1
RechtsVinding Online
Program Bela Negara Sebagai Perwujudan Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara Oleh: Zaqiu Rahman* Naskah diterima: 16 November 2015; disetujui: November 2015
Wacana Program Bela Negara
berkorban, sadar berbangsa dan bernegara,
Pada Bulan Oktober 2015, Menteri Pertahanan menyatakan
Ryamizard bahwa
Ryacudu
pemerintah
akan
meyakini Pancasila sebagai ideologi negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara fisik dan non fisik (Kompas, Jum’at,
menyelenggarakan program bela negara,
16
dengan merekrut 100 (seratus) juta kader
program bela negara ini akan dilakukan
bela negara. Program ini akan dimulai pada
dalam durasi pendidikan 1 (satu) bulan,
tahun
akan
yang kurikulumnya terdiri dari, pertama,
dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun. Untuk
materi dasar, meliputi sejarah kebangsaan,
mewujudkan hal tersebut, Kemenhan akan
empat pilar negara, dan sistem pertahanan
membentuk 4.500 kader pembina bela
semesta; kedua, materi inti, meliputi cinta
negara di 45 kabupaten/kota di Indonesia.
tanah air, rela berkorban, sadar berbangsa
Adapun tujuan dari program bela negara
dan bernegara, serta kemampuan bela
adalah untuk menumbuhkan 5 (lima) nilai
negara baik dalam bentuk fisik maupun non
dasar, yaitu rasa cinta tanah air, rela
fisik; dan ketiga, materi tambahan, meliputi
2015,
dan
direncanakan
Oktober
2015).
Penyelenggaraan
2
RechtsVinding Online
kearifan lokal (Media Indonesia, Senin, 2
kekerasan,
dan
belum
terformulasinya
November 2015).
metode pelatihan (Farouk Muhammad).
Wacana program bela negara ini
Terlepas dari perdebatan antara
cukup mengundang dukungan maupun
pihak yang mendukung atau menolak
penolakan dari masyarakat. Bagi pihak yang
program di maksud, perlu juga diketahui
mendukung, program bela negara ini
bagaimana
diyakini
perundang-undangan
mampu
memperbaiki
mental
perspektif sebagai
peraturan landasan
bangsa melalui pembangunan etos disiplin,
hukum terhadap program bela negara.
terutama dalam memperkuat ketaatan
Apakah
hukum rakyat dan menyelesaikan beragam
yang ada saat ini telah cukup untuk
penyakit sosial. Disisi lain, meski Menhan
mengakomodir program tersebut ataukah
menegaskan bahwa program bela negara
diperlukan payung hukum baru untuk
tak sebatas mengangkat senjata dan akan
menjadi
disesuaikan
peserta,
penyelenggaraannya. Untuk itu, wacana
mereka yang menolak bela negara melihat
pemberlakuan program bela negara ini
program ini sebagai pendidikan militer atau
menarik untuk dibahas.
militerisasi rakyat. Kekhawatiran mereka
Pengaturan dalam UU
yang
dengan
mengkritisi
keahlian
landasan
hukum
Hak dan kewajiban bagi setiap
difinisi
warga negara untuk berpartisipasi dalam
“ancaman”, risiko munculnya kelompok
pertahanan negara yang salah satunya
karena
ini
perundang-undangan
dapat
dimaklumi
program
peraturan
luasnya
dapat diwujudkan dalam program bela
3
RechtsVinding Online
negara, secara jelas telah diatur dalam
Difinisi
bela
negara
telah
konstitusi. Pasal 27 ayat (3) UUD NRI Tahun
didefinisikan dalam beberapa UU di atas.
1945 menyatakan: “Setiap warga negara
UU Ketentuan Pokok Hankam dan UU
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
Rakyat Terlatih, mendefinisi pengertian
pembelaan negara”. Kemudian Pasal 30
“bela negara” sebagai tekad, sikap dan
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 kembali
tindakan
menegaskan
Negara
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
pertahanan
kesadaran
“tiap-tiap
dan
warga
keamanan
Negara”.
warga
negara
berbangsa
yang
dan
teratur,
bernegara
Partisipasi warga negara dalam program
Indonesia serta keyakinan akan kesaktian
bela negara lebih lanjut diatur dalam
Pancasila sebagai ideologi negara dan
beberapa UU, yaitu
kerelaan
Undang-Undang
untuk
berkorban
guna
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
meniadakan setiap ancaman baik dari luar
Negara (UU Pertahanan Negara), Undang-
negeri maupun dari dalam negeri yang
Undang Nomor 56 Tahun 1999 tentang
membahayakan
Rakyat Terlatih (UU Rakyat Terlatih), dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982
bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi
tentang Pertahanan
kemerdekaan
dan
Ketentuan-Ketentuan
Pokok
nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan
Kemanan Negara
Republik
Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 1 angka
Indonesia (UU Ketentuan Pokok Hankam).
2 UU Ketentuan Pokok Hankam dan Pasal 1 angka 2 UU Rakyat Terlatih). Sedangkan di
4
RechtsVinding Online
dalam Penjelasan Pasal 9 ayat (1) UU Pertahanan
Negara,
pula
Negara menegaskan bahwa setiap warga
pengertian “upaya bela negara”, adalah
negara berhak dan wajib ikut serta dalam
sikap dan perilaku warga negara yang
upaya bela negara yang diwujudkan dalam
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
penyelenggaraan pertahanan negara. Pasal
Kesatuan
yang
17 ayat (1) UU Ketentuan Pokok Hankam
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
kembali menegaskan hak dan kewajiban
Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan
warga negara yang diwujudkan dengan
hidup bangsa dan negara. Upaya bela
keikutsertaan dalam upaya bela negara
negara, selain sebagai kewajiban dasar
tidak dapat dihindarkan, kecuali menurut
manusia, juga merupakan kehormatan bagi
ketentuan-ketentuan
setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab,
Pertahanan Negara menyatakan setiap
dan rela berkorban dalam pengabdian
warga negara berhak dan wajib ikut serta
kepada negara dan bangsa. Pasal 1 angka 3
dalam upaya bela negara yang diwujudkan
UU
juga
dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
mendefinisikan “upaya bela Negara”, yaitu
Keikutsertaan tersebut dilakukan melalui
kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga
pendidikan
negara
tercakup
Republik
Ketentuan
sebagai
Pokok
ditegaskan
Pasal 9 ayat (1) UU Pertahanan
Indonesia
Hankam
penunaian
hak
dan
yang
undang-undang.
ditetapkan
Pasal
kewarganegaraan juga
pemahaman
9
UU
(sudah tentang
kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
kesadaran bela Negara); pelatihan dasar
pertahanan keamanan Negara.
kemiliteran
secara
wajib;
pengabdian
5
RechtsVinding Online
sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia
Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara sukarela atau secara wajib; dan
secara wajib; keanggotaan perlindungan
pengabdian
masyarakat secara sukarela. Pendidikan
sesuai
dengan
profesi
(pengabdian
warga
negara
yang
mempunyai
profesi
tertentu
untuk
pendahuluanbBela pendidikan
dasar
negara bela
adalah
negara
guna
kepentingan pertahanan negara termasuk
menumbuhkan kecintaan pada tanah air,
dalam
dan/atau
kesadaran
berbangsa
dan
bernegara
memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh
Indonesia,
keyakinan
akan
kesaktian
perang, bencana alam, atau bencana
Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan
lainnya) yang diatur dengan UU.
berkorban untuk negara, serta memberikan
menanggulangi
Selain itu, Pasal 18 UU Ketentuan Pokok Hankam juga mengatur hak dan
kemampuan awal bela negara (Pasal 1 angka 6 UU Ketentuan Pokok Hankam).
kewajiban warga negara yang diwujudkan
Pendidikan
pendahuluan
dengan keikutsertaan dalam upaya bela
negara
negara diselenggarakan melalui: pendidikan
memasyarakatkan upaya bela negara serta
pendahuluan bela negara sebagai bagian
menegakkan hak dan kewajiban warga
tidak terpisah dalam sistem pendidikan
negara dalam upaya bela negara, yang
nasional;
Terlatih
wajib diikuti oleh setiap warga negara, dan
Angkatan
dilaksanakan secara bertahap yaitu tahap
Bersenjata secara sukarela atau secara
awal pada pendidikan tingkat dasar sampai
wajib;
menengah
secara
keanggotaan wajib;
Rakyat
keanggotaan
keanggotaan
Cadangan
Tentara
diselenggarakan
bela
atas
dan
dalam
guna
Gerakan
6
RechtsVinding Online
Pramuka serta tahap lanjutan dalam bentuk
diatur di dalam Pasal 9 UU Pertahanan
pendidikan
Negara dan Pasal 18 UU Ketentuan Pokok
kewiraan
pada
tingkat
pendidikan tinggi (Pasal 19 UU Ketentuan
Hankam.
Pokok Hankam). Adapun Rakyat Terlatih
ketidaksinkronan
merupakan salah satu bentuk keikutsertaan
wujud keikutsertaan bela negara yang
warga negara dalam upaya bela negara
diatur dalam kedua UU dimaksud.
secara wajib yang menunjukkan sifat
Hal
ini
menimbulkan
mengenai
pengaturan
Untuk itu dengan berpedoman pada
kesemestaan dan keserbagunaannya dalam
salah
penyelenggaraan
keamanan
undangan, yaitu peraturan yang paling baru
negara (Pasal 20 Ketentuan Pokok Hankam
mengesampingkan peraturan yang lama
dan Pasal 3 UU Rakyat Terlatih).
(asas lex posterior derogat legi priori),
pertahanan
Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
prinsip
asas
dalam
perundang-
perwujudan keikutsertaan warga negara
pengaturan
dalam upaya bela negara mengacu pada
mengenai bela negara yang diatur di dalam
ketentuan Pasal 9 UU Pertahanan Negara.
3
Sehingga apabila merujuk pada ketentuan
(tiga)
UU
terhadap
satu
di
atas,
baik
terkait
definisi/pengertian bela negara dan upaya
pasal
dimaksud,
program
pemerintah
bela negara, sifat kepesertaannya yang
terkait bela negara seyogyanya tidak serta
berhak dan wajib, maupun tujuannya.
merta dapat langsung dilaksanakan, tetapi
Hanya saja terdapat sedikit perbedaan
harus menunggu dulu payung hukumnya
dalam pengaturan mengenai perwujudan
dalam bentuk UU sesuai amanah Pasal 9
keikutsertaan bela negara seperti yang
ayat (3) UU Pertahanan Negara.
7
RechtsVinding Online
Terkait rencana pemerintah untuk
Melatih kader bela negara hanya
melakasanakan program bela negara dalam
dapat efektif jika kita tahu apa obyek yang
waktu dekat, hal ini patut dikritisi, karena
menjadi fokusnya. Desain program sesuai
pertama, rencana pemerintah yang akan
dengan obyek inilah yang seharusnya
merekrut 100 juta (seraturs juta) kader
menjadi cara memilih sarana tentang
untuk mengikuti program bela negara tidak
bagaimana menumbuhkan semangat cinta
dibarengi dengan sarana dan prasarana
negara. Ada 3 (tiga) obyek utama yang perlu
yang
diprioritaskan,
memadai;
kedua,
menyangkut
anggaran
pelaksanaan
program,
bersama
Pemerintah
belum
DPR pernah
pertama,
melunturnya
semangat kebhinekaan, ditandai dengan intoleransi
dan
kekerasan
kedua,
hilangnya
atas
nama
membahas secara rinci besaran dan rincian
agama;
biaya yang dibutuhkan untuk melatih 100
patriotisme (cinta tanah air dan bangsa),
juta (seratus juta) kader bela Negara; dan
ditandai
ketiga, program bela negara membutuhkan
ekonomi yang tidak mempergunakan bumi
payung hukum dan parameter yang jelas.
air dan tanah demi kepentingan rakyat,
Berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (3) UU
serta
Pertahanan Negara, pelaksanaan program
dalam bingkai/terminologi agama bukan
terkait bela negara harus dibentuk melalui
Pancasila
UU, sementara sampai dengan saat ini UU
bernegara,
dimaksud belum juga dibentuk.
ketiadakadilan sosial yang berujung pada
maraknya
wacana
korupsi,
pendekatan
sebagai dan
dasar ketiga,
semangat
kebijakan
kenegaraan
kehidupan adanya
8
RechtsVinding Online
pembodohan, pemiskinan, penggusuran,
rekruitmennya;
dan pelecehan hukum (Doni Koesoema A).
kelembagaan
kurikulumnnya; yang
berwenang
menyelenggarakan; peran pemerintah dan Implementasi Program Kedepan
pemerintah daerah; pendanaan; dan lain-
Agar rencana kebijakan pemerintah
lain. Setelah itu, barulah diikuti penetapan
untuk mengadakan program bela negara
peraturan lain yang lebih rendah dan teknis.
dapat diimplementasikan dengan baik serta
Sehingga kedepan, pelaksanaan program
maksud dan tujuannya dapat tercapai,
bela negara ini memiliki landasan hukum
kedepan
yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.
pemerintah
harus
segera
mengambil langkah-langkah:
Kedua,
dengan
perkembangan
Pertama, pemerintah bersama DPR
demokrasi serta kondisi ekonomi, sosial,
harus segera membentuk RUU Bela Negara
politik, budaya, pertahanan dan kemanan
sebagai
saat ini, berarti juga terjadinya perubahan
dasar
hukum
dalam
penyelenggaraan program bela negara
potensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 UU
keamanan dan stabilitas yang semakin
Ketahanan Negara, yang di dalamnya
berkembang.
mengatur
setiap warga negara dalam bela negara
antara
kewarganegaraan;
lain:
pendidikan
Untuk
terhadap
itu,
gangguan
keikutsertaan
dasar
tidak saja didentikkan secara fisik atau
kemiliteran secara wajib; pengabdian sesuai
dalam arti pelatihan fisik atau militer, tetapi
dengan profesi; definisi bela Negara; syarat-
juga dapat diwujudkan melalui peran
syarat
ikut
bela
pelatihan
ancaman
Negara;
sistem
9
RechtsVinding Online
masing-masing
warga
negara
sesuai
keahlian, kondisi, dan profesinya.
dengan kemampuan keuangan Negara. Sehingga
Ketiga, pelakasanaan program bela
kedepan,
perwujudan
keikutsertaan warga negara dalam bela
negara sebaiknya tidak bisa dilakukan
negara
secara instan, tetapi harus juga dilakukan
dilakukan sesuai dengan jenis dan potensi
secara
gangguan/ancamannya.
terus-menerus
menjadi
suatu
dapat
secara
terus-menerus
program yang berkesinambungan sesuai
*
Penulis adalah tenaga fungsional Perancang Peraturan Perundang-Undangan Madya (Legislative Drafter), Pusat Perancangan Undang-Undang, Badan Keahlian DPR RI (e-mail:
[email protected]