SIKAP MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI KABUPATEN MALANG Eka Yuni Indah Nurmala
[email protected] ABSTRAK
Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 161/100.000 kelahiran hidup yang masih belum mencapai target MDG Indonesia yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dibedakan menjadi dua kategori yaitu penyebab langsung obstetri (direk) dan penyebab tidak langsung (indirek) (RAN PP AKI 2015). Kematian ibu sebagian besar seharusnya bisa dicegah karena komplikasi yang muncul dalam kebidanan dapat ditangani, salah satunya adalah membangun kerjasama dengan lintas sektor dan semua pihak terkait dalam meningkatkan kesehatan ibu dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Kemenkes). Masyarakat mempunyai peran yang vital dalam mendukung program pelayanan kesehatan, khususnya dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat pada Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Penelitian ini bersifat explanatory study yaitu berusaha menjelaskan pengaruh dan hubungan antarvariabel berdasarkan kenyataan empiris, yaitu mencari data kuantitatif tentang bagaimana sikap masyarakat mengenai P4K di Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan adanya sikap yang berpengaruh terhadap P4K antara lain Peran Bidan, Tujuan P4K, pencatatan komponen stiker, kerjasama, pemberdayaan, kelengkapan, peningkatan peserta KB, pemantauan bidan, pengelolaan donor, Tabulin, Dasolin, Ambulan desa, tempat persalinan. pengembangan model budaya lokal dalam proses pemberdayaan untuk P4K sehingga dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas ibu dan anak. Peran serta masyarakat terutama bidan, kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama harus berperan dalam program P4K juga harus didukung oleh pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana.
Kata Kunci : Sikap, Pemberdayaan Masyarakat, P4K
Kematian ibu sebagian besar seharusnya
I. PENDAHULUAN United Nations Development Program (UNDP)
menunjukkan
dicegah
karena
komplikasi
yang
suatu
muncul dalam kebidanan dapat ditangani.
adalah
Pemerintah Indonesia melalui 9 agenda
berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia
prioritas (Nawa Cita) pada agenda ke 5 yaitu
(IPM), sedangkan IPM di Indonesia adalah
meningkatkan
peringkat 124 pada tahun 2011. Bidang
Indonesia pada bidang kesehatan melalui
kesehatan salah satu tolok ukurnya adalah
Program Indonesia Sehat. Program ini
kematian ibu, sedangkan di Indonesia belum
mencakup 3 pilar utama yaitu paradigma
AKI belum memenuhi target MDGs. Angka
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan
Kematian
Jaminan Kesehatan Nasinal (JKN).
indikator
kesejahteraan
Ibu
di
bahwa
bisa
Negara
Indonesia
adalah
161/100.000 kelahiran hidup yang masih
kualitas
Kementerian
hidup
manusia
Kesehatan dalam upaya
belum mencapai target MDG Indonesia
meningkatkan peran serta aktif dalam
yaitu 102/100.000 kelahiran hidup (RAN PP
pemberdayaan
AKI
Program
2015).
Penyebab
kematian
dibedakan menjadi dua kategori
ibu
masyarakat
Perencanaan
meluncurkan
Persalinan
dan
yaitu
Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker
penyebab langsung obstetri (direk) dan non
yang merupakan “upaya terobosan” dalam
obstetri.
percepatan penurunan angka kematian ibu
Kematian
faktor
dan bayi baru lahir melalui kegiatan
tersebut di atas juga karena rendahnya
peningkatan akses dan kualitas pelayanan,
tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
yang
kedudukan dan peran perempuan, faktor
masyarakat untuk persiapan dan tindakan
sosial budaya serta faktor transportasi, yang
dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru
berpengaruh pada munculnya keadaan yang
lahir. P4K merupakan program pemerintah
merugikan yaitu 3 Terlambat (terlambat
dalam upaya pemberdayaan masyarakat
mengenal tanda bahaya dan mengambil
yang melibatkan individu, keluarga dan
keputusan, terlambat
masyarakat,
yang
diharapkan
melakukan
persiapan
tentang
kesehatan,
ibu
selain
kedua
mencapai
terlambat
fasilitas
mendapatkan
sekaligus
merupakan
kepedulian
dapat taksiran
pelayanan di fasilitas kesehatan) dan 4
persalinan, tempat persalinan yang sesuai,
Terlalu (terlalu muda melahirkan, terlalu
pendamping saat persalinan, transportasi
sering
jarak
yang akan digunakan dan calon pendonor
kelahiran dan terlalu tua melahirkan) (Dewi
darah. Persiapan tersebut dapat mencegah
N,2013).
kejadian
melahirkan,
terlalu
rapat
komplikasi
mendapatkan
sehingga
pertolongan
ibu segera
(Kemenkes, 2007). Sejak diluncurkan pada
kapasitas
tahun 2007, sudah diimplementasikan di
penting dalam mendukung perubahan sosial
63.000 desa di seluruh Indonesia pada tahun
yang
2011.
Menurut Chaskin (2001) dalam konteks
Pada
tahun
2013,
proporsi
SDM
yang
berkelanjutan
komunitas,
terlibat
menjadi
(Kubisch,
1997).
kepemilikan Buku KIA dan isian P4K dari
kapasitas
hasil observasi buku KIA pada lembar
masyarakat menjadi salah satu strategi
amanat persalinan hanya 40,4% saja yang
pengembangan
bisa menunjukkan buku KIA tersebut
Pengorganisasian masyarakat
(Riskesdas,2013).
suatu
proses
pengorganisasian
kapasitas
komunitas. merupakan
memobilisasi
orang-orang
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh
untuk memecahkan persoalan komunitas
Ludji dan Suryana, dengan informan bidan
bersama dan mencapai tujuan kolektif.
di desa, menyimpulkan bahwa pelaksanaan
Selain itu, pada penerapan pengorganisasian
P4K belum sesuai dengan pedoman yang
komunitas menawarkan kesempatan dan
dikeluarkan dari Depkes. Sejalan juga
peluang
penelitian yang dilakukan oleh Suprapti dan
komunitas didalamnya. Selain itu, proses
Ayun, dengan sampel 72 bidan di desa,
pengorganisasian komunitas tersebut juga
menyimpulkan bahwa upaya pemberdayaan
mampu meningkatkan dan memperkuat
masyarakat dalam P4K berkaitan dengan
relasi dengan membangun kepercayaan dan
pengetahuan, sikap, motivasi dan persepsi
mengakui kepentingan bersama. Dengan
bidan terhadap pemberdayaan masyarakat
demikian pengorganisasian untuk suatu
masih sangat diperlukan. Peran bidan dan
kepentingan, tetapi suatu proses interaksi
kader dalam P4K belum dilakukan secara
dalam
maksimal, bidan melakukan antenatal rutin,
memfokuskan
memasang stiker pada ibu hamil yang
mengambil tindakan-tindakan secara sadar
berkunjung ke Puskesmas saja dan program
dalam mencapai perubahan yang lebih baik
ini hanya dilakukan pada awal program
bagi komunitas (Chaskin, 2001).
untuk
bentuk
membangun
komunitas pada
kapasitas
yang
inisiatif
lebih dalam
dicanangkan. Sementara kader melakukan
Konsep pelibatan masyarakat melalui
pendataan kepada ibu hamil yang termasuk
pengorganisasian komunitas juga dilakukan
dalam penduduk asli saja (Dinkes Bali,
dalam sistem kesehatan nasional yang
2011).
diterapkan
Pendekatan kekuatan
pendekatan kesehatan dari kuratif dan
sentralitas partisipasi masyarakat sehingga
menjadi landasan di dalam pelaksanaan
modal
pada
Pergeseran
rehabilitatif menjadi promotif dan preventif
prosesnya
berada
masyarakat
Indonesia.
adanya
pada
utama
berbasis
di
sosial
maupun
pengorganisasian komunitas dalam upaya peningkatan pembangunan kesehatan.
Tabel 1 Karakteristik sampel penelitian Karakteristiksampe
Responden
Prosentas
l
(n=100)
e
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat explanatory study yaitu berusaha menjelaskan pengaruh dan hubungan
antarvariabel
35.26±10.4
Umur (tahun)
-
4
berdasarkan Pendidikan:
kenyataan empiris dan diberikan penjelasan
Tidaksekolah
11
11%
analisis kualitatif.
SD
17
17%
total
SMP
27
27%
populasi yaitu seluruh ibu hamil, keluarga,
SMA
27
27%
kader kesehatan, tokoh agama dan tokoh
PerguruanTing
masyarakat di Desa Randuagung Kecamatan
gi
18
18%
Penelitian
ini
menggunakan
Singosari Kabupaten Malang yaitu 100 Pekerjaan: responden. Penelitian dilaksanakan pada
Petani
18
18%
bulan Februari-Maret 2016.
PNS
10
10%
IRT
55
55%
Swasta
11
11%
Buruh
1
1%
uji
Keagamaan
4
4%
dengan
Kepala desa
1
1%
Analisa
bivariat
membuktikan dirumuskan Analisa
hipotesis dalam
dengan
Contingency
berfungsi
untuk
yang
hipotesis
telah
penelitian.
menggunakan
Coefficient
(CC)
bantuan piranti lunak SPSS realise 22.
III. HASIL PENELITIAN Tingkat Pendidikan Responden
Karakteristik sampel penelitian Pada penelitian ini sampel adalah
18
masyarakat desa Randuagung Kecamatan
11 17
Singosari Kabupaten Malang yang terpilih sebagai responden atau subjek penelitian pada bulan Februari sampai Maret 2016 yang terdiri dari 100 orang. Adapun karakteristik sampel secara rinci tersebar ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini.
27
27
Tidak sekolah SD SMP SMA PT
Gambar 1Sebaran data tingkat
Jenis Pekerjaan Responden 60
pendidikan
Banyaknya Responden
50
Tampak pada Gambar 1 menunjukkan
40
diagram lingkaran yang memperlihatkan
30
bagian terbesar pada wilayah kelompok
20
dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA masing-masing ada 27 orang, diikuti dengan
55
10
18
11
10
1
4
1
0
tingkat pendidikan PT dan yang tersedikit pada kelompok tidak sekolah ada 11 orang.
Kelompok Pekerjaan Responden
Pada data jenis pekerjaan sampel penelitian dari 100 orang responden ternyata
Gambar 2 Sebaran data jenispekerjaan
tersebar mulai petani hingga kepala desa.
p-value>=0.05 berarti tidak ada hubungan
Adapun penyebaran dimulai dari petani ada
yang bermakna.
18
orang
(18%)
dan
kelompok
ini
menunjukkan kelompok terbanyak kedua dari Hasil analisis data sikap responden Untuk membuktikan hipotesis jenis pekerjaannya setelah IRT. Selanjutnya pada pekerja PNS ada 10 orang (10%). penelitian yang telah diajukan, maka Sebagai urutan terbanyak pertama jenis digunakan uji Contingency Coefficient(CC) pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) yang menunjukkan nilai serupa dengan nilai ada 55 orang (55%). Sedangkan paling koefisien korelasi yaitu nilainya 0
Tabel 2 Hasil analisis data pada variabel sikap responden Varibel
Contingency
p-value
Coefficient 1.
2.
P4K penting
0.018
0.860
P4K Berguna
0.401
0.000
0.401
0.000
Keberhasilan P4K
3.
Terlindungi
0.021
0.837
4.
Tertarik
0.126
0.202
5.
Tidak Perlu Di
0.199
0.042
Ikut 6.
Tidak
pemungkin adalah tersedianya sarana dan Dapat
Stiker 7.
Stiker
Tidak
Di Tempel 9.
0.209
prasarana
pelayanan
kemudahan
Stiker meminta
8.
0.125
0.148
0.135
0.076
0.448
kesehatan
untuk
dan
mencapainya;
sedangkan faktor penguat adalah sikap dari perilaku petugas kesehatan dan tokoh masyarakat.
Tidak Memeriksakan
10. Persiap Dana 11. Masyarakat mendukung
0.047
0.638
0.018
0.860
vital
0.013
0.898
pelayanan kesehatan, khususnya dalam
Masyarakat mempunyai peran yang dalam
mendukung
program
upaya menurunkan AKI dan AKB. Peran
12. Masyarakat
0.450
0.000
masyarakat tersebut seperti keterlibatan
13. Ambulan Desa
0.109
0.271
masyarakat sebagai kader kesehatan yang
14. Kontrasepsi
0.025
0.800
mempunyai peran aktif dalam kegiatan
0.496
0.000
Posyandu. Kemitraan tenaga kesehatan,
Dana
15. Tempat Persalinan
kader, dukun serta masyarakat dalam
16. Calon
0.031
Pendonor
0.757
program
kesehatan
ibu
dan
anak
berdampak positif dalam meningkatkan indikator outcome kesehatan ibu dan anak. PEMBAHASAN
Salah
Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku masyarakat masih berhubungan dengan budaya kepercayaan merupakan
yang sudah menjadi
masyarakat, tantangan
hal
dari
ini tempat
penelitian untuk melakukan pendekatan budaya lokal dalam peningkatan program P4K. Seperti yang telah dikemukakan oleh Lawrence Green bahwa faktor perilaku masyarakat
ditentukan
oleh
faktor
predisposisi yaitu faktor yang memberikan
satu
masyarakat bersama
kegiatan dalah
tenaga
pemberdayaan
P4K,
kader
kesehatan
disini dapat
menggandeng TOGA, TOMA dan dukun di wilayah tersebut untuk bersama-sama mempersiapkan persalinan yang aman dan pencegahan komplikasi bagi ibu dan bayi termasuk penerapan rujukan, sehingga akan
dapat
merubah
paradigma
masyarakat bahwa kesehatan ibu dan anak merupakan
persoalan
semua
pihak
(Mikrajab, 2012).
kemudahan untuk perubahan perilaku yaitu pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Keberadaan pemimpin lokal (tokoh
tradisi, nilai-nilai, norma sosial; faktor
agama dan tokoh masyarakat) serta kader kesehatan merupakan potensi sumber daya
lokal yang bisa dimanfaatkan dalam upaya
Kader juga diharapkan dapat menyediakan
mengatasi permasalahan kesehatan ibu
informasi bagi pejabat kesehatan yang
hamil dan bersalin. Perannya sangat
berwenang yang mungkin tidak dapat
dibutuhkan dalam penyampaian informasi-
mencapai
informasi
tentang
mampu mendorong
dianggap
orang-orang
kesehatan, yang
karena kuat
masyarakat
langsung,
serta
pejabat kesehatan
agar mengerti dan merespon kebutuhan
pengaruhnya di masyarakat. Selanjutnya
masyarakat.
dalam upaya penurunan AKI dan AKB
mobilisasi
seharusnya lebih berorientasi kepada nilai-
mengadvokasi
nilai sosial budaya lokal.Peran kader
membangun kemampuan lokal (Mikrajab,
kesehatan yang lebih masif diperlukan
2012).
dalam upaya peningkatkan proporsi P4K yang masih rendah, diperlukan upaya peningkatan
pengetahuan
seperti
penyuluhan kepada dukun, TOGA dan TOMA oleh kader kesehatan serta upaya kemitraan
atau
kerjasama
mendukung
program
tersebut.
untuk Upaya
pemberdayaan masyarakat yaitu melalui peran
serta
penanganan
aktif
masyrakat
komplikasi
masa
tentang hamil
pemeriksaan berkala di Posyandu atau tenaga kesehatan, merujuk ke bidan atau Puskesmas
dan
RS
bila
ditemukan
komplikasi, menggalang kesediaan calon pendonor darah, menyediakan ambulan desa, Dasolin (Mikrajab, 2012).
menjadi fasilitator yang memfasilitasi antara tenaga kesehatan dan masyarakat membantu
mengidentifikasi
masyarakat dan
sumber
dapat daya
membantu masyarakat,
masyarakat
serta
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Faktor-faktor yang menunjukkan hubungan yang bermakna sikap responden terhadap adanya program P4K mulai dari yang paling bermakna
atau
menunjukkan
hubungan
dimulai dari yang paling kuat hingga hubungan yang lemah, yaitu sebagai berikut: 1. Ibu
dan
suami
harus
sudah
memutuskan tempat persalinan yaitu di tenaga kesehatan.
2. Masyarakat
mempunyai
dana
bergulir yang dikumpulkan secara sukarela dan gotong royong untuk membantu ibu hamil di wilayahnya
Kader kesehatan diharapkan dapat
serta
Kader
ketika membutuhkan dana. 3. P4K sangat berguna untuk pendataan ibu hamil.
untuk
4. Keberhasilan P4K tergantung pada
menjawab
jumlah ibu hamil yang berhasil
kebutuhan kesehatan masyarakat sendiri.
didata.
Dewi N, Sucipto E, Istichomah. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Saran 1. Perlu dukungan pemerintah setempat
Hamil tentang Program Perencanaan
sebagai fasilitator untuk mendukung
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
terwujudnya peran serta masyarakat
di Desa Pagedangan.
dalam
P4K
sehingga
membantu
pemerintah dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Malang. 2. Perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya P4K.
Ife,
Tesoriero
F.
Development
:
2010.
Community
Community
Based
Alternatif in An Age of Globalisation. Pearson Education Australia. Unit 4. Level 2.14 Aquatic Drive Frenchs Fores NSW. Gallaway JH, Bernasek A. 2004. Literacy
DAFTAR PUSTAKA Ciptadi
E,
Suhirman.
Pengorganisasian Pemetaan
Komunitas
Kapasitas
Pelayanan
Tahapan dan
Komunitas
Kesehatan
Berbasis
Masyarakat (Studi Kasus: Pelaksanaan
and
Women’s
Indonesia;
Emporwement
Implications
for
in
Policy.
Journal of Economic. 38(2):319-325. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
RW Siaga di Dusun Cipantaran (Desa Cibereum
Kota
Banjar).
Jurnal Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan
Perencanaan Wilayah dan Kota.
Angka Kematian Ibu (RAN PP AKI). Creswell
J.
2012.
Research
Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen
Kesehatan
Provinsi
Bali.
Lestari T. 2013. Pelayanan Kesehatan di Daerah
Tertinggal,
Perbatasan
dan
Laporan P4K Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan. Info Singkat Kesejahteraan
Bali Tahun 2011. Denpasar: Dinas
Sosial, Vol V , No 12.
Kesehatan Provinsi Bali; 2011.
Ludji, Dina S.2011. Monitoring Pengisian
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman
Stiker pada Perencanaan Persalinan dan
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh
Komplikasi
Bidan Desa di Puskesmas Wilayah
(P4K)
dengan
Stiker.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kabupaten Kupang.
Mariani P, Widarini P, Pangkahila A. 2014. Rinayati, Erawati A.D, Wahyudi D. 2012. Hambatan dalam Implementasi Program
Studi Deskriptif Kinerja Bidan Desa
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
dalam
Komplikasi
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
(P4K)
di
Kabupaten
Badung.
Melaksanakan
Komplikasi
Media Y, Arifin Z, Gusnedi. 2014. Hambatan dan Potensi Sumber Daya Lokal dalam
Batanghari
(P4K) tahun
Program
di
Kabupaten
2012.
Prosiding
Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan.
Upaya Mengurangi Risiko Kematian Ibu Sokhiyatun, Widagdo L, Sriatmi A. 2013. di Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten
Pelaksanaan
Solok Provinsi Sumatera Barat. Jurnal
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Kesehatan Reproduksi. 5 (1): 1-13.
(P4K) Ditinjau dari Aspek Bidan Desa
Mikrajab M.A, Rachmawaty T. 2012. Peran Kader
Kesehatan
dalam
Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Program
Perencanaan
sebagai Pelaksana di Kabupaten Jepara. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. 01 (01):47-53.
Komplikasi pada Ibu Hamil di Posyandu Sulaeman
E.S.
2012.
Pemberdayaan
di Kota Mojokerto Provinsi Jawa Timur.
Masyarakat di Bidang Kesehatan: Teori
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 15
dan Implementasi. Jogjakarta: Gadjah
(4) : 360-368.
Mada University Press.
Mikrajab M.A, Syahrianti. 2013. Utilisasi Sulaeman S, Karsidi R, Murti B, Kartono D.J Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil melalui
dkk.
Integrasi
Perencanaan
Masyarakat Bidang Kesehatan, Studi
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Program Desa Siaga. Jurnal Kesehatan
dan Antenatal Care di Posyandu Kota
Masyarakat Vol 7 No 4.
Program
Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16 (2) : 203-216.
2012. Desa Siaga: Upaya Pemberdayaan di
Bidang
Kesehatan
Melalui Peran Bidan di Desa. The Indonesian Journal of Public Health. 8 (3):91-98.
Model
Pemberdayaan
Suprapti, Sriatmi A. 2011. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh
dengan
Upaya
Pemberdayaan Masyarakat oleh Bidan
Nawalah H, Qomarudin M.B, Hargono R.
Masyarakat
2012.
Terkait
dengan
Program
P4K
di
Kabupaten Pasuruan. United Nations Development Programme. 2011. Overcoming Barriers: Mobility and Development. Human Development
Indices.
Available
from:
http:/hdr.undp.org/en/statistics/data/hdi. Widjajanti K. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat.
Jurnal
Pembangunan. 12 (1) : 15=27.
Ekonomi