1
BAB I METODE PENELITIAN KUANTITATIF Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmia/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmia yaitu kongkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut
PR
kuantitatif Karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data mengggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotensis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
S3
diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umunya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotensis. Hipotensis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotensis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehinggga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
2
Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indra, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna dan perilaku, tidak berubah dapat diukur dan diverifikasi. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrumen untuk mengukurnya. Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut
PR
selanjutnya dicari beberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
variabel dependen. Contoh: pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat).
Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability
S3
sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
3
BAB II PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN A. Proses Penelitian Kuantitatif Proses penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yng seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan sebagainya. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek
PR
yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu harus digali
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus mengusai teori melalui membaca berbagai referensi. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat Tanya. Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotensis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
S3
memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotensis) jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotensis. Untuk meguji hipotensis tersebut peneliti dapat memilih metode/ strategi/pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersediannya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Dalam penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey. Ex
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
4
post facto, ekperimen, evaluasi, action research, policy research (selain metode naturalistik dan sejarah). Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka penelitian dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpulan data yang dapat berbentuk test, angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrumen teruji validitas rehabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk
PR
diteliti. Instrumen untuk pengumpulan data dapat berupa test atau nontest.
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
Untuk istrumen yang berbentuk nontest, dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data selain berupa test dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner, observasi dan wawancara.
Pengumpulan data dilakukan pada proyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap pertemuannya, maka sampel yang diambil harus representative (mewakili). Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan
S3
masalah dan menguji hipotensis yang dianjurkan dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotensi yang diajukan ditolak atau ditrima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotensis yang diajukan atau tidak. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi dan pictogram, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan. Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu priode penelitian berupa jawaban terhadap rumusan masalah, berdasarkan penelitian kuantitatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linear,
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
5
dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotensis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan dan saran. Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotensis merupakan aspek logika (logico-hypothetico), sedangkan pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya adalah merupakan aspek metodologi untuk menverifikasikan hipotensis yang diajukan.
B. Masalah
PR
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuata keputusan. Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam
S3
proses penelitian (Tuckmaan 198). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
6
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan. Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak
PR
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya,
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gajih, produktivitas kerja, dan lain-lain. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi itu merupakan suatu variabel selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
E. Macam-macam Variabel
S3
a. Variabel independent variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel ependen (terikat). Dalam SEM (structural equation oksigen). b. Variabel dependen disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equetion Modeling) pemodelan persamaan struktural, variabel dependen disebut juga sebagai variabel indogen.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
7
c. Variabel moderator variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. d. Variabel intervening dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An intervening variabel is that factor that theoretically affect the absorved phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhii hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan penyela
PR
anatara variabel independen dan dependen sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi perubahannya atau timbulnya variabel
O
dependen.
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
e. Variabel kontrol variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak di teliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh : pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel independenya pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang itetapkan sama misalnya naska yang diketik sama, mesin tik yang
S3
digunakan sama, ruang tempat mengetik sama. Dengan variabel control tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dan dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris di tempat penelitian. Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan diteliti. Sering terjadi rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui studi pendahuluan ke obyek penelitian, sehingga setelah
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
8
dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada obyek penelitian. Pada keyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling terkait secara simultan baik variabel independen, dependen, moderator, dan intervening sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Karena adanya keterbatasan dalam berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa variabel penelitian saja, yaitu pada variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kualitatif hubungan antara semua variabel tersebut akan diamati,
PR
karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan tetapi merupakan salah satu kesatuan yang tidak dapat
O
GR RE F. Paradigma Penelitian AM PLI AN DO I KT S O R dipisahkan (holistic).
Dalam penelitian kuantitatif/positivitstik, yang dilandasi pada suatu
asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.
S3
Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotensis, jenis dan jumlah hipotensis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma atau penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey 1. Paradigma Sederhana Variabel ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Berdasarkan paradigma tersebut maka dapat ditentukan: a. jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua dan asosiatif ada satu.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
9
Rumusan masalah (deskriptif) ada dua dan rumusan masalah asosiatif ada satu b. Teori yang dugunakan ada dua ada dua yaitu tentang media pendidkan dan teori belajar. c. Hipotensis yang dirumuskan ada du macam hipotensis diskriptif dan asosiatif d. Tekni Analisis data 2. Paradigma sederhana berurutan Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel tetapi hubungannya
PR
masih sederhana. 3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah asosiatif deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda).
4. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel (X1, X2, X3) dan satu dependen (Y). rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.
S3
5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen Paradigma dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari kebersamaan hubungan antara X dan Y1, dengan X dan Y2 digunakan teknik korelasih sederhana. 6. Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen X1,X2dan dua variabel dependen Y1 dan Y2. terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah hubungan sederhana. 7. Paradigma jalur Paradigma jalur, merupakan tekni analisis yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunkan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
10
dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening.
G. Menentukan Masalah pada dasarnya setiap orang memiliki, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah akan dimasalahkan oleh orang lain. Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah, yaitu dengan bantuan menyususun ke dalam pohon masalah.dengan analisis, masalah maka permaalahan dapt diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak penting.
PR
O
PASCASARJANA S3
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
11
BAB III LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTENSIS A.
Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
(kuantitatif)
adalah
mencari
teori-teori,
konsep-konsep
dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat disajikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan
PR
sekedar perbuatan coba-coba (trial end error). Adanya landasan teoritis ini
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
merupakan cirri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mandapatkan data.
William Wiersma (1986) menyatakan bahwa: A theory is a generalization or series of generalization by which we attempt to explain some phenomena in a systematic manner. Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematis. Selanjutnya Sitirahayu Haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
S3
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori. Ketika teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan anatara lain: 1.
Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulasif tertentu kea rah data akan diterangkan.
2.
Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kea rah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang posivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
12
3. Teori yang fungsional: disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data
memengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, defenisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan pengendalian (control) suatu gejala. Setiap teori akan mengalami perkembangan dan perkembangan itu menjadi apabila teori sudah tidak relevan dan kurang berfungsi lagi untuk mangatasi masalah.
PR
Berikut ini contoh asumsi dalam bidang administrasi pendidikan
1. Administrasi merupakan proses generalisasi tentang perilaku semua manusia
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
dalam organisasi.
2. Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan dalam organisasi sosial.
Mengapa pendidikan di Indonesia belum menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dijelaskan melalui teori yang berfungsi menjelaskan. Setelah sumber daya tidak berkualitas maka, bagaimana akibatnya terhadap perekonomian dan iptek nasional, di jawab dengan teori yang berfungsi prediksi. Supaya
pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan sumber daya
S3
manusia yang berkualitas di jawab dengan teori yang berfungsi pengendalian (fungsi kontrol).
B. Tingkatan dan Fokus Teori Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) menjadi tiga yaitu micro, meso, dan marco. Micro level theory: small slices of time, space, or a number of people. The concept are usually not very abstract. Teori yang digunakan untuk perumusan hipotensis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih fokus bearlaku untuk obyek yang akan diteliti. Selanjutnya focus teori dibedakan menjadi tiga yaitu:teori subtantif, teori normal, dan middle range teory.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
13
C. Kegunaan Teori dalam Penelitian Cooper and Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah: 1. Theory narrows the range of fact we need to study 2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning 3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way
PR
4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
5. Theory can be used to predict further fact that should be found. Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan dan Ausland pedagogic (studi pendidikan luar negari). Filsafat-filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan. Filsafat pendidikan klasik dapat dibagi menjadi: filsafat pendidikan idealism klasik Plato (1), filsafat pendidikan klasik, Aristoteles (2) filsafat pendidikan Scholastisime (3),
S3
filsafat pendidikan modern dapat dibagi menjadi: filsafat pendidikan modern Awal (naturalistik Romantik, empirisme, rasionalisme) (4), dan pendidikan pasca modern (pragunatisme, neo-positivisme, neo- realisme, neo-tomisme dan ekksistensialisme). (5) Auslandpedagogik
Asia dan
Afrika. Selanjutnya Redja Muryahardjo, (2002) mengemukakan bahwa sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan, asumsi poko pendidikan adalah:
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
14
1. Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisikondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya. 2. Pendidikan adalah normatif artinya pendidikn bertujuan pada pencapaian hal-hal yang baik atau norma-norma yang baik. 3. Pendidikan adalah suatu prose pencapaian tujuan artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar. Teori –teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dapat
PR
dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan dan ausland pedagogik (studi pendidikan luar negeri). Filsafat-filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
filsafat ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan. Filsafat praktek pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat sosial pendidikan, filsafat proses pendidikan. Filsafat proses pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat pendidikan klasikdan filsafat pendidikan modern. Dalam kaitanya dengan kegiatan penelitian maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteeliti. Fungsi teori yang kedua untuk merumuskan hipotensis dan menyususn istrumen penelitian, karena pada
S3
dasarnya hipotensis itu merupakan peryantaan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga digunakan untuk membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
D. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefenisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
15
kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antara variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari: permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan kesimpilan. Langkah –langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah
PR
sebagai berikut:
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
1. Tetapkan variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya. 2. Cari sumber-sumber bacaan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti contoh laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. 3. Memilih topik yang relevan dengan variabel yang diteliti untuk referensi
yang
berbentuk
laporan
penelitian,
judulpenelitian,
permasalahan penelitian, teori yang digunakan dalam penelitian, tempat penelitian sampel sumber data,teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan, dan saran yang diberikan. 4. Mencari defenisi dari setiapa variabel yang akan diteliti sesuai
S3
penelitian yang akan dilakukan, setiap sumber bacaan bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang laindan pilih defenisi yang sesuai dengan penelitian tersebut. 5. Membaca topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang di baca. 6. Deskripsikan teori-teori yang sesuai dengan variabel dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri, sumber bacaan dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus di cantumkan.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
16
E. Kerangka Berfikir Uma
Sekaran
dan
bukunya
Business
Reseach
(1992)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupaka model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Seorang harus menguasai teori-teori ilmia sebagai dasarbagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotensis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria utama agar suatu
PR
kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah, alur pikiran
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpuan yang berupa hipotensis.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko,1999). Sitensa hubungan variabel yang diteliti:
1. Menetapkan variabel yang diteliti
S3
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotensis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. beberapa jumlah variabel yang diteliti dan apakah nama setiap variabel merupakan titik tolak menentukan teori yang akan dikemukakaan. 2. Membaca buku dan hasil penelitian Seteleh variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku dibaca dapat berbentuk buku kelas, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
17
dapat dibaca adalah laporan penelitian, journal ilmia, skripsi, tensis, disertasi. 3. Deskripsi teori hasil penelitian Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. 4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian Peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori –teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini penelitian akan mengaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan
PR
itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O F. Hipotensis R negeri.
5. Analisis komperatif terhadap teori dan hasil penelitian Analisis komperatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain,dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komperatif ini peneliti dapat memadukan antara teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
S3
Perumusan hipotensis penelitian merupakan langkah ketiga dalam
penelitian, setelah penelitian mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Hipotensis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Penelitian
yang
dirumuskan
hipotensis
adalah
penelitian
yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif tidak dirumuskan hipotensis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotensisnya. Contoh hipotensis penelitian yang mengandung hipotensis statistic: 1. Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar dalam sampel dengan populasi.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
18
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara signifikan antara prestasi belajar anak dari keluarga petani dan nelayan. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kerajinan belajar dengan prestasi belajar anak di sekolah. Terdapat dua macam hipotensis penelitian yaitu hipotensis kerja dan hipotensis nol. Hipotensis kerja dinyatakan dalam kalimat posistif dan hipotensis nol dinyatakan dalam kalimat negatif. Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotensis yaitu hipotensis kerja dan hipotensis alternative (hipotensis alternatif tidak sama dengan hipotensis kerja).
PR
Dalam kegiatan penelitian yang diuji terlebih dulu adalah hipotensis penelitian terutama pada hipotensis kerja. Bila
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
penelitian akan
membuktikan apakah hasil pengujian hipotensis signifikansi atau tidak, maka diperlukan hipotensis statistic. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotensis ini adalah statistic inferensial. Sedangkan statistik yang bekerja dengan data populasi adalah statistik deskriptif. 1. Bentuk –bentuk Hipotensis a. Hipotensis deskriptif
Hipotensis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh:
S3
rumusan masalah deskriptif, hipotensis deskriptif, hipotensis statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel). b. Hipotensis komperatif
Hipotensis komperatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komperatif, pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh: rumusan masalah komperatif, hipotensis komperatif (hipotensis nol dan hipotensis komperatif), hipotensis statistik c. Hipotensis asosiatif Hipotensis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
19
variabel atau lebih. Contoh: rumusan masalah asosiatif, hipotensis penelitian, hipotensis statistik. 2. Paradigma penelitian, rumusan masalah dan hipotensis Dengan paradigma penelitian, peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk merumuskan masalah, dan hipitensis penelitiannya yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis. Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penelitian yaitu: masalah deskriptif. a. Judul peneltian
PR
b. Paradigma penelitian c. Rumusan masalah
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
d. Rumusan hipotensis penelitian
3. Krakteristik hipotensis yang baik
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan yang variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode- metode ilmia.
PASCASARJANA S3
S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
20
BAB IV METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
A. Pengertian Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkedalikan. Karena variabelvariabel dapat dipilih dan variabel lain dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.
PR
B. Beberapa Bentuk Desain Eksperimen
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R Pre-experimen designs
Macammacam
design eksperim
1.
2.
3. 4.
true experimental design factorial design
Quasi eksperimental design Pre-experimen designs (nondesigns) a. one- shot case study b. one- group pretest-posttest design c. intact-group comparison true experimental design a. posttent-only control design b. pretest-posttest control group design factorial design quasi eksperimental design a. time serier design
one- shot case study one- group pretest-posttest intact-group comparison posttent-only control design pretest-posttest control group
S3
time serier design nonequivalent control group
b. nonequivalent control group desig
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
21
BAB V POPULASI DAN SAMPEL A. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan bendabenda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat
PR
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R C. Teknik Sampling B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representatif.
S3
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.Teknik sampling dikelompokkan menjadi 2: 1. Probability sampling 2. Nonprobability sampling 1. Probality
sampling
adalah
teknik
pengambilan
sampel
yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur teknik ini meliputi: a. Simple random sampling b. Proportionate stratified random sampling c. Disproportionate stratified random sampling d. Cluster sampling (area sampling)
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
22
2. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel tidak memberi peluang/kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. a. Sampling sistematis b. Sampling kuota c. Sampling incidental d. Sampling purposive e. Sampling jenuh f. Snowball smpling
D. Menentukan Ukuran Sampel
PR
Cara menentukan ukuran sampel dikemukakan didasarkan atas asumsi
O
GR RE E. Contoh Menentukan AM PLUkuran IA Sampel DO NI KT S O R S3
bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal.
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori
3. Melakukan sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. 4. Jumlah anggota sampel masing-masing antara 10-20 untuk penelitian eksperimen.
F. Cara Mengambil Anggota Sampel Pengambil sampel secara random/ acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian maka setiap anggota populasi diberi nomor dahulu sesuai dengan jumlah anggota populasi.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
23
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN ISTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian kuantitatif peneliti akan menggunakan istrumen untuk mengumpulkan data. Istrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, jika variabel penelitiannya lima, maka jumlah istrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima. Karena istrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujua menghasilkan data kuantitatif yang akurat.
PR
A. Macam-macam Skala Pengukuran
O
GR RE AM PLI AN DO I B. Instrumen Penelitian KT S O R
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut b.ila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih
S3
tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Instrument-istrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Ada tiga istrumen yang perlu diabuat: 1. instrumen untuk mengukur kepemimpinan 2. istrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah 3. istrumen untuk mengukur prestasi belajar murid.
C. Cara Menyusun Instrumen Titik tolak penyusunan istrumen adalah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut di berikan defenisi
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
24
operasionalnya. Dan selanjutnya ditentukan indicator yang akan diukur dari indicator kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk mempermudahkan penyusunan istrumen maka perlu digunakan matrik pengembangan istrumen atau kisi-kisi instrumen.
D. Contoh Judul Penelitian dan Istrumen yang Dikembangkan Judul Penelitian
PR
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA
O
TERHADAP
IKLIM
KERJA
ORGANISASI
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen S3 SEKOLAH
Judul tersebut terdiri dari dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing istrumennya adalah:
a. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan b. Instrument untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan c. Instrument untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Dengan menggunakan istrumen yang valid dan reliable dalam
pengumpulan data maka diharapakan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable. Jadi istrumen yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan realiabel.
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dikostruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu kemudian diuji cobakan pada sampel dari mana populasi tersebut diambil.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
25
BAB VII TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan berbagai cara. Selanjutnya bila dilihat dari segi teknik dan cara pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview
(wawancara),
kuesioner
(angket),
observasi
(pengamatan).
A. Interview (wawancara)
PR
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti
ingin
O
melakukan
studi
pendahuluan
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
untuk
menemukan
permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara struktur maupun non struktur.
Wawancara struktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.
Sedangkan wawancara non struktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
S3
secara sistematis dan lengkap untuk mengumpul datanya.
B. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu teknik prinsip
penulisan,
pengukuran dan penampilan fisik.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
26
Prinsip penulisan angket 1. isi dan tujuan pertanyaan 2. bahasa yang digunakan 3. tipe dan bentuk pertanyaan 4. pertanyaan tidak mendua 5. tidak menanyakan yang sudah lupa 6. pertanyaan tidak menggiring 7. panjang pertanyaan 8. urutan pertanyaan
PR
9. prinsip pengukuran
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
10. penampilan fisik angket
C. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner, kalau wawacara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek –obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan
S3
suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik dengan pengumpulan data digunakan bila penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila respoden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi terbagi menjadi dua: 1. Observasi Berperanserta Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
27
akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak. 2. Observasi Nonpartisipasi Dalam observasi ini penelitin mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat dalam pemilihan umum. Pengumpulan data tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna.
PR
O
PASCASARJANA S3
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
28
BAB VIII ANALISIS DATA Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden menyajikan data tiap variabel yang akan diteliti. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik ada dua macam statistic yang digunakan yaitu: statistik eskriptif dan statistik inferensial.
PR
A. Statistik Deskriptif dan Inferensial
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
Statistik deskriptif adalah statistic yang dugunakan untuk
menganalisis
data
dengan
cara
menganalisa
data
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termaksud statistic deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendesi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
S3
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas. Statistik ini disebut sebagai statistik probalitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan atau kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk presentase.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
29
B. Statistik Parametris dan Nonparametris Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotensis statistik. Dalam statistik hipotensis yang diuji adalah hipotensis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik.
PR
Penggunaan statistic parameter dan nonparameter tergantung pada
O
asumsi dan jenis data yang akan dianalisis, statistik parameter memerlukan
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistributor normal. Penggunaan kedua statistic tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis, statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio sedangkan
statistik
nonparametris
kebanyakan
diguakan
untuk
menganalisis data nominal, ordinal.
Untuk menguji hipotensis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotensis
S3
1. Macam data yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. 2. Bentuk hipotensis yaitu hipotensis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
C. Judul Penelitian dan Statistik yang Digunakan Untuk Analisis Judul penelitian PENGARUH
KECERDASAN
EMOTIONAL
TERHADAP
KECEPATAN MEMPEROLEH PEKERJAAN KELULUSAN SMK DI PEMERINTAH PROVINSI MADUKARA.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
30
Untuk judul penelitian diatas terdiri satu variabel independen dan satu dependen terdapat dua rumusan masalah deskiptif, dan satu masalah asosiatif. Dengan demikian juga terdapat dua hipotensis deskriptif dan satu asosiatif, dua hipotensis deskriptif diuji dengan statistic yang sama.
D. Konsep Dasar Pengujian Hipotensis Sebelum diberikan contoh analisis data dan pengujian hipotensis terlebih dahulu diberikan konsep dasar tentang pengujian hipotensis. Hipotensis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
PR
masalah penelitian. Kebenaran hipotensis itu harus dibuktikan melalui data
O
yang terkumpul, secara statistik hipotensis diartikan sebagai pernyataan
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotensis nol. Jadi hipotensis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistic, lawan dari statistik nol adalah hipotensis aternatif yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik.
Pengujian hipotensis terdapat tiga macam yaitu: uji dua pihak, pihak kanan, dan pihak kiri.
a. Uji dua pihak (two tail test)
S3
Uji dua pihak digunakan apabila hipotensis nol (Ho) berbunyi sama dengan dan hipotensis alternatifnya (Ha) berbunyi tidak sama dengan. b. Uji pihak kiri Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotensis nol (Ho) berbunyi lebih besar atau sama dengan dan hipotensis alternatifnya berbunyi lebih kecil. c. Uji pihak kanan Uji pihak kanan digunakan apabila hiotensis nol (Ho) berbunyi lebih kecil atau sama dengan dan hipotensis alternatifnya (Ha) berbunyi lebih besar.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
31
BAB IX CONTOH ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTENSIS Analisis kuantitatif dapat menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik. inderensial meliputi statistik parametris dan non parametris. Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio jumlah sampel besar serta berlandaskan pada ketentuan bahwa data yang akan di analisis berdistributor normal. Sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal
PR
jumlah sampel kecil dan tidak harus berdistribusi norma.
O
A. Judul Penelitian
GR RE AM PLI AN B. Variabel Penelitian DO I KT S O R C. Paradigma Penelitian
Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan situasi kepemimpinan terhadap iklim organisasi sekolah widyaloka.
Variabel penelitian adalah gaya kepemimpinan kepala sekolh (X1), dan situasi kepemimpinan (X2), sebagai variabel independen dan iklim organisasi sekolah (Y), sebagai variabel dependen.
X1 kepemimpinan
S3
X2 situasi kepemimpinan Y iklim kerja organisasi sekolah
D. Populasi dan Sampel Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah semua guru yang berpendidikan S2,S1 dan D3 dengan jumlah 50 orang. Berdasarkan tingkat kesalahan 5% maka ukuran sampel ditemukan 44
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
32
guru terdiri dari 30 orang pria dan 14 wanita. Sedangkan pembagian anggota sampel menurut jenjang pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Guru berpendidikan S2 diambil sebanyak 10 orang dengan 6 orang pria dan 4 orang wanita. 2. Guru berpendidikan S1 diambil sebanyak 14 orang dengan 10 orang pria dan 4 orang wanita. 3. Guru berpendidikan D3 diambil sebanyak 20 orang dengan 14 orang pria dan 6 orang wanita.
E. Rumusan masalah
PR
a. Rumusan masalah deskriptif
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
1. Seberapa baik gaya kepemimpinan kepal SMA Widyaloka. 2. Seberapa baik situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka 3. Seberapa baik iklim Organisasi SMA Widyaloka b. Rumusan masalah asosiatif (hubungan) 1. Adakah
hubungan
yang
poitif
dan
signifikan
antara
gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja organisasi SMA Widyaloka?
2. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara situasi
S3
kepemimpinan dengan iklim organisasi SMA Widyatama? c. Rumusan masalah komaratif
1. Adakah perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan menurut persepsi guru yang berpendidikan S2,S1 dan D3 2. Adakah perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan berdasarkan persepsi guru pria dan wanita?
F. Hipotensis 1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA widyaloka sama dengan 75% dari yang diharapkan. 2. Situasi kepemimpinan di SMA widyaloka paling rendah dari yang diharapkan.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
33
3.
Iklim organisasi SMA widyaloka paling tinggi 60% dari yang diharapkan.
G. Instrumen Penelitian instrumen penelitian menggunakan tiga istrumen seperti gaya kepemimpinan dengan 3 indikator dan 18 butir. Situasi kepemimpinan dengan 3 indikator dan 18 butir dan iklim organisasi dengan 7 indokator dan 14 butir pertanyaan/pertanyaan. Berdasarkan data yang terkumpul dari 44 responden yang ditetapkan sebagai sampel, data interval gaya kepemimpinan dapat ditabulasikan.
PR
H. Uji Normalitas Data
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
Hipotensis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test untuk satu
sampel korelasi dan
regresi, analisis varian dan t-test untuk dua sampel. Variabel yang akan dianalisis harus distribusi normal.
Langkah-langkah pengujian normlitas data
dengan
Chi kuadrat adalah
sebagai berikut:
1. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. Dalam hal ini data gaya kepemimpinan dan iklim kerja organisasi. 2. Menentukan jumlah kelas interval.
3. Menentukan panjang kelas interval. 4. Menyususun distribusi frekuensi.
S3
I. Teknik Statistik Untuk Analisis Data dan Pengujian Hipotensis Berbagai teknik statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotensis, pertimbangan yang diperlukan adalah jenis data dan bentuk hipotensis. Hipotensis deskripsi adalah dugaan terhadap nilaisatu variabel secara mandiri antara data sammpel data populasi. Namun dalam penelitian sosial, hipotensis deskriptif jarang dirumuskan. Bila hipotensis deskripsi tidak dirumuskan maka analisis dapat diharahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak menguji hipotensis. Analisis rumusan masalah dapat
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
34
ditemukan jawabanya secara kuantitatif, data hasil analisis deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabulasi silang, tabel distribusi frekuensi, grafik batang, grafik garis, pie crhart. 1. Hipotensis deskriptif Bila hipotensis deskriptif dirumuskan maka perlu diuji berdasarkan pedoman memilih teknik statistik untuk pengujian hipotensis. Langkah-langkah penghitungan hipotensis deskriptif adalah a. Menghitung skor ideal untuk variabel yang diuji.
PR
b. Menghitung rata-rata nilai variabel c. Menentukan nilai yang dihipotensiskan
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
d. Menghitung nilai simpangan baku variabel e. Menentukan jumlah sampel
f. Memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus. 2. Hipotensis asosiatif (hubungan)
Hipotensis asosiatif diuji dengan korelasi product moment. Pengaruh variabel independen dan pengaruh variabel dependen maka dianalisis dengan regresi. 3. Hipotensis komparatif
a. Pengujian hipotensis deskriptif
S3
1. Gaya kepemimpinan para pimpinan eselon dikabupaten pringgondani paling tinggi 75% dari yang diharapkan.
2. Rata-rata situasi kepemimpinan di SMA widyaloka paling rendah 40% dari yang diharapkan. 3. Iklim kerja organisasi dikabupaten pringgondani sama dengan 60% dari yang diharapkan. b.
Pengujian hipotensis asosiatif
Hipotensis asosiatif diuji dengan teknik korelasi, terdapat berbagi macam teknik korelasi yaitu: korelasi person product moment, korelasi rasio, korelasi poin biserial, korelasi tetrachoric, korelasi kontinency, korelasi ganda dan korelasi parsial. Untuk teknik korelasi yang digunakan adalah pearson product moment. Hipotensisnya adalah sebagai berikut:
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
35
1.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan dengan iklim organisasi SMA widyaloka.
2.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan dengan iklim organisasi SMA widyaloka.
3.
Terdapat
hubungan
yang
positif
dan
signifikan
antara
gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan situasi kepemimpinan di SMA widyaloka. 4.
Terdapat
hubungan
yang
positif
dan
signifikan
antara
gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan situasi kepemimpinan secara
PR
bersama-sama dengan iklim organisasi SMA widyaloka. 5.
Bila variabel situasi kepemimpinan dikendalikan atau dibuat tetap,
O
terdapat
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R hubungan
yang
positif
dan
signifikan
antara
gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka. Uji signifikan korelasi product moment secara praktis yang tidak terhitung tetapi langsung dikonsultasikan pada product moment. Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefesien determinasi, dengan cara menguadratkan koefesien yang ditemukan. c.
Uji komparatif
Terdapat rumusan hipotensis komperatif yaitu: 1.
S3
Terdapat perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan berdasarkan persepsi kelompok guru pria dan wanita.
2.
Terdapat perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan berdasarkan persepsi kelompok guru pria dan wanita.
3.
Terdapat perbedaan iklim organisasi SMA yang signifikan berdasarkan persepsi kelompok guru pria dan wanita.
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
36
TUGAS METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF MPI
PR
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R DISUSUN OLEH REPLIANIS
Mata Kuliah
: Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu
: 1. Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd
S3
2. Dr. H. Hidayat, M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2015
37
DAFTAR ISI RESUME Halaman Judul………………………………………………………………… i Daftar Isi………………………………………………………………………... ii BAB I METODE PENELITIAN KUANTITATIF………………………… 1 BAB II PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
A. Proses Penelitian Kuantitatif…………………………………….. 3
PR
B. Masalah………………………………………………….............. 5
O
C. Rumusan Masalah…………………………………….................. 5
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
D. Variabel Penelitian……………………………………………….. 6 E. Macam-macam Variabel ………………………………………… 6 F. Paradigm Penelitian……………………………………………… 8 G. Menentukan Masalah…………………………………………… 10
BAB III LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTENSIS
A. Pengertian Teori………………………………………………... 12 B. Tingkatan dan Fokus Teori……………………………………. 12
S3
C. Kegunaan Teori dalam penelitian……………………………… 13 D.
Deskripsi Teori ………………………...................................... 14
E.
Kerangka Berfikir……………………………………………………………………………..37
F.
Hipotensis………………………………………………………. 17
BAB IV METODE PENELITIAN EKSPERIMEN A. Pengertian ……………………………………………………… 20 B. Beberapa Bentuk Desain Eksperimen………………………........20 BAB V POPULASI DAN SAMPEL A. Populasi ………………………………………………………………...21 B. Sampel …………………………………………………………….........21 C. Teknik Sampling………………………………………………………..21 D. Menentukan Ukuran Sampel……………………………………………22
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
38
E. Contoh Menentukan Ukuran Sampel……………………………...........22
F. Cara Mengambil Anggota Sampel…………………………….....22 BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN ISTRUMEN PENELITIAN
G. Macam-macam Skala Pengukuran…………………………….. 23 H. Instrumen Penelitian……………………………………………. 23 I. Cara menyusun Instrument…………………………………….. 23 J. Contoh Judul Penelitian dan Istrumen yang Dikembangkan…….24 K. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………… 24 L. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen………………….24
PR
BAB VII TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Interview (wawancara)…………………………………………. 25
O
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
B. Kuesioner (angket)……………………………………………... 25 C. Observasi…………………………………………………………26
BAB VIII ANALISIS DATA
A. Statistik Deskriptif dan Inferensial…………................................28 B. Statistik Parametris dan Nonparametris…………………………29 C. Judul Penelitian dan Statistik yang Digunakan Untuk Analisis…29 D. Konsep Dasar Pengujian Hipotensis…………………………….30 BAB IX CONTOH ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTENSIS
S3
A. Judul Penelitian………………………………………………......31 B. Variabel Penelitian……………………………………………….31 C. Paradigma Penelitian……………………………………………..31 D. Populasi dan Sampel……………………………………………..31 E. Rumusan masalah………………………………………………..32 F. Hipotensis………………………………………………………...32 G. Instrumen Penelitian……………………………………………...33 H. Uji Normalitas Data……………………………………………...33 I. Teknik Statistik Untuk Analisis Data dan Pengujian Hipotensis………………………………………………………..33 DAFTAR PUSTAKA
PASCASARJANA S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI
39
PR
O
PASCASARJANA S3
GR RE AM PLI AN DO I KT S O R
S3
IAIN SULTHAN THAHA JAMBI