Profil Spesies Candida pada Pasien Kandidiasis Oral dengan Infeksi HIV&AIDS (The Profile of Candida Species in Oral Candidiasis Patient with HIV&AIDS Infection) Tewu Walangare*, Taufiq Hidayat**, Santosa Basuki**
*Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya **Laboratorium/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang ABSTRAK Latar belakang: Sampai saat ini di Indonesia keberadaan spesies Candida non-albicans sebagai penyebab Kandidiasis Oral pada pasien HIV&AIDS belum banyak diteliti. Spesies ini dapat menyebabkan masalah pada penatalaksanaanya.Tujuan: Mengetahui profil spesies Candida dan jumlah sel CD4 pada pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV&AIDS Metode: Desain penelitian adalah deskriptif observasional potong lintang. Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai Juli 2012 di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan pasien didapatkan jumlah sampel sebesar dua puluh tujuhsubjek penelitian yang terdiri dari delapan belas pria dan sembilan wanita. Identifkasi spesies Candida dengan tiga metode yaitu kultur Cornmeal Tween 80, uji fermentasi karbohidrat, dan kultur media CHROMagar Candida. Penentuan jumlah sel CD4 dengan metode flowcytometri.Hasil: Ditemukan spesies C. albicans 88,8%,C.glabrata 7,4%, dan C.tropicalis 3,8%. Perbandingan C.albicans dan C. non-albicans sebesar 8:1. Jumlah sel CD4 pada rentang 1-285 sel/mm3. Jumlah sel CD 4 terbanyak pada kelompok < 200 sel/mm3 85,2% diikuti kelompok CD4 200-350 sel/mm3 14,8%. Jenis Spesies pada kelompok CD4 < 200 sel/mm3 adalah C.albicans, C.glabarata, dan C.tropicalis. Kelompok CD4 200-350 sel/mm3 spesies C.albicansdan C.glabrata. Simpulan: Pada penelitian ini C.albicans merupakan spesies terbanyak yang ditemukan pada pasien Kandididasis oral dengan infeksi HIV&AIDS. Kata Kunci: kandidiasis oral, spesies Candida, HIV&AIDS. ABSTRACT Background: There is still less reportof Candida non-albicansas an causative agent of oralcandidiasis in HIV&AIDS patient in Indonesia. This species become a serious problem to treat. Purpose:To Identify the profile of Candida spp.and CD4 count on oralcandidiasispatients with HIV&AIDS Infection. Methods:The study design was cross sectional descriptiveobservational for three monthsstartedfrom July 2012. According to the inclusion and exclusion criteria, we found twenty seven subject consisted of eighteen men and nine women. Species identification using three methods ie.Cornmeal Tween 80, fermentation test and culture on CHROMagar Candida. Results:Species found in this study was C.albicans 88.7%, C. glabrata 7.4%, and C.tropicalis 3.8%. Ratio between C.albicans and C. non-albicanswas 8:1. CD4 count mostly found on group < 200 cell/mm3 85.2%, then group 200-350 cell/mm3 14.8%. Species found on group CD4 < 200 cell/mm3 was C.albicans, C.glabrata, and C.tropicalis. Group 200-350 cell/mm3 were found C.albicans and C.glabrata Conclusion: This study revealedC. albicans as the most common species for the causative agent of candidiasis in HIV&AIDS patient. Key words: oral candidiasis, Candida Spp, HIV&AIDS. Alamat korespondensi: Tewu Walangare, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8 Surabaya 60131, Indonesia. Telepon: +62315501609, e-mail:
[email protected]
PENDAHULUAN Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) masih merupakan masalah utama saat ini diseluruh dunia. Banyak manifestasi klinis diarea mulut yang sering dijumpai pada pasien yang terinfeksi oleh HIV&AIDS. Salah satu yang sering dijumpai adalah
Kandidiasis Oral (KO).1-4 KO merupakan kelainan dari mukosa mulut yang disebabkan oleh jamur patogen dengan genus candida. Penyakit ini sering ditemui pada pasien dengan infeksi HIV&AIDS. Infeksi KO memiliki beberapa gambaran klinis. Secara klinis ada tujuh tipe KO yang dapat dijumpai yaitu kandidiasis pseudomembran, kandidiasis 29
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
eritematus, kandidiasis hiperplastik, angular cheilitis, kandidiasis atrofik kronis, glosisitis rhomboid medial dan Black hairy tongue.4-6 Secara epidemiologi menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2001 frekuensi KO antara 5,8% sampai 98,3%.1,7 Kejadian KO dihubungkan dengan faktor-faktor predisposisi seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, penggunaan antibiotik oral, dan pengobatan antirertoviral. Menurut penelitian Shiboski dan kawan-kawan, kejadian KO meningkat pada usia lebih dari 35 tahun. Faktor predisposisi untuk timbulnya KO pada pasien dengan HIV&AIDS disebabkan terutama oleh faktor jumlah sel CD4 yang menurun. Patofisiologi terjadinya KO pada pasien HIV&AIDS diperankan oleh beberapa faktor seperti virulensi dari spesies Candida, imunitas selular yang diperankan terutama oleh sel CD4 dan imunitas alamiah oleh sel keratinosit rongga mulut. Timbulnya gejala klinis sangat tergantung antara kolonisasi Candida spp. pada mukosa mulut, virulensi Candida spp., dan kerusakan dari sistem imun mukosa dan progresifitas dari infeksi HIV.1,7-9 Penelitian mengenai spesies Candida sebagai penyebab kandidiasis oral telah sering dilakukan. Beberapa hasil penelitian menunjukan hasil yang berbeda beda.10-13Perbedaan hasil penelitian menurut Belet dan kawan-kawantergantung dari beberapa faktor seperti letak geografis, faktor risiko, pola kepekaan anti jamur, metode penelitian, dan karakteristik sampel.14Sampai saat ini di Indonesia keberadaan spesies Candida non-albicans sebagai penyebab KO pada pasienHIV&AIDS belum banyak diteliti. Hasilpenelitian di Surabaya oleh Hasruliana dan kawan-kawanpada tahun 2007 menunjukkan dominasi spesiesCandida non-albicans.12Spesies ini dapat menyebabkan masalah pada penatalaksanaanya. Untuk mengetahui kemungkinan ditemukannya spesies Candida non-albicans. di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang dapat menjadi masalah pada proses penatalaksanaan terhadap KO, dan belum didapatkannya data mengenai profil spesies Candida sebagai penyebab KO pada pasien HIV&AIDSdi RSUD Dr.Saiful Anwar Malang maka penulis ingin melakukan penelitianuntuk melihat profil spesies Candida sebagai penyebab KO pada pasien dengan HIV&AIDS.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil spesies Candida dan jumlah sel CD4 pada pasien KO dengan Infeksi HIV&AIDSdi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
30
Vol. 26 No. 1 April 2014
METODE Penelitian ini dilakukan secara deskriptif observasional potonglintang. Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai Juli-September 2012 di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Populasi penelitian dalam penelitian iniadalah semua pasienHIV&AIDS dengan infeksi KO yang datang ke RSUD Dr.Saiful Anwar Malang. Sampel penelitian diambil dari pasien usia 15 tahun atau lebih sebagai subjek penelitian yang datang berkunjung ke RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang memenuhi kriteria penerimaan sampel yaitu pasien HIV&AIDS yang menderita infeksi KO, belum pernah mendapat terapi antiretroviral (ARV), danbersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria penolakan sampel adalah pasien yang pernah mendapat terapi anti jamur sistemik dan topikal dalam empat minggu sebelum penelitian. Sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan didapatkan jumlah sampel sebesar dua puluh tujuh subjek penelitian yang terdiri dari delapan belas pria dan sembilan wanita. Identifkasi spesies Candida dilakukan di Laboratorium Balai Besar Kesehatan Daerah (LABKESDA) Surabaya dengan menggunakan tigametode yaitu kultur pada Cornmeal Tween 80, uji fermentasi karbohidrat, dan kultur pada media CHROM agar Candida. Perhitungan jumlah sel CD4 dengan menggunakan metode flowcytometri. HASIL Dari hasil penelitian yangdilakukan terhadap 27 pasien HIV&AIDS yang menderita infeksi KO di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang memenuhi kriteria penerimaan sampel, didapatkan subjek pria sebanyak 18 orang (66,7%) dan wanita sebanyak 9 orang (33,3%) dengan perbandingan 2 : 1. Usia termuda adalah 19 tahun dan tertua 50 tahun. Subjek terbanyak pada penelitian ini pada kelompok usia 3544 tahun sebanyak (42,5%) dan kelompok 25-44 tahun sebesar 81,5%. Tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA/sederajat sebanyak 9 orang (33,3%). Domisili terbanyak diarea Malang sebesar 15 orang (55,6%). Pekerjaan terbanyak adalah swasta, ibu rumah tangga, dan supir (25,9%). Pasien paling banyak berstatus menikah sebanyak 17 orang (62,9%). Tabel 1 menunjukkan bahwa dari seluruh subjek penelitian keluhan terbanyak adalah bercak putih pada lidah sebanyak 19 subjek (70,4%). Pada subjek penelitian umumnya baru pertama kali mengeluhkan kelainan pada rongga mulut sebanyak 23 subjek (85,2%).
Profil Spesies Candida pada Pasien Kandidiasis Oral dengan Infeksi HIV&AIDS
Artikel Asli
Tabel 1. Distribusi klinis pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV&AIDS di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Variabel Keluhan Bercak putih Kemerahan pada mulut Lecet pada sudut bibir Frekuensi Keluhan 1x 2-4x ≥ 4x
Jumlah (%)
Jumlah
Jumlah Pengobatan Antijamur sistemik Ya (Flukonazol) Tidak Jumlah Pengobatan Antijamur topikal Ya (Nistatin oral suspensi) Tidak Jumlah Stadium Penyakit I II III IV (AIDS) Jumlah Cara Terinfeksi HIV Hubungan sexual Heteroseksual Homoseksual Jarum suntik Injection Drug User (IDU) Tato Transfusi darah Jumlah
19 (70,4) 5 (18,5) 3 (11,1) 27 (100) 23 (85,2) 4 (14,8) 0 (0) 27 (100)
kandidiasispseudomembran pada 19 subjek penelitian (70%), lima subjek penelitian dengan gambaran klinis kandidiasis eritematus (19%) dan duasubjek penelitian (7,%) dengan gambaran angular cheilitis. Hanya satu subjek penelitian (4%) yang terdapat dua gambaran klinis yaitu kandidiasis pseudomembran dan angular cheilitis kandidiasis (Gambar 1). Gambaran Klinis Gambaran Klinis Pseudomembran
Eritematus 7%
Angular Cheilitis
Campuran
4%
19%
70%
1 (3,7) 26 (96,3) 27 (100) 9 (33,3) 18 (66,7) 27 (100) 0 (0) 0 (0) 18 (66,7) 9 (33,3) 27 (100) 18 (66,5) 15 (55,4) 3 (11,1) 9 (33,5) 5 (18,5) 4 (15) 0 (0) 27 (100)
Stadium penyakit HIV&AIDS terbanyak ditemukan pada stadium III sebanyak 18 subjek (66,7%). Transmisi infeksi HIV&AIDS terbanyak melalui hubungan seksual sebanyak 18 subjek(66,5%), heteroseksual sebanyak 15 subjek (55,4%), sedangkan homoseksual sebanyak 3 subjek (11,1%) Pada penelitian ini 66,7% subjek penelitian berada pada stadium III dan 33,3% subjek berada pada stadium IV (AIDS). Tidak ditemukan subjek dengan KO pada stadium I dan II. Hasil pemeriksaan terhadap subjek penelitian paling banyak dijumpai gambaran klinis
Gambar 1. Manifestasi klinis pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV&AIDS di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Hasil pemeriksaan kultur jamur dariswab yang dilakukan pada subjek penelitian didapatkan spesies terbanyak adalah C.albicans dijumpai pada 24 subjek penelitian (88,8%), sedangkan spesies Candida nonalbicans ditemui pada tigasubjek penelitian (11,2%) yang terdiri C.glabrata sebanyak duasubjek penelitian (7,4%), dan C. tropicalis sebanyak satusubjek penelitian (3,8%). Pada penelitian ini tidak ditemukan spesies C.dubliniensis. Perbandingan antara spesies C. albicans: Candida non-albicans adalah sebesar 8 : 1 (Gambar 2). Spesies Candida C.albicans
C.glabrata
C.tropicalis
4% 7%
89%
Tidak ditemukan spesies C.dubliniensis
Gambar 2. Distribusi spesies pada pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV&AIDS di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
31
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
Vol. 26 No. 1 April 2014
Tabel 2 menujukkan hasil pemeriksaan spesies Candida berdasarkan gambaran klinis, pada gambaran klinis pseudomembran didapatkan spesies C.albicans sebanyak 18 subjek (66,7%) dan spesies Candida. non-albicans pada satusubjek (3,7%), sedangkan pada gambaran klinis eritematus spesies C.albicans sebanyak empat subjek (14,8%) dan spesies Candida. non-albicans pada satu subjek (3,7%). Gambaran klinis angular cheilitis ditemukan spesies C.albicans pada dua subjek (7,3%) dan spesies Candidanonalbicans pada satu subjek (3,7%). Hasil pemeriksaan kadar CD4 pada subjek penelitian paling banyak dijumpai jumlah sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3 pada 23 subjek penelitian (85,2%), sedangkan empatsubjek penelitian (14,8%)
memiliki jumlah sel CD4 antara 200-350 sel/mm3. Tidak didapatkan jumlah sel CD4 lebih dari 350 sel/mm3. Pada penelitian ini jumlah sel CD4 terendah sebesar 1 sel/mm3 dan jumlah sel CD4 tertinggi sebesar 285 sel/mm3(Tabel 3). Hasil pemeriksaan spesies Candida berdasarkan sel CD4 pada subjek penelitian didapatkan spesies C.albicans sebanyak 21 subjek (77,8%)dan spesies C. non-albicans pada dua subjek (7,4%) di kelompok CD4 < 200 sel/mm3, sedangkan pada kelompok CD4 200-350 sel/mm3 terdapat spesies C. albicans sebanyak tiga subjek (10,6%) dan spesies C. nonalbicans hanya satu subjek (4,2%). Tidak didapatkan spesies C. albicans maupun C.non-albicans pada kelompok CD4>350 sel/mm3(Tabel 4).
Tabel 2. Distribusi spesies penyebab kandidiasis oral berdasarkan gambaran klinis pada pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV&AIDS di RSUD Dr.Saiful AnwarMalang
Gambaran Klinis Pseudomembran Eritematus Angular cheilitis Hiperplastik GlossitisRhomboidal Black hairy tongue Campuran (Pseudomembran &Angular Cheilitis) Jumlah
C. albicans 18 (66,7) 4 (14,8) 1 (3,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
Hasil Kultur C. non-albicans 1 (3,7) 1 (3,7) 1 (3,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
Jumlah (%) 19 (70,4) 5 (18,5) 2 (7,4) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
1 (3,7)
0 (0)
1 (3,7)
24 (88,8)
3 (11,2)
27 (100)
Tabel 3. Hasil pemeriksaan sel CD 4 pasien kandidiasis oral dengan HIV&AIDS di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Jumlah sel CD4 < 200 sel/mm3 200-350sel/mm3 351-499 sel/mm3 >500 sel/mm3 Jumlah
Jumlah (%) 23 (85,2) 4 (14,8) 0 (0) 0 (0) 27 (100)
Tabel 4. Distribusi spesies penyebab kandidiasis oral berdasarkan Jumlah sel CD4 pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV&AIDS di RSUD Dr.Saiful Anwar Malang
Jumlah Sel CD4 <200 sel/mm3 200-350sel/mm3 351-499 sel/mm3 >500 sel/mm3 Jumlah
32
C. albicans 21 (77,8) 3 (10,6) 0 (0) 0 (0) 24 (88,8)
Hasil Kultur C. non-albicans 2 (7,4) 1 (4,2) 0 (0) 0 (0) 3 (11,2)
Jumlah (%) 23 (85,2) 4 (14,8) 0 (0) 0 (0) 27 (100)
Artikel Asli
PEMBAHASAN Secara epidemiologi kejadian KO banyak terjadi pada usia produktif. Pada penelitian ini usia terbanyak pada kelompok 35-44 tahun sebesar 42,5%. Menurut Egushi dan kawan-kawan kejadian KO lebih banyak terjadi pada kelompok usia 35 tahun dibanding usia yang lebih muda, hal ini disebabkan karena sel limfosit T banyak diproduksi di timus terutama pada usia remaja yang kemudian mulai mengalami involusi pada usia dewasa.1Pada penelitian ini subjek penelitian banyak terdapat pada kelompok pria sebesar 66,7%. Sesuai dengan penelitian lain diluar negeri menurut Capoluongo dan kawan-kawan, Maria Bravo dan kawan-kawan, dan Wabale dan kawan-kawan, 76% subjek penelitian mayoritas adalah pria. Menurut Shiboski dan kawan-kawan yang melakukan penelitian kohort prospektif di Amerika Serikat pada awal tahun 1990, kejadian KO pada pria sedikit lebih tinggi dari wanita.2,3,10Pekerjaan yang paling banyak ditemui pada penelitian ini adalah supir, ibu rumah tangga dan swasta masing masing sebesar 25,9%. Penelitian di luar Indonesia tidak secara spesifik menyebutkan kaitan antara pekerjaan dengan kejadian KO pada pasien HIV&AIDS.10,15 Pada penelitian ini pekerjaan seperti supir memiliki risiko untuk terinfeksi HIV&AIDS dikarenakan mobilitas pekerjaan mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada subjek penelitian,keluhan tersering yang ditemukan adalah bercak putih pada area rongga mulut (lidah, palatum dan mukosa) sebesar 70,4%. Keluhan yang ditemukan pada penelitian ini sesuai dengan gambaran klinis terbanyak yang ditemukan pada penelitian ini yaitu kandidiasis tipe pseudomembran (70,4%). Subjek penelitianhampirsemuanya belum diobati dengan obat jamur sistemik, namun sebanyak 9 subjek telah memberikan obat jamur topikal kurang dari dua minggu (33,3%). Penggunaan anti jamur topikal lebih banyak ditemukan pada sebesar 33,3% dibanding penggunaan anti jamur sistemik sebesar 3,7%. Secara keseluruhan subjek penelitian belum menggunakan pengobatan anti jamur baik topikal sebesar 66,7% maupun sistemik 96,3%. Penggunaan anti jamur dapat mempengaruhi pemeriksaan klinis, mikroskopis, maupun hasil kultur jamur. Pemberian obat jamur topikal paling sering pada penelitian ini adalah nistatin oral suspensi, yang termasuk golongan polienes. Menurut Egusa dan kawan-kawan, pengobatan nistatin sering digunakan secara empirik untuk pengobatan KO primer. Hasil pengobatan terhadap golonagan obat
Profil Spesies Candida pada Pasien Kandidiasis Oral dengan Infeksi HIV&AIDS
ini berkisar antara 52%-100%.1 Pada penelitian ini pada 33,3% subjek yang memperoleh nistatin masih diperoleh hasil positif untuk pemeriksaan mikroskopik, dan kultur jamur. Subjek yang mendapat pengobatan sistemik (3,7%) yaitu terapi flukonazol dengan lama pemberian selama satu hari. Pasien ini masih menunjukan hasil positif untuk pemeriksaan mikroskopik dan kultur jamur. Tidak ada subjek mendapat pengobatan topikal dan sistemik secara bersamaan. Sebanyak 66,7% subjek penelitian berada pada Stadium III dan 33,3% subjek berada pada stadium IV (AIDS). Tidak ditemukan subjek dengan KO pada stadium I dan II. Seperti diketahui pada stadium III dan IV pasien HIV&AIDS banyak terjadi infeksi opurtunistik sebagai salah satu tanda penurunan sistem imun. Salah satu yang paling sering dijumpai adalah KO.6,7,9 Cara terinfeksi HIV&AIDS pada subjek penelitian masih didominasi melalui hubungan seksual (66,7%), sedangkan penggunaan jarum suntik (33,3%), dengan perbandingan 2:1. Jenis spesies Candida yang ditemui pada pasien yang terinfeksi melalui hubungan seksual didominasi oleh C.albicans sebesar 55,5% sedangkan pada penggunaan jarum suntik baik IDU maupun tato,C. albicans sebesar 33,3%. Spesies Candidanon-albicans hanya ditemui pada pasien yang terinfeksi melalui hubungan seksual (11,2%), dimana subjek heteroseksual sebesar 7,4% dan subjek homoseksual sebesar 3,8%. Tidak diketahui apakah perubahan pola perilaku seksual dapat mempengaruhi jenis spesies Candida pada pasien KO. Menurut Arendorf dan kawan-kawan pria homoseksual memiliki prevalensi KO lebih tinggi dibanding pria heteroseksual (49% vs 37%), namun tidak disebutkan apakah spesies Candida yang diderita berbeda atau tidak.1 Penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran klinis KO yang paling sering ditemui adalah pseudomembran (70,4%), disusul oleh eritematus (18,5%),angular cheilitis sebesar (7,4%), dan 3,7% berupa manifestasi campuran antara pseudomembrandan angular cheilitis (tabel 2). Serupa dengan penelitian Hasrulliana dan kawan-kawanyang menyebutkan gambaran klinis paling banyak adalah pseudomembran (50%), eritematus (30,3%), dan angular cheilitis 3,13%, dan manifestasi klinis campuran antara eritematus dan angular cheilitis sebesar 2,94%.12 Pada penelitian tersebut dijumpai gambaran kilinis hiperplastik sebesar 12,12% sedangkan pada penelitian ini tidak dijumpai
33
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
gambaran klinis hiperplastik kandidiasis. Penelitian Gabler dan kawan-kawan (2008) di Brazil menyebutkan hasil serupa dimana hanya dijumpai tiga gambaran klinis yaitu pseudomembran (52,3%), eritematus (25%) dan angular cheiitis (13,6%).15 Penelitian Menurut Egusa dan kawan-kawan menyebutkan gambaran klinis paling sering dari KO adalah tipe pseudomembran dan eritematus, gambaran klinis tersebut bisa dijadikan prediksi untuk perkembangan penyakit menjadi AIDS. Menurut Kumarasamy dan kawan-kawan (2005) gambaran klinis pseudomembran dapat digunakan sebagai alat prediksi penurunan sistem imun.1,16 Banyaknya spesies C.albicans pada penelitian ini hampir serupa dengan penelitian penelitian lainnya. Penelitian Pfaller dan kawan-kawan menyebutkan secara epidemiologi dari tahun 1999 -2003 spesies C.albicans tetap sebagai spesies terbanyak yang menyebabkan infeksi di Amerika Serikat, meskipun kecenderungan untuk terus menurun dari tahun 1992 sebesar 52% menjadi 45% pada tahun 2000. Sedangkan spesies Candida non-albicansseperti C.glabrata, C. parapsilosis, C.krusei, danC.tropicalis cenderung meningkat. Pada tahun 1992-2000 terjadi peningkatan insiden infeksi oleh C.glabrata dari 12% menjadi 24% sehingga spesies ini dikatakan sebagai spesies jamur opurtunistik yang paling berkembang di Amerika Serikat. Penelitian Laet Sant Ana dan kawankawan (2002) yang melakukan penelitian multisenter di Brazil menunjukkan 91% adalah spesies C.albicans dan 9% C.non-albicans yang terdiri dari C.glabrata, C.tropicalis C.parapsilosis,dan C.krusei. Hasil yang berbeda diperoleh pada penelitian Hasrulliana dan kawan-kawan (2007) yang menyebutkan dominasi spesies Candida non-albicans (65,62%) yang terdiri dari C.tropicalis (29,41%), C.dubliniensis (14,71%), C.glabrata (14,71%), dan C.guillermondii (5,88%) dibandingkan spesies C.albicans (34,38%).Adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan Hasrulliana dan kawan-kawan dapat disebabkan beberapa faktor. Pertama faktor letak geografis dan distribusi spesies jamur Candida, kedua perbedaan metode penelitian yang dilakukan dimana pada penelitian ini menggunakan kriteria penerimaan sampel pasien HIV&AIDS baru yang belum mendapatkan pengobatan ARV.Menurut Belet dan kawan-kawan (2011) di Turki, adanya perbedaan spesies Candida dapat dikarenakan lokasi geografis, faktor risiko penyebab, distribusi spesies, dan pola kepekaan dari anti jamur. Penelitian di Turki
34
Vol. 26 No. 1 April 2014
menyebutkan dalam satu institusi dapat terjadi perbedaaan pola spesies candida sehingga perlu dilakukan identifikasi spesies dan faktor risiko yang mencetuskan timbulnya KO. Pada penelitian ini faktor risiko timbulnya KO adalah jumlah CD4 yang rendah.17-19 Penelitian - penelitian sebelumnya mengatakan KO merupakan pertanda penurunan dari sistem imun. Bila tejadi penurunan jumlah sel CD4 <200 sel/mm3 maka infeksi oportunistik dapat terjadi.10,11 Penelitian Chattopadhyay dan kawan-kawan mengatakan kelompok CD4 <200 sel/mm3 memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menderita KO (IRR: 3.0 dengan CI =95%). Penelitian tersebut menyebutkan selain jumlah sel CD4 yang rendah, faktor risiko lain pasien HIV&AIDSmemiliki kemungkinan untuk menderita KO adalah tingginya viral load serta pasien tanpa pengobatan ARV.20 Dari hasil penelitian pada 27 subjek penelitian KO dengan infeksi HIV&AIDS yang datang ke Poliklinik dan Ruang Rawat Inap Tropik Infeksi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang disimpulkan spesies yang ditemukan adalah spesies C. albicans (88,8%), C.glabrata (7,4%), dan C.tropicalis (3,8%). Perbandingan spesies C.albicans dan C. non-albicans sebesar 8:1.Jumlah sel CD4 pada rentang 1-285 sel/mm3.Jumlah sel CD 4 terbanyak pada pada kelompok < 200 sel/mm3 (85,2%) dan kelompok CD4 antara 200-350 sel/mm3 sebesar (14,8%). Jenis spesies terbanyak pada kelompok CD4 < 200 sel/mm3 adalah C.albicans (77,8%) disusul oleh C.glabarata(3,7%) dan C.tropicalis(3,7%). Pada kelompok CD4 200-350 sel/mm3 spesies C.albicans (10,6%) dan C.glabrata (4,2%). KEPUSTAKAAN 1. Egusa H, Soysa N.S, Ellepola.AN, Yatani H, Samaranayake LP. Oral candidiasis in HIV infected patients. Curr HIV research 2008;6:48599. 2. Capoluongo E, Morreto D, Giglio A, Belardi M, Prignano G, Grescimbeni E, et al. Heterogenecity of oral isolates of C. albicans in HIV positive patients: correlation between candidal carriage, karyotype and disease stage. J Med Microbiol 2000;49:985-91. 3. Bravo IM, Correnti M, Escalona L, Perrone M, Brito A, Tovar V, et al. Prevalence of oral lesions in HIV patients related to CD4 cell count and viral load in Venezuelan population. Med Oral
Artikel Asli
Patol Oral Buccal 2006;1:E33-38. Akpan A, Morgan R. Oral candidiasis. Postgrad MedJ 2002; 78: 455–59. 5. Suyoso S. Simposium penatalaksanaan dermatomikosis superfisialis masa kini. Cetakan pertama. Surabaya: Airlangga University Press; 2002. 6. Ramali LM. Kandidiasis Kutan dan Mukokutan. Dalam: Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widati S, editor. Dermatomikosis superfisialis. Cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001.h.58-74. 7. Repentigny L, Lewandowski D, Jolicouer P. Imunopathogenesis of oropharyngeal candidiasis in human immunodeficiency virus Infection. Clin Microbiol rev. 2004;17:729-59. 8. Bagtzoglou A.D, Fidel PL. The host cytokine responses and protective immunity in orophayngeal candidiasis. J Dent Res 2005;84(11):966-77. 9. Fidel PL. Disticnt protective host defenses against oral and vaginal candidiasis. J Med Mycol 2002;40:359-75. 10. Wabale V, Kagal A, Bharadwaj R. Characterization of Candida species from oral thrush in Human Immunodeficiency Virus (HIV) seropositive and seronegative patients. Bombay Hospital Journal 2008;50(2):212-17. 11. Rodrigues C, Cohen AJ, Fernandes OF, Miranda KC, Passos XS, Souza LKH, et al. Asymptomatic oral carriage of Candida species in HIV infected patients in the highly active antiretroviral therapy era. Rev Inst Med Trop 2006; 48(5):257-61. 12. Hasrulliana NW, Suyoso S, Prakoeswa CRS. Manifestasi klinis dan identifikasi spesies penyebab kandidiasis oral pada pasien HIV&AIDS di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. BIKKK 2010;22:11-16. 4.
Profil Spesies Candida pada Pasien Kandidiasis Oral dengan Infeksi HIV&AIDS
13. Danarti R, Rusfianti M, Pudjiati SR. Manifestasi mukokutan pada pasien yang terinfeksi HIV&AIDS di RS. Sardjito Yogyakarta. Kumpulan Makalah KONAS XII PERDOSKI; 25 Juli 2008; Palembang, Indonesia. 14. Belet N, Ciftci E, Aysev D, Guriz H, Uysal Z, Tacyldiz N, et.al.Invasive Candida infections in children: the clinicalcharacteristics and species distribution and antifungalsusceptibility of Candida spp. Turkish J of Pediatr 2011;53:48998. 15. Gabler IG, Barbosa AC, Vilela RR, Lyon S, Rosa S. Incidence and anatomic localization of oralcandidiasis in patients with AIDS hospitalized in a public hospital Belo HorizonteBrazil. J Appl Oral Sci. 2008;16(4):247-50. 16. Kumarasamy N, Vallabhaneni S, Flanigan TP, Mayer KH, Solomon S. Clinical profile of HIV patient in India. J Med Res 2005;121:377-94. 17. Laet Sant Ana P, Milan EP, Martinez R, QueirozTellez F, Ferreira MS, Alcantara AP, et al. Multicenter Brazilian study of oral Candida species isolated from AIDS patients. Mem Inst Oswaldo Cruz 2002;97(2):253-57. 18. Lar PM, Pam KV, Tiri Y, Olukose S, Yusuf A, Dashen MM, et al. Prevalence and distribution of Candida species in HIV infected persons on antiretroviral therapy in Jos. Journal of Medicine and Medical Science 2012;3(4):254-59. 19. Pfaller MA, Diekema JD. Epidemiology of invasive candidiasis: a persistent public health problem. Clin Microbiol Rev 2007;133-63. 20. Chattopadhyay A, Caplan DJ, Slade GD, Shugars DC, Tien HC, Patton LL. Incidence of oral candidiasis and oral hairy leukoplakia in HIV infected adults in North Carolina. Oral surg Oral med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2005;99:3947.
35