PRODUK “LINK AND MATCH” DI STEIN Oleh : Parlagutan Silitonga Dosen STEIN, Jakarta
Abstract The main purpose of this research is to find the coorelation between the job opportunity given to students of STEIN and the capability of on time payment of their lecture fees. STEIN with its prime product by product diversification and product development to introduce link and match where selected students are drived and motivated to work and to study as well. The close relationship between STEIN and hospitality industries make this program possible. However the delay of payments by the participants of the program lead to annoying the Chairman of the organization, taking into account the possible drain in cash flow sooner or later tending to heavy burden instead of solution. The research population consist of 217 student as participants of the link and match program, however the valid and bonafide respondents were 100 students only by the due time of the survey. Regression analysis using three independent variables of cumulative index, duration of participation and the status of employment or disemployment to measure dependend variable of the obedience to pay lecture fees on time, the results are 77.4% of the students were failed to pay on time, lack of monitoring at work place and lack of management participation in the process of payment monitoring. However, this prime product is preferred by students where some process shall be reorganized in order to develop future product develoment through market segmentation. Key words : product diversification, product development, link and match, monitoring and market segmentation.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah STEIN didirikan dalam rangka menampung Alumni Program Diploma Tiga Pariwisata untuk melanjutkan studinya ke Program Strata Satu. Pada tahun 2000. Pemerintah belum memberi ijin untuk program strata satu dan pariwisata belum diakui sebagai suatu disiplin ilmu. Akhirnya, beberapa perguruan tinggi pariwisata di Bandung, Semarang, Surabaya dan Jakarta menyikapi permintaan alumni dengan membuat program studi manajemen, materi muatan kekhasan manajemen pariwisata, dengan gelar Sarjana Ekonomi (SE). Demikian juga Yayasan Lembaga Pendidikan Pariwisata Jakarta, yang tadinya hanya mengelola program Diploma Satu dan Diploma Tiga, membuat lembaga baru program Strata Satu Manajemen dengan trade mark STEIN (STIE Pariwisata Internasional).Di Jakarta, STEIN merupakan satu-satunya perguruan tinggi pariwisata yang menyelenggarakan program strata satu ini hingga tahun 2008. Pada phase introduction, mahasiswa STEIN seluruhnya dari alumni Akademi Pariwisata.Pada tahun 2008 dibuat produk
dengan layanan baru yang menggunakan strategi Blue Ocean. Strategi ini dipilih untuk menciptakan produk baru, unik dan tidak ada pesaingnya, dinamakan dengan Link and Match. Produk ini berkembang sejak diperkenalkan namun mengalami beberapa permasalahan dalam tahapan pembayaran dan perkuliahan. 1. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini ,al: 1.1. Untuk mengetahui akar permasalahan kepatuhan pembayaran mahasiswa STEIN 1.2. Untuk memberi saran solusi tentang kepatuhan pembayaran mahasiswa STEIN. 1.3. Untuk memantapkan pengembangan produk STEIN 2. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut.: 1. Apa saja faktor yang menyebabkan tersendatnya pembayaran uang kuliah bagi mahasiswa program link and match? 2. Apakah ada hubungan antara kepatuhan membayar uang kuliah dengan Indeks Prestasi, Status bakerja/tidak bekerja dan posisi mahasiswa pada semester 1,3,5 dan 7?
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
1
2. Profil STEIN STEIN didirikan pada tahun 2000 menampung alumni lulusan D3 pariwisata yang merupakan captive market, karena pada saat itu belum ada program serupa di Jakarta. Para pesaing meneruskan Diploma 4 sesuai aspek perijinan pada saat itu. Pada daur hidup introduction STEIN langsung bertumbuh cepat dan diakreditasi C pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2007 diakreditasi B. Saat ini sedang bersiap mengisi borang-borang akreditasi menuju peringkat A. Untuk itu segala sesuatu sudah dipersiapkan termasuk persyaratan yang menjadi satu-satunya kekurangan pada proses akreditasi 2007 yaitu harus ada dua orang dosen dengan gelar Doktor dalam bidang manajemen dengan jenjang kepangkatan, palind tidak, Lektor. Saat ini sudah ada tiga orang Doktor. Diharapkan pada 2011 nanti sudah meraih akreditasi A. Sebagaimana daur hidup produk lainnya STEIN akan mengalami phase Choose the value
Customer Segmen -tation
Focus on selected
Value Positi oning
pertumbuhan, kejenuhan, lalu declining apabila tidak dilakukan difrensiasi dan diversifikasi produk (Kotler:p.307) Untuk itu pada tahun 2006 dilakukan survei ke 10 SMK dan ditemukan bahwa besarnya uang kuliah dan motivasi untuk cepat bekerja menjadi halangan untuk meneruskan program studi Strata Satu. Dengan menerapkan strategi blue ocean, maka kemasan link and match dengan difrensiasi produk berupa proses input dengan spesifikasi industri, layanan awal berupa pelatihan soft skills dan pembekalan ketrampilan serta sertifikasi kompetensi, produk ini menjadi unggulan di Ibukota. STEIN pun telah memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi yang telah diakreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Value creation and delivery sequence (Kotler, p: 85)
Provide the value
Product Development
Service Development
Pricing
Distributing
Communicate the value Sales Force
Sales promotion
Advertising
Proses value chain dan urutan penyerahan produk kepada sasaran pasar dilakukan dengan proses berikut,al: Produk Utama lainnya di STEIN adalah Produk Semi Link and Match dan Grand Link and Match. Mahasiswa ini pada umumnya mampu membayar uang kuliah dan memilih kuliah dulu baru bekerja pada tahun ketiga atau sesudah selesai kuliah dan wisuda. Pada umumnya latar belakang ekonomi program ini, jauh lebih baik dibanding peserta program link and match. TINJAUAN TEORI 1. Segmentasi pasar/pelanggan Tim pemasaran STEIN mencari nich market yang cukup besar guna menciptakan persaingan tidak lagi menjadi permasalahan (blue ocean strategy), karena sebagai lembaga pendidikan yang baru tumbuh di tengah persaingan perguruan tinggi negeri dengan
perguruan tinggi swasta, harus ada keunggulan. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang telah menekuni pendidikan dan pelatihan berbasis vokasi, dilakukan studi ke SMK dan SMA. Untuk itu harus mampu meraih di atas permintaan pasar yang ada saat ini dengan memperbesar porsi permintaan baru dengan menciptakan pasar yang benar-benar baru. Chan Kim,p: 101-105. Dimulai dari pasar yang dilayani saat ini, sebagai tirket/level/tier 1, terus merambah ke tier-2 dan seterusnya ke tier-3. 2. Fokus pada segmen yang dipilih Dari hasil studi itu para siswa menginginkan lekas bekerja dan pembayaran uang kuliah tanpa dibebani uang pangkal. Hal ini sesuai dengan keinginan dan kebutuhan calon pelanggan. Pada umumnya lulusan SMK Pariwisata ingin bekerja namun ingin juga kuliah, ibarat two in one. Segmen pasar ini prlu dipuaskan supaya pangsa pasar STEIN lebih
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
2
besar. Tujuan pemasaran dalam hal ini mengutamakan pengembangan pangsa pasar. 3. Value positioning Paket produk mulai dari pengemasan produk berupa pembayaran tanpa uang muka, pelayanan pembekalan bekerja, penyaluran kerja dan proses belajar mengajar dengan uang angsuran setiap bulan. Pasar menerima kemasan ini dengan judul produk “Link and Match” 4. Pengembangan produk Para peminat produk ini mayoritas dari sekolah asal SMK pariwisata. Terutama golongan ekonomi lemah kategori B-bawah. Di mana keluarga ini mampu menyekolahkan satu atau dua orang anak hanya untuk jangka pendek, setelah lulus SMK. Untuk pendidikan berdurasi panjang seperti program Diploma Tiga atau Strata Satu, tidak mampu. Dari hasil studi diketahui bahwa target market seperti ini dapat dirangsang dengan harga dan system pembayaran serta produk dan layanan khusus, yang tidak mudah disaingi lembaga lain,Kim,p: 29-35. Menurut Chan Kim dan Renee Mauborgne, pengurangan beberapa factor dari standar industri dan menciptakan suatu layanan di atas industri merupakan kunci penerapan bersaing di suatu laut biru yang tenang tanpa pesaing. Produk Link and match, terdiri dari mahasiswa lulusan SMK yang telah diseleksi dengan janji produk,al: Mengikuti pelatihan intensif selama 4 bulan untuk mata kuliah berbasis kompetensi yang diakhiri dengan sertifikasi kompetensi. Setelah itu dikemas dan dipasarkan ke mitra industri yang sudah memiliki kerjasama erat dengan STEIN. Setelah itu kuliah berjalan regular di pagi hari atau malam hari sesuai jadual kerja masin-masing. Para mahasiswa yang sudah bekerja ini mulai mencicil uang kuliah setiap bulan. Pada saat rekrutmen mahasiswa cukup membayar uang kuliah untuk tiga bulan pertama. 5. Service development Layanan jemput bola, pelatihan membaca cepat dan soft skill berupa team building dan motivasi dilakukan setelah diterima menjadi mahasiswa. Setelah itu dilatih dengan beberapa unit kompetensi sebagai bekal memasuki dunia kerja. 6. Penetapan harga (Pricing) Penetapan harga sangat penting. Faktor harga bagaimanapun menjadi kendala utama bagi masyarakat golongan menengah bawah. Karena itu perumusan harga terjangkau menjadi bagian paling kritis. Di satu pihak STEIN membutuhkan biaya proses yang besar di sisi lain daya beli masyarakat sasaran pasar terbatas. Untuk itu diberi kemudahan membayar dengan
cara angsuran, segera setelah diterima bekerja di industri. 7. Distribusi Distribusi produk masih mengandalkan dua kampus, terbatas untuk wilayah Jabodetabek. Suatu saat akan menjadi ancaman, karena kemacetan yang semakin parah. 8. Sales force STEIN mempunyai departemen Pemasaran yang dijahitkan pada Puket III. Tim pemasaran mealukan korenpondensi, kunjungan, walk in interview, tes tertulis, pemberian hasil tes, sampai ke pendaftaran. 9. Sales promotion Sales promotion berupa program pemberian hadiah promotional material dan event seminar di kampus dilaksanakan pada periode tertentu. 10. Advertising Advertising, sampai sejauh ini tidak dilakukan karena factor kerahasiaan produk dan biaya. Nich market ini harus dilakukan dengan personal touch, dengan kiat menjemput bola. 11. Manajemen strategik Penerjemahan visi, misi, dengan lingkungan internal dan eksternal organisasi yang mungkin dibuat dan yang dikehendaki menjadi basis dalam menganalisis berbagai strategi yang dapat dipilih sebagai alternatifalternatif dalam suatu perusahaan. Setelah itu dibangun strategi umum, operasional dan beberapa kebijakan John Pearce p:19 – 25. Mengidentifikai seperangkat opsi dan mengimplementasi opsi tersebut sesuai sumber daya yang dimiliki maka disusun organisasi yang mampu menerapkan strategi terbaik yang dipilih untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. 12. Teori statistik Selanjutnya Supranto (hal:195) menjelaskan bahwa regresi berganda dapat digunakan untuk mengetahui hubungan linear antara dua varibel X dan Y di mana bila variable bebas lebih dari satu dinamakan regresi linear berganda. Hubungan tersebut dicontohkan dapat digunakan untuk mengetahui hubungan peningkatan penjualan dengan iklan dan variable lain yang dapat memengaruhi hasil Y. Formulanya: Y = b0+b1X1+b2X2+….bnXn Menurut J.Supranto (hal: 213), model logistik biasanya dipergunakan untuk mewakili data yang menggambarkan perkembangan/pertumbuhan yang mula-mula cepat sekali, tetapi kemudian melambat, di mana kecepatan pertumbuhannya makin berkurang sampai tercapai suatu titik jenuh
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
3
(saturation point). Contoh bentuk trend logistic sbb.: ′ = Pembayaran uang kuliah peserta program link and match pada tahun 2008 dan 2009 cukup bagus namun pada tahun 2010 ini menurun dengan cepat. Karena itu model logistik ini dapat dipergunakan untuk menggambarkan perkembangan tersebut. 12.1.Setelah itu akan dicek korelasi antara variable bebas. Bila terlalu dekat maka terjadi Multikolinearitas. 12.2. Setelah itu dicek pula heteroskadistisitas dan homoskedastisitas -nya 12.3. Setelah itu dicek autokorelasinya
X3 = Status mahasiswa bekerja atau tidak bekerja n= 207 orang Data yang dikumpulkan,al: 1. Data mahasiswa Program Link and Match 2007 sd 2010 (semester 7,5,3,1) 2. Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa semester 7,5,3,1 3. Status bekerja atau tidak bekerja 4. Posisi mahasiswa pada semester 7,5,3,1 PEMBAHASAN 1. Pengumpulan data dan pengolahan 1.1.Data mahasiswa diisi sesuai indeks prestasi kumulatif dengan skala: 1 sd 4 1.2. Data semester diisi sesuai posisi mahasiswa pada semenster diisi dengan nominal 1,3,5, dan 7 1.3. Data status bekerja diisi dengan ordinal bagi yang tidak bekerja dan 1 bagi yang tidak bekerja. 2. Pengolahan data dengan hasil sbb.:
METODOLOGI PENEELITIAN Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan maka alur proses penerapan metode adalah dengan tahapan berikut. Hubungan antara pembayaran uang kuliah dengan prestasi mahasiswa karena layanan proses belajar mengajar berupa indeks prestasi, status bekerja dan tidak bekerja dan posisi mahasiswa pada semester 1,3,5,7. Di mana: Y = Kepatuhan mahasiswa membayar uang kuliah X1 = Indeks Prestasi Kumulatif X2 = Lama mengikuti program
Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Model Entered Removed 1 Smster, Status, . IPK(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kpthn
2.1. Variabel dependen diisi (Kepatuhan membayar uang kuliah) dan yang lainnya variable independen, yaitu: IPK, Status dan Semester dengan hasil sbb.:
Method Enter
Model Summary Mode l 1
R .387(a)
R Square .149
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate .137 .401
a Predictors: (constant) Smster, Status, IPK. ANOVA(b) Sum of Squares Df Regression 5.745 3 Residual 32.690 203 Total 38.435 206 a Predictors: (constant) Smster, Status, IPK... b Dependent Variable: Kpthn
Model 1
Mean Square 1.915 .161
F 11.893
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
Significance .000(a)
4
Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Selected Cases Included in Analysis Missing Cases Total Unslected Cases Total a If weight is in effect ...
N
Percent
207
100.0
0 207 0 207
.0 100.0 .0 100.0
Dependent Variable Encoding Original Value tidak patuh patuh
Internal Value 0 1
Classification Table(a,b) Observed
Predicted Percentage Correct
Kpthn Step 0
Kpthn
tidak patuh patuh Overall Percentage
tidak patuh 156 51
Patuh
Wald 48.043
Df
Score 22.000 9.692 5.360 30.942
Df
0 0
100.0 .0 75.4
a Constant in the model ... b The cut value is .500 Variables in the Equation Step 0
Constant
B -1.118
S.E. .161
1
Sig. .000
1 1 1 3
Sig. .000 .002 .021 .000
Exp(B) .327
Variables not in the Equation Step 0
Variables
IPK STATUS SMSTR Overall Statistics
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1 Step 35.140 Block 35.140 Model 35.140
df
Sig. 3 3 3
.000 .000 .000
Model Summary Step 1
-2 Log likelihood 196.004
Cox & Snell R Square .156
Nagelkerke R Square .232
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
5
Classification Table(a) Observed
Predicted Percentage Correct
Kpthn Step 1
Kpthn
tidak patuh 147 36
tidak patuh Patuh
patuh 9 15
94.2 29.4 78.3
Overall Percentage a The cut value is .500 Variables in the Equation B Step 1(a)
IPK
S.E.
1.784
Wald
.448
df
Sig.
Exp(B)
15.871
1
.000
5.951
.834 .357 5.455 .173 .130 1.783 -7.209 1.351 28.479 a Variable(s) entered step 1 IPK, STATUS, SMSTR
1 1 1
.020 .182 .000
2.303 1.189 .001
STATUS SMSTR Constant
Dari hasil di atas ternyata IPK signifikan pada 1% da IPK pada 5% dapat diterima, namun Semester ternyata signifikan pada level 20% dan hal ini tidak dapat diterima dalam ilmu social pada umumnya diterima pada level 5%. Karena itu semester dieliminasi dengan hasil sebagai berikut:
Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Selected Cases Included in Analysis Missing Cases Total Unslected Cases Total
N 207 0 207 0 207
Percent 100.0 .0 100.0 .0 100.0
a If weight is in effect ... Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value tidak patuh 0 Patuh 1 Classification Table(a,b) Observed
Predicted Kpthn
Step 0
Kpthn
tidak patuh patuh
tidak patuh 156 51
patuh
Overall Percentage
0 0
Percentage Correct 100.0 .0 75.4
a Constant in the model ... b The cut value is .500
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
6
Variables in the Equation Step 0
B -1.118
Constant
S.E. .161
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Df Step 1 Step 33.360 Block 33.360 Model 33.360 Model Summary -2 Log Step likelihood 1 197.784
Cox & Snell R Square .149
2 2 2
Wald 48.043
df 1
Sig. .000
Exp(B) .327
Sig. .000 .000 .000
Nagelkerke R Square .221
Classification Table(a) Observed
Predicted Kpthn
Step 1
Kpthn
tidak patuh 150 40
tidak patuh patuh
patuh 6 11
Overall Percentage
Percentage Correct 96.2 21.6 77.8
a The cut value is .500 Variables in the Equation B Step 1(a)
IPK
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.448
17.289
1
.000
6.434
.881 .353 -6.711 1.298 a Variable(s) entered step 1 IPK, STATUS
6.226 26.737
1 1
.013 .000
2.414 .001
STATUS Constant
1.862
S.E.
Setelah dikeluarkan variable independen Semester maka kedua variable lain signifikan pada level 5%.
2.2.Berikut akan dicek hubungan antara kedua variable, apakah terjadi multikolenieritas? SPSS dapat digunakan untuk melihat korelasi kedua variable tersbut dengan hasil. Maka model persamaan kepatuhan membayar karena factor IPK dan Status bekerja/tidak bekerja, Y= -0.6711+1,862 IPK + 0.881 Status signifikan pada 5% selang kepercayaan.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
7
Coefficients(a) Unstandardize d Coefficients Std. B Error
Model
1
Standardized Coefficients Beta
(Constant)
IPK Status
Significanc e
t
-.458
.138
.240
.052
.305
.158
.057
.182
3.31 0 4.66 8 2.77 5
Collinearity Statistics Toleran ce VIF
.001 .000
.987
1.013
.006
.987
1.013
a Dependent Variable: Kpthn Ternyata tidak terjadi multikolinearitas, karena kedua variable tidak berhubungan erat dengan koefisien VIF mendekati 1 ( Purbayu Budi Santosa, Halaman: 240). 2.3. Langkah berikut dicek autokorelasi Model Summary(b)
Model 1
R .373(a)
Adjusted R Square .130
R Square .139
Std. Error of the Estimate .403
DurbinWatson 1.588
a Predictors: (constant) Status, IPK... b Dependent Variable: Kpthn Hasil analsis Durbin-Watson dibandingkan dengan nilai D-W pada tabel: 1. Populasi 207 pada tabel hanya 100 2. Variabel independen 2 (k2) 3. Ternyata hasilnya = 1.63 du= 1.69 4. Dengan demikian terjadi autokorelasi yang lemah Memperbaiki autokorelasi ini dengan melakukan langkah transformasi data, baik logaritma, ln, inverse ataupun dengan mengalikan nilai dengan factor kali. (Purbayu Budi Santosa, Halaman : 242) 2.4. Langkah berikut dicek heteroskedastisitas dan homoskedastisitas Residuals Statistics(a)
Unstandardized Predicted Value Standardized Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Unstandardized Residual Standardized Residual Studentized Residual Deleted Residual Studentized Deleted Residual Mahalanobis Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
-.24
.63
.25
.161
207
-3.017
2.399
.000
1.000
207
.037
.115
.047
.011
207
-.25 -.63 -1.570 -1.597 -.65
.65 .99 2.450 2.468 1.00
.25 .00 .000 .000 .00
.162 .401 .995 1.002 .406
207 207 207 207 207
-1.603
2.500
.003
1.006
207
.781 .000 .004
15.872 .031 .077
1.990 .005 .010
1.739 .006 .008
207 207 207
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
N
8
a Dependent Variable: Kpthn
Undefined error #61641 - Cannot open text file "C:\Program Files\SPSS\en 3
2
1
0
-1
-2 -4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Tidak terjadi penyebaran varian (heteroskedastisitas) melainkan membentuk garis lurus atau homoskedastisitas. Maka untuk itu perlu dilakukan pengubahan data. Menurut Purbayu, dapat dilakukan dengan mengunakan prosedur Weighted Least Square (Halaman: 244) Dalam SPSS saya ada masalah melanjutkan Weihgted Least Square ini, jadi penyelsaian soal ini baru sampai di sini.
KESIMPULAN 1. Dari tiga variable yang dimasukkan ke dalam regresi Logistik, ternyata dua yang signifikan yaitu Status bekerja/tidak bekerja dan IPK yang memengaruhi kepatuhan membayar. Diperoleh sebesar 77.4 % tidak patuh membayar uang kuliah dikarenakan status bekerja dan IPK rendah. Dari data yang ada, hal ini semestinya terbalik, karena bila bekerja akan cendrung membayar. Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut apakah mahasiswa yang bekerja memiliki tingkat kehadiran tinggi. Dan apakah monitoring ke tempat kerja dilakukan dengan adanya interaksi dengan pengguna tenaga kerja. Model Kepatuhan membayar Y= -0.6711+1,862 IPK +0.881 Status signifikan pada 5% selang kepercayaan. Nilai adjusted R-square sebesar 0.130 tidak memengaruhi kuatnya korelasi variable dependen dengan independen dalam model Logistik, melainkan likelihood-nya yang penting.
2.
3.
4.
5.
Dua variable independen ini dicek hubungannya apakah dekat. Hasil perhitungan VIF nilai kedua variable mendakati satu (1), dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas. Dalam uji autokorelasi terjadi autokorelasi yang lemah. Karena data jauh di atas 100 (n)maka kemungkinan autokorelasi ini dapat hilang bila telah mencapai 207(n). Namun demikian, fakta adanya autokorelasi dapat diubah datanya. Dalam pengecekan heteroskedastisiatas/ homoskedastisitas dilakukan uji regresi linear dan hasilnya ternyata terjadi homoskedastisitas. Seharusnya dilanjutkan dengan pengubangan data Weighted Least Square sebaaimana disarankan Purbayu (Halaman : 244), namun ada permasalahan teknis software SPSS. Disarankan agar penelitian lanjutan diubah data tersebut.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
9
DAFTAR PUSTAKA Kim,Chan W & Mauborgne, Renee, (2005), Blue Ocean Strategy: How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant, Harvard Business School Press, Boston.. Kotler, Philip (2010), Marketing Management, Millenium Edition, Prentice Hall,Inc., New Jersey, 2000 Lind,Douglass A. & Marchal, William G.Statistical Techniques in Business and Economics, Fourteenth Edition,McGraw-Hill International Edition, Boston. Lind, Douglass A. & Marchal, William G(2008), Statistical Techniques in Business & Economics with Global Data sets, McGraw-Hill, Thirteen Edition, Boston.
Pearce John A & Robinson Jr Richard B(2008), Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian (Terjemahan), Binarupa Aksara, Ciputat, Tangerang. Purbayu, Budi Santosa(2005), Analisis Statistik dengan Microsoft Excell & SPSS, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Siagian, Dergibson & Sugiarto(2008), Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supranto,Johanes (2008), Statistik: Metode dan Aplikasim Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
10