogspot.com/2010/10/indonesia-raya-refleksisemangat-sumpah.html?m=1, diakses 17 November 2013). Yuliastuti, Rima, dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan 1untuk SMA/MA/SMK Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.