1
NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEPUASAN KERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMP NEGERI SUB RAYON WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
Disusun Oleh : RAHAYU TETRAWATI NIM: Q 100 110 051
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
3
THE SUPORTING FACTORS 0F WORKING THE TEACHERS SATISFACTION WHO HAD SERTIFICETED OF THE YUNIOR STATES SCHOOL IN WONOGIRI DISTRIK REGENCY WONOGIRI. Rahayu Tetrawati,Sabar Narimo,Sofyan Anif
[email protected],
[email protected],
[email protected]. Abstract This research is aimed to reveal the influence of : (1)the teachers’ motivation working satisfaction of the Junior States School in Wonogiri Distrik, (2) the managerial ability of the principal and the teachers’working satisfaction of the Junior States School in Wonogiri Distrik, (3)the school resources and the teachers’working satisfaction of the Junior States School in Wonogiri Distrik, (4)working surrounding climate and the teachers working satisfaction of the Junior States School in Wonogiri Distrik (5)teacher’s motivation, the managerial capability of the principal, the school resources and the working surrounding climate, altogether on the teachers working Satisfaction who had Sertificeted of the Junior States School in Wonogiri distrik The research was done in Junior States School in Wonogiri Distrik Regency Wonogiri, where as the kind of research method used is the correlation one. The data was collected using ordinal scale questionaire and the were analizedusing the singe regression and multiple regression. The research method is descriptive researchBased on the research, if found out that : (1)There is a significant suporting motivation the teachers working Satisfaction against supporting the teachers working satisfaction, with tcoeficient value 2,115. (2)The is a significant supporting of the principals managerial capability with tcoeficient value 4,347. (3)The is significant of the school resources with tcoeficientvalue 4,347 (4)The is a significant of the working surrounding climate,with tcoeficient value 2,309. (5)The is a significant of the teachers’ motivation, the principoal’s managerial capability, school resource and the working surrounding ccimate.altogehter agains the teachers’satisfaction climate of the Junior States School in Wonogiri Distrik, with counted F value 341,956. Key Wards: :Motivation, contribute significantly to job satisfaction of teachers. Pendahuluan Menurut Sofyan Anif dan Harsono (2010:2), ”Guru adalah profesional
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar,
pendidik
membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, selain tugas tersebut tugas dan profesi guru dalam kerasulan dan kewahyuan antara lain:membimbing peserta didik untuk menemukan jati dirinya
4
dalam perannya sebagai khafilah di muka bumi,membimbing kearah pencerahan dan jalan lurus serta membangun mesa dapan manusia,menjadi manusia dewasa hingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sendiri. Ditetapkannya Undang-Undang nomor 14 Tahun 2004 tentang guru dan dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional. Sertifikat pendidik adalah bukti pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional, maka guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja guru untuk meningkatkan kualitas profesi yang muaranya adalah meningkatkan kualias pendidikan. Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan,guru adalah sales agent dari lembaga pendidikan. Proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru (Mulyana,2007:7).
Perubahan yang
berpengaruh terhadap pendidikan dan peran guru meliputi perubahan dalam dimensi global, perubahan tersebut lebih lanjut menuntut understanding terhadap fungsi sekolah sebagai sarana pengembangan dan kemampuan yang dapat memantapkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat (Moch.Idochi Anwar,2003:46). Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenagkan
atau
mereka,kepuasan
tidak
kerja
menyenangkan,guru
mencerminkan
memandang
perasaan
seseorang
pekerjaan terhadap
pekerjaannya,dunia pendidikan di Indonesia banyak terjadi unjuk rasa atau demonstrasi baik yang dilakukan guru maupun yang dilakukan siswa, hal ini dilakukan karena beberapa faktor yang berpengaruh. Salah satu faktor adalah adanya ketidakpuasan yang dapat diaktualisasikan dalam berbagai tindakan yang dapat menurunkan semangat dan kegairahan kerja. Metode Penelitian Penelitian tentang Faktor-Faktor Pendukung Kepuasan Kerja Guru Bersertifikat Pendidik ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
5
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel dengan variabel yang lain, penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan data-data kuantitatif. Data kuantitatif penelitian diambil dari populasi karena dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah seluruh populasi. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian korelatif dimana penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Kesuksesan dalam menggunakan metode kuantitatif ini menghasilkan solusi yang tepat, ekonomis dapat diandalkan cepat dan mudah untuk digunakan dan dimengerti (Mudrajat Kuncoro,2001:1). Menurut Sugiyono(2012:119) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karak teristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga, dengan kata lain populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang dapat memberikan data. Pendekatan metode kuantitatif yang dipersiapkan berupa variabel-variabel lengkap dengan instrument penelitian bertujuan untuk memverifikasi hipotesis yang telah disusun sebelum bertatap muka (Sutama,2011:44). Jadi pendekatan ini berangkatnya dari data, data diproses dan dimanipulasi menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan. Penelitian dilakukan di sekolah menengah pertama yang berstatus negeri yaitu SMP Negeri Sub Rayon Wonogiri Kabupaten
Wonogiri.
Metode
pengumpulan
data
digunakan
untuk
mengumpulkan data penelitian ini adalah dengan menggunakan angket dan dokumen yang diberikan pada guru tempat penelitian dilakukan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Kepuasan kerja menurut Davis dan Newstrom (2000:105) merupakan salah satu sikap guru yang diciptakan di sekolahan agar dapat bekerja dengan moral yang tinggi, disiplin, semangat dan menghayati profesi. Guru sudah selayaknya tidak hanya dipandang sebagai obyek dalam pencapaian tujuan sekolah, yang mana guru hanya dipandang dan disetarakan dengan faktor produksi, tetapi
6
lebih dari itu guru harus dipandang serta diperlakukan sebagai subyek. Hal ini mengingat guru pada kenyataan juga berfungsi sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam pencapaian tujuan sekolah. Guru menjadi pelaku yang sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan sekolah, mempunyai
pikiran,
perasaan
serta
keinginan-keinginan
yang
dapat
mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaannya. Perolehan dari hasil uji hipotesis pertama membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi guru terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabs; atau 2,853 > 2,042. Kepuasan kerja dalam lingkungan pekerjaannya adalah kapuasan karja yang dinikmati dalam pakerjaan dengan adanya pujian hasil karja, penempatan, perlakuan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Guru yang dapat menikmati kepuasan kerja dalam pekarjaan ini akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa, walaupun balas jasa itu penting. Sedangkan kepuasan kerja di luar lingkungan kerjanya, adalah kepuasan kerja yang dinikmati dari adanya balas jasa yang diterima dari hasil pekarjaannya, agar ia dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Mengacu pada uraian di atas ternyata kepuasan kerja merupakan variabel yang cukup penting, karena mempunyai pengaruh yang sifatnya mendasar baik bagi guru sendiri maupun sekolah. Mengingat peran yang penting dari kepuasan kerja tersebut, banyak penelitian-penelitian ilmiah telah dilakukan untuk mempelajari kepuasan kerja. Banyak orang berpendapat bahwa gaji atau upah merupakan faktor utama untuk timbulnya kepuasan kerja. Hal ini memang bisa diterima, terutama dalam suatu negara yang sedang berkembang dimana uang merupakan kebutuhan yang vital untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok seharihari. Akan tetapi kalau masyarakat sudah dapat memenuhi kebutuhan keluarganya secara wajar maka gaji atau upah ini tidak atau bukan faktor yang utama. Sesuai dengan tingkatan motivasi manusia yang dikemukakan oleh Maslow maka upah atau gaji termasuk pada kebutuhan dasar.
7
Dalam rangka untuk meningkatkan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai sekolah, maka tidak bisa lepas dari semangat dan kegairahan kerja guru. Seorang guru mengajarkan siswa dengan berbagai tantangan misalnya: menghadapi siswa yang nakal, tempat yang terpencil, sarana yang kurang memadai dan lain-lain. Dalam dunia pendidikan terutama dalam proses belajar mengajarmotivasi adalah syarat mutlak untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Di sekolah sering terjadi yang dilakukan oleh siswa maupun guru, yaitu perbuatan malas, tidak menyenangkan, suka tidak masuk dan sebagainya. Dalam hal ini berarti guru tidak berhasil memenuhi motivasi siswa, ataukepala sekolah tidak berhasil memenuhi motivasi guru untuk mendong agar bekerja dengan segenap tenaga dan pikiran secara maksimal. Motivasi adalah sumber energi abadi, jika seseorang merasa lemah, tidak ada lagi semangat, maka dia memerlukan sumber energi tersebut (Adi sunarno, 2007:VII). Perhitungan uji hipotesis kedua membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru, Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai t tabel yaitu harga t tabel 4,084 > 2,042. Pemenuhan motivasi guru dalam dunia pendidikan penting peranannya, karena bila motivasi guru terpenuhi akan menumbuhkan kepuasan guru. Fungsi motivasi guru mempunyai peran yang penting bagi langkah-Iangkah kepemimpinan dalam marealisir segenap tujuan, rencana dan sekolah maupun diluar sekolah dituntut keahliannya dalam menjalankan fungsi motivating ini, agar semua warga sekolah yang dihadapi mau menjalankan tugas masing-masing secara ikhlas, penuh tanggung jawab sesuai tugas tugas yang telah dipercayakan kepada mereka. Kepala sekolah tidak bisa berbuat semaunya sendiri terhadap guru, karena guru juga membutuhkan sesuatu yang harus dipenuhi kebutuhannya oleh karenanya sebagai kepala sekolah harus mengerti akan kebutuhan guru. Guru pada hakikatnya juga manusia sehingga wajar bila guru membutuhkan makan, minum,
8
berbuat, istirahat, berusaha, menyelamatkan diri, memburu, menaruh minat dan lain-lain. Jadi motivasi guru sebagai penggerak atau motor yang memberi kekuatan guru untuk melakukan tugasnya. Frederik Herzberg (dalam Gery Dessle, 2009:98), pekerjaan yang menantang akan membangkitkan motivasi. Penggerak (motivating) didefinisikan "keseluruhan proses pemberian motifasi bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis". Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin dan menjalankan kepemimpinan (Sudarwan Danim, 2009:3). Hasil uji hipotesis ketiga membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sumber-sumber daya sekolah terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel atau 4,370 > 2,042. Kemajuan suatu lembaga/sekolah ditentukan sebagian bagaimama kemampuan manajerial pimpinan sekolah tersebut. Sulit untuk tercapai secara baik tujuan lembaga bila dalam kegiatan untuk mencapainya tidak ada perencanaan, tidak ada pengorganisasian, tidak ada yang memimpin, tidak ada yang mengevaluasi. Jadi ketercapaian tujuan sekolah secara baik dan efektif sebagian tergantung kemampuan manajerial kepala sekolah. Manajemen sekolah yang baik akan mempengaruhi kepuasan guru dan pada akhirya guru akan melaksanakan tugasnya secara baik sesuai harapan sekolah. Guru merupakan ujung tombak kemajuan sekolah karena guru bersentuhan langsung pada siswa. Fungsi pemimpin sebagai berikut:1) perencanaan : untuk menentukan apa sarana-sarana dan arah aksi dikerjakan. 2) pengorganisasian : untuk membagi pekerjaan diantara group dan membentuk serta mengenali hubungan-hubungan yang perlu. 3) menggerakkan para anggota group sanggup untuk melaksanakan tugas yang telah ditentukan dengan bersemangat. 4) mengontrol aktivitas untuk mencocokkan kegiatan sesuai rencana Kepala Sekolah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin sekolah dan professional dalam bidang pendidikan (Wahyudi, 2009:63). Jadi kepala sekolah
9
harus mampu menentukan cara kerja (cara guru mengajar), membagi tugas sesuai dengan keahliannya baik guru maupun karyawan, menentukan tugas masing-masing, serta menentukan sistem dan besarnya imbalan. Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarkhi dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Sekelompok yang terdiri dua orang atau lebih bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu nampak sudah ada kesepakatan diantara para ahli (Made Pidarta, 2004:1).
Perhitungan uji hipotesis kedua
membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara iklim lingkungan kerja dengan kepuasan kerja guru, Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel atau 2,309 > 2,042. Guru akan merasakan kepuasan kerja bila mempunyai kepala sekolah yang baik seperti yang disebutkan di atas, karena kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan tertinggi di sekolah. Guru akan tidak merasakan kepuasan kerja bila kepala sekolah berbuat tidak adil dalam memperlakukan bawahannya, tidak bijaksana, tidak berani mawas diri,kurang tanggung jawab, tidak mementingkan kerjasama dengan orang yang dipimpinnya. Pengawasan sebagai proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi manajemen pengawasan adalah pengukuran dan koreksi terhadap segenap aktivitas anggota sekolah guna meyakinkan bahwa semua rancangan-rancangan yang dibuat benar-benar dilaksanakan. Ini merupakan fungsi penting dalam kepemimpinan kepala sekolah. Dengan pengawasan akan bisa diamati kegiatan-kegiatan sekolah apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana, petunjuk dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Dengan pengawasan akan diketahui kelemahan-
10
kelemahan atau kekurangan yang dialami dan membetulkannya serta mencegah agar tidak terulang lagi. Pengertian sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi, sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk mnecapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan, dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan–pekerjaan itu sendiri. Sumber daya lembaga pendidikan antara lain : manusia, saranadan prasarana, biaya teknologi, serta informasi. Sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa) yang baik akan mempengaruhi kepuasan kerja guru. Sumber daya sarana dan prasarana yang memenuh isyarat kualitas dan kuantitas serta sesuai kebutuhannya akan mempengaruhi kepuasan kerja guru. Penggajian yang sesuai dan adil,penggunaan dana yang terarah, transparan akan menimbulkan kepuasankerja guru. Penggunaan teknologi yang tepat akan membawa kemudahan dan kepuasan kerja guru. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung kemampuan sumber daya manusia. Oleh karenanya kualitas dan kemampuan sumber daya manusia harus ditingkatkan ,dikelola dengan baik supaya tercipta semangat dan kegairahan kerja dengan meningkatkan kepuasan kerja guru,dengan cara meningkatkan kepuasan kerja dalam rangka menciptakan semangat dan kegairahan kerja adalah gaji yang cukup, memperhatikan kebutuhan rohani, sekali-kali menciptakan suasana santai, harga diri, tempatkan karyawan pada posisi yang tepat, kesempatan untuk maju, aman dimasa depan, loyalitas, diajak berunding, pemberian intensif yang terarah dan fasilitas yang menyenangkan. Sumber utama dari kepuasan adalah perasaan mampu menyelesaikan suatu tugas, pengakuan, serta mendapatkan kesempatan untuk maju. Oleh karenanya kepala sekolah mengupayakan agar guru dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, mengakui guru berprestasi dan mempromosikan pada jabatan yang lebih tinggi. Sarana dan prasarana sekolah berfungsi untuk mencapai tujuan sekolah oleh karenanya diusahakan dalam keadaan baik. Sarana dan prasarana yang baik
11
akan mem Keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan dapat menjadi bagian dari sistim penilaian kinerja termasuk pemberian gaji maupun imbalan lainnya (Richard L.Daft,2010:225). pengaruhi hasil kerja dan kepuasan kerja guru sarana dan prasarana, manusia, biaya, teknologi dan informasi mempengaruhi produktivitas dan kepuasan kerja guru. Iklim organisasi sebagai aset atribut organisasi dan subsistimnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi yang disebabkan oleh cara-cara organisasi terhadap anggota lingkungannya. Davis dan Newstron (2001:25), memandang iklim organasasi sebagai kepribadian sebuah organisasi yang membedakan dengan organisasi lainnya. Kepuasan kerja sebagai kombinasi aspek psikologis, fisiologis, dan kondisi lingkungan yang menyebabkan seseorang dengan menyatakan puas atas pekerjaan atau dengan kata lain sebagai suatu sikap yang dihasilkan dari keseimbangan dan penjumlahan atas berbagal faktor berupa pengalaman yang disukai maupun yang tidak disukai dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dilakukan. Mengingat kerja guru tidak sendiri tetapi di sekolah maka tidak bisa lepas dari terpengaruh lingkungannya (kepala sekolah, sesama karyawan, siswa, kelas, masyarakat dan laln-lain). Bagaimana moral kerja warga sekolah yang berhubungan dengan guru dalam melaksanakan tugas di sekolah. Dalam hasil uji hipotesis kelima membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi guru, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah dan iklim lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan uji F statistik dimana fhitung lebih besar dibandingkan dengan ftabel atau 123,624 > 2,73. Kepala sekolah harus dapat menciptakan situasi yang bersih karena dengan sekolah yang bersih akan membuat senang dan kerasan,situasa sekolah yang aman akan membuat guru terjaga jiwanya, tidak bising merupakan syarat agar belajar mengajar mendapatkan hasil yang baik, iklim dan moral kerja warga
12
sekolah baik akan membuat suasana semangat kerja yang baik, pertukaran udara baik akan membuat suasana tidak panas dan menyehatkan, taman yang indah dan lain-lain yang menyangkut kondisi lingkungan kerja guru. Kondisi lingkungan yang baik akan mempengaruhi kepuasan kerja guru yang juga akan menguntungkan sekolah itu sendiri yaitu akan membuat guru tidak bosan dan meningkatkan semangat dan kegairahan kerja guru. Guru dalam melaksanakan tugasnya tidak sendirian makaakan terjadi hubungan dengan manusia maupun lingkungan kerja. Hubungan antara sesama teman sekerja, bawahan ataupun atasan dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Untuk memudahkan pemahaman kerangka pemikiran teoris di atas secara sederhana dapat ditunjukkan dengan gambar di bawah ini:
X1 X2 X3
Y
X4
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Teoritis. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir penelitian telah dijelaskan di atas, maka hipotesis yang dalam penelitian ini adalah: Ada kontribusi tentang motivasi guru berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru, ada kontribusi tentang seberapa kemampuan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru,ada kontribusi sumbersumber daya sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru, ada kontribusi iklim lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja, ada kontribusi motivasi guru, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah dan iklim lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasam kerja guru.
13
Kesimpulan Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi guru terhadap kepuasan kerja
guru.
Terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
kemampuan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru Terdapat pengaruh yang signifikan antara sumber-sumber daya sekolah terhadap kepuasan kerja guru. Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim lingkunngan kerja terhadap kepuasan kerja guru.Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi guru, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah, dan iklim lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru. adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel motivasi guru, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sumber-sumber daya sekolah dan iklim lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.
DAFTAR PUSTAKA Sofyan
Anif
dan
Harsono,2010,Pengembangan
Profesionalisme
Guru.
Surakarta:FKIP UMS. Adi
Soenarno.2007.Motivation
games
untuk
peletihan
manajemen.Jakart:Penerbit Andi. Adi Soenarno, 2005, Leadership games peletihan manajemen.Jakarta: Penerbit Andi. Davis
dan
Newstrom,
2000,
Kepuasan
Kerja,
Staf.uny.ac.id/Sites/default/files/penelitian/Sukanti.Dra.MPd.repository.un ib.id/317,diakses: tanggal 12 November 2012, hari Senin pukul 09.00. Idochi
Anwar,2003,Administrasi
Pendidikan
Dan
Manajemen
Biaya
Pendidikan.Bandung:Alfabeta(IKAPI). Mulyasa,2005,Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyasa, 2007, Sertifikasi Guru.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mudrajat, Kuncoro, 2001, Metode Kwantitatif. Yogyakart: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
14
Made Pidarta, 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Moch, Idochi, 2003, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alvabeta. Richard L, Daft, 2010, Era Baru Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Robert, Kreitner dan Angelo Kinichi, 2005, Perilaku Organisasi. Penerbit Salemba Empat. Sutama, 2011, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif, PTK. Surakarta: Fairus Media. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: CV Alfabeta. Sudarwan, Danim, 2002, Menjadi peneliti Kwalitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Wahyudi, 2009, Kepemimpinan Kepala Sekolah.Bandung: Alfabeta.