PERKEMBANGAN KARIR DAN PILIHAN KARIR WANITA MUDA DI KOTA SURABAYA Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim* Abstract The purpose of this essay is to reveal the result of the study on which the essay is based. The study itself aims at identifying the factors that influence career development and career choice of young women, and also explaining the patterns of career development and career choice. The analysis shows that: (1) capacity/capability factor is the dominant factor that influences career development and career choice. This factor includes talent, interest, and intelligence, (2) kinds of professions also serves as a determinant factor in developing and choosing career. Some professions mostly taken by young women are hotel/store/company manager, teacher, and food seller. Key words: capability, profession, talent, intelligence. A. Pendahuluan Para ahli umumnya menyimpulkan bahwa meskipun antara pria dan wanita dapat berbagi secara komunalis tentang perkembangan karir, proses karir pada wanita lebih kompleks dari pada pria (Betz & Fitzgerald, 1987; Fitzgerald & Crites, 1980). Lebih lanjut Zunker (1986) menyatakan bahwa: "The general development pattern of women suggest that a women's life cycle does not follow stage model dveloped from the study of men". Perkembangan karir dan pilihan karir kaum wanita pada umumnya kurang mendapat perhatian dalam pandangan-pandangan yang dikembangkan sampai sekarang. Menurut Osipow (1978) keadaan ini disebabkan karena masalah perkembangan karir wanita mengandung banyak unsur yang sulit diteliti secara terpadu, antara lain pandangan masyarakat tentang peranan social (social role) kaum wanita; pandangan masyarakat tentang pantas atau tidak pantas suatu jabatan dipangku oleh seorang wanita; pandangan masyarakat terhadap kewajiban kaum wanita dalam membagikan perhatiannya antara pembinaan jabatan, pendidikan anak dan pengaturan rumah tangga; serta perjuangan kaum wanita sendiri untuk mendapatkan persamaan hak dalam memangku jabatan, promosi dalam jabatan, dan imbalan jasa. Osipow (1983) telah melakukan reviu terhadap sejumlah penelitian yang diadakan di AS yang menyangkut perkembangan karir kaum wanita, menunjukkan bahwa ada perbedaan dan ada persamaan antara perkembangan *
Puji Astuti, SH, M.Hum adalah staf pengajar jurusan PMP-KN Fakultas Ilmu Sosial Universities Negeri Surabaya.
71
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
karir kaum wanita dan kaum pria. Perbedaan yang muncul cukup relevan, sehingga dibutuhkan konsepsi tersendiri tentang perkembangan karir wanita. Salah seorang yang menaruh perhatian khusus pada perkembangan karir wanita yaitu Ginzberg (1986) membedakan tiga gaya hidup atau tiga pola kehidupan yaitu tradisional, transisional dan berorientasikan baru. Dalam pola tradisional tekanan diberikan pada tugas membina rumah tangga; dalam pola transisional lebih banyak perhatian diberikan pada pengaturan rumah tangga dari pada pembinaan karir; dalam pola beroeantasi baru pengaturan rumah tangga dan pembinaan karir mendapat tekanan yang sama. Menurut Ginbzberg (1986), akan sulit bagi kaum wanita untuk memilih beroreantasi yang baru karena rasa takut akan kehilangan peranan sosial tradisional yang diharapkan oleh masyarakat, lebih-lebih bagi wanita yang maju lebih jauh lagi dengan memberikan prioritas pembinaan karir. Zytowski (1989) membedakan tiga pola perkembangan karir, yaitu sedikit terarah pada karir di luar rumah, cukup terarah pada pembinaan suatu karir, dan sangat terarah pada pembinaan suatu karir. menurut Zytowski, gaya hidup yang mendasar bagi kaum wanita adalah pengaturan rumah tangga (homemaker). Wanita yang bekerja di luar rumah akan mengadakan perubahan terhadap gaya hidup yang mendasar itu. Pemantapan identitas diri pada wanita membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan proses pemantapan gambaran diri pada pria (Zunker, 1986). Hal ini disebabkan karena prasangka-prasangka dan pandangan yang kaku terhadap peranan wanita dalam kehidupan masyarakat (gender - role streotyping). Kesulitan-kesulitan yang dialami kaum wanita dalam menentukan dan memantapkan pilihan karirnya di luar lingkungan keluarga berkaitan erat dengan kaburnya gambaran mereka tentang peranannya dalam masyaraka. Winkel (2001) menyatakan bahwa pandangan masyarakat terhadap peranan sosial (social role) menjadi salah satu faktor penentu dalam perkembangan karir seorang wanita muda. Pandangan masyarakat ini dapat sangat berbeda antara masyarakat di daerah pedesaan dan masyarakat di kota besar. Di kota besarpun pandangan masyarakat dapat dibeda-bedakan antara golongan masyarakat yang hidup di kampung-kampung dan yang hidup di daerah yang termasuk golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Lebih lanjut Winkel (2001) menyatakan bahwa untuk di Indonesia di masa sekarang masih terdapat banyak hal mengenai perkembangan karir dan pilihan karir kaum wanita muda yang belum jelas. Oleh karena itu perlu adaya upaya untuk menyelidiki perkembangan karir dan pilihan karir wanita muda, sehingga hasil penyelidikan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan perlakuan terhadap wanita di Indonesia. Berdasarkan paparan di atas muncullah masalah sebagai berikut, Faktorfaktor apakah yang mempengaruhi perkembangan karir dan pilihan karir wanita muda di kota Surabaya? serta Bagaimanakah pola perkembangan karir dan pilihan karir wanita muda di kota Surabaya?
72
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 2/No. 1/Juni 2006, ISSN 1858-4845
B.
Perkembangan Karir Shertzer dan Stone (1981) mengutip definisi tentang perkembangan karir yang pernah dirumuskan oleh The national Vocational Guidance Association: perkembangan karir adalah gabungan faktor-faktor psikologis, sosiologis, pendidikan fisik, ekonomis, dan kesempatan, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang. Perkembangan karir berkaitan dengan berbagai faktor psikologis, sosiologis, kultural, ekonomik, yang melalui kurun waktu, menghasilkan identitas diri-karir (sel career identity), kemampuan mengambil keputusan karir, dan kematangan karir (Herr dan Cramer, 1984). Sementara itu, Winkel (2001) menjelaskan bahwa perkembangan karir merupakan suatu proses perkembangan jabatan seseorang dalam jangka waktu tertentu. Menurut Super dalam Zunker (1981) bahwa tahap perkembangan karir seseorang dapat berlangsung seumur hidup dan dapat dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut: a. tahap pertumbuhan (sejak lahir sampai usia 14 - 15 tahun) ditandai oleh perkembangan kecakapan, sikap, minat dan kebutuhan yang berhubungan dengan konsep diri, b. tahap eksplorasi (usia 15 - 24 tahun), ditandai oleh fase tentatif, dimana individu mempersempit pilihannya tapi bukan pilihan final,. c. tahap pemantapan (usia 25 - 44 tahun), ditandai oleh percobaan dan stabilisasi melalui pengalaman kerja, d. tahap pembinaan (usia 45 - 64 tahun), ditandai proses penyesuaian yang berkesinambungan untuk meningkatkan posisi pekerjaan dan situasi pekerjaan, dan e. tahap kemunduran (usia 65 ke atas), ditandai pertimbangan menjelang berhenti kerja. Senada dengan pendapat di atas, Ginzberg dkk. (dalam Winkel, 2001), juga membagi tahap perkembangan karir dikaitkan dengan perkembangan individu. Menurut Ginzberg bahwa perkembangan karir seseorang dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu; a. fase fantasi, fase ini berlangsung dari saat lahir sampai berusia 11 tahun, b. fase tentative, yang berlangsung selama masa remaja awal yaitu dari umur 11 sampai 17 tahun, dan c. fase realistic, yang terjadi selama masa remaja akhir dan dewasa muda, dari umur 17 sampai 25 tahun. Menurut Winkel (2001), factor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan karir mencakup factor internal dan factor eksternal. Faktor internal dapat meliputi: nilai-nilai kehidupan (values), taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan jasmani. Sementara itu, factor eksternal meliputi kondisi social masyarakat, keadaan social ekonomi negara atau daerah, status social ekonomi keluarga, pengaruh dari anggota keluarga besar dan keluarga inti, pendidikan sekolah, pergaulan dengan teman sebaya, tuntutan yang melekat pada jabatan. Menurut Winkel (2001) proses perkembangan karir seseorang tidak lepas dari apa yang terjadi, apa yang dialami, dan apa yang dilakukan selama tahuntahun sebelum seseorang memegang jabatan tertentu. Proses ini bersifat individual dan merupakan gabungan dari factor-faktor psikologis, sosiologis, cultural, geografis, pendidikan, fisik, ekonomis, dan kesempatan yang terbuka
73
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang. Perkembangan karir bercirikan perubahan. Ada dua macam perubahan, yakni perubahan yang terjadi dalam diri individu akibat pertambahan umur, perkembangan dalam berbagai aspek kepribadian dan pengalaman, serta perubahan yang terjadi di luar individu, berupa perubahan kesempatan akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang berubah. Semua perubahan ini mempengaruhi arah perkembangan minat, sikap, harapan dan kemampuan, serta berperan dalam keputusan-keputusan yang diambil dan pilihan-pilihan yang dibuat berkaitan dengan jabatan. Proses perkembangan karir bersifat sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan perubahan, serta merupakan bagian penting dalam perencanaan hidup (life planning). C. Pilihan Karir Pilihan karir (career choice) menurut Holland (12985) merupakan bagian dari keseluruhan pola hidup seseorang. Pilihan karir merupakan suatu pemancaran kepribadian dan suatu upaya mengimplementasikan suatu kepribadian ke dalam dunia kerja. Para ahli telah berupaya mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan karir seseorang diantaranya Holland (1985); Williamson (1965); Roe (1980); Super (1984); Miller dan From (dalam Manrihu, 1992). Masing-masing ahli meninjau faktor yang mempengaruhi pilihan karir dari tinjauan yang berbeda. Manurut Holland (1985) pilihan karir dipengqaruhi oleh tipe kepribadian dan lingkungan. Tipe kepribadian dari Holland diantaranya; realistik, intelektual, sosial, konvensional, enterprisingdan artistik. Masing-masing tipe memiliki definisi konseptual, tujuan empiris, ringkasan empiris, aktivitasaktivitas yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, konsep diri, bakat dan kemampuan khusus serta perkembangan pribadi. Lebih lanjut Holland, menyatakan bahwa disamping tipe kepribadian, pilihan karir seseorang juga ditentukan oleh lingkungan tempat dimana seseorang hidup, yaitu lingkungan realistik, lingkungan intelektual, lingkungan sosial, lingkungan konvensional, lingkungan enterprising dan lingkungan artistik. Salah seorang ahli dari teori trait and factor yang bernama Williamson (1965) menyatakan bahwa pilihan karir terutama didasarkan pada identifikasi kemampuan individual melalui testing. Menurut Williamson, pilihan karir merupakan usaha untuk menjodohkan atau mencocokkan sifat-sifat individual dengan suatu jabatan yang spesifik. Roe (1980) menyatakan bahwa pilihan karir dipengaruhi oleh kesan pertama yaitu kesan atas perasaan puas dan tidak puas yang diperoleh pada masa bayi dan masa kanak-kanak dini, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis. Pilihan karir merupakan perpaduan dari faktor-faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual dan
74
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 2/No. 1/Juni 2006, ISSN 1858-4845
faktor-faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, tuntutan lingkungan kebudayaan dan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Namun, titik beratnya terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri (Super, 1984). Menurut pendekatan Sosioekonomik, yang tokohnya adalah Miller dan Form (dalam Manrihu, 1992), latar belakang sosisoekonomik seseorang banyak sekali mempengaruhi pemilihan karir. Faktor-faktor mempengaruhi pilihan karir diantaranya adalah jenis pekerjaan, pendapat orang tua, pendidikan orang tua, jenis kelamin, jenis ras, kelompok etnik, agama, tempat tinggal, stabilitas keluarga, besarnya keluarga, urutan kelahiran, nilai-nilai kelompok sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat. Di samping faktor di atas pilihan pekerjaan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi yaitu penawaran dan permintaan tenaga kerja, pengetahuan tentang berbagai kesempatan, kesempatan kerja di masa datang, kemampuan seseorang untuk mendapatkan latihan dan pendidikan yang diperlukan. D. Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda Perkembangan karir wanita muda menurut Zunker (1981) berada pada tahap eksporasi dan tahap pemantapan. Pada tahap eksplorasi wanita muda mulai mempersempit berbagai alternatif karir yang akan dipilih dan ditekuninya, tapi upaya ini bukan pilihan final. Fase ini akan dilanjutkan fase pemantapan yang ditandai oleh percobaan dan observasi melalui pengalaman kerja. Sementara itu menurut Ginzberg (dalam Winkel, 2001) menjelaskan bahwa perkembangan karir wanita muda berada pada fase realistik. Pada fase ini ditandai oleh keinginan orang muda mempertimbangkan dua atau tiga alternatif jabatan, tapi belum mengambil suatu kesimpulan, yang dilanjutkan keinginan mencoba memangku jabatan tertentu, dan mengambil keputusan tentang jabatan tertentu. Proses perkembangan karir wanita muda bersifat sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan perubahyan, serta merupakan bagian penting dalam perencanaan hidup (life planning). Proses perkembangan karir seseorang tidak lepas dari apa yang terjadi, apa yang dialami, dan apa yang dilakukan selama bertahun-tahun sebelum seseorang memegang jabatan tertentu. Proses ini bersifat individual dan merupakan gabungan dari faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural, geografis, pendidikan, fisik, ekonomis, dan kesempatan yang terbuka yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang. Perkembangan karir wanita muda bercirikan perubahan. Ada dua macam perubahan, yakni perubahan yang terjadi dalam diri individu akibat pertambahan umur, perkembangan dalam berbagai aspek kepribadian dan pengalaman, serta perubahan yang terjadi di luar individu, berupa perubahan kesempatan akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang berubah. Semua perubahan ini mempengaruhi arah perkembangan minat, sikap, harapan, dan
75
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
kemampuan, serta berperan dalam keputusan-keputusan yang diambil dan pilihan-pilihan yang dibuat berkaitan dengan jabatan. Banyak bukti-bukti empirik yang mendukung perkembangan karir dan pilihan karir wanita. Astin (1984) mengusulkan untuk memprediksi pilihan karir dan perilaku kerja yang diharapkan pada wanita membutuhkan model psikologi sosial dalam motivasi kerja, sosialisasi peran gender dan struktur dari kesempatan. Sedangkan Former (1985) mengembangkan suatu model dan menguji perkembangan karir wanita berdasar pada teori social learning dari Bandura. Dalam menguji model ini dengan sampel pria dan wanita di sekolah SMA, diperoleh hasil bahwa faktor latar belakang lebih dominan dari pada faktor lingkungan dan faktor personal dalam memprediksi aspirasi karir wanita. Wanita dengan komitmen karir yang tinggi, menunjukkan bahwa skor rendah pada pengukuran mengenai komitmen mengurusi rumah tangga. Dan sebaliknya wanita yang tertarik memiliki keluarga dan melahirkan bayi berhubungan negatif dengan komitmen karir. Former (1985) juga mengusulkan bahwa wanita muda dengan komitmen berumah tangga yang tinggi, ada efek lanjutan pada motivasikariernya, tetapi pada pria muda dengan komitmen yang sedemikian masih memiliki motivasi karir yang tinggi. Dengan demikian diperoleh cara untuk menguji komitmen karir dan keluarga secara simultan pada wanita muda untuk tujuan memahami keseimbangan antara tanggung jawab keluarga dan kerja. O'Brien dan Fasinger (1993), menyatakan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi perkembangan karir wanita muda meliputi terbatasnya peekrjaan dan kesempatan, rendahnya kemampuan wanita, fokus pada perkembangan karir dan tanggung jawab terhadap keluarga. Proses pembuatan keputusan karir pada wanita meliputi komponen-komponen yang di luar pertimbangan wanita yang meliputi; bagaiman memilih karir yang akan mendukung mereka berfungsi dan sukses dalam berbagai peran sebagai orang tua, pasangan (partner) dan sebagai pekerja. Pilihan karir wanita muda merupakan keputusan seseorang wanita muda terhadap suatu pekerjaan yang merupakan pemancaran kepribadian yang dimilikinya. Banyak faktor yang mempengaruhi pilihan karir wanita muda. Menurut Holland (1985) pilihan karir wanita muda dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan lingkungan. Sedangkan Williamson (1965) menyatakan bahwa pilihan karir wanita muda terutama didasarkan pada identifikasi kemampuan individual melalui testing. Roe (1980) menyatakan bahwa pilihan karir wanita muda dipengaruhi oleh corak pergaulan antara orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil. Demikain halnya, Super (1984) bahwa pilihan karir pada wanita muda lebih banyak dipengaruhi oleh konsep dirinya. Berdasarkan teorinya Super (1984) menentukan pola karir wanita ke dalam tujuh kategori yaitu; pola karir ibu rumah tangga, pola karir konvensional, pola karir dengan pekerjaan yang stabil,
76
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 2/No. 1/Juni 2006, ISSN 1858-4845
pola karir dua jalur, pola karir penyela, pola karir yang tidak stabil, pola karir dengan percobaan yang berulang-ulang. Menurut Miller dan Form (dalam Manrihu, 1992), latar belakang sosioekonomik seseorang banyak sekali mempengaruhi pemilihan karir wanita muda. Faktor-faktor mempengaruhi pilihan karir diantaranya adalah jenis pekerjaan, pendapat orang tua, pendidikan orang tua, jenid kelamin, jenis ras, kelompok etnik, agama, tempat tinggal, stabilitas keluarga, besarnya keluarga, urutan kelahiran, nilai-nilai kelompok sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat. Di samping faktor di atas pilihan pekerjaan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi yaitu penawaran dan permintaan tenaga kerja, pengetashuan tentang berbagai kesempatan, kesempatan kerja di masa datang, kemampuan seseorang untuk mendapatkanlatihan dan pendidikan yang diperlukan. Proses pilihan karir pada wanita muda tidak hanya terjadi sekali saja, melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu antara 6 sampai dengan 15 tahun (Ginzberg, 1983). Lebih lanjut Ginzberg, menambahkan bahwa proses pemilihan karir adalah sepanjang hidup dan terbuka. Sebab-sebab utamanya dari perubahan pilihan karir merupakan umpan balik dari kepuasan-kepuasan yang berhubungan dengan perubahan tanggung jawab, dan tekanan-tekanan atau pilihan-pilihan dalam pekerjaan individu sekarang. Berdasarkan hasil penelitian dengan sampel mahasiswi di suatu College, Festinger (1985) mendapati bahwa pemilihan karir wanita dipengaruhi oleh orientasi keluarga dan orientasi karir, perkembangan karir dapat diprediksi melalui kemampuan (ability), orientasi berprestasi (achievement) dan orientasi feminisme. Penelitian lebih lanjut oleh Festinger (1990) dengan sampel yang lebih besar menunjukkan bahwa variabel kemampuan dan ciri agentic mempengaruhi pilihan karir. Ciri agentic dan sikap peran seks mempengaruhi orientasi karir. Antara pilihan karir dan perkembangan karir berpengaruh secara timbal balik. Menurut Sanguilino (1978) bagi seorang wanita muda pemantapan tentang “siapa saya ini dan apa yang saya dambakan sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja?” meminta waktu yang lebih lama karena dia mengalami konflik antara hal-hal yang diharapkan, bertentangan antara hal yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, perkembangan karir dan pilihan karir wanitawanita muda menunjukkan variasi-variasi yang lebih besar di antara wanita yang satu dengan wanita yang lain. Spencer (1982) mendukung pendapat Sanguilino dan menunjuk khusus pada periode transisi selama masa remaja dewasa muda bila wanita mencari identitas diri, sambil dia meninjau kembali tradisi-tradisi yang menyangkut peranan wanita. Selama periode itu wanita muda dapat mengalami kekaburan mengenai bentuk keseimbangan yang wajar antara pembinaan kehidupan keluarga dan pengambangan suatu karir di luar rumah. Chusmir (1983) menunjukkan sejumlah ciri yang tampak pada wanita-
77
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
wanita yang memasuki jabatan-jabatan yang nontradisional bagi mereka seperti teknik sipil, teknik mesin, fisika, biologi, dan kedokteran. Mereka lebih bertindak mandiri, aktif, dominan, individualistis, dan penuh pertimbangan dari pada wanita yang memasuki bidang-bidang jabatan yang tradisional seperti pekerja sosial, perawat, pendidik, dan tata usaha. Chusmir menemukan indikasi bahwa dorongan motivasi yang mengarah ke jabatan non tradisional terbentuk pada waktu mereka masih remaja seperti motivasi untuk mencapai prestasi, mencari status sosial, dan memiliki harga diri yang mendalam. Menurut Zunker (1986) perkembangan karir dan pilihan karir wanita muda membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan oleh prasangka-prasangka dan pandangan yang kaku terhadap peranan wanita dalam kehidupan masyarakat (gender-role stereotyping). Kesulitan-kesulitan yang dialami kaum wanita muda dalam menentukan dan memantapkan pilihan karirnya di lingkungan keluarga berkaitan erat dengan kaburnya gambaran mereka tentang peranannya dalam masyarakat, kurang tersedianya model-model wanita terhadap aspirasi-aspirasi. Metode Penelitian ini termasuk dalam kategori Survei. Populasi penelitian adalah seluruh wanita muda di kota Surabaya. Yang dimaksud dengan wanita muda adalah seorang wanita yang berumur antara 18 sampai 30 tahun, baik belum menikah maupun yang sudah menikah. Sampel penelitian berjumlah 250 orang yang dipilih dengan teknik Multi Stage Area Sampling. Variabel yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pilihan karir, serta pola perkembangan dan pilihan karir. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah angket perkembangan karir dan pilihan karir yang diadaptasi dari Festinger (1993) Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menggunakan ukuran presentase dan tendensi sentral (ukuran rerata dan simpangan baku). E.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data ditemukan pula bahwa perkembangan karir yang berkaitan dengan penetapan pilihan karir pada wanita muda di kota Surabaya tergolong rendah, terbukti hanya 24% yang menyatakan telah menetapkan pilihan karir, alasan belum menetapkan pilihan karir bagi wanita muda terutama disebabkan karena ketidaktahuannya tentang pilihan karir yang sesuai dengan kondisi dirinya. Temuan lain menunjukkan bahwa jumlah alternatif pilihan karir yang ingin ditekuni sebagian besar wanita muda menyatakan dua atau lebih pilihan karir. Temuan tersebut mendukung temuan Super dalam Zunker (1981) dan Ginzberg dalam Winkel (2001) yang menyatakan bahwa pada wanita muda yang tergolong fase tentatif dalam perkembangan karir, alternatif pilihan karir wanita biasanya lebih dari dua, baru setelah itu akan berangsur-angsur menjadi satu alternatif pilihan.
78
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 2/No. 1/Juni 2006, ISSN 1858-4845
Berdasarkan analisi juga diketahui sebagian besar subyek penelitian menyatakan bahwa kesempatan kerja bagi wanita sangat terbatas. Hal yang menyebabkan keterbatasan kesempatan kerja bagi kaum wanita kurangnya pengetahuan dan kesiapan memangku suatu jabatan. Subyek penelitian berpendapat bahwa agar kesempatan kerja terbuka luas maka pemerintah perlu memberi kesempatan kepada wanita untuk menempuh pendidikan setinggitingginya, memberi pelatihan dan ketrampilan, serta pemberian modal untuk berwirausaha. Selain itu subyek penelitian juga berpendapat bahwa wanita memiliki kemampuan yang sama dengan pria dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan, serta mereka menganggap bahwa masalah keluarga, menikah, dan mempunyai anak merupakan hambatan yang kecil dalam mengembangkan karir. Dari hasil analisis terhadap data perkembangan karir dan pilihan karir, ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan karir wanita muda adalah perlakuan dan perhatian orang tua, kemampuan, perkembangan prestasi, perkembangan feminisme, tingkat kecerdasan, penilaian terhadap diri, keinginan mengembangkan diri. Temuan tersebut mendukung pendapat Anna roe (dalam Sukardi, 1995); Holland (dalam Sukardi, 1995); Poerwandari (1995). Ditemukan pula bahwa diantara faktor-faktor di atas yang paling dominan mempengaruhi perkembangan karir wanita muda di kota Surabaya adalah faktor kemampuan yang dimiliki yang meliputi bakat, minat dan kecerdasan. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Festinger (1993); Holland (dalam Sukardi, 1995) yang mendapati bahwa perkembangan karir wanita sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki. Faktor yang mempengaruhi pilihan karir wanita muda di kota Surabaya meliputi pendapat orang tua/diarahkan orang tua, pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, jenis kelamin, kelompok etnik/suku, agama, tempat tinggal, nilainilai kelompok sebaya, permintaan dan penawaran tenaga kerja, kesempatan kerja di masa yang akan datang, kemampuan yang dimiliki, kepribadian dan minat. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Holland yang menyatakan pilihan karir dipengaruhi oleh corak pergaulan; Roe (1980) menyatakan bahwa pilihan karir dipengaruhi oleh corak pergaulan antara orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil; Super (1984) bahwa pilihan karir merupakan perpaduan dari faktor-faktor kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual, taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, tuntutan lingkungan kebudayaan dan kesempatankesempatan yang tersedia; Miller dan Form (dalam Manrihu, 1992), faktorfaktor mempengaruhi pilihan karir diantaranya adalah jenis pekerjaan, pendapat orang tua, pendidikan orang tua, jenis kelamin, jenis ras, kelompok etnik, agama, tempat tinggal, stabilitas keluarga, besarnya keluarga, urutan kelahiran, nilai-nilai kelompok sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat. Di antara faktor-faktor di atas yang paling berpengaruh adalah faktor kemampuan yang dimiliki. Temuan tersebut sesuai dengan penelitian
79
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
sebelumnya yang menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan mengenai karir atau pekerjaan dapat didasari oleh kesadaran akan karakteristik pribadi yang meliputi kekuatan dan keterbatasan diri (Poerwandari, 1995). Demikian pula hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian Festinger (1990) yang mendapati bahwa variabel kemampuan dan ciri agentic mempengaruhi pilihan karir. Hasil analistis berikutnya menunjukkan bahwa perkembangan karir wanita muda di kota Surabaya yang tergolong tinggi adalah perkembangan karir yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga dan jaminan hidup. Sementara yang tergolong sedang adalah perkembangan karir yang berkaitan dengan pelayanan sosial, pengembangan karir, kepemimpinan dan lingkungan kerja, pendidikan serta perkembangan karir wanita muda yang tergolong rendah adalah perkembangan finansial, keteraturan menjalankan tugas, pengisian waktu luang, mobilitas, kegiatan di alam terbuka. Hasil analisis tersebut agak berbeda dengan hasil penelitian Former (1985) yang mendapati bahwa pada wanita dengan komitmen karir yang tinggi, menunjukkan bahwa skor rendah pada pengukuran mengenai komitmen mengurusi rumah tangga. Dan sebaliknya wanita tertarik memiliki keluarga dan melahirkan bayi berhubungan negatif dengan komitmen karir. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan karir wanita muda di Surabaya yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga tergolong tinggi, namun pada pengembangan karir tergolong sedang. Salah satu alasannya adalah wanita muda kota Surabaya menghendaki adanya keseimbangan antara bekerja dan keluarga di rumah (93,6%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Poerwandari (1995) yaitu perempuan melihat aspek-aspek kehidupan, baik aspek domestik maupun aspek pekerjaan sebagai sama-sama penting, dan karenanya menginginkan keseimbangan. Walaupun istilah yang digunakan adalah keseimbangan, namun yang dimaksud dengan kondisi 'seimbang' tampaknya relatif, tergantung pada penghayatan subyektif masing-masing individu. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa jenis karir yang dipilih maupun jenis karir yang dipertimbangkan untuk dipilih oleh wanita muda kota Surabaya meliputi; pegawai personalia, konsultan perusahaan, guru, penjahit, penjual makanan, ahli perawat kecantikan, kasir bank, penyanyi, ahli hukum, dan pekerja pabrik, anggota militer, polisi, desainer, juru masak, manager hotel/toko/perusahaan, pramugari, pekerja sosial, sekretaris, perawat, penjahit, penjual makanan. Di antarajenis-jenis karir yang dipilih, yang paling banyak dipilih adalah menjadi manager hotel/toko/perusahaan, dan disusul berikutnya adalah karir sebagai guru serta sebagai penjual makanan. Bila diklarifikasikan menurut American Coolege Testing Program (1984), maka pilihan karir wanita muda di kota Surabaya lebih banyak berorientasi pada pekerjaan yang dikerjakan dengan orang. Sementara itu bila ditinjau dari pendapatnya Chusmir (1983), yang membagi pilihan jabatan sebagau jabatan
80
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 2/No. 1/Juni 2006, ISSN 1858-4845
tradisional dan non tradisional, menunjukkan bahwa pilihan karir wanita muda di kota Surabaya yang paling dominan adalah jabatan yang nontradisional. Hasil temuan terakhir menunjukkan bahwa, sebagian besar subyek berpendapat bahwa pilihan karir merupakan sesuatu yang dapat berubah. Hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut, ragu terhadap kemampuan, ingin pekerjaan yang ada prospek masa depan, tak tahu keadaan masa yang akan datang, akan mendapat banyak pengalaman, adaptasi, tuntutan kemajuan, kesempatan dan peluang, masa depan pekerjaan, situasi dan kondisi. Sementara sebagian kecil lainnya berpendapat bahwa pilihan karir merupakan sesuatu yang tetap, dengan alasan bahwa karir yang telah dipilih sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari, sudah menjadi pilihan, sesuai cita-cita, adanya keoptimisan, sesuai dengan keinginan. F.
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan; pertama, faktor yang mempengaruhi perkembangan karir wanita muda di kota Surabaya adalah perlakuan dan perhatian orang tua, kemampuan, orientasi prestasi, orientasi feminisme, tingkat kecerdasan, penilaian terhadap diri, keinginan mengembangkan diri. Faktor yangmempengaruhi pilihan karir wanita muda di kota Surabaya meliputi pendapat orang tua/diarahkan orang tua, pendidikan orang tuam jenis pekerjaan, jenis kelamin, kelompok etnik/suku, agama, tempat tinggal, nilai-nilai kelompok sebaya, permintaan dan penawaran tenaga kerja, kesempatan kerja di masa yang akan datang, kemampuan yang dimiliki, kepribadian, dan minat. Kedua, pada pilihan karir wanita muda di kota Surabayafaktor yang paling dominan mempengaruhi adalah faktor kemampuan yang dimiliki yang meliputi bakat, minat dan kecerdasan. Ketiga, jenis karir yang dipilih maupun jenis karir yang dipertimbangkan untuk dipilih oleh wanita muda di kota Surabaya meliputi; pegawai personalia, konsultan perusahaan, guru, penjahit, penjual makanan, ahli perawat kecantikan, kasir bank, penyanyi, ahli hukum, dan pekerja pabrik, anggota militer, polisi, desainer, juru masak, manager hotel/toko/perusahaan, pramugari, pekerja sosial, sekretaris, perawat, penjahit, penjual makanan. Di antara jenis-jenis karir yang dipilih, yang paling banyak dipilih adalah menjadi manager hotel/toko/perusahaan, dan disusul berikutnya adalah karir sebagai guru serta sebagai penjual makanan. Keempat, sebagian besar subyek berpendapat bahwa pilihan karir merupakan sesuatu yang dapat berubah. Berdasarkan simpulan direkomendasi sebagai berikut. Pertama, program pemberdayaan kaum wanita baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun LSM perlu mendasarkan pada perkembangan karir dan pilihan karir wanita muda agar upaya pemberdayaan itu lebih terarah. Kedua, salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pilihan karir wanita muda adalah kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan para wanita. Ketiga, perlu dilakukan
81
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
penelitian lanjutan untuk mengungkap lebih lanjut tentang perkembangan karir dan pilihan karir wanita muda sehingga dapat disusun suatu model kausal perkembangan dan pilihan karir wanita muda. Daftar Pustaka Astin, H. S. 1984, The meaning of work in women's lives: A sosiopshychological model of career choice and work behavior, Journal of Counseling Psychologi, 12, 117-126. Ary, D., Jacob, LC., and Razavieh, A, 1985, Introduction to Research in Education, new York, Holt, Rinehart and Winston. Baber, KM, & Monaghan, 1988, College women's career and motherhood expectations, old dillemas, Sex Roles, 19, 189-203. Bandura, A, 1977 Self Efficacy: Toward a unifying theory of behavior change, Psychological Review, 81, 191-125. Bentz, N. E., & Fitzgerald, L. F, 1987, The career psychology of women, San Diego, Academic Press. Bentz, N. E., & Hacket, G, 1983, The relationship of mathematics self eficacy expectatio to the selecdtion of science-based colege mayors, Journal of Vocational Behavior, 23, 329-345 Bentz, N. E., & Suttlewort, C, 1990, Moderators of the congruence and realism of mayor and occupatuional plan in college student: A replication and extension, Journal of Counseling Psychology, 37, 269-276. Blos, P, 1979, The adolescent passage: Development issues, madison, International University Press. Bluestein, D. L, Walbridge, M. M, Friendlander, M. L & Palladino D. E., 1991, Contribution of psychology separation and parental attachment to the carrer development process, Journal of Counseling Psychology, 38, 39-50 Borgen, F. H, 1991 Megatrend and milestones in vocational behavior: A 20-year Counseling psychology retrospective, Journal of Vocational Behavior, 39, 263 - 290. Fessinger, R. E, 1985, Causal model of college women's career choice, Journal of Vocational Behavior, 39, 263 - 290.
82
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 2/No. 1/Juni 2006, ISSN 1858-4845
........................., 1987, Use of structural equation modeling in counseling psychology research Journal of Counseling Psychology, 34, 425 - 436. ........................., 1990, Causal model of career choice in two samples of college women, Journal of Vocational Behavior, 39, 263 - 290. Herr, E. L. & Cramer, S. H., 1984, Career guidance and counseling through the life span: systematic approaches, Boston, Little Brown. Holland, J. L., 1995, Making vocational choice: A theory of career, Englewood Cliffs, New York, Prentice Hall. Kerlinger, F.N., 1999, Asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta, Gadjah mada University Press. O'Brien, K. M. & Fassinger R. E., 1993, Caisal model of career oreantation and career choice of adolesent women, Journal of Counseling Psychology, 40, 456 - 469. Osipow, S, 1983, Theories of Career Development, Englewood Cliffs, prentice Hall Osipow, S. H., 1990, Convergen in theories of career choice and development: review and prospect, Journal of Vocational Behavior, 36, 122 - 131 Reinhart, B, 1979, Career Education: From Concept to Reality, New York, McGraw-Hill. Roe, Anne, 1982, The Psychology of Occupations, Belmont, Wadsworth Inc. Russo, N. F., & Denmark, F. 1984, Women, psychology and public policy: Select issues American Psychologist, 39, 1161 - 1165. Super, D, 1984, Career and Life Development, New York, McGraw-Hill. Spencer, 1982, Vocational Counseling, New York, McGraw-Hill. Taylor, K. M., & Betz, N. E. 1983, Application of self-efficacy theory to the understanding and treatment of career indecision, Journal of Vocational Behavior, 22, 63 81 Williamson, 1965, Vocational Counseling, New York, McGraw-Hill.
83
Hermien Laksmiwati dan Mochamad Nursalim, Perkembangan Karir dan Pilihan Karir Wanita Muda di Kota Surabaya
Winkel, W. S, 1999, Bimbingan Counseling di Institusi Pendidikan, Jakarta, Gramedia Widiasarana. Zunker, V, 1986, Career Counseling, Apllied Concepts of Life Planning, Belmont, Wadsworth Inc.
84