PROFIL PEKERJA WANITA PETUGAS KEBERSIHAN JALAN DI KOTA TASIKMALAYA The Profile of Women Workers in the City Street Cleaners Tasikmalaya Dr. Siti Fadjarajani, M.T1 (
[email protected]) Mery Surya Lestari2(
[email protected]) Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian ini memiliki latar belakang masalah untuk mengetahui profil pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. Profil dalam penelitian ini merupakan seperangkat ciri-ciri yang secara keseluruhan memberi gambaran tentang pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. Masalah pokok yang dibahas adalah bagaimanakah profil pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. Faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan wanita bekerja sebagai petugas kebersihan di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Subjek yang merupakan objek penelitian dengan mengambil sampel sebanyak tujuh orang pekerja wanita. Analisis data yang digunakan peneliti memasukan dan menyeleksi data yang telah diperoleh dengan uji kelayakan baik secara fenomologis, member chek, maupun triangulasi. Subjek penelitian yaitu pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya, supaya lebih mendalami karena terbatas oleh waktu maka peneliti mengambil sampel dengan teknik purposive sampling yang mengambil sumber data dengan pertimbangan yaitu yang menjadi objek penelitian mewakili seluruh pekerja wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya umumnya berpendidikan rendah yaitu hanya sampai sekolah dasar, dan mereka merupakan ibu rumah tangga dengan kondisi ekonomi yang rendah sehingga menjalani pola hidup yang sederhana. Selain itu bekerja sebagai petugas kebersihan jalan tidak memerlukan keahlian khusus karena membersihkan dengan cara menyapu dan juga menjaga lingkungan sudah lazim perempuan lakukan sebagai kodrat bahwa sifat wanita itu pemelihara dan penyayang. Sedangkan faktor yang menyebabkan wanita bekerja sebagai petugas kebersihan jalan adalah faktor desakan kebutuhan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan, adanya kesempatan kerja, serta adanya kebijakan pendukung.
Kata kunci: Profil PekerjaWanita, Petugas Kebersihan
1
2
ABSTRACT This study has the background of the problem to determine the profile of female workers janitor street in the city of Tasikmalaya. Profile in this study is a set of characteristics which overall gives an overview workers cleaning lady street in the city of Tasikmalaya.The main issue discussed was how the woman worker profile janitor street in the city of Tasikmalaya. What are the factors that cause a woman to work as a janitor in the city of Tasikmalaya. The method used is descriptive qualitative research methods, data collection techniques used were observation, interviews, literature, and documentation study. The subject is the object of research by taking a sample of seven women workers. Analysis of the data used researchers entering and selecting the data that has been obtained by testing the feasibility of either fenomologis, member check, or triangulation. Subjects of research are workers cleaning lady street in the city of Tasikmalaya, in order to more deeply because it is limited by the time the researchers took samples of the purposive sampling technique that takes the data source with the consideration that the research object represents all women. The results showed that female workers cleanliness of streets in the City Tasikmalaya are generally less educated up to primary school, and they are housewives with poor economic conditions to live a simple life. Besides working as a janitor road does not require any special skills due to clean by sweeping and also protecting the environment are common women do as nature that nature preserver and compassionate woman. While the factors that cause a woman to work as a janitor the urgency factor is the economy, low levels of education and skills, lack of job opportunities, as well as their supporting policies. Keywords: Profile of Female Workers, Officers Cleanliness A. Latar Belakang Konsep ibu rumah tangga muncul sebagai sebuah citra ideal perempuan disamping kepala rumah tangga sebagai citra ideal laki-laki. Munculnya konsep ini pada dasarnya merupakan hasil konstruksi budaya yang berakar pada nilai-nilai masyarakat setempat. Meskipun demikian, nilai-nilai tersebut tidaklah homogen (Faturochman, 2004:147). Perempuan tidak saja terlibat sebagai pekerja di sektor domestik, namun pada saat yang sama juga terlibat sebagai pekerja produktif di sektor publik.Diantara berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan yaitu pekerjaan sektor informal, salah satu pekerjaan tersebut adalah pekerja wanita petugas kebersihan jalan atau penyapu jalan yang sebelumnya dilakukan oleh laki-laki petugas kebersihan. Munculnya penyapu jalan perempuan karena keterbatasan personil pekerja laki-laki yang lebih di khususkan pada pekerjaan berat seperti pengangkutan sampah-sampah oleh truk-truk sampah, selain itu tujuannya utamanya yaitu untuk memberdayakan perempuan.
3
Penyapu perempuan ini disebut Srikandi. Penamaan tersebut disesuaikan dengan karakter pewayangan yaitu Srikandi, yang merupakana perwujudan dari emansipasi perempuan berbasis kultural Jawa.Hal tersebut merupakan gambaran dari suatu transformasi sosial menciptakan keadaan kesetaraan antara kaum perempuan dan laki-laki. Tugas utamanya yaitu membersihkan sampah di area kanan dan kiri jalan. Kegiatan yang dilakukan oleh Srikandisudah lazim mereka lakukan seperti memelihara lingkungan terutama halaman rumah maupun lingkungan sekitarnya, serta menjaga kebersihan dengan menyapu dan membuang sampah di tempatnya. Di Kota Tasikmalaya terdapat 92 pekerja wanita petugas kebersihan jalan yang tersebar dibeberapa jalur jalan protokol, disebabkan karena jalur jalan tersebut merupakan jalan utama di Kota Tasikmalaya dan menjadi pusat keramaian lalu lintas dan diawasi oleh 2 mandor,satu pada shift pagi dan satu lagi pada shift siang (petugas Dina Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan) yang masing-masing bertugas melihat dan memeriksa hasil pekerjaan serta melakukan pengabsenan dengan cara para pekerja menandatangani lembar absenan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya petugas kebersihan jalan, karena jika mereka tidak bekerja dalam waktu 3 hari berturut-turut tanpa keterangan yang jelas maka akan diberiakan sanksi. Setiap penyapu jalan mendapatkan pembagian kelengkapan kerja seperti sapu lidi, tempat sampah, baju/seragam, masker, sarung tangan, dan topi. Pembagian jam kerja terdiri dari 2 waktu, yaitu pagi hari mulai dari pukul 05.30 sampai dengan 10.30 WIB dan sore hari mulai dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Sesuai aturan dari Pemerintah Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kota Tasikmalaya, pekerjaan sebagai penyapu jalan ini sering disebut juga pekerja harian lepas (PHL) dengan tingkat upah yang disesuaikan artinya jika bekerja maka dalam satu hari itu mereka digaji dan tidak bekerja dalam satu hari maka tidak digaji. Namun upah tersebut diberikan setiap satu bulan satu kali yaitu pada awal bulan. Untuk itu penulis tertarik mengkaji kehidupan penyapu jalan perempuan tetapi memfokuskan hanya pada pekerja wanita petugas kebersihan dikarenakan sebagian besar pekerja merupakan ibu rumah tangga. Dalam hal ini bagaimanakah para ibu rumah tangga dapat membagi waktu mereka selain mengurusi rumah tangga mereka juga harus bekerja di luar rumah untuk menopang ekonomi keluarga. Maka dari itu penulis mengambil judul penelitian “Profil Pekerja Wanita Petugas Kebersihan Jalan Di Kota Tasikmalaya”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah profil pekerja wanita petugas kebersihan jalan di kota Tasikmalaya?
4
2. Faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya? C. Kajian Teori 1. Ketenagakerjaan Di dalam ekonomi, manusia dipandang sebagai faktor produksi. Dalam hubungannya dengan kegiatan produksi baik produksi barang maupun jaasa keterlibatan manusia sangat penting di samping faktor alam, modal, dan keahlian. Manusia dalam hal ini berperan sebagai penyedia tenaga kerja. Faktor tenaga kerja merupakan hal yang mutlak pada proses produksi. Sumberdaya alam yang melimpah, modal dengan jumlah besar, kemampuan seorang ahli yang luar biasa, tidak dapat meniadakan faktor tenaga kerja, karena tenaga kerja adalah faktor produksi yang mengerjakan (Sucitro, 2008:57). Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, sesudah, dan sebelum masa kerja. Goan Tiang dalam Mantra (2012:224) mengemukakan, Tenaga kerja adalah besarnya bagian dari penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Kusumosuwidho (1981 : 189), tenaga kerja terdiri dari: a. Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. b. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. c. Bukan angkatan kerja adalah bagian dati tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Menurut Siagian (1998 : 106) mengemukakan ada enam faktor penyebab kaum wanita memasuki lapangan kerja, diantaranya: a. Kesempatan memperoleh pendidikan terbuka untuk pria dan wanita. b. Wanita sebagai pencari nafkah utama Bukan hal yang mustahil dalam suatu rumah tangga, istri yang menjadi pencari nafkah utama bagi keluarganya karena suami yang seharusnya berperan sebagai pencari nafkah, tidak mempunyai pekerjaan dengan berbagai sebab seperti sakit dan diberhentikan dari tempat pekerjaan. Situasi itu menambah jumlah wanita yang memasuki lapangan kerja yang menjadi tantangan bagi pengguna tenaga kerja, karena: 1) Wanita belum tentu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan sehingga penempatannya pun terbatas pada kegiatan tertentu; 2) Produktivitas wanita tidak tinggi, kecuali jika diberikan pelatihan khusus yang berarti menambah beban finansial organisasi; 3) Tingkat kemangkiran yang tinggi karena harus menyelesaikan tugas sebagai ibu rumah tangga; 4) Kesulitan untuk meminta bekerja lembur; c. Keharusan wanita berkarya menambah penghasilan suami d. Wanita yang ditinggal mati suaminya
5
e. Wanita yang dicerai oleh suaminya f. Wanita yang menjadi ibu pada usia muda tanpa suami. D. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian adalah pengembangan pertanyaan dari rumusan masalah. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Profil pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya a. Bagaimana latar belakang keluarga? b. Apakah pekerja wanita tersebut penduduk asli Kota Tasikmalaya? c. Pekerjaan apa yang dilakukan sebelum bekerja sebagai petugas kebersihan jalan? d. Apakah sebagai petugas kebersihan jalan merupakan pekerjaan utama atau sampingan? e. Bagaimana kondisi ekonomi sebelum dan setelah bekerja sebagai petugas kebersihan jalan? 2. Faktor yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. a. Apakah kondisi ekonomi keluarga mempengaruhi wanita bekerja sebagai petugas kebersihan jalan? b. Apakah rendahnya pendidikan dan keterampilan mempengaruhi wanita bekerja sebagai petugas kebersihan? c. Apakah terbatasnya lapangan pekerjaan mempengaruhi wanita bekerja sebagai petugas kebersihan jalan? d. Bagaimana peran perempuan sebagai sumberdaya manusia? E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari, atau mendeskripsikan pemecahan masalah yang ada, pada masalah-masalahyang diarahkan untuk mengungkapkan data tentang “Profil Pekerja Wanita Petugas Kebersihan Jalan Di Kota Tasikmalaya. Penulis juga menggunakan teknik penelitian yang lain yaitu teknik observasi, teknik wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. F. Subjek dan Objek Penelitian Untuk mendapatkan data yang lebih fokus dan mendalam, pada penelitian ini digunakan informan berdasarkan karakteristik sebagai berikut: 1. Pekerja wanita petugas kebersihan jalan a) Usia b) Tingkat pendidikan c) Lama bekerja d) Karakteristik wilayah (tempat mereka bekerja) 2. Dinas kebersihan Kota Tasikmalaya.
6
G. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tasikmalaya yang difokuskan pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tawang, Kecamatan Cihideung, dan Kecamatan Cipedes. Dilaksanakan mulai dari bulan September 2015. H. Pembahasan 1. Profil Kehidupan Pekerja Wanita Petugas Kebersihan Jalan Di Kota Tasikmalaya a. Profil Ibu Denah sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Ibu Denah merupakan salah satu pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya yang paling tua yaitu berusia 59 tahun, dengan masa kerja yang sudah lama yaitu sudah 4 tahun bekerja dari awal Pemerintah Dinas Cipta Karya mulai mempekerjakan wanita sebagai penyapu jalan. Sejak ditinggalkan oleh suaminya, Ibu Denah harus bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya dan anak bungsunya yang belum memiliki pekerjaan. Bekerja sebagai petugas kebersihan jalan merupakan pekerjaan pokok karena sebelumnya beliau tidak memiliki pengalaman bekerja. Selama 4 tahun bekerja sebagai penyapu jalan, Ibu Denah telah beberapa kali di pindahkan jalur oleh Dina Cipta Karya. Jalur tempat beliau bekerja sekarang yaitu mulai dari SD Kudang Uyah – POM Bensin – STIMIK pada sisi kiri jalan. Alasan pemindahan jalur tersebut atas aturan dan kebijakan dari Pemerintah Dinas Cipta Karya dengan tujuan agar menambah pengalaman bekerja karena pada setiap daerah berbeda situasi lingkungannya. Aktivitas sehari-hari Ibu Denah yaitu jika bekerja shift pagi, beliau berangkat dari rumah menuju tempat kerja yaitu pukul 05.15 WIB karena pukul 05.30 WIB harus sudah memulai pekerjaannya sebagi penyapu jalan dan pukul 11.00 WIB pekerjaannya harus sudah selesai. Selama waktu kerja 5 jam tersebut Ibu Denah harus membersihkan sampah di pinggir kanan jalan dan diberikan waktu istirahat selama 30 menit. Meskipun telah selesai membersihkan jalan dari sampah selama masih jam kerja, Ibu Denah harus tetap berada di jalur tempat ia bekerja. Sesekali beliau bolak-balik untuk melihat apakah ada sampah lagi atau tidak. Setiap satu minggu ada pergantian waktu kerja, yaitu satu minggu shift pagi dan satu minggu shift siang.
7
(a)
(b) Gambar 1 Aktivitas Ibu Denah sebagai Petugas Kebersihan Jalan Pada Gambar (a) Ibu Denah sedang membersihkan sisi kanan jalan dari sampah dan pada Gambar (b) Ibu Denah memasukan sampahsampah ke dalam gerobak. Alat-alat yang digunakan ketika bekerja sebagai petugas kebersihan jalan yaitu sapu lidi, pengki, dan gerobak sampah. b. Profil Ibu Neneng Hermawati sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Ibu Neneng Hermawati sudah 4 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. Jarak dari rumah ke tempat beliau bekerja lebih kurang 4 kilometer. Setiap pagi jika akan berangkat ke tempat kerja beliau diantar oleh suami menggunakan kendaraan bermotor dan jika pulang kerja menggunakan angkutan umum. Pukul 04.00 pagi beliau sudah bangun karena sebelum berangkat kerja beliau harus menyiapkan sarapan dan keperluan sekolah kedua anaknya. Setelah semua pekerjaan rumah selesai, barulah Ibu Neneng berangkat bekerja. Pukul 05.00 pagi Ibu Neneng harus sudah berangkat karena pukul 05.30 pagi beliau harus sudah berada jalur tempatnya bekerja.
Gambar 2 Ibu Neneng sedang Mencabuti Rumput yang ada di Sekitar Trotoar
8
Bu Neneng di tempatkan di jalur jalan Selakaso sampai jalan Pataruman. Daerah tersebut merupakan daerah yang ramai oleh aktivitas manusia karena banyak pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan. Sampah yang dihasilkanpun bersumber dari aktivitas para pedagang dan para pejalan kaki yang melewati daerah tersebut. 5 jam kerja harus Bu Neneng manfaatkan betul untuk menyapu sisi kanan dan kiri jalan. Apabila pekerjaannya sudah selesai namun masih ada jam kerja, beliau mencabuti rumput liar yang ada disekitar trotoar. c. Profil Ibu Rina Rosdiana sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Ibu Rina Rosdiana merupakan penduduk asli Kota Tasikmalaya dan sudah 4 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Jarak dari rumah menuju tempat kerja lebih kurang 3 kilometer dengan menggunakan sepeda motor yang biasa beliau kendarai untuk bekerja setiap harinya. Pendidikan terakhir beliau yaitu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengambil kejuruan tekstil. Beliau menjelaskan alasannya bekerja sebagai petugas kebersihan jalan karena faktor ekonomi keluarga, sulitnya mencari pekerjaan, selain itu yang menyebabkan beliau lebih memilih bekerja sebagai petugas kebersihan jalan yaitu waktu kerjanya yang relatif singkat hanya 5 jam kerja mengingat bahwa beliau sudah berkeluarga dan mempunyai anak yang masih kecil sehingga membutuhkan perhatian lebih. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh Ibu Rina yaitu apabila bekerja shift pagi beliau tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Setelah pekerjaan rumah dan mengurusi buah hatinya, beliau bersiap untuk bekerja. Ketika harus bekerja beliau menitipkan anaknya kepada orang tuanya yang tidak jauh dari rumahnya. Selama 4 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan jalan, beliau sudah tiga kali dipindahkan jalur oleh kepala bidang kebersihan, yaitu yang pertama di jalur seputaran Mesjid Agung, yang kedua di jalur Padayungan, dan yang ketiga di jalur jalan Kalektoran. Perpindahan jalur tersebut dimaksudkan agar para pekerja mendapat pengalaman karena setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda. Sekarang beliau ditempatkan di jalur K.H Zaenal Mustofa yaitu mulai dari Tugu Asmaul Husna sampai Bank BCA pada sisi kanan jalan. Setiap satu minggu satu kali dilakukan pergantian shift kerja yaitu satu minggu shift pagi dan satu minggu shift siang. Setelah selesai bekerja beliau harus kembali ke jalur awal tempat pertama memulai pekerjaannya untuk memastkan tidak ada sampah yang masih berserakan sambil membawa peralatan yang digunakan untuk bekerja yaitu sapu lidi, pengki, dan gerobak sampah. d. Profil Ibu Aton Hasanah sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Ibu Aton Hasnah sudah 2 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Pendidikan terakhir Ibu Aton hanya sampai Sekolah Dasar saja karena keterbatasan ekonomi orang tua. Ibu Aton merupakan penduduk
9
asli Kota Tasikmalaya dan bertempat tinggal di Gunung Kawung RT 02 RW 07 Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang kota Tasikmalaya. Sebelum bekerja sebagai petugas kebersihan jalan, Ibu Aton bekerja sebagai buruh cuci dan pengasuh anak di tetangga dekat rumahnya. Namun penghasilan sebagai buruh cuci satu harinya hanya sebesar Rp. 20.000 dan penghasilan mengasuh anak setiap bulannya Rp. 300.000, dirasa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok, membayar tagihan listrik perbulan, dan kebutuhan lainnya. Kemudian Ibu Aton mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari temannya yang juga merupakan petugas kebersihan jalan. Persyaratan yang tidak begitu rumit dan jam kerja yang relatif singkat menjadikan Ibu Aton bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Ibu Aton di tempatkan sebagai petugas kebersihan jalan di jalur seputaran Dadaha. Menurut pendapat beliau pekerjaan ini tidak begitu sulit karena tidak memerlukan keterampilan dan bersih-bersih merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh kaum perempuan. Setelah beliau bekerja sebagai petugas kebersihan jalan, setiap bulannya dapat menyisihkan uang gaji tersebut untuk simpanan jikalau ada kebutuhan yang mendesak. Ketika istirahat shift pagi yaitu pukul 08.30, Ibu Aton mempergunakan waktu istirahatnya untuk melepas dahaga dan berteduh. Jika bekerja shift siang beliau mempergunakan waktu istirahat untuk beribadah e. Profil Fitri Kuraeni sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Fitri Kuraeni sudah bekerja sebagai petugas kebersihan jalan selama satu tahun dan mendapatkan informasi lowongan pekerjaan sebagai petugas kebersihan jalan dari saudaranya yang dekat dengan pegawai Dinas Cipta Karya. Pendidikan terakhir Fitri Kuraeni hanya sampai Sekolah Dasar karena keterbatasan ekonomilah yang menyebabkan Fitri tidak melanjutkan sekolah. Di usianya yang masih muda, Fitri harus bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup orang tua dan adik bungsunya yang masih bersekolah. Fitri menjelaskan bahwa mencari pekerjaan lain sangat sulit mengingat bahwa Ia hanya lulusan Sekolah Dasar. Dengan bekerja, Fitri bisa meringankan beban orang tuanya terutama Ia ingin kedua adiknya dapat mewujudkan cita-cita dan menempuh pendidikan sesuai dengan yang di harapkan. Fitri baru satu tahun bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Sebelum bekerja sebagai petugas kebersihan jalan, Fitri sempat bekerja di pabrik konveksi di Kawalu. Namun karena penghasilannya kurang mencukupi dan waktu bekerja di pabrik lebih lama sehingga Fitri berhenti bekerja dan memilih bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan Fitri jika bekerja sift pagi Ia berangkat dari rumah pukul 05.00 pagi, dari rumah ke tempat bekerja Ia berjalan kaki karena jaraknya dekat. Fitri di tempatkan di jalur jalan mulai dari Jalan Kapten Naseh lanjut ke Stopan Mitra Batik dan berakhir
10
di rel kereta api Jalan Sayuran. Karena jarak tempuh yang panjang maka Fitri hanya di tugaskan menyapu di bagian kiri jalan saja. Setelah selesai menyapu sampai batas yang telah di tentukan, kemudian Ia kembali lagi ke jalur awal untuk melihat dan membersihkan jalur tersebut jika masih terdapat sampah. Setelah bekerja Ia kembali membantu Ibunya di rumah. f. Profil Ibu Atin Minarti sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Ibu Atin Minarti merupakan pekerja wanita petugas kebersihan jalan yang di tempatkan di seputaran Alun-alun Kota Tasikmalaya. Beliau sudah 2 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Sebelum di tempatkan di Alun-alun, Ibu Atin di tempatkan di jalur Stopan Mitra Batik sampai ke SD Kudang uyah. Sebelumnya beliau sempat berjualan makanan di stasion, namun karena kekurangan modal akhirnya beliau berhenti berjualan dan tidak bekerja. Beliau mendapatkan informasi dari temannya yang bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Karena alasan ekonomi dan pendapatan suami kurang mencukupi kebutuhan serta waktu bekerja sebagai petugas kebersihan jalan hanya 5 jam saja, akhirnya beliau memutuskan untuk melamar pekerjaan sebagai petugas kebersihan. Aktivitas keseharian Ibu Atin jika bekerja shift pagi beliau berangkat dari rumah pukul 05.15 pagi, karena jarak dari rumah ke tempat kerja yang dekat (Lengkong – Alun-alun) beliau berjalan kaki. Seperti kebanyakan ibu rumah tangga lainnya, sebelum berangkat beliau tidak pernah melupakan tugasnya sebagi ibu rumah tangga dan mengurusi anak. Ketika beliau dan suami bekerja, kedua anaknya bersekolah. Pukul 11.00 setelah selesai bekerja, Ibu Atin menjemput kedua anaknyat. Kendala yang dialami Ibu Atin sebagai petugas kebersihan di jalur seputaran Alun-alun yaitu banyaknya sampah dari pepohonan dan aktivitas pedagang serta masyarakat yang ada disekitar Alun-alun. Oleh sebab itulah di jalur Alun-alun terdapat dua shift kerja. g. Profil Ibu Nia Kurniasih sebagai pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya Sudah tiga tahun Ibu Nia bekerja sebagai petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. Sebelumnya beliau sempat bekerja sebagai pengurus orang jompo. Beliau berhenti bekerja karena jarak tempat kerja yang jauh akhirnya beliau bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Kondisi ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan serta keterampilan maka beliau memilih bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Beliau mendapatkan informasi tentang pekerjaan tersebut dari pegawai Dinas Cipta Karya yang merupakan tetangga di kampungnya. Dengan persyaratan yang tidak sulit yaitu hanya fotocopy kartu keluarga, fotocopy KTP, pas foto, surat ijin bekerja yang ditanda tangani suami, serta surat lamaran pekerjaan akhirnya beliau memutuskan untuk bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Alasan beliau bekerja karena pendapatan suami yang tidak menentu, kondisi ekonomi dirasa cupuk untuk kebutuhan pokok, namun karena beliau menginginkan semua anak-
11
anaknya berpendidikan tinggi sehingga beliau bekerja demi membantu ekonomi keluarganya. Ibu Nia di tempatkan sebagai petugas kebersihan jalan di jalur Tugu Adipura sampai Perempatan Cihideung Gede. Selama 3 tahun bekerja beliau telah dua kali di pindahkan jalur, yang pertama di jalur jalan Pemuda sampai seputaran kantor Pemda, dan yang kedua di jalur Tugu Adipura sampai Perempatan Cihideung Gede yang merupakan tempat beliau bekerja sekarang. Beliau berangkat dari rumah menuju tempat kerja pukul 05.00 pagi dengan mengendarai sepeda karena jarak dari rumah hanya berkisar lebih kurang 2 kilometer. Lokasi tempat kerja beliau merupakan pusat perbelanjaan di Kota Tasikmalaya sehingga banyak aktivitas pedagang dan masyarakat disekitar. Maka pada setiap jalur pertokoan HZ di tugaskan 2 orang pekerja yaitu pada sisi kanan dan sisi kiri jalan. Terlebih lagi ketika ada Car Free Day(CFD) sampah yang dihasilkan dari aktivitas tersebut sangat banyak sampai ke bagian tengan jalan.
Gambar 3 Kondisi Tempat Ibu Nia Bekerja setelah selesai Car Free day 2. Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja sebagai Petugas Kebersihan Jalan di Kota Tasikmalaya a. Sosial Ekonomi yang Rendah Sebagian besar para pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya merupakan kaum ibu atau ibu rumah tangga dengan ekonomi keluarga yang rendah menyebabkan mereka harus bekerja untuk menambah pendapatan keluarga karena harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat. Semenjak suami meninggal dunia, Ibu Denah menjadi tulang punggung dan harus bekerja untuk membiayai hidup beserta anak bungsunya yang masih belum memiliki pekerjaan. Kondisi ekonomi keluarga Ibu Neneng Hermawati masih belum mencukupi, walaupun suaminya bekerja sebagai buruh bangunan dan upahnya yang tidak menentu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan jajan anak-anaknya. Sama halnya dengan Ibu Neneng,
12
Ibu Rina dan Ibu Atin pun bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup yang kian hari semakin meningkat. Selain itu, Ibu Aton Hasanah bekerja demi hidupnya karena beliau sudah 3 tahun hidup seorang diri. Suaminya sudah lama merantau dan anak laki-laki semata wayangnyapun pergi ke luar kota untuk bekerja. Sedangkan Fitri Kuraeni bekerja selain untuk menambah penghasilan orang tuanya. Setelah kedua orang tuanya bercerai, kini Fitri menjadi tulang punggung keluarga.Ia pun bekerja demi membiayai adiknya yang masih bersekolah. b. Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan yang Dimiliki Hampir semua pendidikan pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya berpendidikan rendah dan hanya tamatan sekolah dasar (SD). Mereka tidak memiliki keterampilan lain, karena pekerjaan penyapu jalan tidak harus memerlukan keterampilan khusus. Selain itu mayoritas petugas kebersihan ini merupakan ibu rumah tangga. Pekerjaan menyapu dan membersihkan lingkungan sudah lazim dilakukan oleh kaum wanita apalagi oleh ibu rumah tangga seperti para pekerja petugas kebersihan jalan ini. c. Faktor Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Lapangan pekerjaan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi angkatan kerja karena mereka selalu mencari lapangan pekerjaan yang cocok dan menurutnya pantas. Faktor ketersediaan lapangan kerja menimbulkan meningkatnya wanita dalam kegiatan ekonomi. Wanita yang bekerja diluar rumah banyak mengalami hambatan. Pola budaya masyarakat masih banyak yang meyakini bahwa kodrat perempuan yaitu sebagai ibu rumah tangga dan laki-laki sebagai pencari nafkah. Hal tersebut berakibat pada keterbatasan gerak perempuan, sehingga berpengaruh terhadap pilihan hidup bagi para wanita yang masih meyakini budaya tersebut. Pada kenyataannya ketersediaan bidang pekerjaan yang sesuai sifat-sifat dan karakter kewanitan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pilihan menjadi petugas kebersihan jalan bagi wanita yang menginginkan bekerja di sektor informal merupakan alternatif pilihan yang dianggap tepat, karena sesuai dengan kebiasaan wanita yaitu membersihkan rumah dan hasil pekerjaannya dianggap rapih, apik, dan teliti dalam membersihkan lingkungan. d. Faktor Kebijakan Pendukung Proses pembangunan sumberdaya manusia disegala bidang pada dasarnya mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Pada saat ini pelaksanaan pembangunan terutama di sektor ekonomi banyak mengikutsertakan kaum wanita. Setelah adanya
13
kesetaraan gender, maka baik laki-laki maupun perempuan untuk bekerja dan berperan dalam pembangunan. Semakin banyak program-program pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh sebab itulah timbul keanekaragaman tenaga kerja. Keanekaragaman tersebut timbul karena meningkatnya taraf pendidikan masyarakat, pengaruh kemiskinan, serta terjadinya pergeseran norma sosial. Norma sosial yang awalnya hanya membenarkan kaum pria sebagai pencari nafkah menjadi berubah. Secara tradisional dalam masyarakat kaum pria yang lebih bertanggung jawab sebagai pencari nafkah. Tetapi, pada jaman modern sekarang terlihat banyak wanita yang memasuki lapangan kerja, tidak hanya di sektor formal tetapi juga di sektor informal. I. Analisis 5W1H dan Analisis Demografi Secara Kualitatif terhadap Pekerja Wanita Petugas Kebersihan Jalan Di Kota Tasikmalaya 1. Analisis 5W1H Studi dan analisis geografi meliputi gejala manusia dengan gejala alam, dan meliputi penyebaran, serta interaksi dalam ruang. Analisis geografi dapat menjawab what, where, when, who, why, dan how.(1)What (Apa). Apa yang diteliti?Profil pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah sketsa biografi yang memberikan gambaran dan penjelasan tentang pekerja wanita serta faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi mereka bekerja sebagai petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. (2)Where (Dimana). Dimana lokasi kerja para petugas kebersihan?Lokasi tempat para petugas kebersihan bekerja yaitu di Kota Tasikmalaya yang disebar dibeberap kecamatan dan di utamakan di pusat kota. (3) When (Kapan). Sejak kapan petugas kebersihan jalan digantikan oleh perempuan?Sejak tahun 2012 petugas kebersihan jalan digantikan oleh perempuan yang dulu dikerjakan atau dilaksanakan oleh petugas kebersihan laki-laki. (4) Who (Siapa). Siapa yang memberiakan keputusan atau kebijakan atas digantikannya petugas kebersihan jalan lakilaki oleh perempuan?Yang memberiakan keputusan atau kebijakan atas digantikannya petugas kebersihan jalan laki-laki oleh perempuan yaitu Walikota Tasikmalaya melalui Dina Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kota. (5) Why (Mengapa). Mengapa perempuan yang dijadikan sebagai petugas kebersihan jalan?Untuk memberikan peluang kerja dan memberdayakan kinerja perempuan. Selain itu sifat perempuan didalam kebersihan lebih baik dibandingkan laki-laki karena perempuan lebih telaten dan teliti. (6) How (Bagaimana). Bagaimana sistem kerja para wanita petugas kebersihan jalan? 1) Untuk shift pagi: Pukul 05.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB Istirahat pukul 08.30 sampai dengan pukul 09.00 WIB 2) Untuk shift siang: Pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB Istirahat pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB dan pukul 15.00 sampai dengan pukul 15.30 WIB.
14
3) Pergantian shift dilaksanakan setiap 1 (satu) minggu sekali; 4) Apabila 3 (tiga) hari dalam satu bulan tidak masuk kerja dianggap mengundurkan diri; 5) Dilarang memungut uang, barang, atau benda apapun dari masyarakat; 6) Menjaga, merawat, dan memelihara seragam dan peralatan kebersihan yang telah diberikan; 7) Apabila tidak masuk kerja maka dilakukan pemotongan upah sesuai dengan jumlah hari tidak bekerja. 2. Analisis Demografi secara Kualitatif tentang Pekerja Wanita Petugas Kebersihan Jalan a. Pendidikan Pendidikan para petugas kebersihan jalan hanya sampai tamatan sekolah dasar (SD) dan mereka tidak memiliki keahlian lain. Mereka tidak tahu lagi pekerjaan yang lebih baik sebab tingkat pendidikan dan keterampilan mereka sangat rendah. b. Pekerjaan. Sebagian besar dari kelompok setengah penganggur sukarela ini adalah pekerja perempuan. Pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kajian tentang ketenagakerjaan. Mereka termasuk kedalam kelompok bekerja tidak penuh dan kelompok setengah penganggur sukarela. Pekerjaan sebagai petugas kebersihan jalan termasuk pekerjaan informal. c. Ekonomi atau Pendapatan. Besar kecilnya penghasilan mempengaruhi taraf hidup manusi. Kondisi ekonomi keluarga yang rendah menyebabkan para ibu rumah tangga bekerja sebagai petugas kebersihan jalan untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. d. Kesehatan. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya. Tingkat kesehatan tidak dapat dilepaskan dari pendapatan yang diperoleh seseorang. J. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang profil pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya umumnya berpendidikan rendah hanya sampai lulusan Sekolah Dasar (SD) saja dan merupakan ibu rumah tangga. Sebagian besar suami mereka bekerja sebagai buruh bangunan, bahkan ada sebagian pekerja wanita yang ditinggal (meninggal dunia dan merantau) oleh suaminya sehingga membuat pekerja wanita petugas kebersihan jalan tersebut menggantikan peran suaminya menjadi tulang punggung keluarga dan kehidupan mereka sederhana karena upah sebagai petugas jalan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anaknya. 2. Faktor yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai petugas kebersihan jalan yaitu karena desakan ekonomi keluarga yang rendah, rendahnya tingkat
15
pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki, adanya kebijakan pendukung serta adanya kesempatan kerja yang diberiakn oleh Pemerintah sebagai upaya pemberdayaan perempuan di Kota Tasikmalaya dalam kebersihan lingkungan khususnya wilayah Kota Tasikmalaya. K. Saran Adapun saran dari penulis agar penelitian ini bermanfaat adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan perlu adanya perluasan lapangan kerja bagi kaum perempuan di Kota Tasikmalaya. 2. Saran bagi pemerintah diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam upaya memperhatikan pemberdayaan pekerja wanita (ibu rumah tangga) pada sektor informal khusunya pada pekrja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang membahas tentang peranan pekerja wanita petugas kebersihan jalan di Kota Tasikmalaya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. DAFTAR PUSTAKA Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Irwan, Zoer’aini Djamal. 2009. Besarnya Ekspolitasi Perempuan dan Lingkungan di Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Mantra, Ida Bagoes.(2003). Demografi Umum. Yogyakarta: PustakaPelajar. Moeleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Siagian, Sondang P. 1998. Menejemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Wirosuhardjo, Kartomo. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: F.E.U.I.