Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 327
FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA WIRAUSAHA MUDA DI KOTA MAGELANG SUPPORTING AND INHIBITING FACTORS IN DECIDING A CAREER AS YOUNG ENTREPRENEUR IN MAGELANG MUNICIPALITY Oleh:
Gagah Gilang Arshapinega, Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam pengambilan keputusan karir pada wirausaha muda di Kota Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subyek penelitian ini adalah 3 wirausaha muda di Kota Magelang, berusia 20-28 tahun. Setting penelitian berada di Kota Magelang, khususnya di tempat tinggal subyek dan/atau di lokasi berjualan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian terhadap 3 wirausaha muda di Kota Magelang menunjukkan bahwa faktor pendukung pengambilan keputusan karir meliputi: (1) memahami diri sendiri, (2) berkedisiplinan tinggi, (3) percaya diri, (4) berkomitmen tinggi, (5) mendapat dukungan keluarga (6) memiliki relasi bisnis, (7) dapat menyediakan barang, (8) dapat melihat pasar, (9) memiliki kemampuan manajerial, (10) memiliki kemampuan berpromosi, (11) dapat berinovasi, (12) dapat mengatur finansial. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi: (1) kurang wawasan berwirausaha, (2) kurangnya dapat menentukan supplier, (3) kurangnya kemampuan pengadaan modal. Kata kunci: Pengambilan keputusan karir, wirausaha muda. Abstract This research is conducted with the aim to describe the supporting and inhibiting factors in deciding a career as young entrepreneurs in Magelang Municipality. This research is conducted in a qualitative study. Subjects in this study are three young entrepreneurs in Magelang Municipality, in age 20 to 28 years old. This research takes place in Magelang Municipality, in particular, where the subjects live and/or in locations where subjects doing business activity. The method used in data collection are by questionnaires, interviews and observation. The testing of data validity uses triangulation of source and method. Based on the research in three young entrepreneurs in Magelang, it shows that the factors that support a decision-making process in deciding a career include: (1) understanding themselves, (2) having a high discipline, (3) having a confidence, (4) commitment to entrepreneurship, ( 5) supported by family and have a family history as entrepreneur, (6) broad business network, (7) the ability in providing the goods, (8) the ability in understanding the market, (9) managerial ability, (10) the ability to promote , (11) the ability to innovate, (12) the ability to manage the financial. While the inhibiting factors include: (1) lacking of knowledge of entrepreneurship, (2) lacking the ability to determine the supplier, (3) lacking of ability of capital procurement. Keywords: Decision-making in deciding a career, young entrepreneur.
Indonesia pada tahun 2013 sejumlah 1.051.994
PENDAHULUAN Ketidakstabilan
perekonomian
dan
ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan di Indonesia
saat
ini,
menyebabkan
naiknya
jumlah pengangguran di negeri ini. Sebagai contoh
jumlah
pencari
kerja
terdaftar
di
orang,
sedangkan
jumlah
lowongan
kerja
terdaftar di Indonesia hanya tersedia untuk 612.699
orang
saja
(http://www.bps.go.id,
diakses pada 9 Maret 2016, jam 16.48 WIB).
328 E-journal Bimbingan san Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
Hal lain disebutkan oleh Badan Pusat Statistik
sendiri yaitu dengan menjadi wirausaha muda.
(BPS) yang mencatat pada periode Februari
Zimmerer yang dikutip oleh Winardi (2003: 17)
2014-Februari 2015, jumlah pengangguran di
menjelaskan entrepreneur atau wirausaha adalah
Indonesia meningkat sebanyak 300 ribu orang,
seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru,
sehingga jumlah total pengangguran di Indonesia
dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian,
mencapai
dan
7,45
juta
(http://ekbis.sindonews.com,
orang
mencapai
laba
serta
pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-
Maret 2016, jam 16.48 WIB). Seorang ekonom
peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya
dari Center of Reform on Economics (CORE)
yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya.
Akhmad Akbar Susanto menyebutkan fakta lain
Melalui definisi dari Zimmerer tersebut, dapat
dari jumlah pengangguran di Indonesia yang
dikatakan bahwa dengan berwirausaha maka para
mencapai 7,45 juta jiwa yaitu, pengangguran di
remaja ini dapat menciptakan peluang dan
Indonesia didominasi oleh usia produktif atau
lapangan
yang
meminimalisir terjadinya pengangguran.
antara
pada
untuk
9
berusia
diakses
bertujuan
15-24
tahun
(http://ekbis.sindonews.com, diakses
sendiri,
sehingga
dapat
9
Tidak hanya di kota-kota besar yang
Maret 2016, jam 16.48 WIB). Hal ini didukung
terdapat banyak remaja yang berprofesi sebagai
oleh data BPS yang menjabarkan bahwa tingkat
wirausaha, tetapi di kota kecil seperti Magelang
pengangguran
didominasi
juga mulai muncul wirausaha-wirausaha muda.
penduduk berpendidikan SMK sebesar 9,05%,
Magelang merupakan salah satu kota kecil di
SMA sebesar 8,17% dan Diploma I/II/III
Jawa Tengah yang sedang mengalami progress
sebesar
positif dalam berbagai bidang, salah satunya
terbuka
7,49%
(TPT)
pada
kerja
(http://ekbis.sindonews.com,
diakses pada 9 Maret 2016, jam 16.48 WIB). Berdasarkan
tersebut
ekonomi
perdagangan
khususnya
dapat
perdagangan barang non jasa. Hal ini ditunjukkan
disimpulkan bahwa penggangguran di Indonesia
oleh meningkatnya jumlah penerbitan Surat Ijin
didominasi oleh pengangguran berpendidikan
Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan
yang berusia produktif seperti telah disebutkan
oleh
antara usia 15 tahun sampai 24 tahun dan dapat
(BP2T) pada periode tahun 2012-2013. Data
dikategorikan sebagai remaja. Ini menunjukkan,
tersebut
meskipun memiliki pendidikan yang tinggi,
penerbitan SIUP dari tahun 2012 yang berjumlah
namun mereka belum dapat bersaing dengan
232 ijin menjadi 325 ijin di tahun 2013. Dari
para pencari kerja yang lain sehingga tidak
kenaikan tersebut terdapat 60 SIUP baru, selain
menjamin
ada yang melakukan perpanjangan dan juga
mereka
data
dibidang
mendapatkan
pekerjaan
dengan mudah.
Badan
Pelayanan
menunjukkan
perbaikan
(LPPD
Perizinan
terdapat
Kota
Terpadu
peningkatan
Magelang
2013,
Berkaitan dengan uang sebagai sarana
Pemerintah Kota Magelang). Dalam hal ini pun
pemenuh kebutuhan hidup setiap hari dan juga
pemerintah Kota Magelang juga membantu
adanya fenomena pengangguran, maka remaja
peningkatan
mulai beralih untuk membuka peluang usaha
setidaknya lima pusat perdagangan kuliner dan
wirausaha
dengan
membangun
Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 329
lima pusat aktivitas perdagangan barang dan jasa.
remaja ini membutuhkan waktu yang cukup
Salah satunya adalah di lapangan Rindam Dari
lama. Hal ini didukung oleh pendapat Munandir
aktifitas dagang yang terjadi di lapangan Rindam
(1996:86) yang menyatakan bahwa pemilihan
tersebut, peneliti melakukan pengumpulkan data
pekerjaan dan hal memutuskan karir bukanlah
menggunakan angket yang disebar kepada tiga
peristiwa sesaat atau membutuhkan waktu yang
wirausaha muda yang berjualan di lapangan
singkat, melainkan membutuhkan waktu dan
tersebut. Tiga wirausaha muda tersebut adalah
proses
G.A (27 tahun, pedagang sepatu olahraga), R.D
perkembangan
(23 tahun, pedagang tas wanita), dan A.P (23
Sangat jelas bahwa dari pernyataan tersebut
tahun, pedagang milkshake). Melalui angket yang
seseorang perlu memiliki wawasan yang cukup
disebar pada tanggal 16 September 2015,
dalam merencanakan karirnya agar tidak salah
diperoleh hasil sebagai berikut (1) alasan mereka
dalam mengambil keputusan karir. Supriatna
untuk terjun ke dunia usaha dikarenakan passion
(2009) menyatakan bahwa perencanaan karir
yang mereka miliki, ingin menjadi wirausaha
adalah aktivitas siswa yang mengarah pada
muda yang sukses dan juga karena ingin
keputusan karir masa depan. Dan pengambilan
membuktikan bahwa anak muda bisa hidup dan
keputusan karir itu sendiri dijelaskan oleh
berkarya tanpa harus berada di dunia formal. (2)
Dewa Ketut Sukardi (1993: 63) yang menyatakan
Mereka
serius
bahwa pengambilan keputusan karir merupakan
menekuni dunia usaha sejak 2 sampai 5 tahun
suatu proses dimana seseorang mengadakan
yang lalu. (3) Mereka yang menjelaskan bahwa
suatu seleksi terhadap beberapa pilihan dalam
mereka sudah mulai berminat
rencana masa depan.
mengatakan
bahwa
mulai
untuk
menjadi
yang
panjang individu
sesuai yang
dengan
bersangkutan.
seorang wirausaha sejak berada di bangku kuliah
Dari penjabaran tersebut dapat diketahui
bahkan ada yang menyebutkan sejak berada di
bahwa betapa sulitnya pengambilan keputusan
Sekolah Dasar (SD). (4) Mereka juga mempunyai
karir karena adanya hambatan-hambatan yang
role model pada proses pembentukan pemikiran
termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan karir mereka.
proses
Hal ini ditunjukkan dari pernyataan bahwa
keputusan karir seorang remaja. Salah satu teori
mereka memiliki kerabat yang berprofesi sama
yang menjelaskan mengenai faktor-faktor ini
sebagai wirausaha seperti misalnya orang tua,
dikemukakan
saudara
Mereka
behavioral. Teori behavioral Krumboltz berasal
mempromosikan barang dagangannya melalui
dari teori belajar sosial yang dikemukakan oleh
akun sosial media, komunitas yang mereka
Albert Bandura. Krumbolt menganggap bahwa
miliki, dan juga mengikuti event-event yang
terdapat dua faktor utama sebagai penentu dalam
diselenggarakan di Kota Magelang.
pengambilan keputusan karir yaitu faktor pribadi
dan
juga
teman.
(5)
Tentu pada saat melakukan proses merencanakan,
mempersiapkan
hingga
melakukan pengambilan keputusan karir, para
perencanaan
oleh
dan
juga
Krumboltz
pengambilan
dalam
teori
dan lingkungan. Kepribadian dan tingkah laku orang daripada
itu lebih
merupakan
pembawaan.
hasil belajar
Sedangkan
faktor
330 E-journal Bimbingan san Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
Konselor juga harus menetapkan tujuan program
kerja, syarat kerja, dan sebagainya (Munandir,
bimbingan karir ini dengan cara mematok target
1996: 15). Sehubungan dengan itu, Munandir
dengan jelas
(1996) juga menyebutkan teori pengambilan
pelaksanaannya,
keputusan Krumboltz meliputi empat kategori
dipertanggungjawabkan hasil dari perkembangan
faktor
karir remaja tersebut.
yang
mempengaruhi
pengambilan
yang dapat serta
diukur
progress
harus
dapat
keputusan karir seseorang antara lain (1) faktor genetik, (2) kondisi lingkungan, (3) faktor
METODE PENELITIAN
belajar, dan (4) keterampilan dalam menghadapi
Pendekatan Penelitian
tugas.
Penelitian ini berbentuk studi kasus Dengan mulai beralihnya pemikiran dan
Yang ditujukan untuk memahami permasalahan-
persepsi remaja yang tidak lagi terfokus agar bisa
permasalahan dari sudut pandang atau perspektif
mendapatkan pekerjaan kantoran dan mulai
subyek yang diteliti. Dalam penelitian ini,
banyak remaja
situasi dan kondisi responden tidak dipengaruhi
yang tertarik untuk mulai
berbisnis,
ditambah
beberapa
faktor
pengambilan dibutuhkanlah
dengan yang
keputusan peran
dijumpainya
atau dikendalikan oleh apapun, sehingga dapat
mempengaruhi
menggambarkan faktor pendukung dan faktor
karir,
konselor
yang
maka
penghambat dalam pengambilan keputusan karir
dapat
pada wirausaha muda di Kota Magelang sesuai
memberikan layanan bimbingan karir yang
dengan keadaan yang sesungguhnya.
tepat. Bimbingan karir tersebut bertujuan untuk memberikan arahan dan petunjuk pada remaja dalam menentukan strategi dan persiapan karir
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
di
Kota
yang matang. Arahan dan persiapan disini
Magelang, khususnya berada ditempat tinggal
meliputi penjelasan mengenai apa itu wirausaha,
subyek dan/atau di lokasi subyek berjualan
bagaimana cara menjadi wirausaha, dan juga
sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
resiko serta keuntungan apa saja yang akan
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016.
dijumpai ketika seseorang memutuskan menjadi wirausaha, sehingga remaja tersebut dapat lebih meyakinkan dirinya sendiri dan tidak ragu-ragu dalam
pengambilan
keputusannya
Penentuan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan
sebagai
sebagai subyek adalah wirausaha muda di Kota
wirausaha muda. Pelaksanaan bimbingan karir
Magelang yang berjumlah tiga orang. Adapun
ini akan berjalan optimal apabila didukung oleh
ciri dan karakteristik yang digunakan yaitu dalam
konselor yang baik. Konselor yang baik sendiri
menentukan subyek penelitian: (1) berprofesi
merupakan konselor yang dapat menyusun
sebagai wirausaha, (2) berdomisili di Kota
program dengan tepat, melaksanakannya dengan
Magelang, (3) berjualan di lapangan RINDAM
baik dan juga dapat mengevaluasi program serta
IV Diponegoro (4) tergolong pada usia dewasa
mampu melaksanakannya dengan baik pula.
awal (usia 20 tahun sampai dengan 30 tahun) dan
Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 331
(5) belum menikah.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
dalam penelitian ini adalah dengan mengacu
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data
pada konsep Milles & Huberman (2007: 16-20)
yang digunakan adalah: (1) Kuesioner tidak
yaitu interactive model (model interaktif) yang
terstruktur disebut juga kuesioner terbuka,
mengklasifikasikan analisis data dalam tiga
dimana jawaban dari responden terhadap setiap
langkah, yaitu:
pertanyaan
kuesioner
ini
dapat
diberikan
1. Reduksi Data (Data Reduction)
secara bebas menurut pendapat sendiri (S.
Reduksi data merupakan proses pemilahan,
Margono, 1997). (2) Observasi berperan pasif
pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
adalah dengan cara peneliti hanya sekedar
pengabstrakan, dan transformasi data kasar
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh subyek
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
dan sama sekali tidak melakukan kegiatan yang
lapangan.
dilakukan oleh subyek tersebut (H.B. Sutopo, 2002:
65),
(3)
Wawancara
2. Penyajian Data (Display Data)
terstruktur
Penyajian
data
dilakukan jika peneliti atau pengumpul data
informasi
tersusun
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
apa yang akan diperoleh sedangkan wawancara
dan pengambilan tindakan. Penyajian data
semi struktur sudah termasuk ke dalam kategori
yang paling sering digunakan pada data
In-depth
kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif.
interview,
dimana
dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
3.
sebagai yang
sekumpulan memberi
Penarikan Kesimpulan (Verfication)
Tujuannya
Kegiatan analisis data ketiga yang penting
adalah untuk menemukan permasalahan dengan
adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
lebih terbuka dimana pihak yang diwawacarai
Dimulai dari pengumpulan data, seorang
diminta berpendapat dan ide-idenya (Sugiyono
penganalisis kualitatif mulai mencari arti
2011: 319).
benda-benda mencatat keteraturan, pola-
dengan
wawancara
terstruktur.
pola, Instrumen Penelitian
penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan
Menurut Sugiono (2011: 222), dalam
proporsisi.
penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan
data
berupa
angket,
wawancara dan observasi, sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket/kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman observasi.
Uji Keabsahan Data Triangulasi data (sumber) yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.
Sedangkan
triangulasi
332 E-journal Bimbingan san Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
metode digunakan untuk melakukan pengecekan
S.L yang mengungkapkan bahwa ia sangat
terhadap pengunaan metode pengumpulan data
mengetahui seluk beluk wirausaha karena telah
baik informasi yang didapat dari wawancara
diajari oleh keluarganya sejak kecil sehingga
maupun observasi (Burhan Bungin, 2011: 265).
cepat
menangkap
dan
memahami
cara
berwirausaha. Hal ini sejalan dengan teori HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
penelitian
yang
telah
behavioral Krumboltz (Munandir, 1996: 115), salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
dilakukan peneliti, faktor pendukung dan faktor
pengambilan keputusan karir seseorang adalah
penghambat dalam pengambilan keputusan karir
faktor belajar. Faktor belajar disini dibagi
dapat dilihat dari aspek yang pertama yaitu
menjadi dua jenis yaitu secar instrumental dan
karakteristik personal. Karakteristik personal
asosiatif. Belajar secara instrumental yaitu
disini meliputi pemahaman diri sendiri seperti
belajar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh
minat, bakat dan juga cita-cita. Selanjutnya
seseorang secara langsung dan ia mendapatkan
adalah wawasan berwirausaha, kepercayaan diri,
hasil dari perbuatannya itu. Teori ini sejalan
optimisme
dalam
dengan perilaku learning by doing yang
berwirausaha. Dari ketiga subyek memiliki
dilakukan oleh R.D dan G.A dalam mengetahui
faktor pendukung yang sama dalam pemahaman
seluk-beluk berwirausaha.
dan
juga
komitmen
terhadap diri sendiri, yaitu sama-sama berminat
Terdapat kesamaan juga pada ketiga
untuk bekerja dibidang wirausaha. Dalam hal
subyek tersebut mengenai kedisiplinan. Baik
bakat, R.D dan G.A mengungkapkan hal yang
R.D, G.A dan juga S.L mengungkapkan bahwa
sama yaitu memiliki bakat yang berkaitan
mereka termasuk orang yang optimis dalam
dengan kewirausahaan yaitu R.D berbakat
berwirausaha. R.D mengungkapkan bahwa ia
dibidang public speaking dan G.A memiliki
merasa optimis akan meraih kesuksesan dalam
bakat dibidang marketing. Sedangkan S.L
berwirausaha
mengungkapkan bahwa ia merasa memiliki
dianutnya akan dibukakan tujuh pintu rejeki jika
bakat dibidang olahraga yang dimanfaatkannya
berprofesi
dalam menentukan barang yang akan dijualnya..
mengungkapkan bahwa ia merasa optimis akan
Ketiga subyek juga memiliki cita-cita yang
sukses dalam berwirausaha karena ia melihat
sama yaitu menjadi wirausaha yang sukses.
sikap masyarakat di Indonesia saat ini yang
Selanjutnya mengenai wawasan berwirausaha,
cenderung
R.D dan G.A mengungkapkan bahwa kurang
mengungkapkan bahwa ia merasa optimis
memiliki
seluk-beluk
dalam berwirausaha jika diimbangin dengan
wirausaha. Hal ini dikarenakan R.D dan G.A
kedisiplinan dan juga kerja keras. Ketiga subyek
menggunakan cara learning by doing dalam
tersebut juga memiliki kesamaan dalam hal
memulai
kedisiplinan. Kedisiplinan dari ketiga subyek
wawasan
mengenai
wirausahanya,
sehingga
dalam
karena
dalam
sebagai
konsumtif.
agama
wirausaha.
Sedangkan
yang
G.A
S.L
prosesnya, R.D dan G.A sambil mempelajari
tersebut
cara-cara berwirausaha. Hal ini berbeda dengan
perkembangan tren mode dari barang yang akan
terlihat
dari
selalu
mengikuti
Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 333
mereka jual dan juga kedisiplinan dalam
sudah berada dalam situasi yang mengharuskan
ketepatan waktu mengirim barang dagangan.
mereka mencari uang sendiri. Berkebalikan
Berhubungan dengan optimisme dan juga
dengan S.L yang merasa bahwa ia kurang
kedisiplinan,
ketiga subyek
memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Ia
tersebut memiliki komitmen yang tinggi dalam
terbiasa untuk ditentukan segala sesuatunya oleh
berwirausaha. R.D mengungkapkan bahwa ia
orangtuanya sehingga ia merasa kurang yakin
bentuk
berwirausaha
jika harus mengambil keputusan sendiri. Hal
adalah ia berencana membuka butik dan ingin
lain yang mengakibatkan ia merasa tidak
memperluas usahanya juga dibidang kuliner.
percaya diri adalah karena merasa kurang
Hal yang sama diungkapkan pula oleh G.A, ia
memiliki kemampuan dalam berkomunikasi
mengatakan bahwa memiliki rencana dalam
sehingga menghambatnya jika harus bertemu
jangka waktu dekat untuk memperluas usahanya
dan berinteraksi dengan orang yang baru
ke bidang kuliner yaitu dengan membuka kafe.
dikenalnya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan
Hal serupa diungkapkan oleh S.L yang memiliki
bahwa
rencana untuk membuka toko olahraga agar
kecenderungan yang baik dalam kepercayaan
usaha
diri.
mengakibatkan
komitmennya
dalam
yang digelutinya lebih besar lagi.
ketiga
Hal
ini
subyek
sesuai
tersebut
dengan
memiliki
teori
yang
Pernyataan ketiga subyek tersebut mengenai
dikemukakan oleh Meredith (2002: 6) yang
optimisme, kedisiplinan dan juga komitmen
menjelaskan mengenai ciri-ciri yang dimiliki
yang mereka miliki sejalan dengan teori yang
oleh seorang wirausaha, salah satunya adalah
dikemukakan oleh W.S Winkel dan Sri Hastuti
kepecayaan diri. Kepercayaan diri disini akan
(2010:
menyatakan bahwa
memunculkan rasa optimis pada diri seseorang
kegunaan dari refleksi anak muda atas sifat-sifat
untuk mengambil suatu keputusan. Aspek yang
kepribadian ialah lebih mengenal diri dan
kedua adalah hubungan dengan
memperoleh pemahaman diri. Gambaran diri
Dalam hal ini yang dimaksud dengan hubungan
dalam sifat-sifat kepribadian menjadi masukan
dengan keluarga adalah peran keluarga dalam
untuk menentukan apakah ia berani memegang
pengambilan
jabatan tertentu atau tidak.
kebebasan dalam memilih pekerjaan dan juga
652)
yang
keputusan
karir,
keluarga.
meliputi
Mengenai kepercayaan diri, R.D dan
riwayat pekerjaan yang digeluti oleh keluarga
G.A memiliki pendapat yang sama. Mereka
seperti kakek, nenek, orangtua, dan juga saudara
mengungkapkan bahwa memiliki rasa percaya
(genetik).
diri yang tinggi karena sudah memiliki landasan
mengungkapkan hal yang sama yaitu mereka
yang kuat untuk berwirausaha, yaitu bakat
diberikan kebebasan dalam memilih pekerjaan
khusus yang mereka miliki seperti kemampuan
yang mereka inginkan. R.D dan G.A merasa
berkomunikasi dan juga marketing.
R.D dan
bahwa kebebasan yang diberikan orangtua
juga G.A mengungkapkan bahwa rasa percaya
mereka sangat membantu karena mereka dapat
dirinya tersebut juga terbentuk karena kenekatan
memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan juga
mereka. Mereka berbuat nekat karena merasa
cita-cita mereka. Berbeda dengan S.L yang pada
Ketiga
subyek
tersebut
334 E-journal Bimbingan san Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
awalnya selalu ditentukan segala keperluannya
berjualan perlengkapan olahraga. Mengenai
oleh orangtuanya. Sehingga pada awalnya
peran keluarga dan juga teman sebaya dalam
sedikit menghambatnya dalam menentukan
pengambilan keputusan karir yang dinyatakan
pilihan karir yang sesuai dengan minat dan juga
oleh R.D, G.A dan juga S.L sejalan dengan
cita-citanya. Dalam hal genetik R.D dan S.L
teori Vondracek (Santrock,
mengungkapkan bahwa keluarganya memiliki
2007: 176) bahwa orangtua dan teman sebaya
riwayat keturunan yang berprofesi sebagai
memiliki pengaruh yang kuat terhadap pilihan
wirausaha sejak kakek nenek mereka. Keduanya
karir seseorang.
mengungkapkan bahwa hal ini menguntungkan
Dalam aspek yang kedua dan ketiga
mereka karena mereka jadi memiliki role model
mengenai peran keluarga dan juga peran orang
atau panutan dalam beriwirausaha. Sedangkan
lain dalam pengambilan keputusan karir sesuai
G.A dalam keluarganya tidak memiliki riwayat
dengan teori behavioral Krumboltz (Munandir,
keturunan wirausaha. Meskipun ayah dan juga
1996: 115) yaitu salah satu faktor yang
kakaknya
sekarang
sebagai
mempengaruhi pengambilan keputusan karir
wirausaha,
tetapi
saja
adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan
berkecimpung dalam dunia wirausaha. Hal ini
disini meliputi tempat tinggal, organisasi sosial,
sejalan
Krumboltz
lingkungan
tetangga,
(Munandir, 1996: 97) yang menjelaskan ada
masyarakat
sekitar
empat faktor yang mempengaruhi keputusan
belajar.
karir seseorang, salah satunya adalah faktor
keterampilan personal. Keterampilan personal
genetik.
disini meliputi menentukan pasar, menentukan
dengan
berprofesi mereka
teori
yang
baru
Aspek yang ketiga adalah hubungan
Aspek
lingkungan dan
yang
juga
keluarga,
pengalaman
keempat
adalah
supplier, menyediakan barang, relasi bisnis,
dengan lingkungan sekitar, dalam hal ini yang
keterampilan
dimaksud dengan hubungan dengan lingkungan
inovasi,
sekitar adalah peran orang lain (teman sebaya)
berorganisasi. Terdapat kesamaan pada G.A
dalam pengambilan keputusan karir. Dalam
dan S.L dalam kemampuan melihat pasar.
pengambilan data yang dilakukan menggunakan
Kedua subyek tersebut mengungkapkan bahwa
kuesioner dan juga wawancara, tidak ditemukan
tidak kesulitan untuk menentukan pasar karena
peran teman sebaya atau orang lain dalam
mereka menjual barang kepada teman-teman
pengambilan keputusan yang dilakukan R.D dan
terdekat
G.A.
Kedua
untuk
keinginan
dan
kemampuan
mereka
terlebih
berpromosi,
manajerial
dahulu
dan
sebelum
tersebut
mengambil
memperluas jangkauan pasar mereka. Mereka
berwirausaha
berdasarkan
berduapun menjual barang dagangan yang
subyek
keputusan
berkomunikasi,
sendiri.
sesuai dengan hobi mereka masing-masing, jika
Berbeda dengan S.L yang mengungkapkan
G.A hobi mengoleksi sepatu maka ia menjual
bahwa
sebagai
aneka macam sepatu dan S.L memiliki hobi
wirausaha karena ajakan dari teman dekatnya
basket sehingga ia menjual perlengkapan untuk
yang menawari untuk bergabung dengannya
olahraga khususnya basket. Hal ini berbeda
ia
kesadaran
mengambil
mereka
keputusan
Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 335
dengan R.D yang kesulitan menentukan pasar
nya. G.A juga mengungkapkan hal yang sama
karena ia ragu jika barang yang dijualnya nanti
yaitu memiliki relasi yang banyak karena ia
apakah akan laku dipasaran atau tidak, sehingga
memiliki banyak teman yang gemar mengoleksi
R.D beberapa kali mengganti jenis barang yang
sepatu seperti dirinya sehingga ketika G.A
dijualnya. Setelah menentukan barang apa yang
memulai
akan dijual, langkah selanjutnya yang dilakukan
temannya tersebut kemudia menjadi customer
oleh ketiga subyek tersebut adalah mencari dan
dan
menentukan supplier. Terdapat kesamaan pada
kemudahan dalam menemukan relasi bisnis
R.D dan G.A yang kesulitan untuk menentukan
karena memiliki banyak teman di komunitas
supplier karena tidak menemukan supplier yang
basketnya sehingga teman-temannya tersebut
cocok
ini
tidak ragu untuk menjadi customer dan juga
lokasi
resellernya. Terdapat kesamaan pula pada R.D
supplier, kualitas barang, harga beli yang
dan juga G.A, mereka sama-sama memiliki
terlalu tinggi dan juga kelengkapan jenis
keterampilan berkomunikasi yang baik. R.D
barang. Berbeda halnya dengan S.L yang
mengungkapkan bahwa ia tidak kesulitan dalam
mengungkapkan bahwa
berkomunikasi karena memiliki bakat dibidang
untuk
dikarenakan
mencari
mereka. beberapa
supplier
Ketidakcocokan hal,
seperti
ia tidak kesulitan
juga resellernya.
maka
S.L juga
teman-
memiliki
public speaking dan juga ia mempunyai
memberitahukan informasi mengenai supplier
pengalaman kerja sebagai MC dan juga penyiar
mana yang harus dihubunginya jika ingin
sehingga sudah terbiasa berkomunikasi dengan
mencari barang. Langkah selanjutnya yang
berbagai kalangan. G.A juga mengungkapkan
dilakukan
bahwa ia tidak ada kendalan yang berarti dalam
menentukan
subyek
supplier
teman
sepatu
dekatnya
ketiga
karena
berjualan
tersebut
adalah
setelah
menyediakan
berkomunikasi
karena
sudah
terbiasa
barang. Ketiga subyek tersebut tidak kesulitan
berkomunikasi dengan orang-orang yang ada
dalam
dilingkungan tempat tinggalnya. Hal ini berbeda
menyediakan barang karena hanya
tinggal melakukan kontak dengan supplier dan
dengan
S.L,
ia
merasa
barang yang mereka pesan akan langsung
keterampilan
dikirim kerumah subyek atau langsung ke
dengan orang yang baru dikenalnya. Tetapi jika
customer mereka. Setelah menyediakan barang
sudah mengenal orang tersebut, ia dapat dengan
dagangan, mereka kemudian mencari relasi
mudah berkomunikasi dengannya. Hal ini
bisnis seperi reseller dan juga customer. Dalam
sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti
hal ini ketiganya memiliki kesamaan yaitu
saat wawancara, peneliti melihat bahwa R.D dan
memiliki relasi bisnis yang banyak. R.D
G.A
mengungkapkan bahwa ia memiliki relasi bisnis
berkomunikasi yang baik terlihat dari cara
karena dengan pengalaman kerja yang pernah
berbicara mereka yang lancar dan keterbukaan
dialaminya menyebabkan ia memiliki kenalan
mereka dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan
yang banyak dan tak jarang kenalannya tersebut
S.L pada awalnya cenderung terlihat malu-malu
menjadi customer ataupun menjadi reseller-
saat menjawab pertanyaan. Berbicara mengenai
berkomunikasi
memang
memiliki
kurang terutama
dalam jika
kemampuan
336 E-journal Bimbingan san Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
keterampilan kemampuan
berkomunikasi, berkomunikasi
yang
dengan
keseluruhan pembahasan mengenai aspek yang
dimiliki,
keempat yaitu keterampilan personal, meliputi
mereka jadi mudah untuk mempromosikan
menentukan
barang dagangannya secara langsung kepada
menyediakan barang, relasi bisnis, keterampilan
relasi mereka ataupun kepada customer yang
berkomunikasi,
berpotensi.
dalam
kemampuan manajerial dan berorganisasi, hal
keterampilan berkomunikasi tetapi ia terbantu
ini sejalan dengan teori behavioral Krumboltz
dengan kemajuan teknologi saat ini sehingga
(Munandir, 1996: 115) yang menyatakan bahwa
memudahkannya untuk mempromosikan barang
salah
dagangannya melalui media sosial, begitu juga
pengambilan
R.D dan G.A.
keterampilan menghadapi tugas. Keterampilan
Meskipun
S.L
kurang
Hal selanjutnya adalah karena mereka
ini
pasar,
satu
dicapai
menentukan
supplier,
berpromosi,
faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
sebagai
inovasi,
karir
buah
adalah
interaksi
atau
tidak berinovasi dengan barang dagangan
pengalaman belajar dan juga kemampuan
mereka dikarenakan barang tersebut bersifat
khusus, termasuk didalamnya adalah standar
paten, sehingga mereka melakukan inovasi
kerja
dalam hal berpomosi. Ketiga subyek tersebut
mengerjakan sesuatu dalam hal ini khususnya
berinovasi dalam hal berpromosi dengan cara
adalah berwirausaha, mereka menggunakan
membuat iklan-iklan yang menarik di media
keterampilan-keterampilan
sosial
menghadapi dan menangani tugas-tugas baru.
tempat
barang
dagangan
mereka
dan
nilai
kerja.
Sehingga
ini
dalam
untuk
dipajang. Dalam hal manajerial ketiga subyek
Aspek keempat tersebut juga sejalan
tersebut juga memiliki kesamaan yaitu meliputi
dengan teori yang dikemukakan oleh Parson dan
mengatur jam berjualan dan menentukan berapa
Williamson (W.S Winkel dan Sri Hastuti,
target laba perharinya. Hal yang terakhir dalam
2010: 626) yang menyatakan bahwa seseorang
aspek ini adalah kemampuan berorganisasi.
dapat
Dalam hal ini G.A dan S.L mengungkapkan
baginya
bahwa
kemampuan, potensi, dan wujud minat yang
mereka
berorganisasi
karena
memiliki
kemampuan
mereka
berwirausaha
menemukan
pekerjaan
dengan
dimilikinya
cara
dengan
yang
cocok
mengkorelasikan
kualitas-kualitas
yang
dalam bentuk tim. G.A dengan istrinya dan S.L
secara
dengan
berdua
tertentu. Aspek kelima yaitu adalah kondisi
mengungkapkan bahwa bentuk kemampuan
ekonomi. Dalam aspek ini kondisi ekonomi
berorganisasi yang dimiliki adalah mampu
meliputi pengadaan modal dan kemampuan
membagi tugas kepada rekan kerjanya sehingga
mengatur
kinerja mereka dalam berwirausaha menjadi
mengungkapkan bahwa mereka kesulitan dalam
optimal.
melakukan
teman
dekatnya.
Berbeda
Mereka
dengan
mengungkapkan
bahwa
individual
sehingga
ia
objektif
dituntut
finansial.
dalam
R.D
pekerjaan
dan
G.A
R.D
yang
bekerja
secara
dikarenakan mereka berdua mengumpulkan
kemampuan
modal dengan menggunakan tabungan sendiri
berorganisasinya belum begitu terlihat. Dari
sehingga
pengadaan
menghambat
modal.
mereka
Hal
jika
ini
akan
Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 337
menyediakan barang stok dirumah. R.D dan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
G.A
jika
pengambilan keputusan karir salah satunya
meminjam modal dari bank, proses hingga uang
adalah faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi
tersebut cari sangatlah lama dan juga sulit.
dan juga status sosial ekonomi keluarga.
juga
mengungkapkan
bahwa
Sehingga mereka berdua mengandalkan sistem dropship. Hal ini berbeda dengan S.L yang tidak
KESIMPULAN DAN SARAN
mengalami hambatan dalam pengadaan modal
KESIMPULAN
karena
ayahnya
mendukung
yang
Berdasarkan hasil penelitian pada ketiga
dijalankannya dengan cara memberikan uang
wirausaha muda di Kota Magelang dapat
untuk tambahan modal. Hal ini sesuai dengan
diketahui bahwa faktor-faktor pendukung dalam
observasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti
pengambilan keputusan karir mereka yang
melihat bahwa perekonomian keluarga S.L
pertama adalah pemahaman terhadap diri
termasuk kedalam golongan menengah ke atas.
sendiri meliputi minat dan bakat yang mereka
Sehingga untuk urusan modal bukan masalah
miliki. Kedua adalah memiliki kedisiplinan
bagi S.L. Hal ini berbeda dengan R.D dan juga
tinggi terkait dengan kewirausahaan. Ketiga
G.A, peneliti melihat bahwa perekonomian
adalah memiliki kepercayaan diri dan juga
keluarga R.D dan G.A termasuk ke dalam
optimisme yang tinggi dalam berwirausaha,
golongan menengah dan menengah ke bawah.
Keempat adalah memiliki komitmen yang
Mengenai
bisnis
mengatur
tinggi dalam berwirausaha. Kelima adalah
finansial, mereka bertiga memiliki kesamaan,
terdapat peran dari keluarga dalam pengambilan
yaitu sama-sama dapat mengatur perputaran
keputusan karir yang mereka lakukan. Keenam
uang. R.D mengungkapkan bahwa ia selalu
adalah mereka memiliki relasi bisnis yang luas.
merekap seluruh hasil laba perhari dan jika
Hal ini dikarenakan mereka bertiga tergabung
belum
akan
dalam komunitas-komunitas tertentu sehingga
digabung dengan laba keesokan harinya. Begitu
memiliki banyak kenalan. Ketujuh adalah
pula dengan S.L yang mengungkapkan bahwa
mereka
kemampuan
yang
menyediakan barang, yaitu dengan sistem
dimilikinya adalah dapat memilah uang hasil
dropship Dan jika mereka ingin melakukan stok
penjualan dan juga uang untuk tambahan
barang, maka tinggal menghubungi supplier
modal. Sedangkan G.A mengungkapkan bahwa
dan barang akan dikirim menggunakan jasa
bentuk dari kemampuan mengatur finansialnya
pengiriman paket. Kedelapan adalah ketiga
adalah dengan membuat akun Bank khusus
subyek tersebut memiliki kemampuan dalam
sehingga uang hasil penjualan akan langsung
melihat pasar dan juga tidak kesulitan dalam
masuk ke dalam rekening Bank tersebut.
menentukan barang apa yang akan mereka jual
Mengenai aspek yang terakhir ini yaitu kondisi
karena mereka menjual barang yang sesuai
ekonomi sejalan dengan teori Winkel dan M.M
dengan
hobi
Sri Hastuti (2004: 645-655) yang menjelaskan
mereka
memiliki
sesuai
kemampuan
dengan
mengatur
target
maka
finansial
memiliki
kemampuan
mereka.
Kesembilan
kemampuan
dalam
adalah
dalam
hal
338 E-journal Bimbingan san Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
manajerial yaitu dapat mengatur jam berjualan
SARAN
dan
keuntungan
1. Bagi Siswa dan Calon Wirausaha Muda
perharinya. Kesepuluh adalah ketiga subyek
Bagi calon wirausaha diharapkan lebih
tersebut
giat
dapat
mengatur
memiliki
target
kemampuan
berpromosi
menggali
informasi
karena mereka dapat mempromosikan barang
wawasan
dagangan menggunakan sosial media dan
mengikuti
dengan cara word of mouth. Kesebelas adalah
wirausaha
ketiga subyek tersebut memiliki kemampuan
berwirausaha. Selain itu calon
melakukan
juga harus lebih aktif mencari informasi
inovasi. Inovasi yang
mereka
berwirausaha
mengenai
dengan
seminar-seminar ataupun
cara tentang
pelatihan-pelatihan wirausaha
mengenai
pengetahuan
promosinya yaitu memberikan potongan harga
mendapatkan
supplier
dengan
cara
atau dengan membuat iklan-iklan yang menarik
memperbanyak
relasi
bisnis
atau
di sosial media. Kedua belas adalah mereka
mendatangi
komunitas
memiliki kemampuan untuk mengatur finansial
sehingga dapat sharing tentang informasi
dengan cara menentukan target laba perhari dan
mengenai supplier mana yang memiliki
memisahkan laba tersebut dengan uang untuk
kualitas bagus tetapi dengan harga yang
tambahan modal. Sedangkan faktor-faktor yang
lebih
rendah. Dalam pengadaan modal,
menghambat
karir
calon
wirausaha diharapkan lebih giat
mereka yang pertama adalah cenderung kurang
dalam
memiliki
program-program
lakukan
adalah
berinovasi
pengambilan
wawasan
yang
dengan
keputusan
cukup
cara
dalam
mencari
dalam
wirausaha
informasi
mengenai
yang
diadakan
berwirausaha karena dari ketiga subyek tersebut
pemerintah ataupun instansi-instansi terkait
hanya satu subyek saja yang telah dididik untuk
pemberian modal usaha.
berwirausaha
sejak
kecil.
Kedua
adalah
2. Bagi Guru BK / Konselor
menentukan
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa atau
supplier karena dari ketiga subyek tersebut
calon wirausaha muda yaitu kurangnya
hanya satu subyek saja yang telah dapat
pengetahuan
mengetahui supplier mana yang memiliki harga
kewirausahaan. Berdasarkan permasalahan
termurah dengan kualitas yang baik. Ketiga
tersebut maka seorang guru BK ataupun
adalah cenderung kurang memiliki kemampuan
konselor dapat memberikan informasi yang
dalam pengadaan modal. Hal ini dikarenakan
berkaitan
hanya satu subyek saja yang tidak kesulitan
mengenai persyaratan dan juga informasi
dalam pengadaan modal sedangkan dua subyek
mengenai kemungkinan-kemungkinan yang
yang
terjadi
kurangnya
lain
kemampuan
modal
yang
dalam
mereka
gunakan
mengenai
seluk-beluk
dengan persiapan karir
jika
melakukan
baik
pengambilan
merupakan hasil dari tabungan yang mereka
keputusan karir dalam berwirausaha. Guru
miliki, sehingga tidak mencukupi jika akan
BK dan konselor juga dapat berkolaborasi
melakukan stok barang.
dengan pengusaha-pengusaha yang telah lebih dulu sukses dalam mengoptimalkan
Faktor Pendukung Dan….(Gagah Gilang ) 339
program layanan bimbingan karir sehingga calon wirausaha muda dapat mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai seluk-beluk dunia wirausaha.
Sindonews. (2015). Jumlah Pengangguran Bertambah Jadi 7,45 Juta Orang. Diakses tanggal 9 Maret 2016 dari http://ekbis.sindonews.com/read/99760 1/34/jumlah-pengangguran-bertambahjadi-7-45-juta-orang-1430816593.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian ini, proses pengambilan data menggunakan metode observasi tidak berjalan
dengan
optimal.
Hal
ini
dikarenakan keterbatasan waktu dan juga Sehingga bagi peneliti yang menggunakan metode
kualitatif
diharapkan
dapat
menggunakan metode observasi dengan jenis berperan aktif karena dapat membantu dalam melengkapi hasil wawancara dan juga
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryana. (2003). Kewirausahaan: Prosedur Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: PT. Salemba Empat. Tempo. (2015). Indonesia Butuh Lebih Banyak Pengusaha Muda. Diakses tanggal 9 Maret 2016 dari https://m.tempo.co/read/news/2015/11/ 08/090716920/indonesia-butuh-lebihbanyak-pengusaha-muda.
kuesioner sehingga hasil penelitian akan tersaji dengan lebih. DAFTAR PUSTAKA Alma Buchari. (2000). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan keempat. Bandung: ALFABETA. Mc Guckin, Frances. (2006). Ide-Ide Besar Untuk Mengembangkan Usaha Kecil Anda. Jakarta: Abadi Tandur. Meredith, Geofferey G. (2002). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PPM. Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu Nasution. (2011). Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Papalia, dkk. (2009). Human Development Perkembangan Manusia Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. S.
Margono. (1997). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Santrock, J. W. (2007). Adolescene, edisi 11, jilid 2, (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Winardi. (2003). Entrepreneur Entrepreneurship. Bogor: Kencana.
and
W. S. Winkel dan Sri Hastuti (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Nurul Zuriah. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sindonews. (2015). Usia Produktif Dominasi Pengangguran di Indonesia. Diakses tanggal 9 Maret 2016 dari http://ekbis.sindonews.com/read/97144 0/34/usia-produktif-dominasipengangguran-di-indonesia-1425366116. Siti Jamilah (2005). Hambatan-Hambatan yang Memengaruhi Ketepatan Pemilihan Karier Siswa Kelas XI di SMA Negeri Kramat Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005. Laporan penelitian. Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta