Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................Asti
PROFIL ALBUMIN DAN GLOBULIN DARAH AYAM PETELUR FASE LAYER PADA TEMPERATUR HUMIDITY INDEX YANG BERBEDA PROFILE OF ALBUMIN AND BLOOD GLOBULIN OF THE LAYING HENS ON DIFERENT TEMPERATURE HUMIDITY INDEX
A. Rahadian*, A. Mushawwir, K. A. Kamil Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2011 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian tentang perubahan profil albumin dan globulin darah ayam petelur fase layer pada THI yang berbeda telah dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2014 di peternakan ayam petelur CV. Acum Jaya Abadi, Desa Sumur Wiru, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan profil albumin dan globulin darah ayam petelur fase layer pada THI yang bebeda. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah ayam petelur fase layer sebanyak lima belas ekor yang diberikan dua perlakuan yaitu pada level tinggi (THI 84) dan level rendah (THI 74). Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan profil albumin dan globulin darah ayam petelur fase layer pada THI yang berbeda serta profil albumin dan globulin darah ayam petelur fase layer meningkat seiring dengan peningkatan nilai THI. Kata kunci : albumin, ayam petelur, globulin, THI
ABSTRACT Fiften laying hens used each in the two THI levels which were the high level (THI 89) and low level (THI 74) in this research. The research was conducted from October to November 2014, at Poultry Farm CV. Acum Jaya Abadi, Sumur Wiru Village, Cibeureum, Kuningan, West Java. The purpose of this study to investiget the effect of THI on profile of albumin and blood globulin in laying hen. Data were collected and analyzed by a paired t-test method. Base on this study result showed that profile of albumin and blood indicated an increase in group of laying hens of high THI higher than of low THI, significantly. Key words : albumin, laying hens, globulin, THI
PENDAHULUAN Suhu dan kelembaban merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap fisiologis ternak. Hubungan besaran suhu dan kelembaban udara biasa disebut
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ..............................................................Asti
dengan THI. Nilai THI ini dapat menentukan zona stres ternak, semakin tinggi nilai THI maka ternak semakin dalam keadaan stres. Ayam petelur memerlukan kondisi lingkungan yang nyaman (comfort zone) agar berproduksi secara optimal dengan batasan suhu dan kelembaban lingkungan berada pada thermoneutral zone. Pada keadaan thermoneutral zone suhu tubuh bisa dipertahankan tetap karena adanya homeostasis (Abbas, 2009). Kemampuan mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal merupakan kegiatan yang sangat mempengaruhi reaksi biokimiawi dan proses fisiologis dalam kaitannya dengan metabolisme tubuh ayam, kegiatan ini akan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada suhu tubuh ayam petelur. Perubahan tersebut akan direspon secara fisiologik agar dapat mempertahankan proses biokimiawi (Mushawwir dan Latipudin, 2012). Albumin, globulin dan total protein serum/palsma darah serta glukosa dan koleseterol merupakan biomolekul yang penting sebagai penanda ternak stres panas (Mushawwir dkk, 2011). Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan dan seberapa besar perubahan profil almbunin dan globulin darah ayam petelur pada THI yang berbeda. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.
Objek Penelitian Ternak yang diamati pada penelitian ini adalah 15 ekor ayam petelur fase layer tipe
medium. Sampel ayam tersebut dipelihara dalam kandang sistem battery individual di kandang ayam petelur milik CV. Acum Jaya Abadi. 2.
Bahan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa bahan yang digunakan yaitu plasma darah,
alkohol 70%, aquades, NaOH 2,5 M, NaK Tartat, CuSO4.5H2O, albumin, Na Azida, Na BCG, asam suksinat dan brij 35. 3.
Metode Penelitian
(1)
Pengukuran suhu dan kelembaban Pengukuran suhu dilakukan setiap minggu selama satu bulan pada pagi hari pukul
05.00-06.30 WIB dan siang hari pukul 12.30-14.00 WIB. Suhu dan kelembaban kandang diukur dengan menggunakan thermometer bola kering (DB) dan bola basah (WB). Thermometer ditempatkan di tiga titik dalam kandang, data yang diperoleh dari tiga titik tersebut dirata-ratakan kemudian hasil pengamatan ditulis pada tabel. THI dihitung berdasarkan rumus (Hernawan dkk, 2012). Menulis hasil pengamatan pada tabel Thermal
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ..............................................................Asti
Comfort Zone (TNZ) ditentukan berdasarkan THI hasil perhitungan pada grafik THI yang telah dibuat (2)
Penentuan THI dan Grafik Sumbu X ditentukan sebagai temperatur (⁰C) dan sumbu Y sebagai kelembaban (%).
Skala minimal dan maksimal suhu ditentukan dengan cara, menetapkan skala minimal suhu 720F dan maksimal 2120F, suhu kemudian dikonversikan kedalam 0C dengan menggunakan tingkat ketelitian skala 1 untuk Fahrenheit contoh 72; 73; 74 …. ; 2120F, dan suhu yang berdasarkan pengukuran dan skala minimal kelembaban 0% dan maksimal 100%, dengan ketelitian skala 5, contoh 0,5, 10......100%. Formula yang digunakan untuk membuat grafik THI yaitu : THI = (1,8 × Tdb + 32) + ((0,55-0,0055RH) ((1,8 × Tdb + 32) − 58)) Program Microsoft Office Excel digunakan untuk mempermudah perhitungan dan pembuatan grafik. Masing-masing comfort zone-nya akan diberi warna yang berbeda (berdsarkan Dr. Frank Wiersama , University of Arizona, in Tropical Dairy Farmers in the Humid Tropics, by John Moran, 2005), dengan ketentuan < 72
: zona tidak stres
72- 78 : zona stres ringan 78-89 : zona stres berat 89-90 : zona stres sangat berat > 98 : zona tidak bertahan hidup 1)
Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah dilakukan dengan menggunakan syringe pada bagian vena
pectoralis yang telah dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Sampel darah diambil sebanyak 9 ml kemudian dimasukan ke dalam tabung ber-Edta dan diberikan label sesuai keterangan sampel dan dipindahkan kedalam coller box agar kualitas sampel tetap baik. Sampel darah disentrifugasi untuk mendapatkan plasma dan selanjutnya akan dianalisis di laboratorium.
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
(3)
Penetapan Kadar Protein PlasmaTotal (biuret) Analisis kadar protein plasma total, dilakukan menggunakan prinsip uji biuret. dibuat
pereaksi biuret dan larutan standar protein. Pereaksi buret dipipetkan ke dalam 62 tabung yang terdiri dari satu tabung blanko, satu tabung standar dan 60 tabung reaksi, masingmasing sebanyak 8 mL, kemudian tabung blanko ditambahkan aquades 50 µL, tabung standar ditambahkan 100 µL larutan standar protein dan tabung sampel ditambahkan100 µL plasma. Semua tabung dihomogenkan kemudian diamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Larutan sampel uji, standar, dan blanko dibaca serapannya pada panjang gelombang 540 nm. Nilai baca serapan dianalisis dengan rumus berikut: Kadar protein = (4)
𝐴𝑢 −𝐴𝑏 𝐴𝑠 −𝐴𝑏
× 6 g. dL10-1
Penetapan Kadar Albumin Plasma Analisis kadar albumin dilakukan dengan menggunakan tehknik pewarnaan
bromkresol hijau. Membuat larutan bromkresol hijau (BCG) dan melarutkan standar albumin sama dengan larutan standar untuk penetapan kadar protein plasma total. Larutan BCG dipipetkan ke dalam 62 tabung reaksi yang terdiri dari satu tabung blanko, satu tabung standar dan 60 tabung sampel masing-masing sebanyak 10 ml kemudian tabung blanko ditambah dengan 50 µL aquades, tabung standar ditambah dengan 50 µL standar albumin dan tabung sampel ditambah dengan 50 µL sampel plasma. Semua tabung dihomogenkan dan diamkan selama 10 menit pada suhu kamar dan baca serapanya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 628 nm. Hasil baca serapan dianalisis dengan rumus berikut: Kadar Albumin =
𝐴𝑢 −𝐴𝑏 𝐴𝑠 −𝐴𝑏
× 6 g. dL10-1
Kadar globulin diperoleh dengan mengurangi kadar protein total dengan kadar albumin. 4.
Analisis statistika Data yang diperoleh dianalisis menggunakan menggunakan uji t- Test berpasangan.
Perlakuan percobaan yaitu : P1 : Ayam petelur pada nilai THI 74 P2 : Ayam petelur pada nilai THI 89
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus :
𝑡=
𝑑 𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 , 𝑛 − 1 2 𝑆𝑑 ( 𝑑)2 𝑛 𝑛(𝑛 − 1)
𝑑2 −
𝑆𝑑 =
Keterangan : d = selisih angka mutlak Sd = standar deviasi n = sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian profil albumin dan globulin darah ayam petelur fase layer terhadap THI yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan hasil pengamatan profil albumin dan globulin No
Perlakuan
Albumin (g/dl)
Globulin (g/dl)
1
THI 74
3,84a
6,71a
2
THI 89
4,98b
7,27b
Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunujukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) Penelitian (Tabel 1) dapat diketahui bahwa profil albumin lebih tinggi pada nilai THI 89 dibandingkan nilai THI 74, hal ini menunjukkan bebeda nyata (P<0.05). THI yang tinggi disebabkan oleh suhu dan kelembaban yang tinggi sehingga ayam berada pada zona tidak nyaman. Ayam petelur melakukan serangkaian proses homeostasis di dalam tubuhnya pada keadaan yang tidak nyaman akibat cekaman panas. Proses homeostasis merupakan kegiatan y
yang akan mempengaruhi reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Albumin dapat meningkat pada kondisi cekaman panas melalui berbagai proses dalam tubuh. Albumin adalah protein yang paling melimpah di dalam plasma yang merupakan protein utama yang dihasilkan oleh hati (Roche dkk., 2008). Albumin merupakan salah satu protein darah yang penting dalam tubuh yang berperan dalam proses homeostasis. Menurut
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
Frandson (1992) albumin berperan penting didalam pengikatan dan transfor berbagai zat di dalam darah, dan bertanggung jawab pada sekitar 80% dari tekanan osmotik potensial dari plasma. Kondisi cekaman panas akan mengirimkan sinyal ke hipotalamus untuk merangsang saraf simpatis untuk membebaskan hormon efineprin dan menyebabkan aliran darah meningkat. Ayam tidak memiliki kelenjar keringat sehingga pada saat aliran darah meningkat akan dievaporasikan dengan cara panting. Pada hal tersebut CO2 banyak dilepaskan dan ayam banyak kehilangan air. Cekaman panas menyebabkan kehilangan air akan berlanjut dengan meningkatnya tekanan osmotik (hiperosmolaritas) dan menurunya volume darah (hipovolemia) Rahardja (2010). Kondisi lain adalah pengeluaran urin yang berlebihan guna mengurangi panas tubuh, yang dapat memacu pengeluaran mineral- mineral elektrolit (Na+, K+, Cl). Hal ini menyebabkan resistensi mineral di ginjal maka tekanan osmotik akan terganggu. Albumin berperan penting dalam menjaga tekanan osmotik dalam tubuh, maka pada saat THI meningkat albumin akan meningkat sebagai upaya untuk menjaga tekanan osmotik dalam tubuh. Menurut Frandson (1992) albumin dapat menjaga tekanan osmotik karena albumin dan protein- protein lain yang berat molekulnya tinggi tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler dan oleh karenanya akan membantu mempertahankan cairan berada di dalam sistem vaskular. THI yang meningkat menyebabkan ayam petelur mengalami cekaman panas yang ditandai dengan meningkatnya profil albumin dalam darah. Hasil penelitian ini diperkuat dengan pernyataan dari beberapa hasil penelitian menunjukkan, peningkatan albumin serum ketika terjadi cekaman panas dan ketidakseimbangan elektrolit mineral (Mushtaq dkk., 2013). Ayam mengalami cekaman panas pada THI 89 ini terkait dengan meningkatnya pembentukan hormon glukokortikoid. Menurut Kadir (2001) pada stres (cekaman panas) berlanjut lebih dari beberapa hari akan segera direspon oleh hipotalamus untuk memebentuk CRH (Corticotrophin Releasing Hormone) dan CRH ini akan menstimulasi pembentukan ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) pada hipofisa anterior yang kemudian ACTH ini menginduksi pembentukan glukorkotikoid pada kelenjar adrenal korteks. Konsentrasi hormon glukokortikoid yang meningkat merupakan salah satu penyebab profil albuminn meningkat. Hal tersebut dikarenakan hormon glukokortikoid dibawa oleh albumin. Menurut kaslow (2010) konsentrasi albumin dapat meningkat karena dehidrasi ringan, gagal dalam penggunaan perombakan protein, kelebihan hormon glukokortikoid, dan
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
turunan. Menurut Roche dkk. (2008) peningkatan konsentrasi albumin umumnya disebabkan oleh naik-turunnya volume darah. Dalam rangka upaya mempertahankan tekanan osmotik darah yang terganggu sebagai dampak pengeluaran ion mineral berasma dengan air melalui urine/feces dan pernafasan, maka menyebabkan peran ion mineral mengalami penurun fungsi. Tekanan osmotik sangat penting bagi cairan tubuh, oleh karena itu untuk menjaga tekanan tersebut maka bukan hanya ion mineral yang memiliki peran dalam mempertahankan tekanan osmotik tetapi juga dibantu oleh beberapa molekul penting seperti albumin. Inilah yang menjadi alasan utama penting kadar albumin dipertahankan dalam darah dan dijaga ketat reabsorbsinya oleh ginjal. Kim dkk. (2015) mengemukakan bahwa keseimbangan asam basa (molaritas) cairan tubuh sangat penting dijaga, dalam keadaan pengeluaran ion mineral berlebihan maka albumin menjadi penyangga utama dan akan ditingkatkan kadarnya dalam melalui reabsorbsi dengan tekanan onkotik di glomerulus ginjal. Pengaruh perlakuan terhadap profil globulin darah ayam petelur fase layer menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Hal tersebut disebabkan karena pada nilai THI yang tinggi ayam berada pada zona tidak nyaman. THI yang tinggi dalam penelitian ini diakibatkan dari suhu dan kelembaban yang tinggi, hal ini merupakan salah satu penyebab ayam mengalami cekaman panas. Komponen protein yakni albumin dan globulin secara tidak langsung berperan dalam proses homeostasis. Globulin adalah komponen darah sangat penting karena antibodi merupakan globulin gamma (Hicks dkk., 1998). Cekaman panas yang berkepanjangan akan mengakibatkan pelepasan hormon CRH untuk menstimulasi pembentukan ACTH dan menginduksi pembentukan hormon. Pelepasan hormon glukokortikoid menurut (Sugito dan Delema, 2009) menimbulkan efek terhadap pertahanan immunitas. Globulin memiliki peran terhadap immunitas, karena menurut Hiks dkk. (1998) dan Frandson (1992) antibodi merupakan globulin gamma. Pada saat cekaman panas kenaikan glukokortikoid yang akan menggangu immunitas harus dipertahankan dengan cara peningkatan globulin. Peningkatan glukortikoid oleh cortex adrenal sebagai stimulasi dari meningkatnya hormone adreno corticoid hormone (ACTH), meningkatkan mobilaisasi estrogen ke nucleus. Diketahui bahwa estrogen mampu menstimulai sintesi protein spesifik di dalam sel. Salah satu protein spesifik yang distimulasi adalah globulin. Yahav (2004) mengemukakan bahwa
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
estrogen dapat melewati membran sel tanpa menggunakan reseptor di membran sel, tapi estrogen akan langsung memasuki nucleus dan berikatan dengan protein faktor transkripsi, maka kompleks ini dapat memicu sintesis protein spesifik seperti globulin. Aspek lain yang menjadi alasan utama peningkatan globulin adalah perlunya dipertahankan kondisi immunitas. Terkait dengan hal ini maka dapat dijelaskan bahwa peningkatan cekaman panas yang ditandai dengan tinginya THI, meningkatkan hormone cortisol. Hormon ini menyebabkan rasio
lymphosit dengan neutrophil akan berubah.
Aengwanich (2007) mengemukakan bahwa rasio lymphosit terhadap neutrophil yang berubah akan menginduksi peningkatan sintesis globulin darah guna mempertahankan immunitas tubuh. SIMPULAN DAN SARAN 1.
Simpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan profil albumin dan
globulin darah ayam petelur fase layer pada temperature humidity index yang berbeda dan Profil albumin dan globulin darah ayam petelur fase layer meningkat seiring dengan peningkatan nilai temperature humidity index. 2.
Saran Disarankan agar lingkungan pemeliharaan ayam ras petelur tidak melebihi indeks THI yang tinggi (> 89). THI yang tinggi (> 89) telah menyebabkan strespada ayam petelur yang ditandai dengan peningkatan aktivitas metabolis protein dalam tubuhnya, sehingga dikhawatirkan akanberdampak terhadap performa produksinya.
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
DAFTAR PUSTAKA Aengwanich, W. 2007. Effects of High Environmental Temperature on Blood Indices of Thai Indigenous Chickens, Thai Indigenous Chickens Crossbred and Broilers. International Poult. Sci. 6, 427-430. Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gajah Mada Press. Yogyakarta. 417418. Hicks, T. A. , J. J. McGlone, C. S. Whisnant, H. G. Kattesh and R. L. Norman. 1998. Behavioral, Endocrine, Immune, and Performance Measures for Pigs Exposed to Acute Stress. J. Anim. Sci. 76 : 474 – 483 . Kadir, A. 2001. Perubahan Hormon Terhadap Stress. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Kaslow JE. 2010. Analysis of Serum Protein. Santa Asssna : 720 North Tustin Avenue Suite 104, CA. Kim, Y.I., J. M. Park, Y. H. Lee, M. Lee, D. Y. Choi, dan W. S. Kwak. 2015. Effect of Byproduct Feed-based Silage Feeding on the Performance, Blood Metabolites, and Carcass Characteristics of Hanwoo Steers (a Field Study). Asian Australas. J. Anim. Sci. 28:180-187. Mushawwir. A. dan D. Latipudin. 2012. Respon Fisiologi Thermoregulasi Ayam Ras Petelur Fase Grower dan Layer. Proseding Seminar Nasional ISAA. 978-602-097-243-5 Mushawwir, A. D. Latipudin, A. Yulianti dan D. Nurrasayidah. 2011. Profil RNAretikulosit dan Aktivitas Glikogenolisis melalui Jalur cAMP (Adenine Monophosphate Cyclic) Domba Ekor Gemuk yang Mengalami Stress Transportasi. Seminar Nasional peternakan berkelanjutan 4. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung. 978-602-95808-6-2 Mushtaq, M.M.H, T. N. Pasha, M. Akram, T. Mushtaq, Parvin, H. C. Choi, J. Hwangbo dan J. H. Kim. 2013. Growth Performance, Carcass Characteristics and Plasma Mineral Chemistry as Affected by Dietary Chloride and Chloride Salts Fed to Broiler Chickens Reared under Phase Feeding System. Asian Australas. J. Anim. Sci. 26:845855. Rahardja Prawira, 2010. Ilmu Lingkungan Ternak. Masagena Press Makasar. Makasar : 52. Roche, Rondeau, Ranjan Singh, Tarnus an Bourdon, 2008. The Antioxidant Propertis Of Serum Albumin. Laboratoire de Biochimie et Ge´ne´tique Mole´culaire (LBGM), Universite´ de La Re´union, Saint Denis de La Re´union, France. Sugito dan M. Delima. 2009. Dampak Cekaman Panas Terhadap Pertambahan Bobot Badan, Rasio Heterofil:limfosit dan Suhu Tubuh Ayam Broiler. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. J. Ked. Hewan Vol. 3 No. 1 Maret 2009.
Profil Albumin dan Globulin Darah Ayam Petelur ............................................................. Asti
Yahav, S., A. Straschnow, D. Luger, D. Shinder, J. Tanny and S. Cohen. 2004. Ventilation, Sensible Heat Loss, Broiler Energy, and Water Balance Under Harsh Environmental Conditions. Poult. Sci. 83, 253–258