PROGRAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH DALAM MEMBANGUN NILAI-NILAI TOLERANSI SEBAGAI UPAYA MENGHADAPI PERBEDAAN FAHAM PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN PONOROGO ORGANIZATION PROGRAM OF MUHAMMADIYAH IN BUILDING VALUE TOLERANCE AS EFFORT TO FACE A DIFFERENT IDEOLOGY AT PONOROGO COMUNITY Nashrul Wahyu Suryawan Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, prodi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang. Email:
[email protected] ABSTRACT: Studies are intended to determine program Muhammadiyah organization in building values - values of tolerance as an attempt to deal with the differences in the communities in the district schools of Ponorogo. The approach used in this study is descriptive qualitative. Location of the study area is Chairman of Muhammadiyah Ponorogo. Data sources of this study are members of Muhammadiyah regional leaders, communities and counties ponorogo archive Muhammmadiyah regional leaders. The data collection techniques used in this study observation, interviews, and dokumentasi.Analisis data using an inductive approach. The results of this study indicate that in implementing the program at the community, organization Muhammadiyah instill the values of tolerance with a view to minimizing the potential for conflict is caused due to ideological differences between organizations in the community. Keywords : Muhammadiyah, Tolelare, Different Ideology ABSTRAK : Penelitian di maksudkan untuk mengetahui program Organisasi Muhammadiyah dalam membangun nilai – nilai toleransi sebagai upaya menghadapi perbedaan faham pada masyarakat di kabupaten Ponorogo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian adalah Pimpinan daerah Muhammadiyah Ponorogo. Sumber data penelitian ini adalah anggota pimpinan daerah Muhammadiyah, masyarakat kabupaten ponorogo dan arsip pimpinan daerah Muhammmadiyah.Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini observasi, wawancara, dan dokumentasi.Analisis data menggunakan pendekatan induktif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
melaksanakan program pada masyarakat, Organisasi Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai toleransi dengan maksud untuk meminimalisir potensi konflik yang di sebabkan karena perbedaan ideologi antar organisasi dalam masyarakat. Kata Kunci: Muhammadiyah, Toleransi, Perbedaan faham Pembangunan dinamika bangsa kearah modern lebih banyak di pengaruhi oleh organisasi yang berada di tengah-tengah Masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Organisasi masyarakat berhubungan serta berinteraksi langsung dengan masyarakat pada semua lapisan.Organisasi Masyarakat di Indonesia diantaranya adalah Nahdlatul Ulama’ atau yang biasa di sebut dengan NU serta Muhammadiyah . Kedua Organisasi tersebut memiliki dasar ideologi religius, akantetapi NU dan Muhammadiyah juga bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Muhammadiyah dalam hal ini merupakan Organisasi Masyarakat yang di dirikan dengan tujuan untuk mengembalikan ajaran islam kepada hakekat agama islam yang murni. Seiring dengan perkembangan dinamika kehidupan, Muhammadiyah memperluas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang masuk pada dunia sosial masyarakat serta politik. Dalam bidang sosial masyarakat Muhammadiyah mendirikan berbagai amal usaha yang di dirikan sebagai wujud pemberdayaan sumber daya manusia. Dalam bidang pendidikan Muhammadiyah mendirikan sekolah sekolah dengan berlandaskan agama islam yang kemudian berkesinambungan pada sekolah umum yang mempelajari ilmu-ilmu umum. Mengacu pada banyaknya amal usaha yang di bentuk oleh Muhammadiyah serta banyaknya Organisasi religius yang ada akan menimbulkan berbagai polemik yang tumbuh dalam masyarakat. Oleh sebab itu kebebasan mengemukakan pendapat di atur dalam Undang- Undang agar perbedaan yang tumbuh dalam masyarakat tidak berkelanjutan menjadi perselisihan. Pada masyarakat Kabupaten Ponorogo seringkali di temukan perseteruan / konflik yang di dasarkan pada perbedaan nilai serta faham yang di miliki oleh setiap organisasi Masyarakat. Pada kenyataannya perbedaan penentuan jatuhnya hari raya dalam agama islam sering menjadikan perselisihan dalam masyarakat. Konflik yang pada awalnya berskala kecil kemudian melebar pada isu-isu fanatisme antar golongan,
faham / ideologi dan sosial politik kemasyarakatan. Tanpa adanya nilai tolerasi antar individu dan kelompok akan terjadi saling menyalahkan dan merasa kelompoknya mempunyai pandangan dan ideologi yang benar serta menganggap kelompok lain hanya merupakan golongan minoritas. Penanaman nilai toleransi yang tepat dalam masyarakat sangat di perlukan untuk meminimalisir konflik di masyarakat dalam lingkup sosial, budaya serta politik. Berdasarkan pendapat diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis : (1) Program Organisasi Muhammadiyah dalam lingkup sosial dan keagamaan untuk menanamkan nilai dan sikap toleransi pada masyarakat, (2) mendiskripsikan tanggapan masyarakat kabupaten Ponorogo terhadap Program serta kegiatan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah, (3) mendiskripsikan kendala yang di hadapi Muhammadiyah dalam menanamkan nilai serta sikap toleransi dalam Masyarakat Kabupaten Ponorogo, (4) mendiskripsikan upaya Muhammadiyah untuk mengatasi Kendala menanamkan nilai dan sikap toleransi dalam masyarakat Kabupaten Ponorogo. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari anggota organisasi Muhammadiyah yang telah dipilih berdasarkan jabatan dalam Organisasi kemudian masyarakat umum Kabupaten Ponorogo serta dari arsip Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Prosedur pengumpulan data data penelitian ini ada 3 yaitu wawancara secara mendalam, observasi, serta dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif menggunakan pendekatan induktif. untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut (1) Perpanjangan penelitian (2) Triangulasi (3) Peningkatan ketekunan. Tahap-tahap penelitian ada 3 yaitu (1) Tahap orientasi (2) Tahap eksplorasi fokus (3) Tahap Penelitian (4) Tahap menganalisis data.
HASIL Program organisasi Muhammadiyah dalam masyarakat meliputi berbagai aspek, diantaranya adalah progam dalam bidang keagamaan, sosial masyarakat, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Program yang di laksanakan Muhammadiyah tersebut sebagian besar langsung berinteraksi dengan masyarakat. Dalam bidang pendidikan Muhammadiyah hadir di tengah – tengah masyarakat umum dengan tidak membedakan latar belakang masyarakat yang berkeinginan untuk menuntut ilmu dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah. Sehingga perlu adaptasi dari siswa dan bimbingan secara komperhensif dalam hal keagamaan. Dalam hal sosial masyarakat Muhammadiyah melakukan kegiatan – kegiatan sosial yang memberikan pelayanan pada masyarakat umum dengan fokus program yang beraneka ragam. Sehingga dalam program sosial kemasyarakatan Muhammadiyah menyusun program yang di khususkan pada fokus panti asuhan anak yatim piatu, panti jompo dan panti asuhan tunanetra. Pada bidang ekonomi Muhammadiyah mendirikan bank perkreditan rakyat dan swalayan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pada masyarakat dalam bidang ekonomi serta meningkatkan taraf hidup masyarakat kabupaten ponorogo. Dalam penyelenggaraan amal usaha Muhammadiyah bidang ekonomi di lakukan dengan menggunakan ketentuan yang terdapat pada syariat agama Islam. Pembagian tugas diantara pimpinan Muhammadiyah daerah tersebut di maksudkan agar memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi dari masing- masing Majelis dalam Organisasi. Sehingga tidak terjadi kerancauan dalam pelaksanaan program yang di laksanakan, program yang di laksanakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fokus bidang yang di tangani oleh setiap majelis. Prioritas program Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo terbagi menjadi beberapa point, yaitu Pertama Penguatan Organisasi di semua aspek dengan memberikan prioritas bagi kinerja pimpinan melalui berbagai kegiatan dan evaluasi kinerja pimpinan secara berkala. Pemantapan manajemen dengan membangun saarana dan prasarana perkantoran di semua tingkatan amal usaha muhammadiyah (Arsip Pimpinan daerah Muhammadiyah 2011). Kedua Peningkatan Kualitas dan
kuantitas lembaga Muhammadiyah di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan yang bertujuan pada optimalisasi fungsi sebagai sarana da’wah yang menyerukan amar ma’ruf nahi munkar (Arsip Pimpinan daerah Muhammadiyah 2011). Ketiga Dalam bidang pendidikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah mendirikan sekolah sekolah di berbagai daerah dengan tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan sebagai sarana dakwah serta penanaman ideologi dalam Masyarakat. Keempat Peningkatan kegiatan tabligh dan tarjih sebagai sarana dalam membentengi masyarakat dari berbagai aliran sesat yang mengacu pada pemurtadan. Majelis tabligh dan tarjih sekaligus memegang misi organisasi yang berusaha mengembalikan ajaran agama Islam pada islam yang sebenar benarnya tanpa adanya campuran ketentuan yang tidak terdapat dalam ajaran Agama Islam. Agama Islam yang sebenar benarnya adalah ajaran dan syariat yang di wahyukan allah dalam al Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Kedua majelis ini berhubungan erat di karenakan bersama – sama mengurusi masalah syariat agama Islam dalam masyarakat. Peningkatan kinerja dalam kedua bidang ini langsung berhuubungan dengan masyarakat sehingga di perlukan kehati-hatian dalam pelaksanaan program kerja di lapangan. Kelima Mengoptimalkan hubungan dengan media masa dalam kerangka sosialisasi kebijakan publik. Kebijakan publik yang di maksud Muhammadiyah mencakup dua aspek, publik umum pemerintahan dan kebijakan publik yang di keluarkan oleh Muhammadiyah. Keenam Dalam bidang pelayanan sosial Muhammadiyah memberikan pelayanan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Diantaranya adalah pendirian panti jompo, panti tunanetra serta panti asuhan yatim piatu (Arsip Pimpinan daerah Muhammadiyah 2011). Bidang tersebut di tangani oleh bidang pelayanan Masyarakat yang dalam pelaksanaannya melihat dinamika sosial yang berkebang dalam masyarakat. Secara umum program yang di susun oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah mempunyai tujuan yaitu terbinanya sistim pranata organisasi yang matang dan terstruktur serta meningkatkan kualitas anggota yang memiliki komitmen terhadap Agama Islam dan Muhammadiyah, berwawasan luas, professional dalam pengelolaan organisasi.
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam struktur sosial dan berbagai faham yang majemuk, sehingga program yang di laksanakan Muhammadiyah tersebut tidak dapat begitu saja di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu di perlukan nilai – nilai toleransi untuk mengantisipasi sekaligus mengatasi konflik yang terjadi pada masyarakat. Dalam menyikapi perbedaan dan respon masyarakat, muhammadiyah berupaya menanamkan nilai- nilai dan sikap toleransi pada anggotanya, hal ini di maksudkaan agar dari anggota yang terdapat pada masyarakat dapat memberikan contoh yang baik pada masyarakat sehingga pada akhirnya masyarakat dapat mencontoh apa yang di lakukan oleh anggota organisasi Muhammadiyah. Perbedaan ideologi agama islam yang terdapat dalam masyarakat di pengaruhi oleh berbagai organisasi yang berlandaskan agama islam. Sehingga berpengaruh pada respon masyarakat terhadap program – program yang yang di lakukan Muhammadiyah. PEMBAHASAN Program Kerja Organisasi Muhammadiyah dalam menanamkan Nilai Toleransi pada Masyarakat Kabupaten Ponorogo Program kerja yang di canangkan Muhammadiyah dalam masyarakat meliputi program dalam lingkup sosial masyarakat, Ekonomi, Pendidikan, dan kesehatan. “Keempat Program Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo tersebut merupakan Program prioritas yang di rancang sebagai salah satu implementasi terhadap AD dan ART Muhammadiyah Pusat serta pengabdian terhadap Masyarakat” (Tanfidz Musyda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo,2009 : 10). Sesuai dengan posisi Muhammadiyah yang mengambil posisi dalam politik kebangsaan bukan merupakan Organisasi politik kepartaian. Sehingga Muhammadiyah lebih banyak bergerak dalam bidang sosial Kemasyarakatan. Meskipun demikian program kerja yang di susun Muhammadiyah tidak begitu saja lepas dari lingkup keagamaan, dalam artiam Muhammadiyah menerapkan amal usaha yang ada dalam masyarakat di sertai dengan kegiatan dakwah untuk mengimplementasikan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam agama Islam.
Secara terperinci program kerja yang di lakukan meliputi bidang pendidikan, bidang pendidikan merupakan sasaran prioritas dalam pengabdian Muhammadiyah pada masyarakat dan Bangsa. Dalam instansi sekolah Muhammadiyah pendidikan umum di padukan dengan pendidikan agama Islam yang mengajarkan tentang syariat dan ketentuan- ketentuan mengenai agama Islam. “Pendidikan Kemuhammadiyahan juga di terapkan dengan maksud untuk menanamkan faham serta ideologi organisasi Muhammadiyah dan mencetak kader- kader Muhammadiyah sebagai generasi penerus Organisasi Muhammadiyah” (Tanfidz Musyda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo,2009 : 19). Dalam bidang- bidang lain amal usaha yang di miliki Muhammadiyah secara langsung ataupun tidak langsung menerapkan nilai- nilai serta sikap toleransi dalam masyarakat. Dalam segi ekonomi amal usaha muhammadiyah meliputi Swalayan yang terdapat di kabupaten dan kecamatan yang di kelola oleh cabang Muhammadiyah yang berkedudukan di kecamatan. Dalam amal usaha swalayan yang di jalankan Muhammadiyah menganut sistim perkonomian dalam Islam yang secara langsung mengadopsi ketentuan ketentuan Hukum dagang dalam Islam. Sehingga dalam pengambilan laba atau keuntungan di lakukan dengan menggunakan syarat dan ketentuan dalam agama Islam.
Respon Masyarakat terhadap Program Kerja Organisasi Muhammadiyah Dari program kerja yang di laksanakan Muhammadiyah dalam masyarakat terdapat berbagai tanggapan dari masyarakat. Program yang di selenggarakan Muhammadiyah tidak lepas dari tanggapan positif dan negatif. Masyarakat yang dapat membuka pola fikirnya, menanggapi dengan antusias program – program yang di laksanakan Muhammadiyah dalam berbagai aspek kehidupan beragama dan sosial kemasyarakatan. Mereka merespon dengan baik kegiatan – kegiatan majelis taklim, pengajian serta kegiatan keagamaan lain dalam masyarakat (Tim Penelitian & penulisan Sejarah Muhammadiyah Ponorogo 1991 : 19). Dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah masyarakat menyambut positif pendirian sekolah – sekolah
Muhammadiyah, rumah sakit, panti jompo, panti asuhan yatim piatu serta amal usaha ekonomi yang terdapat dalam Muhammadiyah. Asumsi negatif yang ada dalam masyarakat terhadap faham Muhammadiyah merupakan salah satu kendala yang di hadapi oleh organisasi Muhammadiyah, khususnya pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo. Kultur budaya Masyarakat Ponorogo yang kuat adalah dasar bagaimana sulitnya mengubah pandangan dan gaya hidup masyarakat yang salah. ”Program kerja ataupun agenda yang di laksanakan Muhammadiyah tidak begitu saja mendapatkan respon positif dalam masyarakat, karena masyarakat sebagian masih berdasar pada adat kebiasaan yang telah melekat dan sulit di pisahkan dari kehidupan” (Tim Penelitian & penulisan Sejarah Muhammadiyah Ponorogo 1991 : 19). Selain itu kegiatan keagamaan masyarakat banyak yang masih keluar dan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang terdapat pada Al Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW(Tim Penelitian & penulisan Sejarah Muhammadiyah Ponorogo 1991 : 22). Ajaran dan faham yang mengandung unsur Hindu Budha masih di jumpai serta di terapkan dalam kehidupan religius masyarakat Kabupaten Ponorogo. Hal inilah yang mendorong Muhammadiyah muncul sebagai gerakan pembaharuan yang di maksudkan untuk merubah pola fikir masyarakat agar dapat kembali pada ajaran Islam yang murni. Kendala yang Dihadapi Muhammadiyah dalam Menanamkan Nilai- Nilai Toleransi kendala yang di hadapi Oleh Organisasi Muhammadiyah dalam menanamkan Nilai serta sikap Toleransi pada Masyarakat dan anggota Muhammadiyah adalah adanya perselisihan dan perbedaan pendapat yang ada pada masing – masing organisasi masyarakat yang berlandaskan Agama Islam. Di Kabupaten Ponorogo terdapat berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai landasan Agama Islam, namun demikian ada dua organisasi yang memiliki anggota mayoritas yaitu Muhammadiyah yang menganut faham Al Qur’an Wa Sunatullah dan NU yang secara Umum menganut ajaran Islam Al Quran dan Sunah Rasul dan
mazhab sebagai sumber sekunder dalam penerapan ajaran Agama Islam (Binhad Nurohmat, 2011 : 64). Secara garis besar kedua organisasi mayoritas tersebut adalah organisasi yang bernafaskan Islam hanya saja dasar mazhab yang membedakan kedua Organisasi tersebut. Perbedaan pendapat dan faham pada organisasi masyarakat tersebut terdapat pada ideologi dan tatacara pelaksanaan ibadah yang menyangkut fiqih, aqidah, dan aqlak dalam agama Islam(Al Islam Kemuhammadiyahan 3, 2012 :82). Penyamaan persepsi sulit di laksanakan dalam berbagai aspek, di antaranya adalah dalam hal penentuan Jatuhnya hari raya Idul Fitri yang rentan mengalami perbedaan. Berdasarkan sistematika pemahamam penghitunggan bulan antara Muhammadiyah dan NU ( Nahdlatul Ulama’ ) sudah berbeda. Perbedaan yang bersumber dari Pimpinan Pusat tersebut kemudian meluas pada lingkup masyarakat umum melalui perantara anggota organisasi Masyarakat tersebut. Dalam masyarakat fanatisme golongan menimbulkan suatu perselisihan dengan latar belakang golongan. Sikap fanatisme yang berlebihan ini menjadi pemicu besarnya klaim kebenaran oleh masing – masing anggota organisasi terkait dengan faham keyakinan tersebut. Fanatisme yang berlebihan dalam lingkup masyarakat juga dapat di pengaruhi oleh pendidikan yang kurang merata pada lingkup masyarakat umum. Pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan pada pemikiran setiap individu dalam masyarakat. Bagi masyarakat kita pemikiran tentang pembangunan masyarakat madani sangat urgen, mengingat kondisi masyarakat kita saat ini berada dalam kondisi sangat sensistif dan rentan terhadap isu kontradiktif (Munandar 2001 ; 95). Dari sisi lain kendala yang di hadapi Muhammadiyah adalah pola fikir masyarakat Ponorogo yang pada awalnya cenderung terisolasi dan terdoktrin serta tertutup oleh faham – faham baru yang muncul dalam masyarakat. Masyarakat sering tidak melihat dengan cermat apakah faham tersebut atau salah, Judgement negativ begitu saja di berikan pada faham baru yang berkembang dalam Masyarakat.
Upaya Muhammadiyah dalam Meminimalisir Kendala dalam masyarakat Upaya yang di lakukan Muhammadiyah dalam menghadapi dan meminimalisir kendala yang timbul dari penanaman sekaligus penerapan nilai – nilai toleransi pada anggota dan masyarakat adalah dengan memberikan pengertian pada masyarakat melalui pendekatan Humanistik. Perbedaan mendasar mengenai ideologi keagamaan yang ada dalam masyarakat merupakan suatu hal yang riskan untuk di perdebatkan, sehingga muhammadiyah menempuh jalan dialog yang mengutamakan kebijaksanaan dan pengertian terhadap organisasi lain dalam lingkup keagamaan. Meluas pada lingkup masyarakat, kendala yang timbul disikapi Muhammadiyah dengan memberikan pemahaman mengenai syariat Islam yang di dasari dengan ayat- ayat Al Quran dan Sunah Rasul yang kuat. Penanaman faham pada masyarakat tersebut di lakukan Muhammadiyah dengan mengadakan Majelis taklim sekaligus pengajian umum yang dapat di hadiri oleh masyarakat tanpa membedakan berbagai latar belakang. Pada kenyataannya terdapat masyarakat yang belum dapat menerima ideologi Muhammadiyah secara utuh dan kompleks, hal tersebut memacu Muhammadiyah untuk lebih giat dalam memberikan sosialisasi dan membuktikan pada masyarakat bahwa Muhammadiyah dapat di terima dengan baik oleh masyarakat umum. Kesimpulan dan saran Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan maka dilakukan kajian secara teoritis oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa program organisasi Muhammadiyah mencakup berbagai aspek dalam masyarakat. Diantaranya dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial kemasyarakatan, kesehatan dan keagamaan, keseluruhan program yang di selenggarakan oleh muhammadiyah di sertai dengan penanaman nilai- nilai toleransi dalam masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir dan mengatasi konflik yang mungkin terjadi dalam masyarakat yang di sebabkan karena adanya perbedaan faham dan ideologi organisasi masyarakat dengan dasar agama Islam. Upaya yang di lakukan organisasi Muhammadiyah dalam mengatasi potensi konflik dalam masyarakat tersebut di terapkan di dalam dan di luar organisasi sehingga nilai- nilai toleransi dapat di terapkan secara kompleks dan menyeluruh dalam semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan kesimpulan diatas dikemukakan diatas, disarankan kepada berbagai pihak sebagai berikut. Kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah disarankan dalam menanamkan dan menerapkan faham keagamaan serta nilai- nilai toleransi lebih mengutamakan pendekatan humanistik. Serta lebih memperhatikan Kultur budaya dan sosial masyarakat untuk dapat meminimalisir konflik dalam masyarakat. Kepada masyarakat Kabupaten Ponorogo disarankan agar lebih dapat menghargai perbedaan yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan, terutama pada lingkup keagamaan yang sensitif dan cenderung rentan terhadap konflik internal Agama Islam. Sehingga dapat tercipta suatu kehidupan masyarakat yang damai tanpa adanya konflik yang di dasari atas perbedaan faham dalam organisasi masyarakat yang mempunyai dasar agama Islam.
DAFTAR RUJUKAN
Solaeman, Munandar. Ilmu Sosial Dasar.Edisi Revisi Bandung : Refika Aditama.2001 Tim Penelitian & Penulisan Sejarah Muhammadiyah Ponorogo. Selintas Perkembangan Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majelis Pustaka Ponorogo.1991 Amien, Saiful. Al Islam - Kemuhammadiyahan 3. Malang: UMM Press. 2012 Nurrohmat, Binhad & Shofan, Moh. NUhammadiyah Bicara Nasionalisme.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2011 Sujarwanto, Haedar Nashir &Rusli Karim, M. Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya 1990