perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMETASI PROGRAM TERPADU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERPERSPEKTIF GENDER (P2MBG) SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KLATEN
TESIS
Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Derajat Megister Program Studi Magister Ekonomi Dan Studi Pembangunan Konsentrasi Ekonomi Sumber Daya Manusia Dan Pembangunan
Oleh : JOKO PRIYONO NIM : S4210083
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMETASI PROGRAM TERPADU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERPERSPEKTIF GENDER (P2MBG) SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KLATEN Disusun oleh JOKO PRIYONO S4210083 Telah disetujui oleh Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Evi Gravitiani M.Si
Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si
NIP 197306052009122001
NIP 196805221992031002
Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dr JJ Sarunggu MS NIP 19510701 1980 1 001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMETASI PROGRAM TERPADU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERPERSPEKTIF GENDER (P2MBG) SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KLATEN Disusun oleh JOKO PRIYONO S4210083 Telah disetujui oleh Tim Penguji Tanggal :………………….
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua Tim Penguji
Dr. Ir. Kusnandar M.Si
………………………
Pembimbing Utama
Dr. Evi Grativiani M.Si
………………………
Pembimbing Pedamping
Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si
………………………
Mengetahui
Ketua Program Studi
Direktur PPs UNS
Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan
Prof Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D
Dr. JJ. Sarungu, MS
NIP…………………………..
NIP 19510701 1980 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
:
JOKO PRIYONO
Nim
:
S4210083
Program Studi
:
Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan
Konsentrasi
:
Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan.
Menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain. Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.
Surakarta,
2011
Joko Priyono penulis
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahankan bagi v Agamaku, v Perjuangan dakwahku, v Negeriku, v Masa depanku, v Orang tuaku, v Almamaterku v Guru-guruku yang mulia, v Istri dan putra-putriku, Semoga menjadi pintu turunnya rahmat dan keberkahan hidup dalam menggapai keridloan Allah Subhannahu Wa atta Alla.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
1. “Barang siapa bertawakal (berserah diri) kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Gagah lagi Maha Adil”.
2. “Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan meneguhkan kedudukan (kemuliaan) mu.”
3. “Ridlo Allah bersama keridloan orang tuamu, sebaliknya kemurkaan Allah bersama kemurkaan orang tuamu”
4. Tiada perbaikan iman dan ketakwaan seseorang tanpa dibarengi perbaikan ilmu.
5. Allah mengangkat derajat seseorang dengan kemuliaan ilmunya.
6. Manusia yang mulia laksana pohon yang berakar kuat menghunjam bumi dan itu adalah akidah yang bersih , selalu indah dipandang itu adalah senyum dan keceriaannya, serta berbuah lebat yang memberi manfaat (kebaikan) bagin alam sekitarnya.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Oleh Joko Privono The opening Act - 1945 constitution mandates the state to give the welfare of its citi/ens. Development being a way and efforts to achieve prosperity evenly without diskriminatif. According Millennium Development Gold's agreement at year 2000 . Development in every coutry of the world as should encourage women's role in its involvement in development, especially in issues of poverty alleviation. Poverty alleviation programs integrated with programs of community empowerment gender perspective or P2MBG become one of encouraging the involvement of women in development. These activities are integrated involves many government instution and private. Venture capital assistance to community partners in the target poor villages and aims to increase household income. Implementation of P2MBG at year 2008 in the Klaten district. P2MBG placed in the Krakitan village, subdistrict Bayat with 10 groups consist of 99 people community partners. From of 99 communities that formed in the early implementation by the government until the research is over, it was only 50 community partners who actively pursue a determined effort through P2MBG. With different test tools the average data showed that income is increasing before and after receiving venture capital support is Rp 292,300.00 330,800.00 or an increase of Rp 38500.00. This proved that hypothesis where t- count of 9.710 is greater than t tables of 2.423 , so Ho is rejected and Ha accepted, which means there is increasing people's income with program partners P2MBG at 2008 in the Krakitan village, subdistrict Bayat, Klaten district. Keyword research: community partners and revenue
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 mengamanatkan negara untuk menyejahteraan warga negaranya. Pembangunan menjadi jalan dan upaya mewujudkan kemakmuran itu secara merata dan tanpa diskriminatatif. Kesepakatan Millinium Development Gold’s tahun 2000 menyatakan bahwa pembangunan di semua penjuru dunia harus mendorong peran perempuan dalam keterlibatannya dalam pembangunan, khususnya dalam isu-isu pengentasan kemiskinan. Program pengentasan kemiskinan, Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender atau dikenal dengan P2MBG menjadi salah satu upaya mendorong perempuan dalam keterlibatan pembangunan. Kegiatan ini bersifat terpadu melibatkan banyak instansi pemerintah maupun swasta. Bantuan modal usaha bagi masyarakat mitra di lokasi sasaran desa miskin dan bertujuan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pelaksanaan P2MBG tahun 2008 di Kabupaten Klaten ditempatkan di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat dengan 10 kelompok sasaran yang terdiri dari dari 99 orang masyarakat mitra. Dari 99 masyarakat yang dibentuk pada awal pelaksanaannya oleh pemerintah sampai penelitian dilakukan ternyata hanya 50 masyarakat mitra yang aktif menekuni usaha yang ditetapkan melalui P2MBG. Dengan alat uji beda rata-rata diperoleh data bahwa ada peningkatan pendapatan sebelum dan sesudah menerima bantuan modal usaha yaitu Rp 292.300,00 menjadi Rp 330.800,00 atau peningkatan sebesar Rp 38.500,00. Hal ini terbukti dengan uji hipotesis dimana t hitung sebesar 9,710 lebih besar dibanding t tabel sebesar 2,423 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada peningkatan pendapatan masyarakat mitra dengan program P2MBG tahun 2008 di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PRAKATA
Di atas sehelai kertas ini penulis ingin mengungkap segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhannahu Watta Alla atas nikmat-Nya sampai selesainya penulisan laporan penelitian ini dengan judul Implementasi Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender (P2MBG) Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klaten dengan lokasi penelitian di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat atas pengaruh bantuan modal terhadap pendapatan mitra masyarakat. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Dr.
JJ Sarungu MS, selaku Ketua Program Magister Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi, UNS atas dorongan dan arahannya bagi mahasiswa untuk segera meyelesaikan tugas tesis ini; 2.
Dr. Evi Grativiani M.Si, selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingannya demi perbaikan penulisan tesis ini,
3.
Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si, selaku pembimbing II yang selalu mendorong penulis untuk bersemangat menyelesaikan tesis ini,
4.
Prof Tulus, Prof Bambang, Dr. Kusnandar, Dr Agus Suryantoro, Dr. Mugi Raharjo, Dr. Guntur, Drs. Daerobi, M.Si, Suryanto SE.,M.Si, Aisyah SE.,M.Si, Drs Sutomo SU, Drs. Mulyono M.Si, Nurul Istiqomah SE.,M.Si dan dosen lainnya atas ilmu-ilmunya yang diberikan kepada para mahasiswa,
5.
Ibu Ika dan Bapak Sentot selaku staf administrasi Program MESP, FE, UNS yang ramah melayani mahasiswa,
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Nina Sukmanawati A.Md, Alya Hukma Shabiyya Priyono, Luthfi Azkiatul Hidayah Priyono, semoga engkau menjadi yang terindah di penglihatanku dan menjadi penyemangatku,
7.
Mas Tri Hartanto, saudaraku dari Kediri atas ilmu-ilmu yang diberikan kepada penulis sehingga membantu penulisan tesis ini
8.
Teman dan saudaraku seperjuangan Totok T, Feri, Slamet, Yani A, Aris, Sulandri, Edi H, Didik, Malena, Nope dan Rizka atas dukungannya,
9.
Saudara Firdaus (alm) semoga Allah Subhannahu Watta Alla menerima dan menempatkanmu di surga yang dijanjikan-Nya,
10. Kedua orang tuaku yang saya cintai dan hormati, Ibu Sukiyem Yososuparto dan Saman Yososuparto, di usia senjamu kupersembahkan karya ini untukmu, terima kasih atas doa dan restumu yang saya damba setiap detik nafasku, 11. Drs Sunudi dan para perangkat Desa Krakitan atas bantuan dan perhatiannya. Penulis hanya bisa mengungkapkan banyak terima kasih. Semoga kebaikan itu berbalas kebaikan dan kemenangan. Penulis juga menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna.
Maka melalui halaman ini, penulis mengharap kritik,
saran dan masukan demi perbaikan penulisan tesis ini.
Surakarta,
2011
Joko Priyono penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ……………………………………………………………………….
i
PERSETUJUAN …………………………………………………………….
ii
PENGESAHAN………………………………………………………………
iii
KEASLIAN TESIS ………………………………………………………….
iv
PERSEMBAHAN……………………………………………………………
v
MOTTO ………………………………………………………………………
vi
ABSTRACT…………………………………………………………………
vii
ABSTRAKSI…………………………………………………………………
viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN…………………………………………….
1
A. Latar Belakang Permasalahan………………………….
1
B. Rumusan Penelitian……………………………………..
6
C. Tujuan Penelitian……………………………………….
7
D. Manfaat Penelitian………………………………………
7
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………
8
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Paradigma Pembangunan Ekonomi…………………… B. Program Berperspektif
BAB III
BAB IV
Terpadu
Pemberdayaan
8
Masyarakat
Gender (P2MBG)……………………….
9
C. Penelitian Sebelumnya ……………..................................
15
D. Landasan Teori…………….……………………………
18
1. Pengertian kemiskinan…………..……………………
18
2. Penyebab kemiskinan…..…………………………….
19
3. Strategi penanggulangan kemiskinan………………..
22
4. Perempuan dan kemiskinan………………………….
23
E. Kerangka Konseptual……………………...…………….
25
F. Hipotesis…………………………………….…………….
28
METODE PENELITIAN………………….……………………
29
A. Jenis Penelitian……………………………….……………
29
B. Lokasi Penelitian……………………………..……………
29
C. Teknik Pengumpulan Data…………………...………….
31
D. Definisi Operasional ………..………………..……………
32
E. Teknik Analisis Data…………………………...…………
32
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………….
34
A. Gambaran Umum Kabupaten Klaten…………………..
34
1.
Potensi geografis dan topografis……………..………
34
2.
Keadaan demografis…………………………………
35
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
3.
Potensi ekonomi………………………………………
39
4.
Bidang pemerintahan…………………………………
40
B. Analisis Pelaksanaan P2MBG 2008………………………
43
C. Analisis Masyarakat Mitra dan Pendapatan…………….
50
1. Analisis masyarakat mitra……………………………..
51
2. Analisis pendapatan……………………………………
64
PENUTUP………………………………………………………
67
A. Kesimpulan……………………………………………….
67
B. Saran……………………………………………………….
68
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
69
KUESIONER…………………………………………………………………..
71
LAMPIRAN……………………………………………………………………
74
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1.1
Penduduk kelas menengah Indonesia (jiwa) tahun 1999-2009
2
Tabel 1.2.
Data pergeseran kantong kemiskinan………………………
3
Tabel 1.3.
Peta kemiskinan Kabupaten Klaten……………………….
4
Tabel 1.4
Tingkat partisiapsi instansi dalam P2MBG tahun 2008……
6
Tabel 2.1.
Penelitian sebelumnya………………………………………
17
Tabel 2.2.
Jumlah penduduk Kabupaten Klaten menurut jenis kelamin..
24
Tabel 2.3.
Bantuan modal usaha dari dinas / instansi dalam P2MBG tahun 2008…………………………………………………..
27
Tabel 4.1.
Indikator kependudukan Kabupaten Klaten tahu 2007-2009..
36
Tabel 4.2.
Indeks pembangunan manusia Kabupaten Klaten tahun 2009
37
Tabel 4.3.
Peta penduduk Kabupaten Klaten tahun 2009……………
38
Tabel 4.4.
Data pencari kerja menurut jenis kelamin Kabupaten Klaten tahun 2007 – 2009…………………………………………..
40
Tabel 4.5.
Data perkembangan usaha masyarakat mitra……………..
46
Tabel 4.6.
Data masyarakat mitra menurut jenis kelamin…………….
52
Tabel 4.7.
Data masyarakat mitra menurut kelompok umur…………
54
Tabel 4.8.
Data masyarakat mitra menurut tingkat pendidikan…………
56
Tabel 4.9.
Data masyarakat mitra dan jenis usaha…………………….
58
Tabel 4.10.
Data masyarakat mitra dan tambahan modal………………
60
Tabel 4.11.
Data masyarakat mitra dan tambahan tenaga kerja……….
62
Tabel 4.12.
Data hasil analisis pendapatan masyarakat mitra…………..
64
Tabel 1.13.
Data hasil uji hipotesis……………………………………….
65
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1.
Alur
bantuan
modal
usaha
dalam
P2MBG
tahun
2008………………..……………………………………….
14
Gambar 2.2.
Model lingkaran setan kemiskianan………………………
22
Gambar 2.3.
Alur kegiatan P2MBG tahun 2008………………………..
25
Gambar 3.1.
Produk domestik bruto Kabupaten Klaten tahun 2008…..
39
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1
Kuesioner.………..……………………………………….
71
Lampiran 2
Daftar masyarakat mitra dalam P2MBG tahun 2008…….
74
Lampiran 3
Daftar masyarakat mitra sebagai responden………………..
77
Lampiran 4
Daftar responden menurut jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan…………………………………………………… 80
Lampiran 5
Perubahan pendapatan responden sebelum dan sesudah P2MBG tahun 2008…………………………………………
82
Lampiran 6
Hasil analisis perubahan pendapatan………………………
85
Lampiran 7
Hasil analisis pendapatan versi SPSS……………………….
87
Lampiran 8
Gambar dokumentasi tentang kondisi Rowo Jombor, usaha masyarakat mitra dan sebagainya………………………….
commit to user xvi
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah berkewajiban memajukan kesejahteraan warga negara (welfare functions) sebagai amanat konstitusi negara. Tujuan nasional yang dirumuskan para pendiri bangsa ( the founding fathers) sebagaimana termaktub dalam alinea keempat Pembukaan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 adalah ruh pembangunan harus dipegang teguh para pemimpin bangsa agar dinamika pembangunan itu tidak kehilangan arah dan lepas dari rel kontitusi. Otonomi daerah yang digulirkan oleh pemerintah pusat mengandung harapan terjadi akselerasi pembangunan secara luas di seluruh daerah sehingga makin mendekat rakyat dengan kampung kemakmuran. Azas desentralisasi yang didorong dengan kewenangan yang lebih besar, seorang kepala daerah bisa leluasa mengembangkan potensi daerah berikut perangkatnya sebagai modal menjalankan pembangunan. Suatu daerah akan sulit berkembang jika persoalan pengangguran, disparitas pendapatan, sempitnya peluang usaha yang dipercaya melahirkan kantong- kantong kemiskinan tak kunjung teratasi. Upaya yang ditempuh pemerintah seperti program-program yang bersifat pemberdayaan masyarakat, khususnya dengan meningkatkan pendapatan masyarakat menjadi kunci jawaban persoalan yang urgen dan krusial untuk dilaksanakan, khususnya program-program pengentasan kemiskinan.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Upaya pengentasan miskin itu sendiri tak semudah membalikan telapak tangan. Pembangunan dengan indikator makro ekonomi di tahun 2010 tidak cukup efektif menekan jumlah kemiskinan secara nasional. Jumlah penurunan angka kemiskinan hannya bergerak dalam kisaran yang tipis. Data hasil pembangunan
ekonomi
antara
China
dan
Indonesia
dikomparasikan terkait isu pengentasan kemiskinan.
menarik
untuk
Ekspansi ekonomi
sepanjang 1999 – 2009 di China mampu mengangkat kaum miskin pedesaan menjadi golongan menengah (Kompas: Senin 3/01/2011). Dalam kurun relatif sama hal itu tidak terjadi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 masih menempatkan kelompok miskin berada di angka 13,11 persen atau kisaran 31,03 juta jiwa. Tabel 1.1. Penduduk kelas menengah di Indonesia ( jiwa) tahun 1999-2009. Pendapatan perkapita/ hari
Jumlah di
Jumlah di
Pedesaan
Perkotaan
Kaya (> 20 dollar AS)
100.000
300.000
Menengah ke atas (10-20 dollar AS)
200.000
2.000.000
4.000.000
18.300.000
Menengah ke bawah (2-4 dollar AS)
25.500.000
43.300.000
Miskin (< 2 dollar AS)
89.100.000
47.100.000
Menengah (4-10 dollar AS)
Sumber : ADB, BPS, BI dan Libang Kompas,2011.
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peta kantong kemiskinan dalam dua dasa warsa terakhir pun mengalami pergeseran.
Data BPS mengatakan bahwa persentase angka kemiskinan di
pedesaan tahun 2010 tercatat sebesar 16,56 persen melampaui
tingkat
kemiskinan nasional sebesar 13,3 persen. Data kemiskinan di perkotaan sendiri hanya berkisar di 9,87 persen.
Data ini berbeda terbalik jika dibandingkan
dengan angka kemiskinan di pedesaan yang hanya tercatat 14,3 persen atau lebih kecil dari persentase kemiskinan perkotaan yang 16,80 di tahun 1990. Angka kemiskinan di pedesaan sendiri lebih rendah daripada angka kemiskinan nasional saat itu yang mencapai 15,10 persen (Media Indonesia, 19/2/2011). Tabel 1.2. Data pergeseran kantong kemiskinan Tahun
Perkotaan
Pedesaan
Nasional
1990
16,80 %
14,30 %
15,10 %
2000
9,87 %
16,56 %
13,30 %
BPS 2010, Media Indonesia, 19/2/2011. Kabupaten Klaten adalah daerah rawan bencana. Gempa bumi 27 Juli 2006 dan siklus erupsi Merapi akhir tahun 2010 telah menghancurkan rumah, harta benda dan rumah penduduk.
Fasilitas umum sebagai simbol layanan
pemerintah seperti pasar, sekolah, puskesmas dan lainnya ikut hancur. Bencana alam yang akrab bagi masyarakat Klaten adalah faktor lain yang memantik tingkat kemiskinan secara massal.
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.3. Peta kemiskinan Kabupaten Klaten tahun 2007-2009
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Prambanan Gantiwarno Wedi Bayat Cawas Trucuk Kalikotes Kebonarum Jogonalan Manisrenggo Karangnongko Ngawen Ceper Pedan Karangdowo Juwiring Wonosari Delanggu Polanharjo Karanganom Tulung Jatinom Kemalang Klaten Selatan Klaten Tengah Klaten Utara Jumlah
Jumlah KK 12.788 11.377 14.439 16.727 17.415 20.181 9.139 5.634 15.383 10.681 9.636 11.078 16.753 13.026 13.201 16.029 16.241 11.028 11.044 12.702 12.895 14.988 9.628 13.301 12.439 10.533 338.306
KK Miskin KK Miskin KK Miskin 2007 2008 2009 5.325 5.265 4.466 4.679 4.662 4.386 6.631 6.583 6.721 8.902 8.877 8.687 6.133 6.101 6.087 7.877 7.849 7.874 1.698 1.684 1.648 1.746 1.743 1.769 4.474 4.453 4.323 4.868 4.839 3.898 3.830 3.799 3.593 3.395 3.382 3.495 6.115 6.087 6.750 5.306 5.277 5.666 5.306 5.235 4.514 5.023 5.002 5.159 4.257 4.237 4.358 3.797 3.758 3.816 3.659 3.636 3.619 4.138 4.115 4.248 4.103 4.086 3.928 5.795 5.781 5.263 5.330 5.254 3.940 2.648 2.627 2.362 2.742 2.707 2.748 2.180 2.174 2.219 119.957
Sumber : Data BPS Klaten 2009.
commit to user 4
119.253
115.537
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender atau dikenal dengan P2MBG adalah salah satu program Pemkab Klaten untuk mengatasi kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan keluarga melalui pendekatan peranan perempuan. Stigma negatif yang cenderung merugikan perempuan seperti kaum perempuan sekedar konco ringking dalam keluarga telah menempatkan perempuan dalam struktur sosial lapis kedua. Penelitian tentang P2MBG sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Desa Krakitan Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten pada tahun 2008 menarik untuk dilakukan.
Kemiskinan masyarakat adalah salah satu persoalan dan
tanggung jawab pemerintah untuk dientaskan menuju taraf kehidupan yang baik. Program-program
yang
dilancarkan
pemerintah
perlu
dievaluasi
implementasinya seberapa jauh efektifitasnya untuk ditindaklanjuti di masa yang akan datang. Evaluasi kegiatan P2MBG tidak saja untuk mengukur hasil yang ingin diraih melalui kegiatan ini tapi juga mengetahui kendala dan kelebihannya. Kendala sebagai kelemahan program perlu dicaikan jalan keluar dan perbaikan, sedangkan keberhasilan dari kegiatan P2MBG menjadi argumentasi pemerintah setempat apakah kegiatan atau program ini pantas untuk dilanjutkan lagi. United Nation dengan program Millinium Development Golds Tahun 2000 merumuskan strategi pengarusutamaan gender untuk diadopsi oleh setiap negara berdampingan dalam program pengentasan kemiskinan. Barometer itu akan dilihat seberapa jauh negara membuka ruang partisipasi, akses, fungsi
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kontrol dan aspek manfaat dari pembangunan itu secara adil dan aspiratif mengusung kepentingan perempuan. Harapan di masa yang akan datang adalah eksistensi dan peran perempuan tidak saja menjadi obyek namun juga sebagai pelaku dalam pembangunan. Tabel 1.4. Tingkat partisipasi Dinas / Instansi dalam P2MBG 2008
No Instansi/ Dinas 1. Dinas Pertanian
Jenis Bantuan Bibit lele Bibit jahe
2
Kantor Pemberdayaan
Pugar Rumah Ekonomi non formal
3
Tim Penggerak PKK
Kloset, semen, bibit sayur
4
Bagian Sosial
Bantuan KBU,
5
Bagian Pembangunan
Nilai 4000 ekor 1,5 ton 35.000.000 7.500.000 20 unit 5.000.000
Bantuan administrasi desa
15.000.000
Bantuan usaha mitra
50.000.000
Bantuan pooros desa
20.500.000
Bantuan bawahan
18.000.000
6
Kantor KB
Implat
7
Departemen Agama
Penyuluahan, alat sholat
8
Deperindagkop
Bantuan usaha
9
Disnakertrans
Tata rias
1 paket
10
Perusda Provinsi Jateng
Bibit ace
490 batang
Bibit alpukat
500 batang
11
Bapermas Provinsi Jateng
Bantuan modal usaha
12
SKB Cawas
Kursus bordier, pijat
Sumber : Laporan P2MBG, 2008.
commit to user 6
150 buah 2 paket 1.500.000
3.500.000 1 paket
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Permasalahan Penelitian Peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah ada perbedaan pendapatan masyarakat mitra sebelum dan sesudah menerima bantuan modal usaha melalui kegiatan P2MBG tahun 2008?
C. Tujuan Permasalahan Penelitian Tujuan penelitian secara ilmiah adalah untuk mengetahui tingkat perbedaan pendapatan masyarakat mitra sebelum dan sesudah menerima bantuan modal usaha dalam kegiatan P2MBG tahun 2008.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat bagi berbagai pihak sebagai sumbangan peneliti untuk menjadikan bahan pertimbangan dan evaluasi. Manfaat itu adalah 1. Hasil penelitian menjadi masukan masyarakat dan pemerintah dalam mengevaluasi program pengentasan kemiskinan khususnya kegiatan P2MBG untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Klaten. 2. Menjadi bahan acuan bagi penelitian lanjutan bagi peneliti-peneliti lain yang mengambil tema tersebut. 3. Memberi tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis baik dari sisi teori dan praktek terkait tema pengentasan kemiskinan.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Paradigma Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi bukan suatu perkembangan baru dalam ilmu ekonomi. Studi tentang pembangunan ekonomi telah menarik perhatian para pemerhati atau ekonom sejak zaman merkantilis, kaum klasik sampai Marx atau Adam Smith dan Keynes. Analisis mengenai masalah pembangunan ekonomi yang dilakukan ekonom sekarang ini merupakan masalah-maslah yang dianalisis para ekonom masa lalu (Arsyad, 2004:3). Todaro (Mudrajat, 2000) mengatakan, keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukan oleh tiga nilai pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya atau basic needs, (2) meningkatnya harga diri atau self-esteem, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih atau freedom from servitude dimana ketiga merupaka salah satu dari hak asasi manusia (Arsyad, 2004:11). Pengertian pembangunan ekonomi bukan sekedar bagaimana menaikkan Gross National Product atau GNP per tahun saja. Pembangunan ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonmi
dan taraf hidup masyarakatnya.
Maka
pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riel per kapita penduduk suatu negara dalam
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jangka panjang yang dibarengi perbaikan sistim kelembagaan (Arsyad, 2004: 1112). Definisi di atas menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengertian meliputi (1) suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus, (2) usaha untuk menaikan pendapatan per kapita, (3) kenaikan pendapatan per kapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang dan (4) adanya perbaikan sistim kelembagaan di segala bidang seperti ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya.
B. Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender. Tujuan umum Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender atau P2MBG sebagaimana dikeluarkan Badan Pemberdayaaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 menyebutkan bahwa tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas hidup keluarga menuju kesejahteraan kesetaraan dan keadilan melalui kegiatan lintas bidang pembangunan dalam upaya peningkatan kondisi, status kedudukan dan partisipasi perempuan. Program terpadu P2MBG yang dilaksanakan selama ini menggunakan pendekatan bottom up, dimana semua program yang direncanakan dari bawah yang difokuskan kepada sasaran keluarga inti. P2MBG juga dimaksudkan sebagai upaya mengangkat peran perempuan melalui tema pengarusutamaan gender di berbagai bidang pembangunan. Hal ini seperti dituangkan dalam Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nasional, dalam upaya meningkatkan status dan kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Program pemberdayaan perempuan dan pembangunan berkelanjutan dengan model pendekatan P2MBG diharapkan mampu menekan jumlah kemiskinan. Kaum perempuan diharapkan melalui P2MBG mampu berpartisipasi dan setara tak ada bedanya dengan kaum laki-laki dalam pembangunan. 1. Tujuan a. Tujuan umum. Program Terpadu P2MBG bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga menuju pada kesejahteraan, kesetaraan dan keadilan melalui kegiatan lintas bidang pembangunan dalam upaya penanganan kemiskinan dengan fokus peningkatan kondisi, status, kedudukan dan partispasi perempuan. b. Tujuan khusus. a.
Meningkatkan kualitas keluarga,
b.
Meningkatkan kondisi, status dan kedudukan perempuan,
c.
Meningkatkan akses pendidikan,
d.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan,
e.
Meningkatkan status derajad kesehatan, termasuk hak-hak reproduksi dan dan kesehatan reproduksi,
f.
Meningkatkan pola hidup sehat dan mewujudkan desa/ kelurahan sehat,
g.
Meningkatkan pendapatan keluarga,
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h.
Meningkatkan partisipasi perempuan dalam mengambil keputusan,
i.
Menumbuhkan pemahaman dan kepedulian tentang tidak kekerasan terhadap perempuan dan anak,
j.
Meningkatkan kualitas pemukiman,
k.
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas produksi dan teknologi pertanian, dan
l.
Meningkatkan akses terhadap informasi pasar.
2. Kebijakan. a. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat mitra melalui proses belajar untuk menunmbuhkan kesadaran kritis, b. Peningkatan sumber daya manusia perempuan, c. Peningkatan pemahaman dan kepedulian tentang tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, d. Peningkatan kualitas lingkungan, e. Peningkatan keterpaduan dan koordinasi dalam pengembangan program, f. Peningkatan kesempatan berusaha, g. Peningkatan partisipasi dan keswadayaan untuk menjamin kelangsungan program, h. Penguatan kelembagaab masyarakat. 3. Strategi a. Meningkatkan komitmen pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk menangani kemiskinan,
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petugas dan masyarakat mitra, c. Menumbuhkan kemandirian masyarakat mitra dan penguatan kelembagaan masyarakat yang ada di desa / kelurahan, d. Memantapkan keterpaduan dan koordinasi program kegiatan, e. Meningkatkan peran fasilitas pemerintah. 4. Sasaran kegiatan a. Pemilihan lokasi P2MBG adalah desa / kelurahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1). Desa / Kelurahan yang mempunyai karakteristi tingkat kemiskinan paling tinggi atau desa / kelurahan terpencil, 2). Kriteria tingkat kemiskianan desa/kelurahan ditentukan oleh pemerintah kabupaten / kota, 3). Setiap kabupaten / kota menentukan satu atau lebih desa/kelurahan yang menjadi lokasi Program Terpadu P2MBG yang ditetakan berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota, 4). Pada tahun 2008 Desa Krakitan, Kecamatan Bayat ditetapkan sebagai desa lokasi P2MBG berdasarkan Surat Keputusan Bupati Klaten Nomor 411.4/949/2007 tanggal 1 Mei 2007. b. Pemilihan masyarakat mitra 1). Keluarga inti (terdiri suami, istri dan anak) termasuk rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan (karena tidak ada suami) yang berada di
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
desa/kelurahan lokasi P2MBG, sehingga yang menjadi masyarakat mitra tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki, anak-anak dan dewasa. 2). Kriteria pemilihan keluarga inti yang menjadi masyarakat mitra adalah keluarga miskin, dimana kriteria tingkat kemiskinan itu ditetntukan danditetapkan berdasarkan kesepakatan masyarakat yang ada di desa/kelurahan lokasi P2MBG. 3). Jumlah masyarakat mitra adalah sebanyak 100 orang sesuai dengan kebutuhan desa/kelurahan lokasi. c. Pengorganisasian. 1). Dalam pelaksanaan program kegiatan di desa/kelurahan, Tim Pelaksana Kabupaten dibantu oleh Tim Pelaksana P2MBG Tingkat Kecamatan dan Desa yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Kabupaten. 2). Kepala Desa/Kelurahan adalah penanggung jawab pelaksanaan Program Terpadu P2MBG. 3). Dalam pelaksanaannya Pemerintah Desa/Kelurahan dibantu oleh lembaga kemasyarakatan dan fasilitator desa/kelurahan yang ada di lokasi tersebut. 4). Fasilitator desa/kelurhan terdiri dari warga masyarakat yang berasal dari desa/kelurahan lokasi P2MBG yang dianggap mempunyai kemampuan sebagai fasilitator. 5). Jumlah fasilitator minimal 3 orang yang ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan musyarawarah desa/keluruhan.
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Pelaksanaan P2MBG 1). Sosialisasi tingkat kabupaten, 2). Sosialisasi tingkat kecamatan, 3). Identifikasi masyarakat mitra dan Diklat Participatory Rural Appraisal, 4). Lokakarya, Diklat kader, 5). Penyuluhan dan penyampaian bantuan.
Gambar 2.1. Alur bantuan modal usaha dalam P2MBG 2008 Sumber : Diolah dari data Petunjuk dan Pelaksanaan P2MBG Provinsi Jawa Tengah, 2008.
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai pengaruh modal usaha terhadap pendapatan mitra masyarakat terkait kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten tahun anggaran 2008 sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Peneliti menggunakan beberapa penelitian sebelumnya sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini. Beberapa hasil penelitian sebelumnya menjadi acuan dalam penelitian ini adalah 1. Hasan (2002) meneliti tentang Dampak Bantuan Prasarana dan Modal Usaha Terhadap
Peningkatan
Pendapatan
Masyarakat
Melalui
Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kesimpulan yang diperoleh adalah Program PPK memiliki efektifitas yang cukup tinggi dengan dampak positif terjadi pada masyarakat miskin dalam memberdayakan masyarakat desa. Analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah meningkat menjadi berpenghasilan memadai dengan kenaikan rata-rata pendapatan sebesar 56 persen dari jumlah respoden yang diteliti setelah menerima bantuan. 2. Riningsih (2005) meneliti tentang Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja Terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Pengrajin Genting di Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan.
Hasil analisis
regresi linier berganda menggunakan statistik SPSS diperoleh persamaan Y= 2921,231 + 1,302X1 -0,204X2. Modal kerja dalam satuan kerja berpengaruh
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikan terhadap pendapatan para pengrajin ditunjukan dengan F hitung (66,999) lebih besar dari F tabel (3,16). Kontribusi modal usaha dan jam kerja terhadap peningkatan pendapatan pengrajin adalah sebesar 70,2. Modal kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan yang dilihat dari t hitung yaitu 7,901 lebih besar dari t tabel yang hanya 1,671. Data koefisien regresi sebesar 1.302 yang berarti jika ada penambahan modal sebesar Rp 1.000,00 saja maka pendapatan akan bertambah sebesar Rp 1.302,00. Koefisien determinasi untuk modal usaha terhadap pendapatan sebesar 70 persen, sedangkan satuan jam kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan. 3. Utiarahman (2010) yang meneliti tentang Pengaruh Bantuan Modal Usaha Terhadap Pendapatan Anggota Kelompok Usaha Bersama di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango menunjukan data bahwa ada peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah diterapkan program yaitu dari Rp 570.370,00 menjadi Rp 883.333,00. Koefisisen regresi variabel bantuan modal (X) sebesar 16,88420 yang artinya setiap Rp 1,00 penambahan modal akan menaikan pendapatan anggota sebesar Rp 16,88420. Data koefisien determinan (R²) diperoleh sebesar 0,9999119 yang artinya 99,91 persen menunjukan variasi variabel pendapatan dipengaruhi oleh variasi variabel bantuan modal sedang sisanya adalah variabel lain.
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya
Pengarang Tahun Variabel Hasan 2002 Bantuan modal, prasarana, Bantuan modal, Pendapatan.
Metode Uji pengaruh dengan alat analisis beda ratarata melalui Program Pengembangan Kecamatan di Kabupaten Kampar. Bantuan modal Uji pengaruh kerja, dengan alat Satuan jam analisis beda ratakerja, rata dan regresi Pendapatan. linier pada industri genteng di Kabupaten Grobogan.
Hasil Pendapatan masyarakat meningkat rata-rata 56 persen.
Riningsih
2005
Utiarahman
2010
Bantuan modal kerja dan satuan jam kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengerajin dengan tingkat koefisien determinasi 70 persen, sedang jam kerja tidak berpengaruh signifikan. Ada peningkatan pendapatan ratarata sebelum dan sesudah program dengan koefisien determinan 99,91 persen pengaruh bantuan modal terhadap pendapatan.
Bantuan modal Uji pengaruh dan Pendapatan. dengan alat analisis beda ratarata dan regresi pada Kelompok Usaha Bersama di Kabupaten Bone.
Sumber : Data diolah dari penelitian sebelumnya.
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Landasan Teori 1. Pengertian kemiskinan dan pemberdayaan. Kemiskinan merupakan suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan yang membuat prang cukup bekerja dan sehat berdasarkan kebutuhan beras dan gizi. Garis kemiskinan yang digunakan Sayogyo (1977) adalah dengan membanding tingkat pemenuhan beras perkapita per tahun. Bagi masyarakat miskin pedesaan mengonsumsi beras kurang dari 240 kg perkapita per tahun dan perkotaan kurang dari 360 kg perkapita per tahun. Mubyarto (1998: 5) membatasi kemiskinan sebagai suatu fenomena yang selalu diusahakan untuk diminimalisasi atau bahkan bila memungkinkan dihilangkan. Kemiskinan dalam kenyataannya selalu melekat dalam setiap sendi kehidupan manusia, tak terkecuali di Indonesia. Hal ini membutuhkan upaya penanggulangan kemiskinan dimana untuk itu dibutuhkan suatu pemikiran dan kerja keras yang panjang. Kompleksitas kemiskinan itu sendiri diliputi cakupan luas dan karakter aspek penyebabnya yang tidak selalu sama disetiap daerah. Priyono dan
Pranaka (1996: 3)
menjelaskan Pemberdayaaan
mengandung dua pengertian yaitu memberi kekuasaan atau mengalihkan kekuatan kepada orang lain dan memberi kemampuan atau keberdayaan. Kartasasmita (1996:28) menjelaskan pemberdayaan adalah prinsip-prinsip yang terarah, mengikusertakan masyarakat, adanya pendekatan kelompok dan
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendampingan.
Mengikutsertakan masyarakat menjadi kunci dalam
pemberdayaan.
Pendekatan bersifat kelompok perlu mengingat pada
kenyataannya
secara
individu anggota
memecahkan permasalahannya sendiri.
masyarakat akan
kesulitan
Dalam hal ini pengorganisasian
masyarakat menjadi bagian penting dalam upaya memberdayakan masyarakat karena setiap tindakan yang akan dilakukan akan berjalan efektif. Pendampingan berfungsi sebagai penyerta proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok masyarakat. Pendampingan berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, atau pun administrator untuk membantu mencari cara pemecahan masalah yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat sasaran. Sumodiningrat (1999:138) mengemukan lima indikator keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. jumlah
penduduk
pendapatan,
miskin,
meningkatnya
Indikator itu adalah berkurangnya
berkembangnya kepedulian
usaha
dan
masyarakat,
meningkatnya meningkatnya
kemandirian yang ditandai dengan berkembangnya usaha produktif dan terakhir meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan. 2. Penyebab Kemiskinan Konsep pembagian kerja dan tanggung jawab atas dasar gender menyebabkan perempuan terbelenggu pada pekerjaan reproduktif.
Kaum
perempuan sebenarnya mempunyai sumbangan besar bagi usaha ekonomi melalui kerja upahan. Faktanya adalah sumbangan pekerjaan mereka, baik di
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sektor rumah tangga maupun pekerjaan upahan tidak diperhitungkan dalam statistik nasional. Kemiskinan yang disandang perempuan ditandai dengan tidak adanya kemandirian dan sempitnya peluang ekonomi, kurangnya akses permodalan dari pemerintah, lemahnya akses pendidikan, layanan kesehatan maupun partisipasi yang tidak optimal dalampengambilan keputusan. Teori Lewis mengasumsikan daerah pedesaan dengan perekonomian tradisionalnya, mengalami surplus tenaga kerja. Hal ini ditandai dengan nilai produk marginal (marginal product) dari tenaga kerja yang bernilai nol. Artinya fungsi produksi sektor pertanian telah sampai tingkat berlakunya hukum law of dimishing return. Penambahan tenaga kerja variabel tenaga kerja sektor pertanian justeru akan menurunkan total produksi yang ada (Kuncoro, Mudrajad.2008: 51). Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok tertentu. Kaum perempuan pada umumnya merupakan pihak yang dirugikan. Faktanya tidak sedikit perempuan dalam rumah tangga miskin sering merupakan pihak yang menanggung beban kerja yang lebih berat dibandingkan kaum pria (Kuncoro, Mudrajad.2008 : 102). Kerentanan ini bakal menjamah anak-anak dengan akibat kekuarangan gizi, rendahnya kualitas kesehatan, keterlantaran, keterbatasan akses pendidikan. Timbulnya kemiskinan akan memunculkan kelompok-kelompok minoritas sebagai korban dan sering terabaikan dalam hiruk pikuk pembangunan.
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa teori penyebab kemiskinan adalah seperti pendapat Sharp yang mengidentifikasi bahwa kemiskinan itu dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul karena ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menyebabkan distribusi pendapatan timpang. Penduduk miskin memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitas rendah. Kedua, kemiskinan karena perbedaan kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia rendah maka diikuti produktifitas rendah yang pada giliranya dinilai dengan upah yang rendah. Ketiga adalah karena lemahnya atau akibat perbedaan akses modal. Ketiga faktor penyebab ini menjadi pangkal teori lingkaran setan kemiskinan atau vicius circle of poverty.
Adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatan berimplikasi minimnya anggaran untuk menabung dan investasi. Logika pikir ini oleh Ragnar Nurkse, di tahun 1953 dikenal dengan ungkapan “a poor country is poor because it is poor” (Negara miskin itu miskin karena dia miskin).
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.2. Model lingkaran setan kemiskinan Sumber : Kuncoro, 2008.,52.
3. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK) untuk mencapai sasaran penurunan angka kemiskinan menetapkan strategi pemberdayaan masyarakat melalui dua cara yaitu (1) mengurangi beban pengeluaran konsumsi kelompok miskin dan (2) adalah meningkatkan produktifitas masyarakat terutama usaha kecil dan menengah yang meliputi penajaman program, pendanaan dan pedampingan.
Pendampingan yang dimaksud di sini adalah program
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyiapan, pemihakan dan perlindungan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya masyarakat dan kelembagaanya sebagai sasaran program agar pendanaan yang disalurkan dapat diserap dan dimanfaatkan dengan baik. Cara terbaik untuk mengatasi kemiskinan adalah memberi kesempatan masyarakat untuk membangun sentra-sentra produksi sendiri. Faktor yang tak boleh dilupakan adalah mereka dibekali pendidikan dasar dan ketrampilan yang memadai. Tugas pemerintah untuk mengambil kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan tersebut antara lain dengan mengurangi distorsi harga, menjaga stabilitas nilai tukar mata uang dan membantu kebijakan perdagangan eksport (Bardan : 1344-1345). Pembangunan ekonomi mempunyai makna lebih luas dari sekedar memperoleh tujuan, tapi juga memulai dan mempertahankan strategi. Dalam simposium internasional yang membahas modal sosial dalam penanggulangan kemiskinan menyebutkan bahwa modal sosial merupakan komponen penting yang memberikan kontribusi bagi pengentasan kemiskinan. Bagi pemerintah dan masyarakat sendiri bersama-sama mengelola resiko, hambatan dan peluang yang ditemukan menjadi jalan utnuk memcapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Kanzacigil dan Else, 2002: 5-6).
4. Perempuan dan Kemiskinan Hasil penelitian Gikonya 2005 tentang industri kecil yang dikelola wanita muda sebagai pelaku usaha di Malaysia menarik untuk disimak.
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini berkesimpulan bahwa wanita pedesaan merupakan partisipan aktif dalam memberi kontribusi dalam kesuksesan ekonomi keluarga. Gikonya mengatakan bahwa pada masa yang akan datang para wanita tersebut dapat diharapkan untuk memainkan peran yang lebih penting dalam usaha skala mikro, karena peran tersebut memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signikan dalam meningkatkan kualitias hidup dari keluarga-keluarga miskin perdesaan. Fakta yang ada jumlah perempuan lebih banyak dari kaum laki-laki hampir di semua tingkatan wilayah. Tahun 2009 jumlah penduduk Klaten adalah 1.303.910 jiwa tersebar di 26 kecamatan atau 401 desa/ kelurahan. Tabel 2.2. Jumlah penduduk Kabupaten Klaten menurut jenis kelamin Tahun
Laki
Perempuan
Jumlah
Rasio
2005
627.751
658.307
1.286.058
95,35
2006
631.231
662.011
1.293.242
95,50
2007
633.552
663.435
1.296.987
95,50
2008
635.528
664.966
1.300.494
95,50
2009
637.939
665.971
1.303.910
95,79
Data : Klaten dalam angka 2009.
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Kerangka Konseptual Alur pelaksanaan kegiatan P2MBG di Kabupaten Klaten, peneliti menggambarkan proses itu sebagai berikut : Partisipasi instansi pemerintah /swasta
Input : Bantuan modal usaha
Bimbingan dan penyuluhan
Masyarakat mitra
Pendampingan
Produktifitas meningkat
Output : Pendapatan Meningkat
Pendapatan masyarakat mitra sebelum P2MBG tahun 2008
Selisih pendapatan
Gambar 2.2. Kerangka pemikiran penelitian
commit to user 25
Pendapatan masyarakat mitra setelah P2MBG tahun 2008
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.2. dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Partisipasi instansi pemerintah / swasta. Kegiatan P2MBG sifat pelaksanaannya adalah terpadu.
Artinya adalah
P2MBG melibatkan semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Kabupaten Klaten untuk berpartisipasi sesuai dengan tugas pokok fungsi dan dukungan daftar pengalokasian anggaran (DPA) masing-masing.
Nilai
tambah dari kegiatan P2MBG selain bertujuan mengentaskan kemiskinan, sifatnya yang terpadu memungkin kerja sama SKPD untuk memadukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sama sehingga menghasilkan sinergi yang maksimal daripada dilakukan terpisah. Tingkat partisipasi SKPD dapat dilihat di table 1.1. 2. Bantuan modal usaha. Tingkat partisipasi SKPD Kabupaten Klaten yang bersifat terpadu dapat dilihat bahwa tidak semua bantuan itu berbentuk bantuan modal usaha. Partisipasi SKPD tersebut perlu diklasifikasikan antara yang berbentuk bantuan modal usaha dengan bantuan barang atau bantuan lain yang berbeda peruntukannya. Setelah peneliti melakukan pengolahan data terhadap berkas pelaksanaan P2MBG 2008 di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, diperoleh data sebagai berikut :
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.3. Bantuan modal usaha dari Dinas / Instansi dalam P2MBG 2008
No Instansi/ Dinas 1. Dinas Pertanian
Jenis Bantuan Bibit lele 4000 ekor
Nilai 800.000,00
2
Kantor Pemberdayaan
Ekonomi non formal
7.500.000,00
3
Tim Penggerak PKK
Bantuan Kelompok usaha
5.000.000,00
4
Bagian Sosial
Bantuan usaha mitra
5
Deperindagkop
Bantuan usaha
1.500.000,00
6
Bapermas Provinsi Jateng
Bantuan modal usaha
3.500.000,00
Jumlah
50.000.000,00
68.300.000,00
Sumber : Data diolah dari Laporan P2MBG, 2008.
3. Masyarakat mitra. Masyarakat mitra adalah kelompok masyarakat di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dipilih oleh pemerintah dengan kategori miskin yang akan menerima bantuan modal usaha dalam kegiatan P2MBG tahun 2008. Masyarakat mitra dibagi menjadi 10 kelompok dari 99 orang masyarakat sasaran. (Lihat lampiran 2.) 4.
Produktifitas. Rendahnya produktifitas masyarakat miskin pada umumnya didorong oleh faktor keterbatasan modal atau pendapatan yang rendah sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dengan bantuan modal usaha oleh pemerintah diharapkan masyarakat mitra memiliki usaha ekonomi yang
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat ditekuni atau meningkatkan volume produksi.
Hal inilah yang
diharapkan melalui P2MBG masyarakat mitra dapat meningkatkan pendapatnnya melalui usaha ekonomi yang ditekuninya. 5.
Pendapatan. Peningkatan pendapatan masyarakat mitra adalah tujuan dari pelaksanaan kegiatan P2MBG. Peneliti mengukur peningkatan pendapatan itu dengan mencari selisih
pendapatan masyarakat mitra sebelum tahun 2008 dan
setelah tahun 2008 sejak diterapkan kegiatan P2MBG. Data ini menunjukan perbedaan pendapatan masyarakat mitra dimana bagi peneliti menjadi fokus penelitian ini.
F. Hipotesis. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis bahwa diduga terdapat perbedaan pendapatan masyarakat mitra sebelum tahun 2008 dan sesudah tahun 2008 sejak menerima bantuan modal usaha melalui kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
BAB III METODE PENELITIAN
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Jenis Penelitian. Peneliti menentukan jenis penelitian analisis deskriptif untuk menganalisis pelaksanaan Program Terpadu Membangun Masyarakat Berbasis Gender (P2MBG) dan bagaimana dampaknya terhadap besarnya pendapatan mitra masyarakat.
Penelitian deskriptif
meliputi pengumpulan data untuk diuji
hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian (Kuncoro: 2003,9). Salah satu manfaat penelitian deskriptif adalah hasil penelitian sebagai dasar pengambilan keputusan.
B. Lokasi Penelitian. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua warga masyarakat Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten dengan kategori miskin dan dipilih desa sebagai anggota masyarakat mitra dalam
kegiatan
P2MBG sejumlah 99 orang. Data primer diperoleh dari masyarakat mitra yang masih aktif menekuni usaha yang dibina melalui kegiatan P3MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dilaksanakan di tahun 2008. Di Desa Krakitan ternyata masyarakat mitra yang masih aktif menekuni usahanya ternyata tinggal 50 orang. Masyarakat mitra inilah yang dipilih oleh peneliti sebagai responden. Kelompok ini dipilih karena sebagai masyarakat mitra kerena usaha yang ditekuni masih berkembang atau berkembang baik.
Sisanya sebanyak 49
masyarakat mitra termasuk kategori gagal atau tidak berkembang. Kelompok
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang gagal ini tidak bisa dijadikan responden karena data yang diharapkan peneliti tidak dapat diperoleh. Peneliti memilih Desa Krakitan sebagai lokasi penelitian didasarkan alasan sebagai berikut : 1. Desa Krakitan ditetapkan sebagai salah satu daerah miskin yang dipilih sebagai daerah lokasi P2MBG bersama Desa Cawan Kecamatan Jatinom, Desa Karangasem Kecamatan Cawas, Desa Barukan Kecamatan Kecamatan Manisrenggo dan Desa Karangpakel Kecamatan Trucuk. Pemilihan lokasi P2MBG ditetapkan dengan SK Bupati Klaten Nomor 411.4/949/2007 tentang Penetapan Desa Sebagai Lokasi P2MBG Tahun 2008-2012, 2. Desa Krakitan berada di seputaran Obyek Wisata Rowo Jombor sebagai salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Klaten dengan ciri khas wisata kuliner dan potensi budidaya ikan dari pemanfaatan air rawa. 3. Pelaksanaan P2MBG di Desa Krakitan didukung dana pemerintah dan tingkat partisipasi
swasta yang relatif baik. Dana yang digulirkan pemerintah di
Desa Krakitan lebih baik (lihat tabel 1.4. dan tabel 2.3.). Informasi yang dikumpulkan peneliti selama tiga tahun pelaksanaan P2MBG di Kabupaten Klaten sejak tahun 2008 sampai 2010, hanya Desa Krakitan saja yang usahanya masih ditekuni dan berkembang.
Di Desa Cawan, Kecamatan
Jatinom dan Desa Karangasem, Kecamatan Cawas tidak berkembang dengan baik. Hal itu disebabkan oleh kesalahan teknis dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan petunjuk dan pelaksanaan, dukungan dana yang kecil dan di
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahun 2010 tidak maksimal karena perhatian pemerintah banyak digunakan untuk penanganan bencana nasional erupsi Merapi. 4. Bidang usaha yang ditekuni masyarakat mitra masih berkembang baik bahkan mengalami pengembangan usaha oleh kelompok usaha lainnya.
C. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari obyek penelitian melalui penyebaran kuesioner, observasi atau wawancara kepada sumber-sumber terpercaya, khusus mitra masyarakat sebagai kelompok sasaran kegiatan P2MBG dan pelaksana teknis kegiatan Bagian Sosial Setda Klaten. Data primer meliputi jenis kelamin, umur,
jenis pekerjaan sebelum dan sesudah kegiatan,
tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan sebelum dan sesudah kegiatan dan data lain yang mendukung dan terkait. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang terkait dan mendukung tema penelitian. Data itu diperoleh dari sumber pustaka meliputi arsip dan dokumentasi seperti 1. Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 411.1/33/2008 tentang Penetapan Desa Lokasi P2MBG di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008, 2. Klaten Dalam Angka Tahun 2009, 3. Surat Keputusan Bupati Klaten Nomor 411.4/949/2007 tentang Penetapan Desa Sebagai Lokasi P2MBG Tahun 2008-2012,
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Laporan Pelaksanaan P2MBG Tahun 2008 oleh Bagian Sosial, Sekretriat Daerah Klaten.
D. Definisi Operasional Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan masyarakat mitra yang bersifat rata – rata dalam batasan satu bulan dihitung dalam satuan rupiah atas aktifitas usahanya. Pendapatan masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu : a.
Pendapatan sebelum menjadi masyarakat mitra, yaitu pendapatan yang bersifat rata – rata per bulan dalam batasan sebelum tahun 2008 dihitung dalam satuan rupiah oleh masyarakat mitra sebelum mengikuti kegiatan P2MBG, dan
b. Pendapatan sesudah menjadi masyarakat mitra, yaitu pendapatan yang yang bersifat rata-rata per bulan dalam batasan setelah tahun 2008 dihitung dalam satuan rupiah oleh masyarakat mitra setelah mengikuti kegiatan P2MBG.
E. Teknik Analisis Data 1. Analisis rata-rata pendapatan. Untuk
menganalisis
pendapatan
mitra
masyarakat,
peneliti
menggunakan rumus alat uji beda rata-rata (mean). Rumus ini dimaksudkan untuk mencari perbedaan atau selisih pendapatan masyarakat mitra sebelum dan sesudah diterapkan program. Hasil rata – rata pendapatan masyarakat
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mitra sebelum menerima bantuan diberi simbol X1 dan sesudah bantuan modal usaha diberi simbol X2. Rumus itu adalah
dimana, M = rata – rata ∑ X = jumlah X N 2.
= jumlah sampel.
Uji hipotesis Untuk
menjawab
hipotesis
menggunakan alat uji t – test.
yang
telah
dirumuskan
peneliti
Alat uji ini digunakan untuk menjawab
kondisi perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan, yaitu perubahan pendapatan masyarakat mitra atas bantuan modal usaha yang diberikan pemerintah melalui kegiatan P2MBG. Rumus uji t – test :
Bila T hitung > T tabel maka ada perbedaan nyata, sebaliknya Bila T hitung < T tabel maka tidak ada perbedaan yang nyata.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Klaten. Daerah Kabupaten Klaten terbentang di antara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kota Surakarta.
Sebagai daerah perbatasan yang
menghubungkan dua kota yang dipercaya sebagai sumber kebudayaan dan barometer pertumbuhan
ekonomi menjadikan Kabupaten Klaten mempunyai
peranan penting sebagai daerah penyangga perkembangan khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan DIY. 1.
Kondisi Geografis dan Topografis Kabupaten Klaten secara gegrafis terletak di antara 110˚26’14” 110˚47’51” Bujur Timur dan 7˚30’19” - 7˚48’33” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Klaten adalah 655,56 Km² yang
terbagi dalam 26
kecamatan dan 391 desa serta 10 kelurahan. Sedangkan batas-batas Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut : - Sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo, - Sebelah Selatan adalah Kabupaten Gunung Kidul, - Sebelah Barat adalah Kabupaten Sleman dan - Sebelah Utara adalah Kabupaten Boyolali. Keadaan topografi Kabupaten Klaten terletak di antara Gunung Merapi dan rangkaian Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75 – 160 meter
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
di atas permukaan air laut.
Sebagian wilayah Kabupaten Klaten berada di
lereng Gunung Merapi di bagian Utara dengan keadaan areal miring, wilayah datar di bagian tengah dan berbukit di bagian Selatan. Wilayah Kabupaten Klaten sebagai kawasan tropis, musim hujan dan kemarau silih berganti terjadi sepanjang tahun. Temperatur udara berada di angka 18 -30 ˚C di atas tanah seluas 655,56 Km².
Lahan pertanian di Klaten untuk
persawahan mencakup 33.412 Ha atau 51 persen, sedangkan lahan non sawah adalah 6.384 Ha atau 10 persen. Lahan non pertanian mencapai 25.760 Ha ata 39 persen. Daerah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 dataran, yaitu : a. Dataran lereng Gunung Merapi yang membentang di sebelah utara meliputi sebagian kecil Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung, b. Dataran rendah yang membujur di tengah meliputi wilayah Kecamatan Klaten Selatan, Klaten Tengah dan Klaten Utara dan sebagian kecamatan lainnya, dan c. Dataran gunung kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian Kecamatan Bayat dan Cawas. 2.
Keadaan Demografis Penduduk dilihat sebagai salah satu faktor strategis karena disadari posisinya bukan sebagai sasaran tetapi juga sebagai pelaksana pembangunan. Penduduk sebagai sasaran sekaligus pelaku maka pembangunan itu sendiri
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diarahkan pada peningkatan kualitas manusia yang ditilik dari aspek kesehatan, pendidikan dan pendapatan perkapitanya. Ketiga aspek tersebut selain menjadi tolak ukur kualitas manusia juga menjadi faktor-faktor penentu untuk mengurai kemiskinan di Klaten. Tabel 4.1. Indikator kependudukan dan Kabupaten Klaten tahun 2007 - 2009
INDIKATOR
2007 2 1,296,987 633,552 663,435 0,29% 95,5 1,978
2008 3 1,300,494 635,528 664,966 0,27% 95,57 1,983
2009 4 1,303,910 637,939 665,971 0,26% 95,79 1,989
24,3 66,93 8,77
22,87 65,55 11,58
24,25 66,85 8,9
Beban tanggungan 49,,42 52,55 (dalam persen) 0 - 14 tahun 36,31 34,88 65 tahun keatas 13,11 17,67 Sumber : Data Indek Pembangunan Manusia Klaten, 2009
49,59
1 Jumalah penduduk Laki-laki Perempuan Laju pertumbuhan Raxio jenis kelamin Kepadatan penduduk (jiwa per KM²) Jumlah Penduduk menurut umur (dalam Persen) 0 - 14 tahun 15 - 64 tahun 65 tahun keatas
36,28 13,31
Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia. Pilihan penting tersebut adalah hidup
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehat dan berumur panjang, memiliki ilmu pengetahuan sehingga membuka akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup secara layak. Pemerintah dalam mengukur keberhasilan pembangunan manusia itu digunakan alat ukur yang dikenal dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang oleh UNDP sudah berlangsung sejak 1990. IPM diukur melalui tiga komponen esensial yaitu angka harapan hidup, pendidikan dan kemampuan daya. Hasil penghitungan IPM Kabupaten Klaten dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.2. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Klaten tahun 2007 – 2009 INDIKATOR 1 Usia Harapan Hidup (tahun) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Angka Melek Huruf (persen) Pengeluaran Perkapita (Rupiah)
2007 2 70,93 7,7 89,28
2008 3 71,15 7,75 89,28
638.070
2009 4 71,4 7,38 89,9
641.860 645.700
Sumber : Data Indek Pembangunan Manusia Klaten, 2009.
Pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Klaten menurut data BPS tercatat 1.303.910 jiwa tersebar di 26 kecamatan dan 401 desa/ keluruhan. Data yang menarik adalah komposisi jumlah perempuan yang lebih besar dibanding jumlah penduduk laki-laki dengan selisih 28.032 jiwa.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3. Peta penduduk Kabupaten Klaten 2009
NO
KECAMATAN
KETERANGAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
LAJU PENDUDUK
1
PRAMBANAN
23.696
25.842
49.538
O.53
2
GANTIWARNO
19.595
21.507
41.102
O.26
3
WEDI
26.981
29.002
55.983
O.83
4
BAYAT
31.311
32.716
64.027
0.27
5
CAWAS
32.301
33.792
66.093
0.06 -
6
TRUCUK
40.982
41.576
82.558
O.32
7
KALIKOTES
18.481
19.116
37.597
O.55
8
KEBONARUM
10.326
11.103
21.429
0.40
9
JOGONALAN
29.000
29.115
58.115
0.41
10
MANISRENGGO
20.242
21.720
41.962
0.47
11
KARANGNONGKO
18.470
19.525
37.995
0.43 -
12
NGAWEN
22.147
22.413
44.560
0.31
13
CEPER
31.385
32.445
63.830
0.01 -
14
PEDAN
24.093
24.709
48.802
0.12 -
15
KARANGDOWO
25.207
25.811
51.018
0.00
16
JUWIRING
30.009
31.291
61.300
0.14
17
WONOSARI
30.201
32.600
62.801
0.22
18
DELANGGU
22.218
22.542
44.760
0.55
19
POLANHARJO
22.625
23.462
46.087
0.09
20
KARANGANOM
24.101
25.051
49.152
0.15
21
TULUNG
26.829
27.722
54.551
0.05 -
22
JATINOM
27.992
29.446
57.438
0.17
23
KEMALANG
17.235
17.705
34.940
0.74
24
KLATEN SELATAN
20.427
21.453
41.880
0.84
25
KLATEN TENGAH
21.345
22.532
43.877
0.00
26
KLATEN UTARA
20.740
21.775
42.515
0.64
637.939
665.971
1.303.910
0.26
JUMLAH Sumber : BPS Klaten, 2009.
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Potensi Ekonomi Perekonomian Kabupaten Klaten pada tahun 2009, menurut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga yang berlaku didominasi oleh sektor perdaganagan, hotel dan restoran sebesar 25,68 persen. Sektor yang lain relatif kecil sebarannya hanya sektor industri yang mencolok dengan kontribusi sebesar 20,05 persen disusul hasil pertanian sebesar 19,64 persen dan jasa-jasa lainnya yang mencapai 16,02 persen.
Pertanian (19,64) Bahan Galian (1,75) Industri olahan (20,52) Listrik dan air minum (1,09)
Gambar 4.1. Produk domestik regional bruto Kabupaten Klaten tahun 2009 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klaten, 2009.
Data pencari kerja di Kabupaten Klaten dalam lima tahun terakhir masih didominasi kaum laki-laki dengan kecenderungan jumlah terus menurun. Pada awal tahun 2005 pencari kerja kaum perempuan berjumlah 25.318 jiwa, jumlahnya turun menjadi 20.250 di tahun 2009.
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Walaupun jumlah pencari kerja didominasi kaum laki – laki, namun dalam hal penempatan kaum perempuan lebih mudah terserap dalam pangsa pasar kerja. Jika di tahun 2009 kaum laki – laki hanya terserap 520 tenaga kerja, sementara kaum perempuan terserap lebih banyak di dunia kerja yaitu sebesar 1.611 jiwa. Tabel 4.4. Data pencari kerja menurut jenis kelamin tahun 2005 - 2009 TAHUN 1
BELUM DITEMPATKAN Laki-laki Wanita 2 3
TERDAFTAR Laki-laki Wanita 4 5
DITEMPATKAN Laki-laki Wanita 6 7
2005 29.275
25.318
7.895
8.418
340
855
2006 29.250
25.723
8.284
9.105
369
1.273
2007 27.420
24.315
7.775
7.735
415
2.144
2008 22.322
20.349
8.089
7.673
427
1.608
2009 21.712
20.250
10.058
10.812
520
1.611
Sumber Klaten Dalam Angka, 2009
4.
Bidang Pemerintahan. Visi pembangunan Kabupaten Klaten 2007 adalah Terwujudnya Klaten Yang Tata, Titi, Tentrem Kertaraharja. Visi pembangunan secara terminologi adalah sebagai berikut :
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Masyarakat yang Tata, Titi yaitu terwujudnya tatanan kehidupan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis, kehidupan perekonomian yang dinamis, kehidupan politik yang demokratis dan kondusif serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip tata pemerintahan yang baik dan bersih, b. Masyarakat Klaten yang Tentrem, yaitu terwujudnya tatanan kehidupanan yang
aman
dan
damai
sebagai
prasarat
bagi
berlangsungnya
pembangunan yang merupakan proses dalam mewujudakan cita-cita masyarakat yang adil dan sejahtera, c. Masyarakat yang Kertaraharja, yaitu terwujudnya tatanan kehidupan yang sejahtera, terwujudnya kebutuhan material dan spirirtual dalam naungan rahmat dan ridlo Tuhan Yanag Maha Esa. Visi Kabupaten Klaten tersebut diindikasikan sebagai berikut : a. Wareg yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi rakyat secara menyeluruh, b. Waras yaitu terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Klaten, c. Wasis yaitu terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berwatak di Kabupaten Klaten,
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
d. Wutuh
digilib.uns.ac.id
yaitu
terpenuhinya
kebutuhan
sandang
dengan
segala
manifestasinya bagi masyarakat sehingga mampu mewujudkan peradaban yang lebih baik, e. Wisma yaitu terpenuhinya papan atau perumahan yang lebih layak dan makin bermutu serta terjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan serta didukung oleh terwujudnya lingkungan yang sehat, tertata dan bersinar. Misi untuk mewujudkan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut : a. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, b. Mengupayakan rasa aman lahir batin serta tercukupinya kebutuhan materiel dan meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan, d. Menumbuhkan
kehidupan
perekonomian
yang
dinamis
dan
menumbahkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya local, menjaga kelestarian hidup dan mengurangi kemiskinan, e. Penerapan pangarusutamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintah, f. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan, g. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai,
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. Mendorong pelaksanaan otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan.
B. Analisis Pelaksanaan P2MBG 2008 Aktifitas usaha masyarakat mitra dalam kegiatan P2MBG menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Masyarakat mitra adalah sebagai kelompok sasaran dimana mereka dibina, didampangi dan diberikan bantuan modal usaha oleh pemerintah
yang sesuai dengan bidang atau jenis usaha yang diminati dan
potensial untuk dikembangkan di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten di tahun anggaran 2008. Kegiatan P2MBG dimaksudkan agar masyarakat mitra yang diidentifikasi sebagai masyarakat miskin ini tidak lagi dianggap sebagai beban pembangunan. Bantuan modal usaha yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat mitra
berperan stimulan untuk meningkatkan produktifitas didorong dengan pemberian dana, pelatihan ketrampilan dan alih teknologi yang dilakukan terpadu melalui P2MBG. Kegiatan P2MBG bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mitra dalam mengembangkan potensi yang dimiliki baik berangkat dari sumber daya manusia maupun sumber daya alam terdekat di lokasi sasaran. Produktifitas yang meningkat diharapkan mampu memperbaiki perekonomian masyarakat mitra sehingga memperbaiki harkat, martabat, rasa percaya diri dan harga diri
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Desa Krakitan adalah desa perikanan dimana budidaya perikanan menjadi sektor andalan yang sekaligus sebagai
mata pencaharian sebagian besar
masyarakat. Membaca peta potensi desa, maka kegiatan P2MBG tahun 2008 di Desa Krakitan, fokus di bidang perikanan yang ekstensifikasinya secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan bidang ini. Bidang usaha masyarakat mitra adalah pertanian, peternakan, perikanan, konveksi dan
pengolahan hasil
perikanan. Sebelum menerima bantuan, calon
masyarakat mitra diseleksi melalui
tahap identifikasi sesuai indikator kelompok serta verifikasi yang dilakukan oleh tim dari Pemkab Klaten di bawah kendali Bagian Sosial Setda Klaten dan Pemerintah Desa Krakitan serta Kecamatan Bayat. Masyarakat mitra yang dibentuk pemerintah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : a.
Diprioritaskan kelompok-kolompok usaha yang berkembang atau pernah dibantu melalui APBD,
b.
Setiap kelompok berjumlah 10 sampai 15 orang,
c.
Anggota masyarakat mitra berusia 15 – 55 tahun,
d.
Memiliki kegiatan usaha ekonomi produktif,
e.
Diusulkan oleh Pemkab Klaten dan mendapat rekomendasi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagian Sosial Setda Klaten sesuai mekanisme dan prosedur yang ada melakukan penyeleksian dan verifikasi data sesuai proposal yang diajukan desa untuk dicek dengan data masyarakat miskin yang berasal dari BPS Kabupaten Klaten. Selain itu Bagian Sosial Setda Klaten juga melakukan survei di lokasi desa penerima bantuan untuk memetakan bidang usaha yang mungkin diterapkan sekaligus melakukan pembentukan kelompok usaha. Hasil data yang dihimpun Bagian Sosial Setda Klaten dalam Berkas Laporan Pelaksanaan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan tahun 2008 diperoleh keterangan bahwa bantuam modal usaha itu terdiri dari : a.
Dana modal usaha,
b.
Bantuan alat produksi,
c.
Bantuan modal bahan baku usaha, dan
d.
Bantuan pelatihan usaha bagi perempuan,
e.
Bantuan penyuluhan,
f.
Bantuan bio gas,
g.
Bantuan jamban,
h.
Bantuan pendidikan keaksaraan.
i.
Bantuan penghijauan dll. Hasil wawancara terhadap nara sumber seperti Drs Sunudi, Kepala Desa
Krakitan, Pelaksana Teknis Kegiatan, perangkat Desa Krakitan dan responden oleh peneliti, diperoleh data bahwa ada sebagian masyarakat mitra yang kesulitan mengembangkan usahanya. Hal ini disebabkan karena (1) adanya jenis usaha
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang tidak spesifik untuk dikonsumsi oleh konsumen, (2) permintaan produk yang musiman, (3) kesulitan pemasaran seperti teknis pemasaran yang konvensional, jauh dari pasar atau tingkat persaingan yang tidak menguntungkan masyarakat mitra, (4) tingginya biaya produksi, (5) fluktuasi harga produk di pasaran Tabel 4.5. Data Perkembangan usaha masyarakat mitra No Nama Jenis usaha Jumlah Perkembangan Kelompok mitra BB B 1 2 3 4 5 6 1
Pretasi
Ternak/tani
10
6
2
Gertasi
Ternak/tani
10
3
-
7
3
Upaya Boga
Ternak/tani
9
5
-
4
4
Wanita sejahtera
Pertanian
10
4
4
2
5
Wanita lestari
Perikanan
10
8
2
-
6
Gemah ripah
Ternak/tani
10
4
3
3
7
Cendana
Dagang
10
-
-
10
8
Ngudi luhur
Ternak/tani
10
-
-
10
9
Subur makmur
Perikanan
10
7
-
3
10
Barokah
Perikanan
10
2
1
7
99
39
11
49
Jumlah Sumber : Data diolah, 2011
commit to user 47
1
TB 7 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data di atas dapat dibaca bawa salah satu bidang usaha yang menonjol dan sangat potensial di Desa Krakitan adalah usaha budidaya ikan yang saat ini dikembangkan oleh Kelompok Subur Makmur di wilayah Kadus 6 dan Wanita Lestari didukung oleh Kelompok Prestasi di wilayah Kadus 3 dan Upaya Boga mengembangkan usaha ternak didukung pertanian. Perkembangan usaha dengan kategori BB atau berkembang baik adalah masyarakat mitra yang dapat meningkat angka pendapatannya dengan bidang usaha yang ditekuni. Jumlah masyarakat mitra dengan kategori berkembang baik berjumlah 39 orang. Kelompok yang berkembang baik ini menggunakan dana bantuan dengan cara simpan pinjam setelah terlebih dulu membentuk koperasi. Dana dikembangkan secara bergulir.
Masyarakat mitra berhak meminjam
dengan mengembalikan jasa peminjaman yang lunak. Sistim pengembangan bantuan dana dengan koperasi simpan pinjam ini terbukti efektif untuk menjada keberlanjutan usaha, bahkan memberi nilai tambah berupa pemberian sisa hasil usaha (SHU) yang dirasakan besar manfaatnya bagi anggota. Koperasi simpan pinjam banyak dilakukan bidang usaha budidaya perikanan. Perkembangan usaha dengan kategori B atau berkembang adalah masyarakat mitra yang masih bertahan dengan bidang usaha yang ditekuni. Masyarakat mitra dengan kategori baik ini tidak berarti bidang usaha itu tidak menguntungkan, tapi bantuan modal yang diberikan pemerintah belum bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini sangat dipengaruhi dengan faktor
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nilai jual barang produksi yang sangat dipengaruhi dengan nilai inflasi atau volume produksi yang belum bisa ditingkatkan dengan bantuan usaha tersebut. Jumlah masyarakat mitra dengan kategori baik berjumlah 11 orang. Perkembangan usaha dengan kategori TB atau tidak berkembang adalah masyarakat mitra dimana bidang usaha yang dirintis melalui kegiatan P2MBG itu sudah tidak ada keberlanjutan usahanya. berkembang berjumlah 49 orang.
Usaha dengan kategori tidak
Faktor yang mempengaruhi tidak
berkembangnya usaha ini adalah lemahnya pengorganisasian kelompok. Dana bantuan usaha dibagikan begitu saja kepada anggota mitra. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi pemerintah untuk memantau pemanfaatan dana bantuan. Kemungkinan penyalahgunaan pemakaian dana bantuan sangat besar, apalagi dana bantuan bersifat hibah dan bukan bersifat dana bergulir. Dana bantuan yang bersifat bergulir menjadi faktor kelemahan kegiatan P2MBG, karena masyarakat mitra tidak memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan. Dampaknya dana bantuan akan hilang atau musnah tanpa pertanggungjawaban yang jelas dari masyarakat mitra sebagai kelompok sasaran penerima bantuan. Warga Krakitan banyak menggantungkan hidupnya dengan keberadaan Rowo Jombor. Sejak Rowo Jombor dibuka untuk budidaya ikan, banyak warga masyarakat sekitar yang mengakses untuk pengembangan usaha perikanan. Apalagi di awal tahun 1994, Pemkab Klaten mengizinkan sebagian perairan Rowo Jombor untuk pengembangan wisata kuliner. Sampai saat ini ada 64 pengusaha membuka warung makan terapung di areal wisata ini. Keberadaan
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
budidaya ikan oleh warga Krakitan menjadi pemasok utama bagi pengusaha warung apung di Rowo Jombor, karena kedekatan wilayah lebih ekonomis daripada mendatangkan pasokan ikan dari luar. Bantuan modal usaha yang bersifat terpadu pada dasarnya sangat menguntung
pemerintah
masyarakat miskin.
dan
efektif
untuk
meningkatkan
produktifitas
Bagi pemerintah kegiatan P2MBG menjadi sarana
menyinergikan berbagai kegiatan – kegiatan yang bertema pengentasan kemiskinan yang tersebar di setiap SKPD/ Dinas / instansi di Kabupaten Klaten. Bahkan tidak menutup peran masyarakat seperti kelompok pengusaha untuk terlibat dalam kegiatan P2MBG sehingga menjadi nilai tambah bagi pemerintah dari sisi alokasi pengumpulan modal usaha. Sementara bagi masyarakat mitra sangat terbantu dengan bantuan modal usaha dengan kegiatan P2MBG, dimana bantuan itu sangat implementatif karena disesuaikan dengan minat dan potensi yang ada di Desa Krakitan. Hasil wawancara peneliti terhadap nara sumber seperti Kepala Desa Krakitan, Pelaksana Teknis Kegiatan dan responden diperoleh informasi bahwa ada kelemahan dalam kegiatan P2MBG tahun 2008. Kelemahan itu adalah (1) dana hibah atau bantuan lainnya itu tidak bersifat bergulir sehingga di lapangan memunculkan kecemburuan bagi kelompok masyarakat lain yang tidak memperoleh bantuan modal usaha. Dana yang bersifat hibah tidak mendidik masyarakat mitra untuk mengembalikan sehingga tidak mendorong maksimal untuk gigih berusaha mengembangkan produksinya. (2) Sifat kegiatan P2MBG
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang terpadu sesungguhnya efektif, namun keterlibatan SKPD / Dinas / instansi masih mungkin ditingkatkan dan bukan partisipasi yang setengah hati.
(3)
Alokasi dana untuk permodalan masih relatif rendah baik dari APBD Provinsi Jawa Tengah apalagi APBD Kabupaten Klaten. Dana kegiatan P2MBG banyak tersedot untuk kegiatan operasional petugas dan perencanaan seperti pertemuan – pertemuan yang cenderung boros dan tidak secara langsung berdaya manfaat bagi masyarakat mitra. (4) Lemahnya evaluasi bagi SKPD pelaksana pasca pelaksanaan P2MBG itu sendiri.
Evaluasi ini penting untuk menilai
perkembangan usaha masyarakat mitra atau menjaga
keterkaitan dan
keberlangsungan antara masyarakat sebagai kelompok sasaran dan masyarakat sebagai pelaku kegiatan. Masyarakat mitra yang berkembang baik adalah mereka yang dibina melalui kegiatan P2MBG dan diberikan bantuan usaha. Dengan bantuan usaha tersebut masyarakat mitra dapat meningkatkan pendapatannya sesuai dengan aktifitas ekonomi yang dikembangkan. Ada sebanyak 50 masyarakat mitra yang tetap menggeluti usahanya atau merasakan ada peningkatan pendapatan setelah menerima bantuan usaha. Dari data ini penulis menetapkan masyarakat mitra tersebut sebagai responden penelitian.
C. Analisis Masyarakat Mitra dan Pendapatan Hasil pengamatan, tanya jawab langsung dan data yang diperoleh melalui kuesioner terhadap tingkat pendapatan masyarakat mitra atas bantuan modal
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha dalam Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender (P2MBG) oleh penulis dianalisis menggunakan alat uji beda dua rata-rata berpasangan (t-test). Alat uji ini dilakukan dengan membandingkan dua harga rata-rata yang berasal dari jenis yang sama, yaitu membandingkan
tingkat
pendapatan masyarakat mitra sebelum tahun 2008 dan sesudah tahun 2008 terkait pelaksanaan kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Selain hal tersebut penulis juga menganalisis data – data lain yang terkait dengan responden atau pun data terkait dengan perkembangan produksi masyarakat mitra. Data ini penting karena pemerintah, masyarakat atau pun membaca akan mengetahui informasi secara lengkap tentang kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang waktu pelaksanaannya diselenggarakan dalam tahun anggaran 2008. 1.
Analisis Masyarakat Mitra a.
Karakteristik Masyarakat Mitra Dalam P2MBG 2008. 1). Jenis kelamin Dari data jenis kelamin responden peneliti ingin mengetahui apakah isu pengarusutamaan gender yang melekat dalam kegiatan P2MBG dalam impementasi dilaksanakan dengan baik. Walaupun dalam kriteria penentuan masyarakat mitra tidak harus perempuan artinya terbuka bagi kaum laki-laki untuk menjadi mitra binaan, tapi ruh dalam kegiatan P2MBG adalah identik mengangkat peran perempuan dalam usaha-usaha ekonomi keluarga.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6. Data masyarakat mitra menurut jenis kelamin No
Nama Kelompok
L
P
Jumlah
L
P
Mitra
Jumlah Responden
1
Prestasi
10
0
10
7
0
7
2
Gertasi
7
3
10
3
0
3
3
Upaya Boga
6
3
9
5
0
5
4
Wanita Sejahtera
3
7
10
4
4
8
5
Wanita Lestari
1
9
10
1
9
10
6
Gemah Ripah
10
0
10
7
0
7
7
Cendana
7
3
10
0
0
0
8
Ngudi Makmur
9
1
10
0
0
0
9
Subur Makmur
9
1
10
6
1
7
10
Barokah
7
3
10
2
1
3
66
30
99
35
15
50
Jumlah Sumber : Data diolah, 2011.
Ruh dari kegiatan P2MBG adalah mendorong peran perempuan dalam aktifitas pembangunan.
Kaum perempuan
seharusnya diberikan porsi lebih khususnya keterlibatan untuk masuk menjadi anggota masyarakat mitra. Pelaksanaan P2MBG tahun 2008 di Desa Krakitan, dalam kenyataannya kaum perempuan hanya terwakili sebanyak 30 orang dari 99 masyarakat mitra. Kaum laki-laki masih terlihat dominan dengan jumlah keterwakilan 66
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
orang. Fenomena yang sama terjadi pada 50 masyarakat mitra yang terpilih sebagai responden. Sebanyak 35 orang atau 70 persen yang masih aktif mengembangkan usaha dalam P2MBG di Desa Krakitan didominasi kaum laki-laki. Sisanya sekitar 15 orang atau 30 persennya adalah kaum perempuan. Data hasil observasi dan hasil wawancara penulis terhadap narasumber seperti Drs Sunudi, Kepala Desa Krakitan, perangkat Desa Krakitan dan sebagian responden, pemberian porsi kaum lakilaki lebih besar dibandingkan kaum perempuan didasarkan dari karakteristik jenis usaha yang dikembangkan di Desa Krakitan. Warga Desa Krakitan yang tersebar hidup dan tinggal di sekitar Rowo Jombor, banyak menggantungkan hidupnya dari keberadaan rawa yang di jadikan salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Klaten ini. Jenis usaha yang banyak dikembangkan warga Krakitan adalah budidaya ikan secara tambak.
Jenis ini banyak digeluti
warga Krakitan dari kaum laki-laki.
Karakter jenis usaha ini
banyak menggunakan aktifitas fisika seperti memasang bambu pancang, memasang jaring, memberi makan ikan ke tengah rawa, memanem ikan, mengangkut hasil panen ikan ke daratan yang semua itu umum mengandalkan kekuatan fisik.
Hal ini yang
menjadi alasan mengapa banyak kaum laki-laki yang terlibat dalam P2MBG.
Kaum perempuan banyak membantu petani tambak
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti menyulam jaring, mengolah ikan, pemasaran hasil produksi, bekerja di warung makan apung atau beternak.
2). Kelompok umur Peneliti ingin menganalis umur responden sebab dari data ini dapat diketahui apakah masyarakat mitra sebagai kelompok binaan berada dalam kelompok usia produktif atau tidak. Masyarakat mitra yang berada dalam usia produktif tentunya memiliki potensi untuk mengembangkan usaha dibandingkan kelompok masyarakat yang secara fisik mulai lemah di usia yang tidak produktif lagi. Tabel 4.7. Data masyarakat mitra menurut kelompok umur No
Kelompok Umur
Jumah
Jumlah
Mitra
Responden
1
21 – 31 tahun
5
2
2
31 – 40 tahun
30
18
3
41 – 50 tahun
45
22
4
51 – 60 tahun
12
6
5
Lebih dari 61 tahun
7
2
99
50
Sumber : Data diolah, 2011.
Kelompok umur produktif menjadi masa – masa potensi manusia untuk dioptimalkan dalam suatu aktifitas usaha, khususnya kegiatan ekonomi. Potensi energi, semangat dan kesempatan adalah
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
faktor- faktor yang melekat di usia produktif. Dalam pelaksanaan P2MBG di Desa Krakitan tahun 2008 terdapat 19 orang peserta yang berusia di atas 51 tahun. Sebanyak 80 orang sisanya berada di usia yang bisa dikatakan masih produktif yaitu di usia 21 tahun sampai 50 tahun. Sebanyak 45 orang berada diusia 41 sampai 50 tahun dan 35 orang lainnya berada di usia emas 21 sampai 40 tahun. Data ini dapat diartikan bahwa usaha yang dikembangkan oleh masyarakat mitra dalam pelaksanaan P2MBG di Desa Krakitan diikuti oleh anggota masyarakat yang masih dalam usia produktif. Setelah peneliti melakukan pengolahan data, dominasi usia 41 sampai 50 tahun menempati urutan teratas dengan angka 22 orang atau sekitar 44 persen, disusul usia 31 sampai 40 tahun yaitu 18 orang atau 36 persen.
Yang harus dicermati adalah dalam
waktu 10 tahun ke depan, para responden sebagai pelaku usaha memasuki usia tidak produktif. Artinya regenerasi pelaku usaha untuk menjaga keberlanjutan usaha menjadi hal yang penting diperhatikan. Memasuki usia 60 –an tahun bagi seseorang perlu dipikirkan tentang tenaga baru sebagai penerus keberlangsungan usaha.
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3). Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan suatu usaha. Data ini menjadi penting guna memetakan potensi masyarakat mitra dalam mengembangkan usaha terkait latar belakang pendidikan yang dimiliki. Tabel 4.8. Data masyarakat mitra menurut tingkat pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Dalam
Jumlah
Dalam
Mitra
%
Responden %
1.
Tidak tamat SD
21
21,21
11
22
2.
SD – SMP sederajat 52
52,52
23
46
3.
SMA sederajat
25
25,25
15
30
4.
Sarjana sederajat
1
1, 01
1
2
Jumlah
99
100 %
50
100%
Sumber : Data diolah, 2011.
Desa Krakitan termasuk daerah miskin. Wajah kemiskinan itu dapat dibaca dari tingkat pendidikan masyarakat mitra yang ratarata berada pada tingkat pendidikan dasar. Sebanyak 73 masyarakat mitra
hanya berpendidikan dasar.
Sebanyak 21 anggota
masyarakat mitra yang tidak lulus sekolah dasar. masyarakat mitra yang
Dari jumlah
99 orang, hanya seorang berpendidikan
tinggi. Itu pun hanya setara pendidikan Diploma III.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fenomena yang sama terjadi pada 50 orang responden. Sebesar 68 persen atau 34 responden berpendidikan rendah atau kurang atau sama dengan SMP. Bahkan responden yang tidak lulus sekolah mencapai 11 orang atau 22 persen. Meskipun data ini
terlalu dini untuk digeneralisir, paling
tidak pemilihan lokasi desa sasaran dalam pelaksanaan P2MBG tahun 2008 dinilai telah memilih desa yang tepat. Pemilihan lokasi desa yang benar, yaitu kelompok warga miskin,
diharapkan
bantuan modal usaha yang digulirkan melalui kegiatan P2MBG menyasar obyek masyarakat miskin yang tepat.
b.
Bidang Usaha Masyarakat Mitra. 1). Jenis usaha Pemilihan bidang usaha yang sesuai bagi masyarakat mitra sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh desa yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar bidang usaha yang akan diterapkan dalam P2MBG nantinya benar-benar sesuai dengan minat dan potensi yang ada. Setelah peneliti melakukan
pengolahan data sekunder dalam
laporan pelaksanaan P2MBG tahun 2008, bidang usaha masyarakat mitra adalah sebagai berikut :
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9. Data jenis usaha dan jumlah anggota mitra No
Nama Kelompok
Jenis Usaha
Jumlah
Jumlah
Mitra
Responden
1
Prestasi
Ternak / tani
10
7
2
Gertasi
Ternak / tani
10
3
3
Upaya Boga
Ternak
9
5
4
Wanita Sejahtera
Pertanian
10
8
5
Wanita Lestari
Budidaya ikan
10
10
6
Gemah Ripah
Ternak
10
7
7
Cendana
Jahit / dagang
10
0
8
Ngudi Makmur
Ternak / kelontong
10
0
9
Subur Makmur
Budidaya ikan
10
7
10
Barokah
Budidaya ikan
10
3
99
50
Sumber : Data diolah, 2011.
Rowo Jombor seluas 198 hektar adalah sumber penghidupan warga Krakitan bertahun- tahun sejak rawa itu ada.
Selain sumber
ekonomi warga sekitar, Rowo Jombor juga menjadi sumber utama pengairan bagi lahan pertanian produktif seluas 1.605 hektar di Kecamatan Trucuk dan Cawas yang sangat menggantungkan pasokan air dari rawa. Potensi dan karakter alam di Desa Krakitan menjadi alasan bahwa budidaya ikan menjadi jenis usaha yang realistis dan sesuai dengan potensi warga. Dari 10 bidang usaha yang dikembangkan masyarakat
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mitra dalam kegiatan P2MBG usaha budidaya ikan dan ternak relatif berkembang dan berkembang baik. Karakter alam yang perbukitan dan tanah pertanian yang sebagian besar adalah ladang atau tegalan adalah sumber pakan ternak yang melimpah. Ketika di musim kemarau tiba dan terjadi penurunan debet air, sebagian permukaan rawa berubah menjadi daratan sehingga dimanfaat bagi pertanian atau diambil manfaatnya untuk mengembalakan ternak. 2). Tambahan modal usaha Pemberian bantuan modal usaha dalam kegiatan P2MBG adalah bersifat stimulan. Selain untuk meningkatkan pendapatan masyarakat mitra, pengembangan dana bantuan menjadi nilai tambah kegiatan P2MBG. Tambahan modal dilakukan dengan asumsi bahwa masyarakat mitra berobsesi untuk meningkatkan produktifitas suatu usaha dengan tujuan memaksimalkan tingkat keuntungan. Penambahan modal usaha juga dapat dipahami sebagai optimismen atau keyakinan bahwa usaha yang sedang ditekuni bagi masyarakat mitra dipandang prospektif untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Setelah peneliti melakukan pengolahan data primer diperoleh data tambahan modal bagi masyarakat mitra sebagai berikut :
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10. Data tambahan modal masyarakat mitra No
Nama Kelompok
Yang tambah
Nilai Penambahan
modal 1
Prestasi
6 orang
6.600.000,00
2
Gertasi
3 orang
5.400.000,00
3
Upaya Boga
2 orang
650.000,00
4
Wanita Sejahtera
5 orang
500.000,00
5
Wanita Lestari
5 orang
2.400.000,00
6
Gemah Ripah
-
-
7
Cendana
-
-
8
Ngudi Makmur
-
-
9
Subur Makmur
6 orang
4.600.000,00
10
Barokah
2 orang
400.000,00
Jumlah
29 orang
20.550.000,00
Sumber : Data diolah, 2011.
Kelompok Prestasi, Gertasi dan Subur Makmur adalah masyarakat mitra yang rata-rata memiliki tingkat perkembangan yang baik dalam mengembangkan usahanya.
Bidang usaha peternakan dan budidaya
ikan menjadi kesempatan usaha yang paling relevan dikembangkan di Desa Krakitan.
Daya dukung alam yang memadai dipercayai
masyarakat sebagai peluang untuk ditekuni.
Fakta ini terbukti
kelompok dan bidang usaha ini paling eksis dan prospektif dikembangkan.
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebanyak 29 masyarakat mitra menempuh menambah modal dalam menjalankan usaha.
Nilai penambahan modal sebesar Rp
20.550.000,00 memang lebih kecil dari modal yang digulirkan pemerintah dalam P2MBG tahun 2008 yang sebesar Rp 68.300.000,00 (lihat tabel 2.3.). Tetapi angka penambahan modal ini dapat diartikan sebagai nilai tambah dari P2MBG 2008 di Desa Krakitan sebagai salah satu indikator keberhasilan. Wisata kuliner dengan adanya obyek wisata Rawa Jombor dengan warung apung senantiasa membutuhkan pasokan ikan.
Rencana
mewujudkan Desa Krakitan sebagai Desa Wisata Kambing saat ini secara serius ingin dikembangkan sejumlah kelompok peternak kambing yang tekun mengembangkan usaha ini. Jika prospek usaha budidaya ikan dan ternak dikembangkan masyarakat mitra dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar, maka penambahan modal menjadi langkah yang harus ditempuh. 3). Tambahan tenaga kerja. Peneliti menggali data tentang jumlah tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan P2MBG.
Setiap kesempatan usaha yang dapat
diciptakan maka diasumsikan menyerap tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi yang harus ada untuk menciptakan suatu barang atau jasa.
Daya multiplier effects menjadi salah satu nilai tambah dari
kegiatan P2MBG dimana peningkatan pendapatan itu tidak saja
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
didorong oleh penambahan modal usaha, tapi di sisi lain ikut membuka kesempatan kerja dan menekan pengangguran dengan semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Tabel 4.11. Data masyarakat mitra dan tambahan tenaga kerja No
Nama Kelompok
Tambahan tenaga kerja
1
Prestasi
4 orang
2
Gertasi
-
3
Upaya Boga
-
4
Wanita Sejahtera
5
Wanita Lestari
6
Gemah Ripah
-
7
Cendana
-
8
Ngudi Makmur
-
9
Subur Makmur
14 orang
10
Barokah
3 orang
Jumlah
37 orang
7 orang 14 orang
Sumber : Data diolah, 2011.
Penambahan tenaga kerja adalah multiple effect dari stimulan bantuan modal usaha yang sesungguhnya diharapkan pemerintah sebagai kail untuk mengentaskan kemiskinan.
Bantuan modal usaha
menjadi
produktifitas
upaya
pemerintah
meningkatkan
usaha.
Produktifitas usaha itu selain diukur dengan peningkatan pendapatan
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tapi juga seberapa banyak tenaga kerja yang dapat diserap dalam mengembangkan usaha. Kelompok masyarakat mitra yang mengembangkan budidaya ikan dan dagang terlihat menyerap tenaga kerja relatif banyak yaitu masingmasing 14 orang. Menurut hasil wawancara terhadap Perangkat Desa Krakitan, pada musim panem para petani ikan paling banyak membutuhkan tenaga kerja tambahan. Tenaga kerja dibutuhkan untuk memanen ikan dan tenaga angkut. Walaupun sifatnya musiman antara 4 sampai 6 bulan sebagai masa tenggang untuk memanen ikan, jumlah petani ikan yang lebih dari 500 orang, menjadikan tenaga memanen ikan menjadi peluang yang sangat terbuka. Kelompok Wanita Lestari banyak mengembangkan budidaya olahan ikan.
Kelompok usaha yang banyak ditekuni ini bahkan
membentuk sub-sub kelompok didukung oleh usaha simpan pinjam yang berkembang baik di Desa Krakitan. perangkat Desa Krakitan mengatakan bahwa
Menurut Agus, sebagai salah satu penggerak
usaha simpan pinjam mengatakan dengan dana pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 dengan pengelolaan yang sungguh – sungguh telah berkembang menjadi Rp 20.000.000,00 hanya dalam waktu tiga tahun. Nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong menjadi salah satu kekuatan yang mendorong lembaga keuangan yang secara mandiri dikembangkan
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat mampu memdorong roda laju ekonomi masyarakat sekitar Rowo Jombor.
2.
Analisis pendapatan masyarakat mitra. Pendapatan adalah sesuatu yang diperoleh seseorang sebagai konsekuensi aktifitas usaha yang dilakukan yang dinilai dengan satuan uang. Pendapatan yang diperoleh inilah yang kemudian digunakan suatu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pendapatan yang
dapat dikatakan mampu mendorong kesejahteraan keluarga apabila keuntungan yang diperoleh tersebut bukan saja dapat memenuhi kebutuhan dasar, namun lebih dari itu dapat diinvestasikan dalam bentuk tabungan Setelah peneliti melakukan analisis terhadap tingkat pendapatan masyarakat mitra terkait pemberian bantuan modal usaha dalam kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten tahun anggaran 2008, diperoleh hasil data sebagai berikut : Tabel 4.12. Analisis perbedaan pendapatan masyarakat mitra Kriteria
Data dan Keterangan
1
N
50
2
X1
Rp 292.300,00
3
X2
Rp 330.800,00
4
Rata-rata peningkatan
Rp 38.500,00
No
Sumber : Data diolah, 2011..
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data tabel 4.12 sebagai hasil pengolahan yang dilakukan peneliti diperoleh informasi bahwa rata – rata pendapatan bersih masyarakat mitra sebelum menerima bantuan modal usaha (X1) atau sebelum tahun 2008 selama satu bulan dalam kegiatan P2MBG di Desa Krakitan adalah sebesar Rp 292.300,00. Hasil penghitungan rata – rata pendapatan masyarakat mitra setelah menerima bantuan modal usaha (X2) atau setelah tahun 2008 selama satu bulan dalam kegiatan P2MBG di Desa Krakitan adalah sebesar Rp 330.800,00.
Artinya terdapat angka peningkatan pendapatan masyarakat
mitra sebesar Rp 38.500,00. Tabel 4.13. Analisis uji hipotesis Kriteria
Data dan Keterangan
1
N
50
2
d1
1.925.000
3
d2
112.625.000
4
α
1 persen
5
Df (N-1)
49
6
T hitung
9,710
7
T tabel
2,423
8.
Hipotesis
Ho ditolak, Ha diterima
9.
Kesimpulan
Ada perbedaan pendapatan masyarakat mitra
No
antara sebelum dan sesudah P2MBG. Sumber : Data diolah, 2011.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data tabel 4.13 hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti diperoleh informasi bahwa nilai t hitung adalah sebesar 9,710 atau lebih besar dari t tabel yaitu 2,423 dengan derajat kepercayaan (α = 0,01) pada sampel N sama dengan 50 dan Df (n-1 = 49). Karena t tabel lebih kecil dari t hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan pendapatan masyarakat mitra
sebelum dan sesudah menerima bantuan
modal usaha dalam kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten di tahun anggaran 2008. Hasil analisis data ini menunjukan bahwa bantuan modal usaha yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Klaten dalam kegiatan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat di tahun anggaran 2008 berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat mitra.
Hasil analisis ini bisa menjadi
rujukan bagi pemerintah bahwa ke depan kegiatan P2MBG layak untuk dilanjutkan dengan memperbaiki kelemahan – kelemahan yang ada untuk diperbaiki dan disempurnakan di tahun-tahun yang akan datang. Kegiatan P2MBG sebagai salah satu terobosan pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan, kalau diukur dari tingkat perubahan pendapatan masyarakat mitra terlihat hanya mampu menambah pendapatan warga sebesar Rp 38.500,00. Peningkatan pendapatan yang tipis ini bukan justifikasi bahwa P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat di tahun 2008 adalah dinilai gagal. Peningkatan pendapatan masyarakat mitra walaupun
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berada dalam kisaran yang tipis, kondisi lebih baik untuk memenuhi taraf hidup masyarakat dibandingkan sebelum ada kegiatan P2MBG. Peningkatan pendapatan ini minimal mampu menjadi kekuatan agar masyarakat mitra tidak terperosok lebih dalam ke jurang kemiskinan. Evaluasi melalui penelitian ini justeru menjadi jalan bagi pemerintah untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan kegiatan P2MBG ini.
Langkah
selanjutnya adalah memperbaiki kelemahan yang ada di lapangan dan kelebihan itu dapat diterapkan dan disempurnakan di tahun dan lokasi P2MBG mendatang. Rendahnya peningkatan pendapatan masyarakat mitra menurut peneliti juga dipengaruhi rendahnya tingkat bantuan modal usaha yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat. Bantuan modal usaha sebagai faktor utama dalam P2MBG selayaknya mendapat dukungan anggaran dari APBD. Hal ini tidak berarti mengesampingkan upaya pendampingan, penyuluhan dan pelatihan-pelatihan yang mengarah untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian masyarakat mitra terkait dengan aktifitas ekonomi yang dibangun.
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan pendapatan masyarakat mitra antara sebelum dan sesudah pelaksanaan P2MBG tahun 2008 di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Pendapatan masyarakat mitra sebelum kegiatan P2MBG tahun 2008 adalah Rp 292.300,00 dan pendapatan setelah kegiatan P2MBG tahun 2008 adalah Rp 330.800,00. Artinya terdapat selisih atau besaran peningkatan pendapatan sebesar Rp 38. 500,00. 2. Hipotesis yang peneliti rumuskan yaitu diduga terdapat perbedaan pendapatan masyarakat mitra antara sebelum dan setelah pelaksanaan P2MBG tahun 2008 di Desa Krakitan, Kecamatan juga terjawab.
Kesimpulan ini dibuktikan
dengan uji t-test yang menunjukan bahwa t hitung diperoleh sebesar 9,710 atau lebih besar dari t tabel sebesar 2,423 dengan derajat kepercayaan (α = 0,01) pada responden sebanyak 50 dan df (N-1). B. Saran 1.
Pemerintah untuk tetap melaksanakan kegiatan P2MBG di tahun – tahun yang akan datang.
Terbukti hasil analisis penelitian ini pendapatan
masyarakat mitra dalam kegiatan P2MBG tahun 2008 di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten dapat meningkat sebagai dampak dari penerimaan bantuan modal usaha yang dilakukan pemerintah.
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran dalam kegiatan P2MBG yang direncanakan sebagai bantuan modal usaha yang bersifat dana bergulir dan bukan bersifat hibah. Selain meningkatkan pagu anggaran, bantuan modal usaha yang bersifat bergulir akan memacu motivasi masyarakat mitra untuk lebih bersungguh-sungguh dalam mengembangkan usaha karena didorong untuk mengembalikan dana yang diberikan.
3.
Pemerintah memperhatikan unsur pengorganisasian yang baik bagi masyarakat mitra terutama mendorong dalam bentuk koperasi.
4.
Pelaksanaan P2MBG di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat ternyata lebih didominasi kaum laki-laki. Pemerintah untuk lebih mendorong keterlibatan perempuan dalam kegiatan P2MBG di waktu yang akan datang.
commit to user 70