Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
Produk Peredam Stres untuk Aktifitas Kantor bagi Wanita Karir dengan Stimulus Pada Indera Manusia Anindi Maulidya Fatima
Dr. Yasraf Amir Piliang, MA
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : karir, relaksasi, stimulus, stres, wanita Abstrak Dewasa ini, perubahan tatanan masyarakat dan tingginya tingkat ilmu pengetahuan mentransformasikan peran wanita sebagai pencari nafkah. Namun pada praktiknya, terdapat berbagai kendala yang dialami wanita dalam melakukan aktifitas di kantor, seperti terbatasnya ruang gerak dan lamanya waktu kerja. Keterbatasan ini meningkatkan stress yang memupuk dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi wanita karir. Stres yang dialami wanita karir tersebut dapat diminimalisir melalui beragam metode relaksasi yang dikemas dalam sebuah produk interaktif yang mudah digunakan. Persepsi menenangkan yang diciptakan oleh stimulus pada indera penglihatan, pendengaran, dan peraba didapat berdasarkan kajian psikologi dan tinjauan kepada wanita karir sebagai landasan data faktual dalam pengembangan produk
Abstract Nowadays, changes in society and high level of science transform women’s role into someone who make the living. In practice, there are various obstacles experienced by career womam at their office, such as limited working space and long working hour. The condition triggers stress which in long term could have negative impact. Several types of relaxation method which combined as an interactive and easy to use product could minimize the stress. The soothing perception applied in the product created by sight, hearing, and touch sense stymulous obtained from psychological studies and surveys to career woman as basis of the development of product.
Pendahuluan Stres atau keadaan tidak setimbang dapat dialami oleh siapapun. Keadaan ini terjadi saat tuntutan tidak sesuai dengan kemampuan yang ada. Seorang dokter dari Rumah Sakit Soeharto Heerdjan Jakarta menyatakan 1.33 juta penduduk kota besar seperti DKI Jakarta diperkiraan mengalami gangguan kesehatan mental atau stres. Penyebab utama dari gangguan stres ini adalah masalah tata ruang kota DKI Jakarta dan masalah pekerjaan. Ketika stres dibiarkan memupuk, sistem fisik dan mental tubuh mengalami dampak negatif. Beberapa studi bahkan menyatakan bahwa stres yang berlanjut dapat menyebabkan penyakit mental skizofernia. Melihat dampak buruk dari hal ini sewajarnya setiap individu mencegah terjadinya stres tersebut. Namun demikian, terdapat banyak keadaan yang memaparkan individu pada tekanan. Pada praktiknya, tekanan seperti ini lebih terasa ketika individu menggunakan emosi untuk menghadapi dan menyelesaikan stres yang dialami. Gender wanita dalam menghadapi stres lebih sering menggunakan mekanisme emotional focused coping (Skuee&Kirby,1995) yaitu mekanisme yang menggunakan emosi untuk menyelesaikan tekanan yang ada, Fakta ini membuktikan bahwa tingkat stres yang dialami wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini menjadi kendala baru dimana adanya perubahan tatanan masyarakat dan tingginya ilmu pengetahuan membangun pemikiran akan kesetaraan gender yang menyebabkan perubahan peran wanita yang kini juga sebagai pencari nafkah. Peran pencari nafkah yang kini marak dijalankan oleh wanita pada kota besar adalah peran wanita karir. Wanita karir merupakan pihak gender yang mempunyai pekerjaan atau jabatan dimana diharapkan untuk berkembang pada periode yang akan datang (KBBI,1996). Peran ini tentunya tidak luput dari permasalahan stres yang ada, waktu kerja di atas 8 jam dan ruang gerak yang terbatas menjadi pokok permasalahan yang disoroti dapat meningkatkan rasa stres yang dialami. Pasalnya ketika mendapat tekanan, mereka tetap harus berada di ruang kerja. Konsekuensi dari keadaan ini adalah stres yang tidak dapat diseleksi satu persatu ataupun menurunnya tingkat produktivitas wanita karir. Tidak hanya berhenti pada ranah itu saja, fungsi fisik dan psikis tubuh dapat mengalami kerusakan dengan adanya stres yang menumpuk.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
Produk Peredam Stres untuk Altivitas Kantor bagi Wanita Karir dengan Stimulus pada Indera Manuisa
Melihat keadaan seperti ini munculah peluang baru untuk mencari bentukan produk yang dapat membantu wanita karir untuk meredam stres yang dialami. Rancangan tersebut harus memperhatikan keterbatasan wanita karir dalam ruang kerjanya. Penelitian dilakukan untuk menemukan metode relaksasi yang tepat untuk aplikasi pada wanita karir dengan aktivitas perkantoran.
Grafik 1. Preferensi stimulus pada indera manusia, survey 30 responden (sumber: penulis)
Peluang Desain Peluang yang ditemukan dalam penelitian ini adalah alat bantu pengelola stres dengan pemberian persepsi menenangkan pada indera penglihatan, pendengaran, dan peraba (Grafik.1) Survey dilakukan kepada 30 responden pada tanggal 13-28 November 2012, akan preferensi stimulus yang dapat memberikan efek menenangkan. Semua responden menjawab pilihan stimulus indera penglihatan seperti cahaya, 25 responden memilih stimulus pendengaran, 6 responden memilih stimulus penciuman, dan sebanyak 19 responden memilih stimulus indera peraba. Produk yang dirancang menjadi sebuah produk compact dengan kombinasi stimulus pada indera yang dipilih secara rata-rata. Untuk awal perancangan, dilakukan tinjauan akan produk peredam stres yang telah beredar di masyarakat. Produk yang telah ada jarang yang memperhatikan fungsi pada persepsi manusia namun hanya memberikan rasa senang tanpa tinjauan dari sisi kesehatan tubuh dan pikiran. Produk yang beredar mayoritas diperuntukkan bagi laki-laki ataupun produk no-gender. Sedangkan indera yang distimuli cenderung hanya satu indera saja. Peluang desain ini despesifikkan lagi berdasarkan kebutuhan wanita karir akan moda relaksasi yang mudah digunakan dalam ruang kerja. Berdasarkan analisis aktivitas wanita karir, penggunaan ditetapkan pada batasan ruang kerja yaitu meja kerja. Untuk mencapai tujuan tercapaianya persepsi menenangkan, dibutuhkan berbagai studi sebagai data basis pengembangan desain secara lanjut. Proses Studi Kreatif Dalam perancangan produk peredam stres ini, dibuatlah batasan-batasan masalah sebagai acuan awal pengembangan, yaitu:
Aktivitas wanita karir pada ruang kerja
Moda relaksasi yang dapat dilakukan dalam ruang kerja dan dalam posisi bekerja
Moda relaksasi yang dapat digunakan dalam waktu singkat
Jenis relaksasi pikiran dan relaksasi tubuh yang sesuai dengan wanita karir
Preferensi wanita karir akan stimulus pada indera tertentu
Jenis stimulus menenangkan yang dapat diaplikasikan pada produk
Sistem enjiniring yang dapat merealisasikan konsep produk yang akan dikembangkan
Selanjutnya, dilakukan survey kepada 3 orang wanita karir dalam ruang perkantoran yang berbeda. Dari survey tersebut, terlihat bahwa wanita karir memiliki ruang kerja yang cukup sempit dan penuh akan barang, sehingga dapat 2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Anindi Maulidya F
disimpulkan bahwa produk yang akan dirancang harus memiliki dimensi kecil dan tidak memenuhi ruang kerja. Selain itu, berdasarkan survey diketahui bahwa beberapa wanita karir memiliki area kerja bersama sedangkan beberapa memiliki cubicle sendiri. (Gambar 1 dan 2)
Gambar 1. Survey ruang kerja wanita karir (sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 2. Survey meja kerja wanita karir (sumber: dokumentasi penulis)
Konsep desain yang dikembangkan adalah sebuah produk dengan fungsi first aid kit untuk membantu wanita karir dalam meredam stres yang dialami. Cara peredaman stres menggunakan pendekatan akan persepsi menenangkan yang dibangun oleh stimulus pada indera manusia. Indera yang distimuli memberikan pesan dan tanggapan akan rasa menenangkan yang dibentuk melalui bentuk dan pola stimulus yang telah diatur sehigga tidak terjadi over-stimulus karena dapat menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan. Produk ini memiliki sisi interaktif yang berfungsi untuk mengalihkan tingkat fokus wanita karir, sehingga setelah jangka waktu penggunaan produk, wanita karir dapat terbebas dari stres dan dengan Hasil Studi dan Pembahasan Dalam perancangan produk ini dilakukan berbagai studi demi mendapatkan data mengenai ergonomi, konfigurasi, antopometri, semantika, dan berbagai aspek lain yang akan diaplikasikan pada produk. Studi antopometri dilakukan untuk melihat ukuran genggaman tangan yang nyaman. Ukuran yang distudi spesifik pada ukuran tangan wanita dewasa. Untuk mencapai tujuan kenyamanan produk digunakanlah persenil rata-rata yaitu untuk lebar tangan sebesar 7.9 cm dan panjang tangan 18 cm (Human Engineering Design Data Digest, 2000). Ukuran ini kemudian disesuaikan dengan batasan produk seperti rangka solid yang akan ditempatkan di dalam badan produk. Selanjutnya studi konfigurasi dilakukan dalam bentuk simulasi untuk menentukan peletakan stimulus indera pada posisi yang tepat. Stimulus indera penglihatan, pendengaran, dan peraba disusun sehingga pengguna dapat mencerna dan menerima persepsi menenangkan secara maksimal. Secara berurutan, stimulus cahaya diletakkan pada sisi atas produk beserta stimulus suara, stimulus rabaan dalam bentuk tekstur diletakkan pada bagian badan produk (Gambar.3) Studi ergonomi dilakukan untuk mengetahui ukuran tinggi produk yang nyaman digunakan dengan pertimbangan jarak wanita karir terhadap produk dan ruang meja kerja. Ukuran produk dengan tinggi kurang lebih 15 cm lebih memudahkan penggunaan. Studi akustik mengenai besaran decibel yang dikeluarkan stimulus suara juga distudi (Gambar .4) demikian pula dengan stimulus cahaya. Stimulus cahaya satu warna dengan kuanlitas redup lebih memberi efek menenangkan daripada cahaya beragam warna dengan kualitas yang sama (Gambar.5).
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Produk Peredam Stres untuk Altivitas Kantor bagi Wanita Karir dengan Stimulus pada Indera Manuisa
Gambar 3. Studi konfigurasi stimulus (sumber: penulis)
Gambar 5. Studi ergonomi stimulus cahaya (sumber: penulis)
Gambar 4. Studi besaran stimulus suara (sumber: penulis)
Gambar 6. Image board (sumber: penulis)
Studi warna dan semantika produk dibuat untuk menampilkan nuansa nature dan image modern dalam ruang kerja wanita karir (Gambar.6). Warna mayoritas yang digunakan dipilih berdasarkan studi akan efek positif dalam paparan warna tersebut. Selanjutnya dilakukan studi bentuk awal melalui kajian biomorfik. Berdasarkan kajian bentuk biomorfik, didapatkan beberapa kesimpulan yaitu:
Bentukan biomorfik terbangun dengan bentukan yang organis dan tidak bersudut
Bentukan biomorfik cenderung tidak simetris dan tidak datar (bergelombang)
Untuk menampilkan bentuk biomorfik, dapat dilakukan adaptasi bentuk sederhana yang dipilih, yaitu dengan menggunakan intisari dari bentuk
Studi material dilakukan terhadap material plastik, karet dan komponen pendukung lainnya. Translucent plastic dipilih karena diasumsikan sebagai plastik yang aman dan dapat didaur ulang. Plastik ini dapat meneruskan cahaya dengan efek redup yang menenangkan dan dapat diatur kadar tembus cahayanya. Karet alam dipilih dibanding silicon rubber karena memiliki elastisitas yang tinggi namun tidak lembek. Studi material merujuk kepada pertimbangan sebagai berikut:
Kepala produk meneruskan cahaya namun menyimpan komponen enjiniring
Badan produk harus daya lenting yang baik, tidak kaku dan tidak lembek
Desain Akhir Berdasarkan studi literatur, tinjauan kepada wanita karir, perbincangan dengan narasumber, dan berbagai studi pendukung, diputuskan produk peredam stres interaktif dengan penggunaan pada aktivitas kantor memiliki bentuk pada Gambar.7 Dimensi produk vertical menghemat ruang di meja kerja, dengan ukuran tinggi 14.5 cm dan diameter base produk sebesar 3.7 cm. Diameter badan produk 7 cm mengikuti batasan rangka dalam dan perkiraan jangkauan remasan tangan. Operasional produk melibatkan input verbal dan remasan tangan yang merupakan bentuk progressive relaxation dengan output respon berupa stimulus cahaya dengan pola yang diadaptasi dari bentuk breathing relaxation, dan stimulus suara berupa kombinasi musik klasik dan nature sound sebagai bentuk relaksasi guided imagery (Gambar.8).
4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Anindi Maulidya F
Gambar 7. Desain final (sumber: penulis)
Gambar 9. Render Montage (sumber: penulis)
Gambar 8. Operasional produk (sumber: penulis)
Sistem charging baterai juga diaplikasikan pada produk mengingat dimensi produk yang terbatas dengan penggunaan baterai tambahan lithium-ion. Penggunaan produk diasumsikan berlangsung selama kurang dari 15 menit dan menjawab salah satu tujuan awal perancangan produk yaitu mengurangi durasi break dan meningkatkan produktifitas kerja wanita karir. Produk ini digunakan pada ruang kerja tepatnya diletakkan di atas meja kerja. (Gambar.9). Penutup Wanita karir yang bekerja dalam ruang perkantoran tentunya memiliki tantangan tersendiri dibanding wanita karir pada bidang yang lain, diantaranya adalah waktu kerja yang panjang dan ruang kerja yang terbatas. Tantangan ini membuat stres yang dialami menjadi semakin terasa mengingat wanita lebih banyak menjawab tekanan dengan mekanisme emotion focused coping. Stres yang menumpuk dan tidak diseleksi satu per satu dapat menyebabkan kerusakan fisik dan mental dalam jangka panjang. Produk peredam stres dengan fungsi relaksasi merupakan upaya dalam membantu permasalahan wanita karir sekaligus meningkatkan performa dan produktifitas mereka. Dalam proses pengembangan produk ini, diaplikasikan berbagai terapi relaksasi sederhana yang dapat dilakukan wanita karir dalam ruang kerja. Relaksasi yang diaplikasikan diharapkan dapat mengubah tanggapan wanita karir saat mengalami stres dari bentuk energi destruktif mejadi bentuk energi yang konstruktif. Untuk memaksimalkan tujuan awal pengembangan produk ini, stimulus diberikan pada lebih dari satu indera, sehingga dalam waktu singkat wanita karir dapat merasakan persepsi tenang dan secara tidak langsung meredam tingkat kerja otak yang tinggi saat mengalami stres. Produk peredam stres ini masih dapat dikembangkan lagi dari segi desain. Uji coba kepada wanita karir juga sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu yang cukup dengan mempertimbangkan tingkat produktifitas juga dampak dari produk ini pada wanita karir. Selain itu, penggunaan material dan teknologi yang belum sesuai dengan rancangan asli membuat pengguna belum dapat merasakan rasa yang sama dengan yang diharapkan, namun masih berupa perkiraan dan asumsi bahwa rasa yang diberikan memiliki kemiripan. Dengan adanya pengembangan desain produk ini, diharapkan wanita karir sebagai pengguna dapat merasakan dampak positif berupa menurunnya tingkat stres kerja dan meningkatnya produktifitas kerja. Pada jangka panjang, produk ini diharapkan dapat menjadi penjaga keadaan fisik dan mental bagi wanita karir dengan aktivitas perkantoran.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Produk Peredam Stres untuk Altivitas Kantor bagi Wanita Karir dengan Stimulus pada Indera Manuisa
Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Yasraf Amir Piliang, MA Daftar Pustaka Lazarus, Richard S.dkk. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. Springer Publishing Company : New York Jacobson, Edmund. (1980). You Must Relax. Unwin Paperbacks : London Rossi, Ana M.dkk. (2009). Stress and Quality of Working Life. Information Age : USA Amber, R.B. (1983). COLOR THERAPY: Healing With Color. Aurora Press : USA Antonelli, Paola. (2011). Talk To Me:Design and the Communication Between People and Objects. The Museum of Modern Art : New York
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1